• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nn"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam dan yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistimatis. Secara khusus Sains dimaknai Ilmu Pengetahuan Alam atau

Natural Science.

(2)

2

Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 1994:61). Apabila dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan media, maka siswa sulit untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak kurangnya tingkat prestasi siswa dalam belajar. Menurut Usman (1997:38) mengemukakan bahwa untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif ada lima variabel yang menentukan keberhasilan: (a) melibatkan siswa secara aktif; (b) menarik minat dan perhatian siswa; (c) mengembangkan motivasi siswa; (d) perbedaan individual; dan (e) peragaan dalam pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam belajar dan pembelajaran agar dapat menarik minat, perhatian, dan motivasi siswa maka guru harus mempunyai kemauan dan kemampuan dalam memilih dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran. Apabila guru mampu memilih media secara tepat maka prestasi siswa bukan tidak mungkin dapat meningkat.

(3)

3

Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan dewan guru SDN 4 Merak Batin Kecamatan Natar semester ganjil, tahun pelajaran 2010/2011. Pembelajaran sains saat ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitik-beratkan pada model belajar konvensional seperti ceramah dan memberi tugas sehingga membosankan, kurang menarik, dan kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Indikasi lain bahwa pola pembelajarannya makin bersifat guru-sentris (teacher centered ), siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai masih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Terbukti dari 22 siswa yang terdiri dari 12 orang siswi dan 10 orang siswa, hanya 63% atau 14 orang siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedang yang 37% atau 8 orang siswa belum mencapai (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 5,8. Sedangkan hasil yang diperoleh nilai rata-rata kelas hanya 5,5.

(4)

4

Sesuai dengan permasalahan di atas diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif, mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki, serta menemukan makna yang dalam, dari apa yang dipelajarinya. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah pembelajaran melalui penggunaan media konkret di samping metode ceramah yang selalu digunakan.

Model pembelajaran menggunakan media konkret ini sangat menarik banyak perhatian siswa sekolah dasar. Diharapkan dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 4 Merak Batin Natar semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

Sains merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan yang mempunyai tiga aspek yaitu sebagai proses, sebagai prosedur, dan sebagai produk. Pembelajaran sains hingga saat ini masih menekankan sains sebagai produk, akibatnya siswa kurang memiliki sikap ilmiah.

(5)

5

B.Identifikasi Masalah

Berangkat dari masalah faktual yang terjadi di kelas IV SDN 4 Merak Batin Kecamatan Natar pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011, yaitu:

1. Guru banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sains. 2. Guru terbiasa menjelaskan dan siswa mendengarkan kemudian

menugaskan siswa untuk mencatat dan menghafal materi dan tidak menggunakan media konkret dalam pembelajaran.

3. Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan bersama-sama dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri tentang konsep.

Kondisi pembelajaran tersebut berdampak pada siswa, yaitu:

1. Apabila guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa tidak bisa menjawab.

2. Umumnya pemahaman siswa tentang materi sains masih rendah.

3. Siswa sering bingung untuk menerapkan konsep dan proses yang akan diterapkan dalam menyelesaikan tugas..

4. Aktivitas dan hasil belajar siswa rata-rata kelas akhir tahun pelajaran adalah 5,5, di bawah (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 5,8.

C. Perumusan Masalah

(6)

6

siswa kelas IV SDN 4 Merak Batin Natar semester ganjil, tahun pelajaran 2010/2011?

Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis rinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pembelajaran sains dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Bagaimanakah pembelajaran sains dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Memperoleh data seberapa peningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media konkret.

2. Memperoleh data seberapa peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media konkret.

E.Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

(7)

7

2. Guru dapat memperluas wawasan dan pengetahuan sains di SD mengenai model-model pembelajaran Sains sehingga dapat digunakan meningkatkan atau mengembangkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan (KTSP).

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tindakan Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle) yang mengacu

pada model Elliot’s (Hopkins, 1993:12). Siklus tidak hanya berlangsung satu

kali, tetapi dua kali sehingga diharapkan tercapai tujuan pembelajaran dalam pembelajaran di kelas. Dalam setiap siklus terdiri empat kegiatan pokok yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi (Hopkins, 1993).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kaji tindak dengan model penelitian tindakan (Action Research ), yaitu suatu penelitian tindakan yang dikemas dengan pendekatan supervisi. Penelitian ini dikembangkan secara bersama-sama antara peneliti dengan kolaborator dan sasaran tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran di kelas.

(9)

Gambar 3.1. Kaji Berdaur Empat Tahap Penelitian (Sumber : Depdikbud tahun 1999)

B. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasi antara mahasiswa S1 PGSD Unila dengan guru-guru SDN 4 Merak Batin Natar. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 4 Merak Batin Natar tahun pelajaran 2010/2011.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Data aktivitas siswa

Perencanaan

Tindakan

Pengamatan Refleksi

Perecanaan

Tindakan

Pengamatan Refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

(10)

Dilakukan observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan dengan pengamatan menyeluruh, lembar observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran. (Format observasi aktifitas siswa terlampir).

2. Pengelolaan pembelajaran melalui penggunaan media konkret

Data pengelolaan pembelajaran diperoleh melalui penggunaan media konkret melalui lembar observasi terfokus yang disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran penggunaan media konkret.

3. Evaluasi hasil belajar

Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media konkret.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian digunakan berbagai instrumen pengumpul data.

1. Tes hasil belajar, instrument ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan media konkret.

(11)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan selama penelitian berlangsung baik saat pengumpulan data maupun setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu,. Aktivitas dalam menganalisis data dilakukan secara interaktif dan terus menerus dengan langkah-langkah mengacu model analisis Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2007 : 337).

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran, pendapat siswa tentang media konkret dan pengamatan.

A.Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1

1. Rencana Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

a. Menetapkan kelas penelitian dan menetapkan 2 siklus tindakan b. Menetapkan waktu mulainya penelitian

c. Menyiapan media konkret yang akan digunakan seperti: batu, pasir, garam, gula, kapur barus, es batu, air, dan balon berisi udara.

(12)

e. Membuat Skenario Pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

f. Membuat catatan harian untuk mencatat kegiatan guru (peneliti) selama proses pembelajaran berlangsung

g. Membuat dua lembar observasi terfokus; yaitu:

 Untuk melihat kemampuan guru mengelola pembelajaran

 Untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh proses tindakan dilakukan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan. Pada siklus ini dilakukan dengan pengenalan media konkret dalam pelajaran sains. Kegiatan yang dilakukan guru meliputi tahap-tahap,yaitu:

a. Kegiatan awal: Apersepsi, dengan tanya jawab dan penyampaian tujuan pembelajaran, mengaitkan pembelajaran dalam pengetahuan siswa.

b. Kegiatan inti: Mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok tiap kelompok terdiri 5-6 orang yang hetrogen dan memberi tugas kepada siswa untuk diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi serta menyimpulkannya.

c. Kegiatan akhir: Membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatan dan diskusi.

(13)

a. Kegiatan awal: siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi.

b. Kegiatan inti: siswa melakukan percobaan dan pengamatan kemudian diskusi kelompok dengan melalui lembar kerja kelompok setelah itu mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan dan diskusi masing-masing, serta mengumpulkan hasilnya.

c. Kegiatan Akhir: Membuat kesimpulan dan materi yang telah didapat dari mengerjakan tugas.

3. Observasi

a. Observasi, mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas latihan.

4. Refleksi

Dari hasil observasi dan hasil penyekoran nilai siswa dilakukan refleksi untuk menyusun rencana perbaikan pada siklus 2 dan menyusun rencana tindakan yang akan diterapkan.

Siklus 2

Siklus kedua merupakan perbaikan dari silus 1. Pada siklus ini tetap menggunakan media konkret. Kegiatan ini dilakukan tidak jauh beda dari siklus 1, yaitu melakukan proses pembelajaran sesuai indikator yang telah ditentukan tentang belajar sains menggunakan media konkret.

(14)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

a. Menyiapkan media konkret yang akan digunakan seperti: batu, pasir, garam, gula, kapur barus, es batu, air, dan balon berisi udara.

b. Menyiapkan alat-alat gelas, kompor sepirtus/lilin, tungku, sendok, dan gelas bejana

c. Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

d. Membuat catatan harian untuk mencatat kegiatan guru (peneliti) selama proses pembelajaran berlangsung

e. Membuat dua lembar observasi terfokus, yaitu:

 Untuk melihat kemampuan guru mengelola pembelajaran

 Untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh proses tindakan dilakukan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan guru meliputi beberapa tahap, yaitu:

a. Kegiatan awal: Apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran sains, mengaitkan pembelajaran dalam pengetahuan siswa.

b. Kegiatan inti: Mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok tiap kelompok terdiri 5-6 orang yang hetrogen dan memberi tugas kepada siswa dengan melalui kelompok serta membimbing siswa untuk melakukan percobaan, pengamatan dan diskusi untuk membuat kesimpulan.

(15)

Kegiatan yang dilakukan siswa:

a. Kegiatan awal: siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi

b. Kegiatan inti: siswa melakukan percobaan, pengamatan dan diskusi kelompok dengan mengerjakan tugas setelah itu mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan dan diskusi masing-masing, serta mengumpulkan hasilnya.

c. Kegiatan Akhir: Membuat kesimpulan dan materi yang telah didapat dari mengerjakan tugas.

3. Observasi

a. Observasi, mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas latihan.

4. Refleksi

Dari hasil observasi dan hasil penyekoran nilai siswa dilakukan refleksi untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dan menyusun data yang diperoleh dari observasi dan hasil tes.

(16)

Merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan, yaitu:

1. Peningkatan aktivitas siswa

 Baik, kalau aktivitas belajar mencapai 85% dari jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran.

 Cukup, kalau aktivitas elajar hanya mencapai 70% dari jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran.

 Kurang, kalau hanya mencapai 55% dari jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran.

2. Peningkatan Hasil belajar

 Baik, kalau hasil belajar mencapai 85% dari jumlah siswa mendapat nilai 58 ke atas.

 Cukup, kalau hasil belajar hanya mencapai 70% dari jumlah siswa mendapat nilai 58 ke atas.

 Kurang, kalau hasil belajar hanya mencapai 55% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 58 ke atas.

3. Kegiatan belajar mengajar menjadi menarik sehingga siswa tidak jenuh dan termotivasi serta merasa tertantang.

(17)

A.Hasil dan Pembahasan Siklus 1

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kompetensi Dasar : 6.1. Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu.

Materi : Sifat-sifat benda padat, cair dan gas.

Perencanaan :

1) Menyiapkan sekenario pembelajaran

2) Menyiapan media konkret yang akan digunakan sepert: batu, pasir, garam, gula, kapur barus, es batu, air, dan balon berisi udara.

3) Menyiapkan alat-alat gelas, kompor sepirtus/lilin, tungku, sendok, dan gelas bejana

4) Membagi kelompok belajar, menjadi 4 kelompok tiap kelompok yang terdiri atas 5-6 orang

b. Pelaksanaan Praktik

Berikut ini kondisi riel yang dilaksanakan selama proses belajar mengajar berlangsung.

1). Kegiatan awal.

Pada awal pembelajaran terlihat siswa:  Telah menempati duduk masing-masing

(18)

 Siswa terlihat serius bahkan saling berebut ketika diminta menunjukan benda-benda padat, cair dan gas

 Siswa serius mengamati benda-benda padat, cair dan gas  Menyiapkan berbagai alat tulis

 Hanya sebagian siswa mau mengomentari tentang adanya benda-benda padat, cair dan gas

 Sebagian besar siswa mau mengomentari tentang sifat-sifat benda padat, cair dan gas

 Mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai.

2). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti siswa:

 Melakukan percobaan, pengamatan dan diskusi kelompok untuk mencatat hasil pengamatannya

 Terlihat sebagian siswa bingung untuk mencatat hasil pengamatannya.  Dengan bertanya pada guru kebingungan dapat diatasi siswa

 Siswa dapat menyelesaikan pengamatan tentang percobaan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas

 Terlihat terjadi interaksi siswa dengan siswa lainnya dari tiap kelompoknya masing-masing

 Berinteraksi positif antar siswa, guru, dan materi pelajaran.

(19)

 Hanya ada 6 siswa (27%) yang aktif mengajukan pertanyaan.  Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya  Mengerjakan tes akhir secara individual dalam bentuk LKS

3). Kegiatan Penutup

 Siswa dibimbingan membuat kesimpulan tentang sifat-sifat benda padat, cair dan gas dan meminta siswa untuk menyalinnya di buku tulis.  Mengumpulkan laporan hasil percobaan, pengamatan dan diskusi

kelompok

c. Hasil Observasi Siklus 1 1) Aktivitas Belajar Siswa

Pada siklus 1, observasi dilakukan oleh supervisor selama pembelajaran berlangsung sebanyak dua kali, tentang aktivitas belajar siswa dengan hasil rata-rata mencapai 70,4 %. Berarti mengalami peningkatan 7 % jika dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa pada prasiklus yang baru tercapai 63,4 %. hasil terendah pada siklus 1 adalah hasil siswa dalam mengerjakan tes, yaitu ada 6 siswa atau 27 % yang menjawab tes kurang tepat. Hasil observasi secara terinci dapat dilihat pada lembar observasi berikut ini.

Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa selama 2 Pertemuan

No ASPEK YANG DIAMATI

Jumlah siswa

Ya %

I Pra Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing 22 100

2. Kesiapan menerima pembelajaran 20 90,9

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi 13 54,1

(20)

III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran 19 86,3 2. Siswa aktif merespon setiap pertanyaan yang ada 13 54,1

3. Adanya interaksi positif antar siswa 16 72,7

4. Adanya interaksi positif antara siswa – guru, siswa –materi pelajaran 15 68,1

B. Pendekatan/strategi belajar

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar 18 81,8

2. Siswa mengajukan pertanyaan ketika diberikan kesempatan 6 27,2 3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan 11 50,0 4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran 20 90,9 5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan

tidak merasa tertekan 22 100

6. Siswa serius dalam melakukan stiap kegiatan yang diberikan 20 90,9

7. Siswa cepat melaksanakan/menyelesaikan tugas 14 63,6

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber belajar

1. Siswa berinteraksi positif dengan media

pembelajaran yang digunakan guru 11 50,0

2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran 21 95.4

D. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Siswa merasa terbimbing dalam membuat kesimpulan 14 63,6 2. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru 13 54,1

E. Penggunaan bahasa

1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar 11 50,0

2. Siswa mampu memberikan pendapatnya dengan lugas 13 54,1

IV Penutup

1. Siswa secara aktif menulis rangkuman/kesimpulan 22 100 2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang 20 90,9

Rata-rata 16 0rang 70,4%

2). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa

Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes tertulis dan pedoman penskorannya seperti yang tercantum pada RPP. Dari hasil penilaian (tes tertulis) yang dilakukan peneliti dan supervisor pada saat pelaksanaan pembelajaran tanggal 4 November 2010, tentang penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa, diperoleh rata-rata nilai proses pada siklus 1 selesai 70,4. Jika dibandingkan dengan nilai proses prasiklus terjadi peningkatan 3,6% atau 70,4 – 66,8 = 3,6%.

(21)

Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 11,3%. atau (66,7 - 55,4 = 11,3%). Maka nilai rata-rata hasil belajar meningkat 7,5% atau (68,6 - 61,1 = 7,5%). Data nilai secara terinci dilihat pada lampiran 3 dan 4 halaman 58 dan 59.

Penilaian hasil belajar siswa siklus 1 diperoleh data sebagai berikut

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa siklus 1

No Nilai Yang Diperoleh Siswa Frekuensi Kriteria Ketuntasan

1 40 1 Belum Tuntas

2 45 2 Belum Tuntas

3 50 2 Belum Tuntas

4 55 1 Belum Tuntas

5 60 2 Tuntas

6 65 4 Tuntas

7 70 5 Tuntas

8 75 4 Tuntas

9 80 1 Tuntas

Berdasarkan tabel di atas ternyata setelah tindakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas 16 orang (72%). Berarti mengalami peningkatan 9%. Jika dibandingkan dengan hasil tes pada prasiklus yang hanya 63%.

2. Kendala dan Masalah

Selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, peneliti mengalami beberapa masalah seperti:

a. Siswa kurang aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan b. Siswa kurang aktif dalam membuat kesimpulan sendiri. c. Terbatasnya kemampuan siswa dalam mengamati percobaan.

(22)

a. Lebih memotivasi siswa untuk aktif bertanya dan memberikan gagasan, sehingga secara bertahap timbul keberanian pada diri siswa untuk bertanya dan memberikan gagasannya.

b. Guru membuat pertanyaan-pertanyaan menggiring, agar siswa mampu membuat kesimpulan sendiri.

c. Peneliti perlu mempersiapkan materi pembelajaran, dengan memberikan lembar pengamatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan hal- hal pengamatan dengan alternatif jawabannya.

d. Hasil Refleksi Pembelajaran

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan kolaborasi dengan supervisor dan dosen pembimbing selama proses pembelajaran siklus 1, ternyata tingkat keaktifan siswa baru mencapai 70% baik dari tahap awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, aktivitas terendah adalah aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan, yaitu hanya ada 6 siswa yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau 27%. Sedangkan rata-rata nilai proses adalah 70,4, rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 66,7. Jika dibandingkan dengan nilai hasil belajar siswa pada pra siklus yang rata-ratanya 55,4. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 11,3%.

Beberapa hal yang menjadi catatan peneliti selama implementasi siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi aktif dengan media pembelajaran yang digunakan yaitu hanya 8 siswa.

(23)

3. Guru kurang memotivasi siswa untuk memberikan respon terhadap materi (pertanyaan dan pernyataan) yang disampaikan oleh guru/temannya. 4. Siswa kurang aktif dalam membuat kesimpulan sendiri.

Berdasarkan permasalahan dan kegagalan di atas, maka peneliti dan supervisor mencarikan solusinya untuk siklus ke-2, yaitu:

a) Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa untuk mencoba/berinteraksi aktif dengan media alat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencoba menemukan adanya sifat-sifat benda padat, cair dan gas, dan mengamati peristiwa yang terjadi saat melakukan percobaan, dan mencatat hasil pengamatannya Guru mempersiapkan materi pembelajaran, soal-soal latihan.

b) Pada kegiatan inti pembelajaran, setiap siswa diberi tugas untuk

mengajukan/membuat minimal satu pertanyaan tentang materi yang diajarkan.

c) Lebih memotivasi siswa untuk aktif bertanya dan memberikan gagasan, memperbaiki kualitas dan cara bertanya, sehingga secara bertahap timbul keberanian pada diri siswa untuk bertanya dan memberikan gagasannya. d) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan menggiring, agar siswa mampu

membuat kesimpulan sendiri.

e. Perbaikan Rancangan Pembelajaran untuk siklus ke-2

(24)

pembelajarannya adalah “memperbaiki kwalitaas dan kuantitas interaksi tanya

jawab selama proses pembelajaran”.

Siklus ke-2 ini akan dilakukan satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Seluruh perangkat (RPP, LKS, media dan metode pembelajaran, dan lembar observasi kegiatan siswa) disusun sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Setelah berkolaborasi dengan supervisor dan dosen pembimbing maka disepakati hal-hal berikut:

a. Kompetensi Dasar:

6.2. Mendeskripsikan terjadi perubahan wujud cair padat cair ; cair gas cair; padat cair

b. Tujuan perbaikan pembelajaran:

 Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran.

 Memperbaiki kualitas dan kuantitas interaksi tanya jawab selama proses pembelajaran dengan menggunakan media konkret.

Berdasarkan permasalahan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ke-1, maka peneliti berkolaborasi dengan supervisor dan dosen pembimbing mencarikan solusinya untuk dilaksanakan pada siklus ke-2, yaitu:

(25)

mencatat hasil pengamatannya. Guru perlu mempersiapkan soal-soal latihan, untuk menuju tujuan dimaksud.

 Pada kegiatan inti pembelajaran, setiap siswa diberi tugas untuk mengajukan/membuat minimal satu pertanyaan tentang materi yang diajarkan.

(26)

B. Hasil dan Pembahasan Siklus 2

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

a. Perencanaan Tindakan

Kompetensi Dasar: 6.2. Mendeskripsikan terjadi perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat cair

Perencanaan:

 Menyiapkan sekenario pembelajaran

 Menyiapan media konkret yang akan digunakan sepert: batu, pasir, garam, gula, kapur barus, es batu, air, dan balon berisi udara

 Menyiapkan alat-alat dan lembar pengamatan siswa

 Menyiapkan alat-alat gelas, kompor sepirtus/lilin, tungku, sendok, dan gelas bejana

 Menyiapkan format observasi dan instrumen penilaian

 Membagi kelompok belajar menjadi 4 kelompok, yang tiap kelompok terdiri atas 5-6 orang

b. Pelaksanaan Praktik

Berikut ini kondisi riel yang dilaksanakan selama proses belajar mengajar berlangsung pada siklus 2.

1). Kegiatan awal.

Pada awal pembelajaran terlihat siswa:

 Telah menempati duduk masing-masing

 Menyiapkan berbagai alat tulis

(27)

 Mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai.

2). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa:

 Melakukan kerja kelompok diskusi dengan serius dalam melakukan percobaan, pengamatan dan diskusi perubahan wujud benda.

 Siswa tampak berinteraksi dalam mencatat pengamatan dalam percobaan yang dilakukan.

 Aktif merespon dari pertanyaan-pertanyaan yang ditugaskan  Berinteraksi positif antar siswa, guru, dan materi pelajaran.

 Siswa tampak senang dan semangat ketika diminta untuk mempratekkan percobaan perubahan wujud benda

 Siswa tampak serius dan tidak tertekan melakukan kerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan perubahan wujud benda

 16 siswa (72,7%) membuat/menulis 1 (satu) pertanyaan yang sesuai dengan materi perubahan wujud benda dan diajukan kepada siswa yang lain.

 Guru memberikan respon positif dan pemantapan kepada siswa yang berpartisipasi aktif dalam bertanya atau menjawab pertanyaan.

(28)

Memberikan penekanan tentang cara menyelesaiakan masalah yang berhubungan dengan perubahan wujud benda.

c. Hasil Observasi Siklus 2

1) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Pada siklus 2, observasi dilakukan oleh supervisor sebanyak satu kali yaitu pada pada saat praktik pembelajaran berlangsung, tentang aktivitas belajar siswa dengan hasil rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai . Jika dibandingkan dengan siklus 1 berarti mengalami peningkatan 3% atau 73,4% - 70,4% = 3 %. aktivitas belajar yang mengalami peningkatan tertinggi adalah hasil belajas siswa dalam mengajukan pertanyaan, yaitu dari 25% (6 siswa) menjadi 77% (17 siswa) yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Hasil observasi dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas siswa berikut ini:

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 2

No ASPEK YANG DIAMATI Jumlah siswa

Ya %

I Pra Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing 22 100

2. Kesiapan menerima pembelajaran 18 81,8

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi 15 68,1

2. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai 14 63,6

III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran 17 77,2 2. Siswa aktif merespon setiap pertanyaan yang ada 15 68,1

3. Adanya interaksi positif antar siswa 16 72,7

4. Adanya interaksi positif antara siswa – guru, siswa –materi

pelajaran 14 63,6

B. Pendekatan/strategi belajar

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar 15 68,1

(29)

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber belajar

1. Siswa berinteraksi positif dengan media pembelajaran yang digunakan guru 15 68,1 2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran 17 77,2

D. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Siswa merasa terbimbing dalam membuat kesimpulan 14 63,6 2. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru 15 68,1

E. Penggunaan bahasa

1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar 11 50 2. Siswa mampu memberikan pendapatnya dengan lugas 15 68,1

IV Penutup

1. Siswa secara aktif menulis rangkuman/kesimpulan 17 77,2 2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang 18 81,8

Rata-rata 20 Orang 73,4%

2) Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa

Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes tertulis dan pedoman penscoran seperti yang tercantum pada RPP. Dari hasil penilaian (tes tertulis) yang dilakukan oleh peneliti dan supervisor pada saat pelaksanaan Pembelajaran tanggal 8 November 2010, tentang penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa, diperoleh rata-rata nilai proses pada siklus 2 yaitu 73,5. Jika dibandingkan dengan nilai proses siklus 1 terjadi peningkatan 3,1% atau (73,5 – 70,4 = 3,1%). Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus 2 adalah 71,5. Jika dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus 1 yang rata-ratanya 66,7. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 4,8% atau (71,5-66,7 = 4,8). Maka nilai rata-rata hasil belajar meningkat 3,9% atau (72,5-68,6 =3,9%). Data nilai secara terinci dilihat pada lembar hasil belajar siswa berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa siklus 2

No Nilai Yang Diperoleh Siswa Frekuensi Kriteria Ketuntasan

1 50 1 Belum Tuntas

(30)

3 60 1 Tuntas

4 65 4 Tuntas

5 70 4 Tuntas

6 75 6 Tuntas

7 80 3 Tuntas

8 90 1 Tuntas

Berdasarkan tabel di atas ternyata setelah tindakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas 20 orang (90%). Berarti mengalami peningkatan 18%. Jika dibandingkan dengan hasil tes pada prasiklus yang hanya 72%.

2. Kendala dan Masalah

Selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2, peneliti mengalami beberapa masalah seperti:

a. Siswa masih sulit memahami bahasa dalam soal latihan.

b. Masih ada 6 siswa yang masih malu-malu mengajukan /menjawab pertaanyaan.

c. Terbatasnya media di sekolah, sehingga guru harus mencari sendiri untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Strategi Penyelesaian

a. Membantu siswa dalam memahami bahasa dalam soal latihan, dan meminta siswa untuk menterjemahkan soal tersebut agar memahami adanya gaya magnet yang dimaksud dalam soal.

(31)

c. Peneliti meminta dan membimbing siswa (setiap maju 2 siswa) untuk membuat soal dan jawabannya.

d. Hasil Refleksi Pembelajaran Siklus 2

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan kolaborasi dengan supervisor dan dosen pembimbing selama proses pembelajaran siklus 2, ternyata tingkat keaktifan siswa mencapai 73,4. Jika dibandingkan dengan siklus 1 berarti mengalami peningkatan 3 % atau (73,4% - 70,4% = 3 %). Aktivitas yang mengalami peningkatan tertinggi adalah aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan, yaitu dari 27% (6 siswa) menjadi 72,7% (17 siswa) yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Rata-rata nilai hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan 3,9% jika dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 1, atau 71,5 – 66,7 = 3,9%.

C. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media konkret lebih aktif dan meningkat dibandingkan dengan pembelajaran sebelum menggunakan media konkret.

Hal ini dikarenakan :

1. Dalam pembelajaran menggunakan media konkret dapat memotivasi minat belajar siswa.

2. Adanya kegiatan siswa untuk membuat minimal satu pertanyaan.

(32)

4. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami siswa

5. Guru memberikan respon positif kepada siswa yang berpartisipasi aktif dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar

[image:32.595.116.490.302.377.2]

Untuk lebih jelasnya gambaran perubahan aktivitas belajar siswa antara prasiklus, siklus 1, dan 2 dapat dilihat pada table 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Persentase Aktivitas Belajar Siswa selama penelitian No Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus 2

[image:32.595.178.362.445.543.2]

1 63,4% 70,4% 73,4%

Tabel tersebut di atas dapat disajikan dalam gambar diagram batang berikut ini

Gambar, 4.1. Gambar diagram batang persentase aktivitas siswa

Dari Tabel dan diagram batang di atas terlihat bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat 7% dari pra siklus ke siklus 1. Sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 3%.

0 20 40 60 80

(33)

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi bahwa siswa tampak senang jika pembelajaran sains tentang perubahan wujud benda menggunakan media konkret. Sehingga membawa dampak positif terhadap yang lain, seperti:

1. Aktivitas belajar siswa meningkat sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

2. Siswa termotivasi untuk bertanya, terutama saat disajikan beberapa benda-benda padat, cair dan gas.

3. Hasil belajar siswa meningkat.

Gambaran perubahan hasil penilaian hasil belajar siswa antara siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4. Persentase Rata-rata Penilaian Hasil Belajar Siswa antara Pra siklus, Siklus I, dan Siklus 2

Nilai Rata-rata

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

[image:33.595.115.498.400.455.2]

55,4 66,7 71,5

Tabel tersebut diatas dapat disajikan dalam diagram batang berikut ini :

Gambar 4.2. Gambar diagram batang hasil belajar siswa

Dari tabel dan diagram di atas terlihat bahwa antara penilaian hasil belajar siswa meningkat dari prasiklus ke siklus 1 meningkat 1,13. Dan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 0,48.

0 1 2 3 4 5 6 7

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

[image:33.595.205.385.484.580.2]
(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Menggunakan Media Konkret pada pembelajaran sains dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas IV dilihat dari ranah kognitif.

2. Menggunakan Media Konkret pada pembelajaran sains dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas IV dilihat dari ranah afektif.

3. Menggunakan Media Konkret pada pembelajaran sains dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas IV dilihat dari ranah psikomotor.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

(35)

satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas 4.

2. Bagi Peneliti

Untuk para peneliti berikutnya, tentunya dapat lebih mengembangkan lagi penggunaan model media konkret dalam pembelajaran sebagai salah satu bahan penelitian dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar.

3. Bagi Lembaga

Gambar

Gambar 3.1. Kaji Berdaur Empat Tahap Penelitian (Sumber : Depdikbud tahun 1999)
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa siklus 1
Tabel 4.2 Hasil belajar siswa siklus 2
Tabel tersebut di atas dapat disajikan dalam gambar diagram batang berikut ini
+2

Referensi

Dokumen terkait

© Mahendra Adhi Nugroho, M.Sc, Accounting Program Study of Yogyakarta State University For internal use only!... Skewness is positive (often

[r]

Asosiasi Penentuan keberhasilan mahasiswa dengan tingkat kesehatannya Penilai an Pengaj ar Pola karakteristik dosen yang lebih efektif dari pada yang lain Prodiksi

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. Sekolah Pascasarjana

And in the main character’s love live with men, the writer finds out that love’s life with Mark Darcy is a lot better than with Daniel because Mark sincerely loves Bridget, while

Model pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu (1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; (2)

Antioxidant Activities, Total Phenolics and Flavonoids Content in Two Varieties of Malaysia Young Ginger ( Zingiber officinale Roscoe).. Daya Hambat Ekstrak Galangal

[r]