FILM PENDEK ADAPTASI NOVEL “CERITA PENDEK TENTANG
CERITA CINTA PENDEK” KARANGAN DJENAR MAESA AYU
BERJUDUL PASIEN TEKNIK LOW KEY LIGHTING
TUGAS AKHIR
Program Studi
DIV Komputer Multimedia
Oleh:
Muhamad Izharudin 11.51016.0026
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
▸ Baca selengkapnya: cerita biasa 1959 karangan
(2)viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
2.4 Teknik Pencahayaan Low Key Lighting ... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14
3.1 Metodologi Penelitian ... 14
3.2 Pengumpulan Data ... 15
ix
b. Studi Pustaka ... 19
c. Observasi ... 20
3. Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek ... 20
a. Wawancara ... 20
3. Penokohan/Karakter Tokoh ... 33
4. Treatment ... 34
x
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 57
4.1 Produksi ... 57
4.1.1 Shooting ... 57
4.1.2 Editing dan Color Grading ... 60
1. Pemilihan File ... 60
2. Penataan dan Pemotongan Video ... 61
3. Proses Pewarnaan (Color Grading) ... 62
4. Scoring Music ... 63
5. Rendering ... 63
4.2 Pasca Produksi ... 64
4.2.1 Publikasi ... 64
BAB V PENUTUP ... 67
5.1 Simpulan ... 67
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 69
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Unsur Film ... 9
Gambar 2.2 Contoh Low Key Lighting ... 13
Gambar 3.1 Foto Dokumentasi saat Pemutaran Film ... 17
Gambar 3.2 Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek ... 22
Gambar 3.3 Contoh Foto Low Key Lighting ... 24
Gambar 3.4 Bagan Alur Keyword ... 28
Gambar 3.5 Warna Panas ... 31
Gambar 3.6 Alur Perancangan Karya ... 32
Gambar 3.7 Ruang Hotel Pullman ... 55
Gambar 3.8 Poster ... 56
Gambar 3.9 Merchandise ... 56
Gambar 4.1 Hasil Gambar Produksi 1 ... 58
Gambar 4.2 Hasil Gambar Produksi 2 ... 59
Gambar 4.3 Hasil Gambar Produksi 3 ... 60
Gambar 4.4 Pengelompokan File ... 61
Gambar 4.5 Penataan dan Pemotongan Video ... 62
Gambar 4.6 Proses Color Grading ... 62
Gambar 4.7 Scoring Music ... 63
Gambar 4.8 Proses Rendering ... 64
Gambar 4.9 Poster ... 65
Gambar 4.10 Merchandise ... 66
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Analisa Data Film ... 25
Tabel 3.2 Analisa Data Adaptasi ... 25
Tabel 3.3 Analisa Data Novel ... 26
Tabel 3.4 Analisa Data Teknik Low Key Lighting ... 27
Tabel 3.5 Jadwal Kerja ... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Kolokium I ... 70
Lampiran Bimbingan Tugas Akhir ... 71
Lampiran Mengikuti Seminar tugas Akhir . ... 72
Lampiran Shot List ... 73
vi
ABSTRAK
Film Pendek adalah film dengan durasi yang pendek, yang berdurasi di bawah 50 menit, film pendek sangat memanfaatkan secara efektif dalam pemaknaan sebuah cerita, karena dilihat dari durasi film tersebut, mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuatnya dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi, hal ini yang melatarbelakangi agar komunikasi yang ingin disampaikan lebih efektif diketahui oleh pemirsanya, pada 5 tahun belakangan kasus tentang pelecehan seksual khususnya di negara Indonesia ini semakin bertambah, hal ini yang ingin di komunikasikan dari sudut korbannya, dengan berbagai pesan moral didalam ceritanya. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah metode wawancara, studi pustaka, dan observasi, dari hasil semua itulah kemudian dirangkum tahapan pembuatan film pendek adaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu. Setelah melalui 3 tahapan yaitu pra produksi, produksi, dan paska produksi maka jadilah film pendek adaptasi novel ini. Dengan adanya film pendek adaptasi novel ini, harapannya tidak ada korban pelecehan seksual yang selalu menjadi korban terus-menerus, dan harus menjadi manusia seperti pada umumnya dan berbahagia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat Film
Drama Adaptasi Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul “Pasien”, hal ini dilatarbelakangi oleh semakin banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, berikut adalah kejadian yang dialami oleh siswi SMP di Bogor, Jawa Barat, yaitu pelecehan seksual yang tak tanggung-tanggung pelakunya berjumlah 7 orang, modusnya dengan
berpura-pura ingin menghadiri pesta ulang tahun seorang kawannya. Berikut adalah salah satu contoh kejadian yang pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia.
Selain itu ada riset yang sudah di lakukan The Foundation Kita dan Buah
Hati, yang sudah menjatuhkan bahwa kekerasan/pelecehan seksual di Indonesia
tidak berkurang atau bertahan pada angka yang sama, tetapi bertambah terus
setiap tahunnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh sebuah berita yang sudah dibuat oleh wartawan portal website dari www.harianterbit.com yang bernama Zahroni
(2014).
“Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dalam keterangan pers menjelaskan, pada 2013 terjadi 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah kasus kekerasan seksual bertambah dari 4.336 pada 2012 menjadi 5.629 pada 2013. “ini artinya dalam tiga jam setidaknya ada dua perempuan
Dengan kejadian bertambahnya pelecehan seksual ini pemerintahan hanya bisa menguatkan dari sisi hukum. Hukum yang memayungi perempuan agar tidak
terjadi lagi ataupun dapat mengurangi kekerasan seksual terhadap perempuan. Dalam artikel yang dibuat oleh salah satu mahasiswa hukum Universitas Bung
Hatta, yang bernama Syamsir Firdaus mengatakan bahwa,:
“Bentuk lain kekerasan terhadap perempuan adalah pelecehan seksual. Tak ada perudangan yang khusus mengatur pelecehan seksual. Tapi dalam KUHP ada ketentuan tentang perbuatan pencabulan yang pengertiannya adalah perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji yang terjadi di lingkungan nafsu birahi kelamin. Pasal – pasal tersebut antara lain (1) barang siapa dengan sengaja merusak kesopanan di muka umum; (2) barang siapa dengan sengaja merusak kesopanan dimuka orang ain yang kehadirannya di sana tidak dengan kemauannya sendiri.Semua ini akan di ancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
Itulah salah satu Undang-Undang yang melindungi perempuan dari kekerasan seksual, agar para tersangka memiliki efek jera dikemudian hari, selain dengan hukum pidana yang membuahkan efek jera kepada tersangkanya, peneliti
juga membantu dari segi pengetahuan menggunakan media film dari sudut pandang korban, dan berharap kejadian ini berkurang, dan tentunya bagi para
korban tidak cepat menyerah pada kehidupan selanjutnya setelah mengalami kejadian oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dalam hal ini ada novel karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul Cerita
Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek dengan subjudul “Pasien”, yang bercerita
tentang seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual, yang
wanita kuat, yang bisa keluar dari belenggu kejadian pelecehan seksual tersebut,
unsur ini menjadikan sebuah film lebih menarik, karena dapat mempengaruhi emosi penontonnya.
Jadi dalam hal ini yang melatarbelakangi film drama dengan teknik adaptasi, atau yang biasa disebut film adaptasi, dengan nama lain filmisasi karya
sastra, film yang mengadaptasi sebuah karya novel terdiri dari beberapa teknik pengadaptasian, yaitu dari teknik adegan atau penyutradaraan, teknik pengembangan cerita, dan teknik visual yang dirasakan oleh pembaca novel
dengan visual pada film, pada teknik-teknik yang sudah disebutkan didalam film adaptasi novel juga adanya penguatan pada semiotika atau tanda untuk
melambangkan sebuah bahasa dalam sebuah cerita novel, yang dijadikan bahasa dalam cerita film,
Pada sebuah novel karangan Djenar Maesa Ayu penuh dengan adegan
seksual, yang tidak mungkin untuk dipelihatkan jelas secara visual sesuai dengan ciri film, tetapi menggunakan penguatan semiotika. Dalam analisis
sosiologi yang mempelajari lembaga-lembaga media dan pengaruh yang diberikan. Menurut Marcel Danesi dalam bukunya Understanding Media
Semiotics (2002:40),
“Tujuan utama dari semiotika media adalah mempelajari bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. Seperti yang telah kita lihat di bab sebelumnya, ini dilakukan dengan bertanya: (1)apa yang dimaksudkan atau direpresentasikan oleh sesuatu; (2)bagaimana makna itu digambarkan; dan (3)mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.”
Cerita yang berasal dari karya novel karangan Djenar Maesa Ayu yang memiliki
pesan “jangan takut pada masalalu yang kelam”, penguatan semiotika dalam film pendek drama tentang kekerasan/pelecehan seksual wanita memiliki satu tempat dan maksud sebuah cerita, tetapi tidak mendominasi film yang dibuat, selain
dilihat dari segi cerita dari buku novel karangan Djenar Maesa Ayu.
Selain itu menggunakan teknik low Key lighting, untuk memberikan kesan
kelam sesuai dengan maksud dari novel tersebut, dan memperkuat dari konsep dan tujuan dari film.
Harapan dari latar belakang adalah membuat Film Pendek Drama Bisu
1.2 Rumusan Masalah
Pengungkapan dari latar belakang di atas, maka dalam Tugas Akhir ini
dirumuskan masalah yang menjadi tuntunan masalah yang akan di capai, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien” dengan teknik Low Key
Lighting sebagai penguat adegan ?
1.3Batasan Masalah
Setelah merumuskan sebuah masalah yang akan di capai dalam Tugas Akhir ini, maka rumusan masalah di batasi, agar tidak jauh membicarakan hal lain yang
tidak pokok dari latar belakang yang sudah di buat, batasan masalahnya antara lain:
1. Pembuatan film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien”.
2. Penggunaan adaptasi karya novel Djenar Maesa Ayu.
3. Pembuatan film ini menggunakan teknik pencahayaan Low Key Lighting. 4. Segmentasi film ini akan dibuat untuk masyarakat kota dengan umur antara
1.4Tujuan
Dari batasan masalah di atas, dilanjutkan pada tujuan dari pembuatan tugas
akhir ini, yaitu:
1. Membuat film pendek drama dengan mengadaptasi novel “Cerita Pendek Cerita Cinta Pendek” yang berjudul “Pasien”.
2. Memberitahu bagaimana kejadian ini memberikan traumatik yang sangat berpengaruh pada psikologi anak khususnya wanita, dan berharap dapat
mengurangi kasus yang sejenis dengan film ini.
1.5Manfaat
Pada pembuatan Film Pendek Drama dengan Penguatan Semiotika yang
berjudul Pasien, dengan harapan mempunyai manfaat, antara lain : 1. Manfaat Keilmuan
Temuan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat tentang kasus ekploitasi anak khususnya wanita. 2. Manfaat Realistis
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual dan pemerkosaan dapat terjadi pada siapa saja baik pria
maupun perempuan. Kasus inipun dapat terjadi pada kamu. Ada beberapa cara untuk menghindar diri dari pelecehan dan pemerkosaan dan jika karena suatu
sebab kemalangan tersebut menimpa kamu maka janganlah ragu atau malu untuk meminta pertolongan. Pelecehan seksual pada dasarnya adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah
orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negatif, seperti: rasa malu, tersinggung, terhina,
marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban.
2.2Film
Pada perkembangan zaman saat ini, film sangat berperan penting dalam
kehidupan makhluk sosial, terutama dalam hal berkomunikasi antara yang diinginkan oleh individu satu dengan individu lainnya, yang sengaja dituangkan dalam sebuah film, film terbagi menjadi tiga yaitu, film fiksi, film non fiksi, dan
film eksperimental, sebelum mengarah pada jenis film, menurut Rayya Makarim (2013: 15) dijelaskan film adalah salah satu sarana komunikasi massa, selain
komunikasi untuk diperlihatkan kepada penonton, sesuai yang ingin diberikan oleh sutradara entah dalam drama, horor, komedi, action maupun film dokumenter
(film non fiksi), selain itu menurut J. B Wahyudi (1986: 26) menjelaskan bahwa berdasarkan teori film, film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman
(zeitgeist) masyarakat saat itu. Film akan menunjukan kehidupan masyarakat saat itu, seperti kehidupan sosial suatu masyarakat, impian suatu masyarakat, dan lain-lain.
Dalam sebuah karya film, Himawan Pratista (2013:1) menyatakan karya film mempunyai dua unsur, dua unsur ini biasa disebut unsur naratif dan unsur
sinematik, kedua unsur ini mempermudah untuk memahami film dengan baik,
kemudian kedua unsur ini memiliki kesinambungan satu sama lain untuk
membentuk sebuah film, masing-masing film tidak akan membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa dikatakam bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk
mengolahnya atau biasanya unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Pada unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita dan tema
film, sedangkan unsr sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara. Masing-masing elemen sinemarik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk
2.3Genre Film
Istilah genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau
“tipe”. Kata genre sendiri mengacu pada istilah biologi, yakni, genus, sebuah
klasifikasi flora fan fauna yang tingkatannya berada di atas spesies dan di bawah
family. Genus mengelompokan beberapa spesies yang memiliki kesamaan
ciri-ciri fisik tertentu. Dalam film, genre dapat di definisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama (khas)
seperti setting, isi dan subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter.
Fungsi utama genre adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film. Film
yang diproduksi sejak awal perkembangan sinema hingga kini mungkin telah jutaan lebih jumlahnya. Selain untuk klasifikasi, genre juga dapat berfungsi
sebagai antisipasi penonton terhadap film yang akan ditonton.
Dalam sebuah film, genre dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu genre
induk primer dan genre induk sekunder, genre induk primer merupakan genre-FILM
Unsur Naratif Unsur Sinematik
genre pokok yang telah ada dan populer sejak awal perkembangan era 1900-an hingga 1930-an. Bisa dikatakan bahwa setiap film pasti mengandung setidaknya
satu unsur genre induk primer namun lazimnya sebuah film adalah kombinasi dari beberapa genre induk sekaligus. Genre induk primer antaralain, film drama, aksi,
epik sejarah, fantasi, fiksi ilmiah, horor, komedi, kriminal dan gangster, musikal, petualangan, perang, dan western. Sedangkan genre induk sekunder antara lain, bencana, biografi, detektif, film noir, melodrama, olahraga, perjalanan, roman,
superhero, supernatural, spionase, dan thriller.
Film drama merupakan genre yang paling banyak diproduksi karena
jangkauan ceritanya sangat luas. Film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, setting, karakter serta suasana yang memotret kehidupan nyata. Tema
umumnya mengangkat isu-isu sosial baik skala besar (masyarakat) maupun skala kecil (keluarga) seperti ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, rasialisme, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan, penyakit, kemiskinan, politik, kekuasaan
dan sebagainya.
2.4Adaptasi Novel ke Film
Novel berasal dari bahasa italia, juga dari bahasa latin yakni novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru. Novel adalah karangan yang
panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
Sementara itu, menurut Jassin dalam Zulfahnur (1996:67) mengatakan bahwa novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita,
dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.
Filmisasi karya sastra hingga kini sering menyisakan persoalan, utamanya adalah persoalan originalitas. Banyak pihak yang menganggap inferior terhadap film hasil transformasi dari karya sastra, bahkan sejumlah anggapan seperti cerita
dalam film yang tidak sama atau melenceng dari karya sastra (novel)-nya, transformasi dari karya sastra ke bentuk film dikenal dengan istilah enkranisasi,
istilah ini berasal dari bahasa Prancis, Ecran yang berarti ‘layar’. Selain ekranisasi yang menyatakan proses transformasi dari karya sastra ke film, ada pula
pengertian selain itu, yaitu ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel ke dalam film, selain enkranisasi, ada juga alih wahana / adaptasi, alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian
kedalam jenis kesenian lain. Alih wahana yang dimaksudkan disini tentu saja berbeda dengan terjemahan.
Adaptasi sendiri dapat diartikan interpretasi dari sebuah cerita novel. Sebuah skenario adaptasi dari novel dianggap berhasil, kalau skenario itu sukses menangkap ruh dan esensi cerita serta jiwa dari novel aslinya. Penulis novel pasti
memiliki misi, pesan esensial yang mau disampaikan kepada khalayak pembaca. Ketika misi dari filmnya melenceng atau malah bertolak belakang, maka adaptasi
skenario dan sutradara adalah juga seorang kreator, maka bisa terjadi novel yang sarat dengan dakwah, begitu menjadi film bisa dibalik menjadi anti dakwah,
mugkin karena penulis skenario dan sutradara tidak bisa menangkap misi dari novel. Atau mungkin sengaja melencengkan pesan novel tersebut, demi
kepentingan tertentu.
Adapun skenario yang mengadaptasi filmnya yang penyajiannya berbeda dengan novelnya, seperti The Godfather. Filmnya jauh lebih bagus melampaui
novelnya sendiri.
2.5Teknik Pencahayaan Low Key Lighting
Teknik pencahayaan Low Key Lighting merupakan suatu teknik tata cahaya
yang menciptakan batasan yang tegas antara area gelap dan terang. Teknik ini lebih mengutamakan unsur bayangan yang tegas dalam mise-en-scene. Key Light yang digunakan biasanya berintensitas tinggi dan fill light biasanya berintensitas
lebih rendah atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Teknik ini menampilkan sebuah efek yang disebut chiaroscuro yakni, sebuah efek yang menimbulkan
kontras antara area gelap dan area terang. Teknik pencahayaan low key juga bisa dikenali dengan banyak kontras yang di tampilkan. Yang paling jelas adalah rim
light, yaitu cahaya yang mengelilingi objek dan menerangi hanya lekukan pada
tepi objek. Sehingga kontrasnya muncul antara bentuk yang gelap dengan kontur yang terang. Low Key Lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama
bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya, pada gambar 2.2 adalah
contoh dari teknik Low Key Lighting.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA
Pada bab III ini akan dijelaskan dengan metode yang digunakan dalam pembuatan dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan film pendek
ini. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam film pendek ini akan menjadi dasar rancangan karya yang dibuat. Metode penilitian dalam proses pembuatan
film pendek ini dilakukan berdasarkan penilitian dengan tahapan-tahapan yang digunakan diantaranya adalah planning atau perencanaan, analisa, desain, implementasi.
3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dipilih sesuai dengan masalah yang sedang diteliti agar mendapatkan data yang tepat dan akurat untuk menunjang hasil karya yang dihasilkan. Pada Tugas Akhir ini metodologi yang dipilih adalah metodologi
kualitatif. Metodologi kualitatif adalah metodologi untuk mengerti gejala sentral dimana peneliti melakukan penelitian kepada partisipan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan serta melakukan observasi metodologi yang dirasa sesuai untuk menunjang pembuatan film pendek ini adalah menggunakan metode kualitatif karena membutuhkan pengujian secara kualitas sehingga tahap
pengumpulan data lebih detail terhadap karya Tugas Akhir guna menghasilkan karya berkualitas yang lebih baik.
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam kegiatan pembuatan game simulasi ini dilakukan
agar dalam proses analisa data tidak terjadi penyimpangan materi serta tujuan yang dicapai. Menurut buku yang berjudul “Metode Penelitian” karya W. Gulo
(2010:115), teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari pernyataan tersebut kegiatan pengumpulan data dilakukan dari beberapa bidang, yaitu:
1. Film
Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada film. Pengumpulan
data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut: a. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi film
dari para praktisi yang sudah berpengalaman pada dunia film, pada saat ini film sangatlah berpengaruh sebagai bahan persuasif bagi pembuatnya
kepada penikmatnya, film masih menggunakan komunikasi satu arah antara pembuatnya/pemilik ide kepada penikmat yang menikmati film yang sudah dibuat, menurut Pak Chandra Endroputro, salah satu praktisi /
pembuat banyak karya film, seperti Janus Prajurit, Didi Tikus, Petualangan Sherina, Kejar Jakarta, dan film animasi Meraih Mimpi, bahwa sebuah
lakukan dengan chat melalui media sosial, dapat di tarik kesimpulan bahwa film adalah media yang paling efektif untuk menyampaikan
ekspresi dan pemikiran ide-ide atau bisa disebut pesan
Keyword: Pesan.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan lebih terarah kepada film itu sendiri, menurut Mokhammad Zakky pada blognya yaitu namafilm.blogspot.com
yang ditulis pada pukul 09.47, bahwa film bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu dari pembuat film kepada khalayak. Pada
beberapa industri juga menggunakan film untuk menyampaikan dan merepresentasikan simbol dan budaya mereka. Pembuatan film juga
merupakan bentuk ekspresi, pemikiran, ide, konsep, perasaan, dan suasana hati seorang manusia yang di visualisasikan dalam film.
Keyword : Pesan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui efek kepada penonton
yang melihat film kesayangannya, ataupun film yang sedang diputarnya, pemutaran film tidak hanya didalam bioskop, tetapi juga di media lain, seperti DVD Player, Laptop, Personal Computer, dan sebagainya yang
Gambar 3.1 Foto Dokumentasi Saat Pemutaran Film (Sumber: www.annafardiana.wordpress.com)
Pada gambar 3.1 itulah suasana didalam bioskop, itulah proses pada saat penonton melihat film yang diputarkan oleh bioskop, penonton sangat
dipengaruhi emosinya oleh sebuah film, karena adanya komposisi suara (backsound), warna pada film action yang dilakukan oleh peran utamanya, alur cerita yang mempunyai tangga dramatik variasi, dan sebagainya. Hal
ini yang membuat penontonnya cepat menangkap pesan yang ada didalam sebuah film, sehingga penonton dapat mempunyai imajinasinya sendiri,
yang menyerupai didalam film, tidak hanya imajinasi saja, tetapi bisa juga pada perkataannya, dan ilmu pengetahuan lebih apabila film tersebut termasuk dalam film dokumenter, film edukasi, film fiksi pun mempunyai
ilmu tersirat, yang terkadang di rasakan oleh penontonnya, dan film-film lainnya.
2. Adaptasi
Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada adaptasi.
Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi adaptasi
yang akan memperkuat teknik yang akan di gunakan, dalam kutipan wawancara www.rusabawean.com, yang di tulis oleh Rusa Bawean pada
01 Juni 2009, yang mewawancarai langsung imam tantowi sebagai penulis skenario film “Ketika Cinta Bertasbih” yang mengadaptasi novelnya
dengan judul yang sama, mengatakan bahwa adaptasi bukanlah transkripsi dari bentuk novel ke dalam bentuk skenario, tetapi adaptasi adalah menafsirkan pandangan dari sebuah cerita novel, yang harus di perhatikan
oleh penulis skenario haruslah melengkapi apa yang di butuhkan novel itu agar menjadi yang lebih bagus. Skenario adaptasi novel dianggap berhasil,
kalau skenario itu sukses menangkap ruh dan esensi cerita serta jiwa dari novel aslinya, dari wawancara diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa adaptasi adalah menafsirkan pandangan karya tulis novel kedalam film
yang sifatnya untuk menangkap maksud dari penulis novel, dengan tidak mengurangi, tapi melengkapi dan memilih untuk mendapatkan esensi
cerita yang ada di dalam novel.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka untuk materi adaptasi menggunakan beberapa buku dan
artikel, seperti buku dengan judul ‘Rahasia Sukses Skenario Film-film Box Office’ karya Richard Krevolin, menyebutkan bahwa adaptasi adalah
proses menangkap esensi sebuah karya asli untuk dituangkan ke dalam media lain. Selain dari Richart Krevolin, ada buku dari Laelasari dan Nurlailah dengan judul ‘Kamus Istilah Sastra”, yang menjelaskan bahwa
adaptasi adalah proses pengolahan terhadap suatu cerita yang dilakukan dari suatu cerita lain,dilakukan dari suatu karya menjadi karya lain dengan
beberapa perubahan didalamnya. Biasanya adaptasi bisa juga disebut alih wahana, selain itu juga di tuliskan pada buku “The Art of Watching Film”
karya Joseph M Boggs menjelaskan bahwa setiap adaptasi dari sebuah media ke media lain harus memperhitungkan faktor-faktor dan menyesuaikan subyek cerita pada kekuatan media baru, namun
masing-masing media memiliki tehnik, kebiasaan, kesadaran, dan sudut pandang sendiri-sendiri. Dari studi pustaka beberapa referensi buku dapat di tarik
kesimpulan bahwa adaptasi adalah bentuk tafsiran pandangan media novel kedalam media film dengan tetap menangkap esensi cerita yang tuliskan dalam sebuah karya novel.
Keyword: pandangan.
c. Observasi
Dari observasi yang didapatkan dalam mencari referensi tentang
bagaimana menafsirkan pandangan dari satu media ke media baru, dengan tidak mengurangi atau merubah esensi cerita pada novel atau pada karya
lainnya, pada media film yang mengadaptasi sebuah karya novel di anggap baik atau berhasil tidaklah lepas menghilangkan cerita pokok dari novel tersebut, harus dapat memilih dan memilah antara mana hanya makna
kiasan novel saja, mana makna yang di maksudnya untuk memperkuat novel tersebut, dari observasi yang saya lakukan pada karya film Djenar
Maesa Ayu yang berjudul “Mereka bilang, saya monyet!”, dan karya film “Ketika Cinta Bertasbih” yang di produksi oleh Sinemart Production.
Keyword : pandangan.
3. Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek
Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada review novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu,
Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan
sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang definisi buku novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar
pernah ada cerita happy ending, para pelakunya pun buka seperti cinderela dan pangeran tampan, mereka mempunyai karakter yang berkutat dengan
kegetiran. Tokoh-tokoh perempuannya adalah Steel Magnolia yang mengakhiri kisah cinta tidak dengan kalimat... and “they live happily ever
after”. Pengkhianatan, perselingkuhan, perbedaan orientasi seksual,
pelecehan seksual, dan penganiayaan anak.
Keyword: Pelecehan seksual, perselingkuhan, pengkhianatan
b. Studi Pustaka
Studi pustaka ini untuk pengumpulan data pada novel “Cerita Pendek
tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu, artikel Ipung
SA, pada website www.kitareview.com yang mereview novel karangan
Djenar Maesa Ayu, bahwa novel ini piawainya menggambarkan sosok laki-laki dan wanita dengan detail kebutuhan yang rinci, selain itu terdapat kejutan-kejutan yang tak terduga yang dialami tokoh cerita. Apalagi
ending yang tragis seolah menampakan tokoh-tokohnya yang termarginalkan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan dan kekalahan
dalam urusan percintaan. Aroma pengkhianatan, kelicikan, pelecahan seksual hadir dalam ruang yang terbuka.
Keyword : pengkhianatan, pelecehan seksual.
c. Observasi
Pengamatan tentang novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek”
subjudul “pasien” ini pemeran utama berhasil untuk bangkit, tetapi
kembali lagi mengingat masa lalunya yang di khianati oleh seorang cowok, ini lah gambar cover depan buku novel “Cerita Pendek tentang
Cerita Cinta Pendek, dapat di lihat di gambar 3.4.
Gambar 3.2 Novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek”. (Sumber: Olahan Penulis)
Keyword : Perselingkuhan, pengkhiatan, pelecehan seksual.
4. Low Key Lighting
Pada tahapan ini, pengumpulan data lebih terarah kepada teknik Low Key
Lighting sebagai penunjang dari cerita dari novel yang di filmkan
Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan keyword yang digunakan sebagai pedoman pembuatan Tugas Akhir ini. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
teknik tata cahaya yang membedakan secara jelas batasan antara area gelap dengan terang. Teknik ini biasa digunakan untuk adegan misteri,
mencekam, suram, kesedihan dan intim. Dari buku memahami film dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik low key lighting merupakan teknik yang
memberikan nuansa misteri, mencekam, suram, kesedihan dan intim.
Keyword : Misteri, mencekam, suram, kesedihan, dan intim.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan merujuk oleh www.detik.com pada Enche Tjin pada tanggal 24/04/2015, bahwa teknik Low Key Lighting adalah
teknik pencahayaan yang sedikit, yang bertujuan untuk memberikan nuansa misterius, kesedihan, biasanya digunakan pada nuansa kedukaan
dan tema film horor, dari wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Low Key Lighting mempunyai sifat atau memberikan kesan misterius dan kesedihan.
Keyword : Misterius dan kesedihan.
c. Observasi
Dapat dilihat dari sebuah foto yang menunjukan contoh dari Low key
lighting dapat kita lihat bahwa Low Key Lighting memberikan kesan
misterius, intim (Glamour), suram, kesedihan, dan juga dapat memberikan
Gambar 3.3 Contoh Foto Low Key Lighting. (Sumber: google.com)
Dari observasi melihat beberapa contoh tentang foto dengan teknik Low
Key Lighting dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik ini memberikan kesan
misterius, intim (Glamour), suram, kesedihan, dan mencekam
Keyword : misterius, intim(glamour), suram, kesedihan, dan mencekam.
3.3 Analisa Data
Menurut Moleong, 2002 analisa data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam tabel ini, data yang telah didapat dari berbagai sumber dikualifikasikan
Tabel 3.1 Analisa Data Film
Subjek Wawancara
Studi
Pustaka
Observasi Kesimpulan Keyword
Film Pesan Pesan Pesan Film adalah salah satu media efektif untuk menyampaikan
pesan kepada khalayak
Pesan
Pada Tabel 3.1 menjelaskan tentang analisa data film, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “pesan”, yang dapat
dijelaskan bahwa “Film adalah salah satu media efektif untuk menyampaikan
pesan kepada khalayak”. Lalu selanjutnya pada tabel 3.2 menganalisa data
adaptasi.
Tabel 3.2 Analisa Data Adaptasi
Subjek Wawancara
Studi
Pustaka
Observasi Kesimpulan Keyword
Adaptasi pandangan Pandangan Pandangan Adaptasi adalah menafsirkan pandangan sebuah karya satu media ke
media lain, dengan tidak mengurangi esensi dari
karya sebelumnya
Pada Tabel 3.2 menjelaskan tentang analisa data adaptasi, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “pandangan”, yang dapat dijelaskan bahwa “Adaptasi adalah menafsirkan pandangan sebuah
karya satu media ke media lain, dengan tidak mengurangi esensi dari karya
sebelumnya”. Lalu selanjutnya pada tabel 3.3 menganalisa data novel Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek
Tabel 3.3 Analisa Data Novel “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek”
Subjek Studi Pustaka Wawancara Observasi Kesimpulan Keyword
Novel
Pada Tabel 3.3 menjelaskan tentang analisa data novel, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “Perselingkuhan, pengkhianatan, Pelecehan, Seksual”, yang dapat dijelaskan bahwa “Didalam
novel ini, menceritakan tentang perselingkuhan, pengkhianatan, Pelecehan
Tabel 3.4 Analisa Data Teknik Low Key Lighting
Subjek Studi
Pustaka
Wawancara Observasi Kesimpulan Keyword
Teknik Low
Pada Tabel 3.3 menjelaskan tentang analisa data novel, yang menghasilkan kata kunci pada wawancara, studi dan pustaka adalah “Misterius dan Kesedihan”,
yang dapat dijelaskan bahwa “teknik Low Key Lighting memberikan kesan
3.4 Keyword
Konsep film yang akan di buat di ambil dari beberapa keyword yang
didapatkan dari metodologi penelitian yang berupa wawancara, studi pustaka, dan observasi, berikut adalah bagan alur konsep.
Penjelasan tentang konsep atau keyword berawal dengan data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan studi pustaka dengan diawali subjek kata “film” yang mendapatkan keyword “pesan”, didapatkan dari literasi
wawancara, dan observasi, dari segi literasi atau studi pustaka, menurut
Mokhammad Zakky pada blognya yaitu namafilm.blogspot.com yang ditulis pada pukul 09.47, bahwa film bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu dari pembuat film kepada khalayak. Pada beberapa industri juga menggunakan film
untuk menyampaikan dan merepresentasikan simbol dan budaya mereka. Lalu subjek kedua yang perlu di analisis lagi adalah kata “adaptasi”, kata keyword yang
didapatkan adalah “pandangan”, kata keyword ini dikumpulkan dari beberapa
studi pustaka, wawancara, dan observasi yang dilakukan bahwa adaptasi adalah
bentuk menafsiran pandangan dari satu media ke media lain, agar masih ada pesan esensi karya sebelumnya yang masih di pahami.
Analisis data dari sisi novel yang akan di adaptasi, yaitu “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek” Karangan Djenar Maesa Ayu, dan menemukan
keyword “Perselingkuhan, pengkhianatan, pelecehan seksual”, data ini didapatkan
dari studi pustaka, wawancara dan observasi, pada portal web www.kitareview.com menjelaskan bahwa novel karangan Djenar piawai sekali menggambarkan sosol laki-laki dan wanita dengan detail kebutuhan yang rinci,
selain itu terdapat kejutan-kejutan yang tak terduga yang dialami tokoh cerita. Apalagi pada ending ceritanya yang tragis seolah menampakan tokoh-tokohnya
seksual hadir dalam ruang yang terbuka. Dan disimpulkan menjadi kata-kata lagi yang menjurus menjadi konsep film ini, kata “pesan, tanda dan pandangan”,
tanda memiliki keterikatan dengan pesan, tanda adalah pemberi pesan
(www.kbbi.com), jadi dapat di analogikan, pemberi pesan agar mendapat
pandangan dilakukan dengan ekspresi, jadi keyword selanjutnya adalah “ekspresi”, lalu dengan pengumpulan keyword “perselingkuhan, penghianatan,
pelecehan seksual, misterius, dan kesedihan”, itu adalah semua sifat kelam, maka
dari itu keyword adalah “kelam”. Sudah didapatkan antara “ekspresi dan kelam” yang menjadikan suatu ekspresi yang kelam dan penuh kesedihan yang
memunculkan kejadian aneh dan menyimpang, dan dapat ditarik kesimpulannya adalah “anomali”.
3.5 Analisis Warna
Dalam Keyword yang didapat di atas dimunculkan warna yang mempresentasikan tentang “Anomali” dalam pewarnaan atau Color Grading agar
mendukung suasana sesuai dengan Keyword. Pewarnaan akan di dominasi oleh
warna yang mewakili anomali. Dalam hal ini penulis memakai warna panas dengan mengutamakan warna-warna merah dan kuning dengan intensitas terang warna di gelapkan. Menurut teori lingkaran warna Prang, warna panas itu meliputi
Gambar 3.5 Warna Panas
(Sumber : www.tentangdesaingrafis.blogspot.com)
3.6 Perancangan Karya
Perancangan karya merupakan tahapan dalam pembuatan sebuah film. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa proses yaitu proses pra produksi, produksi, dan
Gambar 3.6 Alur Perancangan Karya (Sumber : Olahan Penulis)
3.6.1 Pra Produksi
Pada proses pra produksi, terdapat beberapa aspek yang harus dilakukan
sesuai bagan perancangan karya yang telah dibuat. 1. Ide
Ide dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah mengulas masalah tentang traumatik pada wanita. Dengan melalui media film pendek drama yang mengadaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu diharapkan penonton
nantinya mampu mengetahui dan memahami bahwa traumatik yang terjadi pada psikolog wanita khususnya pelecehan seksual dapat berkurang, dalam
2. Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah konsep pertama yang mendasari keseluruhan nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting
atau berguna bagi kemanusiaan. Konsep pembuatan film ini didasari dengan kasus pelecehan seksual terhadap wanita semakin bertambah setiap tahunnya, dengan begitu korban semakin bertambah, cara untuk
mengurangi melalui sistem psikolognya adalah memberikan pandangan melalui media audio visual dengan kasus yang sama, dan memberikan
penyelesaiannya.
3. Penokohan / Karakter Tokoh
Pada tugas akhir ini yang membuat film adaptasi novel karangan Djenar Maesa Ayu dengan judul “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek”,
sangat perlu memilih dalam penempatan tokoh yang sesuai dengan karakter muka, agar dapat mendalami penokohan dalam cerita ini, berikut
kriteria penokohannya : a. Bintang
Fisiologi : Berpenampilan menarik, berkulit putih, usia 27 tahun.
Psikologi : Dewasa, fokus dan serius. Sosiologi : Wanita karir.
b. Raka
Psikologi : Remaja, dan suka bermain-main Sosiologi : Mahasiswa.
c. Anton
Fisiologi : Berpenampilan menarik, berkulit putih, usia 26 tahun.
Psikologi : Remaja, dan suka bermain-main Sosiologi : Mahasiswa.
4. Treatment
Treatment dari cerita novel “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek”
adalah sebagai berikut :
Babak 1 :
Bintang terkaget kedatangan pasien yang hanya diam saja, bintang selalu bertanya kepada pasien tersebut, tetapi pasien hanya diam saja.
Babak 2 :
Bintang mulai kesal dengan pasien ini, bintang hanya dapat berkhayal bahwa pasien ini mempunyai masalah tentang masa lalunya yang kelam,
yang berkaitan dengan pelecehan seksual yang dia dapatkan.
Babak 3 :
Bintang masih tetap bingung apa yang diinginkan oleh pasien tersebut,
anaknya Bintang memanggil, Bintang pun terkaget, dan pasien yang ada di depannya ternyata hanya bayangan dirinya di masa lalu.
5. Skenario
Skenario dari cerita film yang mengadaptasi dari novel “cerita pendek tentang cerita cinta pendek” adalah sebagai berikut
1. INT. Ruang kantor Bintang. Siang hari
Bintang sedang berbicara dengan pasien di
ruangannya
Bintang
“selamat pagi, perkenalkan nama saya bintang,
silahkan duduk, ?”
(Lalu pasien duduk.)
Pasien
“saya mau konsultasi bu, saya sudah mengalami
permasalahan keluarga, antara saya dan mertua
saya, mertua saya yang selalu menuntut harus bisa
begini, dan selalu bisa begitu, membuat saya
kualahan, padahal saya juga berkerja di kantor,
bagaimana menurut ibu?”
mata bintang yang menatap ke arah pasien,
pasien yang sedang memulai penjelasan tentang masalahnya
tangan pasien yang bergerak seperti orang
menjelaskan.
bintang sedang menjelaskan kepada pasien.
tangan bintang yang memegang bulpen, seakan-akan sedang menjelaskan.
terjadi obrolan antara bintang dan pasien.
(lalu dialog antara bintang dan pasiennya
terdengar kembali)
Bintang
“untuk ibu, semua kejadian yang sudah terjadi,
jadikanlah sebuah pengalaman, dan janganlah
membuat sugesti negatif terhadap pikiran ibu, itu
yang akan membuat semua terasa menyedihkan dan
membuat kita stress.... treatment hari ini saya
rasa sudah cukup, untuk treatment selanjutnya saya
sarankan ibu minggu depan kesini lagi ya.”
Pasien
“iya terimakasih...”
(pasien jalan keluar dari ruangan bintang).
Kemudian bintang memejamkan matanya sejenak, dan mengeadahkan kepalanya. (tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka)
(Long shot) Lalu bintang melihat kearah pintu yang sedang terbuka, lalu bintang berjalan ke arah pintu dan menutupnya.
Pintu yang tertutup
Insert “TITLE (“PASIEN”)”
FADE OUT
2. INT. Apartemen, siang hari.
Bintang di depan kaca apartemennya, sedang
memegangi perutnya. bintang duduk di kasur. gelas
bergetar dan jatuh (suara jeritan bintang).
bintang duduk di pojok ruangan. jam terus
berlalu,(suara detak jam).(suara bayi yang
menangis) bintang duduk dengan menggendong
Cut to
3. INT. Ruangan Kantor bintang, siang hari
(camera close up ke gelas) bintang sedang
menuangkan air dari dispenser (terdengar suara air yang ketuang kedalam gelas).
(medium shot dan low angle) bintang berjalan menuju mejanya sambil meminum air.
(long shot) Bintang membuka dan membaca bukunya kembali.
(medium shot) Bintang pun lalu menutup bukunya,
(close up) Dan bintang memejamkan dan memijit matanya sejenak.
Pada saat membuka mata, bintang terkaget dengan apa yang ada di depannya, seorang pasien yang diam menunduk kebawah.
Bintang dengan terburu-buru menyiapkan dirinya didepan pasien, lalu bintang bertanya kepada pasien tersebut.
“selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu?(dengan
muka heran menatap pasien tersebut).”
Pasien hanya diam dan tidak mau menjawab.
Bintang (VO)
“duh kenapa hari ini? Kenapa dengan pasien ini?
Tetap tenang dan selalu menempatkan diriku sebagai
dirinya.”
Bintang pun kembali bertanya kepada pasien.
Bintang
“gejolak apa yang ibu rasakan? Boleh di share kan
kepada saya”
Tapi tetap pasien ini hanya diam saja.
Bintang (VO)
Apa yang dirasakan olehnya ya... apakah dia menjadi ini karna pasangannya? (ekspresi muka
bintang yang heran) (camera close up muka bintang).
4. INT. Apartemen. Siang hari
Scene bintang dan raka yang sedang bercanda mesra didepan tv apartemen (Slide right to left dari belakang badan mereka).raka yang mulai memegang pundak bintang, dan bintang menaruh kepalanya di pundak raka. Raka Bercanda Dengan Bintang. Raka melihat ke bintang (tempat tidur) dengan senyum, lalu raka memeluk bintang yang ada di tempat tidur.Raka membuka bajunya, dan melemparnya. (terdengar suara mendesah). handphone bintang berdering, telpon dari ibunya. Est. Gelas berisi air bergoyang, (terdengar suara mendesah)
Cut to
5. INT. Ruang kantor bintang. Siang hari.
Bintang masih menatap mata dari sang pasien, tetapi pasien tetap diam saja.
depan si pasien, tapi pasien masih tetap tidak mau meminumnya.
Bintang
“silahkan di minum. Mungkin dengan ini anda bisa lebih rilex.”
pasien yang hanya diam dan tidak menyentuh minum yang ditawarkan bintang. ekspresi bintang yang sudah mulai emosi dengan pasien seperti ini.
Cut to
6. INT. Apartemen. Siang hari
Est. gelas yang berisi air tersebut bergoyang, dan lama-lama jatuh ke lantai. (suara mendesah). Est. gelas kembali tenang (suara mendesah telah
selesai). Bintang masuk kedalam kamar mandi
Raka
“Mau kemana sayang?”
Bintang
“ya, mau mandi lah... kan aku udah selesai”
“aahhhh....” (sambil membuang nafas)
Cut to
7. INT. Ruang Kantor bintang. Siang hari
Bintang hanya diam dan pasrah dengan pasien yang satu ini, dan bintang segera ingin menyembuhkan atau mengeluarkan dirinya dari masalahnya. Bintang meminum minumannya (suara menggelegak dari
bintang). Bintang mencoba mengira lagi dan terus menatapi mata pasiennya.
Bintang (V.O)
“apakah ini salah orangtuanya yang selalu menekannya?”
Cut to
8. INT. Apartemen Bintang. Siang hari
Cewek (bintang) yang keluar dari kamar mandi, tiba-tiba ada suara handphone, lalu cewek
Cut to
9. INT. Ruangan kantor bintang. Siang hari
Bintang masih dalam posisi menatap pasien yang hanya diam saja,
Bintang sedikit melihat jamnya (dengan ekspresi cemas).
Bintang hanya mengira-ngira (ekspresi penasaran)
Bintang (V.O)
“kuat sekali pasien yang satu ini untuk datang
kesini dengan diam saja, apa semua ini kesalahan teman sekitarnya?”
Bintang dan pasien masih bertatap-tatapan
Cut to
10. INT. Apartemen Bintang. Siang hari
bintang baru datang dan membawa belanjaan. Tiba-tiba handphone berbunyi dan dia mengangkatnya. Ternyata dini temannya ingin main ke apartemennya.
Bintang
Dini
“gue mau main ke apartemen lu, boleh? Gue bawa
cowok baru gue nih. Hehehe (hanya terdengar suara
di telpon).”
Bintang
“iyaa deh...”
bintang menaruh handphonenya.
Cut to
11. INT. Ruang kantor bintang. Siang hari
Suara air yang keluar dari dispenser, yang langsung tuang ke gelas. Suara bintang meminum (bintang sudah mulai kelelahan)Bintang sedikit gusar dengan diamnya si pasien ini. Bintang terus menduga-duga tentang apa yang terjadi padanya.
Bintang (V.O)
“apa sih yang di mau sama pasien ini? Aku gak
boleh terlihat tidak profesional di matanya (ekpresi bintang yang memandang ke depan pasien,
dan sesekali ke arah bawah).”
“teman seperti apa yang sudah membuatnya seperti ini?”
Cut to
12. INT. Apartemen Bintang. Siang hari
(bunyi gemuruh air) lalu Anton (pacarnya dini) bangun dan memakai bajunya yang tergletak di lantai, sedangkan bintang sedang mandi,
Lalu anton bergegas keluar dari kamar apartemen bintang, dan menuju lift, dengan memandangi bintang (camera subyek bintang)
Pada saat anton keluar tidak sengaja ber pas-pas dengan raka, raka merasa bingung,
Raka (V.O)
“kenapa dari kamar bintang,”
Dengan kecurigaannya, raka masuk kedalam kamar apartemen.
Cut to
13. INT. Apartemen Bintang. Siang hari
sofa. Raka yang masih penasaran, dan sedikit
emosi, setelah melihat ada cowok yang keluar dari kamarnya bintang. terlihat bayangan Bintang
selesai mandi (bunyi airpun berhenti). Bintang langsung memakai baju, dan menghampiri raka yang sedang duduk di sofa, (raka dengan muka yang sedikit menyeramkan). Lalu raka bertanya ke bintang (dengan nada keras)
Raka
“itu tadi siapa? Yang keluar dari kamar ini”
Bintang mengelaknya,
Est. depan pintu kamar (terdengar suara jeritan bintang)
Bintang
“aku gak tau itu siapa...”
Raka
“aahhh bohong”
Cut to
bintang menunduk dan langsung menatap muka
pasiennya, Bintang masih mencari masalah yang ada didalam pasien ini, Bintang memainkan bulpen di tangannya. Bintang menatap ke jam dinding yang semakin cepat untuk menjadi petang, Bintang memainkan bulpen di tangannya.
Cut to
15. INT. Apartemen Bintang, siang hari
masuk kedalam bintang yang sedang bercumbu dengan Raka, Lalu dini dan anton datang main ke
apartemennya bintang. Bintang tidak sengaja tergoda oleh anton. dini dan anton pergi
meninggalkan apartemen bintang. ternyata tidak lama kemudian anton balik lagi ke apartemennya bintang, dan bintang membuka pintunya. anton mulai memeluk dari belakang si bintang. lalu anton
melakukannya dengan bintang. lalu raka memarahi dan memukul bintang, karena sudah selingkuh dengan anton. Est. gelas pecah, dan dorongan yang di
pucat). Bintang menaruh botol susu bayi, di antara foto antara bintang dengan raka.
Cut to
16. INT. Ruangan kantor bintang, siang hari
Laci meja di tarik oleh bintang. Bintang ingin mengenakan gelang pasien terhadap pasien ini, pada saat ingin di tulis nama pasiennya, tiba-tiba anak bintang memanggil bintang, (terdengar suara pintu terbuka). bintang menghampiri anaknya, dan
mengajaknya keluar (camera follow bintang)pada saat refleksi di kaca ternyata tidak ada pasien yang duduk di kursi tersebut. est. gelang atas nama bintang. Est. form pada data diri pasien ternyata tertulis nama bintang.
6. Shoot List
Terlampir
7. Breakdown Schedule
8. Persiapan Teknis
Persiapan teknis meliputi persiapan peralatan produksi dan pemilihan tim
produksi dalam pembuatan film ini. a. Alat yang digunakan, yaitu:
1) 2 Kamera Canon 60 D
1) Eksekutif Produser : Nurkholis
8) Editor : Izhar
9) Soundman& Music : Septyan D N
9. Penjadwalan
Sebuah produksi film membutuhkan waktu yang panjang maka diperlukan penjadwalan yang di sesuaikan dengan ketersediaan lokasi dan perijinan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan produksi.
Tabel 3.5 Jadwal Kerja
WORKING SCHEDULE
No Tahap Aktivitas Produksi
Target Waktu Per Minggu pada bulan November
Pembuatan Konsep dan
Proposal TA
3 Pengembangan Skenario
4 Membuat Storyboard
5 Membuat Rundown/jadwal shot
6 Membuat Breakdown Budget
7
D
Menyiapkan Transportasi &
Akomodasi
9 Merekrut Tim Produksi
10 Membuat Treatment
11 Melengkapi Shoolist
12 Melengkapi Peralatan Produksi
Working Schedule
No Tahap Aktivitas Produksi
Target Waktu Per Minggu pada bulan Desember
2 Evaluasi Produksi & Controling
I
Working Schedule
No Tahap Aktivitas Produksi
Target Waktu Per Minggu pada bulan Desember
I II III IV
16 P
A
S
C
A
P
R
O
Capturing/Back Up data
17 Editing
18 Special Effect
19 Scoring Musik
20 Final Edit
21 Daftar TA
10. Anggaran Produksi
Dalam produksi pembuatan film dibutuhkan anggaran dalam proses
produksinya. Berikut merupakan tabel anggaran dana produksi. Tabel 3.6 Anggaran Produksi
D
U
K
S
I
Pra Produksi (2 hari) Riset & Hunting
Transportasi (BBM+Mobil) Rp. 500.000,- Konsumsi Team survey 6 orang Rp. 200.000,- Administrasi (ATK, Tinta, Kertas a4, dll) Rp. 250.000,- Jilid Proposal TA Rp. 5.000,- Fotocopy Proposal TA Rp. 20.000,- Fotocopy dan beli buku literatur Rp. 300.000,- Total Pra Produksi Rp. 1.275.000,-
Produksi( 6 Hari)
11. Setting / Tempat
Sesuai dengan Skenario yang sudah di buat ada beberapa setting yaitu ruangan kantor psikolog, dan ruang apartemen, ruangan ini di set sesuai
dengan ruangan kantor dan juga apartemen, dan pemilihan setting tempat pada salah satu kamar hotel di Pullman Surabaya City Centre, dengan rate kamar adalah junior suite room, yang memiliki 2 ruangan connecting
Iuran Pameran Rp. 1.500.000 Biaya Cetak Rp. 500.000
room, antara ruangan tamu dengan kamar, hal ini yang melatarbelakangi
untuk memilih tempat ini sebagai pengambilan gambar film ini.
Gambar 3.7 Ruang Kamar Junior Suite Room Hotel Pullman Surabaya City Centre
(sumber : www.accorhotels.com)
3.6.2 Produksi
Dari skema perancangan karya di atas penulis melakukan berbagai tahap produksi dengan melakukan proses persiapan alat dan syuting di lokasi-lokasi
yang telah direncanakan sebelumnya.
3.6.3 Pasca Produksi
Pasca produksi setelah film dibuat adalah membuat publikasi akan dilakukan sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media yang akan di gunakan
untuk publikasi adalah poster, dan merchandise. Pembuatan media publikasi film drama ini diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut
Gambar 3.8 Poster Film (Sumber : Olahan Penulis)
Pada gambar 3.8 ada poster film, dengan mengambil foto-foto pemain film ini, dan pada gambar 3.9 adalah gambar merchandise.
Gambar 3.9 Merchandise
57
BAB IV
IMPLEMENTASI KARYA
Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya
yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi video dokumenter .
4.1 Produksi
Setelah semua persiapan pada bab sebelumnya maka tahap yang akan dilaksanakan yaitu tahap produksi yaitu proses pengambilan gambar (shooting).
4.1.1 Shooting
Berikut ini pada gambar 4.1 merupakan hasil pengambilan Slide Camera, persiapan yang dilakukan diantaranya adalah persiapan alat slider, Kamera DSLR,
Memory Card, baterai kamera, lighting LED, dan Boomer. Proses pengambilan
dilakukan di hotel Pullman Surabaya City Center.
Dalam proses pengambilan gambar Slide, perlu diperhatikan antara lain
Gambar 4.1 : Hasil Gambar Produksi 1 (Sumber: Olahan Penulis)
Gambar diatas merupakan hasil pengambilan yang dilakukan. Pada saat syuting, pencahayaan sangat di detil kan dengan menggunakan teknik Low Key
Lighting, agar memperkuat dari konsep film ini. Berikut adalah contoh kedua dengan
menggunakan Low Key lighting.
Pengambilan dalam ukuran medium shoot dan two shoot, antara pemain utama dengan pemain lainnya, kenapa dilakukan two shoot ? karena pada adegan ini, memperlihatkan pemain utama yang sedang kebingungan menghadapi lawan
pemainnya, dengan menggunakan teknik slide cam menambah sisi unsur dramatis adegan pemain utama yang sedang kebingungan.
Gambar 4.2 : Hasil Gambar Produksi 2 (sumber: Olahan Peneliti)
Pada gambar 4.2 merupakan pengambilan gambar dengan pergerakan secara
track in memperkuat tentang konsep film dalam hal pemeran yang di dukung dengan
teknik Low Key Lighting.
Pada gambar 4.3 berikut menunjukkan pengambilan gambar dengan teknik
slide yang digunakan untuk menyajikan keadaan misterius antara pemeran utama
Gambar 4.3 : Gambar Hasil Produksi 3
(Sumber: Olahan Penulis)
Video-video dari hasil shooting yang diwakilkan diatas kemudian dikumpulkan
dan dikelompokkan bersama video lainnya untuk tahap persiapan pada proses selanjutnya yaitu pada proses pasca produksi.
4.1.2 Editing dan Color Grading
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah editing yang pada dasarnya adalah
pemilihan file hasil shooting kemudia penyusunan video hasil syuting menurut treatment dan skenario yang sudah dibuat dan di lanjutkan dengan variasi editing
serta pembuatan scoring music dengan melalui beberapa tahap seperti : 1. Pemilihan File
Proses awal adalah pemilihan beberapa file stock shoot yang telah diambil pada
proses produksi, pemilihan file dilakukan dengan penilaian kualitas. gambar yang sesuai dengan treatment dan mewakili keyword. Setelah itu proses dilanjutkan
Gambar 4.4 : Pengelompokan File
(sumber: Olahan Penulis)
2. Penataan dan Pemotongan Video
Proses ini dilakukan setelah pemilihan stock shoot selesai dengan meyusun dan
Gambar 4.5: Penataan dan Pemotongan video (Sumber: Olahan Penulis)
3. Proses Pewarnaan (Color Grading)
Proses pewarnaan atau color grading berfungsi untuk menyetarakan warna dari setiap video yang telah diambil dan disusun agar mendukung suasana yang
diinginkan sesuai keyword. Pewarnaan akan didominasi pewarnaan yang mengacu pada warna yang terdapat pada skema warna di gambar 4.6.
Gambar 4.6: Proses Pewarnaan
Untuk memperkuat nuansa dalam suatu film ini, maka pada setiap film yang dirangkai menjadi satu kesatuan ini dilakukan pewarnaan sesuai dengan
warna-warna yang diambil dari skema warna-warna diatas.
4. Scoring Music
Scoring music dibuat sesuai dengan visualisasi dari film pendek yang telah dibuat, sehingga terjadi kesinambungan yang mendukung suasana di dalam film
tersebut.
Gambar 4.7 Scoring Music
(Sumber: Olahan Penulis)
5. Rendering
film ini adalah H264 dengan output mp4 agar mudah untuk diputar di berbagai media.
Gambar 4.8 Proses Rendering (Sumber: Olahan Penulis)
4.2 Pasca Produksi
Pasca produksi setelah film dibuat adalah membuat publikasi akan dilakukan
sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media yang akan di gunakan untuk publikasi adalah poster, dan merchandise. Pembuatan media publikasi film drama ini
diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam persiapan melakukan tahap publikasi
4.2.1 Publikasi
Media publikasi yang dibuat adalah poster, mug, tumbler (tempat minuman
dan dipasang/digunakan terus menerus, dan dalam beriklan tidak membayar sama sekali, inilah contoh poster yang di buat,
Gambar 4.9 Poster (Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.9 adalah gambar poster dari film ini, dan kemudian ini adalah contoh gambar 4.10 foto dokumentasi dari gambar mug dan tumbler (botol
Gambar 4.10 Mechandise (Sumber: Olahan Penulis)
Selain gambar merchandise pada gambar 4.10, yang digunakan pameran film diadakan Ciputra World Surabaya, berikut adalah gambar 4.11 dokumentasi
pameran di Ciputra World.
Gambar 4.11 Foto Dokumentasi Pameran
67
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil produksi di atas, maka di simpulkan sebagai berikut:
1. Film pendek drama ini dibuat dengan teknik adaptasi dari sebuah novel
“Cerita pendek tentang Cerita Cinta Pendek” karangan Djenar Maesa Ayu
yang berjudul pasien, karena cerita yang ada dalam novel tersebut memberikan pesan moral tentang membuang semua traumatik pada satu masalah.
2. Pada teknik mengadaptasi novel kedalam film ini, memberikan gambaran tentang kejadian pelecehan seksual yang dikemas dalam media audio visual berupa film adaptasi sebuah novel yang sangat menginspirasi.
5.2 Saran
Berdasarkan seluruh proses yang telah dilalui dari pembuatan film pendek yang mengadaptasi novel ini yaitu :
1. Produksi sebuah film harus memerlukan riset sebuah kejadian yang terjadi. 2. Produksi sebuah film ini harus benar-benar memilih bahan apa yang dapat
di masukan menjadi sebuah film dari karya sebelumnya, yaitu novel 3. Pada produksi sebuah film pendek khususnya yang bergenre drama, harus
67
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta. Homerian Pustaka. sumbo tinarbuko.2009. semiotika komunikasi visual, Yogyakarta, Penerbit
Jalasutra.
Naibaho, Kalarensi. 2008. Film : Aset Budaya Bangsa Yang Harus Dilestarikan!, Jakarta, Visi Pustaka.
Nugroho, Garin. 1995.Kekuasaan dan Hiburan, Yogyakarta, Bentang.
Sumber Internet
husnun (2011, april27).film sebagai bagian dari media massa.
https://husnun.wordpress.com/2011/04/27/film-sebagai-bagian-dari-media-massa/.
Afif (2015, Februari 01). Aceh Masuk Peringkat Pertama Rawan Pelecehan
Seksual, Jatim Kedua. https://merdeka.com/peristiwa/Aceh-Masuk-Peringkat-Pertama-Rawan-Pelecehan-Seksual-Jatim-Kedua/