• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM

TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

oleh :

Muhamad Abibakrin Nur 1100883

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM

TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)

Oleh :

Muhamad Abibakrin Nur

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada DepartemenPendidikanLuarSekolah

© Muhamad Abibakrin Nur 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MUHAMAD ABIBAKRIN NUR

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA ( TMMD) DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT (StudiDeskriptifDalam Pembangunan Jalan di DesaSukamajuKecamatanCimaungKabupaten Bandung)

Disetujuidandisahkanolehpembimbing :

Pembimbing I

Dr. H. Ade SadikinAkhyadi, M.Si. NIP. 19570925 198403 1 001

Pembimbing II

(4)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mengetahui,

KetuaDepartemenPendidikanLuarSekolah

(5)

ABSTRAK

Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembagunan masyarakat baik fisik maupun nonfisik, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk mensejahterakan masyarakat dan dalam rangka membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyelenggaraan program TMMD, untuk mendeskripsikan upaya edukatif program TMMD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan sesudah mengikuti TMMD dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program TMMD. Kajian teori dalam penelitian ini mengacu kepada konsep pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi dan angket. Subjek penelitian ini terdiri dari dua orang informan dari KODIM 0609 selaku penyelenggara, aparat desa Sukamaju selaku fasilitator dan 46 responden dari 2 RW selaku pengguna program TMMD. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu : 1) Penyelenggaraan program TMMD menggunakan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat, dimana masyarakat merupakan pengambil keputusan serta subjek pembangunan., 2) Upaya edukatif dalam program ini yaitu meliputi upaya peningkatan kognitif yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Upaya selanjutnya meliputi upaya peningkaan afektif yang terdiri dari penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian dan karakterisasi berdasarkan nilai. Upaya yang selanjutnya meliputi upaya peningkatan keterampilan yang terdiri dari etos kerja, kesiapan, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan pencipataan skill baru., 3) Tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti program ini diukur dari tiga indikator yakni dimensi kontribusi, pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat., 4) Faktor pendukung dan penghambat yang muncul selama proses penyelenggaraan program TMMD ini yang meliputi kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman.

Kata Kunci : Program TMMD, Upaya Edukatif, Partisipasi Masyarakat,

(6)

2

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Army Programme Integrated Village Building (TMMD) is an integrated program

conducted by the entire personnel of the Indonesian Armed Forces of all the dimension of

unity in order to assist the government in accelerating pembagunan community, both

physical and nonphysical, development of territories and community empowerment that is

focused in rural areas throughout the territory of the unitary state Republic of Indonesia. The

main objective was formed and held TMMD program is for the welfare of society and in

order to establish the oneness or coherence between the military and society. The research

method by using a qualitative approach to data collection techniques such as questionnaires,

interviews and observations Based on the results of data processing and the discussion it

could be concluded that: 1) Implementation of the program TMMD approach

community-driven development, where the community is the decision maker and the subject of

development. 2) educational efforts in this program which includes efforts to improve

cognitive consisting of knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis and

assessment. Subsequent attempts include efforts to increase affective effort which further

includes efforts to increase skills 3) The level of public participation before and after the

program is measured by three indicators, namely dimensional contribution, organizing and

community empowerment., 4) supporting factors and obstacles that arise during the process

of implementation of the program This TMMD which includes strengths, opportunities,

weaknesses and threats.

Keywords: TMMD Program, Educational efforts, Community Participation, Community

(7)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Konsep Pembangunan Masyarakat... 8

1. Definisi Pembangunan Masyarakat... 8

2. Tujuan Pembangunan Masyarakat... 8

3. Prinsip-prinsip Pembangunan Masyarakat... 10

B. Konsep Taksonomi Pembelajaran... 10

1. Domain Kognitif... 11

2. Domain Afektif... 14

3. Domain Keterampilan... 16

C. Konsep Partisipasi Masyarakat... 18

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat... 18

2. Tujuan Partisipasi Masyarakat... 20

3. Indikator Partisipasi Masyarakat... .. 25

D. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 28

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat... 28

2. Tujuan Pemberdayaan... 29

(8)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Pendekatan Pemberdayaan... 31

E. Konsep Tentara Manunggal Membanggun Desa... 36

1. Tugas... 40

2. Prioritas Program... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Desain Penelitian... 42

B. Tempat & Subjek Penelitian... 44

C. Pengumpulan Data... 45

2. Tahap Pekerjaan Lapangan... 50

3. Tahap Analisis Data... 50

4. Tahap Pelaporan... 50

E. Analisis Data... 51

1. Tahap Reduksi... 51

2. Tahap Data yang diperoleh melalui angket... 52

3. Tahap Display... 52

4. Tahap Kesimpulan & Verifikasi Data... 53

F. Definisi Operasional...,,.. 53

1. Upaya... 53

2. Edukatif... 53

3. Manunggal... 53

4. Partisipasi... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 55

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 55

1. Profil Desa Sukamaju... 55

(9)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

B. Hasil Penelitian... 60

1. Gambaran Penyelenggaraan program TMMD... 61

2. Gambaran Upaya Edukatif Program TMMD... 67

3. Gambaran Tingkat Partisipasi Masyarakat... 73

4. Gambaran Faktor Pendukung & Faktor Penghambat.. 86

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 87

1. Penyelenggaraan Program TMMD... 87

2. Upaya Edukatif Program TMMD... 91

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat... 101

4. Faktor Pendukung & Faktor Penghambat... 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 115

A. Simpulan... 115

B. Saran... 119

(10)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Sosial Budaya……… 58

TAbel 1.2 Identitas Responden……….. 60

Tabel 1.3 Kelas Penilaian……….. 77

Table 1.4 Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum TMMD……… 78

Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Masarakat Setelah TMMD………. 80

Tabel 1.6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat……….. 80

Tabel 1.7 Hasil Persentase Peningkatan Partisipasi Masyarakat……… 82

Daftar Grafik Grafik 2.1 Rasio Tingkat Partisipasi Masyarakat……… 80

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

kehidupan masyarakat yang juga merupakan proses pengembangan keseluruhan

sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan

merupakan suatu orientasi dalam kegiatan usaha memajukan kehidupan

masyarakat, selain itu pembangunan merupakan proses pewujudan cita-cita negara

untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, makmur, adil dan sejahtera secara

merata diseluruh wilayah Indonesia.

Tujuan pembangunan nasional hakikatnya adalah mewujudkan masyarakat

yang makmur, adil dan sejahtera seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

1945 alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa

sebagaimana tercantum dalam alinea II pembukaan UUD 1945. Kaitannya

mengenai tujuan pembangunan yang kedua yakni memajukan kesejahteraan

umum, pemerintah sebagai penyelenggara negara berperan wajib menjalankan

tugas sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang.

Penyelenggaraan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)

merupakan penguatan dari proses pembangunan masyarakat dengan melibatkan

kelompok masyarakat yang didukung peran lembaga pemerintah melalui model

pendekatan pembangunan partisipatif. Masyarakat sebagai pelaku utama dalam

melaksanakan program ini, maka masyarakat menggunakan seluruh kapasitas dan

perannya untuk terlibat dalam serangkaian proses pembangunan.

Sesuai dengan visi Kabupaten Bandung yakni “terwujudnya Kabupaten Bandung yang maju, mandiri, dan berdaya saing melaui tata kelola pemerintahan

(12)

2

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

penghubung interaksi pemerintah dan masyarakat), maka partisipasi masyarakat

dengan keikutsertaannya dalam proses pembangunan sangat penting. Keterlibatan

masyarakat secara aktif seperti ini merupakan salah satu konsep pemberdayaan

yakni partisipatif.

Definisi partisipasi menurut Carter (dalam Arimbi 1993, hlm 1) adalah

proses komunikasi dua arah antara masyarakat sebagai pelaku utama dan

pemerintah sebagai pemegang kebijakan yang satu sama lain mendukung dan

memberikan masukan ataupun memberikan kritik terhadap program atau

kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sedangkan menurut Mubyarto (1985,

hlm 35) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu

keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti

mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat menurut James A. Christenson (1989) adalah

proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses

kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi sendiri. Pemberdayaan

masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha

hanya berhasil dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok

masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai

subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan hanya penerima

manfaat.

Salah satu daerah yang mengalami permasalahan dengan pembangunan

adalah Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung. Bentuk dari permasalahan ini berupa

kurangnya keterjangkauan pembangunan infrastruktur maupun suprastruktur.

Dampak dari kurangnya pemerataan pembangunan seperti ini adalah minimnya

akses masyarakat terhadap aktivitas perekonomian berupa tersendatnya pemasaran

hasil pertanian lokal keluar daerah yang telah berdampak pada minimnya

produktivitas masyarakat dalam aspek perekonomian.

Hadirnya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) atau

yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan Abri Masuk Desa (AMD) sesuai

dengan salah satu karakteristik pendekatan dalam proses pemberdayaan

(13)

pembangunan dan pengelolaan diri. Hal ini merupakan pendekatan dengan sistem

penyamarataan atau pembagian wewenang didalam hubungan kerja atau didalam

kegiatan. Karena itu perlu ada struktur organisasi yang mendukung dan

memperkecil adanya perbedaan status, serta perlu adanya pembagian peranan

(Kindervatter dalam Kamil, 2009, hlm. 56). Pembagian peranan tersebut pada

pelaksanaannya dan pengawasannya melalui proses musyawarah bernama

MUSPIDA atau musyawarah pimpinan daerah yang melibatkan stakeholders dari

tingkat bupati hingga rukun warga dan unsur-unsur terkait lainnya seperti pemuka

agama dan tokoh masyarakat.

Proses pembangunan masyarakat seperti TMMD ini dapat ditinjau dari sisi

partisipasi atau keterlibatan masyarakatnya. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan

pembangunan masayarakat seperti TMMD ini meliputi identifikasi potensi,

permasalahan yang ada di masyarakat, penguasaan program berdasarkan

kebutuhan lokal, implementasi dalam pelaksanaan dan pengawasan. Peran serta

masyarakat dalam program TMMD ini yaitu dalam bentuk partisipasi ide dan

kontribusi tenaga, dimana terlaksananya program berawal dari kebutuhan dan

permasalahan dilingkungan masyarakat setempat.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah nama angkatan perang dan

keamanan negara Indonesia. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI

serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana

tugas militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan

fungsi sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat

dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Program Manunggal TNI merupakan kegiatan terpadu yang dilakukan oleh

seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam

rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan masyarakat,

pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan

dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama

dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk membangun

kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan

(14)

4

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KODIM 0609 Kabupaten Bandung adalah satuan komando kewilayahan

yang bertugas dalam pemberdayaan wilayah pertahanan darat di wilayah

kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi sesuai UU RI NO. 34 Tahun 2004

Tentang Tugas TNI dalam Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain

Perang, maka KODIM 0609 Kabupaten Bandung melaksanakan tugas pokok

pemberdayaan wilayah pertahanan darat melalui pembinaan teritorial yang

diimplementasikan dengan melaksanakan berbagai program pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa mempunyai peran penting

karena pembangunan desa sebenarnya ditujukan untuk memajukan desa itu sendiri

dan memanfaatkan berbagai potensi serta sumber daya yang ada. Partisipasi

menurut Rukiminto (2012, hlm 34) dapat menjadi tujuan untuk meningkatkan

efektivitas pembangunan. Jika masyarakat mempunyai taruhan atau pengorbanan

dalam pembangunan dan aktif dalam pengambilan keputusan, mereka

kemungkinan besar memberikan komitmen yang besar, sehingga mampu

memenuhi tugas bersama. Partisipasi mengasumsikan bahwa masyarakat yang

paling mengetahui masalah dan cara pemecahannya sesuai dengan rasionalitas

mereka. Dengan pendekatan tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil

langsung akan menyentuh kepentingan mendesak untuk mereka tangani.

Partisipan mungkin mampu bergotong-royong dalam input, baik barang atau uang

atau waktu. Andil sumberdaya dapat meningkatkan komitmen sehingga tujuan

pembangunan menjadi optimal dan berkesinambungan. Dengan adanya peran

pertisipasi masyarakat seperti itu maka hasil dari pembangunan yang dilakukan

nantinya diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan agar permasalahan dilapangan dapat

diuraikan dan nantinya memudahkan peneliti dalam memecahkan persoalan

penelitian. Berdasarkan hal tersebut terdapat masalah yang telah diidentifikasi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya keterjangkauan akses pembangunan fisik ke wilayah Desa

(15)

2. Buruknya akses jalan yang menghubungkan Desa Sukamaju dengan desa lain

mengakibatkan pemasaran hasil pertanian Desa Sukamaju tersendat.

3. Kurangnya motivasi masyarakat untuk berpartisipasi membangun desanya

sendiri.

4. Sebelum program TMMD terlaksana, infrastruktur menjadi kendala

masyarakat dalam beraktivitas.

5. Kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, bangunan

peribadahan dan sarana sosial lain berdampak pada terhambatnya laju

pertumbuhan ekonomi, sosial dan pendidikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, penulis merumuskan

masalah tentang “Bagaimana upaya edukatif pada program Tentara Manunggal

Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa

Sukamaju?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti dapat menguraikan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa

(TMMD) di Desa Sukamaju?

2. Bagaimana upaya-upaya edukatif Program Tentara Manunggal Membangun

Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju?

3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan

sesudah diselenggarakannya program TMMD ini?

4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Program Tentara Manunggal

Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun

Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.

2. Mendeskripsikan upaya-upaya edukatif pada Program Tentara Manunggal

Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di

Desa Sukamaju.

3. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan

(16)

6

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat Program Tentara

Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangsih

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan kepada

khalayak umum. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

lebih lanjut serta acuan dalam mensosialisasikan program-program pemberdayaan

masyarakat untuk semua kalangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti.

Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang

positif untuk memperoleh wawasan yang lebih luas dan pengalaman dalam proses

penelitian pemberdayaan di masyarakat.

b. Bagi masyarakat Desa Sukamaju.

Bagi masyarakat Desa Sukamaju diharapkan penelitian ini menjadi sebuah

referensi dan pendampingan untuk pengembangan ilmu pendidikan nonformal dan

menjadi keluaran yang efektif dalam mewujudkan masyarakat yang partisipatif

dan mandiri.

c. Bagi KODIM 0609 Kab. Bandung.

Bagi KODIM 0609 penelitian ini diharapkan menjadi gambaran serta tolak

ukur keberhasilan maupun kekurangan (koreksi) sebagai bahan penyempurnaan

program TMMD untuk daerah lain dikemudian hari.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebgai berikut :

(17)

Manfaat Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Definisi

Operasional, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Kajian Pustaka merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar teori penelitian yang relevan dan

menjadi rujukan keilmuan atas penjabaran setiap gagasan dan analisis

dari skripsi ini. Konsep yang menjadi rujukan adalah konsep

pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep

partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep

Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

BAB III Prosedur penelitian. Berisikan metode penelitian, teknik dan alat pengumpul data serta analisis data.

BAB IV Pembahasan. Membahas gambaran lokasi permasalahan dan mencakup pembahasan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan

penelitian.

(18)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(19)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur

yang digunakan oleh peneliti dalam suatu disiplin ilmu. Metodologi juga

merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian

merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah

pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk

menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat

dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk

melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di

antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan

tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian

merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk

mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi

motivasi untuk melakukan penelitian. Oleh sebab itu dalam penelitian ini

tentunya peneliti telah menentukan sebuah pendekatan penelitian yaitu dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013, hlm 15) menjelaskan

bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi atau situasi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan

data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer

dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta,

wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Bogdan dan Taylor dalam (dalam Moleong, 2000, hlm 16) mendefinisikan

(20)

43

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu

tersebut secara holistik. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu

atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai

bagian dari sesuatu keutuhan. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2000, hlm 3)

mengemukakan defenisi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutau konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Data yang diperoleh

pada penelitian ini dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi yang terdapat pada

KODIM 0609 Kabupaten Bandung terkait program TMMD. Pada penulisan

laporan, tentunya peneliti menganalisis data sebanyak mungkin sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini dimana peneliti berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapatkan data sebanyak mungkin sesuai pada

kenyataannya.

Selain daripada pendekatan yang telah peneliti tentukan maka peneliti juga

harus menentukan metode pada penelitian yang dilaksanakan agar data yang

diperoleh sesuai dengan harapan dan tujuan dari penelitian. Menurut Sugiyono

(2009, hlm 6) mengemukakan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan. Maka dalam penelitian ini peneliti menentukan metode penelitian

yaitu metode deskriptif. Menurut Nazir (2011, hlm 54) metode deskriptif adalah

suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data empiris mengenai

Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamju

(21)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

membuat sebuah deskripsi atau gambaran yang dibuat secara konkret sesuai

dengan temuan lapangan yang dituangkan secara sistematis mengenai fakta

empiris yang peneliti selidiki. Untuk dapat mendeskripsikan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai peneliti yakni menggambarkan pembangunan masyarakat

melalui program TMMD, maka peneliti hendaknya menentukan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

B. Tempat & Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten

Bandung. Desa Sukamaju merupakan satu desa dari beberapa desa di Kabupaten

Bandung di Provinsi Jawa Barat. Masyarakat yang menjadi pengguna dari

program TMMD ini adalah Rukun Warga (RW) 11 dan 12 karena daerah ini

terletak pada posisi strategis sebagai lokasi utama pembangunan jalan sekaligus

akses penghubung dengan desa lain. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa

Pasirjambu dan Kecamatan Pangalengan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan

ketertarikan peneliti terhadap pembangunan berbasis masyarakat dimana program

TMMD ini termasuk pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan

masyarakat itu sendiri merupakan interest dan fokus serta concern pada saat

memilih konsentrasi dibangku perkuliahan, yakni konsentrasi pemberdayaan

masyarakat.

Menurut Suharsimi Arikunto (1989, hlm 15) memberi batasan subjek

penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian

melekat, dan yang dipermasalahkan. Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu,

benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data penelitian. Atau seperti yang dijelaskan Kerlinger (1978, dalam

Shivendra Chandra, 2004, hlm 76) bahwa subjek penelitian itu adalah responden,

yaitu orang yang member respon atas suatu perlakuan yang dibeikan kepadanya.

Menurut beliau responden ini hanya tepat pada penelitian eksperimen yang

dilakukan bukan atas manusia. Dalam penelitian kuantitatif, penentuan subjek

sudah sejak dari awal dilakukan, yaitu ketika peneliti mulai membuat rancangan

(22)

45

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

siapa yang akan dikenai perlakuan (treatment), akan digunakan teknik sampling

yang sesuai dengan kondisi subjek dilapangan. Apa pun teknik yang digunakan,

hal yang penting adalah sesuai dengan kondisi subjek data yang lebih penting lagi

dapat menjadi wakil populasi yang akan digeneralisasikan. Dalam menentukan

subjek penelitian memang perlu sebuah kerasionalan yang jelas, alasan kenapa

subjek tersebut dipilih. Jadi sebenarnya bukan hanya asal menentukan saja, namun

asumsinya harus ada, dan subjek tersebut merupakan subjek yang paling tepat

dan sesuai dengan tema penelitian ini.

Terdapat tiga pihak yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yakni

pertama dari pihak KODIM 0609 selaku penyelenggara program TMMD, yang

kedua dari pihak aparatur desa selaku penghubung antara masyarakat dengan

penyelenggara, dan yang ketiga adalah masyarakat itu sendiri selaku pengguna

program. Terdapat 2 informan yang dianggap dapat memberikan informasi dan

data yang diperlukan secara menyeluruh. Diantaranya dari pihak penyelenggara

yakni KODIM 0609 Kabupaten Bandung 1 orang meliputi Kabagpenum Intel

Teritori, Bapak Capt. Toto Toha dan dari apartur desa Sukamaju diambil

informasi dari 2 orang informan yakni Kepala Desa dan Sekretaris Desa.

Masyarakat desa Sukamaju, sementara dari masyarakat Desa Sukamaju sendiri

selaku pengguna utama program TMMD diambil 50 responden dari 50 kepala

keluarga dari 2 RW dan 6 RT.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi

alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana

yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman

wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi

(23)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan,

mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk

membuktikan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang

diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk

maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan

oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh

sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas

sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan

dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan

oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu

menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan

data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

1. Wawancara

Menurut Moleong (2000, hlm. 135) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Prabowo (dalam

Sugiyono, 2000, hlm 45) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan

bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan

dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Sugiyono,

2012 hlm 46) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum

wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum,

serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan

pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai

(24)

47

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan

pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut

akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan

pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam

Sugiyono, 2012, hlm. 56)

Pertanyaan yang diajukan pada wawancara ini yaitu percakapan yang

dilakukan oleh pewawancara yaitu peneliti dengan yang diwawancarai yaitu

narasumber penelitian. Tujuan dilakukannya wawancara pada penelitian ini yaitu

untuk mengetahui lebih dalam mengenai partisipasi masyarakat di Desa Sukamaju

dengan dilaksanakannya pembangungan jalan pada program TMMD. Pada

penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara terstruktur sesuai dengan

kisi-kisi yang peneliti buat dan juga tidak struktur dimana pertanyaan-pertanyaan yang

muncul berikutnya hasil dari jawaban responden sebelumnya, serta peneliti

melakukan wawancara secara langsung tatap muka dan melalui media elektronik

yaitu telpon ataupun mengirim pesan.

Mengacu pada pendapat yang dikemukakan Moleong (2000, hlm 138),

wawancara tersistematis adalah posisi pewawancara yang menetapkan sendiri

persoalan dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pada wawancara

tersistematis peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disusun dengan sistematis

kepada pihak KODIM 0609 dan aparat desa Sukamaju dan tokoh serta anggota

masyarakat dengan tujuan mencari jawaban terhadap hipotesis dan informasi yang

terinci yang sangat mendalam mengenai pendapat orang lain. Pada penelitian ini

semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur

dilakukan peneliti untuk menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran

yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau

perspektif tunggal. (Meleong, 2000, hlm 139). Wawancara tidak terstruktur yaitu

wawancara yang bebas, bebas disini artinya peneliti tidak menggunakan pedoman

(25)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.

Menurut Sugiyono (2012, hlm 45) observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan

untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat

dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi

terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan

peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data

tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 33) tujuan observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari

perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut

Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 55) salah satu hal yang penting, namun sering

dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan

demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena

Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang

diteliti akan atau terjadi. Selain itu observasi juga memungkinkan peneliti untuk

bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan

mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan tujuan memperkaya atau

memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah juga untuk

mendeskripsikan pemberdayaan keluarga melalui program TMMD yang

dilaksanakan di Desa Sukamaju dengan mengobservasi partisipasi masyarakat

setelah mengikuti program tersebut.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam

(26)

49

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta

melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik.

Sebagai salah satu teknik pengumpulan data tentu saja studi dokumentasi tidak

bisa digunakan sebagai satu-satunya media untuk memperoleh informasi. Hal

tersebut dikarenakan terdapat faktor bias antara data yang diperoleh dalam

dokumen dengan kenyataan yang ada yang disebabkan terdapat fakta-fakta yang

disembunyikan. Oleh karena itu teknik ini biasanya didukung pula dengan

wawancara ataupun kuesioner. Studi dokumentasi merupakan alat pengumpul data

yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah. Studi dokumentasi pada penelitian ini

yaitu peneliti dapatkan dari dokumen yang dimiliki KODIM 0609 Kab. Bandung.

4. Triangulasi penelitian

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang

dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya

adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga

diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.

Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan

memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi

ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari

berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin

perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Menurut

Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi di gunakan sebagai gabungan atau

kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling

terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini, konsep

Denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang.

D. Langkah-langkah penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian yaitu

terdiri dari beberapa tahap:

1. Tahap Pra lapangan

(27)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan dalam penentuan fokus penelitian

b. Mempersiapkan surat izin untuk melakukan penelitian

c. Menentukan lapangan penelitian

d. Observasi secara langsung ke Desa Sukamaju Kabupaten Bandung untuk

memperoleh gambaran mengenai partisipasi masyarakat yang ada di lokasi

Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung tepatnya di RW 11 dan 12 yang menjadi

lokasi utama pembangunan jalan.

e. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak yang terkait dengan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan yang pertama dilakukan peneliti yaitu melakukan

observasi lanjutan dari hasil data yang diperoleh pada saat tahap pra lapangan.

Peneliti kemudian memahami latar belakang dan persiapan diri agar peneliti dapat

memfokuskan subjek dan permaslahan yang akan diteliti lebih lanjut. Kemudian

peneliti memasuki lapangan penelitian lebih dalam dengan menjalin keakbraban

antara peneliti dengan subjek agar data dapat diperoleh secara maksimal dan

mendalam. Selanjutnya tahap pengumpulan data, dimana dalam tahap ini peneliti

harus mengumpulkan data langsung dilapangan dengan menggunakan berbagai

macam teknik dan pedoman yang dibuat oleh peneliti yaitu pada penelitian ini

data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi.

Peneliti melakukan serangkaian kegiatan pencatatan atas data-data yang

ditemukan yang kemudian akan diolah menjadi hasil sebuah penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data pada penelitian ini tentunya dilakukan oleh peneliti

dengan menyusun data dari awal hingga akhir penelitian agar data dapat

ditafsirkan dengan benar. Data dianalisis dimulai dari merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum peneliti terjun ke lapangan, selama

berlangsungnya penelitian, hingga pada saat penulisan hasil penelitian. Oleh sebab

itu, analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif berlangsung secara

(28)

51

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan yaitu tahap penyusunan dari awal hingga akhir penelitian

yang telah dianalisis yang kemudian disusun menjadi satu rancangan hasil

penelitian secara sistematis yang dituangkan dalam sebuah hasil karya tulis

ilmiah.

E. Analisis Data

Analisis Data menurut Taylor (1975, dalam Moleong, 2000, hlm. 103)

disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian

kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data

agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam

analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis,

langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam

bukunya Metode Penelitian Survei (1987, hlm 231) adalah menyederhanakan data

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian

strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih

dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan

fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa

verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian

naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data yang bersifat

kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji

hipotesisatauteori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh

data kualitatif dan menghasilkan teori baru. Terdapat prosedur dalam tahap

analisis data yaitu peneliti mengacu pada pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil

kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data

(29)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

1. Tahap Reduksi

Tahap reduksi ini peneliti lakukan agar memudahkan memilah data yang

telah peneliti peroleh. Pada tahap ini data yang diperolah dalam lapangan

ditulisataudiketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Laporan-laporan

itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan senagai bahan

mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan

pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah

dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam. Reduksi

data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.

Data yang telah direduksi dapat peneliti pilah agar memberi gambaran yang lebih

tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari

kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Data yang diperoleh melalui angket

Data yang dibuat dalam tabel dengan jalur kolom nomor, pernyataan,

pilihan, jumlah responden, jumlah nilai, rata-rata dan diberi keterangan. Kriteria

penghitungan pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

a. SS = Sangat Setuju (diberi skor 4)

b. S = Setuju (diberi skor 3)

c. KS = Kurang Setuju (diberi skor 2)

d. TS = Tidak Setuju (diberi skor 1)

Melalui kriteria penghitungan tersebut kemudian dihitung rata-rata skor dari

tiap aspek pernyataan yang dipilih responden sebelum dan sesudah mengikuti

program TMMD (pre-test dan post-test) untuk kemudian dihitung persentase

peningkatannya.

Persentase (%) = ( post test - x̄ pre test ) lalu dicarikan persentase peningkatannya

3. Tahap Display

Tahap display digunakan Agar dapat melihat gambaran yang

(30)

53

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

membuat berbagai macam matriks, grafik, networks dan charts. Dengan demikian

peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

Membuat display ini juga merupakan suatu proses analisis.

Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian

banyak yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk

memudahkan dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat.

4. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Data

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm 101) adalah

kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi

dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi

kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi

dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila

penelitian dilakukan oleh suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus

yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.

Dari hal tersebut maka diambil kesimpulan melalui penarikan kesimpulan dan

verifikasi data. Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling

berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis

adalah kegiatan yang kontinu dari awal sampai akhir penelitian.

F. Definisi Operasional

1. Upaya

Definisi upaya serupa dengan istilah usaha atau ikhtiar yakni suatu keadaan

untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar,

memperoleh hasil, mengejar target, dan kehendak dalam melakukan tindakan.

2. Edukatif

Definisi edukatif adalah kondisi yang bersifat memberi pemahaman,

pengetahuan, pengajaran. Edukatif berasal dari istilah edukasi. Edukasi atau

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

(31)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat

3. Manunggal

Definisi Manunggal adalah keterpaduan bersama yang memiliki sifat

integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,

serasi, dan selaras diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Manunggal merujuk pada kesatuan dalam sikap dan tingkah laku,

luluh, bercampur dan berpadu tidak terpisahkan. Sedangkan kemanunggalan

adalah hal yang merujuk pada keadaan manunggal atau keterpaduan.

4. Partisipasi

Partisipasi masyarakat diartikan sebagai peran aktif dalam mempengaruhi

proses pembangunan serta secara bersama-sama mengambil manfaat dari kegiatan

yang dilakukan (United Nations, 1981 dalam Margiati 2008, hlm 25). Partisipasi

diartikan pula sebagai penyerahan sebagian peran dalam kegiatan-kegiatan dan

tanggung jawab tertentu dari suatu pihak pada pihak lain (Ramos dalam Margiati

2008, hlm 25). Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat mengandung

makna adanya keterlibatan aktif serta pembagian peran dan tanggung jawab

(32)
(33)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan

pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian

yang dapat disimpulkan secara keseluruhan diantaranya :

1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

Program Tentara Manunggal membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju

merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara

Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan yang diprakarsai oleh KODIM

0609, dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan

masyarakat, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang

difokuskan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan

utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD oleh KDIM 0609 di

Desa Sukamaju adalah untuk membangun kemanunggalan atau keterpaduan

antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan visi TNI yakni “Bersama Rakyat TNI Kuat”. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana tugas

militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi

sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan nasional, baik pembangunan fisik maupun

pembangunan non-fisik. Program TMMD inilah menjadi salah satu program

kongkrit TNI untuk berperan serta dalam operasi milter non-perang tersebut.

Program TMMD sendiri adalah kombinasi bina teriorial TNI AD yang

bekerja sama dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah setempat guna

membangun secara fisik dan nonfisik bangunan atau tempat dan fasilitas yang ada

didaerah guna kepentingan masayarakat luas, sehingga dapat dirasakan

manfaatnya. TMMD juga merupakan program lintas sektoral yang melibatkan

(34)

116

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

serta segenap lapisan masyarakat sipil. Melalui program TMMD, diharapkan

mewadahi dan mewujudkan aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah

pedesaan, mengingat proses perencanaannya yang melibatkan berbagai instansi

dan masyarakat, disusun dengan perpaduan bottom up dan top down planning

system serta melalui pendekatan partisipatif dan humanis.

Program TMMD di Desa Sukamaju yang dilaksanakan oleh KODIM 0609

dari TNI AD yang dibantu juga oleh TNI AU ini diharapkan dapat mewadahi

kepentingan dan aspirasi masyarakat yang berada di Desa Sukamaju dengan

melibatkan seluruh komponen masyarakat serta disusun dengan sistem Botton Up

and Top Down Planning Collaboration. Selama ini program TMMD telah

membantu tugas pemerintah di daerah dalam meningkatkan akselerasi

pembangunan di daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Melalui program TMMD secara berkesinambungan

diharapkan akan dapat merangsang peningkatan partisipasi dan kemandirian

masyarakat Desa Sukamaju.

2. Upaya Edukatif Program TMMD dalam meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Sukamaju

Program TMMD pada dasarnya adalah bersifat take and give. Pihak

penyelenggara (KODIM 0609) memberikan manfaat program pada masyarakat

yang juga pada saat bersamaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat desa

Sukamaju yang dapat memberikan manfaat untuk TNI dalam segala hal baik itu

pembangunan, pertanian dan kebudayaan. Didalam proses pembangunan jalan

pihak penyelenggara melakukan berbagai proses pendekatan dalam rangka proses

pembelajaran sebagai upaya edukatif untuk merubah pemahaman serta perilaku

masyarakat supaya tercipta kondisi masyarakat yang partisipatif. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan ini sebagai bentuk upaya penyadaran kepada

masyarakat akan pentingnya partisipasi untuk kemajuan bersama. Pada dasarnya

kegiatan pembangunan jalan pada program TMMD adalah bersifat saling

(35)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

kedisiplinan, gotong royong, kerja sama dan partisipasi, disatu sisi lain

masyarakat juga memberikan wawasan dan pengalamannya kepada KODIM 0609

mengenai sosialisasi, pertanian, agama, kebudayaan dan potensi lokal setempat.

Upaya edukatif pada program TMMD meliputi indikator kognitif, sikap dan

keterampilan. Pada indikator kognitif, penyelenggara mengupayakan pada aspek

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Pada indikator

afektif, penyelenggara mengupayakan pada aspek penerimaan, tanggapan,

penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Pada

indikator keterampilan, penyelenggara mengupayakan pada aspek etos kerja,

kesiapan kerja, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan penciptaan skill baru.

Proses pembelajaran disini menggambarkan terjadinya proses

pemberdayaan, dimana penyelenggara merangkul aparat desa dan sebagian

masyarakat yang dituakan untuk menerapkan perilaku hidup disiplin dan

partisipatif kepada masyarakat Desa Sukamaju secara luas. Aparat desa berperan

sebagai fasilitator yang menyampaikan garis besar ide dan gagasan penyelenggara

kepada masyarakat sesuai dengan kultur dan kebiasaan masyarakat setempat.

Peran aparatur desa juga dalam menghubungkan kebutuhan, masukan dan saran

masyarakat kepada penyelenggara. Sebagaimana peran aparat desa tersebut, maka

akan tercipta hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara untuk satu visi

dan tujuan yang harmoni dimana status, pangkat, kedudukan, jabatan dan

perbedaan kelas dihilangkan. Diharapkan dengan TMMD ini, nanti akan muncul

kemandirian dan inisiatif dari masyarakat untuk mengadakan kegiatan serupa

namun atas hasil prakarsa dan inisiatif masyarakat Desa Sukamaju sendiri.

3. Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Diselenggarakan Program TMMD

Tujuan utama dari program TMMD adalah dalam rangka pemerataan

pembangunan nasional untuk lebih sejahtera, adil dan gotong royong (partisipatif)

serta dalam rangka memperkuat kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat.

Upaya edukatif yang diterapkan oleh KODIM 0609 adalah untuk menerapkan

(36)

118

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Desa Sukamaju terutama dalam kebersamaan gotong royong dan partisipasi

pembangunan lingkungan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan partisipasi

masyarakat Desa Sukamaju setelah mengikuti program ini dimana motivasi,

kedisiplinan dan kesadaran akan lingkungan (desa) menjadi lebih baik.

Peningkatan partisipasi masyarakat dibidang kontribusi pemikiran

mengalami peningkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang

kontribusi dana mengalami peningkatan sebesar 19%. Partisipasi dibidang

kontribusi tenaga mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang

sara mengalami peningkatan sebesar 24,5%. Partisipasi masyarakat dibidang

model pengorganisasian mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Partisipasi

masyarakat dibidang struktur pengorganisasian mengalami peningkatan 25%.

Partisipasi masyarakat dibidang unsur-unsur mengalami peningkatan sebesar

14,5%. Partisipasi masyarakat dibidang peran mengalami peningkatan sebesar

22,5%. Partisipasi masyarakat dibidang aksi masyrakat mengalami penignkatan

sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang inisiasi masyarakat mengalami

peningkatan sebesar 14,25%. Partisipasi masyarakat dibidang motivasi

masyarakat mengalami peningkatan sebesar 10%. Partisipasi masyarakat dibidang

tanggung jawab mengalami peningkatan sebesar 11%.

Semua aspek yang menjadi indikator dalam ukuran partisipasi mengalami

peningkatan dimana hal ini menjadi suatu indikasi positif dari program TMMD

yang dapat diterima oleh masyarakat desa Sukamaju. Program TMMD ini dinilai

merupakan program yang tepat guna dimana dapat mencapai tujuan utama yaitu

meningkatkan partisipasi yang tumbuh di masyarakat.

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Faktor yang menjadi pendukung dari program ini adalah kesiapan,

kesigapan dan kedisiplinan dari penyelenggara dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan dalam susunan

program TMMD. Selain itu kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat telah

banyak mendukung terhadap kelancaran proses penyelesaian program ini.

(37)

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)

yang terbuka dalam setiap perubahan yang ditawarkan. Peluang yang muncul dari

program ini adalah potensi sumber daya manusia masyarakat desa Sukamaju yang

sangat baik terutama dalam hal etos kerja. Dalam hal pertanian, peluang yang

muncul setelah program ini adalah peningkatan pemasaran dan pendistribusian

hasil pertanian warga ke berbagai daerah terutama ke daerah wisata seperti

Ciwidey. Peluang lain adalah jalinan kemitraan lintas sektoral yang dapat

dikembangkan oleh penyelenggara TMMD yakni KODIM 0609 untuk terus

merangkul pihak-pihak dari instansi lain agar dapat bekerjasama dikemudian hari.

Faktor yang menjadi penghambat dalam penyelenggaran program TMMD

adalah keterbatasan waktu penyelenggaraan yang hanya 21 hari. Alokasi waktu

yang minim membuat pelnyelenggaraan program menjadi terkesan statis.

Ancaman yang dikhawatirkan adalah sikap masyarakat yang dikemudian hari

tidak memelihara produk hasil pembangunan.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai program Tentara Manunggal

Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung dapat

diungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua

pihak.

1. Penyelenggara Program TMMD (KODIM 0609)

Pihak penyelenggara diharapkan terus untuk terus melakukan evaluasi, baik

ditingkat internal tubuh tentara sendiri maupun evaluasi pada masyarakat, aparat

desa dan instansi yang menjadi mitra, dengan meminta kritik dan saran kepada

semua pihak yang terlibat terhadap kekurangan program ini agar dikemudian hari

menjadi bahan koreksi. Saran lain adalah dengan terus meningkatkan kualitas

manajemen pengelolaan program dan penambahan kegiatan-kegiatan terutama

kegiatan yang bersifat non-fisik seperti pemberdayaan masyarakat dan

(38)

120

Muhamad Abibakrin Nur, 2015

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Aparatur Desa Sukamaju

Pihak aparatur desa Sukamaju sudah selayaknya memberikan pembinaan

dan monitoring secara rutin terhadap perubahan sosial yang terjadi pada

masyarakat pasca program TMMD. Selain itu, saran lain adalah terus

meningkatkan pelayanan masyarakat terutama aspirasi terhadap analisis

kebutuhan masyarakat baik dibidang pembangunan fisik maupun pembangunan

nonfisik, serta dengan terus mengajukan proposal dalam bentuk program

pembangunan dan pengembangan ke berbagai instansi maupun sponsor untuk

dapat menjaring mitra yang dapat membantu memajukan dan mengembangkan

Desa Sukamaju.

3. Masyarakat

Masyarakat Desa Sukamaju diharapkan untuk terus memelihara dan

menjaga produk hasil pembangunan baik itu produk pembangunan fisik seperti

jalan, jembatan, sekolah, rumah ibadah maupun pembangunan nonfisik seperti

pemberdayaan keluarga, sosialisasi anti narkoba, sosialisasi kesadaran bela negara

dan budaya tertib hukum. Setelah program TMMD ini, masyarakat diharapkan

untuk dapat memanfaatkan hasil positif dari program ini seperti akses jalan yang

baik untuk dapat dijadikan peluang usaha yang mampu meningkatkan pemasaran

(39)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan

Air I Tahun Anggaran 2017 yang saat ini telah sampai pada tahap pembuktian kualifikasi dokumen, maka dengan ini kami mengundang saudara selaku Calon Penyedia

Menurut sebagian ulama bahwa jawab qasam pada ayat di atas dihilangkan, yakni “Kamu pasti akan disiksa wahai orang kafir Makah”. Meskipun demikian, Al Khattan berpendapat lain,

“Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan

Peran European Court of Justice dalam Decision Making Procedure adalah sebagai Implementation, dimana lembaga ini menafsirkan hukum yang berlaku bagi Uni Eropa dan

Pengamatan secara mikroskopis dari hasil pembuatan preparat dari miselium jamur pada perbesaran 400x yaitu hifa tidak bersekat dan memiliki percabangan, tidak

The soft file implies that you should visit the link for downloading and install and after that conserve Crumb: A Baking Book By Ruby Tandoh You have possessed the book to read,