• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN

HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN

SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN

KECAMATAN GODONG KABUPATEN

GROBOGAN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Oleh :

Ahmad Misbakhul Munir

S820809001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN

HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN

SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN

KECAMATAN GODONG KABUPATEN

GROBOGAN

Disusun oleh :

Ahmad Misbakhul Munir

S820809001

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

1. Pembimbing I Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. NIP.194804041975011001

1.

………. 1.

...

2. Pembimbing II Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. NIP.194309011968091001

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

(3)

commit to user

iii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN

HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN

SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN

KECAMATAN GODONG KABUPATEN

GROBOGAN

Disusun oleh :

Ahmad Misbakhul Munir

S820809001

Telah Disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. ...

...

Sekretaris Prof. Dr. Ir. S. Minardi, M.P

...

...

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U.

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Ahmad Misbakhul Munir NIM : S820809001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Tentang Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 12 Oktober 2010

Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user

v MOTTO

”Kebersihan itu sebagian daripada Iman”

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan kasih sayang, tesis ini penulis

persembahkan untuk:

1. Ayahanda H. Ali Munawar serta Ibunda Umi Mujayanah.

2. Ibu Hj. Amin Zahroh.

3. Istriku Amirotul Azizah, SH.

4. Kakanda Abdur Rohman, M.Si. beserta istri Iis Amah, M.Hut. dan si kecil Aya’.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa terhatur kehadirat Allah SWT, Tuhan

penguasa alam, atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini, dan tak lupa sholawat senantiasa

terucap kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas segala jasanya.

Tesis yang berjudul Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Tentang

Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada

Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan ini adalah salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada program pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini banyak pihak

yang membantu, mulai dari pengumpulan data hingga pada penyusunan akhir tesis

ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada

(8)

commit to user

viii

2. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. selaku pembimbing I yang telah meluang waktu

serta penuh kesabaran memberikan saran, masukan, petunjuk dan himbauan yang

sangat membantu terselesaikannya penulisan tesis ini dengan baik dan benar.

3. Prof. Dr. Indrowuryatno, M.Si. selaku pembimbing II atas waktu dan bimbingan

serta arahan yang sangat berharga dalam mempercepat penyelesaian penulisan

tesis, sehingga menjadi tesis yang baik.

4. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan untuk penyempurnaan tesis.

5. Ali As’ad, S.Ag. selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Thullab

Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan atas segala bantuan dan

ijin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Muh Khozin selaku karyawan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Thullab

Manggarwetan, atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup angkatan 2009 atas semangat yang tak kenal henti dan tak

kenal lelah dalam memotivasi.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah banyak membantu

penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Akhirnya dengan sangat sadar atas terbatasnya kemampuan yang ada dalam

diri penulis, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan

(9)

commit to user

ix

penelitian tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus dan bagi pembaca

pada umumnya.

Surakarta, 12 Oktober 2010

Penulis

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ... iii

HALAMAN PERNYATAAN …... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR FOTO ... xviii

ABSTRAK ... xix

ABSTRACT ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

(11)

commit to user

xi

Halaman

BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS ... 11

A. Persepsi ... 11

1. Pengertian Persepsi ... 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 12

3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ... 13

B. Sikap ... 15

1. Pengertian Sikap... 15

2. Pembentukan Sikap... 16

3. Sikap Terhadap Lingkungan Hidup ... 19

C. Lingkungan Hidup ... 20

1. Pengertian Lingkungan Hidup ... 20

2. Kebersihan Lingkungan ... 23

D. Partisipasi ... 30

1. Pengertian Partisipasi ... 30

2. Tahapan-tahapan Dalam Partisipasi ... 31

3. Partisipasi Dalam Kebersihan Sekolah ... 32

E. Siswa ... 32

F. Penelitian Yang Relevan ... 34

G. Kerangka Berfikir ... 35

H. Hipotesis ... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 38

(12)

commit to user

xii

Halaman

B. Metode Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel ... 39

D. Teknik Penarikan Sampel ... 39

E. Variabel Penelitian ... 40

1. Variabel Bebas ... 40

2. Variabel Terikat ... 40

F. Batasan Operasional Variabel Penelitian ... 40

1. Variabel Bebas ... 40

2. Variabel Terikat ... 41

G. Sumber Data ... 41

H. Instrumen Penelitian ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 44

I. Kisi-kisi Alat Ukur Instrumen ... 46

J. Metode Pengumpulan Data ... 48

1. Angket ... 48

2. Metode Wawancara ... 52

K. Teknik Analisis Data ... 53

1. Uji Persyaratan Analisis ... 54

2. Analisis Data ... 56

(13)

commit to user

xiii

BAB IV. HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 61

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ... 63

2. Sikap Tentang Lingkungan Hidup ... 64

3. Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Sekolah ... 65

C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 67

1. Uji Normalitas ... 67

2. Uji Linieritas ... 68

3. Uji Independensi ... 68

D. Pengujian Hipotesis ... 69

1. Pengujian Hasil Analisis Data ... 69

2. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis ... 71

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ... 72

E. Pembahasan Hasil Analisis ... 73

BAB V. PENUTUP ... 77

A.Kesimpulan ... 77

B.Implikasi ... 78

1. Implikasi Teoretis ... 78

2. Implikasi Praktis ... 78

C.Saran ... 79

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Untuk Penafsiran Korelasi Koefisien ... 44

2. Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 46

3. Kisi-kisi Alat Ukur Persepsi, Angket Sikap, dan Partisipasi ... 46

4. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Lingkungan

Hidup (X1) ... 63

5. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Tentang Lingkungan

Hidup (X2) ... 64

6. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan

Lingkungan Sekolah ... 65

(16)

commit to user

xvi

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir Penelitian ... 36

2. Skema Hubungan Variabel Penelitian …... 40

3. Histogram Variabel Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ... 64

4. Histogram Variabel Sikap Tentang Lingkungan Hidup ... 65

5. Histogram Variabel Partisipasi Tentang Lingkungan Hidup ... 66

(17)

commit to user

xvii

Lampiran Halaman

1. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian ... 85

2. Angket Penelitian Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ... 86

3. Angket Penelitian Sikap Tentang Lingkungan Hidup …... 87

4. Angket Penelitian Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah.. 88

5. Lembar Jawab Angket Penelitian ... 89

6. Data X1, X2 dan Y ... 90

7. Uji Normalitas Variabel X1 ... 92

8. Uji Normalitas Variabel X2 ... 93

9. Uji Normalitas Variabel Y ... 94

10.Uji Independensi Antar Variabel Bebas ... 95

11.Perhitungan Uji Linieritas X1 Terhadap Y ... 96

12.Perhitungan Uji Linier X1 Terhadap Y ... 100

13.Perhitungan Uji Linieritas X2 Terhadap Y ... 101

14.Perhitungan Uji Linier X2 Terhadap Y ... 105

15.Uji Keberartian Korelasi ... 106

16.Perhitungan Uji Linier X1 dan X2 Terhadap Y ... 107

17.Foto Tempat dan Proses Penelitian …………... 108

18.Surat Ijin Penelitian ... 113

(18)

commit to user

xviii

Foto Halaman

1. Gedung MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan ……… 108

2. Papan Nama MTs Nahdlatut Thullab ……… 108

3. Kamar Mandi dan WC siswa ……… 109

4. Teras Depan Kelas Lantai 1 ……… 109

5. Teras Depan Kelas Lantai 2 ………. 110

6. Papan Profil, Visi dan Misi Sekolah ………. 110

7. Pengisian Angket Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ………. 111

8. Pengisian Angket Sikap Tentang Lingkungan Hidup ….……… 111

9. Pengisian Angket Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Seklah.. 112

(19)

commit to user

xix

Ahmad Misbakhul Munir, S820809001. 2010. Hubungan Antara Persepsi dan Sikap

Tentang Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan dalam penelitian tesis ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, (2) hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, (3) hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

Penelitian tesis ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasi dalam pemecahan masalahnya. Populasi dalam penelitian tesis ini adalah semua siswa MTs Nahdlatut Thullab yang berjumlah 329 siswa, sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random sampling sebesar 150 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji independensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (rhitung = 0,17928 > rtabel = 0,1603 pada α = 0,05), (2) terdapat hubungan positif antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (rhitung = 0,44384 > rtabel= 0,1603 pada α = 0,05), (3) terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (ry1,2 = 0,4636 dengan Fhitung = 20,1221 > Ftabel = 3,058 pada α = 0,05). Model hubungan antara X1 dan X2 dengan Y adalah y = -8,6 + 0,385X1 + 0,566X2 model ini signifikan secara statistik.

(20)

commit to user

xx

Ahmad Misbakhul Munir, S820809001. 2010. The Correlation of the Perception and Attitude on Environment towards the Participation in the School Environment Cleanliness of the Students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan Village, Godong Sub-dsitrict, Grobogan Regency. Thesis: Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.

The objectives of this research are to investigate: (1) the correlation between the perception on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency; (2) the correlation between the attitude on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency; and (3) the simultaneous correlation of the perception and attitude on environment towards the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency.

This research used a descriptive research method with a correlational approach. Its population was all of the 329 students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency, its samples consisted of 150 students. The samples were taken by using a random sampling technique. The data of the research were gathered through questionnaire. The data were then analyzed by using a multiple regression and correlation model of analysis with the analysis prerequisites of normality test, linearity test, and independency test.

(21)

commit to user 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebersihan sekolah merupakan kewajiban bersama antara guru, siswa,

karyawan, dan semua unsur yang ada di dalamnya. Akan tetapi kebisaaan yang

terjadi adalah kebersihan sekolah tersebut dibebankan kepada penjaga sekolah. Hal

ini merupakan contoh yang kurang baik dalam pelaksanaan pendidikan khususnya di

sekolah. Seperti contohnya peserta didik atau siswa dibebani untuk membersihkan

kelas, akan tetapi berbeda dengan guru, sebagai pendidik guru sudah tidak perlu

membersihkan kantornya lagi karena sudah ada penjaga sekolah yang

membersihkannya. Akhirnya membuat persepsi siswa peserta didik menjadi negatif

terhadap kebersihan lingkungan sekolah.

Persepsi yang benar akan menjadikan siswa mampu memiliki dan memahami

apa yang ada disekitarnya. Seperti halnya kebersihan sekolah, jika persepsi siswa

benar, maka siswa atau peserta didik akan mampu bersikap yang benar terhadap

kebersihan sekolahnya sehingga akhirnya memiliki kesadaran, memberikan

dukungan, berperilaku yang benar terhadap upaya kebersihan lingkungan hidup

khususnya disekitar sekolahnya masing-masing.

Wisnu (2001: 27) memberikan pengertian tentang batasan lingkungan hidup,

yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

(22)

(1992: 27) menguraikan bahwa lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen, yaitu:

lingkungan fisik, lingkungan hayati, dan lingkungan sosial. Dengan bahasa yang

berbeda bahwa lingkungan hidup itu terdiri atas lingkungan abiotik, biotik dan

lingkungan sosial. Lingkungan abiotik atau bisa disebut dengan lingkungan fisik

meliputi; udara, air, tanah dan bangunan secara fisik. Lingkungan biotik/hayati

meliputi semua jenis makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan. Lingkungan

yang terakhir adalah lingkungan sosial, yaitu meliputi interaksi atau hubungan

manusia dengan manusia yang lain.

Menurut Ismail dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup (1988: 107), mengemukakan bahwa pengelolaan lingkungan

hidup diartikan sebagai suatu upaya yang terpadu dalam mempertahankan

keseimbangan dan pengembangan lingkungan untuk kelangsungan makhluk hidup.

Jika pengertian pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai upaya dalam

mempertahankan kelangsungan makhluk hidup, maka hal ini dapat diartikan bahwa

pengelolaan lingkungan hidup sangat erat hubungannya dengan masalah kesehatan

lingkungan pada umumnya. Otto Soemarwoto (1997: 96) memberikan contoh dalam

pengelolaan lingkungan hidup seperti pembuangan sampah, pembuatan saluran

limbah dari dapur, pembuatan saluran pembuangan dari kamar mandi.

Upaya pengelolaan lingkungan hidup sudah menjadi tugas dan kewajiban kita

bersama. Seperti lingkungan tempat tinggal adalah menjadi tugas bagi semua warga

yang tinggal dan menetap di sekitar lingkungan tersebut, tidak berbeda juga

kebersihan lingkungan sekolah, maka kewajiban menjaga dan mengelola lingkungan

(23)

commit to user

atau peserta didik, karyawan, petugas kebersihan, sehingga pada akhirnya tercipta

lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan nyaman.

Kebersihan sekolah walaupun sudah diprogramkan dalam institusi sekolah

namun banyak sekolah yang masih kotor dan terkesan kurang nyaman untuk belajar

mengajar. Hal ini dikarenakan belum dilakukannya upaya kebersihan sekolah oleh

seluruh komponen yang ada didalam sekolah, yaitu pendidik, peserta didik,

karyawan, ataupun petugas kebersihan.

Berkaitan dengan upaya melaksanakan dan menciptakan lingkungan sekolah

yang bersih dan sehat serta nyaman, Engkos dalam bukunya Pendidikan Kesehatan

(1980: 42) mengemukakan bahwa supaya tujuan pendidikan yang berkaitan dengan

menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dapat tercapai dengan hasil yang baik,

maka hendaknya selalu memperhatikan:

1. Kesehatan Lingkungan Fisik (Health Physical Environment)

Upaya untuk menjaga lingkungan fisik yang bersih dan sehat adalah

melalui menjaga kebersihan komponen lingkungan fisik tersebut, yaitu meliputi:

a. Gedung dan kelas tempat belajar

b. Membersihkan meja dan bangku, baik meja dan bangku siswa maupun

bangku dan meja guru

c. Sinar matahari yang masuk kedalam kelas termasuk tempat sirkulasi udara

d. Tempat pembuangan sampah, didalam kelas maupun diluar kelas

e. Wastafel atau tempat cuci tangan

(24)

commit to user

2. Kesehatan Lingkungan Mental (Healthfull Emotional Environment)

Dalam upaya menjaga kesehatan lingkungan mental ini sangat diharapkan

peranan guru, karena peranan guru dalam menjaga kesehatan mental anak

didiknya sangat menentukan dalam usaha mendidik dan membimbing anak

didiknya kearah pendidikan yang sehat. Contoh, menanamkan disiplin dengan

jalan kasih sayang, memperingatkan anak didiknya dengan lemah lembut, dan

lain-lain. Berkaitan dengan kesehatan mental di lingkungan sekolah ini harus

memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:

a. Hubungan antar siswa atau peserta didik

b. Hubungan antara siswa dan guru pendidik

c. Hubungan antara siswa dengan orang tua/wali siswa

d. Hubungan antara guru dengan orang tua/wali siswa

3. Kesehatan Lingkungan Berpraktek (Healthfull Practices)

Dalam usaha menjaga kesehatan lingkungan hal yang paling utama dan

yang paling penting adalah dipraktekkan. Artinya usaha tersebut dijalankan dan

dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh komponen lingkungan yang ada.

Begitu juga halnya di lingkungan sekolah, walaupun pelajarannya setiap hari

disisipkan materi tentang upaya menjaga kesehatan lingkungan akan tetapi tidak

dipraktekkan, maka pelajaran tersebut tidak akan mempunyai makna dan tidak

mempunyai arti yang signifikan.

Dimyati dan Mujiono (1994: 91) mengemukakan bahwa sekolah yang indah,

pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Kalau hal ini

(25)

commit to user

kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah akan sangat mempengaruhi

motivasi belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan yang

sehat, kerukunan hidup dan ketertiban dalam pergaulan yang ditingkatkan dengan

mutunya, lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan

motivasi belajar akan mudah untuk diperkuat atau ditingkatkan.

Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan harus senantiasa

ditanamkan mulai dari sejak dini. Terlebih lagi dalam lingkungan sekolah,

pendidikan tentang kesehatan lingkungan, kebersihan diri, dan kesehatan sangat

perlu ditanamkan dan dipraktekkan kepada dan oleh siswa dimasing-masing sekolah.

Sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kebisaaan atau budaya yang akan mampu

menumbuhkan kesadaran untuk berpartisipasi dan berperan serta secara aktif dalam

pengelolaan kebersihan lingkungan sekitarnya dimana dia tinggal dan khususnya di

sekolah.

Pemberian materi yang berhubungan dengan upaya menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan terhadap siswa di sekolah diharapkan akan tumbuh kesadaran

siswa terhadap tanggung jawab menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, dan

akhirnya siswa akan menjalankan dan melaksanakan hidup sehat dan bersih. Hal ini

sama dengan yang diuraikan Sonti dan Purnomo (1999: 7), yaitu dengan memberikan

materi tersebut, diharapkan siswa melaksanakan pola hidup bersih dan sehat

sehingga dalam kehidupan sehari-hari dia akan selalu memelihara kebersihan

lingkungan, kebersihan diri, dan kebersihan makanan.

Pendidikan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah

(26)

kebersihan di lingkungan sekolah. Namun, hal ini (sesuai dengan pengamatan

penulis) belum terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa

Manggarwetan. Walaupun pendidikan tersebut berbasis Islam yang senantiasa

mengajarkan hidup bersih, akan tetapi perilaku hidup bersih dan sehat belum

dilaksanakan dengan baik oleh siswa-siswa di MTs tersebut, hal ini dapat dilihat dari:

(1) Siswa-siswi masih banyak membuang sampah sembarangan, (2) Dinding kelas

yang masih banyak coretan, (3) Kamar mandi dan toilet siswa yang kotor dan berbau,

(4) Kerapian pakaian dan tas yang masih belum terlihat, (5) Jajan di sembarang

tempat yang jauh dari kata bersih.

Pendidikan kebersihan lingkungan, kebersihan diri, kebersihan dan kesehatan

makanan perlu ditingkatkan pada siswa, khususnya di MTs Nahdlatut Thullab yang

pendidikannya berbasis agama Islam. Pada akhirnya siswa mampu berperan dan

berpartisipasi secara aktif melibatkan diri dalam pengelolaan kebersihan lingkungan

sekolah dan lingkungan sekitar. Menurut Sudomo (1988:77), sekolah sebagai tempat

mendidik anak dapat dipakai sebagai agen pembaharuan masyarakat dan harapan

bangsa, khususnya yang berkenaan dengan masalah lingkungan hidup, sehingga

kelak anak-anak yang menjadi penerus mampu melaksanakan pembaharuan

masyarakat dan bangsa tanpa menimbulkan kerawanan sosial.

Dari latar belakang tersebut membuat penulis tertarik dan ingin mengadakan

penelitian yang berhubungan dengan persepsi dan sikap terhadap lingkungan hidup

di sekolah. Lebih lengkapnya penulis memberikan judul “Hubungan Antara Persepsi

(27)

commit to user

Lingkungan Sekolah Pada Siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan muncul berbagai macam

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah dapat diketahui persepsi siswa tentang lingkungan hidup dalam rangka

menumbuhkan pemahaman terhadap kebersihan lingkungan di sekitar sekolah?

2. Apakah lingkungan hidup di sekolah perlu dijaga dan dipelihara supaya tetap

bersih dan sehat serta nyaman dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar

siswa?

3. Apakah pola hidup yang bersih dan sehat sudah diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari peserta didik?

4. Apakah sudah diketahui sikap siswa tentang lingkungan hidup dalam

menumbuhkan kesadaran, dukungan, dan perilaku setiap usaha terhadap

kebersihan lingkungan sekolah?

5. Apakah partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan di sekolah sangat penting

untuk mewujudkan suatu keberhasilan dalam menerapkan pendidikan lingkungan

hidup, dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk membatasi agar penelitian tidak

membahas terlalu menjauh dari tema pokok yang hendak diteliti. Sehingga dalam

(28)

1. Sasaran pokok dalam penelitian ini adalah hubungan antara persepsi dan sikap

siswa tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan

lingkungan.

2. Aspek-aspek atau variabel yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:

a. Persepsi tentang lingkungan hidup

Persepsi diberikan definisi sebagai pemahaman siswa dari hasil proses

pengamatan penginderaan tentang lingkungan hidup.

b. Sikap tentang lingkungan hidup

Sikap didefinisikan sebagai reaksi afeksi baik bersifat kesadaran, dukungan,

dan perilaku tentang lingkungan hidup.

c. Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah

Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan siswa secara aktif disertai rasa

tanggung jawab dalam kebersihan di lingkungan sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka dalam penelitian ini akan

merumuskan beberapa pertanyaan, yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan

partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut

Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?

2. Apakah terdapat hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan

partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut

(29)

commit to user

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi dan sikap tentang lingkungan hidup

secara bersama-sama dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah

pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi dalam

kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa

Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

2. Hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi dalam

kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa

Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

3. Hubungan antara persepsi dan sikap tentang lingkungan hidup secara

bersama-sama dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs

Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten

Grobogan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini penulis harapkan mampu memberi manfaat pada:

1. Secara Teoretis

Bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

(30)

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan dalam usaha meningkatkan

kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.

b. Sebagai sumbangan informasi bagi para pendidik agar dapat menanamkan

suatu persepsi dan sikap yang benar tentang lingkungan hidup kepada anak

didiknya, sehingga pada akhirnya mampu menumbuhkan suatu kesadaran dan

berperan aktif terhadap kebersihan lingkungan sekolah dan lingkungan

sekitarnya.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan masalah

lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan sekolah, disamping itu dapat

(31)

commit to user 11 BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan sebuah pemikiran yang dihasilkan oleh manusia dan

setiap manusia pasti pernah memiliki sebuah persepsi. Persepsi juga dianggap

salah satu peristiwa kejiwaan bagi manusia. Menuru Sarlito (2002: 94) persepsi

adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Sedangkan alat untuk

memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran,

peraba dan sebagainya). Pengertian persepsi menurut Djalaludin adalah proses

memberi makna pada sensori sehingga manusia memperoleh pengertian

(Sutarmi, 2000: 39).

Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada

waktu terjadinya prses persepsi tersebut. Hal tersebut merupakan tingkah laku

selektif dan bertujuan, ia juga merupakan proses pencapaian makna. Dalam

persepsi pengalaman merupakan faktor penting dalam menentukan hasil persepsi.

(Sutopo, 1996: 133).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pertama; persepsi berkaitan

dengan aspek proses. Melalui proses ini diperlukan waktu, semakin lama waktu

yang digunakan ada kecenderungan semakin baik dalam mencerna segala

sesuatu. Kedua; persepsi merupakan proses pengamatan dari penginderaan

(32)

atau makna mengenai apa yang diamati. Ketiga; persepsi merupakan totalitas

artinya persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kebulatan dari peristiwa

kejiwaan dalam memahami suatu obyek, sehingga menimbulkan pengertian yang

benar melalui obyek tersebut. Keempat; sebuah persepsi sangat ditentukan oleh

siapa yang mempersepsikannya dan situasi lahirnya persepsi berikutnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Jalaluddin Rahmat (1989:

52-58) adalah (a) Faktor perhatian (attention), (b) Faktor fungsional, (c) Faktor

struktur.

Bila persepsi dihubungkan dengan masalah lingkungan hidup, menurut

Sarlito (2002: 45) bahwa dalam kenyataannya lingkungan hidup terdiri atas

obyek-obyek yang harus ditangkap keberadaannya melalui indera-indera, antara

lain; indera penglihatan, menangkap gelombang suara, indera pengecap

menangkap rasa.

Dalam pembahasan selanjutnya mengenai bagaimana manusia mengerti

dan menilai lingkungan dapat didasarkan pada dua pendekatan, yaitu pendekatan

konvensional dan pendekatan ekologik. Pendekatan konvensional, bermula dari

adanya rangsangan dari luar individu (stimulus), individu menjadi sadar akan

adanya stimulus ini melalui sel-sel syaraf reseptor (penginderaan) yang peka

terhadap bentuk-bentuk energi tertentu (cahaya, suara, suhu). Apabila sumber

energi ini cukup kuat untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah

(33)

commit to user

dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan

menilai obyek-obyek maka keadaan ini dinamakan persepsi.

Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik. Pendekatan ini

dikemukakan oleh Gibson dalam Carolina (1984: 24) yang mengatakan bahwa

individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya

karena sesungguhnya makna itu sudah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan

tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi terjadi secara spontan

dan langsung, jadi bersifat holistic. Spontanitas itu terjadi karena organisme

selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajahan itu ia

melibatkan setiap obyek yang ada pada lingkungannya dan setiap obyek

menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk untuk organisme bersangkutan.

Obyek-obyek atau stimuli itu sendiri pun pasif berinteraksi dengan makhluk yang

mengindera sehingga akhirnya timbullah makna-makna spontan itu. Adapun

kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk mengubah

kemanfaatan dari suatu stimulus sehingga lebih memenuhi keperluannya sendiri.

Dari hasil pembahasan tersebut secara singkat dapat disimpulkan bahwa

persepsi merupakan proses pengamatan penginderaan untuk memperolah

pemahaman tentang lingkungan hidup.

3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup

Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah dilakukan sejak

tahun 1960-an. Tonggak pertama sejarah tentang permasalahan lingkungan hidup

dipancangkan melalui seminar tentang Pengelolaan lingkungan Hidup dan

(34)

tanggal 15 - 18 Mei 1972. Hasil yang dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu

terkonsepnya pengertian umum permasalahan lingkungan hidup di Indonesia.

Dalam hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim, kejadian geologi yang bersifat

mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan sebagai petunjuk

munculnya permasalahan lingkungan hidup.

Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan

hidup sering menimbulkan ketidak harmonisan dalam pengelolaan lingkungan

hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai

perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan

merugikan masyarakat dan pemerintah.

Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi

terjadinya pencemaran lingkungan baik akibat teknologi, perubahan lingkungan,

industri dan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi,

diperlukan itikad yang luhur dalam tindakan dan perilaku setiap orang yang

peduli akan kelestarian lingkungan hidup.

Walaupun telah ditetapkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, PP No. 19

tahun 1994 dan Keppres No .7 tahun 1994 yang berhubungan dengan

pengelolaan lingkungan, jika tidak ada kesamaan persepsi dan kesadaran dalam

pengelolaan lingkungan hidup maka berbagai upaya pembangunan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat tidak

akan dapat dinikmati secara tenang dan aman, karena kekhawatiran akan bencana

dari dampak negatif pencemaran lingkungan (http://www.scribd.com/

(35)

commit to user

Persepsi tentang lingkugan hidup jika dihubungkan dengan siswa maka

mencakup persepsi yang positif dan persepsi yang negatif. Persepsi positif terjadi

apabila siswa memiliki kemampuan perceptual atau kemampuan derajat

pengamatan yang tinggi. Ia akan menanggapi stimulus (lingkungan hidup) secara

obyektif dan tepat. Persepsi negatif terjadi bila siswa memiliki kemampuan

perceptual atau derajat pengamatan yang rendah dalam menanggapi stimulus

(lingkungan hidup) kurang obyektif. Pada akhirnya siswa kurang memahami dan

kurang mengerti terhadap pengetahuan yang diberikan.

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Pengertian sikap menurut para ahli bermacam-macam, menurut Luis

dalam Saifudin (1995: 5) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tertentu.

Menurut Bruno, sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relative

menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang

tertentu (Muhibbin, 1999: 111). Menurut Carolina (1984: 97) sikap merupakan

suatu sistem yang mengandung komponen kognisi, perasaan dan kecenderungan

bereaksi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan apabila dikaitkan dengan perilaku

belajar siswa, maka sikap adalah suatu gejala internal yang berdimensi efektif

(36)

commit to user

yang baru dengan cara yang relative tetap terhadap obyek orang, barang,

peristiwa, tata nilai dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.

Komponen-komponen yang membentuk sikap manusia adalah:

a. Komponen Kognitif,

Komponen ini berisi tentang kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognisi berhubungan

erat dengan pengetahuan, ide, keyakinan dan konsep seseorang terhadap

obyek sikapnya.

b. Komponen Afektif,

Komponen ini menyangkut masalah emosional subyektid seseorang terhadap

obyek sikap, yang berhubungan dengan perasaan pada obyek tertentu pada

diri manusia.

c. Komponen Konatif (perilaku),

Dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku

yang ada pada diri manusia berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi,

berhubungan dengan tindakan, kegiatan bertingkah laku dalam sikap tertentu.

2. Pembentukan Sikap

Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media

massa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam

(37)

commit to user

Faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu

dasar terbentuknya sikap. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai

pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Kemudian untuk dapat

menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi tersebut haruslah

meninggalkan kesan yang kuat.

Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional, sehingga penghayatan akan

pengalaman menjadi lebih mendalam dan lebih lama membekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang diharapkan

persetujuannya, seseorang yang berarti khusus banyak mempengaruhi

pembentukan sikap terhadap sesuatu. Diantara orang yang bisa dianggap

penting bagi individu adalah orang tua, orang yang statusnya lebih tinggi,

teman sebaya, teman dekat, guru dan istri atau suami.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan adalah kebiasaan yang dilakukan seseorang. Jelaslah bahwa

kebudayaan tempat asal kita dibesarkan mempunyai pengaruh yang sangat

besar terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan telah menanamkan garis

(38)

d. Media massa

Semakin banyaknya media yang beredar dalam masyarakat, membuat

sebagian dari kita tidak mau ketinggalan berita terbaru, media massa

mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Dalam pemberitaan yang seharusnya disampaikan bisaanya akan disisipi

berbagai hal yang subyektif, sehingga obyektifitas berita sudah tidak

terpenuhi. Hal ini sering kali mempengaruhi sikap pembaca atau

pendengarnya, sehingga dengan hanya menerima berita yang sudah dimasuki

unsur subyektif tersebut, maka terbentuklah sikap-sikap tertentu terhadap

suatu peristiwa.

e. Lembaga pendidikan atau lembaga agama

Lembaga sebagai sistem adalah yang meletakkan dasar pengertian dan

konsep moral dalam individu, sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga

mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan sikap. Pemahaman

akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak

boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta

ajarannya, hal ini dikarenakan konsep moral dalam ajaran agama sangat

menentukan sistem kepercayaan.

f. Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap terkadang merupakan pernyataan yang didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai ancaman penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Akan tetapi sikap yang demikian ini

(39)

commit to user

akan hilang, namun dapat pula mmenjadi sikap yang lebih konsisten dan

tahan lama.

Dari beberapa faktor pembentukan sikap tersebut dapat disimpulkan

bahwa sikap merupakan reaksi efektif baik bersifat kesadaran, dukungan,

perilaku (siswa) tentang lingkungan hidup.

3. Sikap Terhadap Lingkungan Hidup

Dalam bersikap selalu ada obyek yang disikapi. Obyek disini mempunyai

arti yang luas seperti masalah atau pokok persoalan, tindakan, perilaku, cara

kerja, orang atau peristiwa. Dalam obyek perilaku konsumen, obyek dapat

diartikan sebagai kategori produk. Kemudian obyek tersebut adalah segala hal

yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada sikap.

Ketika konsumen sudah menentukan sikap mereka terhadap lingkungan

hidup, khususnya jika mereka bersikap baik terhadap lingkungan hidup mereka,

dalam artian mereka peduli terhadap lingkungan, mereka akan berusaha untuk

menjaga kelestarian lingkungan hidup mereka. Banyak cara yang dapat mereka

lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satu caranya adalah dengan

mengkonsumsi atau menggunakan produk yang ramah lingkungan. Akan tetapi

produk ramah lingkungan itu pada dasarnya mempunyai harga yang lebih mahal

dibandingkan produk biasa pada umumnya. Namun demikian sikap konsumen

terhadap lingkungan dapat mempengaruhi kesediaan mereka membayar lebih

untuk produk ramah lingkungan, dengan kata lain konsumen akan berani

(40)

Dari uraian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sikap

konsumen terhadap lingkungan adalah predisposisi (kecenderungan umum) yang

dipelajari atau dibentuk dalam merespon secara konsisiten terhadap kesatuan

ruang yang terdiri atas sumberdaya alam hayati dan sumberdaya alam non-

hayati, yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup guna

melangsungkan kehidupannya dan terbagi atas lingkungan fisik dan lingkungan

biologis, dalam bentuk suka (positif) atau tidak suka (negatif), yang didasarkan

pada komponen kognitif yaitu pengetahuan dan prsepsi mereka mengenai

masalah lingkungan, afektif yaitu emosi atau perasaan mereka terhadap

lingkungan dan konatif yaitu perilaku mereka terhadap lingkungan

(http://www.scribd.com/doc/24661694/Sikap-Terhadap-Lingkungan-Hidup).

Apabila dihubungkan dengan sikap siswa tentang lingkungan hidup, maka

siswa diharapkan mampu mensikapi secara positif tentang lingkugan hidup, yaitu

untuk menjaga lingkungan hidup khususnya di lingkungan sekolah.

C. Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad

renik yang menempati suatu ruangan tertentu. Dalam ruangan tersebut terdapat

juga benda tak hidup seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam

bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu (Otto, 1994: 51). Dalam buku

Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Emil Salim (1979: 16) mengemukakan

(41)

commit to user

lingkungan yang terdapat dalam ruang yang ditempati manusia dan

mempengaruhi hal-hal yang termasuk kehidupan manusia. Berbeda dengan yang

lain, Soerjani (1987: 3) memberikan definisi tentang lingkungan hidup adalah

sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan

ekosistemnya. Dari uraian tersebut dapat ditarik benang merah bahwa lingkungan

hidup merupakan suatu kesatuan yang berhubungan dengan makhluk hidup baik

berupa manusia, tumbuhan, maupun hewan.

Komponen dari lingkungan hidup dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu

lingkungan fisik, lingkungan hayati dan lingkungan sosial (Shalihuddin, 1992:

27). Berbeda dengan pendapat tersebut, Soedjiran (1985: 145) mengemukakan

bahwa lingkungan hidup terdiri dari unsur biotik dan abiotik. Hubungan antara

manusia dengan lingkungan hidupnya tidak hanya ditentukan oleh jenis dan

jumlah benda hidup dan mati dari lingkungan alam, melainkan oleh kondisi dan

sifat benda biotik maupun abiotiknya.

Sementara itu menurut Ismail (1988: 22) lingkungan kehidupan manusia

dapat dikelompokkan dalam tiga macam lingkungan, yaitu; lingkungan fisik,

lingkungan hayati dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik terdiri atas berbagai

macam benda, zat, dan keadaan tanah, air, dan udara dengan seluruh kekayaan

alam fisik yang ada di atas dan didalamnya. Lingkungan hayati meliputi segala

makhluk hidup dari yang paling kecil (mikroorganisme) sampai yang pada

tingkatan besar, baik yang berupa hewan mupun yang tumbuh-tumbuhan.

Lingkungan sosial adalah kehidupan manusia dengan interaksinya dengan

(42)

Berdasarkan uraian diatas disebutkan bahwa lingkungan dibagi menjadi

dua, yaitu lingkungan biotik dan abiotik atau non biotik. Lingkungan biotik

adalah segala hal yang menyangkut dengan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,

bakteri, virus. Jika kita melihat lingkungan biotik disekitar sekolah berarti segala

hal yang menyangkut manusia tumbuhan, hewan, bakteri maupun virus yang

terdapat di sekitar sekolah. Sementara itu lingkungan non biotik disekitar sekolah

misalnya gedung sekolah, kursi, meja, papan tulis dan lain-lain (Dwijo, 1982:

15).

Pengertian pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-undang

Nomor 23 Tahun 1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliptui kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup. Pada pasal berikutnya dijelaskan bahwa sasaran pengelolaan

lingkungan hidup adalah (1) Tercapainya keselarasan, keserasian, dan

keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, (2) Terwujudnya manusia

Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak

melindungi dan membina lingkungan hidup, (3) Tercapainya kepentingan

generasi masa kini dan generasi masa mendatang, (4) Tercapainya kelestarian

fungsi lingkungan hidup, (5) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara

bijaksana.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk hidup, baik berupa manusia,

(43)

commit to user

terpadu dan terprogram dalam mempertahankan keseimbangan dan kelestarian

lingkungan untuk kelangsungan makhluk hidup, sehingga pada akhirnya tujuan

pengelolaan lingkungan hidup yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang

yaitu terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak dan

atau perusakan lingkungan hidup dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

2. Kebersihan Lingkungan

Lingkungan yang bersih mencerminkan pribadi yang sehat. Dalam agama

Islam kebersihan merupakan sebagian dari Iman (al Hadits). Menurut Sapardi

(1984: 111) kegiatan mengadakan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang

baik meliputi masalah penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, air

bekas, dan sampah-sampah, pemberantasan cacing, dan pemberantasan penyakit

menular. Selain dari pada itu kebersihan perorangan juga termasuk salah satu

kegiatan mengadakan kebersihan, yaitu meliputi minum air masak, buang air

besar di kakus, memakai alas kaki, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan

lingkungan tersebut harus senantiasa dilaksanakan dimana setiap manusia

tinggal, baik itu di lingkungan sekitar rumah, maupun tempat kerja setiap

individu. Sehingga pada akhirnya kita dapat hidup bersih dan sehat dimanapun

kita berada.

Kesehatan merupakan kebutuhan hidup yang mendasar. Berjalannya

kehidupan kita setiap hari akan sangat membutuhkan kesehatan, hal ini diartikan

bahwa dalam kehidupan kita yang senantiasa berinteraksi dengan orang lain,

(44)

kita akan terganggu. Oleh karena itu, setiap orang harus senantiasa menjaga

dirinya agar selalu sehat dalam arti yang menyeluruh yaitu sehat fisik, mental,

dan sosial. Hal ini dimaksudkan agar seseorang dapat melakukan keseluruhan

aktivitas dan proses kehidupan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, karena hal

itu merupakan salah satu langkah untuk menuju hidup bahagia yang selalu

diharapkan oleh setiap individu.

Kehidupan bersih, sehat, rapi, dan ramah harus ditanamkan sedini

mungkin, sehingga kebisaaan yang sudah dilakukan oleh anak kita pada masa

kecil akan menjadi budaya pada saat mereka sudah dewasa. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan Otto Soemarwoto (1997: 87) bahwa budaya itu harus

dikembangkan sejak kecil dengan mendidik anak-anak untuk bersikap ramah

terhadap lingkungan. Walaupun hal ini nampak sulit untuk dilakukan akan tetapi

jika ini dilaksanakan akan memperlihatkan hasil yang nyata, misalnya sudah

mulai banyak anak yang mengerti dan mengetahui untuk tidak membuang

sampah disembarang tempat, melainkan membuang sampah pada tempat sampah.

Seperti halnya membuang sampah, contoh yang lain dapat diajarkan kepada

anak-anak kita, seperti mengambil makan secukupnya, jika kelebihan nanti akan

terbuang, mengajarkan anak kita untuk suka membaca, mengajarkan anak-anak

kita untuk menanam pohon dan merawatnya, sehingga pada akhirnya akan

tumbuh rasa memiliki dan memelihara lingkungan disekitarnya, sehingga pada

akhirnya pelajaran tersebut menjadi budaya yang selalu dilaksanakan bagi

(45)

commit to user

mengenal lingkungan secara nyata, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk

menjaga lingkungan dan mencegah perbuatan yang dapat merusak lingkungan.

Budaya yang ditanamkan kepada anak-anak kita sejak usia dini akan

terbawa terus hingga dewasa. Budaya yang kita ajarkan dirumah, juga akan

dilakukan disekolah tempat belajar anak kita. Pada akhirnya anak kita akan

menjaga lingkungan sekolahnya supaya tetap sehat bersih dan nyaman. Menurut

Dwijo (1982: 19) bahwa aspek-aspek sekolah hidup dan bernaung di sekolah

selama pertumbuhannya, sehingga perlu dilindungi oleh lingkungan hidup

sekolah yang sehat dan terawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kehidupan yang sehat

adalah:

a. Persediaan air bersih

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, maka dimana ada kehidupan

disitulah akan membutuhkan air. Begitu juga dalam lingkungan sekolah, air

merupakan kebutuhan, baik untuk membersihkan tangan, membersihkan sisa

air seni, dan lain-lain. Begitu penting air bagi kehidupan kita, maka kita harus

menjaga air agar tetap bersih dan sehat untuk digunakan tidak terkecuali di

lingkungan sekolah.

b. Sistem pembuangan sampah

Di sekolah diharapkan disediakan tempat sampah di dalam kelas, sehingga

siswa tidak membuang sampah sembarangan, begitu juga di luar kelas harus

disiapkan tempat sampah yang tertutup, sehingga tidak akan menimbulkan

(46)

selain itu pula tidak menimbulkan bau busuk yang dapat mengganggu proses

belajar mengajar.

Ajarkan kepada siswa untuk memisahkan sampah kering dan sampah basah,

sehingga dapat tercipta lingkungan yang benar-benar bersih dan sehat di

lingkungan sekolah tempat belajar mengajar.

c. Toilet dan WC

Di lingkungan sekolah juga harus diperhatikan toilet tempat buang air kecil

dan WC atau kakus untuk buang air besar. Pembuatan tempat pembuangan

akhir atau lebih dikenal dengan septic tank harus memperhatikan letak,

diantaranya tidak dekat dengan ruangan. Selain itu, toilet dan kakus harus

dibedakan antara laki-laki dan perempuan dan memperhatikan pula jumlah

pemakainya, artinya satu kakus dibuat untuk 30-50 orang, dan yang

terpenting adalah menjaga kebersihan toilet dan kakus tersebut.

d. Tempat cuci tangan

Di sekolah perlu disediakan kran air atau dibuatkan wastafel untuk cuci

tangan, maupun cuci muka siswa-siswi. Selain itu sediakanlah sabun mandi

atau sabun cuci tangan agar kehidupan siswa benar-benar diajak kepada

pembelajaran hidup sehat.

e. Program sanitasi warung sekolah

Program ini bertujuan untuk menjaga kebersihan warung atau kantin-kantin

sekolah. Sanitasi warung sekolah ini dibuat supaya tidak menganggu proses

belajar mengajar di sekolah dan pada akhirnya kebersihan dari setiap kantin

(47)

commit to user

f. Letak bangunan sekolah

Letak sekolah sangat berpengaruh kepada proses belajar siswa, jadi letak

bangunan sekolah harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:

1). Jauh dari jalan besar yang ramai lalu lintasnya

2). Sebaiknya dekat dengan pusat perumahan

3). Sebaiknya dekat dengan tanah lapang, taman, kolah renang, dan

perpustakaan diluar sekolah

4). Sebaiknya paling tidak berjarak 0,5–1 km dari sungai yang keadaannya

kotor, daerah pembuangan sampah, pabrik atau bengkel yang bising,

daerah rawa, dan lalu lintas jalan raya maupun kereta api.

g. Bangunan

Bangunan gedung sekolah harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan

dengan keamanan dan kenyamanan anak didik, seperti contoh:

1). Tempat bermain anak didik sebaiknya dilindungi atau ditutup dengan

atap agar anak didik dapat bermain pada waktu hujan maupun terik

matahari.

2). Gedung sekolah sebaiknya dibuat memanjang kesamping dan tidak

menjulang keatas, jika luas tanah mencukupi, hal ini dikarenakan untuk

menjaga keamanan anak didik dalam bermain.

3). Bahan bangunan gedung dipilih dari bahan material yang tahan lama,

(48)

4). Atap sebaiknya terbuat dari bahan yang mengacu pada kesehatan, tidak

menggunakan asbes yang dapat merusak kesehatan, dan awet untuk

digunakan.

h. Ruangan kelas

Ruang kelas adalah tempat belajar anak didik, sehingga keadaan ruang kelas

harus senantiasa dijaga kebersihan dan kerapiannya. Selain dari pada itu,

ruang kelas harus memperhatikan hal-hal berikut:

1). Jumlah ruang kelas ditentukan oleh jumlah anak didik, dan sebaiknya 1

ruang kelas diisi dengan 35-40 anak didik.

2). Selain itu juga harus ada ruang guru, ruang kesehatan, ruang

administrasi.

3). Pengaturan ruang kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga anak didik

dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

4). Sebaiknya ruangan kelas berukuran tinggi 4 meter, panjang 8 meter, dan

lebar 7 meter.

5). Lantai kelas sebaiknya tidak terbuat dari tanah, namun terbuat dari

keramik atau tegel.

6). Langit-langit ruang kelas sebaiknya terbuat dari enternit, triplek atau

bahan yang lain yang aman bagi kesehatan dan nyaman dalam

pemakaian.

7). Tiap-tiap ruang kelas sebaiknya mempunyai ventilasi udara dan cahaya

(49)

commit to user i. Ventilasi dan penerangan

Dalam pembuatan gedung, harus senantiasa memperhatikan ventilasi udara,

hal ini harus memperhatikan jalan masuk dan keluar udara supaya udara

dalam ruangan dapat berganti terus menerus. Selain udara sinar atau cahaya

matahari harus dapat masuk kedalam ruangan dengan lancar, baik itu melalui

jendela atau melalui atap. Penerangan ini juga menyangkut pemasangan alat

penerangan listrik didalam ruangan. Hal ini diperuntukkan jika suatu saat

musim hujan dan gelap.

j. Perlengkapan kelas

Segala peralatan didalam kelas harus disesuaikan dengan ukuran kelas,

misalnya lemari kelas, meja dan kursi yang dapat dipindah-pindahkan,

sehingga dapat disusun sesuai dengan keinginan dan kenyamanan bersama.

Pengaturan meja dan kursi, baik meja guru maupun meja dan kursi anak didik

harus diatur sedemikian rupa agar suasana belajar mengajar dapat berjalan

dengan kondusif.

k. Tempat bermain

Di setiap sekolah harus memperhatikan halaman tempat bermain anak didik.

Hal ini meliputi; luas arena bermain, rindang, nyaman, disertai dengan

rerumputan, area tanah yang rata. Selain itu sarana permainan sebisa mungkin

disediakan untuk kegiatan bermain anak didik.

l. Tempat sepeda

Apabila alat transportasi anak didik adalah sepeda, maka tempat sepeda

(50)

mencukupi dan dekat dengan bangunan sekolah agar kelancaran proses

belajar mengajar dapat tercapai.

Keadaan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman diharapkan akan

mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik yang optimal,

sehingga tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan baik.

D. Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap

program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan

kepentingan diri sendiri. Menurut Talizidulu (1987: 102) partisipasi adalah

sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.

Menurut Keith Davis dalam Santoso (1988: 13) mendefinisikan

partisipasi sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan

seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam dunia usaha mencapai tujuan serta turut

bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Berdasarkan pengertian partisipasi diatas, partisipasi dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Bahwa partisipasi dicirikan sebagai keikutsertaan atau berperan serta, yang

(51)

commit to user

b. Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dalam situasi

kelompok dengan memberikan sumbangan pemikiran dan perasaan, serta

daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Partisipasi tersebut disertai dengan rasa kesadaran dan kerelaan atau

keikhlasan tanpa paksaan.

2. Tahapan-tahapan Dalam Partisipasi

Tahap-tahap dalam berpartisipasi menurut Soekadi (1985: 60) adalah

sebagai berikut:

a. Idea planning stage, yaitu suatu tahapan dimana seseorang ikut aktif dengan

mengembangkan pikirannya di dalam merencanakan suatu kegiatan

organisasi.

b. Implementation stage, adalah tahapan dimana seseorang ikut aktif dalam

pelaksanaan kegiatan organisasi.

c. Utilization stage, adalah suatu tahapan dimana seseorang ikut menggunakan

atau memanfaatkan hasil-hasil dari usaha bersama yang telah disepakati.

d. Responsibility stage, adalah sutau tahap dimana seseorang ikut bertanggung

jawab semua yang telah dilakukannya serta hasil yang telah dicapai.

Tahapan-tahapan partisipasi tersebut, jika diterapkan dalam kegiatan

partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah adalah (a) Peran aktif

siswa dalam mengembangkan pemikiran, ide/gagasan dalam merencanakan

kebersihan lingkungan sekolah, (b) Peran aktif siswa dalam pelaksanaan kegiatan

kebersihan lingkungan sekolah, (c) Peran aktif dalam menggunakan atau

(52)

commit to user

serta bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukan serta hasil yang telah

dicapai dalam pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah.

3. Partisipasi Dalam Kebersihan Sekolah

Sekolah adalah lingkungan yang mencetak generasi bangsa untuk masa

yang akan datang. Sudah seharusnya sekolah harus selalu terjaga kebersihannya

agar suasana belajar siswa menjadi kondusif dan sehat. Hal inilah yang akhirnya

menjadi kewajiban bersama oleh komponen sekolah dalam menjaga lingkungan

sekolah agar tetap bersih dan sehat, sehigga pelaksanaan pendidikan dapat

berjalan dengan sebaik-baiknya.

Partisipasi siswa khususnya dalam kebersihan lingkungan sekolah adalah

diharapkan anggota masyarakat (yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta

didik) memiliki kesadaran yang disertai dengan rasa tanggung jawab untuk

terlibat atau berperan aktif dalam kebersihan lingkungan sekolah.

Selanjutnya setelah memiliki kesadaran yang disertai rasa tanggung

jawab, siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam mengembangkan

pemikiran, aktif dalam pelaksaan, dalam mengelola kebersihan lingkungan

sekolahnya dan senantiasa menjaga kebersihan sekolah setiap saat.

E. Siswa

Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada pasal 1 menyebutkan bahwa peserta didik atau siswa adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

(53)

commit to user

menyebutkan bahwa untuk dapat diterima sebagai siswa SLTP seseorang harus tamat

Sekolah Dasar atau satuan pendidikan dasar yang sederajat.

Menurut Sudomo Hadi (1988: 58), siswa atau anak didik adalah anak yang

belum dewasa yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk

menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan.

Selanjutnya dikemukakan tentang 4 konsep mengenai pembawaan terhadap siswa

atau anak didik, yaitu:

1. John Locke, menyebutkan bahwa anak dilahirkan didunia ini tanpa pembawaan,

melainkan sebagai tabula rasa.

2. Schopenhaver, berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan

pembawaaan buruk.

3. J.J. Rousseau berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu baru dating

dari sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia.

4. William Stern, berpendapat bahwa baik pembawaan maupun lingkungan

keduanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak didik.

Sudomo Hadi (1988: 67) juga menjelaskan bahwa anak didik adalah

Pertama; anak sebagai tempat kosong, dalam hal ini anak dianggap tidak mempunyai

cipta, rasa dan karsa. Anak didik sering disamakan sebagai suatu tempat yang harus

selalu menerima apa yang diberikan, tanpa ada kekuasaan untuk menolak atau

memilih mana yang disenangi. Anak dipandang tidak mengetahui suatu apapun

karena dianggap tidak mempunyai peran apa-apa. Kedua; Anak dianggap sebagai

orang dewasa dalam bentuk kecil, kebalikan dari uangkapan yang pertama bahwa

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 2. Skema Hubungan Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji

Megan, On (h,k)-stability of evolution operators in Banch spaces, Seminarul de Analiza Matematica si Aplicatii in Teoria Controlului, Univer- sitatea de Vest din Timisoara (2009) ,

Penerapan pendekatan matematika realistik (RME) untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi pokok perbandingan dan skala.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan informasi yang jelas dan akurat mengenai seberapa besar pengaruh dari iklim

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1

mengembala kambing-kambingnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Sri Rinjani berasal dari suatu daerah yang pelosok dan membangun sebuah citra keterbelakangan dan

Bahwa sebagai lembaga yang fokus dan peduli dalam melakukan advokasi pemberantasan korupsi dan pembaharuan peradilan pidana di Indonesia, khususnya pemberian remisi bagi narapidana

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Kesarjanaan Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muria