• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Implementasi Web User Management View Controller Menggunakan Oracle ADF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Implementasi Web User Management View Controller Menggunakan Oracle ADF."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI WEB USER MANAGEMENT VIEW

CONTROLLER MENGGUNAKAN ORACLE ADF

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

ZULFIKAR 11410100235

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

x

1.2.Perumusan Masalah ... 3

1.3.Pembatasan Masalah... 3

1.4.Tujuan ... 3

1.5.Manfaat ... 4

1.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1.Sejarah Perusahaan ... 6

2.2.Profil Perusahaan ... 8

2.3.Tata Letak Perusahaan ... 11

2.4.Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan ... 13

2.5.Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan ... 14

(3)

xi

2.6.Struktur Organisasi Perusahaan ... 18

2.6.1. Production Division ... 19

2.6.2. Business Support Division ... 34

2.6.3. Accounting Operation and Control Department ... 35

2.6.4. Internal Audit Department ... 35

2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department ... 36

2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department ... 36

2.6.7. Corporate Secretary Department ... 36

BAB 3 LANDASAN TEORI ... 37

3.1.Teori Umum ... 37

3.1.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 37

3.1.2. PDM (Physical Data Model) ... 37

3.1.3. Database ... 38

3.2.Teori Khusus ... 39

3.2.1. Pengertian Oracle ADF ... 40

3.2.2. Arsitektur Oracle ADF ... 40

3.2.3. Arsitektur MVC ... 42

3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web ... 44

3.2.5. Keuntungan Oracle ADF ... 45

(4)

xii

3.2.9. Java Server Faces (JSF) ... 48

BAB 4 DISKRIPSI KERJA PRAKTIK ... 49

4.1.Metodologi ... 49

4.2.Perancangan Database ... 50

4.2.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 50

4.2.2. PDM (Physical Data Model) ... 51

4.2.3. Struktur Tabel ... 52

4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper ... 56

4.2.5. Desain Input/Output ... 66

BAB 5 PENUTUP ... 74

5.1.Kesimpulan ... 74

5.2.Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi mempunyai peran penting dihampir semua aspek

kehidupan, mulai dari sektor pendidikan hingga sektor usaha. Meningkatnya

kebutuhan akan teknologi informasi menjadikan kebutuhan sumber daya manusia

yang kompeten dan berkualitas pada bidang teknologi informasi ikut meningkat

pesat.

Selain belajar dan menuntut ilmu di bangku kuliah, mahasiswa juga

dituntut untuk dapat mengamalkan ilmunya dalam kehidupan nyata. Dengan kerja

praktik yang termasuk dalam bagian dari perkuliahan yang menjadi suatu

kewajiban untuk diambil oleh seluruh mahasiswa Stikom, diharapkan mahasiswa

lebih mampu mempersiapkan dirinya untuk bisa terjun ke dunia kerja yang

sebenarnya. Adapun bagi perusahaan sebagai instansi yang menyediakan sarana

dan prasarana merupakan suatu bentuk pengabdian terhadap kemajuan pendidikan

di Indonesia

Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis melaksanakan kerja praktik di

PT BADAK NGL, yang mana merupakan salah satu perusahaan yang telah

menerapkan Teknologi Informasi secara kompleks dan modern. Pemanfaatan

Teknologi Informasi di PT BADAK NGL terutama ditujukan dalam kegiatan

operasional pabrik dan proses produksi serta sebagai sarana pendukung lainnya

(6)

Information Technology (IT) Department merupakan salah satu

departemen PT BADAK NGL yang menangani segala macam hal yang

berhubungan dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan komunikasi.

Departemen IT melaksanakan sistem pengolahan data diseluruh departemen,

pengadaan sistem komunikasi, pengolahan perpustakaan digital secara terpusat

dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, IT Department membutuhkan suatu software

Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu, suatu sistem informasi yang digunakan

untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi,

human resource development, marketing, supply chain, logistik dan lain

sebagainya. ERP juga sering disebut sebagai Back Office System yang

mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan

dalam sistem ini. PT BADAK NGL menggunakan software ERP yang merupakan

produk dari Oracle.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, Oracle mengeluarkan Oracle

Application Development Framework atau biasa disebut Oracle ADF yang

mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol

sebagai object-relational-mapping dan berbagai bentuk service acces, data

bindings, dan user interface, bersama dengan functional glue untuk menahan itu

semua bersama-sama.

Pada kerja praktik ini kami mengimplementasikan Oracle ADF dalam

pembuatan user management, dimana pembangunan aplikasi membutuhkan

pondasi yang kokoh dan hal tersebut dapat diperoleh dari pengelolaan user

(7)

identitas user berdasarkan kebijakan akses. Pengelolaan ini menggunakan

framework ADF, dimana PT Badak NGL mulai menggunakan teknologi ini

sehingga memungkinkan untuk dijadikan referensi pembangunan aplikasi yang

lebih kompleks nantinya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat ditulis

perumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan web user

management menggunakan ORACLE ADF.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pengimplementasian web user management ini, agar tidak

menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Framework yang digunakan adalah Oracle ADF JDeveloper 12c.

2. Database menggunakan oracle database 11g.

3. Login hanya bisa dilakukan oleh tiga user yang sudah dibuat pada LDAP

aplikasi (jazn-data).

4. Terdapat proses insert, update, delete untuk USER dan ROLE.

5. Pada bagian dalam proyek membahas komponen Model.

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari kerja praktik ini adalah mengetahui

(8)

1.5. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dalam implementasi web user management

menggunakan ORACLE ADF adalah pengetahuan user yang semakin bertambah

terhadap keuntungan implementasi web user management menggunakan

ORACLE ADF.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini dibagi menjadi

beberapa bab, seperti dijelaskan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, profil perusahaan, tata

letak perusahaan, komposisi kepemilikan saham perusahaan, bahan baku dan

produk yang dihasilkan, struktur organisasi perusahaan.

Bab III : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik.

Teori-teori tersebut meliputi Teori-teori umum meliputi pembahasan tentang CDM

(Conceptual Data Model), PDM (Physical Data Model), dan Database. Dan teori

khusus meliputi pembahasan tentang pengertian Oracle ADF, Arsitektur Oracle

ADF, Arsitektur MVC, Arsitektur MVC untuk Web, Keuntungan Oracle ADF,

(9)

Bab IV : Diskripsi Kerja Praktik

Bab ini menguraikan tentang metodologi dan pemodelan database yang

berisi Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM), struktur

tabel, implementasi pada Oracle JDeveloper, dan desain Input/Output.

Bab V : Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran mengenai aplikasi

(10)

6 2.1. Sejarah Perusahaan

Berdirinya PT. BADAK NGL berawal dari ditemukannya cadangan gas

alam dalam jumlah besar pada dua wilayah di nusantara, yaitu di ladang gas Arun

yang ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia pada akhir tahun 1971 dan di ladang

gas BADAK yang ditemukan oleh Huffco Inc pada awal tahun 1972 yang

berlokasi di Kalimantan Timur. Kedua perusahaan tersebut berada di bawah

kontrak bagi hasil dengan Perusahan Gas Negara yaitu Pertamina.

Gambar 2.1. Lokasi Ladang Gas yang diolah PT. BADAK

Kedua daerah tersebut terletak sangat jauh dari konsumen yang

mengkonsumsi gas alam dalam jumlah besar. Oleh sebab itu untuk memenuhi

skala ekonomi dalam pembangunan proyek pada tahap awal, Pertamina, Mobil Oil

(11)

gas alam cair dalam jumlah besar. Kontrak penjualan pertama terjadi pada tanggal

5 Desember 1973 yang dilaksanakan oleh lima pembeli dari Jepang yaitu:

a) Chubu Electric Co

b) The Kansai Electric Power Co

c) Kyushu Electric Power Co

d) Nippon Steel Corp

e) Osaka Gas Co, Ltd

Gambar 2.2. Papan pengenal PT. BADAK dan Planasite PT. BADAK

Kontrak yang kemudian lebih dikenal sebagai kontrak 1973 berisi

komitmen antara pembeli untuk mengimport LNG dari Indonesia selama 20 tahun

yang akan diproduksi dan dipasok oleh kilang LNG yang belum sepenuhnya

didirikan. Pertamina menyetujui untuk memulai pasokan LNG pada pertengahan

1977 dari dua pabrik LNG yang dibangun dalam waktu 42 bulan. Pada bulan Juni

1974, mulai dibangun dua buah kilang LNG pertama di Bontang, Kalimantan

Timur di bawah koordinasi Pertamina dan Huffco. Untuk mengoperasikan kedua

(12)

secara umum bertugas untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara kilang

LNG Bontang.

Pada tanggal 1 Agustus 1977, kilang LNG BADAK diresmikan oleh

Presiden Soeharto. Delapan hari kemudian dilakukan pengapalan LNG yang

pertama menggunakan kapal Aquarius dengan kapasitas 125,000 m3 tujuan

Jepang.

2.2. Profil Perusahaan

Gambar 2.3. Gedung Utama dan Plantsite PT. BADAK

Nama Perusahaan : PT. BADAK Natural Gas Liquefaction

Visi : “Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang terdepan

dalam inovasi”

Misi : “Memproduksi energi bersih serta mengelola standar

kinerja terbaik (best performance standard) sehingga

menghasilkan nilai tambah maksimal (maximum return)

bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”

(13)

Untuk mencapai visi dan misinya dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut, yaitu:

1. Berupaya bersungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan

menerapkan process safety management.

2. Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapan dan

sertifikasi EMS ISO 14001.

3. Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui

penerapan Quality Management System dan mempertahankan sertifikat ISO

9001-2000.

4. Professional Exellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan

kompetensi.

5. Mengelola bisnis dengan menerapkan “Best Industrial Practices and Good

Corporate Governace”.

Nilai-nilai:

1. Profesionalisme

Memberikan hasil dengan kualitas terbaik, andal dan kompetitif melalui

komitmen pribadi, fokus dan perbaikan terus menerus yang

berkesinambungan.

2. Integritas

Satunya kata dengan perbuatan melalui kejujuran, transparan dan

mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.

3. Bermartabat

(14)

4. Inovatif

Mencari peluang untuk mencapai keunggulan dengan terus-menerus

melakukan pembelajaran termasuk belajar dari kegagalan untuk maju.

5. Safety, Healthy and Environment (SHE)

Menjadikan aspek keamanan, kesehatan dan lingkungan sebagai acuan dalam

menjalankan seluruh kegiatan kerja dan kegiatan bisnis.

Tabel 2.1. Kapasitas kilang PT. BADAK NGL

Kapasitas Kilang PT. BADAK NGL

Jumlah train (unit) 8

Kapasitas produksi LNG (juta ton/tahun) 22,3

Kapasitas produksi LPG (juta ton/tahun) 1,00

Gas alam yang diproduksi (juta standard kaki/hari) 3.700

Pipa gas alam

2 x 36”

2 x 42”

Dermaga muat LNG/LPG 3

Kapasitas tangki penyimpanan LNG (m3) 636.000

Jumlah tangki LNG 6

Kapasitas tangki penyimpanan LPG (m3) 200.000

Jumlah tangki LPG 5

Daya listrik (MW) 180

Pendingin air laut (m3/jam) 330.000

(15)

Steam tekanan tinggi 6.990

Jumlah boiler 21

Pabrik BADAK LNG terus melakukan pengembangan dan akhirnya

mampu menghasilkan produk LNG terbesar di dunia. Kilang LNG BADAK telah

mengirimkan LNG 4500 dan proyek pengapalan sebanyak 5000 pada kuartal

kedua tahun 2003.

2.3. Tata Letak Perusahaan

Gambar 2.4. Pembagian Zone Lokasi BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

PT. BADAK NGL dibagi menjadi empat daerah (zone) yang

masing-masing memiliki fungsi sendiri serta peraturan keamanan dan keselamatan

(16)

a. Zone I

Zone I merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zone ini terdiri atas

Process Train, Utilities, dan Storage and Loading. Pabrik pencairan LNG

(process train) dan sistem utilities dibagi menjadi dua modul. Modul I terdiri atas

Process Train ABCD, Utilities I, dan Storage and Loading. Modul II terdiri atas

Process Train EFGH dan Utilities II.

Gambar 2.5. Layout Zone I BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG]

b. Zone II

Zone II merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung

dengan proses dan sarana pendukung proses. Perkantoran yang terdapat di Zone

II, antara lain gedung TOP (Technical/Operation Department) Office, Laboratory,

Warehouse, dan Maintenance Department, dan lain sebagainya.

c. Buffer Zone

Buffer zone merupakan daerah penyangga Zone II dengan Zone III. Area

(17)

menghindari dan meminimalisir dampak langsung terhadap area pemukiman jika

sewaktu-waktu terjadi kegagalan atau kecelakaan pada area kilang (Zone I dan II).

d. Zone III

Zone III merupakan daerah lingkungan BADAK LNG yang tidak

berhubungan langsung dengan proses. Zone III terdiri atas daerah tempat kantor,

perumahan pekerja, sarana olah raga, dan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan

yang lain. Kantor pusat BADAK LNG (Gedung Putih) terletak di zone ini.

2.4. Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan

BADAK LNG merupakan sebuah perusahaan Joint Venture. Sejak

didirikan pada tahun 1974 sampai tahun 1990, kepemilikan sahamnya terdiri atas:

a) Pertamina (pemilik aset) : 55 %

b) Huffco Inc. (produsen gas) : 30 %

c) JILCO (wakil pembeli dari Jepang) : 15%

Di tahun 1990, terjadi perubahan kepemilikan dan komposisi saham.

Produsen gas, yaitu Total E&P Indonesie, masuk menjadi shareholder baru.

Dengan adanya restrukturisasi Huffco Inc. menjadi VICO, kepemilikan saham

pun berubah menjadi:

a) Pertamina : 55 %

b) VICO : 20%

c) Total E&P Indonesie : 10%

(18)

Gambar 2.6. Komposisi Kepemilikan Saham BADAK LNG Sejak Tahun 1990

[Sumber Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG]

Dalam perjanjian kerjasama disebutkan bahwa BADAK LNG tidak akan

memperoleh keuntungan dari usaha ini, dan hanya berperan sebagai salah satu

jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian BADAK LNG merupakan

operating organization yang bersifat non profit.

2.5. Bahan Baku dan Produk Yang Dihasilkan 2.5.1. Bahan Baku

PT. BADAK NGL mendapatkan sumber bahan baku (feed gas) dari

beberapa sumur gas alam yang dikelola oleh Total, Chevron dan Vico. Dari

sumur-sumur tersebut, gas alam dialirkan ke Muara BADAK dan selanjutnya

akan dialirkan ke kilang PT. BADAK dengan menggunakan empat buah pipa

sepanjang 57 km dengan diameter pipa 36 inch untuk dua pipa dan dua pipa

lainnya sebesar 42 inch dengan tekanan 47 kg/cm2.

Berikut ini merupakan komposisi dari feed gas yang digunakan untuk

(19)

Tabel 2.2. Komposisi feed gas yang dugunakan PT. BADAK NGL

Produk yang dihasilkan dari hasil pengolahan feed gas adalah LNG yang

memiliki wujud cair dengan suhu LNG sekitar -159 oC dan nilai kalor 1.107 s.d

1.115 Btu/SCF. Berikut ini merupakan komposisi produk LNG yang diproduksi

(20)

Tabel 2.3. Komposisi produk LNG yang dihasilkan PT. BADAK

H2S Kurang dari 0,25 gr/100 SCF

Selain memproduksi LNG, PT. BADAK NGL juga memproduksi LPG

dimana terdiri atas 2 jenis LPG yaitu LPG propana dengan suhu -40oC dan LPG

butana dengan suhu -10oC. Berikut ini merupakan komposisi LPG propana dan

LPG butana yang diproduksi PT. BADAK NGL.

Tabel 2.4. Komposisi LPG Propana dan LPG Butana

LPG Propana LPG Butana

Senyawa Kadar Senyawa Kadar

C3 Lebih dari 95% C4 Lebih dari 98%

C2 Kurang dari 2% C5 Kurang dari 1%

C4 Kurang dari 2,5%

Berikut ini merupakan stastistik hasil produksi LNG dari tahun 1977 – 2010 dan

(21)

Gambar 2.7. Hasil produksi tahun 1977 – 2010

Gambar 2.8. Shiping Cargo tahun 1977-2010

BADAK LNG dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur

organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas

masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director &

(22)

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

BADAK NGL dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur

organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas

masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director &

Chief Executive Officer (CEO) yang berkedudukan di Jakarta.

Gambar 2.9. Struktur Organisasi BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG.]

Sebagai pelaksana kegiatan operasi kilang LNG/LPG Bontang ditunjuk

(23)

Bontang. Director & Chief Operating Officer ini dalam menjalankan tugasnya

membawahi dua divisi dan dua departemen, yaitu:

a. Production Division.

b. Business Support Division.

c. Safety Health & Environtment Quality Department.

d. Accounting Operation and Control Department.

Kemudian terdapat tiga departemen yang langsung berada di bawah

pengawasan Chief Executive Officer (CEO), yaitu:

a. Internal Audit Department.

b. Corporate Strategic Planning and Business Development Department.

c. Corporate Secretary Department.

Dari dua divisi dan dua departemen yang telah disebutkan di atas

masing-masing juga dibagi menjadi beberapa departemen dan seksi.

2.6.1. Production Division

Production Division bertanggung jawab atas kelancaran pengolahan dan

perawatan pabrik. Divisi ini terbagi atas tiga departemen, yaitu Operation

(24)

Gambar 2.10. Struktur Organisasi Production Division

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG]

A. Operation Department

Departemen ini bertugas mengendalikan jalannya proses pada setiap train,

mulai dari penerimaan gas alam dari sumur, pengolahan gas alam, penyediaan

utilitas untuk kelancaran proses produksi dan komunitas, penyimpanan

LNG/LPG, sampai pengapalannya. Operasi kilang dilakukan selama 24 jam

sehari, sehingga umumnya pekerjaan pada departemen ini dibagi dalam 3 shift

kerja. Departemen ini terbagi atas 7 seksi, yang masing-masing dikepalai oleh

(25)

Gambar 2.11. Struktur Organisasi Operation Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG]

a. Process Train ABCD Section

Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG

khusus Process Train ABCD. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk

kelangsung penyediaan LNG yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di

dalamnya termasuk fasilitas penghilangan CO2 (karbondioksida), H2O (air) serta

Hg (merkuri) yang mungkin ada, unit fraksinasi, sistem refigerasi, dan sistem

pencairan. Setiap dua train memiliki satu orang Shift Supervisor dan setiap Shift

Supervisor mengepalai dua orang Senior Officer masing-masing mengoperasikan

satu train. Setiap train dioperasikan oleh satu orang Senior Officer dan dua

sampai tiga orang Field Operator. Saat ada train yang shut-down, maka train

yang shut-down diawasi oleh satu orang Shift Supervisor, sedangkan Shift

(26)

b. Process Train EFGH Section

Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG

khusus untuk Process Train EFGH dan produksi LPG propana dan butana. Proses

pencairan gas yang terjadi memiliki kesamaan dengan Process Train ABCD.

Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsungan penyediaan LNG

yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di dalamnya termasuk

fasilitas-fasilitas antara lain penghilangan CO2, H2O yang terkandung dalam gas umpan

yang bertekanan tinggi, serta Hg yang mungkin ada, sistem refrigerasi untuk

proses pencairan, unit-unit fraksinasi untuk pemisahan fraksi berat dan ringan,

pemisahan komponen-komponen etana, propana, butane, dan Splitter Unit.

c. Utility I Section

Seksi ini bertanggung jawab terhadap semua hal yang mendukung proses

di train modul I (Train ABCD) seperti pembangkit listrik, pengadaan udara

bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler, nitrogen plant, sumur

air tawar, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran.

d. Utility II Section

Tugas seksi ini memiliki kesamaan dengan Utilities I Section, hanya saja

seksi ini bertanggung jawab untuk mendukung proses di Modul II (Train EFGH).

e. Storage and Loading Section

Seksi ini bertanggung jawab atas penerimaan feed natural gas, fasilitas

penyimpanan LNG/LPG, nitrogen plant, dermaga pengapalan dan pemuatan LNG

(27)

f. Marine Section

Seksi ini bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan

mooring boat serta rambu-rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan.

g. Fire and Safety Section

Seksi ini bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah BADAK

LNG, khususnya apabila terjadi kebakaran di area BADAK LNG.

B. Maintenance Department

Departemen ini bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan

pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan bangunan baik di kilang maupun servis

serta pelabuhan dan pipa gas alam di lapangan gas sampai kilang. Pekerjaan

Maintenance Department meliputi:

a. Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, maupun

tahunan.

b. Pembersihan alat-alat dari kotoran.

c. Pengkalibrasian alat-alat.

d. Perbaikan alat-alat.

e. Penggantian alat-alat yang rusak.

Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Corrective Maintenance

Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan

(28)

b. Preventive Maintenance (PM)

Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik

atas dasar rekomendasi pembuat peralatan, regulasi pemerintah, maupun evaluasi

mandiri. Pekerjaan preventive maintenance yang tidak dapat dikerjakan pada

waktu plant on-line dapat dikerjakan pada waktu alat tidak beroperasi (shutdown).

Beberapa pekerjaan seperti overhaul turbin dan kompresor dilakukan dengan

bantuan kontraktor.

c. Predictive Maintenance

Pekerjaan pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan

ketika peralatan sedang beroperasi. Contoh pengamatan saat pabrik beroperasi

adalah pengamatan korosi, pengukuran vibrasi mesin berputar, analisa sampel

minyak pelumas, pemeriksaan bahan isolasi, dan pengukuran kabel.

Gambar 2.12. Struktur Organisasi Maintenance Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

(29)

Sebagaimana ditunjukkan dalam di atas, dalam Maintenance Department

terdapat enam seksi yang masing-masing dikepalai oleh seorang manager.

Keenam seksi tersebut adalah:

a. Maintenance Planning & Turn Around (MPT.A) Section

Adapun tugas dan tanggung jawab dari MPT.A section di antaranya adalah

sebagai berikut:

a) Planning/programming, yakni membuat jadwal aktivitas maintenance dan

pendistribusian tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan shutdown dan

non-shutdown.

b) Coordinating, yakni mengkoordinasikan semua pelaksana (eksekutor) yang

terlibat dalam pemeliharaan kepada seluruh seksi yang ada di Maintenance

Department.

c) Servicing, yakni melayani kebutuhan bahan, material, dan suku cadang dalam

suatu pemeliharaan, dengan kata lain menghubungkan Logistic Department

dengan eksekutor.

d) Controlling, yakni mengatur atau mengawasi pekerjaan seperti pemeriksaan

ulang terhadap project package dan material serta mengatur atau mengawasi

pemakaian budget. MPT.A bertugas untuk mengevaluasi work order dan

service order.

MPT.A section terbagi atas lima sub-seksi yaitu:

a) Process Area.

b) Utilities Area.

c) Storage/Loading, Off-plot, and Pipeline Coordinator.

(30)

e) Cost Control and Budget.

b. Stationary Equipment and Construction (SEC) Section

Dalam menjalankan tugasnya, Stationary Equipment Section dibagi dalam tiga

sub-seksi, yaitu:

a) Trains.

b) Utilities Off-Plot, Storage and Loading.

c) Fiberglass, Isolation and Painting, Civil & Contract Monitoring.

Tugas dan tanggung jawab dari Stationary Equipment Section ini adalah:

a) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan semua station equipment

seperti vessel, column, pipa, dan sebagainya.

b) Mengkondisikan perbaikan-perbaikan preventive maintenance yang bersifat

statis.

c) Pekerjaan listrik, instrument, mobil and equipment,

non-rotating.

d) Perbaikan dan perawatan daerah off-plot, yaitu daerah yang menunjang

kegiatan plant.

Contoh peralatan yang ditangani oleh Stationary Equipment Section, yaitu:

a) Piping dan sarana penunjang.

b) Heat Exchanger.

c) Column and Vessel.

d) Fiber Glass.

(31)

c. Machinery and Heavy Equipment Section

Tanggung jawab Machinery Heavy Equipment Section adalah merawat dan

memperbaiki rotating machine yang terdapat pada plant dan non-plant. Section

ini dibagi atas tiga sub-seksi, yaitu:

a) Machine and Welding Shop Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan pengelasan,

pembubutan, penggerindaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan reparasi dan

modifikasi dari peralatan.

b) Field Rotating Equipment Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki

semua peralatan berputar yang ada di kilang agar tetap handal, efisien, dan aman.

c) Machinery Reliability and Preventive Maintenance Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan preventive maintenance dan

predictive maintenance pada seluruh rotating equipment yang ada di seluruh

kilang.

d. Electrical Section

Tanggung jawab Electrical Section adalah memperbaiki, memelihara, serta

memasang suku cadang apabila ada kerusakan yang terjadi pada instalasi

komponen elektrik di pabrik. Section ini dibagi dalam tiga sub-seksi, yaitu:

a) Trains and Utilities

Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen

listrik yang dipakai pada sistem pembangkit tenaga listrik dan distribusi serta

(32)

dan bertanggung jawab terhadap kelancaran operasi alat-alat listrik yang

digunakan di semua unit train.

b) Off-Plot, Plant Support Facilities, and Feeder

Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen

listrik pada bagian Off-Plot, Plant Support Facilities, dan Feeder. Alat-alat yang

dipelihara di antaranya:

1. Cooling Water Pump Unit.

2. Storage/Loading LPG and LNG Unit (Loading & Circulation Pumps, BOG

Compressors).

3. Hypochlorinator.

c) Preventive Maintenance, Air Conditioning, and Shop

Sub-seksi ini memonitor kelayakan alat-alat listrik yang dipakai di plant.

Tanggung jawab utama sub-seksi ini adalah kalibrasi (kalibrasi relay-relay, alat

ukur, breaker, dan lain sebagainya), air conditioner preventive maintenance, serta

rewinding (perbaikan motor- motor dengan kapasitas di bawah 200 HP).

e. Instrument Section

Instrument Section bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan

serta pemeliharaan alat-alat instrumen yang ada diseluruh plant, rumah sakit,

laboratorium, alat-alat rumah tangga, komputer, dan alat-alat elektronika arus

lemah lainnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Peralatan instrument yang

dipelihara dan diperbaiki antara lain adalah control valve,

pressure/flow/temperature indicator, controller, dan lain sebagainya. Instrument

(33)

a) Instrument Shop

Sub-seksi ini bertanggung jawab memperbaiki dan memelihara seluruh

peralatan instrument yang ada di plant, rumah sakit, dan lain-lain. Dalam

menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara lain electronic shop, general, dan

analyzer.

b) Train and Preventive Maintenance Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharan

peralatan instrument di plant, dan melakukan preventive maintenance untuk

menjaga kualitas alat.

c) Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section

Sub-seksi ini bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh

peralatan instrument yang ada di daerah Utilities, Storage and Loading, dan

Off-Plot.

d) DCS and PLC Group

Sub-seksi ini melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed

Control System) dan PLC (Programmable Logic Controller) yang terdapat pada

plant.

f. Warehouse and Supply Chain

Warehouse and Supply Chain bertanggung jawab dalam penerimaan,

(34)

C.Technical Department

Departemen ini bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian,

perawatan, dan efisiensi kilang dengan cara memberikan bantuan teknik kepada

semua departemen yang terkait, antara lain berupa hal-hal sebagai berikut:

a. Solusi atas masalah yang membutuhkan analisis mendalam.

b. Perencanaan produksi berdasarkan permintaan dan kondisi supply gas.

c. Quality assurance, yaitu memberikan jaminan mutu objek yang diverifikasi

dan yang diperiksa serta mengendalikan kualitas produksi LNG/LPG

berdasarkan analisis laboratorium.

d. Project engineering, yaitu melakukan modifikasi terhadap peralatan-peralatan

kilang untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi.

Gambar 2.13. Struktur Organisasi Technical Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

LNG]

Dalam pelaksanaannya, Technical Department dibagi menjadi lima seksi yaitu

(35)

a. Process & SHE Engineering Section.

Process & SHE Engineering (PSHEE) Section mempunyai tugas sebagai

Project Engineering dan Contact Engineering. Dalam melakukan tugasnya

Process & SHE Engineering bertanggung jawab dalam menentukan segala

sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, dalam hal ini Process & SHE

Engineering memiliki wewenang untuk menentukan spesifikasi alat dan

kemungkinan penggunaan alat atau sistem baru sehubungan dengan oPT.imalisasi

proses produksi. Selain itu seksi ini juga bertanggung jawab atas keselamatan

yang berhubungan dengan pengoperasian, perencanaan, pengawasan dan

pemeliharaan kilang serta keselamatan pekerja.

Process & SHE Engineering dipimpin oleh seorang Manager. Untuk

melaksanakan tugas tersebut Process & SHE Engineering dibagi menjadi empat

sub-seksi utama yaitu Process Train, Utilities, Storage & Loading, dan SHE

(Safety, Health and Enviroment). Setiap sub-seksi diisi oleh seorang

lead-engineer dan beberapa orang lead-engineer. Selain lead-engineer-lead-engineer di sub-seksi

utama, PSHEE juga memiliki teknisi-teknisi dan administrasi.

b. Production Planning & Energy Conservation Section.

Tugas dari seksi ini antara lain:

a) Mengadakan konfirmasi dengan pihak Pertamina mengenai kapasitas

produksi kilang.

b) Mengadakan konfirmasi dengan produsen gas tentang supply gas alam dari

sumber gas.

c) Menentukan rencana produksi kilang dengan mempertimbangkan faktor

(36)

buyer, kondisi operasional pabrik, dan kontrak Pertamina dengan buyer

jadwal kedatangan kapal, ataupun adanya kemungkinan keterlambatan kapal.

c. Facilities & Project Engineering Section.

Secara umum tugas Facilities & Project Engineering Section memiliki

kesamaan dengan PSHE Engineering, tetapi ditambah dengan beberapa tugas

seperti memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan proyek ekspansi

plant serta mengadakan diskusi teknis, mengevaluasi proyek yang berhubungan

dengan mekanik, instrumen, dan listrik dalam suatu manajemen.

d. Inspection Section.

Inspection Section merupakan bagian dari Technical Department yang

bertanggung jawab terhadap kegiatan inspeksi, analisis, pembuatan prosedur

perbaikan dan pemeriksaan, serta evaluasi peralatan plant. Berkaitan dengan tugas

dan kewajiban seksi inspeksi dalam hal quality assurance dan quality control,

terdapat berbagai macam kualifikasi teknik yang harus dipahami. Kualifikasi

teknik tersebut diantaranya Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3),

Pesawat Uap dan Bejana Tekan (Depnaker), Inspektur Bejana Tekan (MIGAS),

Inspektur Perpipaan (MIGAS), Inspektur Tangki Penimbun (MIGAS),

Radiography Test Interpreter (B4T), dan lain sebagainya.

e. Laboratory and Environment Control Section.

Laboratory & Environment Control Section bertanggung jawab dalam

memberikan informasi mengenai kualitas suatu sampel, sehingga hasil dari

informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini, seksi

ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan sehari-hari.

(37)

a) Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate maupun

final production.

b) Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan mengenai

suatu percrobaan dan penelitian.

Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:

a) Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk

menganalisis sampel dari bagian operasi.

b) Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian atau

performance test dari suatu plant.

c) Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR

(Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.

d) Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed

Water), maupun air minum komunitas.

e) Environment Control yang bertugas :

1.Mengawasi pengoperasian Unit Insinerator Limbah B3, TPS, sumur

pantau lingkungan, dan peralatan lindungan lingkungan lainnya.

2.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi,

mengevaluasi dan mengembangkan Program Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan di seluruh kawasan pengoperasian kilang

LNG/LPG BADAK serta penunjang lainnya.

3.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi,

mengevaluasi, dan mengembangkan Program Inspeksi Lindungan

(38)

2.6.2. Business Support Division

Business Support Division bertanggung jawab atas pengelolaan sumber

daya manusia, manajemen, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan pekerja.

Divisi ini dibagi menjadi empat departemen dan satu bagian non-departemen:

a. Human Resources and Development Department, bertanggung jawab atas

masalah kepegawaian dan peningkatan kemampuan para pekerja. Dalam

menjalankan tugasnya, departemen dibagi menjadi dua seksi yaitu Training

Section dan Human Resources Service Section.

b. Information Technology Department, bertanggung jawab untuk membuat dan

menjalankan sistem pengelolaan data informasi, pengelolaan sistem

telekomunikasi di lingkungan BADAK LNG dan pengelolaan perpustakaan

pusat. Departemen ini terdiri atas Application Technology Section dan

Network Technology Section.

Gambar 2.14. Struktur Organisasi Information Technology Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK

(39)

c. Services Department, bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas yang layak

bagi pekerja dan keluarga, seperti perumahan, sarana olahraga, dan hiburan.

Departemen ini terdiri atas Community Planning and Contract

Implementation Section dan Facility Service Section.

d. Procurement and Contract Department, bertanggung jawab untuk membantu

departemen lain dalam mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu

proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor di BADAK LNG, serta

mengkoordinasi pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terbagi

menjadi dua seksi, yaitu Procurement Section dan Contract Section.

2.6.3. Accounting Operation and Control Department

Departemen ini bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi keuangan

dan transaksi perusahaan serta membuat pembukuan perusahaan. Departemen ini

terdiri atas:

a) Accounting Operation.

b) Accounting Control.

2.6.4. Internal Audit Department

Departemen ini berada di bawah pengawasan langsung Director & Chief

Executive Officer. Tugas dari departemen ini adalah memeriksa masalah keuangan

(40)

2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department

Departemen ini bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan

dengan pengoprasian, perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang, serta

keselamatan pekerja. Departemen ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Occupational Health & Industrial Hygiene.

b. Audit & Compliance.

c. SHE-Q MS (Safety, Health, Environment-Quality Management System).

2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department

Departemen ini bertugas untuk membantu departemen lain dalam

mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh

kontraktor di BADAK LNG, melakukan evaluasi pelaksanaan kepada sistem

manajemen BADAK LNG terhadap adanya perluasan kilang yang berskala besar,

serta sebagai koordinator BADAK LNG pada saat pelaksanaan perluasan kilang

serta mengkoordinir pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terdiri atas

Gas Processing Group dan Revenue Generating Group.

2.6.7. Corporate Secretary Department

Departemen ini bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan

(41)

37 BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Teori Umum

Terdapat beberapa teori umum yang digunakan dalam implementasi web

user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.

3.1.1. CDM (Conceptual Data Model)

Merupakan model yang universal dan dapat menggambarkan semua

struktut logic database (DBMS), dan tidak bergantung dari software atau

pertimbangan struktur data storage. Sebuah CDM dapat diubah langsung menjadi

PDM (Jogiyanto, 1990).

Aturan CDM sebagai berikut:

a. Mempresentasikan pengorganisasian data dalam format grafis.

b. Memverifikasi validasi desain data

c. Menghasilkan PDM dimana menspesifikasikan implementasi secara fisik

pada database.

3.1.2. PDM (Physical Data Model)

Merupakan model ERD yang telah mengacu pada pemilihan software

DBMS yang spesifik. Hal ini sering kali berbeda dikarenakan oleh struktur

database yang bervariasi, mulai dari model schema, tipe data penyimpanan, dan

sebagainya (Jogiyanto, 1990). PDM mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:

(42)

b. Menghasilkan script pembuat dan pemodifikasi database.

c. Mendefinisikan referential integrity triggers and constraints

Ada beberapa derajat relasi yang dapat terjadi, yaitu:

a. One to One Relationship

Menggambarkan bahwa antara satu entity hanya dapat berhubungan

dengan satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-1.

b. One to Many Relationship

Menggambarkan bahwa satu entity dapat memiliki hubungan dengan lebih

dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-N.

c. Many to Many Relationship

Menggambarkan bahwa lebih dari satu entity dapat memiliki hubungan

dengan lebih dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan

simbol N-N.

3.1.3. Database

Menurut Jogiyanto (1999, p217), Basis data (database) adalah kumpulan

dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan dalam

perangkat keras computer dan digunakan oleh perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

Berikut ini adalah sifat-sifat basis data:

1. Berbagi Data

Data yang disimpan dalam basis data tidak secara umum digunakan oleh

seseorang. Suatu basis data secara normal diharapkan bisa diakses oleh lebih dari

(43)

2. Integrasi Data

Salah satu bentuk tanggung jawab pemakaian basis data yang utama

adalah memastikan bahwa data terintegrasi. Suatu basis data harus menjadi

koleksi data agar tidak terjadi redundansi data (yang berlebihan). Nilai data

dikatakan redundansi bila suatu atribut memiliki dua atau lebih nilai yang sama.

3. Integritas Data

Tanggung jawab lain yang timbul sebagai konsekuensi dari data bersama

adalah bahwa basis data perlu menunjukkan integritas. Dengan kata lain, basis

data perlu secara akurat mencerminkan seluruh bidang yang mencoba model.

4. Keamanan Data

Salah satu cara untuk memastikan integritas basis data adalah dengan

melakukan pembatasan akses yaitu pengamanan basis data.

5. Abstraksi Data

Suatu basis data dipandang sebagai model nyata. Informasi yang disimpan

dalam basis data pada umumnya merupakan sebuah usaha untuk menyajikan sifat

dari beberapa objek sesungguhnya. Oleh karena itu, suatu basis data adalah suatu

abstraksi dari dunia nyata.

6. Independensi Data

Salah satu konsekuensi dari abstraksi adalah gagasan untuk buffering data

dari proses yang menggunakan data.

3.2. Teori-teori Khusus (Peter, 2010)

Terdapat beberapa teori khusus yang digunakan dalam implementasi web

(44)

3.2.1. Pengertian Oracle ADF

Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah

framework pengembangan aplikasi Java Platform, Enterprise Editon (Java EE)

yang inovatif namun matang yang dikeluarkan oleh Oracle. Oracle ADF ini

didukung secara langsung oleh IDE (Integrated Development Environment) yang

telah memenangkan banyak penghargaan, yakni Oracle JDeveloper 11g.

Oracle ADF mengintegrasikan campuran subframework untuk

memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping dan berbagai

bentuk service acces, data bindings, dan user interface, bersama dengan

functional glue untuk menahan itu semua bersama-sama.

3.2.2. Arsitektur Oracle ADF

Oracle ADF mengimplementasikan MVC, namun Layer Model terpisah

dari Business Service.

Arsitektur Oracle ADF terdiri dari 4 layer:

a) Layer Model: menghubungkan Business Service dengan objek yang

digunakan di layer lain. Implementasi layer model terletak di atas layer

Business Service, yang menyediakan suatu interface tunggal sehingga

memungkinkan layer View dan Controller mengakses Business Service yang

beragam dengan cara yang konsisten.

b) Layer Model sendiri terdiri dari dua komponen, yakni data controls yang

mengabstraksi detail implementasi Business Service, termasuk informasi

(45)

mengekspos methods dan attributes Data Control ke komponen UI, yang

memberikan pemisah antara View dan Model.

c) Layer Business Services: menyediakan akses kedata dari berbagai sumber,

object atau relational mapping dan menangani business logic. Layer Business

Services di Oracle ADF bisa diimplementasikan dengan pilihan sebagai

berikut: class Java, EJB 2.1/3.0, Web Services, JPA objects, dan Oracle ADF

Business Components.

d) Layer Controller: menyediakan mekanisme untuk mengontrol task flows di

aplikasi web. Ada 3 pilihan controller di JDeveloper: Oracle ADF Controller,

JSF Controller atau Apache Struts.

e) Layer View: merepresentasikan UI aplikasi. Layer View bisa berupa web

client, aplikasi desktop client-server atau implementasi wireless untuk mobile

device seperti handphone.

(46)

Oracle ADF memberikan pilihan kepada developer dalam menentukan

jenis teknologi yang diimplementasikan pada setiap layer. Gambar di atas

menunjukan pilihan-pilihan yang bisa dipakai oleh developer ketika membangun

suatu aplikasi Oracle ADF. EJB, Web Services, JavaBeans, dan

JPA/EclipseLink/TopLink bisa dipakai sebagai Business Services untuk Oracle

ADF. Yang termasuk layer View antara lain aplikasi Swing, integrasi dengan MS

Office, maupun tampilan HTML dengan menggunakan JSP, Java Server Faces

(JSF) dan ADF Faces.

3.2.3. Arsitektur MVC

Arsitektur Model-View-Controller adalah sebuah pola yang terbukti

membangun proyek secara lebih efektif. Hal itu dilakukan dengan memilah

komponen antara Model, View dan Controller pada bagian-bagian dalam proyek.

1. Model

Pola MVC memiliki layer Model, merepresentasikan data yang digunakan

oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan

memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta

proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi.

Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat

detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan

(Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini

(47)

Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface,

komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki

kegunaan yang hampir sama.

2. View

Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface.

Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan

menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak ada layer lain yang

berinteraksi dengan user, hanya View.

Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan: Pertama,

memudahkan penggabungan divisi desain dalam development team. Divisi desain

dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa

harus memperhatikan lebih detail pada yang lain. Dan juga, memiliki layer View

yang terpisah memungkinkan ketersediaan multiple interface dalam aplikasi. Jika

inti dari aplikasi terletak pada bagian lain (Model), multiple interfaces dapat

dibuat (Swing, Web, Console), secara keseluruhan memiliki tampilan yang

berbeda namun mengeksekusi komponen Model sesuai fungsionalitas yang

diharapkan.

3. Controller

Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga

bertanggung jawab pada penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan

melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang

dimasukkan oleh user.

Dengan menggunakan layer terpisah yang melakukan update terhadap

(48)

kembali pada fungsi utamanya untuk menampilkan data kepada user. Detail

tentang bagaimana data dari user mengubah ketetapan aplikasi disembunyikan

oleh Controller. Hal ini memisahkan dengan jelas antara presentation logic

dengan business logic.

3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web

Arsitektur MVC secara sederhana dirancang dan diadaPT.asi dalam

penggunaan Web-Application. Arsitektur yang dihasilkan kemudian disebut

dengan Model 2 Architecture.

Aplikasi Model 2 umumnya memiliki:

a) Servlet Controller yang menyediakan akses tunggal terhadap keseluruhan

aplikasi, Controller ini bertanggung jawab menyediakan manajemen terpusat

terhadap alur aplikasi dan juga service lain seperti penanganan security dan

user management.

b) Konfigurasi XML untuk menentukan alur aplikasi dan pemrosesan perintah

yang membuat helper components yang berfungsi sebagai Command objects.

Hal ini berarti helper components terasosiasikan dengan user actions dan

dibuat atau dipanggil untuk menangani actions yang terjadi, memanggil

komponen Model yang diperlukan. Hal ini berfungsi untuk memisahkan

antara controller servlet dan model.

Implementasi sebuah pola dapat dipermudah dengan menggunakan

third-party framework. Framework tersebut menyediakan detail terkait (request,

konfigurasi, dan sebagainya) sehingga kita dapat berkonsentrasi pada hal lain

(49)

3.2.5. Keuntungan Oracle ADF

1. Pengembangan Java EE secara visual dan deklaratif

Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna

adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan

aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool

visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini terintegrasi

dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java,

walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF.

2. Business Services Development

Oracle Jdeveloper memungkinkan berbagai macam cara dalam

membangun business services meliputi: EJB/JPA, web services, Objek Java yang

sederhana, ADF BC, dan lain-lain. “Productivity with Choice” merupakan sebuah

landasan untuk pendekatan ini.

3. Pengembangan User Interface

Fitur pengembangan secara visual dan deklaratif di layer View dan

Controller suatu aplikasi banyak tersedia di Oracle JDeveloper. Fitur-fitur

tersebut antara lain:

a) Model Page Flow untuk ADF controller, menyediakan pengembangan model

visual dari page flow dengan menggunakan drag and drop dari komponen ke

diagram.

b) Tool pengembangan yang bersifat deklaratif untuk menambah komponen ke

user interface, property inspector, komponen palette yang extensible, dan

(50)

c) Fitur reusability, antara lain dalam pembuatan work flow, ADF Libraries, dan

komponen deklaratif.

d) Oracle ADF Faces, suatu set komponen UI untuk aplikasi web yang dibuat

dengan menggunakan JSF, menyediakan tampilan UI yang lebih kaya.

1. ADF Business Component (ADF BC)

ADF Business Component adalah sebuah framework dari Oracle yang

memudahkan pengembangan aplikasi bisnis dengan menggunakan platform Java

EE. ADF Business Components terdiri dari:

a) Entity Object: entity object adalah sebuah komponen ADF Business

Components yang mewakili sebuah row dari sebuah tabel di data source yang

sudah ditentukan sebelumnya. Entity object mengenkapsulasi business logic

untuk menjaga konsistensi business rule.

b) View Object: view object mewakili sebuah query SQL dan menyederhanakan

langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perubahan data dengan

hasil dari query SQL.

c) Application Module: application module adalah komponen trasaksional yang

digunakan UI untuk mengakses data aplikasi. Application module

mendefinisikan data model yang updateable dan prosedur-prosedur dan

function-function.

3.2.6. Java

Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun

Microsystems dan beredar di tahun 1995 sebagai bagian inti dari platform Java

(51)

dengan bahasa pemrograman C dan C++, tetapi memiliki model objek yang lebih

sederhana dan fasilitas low-level yang lebih sedikit. Aplikasi-aplikasi Java akan

di-compile dalam bytecode yang dapat berjalan pada Java Virtual Machine (JVM).

3.2.7. Java EE

Java Platform, Enterprise Edition (Java EE) adalah sebuah platform untuk

server programming pada bahasa pemrograman Java. Platform Java EE berbeda

dari platform Java Standard Edition (Java SE) dalam hal library-librarynya yang

menyediakan fungsionalitas untuk men-deploy software Java yang terdistribusi

dan multi-tier serta didasarkan pada komponen-komponen modular yang berjalan

pada sebuah application server.

3.2.8. Java Server Pages (JSP)

JavaServer Pages (JSP) adalah sebuah teknologi Java yang memungkinkan

para software developer untuk meng-generate HTML, XML dan

dokumen-dokumen lain secara dinamis sebagai response dari request client. Dengan

menggunakan JSP, code Java dapat disisipkan dalam content statis. Dalam

perkembangannya format penulisan sintaks-sintaks JSP menjadi kompatibel

dengan XML.

Keuntungan penggunaan JSP yang kompatibel dengan XML antara lain:

a) Menghindari pencampuran code Java dan tag-tag komponen.

b) Memudahkan parsing halaman untuk membuat dokumentasi.

(52)

3.2.9. Java Server Faces (JSF)

Dengan munculnya kesadaran dari komunitas pengembang akan perlunya

standarisasi framework layer view, Java Community Process (JCP) mulai

mengembangkan JSF sebagai standar UI untuk aplikasi web yang berbasis Java.

Dari rilis pertamanya di tahun 2004 hingga rilis terbarunya (JSR-252) di tahun

2006, JCP telah mengumpulkan resources dari komunitas, termasuk Oracle,

dalam mendefinisikan spesifikasi JSF. JSF menyederhanakan pengembangan

User Interface dengan menyediakan pendekatan yang berfokus pada komponen.

(53)

49 4.1. Metodologi

Pembuatan tugas khusus ini terbagi menjadi beberapa tahap yang tertera

sebagai berikut :

1. Studi Literatur dan Identifikasi Permasalahan

Studi literatur dilakukan untuk mempelajari dan memahami referensi-referensi

yang berhubungan dengan pembuatan tugas khusus ini, serta mengidentifikasi

seluruh permasalahan dalam tugas khusus ini.

2. Perancangan dan Desain Aplikasi

Tahap ini adalah proses menerjemahkan kebutuhan pengguna yang telah

didefinisikan menjadi sebuah rancangan aplikasi yang sesuai dengan keinginan

user.

3. Pengembangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi dengan

desain sistem yang diterapkan pada tahap sebelumnya. Sistem ini dibuat dengan

menggunakan framework Oracle ADF dan Oracle Database 11g.

4. Uji Coba dan Evaluasi

Uji coba dilakukan dengan menjalankan semua fungsi yang telah didefinisikan

sebelumnya.

(54)

Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas khusus.

Diharapkan laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin

mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus.

4.2. Perancangan Database

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan struktur

database dari implementasi web user management yang terdiri dari Conceptual

Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).

4.2.1. Conceptual Data Model (CDM)

CDM ini menggambarkan struktur basis data yaitu relasi antara tabel yang

satu dengan tabel yang lain. Berikut ini merupakan tabel-tabel yang terdapat

(55)

Gambar 4.1. Conceptual Data Model (CDM)

4.2.2. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual

Data Model (CDM). Perancangan PDM merupakan perancangan database secara

fisik. PDM menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta

hubungan antara data-data tersebut. Berikut ini adalah PDM yang ada pada

(56)

Gambar 4.2. Physical Data Model (PDM)

4.2.3. Struktur Tabel

Struktur tabel pada sistem informasi pembelian pada implementasi web

(57)

a. Tabel LOGIN USERS

Nama Tabel : LOGIN_USERS

Primary Key : USER_ID

Foreig Key : ROLE_ID dan DETAIL_ID

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login users

Tabel 4.1. LOGIN_USERS

No. Field Type Length Constraints

1. USER_ID Integer - Primary Key

2. ROLE_ID Integer - Foreign Key

3. DETAIL_ID Integer - Foreign Key

4. USER_USERNAME Varchar 25 5. USER_PASSWORD Varchar 20

6. CREATED_BY Varchar 25

7. CREATION_DATE Date

(58)

b. Tabel LOGIN DETAIL

Nama Tabel : LOGIN_DETAIL

Primary Key : DETAIL_ID

Foreig Key : USER_ID

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login detail

Tabel 4.2. LOGIN_DETAIL

No. Field Type Length Constraints

1. DETAIL_ID Integer - Primary Key

2. USER_ID Integer - Foreign Key

3. DETAIL_FIRST_NAME Varchar 25 4. DETAIL_LAST_NAME Varchar 25 5. DETAIL_ADDRESS Varchar 50 6. DETAIL_PHONE_NUMBER Varchar 15

7. CREATED_BY Varchar 25

8. CREATION_DATE Date

(59)

c. Tabel LOGIN ROLE

Nama Tabel : LOGIN_ROLE

Primary Key : ROLE_ID

Foreig Key : -

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login role

Tabel 4.3. LOGIN_ROLE

No. Field Type Length Constraints

1. ROLE_ID Integer - Primary Key

2. ROLE_NAME Varchar 25

3. ROLE_DESCRIPTION Varchar 150

4. CREATED_BY Varchar 25

5. CREATION_DATE Date

(60)

d. Tabel LOGIN MENU

Nama Tabel : LOGIN_MENU

Primary Key : MENU_ID

Foreig Key : -

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login menu

Tabel 4.4. LOGIN_USERS

No. Field Type Length Constraints

1. MENU_ID Integer - Primary Key

2. LOGIN_MENU_LABEL Varchar 60 3. LOGIN_MENU_DESCRIPTION Varchar 150 4. LOGIN_PARENT_LEVEL Integer -

5. CREATED_BY Varchar 25

6. CREATION_DATE Date

7. LAST_UPDATE_BY Varchar 25

8. LAST_UPDATE_DATE Date

4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper

A.Create Search Page

a) Pada Application Navigator > expand project SecurityAdministration >

(61)

Gambar 4.3. View Criteria

b) Klik untuk menambah kriteria.

c) Pada halaman Create View Criteria:

1. Enter SearchByUserId pada Criteria Name.

2. Pilih Add Item > drop down list Attribute pilih UserId > drop down list

Operator Does not equal.

3. Klik OK.

(62)

Untuk menampilkan View Criteria yang baru saja dibuat menjadi sebuah

Search Page membutuhkan sebuah Page, dan untuk membuat Page membutuhkan

Fragment terlebih dahulu.

d) Pada Application Navigator > expand

SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > klik kanan Fragment > New > ADF Page Fragment.

e) Create ADF Page Fragment:

1. Enter searchUserID sebagai File Name.

2. Enter Document Type Facelets.

3. Enter Page Layout Create Blank Page.

4. Klik OK.

f) Expand Data Control Secure_DetailUserAMDataControl > expand

LoginUsersVO2 > expand folder Named Criteria dalam folder tersebut dapat menemukan view criteria yaitu SearchByUserId.

(63)

g) Drag Criteria SearchByUserId dalam fragment page, setelah itu pilih Query >

pilih ADF Query Panel with Table.

Gambar 4.6.Query

h) selanjutnya pilih kolom tabel yang akan ditampilkan pada Search Page,

gunakan untuk menghapus kolom yang tidak di inginkan.

i) Klik OK.

Gambar 4.7.Creat Table

(64)

Gambar 4.8. Fragment Search Page

B.Functionality Create Read Update Delete

a) Pada Application Navigator > expand project

SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > expand SecurityAdministration > expand Flow > klik kanan New > ADF Task Flow.

Gambar 4.9. ADF Task Flow

b) Pada Create Task Flow:

1. Enter CRUD-user-flow pada File Name.

2. Centang checkbox Create as Bounded Task Flow.

3. Centang checkbox Create with Page Fragments.

c) Drag component View ke Task Flow CRUD-user-flow, beri nama

(65)

Note: View yang mempunyai “halo” berwarna hijau merupakan default activity

dari sebuah Taskflow dimana View tersebut menjadi tampilan awal ketika Task

Flow tersebut dipanggil.

d) Beri nama Flow.

Note: Pemberian nama Flow harus sesuai dengan kebutuhan, karena nanti akan

digunakan untuk navigasi pada saat pembuatan halaman fragment

Gambar 4.10. View dan Flow

e) Drag operation Commit dan Rollback yang ada dalam Data Control

Secure_DetailUserAMDataControl ke Task Flow.

f) Berikan Flow dari View, Update, dan Create. Tambahkan Flow Delete dari

viewUser menuju commit untuk melakukan Delete.

Note: Commit berfungsi untuk mengeksekusi data yang sudah di input ke

database, sedangkan rollback digunakan untuk membatalkan inputan yang akan

(66)

Gambar 4.11. User Flow

g) Double click viewUser view. Dan klik OK.

h) Buka kembali Data Control > View Object LoginUsersVO. Drag View Object

ke Page Fragment > Table/List view > ADF Table.

i) Pada halaman Create Table, pilih kolom akan ditampilkan datanya. Setelah

selesai memilih, centang checkbox Read-only Table dan pada pilihan Row

Selection, pilih Single Row. Klik OK untuk membuat table.

Gambar 4.12. Create Table

j) Komponen utama viewUser telah selesai. Berikan tambahan fungsional

Gambar

Gambar 2.13. Struktur Organisasi Technical Department
Gambar 2.14. Struktur Organisasi Information Technology Department
Gambar 3.1. Arsitektur Oracle ADF
Gambar 4.1. Conceptual Data Model (CDM)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian ditemukannya kejanggalan dalam salah satu proses penyelesaian kasus Erisman, dimana Erisman dituntut melanggar kode etik anggota DPRD Padang karena terbukti

Kurikulum Standard Sekolah Rendah Pendidikan Islam tahap dua memberikan penekanan yang lebih mendalam kepada kemahiran membaca dan menghafaz al-Quran, membaca dan memahami

Pertama jaringan yang akan disalaurkan ke konsumen yang pusatnya dari server pusat yang berada di kantor PT Telkom Cabang Ungaran, kemudaian disalurkan ke rumah jaringan telepon

kecenderungan bahwa cerpen-cerpen Pion Ratulolly mengungkapkan tragedi kehidupan dengan posisi estetika naratif yang memperhatikan titik-titik dramatik dalam setiap

Pelaporan melalui atasan langsung dan pimpinan unit kerja dilakukan apabila pelapor adalah Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lamongan

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2021 Urusan : 1.05 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR Unit Organisasi :

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) untuk mengetahui pengelolaan panen dan pasca panen produk kopi beras di tingkat petani; (2) untuk mengetahui faktor-faktor

Salep ekstrak etanol daun tembelekan yang dibuat dalam dua konsentrasi keduannya memiliki bentuk setengah padat dengan warna hijau kehitamam dan berbau khas