IMPLEMENTASI WEB USER MANAGEMENT VIEW
CONTROLLER MENGGUNAKAN ORACLE ADF
KERJA PRAKTIK
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
ZULFIKAR 11410100235
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
1.2.Perumusan Masalah ... 3
1.3.Pembatasan Masalah... 3
1.4.Tujuan ... 3
1.5.Manfaat ... 4
1.6.Sistematika Penulisan ... 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6
2.1.Sejarah Perusahaan ... 6
2.2.Profil Perusahaan ... 8
2.3.Tata Letak Perusahaan ... 11
2.4.Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan ... 13
2.5.Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan ... 14
xi
2.6.Struktur Organisasi Perusahaan ... 18
2.6.1. Production Division ... 19
2.6.2. Business Support Division ... 34
2.6.3. Accounting Operation and Control Department ... 35
2.6.4. Internal Audit Department ... 35
2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department ... 36
2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department ... 36
2.6.7. Corporate Secretary Department ... 36
BAB 3 LANDASAN TEORI ... 37
3.1.Teori Umum ... 37
3.1.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 37
3.1.2. PDM (Physical Data Model) ... 37
3.1.3. Database ... 38
3.2.Teori Khusus ... 39
3.2.1. Pengertian Oracle ADF ... 40
3.2.2. Arsitektur Oracle ADF ... 40
3.2.3. Arsitektur MVC ... 42
3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web ... 44
3.2.5. Keuntungan Oracle ADF ... 45
xii
3.2.9. Java Server Faces (JSF) ... 48
BAB 4 DISKRIPSI KERJA PRAKTIK ... 49
4.1.Metodologi ... 49
4.2.Perancangan Database ... 50
4.2.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 50
4.2.2. PDM (Physical Data Model) ... 51
4.2.3. Struktur Tabel ... 52
4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper ... 56
4.2.5. Desain Input/Output ... 66
BAB 5 PENUTUP ... 74
5.1.Kesimpulan ... 74
5.2.Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi mempunyai peran penting dihampir semua aspek
kehidupan, mulai dari sektor pendidikan hingga sektor usaha. Meningkatnya
kebutuhan akan teknologi informasi menjadikan kebutuhan sumber daya manusia
yang kompeten dan berkualitas pada bidang teknologi informasi ikut meningkat
pesat.
Selain belajar dan menuntut ilmu di bangku kuliah, mahasiswa juga
dituntut untuk dapat mengamalkan ilmunya dalam kehidupan nyata. Dengan kerja
praktik yang termasuk dalam bagian dari perkuliahan yang menjadi suatu
kewajiban untuk diambil oleh seluruh mahasiswa Stikom, diharapkan mahasiswa
lebih mampu mempersiapkan dirinya untuk bisa terjun ke dunia kerja yang
sebenarnya. Adapun bagi perusahaan sebagai instansi yang menyediakan sarana
dan prasarana merupakan suatu bentuk pengabdian terhadap kemajuan pendidikan
di Indonesia
Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis melaksanakan kerja praktik di
PT BADAK NGL, yang mana merupakan salah satu perusahaan yang telah
menerapkan Teknologi Informasi secara kompleks dan modern. Pemanfaatan
Teknologi Informasi di PT BADAK NGL terutama ditujukan dalam kegiatan
operasional pabrik dan proses produksi serta sebagai sarana pendukung lainnya
Information Technology (IT) Department merupakan salah satu
departemen PT BADAK NGL yang menangani segala macam hal yang
berhubungan dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan komunikasi.
Departemen IT melaksanakan sistem pengolahan data diseluruh departemen,
pengadaan sistem komunikasi, pengolahan perpustakaan digital secara terpusat
dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, IT Department membutuhkan suatu software
Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu, suatu sistem informasi yang digunakan
untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi,
human resource development, marketing, supply chain, logistik dan lain
sebagainya. ERP juga sering disebut sebagai Back Office System yang
mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan
dalam sistem ini. PT BADAK NGL menggunakan software ERP yang merupakan
produk dari Oracle.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, Oracle mengeluarkan Oracle
Application Development Framework atau biasa disebut Oracle ADF yang
mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol
sebagai object-relational-mapping dan berbagai bentuk service acces, data
bindings, dan user interface, bersama dengan functional glue untuk menahan itu
semua bersama-sama.
Pada kerja praktik ini kami mengimplementasikan Oracle ADF dalam
pembuatan user management, dimana pembangunan aplikasi membutuhkan
pondasi yang kokoh dan hal tersebut dapat diperoleh dari pengelolaan user
identitas user berdasarkan kebijakan akses. Pengelolaan ini menggunakan
framework ADF, dimana PT Badak NGL mulai menggunakan teknologi ini
sehingga memungkinkan untuk dijadikan referensi pembangunan aplikasi yang
lebih kompleks nantinya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat ditulis
perumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan web user
management menggunakan ORACLE ADF.
1.3. Batasan Masalah
Dalam pengimplementasian web user management ini, agar tidak
menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan dibatasi pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Framework yang digunakan adalah Oracle ADF JDeveloper 12c.
2. Database menggunakan oracle database 11g.
3. Login hanya bisa dilakukan oleh tiga user yang sudah dibuat pada LDAP
aplikasi (jazn-data).
4. Terdapat proses insert, update, delete untuk USER dan ROLE.
5. Pada bagian dalam proyek membahas komponen Model.
1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kerja praktik ini adalah mengetahui
1.5. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam implementasi web user management
menggunakan ORACLE ADF adalah pengetahuan user yang semakin bertambah
terhadap keuntungan implementasi web user management menggunakan
ORACLE ADF.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini dibagi menjadi
beberapa bab, seperti dijelaskan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
Bab II : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, profil perusahaan, tata
letak perusahaan, komposisi kepemilikan saham perusahaan, bahan baku dan
produk yang dihasilkan, struktur organisasi perusahaan.
Bab III : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik.
Teori-teori tersebut meliputi Teori-teori umum meliputi pembahasan tentang CDM
(Conceptual Data Model), PDM (Physical Data Model), dan Database. Dan teori
khusus meliputi pembahasan tentang pengertian Oracle ADF, Arsitektur Oracle
ADF, Arsitektur MVC, Arsitektur MVC untuk Web, Keuntungan Oracle ADF,
Bab IV : Diskripsi Kerja Praktik
Bab ini menguraikan tentang metodologi dan pemodelan database yang
berisi Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM), struktur
tabel, implementasi pada Oracle JDeveloper, dan desain Input/Output.
Bab V : Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran mengenai aplikasi
6 2.1. Sejarah Perusahaan
Berdirinya PT. BADAK NGL berawal dari ditemukannya cadangan gas
alam dalam jumlah besar pada dua wilayah di nusantara, yaitu di ladang gas Arun
yang ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia pada akhir tahun 1971 dan di ladang
gas BADAK yang ditemukan oleh Huffco Inc pada awal tahun 1972 yang
berlokasi di Kalimantan Timur. Kedua perusahaan tersebut berada di bawah
kontrak bagi hasil dengan Perusahan Gas Negara yaitu Pertamina.
Gambar 2.1. Lokasi Ladang Gas yang diolah PT. BADAK
Kedua daerah tersebut terletak sangat jauh dari konsumen yang
mengkonsumsi gas alam dalam jumlah besar. Oleh sebab itu untuk memenuhi
skala ekonomi dalam pembangunan proyek pada tahap awal, Pertamina, Mobil Oil
gas alam cair dalam jumlah besar. Kontrak penjualan pertama terjadi pada tanggal
5 Desember 1973 yang dilaksanakan oleh lima pembeli dari Jepang yaitu:
a) Chubu Electric Co
b) The Kansai Electric Power Co
c) Kyushu Electric Power Co
d) Nippon Steel Corp
e) Osaka Gas Co, Ltd
Gambar 2.2. Papan pengenal PT. BADAK dan Planasite PT. BADAK
Kontrak yang kemudian lebih dikenal sebagai kontrak 1973 berisi
komitmen antara pembeli untuk mengimport LNG dari Indonesia selama 20 tahun
yang akan diproduksi dan dipasok oleh kilang LNG yang belum sepenuhnya
didirikan. Pertamina menyetujui untuk memulai pasokan LNG pada pertengahan
1977 dari dua pabrik LNG yang dibangun dalam waktu 42 bulan. Pada bulan Juni
1974, mulai dibangun dua buah kilang LNG pertama di Bontang, Kalimantan
Timur di bawah koordinasi Pertamina dan Huffco. Untuk mengoperasikan kedua
secara umum bertugas untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara kilang
LNG Bontang.
Pada tanggal 1 Agustus 1977, kilang LNG BADAK diresmikan oleh
Presiden Soeharto. Delapan hari kemudian dilakukan pengapalan LNG yang
pertama menggunakan kapal Aquarius dengan kapasitas 125,000 m3 tujuan
Jepang.
2.2. Profil Perusahaan
Gambar 2.3. Gedung Utama dan Plantsite PT. BADAK
Nama Perusahaan : PT. BADAK Natural Gas Liquefaction
Visi : “Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang terdepan
dalam inovasi”
Misi : “Memproduksi energi bersih serta mengelola standar
kinerja terbaik (best performance standard) sehingga
menghasilkan nilai tambah maksimal (maximum return)
bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”
Untuk mencapai visi dan misinya dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai
berikut, yaitu:
1. Berupaya bersungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan
menerapkan process safety management.
2. Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapan dan
sertifikasi EMS ISO 14001.
3. Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui
penerapan Quality Management System dan mempertahankan sertifikat ISO
9001-2000.
4. Professional Exellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan
kompetensi.
5. Mengelola bisnis dengan menerapkan “Best Industrial Practices and Good
Corporate Governace”.
Nilai-nilai:
1. Profesionalisme
Memberikan hasil dengan kualitas terbaik, andal dan kompetitif melalui
komitmen pribadi, fokus dan perbaikan terus menerus yang
berkesinambungan.
2. Integritas
Satunya kata dengan perbuatan melalui kejujuran, transparan dan
mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
3. Bermartabat
4. Inovatif
Mencari peluang untuk mencapai keunggulan dengan terus-menerus
melakukan pembelajaran termasuk belajar dari kegagalan untuk maju.
5. Safety, Healthy and Environment (SHE)
Menjadikan aspek keamanan, kesehatan dan lingkungan sebagai acuan dalam
menjalankan seluruh kegiatan kerja dan kegiatan bisnis.
Tabel 2.1. Kapasitas kilang PT. BADAK NGL
Kapasitas Kilang PT. BADAK NGL
Jumlah train (unit) 8
Kapasitas produksi LNG (juta ton/tahun) 22,3
Kapasitas produksi LPG (juta ton/tahun) 1,00
Gas alam yang diproduksi (juta standard kaki/hari) 3.700
Pipa gas alam
2 x 36”
2 x 42”
Dermaga muat LNG/LPG 3
Kapasitas tangki penyimpanan LNG (m3) 636.000
Jumlah tangki LNG 6
Kapasitas tangki penyimpanan LPG (m3) 200.000
Jumlah tangki LPG 5
Daya listrik (MW) 180
Pendingin air laut (m3/jam) 330.000
Steam tekanan tinggi 6.990
Jumlah boiler 21
Pabrik BADAK LNG terus melakukan pengembangan dan akhirnya
mampu menghasilkan produk LNG terbesar di dunia. Kilang LNG BADAK telah
mengirimkan LNG 4500 dan proyek pengapalan sebanyak 5000 pada kuartal
kedua tahun 2003.
2.3. Tata Letak Perusahaan
Gambar 2.4. Pembagian Zone Lokasi BADAK LNG
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]
PT. BADAK NGL dibagi menjadi empat daerah (zone) yang
masing-masing memiliki fungsi sendiri serta peraturan keamanan dan keselamatan
a. Zone I
Zone I merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zone ini terdiri atas
Process Train, Utilities, dan Storage and Loading. Pabrik pencairan LNG
(process train) dan sistem utilities dibagi menjadi dua modul. Modul I terdiri atas
Process Train ABCD, Utilities I, dan Storage and Loading. Modul II terdiri atas
Process Train EFGH dan Utilities II.
Gambar 2.5. Layout Zone I BADAK LNG
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG]
b. Zone II
Zone II merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung
dengan proses dan sarana pendukung proses. Perkantoran yang terdapat di Zone
II, antara lain gedung TOP (Technical/Operation Department) Office, Laboratory,
Warehouse, dan Maintenance Department, dan lain sebagainya.
c. Buffer Zone
Buffer zone merupakan daerah penyangga Zone II dengan Zone III. Area
menghindari dan meminimalisir dampak langsung terhadap area pemukiman jika
sewaktu-waktu terjadi kegagalan atau kecelakaan pada area kilang (Zone I dan II).
d. Zone III
Zone III merupakan daerah lingkungan BADAK LNG yang tidak
berhubungan langsung dengan proses. Zone III terdiri atas daerah tempat kantor,
perumahan pekerja, sarana olah raga, dan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan
yang lain. Kantor pusat BADAK LNG (Gedung Putih) terletak di zone ini.
2.4. Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan
BADAK LNG merupakan sebuah perusahaan Joint Venture. Sejak
didirikan pada tahun 1974 sampai tahun 1990, kepemilikan sahamnya terdiri atas:
a) Pertamina (pemilik aset) : 55 %
b) Huffco Inc. (produsen gas) : 30 %
c) JILCO (wakil pembeli dari Jepang) : 15%
Di tahun 1990, terjadi perubahan kepemilikan dan komposisi saham.
Produsen gas, yaitu Total E&P Indonesie, masuk menjadi shareholder baru.
Dengan adanya restrukturisasi Huffco Inc. menjadi VICO, kepemilikan saham
pun berubah menjadi:
a) Pertamina : 55 %
b) VICO : 20%
c) Total E&P Indonesie : 10%
Gambar 2.6. Komposisi Kepemilikan Saham BADAK LNG Sejak Tahun 1990
[Sumber Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG]
Dalam perjanjian kerjasama disebutkan bahwa BADAK LNG tidak akan
memperoleh keuntungan dari usaha ini, dan hanya berperan sebagai salah satu
jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian BADAK LNG merupakan
operating organization yang bersifat non profit.
2.5. Bahan Baku dan Produk Yang Dihasilkan 2.5.1. Bahan Baku
PT. BADAK NGL mendapatkan sumber bahan baku (feed gas) dari
beberapa sumur gas alam yang dikelola oleh Total, Chevron dan Vico. Dari
sumur-sumur tersebut, gas alam dialirkan ke Muara BADAK dan selanjutnya
akan dialirkan ke kilang PT. BADAK dengan menggunakan empat buah pipa
sepanjang 57 km dengan diameter pipa 36 inch untuk dua pipa dan dua pipa
lainnya sebesar 42 inch dengan tekanan 47 kg/cm2.
Berikut ini merupakan komposisi dari feed gas yang digunakan untuk
Tabel 2.2. Komposisi feed gas yang dugunakan PT. BADAK NGL
Produk yang dihasilkan dari hasil pengolahan feed gas adalah LNG yang
memiliki wujud cair dengan suhu LNG sekitar -159 oC dan nilai kalor 1.107 s.d
1.115 Btu/SCF. Berikut ini merupakan komposisi produk LNG yang diproduksi
Tabel 2.3. Komposisi produk LNG yang dihasilkan PT. BADAK
H2S Kurang dari 0,25 gr/100 SCF
Selain memproduksi LNG, PT. BADAK NGL juga memproduksi LPG
dimana terdiri atas 2 jenis LPG yaitu LPG propana dengan suhu -40oC dan LPG
butana dengan suhu -10oC. Berikut ini merupakan komposisi LPG propana dan
LPG butana yang diproduksi PT. BADAK NGL.
Tabel 2.4. Komposisi LPG Propana dan LPG Butana
LPG Propana LPG Butana
Senyawa Kadar Senyawa Kadar
C3 Lebih dari 95% C4 Lebih dari 98%
C2 Kurang dari 2% C5 Kurang dari 1%
C4 Kurang dari 2,5%
Berikut ini merupakan stastistik hasil produksi LNG dari tahun 1977 – 2010 dan
Gambar 2.7. Hasil produksi tahun 1977 – 2010
Gambar 2.8. Shiping Cargo tahun 1977-2010
BADAK LNG dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur
organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas
masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director &
2.6. Struktur Organisasi Perusahaan
BADAK NGL dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur
organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas
masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director &
Chief Executive Officer (CEO) yang berkedudukan di Jakarta.
Gambar 2.9. Struktur Organisasi BADAK LNG
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG.]
Sebagai pelaksana kegiatan operasi kilang LNG/LPG Bontang ditunjuk
Bontang. Director & Chief Operating Officer ini dalam menjalankan tugasnya
membawahi dua divisi dan dua departemen, yaitu:
a. Production Division.
b. Business Support Division.
c. Safety Health & Environtment Quality Department.
d. Accounting Operation and Control Department.
Kemudian terdapat tiga departemen yang langsung berada di bawah
pengawasan Chief Executive Officer (CEO), yaitu:
a. Internal Audit Department.
b. Corporate Strategic Planning and Business Development Department.
c. Corporate Secretary Department.
Dari dua divisi dan dua departemen yang telah disebutkan di atas
masing-masing juga dibagi menjadi beberapa departemen dan seksi.
2.6.1. Production Division
Production Division bertanggung jawab atas kelancaran pengolahan dan
perawatan pabrik. Divisi ini terbagi atas tiga departemen, yaitu Operation
Gambar 2.10. Struktur Organisasi Production Division
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG]
A. Operation Department
Departemen ini bertugas mengendalikan jalannya proses pada setiap train,
mulai dari penerimaan gas alam dari sumur, pengolahan gas alam, penyediaan
utilitas untuk kelancaran proses produksi dan komunitas, penyimpanan
LNG/LPG, sampai pengapalannya. Operasi kilang dilakukan selama 24 jam
sehari, sehingga umumnya pekerjaan pada departemen ini dibagi dalam 3 shift
kerja. Departemen ini terbagi atas 7 seksi, yang masing-masing dikepalai oleh
Gambar 2.11. Struktur Organisasi Operation Department
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG]
a. Process Train ABCD Section
Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG
khusus Process Train ABCD. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk
kelangsung penyediaan LNG yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di
dalamnya termasuk fasilitas penghilangan CO2 (karbondioksida), H2O (air) serta
Hg (merkuri) yang mungkin ada, unit fraksinasi, sistem refigerasi, dan sistem
pencairan. Setiap dua train memiliki satu orang Shift Supervisor dan setiap Shift
Supervisor mengepalai dua orang Senior Officer masing-masing mengoperasikan
satu train. Setiap train dioperasikan oleh satu orang Senior Officer dan dua
sampai tiga orang Field Operator. Saat ada train yang shut-down, maka train
yang shut-down diawasi oleh satu orang Shift Supervisor, sedangkan Shift
b. Process Train EFGH Section
Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG
khusus untuk Process Train EFGH dan produksi LPG propana dan butana. Proses
pencairan gas yang terjadi memiliki kesamaan dengan Process Train ABCD.
Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsungan penyediaan LNG
yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di dalamnya termasuk
fasilitas-fasilitas antara lain penghilangan CO2, H2O yang terkandung dalam gas umpan
yang bertekanan tinggi, serta Hg yang mungkin ada, sistem refrigerasi untuk
proses pencairan, unit-unit fraksinasi untuk pemisahan fraksi berat dan ringan,
pemisahan komponen-komponen etana, propana, butane, dan Splitter Unit.
c. Utility I Section
Seksi ini bertanggung jawab terhadap semua hal yang mendukung proses
di train modul I (Train ABCD) seperti pembangkit listrik, pengadaan udara
bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler, nitrogen plant, sumur
air tawar, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran.
d. Utility II Section
Tugas seksi ini memiliki kesamaan dengan Utilities I Section, hanya saja
seksi ini bertanggung jawab untuk mendukung proses di Modul II (Train EFGH).
e. Storage and Loading Section
Seksi ini bertanggung jawab atas penerimaan feed natural gas, fasilitas
penyimpanan LNG/LPG, nitrogen plant, dermaga pengapalan dan pemuatan LNG
f. Marine Section
Seksi ini bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan
mooring boat serta rambu-rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan.
g. Fire and Safety Section
Seksi ini bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah BADAK
LNG, khususnya apabila terjadi kebakaran di area BADAK LNG.
B. Maintenance Department
Departemen ini bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan bangunan baik di kilang maupun servis
serta pelabuhan dan pipa gas alam di lapangan gas sampai kilang. Pekerjaan
Maintenance Department meliputi:
a. Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, maupun
tahunan.
b. Pembersihan alat-alat dari kotoran.
c. Pengkalibrasian alat-alat.
d. Perbaikan alat-alat.
e. Penggantian alat-alat yang rusak.
Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Corrective Maintenance
Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan
b. Preventive Maintenance (PM)
Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik
atas dasar rekomendasi pembuat peralatan, regulasi pemerintah, maupun evaluasi
mandiri. Pekerjaan preventive maintenance yang tidak dapat dikerjakan pada
waktu plant on-line dapat dikerjakan pada waktu alat tidak beroperasi (shutdown).
Beberapa pekerjaan seperti overhaul turbin dan kompresor dilakukan dengan
bantuan kontraktor.
c. Predictive Maintenance
Pekerjaan pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan
ketika peralatan sedang beroperasi. Contoh pengamatan saat pabrik beroperasi
adalah pengamatan korosi, pengukuran vibrasi mesin berputar, analisa sampel
minyak pelumas, pemeriksaan bahan isolasi, dan pengukuran kabel.
Gambar 2.12. Struktur Organisasi Maintenance Department
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
Sebagaimana ditunjukkan dalam di atas, dalam Maintenance Department
terdapat enam seksi yang masing-masing dikepalai oleh seorang manager.
Keenam seksi tersebut adalah:
a. Maintenance Planning & Turn Around (MPT.A) Section
Adapun tugas dan tanggung jawab dari MPT.A section di antaranya adalah
sebagai berikut:
a) Planning/programming, yakni membuat jadwal aktivitas maintenance dan
pendistribusian tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan shutdown dan
non-shutdown.
b) Coordinating, yakni mengkoordinasikan semua pelaksana (eksekutor) yang
terlibat dalam pemeliharaan kepada seluruh seksi yang ada di Maintenance
Department.
c) Servicing, yakni melayani kebutuhan bahan, material, dan suku cadang dalam
suatu pemeliharaan, dengan kata lain menghubungkan Logistic Department
dengan eksekutor.
d) Controlling, yakni mengatur atau mengawasi pekerjaan seperti pemeriksaan
ulang terhadap project package dan material serta mengatur atau mengawasi
pemakaian budget. MPT.A bertugas untuk mengevaluasi work order dan
service order.
MPT.A section terbagi atas lima sub-seksi yaitu:
a) Process Area.
b) Utilities Area.
c) Storage/Loading, Off-plot, and Pipeline Coordinator.
e) Cost Control and Budget.
b. Stationary Equipment and Construction (SEC) Section
Dalam menjalankan tugasnya, Stationary Equipment Section dibagi dalam tiga
sub-seksi, yaitu:
a) Trains.
b) Utilities Off-Plot, Storage and Loading.
c) Fiberglass, Isolation and Painting, Civil & Contract Monitoring.
Tugas dan tanggung jawab dari Stationary Equipment Section ini adalah:
a) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan semua station equipment
seperti vessel, column, pipa, dan sebagainya.
b) Mengkondisikan perbaikan-perbaikan preventive maintenance yang bersifat
statis.
c) Pekerjaan listrik, instrument, mobil and equipment,
non-rotating.
d) Perbaikan dan perawatan daerah off-plot, yaitu daerah yang menunjang
kegiatan plant.
Contoh peralatan yang ditangani oleh Stationary Equipment Section, yaitu:
a) Piping dan sarana penunjang.
b) Heat Exchanger.
c) Column and Vessel.
d) Fiber Glass.
c. Machinery and Heavy Equipment Section
Tanggung jawab Machinery Heavy Equipment Section adalah merawat dan
memperbaiki rotating machine yang terdapat pada plant dan non-plant. Section
ini dibagi atas tiga sub-seksi, yaitu:
a) Machine and Welding Shop Sub-Section
Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan pengelasan,
pembubutan, penggerindaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan reparasi dan
modifikasi dari peralatan.
b) Field Rotating Equipment Sub-Section
Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki
semua peralatan berputar yang ada di kilang agar tetap handal, efisien, dan aman.
c) Machinery Reliability and Preventive Maintenance Sub-Section
Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan preventive maintenance dan
predictive maintenance pada seluruh rotating equipment yang ada di seluruh
kilang.
d. Electrical Section
Tanggung jawab Electrical Section adalah memperbaiki, memelihara, serta
memasang suku cadang apabila ada kerusakan yang terjadi pada instalasi
komponen elektrik di pabrik. Section ini dibagi dalam tiga sub-seksi, yaitu:
a) Trains and Utilities
Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen
listrik yang dipakai pada sistem pembangkit tenaga listrik dan distribusi serta
dan bertanggung jawab terhadap kelancaran operasi alat-alat listrik yang
digunakan di semua unit train.
b) Off-Plot, Plant Support Facilities, and Feeder
Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen
listrik pada bagian Off-Plot, Plant Support Facilities, dan Feeder. Alat-alat yang
dipelihara di antaranya:
1. Cooling Water Pump Unit.
2. Storage/Loading LPG and LNG Unit (Loading & Circulation Pumps, BOG
Compressors).
3. Hypochlorinator.
c) Preventive Maintenance, Air Conditioning, and Shop
Sub-seksi ini memonitor kelayakan alat-alat listrik yang dipakai di plant.
Tanggung jawab utama sub-seksi ini adalah kalibrasi (kalibrasi relay-relay, alat
ukur, breaker, dan lain sebagainya), air conditioner preventive maintenance, serta
rewinding (perbaikan motor- motor dengan kapasitas di bawah 200 HP).
e. Instrument Section
Instrument Section bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan
serta pemeliharaan alat-alat instrumen yang ada diseluruh plant, rumah sakit,
laboratorium, alat-alat rumah tangga, komputer, dan alat-alat elektronika arus
lemah lainnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Peralatan instrument yang
dipelihara dan diperbaiki antara lain adalah control valve,
pressure/flow/temperature indicator, controller, dan lain sebagainya. Instrument
a) Instrument Shop
Sub-seksi ini bertanggung jawab memperbaiki dan memelihara seluruh
peralatan instrument yang ada di plant, rumah sakit, dan lain-lain. Dalam
menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara lain electronic shop, general, dan
analyzer.
b) Train and Preventive Maintenance Sub-Section
Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharan
peralatan instrument di plant, dan melakukan preventive maintenance untuk
menjaga kualitas alat.
c) Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section
Sub-seksi ini bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh
peralatan instrument yang ada di daerah Utilities, Storage and Loading, dan
Off-Plot.
d) DCS and PLC Group
Sub-seksi ini melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed
Control System) dan PLC (Programmable Logic Controller) yang terdapat pada
plant.
f. Warehouse and Supply Chain
Warehouse and Supply Chain bertanggung jawab dalam penerimaan,
C.Technical Department
Departemen ini bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian,
perawatan, dan efisiensi kilang dengan cara memberikan bantuan teknik kepada
semua departemen yang terkait, antara lain berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Solusi atas masalah yang membutuhkan analisis mendalam.
b. Perencanaan produksi berdasarkan permintaan dan kondisi supply gas.
c. Quality assurance, yaitu memberikan jaminan mutu objek yang diverifikasi
dan yang diperiksa serta mengendalikan kualitas produksi LNG/LPG
berdasarkan analisis laboratorium.
d. Project engineering, yaitu melakukan modifikasi terhadap peralatan-peralatan
kilang untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi.
Gambar 2.13. Struktur Organisasi Technical Department
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
LNG]
Dalam pelaksanaannya, Technical Department dibagi menjadi lima seksi yaitu
a. Process & SHE Engineering Section.
Process & SHE Engineering (PSHEE) Section mempunyai tugas sebagai
Project Engineering dan Contact Engineering. Dalam melakukan tugasnya
Process & SHE Engineering bertanggung jawab dalam menentukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, dalam hal ini Process & SHE
Engineering memiliki wewenang untuk menentukan spesifikasi alat dan
kemungkinan penggunaan alat atau sistem baru sehubungan dengan oPT.imalisasi
proses produksi. Selain itu seksi ini juga bertanggung jawab atas keselamatan
yang berhubungan dengan pengoperasian, perencanaan, pengawasan dan
pemeliharaan kilang serta keselamatan pekerja.
Process & SHE Engineering dipimpin oleh seorang Manager. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Process & SHE Engineering dibagi menjadi empat
sub-seksi utama yaitu Process Train, Utilities, Storage & Loading, dan SHE
(Safety, Health and Enviroment). Setiap sub-seksi diisi oleh seorang
lead-engineer dan beberapa orang lead-engineer. Selain lead-engineer-lead-engineer di sub-seksi
utama, PSHEE juga memiliki teknisi-teknisi dan administrasi.
b. Production Planning & Energy Conservation Section.
Tugas dari seksi ini antara lain:
a) Mengadakan konfirmasi dengan pihak Pertamina mengenai kapasitas
produksi kilang.
b) Mengadakan konfirmasi dengan produsen gas tentang supply gas alam dari
sumber gas.
c) Menentukan rencana produksi kilang dengan mempertimbangkan faktor
buyer, kondisi operasional pabrik, dan kontrak Pertamina dengan buyer
jadwal kedatangan kapal, ataupun adanya kemungkinan keterlambatan kapal.
c. Facilities & Project Engineering Section.
Secara umum tugas Facilities & Project Engineering Section memiliki
kesamaan dengan PSHE Engineering, tetapi ditambah dengan beberapa tugas
seperti memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan proyek ekspansi
plant serta mengadakan diskusi teknis, mengevaluasi proyek yang berhubungan
dengan mekanik, instrumen, dan listrik dalam suatu manajemen.
d. Inspection Section.
Inspection Section merupakan bagian dari Technical Department yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan inspeksi, analisis, pembuatan prosedur
perbaikan dan pemeriksaan, serta evaluasi peralatan plant. Berkaitan dengan tugas
dan kewajiban seksi inspeksi dalam hal quality assurance dan quality control,
terdapat berbagai macam kualifikasi teknik yang harus dipahami. Kualifikasi
teknik tersebut diantaranya Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3),
Pesawat Uap dan Bejana Tekan (Depnaker), Inspektur Bejana Tekan (MIGAS),
Inspektur Perpipaan (MIGAS), Inspektur Tangki Penimbun (MIGAS),
Radiography Test Interpreter (B4T), dan lain sebagainya.
e. Laboratory and Environment Control Section.
Laboratory & Environment Control Section bertanggung jawab dalam
memberikan informasi mengenai kualitas suatu sampel, sehingga hasil dari
informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini, seksi
ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan sehari-hari.
a) Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate maupun
final production.
b) Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan mengenai
suatu percrobaan dan penelitian.
Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:
a) Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk
menganalisis sampel dari bagian operasi.
b) Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian atau
performance test dari suatu plant.
c) Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR
(Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.
d) Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed
Water), maupun air minum komunitas.
e) Environment Control yang bertugas :
1.Mengawasi pengoperasian Unit Insinerator Limbah B3, TPS, sumur
pantau lingkungan, dan peralatan lindungan lingkungan lainnya.
2.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi,
mengevaluasi dan mengembangkan Program Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan di seluruh kawasan pengoperasian kilang
LNG/LPG BADAK serta penunjang lainnya.
3.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi,
mengevaluasi, dan mengembangkan Program Inspeksi Lindungan
2.6.2. Business Support Division
Business Support Division bertanggung jawab atas pengelolaan sumber
daya manusia, manajemen, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan pekerja.
Divisi ini dibagi menjadi empat departemen dan satu bagian non-departemen:
a. Human Resources and Development Department, bertanggung jawab atas
masalah kepegawaian dan peningkatan kemampuan para pekerja. Dalam
menjalankan tugasnya, departemen dibagi menjadi dua seksi yaitu Training
Section dan Human Resources Service Section.
b. Information Technology Department, bertanggung jawab untuk membuat dan
menjalankan sistem pengelolaan data informasi, pengelolaan sistem
telekomunikasi di lingkungan BADAK LNG dan pengelolaan perpustakaan
pusat. Departemen ini terdiri atas Application Technology Section dan
Network Technology Section.
Gambar 2.14. Struktur Organisasi Information Technology Department
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK
c. Services Department, bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas yang layak
bagi pekerja dan keluarga, seperti perumahan, sarana olahraga, dan hiburan.
Departemen ini terdiri atas Community Planning and Contract
Implementation Section dan Facility Service Section.
d. Procurement and Contract Department, bertanggung jawab untuk membantu
departemen lain dalam mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu
proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor di BADAK LNG, serta
mengkoordinasi pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terbagi
menjadi dua seksi, yaitu Procurement Section dan Contract Section.
2.6.3. Accounting Operation and Control Department
Departemen ini bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi keuangan
dan transaksi perusahaan serta membuat pembukuan perusahaan. Departemen ini
terdiri atas:
a) Accounting Operation.
b) Accounting Control.
2.6.4. Internal Audit Department
Departemen ini berada di bawah pengawasan langsung Director & Chief
Executive Officer. Tugas dari departemen ini adalah memeriksa masalah keuangan
2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department
Departemen ini bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan
dengan pengoprasian, perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang, serta
keselamatan pekerja. Departemen ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Occupational Health & Industrial Hygiene.
b. Audit & Compliance.
c. SHE-Q MS (Safety, Health, Environment-Quality Management System).
2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department
Departemen ini bertugas untuk membantu departemen lain dalam
mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh
kontraktor di BADAK LNG, melakukan evaluasi pelaksanaan kepada sistem
manajemen BADAK LNG terhadap adanya perluasan kilang yang berskala besar,
serta sebagai koordinator BADAK LNG pada saat pelaksanaan perluasan kilang
serta mengkoordinir pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terdiri atas
Gas Processing Group dan Revenue Generating Group.
2.6.7. Corporate Secretary Department
Departemen ini bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan
37 BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Teori Umum
Terdapat beberapa teori umum yang digunakan dalam implementasi web
user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.
3.1.1. CDM (Conceptual Data Model)
Merupakan model yang universal dan dapat menggambarkan semua
struktut logic database (DBMS), dan tidak bergantung dari software atau
pertimbangan struktur data storage. Sebuah CDM dapat diubah langsung menjadi
PDM (Jogiyanto, 1990).
Aturan CDM sebagai berikut:
a. Mempresentasikan pengorganisasian data dalam format grafis.
b. Memverifikasi validasi desain data
c. Menghasilkan PDM dimana menspesifikasikan implementasi secara fisik
pada database.
3.1.2. PDM (Physical Data Model)
Merupakan model ERD yang telah mengacu pada pemilihan software
DBMS yang spesifik. Hal ini sering kali berbeda dikarenakan oleh struktur
database yang bervariasi, mulai dari model schema, tipe data penyimpanan, dan
sebagainya (Jogiyanto, 1990). PDM mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
b. Menghasilkan script pembuat dan pemodifikasi database.
c. Mendefinisikan referential integrity triggers and constraints
Ada beberapa derajat relasi yang dapat terjadi, yaitu:
a. One to One Relationship
Menggambarkan bahwa antara satu entity hanya dapat berhubungan
dengan satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-1.
b. One to Many Relationship
Menggambarkan bahwa satu entity dapat memiliki hubungan dengan lebih
dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-N.
c. Many to Many Relationship
Menggambarkan bahwa lebih dari satu entity dapat memiliki hubungan
dengan lebih dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan
simbol N-N.
3.1.3. Database
Menurut Jogiyanto (1999, p217), Basis data (database) adalah kumpulan
dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan dalam
perangkat keras computer dan digunakan oleh perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
Berikut ini adalah sifat-sifat basis data:
1. Berbagi Data
Data yang disimpan dalam basis data tidak secara umum digunakan oleh
seseorang. Suatu basis data secara normal diharapkan bisa diakses oleh lebih dari
2. Integrasi Data
Salah satu bentuk tanggung jawab pemakaian basis data yang utama
adalah memastikan bahwa data terintegrasi. Suatu basis data harus menjadi
koleksi data agar tidak terjadi redundansi data (yang berlebihan). Nilai data
dikatakan redundansi bila suatu atribut memiliki dua atau lebih nilai yang sama.
3. Integritas Data
Tanggung jawab lain yang timbul sebagai konsekuensi dari data bersama
adalah bahwa basis data perlu menunjukkan integritas. Dengan kata lain, basis
data perlu secara akurat mencerminkan seluruh bidang yang mencoba model.
4. Keamanan Data
Salah satu cara untuk memastikan integritas basis data adalah dengan
melakukan pembatasan akses yaitu pengamanan basis data.
5. Abstraksi Data
Suatu basis data dipandang sebagai model nyata. Informasi yang disimpan
dalam basis data pada umumnya merupakan sebuah usaha untuk menyajikan sifat
dari beberapa objek sesungguhnya. Oleh karena itu, suatu basis data adalah suatu
abstraksi dari dunia nyata.
6. Independensi Data
Salah satu konsekuensi dari abstraksi adalah gagasan untuk buffering data
dari proses yang menggunakan data.
3.2. Teori-teori Khusus (Peter, 2010)
Terdapat beberapa teori khusus yang digunakan dalam implementasi web
3.2.1. Pengertian Oracle ADF
Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah
framework pengembangan aplikasi Java Platform, Enterprise Editon (Java EE)
yang inovatif namun matang yang dikeluarkan oleh Oracle. Oracle ADF ini
didukung secara langsung oleh IDE (Integrated Development Environment) yang
telah memenangkan banyak penghargaan, yakni Oracle JDeveloper 11g.
Oracle ADF mengintegrasikan campuran subframework untuk
memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping dan berbagai
bentuk service acces, data bindings, dan user interface, bersama dengan
functional glue untuk menahan itu semua bersama-sama.
3.2.2. Arsitektur Oracle ADF
Oracle ADF mengimplementasikan MVC, namun Layer Model terpisah
dari Business Service.
Arsitektur Oracle ADF terdiri dari 4 layer:
a) Layer Model: menghubungkan Business Service dengan objek yang
digunakan di layer lain. Implementasi layer model terletak di atas layer
Business Service, yang menyediakan suatu interface tunggal sehingga
memungkinkan layer View dan Controller mengakses Business Service yang
beragam dengan cara yang konsisten.
b) Layer Model sendiri terdiri dari dua komponen, yakni data controls yang
mengabstraksi detail implementasi Business Service, termasuk informasi
mengekspos methods dan attributes Data Control ke komponen UI, yang
memberikan pemisah antara View dan Model.
c) Layer Business Services: menyediakan akses kedata dari berbagai sumber,
object atau relational mapping dan menangani business logic. Layer Business
Services di Oracle ADF bisa diimplementasikan dengan pilihan sebagai
berikut: class Java, EJB 2.1/3.0, Web Services, JPA objects, dan Oracle ADF
Business Components.
d) Layer Controller: menyediakan mekanisme untuk mengontrol task flows di
aplikasi web. Ada 3 pilihan controller di JDeveloper: Oracle ADF Controller,
JSF Controller atau Apache Struts.
e) Layer View: merepresentasikan UI aplikasi. Layer View bisa berupa web
client, aplikasi desktop client-server atau implementasi wireless untuk mobile
device seperti handphone.
Oracle ADF memberikan pilihan kepada developer dalam menentukan
jenis teknologi yang diimplementasikan pada setiap layer. Gambar di atas
menunjukan pilihan-pilihan yang bisa dipakai oleh developer ketika membangun
suatu aplikasi Oracle ADF. EJB, Web Services, JavaBeans, dan
JPA/EclipseLink/TopLink bisa dipakai sebagai Business Services untuk Oracle
ADF. Yang termasuk layer View antara lain aplikasi Swing, integrasi dengan MS
Office, maupun tampilan HTML dengan menggunakan JSP, Java Server Faces
(JSF) dan ADF Faces.
3.2.3. Arsitektur MVC
Arsitektur Model-View-Controller adalah sebuah pola yang terbukti
membangun proyek secara lebih efektif. Hal itu dilakukan dengan memilah
komponen antara Model, View dan Controller pada bagian-bagian dalam proyek.
1. Model
Pola MVC memiliki layer Model, merepresentasikan data yang digunakan
oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan
memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta
proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi.
Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat
detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan
(Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini
Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface,
komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki
kegunaan yang hampir sama.
2. View
Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface.
Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan
menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak ada layer lain yang
berinteraksi dengan user, hanya View.
Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan: Pertama,
memudahkan penggabungan divisi desain dalam development team. Divisi desain
dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa
harus memperhatikan lebih detail pada yang lain. Dan juga, memiliki layer View
yang terpisah memungkinkan ketersediaan multiple interface dalam aplikasi. Jika
inti dari aplikasi terletak pada bagian lain (Model), multiple interfaces dapat
dibuat (Swing, Web, Console), secara keseluruhan memiliki tampilan yang
berbeda namun mengeksekusi komponen Model sesuai fungsionalitas yang
diharapkan.
3. Controller
Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga
bertanggung jawab pada penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan
melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang
dimasukkan oleh user.
Dengan menggunakan layer terpisah yang melakukan update terhadap
kembali pada fungsi utamanya untuk menampilkan data kepada user. Detail
tentang bagaimana data dari user mengubah ketetapan aplikasi disembunyikan
oleh Controller. Hal ini memisahkan dengan jelas antara presentation logic
dengan business logic.
3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web
Arsitektur MVC secara sederhana dirancang dan diadaPT.asi dalam
penggunaan Web-Application. Arsitektur yang dihasilkan kemudian disebut
dengan Model 2 Architecture.
Aplikasi Model 2 umumnya memiliki:
a) Servlet Controller yang menyediakan akses tunggal terhadap keseluruhan
aplikasi, Controller ini bertanggung jawab menyediakan manajemen terpusat
terhadap alur aplikasi dan juga service lain seperti penanganan security dan
user management.
b) Konfigurasi XML untuk menentukan alur aplikasi dan pemrosesan perintah
yang membuat helper components yang berfungsi sebagai Command objects.
Hal ini berarti helper components terasosiasikan dengan user actions dan
dibuat atau dipanggil untuk menangani actions yang terjadi, memanggil
komponen Model yang diperlukan. Hal ini berfungsi untuk memisahkan
antara controller servlet dan model.
Implementasi sebuah pola dapat dipermudah dengan menggunakan
third-party framework. Framework tersebut menyediakan detail terkait (request,
konfigurasi, dan sebagainya) sehingga kita dapat berkonsentrasi pada hal lain
3.2.5. Keuntungan Oracle ADF
1. Pengembangan Java EE secara visual dan deklaratif
Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna
adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan
aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool
visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini terintegrasi
dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java,
walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF.
2. Business Services Development
Oracle Jdeveloper memungkinkan berbagai macam cara dalam
membangun business services meliputi: EJB/JPA, web services, Objek Java yang
sederhana, ADF BC, dan lain-lain. “Productivity with Choice” merupakan sebuah
landasan untuk pendekatan ini.
3. Pengembangan User Interface
Fitur pengembangan secara visual dan deklaratif di layer View dan
Controller suatu aplikasi banyak tersedia di Oracle JDeveloper. Fitur-fitur
tersebut antara lain:
a) Model Page Flow untuk ADF controller, menyediakan pengembangan model
visual dari page flow dengan menggunakan drag and drop dari komponen ke
diagram.
b) Tool pengembangan yang bersifat deklaratif untuk menambah komponen ke
user interface, property inspector, komponen palette yang extensible, dan
c) Fitur reusability, antara lain dalam pembuatan work flow, ADF Libraries, dan
komponen deklaratif.
d) Oracle ADF Faces, suatu set komponen UI untuk aplikasi web yang dibuat
dengan menggunakan JSF, menyediakan tampilan UI yang lebih kaya.
1. ADF Business Component (ADF BC)
ADF Business Component adalah sebuah framework dari Oracle yang
memudahkan pengembangan aplikasi bisnis dengan menggunakan platform Java
EE. ADF Business Components terdiri dari:
a) Entity Object: entity object adalah sebuah komponen ADF Business
Components yang mewakili sebuah row dari sebuah tabel di data source yang
sudah ditentukan sebelumnya. Entity object mengenkapsulasi business logic
untuk menjaga konsistensi business rule.
b) View Object: view object mewakili sebuah query SQL dan menyederhanakan
langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perubahan data dengan
hasil dari query SQL.
c) Application Module: application module adalah komponen trasaksional yang
digunakan UI untuk mengakses data aplikasi. Application module
mendefinisikan data model yang updateable dan prosedur-prosedur dan
function-function.
3.2.6. Java
Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun
Microsystems dan beredar di tahun 1995 sebagai bagian inti dari platform Java
dengan bahasa pemrograman C dan C++, tetapi memiliki model objek yang lebih
sederhana dan fasilitas low-level yang lebih sedikit. Aplikasi-aplikasi Java akan
di-compile dalam bytecode yang dapat berjalan pada Java Virtual Machine (JVM).
3.2.7. Java EE
Java Platform, Enterprise Edition (Java EE) adalah sebuah platform untuk
server programming pada bahasa pemrograman Java. Platform Java EE berbeda
dari platform Java Standard Edition (Java SE) dalam hal library-librarynya yang
menyediakan fungsionalitas untuk men-deploy software Java yang terdistribusi
dan multi-tier serta didasarkan pada komponen-komponen modular yang berjalan
pada sebuah application server.
3.2.8. Java Server Pages (JSP)
JavaServer Pages (JSP) adalah sebuah teknologi Java yang memungkinkan
para software developer untuk meng-generate HTML, XML dan
dokumen-dokumen lain secara dinamis sebagai response dari request client. Dengan
menggunakan JSP, code Java dapat disisipkan dalam content statis. Dalam
perkembangannya format penulisan sintaks-sintaks JSP menjadi kompatibel
dengan XML.
Keuntungan penggunaan JSP yang kompatibel dengan XML antara lain:
a) Menghindari pencampuran code Java dan tag-tag komponen.
b) Memudahkan parsing halaman untuk membuat dokumentasi.
3.2.9. Java Server Faces (JSF)
Dengan munculnya kesadaran dari komunitas pengembang akan perlunya
standarisasi framework layer view, Java Community Process (JCP) mulai
mengembangkan JSF sebagai standar UI untuk aplikasi web yang berbasis Java.
Dari rilis pertamanya di tahun 2004 hingga rilis terbarunya (JSR-252) di tahun
2006, JCP telah mengumpulkan resources dari komunitas, termasuk Oracle,
dalam mendefinisikan spesifikasi JSF. JSF menyederhanakan pengembangan
User Interface dengan menyediakan pendekatan yang berfokus pada komponen.
49 4.1. Metodologi
Pembuatan tugas khusus ini terbagi menjadi beberapa tahap yang tertera
sebagai berikut :
1. Studi Literatur dan Identifikasi Permasalahan
Studi literatur dilakukan untuk mempelajari dan memahami referensi-referensi
yang berhubungan dengan pembuatan tugas khusus ini, serta mengidentifikasi
seluruh permasalahan dalam tugas khusus ini.
2. Perancangan dan Desain Aplikasi
Tahap ini adalah proses menerjemahkan kebutuhan pengguna yang telah
didefinisikan menjadi sebuah rancangan aplikasi yang sesuai dengan keinginan
user.
3. Pengembangan Sistem
Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi dengan
desain sistem yang diterapkan pada tahap sebelumnya. Sistem ini dibuat dengan
menggunakan framework Oracle ADF dan Oracle Database 11g.
4. Uji Coba dan Evaluasi
Uji coba dilakukan dengan menjalankan semua fungsi yang telah didefinisikan
sebelumnya.
Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas khusus.
Diharapkan laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin
mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus.
4.2. Perancangan Database
Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan struktur
database dari implementasi web user management yang terdiri dari Conceptual
Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).
4.2.1. Conceptual Data Model (CDM)
CDM ini menggambarkan struktur basis data yaitu relasi antara tabel yang
satu dengan tabel yang lain. Berikut ini merupakan tabel-tabel yang terdapat
Gambar 4.1. Conceptual Data Model (CDM)
4.2.2. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual
Data Model (CDM). Perancangan PDM merupakan perancangan database secara
fisik. PDM menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta
hubungan antara data-data tersebut. Berikut ini adalah PDM yang ada pada
Gambar 4.2. Physical Data Model (PDM)
4.2.3. Struktur Tabel
Struktur tabel pada sistem informasi pembelian pada implementasi web
a. Tabel LOGIN USERS
Nama Tabel : LOGIN_USERS
Primary Key : USER_ID
Foreig Key : ROLE_ID dan DETAIL_ID
Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login users
Tabel 4.1. LOGIN_USERS
No. Field Type Length Constraints
1. USER_ID Integer - Primary Key
2. ROLE_ID Integer - Foreign Key
3. DETAIL_ID Integer - Foreign Key
4. USER_USERNAME Varchar 25 5. USER_PASSWORD Varchar 20
6. CREATED_BY Varchar 25
7. CREATION_DATE Date
b. Tabel LOGIN DETAIL
Nama Tabel : LOGIN_DETAIL
Primary Key : DETAIL_ID
Foreig Key : USER_ID
Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login detail
Tabel 4.2. LOGIN_DETAIL
No. Field Type Length Constraints
1. DETAIL_ID Integer - Primary Key
2. USER_ID Integer - Foreign Key
3. DETAIL_FIRST_NAME Varchar 25 4. DETAIL_LAST_NAME Varchar 25 5. DETAIL_ADDRESS Varchar 50 6. DETAIL_PHONE_NUMBER Varchar 15
7. CREATED_BY Varchar 25
8. CREATION_DATE Date
c. Tabel LOGIN ROLE
Nama Tabel : LOGIN_ROLE
Primary Key : ROLE_ID
Foreig Key : -
Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login role
Tabel 4.3. LOGIN_ROLE
No. Field Type Length Constraints
1. ROLE_ID Integer - Primary Key
2. ROLE_NAME Varchar 25
3. ROLE_DESCRIPTION Varchar 150
4. CREATED_BY Varchar 25
5. CREATION_DATE Date
d. Tabel LOGIN MENU
Nama Tabel : LOGIN_MENU
Primary Key : MENU_ID
Foreig Key : -
Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login menu
Tabel 4.4. LOGIN_USERS
No. Field Type Length Constraints
1. MENU_ID Integer - Primary Key
2. LOGIN_MENU_LABEL Varchar 60 3. LOGIN_MENU_DESCRIPTION Varchar 150 4. LOGIN_PARENT_LEVEL Integer -
5. CREATED_BY Varchar 25
6. CREATION_DATE Date
7. LAST_UPDATE_BY Varchar 25
8. LAST_UPDATE_DATE Date
4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper
A.Create Search Page
a) Pada Application Navigator > expand project SecurityAdministration >
Gambar 4.3. View Criteria
b) Klik untuk menambah kriteria.
c) Pada halaman Create View Criteria:
1. Enter SearchByUserId pada Criteria Name.
2. Pilih Add Item > drop down list Attribute pilih UserId > drop down list
Operator Does not equal.
3. Klik OK.
Untuk menampilkan View Criteria yang baru saja dibuat menjadi sebuah
Search Page membutuhkan sebuah Page, dan untuk membuat Page membutuhkan
Fragment terlebih dahulu.
d) Pada Application Navigator > expand
SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > klik kanan Fragment > New > ADF Page Fragment.
e) Create ADF Page Fragment:
1. Enter searchUserID sebagai File Name.
2. Enter Document Type Facelets.
3. Enter Page Layout Create Blank Page.
4. Klik OK.
f) Expand Data Control Secure_DetailUserAMDataControl > expand
LoginUsersVO2 > expand folder Named Criteria dalam folder tersebut dapat menemukan view criteria yaitu SearchByUserId.
g) Drag Criteria SearchByUserId dalam fragment page, setelah itu pilih Query >
pilih ADF Query Panel with Table.
Gambar 4.6.Query
h) selanjutnya pilih kolom tabel yang akan ditampilkan pada Search Page,
gunakan untuk menghapus kolom yang tidak di inginkan.
i) Klik OK.
Gambar 4.7.Creat Table
Gambar 4.8. Fragment Search Page
B.Functionality Create Read Update Delete
a) Pada Application Navigator > expand project
SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > expand SecurityAdministration > expand Flow > klik kanan New > ADF Task Flow.
Gambar 4.9. ADF Task Flow
b) Pada Create Task Flow:
1. Enter CRUD-user-flow pada File Name.
2. Centang checkbox Create as Bounded Task Flow.
3. Centang checkbox Create with Page Fragments.
c) Drag component View ke Task Flow CRUD-user-flow, beri nama
Note: View yang mempunyai “halo” berwarna hijau merupakan default activity
dari sebuah Taskflow dimana View tersebut menjadi tampilan awal ketika Task
Flow tersebut dipanggil.
d) Beri nama Flow.
Note: Pemberian nama Flow harus sesuai dengan kebutuhan, karena nanti akan
digunakan untuk navigasi pada saat pembuatan halaman fragment
Gambar 4.10. View dan Flow
e) Drag operation Commit dan Rollback yang ada dalam Data Control
Secure_DetailUserAMDataControl ke Task Flow.
f) Berikan Flow dari View, Update, dan Create. Tambahkan Flow Delete dari
viewUser menuju commit untuk melakukan Delete.
Note: Commit berfungsi untuk mengeksekusi data yang sudah di input ke
database, sedangkan rollback digunakan untuk membatalkan inputan yang akan
Gambar 4.11. User Flow
g) Double click viewUser view. Dan klik OK.
h) Buka kembali Data Control > View Object LoginUsersVO. Drag View Object
ke Page Fragment > Table/List view > ADF Table.
i) Pada halaman Create Table, pilih kolom akan ditampilkan datanya. Setelah
selesai memilih, centang checkbox Read-only Table dan pada pilihan Row
Selection, pilih Single Row. Klik OK untuk membuat table.
Gambar 4.12. Create Table
j) Komponen utama viewUser telah selesai. Berikan tambahan fungsional