THE EFFECT OF VITAMIN E ADDITION ON TRASH FISH MEAL FOR GONADE MATURATION BY RED TILAPIA (Oreochromis niloticus)
By
ROMARIA SARAGI NAPITU
ABSTRACT
The study was conducted to determine the exact dosage of vitamin E for increasing gonade maturation of red tilapia (Oreochromis niloticus). This research using completed random design with 4 treatments and 3 replications. Fish were threated by various of dosage of vitamin E (control; 300 mg/kg feed; 600 mg/kg feed; 900 mg/kg feed). 120 red tilapia averaging 200 g individual body weights were stocked in each of 12 tanks (1,5x1x1 m)filled with 900 L of water.Feeding rate 3% in three times a day for 40 days. The results showed that the addition of vitamin E (300 mg/kg feed) give best effect for increasing gonade maturation of red tilapia. Value for gonade somatic index (3,86 % ± 0,18) and gonade
maturation rate improved on IV stage.
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BUATAN BERBASIS TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP KEMATANGAN
GONAD IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
Oleh
ROMARIA SARAGI NAPITU
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui dosis vitamin E yang tepat dalam pakan buatan berbasis tepung ikan rucah dalam meningkatkan kematangan gonad ikan nila merah (Oreochromis niloticus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A (kontrol), perlakuan B (vitamin E 300 mg/kg pakan), perlakuan C (vitamin E 600 mg/kg pakan) dan perlakuan D (vitamin E 900 mg/kg pakan). Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah sebanyak 120 ekor, dengan bobot ± 200 gram per ekor. Ikan nila merah sebanyak 10 ekor dimasukan kedalam bak pemeliharaan berukuran 1,5x1x1m. Pemberian pakan tiga kali sehari dengan feeding rate 3% selama 40 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E dalam pakan buatan (300 mg/kg pakan) memberikan pengaruh paling baik untuk meningkatkan kematangan gonad ikan nila merah. Nilai Indeks Kematangan Gonad (3,86 % ± 0,18) dan Tingkat Kematangan Gonad berkembang hingga TKG IV.
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BUATAN BERBASIS TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP
KEMATANGAN GONAD IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
SKRIPSI
ROMARIA SARAGI NAPITU
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E
PADA PAKAN BUATAN BERBASIS TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP KEMATANGAN GONAD
IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
Oleh
ROMARIA SARAGI NAPITU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4
2. Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) ... 7
3. Grafik Rata-rata Bobot Gonad ... 23
4. Grafik IKG ... 24
5. Oosit pada Fase V (sampel perlakuan A) ... 26
6. Oosit pada Fase VII (sampel perlakuan B) ... 27
7. Oosit pada Fase VI (sampel perlakuan C)... 28
8. Oosit pada Fase V (sampel perlakuan D) ... 29
9. Grafik Fekunditas ... 30
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Manfaat Penelitian ... 3
1.4 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5 Hipotesis ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ... 6
2.1.1 Taksonomi ... 6
2.1.2 Morfologi ... 6
2.1.3 Habitat dan Kebiasaan Makan ... 7
2.1.4 Kualitas Telur ... 8
2.2 Peran Pakan terhadap Perkembangan Gonad ... 9
2.3 Ikan Rucah ... 10
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat ... 14
3.2 Alat dan Bahan ... 14
3.2.1 Alat Penelitian ... 14
3.2.2 Bahan Penelitian ... 14
3.3 Desain Penelitian ... 15
3.4 Prosedur Penelitian... 17
3.4.1 Pembuatan Pakan ... 17
3.4.2 Persiapan Wadah dan Ikan Uji ... 17
3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan ... 18
3.4.4 Pengelolaan Kualitas Air... 18
3.4.5 Pengamatan ... 18
(1) Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ... 18
(2) Indeks Kematangan Gonad (IKG) ... 19
(3) Fekunditas ... 19
(4) Diameter Telur ... 19
(5) Kualitas Air... 20
3.4.6 Analisis Data ... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kematangan Gonad ... 21
4.2 Indeks Kematangan Gonad ... 23
4.3 Fekunditas ... 29
4.4 Diameter Telur ... 31
` 4.5 Kualitas Air ... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 35
5.2 Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2006. Perkembangan Gonad Betina Ikan Zebra Danio (Brachydanio rerio) yang diberi Pakan dengan Berbagai Dosis Vitamin E. Bogor: IPB.
Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Blaxter, J. H. S. 1969. Development of Egg and Larvae. In Fish Physiology. W. S. Hoar and Randall (Eds). Vol III: Reproduction and Growth. Academic Press, New York. P: 178-253.
Cruz dan Laundencia. 1976. Preliminary Study on Protein Requitment of Clarias batrachus. J. Fisheries Research, 1(2);43-45.
Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P., dan Jauzi, A. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. PT. Victoria Kreasi Mandiri : Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan. 1998. Kebijakan Peningkatan Produksi Tepung Ikan di Indonesia. Makalah Seminar Nasional Tepung Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan tanggal 25 Agustus 1998. Jakarta. 10 hlm.
Djarijah, A.S. 2002. Budidaya Ikan Nila secara Intensif. Yogyakarta: Kanisius. Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor. 159
hlm.
Gustiano, R. dan O.Z. Arifin. 2006. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Bogor.
Hadadi, A., Herry., Setyorini dan A. Surahman.,. 2007. Pemanfaatan Limbah Sawit Untuk Bahan Pakan Ikan. Jurnal Budidaya Air Tawar Vol 4 No.1 Mei 2007(11-18); Dikutip dari http://www.dkp.go.id pada tanggal 27 November 2011.
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Liberty, Yogyakarta.
Halver, J. E. 1989. Fish Nutrition. Ed. ke-2. Academic Press. INC. New York. 798pp.
Hepher, B. 1988. Nutrition of Pond Fishes. Cambridge University Press. Cambridges New York. 388 pp.
Iriani, dkk.2007. Pertumbuhan, Histopatologi Ovarium dan Fekunditas Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Setelah Paparan Pestisida Organofosfat. Jurnal Biologi XV (2) : 44 – 48.
Kikuchi, T., M. Kamei, S. Okubo, and M. Yasuno. 1992. Effects of the Regulator Methoprene and Organophosphorus Insecticides Against Non-target Aquatic Organism in Urban Drains. Japanise Journal of Sanitary Zoology, 43 : 65-70.
KKP. 2010. Indonesia Kembangkan Sentra Minapolitan Patin. www.perikanan-budidaya.kkp.go.id. Diakses pada tanggal 9 November 2011.
Kordi, K.M.G.H. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Yogyakarta: Lily Publisher.
Lehninger, A. L. 1993. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. (Alih bahasa oleh: M. Thenawidjaja). Erlangga, Jakarta. 369 hal.
Linder, M. C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa A. Parakkasi dan A. Y. Amwilla), UI Press. 637-641.
Mazrouh, M.M. 2009. Some Aspects of Reproductive Biology with Emphasis on the Effect of Polution on the Histopathological Structure of Gonads in Oreochromis niloticus from Rosetta Branch, Nile River, Egypt. World Journal of Fish and Marine Sciences I (3): 190-198. IDOSI.
McMillan, B.D. 2007. Fish Histology. Springer: Netherland.
Mokoginta, I, D. Jusadi; M. Setiawati; dan M. A. Suprayudi. 2000. Kebutuhan Asam Lemak Essensial, Vitamin dan Mineral dalam Pakan Induk Pangasius suchi untuk reproduksi. Hibah Bersaing VII/1-2 Perguruan Tinggi/ Tahun Ajaran 1998/2000. IPB. Laporan Akhir. 54 hal.
Murtidjo, B. A. 1997. Beberapa Metode Pengolahan Tepung Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
NRC (National Research Council), 1977. Nutrient Requirement of Warmwater fishes. National Academy of sciences Washington D. C. 78 pp.
NRC (National Research Council), 1983. Nutrient Requirement of Warmwater Fishes and Shellfishes. Revised edition. National Academy of sciences Washington D. C. 102 pp.
Nugraha, S. 2006. Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Di Indonesia. Dikutip dari http://www.eBook Search Queen/ Protein - Hewani - Indonesia.pdf pada tanggal 18 November 2011.
Nunez, J. 2008. Towards a Universal Scale to Assess Sexual Maturation and Related Life History Traits in Oviparous Teleost Fishes. Springer Science.
Rukmana, H.R. 1997. Budidaya dan Prospek Agribisnis Ikan Nila. Yogyakarta: Kanisius.
Rumsey, G. L. 1993. Fish Meal and Alternative Source of Protein in Fish Feed. A Bulletin of The American Fisheries, Society Fisheries, 18 (7) : 14-17. Sarida. M, Putri. B. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Lampung.
Unila.
Singh, Ruchi. 2012. Melatonin Induced Changes in Spesific Growth Rate, Gonadal Maturity, Lipid and Protein Production in Nile Tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758).Asian-Aust. J. Anim. Sci. Vol. 25, No. 1 : 37 – 43.
Siregar, 1999. Sistem Reproduksi Hewan Air. Jakarta: Gramedia.
Steel GD, Torrie JH. 2001. Principles and Procedure of Statistics. A Biometrical Approach, Mc Graw-Hill Inc. New York.. 481 hlm.
Stickney, R.R. 1993. Culture of Non Salmonid Freshwater Fisher. Advances in Fisheries Sciene. Ed. Ke-2. CRC Press. Boca Raton. Florida. 338 pp.
Subagio, A., Windrati, W.S., Fauzi, M., dan Witono, Y. 2003. Fraksi Protein dari Ikan Kuniran (Upeneus sp) dan Mata Besar (Selar crumenophthalmus). Prosiding Hasil-Hasil Penelitian. Seminar Nasional dan Pertemuan PATPI. Yogyakarta.
Sucipto, A. 2005. Pembentukan dan Diferensiasi Kuning Telur Ikan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Balai Besar Pengembangan Sukabumi.
Sunarno, dan Muhammad, F. 2004. Peningkatan Kualitas Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) melalui Penambahan Vitamin E (α – Tokoferol) dalam Formulasi Pakan. UNDIP, Semarang.
Suria, D., Junior, Z.M., Sjafei, S.D., Manalu, W., dan Sudrajat, O.A. 2006. Kajian Performans Reproduksi Perbaikan pada Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang diberi Vitamin E dan Minyak Ikan Berbeda dalam Pakan. IPB: Bogor.
Syafei, D.S., M.F. Raharjo, R. Affandi, M. Brojo & Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan II. Reproduksi Ikan. IPB: Bogor.
Syahrizal. 1998. Kadar Optimum Vitamin E dalam Pakan Induk Ikan Lele (Clarias batrachus Linn). Tesis. Program Pascasarjana. IPB. 69 hal.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lempasing. 2005. Data Ikan Rucah. Bandar Lampung. Lampung.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Departement of Aquatic. Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA. 233p.
Watanabe, T. 1991. Effect of Polar and Non Polar Lipids from Krill on Quality of Eggs of Red Sea Bream Pagrus Major. Nippon Suisan Gakkaishi. 57 (4) : 695-698.
Watanabe, T., V. Kiron dan S. Satoh. 1997. Trace Minerals in Fish Nutrition. Aquaculture, 151 : 185-207.
Yans, P. 2005. Budidaya Ikan Nila Lokal Mudah, Murah, dan Menghasilkan. Majalah Trobos th ke-VI Oktober 2005 no.73. hal 86-87.
Yulfiperius, Mokoginta, Jusadi Dedi. 2003. Pengaruh Kadar Vitamin E dalam Pakan terhadap Kualitas Telur Ikan Patin (Pangasius hypothalmus). IPB: Bogor.
Zakaria, Mohammad Wahyudi. 2003. Pengaruh Suhu Media Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Nilem (Osteochilus hasselti, C.V.) Hingga Umur 35 Hari. [Skripsi]. Istitut Pertanian Bogor : Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Nila
2.1.1 Taksonomi
Klasifikasi ikan nila menurut Cholik et al. (2005) adalah sebagai berikut: Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata Kelas : Osteichthyes Sub-kelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2.1.2 Morfologi
ctenoid (Kordi, 2010). Sirip ekor ikan nila berbentuk agak membulat (Gustiano et
al., 2006). Garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya
memanjang di atas sirip dada (Kordi, 2010). Gambar morfologi ikan nila merah dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Ikan Nila Merah (O. niloticus)
2.1.3 Habitat dan Kebiasaan Makan
Ikan nila hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, waduk, dan rawa. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan nila memiliki toleransi yang luas
kandungan oksigen minimal 3 ppm (Kordi, 2010). Tempat hidup ikan nila biasanya berada pada perairan yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras (Djarijah, 2002).
Ikan nila tergolong ikan omnivora, yakni ikan yang memangsa berbagai jenis makanan, baik tumbuhan maupun binatang renik. Jenis makanan yang disukai larva atau benih ikan nila adalah zooplankton, seperti jenis udang-udangan kecil, Rotifera sp., Moina sp., dan Daphnia sp. Sedangkan ikan nila dewasa menyukai
jenis makanan berupa fitoplankton, seperti alga berfilamen, tumbuhan air, dan Hydrilla (Rukmana, 1997). Untuk memacu pertumbuhan ikan nila dalam budidaya, diperlukan pakan tambahan seperti pelet yang mengandung protein sebesar 25-35% (Kordi, 2010).
2.1.4 Kualitas Telur
Variasi kualitas telur merupakan salah satu faktor pembatas pada produksi larva. Kualitas telur yang rendah akan menyebabkan potensi kelangsungan hidup larva ikan rendah. Telur yang baik dan normal memiliki warna yang transparan dan terang contohnya ada ikan mas, sedangkan pada ikan kerapu telur yang baik adalah jernih dan transparan. Warna telur ikan yang baik dapat dipengaruhi oleh kualitas pakan induk (Siregar, 1999).
senyawa pembentuk jaringan tubuh selama proses perkembangan embrio maupun larva. Saat telur menetas, sumber energi untuk perkembangan larva ikan sangat bergantung pada material bawaan telur yang telah disiapkan oleh induk. Fase ini merupakan fase yang paling kritis. Material telur yang mengalami defisiensi gizi akan menimbulkan gangguan dalam perkembangan larva dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Keberadaan nutrien dalam telur ini merupakan akumulasi nutrien pada fase pematangan gonad (Suria et al., 2006).
2.2 Peran Pakan terhadap Perkembangan Gonad
Pakan berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan untuk hidup, tumbuh dan proses perkembangan (reproduksi). Energi mula-mula digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pergantian jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan dan selanjutnya untuk reproduksi (Cruz dan Laudencia, 1976). Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad. Pada proses vitelogenesis terjadi akumulasi nutrisi dalam sel telur yang membutuhkan nutrien pada akhir proses tersebut. Kualitas telur ikan sangat ditentukan oleh kualitas pakan (Syafei et al., 1992).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan Watanabe, diperlihatkan bahwa kualitas pakan yang diberikan pada induk ikan akan mempengaruhi
perkembangan kematangan gonad dan kualitas telur. Semua jenis ikan
membutuhkan zat gizi yang baik, yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk beraktivitas. Protein merupakan
Kebutuhan protein berbeda-beda menurut jenis spesies dan umurnya. Secara umum kebutuhan protein untuk ikan berkisar 30-40% (Hepher, 1988). Protein tersusun dari asam amino esensial dan asam amino non-esensial yang bergabung menjadi molekul kompleks (NRC, 1983). Dengan kandungan asam amino ini, protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh serta reproduksi, termasuk pematangan gonad (Lovell, 1989). Menurut Furuichi (1988), kadar protein 43,1% baik bagi reproduksi ikan red sea bream karena dapat menghasilkan telur yang baik yang ditandai dengan banyaknya telur yang mengapung.
2.3 Ikan Rucah
Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang jumlah tangkapannya cukup tinggi berasal dari sektor perikanan laut. Beberapa jenis ikan hasil tangkapannya antara lain ikan tuna, kembung, selar, simba, kuniran, dencis, layang, teri, dan lain-lain. Diantara jenis tangkapan tersebut terdapat jenis ikan rucah. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lempasing, ikan rucah termasuk dalam data statistik ikan lain-lain. Jenis ikan tersebut antara lain ikan petek, selar dan kuniran. Produksi ikan rucah pada tahun 2005 di Bandar Lampung 489.391,83 ton (UPTD Lempasing, 2005).
dan sejenisnya (Sitorus, 1997; Murtidjo, 1997). Oleh karena itu, nelayan biasa menjual ikan rucah dalam wadah keranjang tanpa ada seleksi lagi dengan harga murah. Pemanfaatan ikan rucah kurang maksimal, biasanya hanya untuk pakan ternak, ikan asin, atau pun hanya dibuang begitu saja (Murtidjo, 1997).
Sebenarnya dengan sedikit teknologi ikan rucah dapat dimanfaatkan untuk bahan baku teknologi pengolahan ikan. Seperti ikan-ikan jenis lain, kandungan gizi ikan rucah cukup lengkap (Subagio, dkk. 2003). Hal ini mengindikasikan bahwa ikan rucah layak untuk dapat diolah menjadi produk olahan ikan untuk nilai jual yang lebih baik.
Protein tepung ikan rucah sangat bergantung pada jenis ikannya. Makin kecil ukuran ikan makin tinggi proteinnya dan semakin putih dagingnya maka semakin tinggi juga kandungan proteinnya. Protein tepung ikan rucah berkisar antara 40-65% . Tepung ikan ini biasanya digunakan minimal 10-20% (Watanabe, 1997). Jenis ikan sangat menentukan berapa banyak tepung ikan yang digunakan. Ikan karnivora membutuhkan lebih banyak tepung ikan dibanding ikan herbivora (Moeljanto, 1994).
2.4 Vitamin E
oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan (Suria et al., 2006).
Defisiensi a-tokoferol pada hewan dapat menyebabkan lemah otot, pertumbuhan terhambat, degenerasi embrio, tingkat penetasan telur yang rendah, degenerasi dan pelepasan sel epitel germinatif dari testis, dan terjadinya kemandulan, menurunkan produksi prostagladin oleh mikrosom dari testis, otot dan limpa, menurunkan permeabilitas sel, memacu kematian dan kerusakan syaraf (Lehninger, 1993).
Salah satu vitamin yang dapat berperan dalam meningkatkan reproduksi ikan adalah vitamin E. Fungsi yang paling nyata dari vitamin E adalah sebagai antioksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel. Diketahui pada ikan atlantik salmon, bahwa a-tokoferol (nama lain dari vitamin E) diangkut dari jaringan periferal ke gonad melalui hati bersama lipoprotein plasma (Lie et al., 1994 dalam Mokoginta et al., 2000), hal ini menunjukkan adanya peran vitamin E pada proses reproduksi ikan.
mg/kg pakan. Vitamin ini juga dapat mempengaruhi komponen kimia lipid telur dan daya apung telur yellow tail (Watanabe et al., 1991).
Pada masa reproduksi, a-tokoferol akan didistribusi ke jaringan adipose oosit. Sebelum sampai ke jaringan tersebut, a-tokoferol bersama asam lemak berantai panjang yang berbentuk micelles terlebih dahulu diabsorbsi pada segmen usus. Selanjutnya oleh entrosit dalam bentuk gabungan kilomikron, vitamin tersebut dibawa ke saluran limpatik. Dari sistem limpatik a-tokoferol bersama VLDL (Very Low Density Lipoprotein) akan masuk ke dalam sirkulasi darah. Pada sistem sirkulasi vena, a-tokoferol langsung dikirim sebagian ke bagian yang membutuhkan. Sebagian lagi a-tokoferol terlebih dahulu masuk ke hati melalui ductus toracicus dan bergabung dengan VLDL yang kaya akan trigliserida dan
HDL (High Density Lipoprotein) yang kaya akan fosfolipid, kolesterol dan ester. VLDL dan HDL ini disintesa oleh hati, kemudian a-tokoferol kembali dikirim ke pembuluh darah vena. VLDL dan HDL dalam vena yang datang dari hati
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan berupa bak semen berukuran 1,5x1x1m sebanyak 12 buah, penggiling pakan, oven, instalasi aerasi, timbangan digital, termometer, scoopnet, baskom, penggaris, DO meter, kertas lakmus dan alat tulis.
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
(1) Ikan Uji
(2) Pakan Ikan
Pakan berupa pakan buatan yang dibuat dengan komposisi antara lain: tepung ikan rucah, tepung kedelai, tepung jagung, minyak jagung, minyak ikan, premix, tepung tapioka dan vitamin E. Komposisi bahan baku pakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan
NO. Bahan Pakan Perlakuan (gram)
A B C D
1. Tepung kedelai 2520 2520 2520 2520 2. Tepung ikan rucah 2160 2160 2160 2160 3. Tepung jagung 1440 1440 1440 1440
4. Tepung tapioka 504 504 504 504
5. Minyak ikan 216 216 216 216
6. Minyak jagung 216 216 216 216
7. Premix 144 144 144 144
8. Vitamin E 0 2,16 4,32 6,48
Total 7200 7202,16 7204,32 7206,48
3.3 Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Perlakuan A : Tanpa penambahan vitamin E (kontrol)
Dosis vitamin E mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sunarno dan Muhammad (2004) yaitu Peningkatan Kualitas Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) melalui Penambahan Vitamin E (α-Tokoferol) dalam Formulasi Pakan sampai kadar 300 mg/kg pakan.
Model linear yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji Anova sebagai berikut :
Yij = µ + τi + ∑ij Keterangan :
i : Perlakuan A, B, C dan D j : Ulangan 1, 2, dan 3
Yij : Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase vitamin E yang berbeda ke-i terhadap laju pematangan gonad ikan nila pada ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum
τi : Pengaruh pemberian pakan dengan persentase vitamin E yang berbeda ke-i terhadap laju pematangan gonad ikan nila pada ulangan ke-j
∑ij : Pengaruh galat percobaan pada pemberian pakan dengan persentase vitamin E yang berbeda ke-i terhadap laju pematangan gonad ikan nila pada ulangan ke-j
Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Dunnet dengan selang kepercayaan 95% (Steel and Torrie, 2001).
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Pakan
pencetakan pakan, pengeringan dengan mesin oven, dan selanjutnya pembentukan pakan. Proses terakhir yaitu pengujian proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi formulasi pakan uji.
3.4.2 Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Wadah pemeliharaan yang digunakan berupa bak semen berukuran 1,5x1x1m. Bak terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disikat kemudian dikeringkan selama 24 jam. Masing-masing bak pemeliharaan diisi air hingga volumenya mencapai 900 liter dan diberi aerasi yang cukup. Ikan uji yang akan digunakan dalam penelitian adalah ikan nila merah yang berasal dari petani ikan di Pagelaran, dengan panjang ± 20 cm dan bobot ± 200 gram. Ikan uji ini terlebih dahulu diaklimatisasi selama 7 hari untuk diadaptasikan dengan lingkungan barunya. Masing-masing bak pemeliharaan dimasukkan ikan uji sebanyak 10 ekor.
3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan
Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 40 hari. Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB dengan feeding rate (FR) 3% dari bobot tubuh ikan nila merah per hari.
3.4.4 Pengelolaan Kualitas Air
pemeliharaan. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, pH, kadar oksigen terlarut (DO), dan amoniak (NH3).
3.4.5 Pengamatan
Selama penelitian berlangsung parameter yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG), fekunditas, diameter telur dan kualitas air media pemeliharaan.
(1) Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
TKG merupakan tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah (Effendie, 1978). Perkembangan gonad ikan digolongkan dalam enam tahap yaitu TKG I, II, III, IV, V dan VI. Pengamatan TKG dapat dilakukan kasat mata dengan mengamati bentuk dan ukuran telur.
(2) Indeks Kematangan Gonad (IKG)
IKG merupakan nilai dalam % sebagai hasil perbandingan berat gonad total dengan berat total tubuh ikan, dengan rumus :
Keterangan :
IKG : Indeks Kematangan Gonad (Effendie, 1997).
dehidrasi, clearing, embedding dan kemudian blocking. Setelah sedimen histologi diperoleh kemudian dilakukan pemotongan dan pewarnaan. Prosedur histologi ini dapat dilihat di Lampiran 6.
(3) Fekunditas
Jumlah telur yang biasa dikeluarkan oleh ikan berbeda-beda. Karena adanya perbedaan tersebut, maka diperlukanlah suatu parameter untuk mengukur jumlah telur yang dikeluarkan suatu ikan. Parameter yang dimaksudkan adalah
fekunditas. Penghitungan fekunditas dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Cara kerja metode ini dilakukan dengan menimbang berat gonad total (gr) dan mengambil 5 bagian sebagai contoh. Gonad contoh ditimbang (gr) kemudian dihitung jumlah telur yang ada pada gonad contoh tersebut. Nilai fekunditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: F : Fekunditas
G : Berat gonad total (gr) V : Volume pengenceran (ml) X : Jumlah telur yang ada pada 1 cc
Q : Berat telur contoh (gr) (Munti Sarida dan Berta Putri, 2009).
(4) Diameter Telur
(5) Kualitas air
Parameter kualitas air yang ukur selama penelitian adalah : pH, Suhu, DO (oksigen terlarut), dan amoniak (NH3). Parameter ini diukur pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan.
3.4.6 Analisis Data
Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila berdaging padat, tidak mempunyai banyak duri, mudah disajikan dan mudah didapatkan di pasaran (Yans, 2005). Di Indonesia, ikan nila menjadi salah satu produk unggulan dalam Program Minapolitan, yaitu program pengembangan produk perikanan sebagai penyangga perekonomian suatu daerah (KKP, 2010).
Seiring dengan perluasan usaha budidaya, permintaan pasar untuk ikan nila terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun usaha budidaya tetap saja tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul seperti masih rendahnya kualitas benih, tidak tersedianya benih setiap saat secara berkesinambungan, rendahnya fertilisasi telur dan derajat tetas telur. Salah satu penyebab penurunan kualitas telur dan larva dikarenakan rendahnya kualitas pakan induk yang diberikan (Suria et al., 2006).
reproduksi yang dapat ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan kualitas nutrisi pakan induk. Unsur nutrien yang harus ada dalam pakan induk ikan antara lain vitamin E dan asam lemak (Suria et al., 2006).
Vitamin E memiliki peranan yang sangat penting dan menentukan dalam reproduksi ikan. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada sel. Sebagai antioksidan, vitamin E dapat melindungi lemak supaya tidak teroksidasi, misalnya lemak atau asam lemak yang terdapat pada membran sel, sehingga proses embriogenesis berjalan dengan normal dan hasil reproduksi dapat ditingkatkan (Syahrizal, 1998).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin E dalam pakan buatan berbasis tepung ikan rucah terhadap kematangan gonad ikan nila merah (Oreochromis niloticus).
1.3 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya ikan nila tentang penambahan vitamin E yang tepat untuk mempercepat proses pematangan gonad pada ikan nila merah.
1.4 Kerangka Pemikiran
Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani ikan nila adalah tingginya harga pakan ikan. Pakan berperan sangat penting dalam pertumbuhan ikan, selain itu pakan merupakan biaya terbesar dalam proses produksi yaitu berkisar 60 sampai 70%.
Pakan ikan yang baik harus mengandung nutrien-nutrien yang dibutuhkan oleh ikan yang dibudidayakan, diantaranya karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan juga mineral. Nutrien-nutrien yang terkandung dalam pakan ikan memiliki kegunaannya masing-masing dalam mendukung keberhasilan proses reproduksi suatu sistem budidaya. Proses reproduksi dapat ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan kualitas nutrisi pada pakan induk.
terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada sel. Untuk itu dilakukan penambahan vitamin E pada pakan buatan berbasis tepung ikan rucah untuk mempercepat kematangan gonad ikan nila dan juga memperbaiki kualitas telur ikan nila. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penambahan Vitamin E
Kematangan Gonad Ikan Nila ↑
Kualitas Telur Ikan Lebih Baik Pakan Buatan
Ikan Nila
1.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu :
Ho = τi = 0 Tidak ada pengaruh perbedaan penambahan vitamin E pada pakan buatan berbasis tepung ikan rucah terhadap kematangan gonad ikan nila.
Judul : Pengaruh Penambahan Vitamin E pada Pakan Buatan Berbasis Tepung Ikan Rucah terhadap Kematangan Gonad Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus) Nama : Romaria Saragi Napitu
NPM : 0814111059
Jurusan/Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI, Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua
Limin Santoso, S.Pi., M.Si. Ir. Suparmono, M.T.A. NIP. 197703272005011001 NIP. 195903201985031004
Ketua Program Studi Budidaya Perairan
MENGESAHKAN
1. Tim penguji
Ketua : Limin Santoso, S.Pi., M.Si. .………...
Sekretaris : Ir. Suparmono, M.T.A. .………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Berta Putri, S.Si., M.Si. ………....
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1001
RIWAYAT HIDUP
Romaria Saragi Napitu dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 Juni 1990 yang dilahirkan dari
pasangan Bapak Jesman Napitu dan Ibu Rohani Siahaan. Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak Xaverius Tanjung Karang Bandar Lampung pada tahun 1996, Sekolah Dasar Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung pada tahun 2002. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008, dan terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Vitamin E pada Pakan Buatan Berbasis Tepung Ikan Rucah terhadap Kematangan Gonad Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.
Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Babe dan Mama (Alm) tercinta untuk setiap doa, motivasi, kasih sayang, dan tetes keringat yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah kakiku. 2. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lampung.
4. Bapak Ir. Suparmono, M.T.A., selaku dosen Pembimbing Kedua yang membimbing dengan penuh semangat dan sabar sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.
5. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si., selaku dosen Pembahas yang memberikan saran-saran yang membangun.
6. Abang Markus, Kak Ida dan Adikku tercinta Fernandus untuk setiap doa, dukungan, keceriaan, kebersamaan, dan kebahagiaan kita yang menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.
7. Sahabat tersayang REMPONG (Septi, Selpi, Nadisa, Yayu, Eva, Okta dan Dahlia), terimakasih untuk kebersamaan dan keceriaan yang diberikan. 8. Teman-teman semasa penelitian: Septi, Selpi, Ria dan Rinda, terimakasih
untuk saran-saran, perhatian, kebersamaan, dan semangat yang teman-teman berikan.
9. Rekan-rekan yang turut membantu saat penelitian: Alwan, Dedo, Afat, Lisa, Qorie, Nasir, Yuriska, Bang Sadis, Bang Edo, Bang Leo, Bang Yohanes serta rekan-rekan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
10.Keluarga besar budidaya perairan angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 terutama teman-teman angkatan 2008 yang telah banyak membantu dan memberikan semangatnya.
Bandar lampung, November 2012
Penulis
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penambahan vitamin E dalam pakan terhadap perkembangan kematangan gonad ikan nila merah. Pemberian dosis berlebihan tidak memberikan pengaruh nyata, penambahan vitamin E 300 mg/kg dalam pakan buatan berbasis tepung ikan rucah memberikan pengaruh nyata terhadap kematangan gonad ikan nila merah.
5.2 Saran