• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL FAJAR SHIDDIQ KECAMATAN MEDAN MARELAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL FAJAR SHIDDIQ KECAMATAN MEDAN MARELAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA

ANAK

USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL FAJAR SHIDDIQ

KECAMATAN MEDAN MARELAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

OKTA VAUZIA

108341021

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: contoh rencana kegiatan dan anggaran raudhatul athfal

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Implementasi

Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar

Shiddiq Kec.Medan Marelan “ yang disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Yusnadi,MS selaku PD I Fakultas Ilmu Pendidikan sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi penulis yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Bapak Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Drs. Nasrun,MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Aman Simare-mare,MS selaku PD II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(6)

6. Bapak Dr. Sudirman,SE,M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan Luar Sekolah sekaligus sebagai dosen penyelaras penulis yang telah memberikan masukan –masukan kepada penulis.

7. Bapak Drs.Elizon Nainggolan,M.Pd selaku dosen penyelaras yang telah memberikan masukan – masukan kepada penulis.

8. Ibu Dra.Nasriah,M.Pd selaku dosen penyelaras penulis yang sudah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

9. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi.

10.Seluruh staf tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini terutama kepada Kak Surya yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi penulis.

11.Bapak Muhammad Din Srg,S.PdI Selaku kepala sekolah RA.Fajar Shiddiq yang telah mengijinkan saya melakukan penelitian di RA.Fajar Shiddiq kecamatan medan marelan dan seluruh guru – guru RA.Fajar Shiddiq yang telah membantu penulis dalam melengkapi data-data dalam penelitian penulis.

(7)

Semoga segala pengorbanan yang mereka berikan tidak sia-sia dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. 13.Kakak penulis Siti Aminah srg dan Mhd.Abdillah Srg dan adik- adik

penulis Sahara Anggraini, Ira Marwiyah, Sari yang selalu memberi semangat, membantu dan selalu mendoakan penulis.

14.Teman istimewa penulis Rahmatullah Sitohang,S.PdI yang sangat membantu penulis menyusun skripsi penulis, selalu setia mengajari, memberi masukan dan motivasi serta mengantar penulis kemana pun yang penulis butuhkan demi kepentingan skripsi penulis.

15.Seluruh teman penulis Mahasiswa/I jurusan Pendidikan Luar Sekolah khususnya Agustina Tarigan, Maya Sari, Rita Novianti, Muci, cici dan Sri yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 16.Teman-teman rekan kerja di RA dan MIS Fajar Shiddiq yang selalu

memotivasi dan mendoakan penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga mereka yang telah banyak membantu penulis mendapat limpahan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi kita.

Medan, Februari 2013 Penulis

(8)

ABSTRAK

Okta Vauzia. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kecamatan Medan Marelan”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan . Universitas Negeri Medan, 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter dikemukakan oleh Narwanti (2011:14), “Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksankan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang bermartabat”. Kemudian yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian berdasarkan buku pedoman pendidikan karakter pada PAUD Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian seluruh guru/tutor yang ada di RA.Fajar Shiddiq yang berjumlah 4 orang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. iv

KATA PENGANTAR……….. v

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Fokus Penelitian ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakekat pendidikan anak usia dini ... 12

2.1.1 Pengertian Pendidikan AUD ... 12

2.1.2 Ciri-ciri perkembangan AUD ... 15

2.1.3 Hakikat Pembelajaran AUD ... 20

2.2 Konsep Pendidikan Karakter ... 21

2.2.1 Tujuan Pendidikan Karakter ... 26

(10)

2.2.3 Nilai-nilai Pembentukan Karakter ... 28

2.2.4 Proses Pembentukan Karakter ... 30

2.3 Implementasi Pendidikan Karakter Pada AUD ... 35

2.4 Kerangka Konseptual ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 42

3.3 Sumber Data ... 43

3.4 Batasan Istilah ... 43

3.5 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.7 Pengecekan Keabsahan Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 50

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

4.1.2 Temuan Penelitian ... 59

4.1.3 Implementasi Pendidikan Karakter pada AUD ... 62

4.2 Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ……….. .. 73

(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel

halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Ranking HDI ... 1

Tabel 2.1 Indikator keberhasilan sekolah dan kelas ... 28

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Implementasi Pendidikan Karakter ... 44

Tabel 4.1 Keadaan Personil Sekolah ... 53

Tabel 4.2 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 54

Tabel 4.3 Kurikulum RA.Fajar Shiddiq ... 55

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Lembar Observasi ……… 75

Lampiran 2 : Implementasi pendidikan karakter……… 77

Lampiran 3 : SKH berbasis Karakter……… 78

Lampiran4 : Surat Izin Penelitian………... 80

Lampiran5 : Surat Telah melaksanakan Penelitian………. 81

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keterpurukan dan jatuh bangunnya suatu bangsa tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.Francis Fukuyama (Megawangi, 2004:14) menyatakan bahwa kekayaan alam bukanlah segalanya dalam menentukan kemajuan bangsa tetapi kualitas hubungan antar manusia yang baik, kepercayaan, tanggung jawab, bekerja keras adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang penting.Menurut Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index atau HDI) dilaporkan bahwa peringkat HDI Indonesia berada dibawah Vietnam pada tahun 2003, 2004 dan 2005.

Tabel 1.1

(15)

Hal ini merupakan suatu indikator buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi serta pelayanan sosial pada Bangsa Indonesia, bila dibandingkan dengan negara lain. Data tentang angka korupsi, kolusi dan nepotisme juga memperlihatkan bahwa angka korupsi di Indonesia adalah terburuk ke dua setelah India diantara negara di Asia. Perilaku merusak diri seperti keterlibatan pada narkoba, ketergantungan pada narkoba, minuman keras, judi dan tawuran adalah salah satu indikator lain kegagalan pembentukan karakter.

Daniel Goleman dalam (Muslich, 2011 : 30 ) berpendapat tentang “keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh

kecerdasan emosional, dan IQ hanya menyumbang 20 persen”. Dari

pendapat Goleman tersebut, anak yang cerdas belum tentu cerdas kognitif (IQ).Tanpa kecerdasan Emosional (EQ), anak sulit mengembangkan kepribadiannya.

(16)

diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna.Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas.Kini dunia juga bergantung kepada system dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia akan menjadi indah berseri dan sebaliknya apabila pendidikannya salah dunia akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan.

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara sadar bangsa Indonesia membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia.Berdasar pada tujuan tersebut maka pendidikan dalam seluruh jalur dan jenjang seharusnya mengembangkan pembelajaran, pembiasaan, keteladanan serta kegiatan dan budaya lembaga PAUD yang kondusif agar anak menjadi cerdas dan berkarakter mulia.

(17)

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang besifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah krisis moral bangsa. Diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat dimasyarakat. Didalam sistem pendidikan nasional dikenal jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Jalur pendidikan non formal salah satunya adalah Kelompok Bermain yang merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, terutama bagi anak usia dini yang berada pada masa emas perkembangan anak (golden age). Dalam masa golden age bila anak mendapatkan stimulus yang tepat maka optimalisasi pertumbuhan dan perkembanganya akan mudah tercapai.

(18)

melalui pengasuhan dan pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu pendidikan karakter sebagai usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik perlu ditanamkan terus sebagai sifat kebaikan anak sejak kecil. Thomas Lickona (Megawangi, 2004:105) menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perilaku bermoral (moral behavior). Artinya, manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (acting the good)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk melaksanakan tugas utamanya sebagai lembaga pendidikan prasekolah, program pendidikan di TK/RA harus berproses lebih maju dan tanggap dalam memberi bekal dan memaksimalkan potensi anak sesuai dengan perkembangan zaman.

(19)

siswa.Pembelajaran hanya ditekankan pada upaya untuk mengasah kecerdasan otak kiri saja sehingga otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas tidak berkembang.Kreativitas merupakan sebuah idiom asasi yang menandai keunggulan citra manusia dalam peradabannya.Namun kreativitas manusia bukanlah sebuah produk instant. Perlu proses dan penempaan yang benar sedini mungkin. Kreativitas dapat diibaratkan sebagai fondasi. Fondasi itulah yang akanmenentukan bangunan finalnya. Kalau fondasinya saja dangkal dan tidak kuat, tidak mungkin di atasnya berdiri bangunan bertingkat.Kreativitas anak juga demikian. Sebagai fondasi ia sangat membutuhkan penggarapan yang serius. Tetapi karena fondasi itu tidak tampak, banyak orang yang mengabaikanya.

(20)

manusia dewasa yang bertanggung jawab, penuh perhatian, dan cinta kasih serta produktif.

Namun pada kenyataannya orang tua kurang mengerti pentingnya kecerdasan emosional pada anak seperti apa yang dikatakan oleh Daniel Goleman (dalam Muslich, 2011 : 30 ) “Banyak orang tua yang gagal dalam

mendidik karakter anak-anaknya baik karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak”. Masih bertumpu pada Goleman,

Muslich (2011 : 30-31) juga berpendapat bahwa :

Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.Namun masalahnya, kebijakan pendidikan di Indonesia juga lebih mementingkan aspek kecerdasan budi pekerti, dan hanya baru-baru ini saja pentingnya budi pekerti menjadi pembicaran ramai.Ada yang mengatakan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia dibuat hanya cocok untuk diberikan pada 10-20 persen otak-otak terbaik.Artinya sebagian besar anak sekolah (80- 90 persen) tidak dapat mengikuti kurikulum pelajaran di sekolah. Akibatnya sejak usia dini, sebagian besar anak-anak akan merasa “bodoh “ karena kesulitan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Ditambah lagi dengan adanya sistem ranking yang telah “memvonis” anak-anak yang tidak masuk “10 besar”, sebagai anak yang kurang pandai.Sistem seperti ini tentunya berpengaruh negatif terhadap usaha membangun karakter, dimana sejak dini anak-anak justru sudah “dibunuh” rasa percaya dirinya. Rasa tidak mampu yang berkepanjangan yang akan membentuk pribadi yang tidak percaya diri,menimbulkan akan menimbulkan stress berkepanjangan. Pada usia remaja biasanya keadaan ini akan mendorong remaja berperilaku negative. Maka, tidak heran kalau kita lihat perilaku remaja kita yang senang tawuran, terlibat kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu lulusan SMP dan SMU.

(21)

yang baik dengan orang lain, anak-anak yang kurang distimulasi kecerdasan emosionalnya akan mengalami proses belajar yang salah dimana anak menirukan perilaku orang dewasa yang salah seperti orang dewasa yang mengucap kata-kata kotor, memukul, dan memarahi anaknya atau orang dewasa lainnya. Hal ini kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa dan sebaliknya para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan terhindar dari masalah

masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan ,tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas dan sebagainya.

Pemerhati dan pelaku pendidikan telah mencoba membenahi sistem pendidikan dan kurikulum kita dengan menawarkan (dan melaksanakan) berbagai solusi.Salah satunya pendidikan berbasis karakter.Masih banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran berbasis karakter padahalpendidikan karakter sangat baik apabila telah dimulai sejak dini. Pendidikan karakter pada usia ini sangat membutuhkan contoh dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan karakter dapat dilakukan melalui cara-cara yang sesuai seperti bermain, bercerita dan pengalaman nyata.

(22)

dipandang bermasalah, sehingga masalah emosional sering terjadi pada anak dan menjadi keluhan orang tua serta pengajar di mana anak kurang dapat mengelola emosi dengan baik seperti : Ekspresi emosi yang tidak tepat ketika anak di sekolah, kecemburuan pada saudara kandung dan teman yang berlebihan, sulit ditinggalkan orang tua di sekolah, beebut mainan, rendahnya keterampilan sosialisasi, dikucilkan oleh teman-teman, tidak peduli dengan orang lain atau teman, berkelahi di sekolah, kurangnya kemandirian anak dan menutup diri kepada orang lain.

Selain orang tua, pengajar sebagai pihak lain yang ikut terlibat dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak memiliki peranan penting, anak lebih menurut pada perintah gurunya dari pada perintah orang tuanya. Guru perlu mengusahakan diri agar dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada anak usia dini serta mengembangkan dan membimbing agar anak mampu mengolah emosinya sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Oleh karena itu pendidikan karakter merupakan pendidikan yang sangat urgen untuk segera diimplementasikan di sekolah sebagai rumah ke dua setelah keluarga (institusi yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak) terutama di sekolah Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athafal (RA). Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ”Implementasi Pendidikan

(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Masih banyak guru yang hanya menekankan pembelajaran untuk mengasah kecerdasan otak kiri saja sehingga otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas tidak berkembang

2. Guru kurang menstimulasi kecerdasan emosi anak usia dini 3. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep pendidikan

karakter pada anak usia dini.

4. Metode pembelajaran yang digunakan pendidik masih belum mengarah kepada pembelajaran berbasis karakter

1.3 Fokus Penelitian

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan semakin terarah maka dibuatlah fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebatas mengenai “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini

di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan”.

1.4 Rumusan Masalah

(24)

“Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di

Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec. Medan Marelan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan

1.6 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

a. Sebagai bahan msukan bagi tutor / guru yang ada di RA.Fajar Shiddiq

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak usia dini.

b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di

jurusan Pendidikan Luar Sekolah 2. Secara Teoritis

(25)

bagi peneliti yang lain dalam melakukan pembelajaran atau mengembangkan lebih lanjut mengenai implementasi pendidikan karakter

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini pada tahap perencanaan sangan disesuaikan dengan tema yang akan dibahas, agar tercipta sebuah kesatuan pembelajaran yang lebih integral dan tidak terputus. Pembelajaran tanpa adanya perencanaan tidak akan tercapai secara maksimal.Perencanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

(27)

3. Tahap Penilaian

Tahap evaluasi pembelajaran pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dilihat dalam perkembangan dan perubahan sikap dan perilaku anak sehari-hari melalui pembiasaan-pembiasan yang nantinya dapat dinilai oleh pendidik melalui pengamatan, penugasan,unjuk kerja dan catatan anekdot.Setiap semester hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orangtua baik secara lisan maupun tulisan.

4. Hambatan yang dialami dalam implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini yaitu masalah sarana dan prasarana serta kualitas sumber daya manusia , sehingga diperlukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi hambatan tersebut.

B. SARAN

1. Diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terjalin kerjasama antara pendidik dan orangtua.

2. Pendidikan karakter yang ditanamkan oleh guru hendaknya disampaikan secara jelas, jangan berbeli-belit, dengan kondisi emosional, atau sambil menerjakan tugas lain.

(28)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,Suharisimi.2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal Regional I. 2010. Model Penyelenggaraan Kelompok Bermain dalam Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal. Medan : Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Madya Duta.

Goleman, Daniel.1990. Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gutami. 2010 Pendidikan Karakter pada PAUD, dalam (http://www.pendidikan karakter.pdf).diakses 15 Agustus 2012.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Hariastuti, Retno & Saman, Abdul.2007. Mengembangkan Kecerdasan

Emosional Anak, dalam (http://intisari-online.com/read/meningkatkan -kecerdasan-emosiona-pada-anak.diakses 4april 2012.

Kementerian Agama Kota Medan. 2011. Kurikulum Raudhatul Athfal (RA), Medan : Kemenag Medan.

Kementerian Pendidikan Nasional.2012.Pedoman Pendidikan Karakter Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Koesoema A, Doni.2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Modern.Jakarta : Grasindo

Martinis, Yamin. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.

(29)

Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter menjawab tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara.

Narwanti, Sri.2011.Pendidikan karakter Integrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran.Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media. Poerwodarminta, W.L.S, (1984) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pn.Balai Pustaka.

Raka, Gedhe.1997.Pendidikan Membangun Karakter.Bandung: Makalah tidak dipublikasikan

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suyadi M.Pd, 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tim Penyusun.2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.

Gambar

Gambaran Umum Lokasi Penelitian .....................
Tabel 1.1 Perbandingan Ranking HDI  ...........................................................
Gambar 1 :
Tabel 1.1  Perbandingan ranking HDI diantara Negara-negara Anggota ASEAN

Referensi

Dokumen terkait

Karya tari yang berjudul “Rudiraghni” di- sajikan dengan bentuk penyajian sendratari kontemporer..Ditampilkan dengan tiga penari, satu penari perempuan dan dua penari

kalam (teologi), terutama dari golongan Sunny, yang sesungguhnya tidak bebas dari pengaruh metode Hellenis-Aristotelian, tetapi bagaimanapun juga Syeikh,

Kaitannya dalam buku ilustrasi Upacara Adat Ngaben Umat Hindu Bali adalah karena ingin memberikan penjelasan secara bentuk gambar dan suasana keadaan daripada

sangat bergantung pada kondisi p8 pada saat reaksi berlangsung. Ini disebabkan karena pH selain mempengaruhi kestabilan dan kekuatan daya reduksi SnCl2 juga

Jember Terlaksananya minitoring dan ketersediaan dokumen laporan pelaksanaan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program 100% 124.630.000 1.06.21.16 Penyusunan

Maka dari itu untuk membedakan dari wayang yang telah ada, maka “Wayang Pitung Jagoan Betawi” yang penulis buat adalah wayang yang terpacu dari kisah-kisah legenda yang ada

+ 6 Approv al dokumen + Tat a Usaha Tat a Usaha 1 Pegawai 2 Dokumen 3 Disposisi Staf Kepegawaian Staf Kepegawaian Sub Bagian Gaji Sub Bagian Gaji 1 Pegawai 2 Dokumen 5

Dengan atap bagian atas dinamakan kasau bentuk dibuat dari mengkuang atau ijuk yang dianyam kemudian dilipat dua, berfungsi untuk mencegah air hujan agar tidak masuk ke