PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Kesehatan
Oleh :
HENY KRISTANTO S540907126
PROGRAM PASCA SARJANA
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
Disusun oleh :
Heny Kristanto
S 540907126
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ NIP. 130 543 191
Januari 2009
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 131 918 507
Januari 2009
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
Disusun oleh :
Heny Kristanto
S 540907126
Telah disahkan oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ NIP. 130 543 191
Pebruari 2009
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 131 918 507
Pebruari 2009
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Heny Kristanto
NIM : S540907126
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa usulan tesis saya yang berjudul :
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI adalah benar –
banar karya sendiri. Hal – hal yang terdapat dalam usulan tesis ini dan bukan
merupakan karya saya, diberikan tanda kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila diketahui dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka
saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan usulan tesis.
Surakarta, Januari 2009
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan rahmat, hidayah dari Allah S.W.T, sehingga saya
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan, dapat
menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Sentuh
Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri “.
Penyusunan usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Yth. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana
di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Yth. Direktur Program Pascasarjana beserta Staff Universitas Sebelas Maret
Surakarta, atas kebijakan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selama
menempuh pendidikan.
3. Yth. Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKK, selaku Ketua
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi
4. Yth. Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan perhatian untuk penulis dalam penyelesaian usulan
penelitian.
5. Yth. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
saran dan arahan dalam penyusunan usulan penelitian.
6. Yth. Ketua dan Anggota Yayasan Dharma Husada Kediri, atas kesempatan dan
dukungan finansial kepada penulis dalam menempuh pendidikan Program
Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Yth. Direktur Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri atas kesempatan
dan ijin yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan Program
Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Yth. Pembantu Direktur II dan III Akademi Keperawatan Dharma Husada
Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan
Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Rekan – rekan dosen tetap, staf tata usaha Akademi Keperawatan Dharma
Husada Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh
pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis dalam
menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret
11. Istri dan anak – anakku yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis
dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
12. Rekan – rekan seangkatan Kelas Pararel Kediri dan segenap pengelola
pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta
bantuan dan kerjasamanya.
Selanjutnya penulis sangat menyadari bahwa usulan penelitian yang telah
disusun jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari
berbagai pihak guna perbaikan dan kesesuaian dari usulan tesis yang telah disusun.
Surakarta, Januari 2009
ABSTRAKSI
Heny Kristanto, S540907126, Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri, Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009
Gangguan pertumbuhan bayi disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang memadai. Dari tahun ke tahun, tercatat angka kelahiran bayi masih tinggi, termasuk angka kelahiran di Kota Kediri. Mengingat tingginya angka kelahiran dan usia bayi sebagai masa potensial dalam pertumbuhan, maka harus dilakukan upaya mengoptimalkan pertumbuhan bayi, salah satunya dengan dilakukan terapi sentuh. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan adanya perbedaan antropometri pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri
Rancangan penelitian menggunakan Randomized Control Trial, teknik pengambilan sampling total sampling, sample dalam penelitian berjumlah 20 bayi. Variabel penelitian adalah terapi sentuh ( variabel independent ) dan antropometri bayi (variabel dependent).
Dari hasil pengolahan data antropometri dengan menggunakan uji ANOVA dan uji t pada sampel dependent, didapatkan peningkatan yang signifikan pada tinggi badan bayi (kelompok perlakuan pada minggu ke 4, kelompok kontrol pada minggu ke 5) dan juga terjadi peningkatan yang signifikan pada berat badan (kelompok perlakuan pada minggu ke 5, kelompok kontrol pada minggu ke 6). Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol.
Peningkatan tinggi badan yang signifikan disebabkan oleh adanya sekresi neurochemical beta-endorphine akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang selanjutnya akan menyebabkan disekresikannya hormon pertumbuhan. Adanya peningkatan berat badan yang signifikan , disebabkan oleh adanya perangsangan nervus vagus yang kemudian meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol disebabkan karena pertumbuhan sel otak yang lebih lambat.
ABSTRACT
Heny Kristanto, S540907126, The Effect of The Touché Therapy On The Anthropometry for Infants In Working Area Service of The Public Health Center Pesantren I Kediri. This Thesis is for The Magisteral Medical Study Program for Family, The Post – Graduate Program Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009
The hindrance of infant development is caused by unbearable environmental factor. From year to year, it has been recorded that the infant natal figure is still high, including the natal figure in Kediri – City. Since the high infant natal figure and the infant age as the potential period for development, therefore, it should be optimally cared the development for infant, one of them is done by touché therapy. The objective of the research is to prove that there is a difference between infant cared with anthropometry therapy using touché therapy in working area service of the Public Health Center Pesantren I Kediri.
The research plan uses the Randomized Control Trial, the collecting sampling technique uses Total Sampling, and the total sample is 20 infant. Variable research is touché therapy (independent variable) and infant anthropometry (variable dependent).
From the result of processing data of anthropometry by using ANOVA test and T test on dependent sample, it can be obtained the significant improvement on the height of the infant (for the treatment group on the 4th week observation, the control group on the 5th week observation and the control group on the 6th week observation). No significant improvement for the head circle of the infant for the treatment control group.
The significant improvement on the height is caused by the secretion of Neuro-chemical beta-endorphin the result of the touché therapy treatment, and later it can cause the discretion of hormonal development. The significant improvement on the weight is caused by the stimulus of the nervous vagus that can increase the level of gastric and insulin absorption enzyme. No significant improvement on the head circle of the infantfor the treatment and control groups is caused by the very slow development of the brain cell.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...iii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRAC ... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR SKEMA... xv
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan... 5
1. Tujuan Umum... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
1. Manfaat Teoritik ... 6
2. Manfaat Aplikatif ... 6
1. Definisi Pertumbuhan ... …7
2. Dasar Biologis Pertumbuhan ... 7
3. Pertumbuhan Setelah Lahir ... 8
4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ... 9
5. Teknik Pengukuran Pertumbuhan ... 10
6. Parameter Penilaian Pertumbuhan ... 12
B. Terapi Sentuh Pada Bayi ... 15
1. Definisi Terapi Sentuh... 15
2. Macam dan Tehnik Terapi Sentuh... 15
3. Mekanisme Dasar Terapi Sentuh ( Fisiologi ) Pada Bayi ... 16
4. Manfaat Terapi Sentuh Pada Bayi ... 17
5. Posisi Terapi Sentuh ... 26
6. Langkah – langkah Terapi Sentuh ... 26
7. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Terapi Sentuh... 27
8. Teknik Terapi Sentuh ... 28
C. Air Susu Ibu ( ASI ) ... 32
1. Proses Pembentukan ASI... 32
2. Kandungan ASI ... 33
3. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu ... 35
4. Lama Pemberian ASI... 36
5. Frekuensi Penyusuan ... 36
6. Pemberian ASI Bagi Ibu Bekerja ... 36
D. Kerangka Teoritis ... 37
E. Hipotesis Penelitian... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Rancangan Penelitian ... 38
1. Tempat Penelitian ... 38
B. Data dan Sumber Data ... 40
C. Populasi dan Sampel ... 40
1. Populasi ... 40
2. Sampel ... 40
3. Besar Sampel ... 41
4. Teknik Sampling... 41
D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42
1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 42
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
1. Deskripsi Penelitian ... 44
2. Penyajian Data ... 45
a). Data dan Sumber Data ... 47
b). Data Khusus ... 52
B. Pembahasan ... 64
1. Tinggi Badan Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh... 65
2. Berat Badan Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh ... 66
3. Lingkar Kepala Bayi yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Terapi Sentuh ... 68
C. Keterbatasan Penelitian ... 69
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Berat Badan Dan Tinggi Badan Rata – Rata Usia Bayi... 13 Tabel 2 Perbandingan Tinggi Badan Bayi Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol...52 Tabel 3 Uji Benferoni Pada Pertambahan Tingg Badan Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 53 Tabel 4 Uji t Perbedaan Tinggi Badan Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol.... ... 54 Tabel 5 Perbandingan Tinggi Badan Pretest dan Berat Badan
Perlakuan Pada Kelompok Perlakuan.... ... 55 Tabel 6 Pertambahan Berat Badan Pada Kelompok Perlakuan
Dan Kelompok Kontrol... 56 Tabel 7 Uji Benferoni Pada Pertambahan Berat Badan Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 57 Tabel 8 Uji t Perbedaan Berat Badan Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol.... ... 58 Tabel 9 Perbandingan Berat Badan Awal dan Berat Badan
Selama Perlakuan.... ... 59 Tabel 10 Peningkatan Lingkar Kepala Pada Kelompok Perlakuan
Dan Kelompok Kontrol... 60 Tabel 11 Peningkatan Lingkar Kepala Pada Kelompok
Perlakuan Dan Kelompok Kontrol... 61 Tabel 12 Uji t Perbedaan Lingkar Kepala Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol... 62 Tabel 13 Perbandingan Lingkar Kepala Pretest dan Berat Badan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Timbangan Bayi.... ... 11
Gambar 2 Papan Pengukur (infantometer)... 11
Gambar 3 Pita Pengukur .... ... 12
Gambar 4 Data Umur Ibu bayi... 47
Gambar 5 Data Pekerjaan Ibu bayi.... ... 48
Gambar 6 Data Pendidikan Ibu bayi.... ... 49
Gambar 7 Data Pola Pengasuhan Anak.... ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian.... ... 76
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam ...77
Lampiran 3 Tabulasi Data Pedoman Wawancara Mendalam ...79
Lampiran 4 Data Umum Ibu Bayi...80
Lampiran 5 Uji Prasyarat Asumsi ...87
Lampiran 6 Lembar Evaluasi Kemampuan Ibu Dalam Latihan Terapi Sentuh ...136
Lampiran 7 Rekap Kemampuan Ibu Dalam Latihan Terapi Sentuh ...137
Lampiran 8 Lembar Observasi Antropometri Bayi ...138
Lampiran 9 Pengolahan Tabulasi Data Pengukuran Antropometri ...148
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian ...167
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan bayi tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau hanya faktor lingkungan (nurture) saja, akan tetapi kedua faktor mempunyai peran yang sama dalam pertumbuhan bayi. Dalam pencapaian pertumbuhan yang
optimal, setiap bayi mempunyai potensi biologisnya sendiri – sendiri. Potensi biologis atau faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses pertumbuhan bayi. Potensi biologis yang bermutu diharapkan dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Di negara – negara berkembang tidak terkecuali Indonesia, gangguan pertumbuhan bayi disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk pertumbuhan bayi. Kewaspadaan untuk mengetahui pertumbuhan bayi pada setiap tahapan usia sangat perlu dilakukan, dengan cara pengukuran pada bagian – bagian tubuh bayi. Pengukuran bagian tubuh pada
bayi, dimaksudkan untuk menentukan dan membandingkan norma – norma untuk jenis kelamin dan usia, sehingga dapat ditentukan pertumbuhan bayi sesuai dengan usia atau mengalami keterlambatan. Pertumbuhan yang terjadi pada bayi
Susu Ibu (ASI) saat bayi meminta (on demand) agar produksi ASI dan pertumbuhan bayi optimal. Isapan si kecil dan pengosongan komplit payudara
merupakan rangsangan terbaik untuk meningkatkan jumlah ASI. Selain dari pada itu ASI bukan hanya sekadar kaya nutrisi, namun ASI adalah materi hidup, yang juga mengandung enzim yang membantu agar pencernaan bayi bisa menyerap
nutrisi dengan baik. Pada awal kehidupan bayi lebih sering menyusu sekitar 8-12 kali per hari. Bayi yang mendapat ASI dengan baik, akan tumbuh menjadi bayi yang sehat, pintar. Kecukupan dalam mendapatkan ASI, bukan hanya sekedar
kodrat akan tetapi merupakan usaha (kemampuan untuk menghisap) dari bayi itu sendiri dan produksi ASI. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecukupan ASI bagi bayi, diantaranya adalah ibu meningkatkan
konsumsi sayuran, cairan dan buah. Semua upaya untuk meningkatkan produksi ASI lebih sering difokuskan pada ibu, tetapi bayi yang mengkonsumsi dan sebenarnya walaupun tidak secara langsung, mempunyai peran dalam produksi
ASI tidak pernah mendapatkan perhatian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi ASI, meningkatkan keinginan bayi untuk menetek dan mencegah gangguan pertumbuhan bayi adalah dengan dilakukannya terapi
pijat pada bayi.
Pada tahun 2007 angka kelahiran bayi di Propinsi Jawa Timur mencapai 594.265 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun yang sama angka kelahiran
Kesehatan Kota Kediri, pada bulan September, tercatat 140 kelahiran bayi dan dari sembilan puskesmas di wilayah Kota Kediri, tercatat Puskesmas Pesantren I
memiliki angka kelahiran tertinggi, sejumlah 20 kelahiran.
Sentuhan adalah indera pertama yang dikembangkan oleh embrio ketika
ia bergerak – gerak dan dipijat dalam kandungan dan pada saat itu janin
dilingkupi oleh cairan amniotic. Ketika bayi secara perlahan – lahan mulai masuk
ke jalan lahir, maka ia akan menerima sebuah pijatan yang berguna untuk
mempersiapkanya menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Setelah bayi
lahir, mereka memerlukan rasa tentram yang dihasilkan oleh sentuhan penuh
cinta. Praktik pijat terus berlanjut sepanjang rentang kehidupan sang bayi dan
pijat juga diberikan pada bayi – bayi serta orang dewasa. Terapi sentuh mampu
menciptakan hubungan kasih sayang yang kuat antara ibu, ayah dan bayi.
Mekanisme dasar pijat bayi memang belum banyak diketahui, namun kini para
pakar sudah mempunyai beberapa teori serta mulai menemukan jawaban. Ada
beberapa mekanisme yang dapat menerangkan pengaruh pijat bayi terhadap berat
badan, antara lain pengeluaran beta endorphin dan aktivitas nervusvagus. Selain
itu pijatan mampu meningkatkan saraf otonom, yakni saraf – saraf yang antara
lain bertanggungjawab atas kelangsungan kerja otot polos, misalnya otot – otot di
usus. Saraf otonom merangsang pelepasan hormon yang membantu penyerapan
makanan, dengan demikian secara tidak langsung terapi sentuh memperbaiki
tanggal 12 Agustus 2008). Terapi sentuh secara tidak langsung dapat
meningkatkan berat badan pada bayi. Dr. Akira Prayudijanto, Sp.A bersama
rekan dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair /RSU Dr. Soetomo Surabaya
bahwa terdapat perbedaan pertambahan berat badan dan panjang badan secara
bermakna antara bayi prematur yang dilakukan terapi sentuh dengan bayi
prematur yang tidak dilakukan terapi sentuh. Pada pengamatan selama 16 minggu
yang dilakukan oleh Dr.Ina Rosalina, Sp.A dan rekan dari FK Unpad/RSU Dr.
Hasan Sadikin Bandung terhadap 40 bayi (20 bayi laki – laki dan 20 bayi
perempuan), bayi cukup bulan dan normal, berat badan lahir lebih dari 2.500
gram dan akan diberikan ASI ekslusif hingga minimal 4 bulan, didapatkan
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan berat badan bayi yang sangat
bermakna antara kelompok pemijatan dan kontrol pada masing – masing jenis
kelamin. Berbagai manfaat terapi sentuh yang berhubungan dengan percepatan
pertumbuhan pada bayi telah diteliti, diantaranya adalah pengaruh terapi sentuh
terhadap aktivitas nervus vagus, sekresi hormon pertumbuhan dan penurunan
catecholamine.
Bayi cukup bulan, lahir dengan kelebihan cairan dan selanjutnya akan
kehilangan berat badan 5-10% dari berat lahir dan akan kembali ke berat lahir
semula dalam beberapa hari. Berat badan bayi akan kembali sesuai berat badan
lahir pada hari ke-10 atau selambat - lambatnya hari ke-14. Peningkatan berat
badan yang cukup pesat pada bayi terjadi pada bulan pertama kelahiran sampai
dengan akhir tahun pertama. Terjadinya peningkatan berat badan bayi terutama
jika bayi hanya mendapat ASI yang adekuat. ASI mengandung nutrisi terbaik
untuk kesejahteraan bayi, akan tetapi tidak setiap bayi bisa mendapatkan dan
tidak setiap ibu mau memberikan ASI.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian guna
membuktikan pengaruh terapi sentuh yang dilakukan secara teratur terhadap
peningkatan antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) bayi di
wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri.
B. Rumusan Masalah
Apakah terapi sentuh yang dilakukan secara teratur pada bayi dapat
meningkatkan antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala) bayi
di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri.?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membuktikan adanya perbedaan antropometri pada bayi yang
dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas
Pesantren I Kota Kediri.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan adanya perbedaan tinggi badan pada bayi yang dilakukan
b. Membuktikan adanya perbedaan berat badan pada bayi yang dilakukan
dan tidak dilakukan terapi sentuh
c. Membuktikan adanya perbedaan lingkar kepala pada bayi yang dilakukan
dan tidak dilakukan terapi sentuh
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Dengan diketahui mekanisme peningkatan berat badan bayi, maka
secara teori pelaksanaan terapi sentuh dapat digunakan sebagai salah satu
teknik untuk mengatasi masalah pertumbuhan bayi.
2. Manfaat Aplikatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan
1. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh
atau sebagian organisme. (Sacharin R, 2001 : 3)
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel dan organ, yang biasa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik. (Soetjiningsih, dr. DSAK, 2006 : 1)
Merupakan pertambahan jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur. (Hidayat A.A, 2005 : 15)
2. Dasar Biologis Pertumbuhan
Jaringan hidup, matang atau embrionik, terdiri dari sel – sel dan bahan
interseluler dan sebagian besar dari embriologi berkaitan dengan perubahan –
perubahan dalam bentuk, posisi yang relatif dan aktifitas – aktifitas dari sel –
sel. Kendatipun perubahan – perubahan selama perkembangan kehidupan
organisme ini, perbedaan yang ditimbulkannya, sebagian besar sel – sel
3. Pertumbuhan Setelah Lahir
a. Pertumbuhan Tinggi Badan
Pada saat lahir panjang badan bayi sekitar 50 – 55 cm dan untuk mencapai tinggi badan orang dewasa (sekitar 175 cm), ia harus tumbuh tiga setengah kali panjang badan awal.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seragam sepanjang hidup. Sebelum lahir
kecepatan pertumbuhan maksimum terjadi pada bulan ke empat pada
kehidupan janin, dengan kemajuan yang melambat sesudahnya.
Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan bayi dan anak pada
hakekatnya disaat lahir, bayi bertumbuhdengan sangat cepat.
Pada tahun pertama setelah kelahiran, panjang badan bertambah dengan
sekitar 50 persen dan pada tahun kedua bertambah dengan 12 sampai 13
cm. Sesudahnya pertumbuhan dalam tinggi badan menetap dengan
kecepatan pertumbuhan sekitar 5 sampai 6 cm per tahun.
b. Pertumbuhan Berat Badan
Pada saat lahir, bayi aterm mempunyai berat rata – rata 3,5 dalam rentang
berat sekitar 2,7 sampai 4,5 Kg. Berat badan lebih bervariasi
dibandingkan dengan panjang badan dan lebih tergantung pada
lingkungan ibu daripada faktor – faktor genetik anak. Anak perempuan
aterm rata – rata lebih ringan sekitar 14 g dibandingkan dengan anak laki
– laki yang aterm dan seorang anak kembar mempunyai berat badan
sekitar 680 g kurang dari bayi tunggal. Urutan anak dalam keluarga
merupakan faktor dalam berat lahir kemudian cenderung agak lebih berat
dari anak yang lahir pertama kali.
Pertambahan berat badan rata – rata seorang bayi selama bulan pertama
sekitar 200 g per minggu, pada 3 bulan kedua 150 g per minggu dan pada
tahun kedua 42 g per minggu.
Pada akhir tahun pertama, berat badan sekitar kelipatan tiga pada akhir
tahun kedua telah menjadi kelipatan empat.
c. Pertumbuhan Ukuran Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial dan untuk menaksir
pertumbuhan otak. Menurut Nellhaus, pertumbuhan kepala tidak
dipengaruhi oleh suku bangsa, ras dan kondisi geografis. Pertumbuhan
lingkar kepala paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu
dari rata – rata 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6
bulan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a. Faktor Heredokonstitusionil
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa
embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Perlu diingat,
bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan
bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Jenis kelamin pada umur
tertentu, pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lainnya.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang juga ikut menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Lingkungan yang dimaksud sebagai sebagai
faktor yang ikut menentukan tercapainya potensi bawaan adalah lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” baik pranatal maupun pascanatal.
5. Teknik Pengukuran Pertumbuhan
Ketepatan dan ketelitian cara pengukuran sangat penting dalam menilai
pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara pengukuran
akan mempengaruhi hasil pengamatan. Sehingga peralatan yang digunakan untuk pengukuran harus sama untuk pengukuran pertama sampai pengukuran
selanjutnya.
a. Pengukuran Berat Badan.
Pengukurannya dilakukan dengan memakai alat timbangan yang harus ditera secara berkala. Jenis dan merek alat timbangan yang dipakai tergantung dari umur anak, khususnya berat badan anak. Pada balita
dipakai timbangan dengan derajat selisih skala 10 – 50 g. Untuk beberapa kali pelaksanaan penimbangan, alas timbangan yang digunakan harus
sama dan tidak basah. Selanjutnya bayi yang dilakukan penimbangan hanya mengenakan popok. Terkait dengan pengukuran berat badan bayi,
dibawah ini adalah gambar timbangan bayi. Gambar. 1 Timbangan Bayi
b. Pengukuran Tinggi Badan
Pada anak usia di bawah 5 tahun, pengukuran dilakukan dengan
berbaring. Anak sebaiknya diletakkan di atas meja dengan alas keras.
Panjang tongkat pengukur tidak boleh kurang dari 125 cm. Pengukuran
dilakukan dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala bayi. Terkait
dengan pengukuran tinggi badan bayi, dibawah ini adalah gambar alat
ukur tinggi badan / panjang badan bayi.
c. Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran ini terutama dilakukan pada bayi sampai usia 3 tahun.
Pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan cara meletakkan pita ukur
pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela. Selanjutnya alat
yang digunakan untuk pengukuran lingkar kepala bayi, seperti gambar
[image:30.612.231.440.300.440.2]dibawah ini.
Gambar. 3 Pita Pengukur
6. Parameter Penilaian Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak terjadi secara statis akan tetapi suatu proses perobahan,
dimana seorang anak dapat tumbuh normal sesuai usia atau gagal tumbuh
atau baru sembuh dari gangguan pertumbuhan. Penilaian pertumbuhan pada
anak perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk menentukan dan
mengetahui pertumbuhan dibandingkan dengan usia anak. Untuk mengetahui
pertumbuhan anak digunakan parameter – parameter tertentu, yang meliputi
a. Berat Badan
Hampir semua bayi cukup bulan menunjukkan karakteristik ukuran
pertumbuhan. Selain itu berat badan merupakan salah satu antropometri
yang menggambarkan tentang massa tubuh (tulang, otot, lemak).
Keadaan tidak normal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu dapat lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
b. Tinggi Badan
Ukuran tinggi badan merupakan salah satu jenis antropometri yang
[image:31.612.170.511.404.687.2]sering digunakan dalam menilai kecukupan gizi anak.
TABEL 1. BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN RATA – RATA USIA BAYI
UMUR (bulan)
BERAT (gram) TINGGI (cm)
Standar 80% standar
Standar 80% standar
Lahir 3.400 2.700 50,5 40,5
0 – 1 4.300 3.400 55,0 43,5
2 5.000 4.000 58,0 46,0
3 5.700 4.500 60,0 48,0
4 6.300 5.000 62,5 49,5
5 6.900 5.500 64,5 51,0
6 7.400 5.900 66,0 52,5
7 8.000 6.300 67,5 54,0
8 8.400 6.800 69,0 55,5
9 8.900 7.100 70,5 56,5
10 9.300 7.400 72,0 57,5
11 9.600 7.700 73,5 58,5
- 2 SD (2%) + 2 SD (98%)
c. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala perlu dilakukan secara rutin dan berkala,
terutama dalam masa 6 bulan pertama kelahiran. Ukuran lingkar kepala
bayi mempunyai korelasi dengan masa otak yang tersimpan didalamnya.
[image:32.612.168.511.272.691.2]Dibawah ini adalah grafik ukuran lingkar kepala bayi.
GRAFIK 1. LINGKAR KEPALA USIA BAYI
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 2 4 6 8 10 30
32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62
B. Terapi Sentuh Pada Bayi
Sentuhan sangat penting bagi bayi, terutama pada bayi yang lahir prematur
dan bayi yang sedang dalam perawatan khusus. Bayi – bayi yang lahir melalui
operasi caesar dan karenanya tidak menerima pijatan melalui jalan lahir juga
membutuhkan banyak sentuhan. (Becker, 2007 : 133 – 134)
Berikut akan diuraikan tentang praktik terapi sentuh pada bayi, yang terdiri
dari beberapa bagian; meliputi : definisi, macam dan teknik, mekanisme dasar
pijat bayi, manfaat, dan teknik pemijatan
1. Definisi Terapi Sentuh
Terapi sentuh adalah kebersamaan dan saling bersentuhan secara fisik
dan emosi.
2. Macam dan Tehnik Terapi sentuh
a. Bayi prematur, melalui 3 (tiga) tahapan :
1). Memegang tanpa mengusap (hand containment / a nonstroke hold)
2). Metode kaguru (skin to skin contac )
3). Pijat premature, dengan tahapan : memberi rangsangan raba,
kinestetik, dan rangsangan raba.
b. Bayi usia 0 – 1 bulan
Disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan – usapan halus.
Sebelum tali pusar bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di
c. Bayi usia 1 – 3 bulan
Disarankan gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang
singkat.
d. Bayi usia 3 bulan – 3 tahun
Disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang
semakin meningkat.
3. Mekanisme Dasar Terapi Sentuh (Fisiologi) Pada Bayi
Mekanisme dasar pijat bayi memang belum banyak diketahui, namun
kini para pakar sudah mempunyai beberapa teori serta mulai menemukan
jawaban. Ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme
dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphin, aktivitas
nervusvagus dan produksi serotonin.
a. Beta endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan
Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Aktivitas nervusvagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan
Pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervusvagus (saraf
otak ke – 10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim
penyerapan gastrin dan sekresi insulin, dengan demikian penyerapan
makanan akan menjadi lebih baik, sehingga berat badan bayi yang
dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat. Aktivitas
Penyerapan makanan yang menjadi lebih baik karena peningkatan
aktivitas nervusvagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih
sering menyusu pada ibunya.
c. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neirotransmitter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid
(adrenalin). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar
hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan hormon stress ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM dan IgG.
d. Mengubah Gelombang Otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lelap, meningkatkan kesiagaan
(alertness) dan konsentrasi, karena pijatan akan mengubah gelombang
otak, yaitu dengan menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan
gelombang beta serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan Electro Enchepalo Gram
(EEG).(Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 12 Juli 2008).
4. Manfaat Terapi Sentuh Pada Bayi
a. Efek Biokimia dan Fisik Yang Positif
1). Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain :
a). Menurunkan kadar hormon stress (cortisol, norepinephrine, dan
b). Meningkatkan kadar serotonin (Roesli, 2001 : 24)
c). Normalkan glukosa darah
d). Perpendek masa perawatan dengan stimulasi taktil atau
kinestetik
e). Menurunkan gejala kecemasan
f). Atasi sembelit
(Sari, http:// www.gayahidupsehatonline.com, diakses tanggal 12 Juli 2008).
2). Efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik/klinis sebagai berikut:
a). Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem immunitas
(sel pembunuh alami).
b). Mengubah gelombang otak secara positif.
c). Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.
d). Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e). Meningkatkan berat badan.
f). Meningkatkan volume ASI
g). Mengurangi depresi dan ketegangan.
h). Meningkatkan kesiagaan
( Roesli, 2001 : 24 )
i). Mengurangi resiko pegal otot dan menurunkan kadar kreatin
kinase (enzim yang diperlukan otot untuk berkontraksi)
k). Terbukti efektif mencegah pegal jangka pendek
l). Pijatan ringan dapat menurunkan detak jantung dan tekanan
darah
(Bunda dan Balita, 2002 : 11)
m). Membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan tubuh
bayi
n). Membantu bayi dalam pengenalan diri
o). Bayi akan tidur lebih lelap
p). Meningkatkan kecerdasan bayi
(Seri Ayah Bunda, 2007 : 90)
b. Efek fisiologis
1). Sistem Peredaran Darah
Kegunaan pijat pada sistem peredaran darah akan meningkatkan
aliran darah dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang,
baik darah arteri maupun darah vena. Pijatan dilakukan dengan
tekanan yang agak dalam (kurang lebih) pada seluruh permukaan
tubuh bayi.
Sentuhan akan merangsang peredaran darah dan akan
menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih
banyak dikirim ke otak dan keseluruh tubuh (Kautsar, http://
2). Sistem Limfatik
Sistem limfatik mempunyai tekanan lebih rendah dan lebih
lambat alirannya dibanding darah serta tidak kontraktil, artinya kerja
sistem tergantunggaya gravitasi, gerakan oto, sendi serta tekanan dari
luar. Oleh karena itu pijat sangat berperan untuk aliran limfatik.
Racun dan sampah tubuh akan dialirkan ke pembuluh darah untuk
dinetralisir, bengkak/edema akan berkurang. Karena kelenjar limfe
dapat dipacu oleh pijat maka pembentukan limfosit akan meningkat,
dengan kata lain aliran limfe menjadi lancar dan jumlah limfosit
yang meningkaat akan meningkatkan sistem kekebalan yang dapat
membantu mencegah infeksi dan penyakit. Sel yang membunuh
bakteri akan tiba ditempat infeksi lebih cepat.
3). Kulit
Pijat akan memberikan rasa nyaman karena kulit banyak
dipenuhi oleh reseptor sakit, tekanan dan gerakan. Rangsangan pada
reseptor tersebut akan menyebabkan perubahan reaksi reflek seperti
pelebaran pembuluh darah, relaksasi otot dan pori-pori akan terbuka.
Pijat akan membawa panas kepermukaan kulit dan membuka
pori-pori serta mengeluarkan keringat. Keringat akan membuang racun
dan sampah tubuh. Pengeluaran sebum/keringat akan meningkat, hal
ini sangat membantu untuk kulit yang kering. Pemakaian minyak
pada saat pijat sangat bermanfaat untuk mengembalikan kelembaban
dan nutrisi pada kulit. Pijat juga mengembalikan kekencangan kulit
yang kering sehingga mencegah ketuaan.
Tekstur, kekencangan dan kondisi kulit bayi akan semakin baik
denga pijat teratur. Sirkulasi darah akan menjadi aktif dan sampah
tubuh akan dibuang denga cepat dari sistem tubuh. Kulit bayi akan
terlihat lebih sehat dan bersinar setelah treatment. (Becker, 2007 :
135 – 136)
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai respon
tersluas. Sensasi sentuhan raba adalah indera yang aktif berfungsi
sejak dini karena bayi telah merasakannya sejak masa janin yaitu
ketika dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban. Ujung –
ujung saraf pada permukaan kulit bereaksi terhadap sentuhan –
sentuhan dan selanjutnya mengirim pesan – pesan ke otak melalui
jaringan saraf di tulang belakang (Kautsar, http:// kautsar .wordpress.com, diakses tanggal 30 Juni 2008).
4). Sistem Muskuloskeletal
Selama pijat posisi otot ditarik kearah samping dan memanjang,
sedangkan pada saat latihan otot hanya posisi memanjang. Keadaan
ini akan meningkatkan mikrosirkulasi yang menyebabkan
penyembuhan ketegangan otot dan menguraikan perlengketan
jaringan sehingga akan mencegah jaringan parut. Dengan kata lain
dapat mencegah udem/bengkak dan parut diantara otot. Kegunaan
lain adalah mengeluarkan racun seperti asam laktat
yangmenyebabkan kelesuan. Kontraksi yang tidak normal yang
disebut kram dapat juga disembuhkan dengan pijat meningkatkan
fleksibilitas dan integritas dari jaringan. Pijat juga menguraikan
ketegangan postur.
Pijat bayi akan membuat sendi dan otot menjadi lebih fleksibel
dan lemas dan membuat bayi mampu mengkoordinasikan gerakan
ototnya. (Becker, 2007 : 135 – 136)
5). Sistem Saraf
Pijat mempengaruhi sistem saraf dari tepi sampai ke pusat.
Tekanan pada reseptor saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran
vena, arteri dan kapiler sehingga akan menghambat penyempitan,
melemaskan ketegangan otot, melambatkan detak jantung dan
meningkatkan gerakan usus disaluran cerna. Pijat juga memberi
dampak pemacuan saraf vagus yang berhubungan dengan sistem
perut besar dan merangsang pengeluaran hormon penyerapan.
Penelitian pijat bayi menunjukkan adanya peningkatan hormon
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang akan memacu
pertumbuhan pada bayi. Pemacuan saraf vagus ini juga akan memacu
hormon absorbsi/penyerapan makanan seperti insulin dan gastrin,
dimana kedua hormon tersebut akan meningkatkan absorbsi
makanan dan bayi akan merasa cepat lapar dengan demikian akan
meningkatkan berat badan secara bermakna. Pernyataan ini telah
dibuktikan oleh Field,dkk., 1986 yang melaporkan bayi-bayi yang
dipijat memperlihatkan peningkatan kadar kedua hormon tersebut
dan peningkatan tonus saraf vagus.
Rangsangan saraf vasodilator, dan ketegangan otot akan sembuh
dengan adanya respon relaksasi. Penelitian pada bayi sehat yang
mendapat pijat menunjukkan peningkatan jam tidur, dan gampang
tidur, peningkatan interaksi antara ibu dan bayi, menurunkan rasa
tegang pada bayi.
Sungguh menyenangkan melihat bagaimana bayi bisa tidur lelap
setelah menerima pijat singkat. Iritabilitas, frustasi dan kemarahan
menjadi berkurang sehingga ibu tidak perlu repot di malam hari.
Pijat juga sangat bagus untuk kondisi pikiran orang tua dan juga bayi
– orang tua menjadi tidak terlalu gelisah dan lebih mampu mengatasi
tekanan dan kecemasan akan bayi mereka. Ketenangan dan
kedamaian bisa dipulihkan. (Becker, 2007 : 135)
6). Sistem Pencernaan
Terapi sentuh mampu meningkatkan saraf otonom, yakni saraf –
saraf yang antara lain bertanggungjawab atas kelangsungan kerja otot
polos, misalnya otot – otot di usus. Saraf otonom merangsang
pelepasan hormon yang membantu penyerapan makanan, dengan
demikian secara tak langsung pijat memperbaiki sistem pencernaan.
(Booklet Nakita, httphonestlyme.multiply.com, diakses tanggal 12 Agustus 2008 ).
Pijatan pada perut bayi ketika bayi terserang kolik, dapat
merangsang gerakan peristaltik usus (gerakan mengembang dan
mengkerut dari dinding usus untuk mendorong makanan) agar
normal kembali. (Ayah Bunda, 2007 : 90)
Penyebab kolik ( sakit perut ) antara lain berupa gangguan pada
mekanisme kontrol tidur / bangun atau terjadinya gangguan interaksi
antara orang tua dan bayi (Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 12 Agustus 2008 ).
Untuk mengurangi kolik, yang biasanya ditandai dengan
tangisan melengking, orang tua dianjurkan memijat bayinya ketika
kolik berlangsung dan setiapkali sebelum bayi tidur. (Artikel Mom &
Baby Room,http://achizablogsome.com, diakses tanggal 30 Juni 2008)
Pencernaan dan pembuangan pada bayi akan menjadi semakin
baik, banyak ibu melaporkan bahwa pijat membuat bayi mereka bisa
mengkonsumsi ASI dengan lebih baik, sehingga pola menyusui
menjadi semakin baik. Bayi yang dipijat jarang mengalami mulas,
sembelit dan diare. Dengan pijatan pada abdominal secara teratur
terjadi perubahan pola makan. (Becker, 2007 : 134)
7). Sistem Kekebalan
Bayi yang dipijat lebih tahan terhadap infeksi dan mengalami
lebih sedikit masalah kesehatan. (Becker, 2007 : 135)
8). Sistem Pernafasan
Beberapa bayi tampaknya memiliki banyak lendir. Pijat akan
membuat bayi jarang batuk, demam, mengalami masalah pernafasan
dan infeksi telinga. (Becker, 2007 : 135)
Pijatan juga dapat melegakan saluran nafas yang menyempit
karena asma, mampu mengurangi perasaan gelisah dan depresi
sehingga serangan asma berkurang. (Artikel Mom & Baby
Room,http://achizablogsome.com, diakses tanggal 30 Juni 2008) c. Efek psikologis
1). Emosi bayi
Bayi dan anak yang dipijat lebih jarang mengalami masalah
emosional dan psikologis setelah besar nanti. Mereka lebih percaya
diri, mandiri dan merasa aman dan lebih mampu mengendalikan diri.
Pada perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua adalah
dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk terbinanya
cinta kasih secara timbal balik, dan akhirnya menjadi penentu bagi
anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang
percaya diri (Kautsar, http:// kautsar.wordpress.com, diakses tanggal 30 Agustus 2008).
5. Posisi Terapi Sentuh
a. Ketika memijat bayi, duduklah diatas lantai dengan kaki terjulur didepan
Anda. Anda bisa sedikit mengangkat lutut dengan cara meletakkan bantal
dibawahnya sehingga bayi ada di paha Anda atau
b. Letakkan duvet tebal diatas lantai dan tutupi dengan handuk hangat dan
lembut.
6. Langkah – langkah Terapi Sentuh
a. Sebelum mulai memijat, pastikan :
1). Tangan anda bersih dan hangat.
2). Kuku atau perhiasan anda tidak akan menggores kulit bayi.
3). Ruang kamar hangat dan tidak berangin
4). Bayi tidak dalam keadaan lapar atau baru saja makan.
5). Anda tidak terganggu selama kurang lebih 15 menit.
6). Anda duduk dengan nyaman dan santai.
8). Siapkan handuk, popok ekstra, baju ganti dan baby oil atau baby
lotion.
9). Jangan membangunkan bayi hanya untuk dipijat
10).Jangan memijat bayi yang sedang tidak sehat atau tidak mau dipijat
11).Tidak boleh memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
12).Perlu dilakukan sentuhan ringan disepanjang wajah sisi bayi dan
mengusap – usap rambut kepala, sambil diajak bicara
b. Selama memijat, sebaiknya :
1). Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.
2). Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda
dan bayi anda lebih rileks.
3). Mulailah dengan sentuhan ringan. Perlahan, tingkatkan tekanan
pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4). Perhatikan isyarat yg ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras,
segera hentikan pijatan. Bisa jadi, si kecil bosan atau ingin
digendong, ingin disusui, atau mengantuk.
5). Jika anda menggunakan baby oil, segera mandikan bayi dengan air
hangat setelah dipijat.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Terapi Sentuh
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena perilaku baru didasari oleh pengetahuan. Kesadaran dan sikap positif dan bersifat
langgeng (long lasting) dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran (Notoatmodjo, 1997: 127). Pengetahuan
orang tua tentang pijat pada bayi, menetukan orang tua untuk dapat atau
tidaknya dalam mempraktekkan terapi sentuh atau pijat pada bayi.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan – tindakan (
praktik ) untuk memelihara ( mengatasi masalah – masalah ), dan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindkan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan
didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses
pembelajaran, sehingga perilaku akan bertahan lama (long lasting) dan
menetap ( langgeng ), karena didasari oleh kesadaran.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita
tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi spesifik,
misalnya hal – hal yang menunjang upaya peningkatan status kesehatan,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai –
nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan mempengaruhi
keberanian orang tua untuk memutuskan melaksanakan praktik terapi
sentuh atau pijat pada bayi
8. Teknik Terapi Sentuh
Teknik terapi sentuh (pijat) bayi adalah sebagai berikut :
a. Wajah
Pijatan yang dilakukan di wajah bayi, bertujun untuk melemaskan otot –
otot wajah bayi.
1). Tekan jari-jari anda pada kening, pelipis dan pipi bayi
2). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah di atas alis
3). Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi
ke arah pipinya
4). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulut bayi, tarik
5). Pijat lembut rahang bawah bayi anda dari tengah ke samping,
seolah-olah membuat bayi tersenyum
6). Pijat secara lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu.
b. Dada
Pijatan yang dilakukan pada dada bayi, bertujun untuk memperkuat paru
– paru dan jantung.
1). Letakkan kedua tangan anda di tengah dada si kecil. Perlahan,
gerakkan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke ulu
hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk gambar hati.
2). Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke
arah bahu seperti membentuk kupu-kupu.
c. Perut
1). Tekhnik pemijatan biasa
Pijatan di perut membantu meningkatkan sistem pencernaan dan
mengurangi sembelit. Yang harus diperhatikan, jangan memijat di
atas tulang rusuk atau di atas ulu hati bayi.
a). Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti gerakan
mengayuh sepeda, dari atas ke arah bawah lewat perut.
b). Angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-lahan ke
c). Buat gerakan melingkar dengan kedua tangan secara bergantian
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kanan anda, seperti
membentuk bulan sabit dan matahari
d). Rasakan gelembungan angin dan dengan jemari anda dorong
searah jarum jam.
2). Tekhnik Pemijatan “I Love You”
a). Gerakan “I”: Pijatlah ke arah bawah perut dengan menggunakan
jari-jari tangan kanan anda di sebelah kiri perut bayi, membentuk
huruf “I”.
b). Gerakan “Love”: Membentuk huruf “L” terbalik. Pijatlah dari
sebelah kanan ke kiri perut bayi, kemudian dari atas ke bawah
perut.
c). Gerakan “You”: Membentuk huruf “U” terbalik.Pijat dari kanan
bawah ke atas, kemudian ke kiri, lalu ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah bayi.
d. Tangan dan Kaki
1). Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang
pemukul softball, dengan gerakan seperti memeras, pijat tangan bayi
dari bahu ke pergelangan tangannya.
2). Lakukan gerakan kebalikan, memeras tangan dari arah pergelangan
3). Tarik lembut jari-jari bayi anda dengan gerakan memutar.
4). Dengan kedua ibu jari, secara bergantian, pijat seluruh permukaan
telapak tangan dan punggung tangan.
5). Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti
menggulung.
6). Untuk kaki, gunakan cara yg sama seperti memijat tangan.
e. Punggung
Pijatan yang dilakukan pada punggung bayi, bertujun untuk memperkuat
otot – otot yang menyangga tulang belakang bayi
1). Tengkurapkan bayi, dan pijat dengan gerakan maju mundur
menggunakan telapak tangan di sepanjang punggung bayi.
2). Luncurkan salah satu telapak tangan anda dari leher sampai ke pantat
bayi dengan sedikit tekanan.
3). Dengan jari-jari anda, buat gerakan-gerakan melingkar, terutama
pada otot di sebelah tulang punggung.
4). Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kakinya
untuk mengakhiri pijatan anda.
C. Air Susu Ibu ( ASI )
1. Proses Pembentukan ASI
Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan,
namun mengalami perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung
mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai penghasil
air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah
memasuki masa pubertas.
Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan
makin berkembang oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, dan
prolaktin. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon
estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem duktus (saluran).
Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk menambahkan sel-sel asinus
pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk pertumbuhan asinus dan
perubahan-perubahan dalam sel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan
laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena hormon
prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin
Inhibiting Hormone (PIH).
2. Kandungan ASI
Keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu hewan atau susu
sumber lain terletak pada kecukupan dan kelengkapan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan bayi, termasuk kandungan protein dan asam aminonya.
berlebihan
...
berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus (bayi baru lahir). Sistin yang
penting untuk pertumbuhan lebih banyak terdapat pada ASI. Metionin lebih
banyak terkandung dalam susu sapi karena jika berlebihan di dalam ASI
maka neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum
berfungsi sempurna. Dan taurin yang penting untuk perkembangan otak
terdapat 30-40 kali lebih banyak pada ASI.
Kandungan ASI lainnya secara biokimia yaitu:
a. Protein
Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak yang penting untuk
pertahanan tubuh dan antibodi.
Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh.
b. Karbohidrat
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, serta
menahan kalium, fosfor dan magnesium tetap di berada di dalam tubuh.
c. Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
Kolesterol, asam lemak esensial, asam palmitat, serta garam empedu
d. Laktoferin, lisozim, IgA,
Berfungsi melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan, radang
saluran pernafasan dan paru-paru, penyakit telinga, dan diare.
e. Mineral
Kadar Natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari
dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanyak 50-70% besi
diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap
10-30%. ASI juga mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinat, yang
membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI
sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi.
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber
nutrisi yang meningkatkan perkembangan saraf dan otak.
3. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu
ASI tidak hanya penting bagi bayi saja tetapi penting pula bagi
ibunya. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena
dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. Secara klinis telah
pula diteliti bahwa penyusuan dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Selain itu proses penyusuan berguna pula sebagai kontrasepsi alamiah untuk
enam bulan pertama pasca melahirkan. Rasa nyeri pada payudara yang
timbul akibat penumpukan ASI, tidak akan terjadi jika ibu dapat menyusui
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihkannya adalah tiga puluh bulan, ………” (QS. Al Ahqaaf : 15)
4. Lama Pemberian ASI
WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4 – 6
bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih diinginkan bayi. Al
Quran menganjurkan pemberian ASI selama dua tahun (QS. Al Baqarah :
233). Hal ini secara ilmiah erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh
bayi pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Mengingat pada masa tersebut
bayi sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan tubuh lainnya, maka ASI
dengan berbagai kandungannya yang sempurna sangat diperlukan untuk
membentuk kekebalan tubuh yang akan melindunginya dari beberapa
penyakit – penyakitinfeksi.
5. Frekuensi Penyusuan
Ibu dengan bayi cukup bulan melakukan penyusuan pada periode
awal setelah melahirkan dengan frekuensi 8 kali perhari. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam
kelenjar payudara.
6. Pemberian ASI Bagi Ibu Bekerja
Pekerjaan bukan menjadi halangan bagi seorang ibu untuk
memberikan ASI bagi bayinya. Berbagai cara telah dipercaya mampu
memompa atau mengeluarkan air susunya untuk ditampung dan disimpan di
dalam lemari es. Bila bayi membutuhkan susu maka ASI tersebut dapat
langsung diberikan dengan dihangatkan terlebih dahulu tanpa terjadi
kerusakan pada ASI tersebut.
D. Kerangka Teoritis
Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran
kadar kortisol ludah, kadar kortisol plasma, kadar hormon stres (catecholamine)
urine, dan pemeriksaan Electro encephalogram (EEG). Selain itu dengan
dilakukannya terapi sentuh pada bayi akan menyebabkan efek biokimia yang
positif pada tubuh bayi, yaitu menurunkan kadar serotonin.
Terapi sentuh yang dilakukan secara teratur dan benar, akan menyebabkan
terjadinya perangsangan pada nervus vagus yang akan menyebabkan peningkatan
kadar enzim penyerapan gastrin dan sekresi insulin. Selanjutnya dengan sekresi
enzim penyerapan gastrin akan menyebabkan penyerapan makanan menjadi lebih
baik dan menjadikan bayi lebih sering lapar. Dilain pihak, dengan
disekresikannya insulin, menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa darah.
Sejalan dengan dua kondisi tersebut (bayi sering lapar dan penurunan kadar
hormon pertumbuhan selain disebabkan karena kondisi di atas, disebabkan juga
secara langsung dari rangsangan taktil pada proses terapi sentuh.
Skema 1. Kerangka Teori Terapi Sentuh
E. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penerapan terapi sentuh terhadap percepatan antropometri
pada usia bayi yang ditunjukkan dengan percepatan tinggi badan, berat badan dan
lingkar kepala .
Bayi
Terapi Sentuh
Efek Biokimia, Fisik dan Fisiologis
Percepatan Antropometri Meningkatkan konsumsi ASI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit,
bagian, kelompok, dan tempat dimana orang – orang terlibat di dalam
kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.
Penetapan lokasi penelitian pada penelitian kualitatif yang bersifat
penelitian lapangan dalam bentuk studi kasus, berkaitan dengan pembatasan
masalah dan luasnya daerah penelitian (Sutopo, H.B 2006). Selanjutnya
dalam penelitian ini, tempat dilaksanakannya penelitian adalah di wilayah
kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri. Penelitian dilaksanakan mulai
tanggal 27 Nopember 2008 sampai dengan 5 Januari 2009.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Randomized Control Trial, dimana responden dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok penelitian. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara bersamaan
diberikan penjelasan tentang penerapan ASI ekslusif yang meliputi peran ASI
pada kesehatan ibu dan anak, cara menyusui yang benar, manajemen laktasi
pada ibu yang bekerja. Selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan
pelatihan terapi sentuh. Untuk menghindari supaya ibu tidak lupa teknik
pelaksanaan terapi sentuh, peneliti membagikan buku panduan terapi sentuh
pada 10 ibu kelompok perlakuan. Responden pada dua kelompok, sebelum
dan sesudah perlakuan dilakukan pengukuran antropometri, yang meliputi
berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pada bayi.
Skema 2. Strategi Penelitian
SAMPEL POPULASI
KELOMPOK KONTROL RANDOM
KELOMPOK EKSPERIMEN
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
PRETEST
PELATIHAN TERAPI SENTUH
TIDAK DILAKUKAN TERAPI SENTUH
ANALISIS DATA PENGUKURAN ANTROPOMETRI
DILAKUKAN
B. Data dan Sumber Data
Pemahaman mengenai sumber data penelitian sangat penting. Kesesuaian
dan ketepatan dalam menentukan sumber data, akan berpengaruh pada
kedalaman informasi yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data panjang badan,
berat badan, lingkar lengan, lingkar kepala, kesesuaian pelaksanaan terapi sentuh
pada kelompok perlakuan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah bayi dan ibu pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( Sugiyono, 2007 : 61
). Selanjutnya yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah semua
bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri yang
berjumlah 20 bayi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. ( Sugiyono, 2007 : 62 ). Selanjutnya sampel dalam penelitian ini
a. Kriteria inklusi :
1). Umur bayi, minimal 1 bulan
2). Bayi mendapatkan ASI.
3). Berat badan lahir 3 – 3,5 Kg
4). Bayi dirawat oleh orang tua kandung ( Ibu )
b. Kriteria ekslusi :
1). Riwayat kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
2). Bayi dalam kondisi sakit atau cacat.
3). Bayi diberikan makanan tambahan.
3. Besar Sampel
Karena jumlah populasi bayi usia antara 1 bulan sampai dengan 4 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Pesantren I berjumlah 20 bayi, maka dengan tujuan
untuk menjaga kredibilitas dan validitas hasil penelitian, besar sampel
penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008 di
wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri .
4. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi (Alimul, AA. 2003. 37). Karena jumlah
populasi yang terbatas dan dianggap homogen, maka dalam pengambilan
D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah
terapi sentuh pada bayi usia 1 bulan sampai 4 bulan.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung/dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan
oleh variabel lain. Selanjutnya dalam penelitian ini, yang dimaksud
sebagai variabel tergantung adalah antropometri pada bayi yang
dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu
subjek ke subjek lainnya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai terapi sentuh adalah
suatu tindakan atau aktivitas sentuhan, pemijatan yang dilakukan oleh orang
tua kepada bayinya dan tidak hanya semata – mata melibatkan kondisi fisik
tetapi juga psikologis. Tujuan dilakukannya terapi sentuh pada bayi, salah
satunya adalah terjadinya peningkatan antropometri bayi, yang meliputi
panjang badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala yang diukur
E. Teknik Pengumpulan Data
Setelah dilakukan inform consent maka pengambilan data dilakukan dalam
beberapa tahap. Tahap pertama, mendapatkan data tentang pengetahuan ibu bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap terapi sentuh. Tahap kedua, mendapatkan data kemampuan ibu tentang pelaksanaan terapi sentuh pada kelompok perlakuan dengan cara observasi. Tahap ketiga, mendapatkan data berat badan, tinggi badan, tebal kulit trisep dan lingkar lengan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data dilakukan dengan cara
analisis deskriptif dari pengukuran antropometri bayi, baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Dari hasil analisa deskriptif terhadap pengukuran antropometri tersebut, akan dibandingkan hasilnya untuk mengetahui
adanya perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari pengukuran antropometri, dilakukan analisis inferensial dengan menggunakan rumusan uji ANOVA untuk
membandingkan adanya kenaikan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala bayi. Selanjutnya tabulasi data juga akan dilakukan uji T pada sampel dependen, untuk membandingkan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala bayi setiap
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
F. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan penelitian pengaruh terapi sentuh terhadap peningkatan
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) bayi di wilayah kerja
Puskesmas Pesantren I Kota Kediri diawali dengan pengambilan data bayi
yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008. Selanjutnya melalui bidan desa,
peneliti mendapatkan data alamat masing – masing bayi tersebut dan
dilanjutkan dengan kunjungan rumah pada masing – masing calon responden.
Pada tanggal 27 Nopember 2008, 20 ibu bayi bayi dihadirkan untuk
mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif, dilanjutkan dengan
pengisian lembar isian oleh ibu bayi dan pengukuran antropometri bayi. Pada
saat yang bersamaan, peneliti menentukan kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dengan menggunakan tabel acak. Setelah ditetapkan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka peneliti mempersilahkan
ibu bayi beserta bayi pada kelompok kontrol untuk pulang. Pada kelompok
perlakuan dilanjutkan dengan pelatihan terapi sentuh. Pelatihan terapi
sentuh