• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES

Oleh

Ardian Jufar Agung

Dalam suatu hubungan kerja antara perusahaan dan tenaga kerja, pihak tenaga kerja di dalam melaksanakan tugasnya akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang menyangkut tantangan dan risiko. Oleh karena itu, pengusaha sebagai pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan baik terhadap tenaga kerja maupun keluarganya. Pemerintah secara khusus telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek. Menurut Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib untuk ikut serta dalam program Jamsostek, seperti yang terjadi pada Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan di PT. Sugar Group Companies. Permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan hukum dalam perikatan asuransi Jamsostek, mekanisme kepesertaan program Jamsostek dan mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamsostek (Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group Companies.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Adapun pendekatan masalah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah studi terhadap peristiwa hukum

dengan pendekatan tinjauan yuridis (legal review). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier.

(2)

Ardian Jufar Agung

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993.

(3)

ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES

Oleh

ARDIAN JUFAR AGUNG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

3. Pihak-pihak dalam Asuransi Tenaga Kerja ... 14

4. Peristiwa Tidak pasti/Evenemen... ... ... 14

1. Pengertian Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 17

(5)

5. Jenis Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 21

6. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial ... Tenaga Kerja ... 23

7. Evenemen Asuransi Sosial Tenaga Kerja ... 25

D. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja... 26

E. Perlindungan Tenaga Kerja ... 27

1. Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja ... 27

2. Jenis dan Objek Perlindungan Tenaga Kerja ... 28

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 30

F. Gambaran Umum PT. Sugar Group Companies ... 31

1. PT. Gula Putih Mataram ... 32

2. PT. Sweet Indolampung ... 32

3. PT. Indolampung Perkasa ... 32

4. PT. Indolampung Distillery... 32

G. Kerangka Pikir ... 34

E. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 39

F. Pengolahan Data ... 40

G. Analisis Data ... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum dalam Perikatan Asuransi Jamsostek ... 41

1. Sejarah Perkembangan PT. Jamsostek ... 48

2. Visi dan Misi PT. Jamsostek ... 51

3. Aspek Hukum ... 52

B. Mekanisme Prosedur Kepesertaan Program Jamsostek ... 53

1. Syarat Kepesertaan Program Jamsostek ... 53

(6)

C. Prosedur Pengajuan Klaim Pada Jaminan Kecelakaan Kerja Karyawan

PT Sugar Group Companies terhadap PT Jamsostek ... 57

1. Syarat Pengajuan Klaim ... 57 2. Prosedur Pengajuan Klaim ... 58

V. SIMPULAN

A. Kesimpulan ... 62

(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Hj. Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum ………

Sekretaris/Anggota : Depri Liber Sonata, S.H.,M.H. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Lindati Dwiatin, S.H., M.H ………

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S.

NIP 19621109 198703 1 003

(8)

Judul Skripsi : Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT. Sugar Group Comapanies

Nama Mahasiswa : Ardian Jufar Agung

No. Pokok Mahasiswa : 0912011299

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Hj.Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum. Depri Liber Sonata, S.H.,M.H.

NIP 19650409 199010 2 001 NIP 19801016 200801 1 001

2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan

(9)

MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,

sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah 216)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

(10)

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur atas Ridho ALLAH SWT, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, serta perjuangan dan jerih payahku, aku persembahakan karya

kecil ini kepada:

Ayah (Suprianto, S.T.) dan Ibu (Endang Kuncahyowati, S.E.) atas segala pengorbanan, perhatian, kasih sayang, dan jerih payahnya, yang setiap sujudnya

(11)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1991 di Tanjung Anom.

Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Suprianto,

S.T., dan Ibu Kuncahyowati, S.E.

Peneliti menyelesaikan pendidikan, Sekolah Dasar di SD 02 Yapindo Gedung Meneng pada

tahun 1996-2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN Yapindo Gedung Meneng

pada tahun 2002-2005, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Sugar Group Bandar Mataram

pada tahun 2005-2008. Dengan mengikuti Ujian Masuk Langsung (UML) akhirnya peneliti

diterima di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada tahun 2009.

Selama mengikuti perkuliahan peneliti aktif mengikuti kegiatan organisasi sebagai Anggota

Himpunan Mahasiwa Hukum Perdata periode 2011-2012.

(12)

SA N WA CA N A

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT Sugar Group Comapanies”

sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Peneliti menyadari terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal tersebut

dikarenakan kurang dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

peneliti. Untuk itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti menyelesaikan skripsi ini tidak akan lepas dari bantuan, bimbingan dan

saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak DR. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

2. Bapak DR. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memotivasi,memberisaran, meluangkan waktu untuk memberikan

(13)

Motivasi yang diberikan merupakan faktor pemacu bagi peneliti;

4. Bapak Depri Liber Sonata, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah sabar dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, serta

petunjuk dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;

5. Ibu Lindati Dwiatin, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas I terima kasih atas

perhatian, masukan, kritik dan saran yang sangat berarti selama proses

penulisan skripsi ini;

6. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan saran dan masukan demi kebaikan penulisan skripsi ini;

7. Bapak Deni Ahmad, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan dan pengarahan kepada peneliti selama studi di Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

8. Seluruh dosen dan karyawan/wati Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti, serta

segala bantuannya selama peneliti menyelesaikan studi;

9. Staf keperdataan: Pak Tarno, Pak Dedi, dan Mba Siti atas segala bantuannya;

10.Kakak dan Adikku, Gigih Didut Baskoro, A.md., Dimas Rubianto, S.sos.,

serta Muhammad Umar Abdul Azis yang selalu memberiku semangat dan

motivasi untuk terus maju dan berdiri tegak;

11.Seluruh Sahabat-sahabat tercinta Indah Puspitarani, Muhammad Hafiz

Alfarizi, Junaidi, Prayogi Arif Hidayat, Noverdi Puja dan Margana Maha

Putera, Feni Ayu Novareza, yang telah menemani dan memberikan dukungan

kepada peneliti selama ini;

(14)

Sujana, Cindy, Yudi, Indra, Juli, Vina, Vita, Clara, Tyas, Gandhi, Amri, Toni,

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu peneliti

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada peneliti dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang

membacanya, khususnya bagi peneliti dalam mengembangkan dan mengamalkan

ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Mei 2013

Penulis,

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya tujuan dari pendirian suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

keuntungan, demi tercapainya kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan

kesejahteraan karyawannya. Beberapa faktor yang turut menunjang tercapainya

tujuan perusahaan adalah modal, tanah, alat-alat produksi, kewiraswastaan,

sumber daya alam dan sumber daya manusia atau tenaga kerja. Keberhasilan suatu

perusahaan bukan semata-mata ditentukan oleh besarnya modal yang dimiliki,

justru salah satu faktor yang sangat menentukan tercapainya tujuan suatu

perusahaan terletak pada sumber daya manusianya, yaitu tenaga kerja. Untuk itu

pembinaan dan pengembangan tenaga tenaga kerja harus diperhatikan, baik dari

segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya.

Dalam suatu hubungan kerja antara perusahaan dan tenaga kerja, pihak tenaga

kerja di dalam melaksanakan tugasnya akan selalu dihadapkan pada berbagai

persoalan yang menyangkut tantangan dan risiko. Oleh karena itu, pengusaha

sebagai pemilik ataupun sebagai pemimpin perusahaan mempunyai kewajiban

untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaaan baik terhadap tenaga kerja

(16)

2

antara lain kecelakaan kerja, cacat, sakit, tunjangan hari tua bahkan tunjangan

bagi keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia.

Untuk mencapai kesejahteraan tenaga kerja yang dapat mendorong tercapainya

tujuan perusahaan itu, diperlukan adanya penyelenggaraan jaminan sosial yang

layak bagi tenaga kerja. Pemerintah secara khusus telah mengeluarkan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang lebih

dikenal dengan sebutan Jamsostek. Untuk membantu pengusaha dalam

menjalankan kewajibannya terhadap tenaga kerja, Undang-undang tersebut

disahkan pada tanggal 17 Februari 1992. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992

selanjutnya di sebut UU Jamsostek.

Menurut Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib untuk ikut

serta dalam program jamsostek. Sedangkan pada Pasal 6 ditetapkan bahwa

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi jaminan kecelakaan kerja,

jaminan kematian, jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan.

Namun demikian, penyelenggaraan jamsostek ditentukan lebih lanjut pada jumlah

tenaga kerja atau jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja setiap

bulannya seperti yang telah ditetapkan pada peraturan pelaksanaan yaitu Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan jamsostek pada Pasal

2 angka 3 yaitu Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10

(sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah minimum Rp. 1.000.000,- (satu

juta rupiah) perbulan, wajib mengikutsertakaan tenaga kerjanya dalam

(17)

Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan

perubahan pada pasal 34 ayat 2, di mana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan.

Jamsostek atau jaminan sosial tenaga kerja adalah program pemerintah, untuk

memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja, guna menjaga harkat dan

martabatnya sebagai manusia, dalam mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam

hubungan kerja. Hubungan kerja tentunya membutuhkan perlindungan,

pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan .

PT. Sugar Group Companies yang merupakan salah satu pabrik Gula di Indonesia

tentunya juga ingin meningkatkan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan

kesejahteraan pekerjanya. Dalam hal ini bentuk perlindungan, pemeliharaan. dan

peningkatan pekerja pada PT. Sugar Group Companies diselenggarakan dalam

program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) demi peningkatan produktivitas

kerja dan peningkatan kesejahtraan pekerjanya. Pada awalnya tidak ada langkah

yang diambil untuk mengurangi kecelakaan kerja, karena apabila kecelakaan kerja

maka pengusaha mempekerjakan tenaga baru untuk pekerjaan tersebut. Lama

kelamaan seiring ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, maka membiarkan

korban tanpa menanggung kerugian bagi si-pekerja tersebut merupakan hal yang

tidak manusiawi. Akhirnya para pekerja meminta kepada pengusaha untuk

mengambil langkah guna menanggulangi masalah kecelakaan kerja yang terjadi.

(18)

4

penelitian dengan judul asuransi kecelakaan kerja bagi karyawan di PT Sugar

Group Companies

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah yang telah dikenakan diatas

sekiranya, maka perlu dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun

perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek?

b. Bagaimana mekanisme kepesertaan program Jamsostek?

c. Bagaimana mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT.

Jamsostek bagi karyawan PT. Sugar Group Companies?

Pokok Bahasan

a. Hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek (Persero)

b. Syarat kepesertaan program Jamsostek

c. Prosedur kepesertaan program Jamsostek

d. Syarat pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamasostek

(Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group

e. Prosedur pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamasostek

bagi karyawan PT. Sugar Group

(19)

Ruang lingkup penelitian meliputi: lingkup pembahasan adalah Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.

Sedangkan lingkup bidang ilmu bagian hukum keperdataan adalah Hukum

Asuransi.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok bahasan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek

(Persero)

b. Untuk mengetahui mekanisme kepesertaan program Jamsostek

c. Untuk mengetahui mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh

PT. Jamsostek (Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group Companies

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum

perdata khususnya Hukum Asuransi.

b. Kegunaan Praktis

(1) Sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu hukum dan pemecahan suatu

(20)

6

(2) Sumber acuan/referensi bagi praktisi hukum dalam mengemban tugas profesi

hukum, pengusaha dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan bisnis, dll pihak

yang membutuhkan.

(3). Sebagai referensi untuk penelitian mahasiswa selanjutnya.

(4). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Peransuransian adalah istilah hukum (legalterm) yang dipakai dalam

perundang-undangan dan Perusahaan Perasuransian.Istilah perasuransian berasal dari kata

“asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari

ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi” yang

berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya

yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi” diberi imbuhan per-an.

Maka muncullah istilah hukum “perasuransian”, yang berarti segala usaha yang

berkenaan dengan asuransi. Usaha yang berkenaan dengan asuransi ada 2 (dua)

jenis, yaitu:

(a) Usaha di bidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance business).

Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut Perusahaan Asuransi

(insurance company).

(b) Usaha di bidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang

(22)

8

menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut Perusahaan Penunjang

Asuransi (complementary insurance company)1

Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

tentang Perasuransian:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.2

Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan atau Wetboek van

Koophandel memberikan definisi tentang asuransi sebagai berikut:

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang

penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima

suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan

dideritanya karena suatu peristiwa yang tertentu.3

1

Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2006), hal.5.

2

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (PT Intermasa, Jakarta, 1979), hal.1. 3

(23)

Rumusan Pasal 1angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ternyata lebih

luas jika dibandingkan dengan rumusan Pasal 246 KUHD karena tidak hanya

melingkupi asuransi kerugian, tetapi juga asuransi jiwa. Hal ini diketahui dari

kata-kata bagian akhir rumusan, yaitu untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dengan demikian objek asuransi tidak hanya meliputi harta kekayaan, tetapi juga

jiwa/raga manusia.4

Asuransi merupakan suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang,

yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat

diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara

mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok.5

Asuransi adalah transaksi antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban

membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan

sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak

pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.6

Asuransi adalah suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji kepada

pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti

kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu

peristiwa yang belum pasti.7

4

Prodjodikoro, op. cit., hal. 11. 5

Muhammad Muslehuddin,Insurance and Islamic Law,Menggugat Asuransi Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum islam, (Jakarta,1999), hal.3.

6

Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), hal. 138.

7

(24)

10

Sedangkan dalam pandangan yang lain, asuransi dipahami sebagai suatu kemauan

untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai

(substitusi) kerugian-kerugian yang belum past.8

Asuransi dari berbagai sudut pandang yaitu dari sudut ekonomi, hukum, bisnis,

sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematiak, bahwa asuransi merupakan

bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima aspek tersebut.9

Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi risiko

dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya

kerugian keuangan (finansial). Dari sudut pandang hukum, asuransi merupakan

suatu kontrak kerja (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan

penaggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko

yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar

premi secara periodik kepada penanggung. Menurut pandangan bisnis, asuransi

adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa,

pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai

risiko (Sharing of risk) di antara sejumlah nasabahnya. Dari sudut pandang sosial,

asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko

dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang

mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dalam pandangan

matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan

8

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resik, (Jakarta,RajaGrafindo Persada,2000), hal.1. 9

(25)

biaya dan faedah pertanggungan risiko..Hukum probabilitas dan teknik statistik

dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.10

Asuransi adalah suatu persetujuan dalam mana pihak yang ditanggung untuk

menerima sejumlah premi mengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh

pihak yang ditanggung, sebagai akibat suatu peristiwa yang belum terang akan

terjadi.

Asuransi sebagai suatu persetujuan, di mana penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian karena

kehilangan, kerugian, atau tidak diperbolehnya keuntungan yang diharapkan, yang

dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.11

2. Klasifikasi Asuransi

a. Klasifikasi berdasarkan objek asuransi:

1) Asuransi kerugian

Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi yang

mempunyai nilai ekonomi dan dapat dihargai dengan uang. Benda asuransi

selalu berwujud, misalnya gedung pertokoan, rumah, kapal. Benda asuransi

selalu diancam oleh bahaya atau peristiwa yang terjadinya itu tidak pasti.

Ancaman bahaya itu mungkin terjadi yang mengakibatkan benda asuransi

dapat rusak, hilang dan musnah atau berkurang nilainya.

10

Ibid,hal.3 11

(26)

12

Benda asuransi berhubungan dengan teori kepentingan (interest theory). Menurut

teori kepentingan, pada benda asuransi melekat hak subjektif yang tidak

berwujud. Karena benda tersebut rusak, hilang dan musnah atau berkurang

nilainya maka hak subjektif juga dapat rusak, hilang dan musnah atau berkurang

nilainya. Dalam litelatur hukum asuransi hak subjektif ini disebut kepentigan.

Kepentingan itu bersifat absolut, artinya harus ada pada setiap objek asuransi dan

mengikuti kemana saja benda asuransi itu berada.

Menurut ketentuan Pasal 268 KUHD, kepentingan memilki beberapa kriteria yaitu

a) Harus ada pada setiap asuransi

b) Harus dapat dinilai dengan uang

c) Harus diancam oleh bahaya

d).Harus tidak dikecualikan oleh Undang-Undang artinya tidak dilarang oleh

Undang-undang atau tidak bertentangan dengan ketertiban umum/kesusilaan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa yang menjadi objek asuransi adalah benda yang

menjadi objek perjanjian asuransi kerugian dapat berupa benda asuransi yang

sifatnya berwujud dan kepentingan yang melekat pada benda asuransi.

2) Asuransi jumlah/Jiwa

Objek asuransi jiwa atau jumlah bukannya benda tetapi melainkan jiwa atau

raga manusia yang terancam peristiwa yang menjadi sebab kematian atau

kecelakaan dan kepentingan. Jiwa tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi

sejumlah uang dapat dijadikan ukuran pembayaran santunan jika terjadi

peristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan. Maka dalam asuransi

(27)

diasuransikan dalam bentuk premi yang harus dibayar oleh tertanggung dan

berapa ganti kerugian yang harus dibayar penanggung jika terjadi kematian

atau kecelakaan.

Penetapan sejumlah uang sebagai santunan hanya tujuan praktis yaitu

memudahkan perhitungan pembayaran santunan yang jumlahnya sudah ditetapkan

dalam perjanjian atau Undang-undang.

b. Klasifikasi berdasarkan sumber perikatan

1) Asuransi Sukarela

Asuransi sukarela adalah suatu perjanjian asuransi yang terjadinya

didasarkan kehendak bebas dari pihak-pihak yang mengadakannya. Hal ini

berarti timbulnya perjanjian tidak ada paksaan dari luar.

2) Asuransi Wajib Asuransi

Wajib merupakan jenis asuransi yang terbentuk oleh suatu ketentuan

perundang-undangan. Juga terdapat sanksi apabila asuransi yang dimaksud

tidak dilaksanakan.

Dengan demikian Asuransi Sosial Tenaga Kerja termasuk dalam asuransi sosial

(28)

14

3. Pihak-Pihak dalam Asuransi Tenaga Kerja

Dalam asuransi minimal terdapat 2 orang, yaitu penanggung dan tertanggung.

Penanggung adalah pihak yang menanggung beban resiko sebagai imbalan premi

yang diterimanya dari tertanggung. Maka penanggung berkewajiban mengganti

kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika evenemen matinya tertanggung, maka

penanggung wajib membayar santunan, atau jika berakhirnya jangka wktu

asuransi tanpa terjadi evenemen maka penanggung wajib membayar sejumlah

uang pengembalian kepada tertanggung.

Penanggung adalah perusahaan asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam

penanggulan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang

diasuransikan. Perusahaan asuransi jiwa merupakan badan hukum milik negara

atau milik swasta.

Selain 2 pihak tersebut, terdapat pihak ketiga yaitu disebut penikmat. Penikmat itu

dapat berupa orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau ahli waris tertanggung.

Munculnya penikmat ini terjadi evenemen meninggalnya tertanggung. Penikmat

tidak bertanggung jawab atas premi tetapi ia memperoleh manfaat. Artinya

asuransi dilaksanakan untuk kepentingan tetapi tidak atas tanggung jawabnya.

4. Peristiwa Tidak Pasti atau Evenemen

Evenemen atau peristiwa tidak pasti yang diadopsi dari bahasa Belanda yang mempunyai arti peristiwa terhadap dimana asuransi itu diadakan tidak dapat

dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi. Walaupun peristiwa itu sudah

pasti terjadi misalnya matinya seseorang, saat terjadinya itu pun tidak dapat

(29)

peristiwa itu sudah diketahui sebelumnya bahwa itu pasti terjadi atau sudah

diketahui saat terjadinya, tidak akan ada artinya dalam asuransi.12

B. Tinjauan Umum Perikatan 1. Pengertian Perikatan

Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

verbintenis”. Istilah perikatan ini lebih umum dipakai dalam literatur hukum di Indonesia. Perikatan artinya hal yang mengikat orang yang satu terhadap orang

yang lain. Hal yang mengikat itu menurut kenyataannya dapat berupa perbuatan.

Misalnya jual beli barang, dapat berupa peristiwa misalnya lahirnya seorang bayi,

matinya orang, dapat berupa keadaan, misalnya letak pekarangan yang

berdekatan, letak rumah yang bergandengan atau bersusun. Karena hal yang

mengikat itu selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat, maka oleh pembentuk

undang-undang atau oleh masyarakat sendiri diakui dan diberi akibat hukum.

Dengan demikian, perikatan yang terjadi antara orang yang satu dengan yang lain

itu disebut hubungan hukum( legal relation).

Jika dirumuskan, perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang

yang satu dengan orang yang lain karena perbuatan, peristiwa, atau keadaan. Dari

(30)

16

2. Dasar Hukum Perikatan

Dasar hukum perikatan berdasarkan KUHP perdata terdapat adalah sebagai

berikut.

a. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)

Undang-undang dalam Pasal 1233 mengatakan, bahwa tiap-tiap perikatan

dilahirkan, baik karena persetujuan, baik karena persetujuan, baik karena

undang-undang.13 Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUHPdt, yaitu

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang atau lebih lainnya.14

b. Perikatan yang timbul dari undang-undang

kalau dikatakan, bahwa undang-undang adalah sumber perikatan, maka yang

dimaksud disini adalah, bahwa lain dengan pada perjanjian yang melahirkan

perikatan, maka disini dapat lahir perikatan antara orang/pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya, tanpa orang-orang yang bersangkutan

menghendakinya atau lebih tepat, tanpa memperhitungkan kehendak mereka.

Bahkan bisa saja terjadi, bahwa perikatan timbul tanpa orang-orang/para pihak

melakukan suatu perbuatan tertentu; perikatan bisa lahir karena kedua pihak

berada dalam keadaaan tertentu atau mempunyai kedudukan tertentu.15

13

J.Satrio, Hukum Perikatan, (PT. Alumni,Bandung,1999), hal.38. 14

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (PT. Citra Aditya Bakti,Bandung,2000),hal.224.

15

(31)

C. Program Jaminan Sosial Tenaga kerja

1. Pengertian Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Program adalah rancangan kegiatan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang

akan dijalankan.16

Jaminan sosial merupakan asuransi wajib, karena itu setiap orang harus

memlikinya. Jaminan ini bertujuan supaya setiap orang mempunyai jaminan untuk

hari tuanya (old age). Hal ini bersifat memaksa misalnya dengan memotong gaji

tenaga kerja.17

Menurut UU Jamsostek Pasal 1 angka 1 jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai

penggantian sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan

sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa

kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa jamsostek merupakan suatu

rancangan kegiatan pertanggungan risiko yang dilakukan perusahaan khusus

dalam bidang ketenagakerjaan dengan maksud untuk memberikan jaminan

tunjangan bagi kedua belah pihak, yaitu pengusaha dan tenaga kerja.

Setiap pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang

atau lebih atau membayar upah kepada tenaga kerja setiap bulannya minimum RP.

1.000.000, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam jaminan sosial tenaga kerja.

16

Kamus Besar Bahasa Indonesia 17

(32)

18

Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja tersebut dilakukan oleh suatu badan

penyelenggara. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 11 UU Jamsostek bahwa: Badan

Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan

program jaminan sosial tenaga kerja. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36

Tahun 1995 ditetapkan bahwa badan penyelenggara adalah PT. ASTEK yang

sekarang bernama PT Jamsostek (Persero). Badan penyelenggara inilah yang

selanjutnya mengambil alih risiko yang terjadi di dalam hubungan kerja yang

pada dasarnya menjadi kewajiban perusahaan. Penyelenggara jaminan sosial

tenaga kerja meliputi jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari

tua, serta jaminan pemeliharaan kesehatan.

2. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Program jaminan sosial tenaga kerja adalah jenis asuransi wajib karena

a. Berlakunya asuransi tenaga kerja diwajibkan oleh Undang-undang bukan

perjanjian.

b. Pihak penyelenggara asuransi tenaga kerja adalah pemerintah yang

didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Jamsostek

(Persero).

c. Asuransi sosial tenaga kerja bermotif perlindungan masyarakat yang dananya

dihimpun dari masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk masyarakat tenaga

(33)

d. Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tenaga kerja, tetapi belum

digunakan sebagai dana kecelakaan kerja dimanfaatkan untuk kesejahteraan

tenaga kerja melalui investasi

Dalam pelaksanaannya jaminan sosial tenaga kerja ini harus berpedoman pada

peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi penyimpangan dari apa yang telah ditetapkan.

Adapun yang menjadi dasar hukum dari pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja

sebagai berikut:

a) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

b).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

c).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1995 tentang

Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

d).Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk

Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran iuran, Pembayaran Santunan dan

Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

e).Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per-01/MEN/I/2005

tentang Perubahan formulir jamsostek 1, 1a, 1b dan 2a.

f).Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. KEP-150/MEN/1999 tentang

Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian,

(34)

20

3. Pengertian Syarat dan Prosedur Kepesertaan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pengertian syarat dan Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang harus ada

atau dipenuhi. Sehingga setiap perusahaan atau tenaga kerja yang akan masuk

menjadi peserta program jamsostek harus memenuhi syarat yang telah ditentukan

oleh pihak PT. Jamsostek (Persero).

Sedangkan prosedur dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah tahap-tahap kegiatan

untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Sehingga selain memenuhi syarat para calon

peserta diharuskan melaksanakan prosedur sebelum menjadi anggota atau peserta

program jamsostek.18

4. Pengertian Hak dan Kewajiban dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Kata hak berasal dari bahasa arab yang berarti kebebasan untuk berbuat sesuatu

berdasarkan hukum. Hak adalah kewenangan, kekuasaan yang benar atas sesuatu

untuk menuntut sesuatu. Dalam hal ini menjadi hak yang diperoleh oleh para

perserta Jamsostek baik pengusaha/perusahaan atau tenaga kerja.

Sedangkan kewajiban merupakan kata dasar wajib, menurut Kamus Bahasa

Indonesia wajib adalah suatu yang harus dilaksanakan tidak boleh tidak

dilaksanakan (ditinggalkan). Dalam hal ini, yang menjadi kewajiban yang harus

dilaksanakan para peserta program jamsostek baik pengusaha atau tenaga kerja.19

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia 19

(35)

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa hak adalah kewenangan berbuat dan

tidak berbuat, sedangkan kewajiban tugas atau beban yang harus dilaksanakan.

Apabila salah satunya tidak dilaksanakan atau diperoleh maka akan memperoleh

sanksi.

5. Jenis Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Berdasarkan UU Jamostek ruang lingkup program sosial tenaga kerja meliputi:

1. Jaminan kecelakaan Kerja

Dengan adanya jaminan kecelakaan kerja, tenaga kerja yang tertimpa

kecelakaan saat melakukan pekerjaannya berhak mendapatkan penggantian

biaya, yaitu biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan dan

perawatan, biaya rehabilitasi, dan santunan berupa uang yang meliputi

santunan sementara tidak mampu bekerja, santuann cacat sebagaian untuk

selama-lamanya, santunan cacat total, dan santunan kematian ( Pasal 9 UU

Jamsostek).

Risiko kecelakaan kerja mungkin saja terjadi pada perjalanan tempat kerja atau

perjalanan pulang dalan jalur jalan wajar dan dilalui setiap harinya di

lingkungan kerja atau kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja.

2. Jaminan Kematian

Jaminan kematian diberikan jika ada tenaga kerja yang meninggal dunia bukan

akibat kecelakaan kerja, dimana yang berhak atas jaminan tersebut adalah

keluarganya. Jaminan kematian tersebut meliputi biaya pemakaman dan

(36)

22

duda, anak, orang tua, cucu, kakek atau nenek, saudara kandung dan mertua

(pasal 13 UU Jamsostek)

3. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua dibayarkan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55

tahun atau tenaga kerja yang cacat total setelah ditetapkan oleh dokter. Jaminan

tersebut dapat dibayarkan secara berkala maupun sekaligus. Tujuan

penyelenggara jaminan hari tua ini adalah untuk menjamin agar peserta

menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total

tetap, atau meninggal dunia (Pasal 26 peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun

1993)

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan ini diberikan kepada suami atau istri, dan anak. Jaminan kesehatan

diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaaat

pemeliharaan kesehataan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan (Pasal 33 Peraturan Pemerintahan Nomor 14 Tahun 1993)

6. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Unsur-unsur yang terdapat dalam penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga

kerja antara lain:

a. Pihak-pihak, yang melakukan hubungan hukum dalam program jamsostek

(37)

1) Pengusaha adalah orang persekutuan atau badan hukum yang menjalankan

suatu perusahaan milik sendiri, atau orang lain baik yang berada di

Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia Pasal 1 angka 3 UU Jamsostek.

2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di

dalam maupun di luar hubungaan kerja, guna menghasilakan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Pasal 1 angka 2 UU

Jamsostek).

3).Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya

menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja (Pasal 1 angka 11

UU Jamsostek).

Dari pengertian diatas, maka badan penyelenggara jaminan sosial tenaga

kerja adalah badan usaha milik negara yang mengutamakan pelayanan

kepada peserta dalam rangka meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan

pekerja dan keluarganya (Pasal 25 UU Jamsostek). Badan Usaha Milik

Negara ini berbentuk Perusahaan Perseoraan (Persero), yaitu PT Jamsostek

(Persero). Badan penyelenggara wajib membayar jaminan sosial tenaga

kerja dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan, setelah dipenuhi

syarat-syarat teknis dan administratif oleh pengusaha dan atau tenaga kerja.

4).Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang

ketenagakerjaan (Pasal 1 angka 12 UU Jamsostek).

b. Risiko, didalam menjalankan suatu pekerjaan pastilah sering timbul risiko.

(38)

24

dan kesehatan. Hal yang paling sering terjadi pada tenaga kerja suatu

perusahaan yaitu risiko kecelakaan kerja.

c. Kewajiban Pengusaha, pada program jaminan sosial tenaga kerja terdapat

kewajiban bagi pengusaha dan tenaga kerja untuk menjadi peserta Jamsostek.

Hal ini dinyatakan dengan tegas dalam UU Jamsostek khususnya pada Pasal 3

Angka (2). Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa: setiap tenaga kerja berhak

atas jaminan sosial tenga kerja. Oleh karena itu para pengusaha yang sudah

memenuhi syarat yaitu mempunyai 10 (sepuluh) orang pekerja atau membayar

upah minimum 1.000.000,00 wajib untuk ikut serta dalam program jamsostek.

d. Iuran, yang dimaksud iuran adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

pihak penanggung (badan penyelenggara) kepada pihak tertanggung (tenaga

kerja dan pengusaha). Pemungutan iuran didasarkan atas besarnya upah atau

gaji tenaga kerja. Dasar upah atau gaji tersebut bisa dibatasi sampai jumlah

tertentu atau tidak terbatas. Besarnya tingkat iuran bia ditetapkan sebagai

persentase tertentu terhadap upah atau sebagai jumlah absolut uang tertentu

menurut klasifikasi atau golongan upah.

e. Jaminan, yaitu biaya atau uang santunan yang diberikan oleh badan

penanggung kepada tenaga kerja dan keluarga atau ahli warisnya apabila

tenaga kerja mengalami risiko sosial yang berupa kecelakaan kerja, kematian,

hari tua, dan pemeliharaan kesehatan.

7. Evenemen Asuransi Sosial Tenaga Kerja

(39)

peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, kematian, sakit,

hamil, persalinan, hari tua, yang mengancam keselamatan, kesehatan, dan

kesejahteraan tenaga kerja sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.

Apabila peristiwa itu benar terjadi akan menimbulkan hilang atau berkurangnya

penghasilan dan pelayanan yang bersangkutan. Peristiwa atau keadaan menjadi

beban jaminan badan penyelenggara sebagai penanggung yaitu PT Jamsostek.

Jika peristiwa atau keadaan yang dijamin itu terjadi yang mengakibatkan hilang

dan berkurangnya penghasilan. Badan penyelenggara sebagai penanggung

membayar santunan kepada para peserta sebagai tertanggung.

D. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Yang dapat menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja antara lain:

1. Pengusaha, yaitu orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan

suatu perusahaan milik sendiri atau milik orang lain baik yang berkedudukan di

Indonesia maupun di luar Indonesia. Pengusaha yang mempekerjakan

10(sepuluh) orang tenaga kerja atau membayar upah Rp. 1.000.000 sebulan,

wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja. Pengusaha yang telah ikut program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja tetap menjadi peserta meskipun tidak lagi memenuhi persyaratan jumlah

tenaga kerja dan jumlah upah yang dibayarkan.

2. Tenaga Kerja, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di

dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang dan jasa

(40)

26

3. Anggota keluarga peserta, berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:

PER-05/MEN/1993 Pasal 1 adalah:

a) Suami atau istri yang sah menjadi tanggungan tenaga kerja dan terdaftar

pada badan penyelenggara.

b) Anak Kandung, anak angkat dan anak tiri yang belum berusia 21 (dua puluh

satu) tahun, belum menikah, tidak mempunyai pekerjaan, yang menjadi

tanggungan tenaga kerja dan terdaftar pada badan penyelenggara maksimum

3 (tiga) anak.

Dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, keluarga juga berhak mendapatkan

manfaatnya. Selain itu, keluarga ahli waris dari tenaga kerja apabila

sewaktu-waktu ia meninggal dunia maka suami/istri dan anak yang akan

menerima santunan dari PT Jamsostek. Hal ini mencegah agar hak tersebut

tidak jatuh kepada orang lain yang bukan keluarganya.

E. Perlindungan Tenaga Kerja

1. Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja

Perlindungan tenaga kerja sangat mendapat perhatian dalam hukum

ketenagakerjaan. Beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan di antaranya mengatur hal itu.

a. Salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan

perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan (Pasal

(41)

b. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi

untuk memperoleh pekerjaan (Pasal 5)

c. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa

diskriminasi dari pengusaha (Pasal 6)

d. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan

dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuannya melalui pelatihan kerja (Pasal 11)

e. Setiap pekerja/butuh memilik kesempatan yang sama untuk mengikuti

pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya (Pasal 12 ayat (3)).

f. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk

memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh

penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri (Pasal 31).

g. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlindungan atas keselamatan

dan kesehatan kerja, moral dan kesusilan, dan perlakuan yang sesuai

dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (Pasal 86 ayat

(1)).

h. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat (1)).

i. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan

sosial tenaga kerja (Pasal 99 ayat (1)).

j. Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat

pekerja/serikat buruh (Pasal 104 ayat (1)).20

20

(42)

28

2. Jenis dan Objek Perlindungan Tenaga Kerja

a. Jenis Perlindungan Tenaga Kerja

(a) Perlindungan ekonomis

Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup,

termasuk jika tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.

(b) Perlindungan sosial

yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja dan

kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.

(c). Perlindungan teknis

Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan

kerja.

Ketiga jenis perlindungan di atas mutlak harus dipahami dan dilaksanakan

sebaik-baiknya oleh pengusaha sebagai pemberi kerja. Jika pengusaha melakukan

pelanggara, ia dikenakan sanksi.

b. Objek Perlindungan Tenaga Kerja

Objek perlindungan tenaga kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 meliputi:

(a) Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja;

(b).Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja/buruh untuk berunding dengan

pengusaha dan mogok kerja;

(c) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja;

(d).Perlindungan khusus bagi pekerja/buruh perempuan, anak, dan penyandang

(43)

(e) Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja

serta perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.21

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahwa setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan

dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Untuk itu ditempuh dengan

kebijakan penyelenggaraan upaya keselamatan dan kesehatan kerja di setiap

perusahaan..Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk

perlindunagn tenaga kerja dan menjadi hak dasar pekerja/buruh (Pasal 86 ayat (1))

huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Untuk itu pengusaha wajib

melaksanakan secara sistematis dan terintegrasi dengan system manajemen

perusahaan.

Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berjalan dengan mesin,

pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Objek keselamatan kerja

adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di

dalam air, maupun di udara.

Sedangkan kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar

tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,

maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.22

21

Ibid., hal. 108. 22

(44)

30

F. Gambaran Umum PT. Sugar Group Companies

Dengan hampir 20 tahun pengalaman dalam industri, Sugar Group Companies

adalah kelas dunia produsen gula terpadu di Indonesia, dan mencakup setiap

aspek dari produksi gula dari tanaman tebu, penggilingan, penyulingan, dan

kemasan untuk distribusi dan pemasaran untuk industri, grosir dan ritel pelanggan.

Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan tiga

pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per

tahun – sekitar 30% dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa

pasar 15%. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di

Indonesia dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta liter.

Sugar Group Companies mencapai sinergi yang signifikan dengan

mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi

manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas

operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi,

memiliki keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula

dan penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara

dan ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi.

Sugar Group Companies terdiri dari empat perusahaan, PT Gula Putih Mataram

(GPM), PT Manis Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP) dan PT

(45)

1. PT Gula Putih Mataram

PT Gula Putih Mataram didirikan pada tahun 1987. Memiliki lahan operasional

22.000 hektar perkebunan tebu yang dan pabrik dengan kapasitas giling harian

sekitar 12.000 ton tebu untuk memproduksi hingga 220.000 ton gula putih per

tahun.

2. PT Sweet Indolampung

PT Sweet Indolampung didirikan pada tahun 1995. Memiliki lahan operasional

19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern secara teknis.

Pabrik memiliki kapasitas giling sekitar 10.000 ton tebu per hari dan kapasitas

produksi tahunan sebesar 180.000 ton untuk produksi gula rafinasi.

3. PT Indolampung Perkasa

PT Indolampung Perkasa didirikan pada tahun 1997 dan memiliki lahan

operasional 19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern

secara teknis dengan kapasitas giling harian sekitar 10.000 ton tebu untuk

memproduksi sekitar 180.000 ton gula rafinasi per tahun. PT. Indolampung

Perkasa berencana untuk meningkatkan produksi gula rafinasi sebesar 220.000

ton setiap tahunnya.

4. PT Indolampung Distillery

PT Indolampung Distillery didirikan pada tahun 1996 dan dilengkapi utilizies

teknologi fermentasi Biostil ramah lingkungan dari Swedia. Ini merupakan

penyulingan etanol terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi etanol dari

40 juta liter per tahun. ILD memiliki kapasitas penyimpanan 12 juta liter di

(46)

32

untuk produksi etanol adalah molase yang disediakan sendiri oleh PT Sugar

Group Companies. Produk akhir adalah alkohol 96% dan diekspor ke Jepang

dan Filipina untuk digunakan dalam industri minuman, makanan dan produk

lainnya.23

23

(47)

G. Kerangka Pikir

Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka kerangka pikir penelitian

ini dibuat skematik sebagai berikut:

PT. Sugar Group Com panies dan Tenaga kerja

PT. Jamsostek

Hak dan Kewajiban Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Mekanisme Pengajuan Klaim

(48)

34

Berdasarkan kerangka pikir dari konsep di atas, maka secara singkat dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Berdasarkan Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib ikut serta

dalam program jamsostek. PT. jamsostek sebagai penanggung dan PT. Sugar

Group Companies sebagai tertanggung, sedangkan karyawan/tenaga kerja sebagai

penikmat.

Pelaksanaan program jamsostek berbeda dengan pelaksanaan asuransi lainnya,

yaitu jika dalam asuransi pada umumnya apabila telah terjadi kesepakatan antara

kedua belah pihak selanjutnya disahkan dalam perjanjian atau polis, tetapi dalam

jamsostek tidak terdapat polis atau perjanjian secara rinci karena telah diatur oleh

UU jamsostek dan peraturan pelaksana lainnya.

Hubungan hukum yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah

keterkaitan yang timbul karna perikatan berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan

tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk

memenuhi hak dan kewajiban masing-masing terhadap satu sama lain. Untuk

dapat menjadi peserta Program Jaminan Sosial tenaga Kerja, tertanggung harus

memenuhi syarat dan prosedur kepesertaan Program Jamsostek.

Untuk mengajukan pengajuan klaim, tertanggung harus memenuhi prosedur yang

telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor

PER-12/MEN/VI/2007. Jika syarat telah terpenuhi maka tertanggung akan segera

(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penilitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya.1

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif – empiris, yang dilakukan

dengan cara meneliti dan mengkaji bahan hukum tertulis dari berbagai aspek

bahan pustaka dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.2

Sebagai penelitian hukum normatif maka, penelitian ini menggunakan peraturan

perundang-undangan berupa peraturan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun

1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek sebagai bahan tertulis utama dalam

mengkaji mengenai perlindungan hukumnya.

1

Soekanto, Sarjono. Penelitian Hukum Normatif. (Rajawali Pers. Jakarta. 1990). Hal.1. 2

(50)

37

B. Tipe penilitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan tipe deskriptif, maka

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) yang jelas,

rinci, dan sistematis mengenai asuransi kecelakaan kerja terhadap karyawan di PT

Sugar Group Companies

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan Masalah yang digunakan untuk menguraikan masalah dalam

penelitian ini adalah pendekatan tinjauan yuridis (legal review). Pendekatan

tinjauan yuridis digunakan peneliti dalam kajian subtansi hukum yang digunakan

bagi tipe penelitian deskriptif.3 Untuk itu, penelitian ini mengkaji ketentuan

hukum dalam bidang asuransi.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer, yaitu perilaku terapan dari ketentuan normatif terhadap peristiwa

hukum. Data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari objek penelitian

3

(51)

2. Data Sekunder

Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan

cara mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Data sekunder terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat terdiri dari

berbagai peraturan perundang-undangan berhubungan dengan lingkup judul

penelitian meliputi:

(1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja;

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Jamsostek;

(3).Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor

PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran, Kepesertaan,

Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja;

(4) Peraturaan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tentang Penetapan

Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa penjelasan mengenai bahan hukum

primer, pandangan dan pendapat para ahli, penelusuran dokumen-dokumen,

buku-buku ilmu pengetahuan hukum, maupun literatur lainnya yang berkaitan

dengan penelitian dalam penulisan skripsi ini khususnya tentang asuransi

(52)

39

c..Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan yang

memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, yang terdiri dari:

(1) Kamus Besar Bahasa Indonesia;

(2) Buku penelitian hukum.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan dengan cara memepelajari, membaca, mencatat, dan

memahami berbagai peraturan yang berkaitan dengan pokok bahasan. Studi

kepustakaan juga dilakukan dengan melalui pencarian beberapa sumber data,

seperti katalog perpustakaan dan media internet.

2. Studi Dokumen

Studi dokumen dilakukan dengan mengakaji klausula-klausula baku yang

terdapat pada asuransi kecelakaan kerja karyawan PT Sugar Group Companies.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperjelas data sekunder mengenai mekanisme

kepesertaan dan mekanisme pengajuan klaim. Wawancara dilakukan kepada

pihak PT Sugar Group Companies bagian Supervisor asuransi kecelakaan kerja

yaitu Bpk. Cipto, karyawan, dan pihak PT. Jamsostek.

(53)

Setelah terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut :

1. Klasifikasi data, yaitu menyusun data sesuai dengan bidang atau kelompoknya

agar memudahkan dalam menganalisisnya.

2. Penyusunan data, yaitu menyusun data secara sistematis sehingga memperjelas

pengkajiannya.

G. Analisis Data

Pada tahap selanjutnya data yang telah tersususun dianalisis dengan analisis

kualitatif, yaitu menginterpretasikan data dalam bentuk kalimat yang sistematis

dan dalam bahasa yang efektif. Dengan menghubungkan data tersebut menurut

pokok bahasan yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas

untuk menjawab permasalahan dan mengambil suatu kesimpulan.4

4

(54)

61

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah

keterkaitan (legally bound) yang timbul karna persetujuan atau kesepakatan

berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib

dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak

masing-masing terhadap satu sama lain (secara timbal balik). Artinya, sejak tercapai

kesepakatan asuransi, tertanggung terkait dan wajib membayar premi asuransi

kepada tertanggung, jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian atas

asuransi jiwa , maka penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai

dengan ketentuan UU Jamsostek, akan tetapi jika tidak terjadi evenemen, premi

yang sudah dibayar oleh tertanggung tetap menjadi milik penanggung.

2. Mekanisme dalam kepesertaan Program Jamsostek harus memenuhi syarat dan

prosedur kepesertaannya. Syarat kepesertaan pada asuransi kecelakaan kerja

adalah sebagai berikut : Setiap pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja

sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah yang dibayarkan

kepada tenaga kerja setiap bulannya minimum Rp. 1000.000, wajib

mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja,

(55)

mengajukan pendaftaraan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja

kepada Badan penyelenggara harus memiliki formulir pendaftaraan

perusahaan (Formulir Jamsostek 1) dan Pendaftaraan tenaga kerja (Formulir

Jamsostek 1a).

3. Mekanisme pengajuan klaim dalam Program Jamsostek harus memenuhi syarat

dan prosedurnya. Syarat pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja

adalah sebagai berikut: membuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) sebagai

bukti telah terjadi kecelakan, memberikan identitas, menyerahkan kwintasi asli

atas biaya ayng telah dikeluarkan untuk rawatan/pengobatan, surat-surat bukti

lain yang dianggap perlu dalam keadaan.

Prosedur pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai

berikut: Pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan formulir jamsostek 3

jamsostek kepada Depnaker dan PT. Jamsostek sebagai laporan kecelakaan

kerja tahap I tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan,

selanjutnya pengusaha wajib melaporkan kecelakaan tahap II dengan mengisi

formulir jamsostek 3a setelah menerima surat keterangan dokter (formulir

(56)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku – buku

Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve:1996

Ali Hasan,Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam,Kencana,Jakarta:2004

Drs.A. Hasymi, Dasar-dasar asuransi, Balai Aksara,Jakarta,1981

Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta,Bumi Aksara:2001

Khakim Abdul, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra

Aditya Bakti, Bandung:2009

Muhammad Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,

Bandung:2006

____________________, 2004.Hukum dan Penelitian Hukum.PT Citra Aditya

Bakti. Bandung

Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law,Menggugat Asuransi

Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum islam, Jakarta;1999.

Prodjodikoro Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia, PT Intermasa, Jakarta:1987

Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta:2003

____________________, 1993.Asuransi dan Manajemen Risiko, PT

RajaGrafindo Persada, Jakarta

(57)

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Jamsostek..

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor

PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,

Pembayaraan iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaag

Kerja

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

C. Website

http://www.wikipedia.org

http://www.armyl ookfashion.com/…/definisi-asuransi-tentang asuransi-arti.html

http://ujangtricahyono.wordpress.com/2012/12/06/konsep-strategi-pemasaran- gula-kristal-putih-produk-gulaku-berbahan-dasar-tebu-saccharum-officinarum-l-study-kasus-pt-sweet-indolampung-sugar-group-companies/

D. Sumber lain

Wawancara dengan Ibu Dr. Trissiana Kepala Bagian Operasi dan Kepesertaan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I

Wawancara dengan Bapak Rudi Kepala Bidang Pelayanan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, seperti yang telah dijelaskan pada tabel sebelumnya tidak semua dalam program Jamsostek dalam hal ini Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua

Kegunaan kerja praktek bagi perusahaan yaitu dapat memberi masukan dan pertimbangan untuk perusahaan dalam bidang pemasaran asuransi dan prosedur penyelesaian klaim

Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (UUUP) asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua

Meningkatnya resiko kecelakaan kerja menuntut perusahaan menyelenggarakan Jamsostek yang meliputi: Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menurut UU Nomor 3 Tahun 1992 adalah : Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai

Pengertian jaminan sosial tenaga kerja menurut Pasal 1 butir (1) Undang- Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jamsostek menyebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah

Pengertian asuransi atau pertanggungan menurut Pasal 246 Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku I Bab .IX adalah suatu persetujuan dimana penanggung dengan menikmati suatu

PERBEDAAN PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA MELALUI ASURANSI JAMSOSTEK DENGAN PROGRAM BPJS (BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL) BERDASARKAN UNDANG-i. UNDANG NO. JAMSOSTEK