• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA METODE PROBLEM SOLVING (PS) DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA METODE PROBLEM SOLVING (PS) DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA METODE PROBLEM SOLVING(PS)DENGAN NUMBERED HEADS

TOGETHER(NHT).

(Skripsi)

Oleh

RIKA KARTIKAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA METODE PROBLEM SOLVING(PS) DENGANNUMBERED HEADS

TOGETHER(NHT).

Oleh

RIKA KARTIKAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Rika Kartikawati

ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA METODE PROBLEM SOLVING(PS) DENGANNUMBERED HEADS

TOGETHER(NHT) Oleh

Rika Kartikawati

Berdasarkan penelitian yang dilakukan masih banyak guru menggunakan metode ceramah sebagai alternatif yang sering digunakan di kelas. Pada penelitian ini membandingkan hasil belajar fisika siswa antara metode pembelajaranProblem SolvingdenganNumbered Heads Together.Tujuan penelitian ini untuk

(4)

Rika Kartikawati

metode problem solvingdenganNumbered Heads Together.Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode problem solvingmemiliki perbedaan dengan kelas yang menggunakanNumbered Heads Together. Dengan rata-rata nilai hasil belajar pada kelasproblem solving74,24 sedangkan pada kelas Numbered Heads Together 65,81.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 2.1 Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan di dalam kepribadian manusia yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau pengertian. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar juga merupakan bentuk pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara siswa dan lingkungannya.

Belajar erat kaitannya dengan mengajar. Menurut Sardiman (2007: 48)

Secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga

membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

Belajar juga menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan status abilitas tersebut, menurut Bloom dalam Sardiman (2007: 23), meliputi tiga ranah /matra, yaitu matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra ataudomainini diperinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of competence).

(6)

a. Cognitive Domain:

1) Knowledge(Pengetahuan, ingatan)

2) Comprehension(pemahaman, menjelaskan, meringkas) 3) Analysis(menguraikan, menentukan hubungan)

4) Synthesis(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)

5) Evaluation(menilai) 6) Application(menerapkan) b. Affective Domain:

1) Receiving(sikap menerima) 2) Responding(memberikan respons) 3) Valuing(nilai)

Perubahan dalam belajar tidak hanya berkaitan dengan penambahan pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut secara keseluruhan pribadi sesorang, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh (Trianto, es aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau

Menurut Hamalik (2004

(7)

secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

2.2 MetodeProblem Solving

Problem solvingadalah salah satu pendekatan pembelajaran yang integratif, dimana pada proses pembelajaran pada anak didik belajar merumuskan dan memecahkan masalah, berdasarkan data dan informasi sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Penyelesaian masalah adalah proses pemikiran dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

Untuk mendukung strategi belajar mengajar ini, guru perlu memilih bahan

pelajaran yang memiliki permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks sekolah, tetapi juga dapat diambil dari sumber-sumber lingkungan, seperti peristiwa-peristiwa dalam masyarakat atau peristiwa dalam lingkungan sekolah.

Menurut Gulo dalam Thobroni dkk (2011: 335), pemilihan materi seperti tersebut memerlukan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Bahan pelajaran bersifatconflictataucontroversial.; 2 Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa. ; 3) Bahan tersebut mendukung pengajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum sekolah. ; 4) Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yang dikehendaki. ; 5) Bahan tersebut menjamin kesinambungan pengalaman siswa.

Masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran seperti belum

(8)

Dalam pemecahan masalah yang paling utama adalah penguasaan aturan-aturan yang relevan dengan masalah tersebut, dalam hasil ini perbedaan intelengensi yang terjadi tidak terlalu berpengaruh besar.

Jadi masalah adalah kondisi dimana seseorang harus memberikan tanggapan tetapi belum mengetahui cara yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah, sedangkan pemecahan masalah yang baik dimana seseorang mengerti aturan-aturan yang relevan mengenai pemecahan tersebut.

Selanjutnya menurut Hamalik (2007: 151) pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan

memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Kemampuan memecahkan masalah harus ditunjang oleh kemampuan penalaran, yakni kemampuan melihat hubungan adanya sebab akibat yang terjadi.

Demikian juga menurut Sanjaya (2006: 213) terdapat tiga ciri utamaproblem solvingyaitu:

(1). Merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi pembelajaran ada sejumlah kegiatan yang dilakukan siswa. ; (2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. ; (3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara alamiah.

Metode pembelajaranproblem solvingmerupakan rangkaian aktivitas pembelajaran dalam melatih siswa untuk mencari sendiri data dan informasi sebagai upaya pemecahan masalah, dan siswa akan mampu merekontruksi pengalaman secara nyata.

(9)

dan hipotesis dimana siswa mencoba mencari informasi dan cara untuk

menyelesaikan masalah. Siswa mencari hubungan antara informasi awal dengan teori dan pengamatan.

Menurut J. Dewey dalam Thobroni dkk (2011: 336) metode ini dilakukan dalam enam tahap yang disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel. 2.1 Tahapan-tahapan metodeProblem Solving

Tahap- Tahap Kemampuan yang diberikan

1. Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan masalah secara

jelas.

2. Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memperinci,

dan menganalisis masalah dari berbagai sudut. 3. Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup,

sebab-akibat, dan alternative penyelesaian. 4. Mengumpulkan dan

mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

 Kecakapan mencari dan menyusun data.

 Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, dan table.

5. Pembuktian hipotesis  Kecakapan menelaah dan membahas

data

 Kecakapan menghubungkan-hubungkan dan menghitung.

 Keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.

6. Menentukan pilihan penyelesaian

 Kecakapan membuat alternatif penyelesaian.

 Kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Berdasarkan uraian, maka penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Problem Solvingmerupakan pendekatan pembelajaran yang dimana pada proses pembelajaran para siswa di didik belajar untuk merumuskan dan memecahkan masalah, berdasarkan data dan informasi sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

(10)

Metode pembelajaranNHTadalah model pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pelajaran baik secara berkelompok maupun maupun individual. Menurut Trianto (2011: 82)

Numbered Head Together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.Numbered Head Togetherpertama kali dikembangkan oleh Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya. Misalnya, jenis perubahan wujud zat

setiap orang mengetahui 5 bu

c. Fase 3: Berpikir bersama

(11)

d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Menurut Lie (2008: 59) model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide, mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini pada dasarnya merupakan sebuah diskusi kelompok yang heterogen dari segi akademik, ciri khasnya adalah penomoran siswa pada masing-masing kelompok dan guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk mengetahui jawaban dari setiap tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan tugas tersebut menjadi tanggung jawab kelompok dan jika siswa yang ditunjuk untuk mempresentasikan jawaban tidak bias menjawab, maka dia akan malu pada seluruh siswa dalam kelas sehingga siswa tersebut akan berusaha untuk mengetahui semua jawaban tugas melalui diskusi kelompok dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

(12)

Ibrahim (2000: 28) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT, yaitu:

1). Hasil belajar akademik stuktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. ; 2) Pengakuan adanya keragaman, ertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. ; 3) Pengembangan keterampilan social, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu: a)

Pembentukan kelompok, b) Diskusi masalah, c) Tukar jawaban antar kelompok.

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut:

Langkah 1. Persiapan;Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok;Dalam pembentukan kelompok

(13)

yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.Langkah 6. Memberi kesimpulan;Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dari masing-masing individu. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes.

Hasil belajar menurut Hamalik (2004: 30) adalah suatu pencapaian usaha belajar yang dilakukan siswa dalam aktivitas belajar yang menentukan tingkat

keberhasilan pemahaman siswa.

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat.

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.

Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. Pengetahuan, 6. Emosional,

2. Pengertian, 7. Hubungan sosial,

3. Kebiasaan, 8. Jasmani,

(14)

5. Apresiasi, 10. Sikap.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam

pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau

dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsi-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 2003: 131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1).Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. ; 2).Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari. ; 3).Apply, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. ; 3).Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. ; 4).Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. ; 5).Create, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru.

(15)

keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut, oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersal dari dalam diri siswa (faktor internal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bias mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.

(16)

a) Kognitif:Knowledge(pengetahuan, ingatan),comprehension

(pemahaman, menjelaskan,meringkas),analysis(menguraikan, menentukan hubungan),synthesis(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),evaluation(menilai),application(menerapkan), b) Affective:Receiving(sikap menerima),responding(memberi respon),

Valuing(menilai),organization(organisasi),characterization(karakterisasi), c) Psychomotor:initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar

tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan memperoleh pengalaman baru, penulis membandingkan hasil belajar setelah memberikan metode pembelajaranProblem SolvingdanNumbered Heads Together.

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui perbandingan nilai

rata- rata hasil belajar siswa antara metodeProblem SolvingdenganNumbered

Heads Together. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas,

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

Problem Solving(X1) dan metode pembelajaranNumbered Heads Together(X2),

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar menggunakan metode

pembelajaranProblem Solving(Y1) dan hasil belajar menggunakan metode

pembelajaranNumbered Heads Together(Y2). Untuk mendapatkan gambaran

yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat

(17)

X1 Y1

X2 Y2

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X1: Metode PembelajaranProblem Solving

X2: Metode PembelajaranNumbered Heads Together

Y1: Rata-rata hasil belajar dengan Metode PembelajaranProblem Solving Y2: Rata-rata hasil belajar dengan Metode PembelajaranNumbered Heads Together.

Pelaksanaan pembelajaran yang didominasi oleh guru dan masih dianggap sebagai

pelajaran yang sulit karena mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak. Hal

inilah yang mengakibatkan fisika sulit dipahami serta berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.Penggunaan metode pemecahan masalah (Problem Solving) dapat melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara alamiah.

Metode pembelajaranProblem Solvingdapat melatih siswa dalam aktivitas pembelajaran siswa dimana siswa mencari sendiri data dan informasi sebagai upaya pemecahan masalah, dan siswa akan mampu merekontruksi pengalaman secara nyata. Dengan meningkatnya kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam belajar, maka hasil belajar juga meningkat.

(18)

Penggunaan metode pembelajaranNumbered Heads Togethermemberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide, mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka karena pada dasarnya merupakan sebuah diskusi kelompok yang heterogen dari segi akademik, ciri khasnya adalah penomoran siswa pada masing-masing kelompok dan guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili

kelompoknya tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Jika siswa yang ditunjuk untuk mempersentasikan jawaban tidak bisa menjawab, maka dia akan malu pada seluruh siswa dalam kelas sehingga siswa tersebut akan berusaha untuk mengetahui semua jawaban melalui diskusi kelompok dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar akan meningkat karena siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran.

Untuk dapat mencapai hasil belajar dengan optimal siswa harus memiliki kemampuan awal berupa pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman yang telah diterimanya, agar siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuan fisika pada tingkatan selanjutnya.

Proses pembelajaran yang baik yaitu adanya interaksi yang timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.. Hal ini dilakukan agar siswa akan berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran fisika. Pembelajaran yang berlangsung di SMA 15 Bandar Lampung didominasi oleh guru. Sebagai ciri pembelajaran konvensioal, guru yang

mempresentasikan materi selanjutnya siswa diberi latihan sehingga siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

(19)

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:

1. Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal dan pengalaman belajar

yang setara.

2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan

D. Hipotesis Tindakan

1). Hipotesis Pertama

O

H : Tidak Ada perbedaan rata- rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

antara metodeProblem SolvingdenganNumbered Heads Together.

1

H : Ada perbedaan rata- rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika antara

metodeProblem SolvingdenganNumbered Heads Together.

2). Hipotesis Kedua

O

H : Rata- rata hasil belajar fisika siswa pada metodeProblem Solving

lebih tinggi dibandingkan denganNumbered Heads Together

1

H : Rata- rata hasil belajar fisika siswa pada metode pembelajaranNumbered

(20)
(21)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA 15 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA 15 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang diambil dengan menggunakan teknik Sampling Total. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 2 kelas yang diambil seluruhnya sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas XI IPA 2 kelompok eksperimen 1 dan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen 2.

C. Desain Penelitian

(22)

X1 O1

X2 O2

Heads Togethersebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Desain eksperimenOne-Shot Case Study

Keterangan:

X1= perlakuan denganProblem Solving.

X2= perlakuan denganNumbered Heads Together.

O1 = nilai observasi hasil perlakuan denganProblem Solving.

O2= nilai observasi hasil perlakuan denganNumbered Heads Together. (Sugiyono, 2010: 110)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode pembelajaranProblem Solving(X1) dan Metode pembelajaranNumbered Heads Together(X2),

sedangkan hasil belajar menggunakan metodeProblem Solving(Y1) dan hasil belajar menggunakan metodeNumbered Heads Together(Y2).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah berupa soal uraian hasil belajar kognitif siswa pada akhir pembelajaran.

(23)

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Jika rhitung> rtabel

(24)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan model

yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1.

(25)

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari data hasil belajar siswa berupa soal tes kemampuan hasil belajar fisika siswa yang diperoleh dari skor ujian akhir.

Adapun bentuk pengumpulan datanya berupa tabel yang dijelaskan pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data hasil belajar (test)

Skor Tertinggi 100 89

Skor Terendah 50 48

Jumlah Siswa 37 32

Skor rata-rata siswa 74,24 65,81

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skor hasil ujian. Peningkatan skor hasil belajar merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan menggunakan metode pembelajaranProblem SolvingdanNumbered Heads Together. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar.

(26)

a) Skor yang diperoleh dari masing masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% Pencapaian Hasil Belajar x 100%

c) Nilai hasil belajar siswa adalah:

Nilai hasil belajar siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya). d) Nilai rata rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

Rata rata hasil belajar siswa

e) Ketuntasan tergantung tempat penelitian.

Untuk kategori nilai rata rata hasil belajar menggunakan Arikunto (2008: 245) yaitu:

Bila nilai siswa > 66, maka dikategorikan baik.

Bila 55 < nilai siswa > 66, maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55, maka dikategorikan kurang baik.

2. Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistiknon-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya, yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

(27)

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji Bartlett, adapun langkah-langkahnya:

1) Menghitung variansi gabungan dari semua sampel dengan menggunakan

rumus:

2) Menghitung variansi masing-masing kelompok data, kemudian

menghitung harga F dengan rumus:

Keterangan:

F= uji F

s12= variansi data hasil belajar kelasProblem Solving

(28)

3) Bandingkan hargaFyang diperoleh melalui perhitungan dengan hargaF yang diperoleh dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasas (dk) = (n1 -1, n2-1). JikaFhitung< Ftabel berarti data kelas sampel mempunyai variansi

yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel berarti data kelas sampel

tidak homogen.

Untuk memudahkan perhitungan maka juga dibantu dengan menggunakan software SPSS.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis 1

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan statistik parametrik tes.

1) Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Sample T Test)

Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample T Testdigunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

Hipotesis

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

antara metodeProblem SolvingdenganNumbered Heads Together.

1

H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika antara

metodeProblem SolvingdenganNumbered Heads together.

(29)

Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t dengan = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Kriteria pengujian

a. HO diterima jika -ttabel thitung ttabel

b. HO ditolak jika-thitung< -ttabelatau thitung> ttabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

(Priyatno, 2010:32-41)

2) Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independen) Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk

menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan

menggunakan UjiMann-Whitney.

(30)

H1 : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pada pembelajaran

fisika antara metodeProblem SolvingdenganNumbered Heads together.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Hipotesis 2

Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan diterima atau ditolak. Untuk menentukan terdapat perbedaan terhadap hasil belajar antara kedua kelas sampel, untuk data yang terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (uji-t).

1) Uji kesamaan dua rata-rata

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

Hipotesis

2 1 0 : H

2 1 1:

H

(31)

Dengan:

1

x skor rata-rata kelas pada metode pembelajaranProblem Solving.

2

x skor rata-rata kelas pada metode pembelajaran Numbered Heads

Together.

s = standar deviasi perbedaan rata-rata

n1 =jumlah Siswa kelas pada metode pembelajaranProblem Solving.

n2 = jumlah Siswa kelas pada metode pembelajaran Numbered Heads

Together.

s12=variansi kelas pada metode pembelajaranProblem Solving.

s22=variansi kelas pada metode pembelajaranNumbered Heads Together.

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika

2

t didapat dari daftar distribusi t dengan derajat

kebebasan (dk) = n1+ n2- 2 dan peluang

2 1

1 .

2) Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata merupakan uji hipotesis yang bergunauntuk

mengetahui apakah hasil belajar kedua kelompok berbeda secarasignifikan dan manakah yang lebih baik antara kelompok kontrol dan eksperimen.

(32)

H0: 1 2

H1: 1 2

Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu pihak kanan.Kriteria pengujian adalah:

Hipotesis Ha diterima jika tdata< ttabel.

Rumus tdatayang dipergunakan sangat ditentukan oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kedua kelompok tersebut. Jika variansi antara ok tersebut sama, maka rumus yang digunakan:

Dengan

Terima Ho jika t1- -1+n2-2)< t < t1- -2)

Apabila kedua kelompok variansinya berbeda maka uji t yang digunakan adalah:

(33)

Dengan

t

1

= t

(1-a)(n1-1)

t

2

= t

(1-a)(n2-1

Keterangan:

= Nilai rata-rata kelompok 1 pada metode pembelajaranProblem Solving. = Nilai rata-rata kelompok 2 padametode pembelajaranNumbered Heads

together

= varians data pada kelompok 1 pada metode pembelajaranProblem Solving.

= varians data pada kelompok 2 pada metode pembelajaranNumbered Heads together.

n1 = banyaknya subjek pada kelompok 1 pada metode pembelajaranProblem Solving.

(34)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa antara kelas yang menggunakan metodeProblem Solving(XI IPA 2) dengan Numbered Heads Together

(XI IPA 1).

2. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 15 Bandar Lampung yang menggunakan metode pembelajaranProblem Solvinglebih tinggi dibandingkan yang menggunakanNumbered Heads Together.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaranProblem Solvingdapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

(35)

melakukan kegiataan percobaan dan berdiskusi dikelas, terkadang ada siswa yang masih tidak serius dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, perlu adanya

(36)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(37)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B Rumusan Masalah ... 3

C Tujuan Penelitian ... 3

D Manfaat Penelitian ... 4

E Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II TINJAUAN PUSTAKA A Kerangka Teoretis 1. Belajar ... 6

2. MetodeProblem Solving ... 8

3. Metode PembelajaranNumbered Heads Together ... 11

4. Hasil Belajar ... 14

B Kerangka Pemikiran ... 18

C Anggapan Dasar ... 20

D Hipotesis ... 21

III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

(38)

C Desain Penelitian ... 22

D Variabel Penelitian ... 23

E Instrumen Penelitian ... 23

F Analisis Instrumen ... 24

G Teknik Pengumpulan Data ... 26

H Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 26

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian ... 35

B Pembahasan... 47

V SIMPULAN DAN SARAN A Simpulan ... 52

B Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 57

2 Rencana Pelaksanaan PembelajaranProblem Solving... 61

3 Pemetaan Standar Isi ... 69

4 Pemetaan Standar Soal ... 72

5 Kisi- Kisi Tes Produk ... 76

6 Rubrikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 82

7 Lembar Penilaian (LP) 01: Kognitif... 85

8 Kunci Lembar Penilaian (LP) 01: Kognitif ... 86

9 Lembar Penilaian (LP) 02: Afektif ... 89

10 Lembar Penilaian (LP) 03: Psikomotor... 91

11 LKK SMAProblem Solving... 92

12 Kunci LKK SMAProblem Solving... 128

(39)

14 Kunci Jawaban Soal Test Hasil Belajar ... 149

15 Silabus... 152

16 Rencana Pelaksanaan PembelajaranNumbered Heads Together... 155

17 Pemetaan Standar Isi... 163

18 Pemetaan Standar Soal... 166

19 Kisi- Kisi Tes Produk... 170

20 Rubrikasi Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 176

21 Lembar Penilaian (LP) 01: Kognitif ... 179

22 Kunci Lembar Penilaian (LP) 01: Kognitif ... 180

23 Lembar Penilaian (LP) 02: Afektif ... 183

24 Lembar Penilaian (LP) 3: Psikomotor ... 185

25 LKK SMANumbered Heads Together... 186

26 Kunci LKK SMANumbered Heads Together... 216

27 Soal Test Hasil Belajar... 232

28 Kunci Jawaban Soal Test Hasil Belajar ... 237

29 Analisis Hasil BelajarProblem Solving... 240

30 Analisis Hasil BelajarNumbered Heads Together ...242

31 Data Validitas Soal Pilihan Jamak ... 244

32 Data Validitas Soal Uraian... 246

33 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 248

34 Hasil Uji Validitas Soal Uraian... 249

35 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak ... 250

36 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 252

37 Hasil Uji Normalitas ... 253

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Belda, Shania. 2010. Hubungan Antara Kemampuan Problem

Solving dengan Konflik Peran Ganda pada Single Mother. Skipsi. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Dalyono, M. 2005.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2007.Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2004.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: University Press. Surabaya.

Lie, Anita. 2008.Cooperatif Learning. Jakarta: Grafindo.

Nasution, N. K. 2006.Berbagai penedekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana media prenada Sardiman, A. M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja

Grafindo Remaja.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(41)

Thobroni Muhamad dan Mustofa arif. 2011.Belajar dan Pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalan Pembangunan Nasional.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Trianto. 2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Wahyuningtyas, Rizca Nova. 2011. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Dengan Pembelajaran Problem Solving Siswa Kelas VIII A

(42)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tahapan-tahapan metodeProblem solving... 10

3.1. Data hasil belajar (test) ... 26

4.1. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 42

4.2. Hasil Uji Validitas Soal Uraian... 42

4.3. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Jamak ... 43

4.4. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar Uraian ... 43

4.5. Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa ... 44

4.6. Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Hasil Belajar... 45

(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Nengah Maharta, M.Si

Sekretaris : Viyanti, S.Pd. M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(44)

Judul Skripsi : PERBANDINGAN HASIL BELAJAR

FISIKA ANTARA METODEPROBLEM

SOLVING(PS)DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT).

Nama Mahasiswa : Rika Kartikawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022045 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Nengah Maharta, M.Si Viyanti, S.Pd. M.Pd.

NIP. 195512131983031022 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(45)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Bapak Asep Suherman, S.Pd. M.Pd., dan Ibu Farida Jubaedah tercinta, yang selalu memperjuangkan masa depan yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu

membahagiakan kalian.

2. Kakakku: Aa Aji Zaenal Mustopa, A.Md., atas dukungannya baik secara material maupun non material bagi kesuksesan penulis.

3. Adik-adikku: Dede Ardi, dan Ujang Rizky yang memberi semangat dan dukungan bagi kesuksesan penulis.

(46)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, sekaligus pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Ibu Viyanti, S.Pd. M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya

mem-berikan bimbingan, gagasan, saran dan motivasi terhadap penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Program studi pendidikan Fisika, atas semua ilmu yang telah diberikan.

(47)

8. Ibu Sulistiani, S.Pd., selaku Guru Mitra yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di SMAN 15 Bandar Lampung.

9. Seluruh guru dan staf di SMAN 15 Bandar Lampung.

10. Siswa-siswi SMAN 15 Bandar Lampung khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 selaku subjek penelitian.

11. Teman-teman fisika angkatan 2008: Nduk Siti, Via, Ncez, Andrey,Cika, Rofa, Intan, Desti, Fadile, Ewo, Eming, Elly, Ayu D, Fharia, Iyoh, Tresna, Nining, Tutik, Idel, Larno, Unul, Putu, eko, Arif, Destiana, Dewi, Dian, Eva, V3, midah, Hanif, Ike, Jean, Leni, Marfiana, Nurul, Putri, Resa, Resti, Mayang, Wina, Indah, Uji, Nando dan Yeni atas bantuan dan kebersamaannya. 12. Sahabatku tercinta: Liyan Wah, Eka Wah, Selly Wah, Tante Maduma,

Meitong dan Yuniar Wah atas kebersamaan dan canda tawa kita selama ini serta dukungan di saat penulis sedang galau membara. Semoga persahabatan ini tetap terjaga selamanya.

13. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di P. Fisika yang tidak bisa disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika bersatu. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(48)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Rika Kartikawati

NPM : 0853022045

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Bataranila, Jl. Nusa Indah No B.11 Rajabasa Bandar Lampung

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012 Yang Menyatakan,

Gambar

gambar, dan table.
Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran
Tabel 3.1 Data hasil belajar (test)

Referensi

Dokumen terkait

terhadap konflik fungsional di dalam perusaan untuk langkah kedepan dalam arti jangka panjang dan dapat menjadi sebuah bahan evaluasi untuk satu langkah lebih baik di

Comments/justifications for changes: A new conceptual model and encoding for temporal concepts is developed as part of SWE Common instead of importing ISO 19108.. The reasons for

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru penjas mengenai keterampilan mengajar guru pendidikan jasmani di kecamatan Bantarkawung kabupaten Brebes diketahui

[r]

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the

Namun dengan tercapainya pamudharan, yang memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kehidupan dunia kebendaan, orang itu juga tidak terbebas dari

Puji syukur kepada Tuhan YME, karena berkat rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ Penerapan Sistem Komputerisasi Akuntansi pada

[r]