• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI NUBAN

LAMPUNG TIMUR

Oleh

GRACIA GESTI NAWANGSASI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler tari di SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur yang berjumlah 20 siswa yang tediri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data observasi berperan serta yaitu observasi pengamatan secara langsung, wawancara, dan dokumentasi. Instrument penelitian

menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi, panduan penilaian aktivitas siswa, panduan penggunaan media video, dan panduan penilaian tes praktik.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Objek Penelitian ... 6

1.6Subjek Penelitian ... 6

1.7Tempat Penelitian ... 6

1.8Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Media Pendidikan... 7

2.2 Pembelajaran ... 11

2.2.1 Tujuan Pembelajaran ... 11

2.2.2 Strategi Pembelajaran ... 12

2.3 Kemampuan ... 17

2.4 Kegiatan Ekstrakulikuler ... 18

2.5 Tari ... 20

2.6 Tari Bedana ... 22

2.6.1 Sejarah Tari Bedana ... 22

(7)

2.6.3 Busana Tari Bedana ... 24

2.6.4 Ragam Gerak Tari Bedana ... 26

2.6.5 Gambar Ragam Gerak Tari Bedana ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Pendekatan Penelitian ... 40

3.2 Sumber Data ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Observasi Berperan Serta ... 41

3.3.2 Wawancara ... 42

3.3.3 Dokumentasi ... 42

3.4 Instrumen Penelitian ... 42

3.4.1 Panduan Observasi ... 43

3.4.2 Panduan Wawancara ... 43

3.4.3 Panduan Dokumentasi ... 43

3.4.4 Panduan Tes Praktik ... 43

3.4.5 Panduan Non Tes ... 47

3.5 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Sejarah SMP Negeri 1 Batanghari Nuban ... 52

4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ... 52

4.1.2 Situasi Umum Pengelolaan Sekolah ... 53

4.1.3 Data Siswa dan Data Guru ... 54

4.1.4 Sarana dan Prasarana... 54

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Laporan Hasil Penelitian ... 55

4.2.2 Penyajian Data ... 79

4.3 Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya juga dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 1994: 3).

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peranan penting bagi manusia dalam pembentukan akhlak, pola pikir agar manusia itu sendiri dapat hidup sesuai dengan norma-norma agama, adat, dan budaya yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Pendidikan membentuk manusia menjadi berkembang ke arah yang lebih baik. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan seluruh

kemampuan, potensi dan bakat yang terdapat dalam dirinya secara maksimal. Pendidikan juga mampu meningkatkan martabat hidup seseorang.

(9)

yang penting dalam mempertahankan budaya yang telah ada sejak dahulu. Salah satu cara mempertahakan kebudayaan dalam pendidikan, yaitu dengan adanya pengenalan kesenian dalam mata pelajaran seni budaya di sekolah. Adanya mata pelajaran seni budaya di sekolah akan sangat membantu generasi muda untuk ikut serta mempertahankan kebudayaan daerah setempat. Seni tari juga merupakan kebudayaan yang juga harus dipertahankan, terutama seni tari tradisional daerah setempat yang juga telah ada.

Supaya para siswa dapat belajar secara optimal perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang dapat memotivasi keberhasilan para peserta didik. Dalam perkembangan dunia yang semakin maju, pendidikan sangat erat dikaitkan dengan hadirnya teknologi yang semakin modern, alat bantu pendidikan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Maka untuk meningkatkan kemampuan menari siswa, digunakan media video.

Media Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Progam video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa (Daryanto, 2011:80).

(10)

peraga atau media belajar, misalnya dalam bentuk tercetak, alat-alat yang dapat dilihat (media video), alat yang dapat didengar (media audio), dan alat-alat yang dapat didengar dan dilihat (audio- visual), serta sumber-sumber masyarakat yang dapat dialami secara langsung.

Mata pelajaran seni budaya dalam dunia pendidikan, khususnya seni tari dapat masuk dalam pembelajaran intrakulikuler yaitu proses belajar formal di dalam mata pelajaran, dan juga dalam pembelajaran ekstrakulikuler yaitu proses belajar di luar mata pelajaran. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran untuk

mempelajari seni tari bisa ditambahkan didalam proses belajar mengajar diluar jam sekolah dengan melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler..

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalan susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdiknas, 2004:4).

Dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa akan lebih memantapkan kebentukan keperibadian dan pengembangan bakat dan kemampuan yang ada dalam dirinya.

Tari adalah seni, maka walaupun substansinya adalah gerak, tetapi gerak-gerak di dalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia (Sudarsono, 16).

(11)

Rakyat adalah jenis tari tradisional yang tumbuh, hidup dan berkembang, pada suatu kelompok masyarakat tertentu, dan tarian itu hidup serta menjadi milik kelompok masyarakat tersebut (Widia Pekerti, 2002: 1.49).

Tari Bedana adalah tari tradisional daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika, yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Firmansyah dkk, 1996:3) Tari Bedana merupakan salah satu tari yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur dan diikuti oleh siswa kelas VIII.

(12)

paling tidak mengenal salah satu tarian yang berasal dari daerah Lampung. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan media pendidikan yaitu media video untuk membantu siswa dalam mempelajari tari bedana. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran Tari Bedana Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu

Bagaimana penggunaan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

(13)

b. Mahasiswa seni tari agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan tentang penggunaan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

1.5 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstarakulikuler tari Bedana di SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

1.6 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakulier tari dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.

1.7 Tempat Penelitian

Tempat dari penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur, yang beralamatkan di Komplek Perumahan Transpamen ABRI Juraiwira Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur.

1.8 Waktu Penelitian

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pendidikan

Media pedidikan memiliki pengertian alat bantu proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas, dan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Azhar Arsyad, 1997:11).

Menurut Daryanto (2011: 11), fungsi media dalam proses pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyaksikan benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau,

dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda atau peristiwa sejarah.

2. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya maupun terlarang.

3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang

sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan. 4. Mendengarkan suara yang ditangkap dengan telinga secara langsung.

(15)

6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.

7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah atau diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang benda yang ditelitinya.

8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model, ataupun foto, siswa dapat dngan membandingkan dua benda yang berbeda.

9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.

10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. 11. Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara

langsung.

12. Melihat bagian-bagian yanhg tersembunyi dari suatu alat.

13. Melihat ringkasan daru suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama.

14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak.

15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minatm dan temponya masing-masing.

2.1.1 Media Video

(16)

secara sekuensial. Progam video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa.

Kelebihan media video menurut Arief S, dkk (1986:74) antara lain: 1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainnya.

2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis.

3. Demonstrasi yang sulit bisa disiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru memusatkan perhatian pada penyajiannya. 4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak. 6. Keras lemah suara yang bisa diatur dan disesuaikan bila disisipi komentar

yang akan didengar.

7. Gambar bisa dibekukan untuk diamati dengan sesama. 8. Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikan.

Kelemahan media video menurut Daryanto (2011:81) adalah sebagai berikut: 1. FineDetails

Video tidak dapat menampilkan objek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.

(17)

Video tidak dapat menampilkan objek dengan ukuran yang sebenarnya. Oleh karena itu, objek yang ditampilkan harus selalu disertai objek lainnya sebagai pembanding.

3. Third Dimention

Gambar yang diproyesikan oleh video berbentuk dua dimensi. Untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasi dengan mengatur pengambilan gambar, letak property, atau pengaturan cahaya.

4. Opposition

Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

5. Setting

Kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap di antara kerumunan banyak orang akan sulit di tebak keberadaanya. Oleh karena itu, penulis naskah harus jelas menuliskan dimana objek itu berada.

6. Material Pendukung

Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

7. Budget

Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk membeli atau menyewa peralatan dan tenaga pendukung lainnya.

Program video dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir

(18)

2.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 2009: 57).

2.2.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran yang menjadi pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar. Kunci dalam rangka menetukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang

diinginkan. (Hamalik, 1994: 76) Kriteria tujuan pembelajaran:

(19)

diukur dan diamati;

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki.

Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Tujuan

merupakan tolok ukur terhadap keberhasilan pembelajaran (Hamalik, 1994: 78).

2.2.2 Strategi Pembelajaran

Ada 4 strategi pembelajaran yang pantas disajikan dan diketahui oleh guru/ calon guru, yaitu:

1. Pembelajaran Penerimaan (reception learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendekatan ini dapat disebut dengan proses informasi. Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan menjadi strategi ekspositif, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut:

a. Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau demonstrasi yang praktis.

b. Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa. c. Menmyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

prinsip umum sebagai latihan.

d. Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi senyatanya (Hamalik, 1994: 131).

(20)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner. Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi inquiry-discovery. Langkah-langkah pokok strategi ini ialah:

a. Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk

melakukan tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut.

b. Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab-akibat dengan cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa.

c. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan.

d. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja dipelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata (Hamalik, 1994: 132).

3. Pembelajaran penguasaan (mastery learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori

(21)

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

a. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok;

b. Memberi tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran;

c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif;

d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu (Hamalik, 1994: 133).

4. Pembelajaran Terpadu (unit learning)

Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan salah satu unit adalah Marrison. Pendekatan pembelajaran terpadu (atau pengajaran unit) berpangkal pada teori psikologi Gestalt.

(22)

Langkah-langkah melaksanakan strategi pengajaran unit ialah:

a. Mengorientasikan siswa kepada masalah/topik yang akan dipelajari dalam kelas, secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan;

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan

mengumpulkan informasi (kelompok atau mandiri) untuk memecahkan masalah;

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan informasi dalam praktik penerapan di lapangan;

d. Mengadakan diskusi dan pembuatan laporan sebagai kegiatan kulminasi; e. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa, baik oleh guru,

mandiri, dan kelompok;

e. Membicarakan tindak lanjut untuk kegiatan unit selanjutnya (Hamalik, 1994: 134).

Proses pembelajaran dikelas, aktivitas siswa sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar. Melalui aktivitas siswa, pengajar dapat mengetahui aktif atau tidaknya siswa saat mengikuti proses belajar mengajar dikelas.

Jenis-jenis aktivitas belajar antara lain:

a. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

(23)

c. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

e. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

g. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengiingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotical Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (Sardiman, 2001:101).

(24)

Aktivitas ini mengharuskan siswa untuk secara baik memperagakan tari Bedana yang telah dijelaskan dan didemostrasikan sebelumnya oleh guru.

2.3 Kemampuan

Dijelaskan dalam kamus Bahasa Indonesia (1976: 628), kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti bisa, sanggup, melakukan sesuatu. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dan melakukan sesuatu. Dan seseorang dikatakan mampu apabila ia melakukan sesuatu yang harus dilakukan itu.

Menurut Sekarningsih (2006:73), kemampuan yang diperlukan dalam seni tari adalah:

1. Kemampuan Mengingat

Kemampuan seseorang untuk menghapalkan gerak tari yang akan

dibawakannya, baik itu dari segi susunannya, posisinya (pola lantai), musik iringannya, maupun hal-hal lainnya untuk kepentingan sebuah pertunjukan tari. Kemampuan mengingat ini bisa dilatih melalui proses yang terus dilakukan berdasarkan teknikkdan karakteristik yang akan diungkapkannya. Sudah

barang tentu usaha ini harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan keyakinan, bahwatarian tersebut dapat dikuasai dengan baik.

2. Kemampuan Kreatif

(25)

disekolah, kemampuan kreativitas ini merupakan salah satu unsur pokok yang harus dihasilkan oleh peserta didik, tentu atas dorongan dan peran serta guru dalam proses interaksi belajar mengajarnya. Masalahnya adalah bagaimana guru dapat memberikan stimulus kepada para siswa, sehingga mereka dapat mengekspresikan segala kemampuan yang dimilikinya. Sudah barang tentu modal utama adalah guru yang berkompeten dan memiliki pemahaman akan tujuan pendidikan tari bagi para siswa disekolah.

2.4 Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan dengan program kulikuler (Depdiknas, 2004: 4).

Kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat kemampuan dan keterampilan dalam upaya pembinaan pribadi, mengenal hubungan antar mata pelajaran dalam kehidupan masyarakat. Tujuan ini mengandung makna bahwa kegiatan

ekstrakulikuler berkaitan erat dengan proses belajar mengajar (Depdiknas, 2004: 5).

Dijelaskan dalam buku yang diterbitkan oleh Depdiknas (2004: 7), rambu-rambu penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(26)

Kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan tidak boleh lepas dengan mata pelajaran. Artinya walaupun bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan itu terkait erat dengan lingkungan, namun tetap harus mengacu pada mata pelajaran.

2. Susunan Program Pengajaran

Guru mata pelajaran dalam menyusun program pengajaranm hendaknya selain menyusun program kulikuler yang memuat materi-materi dari suatu mata pelajaran akan disajikan hendaknya juga menyusun program kulikuler. 3. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan yaitu:

a. Pendekatan terpadu, yaitu suatu kegiatan ekstrakulikuler mencakup/ terkait dengan beberapa mata pelajaran

b. Pendekatan mandiri, yaitu satu kegiatan ekstrakulikuler hanya mencakup/ terkait dengan satu mata pelajaran.

4. Metode

Untuk menentukan/memilih metode kegiatan ekstrakulikuler yang tepat perlu diperhatikan/dipertimbangkan:

a. Tujuan, dengan memperhatikan aspek afektif. b. Perkembangan usia siswa.

c. Kodisi lingkungan dan waktu.

d. Dana yang tersedia atau mungkin tersedia. e. Sarana yang dapat mendukung

5. Waktu dan Tempat

(27)

a. Waktu

1. Hari libur sekolah, nasional dan agama, terutama kegiatan

ekstrakulikuler yang bersifat optimasi misalnya lomba, pertandingan, penjelajahan, wisata dan sejenisnya.

2. Memperhatikan kalender pendidikan. 3. Memperhatikan musim.

4. Tidak merepotkan siswa/orang tua. b. Tempat

Dalam meimilih/ menentukan tempat perlu diperhatikan: 1. Mudah dijangkau

2. Terjamin keamanannya

3. Memperhatikan keselamatan dan kesehatan

4. Memperhatikan peraturan yang berlaku, termasuk adat setempat 5. Menyenangkan

6. Tidak menyulitkan siswa/orangtua. 6. Dana dan Sarana

Kegiatan ekstrakulikuler dapat dilakukan secara keseharian sebagai upaya pembiasaan, semua itu memerlukan dana dan prasarana secara khusus.

2.5 Tari

(28)

Seni tari merupakan bagian dari betuk seni, dan seni (kesenian) merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan seni lainnya, karena di dalam seni tari terdapat unsur seni lain yang

menunjang pada keberadaan seni tari. Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia (Sekarningsih 2006: 3).

Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat keindahan unsur gerak, ketepatan irama, dan espresi atau yang sering disebut dengan wiraga, wirama, dan wirasa (Mustika, 2012: 22)

a. Wiraga: raga atau tubuh, yaitu gerak sampai kepala, merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan gerak tubuh yang tepat. b. Wirama: ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang

harmonis. Seberapa lama tarian yang ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama.

c. Wirasa: tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak.

Menari adalah dorongan jiwa manusia sejak anak-anak dalam

(29)

2.6 Tari Bedana

Tari Bedana merupakan tari tradisional daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupaan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon katanya tari Bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun

geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan (Firmansyah dkk, 1996:3).

2.6.1 Sejarah Tari Bedana

Diperkirakan tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari ini dikenal dengan tari Zapin atau Japen. Sedangkan didaerah Sumatera Selatan dan Bengkulu dikenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari Dana-dini (Firmansyah dkk, 1996:3).

(30)

Secara tradisional, musik dan tari sangat erat hubungannya, keduanya saling membutuhkan karena keduanya mempunyai Foto yang sama, yaitu dorongan dan naluri ritmis manusia.

Dalam bentuknya yang paling dasar, bunyi atau suara untuk mengiringi tari dapat dihasilkan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk tangan, hentakan kaki atau bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan ada kalanya menggunakan teriakan-teriakan (vokal) atau lagu-lagu (Firmansyah dkk, 1996: 4).

Dalam perkembangannya, musik pengiring tari dapat terpisah dan menemukan bentuk ekspresinya sendiri sebagai musik, sehingga tarian dan musik menjadi dua bentuk kesenian yang masing-masing saling mem-butuhkan. Hubungan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan ritme dan ekspresi diantara musik dan tari (Firmansyah dkk, 1996: 5)

Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai adalah :

1. Alat musik gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah

Lampung yang penggunaannya dengan cara dipetik. Senar gambus berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang dominan, yang biasanya mengiringi lagu-lagu tari Bedana seperti lagu selimpat, pe-nayuhan, dan lain-lain. 2. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk meng-iringi tari

bedana dan lagu-lagu tradisional.

(31)

Alat musik pengiring tambahan biasanya dipakai gong kecil bahkan untuk lebih semaraknya dapat pula dipakai alat-alat musik modern, seperti : Biola, Accordion, dan lain-lain (Firmansyah dkk, 1996:6).

2.6.3 Busana Tari Bedana

Tari Bedana mempunyai dan menggunakan busana tari dan aksesoris khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikemukakan agar pemakaian busana tari Bedana dapat diseragamkan dan memliki identitas tersendiri. Dengan demikian pemakaian busana tari Bedana di seluruh provinsi Lampung diharapkan sama. Hal ini akan membedakan busana tari Bedana daerah lain di Indonesia.

Menurut Firmansyah, dkk ( 1996:11) berikut adalah busana wanita dan busana pria yang dikenakan untuk tari Bedana:

1. Busana Wanita

a. Penekan rambut

b. Belattung tebak/sanggul malang c. Gaharu kembang goyang/sual kira d. Kembang melati/kembang melur e. Subang giwir/anting-anting f. Buah jukum/bulan temanggal g. Bulu serattei/bebitting

h. Gelang kano/gelang bibit i. Kawai kurung

(32)

2. Busana Pria

a. Baju Teluk Belanga/Belah Buluh b. Kain bidak/betumpel

c. Bulu serattei/bebitting

(33)

2.6.4 Ragam Gerak Tari Bedana

[image:33.595.108.516.231.671.2]

Dijelaskan dalam buku Mengenal Tari Bedana (Firmansyah,dkk, 1996:21), berikut adalah beberapa macam ragam gerak tari Bedana.

Tabel 2.1. Uraian Ragam gerak tari Bedana

No Nama Ragam

Gerak Hit Kaki Tangan Kepala

1. Tahtim 1

2 3 4 5 6 7 8 Kaki kanan

melangkah ke depan. Kaki kiri melangkah ke depan.

Kaki kanan

melangkah ke depan. Mundur kaki kiri balik badan ke kiri.

Langkah kaki kanan. Kaju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri.

Maju kaki kiri badan merendah.

(34)

No Nama Ragam

Gerak Hit Kaki Tangan Kepala

2. Khesek Gantung

1

2 3

4

Langkah kaki kanan ke depan.

Langkah kaki kiri. Ayun kaki kanan dan geser ke samping kanan.

Tarik kaki kanan merapat dengan kaki kiri (angkat). Gerakan tangan berkelai. Pandangan ke depan. Tengok ke samping kanan. Pandangan kembali ke depan.

3. Khesek Injing 1 2

3

4

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri.

(35)

No Nama Ragam

Gerak Hit Kaki Tangan Kepala

4. Jimpang 1

2 3 4 5 6 7 8

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Mundur kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Mutar kaki kiri ke samping kiri. Diikuti kaki kanan, balik mutar ke kanan. Angkat kaki kiri, samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit.

Gerakan tangan kimbang/ mengayuh. Pandangan ke depan (mengiuti arah gerakan kaki).

5. Humbak

Moloh Hitungan 5,6,7,8 kebalikan dari hitungan 1,2,3,4. 1 2 3 4

Kaki kanan ke samping kanan. Kaki kiri ke samping kanan (mengikuti kaki kanan).

(36)

No Nama Ragam

Gerak Hit Kaki Tangan Kepala

6. Ayun 1

2 3 4

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Angkat (ayun) kaki kiri. Gerakan tangan kimbang Pandangan ke depan.

7. Gantung 1

2

3

4

Angkat/ayun kaki kiri.

Merendah/ kaki kanan.

Angkat/ayun kaki kiri.

(37)

No Nama Ragam

Gerak Hit Kaki Tangan Kepala

8. Belitut 1

2 3 4 5 6 7 8

Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan. Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan. Maju kaki kanan. Silang kaki kiri ke kanan, badan di putar. Mundur kaki kanan. Ayun kaki kiri ke depan. Gerakan tangan berkelai kimbang. Pandangan ke depan (mengikuti gerak kaki).

9. Gelek 1

2 3 4 5 6 7 8

Ayun angkat kaki kanan.

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Mundur kaki kiri. Langkah kaki kanan ke samping kiri. Silang kaki kiri ke kanan.

(38)

2.6.5 Gambar Ragam Gerak Tari Bedana

1. Tahtim

[image:38.595.108.498.156.580.2]

Gambar 2.1. Pose Ragam gerak Tahtim hitungan 8 (Foto, Gracia Gesta:13)

(39)

2. Khesek Gantung

[image:39.595.124.518.114.535.2]

Gambar 2.2 Pose Ragam Gerak Khesek Gantung hitungan 3 dan hitungan 4 (Foto, Gracia Gesta:13)

Gerakan khesek gantung pada hitungan ke 3 sikap badan tegak, kepala

(40)

3. Khesek Injing

[image:40.595.125.516.114.566.2]

Gambar 2.3 Pose Ragam Gerak Khesek Injing hitungan 3 dan hitungan 4 (Foto, Gracia Gesta:13)

(41)

4. Jimpang

[image:41.595.124.517.110.561.2]

Gambar 2.4 Pose Ragam Gerak Jimpang hitungan 3 dan hitungan 4 (Foto, Gracia Gesta:13)

(42)

5. Humbak Moloh

[image:42.595.124.514.110.514.2]

Gambar 2.5 Pose Ragam Gerak Humbak Moloh hitungan 1 dan hitungan 2 (Foto, Gracia Gesta:13)

Gerakan humbak moloh pada hitungan ke 1 kaki kanan melangkah ke samping kanan arah pandangan ke depan, gerakan tangan berkelai yaitu tangan kiri menyiku di depan dada dan tangan kanan di samping kanan badan. Hitungan ke 2 kaki kiri di gerakkan ke samping kanan (mengikuti kaki

kanan), arah pandangan ke depan, dan gerakan tangan kanan berganti

(43)

6. Ayun

[image:43.595.125.516.104.541.2]

Gambar 2.6 Pose Ragam Gerak Ayun hitungan 3 dan hitungan 4 (Foto, Gracia Gesta:13)

Gerakan ayun pada hitungan ke 3, kaki melangkah ke kanan dan pada

hitungan ke 4, angkat (ayun) kaki kiri, posisi badan menghadap ke kanan, dan pandangan melihat ke kanan depan.

(44)

7. Gantung

[image:44.595.125.522.107.521.2]

Gambar 2.7 Pose Ragam Gerak Gantung hitungan 1 dan hitungan 3 (Foto, Gracia Gesta:13)

(45)

8. Belitut

[image:45.595.125.523.109.516.2]

Gambar 2.8 Pose Ragam Gerak Belitut hitungan 5 dan hitungan 6 (Foto, Gracia Gesta:13)

(46)

9. Gelek

[image:46.595.125.523.101.522.2]

Gambar 2.9 Pose Ragam Gerak Gelek hitungan 1 dan hitungan 6 (Foto, Gracia Gesta:13)

Gerakan gelek pada hitungan ke1, angkat (ayun) kaki kanan rata-rata air, badan tegap menghadap ke depan, tangan kanan disikukan di depan dada dan tangan kiri di letakkan di samping kiri badan.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu (Margono, 2010: 8). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif . Dengan metode ini penulis ingin

memaparkan dan menganalisa data-data secara objektif serta menggambarkan penggunaan media video pada kegiatan ekstrakulikuler tari untuk

meningkatkan kemampuan menari Bedana sisawa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

Pendekatan deskriptif kualitatif adalah metode yang berusaha

(48)

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu kepala sekolah, guru pembimbing ekstrakulikuler dan 20 siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tari Bedana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi Berperan Serta (Participan Observation)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

(Margono, 2010: 158). Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dan dilakukan pencatatan-pencatatan pada pengamatan tersebut.

Dalam observasi berperan serta, dituntut keterlibatan dan keikut sertaan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamatai atau yang akan

digunakan sebagai sumber penelitian.

(49)

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah kegiatan dimana ada pertemuan antar dua orang untuk bertukar pikiran, informasi, dan ide melalui tanya jawab. Wawancara adalah salah satu cara yang dipakai untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. Untuk memperkuat data yang akan dianalisis maka wawancara dipersiapkan dan dilaksanakan secara matang serta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada guru pembimbing ekstrakulikuler dan siswa. Wawancara sebagai wahana strategis pengambilan data memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu (Endrawsara, 2003: 212).

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi catatan berupa tulisan, foto-foto/gambar terhadap proses kegiatan ekstrakulikuler tari bedana sampai dengan hasil evaluasi kemampuan menari Bedana siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

(50)

3.4.1 Panduan Observasi

Pengamatan yang digunakan dalam penelitian berisi tentang kejadian atau tingkah laku yang terjadi saat proses pembelajaran kegiatan ekstrakulikuler berlangsung. Catatan yang dibuat dalam penelitian ini adalah tentang apa yang dilihat dari hasil pengamatan secara langsung.

3.4.2 Panduan Wawancara

Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada guru pembimbing, dan siswa tentang materi penelitian. Alat bantu yang digunakan adalah handphone, kamera foto dan alat tulis.

3.4.3 Panduan Dokumen

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Alat bantu yang digunakan adalah kamera foto, handphone, buku, alat tulis, laptop.

3.4.4 Tes Praktik

(51)
[image:51.595.115.527.137.665.2]

Tabel 3.1 Instrumen Hasil Tes Evaluasi Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Tari Bedana.

No. Indikator Aspek Deskriptor Skor Skor

Maks. 1. Wiraga Teknik gerak 1. Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak tari Bedana dengan teknik yang benar.

2. Jika siswa mampu memperagakan 7 ragam gerak tari Bedana dengan teknik yang benar.

3. Jika siswa mampu memperagakan 5 ragam gerak tari Bedana dengan teknik yang benar.

4. Jika siswa mampu memperagakan 3 ragam gerak tari Bedana dengan teknik yang benar.

5. Jika siswa mampu

memperagakan <3 ragam gerak tari Bedana dengan teknik yang benar.

5 4 3 2 1 5

2. Wirama Kesesuaian dengan iringan musik

1. Jika siswa mampu

melakukan 9 ragam gerak tari Bedana sesuai dengan iringan musik.

(52)

No. Indikator Aspek Deskriptor Skor Skor Maks. 2. Jika siswa mampu

melakukan 7 ragam gerak tari Bedana sesuai dengan iringan musik.

3. Jika siswa mampu

melakukan 5 ragam gerak tari Bedana sesuai dengan iringan musik.

4. Jika siswa mampu

melakukan 3 ragam gerak tari Bedana sesuai dengan iringan musik.

5. Jika siswa mampu melakukan <3 ragam gerak tari Bedana sesuai dengan iringan musik.

4

3

2

1

5

3. Wirasa Ekspresi wajah

1. Jika siswa mampu

memperagakan 9 gerak tari Bedana dengan ekspresi wajah selalu tersenyum, terlihat tidak bingung dan tidak gugup.

2. Jika siswa mampu

memperagakan 7 gerak tari Bedana dengan ekspresi wajah selalu tersenyum, terlihat tidak bingung dan tidak gugup.

5

(53)

No. Indikator Aspek Deskriptor Skor Skor Maks. 3. Jika siswa mampu

memperagakan 5 gerak tari Bedana dengan ekspresi wajah tersenyum, kadang terlihat bingung dan terlihat gugup. 4. Jika siswa mampu

memperagakan 3 gerak tari Bedana dengan ekspresi wajah tersenyum, kadang terlihat bingung dan terlihat gugup. 5. Jika siswa mampu

memperagakan <3 geraktari Bedana tidak menggunakan ekspresi wajah tersenyum, terlihat bingung, dan terlihat gugup.

3

2

1

5

Skor Maksimal 15

(54)

3.4.5 Non Tes

[image:54.595.113.526.244.733.2]

Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan ekstrakulikuler dengan menggunakan media video.

Tabel 3.2 Lembat Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Aspek Deskriptor Skor Skor Maks.

1. Aktivitas Visual Semua siswa memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tari

Bedana. (20 siswa)

5

5 Sebagian besar siswa

memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (16 siswa)

4

Setengah dari siswa

memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (12 siswa)

3

Sebagian kecil siswa yang memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana.

(8 siswa)

2

Hanya beberapa siswa yang memerhatikan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana.

(<8 siswa)

1

2. Aktivitas Mendengarkan

Semua siswa mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tari

Bedana. (20 siswa)

(55)

Sebagian besar siswa

mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (16 siswa)

4

5 Setengah dari siswa

mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (12 siswa)

3

Sebagian kecil siswa yang mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (8 siswa)

2

Hanya beberapa siswa yang mendengarkan pada saat guru menjelaskan dan

mendemonstrasikan tari Bedana. (<8 siswa)

1

3. Aktivitas Motorik

Semua siswa dapat

memperagakan tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan. (20 siswa)

5

5 Sebagian besar siswa dapat

memperagakan tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan.

(16 siswa)

4

Setengah dari siswa dapat memperagakan tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan.

(12 siswa)

3

Sebagian siswa dapat memperagakan tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan.

(8 siswa)

2

Hanya beberapa siswa dapat memperagakan tari Bedana dengan baik sesuai dengan yang diajarkan.

(<8 siswa)

1

(56)
[image:56.595.113.525.112.448.2]

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Media Video

No Pengamatan Media Video P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 1. Video Jelas, dapat dilihat

oleh siswa

2. Audio Jelas, dapat didengar siswa

3. Penayangan Video sesuai dengan ruangan kelas 4. Pendengaran Audio sesuai

dengan ruangan kelas 5. Penayangan Video

dilakukan 1-2x 6. Penayangan Video

dilakukan lebih dari 2x 7. Penayangan Video menarik

perhatian siswa

Keterangan:

P1 = Pertemuan kesatu P5 = Pertemuan kelima P2 = Pertemuan kedua P6 = Pertemuan keenam P3 = Pertemuan ketiga P7 = Pertemuan ketujuh P4 = Pertemuan keempat P8 = Pertemuan kedelapan

(57)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema, atau kategori. Analisis data berarti mencoba memahami makna data. Analisis dilakukan sejak mulai diperoleh data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Mengamati satu persatu siswa-siswi kelas VIII dalam memperagakan tari Bedana.

2. Menilai penampilan satu persatu siswa tersebut berdasarkan pedoman penilaian yang telah ditentukan.

3. Memberi skor persiswa sesuai dengan indikator penilaian pada tabel 3.1, dan tabel 3.2

4. Memberi skor penilaian penggunaan media video pada table 3.3

5. Mendata hasil penilaian dengan cara skor masing-masing siswa per aspek. 6. Menentukan persentase tingkat kemampuan siswa peraspek dengan rumus:

X = Skor yang diperoleh siswa per aspek x 100% Skor maksimal per aspek

7. Menjumlah skor keseluruhan siswa dari semua aspek.

8. Menentukan presentase tingkat kemapuan siswa dari semua aspek dengan rumus:

(58)

9. Menyimpulkan hasil evaluasi siswa dengan menetapkan tingkat kemapuan gerak siswa berdasarkan tolok ukur pada tabel 3.4

Table 3.4 Tolok Ukur Penilain Kemapuan Memperagakan Tari Bedana

Interval Presentase Keterangan

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Kurang Sekali

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif pada bab IV, maka dapat disimpulkan dalam penelitian penggunaan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakuikuler tari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur adalah sebagai berikut. a. Penggunaan media video pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan

ekstrakulikuler tari memiliki kelebihan dan kekurangan saat proses belajar mengajar. Kelebihannya adalah siswa terbantu dengan adanya media video, karena mereka lebih tertarik dalam mempelajari tari Bedana yang sebelumnya belum pernah diketahui, dan mempermudah mereka dalam mempelajari sembilan ragam gerak yang terdapat dalam tari Bedana. Kekurangannya adalah keterbatasan jarak pandang siswa dan tayangan video, karena hanya yang duduk didepan yang mampu melihat tayangan video secara jelas. b. Jumlah skor rata-rata keseluruhan kemampuan memperagakan tari Bedana di

(60)

dalam tingkat kemampuan cukup. Skor rata-rata kemampuaan memperagakan tari Bedana untuk tiap-tiap indikatornya adalah sebagai berikut.

1. Tingkat kemampuan memperagakan tari Bedana di SMP Negeri 1

Batanghari Nuban berdasarkan indikator wiraga pada aspek teknik gerak termasuk dalam kriteria baik yaitu dengan nilai 75;

2. Tingkat kemampuan memperagakan tari Bedana di SMP Negeri 1 Batanghari Nuban berdasarkan indikator wirama pada aspek kesesuaian dengan iringan musik termasuk dalam kriteria baik yaitu dengan nilai 77; 3. Tingkat kemampuan memperagakan tari Bedana di SMP Negeri 1

Batanghari Nuban berdasarkan indikator wirama pada aspek ekspresi wajah termasuk dalam kriteria cukup yaitu dengan nilai 70;

Berdasarkan hasil diatas maka kesimpulan bahwa penggunaan media video dapat mempermudah proses pembelajaran tari Bedana, sehingga siswa lebih tertarik untuk mempelajari tarian yang sebelumnya belum dipelajari. Kemampuan menari siswa dengan menggunakan media video pada pembelajaran tari Bedana dalam kegiatan ekstrakulikuler tari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Nuban Lampung Timur dengan nilai rata-rata 74 dan termasuk dalam kriteria cukup yaitu pada interval 60%-74%.

5.2 Saran

(61)

1. Kepada guru seni budaya khususnya guru seni tari untuk tetap menggunakan alat bantu belajar yaitu media video karena dapat membantu siswa dalam mempelajari tarian yang akan dipelajari.

(62)

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera:

Bandung.

Depdiknas. 2004. Peningkatan Keimanan Dan Ketaqwaan Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler. Depdiknas: Jakarta.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Firmansyah, Junaidi, dkk. 1996. Mengenal Tari Bedana. Gunung Pesagi: Bandar Lampung.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Mustika, I Wayan. 2012. Tari Muli Siger. PT. Anugrah Utama Raharja: Bandar

Lampung.

Sadiman, Arief, dkk. 2006. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sekarningsih, Frahma Rohayani, Heni. 2006. Kajian Lanjurtan Pembelajaran Tari

dan Drama. UPI Press: Bandung.

Sekarningsih, Frahma Rohayani, Heni. 2006. Pendidikan Seni Tari dan Drama. UPI Press: Bandung.

Gambar

Tabel 2.1. Uraian Ragam gerak tari Bedana
Gambar 2.1. Pose Ragam gerak Tahtim hitungan 8
Gambar 2.2 Pose Ragam Gerak Khesek Gantung hitungan 3 dan hitungan 4
Gambar 2.3 Pose Ragam Gerak Khesek Injing hitungan 3 dan hitungan 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib untuk ikut serta dalam program Jamsostek, seperti yang terjadi pada Asuransi Kecelakaan Kerja bagi

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016.. Skripsi, Fakultas Keguruan

4.6 Menggambarkan tindak tutur untuk menyatakan karakteristik atau sifat orang dan benda (décrire une personne ou une chose) dengan memperhatikan fungsi sosial,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Perbedaan pengaruh strategi pembelajaran Missouri Mathematics Project dan Penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika.

Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh dari adanya mekanisme good corporate governance yang diproksikan melalui kepemilikan manajerial, proporsi komisaris

KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian adalah apakah ada hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu

Lembaga social yang ada di masyarakat bentuknya bermacam-macam seperti keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga politik, dan lembaga agama.

KING ABDULAZIZ UNIVERSITY FACUTY OF ENGINEERING Mechanical Engineering Department MEP 365: Thermal Measurements A - 3 Table 1 Experimental results Exp # Gage Pressure loading,

หากพิจารณาจากประวัติศาสตรพระพุทธศาสนาของไทย จะเห็นไดวา ในแตละยุค จะมีวรรณกรรมที่ เปนที่นิยมของชาวพุทธที่แตกตางกันออกไป