• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I

SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/2013 Oleh

RIZKI YULIANDRA

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar meluncur dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan bantuan teman, dan siklus kedua dengan penggunaan alat bantu botol.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita di atas dilakukan

dengan menetapkan standar-standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan di antaranya standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.

(3)

lingkungan. Faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran adalah sarana dan media belajar yang digunakan.

Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah satunya yaitu renag dan salah satu dasar belajar renang yaitu meluncur.

Meluncur adalah teknik dasar yang harus dikuasai sebelum berlanjut untuk belajar berenang, caranya adalah berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan telapak kaki menempel pada dinding kolam, Kedua tangan lurus dan bungkukkan badan ke depan, kemudian tolakkan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong ke dalam sikap mengapung dan meluncur.

(4)

pada saat siswa melakukan gerak dasar meluncur siswa masih belum bisa menerapkan keterampilan gerak dasar dengan benar,ini disebabkankarena kurangnya alat bantu

pembelajaran yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa melakukan pembelajaran keterampilan gerak dasar meluncur sehingga hasil belajar siswa masih rendah.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa melakukan keterampilan gerak dasar meluncur.

2. Kurangnya penggunaan alat bantu pembelajaran dalam proses pembelajaran meluncur. 3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar meluncur.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ”.

(5)

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah keterampilan gerak dasar meluncur dapat ditingkatkan melalui alat bantu

pembelajaran bagi siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pengunaan alat bantu pembelajaran dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasar meluncur bagi siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2102/2013.

2. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meluncur bagi siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2102/2013.

3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak dasar meluncur bagi siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2102/2013.

F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji upaya peningkatan pembelajaran renang salah satunya gerak dasar meluncur.

(6)

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar meluncurdan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar meluncur.

c. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meluncur.

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran teknik meluncur.

G. Ruang Lingkup Penelitian.

Obyek penelitian : Memberikan peningkatan keterampilan gerak dasar meluncurdalam pembelajaran renang.

(7)
(8)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional.

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan

jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakikatnya

adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami

sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru

dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar

kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :

“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan

perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

(9)

memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak,

maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran renang dan salah satu

gerak dasarnya adalah meluncur. Meluncur merupakan suatu keterampilan yang mampu

mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan

kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal.

B. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman

tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan

pengetahuan.

Menurut Oemar Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution,

1994:2):

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang

belajar, baik aktual maupun potensial

b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yangberlaku yang

relatif lama.

(10)

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi

antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan,

ketrampilan dan sikap.

Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa;

“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:

“Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne

berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara

berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

1. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu

dan dalam prosesnya melibatkan SSP, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama

peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan

informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan

menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan

realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari

(11)

gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik

pangkalnya. (Prof. Drs. Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan

tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Gerak dasar dalam renag dan salah satu teknik dasarnya adalah meluncur adalah

keterampilan gerak yang dilakukan baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu

mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.

2. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk

mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan

untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat

memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan

dimengerti oleh siswa.

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran

merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya

menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan

pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan

sebaik-baiknya.

3. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat

(12)

ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang

melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang digunakan untuk

memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas

misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor “adalah keterampilan

yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk

badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif adalah

keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun

dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk

koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

4. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang

ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur

gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan

(1998)mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat

latihan atau pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan

motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif

permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar

motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman

yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.

(13)

a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini

peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian

harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik

melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi

permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik

untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan

penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono

mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik

telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga

mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur

unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

5. Alat bantu pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk

merancang pengajaran (Husdarta, 2000:35). Isi yang terkandung di dalam alat bantu

pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan

instruksional. Sebagai contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat

proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan

(14)

Kalau kita amati tidak ada alat bantu pembelajaran yang baru saat ini. Yang ada hanya

pengembangan dari model-model pendekatan seperti pendekatan induktif dan deduktif,

atau pendekatan langsung dan tidak langsung.

Ada dua pengaruh implementasi suatu alat bantu pembelajaran terhadap perubahan

siswa yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung. Mengetahui kedua jenis

pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat memperkirakan pengunaan alat

bantu pembelajaran.

Dan alat bantu pembelajaran yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah dengan

bantuan teman dengan cara dipegang tangannya, dengan menggunakan botol air minum

mineral ukutan 1,5 liter sebanyak dua buah dan dikat menjadi satu.

C. Renang

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang

adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang"

yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya.[1] Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang

menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab

Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan

hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis

(15)

Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Dan sampai

sekarang renang menjadi olahraga yang popular diseluruh dunia. Dan salah satu teknik dasar

adalah meluncur.

1. Meluncur

Meluncur adalah teknik dasar yang harus dikuasai sebelum berlanjut untuk belajar

berenag, caranya adalah :

 Berdiri didalam kolam,

 bungkukan badan kedepan sehingga posisi wajah didalam air,

 lengan lurus ke depan,

 sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan telapak kaki menempel pada

dinding kolam,

 kemudian tolakkan kaki yang menempel pada dinding sekuat mungkin sehingga

meluncur kedepan dan posisi kedua tangan, badan,dan kedua kaki lurus sejajar

diatas permukaan air dalam sikap meluncur.

(16)

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu “hupo” ( sementara ) dan “thesis” (pernyataan

atau teori) karena merupakan pernyataan sementara yang masih lemah keberadaanya,

hipotesis dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan

yang harus dicari pemecahanya. Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 71 ) hipotesis adalah

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti

melalui data yang terkumpul.

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melaui

penelitian ilmiah, berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut : Dengan alat bantu pembelajaran, gerak dasar meluncur siswa

(17)

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di

kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian

tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan,(1) Penelitian

menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang

menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu

gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam

penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas

dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas

dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang

pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula.

Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

(18)

2

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan

beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan,

pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral

adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993)dalam buku (Arikunto 1991:105)

Keterangangambar di atas:

 Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

(19)

3

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

oleh suatu tindakan.

 Refleksi

adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

 Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila

tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai dua siklus (dua

kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian merencanakan

kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling

berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus

penelitian sebelumnya.

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA I SMA

Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 36

orang.

D. Tempat dan Waktu

(20)

4

Di kolam Mekar Jaya Kemiling

b. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian dua minggu dan terdapat

dua siklus (dua kali pertemuan).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham

dalam Muhajir (1997;58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK

dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi

untuk memecahkan masalah yang dihadapi”

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar

meluncur.

Format Lembar Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Meluncur

(21)

5

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya

data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian

dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatifuntuk melihat

kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

%

 bungkukan badan kedepan sehingga posisi wajah didalam air,

 lengan lurus ke depan,

 sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan telapak kaki menempel pada dinding kolam,

kemudian tolakkan kaki yang

menempel pada dinding sekuat mungkin

 sehingga meluncur kedepan dan posisi kedua tangan, badan,dan kedua kaki lurus sejajar diatas permukaan air dalam sikap meluncur.

(22)

6

Keterangan:

P: Presentase keberhasilan

F: Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar

N: Jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Meluncur

1.Siklus Pertama a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,

penutup.

2. Menyiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi

tindakan.

3. Menyiapkan siswa untuk pembelajaran

b. Tindakan

1. Siswa dijelaskan terlebih dahulu tentang teknik meluyncur dalam

setelah itu siswa diberi cuntoh gerakan yang benar dan siswa disuruh mencoba terlebih dahulu.

2. Siswa melakukan gerak dasar meluncur dengan dibantu oleh

temannya dengan cara dipegangi tanganya sambil ditarik mundur.

3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian dan

berulang-ulang.

(23)

7

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan

waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua

2. Siklus kedua

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

penjaskesmeluncur.

2. Menyiapkan alat bantu berupa botol air minum mineral ukutan 1,5

liter sebanyak dua buah dan dikat menjadi satu serta instumen

yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan

mengobservasi tindakan.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dipinggir kolam sesuai denga jumlah alat yang

disiapkan.

2) Siswa melakukanketerampilan gerak dasar meluncurdengan alat

yang disediakan secara bergantian dan berulang ulang.

3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.

4) Siswa melakukan nettingdengan benar.

(24)

8

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan

waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase

keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

d. Refleksi

1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes meluncur dan

(25)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA 1

SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/21013

(Skripsi)

OLEH

RIZKI YULIANDRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(26)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Gerakan Meluncur ... 15

Gambar2 :model siklusmenurutKemmis&Mc Taggart ... 18

Gambar3 :BaganProsentaseNilai ≥ RK dan<RK DisitiapSiklus ... 28

(27)

i

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 7

B. Belajar ... 8

C. Renang ... 14

D. Hipotesis ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17

G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur ... 22

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 29

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 29

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 32

B. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(28)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 21 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur

Pada Tes Awal ... 25 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur

Pada Tes Siklus 1 ... 26 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur

Pada Tes Siklus 2 ... 27 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

(29)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Gerakan Meluncur ... 15

Gambar 2 : model siklus menurut Kemmis & Mc Taggart ... 18

Gambar 3 : Bagan Prosentase Nilai ≥ RK dan <RK Disitiap Siklus ... 28

(30)

34

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung:

Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta

Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lutan Rusli dan Agung Suherman.(2000). Perencanaan Pembelajaran

Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

Masnun Dadang, (1987) Biomekanik Olahraga Penggalan 2, Jakarta FPOK IKIP

Jakarta.

Muhajir, 2003.Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira.

Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan

Peneliti Pemuda.

Rusyan, Tabrani. 1989. Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :

(31)

35

Sajoto M, (1989) Pembinaan Dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga,

Dahara Prize: Semarang.

Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang.Jakarta : Depdikbud

Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons

Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes.

Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES.

____, 2008. Panduan UmumUniversitasLampung. Bandar Lampung:

(32)

36

(33)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 21 2. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeluncur

PadaTes Awal ... 25 3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeluncur

PadaTesSiklus 1 ... 26 4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeluncur

PadaTesSiklus 2 ... 27 5. DeskripsiHasilPenelitianTindakanKelas (PTK) PembelajaranGerak

(34)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Meluncur Melalui Alat

Bantu Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs Suranto, M.Kes. Selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembahas atau penguji utama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SMA Budaya Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa kelas XI IPA I tahun Pelajaran 2012/2013.

9. Siswa-siswi kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013,

terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Sahabat sekaligus saudaraku Aditya Gumantan serta teman teman yang telah banyak membantu, Beli Nesha, Ishaq Geri, Agatha, Wiwid, CGB, Hendrik, Lingga, Listiono, Silvi, Itek, Ardian, Koko, Mangmol, dan Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 S1 Penjaskes UNILA, ayo selesaikan program S1 secepatnya. Semangat.

(35)

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis

(36)

32

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan menggunakan bantuan teman dalam melakukan gerak dasar

meluncur pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak

dasar meluncur pada siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Dengan menggunakan alat bantu botol dalam melakukan gerak dasar

meluncur pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak

dasar meluncur pada siswa kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar

(37)

33

3. Untuk siswa Kelas XI IPA I SMA Budaya Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar

meluncur.

2. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih

Gambar

Gambar 1. Gerak dasar meluncur
Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993)dalam buku (Arikunto 1991:105)

Referensi

Dokumen terkait

Sebab, saya khawatir, Umar akan murka kepada kita.” Mereka lantas menyampaikan usulan tersebut kepada Hafshah seraya memintanya untuk bertanya kepada Umar, yakni tentang

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang proses komunikasi politik antar fraksi dalam penyusunan UU Pilkada, pengaruh komunikasi politik antar

Eriyanto, Analisis Isi (Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya), Cetakan ke-1, Kencana Prenada Media Group,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah melakukan pemeriksaaan terhadap PNS di

pengawasan, motivasi individu untuk menggunakan internet, dan kurangnya kemampuan individu untuk mengontrol perilaku (Artani dan Atika Dian, 2015). Kesimpulan

Insektisida mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita, bukan hanya untuk perlindungan hasil pertanian saja, akan tetapi untuk mencegah penyebaran hama

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasulullah Saw., Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut

Analisis hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat intensitas kerja pada anak-anak yang bekerja di sektor informal tersebut yaitu sebagian besar terdiri dari jumlah