LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN
(Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman)NOMOR : 1 TAHUN : 1991 SERI : B
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN
NOMOR 6 TAHUN 1990
TENTANG
RETRIBUSI MASUK MELALUI PINTU GERBANG KALIURANG DAN RETRIBUSI MASUK CANDI GEBANG, KALASAN, SAMBISARI,
KOMPLEK KERATON RATU BOKO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SLEMAN
Menimbang : a. bahwa kawasan wisata Kaliurang dan sekitarnya yang merupakan obyek rekreasi di daerah pegunungan dan obyek wisata yang lain dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman pelu dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga mendapatkan manfaat baik bagi Pemerintah Daerah maupun bagi wisatawan yang brbekreasi;
b. bahwa terhadap obyek tersebut disamping memerlukan pembinaan yang terus menerus agar dapat berkembang dengan baik, perlu dijaga kelestarian lingkungan, pembinaan wilayah serta adanya penyediaan/ pembinaan sarana dan prasarana penunjang lainnya oleh beberapa Insrtansi yang berkaitan;
c. bahwa usaha pembinaan dan pembangunan sebagaimana dimaksud pada huruf b diatas memerlukan dana yang cukup besar yang antara lain didapat dari pungutan retribusi atas para wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata sebagai wujud partisipasi masyarakat;
d. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas perlu diatur dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
3. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah jo Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1969 tentang Penertiban Pungutan Daerah;
4. Peraturan Daerah-Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1959, tentang Penyerahan Secara Nyata beberapa Urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swantara Tingkat II Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul;
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.
Sambil menunggu Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istiewa Yogyakarta yang mengatur maslaah Kepariwisataan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN TENTANG RETRIBUSI MELALUI PINTU GERBANG KALIURANG DAN RETRIBUSI MASUK CANDI GEBANG, KALASAN, SAMBISARI, SARI, KOMPLEK KERATON RATU BOKO.BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman. b. Kepala Daerah ialah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman.
c. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.
d. Bank Pembangunan Daerah adalah Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kantor Cabang Sleman.
e. Desa adalah Desa dimana obyek wisata berada.
BAB II RETRIBUSI
Pasal 2
(1). Setiap pengunjung termasuk kendaraan yang digunakan masuk kawasan wisata Kaliurang diwajibkan membayar retribusi.
(2). Setiap pengunjung obyek wisata Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari dan komplek Keraton Ratu Boko di wajibkan membayar retribusi. :
Pasal 3
Ketentuan tersebut pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah ini tidak berlaku bagi :
a. Mereka yang menjalankan tugas dinas.
b. Penduduk setempat.
c. Sopir, kondektur dan kernet kendaraan angkutan penumpang umum yang mempunyai trayek tetap jurusan Yogyakarta – Kaliurang.
Pasal 4
(1). Besarnya retribusi untuk sekali masuk di pintu masuk gerbang Kaliurang adalah : a. Bagi setiap pengunjung diatas usia 6 tahun sebesar Rp 100, - (seratus rupiah). b. Bagi setiap pengunjung berusia maksimal 6 tahun sebesar Rp 50,- (lima puluh
rupiah).
c. Bagi Kendaraan bvermotor roda dua sebesar Rp 100,- (seratus rupiah).
d. Bagi Kendaraan bvermotor roda dua empat (sedan, station wagon, dan sebagainya) sebesar Rp 200,- (dua ratus rupiah).
e. Bagi bus, truk dan sebagainya sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah).
(2). Besarnya retribusi untuk sekali masuk obyek wisata Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari dan Komplek Keraton Ratu Boko :
a. Bagi setiap pengunjung diatas usia 6 tahun sebesar Rp 200, - (dua ratus rupiah).
b. Bagi setiap pengunjung berusia maksimal 6 tahun sebesar Rp 100,- (seratus rupiah).
c. Bagi Kendaraan bvermotor roda dua sebesar Rp 100,- (seratus rupiah).
d. Bagi Kendaraan bvermotor roda dua empat (sedan, station wagon, dan sebagainya) sebesar Rp 200,- (dua ratus rupiah).
e. Bagi bus, truk dan sebagainya sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah).
(3). Bagi pengunjung rombongan yang berjulah paling sedikit 20 orang mendapat keringanan/ potongan retribusi masuk sebesar 25% (dua puluh lima persen)
(4). Bagi rombongan pelajar berjumlah paling sedikit 20 orang mendapat keringanan/ potongan retribusi masuk sebesar 50% (lima puluh persen)
BAB III PUNGUTAN
Pasal 5
(1). Pungutan retribusi masuk dilaksanakan di pintu gerbang Kaliurang atau di loket Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari dan Komplek Keraton Ratu Boko dengan karcis yang disediakan oleh Dinas Pendapatan Daerah serta telah dibubuhi tanda perporasi dan berlaku untuk satu kali masuk.
(2). Pemungutan dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah dan atau petugas yang ditunjuk.
(3). Hasil pungutan retribusi masuk pintu gerbang disetor Kaliurang atau retribusi masuk Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari dan Komplek Keraton Ratu Boko ke Bank Pembangunan Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
BAB IV
PEMBAGIAN HASIL PUNGUTAN
Pasal 6
Apabila pemungutan retribusi masuk dilakukan oleh Pemerintah Desa dan atau Petugas yang ditunjuk, maka pembagian hasil diatur sebagai berikut :
a. Untuk Pemerintah Daerah 80% (delapan puluh persen) dari jumlah pendapatan kotor;
b. Untuk Pemerintah Desa setempat 5% (lima persen) dari jumlah pendapatan kotor;
c. Untuk petugas yang ditunjuk 15% (lima belas persen) dari jumlah pendapatan kotor.
BAB V PENGAWASAN
Pasal 7
Pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditugaskan kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 7
(1). Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 2 dan 4 Peraturan Daerah ini diancam hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 1.000,- (lima puluh ribu rupiah).
(2). Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran.
Pasal 9
Selain oleh Pejabat Polri, penyidikan atas tindak pidana dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Daerah ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan.
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka
d. Melakukan penyitaan benda atau surat.
f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Polri bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Polri memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Pearaturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingakat II Sleman.
Sleman, 20 September1990 Dewan Perwakilan Rakyat Bupati Kepala Daerah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman
Tingkat II Sleman
Ketua
Cap ttd. Cap ttd.
Disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Surat Keputusan :
Nomor : 6/ KPTS/ 1991 Tanggal : 7 Januari 1991 Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor : 1
Seri : B
Tanggal : 17 Januari 1991 Sekretariat Wilayah/ Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman
Cap ttd.
RM. H. TIRUN MARWITO, SH
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN
NOMOR 6 TAHUN 1990
TENTANG
RETRIBUSI MASUK MELALUI PINTU GERBANG KALIURANG DAN RETRIBUSI MASUK CANDI GEBANG, KALASAN,
SAMBISARI, KOMPLEK KERATON RATU BOKO
I. PENJELASAN UMUM
Dengan surat Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 973/2150 tanggal 25 September 1989, maka Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman diberi kewenangan untuk memungut retribusi masuk obyek wisata di Kaliurang.
Disamping itu Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman diberi juga kewenangan sementara sampai ada kebijaksanaan lain dari Pemerintah Pusat untuk memungut retribusi bagi pengunjung Pemerintah Pusat untuk memungut retribusi bagi pengunjung Candi Gebang, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari, dan Komplek Keraton Ratu Boko, hal ini sesuai dengan Surat Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen pendidikan dan Kebudayaan Nomor 132/M.4/F.5.1/1987 tanggal 10 Februari 1987.
Bahwa pembayaran retribusi pembayaran masuk oleh wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan sehingga dengan demikian usaha pembinaan wilayah dan pembangunan sarana/ prasarana yang memerlukan dana cukup besar dapat berhasil dan berkembang dengan sebaik-baiknya.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pemungutan retribusi harus diatur dalam suatu Peraturan Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Pungutan retribusi masuk Candi Gebang, Kalasan, Sambisari, Sari, Komplek Keraton Ratu Boko dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum diatur oleh Pemerintah Pusat. Apabila Pemerintah Pusat di kemudian hari mengaturnya maka pungutan retribusi tersebut dicabut.