• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall

Oleh

Ni Wayan Frishma Mentari Phajar

(2)

menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis rata-rata, dan analisis tabel tunggal yang berisikan frekuensi dan persentase jawaban respon pedagang kaki lima mengenai pembangunan metro mega mall. Sampel pada penelitian ini adalah sebannyak 50 orang. Respon atau sikap pedagang mengenai pembangunan metro mega mall, berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pedagang kaki lima mengenai pembangunan metro mega mall. Para pedagang kaki lima pasar cendrawasih tidak setuju mengenai pembangunan metro mega mall dengan besar presentase 34%. Hal ini dapat dikategorikan sebagai respon negatif yang diberikan oleh para pedagang kaki lima mengenai respon atau sikap pedagang kaki lima mengenai pembangunan metro mega mall.

(3)

ABSTRACT

Response Of Cendrawasih Market Cadgers About Construction Of Metro Mega Mall

By

Ni Wayan Frishma Mentari Phajar

Infrastructure development undertaken by the Government in the arrangement of the metro city center. As is known, the local government has trade area in the city center, but the view of the region away from a representation of the center shopping area. In addition to the trade center grounds look away from a representation of the center shopping area, another reason the government made this arrangement is due to the city-owned market conditions metro, an area shopping center condition HGB (right to property) on HPL (management land rights) had ended in 2000, in terms of aesthetics town shopping area no longer reflect market design city. To carry out the construction of a mega mall metro metro city government working with investors, PT. Nolimax Jaya. However, the implementation of this development met with resistance from the vendors who are in the metro construction site that resulted in the construction of mega mall become fluent.

(4)

attitude of traders on the construction of metro mega mall, based on results of the study showed that the response of cadgers on the construction of metro mega mall. The cendrawasih market cadgers not agree about the construction of the metro mega mall with a percentage of 34%.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri uruasn pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kini telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

(6)

Kebijakan publik merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seorang atau sekelompok aktor politik mengenai tujuan yang ingin dicapai dimana disertai dengan tata cara untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Anderson (Winarno,2008:18) kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan. Ini berarti bahwa kebijkan publik itu memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan dan bukan apa yang diusulkan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008, maka kota metro mempunyai hak untuk membuat kebijakan guna mewujudkan suatu tujuan yang dicita-citakan. Kota Metro merupakan kota yang memiliki penduduk sekitar 152 ribu jiwa dengan mata pencaharian paling besar berada di sektor jasa (28,56%). (sumber: www.kotametro.go.id diakses pada tanggal 20 februari 2011). Maka dari itu Kota Metro diarahkan untuk menjadi kota jasa. Untuk mewujudkan Kota Metro agar menjadi kota jasa maka perlu didukung oleh infrastruktur yang memmadai. Untuk itu kota metro memerlukan adanya infrastruktur yang lebih baik, dimana infrastruktur ini mencakup ruang-ruang aktifitas bagi masyarakat seperti ruang perdagangan, perkantoran, rekreasi, dan sebagainya.

(7)

kawasan ini jauh dari representasi sebuah kawasan di pusat pertokoan. Selain alasan tampilan kawasan pusat perdagangan yang jauh dari representasi sebuah kawasan di pusat pertokoan, alasan lain pemerintah melakuakanpenataan kawasan ini adalah karena kondisi pasar yang dimiliki Kota Metro, yakni area Shopping Center Kondisinya HGB (Hak Guna Bangunan) diatas HPL (Hak Pengelolaan Lahan) telah berakhir tahun 2000; dari segi estetika kota, area Shopping tidak lagi mencerminkan disain pasar kota; Khususnya taman Parkir banyak pedagang kaki lima dan hamparan yang berjualan di badan jalan ( Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Agus Salim, Jalan KH. Arsyad) yang mengganggu kelancaran lalu lintas, kebersihan kota dan keindahan kota. Maka rencana penataan ini dimulai dari penataan area seluas 2,4 Ha (meliputi Pasar Shopping, Pasar Cendrawasih, Taman Parkir, dan Ruko-ruko blok B dan C) dengan konsep urban renewal, membongkar dan membangun kembali tanpa merubah fungsi yang sudah ada saat ini, yaitu fungsi perdagangan dan jasa (Sumber: Dokumen Dinas Pasar Kota Metro Tahun 2007). Oleh karena itu Pemerintah Daerah mengajak pihak swasta selaku investor untuk melakukan penataan kawasan ini sehingga dapat tampil lebih nyaman, rapi, dan segar sebagai representasi pusat perdagangan di pusat kota.

Keinginan Pemerintah Kota Metro dalam penataan pembangunan pasar Kota Metro ini dituangkan di dalam:

(8)

2. Surat Nomor 800/651/DPRD/2007 tentang Persetujuan Rencana Penataan Pembangunan Pasar Kota Metro.

3. Perjanjian kerjasama anatara Pemerintah Kota Metro Dengan PT. Nolimax Jaya nomor 20/KSAD-L.02/2007, dan Nomor 167/PKS/NJ/2007 yang dibuat perjanjian tambahan (addendum) dengan nomor 20/KSDD-D/072009 tentang pembangunan pasar Kota Metro dan pengelolaan Mall. Kios, Ruko dan hamparan beserta fasilitas penunjangnya diatas tanah seluas 2,4 Ha yang terletak di Kota Metro Lampung.

Tim evaluasi penataan pembangunan pasar kota metro yang dibentuk berdasarkan SK Nomor 173/KPTS/D.10/2007 ini bertugas melaksanakan pembahasan teknis terhadap ekspose calon investor yang berminat; analisa dan evaluasi terhadap proposal calon investor; pendataan dan kunjungan lapangan sebagai bahan untuk melengkapi hasil evaluasi; melaporka hasil evaluasi secara tertulis kepada Walikota.

(9)

Pasar Kota Metro Tahun 2007). Pemerintah Kota Metro bekerja sama dengan investor yaitu PT. nolimax dalam penataan pembangunan pasar Kota Metro semua golongan pedagang (kuat, menengah,dan lemah) tetap tertampung di kawasan penataan ini.

Kawasan Metro Mega Mall menempati lahan seluas 2,4 Ha. Lokasinya berada di pusat Kota Metro. Lahan ini dikelilingi oleh Jalan dan dilalui jalan Sudirman sebagai jalan Protokol Kota Metro sehingga Kawasan Metro Mega Mall ini mudah untuk diakses oleh daerah-daerah lain di luar Kota Metro. Dalam proses pelaksanaannya, pembangunan Metro Mega Mall dibangun melalui 2 (dua) Tahap, dimana berdasarkan PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang telah di addendum (dibuat perjanjian tambahan) pembangunan tahap pertama direncanakan selesai pada 19 desember 2010 dan tahap ke dua akan selesai pada 19 desember 2013 (sumber: Dokumen Dinas Pasar Kota Metro Tahun 2007).

(10)
(11)

Atas dasar pemaparan yang ada di atas tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana respon pedagang kaki lima sebagai salah satu bagian dari sektor informal terhadap Pembangunan Metro Mega Mall.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

“ Bagaimana Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai pembangunan Metro Mega Mall (M3) Kota Metro?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai pembangunan Metro Mega Mall (M3) Kota Metro.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

(12)
(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Respon

Respon dalam kamus Sosiologi Antropologi adalah aktifitas atau tanggapan (reaksi) terhadap suatu kondisi ( situasi stimulus) dimana kondisi itu harus dihadapi (Yacub Al-Barry, 2001: 134).

Sedangkan Wasty Soemanto mengartikan respon yang berarti tanggapan, yang merupakan serapan yaitu apa yang diterima oleh panca indra, bayangan dalam angan-angan, pendapat, pandangan, sambutan dan reaksi (1998: 26).

Menurut Berlo ( Rusmialdi, 1983: 57), respon adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang terhadap ransangan atau akibat merasakan rangsangan.

Respon adalah reaksi yang dilakukan seseorang terhadap ransangan atau prilaku yang dihadirkan oleh rangsangan. Selanjutnya respon dapat dibagi dalam dua katagori, yaitu:

1. Overt Response, adalah respon yang dapat dilihat orang lain

(14)

Respon yang muncul pada diri manusia selalu dengan urutan sementara, ragu-ragu, dan hati-hati yang dikenal dengan Trial Response, artinya terpelihara jika organisme merasakan dari rangsangan yang datang. Respon dapat menjadi suatu kebiasaan dengan urutan sebagai berikut:

1. Penyajian rangsangan 2. Pandangan dari rangsangan 3. Interpretasi dari rangsangan 4. Menanggapi rangsangan

5. Pandangan akibat menanggung rangsangan

6. Interpretasi akan akibat dan membuat tanggapan lebih lanjut 7. Membangun hubungan rangsangan-rangsangan yang mantap.

Dalam kamus sosiologi, respon diartikan sebagai prilaku yang merupakan konsekuensi dari prilaku sebelumnya sebagai tanggapan atau jawaban suatu persoalan atau masalah tertentu ( Soerjono Soekanto, 1993:328). Respon merupakan reaksi, artinya pengiyaan atau penolakan, serta sikap acuh tak acuh terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator dalam pesannya.

(15)

Kemudian Abidin (dalam Susanto,1997:51-57) memberikan pengertian respon adalah reduksi yang dilakukan seseorang terhadap rangsangan, atau prilaku yang dihadirkan rangsangan.

Respon dibedakan menjadi opini (pendapat) dan sikap, dimana pendapat atau opini adalah jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan dinyatakan dengan kata-kata yang diucapkan atau ditulis. Sedangkan sikap merupakan reaksi yang tertutup (convert) dan bersifat emosional, merupakan tandensi untuk memberi reaksi positif atau negatif terhadap orang-orang, obyek atau situasi tertentu.

Berdasarkan beberapa penjelasan tentang respon dapat disimpulkan bahwa respon merupakan perilaku, sikap atau reaksi sebagai suatu tanggapan atau tindakan yang dilakukan yang merupakan akibat adanya rangsangan-rangsangan yang terjadi sebelumnya.

Menurut Sarlito Wirawan (2002:97) Respon memiliki dua Model yaitu: 1. Respon Positif

Respon dikatakan positif apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif dimana mereka dengan antusias ikut berpartisipasi atau mendukung suatu kejadian.

(16)

2. Respon Negatif

Respon dikatakan negatif apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi negatif dimana mereka dengan tidak ikut berpartisipasi atau mendukung suatu kejadian.

Dalam hal ini yaitu tentang respon PKL terhadap pembangunan M3, apabila respon mereka (PKL) negatif, itu berarti mereka tidak mendukung dan tidak setuju dengan adanya pembangunan M3.

B. Pedagang Kaki Lima (PKL)

1. Pengertian Pedagagang Kaki Lima

Menurut Sidharta (2002:35), secara umum dapat didefiniskan bahwa Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pedagang informal yang menempati kaki lima (trotoar-pedestrian) yang keberadaannya tidak boleh mengganggu fungsi publik, baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, fisik visual, lingkungan dan pariwisata.

(17)

PKL merupakan kelompok tenaga kerja yang banyak di sektor informal. Pandangan Bromley, pekerjaan pedagang kaki lima merupakan jawaban terakhir yang berhadapan dengan proses urbanisasi yang berangkai dengan migrasi desa ke kota yang besar, pertumbuhan penduduk yang pesat, pertumbuhan kesempatan kerja yang lambat di sektor industri, dan penyerapan teknologi yang padat moral, serta keberadaan tenaga kerja yang berlebihan.

2. Ciri-Ciri PKL

PKL menurut Abidin (1992:100) mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri pokok sektor informal, yaitu:

a. Kelompok ini merupakan pedagang yang terkadang juga menjadi produsen sekaligus, misalnya pedagang makanan dan minuman yang dimasak sendiri.

b. Perkataan PKL memberikan konotasi bahwa mereka umumnya menjajakan barang-barang dagangannya pada gelaran tikar atau pinggir-pinggir jalan, atau di muka toko yang dianggap strategis. c. PKL biasanya menjual barang eceran.

d. PKL umumnya bermodal kecil bahkan tidak jarang mereka merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar komisi sebagai imbalan jerih payah.

(18)

f. Pada umumnya kualitas barang yang diperdagangkan oleh para PKL mengkhususkan diri dalam penjualan barang-barang cacat sedikit dengan harga yang lebih murah.

g. Omset penjualan PKL ini umumnya tidak besar. Para pembeli umumnya merupakan pembeli yang berdaya beli rendah.

h. Kasus dimana PKL berhasil secara ekonomis sehingga akhirnya dapat menaiki tangga dalam jenjang hirarki pedagang sukses agak langka atau jarang terjadi.

i. Barang yang ditawarkan PKL biasanya tidak standar dan "shifting" jenis barang yang diperdagangkan seringkali terjadi.

j. Tawar-menawar antara penjual dan pembeli merupakan relasi diri yang khusus usaha perdagangan para PKL.

k. Terdapat jiwa kewiraswastaan yang kuat.

C. Pembangunan Metro Mega Mall (M3) 1. Latar Belakang Pembangunan M3

a. Pemenuhan Infrastruktur dan fasilitas kota yang memadai seperti Perdagangan, perkantoran, rekreasi, dan sebagainya.

b. Kondisi pasar khususnya Pasar Cendrawasih, Shopping Center dan ruko juga taman parkir yang terletak di jantung kota kondisinya:

1. HGB diatas HPL telah berakhir tahun 2000

2. Fisik pasar yang tidak layak lagi karena telah berumur 28 tahun

(19)

4. Khususnya taman parkir banyaknya PKL dan hamparan yang berjualan di badan Jalan (Jalan. Cut Nyakdien, Jalan. Agus Salim, Jalan. Kh. Arsyad), yang mana mengganggu kelancaran lalu lintas, kebersihan kota, keindahan kota. (sumber: Dokumen Dinas Pasar Kota Metro Tahun 2007).

2. Dasar Pelaksanaan M3

a. Pembentukan TIM: SK Walikota Metro Nomor:173/KPTS/D.10/ 2007, tanggal 26 Juni 2007

b. Persetujuan DPRD kota Metro Nomor: 800/651/DPRD/2007, tanggal 22 November 2007

c. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Daerah Kota Metro dengan PT. Nolimax Jaya Nomor: 20/KSAD-L/02/2007, dan Nomor: 167/PKS/NJ/2007, tanggal 19 Desember 2007.

(Sumber: Dokumen Dinas Pasar Kota Metro Tahun 2007).

3. Manfaat dan Tujuan Pembangunan M3

a. Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat perkotaan, menambah ruang perdagangan yang memadai dan ruang perkantoran

b. Meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Metro

(20)

4. Tahapan-tahapan Rencana Pembangunan M3 a. Tahapan yang akan dilalui proyek dilaksanakan:

 Mengadakan sosialisasi kepada pedagang ruko, toko, dan kaki lima secara berkelanjutan khusus membicarakan masalah pembangunan dan harga jual.

 Berkordinasi dengan instansi terkait. b. Proses penunjukan calon investor:

 Pengajauan proposal dari pengembang kepada pemerintah  Melakukan ekspose

 Melakukan evaluasi tim

 Pengajuan persetujuan kepada DPRD Kota Metro  Penandatanganan PKS (Perjanjan kerjasama).

(Sumber: Dokumen Dinas Pasar Kota Metro Tahun 2007)

5. Tahapan-tahapan Proses Pembangunan M3 a. Metro Mega Mall tahap I

Metro Mega Mall tahap I ini dibangun diatas lahan seluas 1,2 Ha, dimana sebalah barat berbatasan dengan Jalan KH. Arsyad dan sebelah selatan dengan Jalan Jendral Sudirman. Diatas lahan bekas taman parkir dan ruko yang berjumlah 58 unit. Area tahap pertama ini terdiri dari Ruko dan Pasar Modern, yang dilengkapi juga oleh fasilitas umum seperti kantor pengelola, parkir, toilet umum, musolah dan gardu keamanan.

(21)

b. Metro Mega Mall tahap II

Metro Mega Mall tahap II ini rencananya akan dibangun diatas lahan seluas 1,2 Ha, setelah pembangunan tahap pertama selesai. Lokasinya di Shopping Center, dengan batas sebelah barat berbatasan dengan Jalan Baru, sebelah timur dengan Jalan Imam Bonjol, sebelah utara dengan Jalan KH Arsyad dan sebelah selatan dengan Jalan Jendral Sudirman. Area tahap ke dua ini terdiri dari Ruko, Mall dan area Kios Pedagang kaki lima.

(sumber: addendum PKS Pemkot Metro dan PT. Nolimax)

D. Kerangka Pikir

(22)

kebersihan kota dan keindahan kota (Sumber: Dokumen Dinas Pasar Tahun 2008). Maka Pemerintah Kota Metro mengeluarkan kebijakan penataan pembangunan Pasar Kota Metro dengan membangun kawasan Metro Mega Mall. Rencana pembangunan ini dimulai dari pembangunan area seluas 2,53 Ha, dengan konsep urban renewal, membongkar dan membangun kembali tanpa merubah fungsi yang sudah ada saat ini, yaitu fungsi perdagangan dan jasa.

Untuk melaksanakan Pembangunan ini, Pemerintah Kota Metro berkerjasama dengan PT. Nolimax selaku pengembang Pembangunan Metro Mega Mall. Namun dalam proses pembangunanya terdapat berbagai masalah yang muncul salah satunya adalah Respon dari PKL sehingga terjadi ketidak sepahaman antara pemerintah Kota Metro dengan Para PKL. Dari hal tersebut peneliti merasa perlu diadakan suatu penelitian untuk melihat respon pedagang kaki lima terhadap pembangunan Metro Mega Mall.

(23)

Bagan 1. Kerangka Pikir

Latar Belakang Masalah:

1. Pemenuhan Infrastruktur dan fasilitas kota yang memadai

2. Kondisi pasar yang kurang mencerminkan desain pasar kota

3. Banyaknya PKL dan kamparan yang berjualan di badan jalan sehingga mengganggu kelancaran lalulintas

PEMBANGUNAN METRO MEGA MALL

RESPON PEDAGANG KAKI LIMA

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang kaki lima pasar Cendrawasih terhadap pembangunan Metro Mega Mall (M3) Kota Metro, maka tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kuantitatif.

Menurut Hadari Nawawi (2001: 63) menjelaskan :

”Penelitian deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya, yang tidak terbatas, pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi melihat analisa dan interpretasi tentang arti data itu”.

Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh.

(25)

pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya “. Oleh sebab itu, pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai tabel, grafik, dan bagan.

Pada penelitian ini, peneliti menyoroti hubungan kausal antara variabel Respon Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Cendrawasih dengan variabel Pembangunan Metro Mega Mall

Alasan penulis memilih menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kuantitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan serta menguraikan suatu keadaan atau obyek yang berdasarkan data dan fakta yang ada serta berlangsung untuk kemudian disusun, dijelaskan atau dianalisis. Penggunaan metode deskriptif ini juga didasarkan pada tujuan – tujuan dan sifat – sifat yang melekat didalamnya, yaitu untuk menyusun kembali data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya dideskripsikan untuk diambil kesimpulan.

B. Definisi Konseptual

(26)

Berikut konsep utama dalam penelitian ini adalah :

1. Respon

Respon PKL pasar Cendrawasih Mengenai pembangunan Metro Mega Mall (M3) Kota Metro.

2. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sekitar Lokasi Pembangunan Metro Mega Mall.

3. Pembangunan Metro Mega Mall

Pembangunan kawasan Metro Mega Mall merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kota Metro dalam menata Pasar Kota Metro.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian memiliki peranan yang sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan jalannya penelitian. Fokus dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk menjawab pertanyaan Respon Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Cendrawasih mengenai Pembangunan Metro Mega Mall (M3). Menjadi fokus dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Metro Mega Mall 2. Pelaksanaan Pembengunan Metro Mega Mall

3. Masalah atau Hambatan dari Pembangunan Metro Mega Mall 4. Relokasi Pedagang

(27)

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian dalam melihat fenomena atau peristiwa yang terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah Dinas Pasar Kota Metro, PT. Nolimax, dan Lokasi tempat PKL Berjualan. Lokasi penelitian ini ditetapkan sacara purposive (disengaja) karena Dinas Pasar Kota Metro, PT. Nolimax, dan Lokasi tempat PKL Berjualan inilahyang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan M3 di Kota Metro.

E. Jenis Data

Penelitian ini perlu didukung dengan adanya data yang akurat dan lengkap. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber dari penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (Umar, 2003:32). Sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sampel terpilih dari Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Kota Metro.

2. Data Sekunder

(28)

data-data yang berasal dari artikel-artikel dan karya ilmiah yang dipublikasikan di internet serta berbagai literatur yang mendukung permasalahan seperti buku, majalah, artikel dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam buku karangan Burhan Bungin (2008 : 99) adalah berasal dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady (2008 : 42) “populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas”. Populasi dapat dikatakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006: 16).

Berdasarkan hasil pra-riset di Dinas Pasar Kota Metro jumlah pedagang kaki lima yang berjualan disekitar lokasi pembangunan M3 adalah 100 Pedagang. Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 pedagang yaitu pedagang yang berjualan disekitar lokasi pembangunan M3.

2. Sampel

(29)

sampling. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling digunakan karena tidak seluruh PKL bisa dijadikan sampel.

Berikut adalah teknik pengambilan populasi PKL (Pasar Cendrawasih) menggunakan teknik purposive sampling :

N n =

Ne2 + 1

Keterangan:

n = Banyaknya unit sample N = Banyaknya Populasi e = Taraf Nyata (0,10) 1 = Bilangan Konstanta

Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah populasi PKL yang Berjualan disekitar pembangunan M3 yaitu 100 PKL

Berikut adalah perhitungan sampel : N = 100

Populasi 100 PKL yang Berjualan disekitar pembangunan M3 yaitu 100 PKL

e = Ditetapkan 0,1 yaitu penyimpangan dalam pemakaian sampel sebesar 10%

(30)

Demikian dapat diketahui besarnya sampel sebagai berikut : 100

n =

(100).(0,1)2 + 1 100

n = 1 + 1 100 n = 2 n = 50

Berdasarkan hasil perhitungan sampel, maka dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang akan diteliti pada pengambilan sampel secara purposive sampling dari populasi PKL yang Berjualan disekitar pembangunan M3 sebanyak 50 orang sampel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kuisioner

Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang terdiri dari item – item pertanyaan secara terstruktur yang berkaitan dengan penelitian. Kuisioner yang dipergunakan adalah kuisioner tertutup yaitu daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban.

(31)

orientasi, perubahan, maupun respon. Kuisioner diambil untuk mengukur respon pedagang kaki lima pasar cendrawasih terhadap pembangunan Metro Mega Mall.

2. Wawancara

Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data melalui percakapan secara langsung dengan bertatap muka dengan responden. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan menunjuk data yang dihasilkan oleh kuisioner penelitian. Teknik ini merupakan salah satu teknik bantu dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi tambahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam hal ini peneliti hanya mewawancarai beberapa responden yang mana jawaban dari responden hanya untuk melengkapi data dari hasil kuisioner.

3. Dokumentasi

(32)

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data tersebut. Teknik pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Editing

Menurut Burhan Bungin (2008 : 165) editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Tahap editing adalah tahap memeriksa kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahannya (validitas) untuk kemudian dipersiapkan ketahap selanjutnya yaitu memeriksa hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.

2. Koding

Tahap koding adalah tahap dimana jawaban dari responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan untuk kemudian diberi kode dan dipindahkan dalam tabel kode atau buku kode.

3. Tabulating

(33)

Pada penelitian ini data-data yang telah diperoleh dari lapangan kemudian disusun kedalam bentuk tabel, sehingga pembaca dapat melihat dan memahaminya dengan mudah.

4. Intepretasi data

Tahap interpretasi data yaitu tahap untuk memberikan penafsiran atau penjabaran dari data yang ada pada tabel untuk dicari maknanya yang lebih luas dengan menghubungkan jawaban dari responden dengan hasil yang lain, serta dari dokumentasi yang ada.

I. Teknik Analisis Data

Menurut Sofian Effendi dan Chris Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995 : 263) analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

(34)
[image:34.595.136.505.184.370.2]

Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2010 : 170) Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi, pendapat, sikap serta penilaian seseorang tentang fenomena sosial.

Tabel 1. Skor Metode Skala Likert

No. Pernyataan dengan memilih jawaban Skor

1 2 3

1 Sangat setuju/Sangat mendukung/Sangat mudah/Sangat

percaya/Sangat tahu 5

2 Setuju/Mendukung/Mudah/Percaya/Tahu 4

3 Kurang setuju/Kurang mendukung/Cukup sulit/Kurang

percaya/Kurang tahu 3

4 Tidak setuju/Tidak mendukung/sulit/Tidak percaya/Tidak

tahu 2

5 Sangat tidak setuju/Sangat tidak mendukung/Sangat

sulit/Sangat tidak percaya/Sangat tidak tahu 1 Sumber : Data Diolah Pada Maret 2011

Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan menentukan skor jawaban, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data menggunakan penghitungan rumus interval. Analisis data dengan menggunakan analisis kuantitatif kemudian dijelaskan secara kualitatif. Perhitungan menggunakan rumus interval menggunakan rumus sebagai berikut:

NT - NR I =

K

Sumber : Sutrisno Hadi (1998 : 421) Keterangan :

(35)

Selanjutnya untuk mengetahui persentase dari jawaban responden menggunakan rumus persentase berikut ini :

Sumber: Soerjono Soekanto (2006 : 268)

Keterangan : P : Presentase

F : Frekuensi pada klasifikasi kategori yang bersangkutan N : Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi/kategori

(36)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis seperti yang dikemukakan pada bab V (Hasil dan Pembahasan), maka penulis menyumpulkan bahwa Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai Pembanguan Metro Mega Mall sesuai angka presentase yaitu sebagai berikut:

1. Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai rencana Pembanguan Metro Mega Mall, Pedagang Kaki Lima kurang setuju mengenai rencana pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuisioner sebesar 44% Pedagang menjawab kurang mengetahui rencana pembangunan Metro Mega Mall.

(37)

3. Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai masalah atau hambatan Pembanguan Metro Mega Mall, Pedagang Kaki Lima kurang setuju mengenai pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuisioner sebesar 34% Pedagang menjawab kurang mengetahui masalah atau hambatan pembangunan Metro Mega Mall.

4. Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai pelaksanaan Pembanguan Metro Mega Mall, Pedagang Kaki Lima kurang setuju mengenai relokasi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuisioner sebesar 36% Pedagang menjawab tidak setuju mengenai reloksai pedagang.

5. Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai pelaksanaan Pembanguan Metro Mega Mall, Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuisioner sebesar 36% Pedagang menjawab tidak setuju dengan adanya pembangunan Metro Mega Mall.

6. Berdasarkan lima simpulan respon diatas penulis berkesimpulan bahwa Respon Pedagang Kaki Lima Terhadap Pembangunan Metro Mega Mall Adalah Tidak Setuju.

B. SARAN

Adapun saran dan rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti

(38)

Pemerintah Kota Metro harus lebih mensosialisasikan lagi mengenai rencana Pembangunan Metro Mega Mall.

2. Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa baru 2% dari responden yang menjawab sangat tahu mengenai pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall, sisanya masih ada 98% dari responden yang menjawab belum mengetahui tujuan dari pelaksanaan Pembangunan Metro Mega Mall. Pemerintah Kota Metro memberikan arahan kepada para pedagang bahwa pada saat pelaksanaan pembangunan kekondusifan pasar sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pembangunan.

3. Berdasarkan tabel 23 diketahui bahwa baru 4% dari responden yang menjawab sangat tahu mengenai masalah atau hambatan pada pembangunan Metro Mega Mall, sisanya masih ada 96% dari responden yang menjawab belum mengetahui tujuan dari mengenai masalah atau hambatan pada Pembangunan Metro Mega Mall. Pemerintah Kota Metro harus menindaklanjuti Masalah yang ada dalam pembangunan Metro Mega Mall dengan cara berkoordinasi dengan PT. Nolimax Jaya selaku pengembang untuk menyelesaikan pembangunan sesuai dengan rencana.

(39)

5. Berdasarkan tabel 31 diketahui bahwa baru 10% dari responden yang menjawab sangat setuju mengenai respon Pedagang Kaki Lima mengenai pembangunan Metro Mega Mall, sisanya masih ada 90% dari responden yang menjawab tidak setuju mengenai Pembangunan Metro Mega Mall. Pemerintah Kota Metro menyediakan forum bagi aspirasi para pedagang, sehingga kedua belah pihak yaitu PKL dan pemerintah Kota Metro dapat menjalankan kewajiban masing-masing dengan baik.

6. Berdasarkan tabel 32 diketahui bahwa baru 6% dari responden yang menjawab sangat setuju mengenai pembangunan Metro Mega Mall, sisanya masih ada 94% dari responden yang menjawab tidak setuju mengenai Pembangunan Metro Mega Mall. Pemerintah Kota Metro melakukan pendekatan kembali dengan para Pedagang Kaki Lima.

(40)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menguraikan hasil dan pembahasan penelitian yang telah didapat berdasarkan data dan informasi melalui wawancara, kouesiner, observasi dan dokumentasi. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan wawancara terhadap informan, penentuan informan dilakukan dengan cara purposive, yaitu para informan terklarifikasi berdasarkan beberapa katagori yang menggambarkan tingkat pengetahuan dan informasi mengenai Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall.

Dalam bab ini peneliti berupaya menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu: Bagaimanakah Respon Pedagang Kaki Lima Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall?. Maka secara sederhana hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian ini akan disajikan secara runut sebagai berikut:

A. Deskripsi Fokus Penelitian Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall.

(41)

satunya karena adanya ketidak setujuan oleh para pedagang yakni pedagang kaki lima dengan adanya pembagunan Metro Mega Mall. Berikut adalah kronologis pembangunan Metro Mega Mall:

Tabel 7 Kronologis Pembangunan Metro Mega Mall

NO WAKTU PERISTIWA

1 2 3

1 26 Juni 2007 Surat Keputusan Walikota Metro Nomor: 173/KPTS/D.10/2007 tentang Pembentukan Tim Evaluasi Penataan Pembangunan Pasar Kota Metro, Tim ini bekerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Tim ini bertugas:

a. Melaksanakan pembahasan teknis terhadap ekspose terhadap calon investor yang berminat;

b. Analisa dan evaluasi terhadap proposal calon investor; Aspek-aspek evaluasi yang di nilai; aspek teknis/fisik, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek keamanan dari kebakaran, lingkungan dan profil data administrasi;

c. Pendataan dan kunjungan lapangan sebagai bahan untuk melengkapi hasil evaluasi; d. Melaporkan hasil evaluasi secara tertulis

kepada Walikota Metro.

2 Terdapat 4 investor yang mendaftar, yaitu: a.PT. Inti Griya Prima Sakti;

b.PT. Nolimax Jaya;

c.PT. Satria Sukarso Wawai; d.PT. Ekalia Karya Mandiri

(42)

3 Hasil Evaluasi Tim Evaluasi Penataan Pembangunan Pasar Kota Metro mengumumkan PT. Nolimax Jaya dinyatakan layak sebagai pengembang penataan pembangunan pasar Kota Metro, melelui berita acara hasil Evaluasi akhir terhadap penataan pembangunan Pasar Kota Metro, Nomor: 800/264.II/D.10/2007.

4 4 Oktober 2007

Kepala Dinas Pasar sebagai Ketua Tim Evaluasi Penataan Pembangunan Pasar Kota Metro tersebut kepada Walikota Metro Dengan Nomor surat 800/1228.1/D.10/2007.

5 31 Oktober 2007

Walikota Metro menyampaikan surat ke ketua DPRD Kota Metro, dengan nomor surat 800/1228.1/D.10/2007 tentang persetujuan penataan Pembangunan Pasar Kota Metro.

6 23

November 2007

Ketua DPRD Kota Metro memberikan persetujuan rencana penataan Pembangunan Pasar Kota Metro, dengan nomor surat: 800/615/DPRD/2007.

7 27

November 2007

Surat Keputusan Walikota Metro nomor: 296/B/KPTS/D.10/2007 tentang penetapan PT. Nolimax Jaya sebagai pelaksana pekerjaan penataan pembangunan Pasar Kota Metro.

8 19 Desember 2007

Perjanjian kerjasama antara Pemerintah Daerah Kota Metro dengan PT. Nolimax Jaya tentang Penataan Pembangunan Pasar Kota Metro dan Pengelolaan Mall, Ruko, Kios, dan Hamparan Beserta Fasilitas Penunjang lainnya Di atas Lahan Tanah Seluas Kurang Lebih 2,4 Hektar yang terletak di Kota MetroLampung (Metro Mega Mall) dengan nomor surat 20/KSAD-L/02/2007. 9 Desember

2007

Pertemuan Sosialisasi Khusus Pedagang Kaki Lima

10 9 Januari 2008

Keputusan Walikota Metro, nomor: 02A/KPTS/D.10/2008 tentang pembentukan Tim Sosialisasi dan Penataan Pedagang dalam rangka Pembangunan Pasar Kota Metro Tahun 2008:

a. Melakuakan Sosialisasi terhadap para pedagang dalam rangka pembangunan pasar Kota Metro

b. Melakukan pembinaan, penataan para pedagang dalam rangka pembangunan Pasar Kota Metro

c. Mengadakan koordinasi dengan dinas/instansi terkait

(43)

11 12 Mei 2008 Sosialisasi di Rumah Makan Metro Raya tentang Metro Mega Mall terhadap pemilik 58 Ruko oleh pihak pengembang

12 Juni 2008 Sosialisasi Metro Mega Mall di aula Pemda Kota Metro dihadiri oleh pedagang Shopping Center, Ruko, dan juga Pedagang Kaki Lima.

13 Pertemuan Informal (prakarsa para pedagang sendiri) di Rumah Dinas Walikota Sebanyak 3 kali.

14 17 Februari 2009

Terjadi aksi damai/demo yang dilaksanakan oleh Persatuan Pedagang Pusat Pertokoan dan Ruko dengan Tuntutan:

a. Mencabut Surat DPRD nomor: 800/651/DPRD/2007 tanggal 23 Oktober 2007 perihal Persetujuan Pembangunan Metro Mega Mall

b. Membatalkan surat Perjanjian kerjasama nomor: 20/KSAD-L/02/2007 antara Pemerintah Kota Metro dengan PT. Nolimax Jaya.

15 17 Februari 2009

Dikeluarkannya Rekomendasi DPRD nomor: 170/59/DPRD/2009, yang Merekomendasikan Walikota Untuk:

a. Meninjau Kembali proses penataan pembangunan Metro Mega Mall

b. Pemerintah Daerah Kota Metro segera mengadakan pertemuan dengan Pengembang Metro Mega Mall, Perwakilan Pedagang dan DPRD Kota Metro.

16 17 Februari 2009

Keputusan Walikota Metro nomor: 56/KPTS/D-12/2009 tentang pembentukan Tim Monitorin dan Evaluasi Pembangunan Metro Mega Mall tahun 2009, dengan tugas:

a. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap Pembangunan Metro Mega Mall; b. Memberikan masukan dan saran ataupun

rekomendasi kepada Walikota Metro yang berkaitan dengan Pembangunan Metro Mega Mall;

c. Melaporkan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi baik lisan ataupun tertulis. 17 19 Februari

2009

(44)

2009.

18 8 Juni 2009 Hearing dengan DPRD Kota Metro tentang Metro Mega Mall

19 17 Juli 2009 Surat DPRD nomor: 030/222/DPRD/2009, tentang Persetujuan Penghapusan Gedung dan sebagian Jalan KH. Arsyad.

20 19 Oktober 2009

Addendum Perjanjian Kerjasama anatara Pemerintah Daerah Kota Metro dengan PT. Nolimax Jaya tentang penataan Pembangunan Pasar Kota Metro dan Pengelolaan Mall, Ruko, Kios, dan Hamparan Beserta Fasilitas Penunjang Lainnya diatas Lahan Tanah Seluas Kurang Lebih 2,53 Hektar yang terletak di Kota Metro Lampung ( Metro Mega Mall), nomor: 20/KSDD-D/07/2009 dan nomor: 267/PKS/NJ/2009.

Sebagai dasar dilaksanankannya addendum karena proses pengalihan HPL nomor 5 (Hak Pengelolaan Lahan) dari Kabupaten Lampung Tengah kepada Kota Metro Menghabiskan waktu 7 bulan, dari bualan Januari 2008 sampai dengan bulan Juli 2008 selanjutnya berdampak pada Pembangunan Metro Mega Mall tahap I tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tetepkan.

21 22 Oktober 2009

Disampaikan surat pemberitahuan pemagaran penutupan Ruko dari Kepala Dinas Kepada Pedagang dan Pemilik Ruko sekitar Jalan Sudirman dan Jalan Baru.

22 26 Oktober 2009

Sosialisasi Kepada Para Pedagang dan Pemilik Ruko oleh Dinas Pasar.

23 27 Oktober 2009

Permohonan bantuan Personil Koramil, Kepolisian dan Pol. PP untuk pengamanan pemagaran 58 Ruko. Namun Pemagaran tidak dapat dilaksanakan karena dihalangi oleh kelompok pedagang.

24 28 Oktober 2009

Dibebtuknya Panitia Khusus DPRD Kota Metro tentang Metro Mega Mall. Yang ditetapkan melalui surat keputusan DPRD dengan nomor: 177/13/DPRD/2009. Pansus DPRD ini dibentuk guna menyelesaikan persoalan terkait pembangunan Metro Mega Mall.

25 29 Oktober 2009

Terjadi aksi damai/demo yang di laksanakan oleh IKBP3 (Ikatan Keluarga Besar Pedagang dan Pekerja Pasar), dengan tuntutan untuk mencabut MOU antara Pemerintah Kota Metro dengan PT. Nolimax Jaya tentang Pembagunan Metro Mega Mall;

(45)

sementara terlebih dahulu. Jangka waktu yang ditentukan adalah 10 hari.

26 29 Oktober 2009

Dikeluarkan surat Ketua DPRD Kota Metro, nomor: 170/354/DPRD/2009, perihal Rekomendasi agar Walikota Metro Meninjau kembali proses penataan Pembangunan Metro Mega Mal.

27 30 Oktober 2009

Dilaksanakan Pemagaran terhadap Keseluruhan 58 Ruko oleh PT. Noalimax Jaya.

28 02

November 2009

Surat Walikota Metro nomor: 800/69/07/2009, tentang Penghentian Sementara Pembangunan Metro Mega Mall.

29 02

November 2009

Surat Ketua DPRD Kota Metro nomor: 170/351/DPRD/2009, tentang rekomendasi yang berisi:

a. Walikota agar menunda penutupan jalan sekitar Taman Parkir serta penundaan pembongkaran Toko dan Ruko;

b. Kepala BPN agar menunda proses penerbitan HGB kepada PT.Nolimax Jaya. 30 19

November 2009

Dikeluarkannya Surat DPRD Kota Metro nomor: 170/378/DPRD/2009 tentang Rekomendasi agar PT. Nolimax Jaya menghentikan sementara semua kegiatan yang menyangkut Proses pembangunan Metro Mega Mall sampai dengan Pansus DPRD Kota Metro tentang Metro Mega Mall menyelesaikan tugasnya.

31 25 Februari 2010

Dikeluarkannya Surat dari Sekretariat Daerah Kota Metro dengan nomor: 005/67/D.12/2010 perihal Pemberhentiaan Pembongkaran, yang meminta agar PT. Nolimax Jaya mengehentikan sementara proses pembongkaran Ruko pada Jln. Baru yang sedang dilakukan oleh PT. Nolimax Jaya Hingga adanya Keteteapan Hukum Peradilan Tata Usaha tang tetap.

32 Pembangunan Metro Mega Mall telah berlangsung hingga sekarang.

Sumber: Diolah Penulis berdasarkan beberapa data tahun 2011

(46)

respon positif dan respon negatif. Berikut adalah penjelasan dan pembahasannya.

1. Rencana Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall

Metro Mega Mall yang dibangun ini merupakan kawasan perdangangan dengan menggabungkan konsep pasar tradisional dengan pasar modern. Secara umum kawasan tersebut menampung fungsi perdagangan dalam dua bangunan, yaitu bangunan pasar sederhana ( pasar tradisional) yang menampung pedagang basah, kering, dan kaki lima. Bangunan pasar modern dengan fasilitas lebih baik disebut mall dilengkapi dengan lift, eskalator dan faktor kenyamanan lainnya. Fungsi capuran, menampung kegiatan perdagangan dan hunian dalam bentuk bangunan ruko (rumah toko). Pada operasional nantinya, bangunan ruko ini juga dapat berfungsi sebagai perkantoran.

Tabel 8. Pengetahuan Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 9 orang 18%

2 Tahu 7 orang 14%

3 Kurang Tahu 14 orang 28%

4 Tidak Tahu 13 orang 26%

5 Sangat Tidak Tahu 7 orang 14%

Jumlah

[image:46.595.162.496.510.664.2]
(47)

Berdasarkan tebel tersebut, diketahui sebanyak 28% atau 14 orang responden kurang mengetahui tentang rencana pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 14% atau 4 orang responden yang mengetahui tentang pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui menegnai rencana Pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 9. Tentang landasan-landasan yang digunakan dalam pembangunan Metro Mega Mall.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 9 orang 18 %

2 Tahu 6 orang 12%

3 Kurang Tahu 22 orang 44%

4 Tidak Tahu 4 orang 8%

5 Sangat Tidak Tahu 9 orang 18%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah dari hasil kuisioner,2011)

[image:47.595.159.496.308.451.2]
(48)
[image:48.595.160.495.120.260.2]

Tabel 10. Tentang lokasi Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 9 orang 18 %

2 Tahu 6 orang 12%

3 Kurang Tahu 17 orang 34%

4 Tidak Tahu 12 orang 24%

5 Sangat Tidak Tahu 5 orang 10%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah dari hasil kuisioner,2011)

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 34% atau 17 orang responden kurang mengetahui tentang lokasi pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 18% atau 9 orang responden yang mengetahui tentang lokasi pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui tentang lokasi pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 11. Tahapan-tahapan pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 7 orang 14 %

2 Tahu 12 orang 24 %

3 Kurang Tahu 19 orang 38%

4 Tidak Tahu 7 orang 14%

5 Sangat Tidak Tahu 5 orang 10%

Jumlah 50 orang 100 %

(Sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

[image:48.595.156.495.515.657.2]
(49)
[image:49.595.156.495.238.382.2]

Mega Mall, dan diketahui sebanyak 10% atau 5 orang responden yang tidak mengetahui tahapan-tahapan pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui tahapan-tahapan pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 12. Pihak-pihak yang terlibat dalam Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 7 orang 14%

2 Tahu 7 orang 14%

3 Kurang Tahu 23 orang 46%

4 Tidak Tahu 8 orang 16%

5 Sangat Tidak Tahu 5 orang 10%

Jumlah 50 orang 100 %

( Sumber: data diolah dari hasil Kuisioner, 2011)

(50)

Tabel 13. Sumber Daya yang digunakan untuk membiayai Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Tahu 11 orang 22%

2 Tahu 10 orang 20%

3 Kurang Tahu 17 orang 34%

4 Tidak Tahu 8 orang 16%

5 Sangat Tidak Tahu 4 orang 8%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011)

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 34% atau 17 orang responden kurang mengetahui tentang Sumber daya yang digunakan untuk membiayai pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 8% atau 4 orang responden yang tidak mengetahui sumber daya yang digunakan untuk membiayai pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang menegetahui sumber daya yang digunakan untuk membiayai pembangunan Metro Mega Mall.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban mengenai Rencana pembengunan Metro Mega Mall, maka hasil secara keseluruhan akan dilakukan analisis sederhana berdasarkan skor ideal tertinggi dan skor terendah untuk memberikan gambaran menegenai kondisi responden terkait rencana pembangunan Metro Mega Mall, dengan melakukan pengkategorian sebagai berikut:

K Nr N

[image:50.595.160.495.119.246.2]
(51)

Diketahui :

Nt (Nilai Tertinggi) = 30 Nr (Nilai Terendah) = 6 K (Kelas / Kategori) = 5

Maka I (Interval Kelas) 4,8 5

6

30

Dibulatkan Menjadi 5

[image:51.595.142.505.307.470.2]

Setelah diketahui interval kelas selanjutnya dapat disusun kategori yaitu:

Tabel 14. Klasifikasi tentang Rencana pembangunan Metro Mega Mall

No Interval Skor Pengetahuan F Total

Skor

(%)

1 2 3 4 5 6 7

1 26-30 5 Sangat Tahu 8 40 16

2 21-25 4 Tahu 4 16 8

3 16-20 3 Kurang Tahu 22 66 44

4 11-15 2 Tidak Tahu 7 14 14

5 5-10 1 Sangat Tidak Tahu

9 18 18

Jumlah 50 145 100

( sumber: data diolah, 2011)

(52)

2. Pelaksanaan Pembangunan Metro Mega Mall

[image:52.595.162.493.426.567.2]

Proses pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall terdiri dari dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap kedua. Pembangunan Metro Mega Mall tahap pertama ini dibangun diatas lahan seluas 1,2 Ha. dimana sebelah Barat berbatasan dengan Jalan KH. Arsyad dan sebelah Selatan dengan Jalan sudirman. Pembangunan Metro Mega Mall tahap kedua ini dibangun diatas lahan seluas 1,2 Ha. dimana sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Baru, sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Imam Bonjol, sebelah Utara berbatasan dengan Jalan KH. Arsyad dan sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Jendral Sudirman.

Tabel 15. Waktu pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 8 orang 16 %

2 Tahu 7 orang 14%

3 Kurang Tahu 19 orang 38%

4 Tidak Tahu 15 orang 30%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

(53)

kurang mengetahui menegnai pelaksanaan Pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 16. Sosialisasi Tentang Pembagunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 8 orang 16%

2 Tahu 9 orang 18%

3 Kurang Tahu 19 orang 38%

4 Tidak Tahu 13 orang 26%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(Sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

[image:53.595.163.496.596.737.2]

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 38% atau 18 orang responden kurang mengetahui tentang sosialisasi pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 2% atau 2 orang responden yang tidak mengetahui tentang sosialisasi pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui menegnai sosialisasi Pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 17. Pembagian Kerja aparat pelaksana pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 8 orang 16%

2 Tahu 13 orang 26%

3 Kurang Tahu 18 orang 36%

4 Tidak Tahu 10 orang 20%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(54)
[image:54.595.164.496.351.491.2]

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 36% atau 18 orang responden kurang mengetahui tentang pembagian kerja aparat pelaksana pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 2% atau 2 orang responden yang tidak mengetahui tentang pembagian kerja aparat pelaksana pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui menegnai Pembagian Kerja aparat pelaksana Pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 18. Fasilitas yang digunakan dalam pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 5 orang 10%

2 Tahu 14 orang 28%

3 Kurang Tahu 17 orang 34%

4 Tidak Tahu 13 orang 26%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(sumber: data diolah dari hasil kuisioner,2011).

(55)
[image:55.595.162.494.133.275.2]

Tabel 19. Peran Pemerintah dalam pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 5 orang 10%

2 Tahu 14 orang 28%

3 Kurang Tahu 18 orang 36%

4 Tidak Tahu 11 orang 22%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 36% atau 18 orang responden kurang mengetahui tentang peran pemerintah dalam pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 2% atau 2 orang responden yang tidak mengetahui tentang peran pemerintah dalam pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui menegnai peran pemerintah dalam Pembangunan Metro Mega Mall.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban mengenai Pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall, maka hasil secara keseluruhan akan dilakukan analisis sederhana berdasarkan skor ideal tertinggi dan skor terendah untuk memberikan gambaran menegenai kondisi responden terkait pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall, dengan melakukan pengkategorian sebagai berikut:

K Nr N

(56)

Diketahui :

Nt (Nilai Tertinggi) = 25 Nr (Nilai Terendah) = 5 K (Kelas / Kategori) = 5

Maka I (Interval Kelas) 4 5

5

25

[image:56.595.140.506.270.428.2]

Setelah diketahui interval kelas selanjutnya dapat disusun kategori yaitu: Tabel 20. Klasifikasi tentang Pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall

No Interval Skor Pengetahuan F Total

Skor

(%)

1 2 3 4 5 6 7

1 26-30 5 Sangat Tahu 1 5 2

2 21-25 4 Tahu 16 64 32

3 16-20 3 Kurang Tahu 18 54 36

4 11-15 2 Tidak Tahu 12 24 24

5 5-10 1 Sangat Tidak Tahu

3 3 6

Jumlah 50 150 100

( sumber: data diolah, 2011).

(57)

3. Masalah atau Hambatan dari Pembangunan Metro Mega Mall

Permasalahan yang dihadapi dari pembangunan Metro Mega Mall adalah penolakan dari hampir seluruh pedagang yang berjualan disekitar pembangunan Metro Mega Mall khususnya Pedagang Kaki Lima. Penolakan inilah yang menjadi menjadi hambatan terbesar dari Pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 21. Masalah-masalah yang terjadi dalam pembangunan Metro Mega

Mall.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 10 orang 20%

2 Tahu 9 orang 18%

3 Kurang Tahu 17 orang 34%

4 Tidak Tahu 13 orang 26%

5 Sangat Tidak Tahu 2 orang 4%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

[image:57.595.156.495.341.483.2]
(58)

Tabel 22. Sikap yang diambil Pihak Pelaksana dalam mengatasi masalah

Pembangunan Metro Mega Mall.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 9 orang 18%

2 Tahu 10 orang 20%

3 Kurang Tahu 19 orang 38%

4 Tidak Tahu 11 orang 22%

5 Sangat Tidak Tahu 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

( Sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 38% atau 19 orang responden kurang mengetahui tentang sikap pemerintah dalam pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 2% atau 1 orang responden yang tidak mengetahui tentang Sikap yang diambil Pihak Pelaksana dalam mengatasi masalah pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih kurang mengetahui menegnai sikap yang diambil Pihak Pelaksana dalam mengatasi masalah dalam Pembangunan Metro Mega Mall.

[image:58.595.162.494.157.301.2]
(59)

K Nr N

I   

Diketahui :

Nt (Nilai Tertinggi) = 10 Nr (Nilai Terendah) = 2 K (Kelas / Kategori) = 5

Maka I (Interval Kelas) 1,6 5

2

10

Dibulatkan menjadi 2

[image:59.595.142.506.378.536.2]

Setelah diketahui interval kelas selanjutnya dapat disusun kategori yaitu: Tabel 23. Klasifikasi tentang Hambatan pembangunan Metro Mega Mall

No Interval Skor Pengetahuan F Total

Skor

(%)

1 2 3 4 5 6 7

1 26-30 5 Sangat Tahu 1 10 4

2 21-25 4 Tahu 16 48 24

3 16-20 3 Kurang Tahu 18 51 34

4 11-15 2 Tidak Tahu 12 20 20

5 5-10 1 Sangat Tidak Tahu

3 9 18

Jumlah 50 150 100

( sumber: data diolah, 2011).

(60)

mengetahui tentang Sikap yang diambil Pihak Pelaksana dalam mengatasi masalah dalam pelaksanaan pembangunan Metro Mega Mall.

4. Relokasi Pedagang

[image:60.595.162.495.453.594.2]

Tempat penampungan sementara bagi para pedagang yang terkena langsung pembangunan Metro Mega Mall, karena pada saat ini pembangunan Metro Mega Mall yang berlangsung masih pada pembangunan tahap pertama, maka para pedagang tersebut diprioritaskan untuk mendapatkan tempat penampungan sementara dan yang menjadi penanggung jawab pemindahan para pedagang tersebut adalah PT. Nolimax Jaya.

Tabel 24. Pengetahuan tentang Relokasi sementara Lokasi berjualan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 5 orang 10%

2 Tahu 11 orang 22%

3 Kurang Tahu 13 orang 26%

4 Tidak Tahu 15 orang 30%

5 Sangat Tidak Tahu 5 orang 10%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah berdasarkan hasil kuisioner).

(61)

Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih tidak menegetahui menegnai relokasi sementara lokasi berjualan.

Tabel 25. Penyediaan tempat berjualan sementara untuk para pedagang oleh

pihak pelaksana pembangunan Metro Mega Mall.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Tahu 6 orang 12%

2 Tahu 11 orang 22%

3 Kurang Tahu 12 orang 26%

4 Tidak Tahu 16orang 32%

5 Sangat Tidak Tahu 5 orang 10%

Jumlah 50 orang 100 %

( sumber: data diolah dari hasil kuisioner, 2011).

[image:61.595.162.494.209.351.2]

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 32% atau 16 orang responden tidak mengetahui tentang penyediaan sementara lokasi berjualan, dan diketahui sebanyak 10% atau 5 orang responden yang sangat tidak mengetahui tentang penyediaan sementara lokasi berjualan. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih tidak menegetahui menegnai penyediaan sementara lokasi berjualan.

Tabel 26. Tempat berjualan sementara itu memadai atau tidak

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Memadai 4 orang 8%

2 Memadai 15 orang 30%

3 Kurang Memadai 13 orang 26%

1 2 3 4

4 Tidak Memadai 17 orang 34%

5 Sangat Tidak Memadai 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

[image:61.595.162.494.582.739.2]
(62)
[image:62.595.160.497.254.395.2]

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 34% atau 17 orang responden menyatakan tempat penempungan sementara tersebut tidak memadai. Hal ini menunjukkan bahwa tempat penampungan sementara itu tidak memadai.

Tabel 27. Sikap PKL Mengenai Relokasi tersebut.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Setuju 6 orang 12%

2 Setuju 12 orang 24%

3 Kurang Setuju 14 orang 28%

4 Tidak Setuju 16 orang 32%

5 Sangat Tidak Setuju 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(sumber: data diolah berdasarkan hasil kuisioner, 2011).

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 32% atau 16 orang responden menyatakan tidak setuju dengan adanya tempat penampungan sementara tersebut.

Tabel 28. Apakah tempat penampungan sementara tersebut sesuai dengan

jumlah pedagang.

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Sesuai 4 orang 8%

2 Sesuai 16 orang 23%

3 Kurang Sesuai 12 orang 23%

4 Tidak Sesuai 17 orang 34%

5 Sangat Tidak Sesuai 1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

[image:62.595.162.495.593.734.2]
(63)

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 34% atau 17 orang responden menyatakan tempat penampungan sementara tersebut tidak sesuai dengan jumlah pedagang , dan diketahui sebanyak 8% atau 4 orang responden menyatakan tempat penampungan sementara tersebut sesuai dengan jumlah pedagang. Hal ini menunjukan bahwa tempat penampungan sementara tersebut tidak sesuai dengan jumlah pedagang.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban mengenai relokasi pedagang maka hasil secara keseluruhan akan dilakukan analisis sederhana berdasarkan skor ideal tertinggi dan skor terendah untuk memberikan gambaran menegenai kondisi responden terkait relokasi pedagang, dengan melakukan pengkategorian sebagai berikut:

K Nr N

I   

Diketahui :

Nt (Nilai Tertinggi) = 25 Nr (Nilai Terendah) = 5 K (Kelas / Kategori) = 5

Maka I (Interval Kelas) 4 5

5

25

(64)
[image:64.595.143.506.141.298.2]

Setelah diketahui interval kelas selanjutnya dapat disusun kategori yaitu: Tabel 29. Klasifikasi tentang relokasi pedagang.

No Interval Skor Pengetahuan F Total

Skor

(%)

1 2 3 4 5 6 7

1 26-30 5 Sangat Sesuai 1 5 2

2 21-25 4 Sesuai 13 26 26

3 16-20 3 Kurang Sesuai 11 33 22

4 11-15 2 Tidak Sesuai 23 92 46

5 5-10 1 Sangat Tidak Sesuai

2 2 4

Jumlah 50 158 100

( sumber: data diolah, 2011).

Berdasarkan klasifikasi jawaban mengenai relokasi pedagang dengan jumlah 46% masuk pada katagori tidak sesuai dengan nilai tidak sesuai dengan nilai skor 4. Klasifikasi tidak sesuai disimpulkan peneliti dengan melihat hasil keseluruhan jawaban dengan indikator tentang relokasi pedagang. Artinya, sebagian besar Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih menyatakan tidak setuju dengan adanya tempat penampungan sementara tersebut.

5. Respon atau Sikap Pedagang

(65)
[image:65.595.158.494.198.357.2]

sikap atau reaksi sebagai suatu tanggapan atau tindakan yang dilakukan yang merupakan akibat adanya rangsangan-rangsangan yang terjadi sebelumnya.

Tabel 30. Dukungan terhadap Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat Mendukung 3 orang 6%

2 Mendukung 11 orang 22%

3 Kurang mendukung 16 orang 23%

4 Tidak mendukung 18 orang 36%

5 Sangat Tidak mendukung

1 orang 2%

Jumlah 50 orang 100 %

(Sumber: data diolah dari hasil kuisioner,2011).

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 36% atau 18 orang responden tidak tidak mendukung Pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 2% atau 1orang responden yang sangat tidak mendukung pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih tidak mendukung pembangunan Metro Mega Mall.

Tabel 31. Respon PKL terhadap Pembangunan Metro Mega Mall

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 Sangat setuju 5 orang 10%

2 Setuju 9 orang 18%

3 Kurang Setuju 16 orang 32% 4 Tidak Setuju 17 orang 34% 5 Sangat Tidak setuju 3 orang 6%

Jumlah 50 orang 100 %

[image:65.595.163.495.606.737.2]
(66)

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebanyak 34% atau 17 orang responden tidak setuju mengenai pembangunan Metro Mega Mall, dan diketahui sebanyak 6% atau 3 orang responden yang sangat tidak setuju mengenai pembangunan Metro Mega Mall. Hal ini menunjukan bahwa Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih tidak setuju mengenai pembangunan Metro Mega Mall.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban mengenai respon Pedagang Kaki Lima Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall maka hasil secara keseluruhan akan dilakukan analisis sederhana berdasarkan skor ideal tertinggi dan skor terendah untuk memberikan gambaran menegenai kondisi responden terkait respon Pedagang Kaki Lima Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall, dengan melakukan pengkategorian sebagai berikut:

K Nr N

I   

Diketahui :

Nt (Nilai Tertinggi) = 10 Nr (Nilai Terendah) = 2 K (Kelas / Kategori) = 5

Maka I (Interval Kelas) 1,6 5

2

10

(67)
[image:67.595.141.505.164.316.2]

Setelah diketahui interval kelas selanjutnya dapat disusun kategori yaitu: Tabel 32. Klasifikasi tentang respon pedagang

No Interval Skor Pengetahuan F Total

Skor

(%)

1 2 3 4 5 6 7

1 9-10 5 Sangat setuju 3 15 6

2 7-8 4 Setuju 16 48 32 3 5-6 3 Kurang Setuju 11 22 22 4 3-4 2 Tidak Setuju 17 68 34 5 1-2 1 Sangat Tidak setuju 3 13 6

Jumlah 50 166 100

( sumber: data diolah, 2011).

(68)

D. PEMBAHASAN

Penelitian inidilakukan di lokasi pembangunan Metro Mega Mall dengan populasi 100 dan sampel 50 orang Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai pembangunan Metro Mega Mall. Respon Pedagang Kaki Lima ini dilihat dari lima indikator yaitu Rencana Pembangunan Metro Mega Mall, Pelaksanaan Pembangunan Metro Mega Mall, Masalah atau Hambatan dari Pembangunan Metro Mega Mall, Relokasi Pedagang Kaki Lima, dan Respon atau sikap Pedagang Kaki Lima Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall.

Peneliti akan membahas indikator pertama dari respon Pedagang Kaki Lima Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall yaitu mengenai rencana pembangunan Metro Mega Mall, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa respon Pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih mengenai rencana pembangunan Metro Mega Mall kurang mengetahui tentang rencana pembangunan Metro Mega Mall dengan besar presentase 44%. Artinya Para pedagang Kaki Lima Pasar Cendrawasih Kurang setuju mengenai rencana Pembangunan Metro Mega Mall.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Leonard M. Hutabarat, SH (ketua Bidang Pembinaan dan Penataan Pedagang Pasar Kota Metro) pada hari kamis, 15 Maret 2012, yang menyatakan bahwa:

Gambar

Tabel 1. Skor Metode Skala Likert
Tabel 8. Pengetahuan  Mengenai Pembangunan Metro Mega Mall
Tabel 9. Tentang landasan-landasan yang digunakan dalam pembangunan Metro Mega Mall.
Tabel 11. Tahapan-tahapan pembangunan Metro Mega Mall
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini juga dibuat untuk memudahkan dalam proses komunikasi dengan konsumen karena di dalamnya terdapat halaman hubungi kami untuk menghubungi kami secara on line.Dan aplikasi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 100 000 dan • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 100.000 dan akumulasi penyusutan Rp 55.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan g nilai Rp

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Problem-Based Learning dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-1 SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014

Berbicara mengenai sistim perpajakan yang demokratis sebenarnya bukan menyangkut teknik bagaimana rakyat mau untuk membayar pajak atau untuk memasukkan pajak yang sebesar- besarnya

Lapisan penutup atau pondasi konstruksi perkerasan jalan, yang terdiri atas agregat halus atau pasir bergradasi menerus dengan aspal keras, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan

Laporan keuangan dan laporan kinerja akan dapat disusun jika Perguruan Tinggi memiliki Pedoman Kebijakan Penyusunan Laporan Keuangan (Kebijakan Akuntansi), Prosedur Pencatatan