DAFTAR PUSTAKA
Djojosoedarso, Soeisno, 2003. “Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi” Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Jilid 1 Edisi 7. Terjemahan. Penerbit Erlangga. Jakarta
Gomes, Faustino Cardoso,1999. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Kasidi, 2010. Manajemen Risiko, Ghalia Indonesia, Bogor.
Kasmir, 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, PT Raja Grafindo persada, Jakarta
Robbins, Stephen P, Mary Coulter, 2010. “Manajemen”, Penerbit Erlangga, Jakarta. Umar, Husein, 1998. “ Manajemen Risiko Bisnis Pendekatan Finansial” PT
30
BAB III
PEMBAHASAN
A. Risiko Dalam Perusahaan
a. Pengertian Risiko
Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa yang menyimpang
dari apa yang diharapkan ( Kasidi: 2010). Tetapi, penyimpangan ini baru akan
nampak bilamana sudah terbentuk suatu kerugian. Jika tidak ada kemungkinan
kerugian, maka hal ini berarti tidak ada risiko. Jadi faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya suatu kerugian adalah penting dalam analisis risiko. Dua faktor yang
bekerja sama menimbulkan kerugian adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards).
b. Sumber Risiko
Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadap bencana yang
menimbulkan kerugian dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan.
Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini,
namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko
sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting
karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber-sumber risiko diantaranya
1. Risiko sosial
Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang
menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari
harapan kita. Contohnya: Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka
tokowan menghadapi risiko besarnya pencurian. Akan tetapi tidak semua pencuri itu
adalah orang luar melainan juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya
sendiri.
2. Risiko Fisik
Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan
lainnya disebabkan kesalahan manusia.
3. Risiko Ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh
risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi lokal, dan ketidakstabilan perusahaan
individu, dan sebagainya.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani manajer
risiko dapat dikategorikan atas:
1. kerugian terhadap harta.
2. tanggung jawab terhadap pihak lain.
c. Risiko yang Terdapat pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku
bunga, risiko mata uang asing, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko
likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola
masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
1. Risiko suku bunga
Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari pinjaman untuk
modal kerja dan investasi.Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya
pertukaran mata uang (cross-currencyswaps) untuk mengelola dampak risiko mata
uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan
oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih
lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs
tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami
(naturalhedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha.
2. Risiko mata uang asing
Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah Rupiah. Kelompok Usaha
menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan
biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau
harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam
mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional.
Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain
Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing. Entitas Anak mengadakan transaksi
derivatif, khususnya pertukaran mata uang (cross-currencyswaps) untuk mengelola
dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif
tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai
arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang
lindung nilai alami (natural hedge) terhadap dampak kurs tukar dalamKelompok
Usaha. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf
sebelumnya, fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung
nilai natural untuk laju nilai tukar Kelompok Usaha.
3. Risiko kredit
Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang
diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan
deposito pada bank. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan untuk memastikan
penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan
terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Kelompok Usaha mengharuskan semua
pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi
kredit. Untuk penjualan ekspor, Kelompok Usaha mengharuskan pembayaran pada
saat penyerahan dokumen kepemilikan. Risiko kredit atas penempatan rekening koran
dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha.
Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini
risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat
kebangkrutan bank-banktersebut.
Untuk penjualan dalam negeri, Kelompok Usaha memberikan jangka waktu
kredit sampai dengan 30 - 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Kelompok Usaha
menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan
subdistributor untuk memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang
dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak
tertagih. Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu
yang telah diberikan, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk
menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi
piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok
Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum Tergantung pada penilaian
Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak
tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan
penyaluran semua produk kepada pelanggansebagai akibat terlambat dan/atau gagal
bayar.
Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh
bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Entitas Anak menunggu pendanaan
dari bank. Piutang plasma juga mencakup pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk
serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya-biaya ini akan
ditagihkan kembali ke petani plasma dan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah
dilunasisepenuhnya. Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan
bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas
perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk
mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat
memperlancar pelunasan piutang plasma. Pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap resiko kredit adalah
sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada
laporan posisi keuangan konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi
risiko kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.
4. Risiko likuiditas
Kelompok Usaha menghadapi risiko likuiditas karena mungkin akan
menemui kesulitan dalam memenuhi kewajiban dan komitmen kontraktualnya.
Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan
melunasi utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan setara kas dan
ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit yang memadai.
Kelompok Usaha secara rutin mengevaluasi informasi arus kas proyeksi dan arus kas
aktualdan terus menerus memantau kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi
kesempatan melakukan penggalangan dana yang mencakup utang dan pinjaman bank,
dan penerbitan ekuitaspasar modal.
Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempoliabilitas keuangan
Gambar 3.1
Profil Jatuh Tempo Keuangan Kelompok Usaha Sumber: Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
5. Risiko Harga komoditas
Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa
faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran
pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari
jika harga MKS (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pabrik
penyulingan untuk memproduksi minyak dan lemak nabati) meningkat dan
Kelompok Usaha tidak dapat mengalihkannya kepada pelanggannya. Selain itu,
Kelompok Usaha juga terkena dampak dari fluktuasi harga jual produk MK dan harga
beli kopra (yang merupakan bahan baku dalam produksi MK). Untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk
tidak melakukan lindung nilai atas risiko harga komoditas tersebut.
B. Penerapan Manajemen Risiko Dalam Perusahaan
a. Pengertian Manajemen Risiko
Istilah Manajemen Risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi pengertian secara alamiah sampai saaat ini masih tetap beragam. Menurut
Djodjosoedarso (2003: 4) secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko
yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup
kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan
mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Menurut Umar (1998:5) manajemen risiko dapat diartikan sebagai suaatu
sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik, dan keuntungan
badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya
perusahaan, arus keluar masuk uang dan harta benda yang telah ada atau yang
dibutuhkan di masa yang akan datang.
Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas:
1. mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi;
2. mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut;
3. mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko;
4. menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko.
5. mengkoordinir pelaksanan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program
penanggulangan risiko yang telah dibuat.
Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang
sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini
merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan
ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan
respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko. Pendekatan sistematis
mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan evaluasi resiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut
Jadi, manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional
terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum.
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen
risiko dapat diklasifikasi menjadi
1. Risiko Operasional
2. Risiko Hazard
3. Risiko Finansial
4. Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko
Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,
mitigasi,monitoring dan evaluasi.Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan
reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi,
pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari
risiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh
faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan operasional seperti
tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan
dari publik.
Risiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang
menuntut transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko
yang dihadapi instansi Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh
karenanya, pemahaman terhadap risiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan
prioritas strategi dan program dalam pencapaian tujuan organisasi.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat
berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan
strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki
organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
b. Fungsi Pokok manajemen Risiko
Menurut Djojosoedarso (2003:14) fungsi manajemen risiko pada pokoknya
mencakup :
1. Menemukan Kerugian Potensil
Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko murni
yang dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi:
a. Kerusakan fisik dan harta kekayaan perusahaan
b. Kehilangan pendaapatan atau kerugian lainya akibat terganggunya operasi
c. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain
d. Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-tindakan kriminal
lainya, tidak jujurnya karyawan, dan sebagainya.
e. Kerugian-kerugian yang timbul akibat karyawan kunci (keymen) meninggal
dunia, sakit, atau cacat.
2. Mengevaluasi Kerugian Potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensil
yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan
mengenai:
a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian artinya memperkirakan
jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama satu periode tertentu (biasanya 1
tahun).
b. Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian
yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian
tersebut, terutama terhadap kondisi finansial perusahaan.
3. Memilih Teknik/Cara yang Tepat atau Menentukan suatu Kombinasi dari
Teknil-teknik yang Tepat Guna Menanggulangi Kerugian
Pada pokoknya ada empat cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi
risiko yaitu: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi,
mengasuransikan dan menghindari. Dimana tugas dari manajer risiko adalah memilih
salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu resiko atau memilih
c. Manfaat Manajemen Risiko
Menurut Djodjosoedarso (2003:7) manfaat yang diperoleh dengan
menerapkan manajemen resiko yaitu:
1. Seseorang sebagai anggota organisasi /perusahaan, terutama seorang manajer akan
dapat mengetahui cara-cara/metode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi
besarnya kerugian yang diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya
suatu peristiwa yang merugikan (peril)
2. seseorang sebagai pribadi:
a. Dapat menjadi seseorang manajer risiko yang profesional dalam jangka waktu
yang relatif lebih cepat daripada yang belum pernah mempelajarinya.
b. Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari
perusahaan di mana yang bersangkutan menjadi anggota
c. Dapat menjadi knsultan manajemen risiko, agen asuransi, pedagang
perantara,penasihat penanaman modal, konsultan perusahaan yang tidak
mempunyai manajer risiko dan sebagainya
d. Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan asuransi,
sehingga akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaluiprogram
asuransi yang disusun dengan tepat.
d. Kedudukan Manajemen Risiko
Menurut Djojosoedarso (2003:16) di Indonesia pada saat sekarang ini dapat
dikatakan memang belum ada perusahaan yang mempunyai manajer atau bagian yang
khusus menangani pengelolaan risiko secara keseluruhan yang dihadapi oleh
perusahaan. Yang ada umumnya baru seorang manajer asuransi, yang fungsinya
hanya mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan asuransi, di mana
perusahaan menjalin hubungan pertanggungan, yang meliputiantara lain mengurus
penutupan kontrak-kontrak asuransi, mengurus ganti rugi bila terjadi perildan
sebagainya. Kedudukan manajer ini umumnya hanya setingkat Kepala Seksi
(Manajer Tingkat Bawah)
Di negara-negara maju, terutama di Amerika Serikat, kurang lebih delan
puluh persen perusahaan-perusahaan besar, telah memiliki Manajer Risiko, dengan
berbagai nama jabatan seperti: Manajer Risiko, Manajer Asuransi, Direktur
manajemen Risiko. Kedudukan mereka umumnya setingkat dengan “manajer tingkat
menengah” tugas mereka antara laiin mengidentifikasi dan mengukur kerugian dari
exposures, menyelesaaikan klaim-klaim asuransi, merencanakan dan mengelola
jaminan tenaga kerja, ikut serta mengendalikan kerugian dan keselamatan kerja, dan
lain-lain. Dengan demikian mereka merupakan bagian penting manajemen
e. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Pada Perusahaan
Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya (yaitu
dengan fungsi: akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering dan
maintenance), karena bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang
menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. Marilah kita analisi satu persatu di
bawah ini.
1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting
Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting,
yaitu:
1. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan
melakukan internal control dan internal audit.
2. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan mengukur
exposure kerugian terhadap harta.
3. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting
mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure
kerugian piutang.
2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan
Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi
manajemen risiko.
2. Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash
flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka
kegiatan seprti itu juga tercantum dalam program manajemen risiko.
3. Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang
mahal ataugedung baru, maka manajer finansial seharusnya
mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena tindakan itu.
3. Hubungan Dengan Marketing
Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko
tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan
packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan,
mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen
risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang
timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya
diberi informasi secepatnya.
4. Hubungan Dengan Bagian Produksi
Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau
membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos
padakecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin
juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh
karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari
5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance
Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat
vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
6. Hubungan Dengan Bagian Personalia
Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko.
Contoh yang paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi
program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan
perundingan dengan serikat kerja, menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan.
Sedangkan Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan
asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada program (penenggungan risiko).
C. Peranan Manajer Dalam Perusahaan
a. Pengertian Manajer
Kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno “mé nagement”,yang
berarti“seni melaksanakan dan mengatur”. Istilah manajemen juga berasal dari kata
“management ”(Bahasa Inggris) yang berasal dari kata “to manage” yang artinya
mengurus atau tata laksana.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),Manajer adalah [n] (1) orang yg
untuk mencapai sasaran; (2) orang yg berwenang dan bertanggung jawab membuat
rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai
sasaran tertentu.
Menurut Wikipedia Indonesia, Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui
orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai
sasar
Menurut Robbins (2009:6) Manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi dapat dicapai.
Pekerjaan seorang manajer bukanlah menyelesaikan tugas-tugasnya pribadi,
pekerjaan manajer adalah berupaya membantu orang lain menyelesaikan tugas-tugas
mereka dengan baik. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal
untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang
bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai
tujuan perusahaan.
b. Fungsi, Tugas, Dan peran Manajer
Fungsi Manajer :
Fungsi dari seorang manajer adalah:
1. Memahami visi dan misi perusahaan.
2. Harus menjabarkan visi dan misi tersebut kepada tujuan.
Tujuan dirumuskan dengan dua dasar :
b) Antisipasi (memperkirakan) tentang masa depan
Tujuan harus memenuhi empat syarat :
a) Measurable (dapat diukur), ada data-data dan angka-angka
b)Chalenging (menantang), tidak boleh mudah dicapai sehingga motivasi
kerja akan dapat dibangkitkan
c) Realistic (dapat diwujudkan) : Sesuai dengan kemampuan
d)Time Frame (jangka waktu).
3.Merumuskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
(membuat rencana).
4.Melakukan usaha untuk menyediakan resources dalam melaksanakan rencana yang
telah dibuat.
5.Memimpin pelaksanaan rencana agar para pegawai depat bekerja dengan motivasi
yang tinggi.
6.Mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta penggunaan resources agar rencana
yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya
7. Bersiap untuk menghadapi kontingensi (bersiap untuk menghadapi hal-hal yang di
luar perkiraan).
Tugas Manajer
Tugas atau pekerjaan dari manajer itu adalah sebagai berikut :
1.Kepala dalam organisasi.
2.Pemimpin dalam organisasi.
4.Penerima informasi.
5.Penerjemah informasi untuk disampaikan kepada bawahan.
6.Juru bicara atau humas organisasi.
7.Wirausaha.
8.Penangkal gangguan organisasi.
9.Pembagi sumber daya dalam organisasi.
10.Negosiator bagi organisasi.
Peran Manajer
Menurut Robbins (2009: 11) peran dari seorang manajer (Management
Role) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Interpersonal Role
Manajer harus bisa mempunyai peran berhubungan dengan pihak-pihak lain.
a. Figur Head: manajer harus bisa mewakili unit yang dipimpinya.
b. Leader: manajer harus bisa memimpin bawahanya secara
efektif.
c. Liaison: manajer bisa menjadi penghubung dengan unit/organisasi yang lain.
2. Informational Role (peran informasi)
Peran informasi dapat ditunjukkan manajer melalui
a. Disseminator :manajer harus berperan menyampaikan informasi yang
dikumpulkanya kepaa pihak yang membutuhkannya.
b. Spoke person : manajer harus berperan menyampaikankebijakan/keputusan
yang mudah dimengerti (bisa menyampaikan keinginan, aspirasi, dan usul kepada
pimpinan).
c. Decision Making : Manajer harus berperan mengambil keputusan
dari persoalan-persoalan yang muncul di unit organisasi yang dipimpinya. Setiap
keputusan mengandung resiko yang harus diperhitungkan. Tetapi, seorang
manajer tidak boleh mundur untuk mengambil keputusan.
d. Enterperneur : manajer harus berperan melihat peluang-peluang yang
muncul, mengambil keputusan untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut
bagi organisasi/unit yang dipimpinya.
e. Disturbance Handler: manajer harus berperan mengambil keputusan untuk
mengatasi gangguan-gangguan.
f. Resource Allocator: manajer harus berperan mengambil
keputusan alokasi sumber daya.
g. Negotiator : manajer harus berperan mengambil keputusan
dalam berunding dengan unit-unit yang lain
3.Peran pengambilan keputusan.
Meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi
sumber daya, dan perunding. Kesimpulannya bahwa secara garis besar, aktivitas
c. Masalah, Keahlian, Dan Tingkatan Manajer
Masalah Manajer
Masalah dari seorang manajer adalah:
1. Para manajer selalu menghadapi ketidakpastian tentang masa depan
2. Selalu menghadapi masalah keterbatasan sumber daya. Untuk menghadapi problem
tersebut, kita bisa menggunakan satu dari tiga pendekatan berikut :
a. Enterpreneur Approach (pendekatan kewirausahaan)
a. Ciri : intuitif dan agresif Hasilnya sangat tergantung pada ketepatan
filingnya (resikonya lebih tinggi)
b. Adaptif Approach (pendekatan penyesuaian)
a. Ciri : konservatif dan menunggu situasi berkembang Hasil dari
pendekatan ini adalah tanpa pola dan perusahaan selalu menjadi
follower.
c. Planning Approach (pendekatan perencanaan)
a. Ciri : menggunakan pendekatan yang struktur dan sistematis Hasil dari
pendekatan ini adalah pertumbuhan yang terencana.
Keahlian Manajer
Setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga
1.Keterampilan konseptual (conceptual skills)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta
konsep tersebut
kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan
gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang
kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena
itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat
rencana kerja.
2.Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skills)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang
disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi
yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.
3.Keterampilan teknis (technical skills)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, (Griffin :2004) menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer
untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Waktu yang dimiliki
merupakan aset berharga, dan menyia-nyiakannya berarti membuang-buang uang dan
mengurangi produktivitas perusahaan.
2.Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan
cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang
paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Ada tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang
ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Tingkatan Manajer
Menurut Robbins (2009: 6) Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer
manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana
jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
1.Manejemen lini pertama (first line management)
Dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen
tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan
non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia
(supervisor ), manajer shift , manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
2.Manajemen tingkat menengah (middle management )
Mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama
dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan
yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek,
manajer pabrik, atau manajer divisi.
3.Manajemen puncak (top management )
Dikenal pula dengan istilah executive officer , bertugas merencanakan
kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer ), CIO
(Chief Information Officer ), dan CFO (Chief Financial Officer ). Meskipun
demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih
selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan
permintaan pekerjaan.
d. Hubungan Manajer Dengan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi
tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana
kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat
departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau
unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial,
manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya,
manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni
tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
D. Peranan Manajemen Risiko Dalam Meningkatkan Kinerja dan Profitabilitas
a. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Kinerja Perusahaaan
Kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam sebuah perusahaan dalam upayanya untuk menciptakan suatu produk atau jasa.
Kinerja biasanya identik dengan proses pekerjaan dikalangan karyawan suatu
perusahaan. Karena kinerja inilah yang akan memberikan suatu hasil bagi perusahaan
tersebut. Kinerja karyawan merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan
Apabila para karyawannya berkinerja buruk maka yang terjadi adalah kemerosotan
pada perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya, apabila para karyawannya
merupakan para karyawan yang rajin dan senang berinovasi maka yang terjadi adalah
kemajuan yang positif bagi perusahaan tersebut.
Kinerja dalam
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu
sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga
organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya
kinerja yang merosot.
Manajemen risiko mencakup kegiatan merencanakan mengorganisir,
menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi)
program penanggulangan risiko. Adanya program penanggulangan risiko yang baik
dari suatu perusahaan akan memberikan sumbangan yang sangat bermanfaaat bagi
perusahaan termasuk dalam pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Hubungan
manajemen risiko dengan kinerja perusaahaan antara lain:
1. Evaluasi dari program penanggulangan risiko yang baik dari suatu perusahaan
akan dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan dan kegagalan
operasi perusahaaan. Meskipun hal ini secra ekonomis tidak meningkatkan
sehingga akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pengelolaan usaha di masa
akan datang.
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, karena semua risiko yang
dapat menghambat proses perusahaan telah diidentifikasikan dengan baik.
3. Manajemen resiko melindungi perusahaan dari resiko murni ,dan karna kreitur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka
secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya
perlindungan terhadap resiko murni, merupakan harta non material bagi
perusahaan itu.
5. Adanya kondisi yang lebih baik dan kesempatan yang memungkinkan akan
mendorong pimpinan/pengurus perusahaan untuk memperbaiki mutu keputusan,
dengan lebih memperhatikan pekerjaan, terutama yang bersifat spekulatif.
b. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Profitabilitas Perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan
laba(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Menurut Kasmir (2012: 97)
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkankeuntungan .
profitabilitas diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk
suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasiyang
dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik
parainvestor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya
tingkatprofitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya.
Sedangkan bagiperusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi
atas efektivitaspengelolaan badan usaha tersebut.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu
perusahaan, untukitu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat
analisis yang dimaksud adalah rasio-rasiokeuangan. Ratio profitabilitas mengukur
efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yangdiperoleh dari penjualan
dan investasi.
Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan
kelangsunganhidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan
apakah badan usaha tersebutmempunyai prospek yang baik di masa yang akan
datang. Dengan demikian setiap badan usahaakan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitassuatu badan usaha maka
kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Secara sederhana dengan adanya program penanggulangan risiko akan
memberikan sumbangan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Hubungan manajemen risiko dengan profitabilitas perusahaan antara lain:
1. Program penanggulangan risiko dapat memberikan sumbangan langsung kepada
upaya peningkatan keuntungan perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya
memindahkan kemungkinan kerugian kepada pihak lain dengan biaya yang
terendah, dan sebagainya.
2. Melalui perencanaan yang matang yang menyangkut pengelolaan risiko, akan
dapat menangkal timbulnya hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran
operasional perusahaan misalnya risiko akibat kebangkutan pelanggan/penyalur,
supplier, dan sebagainya.
3. Dengan suksesnya pengelolaan risiko akan mendapatkan kepercayaan yang
lebih besar dari pihak-pihak yang terkait dengan kegitan perusahaan, meliputi
kreditur, penyalur, dan semua pihak yang berpotensi menyumbang kepada
terciptanya keuntungan. Sebab pihak-pihak tersebut umumnya akan memilih
bertransaksi dengan perusahaan yang mempunyai cara perlindungan terhadap
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui peranan manajemen risiko bagi
seorang manjer dalaam meningkatkan kinerja dan profitabilitas PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa
keimpulan mengenai peranan manajemen risiko bagi seorang manajer dalam
meningkatkan kinerja dan profitabilitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu:
1. Peranan manajemen risiko dalam meningkatkan kinerja PT Indofood Sukses
Makmur Tbk telah menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari
grup distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas
di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut
kepualuan. Dengan adanya program penanggulangan risiko yang baik pada
perusahaan ini dapat memberikan gambaran yang baik mengenai
keberhasilan perusahaan kesepannya.
2. Program penanggulangan risiko dapat memberikan sumbangan langsung
kepada upaya peningkatan keuntungan perusahaan.Peranan manajemen
risiko dalam meningkatkan profitabilitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk
telah dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memproduksi berbagai
Dengan berbagai alasan tersebut menjadikan produk mi PT Indofood Sukses
Makmur Tbk mengalami penjualan yang selalu meningkat dari tahun ke
tahun. Peningkatan penjualan inilah yang turut meningkatkan profitabilitas
pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
B. SARAN
Dari hasil pembahasan penulis mengenai pengaruh penerapan manajemen
risiko dalam meningkatkan kinerja dan profitabilitas PT Indofood Sukses Makmur
Tbk sudah menunjukkan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup
baik dalam aktifitas organisasinya. Kemampuan manajer risiko dalam menanggulangi
setiap risiko yang ada dalam perusahaan telah membawa PT Indofood Sukses
Makmur Tbk sebagai salah satu perusahaan produsen makanan yang disegani di
Indonesia.
Untuk itu manajer risiko harus lebih meningkatkan kualitas kerjanya agar
menjadi lebih baik lagi sehingga semakin dapat meningkatkan kinerja dan
profitabilitas perusahaan.
PT indofood Sukses Makmur Tbk juga di tuntut untuk lebih meningkatkan
pelayanan pada masyarakat sehingga masyarakat misalnya dengan cara pemberian
beasiswa-beasiswa kepada pelajar maupun mahasiswa, memberikan kontribusinya
kepada lingkungan dengan cara ikut dalam program kebersihan lingkungan,
melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan, sehingga masyarakat lebih
menunjukkan rasa simpatinya dan tetap setia dalam menggunakan produk barang dari
BAB II
PROFIL INSTANSI/LEMBAGA
A. Sejarah Singkat
Pada awalnya PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan dengan nama
PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14
Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan
yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat
dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581
tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Pendiri dan
pemegang saham perusahaan ini semula adalah Mr. Soetojo Koerniawan dan Mr.
Herry Janto Setiadi.
Pada bulan Juni 1992, saham perusahaan ini diambl alih oleh PT
Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 51% (Indocommercial, No. 188 – 26
Oktober 1997). Kemudian pada tahun yang sama yaitu 1992 perusahaan Salim
Group menggambil alih seluruh saham Jangkar Jati Group. Dan puncaknya adalah
ketika Indofood mencabut produknya dari jaringan distributor PT Wicaksana
Overseas dan dialihkan ke Indomarco (Pebapan), sejak saat itu industri mi instan
di Indonesia di kuasai oleh PT Indofood, dengan merek Indomie, Supermie dan
Sarimi mulai menguasai pasar domestik. Namun ekspansi perusahaan Salim
Group tidak berhenti sampai disana, indikasinya adalah dengan diambil alihnya
saham PT Panganjaya Intikusuma oleh Perusahaan Salim Group. Kemudian pada
tanggal 5 Februari 1994, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham (RUPS) yang dituangkan dalam Akta Risalah Rapat NO. 51
yang dibuat oleh Beny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta, PT Panganjaya
Intikusuma diubah namanya menjadi PT Indofood Sukses Makmur Divisi mi
instan dan lokasinya berada di kawasan industri di Ancol, Jakarta Utara sebagai
pusat pabriknya.
Sejarah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Mi Instan pabrik di
Tangerang awalnya merupakan sebuah perusahaan milik keluarga dengan nama
CV Superfood Indonesia. Pada tanggal 2 Januari 1977,CV Superfood Indonesia
yang memiliki merek mi instan Supermi ini, sahamnya dibeli oleh pihak Salim
Group atau dengan kata lain diakuisisi oleh PT indofood. Pada tanggal 11
Oktober 1988 ada perubahan manajemen dibawah perusahaan milik Salim Group
sehingga nam CV Superfood Indonesia diubaah menjadi Sarimi Asli Jaya yang
memproduksi mi instan merek Supermi, Sarimi, intermi dan Miko. Pada tanggal 1
Maret 1994, PT Sarimi Asli Jaya merger dengan PT Indofood, kemudian
statusnya menjadi perusahaan listing dan namanya berubah menjadi PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk Divisi miinstan yang berllokasi di Tangerang hingga saat ini
dengan bisnis usaha unit memproduksi mi Instan dengan merek Indomie, Supermi
dan Sakura. Perkembangan PT Indofood Sukses Makmur sejak didirikan pada
Tahun 1990
a. Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
Tahun 1994.
a. Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.
b. Penawaran Saham Perdan sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp
1000 per saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Tahun 1995.
a. Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
Tahun 1996
a. Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2.
Tahun 1997
a. Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunaan,
agribisnis, serta distribusi.
b. Melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total
penambahan saham sebanyak 305,2 juta.
Tahun 2000
a. Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:5
b. Menerbitkan Obligasi Seri 1 Sebesar Rp 1 triliun.
a. Menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan
Employee Stock Ownership Plan (ESOP).
Tahun 2002
a. Melaksanakan ESOP tahap I sebanyak 228,9 juta Saham.
b. Melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham
c. Menerbitkan Eurobonds sebesar US$280 juta.
Tahun 2003
a. Melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham.
b. Menerbitkan Obligasi Seri II sebesar Rp1,5 triliun.
Tahun 2004
a. Melaksanakan ESOP tahap III sebanyak 919, 5 ribu saham.
b. Menerbitkan Obligasi Seri III sebesar Rp 1 triliun.
c. Mengakuisisi 60 % saham perusahaaan karton.
Tahun 2005
a. Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé.
b.Mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
c. Mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan perkapalan,
setara dengan 90,9% kepemilikan saham.
Tahun 2006
a. Melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$143,7 juta.
b. Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
Tahun 2007
a.Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan
saham baru.
b. Menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp2 triliun.
c. Menambah sebesar 35% kepemilikan saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte.
Ltd. menjadi 90% kepemilikan.
d. Mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal
Holding Limited.
e. Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Mitra Inti Sejati Plantation dan
memiliki sebesar 70% kepemilikan.
f. Mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia
Tbk.
Tahun 2008
a. Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan memiliki
sebesar 60% kepemilikan.
b. Menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali
663.762.500 lembar treasury stock.
c. Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif
68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairyterkemuka.
d. Mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki
Tahun 2009
a. Menerbitkan Obligasi Seri V sebesar Rp1,6 triliun.
b. Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah Seri I sebesar Rp452 miliar dan
Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar.
c. Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT
Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi
instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak
perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
Tahun 2010
a.Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan
kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan
kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang
dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 7 Oktober 2010.
b. Meningkatkan kepemilikan saham Pacsari Pte. Ltd. sebesar 10% menjadi 100%
kepemilikan
Tahun 2011
a.SIMP, anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melaksanakan
B. Visi Dan Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Berikut ini akan dijelaskan mengenai visi dan misi PT Indofood Sukses
Makmur Tbkdiantaranya yaitu:
a. Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbkadalah menjadi perusahaan yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk
dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan.
b. Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbkadalah
1) Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami,
dan teknilogi kami.
2) Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga
terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan
3) Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
internaasional.
4) Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,
khususnya dalam bidang nutrisi.
C. Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Struktur organisasi
menggambakan dengan jelas pemisahan kegiatan antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain dan bagaimana hubunga aktivitas dan fungsi dibatasi dalam
struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa.
Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu
wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT Indofood Sukses Makmur TBK
D. Job Description
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Manajer Umum (General Manager)
Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang
bertanggung jawab atas berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi
memimpin mengatur, membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan,
dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam
menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu
terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2. Manajer Pabrik (Factory Manager)
Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan
mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan
untuk kelancaran jalannya proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki
tugas dan tanggung jawab:
1. Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputi PPIC, produksi, teknik purchasing
dan gudang untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu produk, produktifitas
kerja dan pengendalian biaya operasional secara kontinu.
3. Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar
2.1Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan
sistem kerja guna pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana
dan fasilitas kerja sesuai dengan persyaratan.
2.2Manajer Teknik (Manager Technical)
Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan
teknik sehingga dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan
sarana penunjang. Membuat perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan
manajemen khususnya dalam kegiatan yang menyangkut teknik. Menjaga
pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.
2.3Manajer Gudang (Warehouse Manager)
Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan
pergudangan, sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan,
keakurasian jumlah dan kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan
sistem dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur
kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untumenjaga
dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap.
Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang
melalui penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar
tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.
2.4Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan
(Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM untuk menunjang kelancaran
proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat jadwal produksi
berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau tingkat
persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan
penyangga tetap terjaga.
3. Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process
Development and Quality Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa
bahan baku, bahan tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi
analisa kualitas produksi, bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk
analisa dan pengembangan produk. Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung
jawab:
1. Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses
pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas
perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di
laboratorium serta GNP dan HACCP diproses produksi.
3. Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal
pengawasan mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk.
4. Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat
bantu dan fasilitas kerja selama masih dalam batas-batas standar baku
yang diselaraskan dengan rencana manajemen.
4. Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)
Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam
hal sistem pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan
kualitas proses produksi dan produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Memantau pekerjaan QC Process Spv & bagian administrasi. Melakuaka
perbaikan mutu dan costperalatan untuk kebutuhan analisis.
5. Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw Material/Finished Good Spv)
Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas
membantu BPDQC dalam hal pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan
proses produksi. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap
proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality Control (OQC) yang
meliputi koordinasi QC Field RM & FG serta pelaksanaan penerbitan hasil
analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa berjalan lancar. Melakukan
koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG serta mengembangkan proses.
Menjaga kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC RM/FG. Mengawasi
pelaksaan GMP HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili BPDQC jika
tidak ada. Memantau, mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
6. Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan,
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus
dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financialsupaya sejalan
dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya
ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan sistem dan prosedur yang
berkaitan dengan keuangan.
7. Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)
Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir,
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi
hubungan industrial, administrasi kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan
pelayanan umum untuk mendukung proses pencapain tujuan perusahaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu manajer personalia memiliki
tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk
mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha)
dilingkungan perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja
dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi
kepegawaian secara tepat sebagai syarat untuk meningktkan produktifitas kerja
yang optimal. Memberikan dukungan dan pelayanan kepada seluruh pihak agar
dapat mencapai standar kerja secara optimal. Membuat analisa pengembangan
organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-kegiatan
pengembangan mutu/Total Quality Management (TQM). Turut serta
melaksanakan program HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
8. Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
dan permintaan produk, menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk,
merencanakan dan membuat rancangan promosi, serta membuat rencana
penjualan dan permintaan produk.
9. Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan
memelihara prosedur pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian,
mengesahkan dokumen pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan
memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah ditetapkan.
E. Jaringan Usaha/Kegiatan
Perseroan terbatas (PT
adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri
dari
dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat
diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan
perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari
kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri.
Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu
sebanyak saham yang dimiliki. Apabila
perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut
pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.Selain berasal
dari
para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan
menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan jenis perusahaan
manufaktur, yaitu perusahaan yang memproses bahan mentah hinga berubah
menjadi barang yang sudah siap untuk dipasarkan. Semua proses yang terjadi di
industri ini umumnya melibatkan berbagai peralatan modern. Perusahaan
didirikan bertujuan untuk memperoleh laba. Disamping itu juga bertujuan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahan dapat
berkembang sesuai dengan kegiatan yang dijalankan pada waktu yang akan
datang.
Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga terdapat beberapa jaringan
usaha diantaranya terbagi dalam beberap divisi yakni Divisi Mi Insatan, Divisi
Bumbu Mi Instan, Divisi Bumbu Penyedap Makanan, Divisi Sirup, Divisi
Makanan Ringan, Divisi Makanan Bayi, Divisi Tepung Terigu, Divisi Minyak
Goreng dan Margarin, dan Divisi Distributor.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. telah memonopoli sektor mie instan
semasa Orde Baru. Artinya sebelum adanya UU No. 5/1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Antimonopoli),
Indofood telah menguasai pangsa pasar 90% disektor mi instan dan 90% tepung
Jadi, pada masa itu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. menguasai pasar
hulu dan hilir tepung terigu. Saat ini Indofood mempunyai 80% pangsa pasar mi
instan, pesaingnya PT Sayap Utama dari Groups Wing dengan Mie Sedap
menguasai pangsa pasar antara 10% sampai 15%, dan sisanya pesaing yang lain.
Dari struktur pasar yang demikian dapat disimpulkan Indofood mempunyai posisi
dominan, apalagi didukung kemampuan keuangan yang kuat, dan dapat
menyesuaikan pasokan atau permintaan mi instan dipasar yang bersangkutan.
Pada tahun 2003 Monopoly Watch menemukan indikasi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. (ISM) melakukan praktek jual rugi. Dari berbagai jenis
kemasan mie instant yang diproduksi PT ISM, Tbk, ditemukan beberapa kemasan
yang justru mengalami kerugian setelah dihitung melalui komponen-komponen
produksinya. Indofood melakukan hal ini jelas karena ingin mempertahankan
struktur monopoli pasarnya untuk tetap mendapatkan monopoly’s
rent. Monopoly’s rent yang dimaksud indikasinya juga ditemukan oleh Monopoly
Watch berupa biaya produksi yang tidak efisien dari PT ISM. Terdapat lima
perusahaan yang sudah ditunjuk ISM berperan sebagai perusahaan penghubung
bisnis (brokerage) kepada PT ISM sehingga para pemasok bahan baku seperti
cabe, garam, dan lainnya tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan PT
ISM.
F. Kinerja Usaha Terkini
Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan instansi. Begitu juga pada PT Indofood Sukses Makmur
terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja
keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat.
Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalahPT
Indofood Sukses Makmur Tbkdapat menjadi perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di
Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk mie instan (Indomie, Sarimi,
Supermi, Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Kemampuan maanajer risiko
dalam menanggulangi risiko perusahaan telah menunjukkan hasil yang
memuaskan. Dapat di lihat dari kemampuanIndofood menjadi produsen mie
instan terbesar dengan kapasitas produksi 13 miliar bungkus per tahun. Selain itu
Indofood juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia. Posisi
dominan Indofood pada pasar mi instan tidak diragukan lagi, dengan menguasai
pangsa pasar lebih dari 80%. Secara teoretis suatu pelaku usaha yang menguasai
pangsa pasar 80% tidak saja dapat dikatakan mempunyai posisi dominan, tetapi
juga telah memonopoli pasar yang bersangkutan.
Berikut di bawah ini adalah tabel produk-produk yang dihasilkan PT
Tabel 2.1
Produk Terkini PT Indofood Sukses Makmur TBK
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA
1. Indomie 8
2. Indomie Spesial 2
3. Indomie Vegan 2
4. Indomie Regional Flavour 11
Sumber: PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
G. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan PT Indofood Sukses Makmur Tbkpada tahun 2015
adalah melakukan penelitian lagi guna menciptakan produk baru dengan bahan
dasar mie instant dan tepung, produk baru tersebut rencana akan dikeluarkan
pertengahan tahun ini.
Selain itu PT Indofood Sukses Makmur Tbksedang merencanakan
strategi-strategi baru dalaam memasarkan produknya. Strategi utama yang
dilakukan oleh Indofood dalam memasarkan produknya adalah Concentric
Diversfication Strategi. Strategi ini dilakukan dengan menambah produk yang
baru tetapi masih saling berhubungan. Strategi menghadapi persaingan, Indofood
akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Fsuture.
Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive
advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan
program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan
segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan
higher price and higher margin.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana
produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas
maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan
inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,khususnya selera konsumen. Selain
itu Indofood juga menerapkan strategi Penetrasi Pasar, yaitu berusaha untuk
meningkatkan pangsa pasar. Dalam strategi Indofood telah memperbanyak tenaga
penjual, menambah biaya advertising (melalui iklan di Televisi, majalah, dan surat
kabar), menawarkan promosi penjualan ekstensif, dan meningkatkan publikasi.
Selain itu Indofood juga menerapkan strategi Penetrasi Pasar, yaitu
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang
paling berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini didukung pula dengan
keadaan dimana banyak orang menginginkan makanan dan minuman yang dapat
langsung dinikmati dengan cepat tanpa membutuhkan waktu yang lama. Hal ini di
anggap dapat menghemat waktu sehingga waktu yang seharusnya dipergunakaan
untuk mempersiapkan makanan dan minuman dapat digunakan untuk
melakukukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu produsen
makanan yang bergerak pada diviisi pembuatan mi instan. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang dapat memenuhi
kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, dan aman untuk
dikonsumsi.
Bahan baku yang digunakan berasal dari tepung terigu yang terbuat dari
gandum. Gandum memiliki kandungan gluten yaitu jenis proten yang membantu
dalam proses pengembangan pada jenis makanan tertentu. Bahan baku tepung
terigu yang digunakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan tepung
terigu berkualitas, yang didatangkan dari negara lain seperti Kanada, Australia,
Rusia, India, dan Amerika karena negara tersebut memiliki iklim yang cocok