• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja Kasihan Bantul)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajad Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

Mohammad Adhi Krisnanta 20120340107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja Kasihan Bantul)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajad Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

Mohammad Adhi Krisnanta 20120340107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

iii NIM : 20120340107

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 1 Februari 2016 Yang membuat pernyataan,

(4)

iv MOTTO

(5)

v

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

Keluarga saya yang selalu memberikan dukungan baik secara

moril maupun materiil, khususnya kepada Ayah dan Ibu saya

tercinta.

Ayah dan Ibu yang senatiasa memberikan dorongan, doa dan

semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tidak ada kata yang dapat saya ungkapkan selain kata

terimakasih.

(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6 Tahun”.

Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan Program Studi Stara 1 (S1) Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah.

2. Bapak drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(7)

vii

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

5. Ibu Lukia Zuraida selaku ibu penulis yang tak pernah berhenti memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan motivasi bagi penulis. 6. Bapak Suwarsono Muhammad selaku ayah penulis yang tak pernah

berhenti memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasi bagi penulis.

7. Mohammad Niko Zakhary S.E., Mohammad Raino Rahmanta S.E., Mohammad Edo Azhara S.E., selaku saudara laki-laki penulis yang selalu memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

8. Muhamad Vicki Syahrial selaku teman kelompok KTI yang selalu membantu dan memberikan semangat satu sama lain dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

9. Imam, Astrid, Defghi, Gibran, Lakas, Tinton, Vian, Gandhi, Ikhsan, Garry, Paramita, Dimas, Andiani yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

10.Semua teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter Gigi UMY angkatan 2012, semoga sukses selalu.

(8)

viii

telah membantu dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 1 Februari 2016

(9)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

MOTTO ...iv A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUANPUSTAKA

BAB III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

D.Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 20

E. Identifikasi Variabel ... 21

F. Definisi Operasional ... 21

G.Instrumen Penelitian ... 22

H.Jalannya Penelitian ... 23

I. Alur Penelitian ... 25

J. Analisis Data ... 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

(10)

x

2. Hasil Uji Normalitas Data ... 27

3. Hasil Uji Mann Whitney Test ... 28

B. Pembahasan ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

(11)
(12)

xii

DAFTAR TABEL

(13)
(14)

xiii

THE RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND DENTAL CARIES SEVERITY LEVEL IN 4-6 YEARS OLD CHILDREN

(Study in Adisiwi Kindergarten, Pertiwi Kindergarten, and Wijaya Atmaja Kindergarten, Kasihan, Bantul)

Abstract

Background of Study: Caries in the deciduous teeth is still a considerable problem in preschool age. World Health Organization (WHO) in 2003 stated that the incidence of dental caries in children is 60-90%. Caries in exclusive breastfeeding children caused by the child was breastfed during sleep, saliva production during sleep was reduced so that protection in the teeth decreased. Aim of Research: The aim of this research is to find out the relation between exclusive breastfeeding and dental caries severity level in 4-6 years old children. Research Methodology: This is an analytic observational research with cross sectional design. The sample was taken with total sampling technique to 72 kindergartners. Caries severity level measured with Caries Severity Index (CSI) examination. The data analysis was using Mann Whitney test.

Research Result: The result shows that the 41 kindergartners consumed exclusive breastfeeding, while the 31 kindergartners are not consumed exclusive breastfeeding.The mean caries severity level in kindergartners with exclusive breastfeeding is 2.1 and who are not with exclusive breastfeeding is 2.09. The result shows that (p> 0.05) so there is no relation between exclusive breastfeeding with dental caries severity levelin 4-6 years old children.

Conclusion: There is no relation between exclusive breastfeeding with dental caries severity level in 4-6 years old children in Kasihan, Bantul.

(15)

xiv Intisari

Latar Belakang: Karies pada gigi susu masih merupakan masalah yang cukup besar pada usia prasekolah. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak adalah 60-90%. Karies yang terjadi pada anak yang diberikan ASI eksklusif dilaporkan karena anak dibiarkan menyusui saat tidur, produksi air liur saat tidur berkurang sehingga proteksi pada gigi menurun.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun.

Metodologi Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik total sampling yang terdiri dari 72 anak TK. Cara pengukuran tingkat keparahan karies diukur dengan pemeriksaan Caries Severity Index (CSI). Analisis data menggunakan uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa 41 anak mengonsumsi ASI eksklusif sedangkan 31 anak tidak ASI eksklusif. Rata-rata ingkat keparahan karies pada anak yang mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,1 dan pada anak yang tidak mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,09. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (p> 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di Kasihan.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi tampaknya masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan terutama di negara – negara berkembang termasuk Indonesia. Karies di Indonesia masih menjadi masalah bagi anak-anak. Penelitian di lima wilayah DKI Jakarta diketahui prevalensi karies anak prasekolah 52,7% (Yulita dkk., 2013). Kesehatan gigi anak yang buruk seperti karies gigi dapat menyebabkan rasa sakit dan kesulitan mengunyah yang akan berdampak buruk pada pola makan anak yang akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak sehingga tumbuh kembang anak terganggu (Heriandi, 2001).

(17)

90,5% kejadian karies, dengan nilai def-t 7,92.Menurut Community Dental Oral Epidemiology anak-anak usia TK di Indonesia mempunyai resiko besar terkena karies (Aprilia dkk., 2015).

Karies pada gigi susu masih merupakan masalah yang cukup besar pada usia prasekolah. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak adalah 60-90% (Kompas, 2009). Angka tersebut masih jauh dari indikator yang telah ditentukan WHO (1995) yaitu 90% anak umur 5 tahun bebas karies. Menurut laporan dari Centers for Diesease Control and Prevention (2007) menunjukan bahwa gigi berlubang telah meningkat khususnya pada anak balita dan anak prasekolah di Amerika, dari 24 % menjadi 28 %. Anak usia 2-5 tahun meningkat 70% dari 8% populasi yang diambil sejumlah 300.000 anak-anak (Dye dkk., 2007).

(18)

3

1992).Karies pada anak-anak terjadi dari mulai lesi awal hingga terjadinya lubang gigi adalah sekitar 6-48 bulan (Shils, dkk., 1994)

Penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara karies dan Air Susu Ibu (ASI), namun masih menjadi kontroversial. Kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena ASI banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi (Hermayanti, 2012).Pemberian ASI eksklusif yang berkepanjangan (prolong breastfeeding) dilaporkan juga menyebabkan karies, dikatakan sebelumnya pendapat itu masih menjadi kontroversi. Karies yang terjadi pada anak yang diberikan ASI eksklusif dilaporkan karena anak dibiarkan menyusui saat tidur, produksi air liur saat tidur berkurang sehingga proteksi pada gigi menurun. Derajat keparahan karies anak disebabkan oleh jumlah dan lama pemberian ASI eksklusif itu sendiri(Yulita, dkk., 2013).

(19)

dahulu menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI eksklusif. Lemak pada ASI eksklusif juga terkandung kandungan lain yang bermanfat yaitu karbohidrat, protein, garam mineral, dan vitamin (Suradi & Kristina, 2004).

Allah SWT berfirman

عاضَرلا َمتي ْ أ دارأ ْن ل نْيلماك نْيلْوح َنهداْوأ نْعضْري ادلاوْلاو

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” [QS Al-Baqarah : 233]

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah adakah hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun. D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan:

a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, terutama dalam pencegahan karies

b. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut. 2. Untuk masyarakat:

(20)

5

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap keparahan karies gigi anak pada usia 3-6 tahun belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai ASI dan karies anak antara lain :

1. Air Susu Ibu dan Karies Gigi Sulung yang dilakukan oleh (Yulita, dkk., 2013). Penelitian tersebut dilakukan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian tersebut adalah ingin membandingkan status kesehatan gigi mulut anak yang mengonsmsi ASI eksklusif dan yang tidak mengonsumsi ASI eksklusif / dengan Pendamping ASI (PASI). Sasaran peneliti adalah usia 1-6 tahun. Teknik sampling yang dipakai adalah dengan metode acak sederhana, didapatkan jumlah sampel sebanyak 116 orang. Persamaan pada penelitian tersebut adalah dengan pemberian kuesioner dan perbedaan penelitian tersebut pada indeks karies yang digunakan yaitu Caries Severity Index (CSI).

(21)
(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Anak Usia Prasekolah

Usia 3-6 tahun adalah periode anak usia prasekolah (Patmonodewo, 1995). Pribadi anak dapat dikembangkan dan memunculkan berbagai potensi anak yang dirangsang pada usia anak prasekolah secara optimal. Salah satunya dengan studi taman kanak-kanak adalah satu bentuk pendidikan sebelum memasuki tahap selanjutnya yaitu pendidikan dasar (Supartini, 2004). Ciri-ciri kemandirian pada usia prasekolah yaitu salah satunya sudah bisa memakai baju sendiri, sepatu sendiri dan mampu merawat diri sendiri. Mandiri dalam arti menyisir rambut dan menyikat gigi dan dapat memilih kegiatan yang digemari (Rumini dan Sundari, 2004).

2. ASI Eksklusif a. Pengertian

(23)

eksklusif, menyusui kapan pun bayi meminta (on-demand) dan tidak menggunakan botol atau dot.

b. Manfaat ASI eksklusif

Air susu ibu merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Manfaat ASI eksklusif enam bulan pertama bagi bayi adalah menghindari penyakit gastrointestinal, tercukupi kebutuhan nutrien bagi bayi. Air susu ibu eksklusif enam bulan juga tidak menyebabkan defisiensi zat besi (Hermayanti, 2012).

Manfaat lain dari ASI selain sebagai nutrien adalah sebagai zat protektif tubuh terhadap penyakit dan berefek psikologis yang menguntungkan. Air susu ibu juga bermanfaat bagi sang ibu karena dapat menunda kehamilan berikutnya dan secara tidak langsung membantu mencegah anemia defisiensi zat besi karena menstruasi yang kembali tertunda, dan pasca melahirkan badan ibu akan kembali langsing (Suradi dan Kristina, 2004).

c. Komposisi ASI sebagai nutrien menurut Suradi& Kristina (2004) 1) Sumber utama ASI adalah lemak yang terkandung di dalam ASI

(24)

9

2) Karbohidrat dalam ASI adalah laktosa dengan kadar 7%. Laktosa mudah diurai menjadi galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada di semua tubuh manusia. Laktosa mempunyai berbagai manfaat seperti mempertinggi absorpsi kalsium dalam tubuh.

3) Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein di dalamnya sebesar 0,9% dan 60% sendirinya adalah whey yang lebih mudah dicerna daripada kasein. Air susu ibu juga mengandung asam amino yang tidak dapat ditemui pada susu sapi seperti sistin dan taurin dimana sistin diperlukan untuk membantu pertumbuhan somatik dan taurin diperlukan untuk pertumbuhan otak pada bayi.

4) Ginjal pada bayi belum dapat bekerja dengan baik sebagai contoh belum bisa mengonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu yang rendah garam dan mineral. Air susu ibu mengandung garam dan mineral yang lebih sedikit dari susu sapi. Kadar kalsium dari susu sapi jauh lebih tinggi daripada ASI. Kadar besi dalam ASI lebih tinggi daripada susu sapi tetapi kadar besi dalam ASI lebih mudah dicerna oleh bayi. 5) Air susu ibu mengandung berbagai macam vitamin seperti

(25)

di dalam kolostrum. Vitamin yang tidak kalah penting adalah vitamin D.

d. Komposisi ASI sebagai bahan protektif

1) Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih jarang terkena penyakit dikarenakan di dalam ASI terdapat zat protektif bagi tubuh bayi yang bersifat humoral maupun selular. Lactobacillus bifidus adalah bakteri yang tumbuh di dalam usus bayi dengan manfaat dapat merubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Pertumbuhan lactobacillus bifidus pada tubuh bayi akan lebih cepat terjadi jika bayi mengonsumsi ASI eksklusif melainkan bukan susu sapi. Kedua asam ini membuat suasana asam pada pencernaan bayi sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti E. Colli, Shigella dan jamur yang bisa menyebabkan diare pada bayi (Hermayanti, 2012).

2) Salah satu zat protektif dari ASI adalah laktoferin yang terkandung dalam ASI dengan konsentrasi tertinggi di antara semua cairan biologis. Laktoferin akan mengikat besi sehingga mencegah pertumbuhan bakteri Staphylococcus, E. Colli, dan Candida (Hermayanti, 2012).

(26)

11

antiinflamator. Kandungan lisozim lebih banyaj pada ASI daripada lisozim di susu sapi (Hermayanti, 2012).

4) Air susu ibu juga mengandung sel-sel leukosit yang sebagian besar (90%) terdiri dari sel makrofag yang mempunyai fungsi membunuh dan memecah mikroorganisme dan membentuk laktoferin serta lisozim. Sisanya (10%) terdiri dari sel limfosit B dan T (Suradi dan Kristina, 2004).

3. Karies Gigi a. Pengertian

Karies gigi adalah penyakit di dalam rongga mulut yang disebabkan oleh interaksi antara mikroorganisme dan karbohidrat yang terfermentasi sehingga mengakibatkan terjadinya demineralisasi mineral pada email dan dentin diikuti proses disintegrasi pada material lainnya (Kidd dan Bechal, 1992).

Karies gigi merupakan masalah utama yang dialami remaja pada umunya. Prevalensi karies gigi tertinggi usia 4-8 tahun pada gigi susu dan usia 12-13 tahun pada gigi permanen hal tersebut dikarenakan email yang masih mengalami maturasi sehingga angka kejadian karies tinggi (Bherman, 2002).

b. Etiologi Karies Gigi

(27)

Lactobacillus merupakan mikroorganisme yang berperan penting dalam terjadinya karies. Bakteri tersebut memiliki karakteristik tumbuh subur dalam suasana asam dan menempel pada permukaan gigi karena mempunyai kemampuan membuat polisakarida ekstra sel yang lengket dari karbohidrat makanan (Byun, dkk., 2004).

Streptococcus mutans masih diyakini menjadi bakteri yang paling berperan penting dalam proses pembentukan karies. Streptococcus mutans lebih berperan dalam progresivitas dan inisiasi demineralisasi email (Cameron dan Widmer, 2008) 2) Substrat

Plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi butuh waktu tertentu dan mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat menyediakan substrat pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida sel, sehingga makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat dapat menurunkan pH plak hingga pada batas terjadinya demineralisasi email. Plak akan bersifat asam dan akan kembali ke pH normal (sekitar 7) dibutuhkan waktu 30-60 menit. Konsumsi karbohidrat yang menerus dan dalam jumlah yang banyak menyebabkan level pH terus terjaga di bawah normal, hal tersebut yang menyebabkan demineralisasi email (Kidd dan Bechal, 1992).

(28)

13

Saliva mempunyai peran penting dalam rongga mulut. Kurangnya aliran saliva adalah salah satu indikasi terjadinya karies gigi, karena saliva mengandung ion bikarbonat yang dapat menetralkan asam dan membantu proses remineralisasi gigi (Felton, dkk., 2009). Faktor anatomi gigi yang memperparah kejadian karies yaitu bentuk gigi dengan pit dan fisura yang dalam. Posisi gigi yang berjejal akan menyulitkan proses penyikatan gigi, hal ini menyebabkan meningkatnya angka karies gigi (Kidd dan Bechal, 1992).

Gigi desidui lebih sering terkena karies dibandingkan dengan gigi permanen dikarenakan kandungan mineral yang berada pada gigi desidui lebih sedikit dan lebih banyak air dan bahan organik. Kristal-kristal gigi desidui tidak sepadat gigi tetap sehingga prevalensi karies pada gigi desidui jauh lebih tinggi (Pintauli dan Hamada, 2008).

4) Waktu

(29)

Bechal, 1992).Saliva mempunyai fungsi selain memiliki efek buffer terhadap pH juga menghilangkan sisa makanan dan menetralkan asam (self cleansing) (Welburry, 2005).

c. Mekanisme terjadinya karies gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan empat faktor utama yang saling mempengaruhi, yaituhost, mikroorganisme, substrat dan waktu serta saliva juga ikut berperan. Proses terjadinya karies pada orang dewasa sama dengan anak-anak hanya proses karies pada anak-anak lebih cepat (Suwelo, 1992).

Karies terjadi jika keempat faktor penyebab karies terjadi secara bersama-sama dan saling mendukung. Bakteristreptococcus mutans akan memfermentasikan karbohidrat, contohnya sukrosa akan menjadikan suasana asam (pH= 4,5-5) dalam waktu 1-3 menit dan akan kembali pada kondisi normal (pH= 7) dalam kurun waktu 30-60 menit kemudian terjadi terus menerus. Bakteri streptococcus mutans sangat senang pada kondisi ini sehingga proses karies akan terjadi (Kidd dan Bechal, 1992).

Demineralisasi email gigi adalah proses hilangnya mineral email dikarenakan aksi dari asam hasil metabolisme mikroorganisme. Asam berdifusi melalui plak ke dalam lubang-lubang kecil gigi dan mulai melarutkan email sehingga menyebabkan karies gigi (Cameron dan Widmer, 2008).

(30)

15

1) Karies Insipiens

Karies yang terjadi pada bagian permukaan email gigi dan tidak menimbulkan rasa sakit. Tampak warna hitam atau coklat pada permukaan gigi.

2) Karies Superficial

Karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang terasa sakit.

3) Karies Media

Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis

4) Karies Profunda

Karies yang mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Gigi akan mati atau nekrose jika tidak segera diobati dan ditumpat, dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies lainnya.

e. Perbedaan Pengukuran dmf-t dengan CSI

(31)

ataupun gigi yang sudah dicabut karena karies sehingga lebih tepat digunakan untuk daerah dengan masyarakat dengan kesadaran merawat gigi kurang. Penilaian dengan indeks CSI menggunakan kriteria sebagai berikut :

Rumus CSI : � �ℎ � � � �� � � � �ℎ � � �� � � �

1) Skor 0 = gigi utuh ( S )

2) Skor 1 = sonde menyangkut, pada fisura tapi tapi tidak ada

perlunakan email (C1)

3) Skor 2 = sonde menyangkut, ada perlunakan lebih dalam pada

dentin ( C2 )

4) Skor 3 = karies lebih luas melibatkan pulpa (C3)

5) Skor 4 = ada kerusakan mahkota, gigi tinggal akar ( C4 )

f. Pencegahan Karies Gigi

(32)

17

B. Landasan Teori

Karies adalah penyakit pada rongga mulut yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; substrat, waktu, gigi, dan mikroorganisme. Karies akan terjadi apabila keempat faktor tersebut saling bekerja sama. Karies paling banyak terjadi pada usia 3-6 tahun dan usia 12-13 tahun dikarenakan pada usia tersebut lapisan email pada gigi dalam fase maturasi.

Prevalensi karies pada gigi desidui jauh lebih tinggi dikarenakan mineral gigi lebih sedikit dan kristal-kristal pada gigi desidui lebih sedikit juga dibandingkan gigi permanen. Banyak upaya pencegahan dini pada karies gigi anak salah satunya dengan pencegahan primer. Contoh pencegahan primer adalah penggunaan topikal aplikasi fluor dan mengoreksi cara sikat gigi anak. Orang tua pada pencegahan primer sangat berpengaruh dalam diet makanan anak-anaknya.

(33)
(34)

19

Substrat Waktu Komposisi

Host Lama pemberian

Tingkat Keparahan Karies

ASI Eksklusif

Mikro

C. Kerangka Konsep Karies

Gambar 1. Kerangka Konsep D. Hipotesis

(35)

20 A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Rancangan pada penelitian ini adalah cross sectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 di 3 TK yaitu: 1. TK Adisiwi Kasihan, Bantul

2. TK Wijaya Atmaja Kasihan, Bantul 3. TK Pertiwi Kasihan, Bantul

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anak TK yang sekolah di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja, Kasihan Bantul.

Sampel penelitian dipilih dari semua siswa dan siswi yang bersekolah di ketiga TK tersebut yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan metode total sampling.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Anak TK yang bersekolah di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja.

(36)

21

c. Anak TK yang berusia 4-6 tahun dan masih mempunyai gigi sulung. d. Anak TK yang kooperatif dan mau dijadikan responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Anak TK yang berumur diluar 4-6 tahun. b. Anak TK yang tidak masuk sekolah

c. Anak TK dan orang tua yang tidak kooperatif dan tidak ingin dijadikan responden penelitian

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel pengaruh :ASI eksklusif.

2. Variabel terpengaruh: tingkat keparahan karies gigi anak. 3. Variabel terkendali:

a. Umur

4. Variabel tidak terkendali

a. Cara dan waktu pemberian ASI eksklusif b. Jenis kelamin

c. Frekuensi menyikat gigi

d. Jenis makanan yang dikonsumsi F. Definisi Operasional

(37)

2. Indeks pengukuran keparahan karies CSI (Caries Severity Index) untuk mengukur tingkat keparahan karies gigi dengan kriteria sebagai berikut: a. Skor 0 = gigi utuh ( S )

b. Skor 1 = sonde menyangkut pada fisura tapi tidak ada perlunakan email (C1)

c. Skor 2 = sonde menyangkut, ada perlunakan lebih dalam pada dentin ( C2 )

d. Skor 3 = karies lebih luas melibatkan pulpa (C3)

e. Skor 4 = ada kerusakan mahkota, gigi tinggal akar ( C4)

3. Anak usia prasekolah adalah anak dengan usia rentang 3-6 tahun. Pribadi anak dapat dikembangkan dan memunculkan berbagai potensi anak yang dirangsang pada usia anak prasekolah secara optimal. Salah satunya dengan studi taman kanak-kanak adalah satu bentuk pendidikan sebelum memasuki tahap selanjutnya yaitu pendidikan dasar.

4. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan atau minuman tambahan selama enam bulan pertama bagi bayi. Menurut World Health Organization (WHO) (2001) pemberian ASI eksklusif selama enam bulan adalah yang terbaik. World health organization merekomendasikan menyusui anak pada satu jam pertama kelahiran anak, menyusui secara eksklusif, menyusui kapan pun bayi meminta (on-demand) dan tidak menggunakan botol atau dot.

(38)

23

Kuesioner diberikan kepada orang tua agar mendapat informasi tentang pemberian ASI eksklusif kepada anaknya.

2. Alat ukur tingkat keparahan karies gigi

Indeks pengukuran keparahan karies CSI (Caries Severity Index) untuk mengukur tingkat keparahan karies gigi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Skor 0 = gigi utuh ( S )

b. Skor 1 = sonde menyangkut pada fisura tapi tapi tidak ada perlunakan email (C1)

c. Skor 2 = sonde menyangkut, ada perlunakan lebih dalam pada dentin ( C2 )

d. Skor 3 = karies lebih luas melibatkan pulpa (C3)

e. Skor 4 = ada kerusakan mahkota, gigi tinggal akar ( C4) 3. Alat dan Bahan Pemeriksaan gigi

a. Alat diagnostik b. Handscoon c. Masker

d. Alkohol dan kapas

e. Form index keparahan karies H. Jalannya Penelitian

1. Tahap-tahap prapenelitian :

(39)

b. Mengurus perizinan di TK yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian.

2. Tahap-tahap penelitian :

a. Memberikan lembar informed consent serta kuesioner kepada orang tua anak melalui pihak sekolah beberapa hari sebelum dilakukan pemeriksaan gigi pada anak TK.

b. Mengumpulkan lembar informed consent dan kuesioner pada hari pemeriksaan gigi.

c. Melakukan pemeriksaan gigi pada anak yang telah mengembalikan lembar informed consent, kuesioner dan setuju menjadi responden penelitian.

(40)

25

I. Alur Penelitian

Gambar 2. Alur Penelitian

J. Analisis Data

Pengolahan data untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun di Kasihan, Bantul menggunakan metode Mann Whitney Test.

Pembuatan Kuesioner Pengurusan Izin Memberikan Informed Consent dan Kuesioner

Responden Mengembalikan Informed Consent dan

Kuesioner

Pemeriksaan Intraoral pada Gigi Anak

Tabulasi Data

(41)

26

Penelitian mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian observational analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di TK Adisiwi, TK Wijaya Atmaja, TK Pertiwi Kasihan Bantul. Penelitian dilakukan dengan cara pemberian kuesioner pada anak dan diperbolehkan dibawa pulang dan diisi oleh orang tua. Kuesioner yang sudah diisi oleh orang tua dikembalikan ke pihak sekolah agar bisa dilakukan penelitian.

Tujuh puluh dua sampel yang didapat terdiri dari 45 anak laki-laki dan 27 anak perempuan dengan rentang usia 4-6 tahun, terdapat 2 kelompok dari 72 sampel berdasarkan konsumsi ASI eksklusif yaitu 41 anak minum ASI eksklusif dan 31 anak tidak minum ASI eksklusif.

1. ASI eksklusif

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan konsumsi ASI eksklusif dan Jenis Kelamin

No. Pola Pemberian ASI

Jenis Kelamin Laki-lakiPerempuan

Jumlah

n % N % n %

1. ASI eksklusif 26 36,2 15 20,7 41 56,9

2. Tidak ASI eksklusif 20 27,8 11 15,3 31 43,1

(42)

27

Keterangan tabel:

Berdasarkan tabel diatas jumlah sampel penelitian berjumlah 72 anak. Mayoritas anak yang minum ASI eksklusif berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki dengan jumlah 46.

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Keterangan tabel:

Berdasarkan tabel diatas jumlah sampel penelitian berjumlah 72 anak. Mayoritas anak yang minum ASI eksklusif berdasarkan umur adalah pada rentang 5-6 tahun dengan jumlah 59 anak.

2. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel penelitian perkelompok kurang dari 50

No. Pola Pemberian ASI

Umur

4,0-4,12 5,0-6,0

Jumlah

n % n % N %

1. ASI eksklusif 9 12,5 30 41,67 39 54,17 2. Tidak ASI eksklusif 4 5,5 29 40,33 33 45,83

(43)

Tests of Normality

Tabel 3. Data Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk No. Pola Pemberian

ASI

Mean ± SD N Shapiro Wilk

1. ASI eksklusif 2,1158 ±1,24076 41 0,040 2. Tidak ASI eksklusif 2,0976±0,93007 31 0,510

Tabel diatas menunjukkan pada kolom Shapiro-Wilk nilai probabilitas data yang didapatkan p = 0,040 dan p= 0,510. Nilai probabilitas data dapat dikatakan normal jika nilai p > 0,05 sehingga data dinyatakan terdistribusi tidak normal. Mann Whitney Test dilakukan untuk menentukan adakah hubungan antara 2 kelompok tidak berpasangan yang datanya tidak terdistribusi dengan normalakan digunakan Mann Whitney Test.

3. Hasil Uji Mann Whitney Test

Test Statistics(a)

Tabel 4. Hasil Uji Mann Whitney No. Pola Pemberian

(44)

29

terdapat perbedaan bermakna antara kelompok ASI esklusif dan tidak ASI eksklusif.

B. Pembahasan

Hasil dari pemeriksaan gigi pada 72 anak diperoleh skor CSI yang beragam, untuk anak yang minum ASI eksklusif skor tertinggi adalah 4 dan yang terendah adalah 0. Anak yang tidak ASI eksklusif skor tertinggi 4 dan yang terendah adalah 0. Penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies pada anak usia 4-6 tahun telah dilakukan. Hasil yang telah didapat dari Mann Whitney Testadalah nilai (p) > 0,05 sehingga pemberian ASI eksklusif tidak memiliki hubungan dengan tingkat keparahan karies.

Rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah manfaat ASI eksklusif bagi daya tahan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu memberi seluruh nutrisi yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI eksklusif mengurangi angka kematian bayi (Firdaus dan Iswati, 2013).

(45)

Penelitian yang dilakukan di Pondok Labu Jakarta Selatan menunjukkan skor dmf-t yang didapat pada penelitian ini adalah anak yang minum ASI eksklusif lebih rendah dibandingkan yang tidak ASI eksklusif (Yulita, 2013). Air susu ibu mengandung zat protektif laktoferin yang berfungsi mengikat zat besi sehingga mencegah pertumbuhan bakteri Staphylococcus, E. Colli, dan Candida (Hermayanti, 2012).

Etiologi karies diantaranya adalah gigi sebagai host. Morfologi gigi yang berbeda-beda menyebabkan plak mudah menempel dan menyerang gigi. Kawasan yang mudah diserang oleh plak diantaranya adalah pit dan fisur pada gigi molar, premolar, pit bukal molar dan pit bukal insisif. Permukaan akar yang terbuka, permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan bridge juga termasuk dalam lokasi kawasan yang mudah diserang karies (Kidd dan Bechal, 1992).

Faktor lingkungan juga mempengaruhi proses terjadinya karies. Dalam keadaan normal gigi geligi selalu dibasahi saliva sehingga peranan saliva sangat berpengaruh. Saliva mampu melakukan remineralisasi dan mempengaruhi komposisi mikroorganisme. Karena itu, jika aliran saliva berkurang atau menghilang maka proses karies bisa tidak terkendali (Kidd dan Bechal, 1992).

(46)

31

Mikroorganisme streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut tumbuh subur dalam suasana asam tetapi dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat membentuk asam dan melakukan demineralisasi. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa poliskarida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat seperti gula akan cepat diserap oleh plak dan segera dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat hingga pada tahap demineralisasi gigi (Kidd dan Bechal, 1992).

Pemberian ASI memang sangat erat hubungannya dengan kejadian karies gigi, namun ada banyak faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya karies pada gigi anak. Selain faktor ASI eksklusif terdapat berbagai faktor penyebab karies, bahwa anak yang mengalami karies gigi cenderung menyukai makanan yang manis-manis dan lengket seperti permen, kue coklat, dan lain sebagainya serta kurangnya pengawasan dari orang tua khususnya ibu untuk menjaga kebersihan gigi dengan cara rajin menggosok gigi dan pergi periksa ke dokter gigi (Firdaus dan Iswati, 2013).

(47)

bakteri dan faktor keadaan lain yang berpengaruh. Faktor utama penyebab karies gigi untuk anak SD kota dan anak SD desa adalah faktor pola makan. Tingkat keparahan karies gigi anak SD kota berbeda dengan anak SD desa (p<0,05).

Gula sering dikaitkan tentang kejadian karies pada anak karena gula bersifat kariogenik bagi anak-anak. Faktor penyebab karies juga tergantung dari host itu sendiri seperti kondisi pH dan saliva pada anak-anak. Faktor predisposisi karies adalah genetik, penggunaan obat, kejadian penyakit sistemik yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Makanan yang berhubungan dengan gula mempunyai potensi resiko sebesar 37,6%. Penelitian menunjukkan bahwa pH akan turun setelah terpapar makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi (Loveren, 2000). Penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan memberi makan manis, lengket dan minum susu dengan kejadian karies gigi pada anak usia 4-6 tahun (Widayati, 2014).

(48)

33

(49)

34

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun di Kasihan, Bantul.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran:

1. Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun, dengan lebih banyak variabel yang dikendalikan, contohnya adalah pola makan.

(50)

35

DAFTAR PUSTAKA

Angela, A. (2005). Pencegahan primer pada anak yang berisiko tinggi.Maj.Ked. Gigi.(Dent. J.). 38 (3) :130-134.

Aprilia, L., Nelly, M dan Paulina Gunawan, N. (2015). Status karies anak usia prasekolah sekolah citra kasih yang mengonsumsi susu formula. Jurnal e-GIGI. 3(1)

Behrman, R.E., Kliegman, R., dan Arvin, A.M. (2000).Ilmu kesehatan anak Nelson(15th ed.)(A. Samik Wahab, penerjemah). Jakarta: EGC

Byun, R., Nadkarni, M.A., Chhour, K.-L., Martin, F.E., Jacques, N.A., & Hunter, N. (2004). Quantitative analysis of diverse lactobacillus species present in advanced dental caries.Journal of Clinical Microbiology, 42 (7) : 3128-3136.

Cameron A, C., dan Widmer R, P. (2008). Handbook of pediatric dentistry (3rd ed.). Philadelphia: Mosby Elsevier.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS), Badan PenelitianDan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta.

Donna, L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik.vol.1 edisi 6.Jakarta: EGC Dye, B, A., (2007) Early childhood caries. American academy pediatric Journal

of dentistry, (284): 1-3.

Felton, A., Chapman, A., dan Felton, S. (2009). Basic guide to oral health education and promotion. United Kingdom: Wiley Blackwell.

Firdaus, A, dan Iswati, R, S. (2013). Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian karies gigi pada anak usia 2-4 tahun di kelompok bermain desa Gading Watu Gresik. Embrio Jurnal Kebidanan(3).

Heriandi, Y. (2001). Silver diamine fluoride salah satu alternatif impregnansi karies rampan pada anak. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. (46) : 167-173.

Hermayanti, D. (2012) Persepsi keluarga tentang pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif.Jurnal Saintika Medika 6 (12).

(51)

Kidd, E.A.M. dan Bechal, S.J.(1991). Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya (2nd ed.) (N. Sumawinata, penerjemah). Jakarta:

EGC Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2009). (KEMENKES), Jakarta

Khamzah, S. N. (2012). Segudang keajaiban ASI yang harus anda ketahui. Yogyakarta: FlashBook

Kompas, 22 Juni 2009. Kebiasaan minum susu botol picu karies gigi (http://kompas.com/. diakses tanggal 1 Maret 2015.

Koroluk,L.,Hoover, J.N., dan Komiyama, K. (1994). The sensitivity and specifity of a colorimetric microbiological caries activity test (Cariostat) in

preschool children. Journal of Pediatic Dentistry, 16 (4): 276-281.

Loveren, C.V., Buijs, J. F., dan Cate, J. M. T. (2000). The effect of triclosan toothpasteon enamel demineralization in a bacterial demineralization model. Journal of Antimicrobial Chemotherapy (45): 153-158

Melanie, S. (2011). A-Z Kesehatan gigi panduan lengkap kesehatan gigi keluarga. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Patmonodewo, S. (1995). Buku ajar pendidikan prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Pintauli, S dan Hamada, T. (2008). Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaanya.Medan: USU Press.

Rumini S. dan Sundari S. (2004). Perkembangan anak dan remaja:buku pegangan kuliah . Jakarta:Rineka Cipta.

Saleh, M. (2004). Deteksi faktor utama penyebab karies berdasarkan cariogram pada anak sekolah dasar di kota dan desa (kajian di SD Pujokusuman III dan SD Lagaran Sanden Yogyakarta). Tesis. Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Shils, Maurice E., Olson, James A., dan Shike, M. (1994). Modern nutrition in health and disease (8th ed). Philadelphia:Lea & Febiger.

Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC Suradi, R dan Kristina, H.(2004). Manajemen laktasi, Cetakan ke-2. Jakarta:

(52)

37

Suwelo, I.S. (1992). Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologis. Jakarta : EGC Jakarta.

Tarigan, R. (1993). Kesehatan gigi dan mulut. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Welbury, R. (2005). Pediatric dentistry(3rd ed.). New York: Oxford University Press.

Widayati, N. (2014). Faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2 (2):196-205.

(53)
(54)

Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6 Tahun Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies

No Skor CSI ASI eksklusif/tidak

1. 1,667 Tidak

2. 2 Tidak

3. 1,667 Tidak

4. 2,5 Ya

5. 1,75 Tidak

6. 1,875 Tidak

7. 0 Ya

8. 1,75 Tidak

9. 2,4 Ya

10. 4,0 Tidak

11. 1,75 Ya

12. 1 Ya

13. 2,5 Tidak

14. 3,117 Ya

15. 2 Tidak

16. 2,83 Tidak

17. 2,33 Tidak

(55)

22. 3 Tidak

23. 2,9 Ya

24. 0 Ya

25. 4 Ya

26. 2,556 Tidak

27. 2,07 Tidak

28. 3 Ya

29. 3 Tidak

30. 2,6 Tidak

31. 3,2 Tidak

32. 3,75 Ya

33. 3,5 Ya

34. 1,8 Ya

35. 1,67 Tidak

36. 2,2 Tidak

37. 3,875 Ya

38. 4 Ya

39. 3 Ya

40. 1,9 Tidak

(56)

42. 3,1 Tidak

43. 0 Tidak

44. 0 Ya

45. 3,667 Ya

46. 1,5 Ya

47. 2 Ya

48. 3,43 Ya

49. 1 Tidak

50. 2,5 Ya

51. 1,8 Ya

52. 1 Ya

53. 1 Tidak

54. 1,5 Ya

55. 1,33 Ya

56. 2,81 Tidak

57. 1 Ya

58. 0 Tidak

59. 0 Ya

60. 1 Ya

61. 3,6 Ya

62. 1 Tidak

63. 2,2 Ya

(57)

68. 1 Ya

69. 3 Ya

70. 1 Tidak

71. 2 Ya

72. 3 Ya

Keterangan tabel :

(58)

ASI eksklusif / Tidak

Tidak ASI eksklusif Mean 2,0976 ,16705

(59)

skor CSI ASI eksklusif ,103 41 ,200(*) ,943 41 ,040

Tidak ASI eksklusif ,128 31 ,200(*) ,970 31 ,510

* This is a lower bound of the true significance.

a Lilliefors Significance Correction

Mann-Whitney Test

Ranks

ASI eksklusif / Tidak N Mean Rank Sum of Ranks

skor CSI ASI eksklusif 41 36,73 1506,00

Tidak ASI eksklusif 31 36,19 1122,00

Total 72

Test Statistics(a)

skor CSI

Mann-Whitney U 626,000

Wilcoxon W 1122,000

Z -,108

Asymp. Sig. (2-tailed) ,914

(60)

PENGANTAR

Dengan hormat,

Saya dari PSPDG FKIK UMY yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183 (0274) 3878656, memohon izin ibu dan kesediaan putra/putrinya untuk dilakukan pemeriksaan gigi dan mengisi kuesioner tentang pemberian susu botol dan ASI eksklusif. Hasil pemeriksaan ini akan kami gunakan untuk keperluan penulisan Karya Tulis Ilmiah. Demikian penjelasan singkat mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan, atas kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Mohammad Adhi Krisnanta Muhamad Vicki Syahrial

20120340107 20120340113

... IDENTITAS (Mohon diisi dengan lengkap)

Nama Ibu : ... Tanggal lahir ibu : ... Nama anak : ... Tanggal lahir anak : ... Pendidikan ibu : SD/SMP/SMU/Diploma/Sarjana (Dilingkari yang dipilih) Pekerjaan Ayah : PNS/Swasta/Wiraswasta/Buruh/Lainnya : ... Alamat : ... ... No. Telepon : ...

(61)
(62)

THE RELATION BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND DENTAL CARIES SEVERITY LEVEL IN 4-6 YEARS OLD CHILDREN

(Study in Adisiwi Kindergarten, Pertiwi Kindergarten, and Wijaya Atmaja Kindergarten, Kasihan, Bantul)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja Kasihan Bantul)

Pipiet Okti Kusumastiwi1, Mohammad Adhi Krisnanta2 Dosen PSPDG FKIK UMY1, Mahasiswa PSPDG FKIK UMY2

ABSTRACT

Background of Study: Caries in the deciduous teeth is still a considerable problem in preschool age. World Health Organization (WHO) in 2003 stated that the incidence of dental caries in children is 60-90%. Caries in exclusive breastfeeding children caused by the child was breastfed during sleep, saliva production during sleep was reduced so that protection in the teeth decreased. Aim of Research: The aim of this research is to find out the relation between exclusive breastfeeding and dental caries severity level in 4-6 years old children. Research Methodology: This type of research is an analytic observational research with cross sectional design. The sample was taken with total sampling technique to 72 kindergartners. Caries severity level measured with Caries Severity Index (CSI) examination. The data analysis was using Mann Whitney test.

Research Result: The research result shows that the 41 kindergartners consumed exclusive breastfeeding, while the 31 kindergartners are not consumed exclusive breastfeeding.

The mean caries severity level in kindergartners with exclusive breastfeeding is 2,1. The mean caries severity level in kindergartners who are not with exclusive breastfeeding is 2,09. The result shows that (P > 0,05) so there are no relation between exclusive breastfeeding with dental caries severity levelin 4-6 years old children.

Conclusion: There is no relation between exclusive breastfeeding with dental caries severity level in 4-6 years old children in Kasihan, Bantul.

(63)

menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak adalah 60-90%. Karies yang terjadi pada anak yang diberikan ASI eksklusif dilaporkan karena anak dibiarkan menyusui saat tidur, produksi air liur saat tidur berkurang sehingga proteksi pada gigi menurun.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun.

Metodologi Penelitian: Jenis dari penelitian ini adalah penelitian observational analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik total sampling yang terdiri dari 72 anak TK. Cara pengukuran tingkat keparahan karies diukur dengan pemeriksaan Caries Severity Index (CSI). Analisis data menggunakan uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa 41 anak mengonsumsi ASI eksklusif sedangkan 31 anak tidak ASI eksklusif. Rata-rata ingkat keparahan karies pada anak yang mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,1. Rata-rata tingkat keparahan karies pada anak yang tidak mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,09. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (P > 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di Kasihan.

Kata Kunci: tingkat keparahan karies gigi, pemberian ASI eksklusif

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi tampaknya masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan terutama di negara – negara berkembang termasuk Indonesia. Karies di Indonesia masih menjadi masalah bagi anak-anak. Penelitian di lima wilayah DKI Jakarta diketahui prevalensi karies anak prasekolah

(64)

sebesar 5,9 dengan D=1,3, M=4,5 dan F=0,132.

Karies pada gigi susu masih merupakan masalah yang cukup besar pada usia prasekolah. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak adalah 60-90%3. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum. Hal ini dapat disebabkan oleh empat faktor yaitu host, waktu, substrat, dan saliva. Keempat faktor tersebut bekerja maka akan terjadi demineralisasi jaringan keras gigi yang diikuti oleh kerusakan bahan organikya4. Tinjauan epidemiologi menunjukkan bahwa menyusui lebih dari satu tahun dan dilakukan pada malam hari erat terkait dengan peningkatan prevalensi karies. Penelitian menunjukkan juga ASI lebih kariogenik dibanding susu sapi tetapi tidak terlalu signifikan perbedaan skor karies nya. Menyusui dengan durasi yang lama pada anak usia 2-5 tahun pada daerah miskin di Amerika Serikat meningkatkan prevalensi karies5.

Kandungan ASI salah satunya adalah lemak, kandungan lemak dalam ASI eksklusif antara 3,5-4,5%. Walaupun banyak tetapi lemak dari ASI eksklusif ini mudah dicerna oleh bayi karena trigliserida dalam lemak diubah dahulu menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI eksklusif. Lemak pada ASI eksklusif juga terkandung kandungan lain yang bermanfat yaitu karbohidrat, protein, garam mineral, dan vitamin. Manfaat lain dari ASI selain sebagai nutrien adalah sebagai zat protektif tubuh terhadap penyakit dan berefek psikologis yang menguntungkan 6

.

METODE

1. Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Rancangan pada penelitian ini adalah cross sectional.

(65)

kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan metode total sampling

3. Tahap-tahap prapenelitian :

a. Pembuatan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai konsumsi ASI eksklusif.

b. Mengurus perizinan di TK yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian. 2. Tahap-tahap penelitian :

a. Memberikan lembar informed consent serta kuesioner kepada orang tua anak melalui pihak sekolah beberapa hari sebelum dilakukan pemeriksaan gigi pada anak TK.

b. Mengumpulkan lembar informed consent dan kuesioner pada hari pemeriksaan gigi.

c. Melakukan pemeriksaan gigi pada anak yang telah mengembalikan lembar informed consent, kuesioner dan setuju menjadi responden penelitian.

4. Pengukuran Karies Gigi

Tingkat keparahan karies gigi diukur menggunakan indeks CSI (Caries Severity Index) karena CSI tidak membedakan antara gigi yang berlubang karena karies, gigi yang sudah ditumpat karena karies, ataupun gigi yang sudah dicabut karena karies sehingga lebih tepat digunakan untuk daerah dengan masyarakat dengan kesadaran merawat gigi kurang. Penilaian dengan indeks CSI menggunakan kriteria sebagai berikut :

Rumus CSI : � �ℎ � � � ��� �

� �ℎ� � �� � � �

a. Skor 0 = gigi utuh ( S )

b. Skor 1 = sonde menyangkut, pada fisura tapi tapi tidak ada perlunakan email (C1)

c. Skor 2 = sonde menyangkut, ada perlunakan lebih dalam pada dentin ( C2 )

d. Skor 3 = karies lebih luas melibatkan pulpa (C3)

(66)

5. Analisis data untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat

keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun menggunakan uji Mann Whitney HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan konsumsi ASI eksklusif dan Jenis Kelamin No. Pola Pemberian

Berdasarkan tabel diatas jumlah sampel penelitian berjumlah 72 anak. Mayoritas anak

yang minum ASI eksklusif berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki dengan jumlah 46. Keterangan tabel 2 :

Berdasarkan tabel diatas jumlah

sampel penelitian berjumlah 72 anak. Mayoritas anak yang minum ASI eksklusif Berdasarkan umur adalah pada rentang 5-6 tahun dengan jumlah 59 anak.

Tabel 3. Data Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk

(67)

yang didapatkan p = 0,040 dan p= 0,510. Nilai probabilitas data dapat dikatakan normal jika nilai p > 0,05 sehingga data dinyatakan terdistribusi tidak normal. Mann Whitney Test dilakukan untuk menentukan adakah hubungan Antara 2 kelompok tidak berpasangan yang datanya tidak terdistribusi dengan normal.

Tabel 3. Hasil Uji Mann Whitney Test Test Statistics(a)

Pengambilan keputusan data di atas adalah dengan melihat nilai probabilitas (p), yaitu pada asymp. sig., dimana pada uji Mann Whiney Test menunjukkan significancy 0,914 (P > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok ASI esklusif dan tidak ASI eksklusif.

PEMBAHASAN

daya tahan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu memberi seluruh nutrisi yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI eksklusif mengurangi angka kematian bayi7.

Muhammad Saleh (2004) melakukan penelitian tentang Deteksi Faktor Utama Penyebab Karies Berdasarkan cariogram Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Dan Desa. Hasilnya urutan faktor penyebab karies dari hasil penelitian berdasarkan gambaran cariogram anak SD kota dan anak SD desa adalah faktor pola makan, bakteri dan faktor keadaan lain yang berpengaruh. Faktor utama penyebab karies gigi untuk anak SD kota dan anak SD desa adalah faktor pola makan. Tingkat keparahan karies gigi anak SD kota berbeda dengan anak SD desa (p<0,05)8.

Gula sering dikaitkan tentang kejadian karies pada anak karena gula bersifat kariogenik bagi anak-anak. Faktor skor CSI

Mann-Whitney U 626,000

Wilcoxon W 1122,000

Z -,108

(68)

penyebab karies juga tergantung dari host itu sendiri seperti kondisi pH dan saliva pada anak-anak. Faktor predisposisi karies adalah genetik, penggunaan obat, kejadian penyakit sistemik yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Makanan yang berhubungan dengan gula mempunyai potensi resiko sebesar 37,6%. Penelitian menunjukkan bahwa pH akan turun setelah terpapar makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi9.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan memberi makan manis, lengket dan minum susu dengan kejadian karies gigi pada anak usia 4-6 tahun10.

Pemberian ASI pada anak-anak sangat dianjurkan tetapi juga dengan cara pemberian yang benar. American Academy of Pediatric Dentistry (1996) mengatakan sering memberikan ASI di malam hari dalam jangka waktu yang lama juga mengakibatkan kerusakan gigi yang luas11.

Pemberian ASI di malam hari dengan jangka waktu lama akan menghasilkan asam

yang lebih banyak pula sehingga mempertinggi risiko terkena karies gigi. Pada anak yang minum susu botol dalam waktu relatif lama dan minum ASI menjelang tidur umumnya sangat berisiko karies. Umumnya gigi yang terkena kerusakan adalah gigi pada rahang atas bagian depan. Saat tidur, gigi-gigi rahang bawah akan tertutup oleh lidah sehingga genangan air susu akan lebih menyerang gigi atas12.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada usia 4-6 tahun di Kasihan, Bantul.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran:

(69)

2. Untuk masyarakat disarankan agar memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dengan cara lama pemberian yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yulita, I., Elly, D dan Victrix Astarte, A. (2013). Air susu ibu dan karies gigi sulung. Jurnal Health Quality 4 (1), Hal. 69 – 76

2. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS), Badan

Penelitian Dan Pengembangan

Kesehatan, Jakarta.

3. Kompas, 22 Juni 2009. Kebiasaan minum susu botol picu karies gigi (http://kompas.com/. diakses tanggal 1 Maret 2015.

4. Kidd, E.A.M. dan Bechal, S.J. (1991). Dasar-dasar karies penyakit dan

penanggulangannya (2nd ed.) (N.

5. Kawashita, Y., Kitamura, M., Saito, T. (2011) Early childhood caries. International Journal of Dentistry, (7) 1. 6. Suradi, R dan Kristina, H. (2004).

Manajemen laktasi, Cetakan ke-2, Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta.

7. Firdaus, A., Iswati, R, S. (2013). Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian karies gigi pada anak usia 2-4 tahun di kelompok bermain desa Gading Watu Gresik. Embrio Jurnal Kebidanan (3)

8. Saleh, M. (2004). Deteksi faktor utama penyebab karies berdasarkan cariogram pada anak sekolah dasar di kota dan desa (kajian di SD Pujokusuman III dan SD Lagaran Sanden Yogyakarta). Tesis. Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

(70)

on enamel demineralization in a bacterial demineralization model. Journal of

Antimicrobial Chemotherapy (45). 153-158

10.Widayati, N. (2014). Faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun. Jurnal berkala epidemiologi. 2 (2), Hal 196-205.

11.Donna, L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik. vol.1 edisi 6. Jakarta: EGC

12.Melanie, S. (2011). A-Z Kesehatan gigi panduan lengkap kesehatan gigi

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Gambar 2. Alur Penelitian
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan konsumsi ASI eksklusif dan Jenis
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian bab sebelumnya, ada beberapa hal yang bisa dicermati pada sistem pendukung keputusan pemilihan menu makanan bagi anak dengan menggunakan metode AHP

Pendapatan dan Beban Operasional selain Penyaluran Dana. 1 Pendapatan Operasional Lainnya

[r]

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana persepsi kepala sekolah tentang kompetensi profesional guru PAI di SMPN Kecamatan Pallangga?dan 2)

kemandirian, hasil belajar di setiap akhir siklus, dan kinerja guru dalam pembelajaran.. Instrumen pengambil data dirinci tabel

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa rasio gula dan ekstrak buah pedada dalam pembuatan serbuk instan berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap kadar gula total

Administrasi Pemerintahan Desa/Kelurahan Administrasi Pemerintahan Desa/Kelurahan Buku Data Peraturan Desa. Buku Data Peraturan Desa Ada Ada dan dan

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di atas melihat tingkat kesuksesan perusahaan obyek penelitiannya dari kinerja industri atau kinerja perusahaan dengan melihat