Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM
TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
oleh :
Muhamad Abibakrin Nur 1100883
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM
TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Dalam Pembangunan Jalan Di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung)
Oleh :
Muhamad Abibakrin Nur
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada DepartemenPendidikanLuarSekolah
© Muhamad Abibakrin Nur 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMAD ABIBAKRIN NUR
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA ( TMMD) DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT (StudiDeskriptifDalam Pembangunan Jalan di DesaSukamajuKecamatanCimaungKabupaten Bandung)
Disetujuidandisahkanolehpembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. Ade SadikinAkhyadi, M.Si. NIP. 19570925 198403 1 001
Pembimbing II
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Mengetahui,
KetuaDepartemenPendidikanLuarSekolah
ABSTRAK
Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembagunan masyarakat baik fisik maupun nonfisik, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk mensejahterakan masyarakat dan dalam rangka membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyelenggaraan program TMMD, untuk mendeskripsikan upaya edukatif program TMMD dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan sesudah mengikuti TMMD dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program TMMD. Kajian teori dalam penelitian ini mengacu kepada konsep pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi dan angket. Subjek penelitian ini terdiri dari dua orang informan dari KODIM 0609 selaku penyelenggara, aparat desa Sukamaju selaku fasilitator dan 46 responden dari 2 RW selaku pengguna program TMMD. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu : 1) Penyelenggaraan program TMMD menggunakan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat, dimana masyarakat merupakan pengambil keputusan serta subjek pembangunan., 2) Upaya edukatif dalam program ini yaitu meliputi upaya peningkatan kognitif yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Upaya selanjutnya meliputi upaya peningkaan afektif yang terdiri dari penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian dan karakterisasi berdasarkan nilai. Upaya yang selanjutnya meliputi upaya peningkatan keterampilan yang terdiri dari etos kerja, kesiapan, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan pencipataan skill baru., 3) Tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti program ini diukur dari tiga indikator yakni dimensi kontribusi, pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat., 4) Faktor pendukung dan penghambat yang muncul selama proses penyelenggaraan program TMMD ini yang meliputi kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman.
Kata Kunci : Program TMMD, Upaya Edukatif, Partisipasi Masyarakat,
2
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Army Programme Integrated Village Building (TMMD) is an integrated program
conducted by the entire personnel of the Indonesian Armed Forces of all the dimension of
unity in order to assist the government in accelerating pembagunan community, both
physical and nonphysical, development of territories and community empowerment that is
focused in rural areas throughout the territory of the unitary state Republic of Indonesia. The
main objective was formed and held TMMD program is for the welfare of society and in
order to establish the oneness or coherence between the military and society. The research
method by using a qualitative approach to data collection techniques such as questionnaires,
interviews and observations Based on the results of data processing and the discussion it
could be concluded that: 1) Implementation of the program TMMD approach
community-driven development, where the community is the decision maker and the subject of
development. 2) educational efforts in this program which includes efforts to improve
cognitive consisting of knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis and
assessment. Subsequent attempts include efforts to increase affective effort which further
includes efforts to increase skills 3) The level of public participation before and after the
program is measured by three indicators, namely dimensional contribution, organizing and
community empowerment., 4) supporting factors and obstacles that arise during the process
of implementation of the program This TMMD which includes strengths, opportunities,
weaknesses and threats.
Keywords: TMMD Program, Educational efforts, Community Participation, Community
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
DAFTAR ISI
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL……… vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Struktur Organisasi Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8
A. Konsep Pembangunan Masyarakat... 8
1. Definisi Pembangunan Masyarakat... 8
2. Tujuan Pembangunan Masyarakat... 8
3. Prinsip-prinsip Pembangunan Masyarakat... 10
B. Konsep Taksonomi Pembelajaran... 10
1. Domain Kognitif... 11
2. Domain Afektif... 14
3. Domain Keterampilan... 16
C. Konsep Partisipasi Masyarakat... 18
1. Pengertian Partisipasi Masyarakat... 18
2. Tujuan Partisipasi Masyarakat... 20
3. Indikator Partisipasi Masyarakat... .. 25
D. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 28
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat... 28
2. Tujuan Pemberdayaan... 29
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Pendekatan Pemberdayaan... 31
E. Konsep Tentara Manunggal Membanggun Desa... 36
1. Tugas... 40
2. Prioritas Program... 41
BAB III METODE PENELITIAN... 42
A. Desain Penelitian... 42
B. Tempat & Subjek Penelitian... 44
C. Pengumpulan Data... 45
2. Tahap Pekerjaan Lapangan... 50
3. Tahap Analisis Data... 50
4. Tahap Pelaporan... 50
E. Analisis Data... 51
1. Tahap Reduksi... 51
2. Tahap Data yang diperoleh melalui angket... 52
3. Tahap Display... 52
4. Tahap Kesimpulan & Verifikasi Data... 53
F. Definisi Operasional...,,.. 53
1. Upaya... 53
2. Edukatif... 53
3. Manunggal... 53
4. Partisipasi... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 55
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 55
1. Profil Desa Sukamaju... 55
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
B. Hasil Penelitian... 60
1. Gambaran Penyelenggaraan program TMMD... 61
2. Gambaran Upaya Edukatif Program TMMD... 67
3. Gambaran Tingkat Partisipasi Masyarakat... 73
4. Gambaran Faktor Pendukung & Faktor Penghambat.. 86
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 87
1. Penyelenggaraan Program TMMD... 87
2. Upaya Edukatif Program TMMD... 91
3. Tingkat Partisipasi Masyarakat... 101
4. Faktor Pendukung & Faktor Penghambat... 113
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 115
A. Simpulan... 115
B. Saran... 119
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kondisi Sosial Budaya……… 58
TAbel 1.2 Identitas Responden……….. 60
Tabel 1.3 Kelas Penilaian……….. 77
Table 1.4 Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum TMMD……… 78
Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Masarakat Setelah TMMD………. 80
Tabel 1.6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat……….. 80
Tabel 1.7 Hasil Persentase Peningkatan Partisipasi Masyarakat……… 82
Daftar Grafik Grafik 2.1 Rasio Tingkat Partisipasi Masyarakat……… 80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat yang juga merupakan proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan
merupakan suatu orientasi dalam kegiatan usaha memajukan kehidupan
masyarakat, selain itu pembangunan merupakan proses pewujudan cita-cita negara
untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, makmur, adil dan sejahtera secara
merata diseluruh wilayah Indonesia.
Tujuan pembangunan nasional hakikatnya adalah mewujudkan masyarakat
yang makmur, adil dan sejahtera seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa
sebagaimana tercantum dalam alinea II pembukaan UUD 1945. Kaitannya
mengenai tujuan pembangunan yang kedua yakni memajukan kesejahteraan
umum, pemerintah sebagai penyelenggara negara berperan wajib menjalankan
tugas sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang.
Penyelenggaraan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)
merupakan penguatan dari proses pembangunan masyarakat dengan melibatkan
kelompok masyarakat yang didukung peran lembaga pemerintah melalui model
pendekatan pembangunan partisipatif. Masyarakat sebagai pelaku utama dalam
melaksanakan program ini, maka masyarakat menggunakan seluruh kapasitas dan
perannya untuk terlibat dalam serangkaian proses pembangunan.
Sesuai dengan visi Kabupaten Bandung yakni “terwujudnya Kabupaten Bandung yang maju, mandiri, dan berdaya saing melaui tata kelola pemerintahan
2
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
penghubung interaksi pemerintah dan masyarakat), maka partisipasi masyarakat
dengan keikutsertaannya dalam proses pembangunan sangat penting. Keterlibatan
masyarakat secara aktif seperti ini merupakan salah satu konsep pemberdayaan
yakni partisipatif.
Definisi partisipasi menurut Carter (dalam Arimbi 1993, hlm 1) adalah
proses komunikasi dua arah antara masyarakat sebagai pelaku utama dan
pemerintah sebagai pemegang kebijakan yang satu sama lain mendukung dan
memberikan masukan ataupun memberikan kritik terhadap program atau
kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sedangkan menurut Mubyarto (1985,
hlm 35) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu
keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti
mengorbankan kepentingan diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat menurut James A. Christenson (1989) adalah
proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses
kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi sendiri. Pemberdayaan
masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha
hanya berhasil dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok
masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai
subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan hanya penerima
manfaat.
Salah satu daerah yang mengalami permasalahan dengan pembangunan
adalah Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung. Bentuk dari permasalahan ini berupa
kurangnya keterjangkauan pembangunan infrastruktur maupun suprastruktur.
Dampak dari kurangnya pemerataan pembangunan seperti ini adalah minimnya
akses masyarakat terhadap aktivitas perekonomian berupa tersendatnya pemasaran
hasil pertanian lokal keluar daerah yang telah berdampak pada minimnya
produktivitas masyarakat dalam aspek perekonomian.
Hadirnya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) atau
yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan Abri Masuk Desa (AMD) sesuai
dengan salah satu karakteristik pendekatan dalam proses pemberdayaan
pembangunan dan pengelolaan diri. Hal ini merupakan pendekatan dengan sistem
penyamarataan atau pembagian wewenang didalam hubungan kerja atau didalam
kegiatan. Karena itu perlu ada struktur organisasi yang mendukung dan
memperkecil adanya perbedaan status, serta perlu adanya pembagian peranan
(Kindervatter dalam Kamil, 2009, hlm. 56). Pembagian peranan tersebut pada
pelaksanaannya dan pengawasannya melalui proses musyawarah bernama
MUSPIDA atau musyawarah pimpinan daerah yang melibatkan stakeholders dari
tingkat bupati hingga rukun warga dan unsur-unsur terkait lainnya seperti pemuka
agama dan tokoh masyarakat.
Proses pembangunan masyarakat seperti TMMD ini dapat ditinjau dari sisi
partisipasi atau keterlibatan masyarakatnya. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pembangunan masayarakat seperti TMMD ini meliputi identifikasi potensi,
permasalahan yang ada di masyarakat, penguasaan program berdasarkan
kebutuhan lokal, implementasi dalam pelaksanaan dan pengawasan. Peran serta
masyarakat dalam program TMMD ini yaitu dalam bentuk partisipasi ide dan
kontribusi tenaga, dimana terlaksananya program berawal dari kebutuhan dan
permasalahan dilingkungan masyarakat setempat.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah nama angkatan perang dan
keamanan negara Indonesia. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI
serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana
tugas militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan
fungsi sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat
dalam melaksanakan pembangunan nasional.
Program Manunggal TNI merupakan kegiatan terpadu yang dilakukan oleh
seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan dalam
rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan masyarakat,
pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan
dipedesaan diseluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Tujuan utama
dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD adalah untuk membangun
kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan
4
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
KODIM 0609 Kabupaten Bandung adalah satuan komando kewilayahan
yang bertugas dalam pemberdayaan wilayah pertahanan darat di wilayah
kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi sesuai UU RI NO. 34 Tahun 2004
Tentang Tugas TNI dalam Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain
Perang, maka KODIM 0609 Kabupaten Bandung melaksanakan tugas pokok
pemberdayaan wilayah pertahanan darat melalui pembinaan teritorial yang
diimplementasikan dengan melaksanakan berbagai program pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa mempunyai peran penting
karena pembangunan desa sebenarnya ditujukan untuk memajukan desa itu sendiri
dan memanfaatkan berbagai potensi serta sumber daya yang ada. Partisipasi
menurut Rukiminto (2012, hlm 34) dapat menjadi tujuan untuk meningkatkan
efektivitas pembangunan. Jika masyarakat mempunyai taruhan atau pengorbanan
dalam pembangunan dan aktif dalam pengambilan keputusan, mereka
kemungkinan besar memberikan komitmen yang besar, sehingga mampu
memenuhi tugas bersama. Partisipasi mengasumsikan bahwa masyarakat yang
paling mengetahui masalah dan cara pemecahannya sesuai dengan rasionalitas
mereka. Dengan pendekatan tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil
langsung akan menyentuh kepentingan mendesak untuk mereka tangani.
Partisipan mungkin mampu bergotong-royong dalam input, baik barang atau uang
atau waktu. Andil sumberdaya dapat meningkatkan komitmen sehingga tujuan
pembangunan menjadi optimal dan berkesinambungan. Dengan adanya peran
pertisipasi masyarakat seperti itu maka hasil dari pembangunan yang dilakukan
nantinya diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dimaksudkan agar permasalahan dilapangan dapat
diuraikan dan nantinya memudahkan peneliti dalam memecahkan persoalan
penelitian. Berdasarkan hal tersebut terdapat masalah yang telah diidentifikasi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya keterjangkauan akses pembangunan fisik ke wilayah Desa
2. Buruknya akses jalan yang menghubungkan Desa Sukamaju dengan desa lain
mengakibatkan pemasaran hasil pertanian Desa Sukamaju tersendat.
3. Kurangnya motivasi masyarakat untuk berpartisipasi membangun desanya
sendiri.
4. Sebelum program TMMD terlaksana, infrastruktur menjadi kendala
masyarakat dalam beraktivitas.
5. Kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, bangunan
peribadahan dan sarana sosial lain berdampak pada terhambatnya laju
pertumbuhan ekonomi, sosial dan pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, penulis merumuskan
masalah tentang “Bagaimana upaya edukatif pada program Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa
Sukamaju?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti dapat menguraikan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun Desa
(TMMD) di Desa Sukamaju?
2. Bagaimana upaya-upaya edukatif Program Tentara Manunggal Membangun
Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju?
3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan
sesudah diselenggarakannya program TMMD ini?
4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Program Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju?
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Program Tentara Manunggal Membangun
Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.
2. Mendeskripsikan upaya-upaya edukatif pada Program Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di
Desa Sukamaju.
3. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamaju sebelum dan
6
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat Program Tentara
Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangsih
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan kepada
khalayak umum. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian
lebih lanjut serta acuan dalam mensosialisasikan program-program pemberdayaan
masyarakat untuk semua kalangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti.
Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang
positif untuk memperoleh wawasan yang lebih luas dan pengalaman dalam proses
penelitian pemberdayaan di masyarakat.
b. Bagi masyarakat Desa Sukamaju.
Bagi masyarakat Desa Sukamaju diharapkan penelitian ini menjadi sebuah
referensi dan pendampingan untuk pengembangan ilmu pendidikan nonformal dan
menjadi keluaran yang efektif dalam mewujudkan masyarakat yang partisipatif
dan mandiri.
c. Bagi KODIM 0609 Kab. Bandung.
Bagi KODIM 0609 penelitian ini diharapkan menjadi gambaran serta tolak
ukur keberhasilan maupun kekurangan (koreksi) sebagai bahan penyempurnaan
program TMMD untuk daerah lain dikemudian hari.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebgai berikut :
Manfaat Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Definisi
Operasional, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka. Kajian Pustaka merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar teori penelitian yang relevan dan
menjadi rujukan keilmuan atas penjabaran setiap gagasan dan analisis
dari skripsi ini. Konsep yang menjadi rujukan adalah konsep
pembangunan masyarakat, konsep taksonomi pembelajaran, konsep
partisipasi masyarakat, konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep
Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).
BAB III Prosedur penelitian. Berisikan metode penelitian, teknik dan alat pengumpul data serta analisis data.
BAB IV Pembahasan. Membahas gambaran lokasi permasalahan dan mencakup pembahasan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan
penelitian.
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan oleh peneliti dalam suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan
tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk
mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian. Oleh sebab itu dalam penelitian ini
tentunya peneliti telah menentukan sebuah pendekatan penelitian yaitu dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013, hlm 15) menjelaskan
bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi atau situasi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer
dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta,
wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Bogdan dan Taylor dalam (dalam Moleong, 2000, hlm 16) mendefinisikan
43
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai
bagian dari sesuatu keutuhan. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2000, hlm 3)
mengemukakan defenisi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutau konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Data yang diperoleh
pada penelitian ini dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi yang terdapat pada
KODIM 0609 Kabupaten Bandung terkait program TMMD. Pada penulisan
laporan, tentunya peneliti menganalisis data sebanyak mungkin sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini dimana peneliti berusaha
semaksimal mungkin untuk mendapatkan data sebanyak mungkin sesuai pada
kenyataannya.
Selain daripada pendekatan yang telah peneliti tentukan maka peneliti juga
harus menentukan metode pada penelitian yang dilaksanakan agar data yang
diperoleh sesuai dengan harapan dan tujuan dari penelitian. Menurut Sugiyono
(2009, hlm 6) mengemukakan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan. Maka dalam penelitian ini peneliti menentukan metode penelitian
yaitu metode deskriptif. Menurut Nazir (2011, hlm 54) metode deskriptif adalah
suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data empiris mengenai
Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamju
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
membuat sebuah deskripsi atau gambaran yang dibuat secara konkret sesuai
dengan temuan lapangan yang dituangkan secara sistematis mengenai fakta
empiris yang peneliti selidiki. Untuk dapat mendeskripsikan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai peneliti yakni menggambarkan pembangunan masyarakat
melalui program TMMD, maka peneliti hendaknya menentukan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
B. Tempat & Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten
Bandung. Desa Sukamaju merupakan satu desa dari beberapa desa di Kabupaten
Bandung di Provinsi Jawa Barat. Masyarakat yang menjadi pengguna dari
program TMMD ini adalah Rukun Warga (RW) 11 dan 12 karena daerah ini
terletak pada posisi strategis sebagai lokasi utama pembangunan jalan sekaligus
akses penghubung dengan desa lain. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa
Pasirjambu dan Kecamatan Pangalengan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
ketertarikan peneliti terhadap pembangunan berbasis masyarakat dimana program
TMMD ini termasuk pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan
masyarakat itu sendiri merupakan interest dan fokus serta concern pada saat
memilih konsentrasi dibangku perkuliahan, yakni konsentrasi pemberdayaan
masyarakat.
Menurut Suharsimi Arikunto (1989, hlm 15) memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian
melekat, dan yang dipermasalahkan. Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu,
benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam
pengumpulan data penelitian. Atau seperti yang dijelaskan Kerlinger (1978, dalam
Shivendra Chandra, 2004, hlm 76) bahwa subjek penelitian itu adalah responden,
yaitu orang yang member respon atas suatu perlakuan yang dibeikan kepadanya.
Menurut beliau responden ini hanya tepat pada penelitian eksperimen yang
dilakukan bukan atas manusia. Dalam penelitian kuantitatif, penentuan subjek
sudah sejak dari awal dilakukan, yaitu ketika peneliti mulai membuat rancangan
45
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
siapa yang akan dikenai perlakuan (treatment), akan digunakan teknik sampling
yang sesuai dengan kondisi subjek dilapangan. Apa pun teknik yang digunakan,
hal yang penting adalah sesuai dengan kondisi subjek data yang lebih penting lagi
dapat menjadi wakil populasi yang akan digeneralisasikan. Dalam menentukan
subjek penelitian memang perlu sebuah kerasionalan yang jelas, alasan kenapa
subjek tersebut dipilih. Jadi sebenarnya bukan hanya asal menentukan saja, namun
asumsinya harus ada, dan subjek tersebut merupakan subjek yang paling tepat
dan sesuai dengan tema penelitian ini.
Terdapat tiga pihak yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yakni
pertama dari pihak KODIM 0609 selaku penyelenggara program TMMD, yang
kedua dari pihak aparatur desa selaku penghubung antara masyarakat dengan
penyelenggara, dan yang ketiga adalah masyarakat itu sendiri selaku pengguna
program. Terdapat 2 informan yang dianggap dapat memberikan informasi dan
data yang diperlukan secara menyeluruh. Diantaranya dari pihak penyelenggara
yakni KODIM 0609 Kabupaten Bandung 1 orang meliputi Kabagpenum Intel
Teritori, Bapak Capt. Toto Toha dan dari apartur desa Sukamaju diambil
informasi dari 2 orang informan yakni Kepala Desa dan Sekretaris Desa.
Masyarakat desa Sukamaju, sementara dari masyarakat Desa Sukamaju sendiri
selaku pengguna utama program TMMD diambil 50 responden dari 50 kepala
keluarga dari 2 RW dan 6 RT.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi
alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana
yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.
Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan,
mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk
membuktikan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan
dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan
oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu
menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan
data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
1. Wawancara
Menurut Moleong (2000, hlm. 135) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Prabowo (dalam
Sugiyono, 2000, hlm 45) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan
bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Sugiyono,
2012 hlm 46) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum
wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum,
serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai
47
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan
pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut
akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan
pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam
Sugiyono, 2012, hlm. 56)
Pertanyaan yang diajukan pada wawancara ini yaitu percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara yaitu peneliti dengan yang diwawancarai yaitu
narasumber penelitian. Tujuan dilakukannya wawancara pada penelitian ini yaitu
untuk mengetahui lebih dalam mengenai partisipasi masyarakat di Desa Sukamaju
dengan dilaksanakannya pembangungan jalan pada program TMMD. Pada
penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara terstruktur sesuai dengan
kisi-kisi yang peneliti buat dan juga tidak struktur dimana pertanyaan-pertanyaan yang
muncul berikutnya hasil dari jawaban responden sebelumnya, serta peneliti
melakukan wawancara secara langsung tatap muka dan melalui media elektronik
yaitu telpon ataupun mengirim pesan.
Mengacu pada pendapat yang dikemukakan Moleong (2000, hlm 138),
wawancara tersistematis adalah posisi pewawancara yang menetapkan sendiri
persoalan dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pada wawancara
tersistematis peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disusun dengan sistematis
kepada pihak KODIM 0609 dan aparat desa Sukamaju dan tokoh serta anggota
masyarakat dengan tujuan mencari jawaban terhadap hipotesis dan informasi yang
terinci yang sangat mendalam mengenai pendapat orang lain. Pada penelitian ini
semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur
dilakukan peneliti untuk menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran
yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau
perspektif tunggal. (Meleong, 2000, hlm 139). Wawancara tidak terstruktur yaitu
wawancara yang bebas, bebas disini artinya peneliti tidak menggunakan pedoman
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.
Menurut Sugiyono (2012, hlm 45) observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan
untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 33) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut
Patton (dalam Suharsimi, 2000, hlm 55) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang
diteliti akan atau terjadi. Selain itu observasi juga memungkinkan peneliti untuk
bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan tujuan memperkaya atau
memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah juga untuk
mendeskripsikan pemberdayaan keluarga melalui program TMMD yang
dilaksanakan di Desa Sukamaju dengan mengobservasi partisipasi masyarakat
setelah mengikuti program tersebut.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam
49
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta
melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik.
Sebagai salah satu teknik pengumpulan data tentu saja studi dokumentasi tidak
bisa digunakan sebagai satu-satunya media untuk memperoleh informasi. Hal
tersebut dikarenakan terdapat faktor bias antara data yang diperoleh dalam
dokumen dengan kenyataan yang ada yang disebabkan terdapat fakta-fakta yang
disembunyikan. Oleh karena itu teknik ini biasanya didukung pula dengan
wawancara ataupun kuesioner. Studi dokumentasi merupakan alat pengumpul data
yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah. Studi dokumentasi pada penelitian ini
yaitu peneliti dapatkan dari dokumen yang dimiliki KODIM 0609 Kab. Bandung.
4. Triangulasi penelitian
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga
diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.
Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan
memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi
ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin
perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Menurut
Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi di gunakan sebagai gabungan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling
terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini, konsep
Denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang.
D. Langkah-langkah penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian yaitu
terdiri dari beberapa tahap:
1. Tahap Pra lapangan
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan dalam penentuan fokus penelitian
b. Mempersiapkan surat izin untuk melakukan penelitian
c. Menentukan lapangan penelitian
d. Observasi secara langsung ke Desa Sukamaju Kabupaten Bandung untuk
memperoleh gambaran mengenai partisipasi masyarakat yang ada di lokasi
Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung tepatnya di RW 11 dan 12 yang menjadi
lokasi utama pembangunan jalan.
e. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak yang terkait dengan menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan yang pertama dilakukan peneliti yaitu melakukan
observasi lanjutan dari hasil data yang diperoleh pada saat tahap pra lapangan.
Peneliti kemudian memahami latar belakang dan persiapan diri agar peneliti dapat
memfokuskan subjek dan permaslahan yang akan diteliti lebih lanjut. Kemudian
peneliti memasuki lapangan penelitian lebih dalam dengan menjalin keakbraban
antara peneliti dengan subjek agar data dapat diperoleh secara maksimal dan
mendalam. Selanjutnya tahap pengumpulan data, dimana dalam tahap ini peneliti
harus mengumpulkan data langsung dilapangan dengan menggunakan berbagai
macam teknik dan pedoman yang dibuat oleh peneliti yaitu pada penelitian ini
data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi.
Peneliti melakukan serangkaian kegiatan pencatatan atas data-data yang
ditemukan yang kemudian akan diolah menjadi hasil sebuah penelitian.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data pada penelitian ini tentunya dilakukan oleh peneliti
dengan menyusun data dari awal hingga akhir penelitian agar data dapat
ditafsirkan dengan benar. Data dianalisis dimulai dari merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum peneliti terjun ke lapangan, selama
berlangsungnya penelitian, hingga pada saat penulisan hasil penelitian. Oleh sebab
itu, analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif berlangsung secara
51
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Tahap pelaporan
Tahap pelaporan yaitu tahap penyusunan dari awal hingga akhir penelitian
yang telah dianalisis yang kemudian disusun menjadi satu rancangan hasil
penelitian secara sistematis yang dituangkan dalam sebuah hasil karya tulis
ilmiah.
E. Analisis Data
Analisis Data menurut Taylor (1975, dalam Moleong, 2000, hlm. 103)
disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian
kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data
agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam
analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis,
langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam
bukunya Metode Penelitian Survei (1987, hlm 231) adalah menyederhanakan data
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian
strukturalistik, data yang berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih
dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan
fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa
verifikasi terhadap teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian
naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka. Data yang bersifat
kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji
hipotesisatauteori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh
data kualitatif dan menghasilkan teori baru. Terdapat prosedur dalam tahap
analisis data yaitu peneliti mengacu pada pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil
kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
1. Tahap Reduksi
Tahap reduksi ini peneliti lakukan agar memudahkan memilah data yang
telah peneliti peroleh. Pada tahap ini data yang diperolah dalam lapangan
ditulisataudiketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Laporan-laporan
itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan senagai bahan
mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan
pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam. Reduksi
data dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.
Data yang telah direduksi dapat peneliti pilah agar memberi gambaran yang lebih
tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari
kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
2. Data yang diperoleh melalui angket
Data yang dibuat dalam tabel dengan jalur kolom nomor, pernyataan,
pilihan, jumlah responden, jumlah nilai, rata-rata dan diberi keterangan. Kriteria
penghitungan pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
a. SS = Sangat Setuju (diberi skor 4)
b. S = Setuju (diberi skor 3)
c. KS = Kurang Setuju (diberi skor 2)
d. TS = Tidak Setuju (diberi skor 1)
Melalui kriteria penghitungan tersebut kemudian dihitung rata-rata skor dari
tiap aspek pernyataan yang dipilih responden sebelum dan sesudah mengikuti
program TMMD (pre-test dan post-test) untuk kemudian dihitung persentase
peningkatannya.
Persentase (%) = ( x̄ post test - x̄ pre test ) lalu dicarikan persentase peningkatannya
3. Tahap Display
Tahap display digunakan Agar dapat melihat gambaran yang
53
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
membuat berbagai macam matriks, grafik, networks dan charts. Dengan demikian
peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.
Membuat display ini juga merupakan suatu proses analisis.
Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian
banyak yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk
memudahkan dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat.
4. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Data
Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm 101) adalah
kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi
dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi
kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
dapat singkat dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila
penelitian dilakukan oleh suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus”
yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.
Dari hal tersebut maka diambil kesimpulan melalui penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling
berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis
adalah kegiatan yang kontinu dari awal sampai akhir penelitian.
F. Definisi Operasional
1. Upaya
Definisi upaya serupa dengan istilah usaha atau ikhtiar yakni suatu keadaan
untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar,
memperoleh hasil, mengejar target, dan kehendak dalam melakukan tindakan.
2. Edukatif
Definisi edukatif adalah kondisi yang bersifat memberi pemahaman,
pengetahuan, pengajaran. Edukatif berasal dari istilah edukasi. Edukasi atau
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat
3. Manunggal
Definisi Manunggal adalah keterpaduan bersama yang memiliki sifat
integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi, dan selaras diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Manunggal merujuk pada kesatuan dalam sikap dan tingkah laku,
luluh, bercampur dan berpadu tidak terpisahkan. Sedangkan kemanunggalan
adalah hal yang merujuk pada keadaan manunggal atau keterpaduan.
4. Partisipasi
Partisipasi masyarakat diartikan sebagai peran aktif dalam mempengaruhi
proses pembangunan serta secara bersama-sama mengambil manfaat dari kegiatan
yang dilakukan (United Nations, 1981 dalam Margiati 2008, hlm 25). Partisipasi
diartikan pula sebagai penyerahan sebagian peran dalam kegiatan-kegiatan dan
tanggung jawab tertentu dari suatu pihak pada pihak lain (Ramos dalam Margiati
2008, hlm 25). Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat mengandung
makna adanya keterlibatan aktif serta pembagian peran dan tanggung jawab
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan
pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian
yang dapat disimpulkan secara keseluruhan diantaranya :
1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju
Program Tentara Manunggal membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju
merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara
Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan yang diprakarsai oleh KODIM
0609, dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan
masyarakat, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang
difokuskan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan
utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD oleh KDIM 0609 di
Desa Sukamaju adalah untuk membangun kemanunggalan atau keterpaduan
antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan visi TNI yakni “Bersama Rakyat TNI Kuat”. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana tugas
militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi
sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan nasional, baik pembangunan fisik maupun
pembangunan non-fisik. Program TMMD inilah menjadi salah satu program
kongkrit TNI untuk berperan serta dalam operasi milter non-perang tersebut.
Program TMMD sendiri adalah kombinasi bina teriorial TNI AD yang
bekerja sama dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah setempat guna
membangun secara fisik dan nonfisik bangunan atau tempat dan fasilitas yang ada
didaerah guna kepentingan masayarakat luas, sehingga dapat dirasakan
manfaatnya. TMMD juga merupakan program lintas sektoral yang melibatkan
116
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
serta segenap lapisan masyarakat sipil. Melalui program TMMD, diharapkan
mewadahi dan mewujudkan aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah
pedesaan, mengingat proses perencanaannya yang melibatkan berbagai instansi
dan masyarakat, disusun dengan perpaduan bottom up dan top down planning
system serta melalui pendekatan partisipatif dan humanis.
Program TMMD di Desa Sukamaju yang dilaksanakan oleh KODIM 0609
dari TNI AD yang dibantu juga oleh TNI AU ini diharapkan dapat mewadahi
kepentingan dan aspirasi masyarakat yang berada di Desa Sukamaju dengan
melibatkan seluruh komponen masyarakat serta disusun dengan sistem Botton Up
and Top Down Planning Collaboration. Selama ini program TMMD telah
membantu tugas pemerintah di daerah dalam meningkatkan akselerasi
pembangunan di daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Melalui program TMMD secara berkesinambungan
diharapkan akan dapat merangsang peningkatan partisipasi dan kemandirian
masyarakat Desa Sukamaju.
2. Upaya Edukatif Program TMMD dalam meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Sukamaju
Program TMMD pada dasarnya adalah bersifat take and give. Pihak
penyelenggara (KODIM 0609) memberikan manfaat program pada masyarakat
yang juga pada saat bersamaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat desa
Sukamaju yang dapat memberikan manfaat untuk TNI dalam segala hal baik itu
pembangunan, pertanian dan kebudayaan. Didalam proses pembangunan jalan
pihak penyelenggara melakukan berbagai proses pendekatan dalam rangka proses
pembelajaran sebagai upaya edukatif untuk merubah pemahaman serta perilaku
masyarakat supaya tercipta kondisi masyarakat yang partisipatif. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan ini sebagai bentuk upaya penyadaran kepada
masyarakat akan pentingnya partisipasi untuk kemajuan bersama. Pada dasarnya
kegiatan pembangunan jalan pada program TMMD adalah bersifat saling
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
kedisiplinan, gotong royong, kerja sama dan partisipasi, disatu sisi lain
masyarakat juga memberikan wawasan dan pengalamannya kepada KODIM 0609
mengenai sosialisasi, pertanian, agama, kebudayaan dan potensi lokal setempat.
Upaya edukatif pada program TMMD meliputi indikator kognitif, sikap dan
keterampilan. Pada indikator kognitif, penyelenggara mengupayakan pada aspek
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Pada indikator
afektif, penyelenggara mengupayakan pada aspek penerimaan, tanggapan,
penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Pada
indikator keterampilan, penyelenggara mengupayakan pada aspek etos kerja,
kesiapan kerja, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan penciptaan skill baru.
Proses pembelajaran disini menggambarkan terjadinya proses
pemberdayaan, dimana penyelenggara merangkul aparat desa dan sebagian
masyarakat yang dituakan untuk menerapkan perilaku hidup disiplin dan
partisipatif kepada masyarakat Desa Sukamaju secara luas. Aparat desa berperan
sebagai fasilitator yang menyampaikan garis besar ide dan gagasan penyelenggara
kepada masyarakat sesuai dengan kultur dan kebiasaan masyarakat setempat.
Peran aparatur desa juga dalam menghubungkan kebutuhan, masukan dan saran
masyarakat kepada penyelenggara. Sebagaimana peran aparat desa tersebut, maka
akan tercipta hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara untuk satu visi
dan tujuan yang harmoni dimana status, pangkat, kedudukan, jabatan dan
perbedaan kelas dihilangkan. Diharapkan dengan TMMD ini, nanti akan muncul
kemandirian dan inisiatif dari masyarakat untuk mengadakan kegiatan serupa
namun atas hasil prakarsa dan inisiatif masyarakat Desa Sukamaju sendiri.
3. Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Diselenggarakan Program TMMD
Tujuan utama dari program TMMD adalah dalam rangka pemerataan
pembangunan nasional untuk lebih sejahtera, adil dan gotong royong (partisipatif)
serta dalam rangka memperkuat kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat.
Upaya edukatif yang diterapkan oleh KODIM 0609 adalah untuk menerapkan
118
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Desa Sukamaju terutama dalam kebersamaan gotong royong dan partisipasi
pembangunan lingkungan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan partisipasi
masyarakat Desa Sukamaju setelah mengikuti program ini dimana motivasi,
kedisiplinan dan kesadaran akan lingkungan (desa) menjadi lebih baik.
Peningkatan partisipasi masyarakat dibidang kontribusi pemikiran
mengalami peningkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang
kontribusi dana mengalami peningkatan sebesar 19%. Partisipasi dibidang
kontribusi tenaga mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang
sara mengalami peningkatan sebesar 24,5%. Partisipasi masyarakat dibidang
model pengorganisasian mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Partisipasi
masyarakat dibidang struktur pengorganisasian mengalami peningkatan 25%.
Partisipasi masyarakat dibidang unsur-unsur mengalami peningkatan sebesar
14,5%. Partisipasi masyarakat dibidang peran mengalami peningkatan sebesar
22,5%. Partisipasi masyarakat dibidang aksi masyrakat mengalami penignkatan
sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang inisiasi masyarakat mengalami
peningkatan sebesar 14,25%. Partisipasi masyarakat dibidang motivasi
masyarakat mengalami peningkatan sebesar 10%. Partisipasi masyarakat dibidang
tanggung jawab mengalami peningkatan sebesar 11%.
Semua aspek yang menjadi indikator dalam ukuran partisipasi mengalami
peningkatan dimana hal ini menjadi suatu indikasi positif dari program TMMD
yang dapat diterima oleh masyarakat desa Sukamaju. Program TMMD ini dinilai
merupakan program yang tepat guna dimana dapat mencapai tujuan utama yaitu
meningkatkan partisipasi yang tumbuh di masyarakat.
4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor yang menjadi pendukung dari program ini adalah kesiapan,
kesigapan dan kedisiplinan dari penyelenggara dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan dalam susunan
program TMMD. Selain itu kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat telah
banyak mendukung terhadap kelancaran proses penyelesaian program ini.
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD)
yang terbuka dalam setiap perubahan yang ditawarkan. Peluang yang muncul dari
program ini adalah potensi sumber daya manusia masyarakat desa Sukamaju yang
sangat baik terutama dalam hal etos kerja. Dalam hal pertanian, peluang yang
muncul setelah program ini adalah peningkatan pemasaran dan pendistribusian
hasil pertanian warga ke berbagai daerah terutama ke daerah wisata seperti
Ciwidey. Peluang lain adalah jalinan kemitraan lintas sektoral yang dapat
dikembangkan oleh penyelenggara TMMD yakni KODIM 0609 untuk terus
merangkul pihak-pihak dari instansi lain agar dapat bekerjasama dikemudian hari.
Faktor yang menjadi penghambat dalam penyelenggaran program TMMD
adalah keterbatasan waktu penyelenggaraan yang hanya 21 hari. Alokasi waktu
yang minim membuat pelnyelenggaraan program menjadi terkesan statis.
Ancaman yang dikhawatirkan adalah sikap masyarakat yang dikemudian hari
tidak memelihara produk hasil pembangunan.
B. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai program Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung dapat
diungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua
pihak.
1. Penyelenggara Program TMMD (KODIM 0609)
Pihak penyelenggara diharapkan terus untuk terus melakukan evaluasi, baik
ditingkat internal tubuh tentara sendiri maupun evaluasi pada masyarakat, aparat
desa dan instansi yang menjadi mitra, dengan meminta kritik dan saran kepada
semua pihak yang terlibat terhadap kekurangan program ini agar dikemudian hari
menjadi bahan koreksi. Saran lain adalah dengan terus meningkatkan kualitas
manajemen pengelolaan program dan penambahan kegiatan-kegiatan terutama
kegiatan yang bersifat non-fisik seperti pemberdayaan masyarakat dan
120
Muhamad Abibakrin Nur, 2015
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Aparatur Desa Sukamaju
Pihak aparatur desa Sukamaju sudah selayaknya memberikan pembinaan
dan monitoring secara rutin terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat pasca program TMMD. Selain itu, saran lain adalah terus
meningkatkan pelayanan masyarakat terutama aspirasi terhadap analisis
kebutuhan masyarakat baik dibidang pembangunan fisik maupun pembangunan
nonfisik, serta dengan terus mengajukan proposal dalam bentuk program
pembangunan dan pengembangan ke berbagai instansi maupun sponsor untuk
dapat menjaring mitra yang dapat membantu memajukan dan mengembangkan
Desa Sukamaju.
3. Masyarakat
Masyarakat Desa Sukamaju diharapkan untuk terus memelihara dan
menjaga produk hasil pembangunan baik itu produk pembangunan fisik seperti
jalan, jembatan, sekolah, rumah ibadah maupun pembangunan nonfisik seperti
pemberdayaan keluarga, sosialisasi anti narkoba, sosialisasi kesadaran bela negara
dan budaya tertib hukum. Setelah program TMMD ini, masyarakat diharapkan
untuk dapat memanfaatkan hasil positif dari program ini seperti akses jalan yang
baik untuk dapat dijadikan peluang usaha yang mampu meningkatkan pemasaran