• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

OLEH Tati Yuniati

Berdasarkan hasil observasi awal di Sekolah Dasar 2 Sukajawa hasil belajar Matematika kelas IV masih di bawah KKM, dimana KKM yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 65. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Matematika, melalui Pembelajaran Interaktif.

Penelitian tindakan kelas ini, terdiri atas tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data digunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika digunakan tes.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan rerata nilai (64,7) menjadi (75,34) pada akhir siklus 3.

(2)
(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar, karena didalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar, keduanya terjalin dalam bentuk satu kesatuan interaktif edukatif. Peran guru dalam pembelajaran mempunyai hubungan erat dengan mengatifkan siswa dalam belajar, terutama dalam prosesnya pengembangan keterampilan. Adapun keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, kerampilan sosial dan ketrampilan praktis Balen dalam Winataputra (2000) Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi pembelajaran yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

(4)

dalam matematika dan menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Sehingga belajar mereka yang berupa tes sumatif, ulangan umum dan ujian akhir nasional masih rendah.

Matematika sekolah dasar merupakan konsep dasar dalam mempelajari konsep –kosep di jenjang sekolah menengah secara singkat dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalaran deduktif Suherman (2004). Matematika disebut ilmu deduktif karena isi maupun metode pencaharian kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu lainya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatan Hudoyo (1999:3) bahwa pendekatan pembelajaran akan menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menetukan hasil belajar. Pemilihan pendekatan yang tepat akan mempermudah proses terbentuknya pengetahuan pada siswa. Dengan dasar pemikiran tersebut diperlukan adanya torobosan baru dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang menarik perhatian siswa, yang tidak memaksakan rumus-rumus jadi kepada siswa dan suatu pembelajaran dimana siswanya dapat menerapkan konsep matematika pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain.

(5)

hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti halnya proses pendidikan pada umumnya.

Peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk didalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan masyarakat, diperlukan inovasi-inovasi yang bersifat kratif dan keoperatif sehingga tercipta suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif, hal ini terjadi jika guru mempunyai peran baik sebagai fasilisator, motivator maupun sebagai pengelola pembelajaran. Jika peranan tersebut benar-benar dilaksanakan oleh guru tujuan peningkatan mutu pendidikan anak, terutama pembelajaran matematika pada kelas IV di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat terwujud.

Dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung mampu mengusai dan memahami teori, konsep dan prinsip-prinsip penerapanya, konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu harus diberikan siswa secara benar dan penekanannya pada kegiatan secara langsung ditrasfer kepada siswa lain. Mentransfer konsep melalui informasi atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keselurahan bahkan mungkin akan menimbulkan salah konsep. Belajar matematika bukanlah pelajaran yang harus dihapal tetapi pelajaran yang harus dimengerti dan dipahami oleh siswa itu sendiri.

(6)

penggunaan model pembelajaran interaksi yang baik diharapkan mampu memberikan hasil yang baik pula dalam bentuk prestrasi belajar. Agar terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa serta pemilihan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Salah cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatan prestasi belajar. Salah satu cara penyajian materi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran interkatif.

Jika ditelaah mengenai pembelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika menakutkan dan siswa masih menganggap jika pelajaran matematika merupakan momok (Hantu) bagi siswa, dan prestasi belajar siswa tergolong rendah.Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakuakn penulis disekolah tersebut bahwa siswa yang mencapai nialai KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar) adalah 29, 5 % dan yang belum mencapai Standar KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar) adalah 70. 5 % dalam tes awal belajar matematika pada materi bangun ruang, dengan demikian secara keseluruahan kemampuan siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika masih rendah, adapun nilai KKMnya adalah 60. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan KKM ( Kriteria Ketuntasan Mengajar)

(7)

interaktif sering dikenal dengan pendekatan pertannyaan anak. Model ini dirancang agar siswna bertanya kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri. Faeire dan Cosdrove dalamHaren (1992). Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah khusus dan menampilkan suatu struktur untuk suatu mata pelajaran yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan pembelajaran interaktif untuk peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat diidentifikasi permasalahanya, yaitu:

1. Kurangnya minat belajar matematika pada murid kelas IV untuk pelajaran matematika SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

2. Kurangnya aktifitas aktifitas murid bertanya dan menjawab dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

3. Peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran interaktif pada

murid kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung

1.3 Pembatasan Masalah

(8)

Bandar Lampung

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut, maka peneliti akan merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

Bagaimana peningkatan Peningkatan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran interaktif pada murid kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika melalui pendekatan interaktif siswa kelas IV di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi para pembaca yang inggin mengetahui penggunaan model pembelajaran interaktif pada pelajaran matematika yang ada disekolah SD Negeri 2 Sukajawa Badar Lampung.

2. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembangunan. Khusunya bagi perbaikan mutu

(9)
(10)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Prestasi Belajar

Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda yaitu prestaie yang berarti hasil dari usaha. Gagne dalam Ali (2000) mengemukan bahwa dalam setiap proses akan selalu mendapatkan hasil yang nyata yang dapat diukur sebagai hasil belajar (achiecvement) seorang. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau tidak telah dilakukan oleh manusia Purwanto (2002: 84) beberapa definisi belajar, antara lain:

(11)

mempengaruhi proses belajar adalah :

(a). Faktor jasmani. Yang meliputi faktor kesehatan, proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, dan kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Faktor cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

(b). Faktor psikologis. Faktor-faktor itu antara lain adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

(c). Faktor kelelahan. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

Ketiga faktor di atas merupakan faktor intern, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya adalah faktor ekstern. Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yakni :

(1) Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi.

(2) Faktor sosial. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, pelajaran dengan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(3) Faktor masyarakat. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

Dalyono (2008:49) mengemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar, yaitu:

a. Belajar pada hakekatnya potensi manusia dan prilaku.

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswanya. c Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemanpuan belajarnya.

(12)

perubahan-perubahan pengetahuan (knowledge), Kebiasaan (habib), kecakapan (skill) atau yang dikenal dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikimotorrik.

Berdasarkan penjelasan yang dimaksud dengan belajar dalam penelitian ini adalah proses perubahan tingkah laku individu yang berlangsung selama satu masa tertentu, meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap melalaui pengalaman yang didapatkannya dilingkungan situasi belajar itu berlangsung.

Prestasi belajar mengandung pengertian penguasaan pengetahuan (keterampilan) yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Davis dalam Soedijarto (1993) berpendapat bahwa “ prestasi belajar adalah pengetahuan yang di peroleh siswa sebagai hasil belajar dari pembelajaran

Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa prestasi belajar digunakan untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah prestasi belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai kegiatan misalnya prestasi olahraga, prestasi seni, prestasi kerja, prestasi belajar, prestasi usaha dan sebagainya.

Proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar dari pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian. Dengan demikian prestasi belajar siswa pada tes ujian akhir semester atau kompetensi dasar pelajaran matematika.

2.2 Pengertian Matematika

(13)

ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru,

dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan.

Melalui penggunaan penalaranlogika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan

benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya

Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di

India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan

baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang

(14)

matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian

Menurut Steen (2001)belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan saja. Belajar matematika baru bermakna bila dimengerti.

2.3 Pemebelajaran Matematika Disekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelekstual anak usia SD. Usia anak SD anatar 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak usia SD tersebut termasuk dalam kategori oprasional konkrit. Pada usia oprasional konkrit dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak oprasional kongkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong perkembangan intelekstualnya. Anak SD sudah mampu memahami tentang penggabungan (perubahan atau pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang kecil hingga yang besar, yang pendek sampai yang panjang.

Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat, dst. Pada akhir oprasional kongkrit mereka dapat memahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan melakukan sintesis sederhana.

(15)

sebagai proses pembelajaran terbagai menjadi tiga tahapan, yaitu

1. Tahapan enaktif atau tahap kegiatan (enakctive) dimana tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.

2. Tahap Ikonik atau tahap Gambar bayangan (Iconic) pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyampaikan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. 3. Tahap Simbolik (Symbolik) Pada tahapan terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan

mental tersebut dalam bentuk symbol dan bahasa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa khusnya pada pokok bahasan bilangan pecahan lebih baik, sehingga pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Model Pembelajaran Interakif

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan pendekatan pertanyaan anak. “model ini dirancangan agar siswa bertanya kemudian menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri” Faire dan Cosgrove dalam Harlen ( 2011). Pembelajaran inter aktif merinci langkah-langkah khusus dan menampilkan suatu struktur untuk suatu mata pelajaran matematika yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya.

Dalam usaha kan kualitas pembelajaran matematika akhir-akhir ini para meningkatkan kualitas pembelajaran matematika akhir-akhir ini para ahli menggabungkan berbagai model pembelajaran yang di landasi pandangan konservativisme dari Piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuan sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah Dahar (1988:16) Beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivime yitu:

1. Model siklus belajar

(16)

4. Model CLIS

5. Model strategi pembelajaran kooperatif.

Pengembangan model Pembelajaran interaktif dalam mata pelajaran matematika dapat dilakukan guru pada semua pokok bahasan, dengan syarat harus memperhatikan Sembilan hal yakni : motovasi, pemusatan perhatian, latar belakang siswa dan konteksitas materi pelajaran, perbedaan individual siswa, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, belajar menemukan dan memecahkan permasalahan serta hubungan sosial. Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang interaktif, guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing dan pembaru. Dengan demikian kedudukan siswa dalan kegiatan pem,belajaran di dalam kelas melalui peran aktif, dimana aktifitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, memcatat, bertanya menjawab, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun tugas individu. Dalam situasi belajar yang demikian siswa akan mendapatkan pengalaman yang berkesan, menyenangkan dan tidak membosankan.

Ahmad Sabari (2005;52) memaparkan tentang syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan interaksi dengan guru dan siswa lainnya.

3. Model pembelajaran harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan.

(17)

5. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Model yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Ada empat alasan mengapa siswa harus dikembangkan kemampuan berpikir. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya, ;kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berfikir krisis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu, ketiga kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah, dan alasan keempat, kreatifitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya.Peran guru mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilan. Pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang intraktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

(18)

dan guru. Agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat yang mnyatakan hal-hal yang bersifat menyenangkan dapat menggali dan mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf kelsulitan materi. Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran mempunyai taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi dapat juga taraf kesulitan justru tergantung pada motivasi siswa. Membangkitkan emosi intelektual, siswa diberi semacam permainan-permainan atau teka-teki atau cerita-cerita yang berkaitan dengan materi yang hndak diajarkan. Siswa usia anak-anak senang belajar hal-hal yang nyata, dan yang menyenangkan.Guru perlu memahami adanya perbedaan dalam bidang intelektual, terutama dalam pengelompokan siswa di kelas. Siswa yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukan kedalam siswa yang cerdas. Dengan harapan siswa yang kurang cerdas terpacu lebih kreatif, ikut terlibat langsung dengan motivasi yang tinggi dalam kerjasama dengan teman sekelompok dengannya, Mursal .

Kegiatan balajar tidak ditekankan pada “hasil“ tetapi pada “Proses” belajar. Jadi yang lbih utama adalah menyusun strategi bagaimana agar siswa memperoleh pengetahuan dengan cara “mengalami” bukan “menghafal. Struktur pengetahuan di kembangkan dalam otak manusia melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi yang berarti struktur pengetahuan baru dibuat atas dtruktur pengetahuan yang sudah ada, pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menyesuaikan datangnya pengetahuan baru.

(19)

reflektif antar pelajar. Hal tersebut sejalan dengan prinsip accelerated learning yang dikutip dalam menyatakan bahwa landasan sosial dalam belajar mutlak harus ada kerena adanya kerjasama akan membantu mempercepat belajar dan adnya persaingan akan memperlambat proses belajar.

(20)
(21)

BABIII.

METODE PENEILITIAN TINDAKAN KELAS

3.1 Tempat dan subjek penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan penelitian yang bertugas sebagai guru kelas di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dapat

lebih efisien, efektif, dan bermanfaat. Penelitian ini akan melibatkan dua orang pengamat (kolaborator). Secara garis besar, penelitian dilakukan dengan dua tahapan, yaitu persiapan (pra-penelitia) dan pelaksanaan.

3.2 Rencana Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga siklus, setiap siklus menggunkan empat tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan

2.. Tahap tindakan

3. Tahap observasi

(22)

3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan

RENCANA SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran 1 Siklus I

Refleksi 1

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaa Tindakan

Pembelajaran 2 Siklus II

Refleksi II

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaa Tindakan

Pembelajaran 3 Siklus 3

Refleksi III

(23)

3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV sd Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung dengan mengunakan model pembelajaran Interaktif. Pemilihan metode ini ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memeperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar di kelas dengan melihat bebagai indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang terjadi pada siswa (Hopkins, 1993:34).

3.4 Subyek Penelitian Tindakan Kelas

Subyek penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan penggunaan metode-metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa Bnadar Lampung, sedangkan tujuan penelitian kelas pada dasarnya secara spesifik diarahkan untuk menggali dan menganailisa secara refleksi-partisiasif terhadap pembelajaran matematika di sekolah dasar negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.

(24)

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung, pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan penelitian yang bertugas sebgai guru kelas IV di Sekolah Dasar 2 Sukajawa Banadar. Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahapan yakni , persiapan (pra-penelitian) dan pelaksanaan.

3.6 Tahapan Tindakan

3.6. 1 Tahap Pra-penelitian

Adapuntahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Menetukan skor dasar yang digunakan untuk mengetahui poin peningkatan individu.

b. Skor yang diperoleh dari ulangan harian kemudian dilakukan pembentukan belajar kelompok dengan peraturan-peraturan tertentu, sehingga terbentuk kelompok-kelompok bejar yang hitrogen terutama dari segi kemanpuan akademik.

c. Menjelaskan maksud dan langkah-langkah serta tujuan dari pembelajaran interaktif dan ketentuan yang harus diperhatikan siswa.

3.6. 2 Tahap Penelitian

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. proses mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegaiatan secara garis besar sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

(25)

kepada siswa saat belajar, memepersiapkan model, merancang alat penelitian yang akan di terapkan sebagai tindakan dalam siklus 1.

b. Tahap Pelaksanaan

kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut:

1. Mengawali pelajaran dengan pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan persepsi

2. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4 siswa sehingga terbentuk masyarakat belajar

3. Di dalam kelompok, siswa belajar suatu yang baru dengan cara bekerja sendiri, menemukan diri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.

4. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri pada pokok bahasan yang diberikan.

5. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

6. Menggunakan model untuk menjelaskan konsep-konsep dalam matematika.

7. Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegitan.

8. Melakukan Pengamatan dilakukan terhadap siswa yang meliputi kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Pengamatan

(26)

cara menyampaikan jawaban dengan hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa selama proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Refleksi dalah kegiatan menganalisi, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil belajar dan pengamatan, serta menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagian dasar perbaikan siklus selajutnya.

3.7 Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan didasarkan pada pencapaian SK dan KD dengan memperdayakan peserta didik untuk membangun kemanpuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sehingga dengan belajar matematika, siswa dapat mempelajari dan memahami lebih mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar, serta mampu mengembangkan lebih lanjut dengan menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari secara ilmiah. Selain itu juga diharapkan siswa mempunyai pengalaman belajar yang cukup untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep matematika dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana, agar tidak berdampak buruk pada lingkuangan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas secara umum menitikbertkan pada dua aspek, yaitu:

1. Meningakatkan minat dan aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri 2 Bandar Lampung pada mata pelajaran matematika.

(27)

Bandar Lampung pada pelajaran matematika setelah menggunakan metode pembelajaran interaktif.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

(28)

1

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model interaktif dapat meningkatkan hasil belajar matematika

khusnya materi perkalian pada siswa di kelas IV SDN 2 Sukajawa hal ini

dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajara yang di peroleh siswa dalam

setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 64,07 Siklus II nilai rata-rata

siswa 69.34 dan Silus III nilai rata-rata siswa 75,34.

Ketuntasan siswa setiap siklusnya, Siklus I siswa tuntas sebanyak 46,34 % dan

tidak tuntas sebanyak 53,65 %, Siklus II siswa tuntas 75.6% dan tidak tuntas

sebesar 24,39% dan siklus III siswa tuntas sebesar 95,12 dan tidak tuntas

4,87%.

Dengan demikian semakin baik penggunaan model interaktif dalam

pembelajaran matematika materi perkalian semakin efektif kegaiatan belajar

dan mengajar serta semakin meningkat pula hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disarankan-hal-hal sebagai berikut:

1. Guru atau peneliti harus lebih memahami media yang digunakan agar

poses pembelajaran berjalan dengan baik.

2. Dalam proses pembelajaran guru atau peneliti harus dengan tegas

(29)

2

agar proses pembelajaran tidak terganggu.

3. Dalam pembagian kelompok harus diseimbangkan antara jumlah

laki-laki dan perempuan agar diskusi berjalan lancar karena tidak di

dominasi siswa laki-laki atau perempuan sehingga proses diskusi lacar.

4. Pengelolaan waktu dalam pembelajaran harus cepat, sehingga

pembelajaran sesuai dengan yang telah dibuat dan mendapatkan hasil

(30)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

TATI YUNIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(PTK di SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung) Oleh :

Tati Yuniati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)
(33)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OLEH

TATI YUNIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

(PTK di SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung)

Oleh :

Tati Yuniati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Tati Yuniati

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069155

Program Studi : S1 Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(36)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 19540809 198111 1 001

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd _________________ NIP 19510507 198103 1 002

2. Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(37)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telp. (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah: 1. Nama : Tati Yuniati 2. NPM : 1013069155

3. Program Studi : S1 PGSD Dalalam Jabatan 4. Jurusan : Ilmu Pendidikan

Dengan ini membuat peryantaa, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) saya bukan hasil penjiplakan atau dibuatkan orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan dalam pembuatan PTK tersebut di atas, maka saya

bersedia untuk menerima sanksi (gelar akademik yang telah saya peroleh, bersedia untuk dicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis,

Tati Yuniati

(38)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 14 april 1983 di Tanjung

Karang Bandar Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) 2 Sukajawa

Bandar Lampung. Kemudian Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Kartika.. Kemudian

Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 7 Bandar Lampung .

Penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Lampung program studi D2

PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada

tahun 2003. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada jurusan Ilmu Pendidkan Program

Studi S1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam Jabatan Universitas

(39)

Motto

Seseorang harus tahu siap dirinya, untuk

menyadari akan kemampuanya

(40)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan hasil karyaku bagi orang – orang yang sangat berharga

dalam hidupku sebagai rasa syukur,

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih

keyakinan, kepatuhan, kesabaran, kejujuran, serta keuletan

demi keberhasilan dalam segala hal

.

Para pendidikku yang telah memberikan ilmu-ilmunya yang bermanfaat.

(41)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Kasih dan KaruniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan

Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar

Lampung ”. Penulisan PTK ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi,

dimana dalam proses penyelesaiannya penulis mendapatkan bantuan, bimbingan

dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua jurusan ilmu pendidikan

3. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd sebagai pembimbing penulis yang telah

memberikan masukan dalam penulisan PTK ini.

4. Bapak Ahirin, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 2 Sukajawa Bandar

Lampung

5. Bapak/ Ibu guru dan staf tata usaha serta siswa dan siswi SDN 2 Sukajawa

Bandar Lampung atas segala perhatian dan dukungan moral yang telah

(42)

Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmatNya atas kebaikan dan

pengorbanan bagi kita semua. Penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung Penulis,

Tati Yuniati

(43)

DAFTAR ISI

2.3 Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar ... 13

2.4 Model Pembelajaran Interaktif... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Subjek Penelitian ... 20

3.2 Rencana Penelitian... 20

3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 21

3.4 Subjek Penelitian Tindakan Kelas... 22

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.6 Tahap Tindakan ... 23

3.6.1 Tahap Pra Penelitian ... 23

3.6.2 Tahap Penelitian ... 23

(44)

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1...Hasil Penelitian... 27

4.1.1 Fasilitas Sekolah Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung ... 28

4.1.2 Keadaan Guru Dasar Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung... 30

4.1.3 Tahap Pelaksanaan tindakan ... 31

A. Tahap Pra Penelitian ... 31

B. Tahap Penelitian siklus 1... 32

C. Tahapa Peneltian Siklus 2... 38

D. Tahap penelitian Siklus III... 47

4. Pembahasan... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1...Kesimp ulan ... 55

5.2 Saran ... 55

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan. Apresiasi Sastra. Malang: YA 3 Malang. Ansari, B.I. (2004).

Ali, Muhammad. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-10. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Budiningsih, C.A. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Cet. Ke-1. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dahar, Ratna Wilis, 1988. Teori-teori Belajar, Gelora Aksara Pratama, Bandung.

Dalyono. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Bandung

Harlen (2011) matematika http:// www. Edukasi.com

Hudoyo, Herman, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika, IKIP Malang, Malang

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Action Reseach. London: St.Edmundsburry Press Ltd.

Karso . (2004). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta. Depdikbud

Miarso. Yusufhadi. 1980. Teknologi Komunikasi Pendidikan.Jakarta: Rajawali Press

Purwanto, Ng. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sabri, A. 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta.

Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Suherman, E. 2004. Model-model pembelajaran matematika. Bandung LPMP Jawa Barat

(46)

Steen, Lynn Arthur. 2001. Judul artikel dalam Judul jurnal. Kota

Penerbit/Universitas penerbit Jurnal: Penerbit. Vol VII. Page 303-312

Usman, M. Uzer, (1990). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya

.

(47)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Kasih dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul“Peningkatan Hasil BelajarMatematika pada Pokok BahasanBilangan Pecahan MelaluiPendekatan Kontekstual PadaSiswa Kelas V Sekolah DasarNegeri 2 Sukajawa Bandar Lampung”. Penulisan PTK ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi, dimana dalam proses penyelesaiannya penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Baharuddin Risyak, M.Pd selaku ketua jurusan ilmu pendidikan

3. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pdsebagai pembimbing penulis yang telah memberikan masukan dalam penulisan PTK ini.

4. Bapak Ahirin, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 2 Sukajawa Bandar Lampung 5. Bapak/ Ibu guru dan staf tata usaha serta siswa dan siswi SDN 2 Sukajawa

Bandar Lampung atas segala perhatian dan dukungan moral yang telah mereka berikan

Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmatNya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

(48)

Penulis,

Tati Yuniati

(49)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi :PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWABANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Tati Yuniati

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069155 Program Studi : S1 Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd

(50)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd NIP 19540809 198111 1 001

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd _________________ NIP 19510507 198103 1 002

2. DekanFakultasKeguruanIlmuPendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(51)
(52)

Motto

Seseorang harus tahu siap dirinya, untuk menyadari akan

kemampuanya

(53)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telp. (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Tati Yuniati

2. NPM : 1013069155

3. Program Studi : S1 PGSD Dalalam Jabatan

4. Jurusan : Ilmu Pendidikan

Dengan ini membuat peryantaa,bahwapenelitian tindakan kelas (PTK) sayabukan hasilpenjiplakanataudibuatkan orang lain.

ApabiladikemudianhariditemukankecurangandalampembuatanPTKtersebut di atas, makasayabersediauntukmenerimasanksi (gelarakademik yang telahsayaperoleh, bersediauntukdicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Desember2012 Penulis,

(54)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkanhasilkaryakubagiorang – orang yang sangatberharga

dalamhidupku sebagai rasa syukur,

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih

keyakinan, kepatuhan, kesabaran, kejujuran, serta keuletan

demikeberhasilandalamsegalahal

.

Para pendidikku yang telahmemberikanilmu-ilmunya yang bermanfaat.

(55)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 14 april 1983 di Tanjung Karang Bandar

Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) 2 Sukajawa Bandar Lampung.

Kemudian Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Kartika.. Kemudian Sekolah Menengah Umum

(SMU) Negeri 7 Bandar Lampung .

Penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Lampung program studi D2 PGSD Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2010

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada

jurusan Ilmu Pendidkan Program Studi S1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 54 siswa kelas X di salah satu SMK swasta di Kota Bandung mengenai instrumen tes dalam bentuk Ranking

Seperti pada jaringan ikat, jaringan ini terdiri atas sel-sel yang terletak dalam matriks.. organik, tetapi matriksnya

• Area kedatangan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang yang dapat.. pula merupakan

Sedangkan cakupan dalam sertifikasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 18 tahun 2007 meliputi 10 komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan

Menurutnya, ada tiga norma untuk menentukan, apakah perkara baru dalam urusan agama itu disebut bid’ah atau tidak: Pertama, jika perkara baru itu didukung oleh

[r]

Hasil pungutan retribusi masuk pintu gerbang disetor Kaliurang atau retribusi masuk Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari dan Komplek Keraton Ratu Boko ke