Bagaimana Komitmen
Leadership di Kabupaten
hingga 2007 Bojonegoro adalah
kabupaten termiskin nomer 3 di Jawa
Timur.
Menurut literatur kolonial Belanda, Bojonegoro selalu
digambarkan sebagai salah satu daerah termiskin dan paling
terbelakang di Pulau Jawa.
terlihat dari belum optimalnya pengelolaan sumber daya
oleh pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro sehingga
mengakibatkan tanah menjadi tandus dan hampir tidak ada
irigasi, lahan pertanian Bojonegoro berkualitas buruk,
•
Maret 2007 melalui pilkada langsung dan demokratis,
Suyoto atau akrab yang dipanggil Kang Yoto terpilih
sebagai bupati.
•
Bupati Bojonegoro inipun diberikan mandat dan
kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin
•
Visi :
“Terwujudnya Pondasi
Bojonegoro Sebagai
Lumbung Pangan Dan
Energi Negeri Yang
Produktif, Berdaya Saing,
Adil, Bahagia, Sejahtera
Dan Berkelanjutan”
Misi :
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, seimbang dan berkelanjutan melalui peningkatan industri pangan dan energi;
• Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri dan sejahtera;
Bupati Bojonegoro juga memberikan
komitmen kepada masyarakat
bahwa;
•
Komitmen pertama adalah menjamin para birokrasi
bekerja keras melayani rakyat.
•
Komitmen kedua adalah menjamin bahwa anggaran
untuk kepentingan rakyat.
•
Komitmen ketiga adalah transparan semua kebijakan dan
HASIL KERJA KERAS DAN KOMITMEN
DARI KEPEMIMPINAN KANG YOTO
INI MENGHASILKAN PRESTASI YANG
MAMPU MENGATASI SEGALA
PERSOALAN YANG DIHADAPI OLEH
MASYARAKAT KABUPATEN
setiap tahunnya terus mengalami perbaiakan, angka presentase orang miskin dikabupaten bojonegoro semakin sedikit dan juga dari segi presentasenya pun semakin menutun dari tahun ke tahunnya.
Data tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bojonegoro pada tahun 2015 mencapai 19,47 % dan indek ratio gini 0,24 %. Dalam hal ini
Kabupaten bojonegoro termasuk 10 kabupaten di jawa timur yang berhasil cepat menurunkan angka kemiskinan dari 28,31 persen pada tehun 2008 menjadi 13,98 persen di tahun 2015. Pencapaian pertasi yang baik ini tidak dapat terlepas dari
komitmen kepala daerah kab. Bojonegoro itu sendiri untuk memerangi kemiskinan dan membuat Kabupaten Bojonegoro ini menjadi Kabupaten yang lebih baik.
Mengurangi Angka Kemiskinan
Kemiskinan 2009 2010 2011 2012 2013 Garis kemiskinan (Rp) 192 764 211 213 230 397 246 454 263 439
Penduduk miskin (000 jwa) 262.04 227.20 212.86 203.30 196
Penduduk miskin (%) 21.27 18.78 17.47 16.60 15.95
• Menjaga Harmoni antar kekuatan politik
Sebagai kepala daerah Kang Yoto dinilai begitu piawai menjaga harmonisasi antar kekuatan politik, baik dengan DPRD setempat, partai politik hingga rakyat yang dipimpinnya. Untuk menjaga hubungan tersebut Kang Yoto menggunakan komunikasi santun dan saling menghormati.
Mengatasi Banjir
• Kabupaten Bojonegoro dibelah oleh Bengawan Solo, yang dialiri juga oleh sungai-sungai yang berasal dari 14 kabupaten disepanjang bengawan solo yang hulunya berada di Solo Jawa Tengah. Sejak berabad-abad, beberapa desa dikabupaten Bojonegoro yang dekat dengan bengawan Solo selalu mengalami banjir dan membuat penderitaan secara ekonomi.
• Tetapi setelah kang Yoto menjadi bupati, paradigmanya dirubah bahwa
banjir bukan sumber penderitaan, rakyat harus hidup harmoni dengan banjir dengan menata pola tanam padi yang tepat bagi daerah sekitar bengawan solo, menanam pohon buah yang tahan terhadap banjir dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi rakyat baik dari sisi hasil buah yang bias dijual juga sebagai tempat wisata seperti ebun belimbing, kebun jambu . Saat
Solusi atasi kekeringan
•
Menjaga kerukunan antar-intra pemeluk agama dan merawat
kebhinekaan
Kehidupan kerukunan umat beragama di Bojonegoro terjalin dengan
sangat bagus, kang Yoto mampu menjembatani semua persoalan SARA
di kabupaten Bojonegoro. Kang Yoto mengayomi seluruh agama yang
ada di Bojonegoro, hubungan sangat baik dengan para ulama
,mengayomi semua lapisan golongan dan agama Kang Yoto berhasil
memenuhi kerinduan umat nasrani untuk memiliki tempat ibadah yang
dinanti selama puluhan tahun dan sulit terwujud pada pemerintahan
•
Melakukan Pembangunan Mental Manusia dan Infrastruktur
Model pembangunan yang dilakukan Kang Yoto begitu
komprehansif. Langkah awal yang dilakukan olehnya adalah
membangun mental rakyat Bojonegoro. Prinsip gotong
royong, tenggang rasa, saling menghormati ditanamkan begitu
erat. Begitu prinsip tersebut tertanam erat dalam diri rakyat
Bojonegoro maka secara sukarela mereka bekerja
•
Inovasi dan Terobosan dalam Pemerintahan
•
Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Rakyat
•
Fasilitas Kesehatan untuk Rakyat
•
Reputasinya diakui dunia internasional
Untuk penghargaan terhadap keberhasilan Kang Yoto selama 8
tahun memimpin Bojonegoro, lebih dari 100 penghargaan yang
diterima mulai penghargaan Internasional dengan meraih SDSN
Award dari lembaga PBB pada saat pertemuan APEC karena
Bojonegoro dinilai berhasil membawa Bojonegoro dalam
pembangunan berkelanjutan, juga penghargaan pada tingkat
nasioal seperti meraih penghargaan lingkungan (adipura),