• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ii

TIPEThink Pair Share(TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

ANA SEPTIANA FATMAWATI

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi biologi siswa pada materi pokok Pertumbuhan Perkembangan Makhluk Hidup.

(2)

iii

pembelajaran TPS pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi yaitu 71,5 dibandingkan dengan diskusi yaitu 62,2.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata antara nilai prites dan postes yang di ukur dengan N-gainpada kelas eksperimen I yaitu sebesar 68,72 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar 30,03. Aspek penguasaan materi yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada aspek pengetahuan (C1) yaitu sebesar 70,56 sedangkan rata-rata aspek penguasaan materi terendah yaitu pada aspek pemahaman (C2) sebesar 35,16.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan meningkatkan kualitas peserta didik sehingga menjadi manusia yang kreatif, terampil serta

profesional (Trianto, 2010:1). Pendidikan merupakan hal penting dalam suatu

negara, sebab jika suatu negara memiliki kualitas pendidikan yang baik, maka negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas inilah yang akan mengarahkan negaranya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik.

Dewasa ini, pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus. Hal tersebut diterapkan melalui Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Trianto

(2010:8) menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menghendaki suatu pembelajaran yang tidak hanya mempelajari tentang

(4)

Perubahan kurikulum yang menuntut perubahan paradigma pembelajaran harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaran

pendidikan di sekolah. Guru seharusnya mengubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teachers centered), menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered). Selain itu, kurikulum juga

menghendaki suatu pembelajaran yang tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari

(Hamalik, 2008:8).

Mata Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,

yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan ilmu pengetahuan alam (BSNP, 2006: iv).

Materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup adalah salah satu materi bahasan yang harus dipelajari pada siswa SMP kelas VIII semester ganjil untuk mencapai kompetensi dasar yaitu mampu menganalisis

pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup. Agar kompetensi dasar tersebut dapat tercapai, maka hendaknya pembelajaran

ditekankan pada pemberian pengalaman langsung, seperti yang termuat dalam standar isi KTSP SMP (BSNP, 2006, iv). Pembelajaran IPA sebaiknya

dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan

(5)

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTS menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Akan tetapi selama ini di SMP Dwi Warna tidak demikian.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP Dwi Warna

diketahui rata-rata nilai ulangan harian pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup adalah sebesar 55 dengan ketuntasan

58%. Hasil ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai ≥65.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan penguasaan materi siswa. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

yaitu salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang pada

pelaksanaannya mengutamakan siswa dalam berbuat untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajaran dengan jalan berfikir

(Think), berpasangan (Pair), dan mengemukakan pendapat (Share) (Ibrahim dkk., 2000 : 26). Pada pembelajaran kooperatif tipe TPS ini, siswa belajar

(6)

mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan pasangannya.

Menurut penelitian Wulandari (2010:38) pada siswa materi pokok Sistem

Pernapasan Pada Manusia terhadap Penguasaan Konsep menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu meningkat

sebesar 46,87%. Hasil penelitian Rosmaini (2004 : 13), diketahui bahwa penerapan model TPS dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran

biologi kelas VII SLTPN 20 Pekan Baru tahun pelajaran 2002/2003. Melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS ini, diharapkan dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan materi biologi oleh siswa.

.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas telah dilaksanakan penelitian

dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Koopertaif Tipe

Think Pair Share (TPS) terhadap aktvita Belajar dan Penguasaan Materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hiduo

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pembelajaranTPS terhadap aktivitas siswa di SMP

(7)

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaranTPS terhadap penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan

Perkembangan di SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung.

3. Apakah penguasaan materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan pada siswa yang menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS lebih

tinggi daripada yang menggunakan diskusi.

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model kooperatif tipe

TPS ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaranTPS terhadap aktivitas siswa pada materi

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kelas VIII di SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung.

2. Pengaruh model pembelajaranTPS terhadap penguasaan materi siswa

pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kelas VIII di SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung

3. Penguasaan materi pokok oleh siswa yang lebih tinggi antara model pembelajaran TPS daripada dengan metode diskusi.

4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model TPS

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi peneliti, yaitu dapat merencanakan dan menggunakan model

(8)

sehingga, memberikan pengalaman untuk menjadi bekal sebagai calon guru yang profesional

2. Bagi siswa yaitu, memperoleh pengalaman belajar yang berbeda untuk mengaktifkan pembelajaran

3. Bagi guru yaitu, memperoleh wawasan tentang model kooperati tipe TPS.

4. Bagi sekolah yaitu, apat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditingkat SMP.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tiga fase, yaitu berfikir (thingking), berpasangan

(pairing), dan berbagi (sharing).

2. Aktivitas yang diamati yaitu mengemukakan pendapat/ide, bertanya, mengisi lks saat Think, bekerjasama dengan teman saat Share, bertukar

informasi, mempresentasikan hasil diskusi

3. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan

nilai yang diperoleh dari hasil pretest, posttes dan N-gain pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

4. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan

VIII C semester ganjil SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung

F. Kerangka Pikir

Materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup

(9)

perkembangan dan mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia. Karakteristik pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Pada

Makhluk Hidup ini adalah membahas keterkaitan antara proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Agar Kompetensi dasar tersebut dapat tercapai, maka

hendaknya pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman langsung, seperti yang termuat dalam standar isi KTSP SMP.

Pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain,

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ide. Dengan demikian siswa dapat berlatih

untuk menggali dan mengolah informasi dari berbagai sumber, siswa dapat berlatih untuk menghargai pendapat orang lain, dan menumbuhkan

kepercayaan diri, serta saling membantu. Dengan adanya interaksi dalam

kelompok secara tidak langsung dapat membantu siswa untuk beraktivitas secara maksimal. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Belajar yang

maksimal akan meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran yang dipelajari.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat

(10)

Keterangan :

X = Variabel bebas (penerapan model pembelajaran TPS). Y1 = Variabel terikat (aktivitas belajar siswa).

Y2 = Variabel terikat (penguasaan materi)

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

1. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model TPS

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model TPS

dalam meningkatkan aktivitas belajar.

2. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi siswa

yang menggunakan model pembelajaran TPSdalam metode diskusi. H1: Ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi siswa yang

menggunakan model pembelajaran TPS dalam metode diskusi.

Y1

X

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Beberapa ahli memberi pendapat mengenai pembelajaran kooperatif diantaranya adalah Eggen and Kauchak (dalam Trianto 2007 : 42) dan (Djamarah dan Zain,1996 : 63) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berarti pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasari oleh falsafah homo socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.

(12)

Arends (dalam Trianto 2007 : 47) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan

4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan Tanya-jawab (Ibrahim dalam Trianto, 2007 : 45). Selanjutnya Ahmadi (2005 : 63) menuliskankan bahwa :Keunggulan kooperatif adalah: (1) Melatih keterampilan intelektual, (2) Siswa terlibat secara langsung, (3) Saling tukar menukar informasi, (4) Melatih komunikasi dan keterampilan kerjasama. Kelemahan metode kooperatif (1) Latar belakang pengetahuan kematangan harus sama, (2) Menyita waktu lama, (3) Tergantung dengan kesiapan guru dalam menyiapkan diskusi, (4) Menuntut kesanggupan guru untuk mengontrol secara teliti keterlibatan siswa.

(13)

Ada empat prinsip kerja dari TPS yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif. Empat prinsip kerja itu adalah sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif diantara siswa sehingga siswa mampu belajar dari siswa lain.

2. Tanggung jawab individual

Setiap siswa bertanggung jawab pada gagasannya karena akan dipaparkan pada pasangannya dan pada seluruh kelas.

3. Partisipasi yang seimbang

Setiap siswa akan mempunyai kesempatan yang sama untuk berbagi (mengemukakan pendapatnya) dengan pasangannya dan pada seluruh kelas.

4. Interaksi bersama

Semua siswa akan aktif dalam mengemukakan pendapat dan

mendengarkan sehingga menciptakan interaksi tingkat tinggi. Hal ini akan menciptakan pembelajaran yang aktif jika dibandingkan dengan cara Tanya jawab yang sudah biasa dilakukan oleh guru, dimana hanya satu atau dua siwa saja yang aktif (Anonim, 2001 : 1).

TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar tercipta suatu pembelajaran yang kooperatif yang dapat meningkatkan penguasaan akademik dan keterampilan siswa. Prosedur pembelajaran yang digunakan dalam TPS ini dapat

(14)

mandiri, tanggung jawab terhadap kelompok, kerjasama dengan kelompok kecil, dan dapat menghidupkan suasana kelas (Nurhadi dan Senduk, 2004: 67).

TPS dapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Waktu berfikir akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan jawaban. Siswa akan dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lebih berkaitan. Jawaban yang dikemukakan juga telah difikirkan dan didiskusikan. Siswa akan lebih berani mengambil resiko dan mengemukakan jawabannya di depan kelas dan karena mereka telah “mencoba” dengan pasangannya. Proses pelaksanaan TPS akan membatasi munculnya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran karena siswa harus mengemukakan pendapatnya, minimal pada pasangannya (Lyman, 2002 : 2).

Menurut Nurhadi dan Senduk (2004 : 67) tahapan-tahapan dalam TPS dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Thinking (berfikir)

Guru mengajukan pertanyaan/permasalahan yang berkaitan dengan materi yang baru dipelajari, kemudian memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk memikirkan jawabannya secara mandiri dalam 1 menit.

2. Pairing (berpasangan)

(15)

3. Sharing (berbagi)

Guru membimbing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi secara bergantian. Sampai sekitar seperempat kelompok menyampaikan pendapat. Pada tahap ini seluruh kelompok dapat mendengarkan pendapat yang akan disampaikan oleh perwakilan tiap kelompok. Kelompok yang menyampaikan pendapatnya harus bertanggung jawab atas jawaban dan pendapat yang disampaikan. Pada akhir diskusi guru memberi tambahan materi yang belum terungkapkan oleh kelompok diskusi.

Singkat dan padatnya aktivitas pada masing-masing tahapan membuat siswa benar-benar merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan

permasalahannya, hal ini memberikan nilai yang positif seperti yang diungkapkan oleh Suardi dalam Sardiman (2005: 17) yang menyatakan bahwa pembatasan waktu merupakan salah satu hal yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan tugas belajarnya. Pembelajaran kooperatif tipe TPS juga dapat mengatur dan mengendalikan kelas secara keseluruhan, serta memungkinkan siswa untuk mempunyai lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu. Selain itu dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa dapat mempertimbangkan apa yang telah dijelaskan dan dialaminya selama pembelajaran (Trianto, 2007: 61).

Kelebihan tipe TPS menurut Lendman dan Dowling (2004: 1) adalah sebagai berikut:

(16)

2. Para siswa menjadi lebih mungkin berperan dalam diskusi

3. Para siswa akan lebih banyak yang diinvestasikan dan tertarik akan percakapan sebab mereka semua mengambil bagian di dalam menjawab, tidak hanya satu orang siswa yang mengangkat tangan mereka saja.

Think Pair Share juga memiliki kelemahan. Menurut Lie (2002: 46), kelemahannya yaitu: (1). Banyak kelompok yang melapor dan perlu

dimonitor, (2) Lebih sedikit ide yang muncul, (3) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas adalah segala usaha yang mengarah pada perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang terarah dan yang diharapkan. Dalam kegiatan

pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses

(17)

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:24) aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambahan (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut :

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara kogkret sehingga menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Hamalik menyatakan (dalam Hanafiah dan Suhana, 2009:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi dalam kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

(18)

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat strategi, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:260) adalah sebagai berikut :

(19)

2. Faktor eksternal meliputi hal-hal seperti: guru sebagai pembina belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa disekolah, dan kurikulum sekolah.

C. Penguasaan Materi

Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003:23). Sedangkan Awaluddin (2008:1) menyatakan bahwa materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Penguasaan merupakan

kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga bersifat dinamis (Arikunto, 2003:115).

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008:115). Menurut Piaget (Oktarina, 2008:18) pertumbuhan intelektual manusia terjadi karena adanya proses kontinyu yang menunjukkan equilibrium dan disequilibrium, maka dapat disimpulkan bahwa yang

(20)

hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000:67-68) ada enam ranah kognitif yang terdiri atas:

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan memahami arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Menurut M. Syah (1995:132) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kognitif sebagai berikut :

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani mereka.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni keadaan/kondisi disekitar mereka.

(21)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung

pada November 2012 semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Dwi

Warna Panjang Bandar Lampung pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara

acak (cluster random sampling) (Margono, 2005:127).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain

pretest-postest kelompok non ekuivalen. Pada desain penelitian ini kelompok

eksperimen (VIIIA) diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran Think

pairs and share dan kelompok kontrol (VIIIB) diberi perlakuan metode

diskusi. Pembelajaran pada kelompok kontrol disesuaikan dengan rencana

PBM guru mata pelajaran biologi kelas VIII pada materi Pertumbuhan dan

(22)

kelompok kontrol mendapat pretest-postest sehingga struktur desainnya

sebagai berikut:

Kelas pretes perlakuan postes

Keterangan: I1 = kelasThink pairs and share; X = perlakuan eksperimen

(dengan menggunakan model pembelajaran Think pairs and share); I2 = kelas

kontrol; C = perlakuan kontrol (dengan menggunakan metode diskusi); O1 =

pretest; O2 = posttest (modifikasi dari Hadjar. 1999:335).

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non- ekuivalen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi

ke sekolah.

b.Mengadakan observasi ke sekolah tempat di adakannya penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

d.Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari bahan kajian kelompok,

dan soal test formatif berupa soal pretest-postest.

f. Membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar berupa lembar

observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.

Kelas pretes perlakuan postest I1 O1 X O1

(23)

g.Membentuk siswa diskusi yang bersifat heterogen berdasarkan nilai

akademik siswa atau nilai kognitifnya, 3 siswa dengan nilai tinggi, 3

siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap

siswa terdiri dari 5 orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai diperoleh dari

dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TPS untuk kelompok eksperimen dan model pembelejran

konvensional untuk kelompok kontrol. Penelitian ini direncanakan

sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai

berikut:

Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran TPS

a. Pendahuluan

 Siswa mendengarkan informsi mengenai indikator/tujuan pembelajaran yang dismpaikan guru.

Siswa menerima lembar soal pretes untuk mengukur kemampuan awal (pertemuan I) .

 Siswa diberi apersepsi dan motivasi oleh guru.

Apersepsi

o Pertemuan I : “Mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat berubah menjadi kecambah?Apa yang terjadi pada kedelai

(24)

o Pertemuan II : “Manusia ada yang berbadan gemuk dan ada yang berbadan kurus, Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”.

Motivasi :

o Pertemuan I; “Guru memberikan penegasan, bahwa terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada biji kedelai tersebut,

yang ditandai dengan tumbuhnya akar, bakal batang dan bakal

daun. Untuk itu kita perlu mempelajari tentang pertumbuhan

dan perkembangan pada tumbuhan, hewan dan manusia”.

o Pertemuan II : “Guru memberikan penegasan, bahwa pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar

seperti halnya makanan merupakan faktor luar yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan yang mengakibatkan seseorang

gemuk dan kurus. Untuk lebih memahami lagi kita perlu

mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan “.

b. Kegiatan Inti

 Siswa mendengarkan penjelasan tahapan pembelajaran dengan menggunakan model TPS yang disampaikan oleh guru.

 Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara singkat oleh guru.

(25)

 Siswa berpasangan (pairing) dengan teman sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya, jawaban, atau gagasan

atas pertanyaan yang ada dalam LKS selama 5 menit untuk tiap

soal.

 Siswa mengemukakan (sharing) hasil diskusinya di depan kelas.  Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi.

 Guru memberikan respon terhadap jawaban siswa dengan menambahkan materi yang belum diungkapkan siswa.

 Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

c. Penutup

 Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi pelajaran.  Siswa mengerjakan postes (pertemuan II).

Kelas kontrol (Metode Diskusi)

a. Pendahuluan

 Siswa menerima lembar soal pretes untuk mengukur kemampuan awal (pertemuan I).

 Siswa diberi apersepsi dan motivasi oleh guru.

Apersepsi

o Pertemuan I : “Mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat berubah menjadi kecambah?Apa yang terjadi pada kedelai

tersebut?”.

(26)

Motivasi :

o Pertemuan I; “Guru memberikan penegasan, bahwa terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada biji kedelai tersebut,

yang ditandai dengan tumbuhnya akar, bakal batang dan bakal

daun. Untuk itu kita perlu mempelajari tentang pertumbuhan

dan perkembangan pada tumbuhan, hewan dan manusia”.

o Pertemuan II : “Guru memberikan penegasan, bahwa pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar

seperti halnya makanan merupakan faktor luar yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan yang mengakibatkan seseorang

gemuk dan kurus. Untuk lebih memahami lagi kita perlu

mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan “.

o Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

 Siswa menerima informasi dari guru bahwa pada pembelajaran ini akan dilakukan dengan metode diskusi kemudian akan

dipresentasikan di depan kelas.

 Siswa mendengarkan penjelasan materi secara singkat yang disampaikan oleh guru.

 Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

(27)

 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

 Guru memberikan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.

 Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

c. Penutup

 Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi pelajaran.

Siswa menjawab soal postes (pertemuan II)

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a. Penguasaan Materi

Jenis data penguasan materi berupa data kuantitatif yang diperoleh dari

nilai pretest dan postest pada materi pokok Pertumbuhan dan

Perkembangan dengan menggunakan soal pilihan jamak. Kemudian

dihitung selisih antara nilai pretest dengan postest, sehingga diperoleh

N-gain. Selisih tersebut disebut sebagai N- gain. N-gain kemudian

diolah dan dianalisis secara statistik.

b. Aktivitas Belajar Siswa

Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari

lembar observasi aktivitas siswa

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

(28)

Data kognitif berupa nilai pretest-postest diambil pada setiap

pertemuan. Nilai pretest diambil sebelum pembelajaran baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai

postest diambil setelah pembelajaran baik pada kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol. Sebelum soal-soal tes diujikan, terlebih

dahulu dilakukan analisis validitas dan reliabilitas soal.

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa

yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses

pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan

dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan

aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam

pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai

berikut:

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan :

A. Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja).

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

(29)

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

B. Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan

C. Bekerjasama dengan teman

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan teman tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

3. Bekerjasama teman sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota teman (diam saja).

2.Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan ekosistem dalam LKS.

3.Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran Think Pair

Share atau pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan.

E. Mempresentasikan hasil diskusi

1.Siswa kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2.Siswa kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

(30)

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang TPSyang telah dilaksanakan.

Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3

pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju

seperti pada Tabel 3.

Tabel 2. Pernyataan angket siswa terhadap model TPS

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi pokok pertumbuhan dan perkembangan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3 Model pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKS.

6 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

7 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol

dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan

dua varians (homogenitas) data:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

(31)

฀ Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal ฀ Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b. UjiKesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS

versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

฀ Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya>

0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya <

0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata

(32)

Uji Perbedaan Dua Rata-rata

฀ Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol.

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

Uji hipotesis dengan ujiMann-Whitney U

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

1) Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak sama

2) Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig< 0,05

Dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009:166).

2. Data Kualitatif

a. Aktivitas siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung

persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan

(33)

1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:

Persentase = x 100%

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa

sesuai kriteria pada Tabel 3

Tabel 3. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa

Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100 (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17).

b. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan TPS

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui

penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri

dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengolahan data

angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan

ketentuan pada Tabel 4.

2) Tabel 4. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan 1 Skor 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan

klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran

(34)

frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan

pernyataan angket.

Tabel 5. Data angket tanggapan siswa terhadap TPS

No.

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

4) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap

penggunaan model TPS (Hastriani, 2006:43)

Tabel 6 . Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap TPS

(35)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TPS lebih tinggi daripada yang menggunakan metode diskusi.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPSberpengaruh secara

signifikan terhadap penguasaan materi oleh siswa.

3. Penguasaan materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup oleh

siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih

tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode diskusi.

4. Sebanyak 88% siswa memberikan tanggapan positif terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe TPS

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi guru atau peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran TPS

hendaknya meminta siswa agar mengumpulkan lembar jawaban

masing-masing siswa pada saat tahapan Thinking untuk mengetahui kemampuan

(36)

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga guru hendaknya sebelum melaksanakan proses

(37)

DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh

ANA SEPTIANA FATMAWATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(38)

DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

ANA SEPTIANA FATMAWATI 0743024005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(39)

xvii

Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat... 8

2. Desain pretes-postes kelompok non- ekuivalen... 20

3 Grafik rata-ratapretes, postes,dan N-gainpenguasan materi siswa... 38

4. Data peningkatan aktivitas belajar siswa... 40

5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator pengetahuan... 41

(40)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)... 9

B. Aktifitas Belajar Siswa... 14

C. Penguasaan Materi ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur Penelitian... 20

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data... 25

F. Teknik Analisis Data... . 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

(41)

xiv

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan J.T. Prasetya .2005 Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung

Anderson, L. K., David. P., C. Kathleen, M. Ricard, P. Paul, R. James, dan W. Merlin. 2000.A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: New York

Anonim. 2001.Think Pair Share. Google.Networked Learning Community.13 desember 2011.http://www.eazhul.org.uk/nlc/think,pair,share.htm. Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Ariansyah. 2009.Penguasaan Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia Oleh

Siswa Pada Penggunaan Animasi Multimedia Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Awaluddin, A.2008.materi ajar.http://andhysastera.blogspot.com.

BSNP. 2006.Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran .Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B. dan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Depdiknas. 2003.Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009.Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hamalik, O. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

(43)

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Ibrahim., M. R. Fida., M. Nur dan Ismono. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Lendman, C., dan C. Dowling. 2004.Think-Pair-Share (T-P-S). Dalam http://www.cmscribe.com/SiteData/rfb_d/media/pair.pdf. (21 Februari 2012)

Lie, A. 2002.Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. PT Grasindo. Jakarta

Lie, A. 2004.Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. PT Grasindo. Jakarta

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf.

Lyman. 2002.Strategies For Reading Comprehension Think-Pair-Share. Cooperative Learning Community. Jones, Raymon C. Reading Quest. Org. http://curry.Edschool.virginia.edu/go/readquest/strat/tps/html (28 desember 2011).

Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta. Nurhadi. B.Y. dan A.G. Senduk. 2004.Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan

Jawaban).Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Gramedia. Jakarta.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rosmaini, S., S. Evi., dan N. L Mariani. 2004.Penerapan Pendekatan Struktural ThinkPairShare ( TPS ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada Pokok Bahasan

(44)

Sardiman. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek.Nusa Media. Bandung.

Syah, M. 2004.Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Trianto. 2007.Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Trianto. 2010.Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

(45)

xv

Tabel Halaman

1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 26

2. Pernyataan angket siswa terhadap model TPS ... 28

3. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa... 31

4. Skor perjawaban angket ... 31

5. Data angket tanggapan siswa terhadap TPS ... 32

6. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap TPS... 32

7. Hasil peningkatan penguasaan materi siwa... 34

8. Hasil uji tN-gainpenguasaan materi pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol... 34

9. Data rata-rata N-gainsetiap indikator hasil belajar kognitif siswa pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol... 35

10. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 36

11. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS... 37

12. Tes awal, akhir, dan N-Gain Kelas eksperimen... 70

13. Tes awal, akhir, dan N-Gain Kelas Kontrol... 72

14. Data Nilai Per Indikator Kelas Eksperiment... 74

15. Data Nilai Per Indikator Kelas Kontrol... 75

16. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan I kelas eksperimen... 77

17. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan I kelas kontrol... 79

18. Data nilai LKS pertemuan I dan II kelas eksperimen... 81

19. Data nilai LKS pertemuan I dan II kelas kontrol... 82

20. Hasil uji normalitas tes awal eksperimen dan kontrol... 83

(46)

xvi

24. Hasil Statistik Uji Normalitas Tes akhir Kelas Eksperimen dan

Kontrol... 87

25. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians dan Kesamaan Dua Rata-Rata Tes akhir... 88

26. Hasil Uji Normalitas N-GainKelas Eksperimen dan Kontrol... 89

27. Hasil Uji Normalitas N-GainKelas Eksperimen dan Kontrol... 90

28. Hasil Uji Perbedaan dua rata-rata N-Gain... 90

29. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata N-Gain indikator Pengetahuan... 93

30. Hasil Uji Perbedaan dua rata-rata N-Gain... 94

31. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata N-gain pemahaman... 95

32. Hasil Uji Perbedaan dua rata-rata N-gain Pemahaman... 96

33. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata N-Gain indikator Penerapan... 96

(47)

vi 1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Arwin Achmad, M. Si _____________

Sekretaris :Pramudiyanti, S.Si., M.Si. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Darlen Sikumbang M.Biomed _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(48)

v

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Dwi Warna Panjang Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : Ana Septiana Fatmawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024005

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si

(49)

x

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

(kecuali) bila mereka sendiri mengubah keadaannya...

(Q.S. Ar-Ra d, 13:11)

Semangat itu bagaikan matahari yang mengutarakan cintanya dan

rembulan yang melukiskan kata-kata dalam cahanya

(Ana Septiana Fatmawati)

Cara yang paling baik untuk menghadapi masa depan ialah dengan seluruh

tenaga, semangat dan kecakapan melaksanakan pekerjaan yang Anda hadapi

sekarang, sesempurna-sempurnanya

(Sir William Osler).

Lakukanlah yang justru kamu takuti, karena yang kamu takuti itu

adalah hal yang akan membuat kamu berhasil

(50)
(51)

vii Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ana Septiana Fatmawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024005 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang menyatakan

(52)

ix

rahmat, berkah, dan hidayah yang selalu dilimpahkan selama ini. Dengan segenap kerendahan hati teriring rasa syukur yang tak henti- henti.

Dengan penuh cinta ku persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang terkasih yang selalu mengasihiku.

Kepada Bapak (Suroso) dan ibuku (Watini)

Terima kasih tiada henti untuk kasih sayang sepanjang masa yang takkan mungkin kutemui di tempat lainnya.

Kepada adik-adikku, Ari Wibowo, Diah Ayu Ratna Sari, Andi Suwandana dan Deswara Eko Prasetyo

Terima kasih untuk semua keceriaan yang tercipta selama ini.

Kepada para Pendidikku

Terima kasih telah membimbingku, semoga semua ilmu yang diberikan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

(53)

viii

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9 September 1989 anak pertama dari lima bersaudara buah cinta dari pasangan bahagia Bapak Suroso dan Ibu Watini.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dwi Warna pada tahun 1994. Sekolah Dasar di SD Dwi Warna diselesaikan tahun 2001. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2004. Dan Sekolah Menengah Atas di SMA Taman Siswa Teluk Betung yang diselesaikan tahun 2007.

(54)

xi

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala rahmat dan limpahan berkahNYA sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share(TPS) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pokok Pertumbuhan Dan Perkembangan Makhluk Oleh Siswa Kelas VIII SMP Dwi Warna Panjang TP 2012/2013“

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung

sekaligus pembahas, terima kasih atas saran dan masukannya kepada penulis. 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing Akademik dan pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, masukan dan arahannya selama ini.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis. 5. Cucu Syamsudin, S.Pd.I. (alm), selaku Kepala sekolah SMP Dwi Warna

(55)

xii

sehingga mampu menghantarkan aku menjadi seperti sekarang ini.

7. Adik-adikkku tercinta Ari Wibowo, Diah Ayu Ratna Sari, Andi Suwandana, dan Deswara Eko Prasetyo yang telah memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

8. Keluarga Kecilku Enjelina, S.Pd, Heni Liana Sari, S.Pd, Riza Tresya Merta, S.Pd., Tryana Retno Dewi. Terima kasih karena kalian telah memberikan motivasi dalam hidupku.

9. Teman-teman seperjuangan Aditya Prayoga, S.Pd, Aria Seprinda, S.Pd, Antun Sutarya, S.Pd, Eli Suryani, S.Pd , Ema Rochmaniar, S.Pd, I Gede Suliwan, S.Pd, M. Robidin Syah, S.Pd, Rini Hardianti Afifah, S.Pd, Yeni Erikania, S.Pd.

10. Ufendi, terima kasih untuk semangatnya, semoga kamu bisa menjadi salah satu jalanku menuju surga, Amin….

11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2007, 2006, 2005, 2008 dst, terimakasih untuk semuanya.

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Gambar

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non- ekuivalen.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.  Kriteria persentase aktivitas belajar siswa
Tabel 5.  Data angket tanggapan siswa terhadap TPS

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Pemakai Kredit Barang Keliling (Mindring) Di. Dukuh Pundung Tegal Sari Kelurahan Manjung Kecamatan

This research aimed to find out: the description of long distance caring pattern applied to the adolescents in SMA Negeri 1 Girimarto; the adolescent

Penyusunan skripsi dengan Judul &#34;Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang akan Datang (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public)&#34;..

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Dalam menyampaikan pesan tentang arti pentingnya dua anak lebih baik yang merupakan anjuran pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonoharjo, para

4.3 Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Pemanfaatan software SIPRUS Sebagai Media Penelusuran Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta

[r]

Determinasi residu triklorfon dalam tubuh ikan nila selama 96 jam menunjukkan peningkatan cukup tinggi dengan rata-rata peningkatan 0.0033 mg/kg (Tabel 2), berbeda