• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT 1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK MINAT PENGUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT 1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK MINAT PENGUNJUNG"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT

1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK

MINAT PENGUNJUNG

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Muhammad Akasah Hafizh

20060530029

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT

1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK

MINAT PENGUNJUNG

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Muhammad Akasah Hafizh

20060530029

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kopi adalah minuman hasil dari seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu kopi robusta (Coffee canephora) dan kopi arabika (Coffee arabica). Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum (www.minumkopi.com, akses 29 april 2016).

(4)

sebelumnya, perbedaan umur yang terpaut cukup jauh seolah hilang dan layaknya teman sebaya mereka saling bertukar pengalaman. Budaya meminum kopi telah begitu kuat mengakar di negara kita, Indonesia (www.merdeka.com, akses 29 april 2016).

Negara Indonesia memiliki dua provinsi yang dikenal sebagai sentranya kopi yaitu, provinsi Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kopi Aceh mempunyai rasa dan kekentalan tersendiri menjadi ciri khas dari daerah ini. Selain itu Aceh adalah penghasil kopi arabika di Indonesia memiliki para pecandu kopi yang luar biasa. Kopi arabika mempunyai rasa yang amat khas jika dibandingkan dengan kopi-kopi yang berasal dari Jawa. Budaya meminum kopi di Aceh seperti tidak mengenal waktu karena bisa berlangsung dari pagi hingga ketemu pagi lagi disertai dengan menikmati gorengan dan obrolan hangat membuat waktu berlalu begitu cepat. Tidak mengherankan jika warung-warung kopi di Aceh akan selalu senantiasa tampak ramai.

(5)

kota gudeg dalam menjaga hubungan kekerabatan (www.minumkopi.com, akses 29 april 2016).

Kopi merupakan salah satu hasil pertanian terbaik dari Indonesia, dan Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbaik. Indonesia merupakan produsen kopi ke-4 terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 6,7% kopi dieskspor sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diakui atau tidak, produksi, tata-niaga, dan budaya-minum kopi, adalah warisan kolonial Belanda. Meskipun setelah mereka pergi, masyarakat Indonesia memodifikasinya sedemikian rupa, mencari solusi-solusi yang tepat untuk permasalahan yang muncul, lantas menyerap dengan konteks sosial masing-masing (okezone.com, akses 29 april 2016).

Dahulu, kopi banyak dinikmati untuk menghilangkan rasa kantuk. Terlebih bagi para pria yang senang tidur hingga lewat tengah malam. Kopi juga identik dengan orang tua lengkap dengan sebatang rokok. Bagi mereka, kopi tanpa rokok ibarat sayur tanpa garam, ada yang kurang. Zaman telah bergeser, begitu pula gaya hidup yang terbentuk di tengah masyarakat. Nyatanya kopi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk begadang, hal itu ditunjukkan dengan menjamurnya kafe dan kedai kopi di berbagai sudut jalanan.

(6)

dan kedai kopi juga digemari oleh para ibu, keluarga bahkan banyak anak muda yang juga mengikuti gaya hidup ini. Tanpa batas usia ataupun profesi, meskipun tentu saja membutuhkan biaya tertentu. Nampaknya daya tarik utama terletak pada adanya kesempatan (meluangkan atau lebih tepatnya menikmati) waktu secara santai tapi elegan. Namun gaya hidup semacam ini tidak selalu harus menerima tudingan yang mengarah kepada kehidupan hedonisme yang negatif. Hal ini dikarenakan manusia adalah mahluk sosial, sehingga wajar apabila secara naluriah mereka selalu ingin bersosialisasi. Cara bersosialisasi ini disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Pola-pola perilaku yang terbentuk dari interaksi antara pribadi dan situasi inilah yang melahirkan gaya hidup tertentu. Tentu saja, naik daunnya acara minum kopi ini juga membawa berkah kepada pengusahanya (Susanto, 2001:35-36).

(7)

Ia menilai terkadang anak muda hari ini menikmati kopi hanya sebagai pelampiasan. Mau begadang minum kopi, kumpul-kumpul bareng sambil ngopi, melepas penat dengan kopi. Tak hanya produk kopinya, lanjut Sonny, profesi pembuat kopi atau biasa disebut barista juga mulai diminati. Barista merupakan suatu pekerjaan yang memiliki keahlian dalam meracik kopi yang berbasis espresso. Profesi ini menjadi ternama karena dibutuhkan keahlian khusus hanya untuk menyajikan secangkir kopi. Membutuhkan jam terbang dan pengetahuan lebih tentang berbagai jenis kopi untuk mejadi seorang barista. Bagi mereka yang memang menjadi penikmat kopi sudah barang tentu mampu membedakan barista sungguhan atau yang hanya coba-coba. Itulah sebabnya, penikmat kopi sejati tidak akan memperdulikan fasilitas yang disajikan suatu kedai kopi. Ia akan kembali jika sudah merasa cocok dengan keahlian si barista. "Bedanya dengan yang latah, pencinta kopi mengutamakan cita rasa dari kopi dan konsistensi barista dalam menyajikan secangkir kopi," tandasnya (merdeka.com, akses 29 april 2016).

(8)

harus lebih maju, karena kopi sudah mendunia dan menjadi gaya hidup seseorang. Menurut dia, hampir semua orang minum kopi di mana-mana. Dalam rapat perkopian di Lampung, JK mengatakan produksi kopi terbesar nasional justru berasal dari Lampung. Provinsi ini menjadi pemasok kopi nasional sebesar 50 persen. Kunjungan kerja JK ke Lampung, untuk melihat langsung perkembangan produksi kopi di Bumi Ruwa Jurai.JK berdialog dengan petani kopi, dan mengunjungi pabrik kopi Nestle di Lampung (republika.co.id, akses 29 April 2016).

(9)

jalan di tempat. Maka meningkatkan konsumsi kopi nasional menjadi penting (www.minumkopi.com.akses 29 april 2016).

Munculnya cafe dan kedai kopi di mana-mana akan meningkatkan tingkat konsumsi kopi nasional. Minum kopi akan menjadi gaya hidup masyarakat. Tinggal kita “mengedukasi” masyarakat dengan benar, bahwa

kopi banyak manfaat, bukan faktor penyebab datangnya penyakit. Bahwa minum 4 cangkir kopi/hari tak menimbulkan efek apa pun, bahkan menyehatkan. Bagi pengusaha kopi juga harus ada kesadaran menyediakan kopi yang baik bukan hanya menjual keunikan cafe atau kedai kopi nya.

(10)

Dengan desain yang memiliki khas tersendiri di setiap kedai kopi. Tentu dengan suasana dan fasilitas pendukung seperti adanya jaringan Wi-Fi serta hiburan musik, membuat kopi di tempat tersebut tidak sekedar minuman kopi. Meski begitu, kopi tetap menjadi sajian utama yang dibuat istimewa. Memang, kedai-kedai kopi tersebut sekarang menjadi bagian dari gaya hidup dan mode tersendiri sebagian kalangan. Kedai-kedai kopi yang berlokasi di mall-mall dan pusat perbelanjaan tersebut menjadi tempat dan lokasi meluangkan waktu yang tersisa dari rutinitas padat sebagian orang dan berkembang menjadi bentuk sarana aktualisasi sosial.

Dengan meningkatnya taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan telah mendorong konsumsi kopi khususnya pada kalangan muda. Generasi muda pada umumnya lebih menyukai kopi instan, kopi 3 in 1, maupun minuman berbasis espresso yang disajikan di café-café. Sedangkan kopi tubruk atau kopi bubuk masih merupakan konsumsi utama masyarakat atau penduduk di pedesaan dan golongan tua.

(11)

Biasanya setiap negara punya tanggal tersendiri untuk memperingati hari kopi. Sebagian besar berlangsung pada tanggal 29 September. Namun International Coffee Organization sepakat untuk memperingati hari kopi internasional pertama pada tanggal 1 Oktober 2015 di Milan, yang digunakan untuk mengampanyekan fair trade kopi dan peningkatan kesejahteraan para petani kopi. Hari kopi internasional ini merupakan momen yang ditunggu para pecinta kopi. Pasalnya gerai-gerai kopi banyak yang menawarkan diskon spesial untuk menyambutnya.Terdapat 75 Negara yang menjadi bagian International Coffee Organization juga tak mau kalah dalam menyambut Hari Kopi Internasional yang pertama. Rockford Roasting Company, perusahaan produsen olahan kopi asal Amerika Serikat mengadakan kontes berhadiah persediaan kopi selama setahun. Indonesia juga ikut ambil bagian dalam event internasional ini.

(12)

memperkenalkan berbagai ragam jenis kopi lokal indonesia dalam event ini. Dimulai jam 3 sore acara 1000 Cups From Jogja ini dimulai dan sampai jam 5 sore sudah sampai 1500 cups coffee yang membuktikan antusias masyarakat yang hadir. (www.ceritamakan.com, diakses 13 November 2015).

Alasan pemilihan event1000 CUPS FROM JOGJA menarik untuk diteliti karena keberhasilan dalam menarik minat pengunjung dari 1000 cups yang ditargetkan yang datang lebih dari 1500 cups yang terbagikan hal ini menunjukkan keberhasilan dalam event ini sehingga menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yang perlu diteliti dan dianalisa lebih lanjut yaitu bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan penyelenggara dalam Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung?

C. Tujuan Penelitian.

1. Mendeskripsikan atau menggambarkan strategi komunikasi pemasaran Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung?

(13)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi deskriptif dalam bidang komunikasi pemasaran melalui acara event. Diharapkan dapat menjadi suatu sarana pembelajaran teoritis

tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan awareness dan meningkatkan jumlah pengunjung.

2. Manfaat praktis, memberikan sumbangan pemikiran yang berasal dari penelitian sebagai acuan bagi siapapun yang akan terjun pada bisnis coffeeshop, agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam menjalankan usahanya yang terencana melalui strategi komunikasi pemasaran yang tepat guna.

E. Kerangka Teori. 1. Strategi Promosi

(14)

menggunakan produk atau jasa tersebut. Dan diharapkan adanya kenaikan jumlah penjualan dan profit setelah diadakan kegiatan promosi tersebut.

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Sedangkan fungsi lain promosi selain untuk memperkenalkan sebuah produk promosi juga digunakan untuk menjaga bertujuan untuk menjaga konsumen agar tetap menggunakan produk tersebut, atau mungkin diharapkan dapat menambah jumlah konsumen yang menggunakan barang tersebut.

Promosi merupakan bentuk komunikasi yang digunakan dalam kegiatan pemasaran, yang bertujuan untuk memberitahu (to inform), membujuk atau mengingatkan orang mengenai produk, jasa bayangan (image/gagasan atau keterlibatan perusahaan dan masyarakat) dengan maksud agar orang bisa menerimanya dan melakukan perbuatan sebagaimana dikehendaki pemasar (Soehardi, 1992:12).

Tujuan promosi di antaranya adalah:

a) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial b) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba

c) Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan d) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

(15)

f) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

g) Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

Karena peran promosi sangat penting dalam mengkomunikasikan produk dan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Winardi, peran promosi adalah berkomunikasi dengan individu-individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi untuk secara langsung atau tidak langsung membantu pertukaran-pertukaran dengan jalan mempengaruhi salah satu diantara audiens tersebut (atau lebih) untuk menerima (membeli) produk yang dihasilkan suatu organisasi (Keegan, 1992: 111).

Sedangkan peranan promosi dalam bauran pemasaran adalah menjelaskan pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh produk (Keegan, 1992: 111). Melakukan promosi suatu produk sama juga bahwa suatu perusahaan mengkomunikasikan produknya kepada para konsumennya baik itu secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan media-media yang berpengaruh untuk keefektifan kegiatan tersebut.

(16)

dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk. Promosi merupakan bagian dari bauran pemarasan (marketing mix), di samping produk, harga dan distribusi atau lebih dikenal dengan “4P” yaitu Product,

Price, Promotion dan Place.Bauran promosi adalah gabungan dari beberapa

promosi dari satu produk sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya

memuaskan. Hubungan promosi dengan penjualan yaitu promosi dapat

meningkatkan angka penjualan. Pada umumnya setelah angka penjualan cukup tinggi, suatu badan produksi atau distributor akan mengurangi kegiatan promosi.

Penggunaan berbagai alat dalam melakukan promosi ini merupakan

cara terbaik untuk dapat menyampaikan pesan tentang produk kepada target

konsumennya secara efektif. Bauran promosi ini merupakan salah satu bagian

dari Bauran Pemasaran atau yang sering disebut Marketing Mix. Unsur

bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu

:Advertising, Sales Promotion, Public Realation and Publisity (hubungan

masyarakat), personal selling, dan direct marketing (Kotler, 2005: 264-312),.

a. Advertising (Periklanan)

(17)

mempengaruhi target pasarnya. Adapun obyek yang dikomunikasikan bisa berupa ide atau gagasan, barang, jasa ataupun lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga, institusi, atau siapapun juga.

Melihat kenyataan di lapangan, memang hingga saat ini orang-orang membeli sebuah produk sedikit banyak karena pengaruh iklan, baik iklan di televisi, radio, koran, majalah, spanduk, billboard di pinggir jalan, internet atau yang lainnya. Iklan-iklan tersebut selalu ada dan seolah selalu memberi peringatan kepada kita untuk selalu mengingatnya. Tak bisa dipungkiri, iklan bisa menjadi salah satu media yang efektif untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Dengan memasang satu spanduk seminggu saja di ruang publik misalnya, akan ada ratusan bahkan ribuan pasang mata yang akan dapat menerima pesan melalui iklan tersebut. Apalagi jika iklan tersebut unik dan mampu mencuri perhatian, pasti akan lebih mudah diingat.

Bagi seorang pemasar, iklan dibuat bukan hanya untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. Lebih dari itu, biasanya dari perusahaan juga memiliki agenda besar agar keberadaan merek produknya benar-benar bisa berada dalam benak konsumen, menumbuhkan dan menjaga keyakinan konsmen, sehingga mereka dapat loyal dan tak mudah berpaling ke produk lain.

b. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

(18)

produk atau jasa (Kotler, 2003: 815). Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi, kegiatan promosi penjualan sering dilakukan oleh banyak pemasar sebagai upaya mempetemukan produk dengan target pasarnya secara langsung (hardsell). Dalam program ini berbagai insentif diberikan untuk para calon konsumen agar mereka dapat merasakan produk yang ditawarkan.Promosi penjualan ini biasa dilakukan dengan memberikan diskon besar-besaran, pemberian hadiah langsung, pemberian kupon belanja, bahkan sample produk yang bisa diberikan secara gratis.

Meskipun dilakukan dalam waktu yang relatif pendek, dalam melakukan promosi penjualan pihak perusahaan biasanya perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar. Meski demikian dampak yang ditimbulkan juga besar karena konsumen sebagai pengambil keputusan dapat mencoba, merasakan dan membeli produk yang ditawarkan. Pengalaman penggunaan produk saat promosi penjualan inilah yang kedepannya para konsumen baru bisa diharapkan mau kembali melakukan pembelian. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana membangun hubungan konsumen untuk jangka panjang.

c. Public Relation and Publisity (Hubungan Massa)

Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan

(19)

komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations merupakan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Kotler, 2003:815).

Dalam perusahaan maupun organisasi, Public Relation memiliki peranan penting untuk membangun citra yang baik di masyarakat mengenai produk, perusahaan maupun organisasi. Dengan memiliki citra yang baik di mata masyarakat luas tentu akan semakin memperkuat nilai tawar sekaligus dapat memperpanjang kelangsungan hidup produk, perusahaan maupun organisasi.Ada banyak fungsi public relation dalam perusahaan, baik untuk internal maupun eksternal. Para PR inilah yang menciptakan pemahaman (Mutual Understanding), sekaligus menjadi jembatan antara kepentingan antara perusahaan dan publiknya, membangun opini publik tentang produk dan perusahaan, dan mendukung berbagai agenda acara kegiatan perusahaan dalam rangka meningkatkan citra.

d. Personal Selling (Penjualan Perorangan)

(20)

langsung secara pribadi maupun kelompok dengan target pasarnya. Personal Selling adalah potensi lisan dalam pembicaraan dengan salah

satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan (Kotler, 1993:376) .

Kegiatan penjualan secara face-to-face banyak manfaatnya bagi perusahaan maupun calon konsumen. Dari cara ini pihak penjual dapat secara langsung mendemonstrasikan produknya, memberikan petunjuk tentang produk, serta dapat menjelasan atas berbagai keluhan calon konsumen. Melakukan promosi dengan personal selling bisa menjadi salah satu cara unuk mencapai tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Meski biaya juga cukup tinggi karena membutuhkan salesman/girl yang banyak, keuntungan dengan menggunakan cara ini adalah para pemasar dapat langsung menuju target pasar potensial.

e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

(21)

Marketing bisa menjadi salah satu sistem pemasaran interaktif yang dapat

dikembangkann perusahaan untuk menghasilkan tanggapan langsung dari pelanggan yang ditargetkan. Dengan melakukan dengan teknik promosi ini, pihak perusahaan akan mampu menciptakan hubungan baik dengan pelanggan. Beberapa contoh bentuk promosi Direct Marketing diantaranya adalah penjualan tatap muka, pemasaran direct mail, telemarketing, pemasaran melalui katalog (Catalog Marketing), dan

Saluran Online (Online Channel) dan lain-lain.

2. Komunikasi Pemasaran.

Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran (Terence A. Shimp, 2003: 4). Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Selain itu juga merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

(22)

Penyusunan anggaran dan siapa saja sasaran pemasarannya akan sangat menentukan keberhasilan sebuah komunikasi pemasaran. Seorang komunikator pemasaran harus menyusun langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi efektif seperti diungkapkan Philip Kotler (1992:241) dalam manajemen pemasaran yaitu, mengidentifikasi audiens yang dituju, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih saluran komunikasi, menentukan anggaran promosi total, membuat keputusan atas bauran komunikasi, mengukur hasil promosi, mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terpadu.

Dengan komunikasi pemasaran yang efektif dan terpadu diharapkan Loyalitas konsumen akan sebuah produk larut dalam pikiran konsumen sehingga tidak akan beralih ke produk lain. Karena nilai sebuah merek dibenak konsumen akan lebih efektif daripada mengenalnya dan tidak mempunyai nilai di benak konsumen.

Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari berbagai bentuk kegiatan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communicatios

(IMC) yang digunakan oleh perusahaan, termasuk media massa iklan,

penawaran promosi penjualan, kegiatan sponsor pada olahraga atau acara hiburan, website, dan direct mail seperti surat, brosur, katalog, atau video (Belch, 2001:15). Philip Kotler menyatakan bahwa Integrated Marketing

Communication (IMC) merupakan perpaduan spesifik periklanan

(23)

(direct marketing) yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai konsumen secara persuasif dan membangun hubungan konsumen (2008:120). Salah satu alat komunikasi pemasaran terpadu dari Sales Promotion adalah Event Marketing (Belch, 200:523).

Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa

promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi non-profit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu: untuk melibatkan sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas, gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang sulit dijangkau, untuk meningkatkan brand awareness dan untuk menyediakan platform yang baik bagi brand publicity.

Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang,

atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan.Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya.

Event sebagai salah satu tools dari komunikasi pemasaran terpadu yang

(24)

perusahaan untuk meningkatkan pemasaran dalam sebuah event menurut Noor adalah Event Organizer ( Noor, 2009 : 67).

Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh Tom Duncan dalam buku “The Priciples of Advertising and IMC”. Dalam bukunya Tom Duncan mengatakan bahwa“event marketing is a promotional occasion designed to attract and involve a brand‘s target audience.” Event

marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga customer maupun potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut (Noor, 2009 : 70).

Event memiliki pengaruh yang besar karena keterlibatan customer di

dalamnya. Menurut Sumardy dan Yoris Sebastian, pengamat marketing, dalam dua tahun terakhir, event atau brand activation memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Padahal, sebelumnya

event dianggap sebagai pelengkap kegiatan komunikasi lainnya karena

perusahaan masih banyak mengandalkan kegiatan above the line atau pemasangan iklan pada media massa.

(25)

yang lebih mendalam kepada merek, sehingga dapat menciptakan brand loyalty.” (www.pengusaha-indonesia.com, akses 16 mei 2016).

Fungsi utama event marketing adalah untuk memperkenalkan sebuah merek tertentu. Selain itu event juga dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan, memperkenalkan keunggulan suatu produk, untuk mendorong penjualan saat event dan fungsi lainnya seperti mencari konsumen baru, membuat paket jualan, mereferensikan produk ke orang lain, menambah user website, mendapatkan input dari customer serta mendekatkan perusahaan dengan target yang dituju.

Selain fungsi-fungsi di atas, terdapat beberapa fungsi lain dari event marketing yang digunakan perusahaan, yaitu:

a) Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. b) Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching). c) Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor. d) Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan. e) Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan

Dalam pelaksanaannya, sebuah event marketing memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya adalah:

Keunggulan event marketing diantaranya

a) Dapat berinteraksi langsung dengan customer/konsumen

(26)

c) Menciptakan pengalaman (experience) dari event yang dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi customers.

d) Dapat digunakan sebagai sarana kegiatan CSR perusahaan

e) Konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktifitas word of mouth kepada orang-orang di sekitarnya.

f) Event menjadi sarana edukasi tentang produk ke masyarakat.

Sedangkan kelemahan event marketing adalah customers datang hanya untuk mengikuti kegiatan event-nya saja, bukan untuk mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa perusahaan.

a. Faktor-Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Event Marketing

Dalam melakukan event marketing, ada faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk menjamin keberhasilan kegiatan tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi konsep acara, komunikasi pemasaran, kemampuan SDM, hubungan dengan EO, besarnya budget, lokasi dan waktu, sasaran target yang dituju, kesiapan tim, dan koordinasi.

Konsep acara menjadi hal yang sangat krusial, karena tanpa konsep perusahaan tidak dapat meraih tujuan yang ingin dicapai. Penentuan tema perlu memperhatikan juga isu yang berkembang di masyarakat. Contohnya jika isu yang berkembang adalah mengenai global warming, perusahaan dapat mengangkat tema yang relevan

(27)

tentang adanya suatu event dapat sampai ke target yang dituju. Dengan demikian, event dapat dihadiri oleh audience yang tepat.

Selain itu kemampuan SDM , hubungan baik dengan Event Organzer (EO), dan besarnya budget juga menentukan keberhasilan

sebuah event marketing. Penggunakan EO muncul sebagai pilihan bagi perusahaan ketika menyelenggarakan sebuah event. Hal ini dilakukan agar proses pelaksanaan dapat terorganisir secara profesional dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Namun perusahaan harus pintar dalam memilih serta menilai reputasi sebuah EO karena event yang akan diselenggarakan membawa nama perusahaan. Selain itu

perlu adanya pitching dan briefing untuk menyesuaikan antara konsep yang dengan tujuan yang ingin dicapai.

Faktor lainnya seperti besarnya budget, kesiapan team serta kordinasi juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan event. Dalam membuat suatu event, perusahaan perlu memperhatikan budget yang akan dikeluarkan dan menyesuaikan antara tujuan perusahaan dengan event yang akan dilakukan.

b. Masalah Yang Dihadapi Ketika Melakukan Event Marketing

(28)

kurang tepat, operasional pelaksanaan event, mengundang peserta, keterbatasan budget, hubungan dengan event organizer yang kurang baik.

Masalah yang paling banyak dihadapi oleh perusahaan adalah penentuan konsep dan tema event. Padahal penentuan konsep dan tema merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan sebuah event. Sehingga ketika proses penentuan konsep perlu mendapatkan perhatian ekstra dari perusahaan dan perlu dikomunikasikan dengan baik kepada pihak penyelenggara event.

Masalah lain yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah ketika pelaksanaan event. Hal ini muncul akibat banyaknya pihak yang terlibat dan kurangnya koordinasi dan komunikasi antar bagian.

c. Pengukuran Keberhasilan Event Marketing

“Seorang marketer harus memperhatikan impact terhadap

experience dan sales. Sebuah event dapat dikatakan hebat namun

audience hanya sekedar menonton lantaran tidak terkait dengan product

benefit. Oleh sebab itu, kreativitas yang diciptakan oleh marketer harus

bisa relevan dengan memperlihatkan product benefit”. (Majalah Marketing)

(29)

semakin dikenalnya brand dan produk oleh masyarakat, jumlah pelanggan baru, kelancaran event, semakin dekatnya hubungan dengan pelanggan, dan terjadinya event lanjutan.

F. Metode Penelitian. 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneiti objek, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (keluasan infomasi) (Panji, 2011: 5).

(30)

adalah gambaran yang detil dari suatu fenomena yang diteliti (Burhan, 2007: 7).

Penelitian deskriptif memfokuskan diri pada pertanyaan “bagaimana”,

“siapa” dan “mengapa” (bagaimana fenomena ini terjadi? Siapa saja yang

terlibat dalam fenomena ini? Dan mengapa fenomena ini terjadi?). Upaya untuk mendapatkan penjelasan mengapa suatu fenomena dapat terjadi atau untuk mengekplorasinya tidak terlalu menjadi minat penelitian deskriptif, selain bahwa tujuannya untuk mendapatkan deskripsi tadi. Penelitian deskriptif juga pada umumnya menggunakan hampir semua teknik pengumpulan data seperti survei, studi lapangan, observasi, analisi isi, dan semacamnya, mungkin hanya eksperimen yang dirasa kurang tepat untuk penelitian deskriptif ini (Neuman, dalam Panji, 2011).

2. Obyek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Obyek penelitian ini dilakukan di Barista Coffe Lover Jogja yang berlokasi Terban Kota Yogyakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

(31)

Teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan responden atau narasumber yang ditentukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan laporan. Narasumber yang terlibat langsung dengan objek yang diteliti, yang memahami benar tentang event tersebut, dalam hal ini yang diwawancarai adalah Ipung S. Muluk selaku koordinator acara, Andry Mahardika selaku sekretaris acara dan Ferry selaku humasnya.

Interview adalah mengkontruksi mengenai orang, kejadian,

kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan kepedulian dan lain-lain kebutuhan, mengkontruksi kebutuhan demikian sebagai yang dialami masa lalu, masa akan datang, memperivikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota (Moleong, 1998: 118).

b. Teknik observasi

(32)

c. Teknik Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan literatur dari beberapa buku atau apasaja yang berhubungan dengan penelitian dan apa saja yang juga mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian ini. Studi pustaka adalah mempelajari apa yang akan tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-dokumen, yaitu berupa buku, surat kabar,arsip-arsip dan sebagainya (Moleong, 1998: 98).

4. Teknik analisis data

Analisis data adalah usaha untuk menemukan jawaban atau pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang tersusun dan diperoleh dalam proyek penelitian (Moleong, 1998: 103). Tujuan dari analisa dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode non statistik, yaitu analisis kualitatif yang hanya menggambarkan atau memaparkan peristiwa tidak mencari hubungan antara variable, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

(33)

b) Penyajian data, penyajian data merupakan upaya penyusunan, pengumpulan dan penyederhanaan informasi ke dalam suatu konfigurasi yang sederhana dan mudah dipahami .

c) Menarik kesimpulan, data yang terkumpul disusun dalam satu kesatuan kemudian dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya. Dan selanjutnya data tersebut dihubungkan dan dibandingkan atara satu dengan yang lainya sehingga dapat ditarik kesimpulan dari penyelesaian permasalahan. Data-data yang disajikan kemudian dibuat suatu kesimpulan yang menyatukan semua data (Huberman, dalam Panji, 2011).

(34)

BAB II

Deskripsi Barista Koffie Lover

A. Profil Barista Koffie Lover

Sebelumnya cuma Barista saja yang menjadi anggota Barista istimewa Yogyakarta (BIY), yang sekarang berubah nama menjadi barista koffie (bahasa Belanda) lovers (BKVR) yaitu merupakan sebuah komunitas kumpulan para peracik kopi dan penikmat kopi yang fokus untuk terus mengenalkan ragam kopi Indonesia. Pada tahun 2013 banyak orang pecinta kopi biasa yang bukan barista ingin juga belajar dan mengenal kopi lebih dalam kemudian BIY berganti menjadi Barista Koffie Lover (BKVR) yang bisa mewadahi semua orang yang suka dengan kopi dan belajar lebih dalam lagi.

B. Visi dan Misi Barista Koffie Lover Visi :

Mempersatukan semua aspek yang terlibat di kopi dan memajukan perkopian di Indonesia khususnya DIY.

Misi :

a) Menyebarkan edukasi tentang kopi

b) Mengenalkan budaya kopi dan ngopi di DIY c) Meningkatkan kemampuan barista

(35)

C. Struktur Organisasi Barista Koffie Lover

Struktur organisasi Barista Koffie Lover DIY adalah sebagai berikut: Penasehat : Eric Semom Pouw dan Barehman Heru Ketua : Habi Burrahman

Wakil : Nur Arif Muharoni Sekretaris : Andry Mahardika Bendahara : Arief Sugita

Humas : Ferry

Perlengkapan : Lucman Nike Koordinator Acara : Ipung S. Muluk

Koordinator Publikasi dan dokumentasi : Don Dendon Anggota Baristha 52 orang.

D. Program dan Kegiatan

Program rutin yaitu rapat koordinasi setiap tanggal 8 dilanjutkan dengan pelaporan administrasi dan sharing knowledge edukasi yang selalu berbeda mengenai apapun tentang kopi.

E. Event dan Kegiatan Baristha Coffee Lover

1. V60 Competition Desember 2014

(36)

juga meningkatkan kemampuan barista. Selain itu juga untk menjangkau semua barista untuk mengupgrade rasa seduhan. Juga memperkenalkan pada masyarakat luas tentang dan apapun mengenai kopi saat ini.

2. Coffee Cuping September 2015

Acara ini lebih kepada pengenalan lebih dalam mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kopi. Memahami bahwa kopi itu sehat bila tau cara membuat dan

mengkonsumsinya. Para pesertanya adalah para penikmat kopi dan juga coffee enthusiast.Tujuannya bahwa kopi yang kita minum itu sehat dan

(37)

3. Threesome Aeropress Battle 2015. Sedikitnya ada 81

barista atau peracik kopi akan berkumpul di Keboen Radja, tepatnya di halaman parkir Jawa Pos Radar Jogja pada Minggu (24/4) nanti. Mereka datang beramai-ramai untuk berkompetisi menjadi barista terbaik di ajang Threesome Aeropress

Battle 2016 yang digagas BKVR (Barista and Koffie Lover) Jogja. Mengundang Muhammad Aga; juara kedua Latte Art Championship dan salah satu pemain film Filosofi Kopi. Threesome Aeropress Battle adalah kompetisi tahunan yang dikemas oleh BKVR Jogja.Yaitu kompetisi meracik kopi secara manual (manual brewing) menggunakan alat aeropress.

”Masing-masing barista memiliki tips dan trik mengoptimalkan fungsi aeropress agar tersaji racikan kopi yang terbaik,” ujar Ketua Panitia Faris Samhan, kemarin.

Menurut Sam, begitu dia akrab disapa, proses pendaftaran berlangsung cepat. Dalam waktu dua jam peserta yang masuk sudah 62 barista. ”Akhirnya,

(38)

”Tentunya juga konsistensi rasa dari panas sampai dingin,” jelas Andry yang

dikenal sebagai barista trainer dan roaster.

Koordinator BKVR Jogja Habbiburahman menambahkan, Threesome Aeropress Battle mendatang merupakan kompetisi kedua yang dikemas

BKVR Jogja. Selain Kopi Brew Bagi di setiap Minggu, Threesome Aeropress

Battle menjadi agenda tahunan. “Selain kompetisi meracik kopi Threesome

Aeropress Battle juga akan dimeriahkan booth kopi gratis dan hiburan

lainnya,” ungkapnya.

4. 1000 cups From Jogja Event ini adalah dalam

rangka merayakan hari Kopi internasional, ide menyatukan semua penikmat, pebisnis, penyeduh kopi di Yogyakarta. Bertempat di Taman Kuliner Condongcatur Jogjakarta,

(39)

5. Kopi Brew Bagi

“Bagaimana cara mengenalkan beragam kopi Indonesia ke masyarakat

Yogya?” Pertanyaan ini muncul begitu saja ketika beberapa pegiat kopi di

Yogyakarta sedang berkumpul bersama. Diskusi singkat pun terjadi demi menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya tercetuslah ide kegiatan Kopi Brew Bagi. Ide ini kemudian dijalankan tepat pada minggu pertama di tahun 2016.Awalnya hanya beberapa pegiat kopi Yogya yang aktif dalam kegiatan.Lambat laun, di minggu keempat kegiatan ini direspon positif oleh para pegiat kopi Yogya dan yang paling penting juga oleh masyarakat.

(40)

Kaliurang KM 14,5. Minggu ketiga dilakukan di depan Kedai Pour Over, Jalan Patehan Lor, Alun-Alun Selatan. Minggu keempat bulan Januari, lokasi bergeser ke Jalan Veteran, tepat di depan Slurp! Coffee and Figs Tea. Tepat di minggu keempat ini saya turut serta meramaikan dan mencicipi kopi gratis.

Kegiatan Kopi Brew Bagi ini dimaksudkan juga untuk merekatkan hubungan dengan para pegiat kopi di seluruh Yogya.Pegiat kopi yang dimaksud tentunya adalah pemilik kafe, barista, roaster, pemasok biji kopi, hingga para penikmat kopi. Menjalin hubungan ini bertujuan untuk lebih mengembangkan kemampuan para pemilik kedai kopi dalam menjalankan usahanya, kemampuan barista dalam mengolah sajian kopi, hingga bertukar pikiran demi memajukan dunia perkopian di Indonesia, terkhusus Yogya. Pesatnya pertumbuhan warung kopi di Yogya berarti semakin bertambahnya ketertarikan akan kopi. Tren kopi di Yogyakarta ikut menjadi perhatian oleh banyak pihak sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Bisa dikatakan acara ini berfungsi edukasi bagi anggota komunitas ini.

(41)

di Yogya. Kopi Brew Bagi tak memungut biaya sepeser pun dari pengunjung. Area parkir kendaraan pun disediakan gratis. Pengunjung hanya tinggal memesan kopi yang diinginkan. Barista Kopi Brew Bagi juga akan memberikan sedikit pengetahuan soal kopi dan metode seduh saat acara ini berlangsung.

“Acara ini dimaksudkan untuk mengenalkan beragam kopi nusantara

kepada masyarakat Yogyakarta. Mengenalkan kopi di sini berarti mengenalkan cara menikmati kopi tak seperti pada biasanya,” jelas Echi Mahardika, salah satu pegiat kopi yang turut aktif di kegiatan ini menuturkan. Umumnya metode seduh tubruk, dan menggunakan gula sebagai pemanis dalam kopi. Namun dalam Kopi Brew Bagi, metode seduh yang dikenalkan adalah metode pour over dan aeropress. Sajian kopinya pun sengaja tanpa gula, agar masyarakat bisa lebih mensesap rasa dalam kopi yang disajikan.

(42)
(43)

BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sajian Data.

Event 1000 cups from Jogja adalah sebuah event yang

diselenggarakan untuk memperingati hari kopi internasional pada tanggal 1 Oktober 2015 oleh komunitas pecinta kopi, barista koffie lovers (BKVR). Menurut Andri Mahardika sebagai sekertaris panitia, alasan mengapa diadakan event tersebut adalah

Hmm...hmmm sebenarnya ee ee sebenarnya hmm awalnya sebenarnya gara-gara hari kopi internasional itu. Terus kemudian dari komite menyarankan bikin kopi untuk meramaikanlah. Pengen bikin sesuatu di hari kopi internasional tentang kopi membawa atas nama Jogja. Habis itu pengen menyambut hari kopi internasional itu, bikin event apa dan yang paling gampang biar orang tau tentang kopi yang paling gampang ya bikin even kopi gratis. Awalnya seperti itu. Karena ya bikin orang kenal kopi dari pada edukasi atau apapun kayak gitukan misal dengan embel-embel ada gratis gitu orangkan langsung lebih gampang tertarik.

(44)

dokumentasi serta humas sekaligus, mengatakan “1000 cups intinya evennya untuk memperingati hari kopi sedunia, dan kenapa dipilih 1000 bukan 100 atau 200 itu karena dipilih angka tersebut dianggap merupakan angka yang wah pada saat itu”.

Tujuan diadakannya event 1000 cups from Jogja ini menurut Andry tujuan even tersebut adalah

Yang pertama yang jelas untuk memeriahkan hari kopi internasional.Habis itu yang kedua yaitu ngumpulin orang yang suka kopi.Jadi biar orang ya kancoffee shop di Jogja banyak banget tuh.Gimana caranya pelanggan-pelanggan dari coffee shop di jogja istilahnya kita tau dengan penikmat kopi kita, kita tau. Juga bisa mengumpulkan owner tiap-tiap coffee shop, costumersnya, macem-macemnya, segala pokoknya yang berhubungan dengan kopi bisa ngumpul bareng pada hari itu terus minum kopi bareng, memorial kan dan silaturahmi lah gitu.

Menurut Ferri, tujuan diadakan event tersebut adalah “tujuannya utamanya kita ngenalin kopi yang kedua bersifat sosial kita guyup bareng ngumpulin semua orang kopi di jogja, mengurangi menghilangkan gep-gepan yang katanya sudah terjadi untuk memajukan komunitas”. Lain lagi yang

diungkapkan Ipung, sebagai tujuan diadakan acara itu adalah

(45)

yang berbeda. Untuk kelas bisnisnya kita mengenalkan coffieshop-nya mereka pucoffieshop-nya produk apa gitu.

Setiap event pasti akan ada pesertanya atau target sasaranya, begitu juga dengan event ini yang juga memiliki target market sendiri. Menurut Andri target market dari event tersebut adalah,

Yang jelas yang pertama adalah peminum kopi, penikmat kopi, costumers kita habis itu yang kedua malah bahkan orang awam, jadi biar mereka tau tidak hanya sekedar minum kopi yang mereka minum itu berasal dari mana, bagaimana cara pemprosessannya. Dan biar orang awam itu bahkan ada talk show-nya sehingga biar orang awam itu tau yang mereka minum jadi ada edukasinya itu jenis kopi apa dan bagaimananya orang awam itu menjadi tau. Kalo usia cenderung umum tapi kalo mengarah ke anak muda di luar itu bonus. Makanya kita milih sore jadi anak sekolah sudah pulang, para pekerja juga sudah free.Makannya kita memilih sore dan memilih umum.

Lebih lanjut andri menambahkan “Karena ada komunitas kopi

sebagai trial-nya seksi sibuk dibantu bloger-bloger.Ada beberapa teman yang bekerja di media. Masing-masing coffie shop owner, barista, coffie shop dan jajarannya. Para penggiat kopi. Sebenarnya petani kopi kita undang tapi karena suatu hal mereka tidak bisa datang dan masing-masing pelanggan”.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ipung, menurutnya “targetnya

jelas paling gampang anak muda, pelajar, mahasiswa, pekerja yang masih muda tapi kalau kepinginnya semua orang, jadi orang tua yang bawa anaknya, orang yang sudah sepuh bisa menikmati semua”. Hampir serupa seperti yang

(46)

Alasan memilih anak muda sebagai targetnya pun dikarenakan ada alasan tersendiri, seperti yang dituturkan Andri berikut ini,

yang jelas anak muda mayoritas di Jogja yang ke coffee shop.Kalo orang tua kebutuhan mereka kebanyakan minum kopi di rumah.Tapi kalo anak muda kan cenderung ke arah numpul-ngumpulnya sama teman-teman. Jadi lebih banyak ngumpul di coffee shop – coffee shop. Anak muda doyan pengetahuan jadi gampang dipengaruhi jadi sudah menjadi gaya hidup. Sambil memperkenalkan coffee shop yang ada di Jogja.

Alasan mengapa memilih targetnya anak muda, karena menurut Ferri “Itu pasar utama karena selama ini aku berkecimpung di dunia ini ya mereka

kemudian baru yang berjiwa muda”. Alasan lainnya di ungkapkan oleh Ipung

kenapa memilih targetnya anak muda. Beliau mengatakan :

Karena itu paling apa ya.... karena yang dituju adalah usia yang paling gampang menerima pembaharuan mereka lebih mudah apa ya, di ceritai begini begitu. Kalo yang sudah sepuh dibikinkan acara kan yang begitu sedikit agak monoton tapi kalau anak muda kan kita bikinkan acara ngumpul-ngumpul yang rame-rame mereka mudah menerimanya. Diharapkan setelah acara berlangsung si targetnya jadi malah lebih tau gimana-gimananya mengenai kopi.

Setiap kegiatan apapun pasti membutuhkan dana. Apalagi acara sebesar 1000 cup ini, pastinya membutuhkan biaya yang besar. Menurut Andri besarnya budget yang diperlukan untuk event ini,

(47)

dapat membuat mereka lebih familiar lagi dan kebetulan lokasi acara juga masih sepi sehingga even ini orang jadi lebih banyak tau jika ada lokasi ini jadi sama-sama diuntungkan.

Sama seperti yang diungkapkan oleh Ipung, beliau mengatakan: Budget-nya kayaknya angka pastinya saya lupa. Tapi kalo tempat kita dapat support dari dinas pasar kabupaten Sleman jadi kita hanya menggunakannya saja karena hitung-hitung untuk memperkenalkan juga taman tersebut. Kita hanya membayar sekitar Rp 250.000,- untuk kebersihan dan listrik. Itupun masih dipotong sewa tenda dan meja kesekretariatan dari teman-teman organizer masing-masing jadi tidak bisa diukur berapa banyak biayanya.Kalo ada budget kita pengennya ada EO yang lebih profesional karena ini banyak sumbangan jadinya kita melakukannya ya berdasarkan apa yang ada.

Pada setiap event yang akan diadakan, sebelumnya pasti akan ada promosi. Agar semua orang tau bahwa akan diadakan suatu event maka harus ada promosinya. Promosi juga memerlukan budget yang tidak murah, sama halnya dengan event100 cups from Jogja juga melakukan promosi. Menurut Andri, promosi yang dilakukan adalah

Promosinya cukup banyak. Kita menggunakan iklan. Iklan yang dimasudkan adalah iklan yang tidak terkonsep dalam artian iklan lebih bersifat informasi acara bukan seperti iklan acara berbayar. Kemudian kita membuat poster, spanduk untuk di lokasi acara, undangan ke coffie shop yang tersebar di kota Jogja, berita di koran Radar Jogja, dan melalui media social.

Besar budget yang dikeluarkan untuk promosi menurut Andri:

(48)

Begitu pula yang diungkapkan oleh Ipung “Budget promosi tidak

ada, cetak poster dan banner itu ada yang membiayai”. Hal serupa juga

diungkapkan oleh Ferri “Promosi free karena kita menggunakan sosial media.

Baliho dan poster hanya sedikit. Baliho atau spanduk hanya 2 buah, gak nyampe 500 ribu. Murah dan gak mengeluarkan biaya. Karena kita komunitas

bukan target profit”.

Setelah menentukan besarnya budget untuk promosi, selanjutnya yang dilakukan untuk promosi adalah alat promosinya. Dalam hal ini,

event1000 cups from Jogja memilih saluran promosinya. Andri mengatakan

bahwa:

Karena terget marketnya anak muda jadi lebih banyak promosi melalalui sosial media. Karena anak muda paling suka bermain sosmed, sehingga paling banyak digunakan ya sosmed. Paling banyak folowernya itu sosmed komunitas food bloger sehingga mereka bantu promosinya. Misal koran yang koran segmen umum, kalo radio juga radio yang segmennya untuk anak muda. Semua dipilih ya media yang disukai oleh anak muda. Dari internal komunitas berkembang ke luar komunitas dan masyarakat umum.Coffee shop itu juga masing-masing ikut mempromosikan kepada para pelanggannya. Mereka mengundan para pelanggannya untuk datang ke acara tersebut. Semua itu karena berkaitan dengan segmentasi targetnya itu.

Begitu juga yang dikatakan Ipung, “Tujuan kita adalah bagaimana menyebarkan berita ini secepat mungkin karena keterbatasan waktu.Sehingga yang paling mudah adalah melalui media sosial terutama teman-teman komunitas”. Senada dengan itu, ferri mengungkapkan hal yang hampir sama,

(49)

temannya lagi itu ke temannya lagi yang lain. Dan sosial media tentunya yang membuat menjadi lebih cepat”.

Dengan alat promosi itu diharapkan tentunya akan mencapai target sasaran. Hal ini dikatakan Ipung, “sesuai dengan target market yang dituju,

biaya relatif murah, hanya mengandalkan paket data masing-masing, saya yakin iya. Karena sosial media sekarang sangat dinikmati oleh anak muda. Ngomongin angka pasti saya tidak berani”. Lebih lanjut Ipung mengatakan,

Dari semua alat promosi yang disebar ada kontak person-nya. Alat promosinya berupa undangan ke coffie shop, poster, spanduk, dan media social seperti twiter, instagram. Dari sebelum acara dimulai sudah banyak pertanyaan yang dikirim, itu menandakan sudah ada yang berminat dengan acara tersebut. Selain itu, radar jogja juga ikut memberitakan sebelum acara berlangsung yang juga mampu menarik pembacanya untuk datang. Dua kali Koran radar Jogja memberitakan event ini sebelum acara berlangsung.

Hampir sama dengan itu Ferri juga mengatakan “Jelas tepat sasaran,

karena kita paham betul siapa saja yang kita undang. Sasaran kita anaka muda, mereka pasti pake gadget, makanya kita menggunakan sosial media untuk promosi. Selain itu dilihat dari tamu yang datang juga peserta yang datang, jelas anak muda dan penikmat kopi, yang di atas usia 40an itu hanya berkisar 15% saja”.

Setiap acara baik besar maupun kecil pastilah ada konsep yang akan diusung. Begitu juga dengan even sebesar 1000 cups from Jogja. Konsep yang diungkapkan oleh Andri, “Awalnya konsep acara ada banyak banget orang, megang cup, minum kopi ada acara musiknya, ada talk show-nya”.

Hal sama diungkapkan Ipung “Konsep acaranya adalah kita

(50)

ngumpul-ngumpul dan menikmati kopi bersama. Ide nyari referensi untuk kebaristaan, bahwa akan diadakan coffie day. Tidak ada acara seperti itu di Indonesia kalo kita bikin gimana ya? Idenya mengumpulkan 1000 orang gitu aja. Berawal dari itu semua kemudian kita buatkanlah acaranya”. Serupa dengan mereka Ferri juga mengatakan “Konsepnya kita menyeduh

bareng, memberikan kopi kita kepada tamu dengan ala kita secara bareng-bareng sesuai target kita 1000 cup tapi pada kenyataannya bisa sampe 2000 cup”.

Pengisi acara yang terlibat menurut Ipung “Komunitas kopi dan penikmat kopi. Rata-rata mereka memang sudah dalam bidangnya”. Sedangkan menurut Ferri yang terlibat dalam acara tersebut adalah “Yang pertama konsumen biasa, penikmat kopi, penyeduh kopi, pebisnis kopi, yang terakhit pemerhati kopi”.

Kesiapan tim penyelenggara dalam mengkonsep acara boleh dikatakan agak berantakan, seperti yang dikatakan Ipung :

Sebenarnya tidak terlalu siap, karena sudah sangat mepet waktunya untuk pelaksanaannya. Kesiapan hari -3 sudah siap tapi ya masih saja ada yang belum. Pengisi acara sudah, karena semua swadaya ya makanya semua berjalan sesuai apa yang mereka geluti. Misal barista ya menyiapkan kopi, pemusik menampilkan musiknya, pengisi talk show-nya juga memaparkan pengetahuan mengenai kopi.

Hal lain diungkapkan oleh Andri, “sebenarnya kita kejar-kejaran

(51)

mengurusi acara besar, kita hanya sekelompok komunitas kopi, untuk melakukan acara ini kita melakukan saja sesuai kemampuan kita saja”.

Koordinasi tim penyelenggarapun dikatakan sudah siap seperti yang dikatakan Andri “Koordinasi tim sangat oke. Awalnya yang kita undang

adalah coffee shop yang ada di Jogja tapi yang merespon banyak yang dari luar kota seperti dari Magelang, Bekasi, Brebes dan kota lainnya”. Hal sama dikatakan oleh Ferri “Koodinasi sangat bagus karena semua sesuai dengan

keahliannya.Sangat berkompeten, karena memang sesuai bidangnya sesuai profesinya dalam kesehariannya”.

Sebuah event memerlukan tempat yang pas untuk melaksanakan event tersebut.Even 1000 cups from Jogja diadakan di taman kuliner condong

catur. Alasan memilih tempat tersebut menurut Andri,

Awalnya kita memilih titik nol kilometer waktu diadakan car free day. Pokoknya yang benar-benar di keramaian. Tapi kita realistis bagaimanapun waktu kita terbatas karena pelaksanaan sebentar lagi. Sedangkan di titik nol membutuhkan izin yang sedikit agak rumit sehingga kita memilih di taman kuliner condong catur. Selain itu jadi memilih tempat dan waktu yang realistis. Kalo di mall sepertinya kita terlalu memewahkan acara tersebut dan tidak sesuai dengan target marketnya. Padahal kita membutuhkan tempat yang luas dan santai dan bisa bercengkrama dengan sesama penikmat kopi.

(52)

luas, teduh, bersih enak untuk bercengkrama dengan teman dan juga parkir yang cukup untuk memuat kendaraan kita”.

Tahapan persiapan event menurut Andri berawal dari “Ide berawal dari tukar menukar ide, mengumpulkan coffee shop, nyari tempat, membuat poster, nyari pengisi acara, dari band dan pengisi talk show. Kita bagi tugas mengundang coffee shop, yang punya teman di media menghubungi temannya itu untuk bantu promosi. Teman-teman di bloger juga sangat banyak membantu. Dari mulut ke mulut bergerak bareng-bareng sehingga acara dapat berjalan”.

Ipung juga menambahkan, “Tiga minggu sebelum pelaksanaan, minggu pertama cuma pertemuan-pertemuan saja dan bertukar ide. Minggu kedua mulai melaksanakan apa-apa yang harus dilakukan untuk acara nanti”. Senada dengan itu Ferri menambahkan,

Tahapan paertama konsep, cek list pekerjaan, ceklist penyeduh dan cek list coffee shop se DIY kita cari kontaknya dari teman ke teman ke temannya lagi kemudian kita hubungi satu persatu, jika kita punya acara kemudian mereka setuju. Ketika kita butuh dana, saya tanyakan kamu mau nyumbang apa dan semua terlaksana dengan baik. Semua swadaya. Semua berjalan dua minggu hingga pelaksanaan event. Mereka juga diperkenankan memakai apprond dari coffie shopnya. Kita menyeragamkan diri memakai kaos hitam, karena tidak sempat membuat kaos, dan para pesertanya diperbolehkan mengenakan apprond dari coffie shopnya. Selain untuk menjaga pakaian agara tidak kotor juga mampu mengenalkan coffie shopnya kepada para pengunjung yang datang. Sambil menyelam minum air begitu. Jadi ikut berpartisipasi juga proposi yang terselubung.

(53)

Kendala di teknis aja, karena ini acara kan non budget. Padahal kita juga butuh alat-alat untuk kopinya untuk mendukung acara ini, sebenarnya mereka mau bantu tapi mereka membatasi waktunya. Karena pada jam tertentu coffie shopnya sudah harus beroperasional juga, sehingga alat-alatnya itu juga akan digunakan di coffie shopnya. Sedangkan kita masih membutuhkan untuk kita akai untuk acara.Habis itu kendala-kendala teknis ajalah seperti kompor yang tiba-tiba jadi tidak bisa menyala. Kalo kendala promosi sebenarnya karena kita mepet banget pada acara. Jadi kita terkendala waktu. Makanya saya bilang pada awalnya sangat pesimis karena waktu yang sangat mepet. Hambatannya hanya istilahnya masalah teknis dan waktu saja.Waktu kurang lama sehingga acara sudah selesai masih banyak yang datang.

Lain lagi yang diungkapkan oleh Ipung “Kecewa karena waktunya

kurang. Sebagian besar sih tidak ada hambatan hanya masalah teknis saja.Karena waktu yang mepet akhirnya banyak para pengunjung yang tidak terlayani, dan hujan yang tiba-tiba datang”. Hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Ferri “Hambatan pada promosi dan komuikasi karena kita

swadaya. Pulsa habis, data habis cuma sekedar itu”.

Selain itu menurut Ferri, ada dampak positif yang terjadi setelah acara berlangsung. Dampak itu berupa :

(54)

B. Pembahasan.

Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh BKVR dalam menarik minat pengunjungdalam event ini bisa dikatakan sangat menarik. Melalui event 1000 cups from Jogja ini sebenarnya BKVR tidak berharap banyak, karena ini adalah event terbesar yang baru pertama kali dilakukan. Akan tetapi dampak dari event inilah yang cukup dinantikan oleh para peserta yang ikut berpartisipasi. Tujuan promosi adalah untuk mendapatkan informasi produk, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan laba, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga kestabilan penjualan ketika pasar sedang sepi, mengunggulkan produk dari pesaing, membentuk citra produk dimata konsumen sesuai keinginan, dan untuk mengubah tingkah aku dan pendapat konsumen.

(55)

Promosi yang dilakukan BKVR sebenarnya sudah cukup bagus dalam menarik minat pengunjung untuk datang. BKVR memiliki tujuan dalam event ini adalah untuk menarik minat pengunjung. Promosi yang dilakukan baik melalui personal maupun non personal. Promosi personal yang dilakukan adalah personal selling atau penjualan secara langsung dalam hal ini menyebarkan undangan kepada coffie shop yang akan berpartisipasi dalam acara. Kemudian coffie shop mengabarkan dan mengajak para pelanggannya untuk mengikuti acara tersebut. Kekuatan word of mouth disini sangat kuat, dengan kekuatan ini, dapat mencapai tujuan yaitu menarik pengunjung.

Promosi non personal yang dilakukan adalah advertising atau iklan. Meski iklan disini bukan iklan komersil di media, dalam hal ini adalah dengan menyebarkan poster kepada coffie shop peserta, yang nantinya disebarkan. Selain itu juga spanduk yang dipasang di arena event. Kemudian dengan publik relation and publisity dalam hal ini pemberitaan di Koran Radar Jogja sebelum acara berlangsung, juga sudah mampu menarik pembacanya untuk datang meski hanya dua kali saja pemberitaannya.

Selain itu BKVR juga menggunakan media social, instragram, twitters, blogger yang termasuk dalam pemasaran langsung atau direct marketing. Penggunaan saluran online ini selain lebih cepat juga sangat tepat

(56)

cepat dibandingkan dengan media promosi lainnya, selain itu tidak memakai biaya yang besar.

Pemasaran melalui event diharapkan akan lebih memberikan edukasi kepada konsumen secara langsung, serta konsumen pun dapat berinteraksi langsung terhadap produk dalam hal ini kopi dan juga komunitas BKVR. BKVR harus menyajikan keseluruhan event sebagai bentuk komunikasi pemasaran terpadu kepada konsumen. Event sebagai bentuk komunikasi pemasaran terpadu yang dimaksudkan adalah bagaimana BKVR menyajikan sebuah event yang diselenggarakan akan menghasilkan feedback konsumen secara positif setelah konsumen menghadiri event tersbut. Feedback yang dimaksudkan adalah peningkatan penjualan produk kopi pada masing-masing coffee shop anggota dari BKVR, loyalitas konsumen terhadap BKVR,

awareness konsumen kepada BKVR, dan hal yang menguntungkan bagi

pengusaha kopi juga bagi konsumen. 1. Tujuan Event

Langkah pertama dalam perencanaan event adalah menentukan tujuan

komunikasi pemasaran pada event 1000 cups from Jogja berlangsung. Melalui

event ini tujuan BKVR pada Event tahunan ini adalah megajak orang-orang atau

target audiens untuk datang ke lokasi event dalam rangka memperingati hari

kopi internasional yang jatuh pada tanggal 1 Oktober. BKVR sebagai

penyelenggara event mengharapkan kedatangan target audiens pada event akan

maksimal sehingga banyak orang yang akan datang bahkan melebihi target yang

(57)

dengan antusias untuk mengikuti event ini, oleh karenanya dilakukan strategi

untuk menjaring target sebanyak mungkin untuk datang pada event tersebut.

2. Pesan

Setelah mengetahui tujuan event, maka selanjutnya langkah dalam perencanaan event adalah mengetahui pesan apa yang akan disampaikan saat event berlangsung sejalan dengan tujuan dari event diadakan. Pesan dari BKVR dalam momen ini adalah untuk memperingati hari kopi internasional dengan membagikan kopi secara gratis dengan target 1000 cups untuk semua kalangan. Kemudian dalam even ini juga dengan tujuan memasyarakatkan kopi, sehingga kopi menjadi lebih banyak penikmatnya. Selain itu juga mengenalkan komunitas BKVR itu sendri, dan coffee shop yang turut andil dalam event ini. Event ini juga menyajikan talk show untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai sejarah dan apapun yang berhubungan dengan kopi.

Pembagian kopi gratis untuk memperingati hari kopi internasional ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015 bertempat di taman kuliner Condong Catur Jogjakarta pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 17.00WIB. Event ini gratis untuk semua orang, 1000 cups free coffee for all.

3. Target Audiens

(58)

Para pelaku kopi disini yang dimaksudkan adalah dari barista, coffee shop, pencinta kopi dan semua yang berhubungan dengan kopi.

4. Saluran Media

Event 1000 cups from Jogja penyampaian pesan ini lebih kepada

keseluruhan proses dari awal sampai eksekusi event, karena dari pihak BKVR ingin pesan yang disampaikan diterima konsumen secara baik dan utuh. Proses dalam penyampaian pesan melalui event dan saluruan media sebagai penyampaian pesan yang dimaksudkan lebih kepada sentuhan langsung secara personal kepada konsumen.

Saluran media yang digunakan dalam penyampaian pesan event antara lain :

(59)

Gambar undangan event 1000 cups from Jogja

Dalam undangan berisikan permintaan dukungan dan untuk ikut memeriahkan sebagai penyeduh ataupun ikut mempromosikan acara ini kepada pengunjung setia di tempat yang anda kelola atau bekerja. Kemudian coffee shop menyebarkan kepada para pelanggan atau cotumers masing-masing Coffee shop dan teman-temannya atau yang

lebih ke word of mouth atau dari mulut ke mulut.

Saluran personal lainnya adalah dengan personal selling, yaitu penggunaan internet dalam hal ini media social baik yang on line maupun yang off line. Melalui pemberitaan sosial media, karena generasi muda sudah mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan salah satunya dengan twitter, FB, dan WEB. Saluran media online dimanfaatkan penyelenggara sebagai menyalur informasi

(60)

Gambar postingan di twiter.

b) Saluran media secara non personal adalah dengan advertising dalam hal ini adalah menyebarkan poster dan memasang spanduk pada saat event berlangsung. Dalam poster berisikan informasi tentang event tersebut dimana akan diadakan, tujuan, dan semuanya yang berkaitan dengan event.

(61)

Saluran media non personal selanjutnya adalah PR dalam hal ini publikasi

atau pemberitaan di Koran Radar Jogja sebelum event berlangsung. Disini

pemberitaannya mengenai akan diadakannya event untuk memperingati hari

kopi internasional.

Gambar liputan publikasi pada radar Jogja sebelum event berlangsung.

(62)
(63)

Setelah perencanaan event secara garis besar sudah terlaksana maka selanjutnya eksekusi event pada hari dan tempat yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara pada 1 Oktober 2015 di Taman Kuliner Condongcatur pada jam 15.00 – 17.00 WIB. Implementasi perencanaan event dengan lebih detail terhadap event yang berlangsung berdasarkan hasil wawancara penyelenggara meliputi :

1. Ide besar event 1000 cups from Jogja dalam rangka hari kopi internasional. BKVR memilih ide besar event 1000 cups from Jogja karena melihat peluang yang baik untuk lebih memasyarakatkan kopi serta lebih mengenalkan komunitas BKVR. Hal ini didasarkan oleh kesukaan masyarakat terhadap budaya minum kopi, dimana target sasaran BKVR adalah kaum muda yang aktif dan yang berjiwa muda.

2. Penyelenggaraan event 1000 cups from Jogja akan diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 2015 di Taman Kuliner Condongcatur. Pemilihan tanggal dan tempat sesuai dengan yang diinginkan yaitu bertepatan dengan hari kopi internasional dan tempat yang nyaman untuk bercengkrama.

(64)

dimana para pengunjung merasakan langsung dampak dari minuman kopi dan pengetahuan mengenai kopi. Terlebih panitia menyediakan dua orang tukang sablon untuk menyablon kaos atau baju mereka sebagai kenang-kenangannya dari event ini.

Hasil temuan data, pengunaan media event sebagai strategi komunikasi pemasaran dalam hal ini sudah bisa dikatakan berhasil. Hal ini ditandai dengan cukup suksesnya acara ini, meski masih ada kekurangan disana sini. Penggunaan medianya juga dirasa sudah cukup tepat sasaran, yaitu menggunakan iklan dalam hal ini menyebarkan poster dan publikasi yaitu pemberitaan dalam surat kabar radar Jogja sebelum acara berlangsung, ini secara personalnya. Secara personalnya menggunakan personal selling yaitu menggunakan media social baik yang online maupun yang offline. Kemudian direct marketing dengan menyebarkan undangan yang kemudian diteruskan

(65)

bahkan sampai ke luar lapangan parkir pun penuh sesak oleh kendaraan pengunjung.

Untuk event sebesar ini dengan persiapan dengan waktu yang sangat mepet sangatlah kurang, sehingga mengakibatkan pengunjung yang datang tidak sesuai yang diharapkan. Karena acara dimulai pukul 15.00 WIB akan tetapi kebanyakan pengunjung baru datang sekitar pukul 16.00 wib.Hal ini dibuktikan lagi dengan pengunjung yang datang hampir mendekati waktu selesai pelaksanaan event. Kemungkinan karena penyebaran informasi acara yang kurang menyebar dengan tepat. Selain itu pemilihan targetnya dirasa sangat tersegmentasi, pengunjungnya sebatas penikmat kopi. Promosi yang dilakukan tidak begitu menyentuh orang awam yang belum mengenal kopi dengan aneka seduhan. Dengan persiapan yang kurang maksimal, sehingga mengakibatkan banyak acara yang tidak sesuai dengan rencana. Hal ini dikarenakan banyak faktor, akan tetapi jika waktu persiapannya jauh lebih lama hal itu masih bisa diatasi. Serta koordinasi atau panitia yang merangkap sebagai peserta, sehingga menjadikan kurang maksimal lagi. Menurut penulis kesuksesan acara hanya 75 persen saja selebihnya masih banyak kekurangan disana sini.

(66)

dengan beberapa karakteristik event yang seharusnya ada menurut oleh Noor (2009:15) yaitu :

a. Keunikan

Keunikan dari event 1000 cups from Jogja lebih memperlihatkan kemampuan para penyeduh dan peracik saat membuat kopi. Ajang ini memfokuskan juga pada pengunjung untuk bisa mengetahui bagaimana cara dan pemprosesan kopi sebelum bisa dinikmati sampai bisa dinikmati secara langsung oleh ahlinya.

b. Perishability

Kesediaan tempat untuk mengadakan event 1000 cups from Jogja di taman kuliner Condongcatur merupakan pemilihan yang tepat bagi penyelenggara, karena selain sesuai dengan ketersedian lahan untuk parkir dan area taman juga terpelihara dengan baik dan banyak bangku taman yang bisa digunakan bersantai sambil menikmati kopi. Atribut – atribut yang digunakan hanya kaos hitam dan apron yang dipakai ada nama coffee shop dimana mereka bekerja, untuk membedakan dari mana mereka berasal. Dan juga untuk bisa mengenalkan coffee shopnya pada pengunjung.

c. Intangibility

(67)

santai dan ngopi. Hal ini sesuai dengan suasana yang ingin dicapai penyelenggara, dimana para pengunjung merasakan langsung minuman kopi dan mengetahui pengetahuan mengenai kopi.

d. Suasana dan Pelayanan

Event 1000 cups from Jogja yang diselenggarakan dengan suasana

sangat cozy, santai dan hangat semua terlihat bersahabat dengan mengobrol santai dan ngopi. Suasana yang dibangun lebih kepada sisi kekeluargaan antara penyelenggara dengan peserta event.

e. Interaksi personal

Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan 1000 cups from Jogja sangat aktif saat event berlangsung, temuan data peneliti menunjukan interaksi yang cukup aktif antara penyelenggara dengan peserta dan dapat dilihat kekompakan tim melalui jejaring sosial media.

(68)

berpartisipasi dalam event akan menginformasikan event di media sosial berupa komentar seputar event dan foto saat event berlangsung. Penggunaan media event sebagai penyampaiaan pesan kepada konsumen juga dapat membentuk nilai ekuitas merek (brand equity).

Pembentukan persepsi kualitas melalui event akan membentuk persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas dari suatu produk atau jasa dalam hal ini komunitas BKVR. Dampak untuk komunias, menjadikan lebih mudah dalam mengumpukan massa. Ketika BKVR jadi lebih dikenal oleh masyarakat luas, sehingga ketika membuat acara lagi semua berjalan lebih lancar.Tanpa promosi yang lebih banyak, semua orang sudah tau karena mereka sudah menunggu acara dari BKVR selanjutnya. Jadi promosi 1000 cup from Jogja itu membuka kesempatan untuk membuat acara-acara

selanjutnya yang sudah sangat ditunggu oleh para menikmat kopi yang bukan saja pelanggan di coffie shop- coffie shop peserta.

Strategi komunikasi pemasaran 1000 cups from Jogja dalam penarik minat pengunjung terdapat pada perencanaan event dan strategi pendekatan – pendekatan yang dilakukan panitia penyelenggara dalam hal ini BKVR terhadap peserta dan pengunjung event. Pengunaan konsep lebih merangkul konsumen dengan mengunakan pendekatan secara personal melalui event berinteraksi secara lansgung antar panitia, pengisi acara dengan konsumen atau pengunjung, jadi pengunjung merasakan secara langsung manfaat dari event ini. Meskipun event ini masih ada beberapa kekurangan seperti kesiapan

(69)

persiapan dan juga media patner yang masih kurang. Selebihnya acara atau event ini dirasa sudah cukup mampu menarik minat pengunjung melebihi

Gambar

Gambar undangan event 1000 cups from Jogja
Gambar postingan di twiter.
Gambar liputan publikasi pada radar Jogja sebelum event berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila diperhatikan bentuk grafik data 1 menit untuk dua data terakhir di setiap interval waktu (10 menit, 30 menit, 60 menit), maka bentuk grafik 1 menit pada dua

asaragih@komisiinformasi.go.id Pengelolaan dan pelayanani informasi yang baik di BADAN PUBLIK 5 Hak mengetahui pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik TRANSPARAN 1

Agus Syihabudin Publikasi Sinta 2, Jurnal Internasional Q1, Prosiding, HKI, Diusulkan kembali 2022 dengan perbaikan kelengkapan administrasi sesuai aturan. Ristek/BRIN

Sedangkan hasil dari penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Thalib (2013) yang menunjukkan bahwa VAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan

Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada teori yang digunakan yaitu teori encoding – decoding oleh Stuart Hall,

Disamping memiliki potensi besar dalam hal perdagangan, kawasan ini juga disajikan dalam masyarakat multi-budaya (Cina, India, Arab, Melayu, dan penduduk