• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA SMA NEGERI 1 TALANG PADANG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA SMA NEGERI 1 TALANG PADANG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA

SMA NEGERI 1 TALANG PADANG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

WELLFA RINA HAMER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR iii

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .... 12

A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 12

2. Kecerdasan Intelektual/ Intelektual Quotient (IQ) ... 17

3. Kecerdasan Emosional/ Emotional Quotient (EQ) ... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Pikir.. ... 25

D. Hipotesis ... 26

II. METODE PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel... ... 29

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian ... 32

D. Definisi Konseptual dan Operasional ... 32

(5)

Halaman

2. Definisi Operasional Variabel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Angket... ... 37

2. Observasi. ... 37

3. Dokumentasi ... 38

4. Wawancara ... 38

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 40

G. Uji Persyaratan Persyaratan Analisis Data ... 41

1. Uji Normalitas ... 41

2. Uji Homogenitas ... 41

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 43

1. Uji Kelinieran Regresi ... 43

2. Uji Multikolinieritas ... 44

3. Uji Autokorelasi ... 46

4. Uji Heteroskedastisitas ... 47

I. Pengujian Hipotesis ... 48

1. Regresi Linier Sederhana ... 48

2. Regresi Linier Multiple ... 49

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran umum lokasi penelitian... 52

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Talang Padang ... 52

2. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Talang Padang ... 53

3. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Talang Padang ... 54

4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Talang Padang ... 55

5. Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Talang Padang ... 56

6. Gambaran umum responden ... 57

7. Struktur organisasi sekolah ... 57

B. Deskripsi Data ... 57

1. Data Kecerdasan Intelektual (X1)... 58

2. Data Kecerdasan Emosional (X2)... 60

3. Data Minat Siswa Melanjutkan Siswa Melanjutkan Studi ke- Perguruan Tinggi (Y)... 62

C. Uji Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 64

1. Uji Normalitas Data ... 64

2. Uji Homogenitas Data ... 66

D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda... 67

1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 67

2. Uji Multikolinearitas ... 69

3. Uji Autokorelasi ... 71

(6)

Halaman

E. Uji Hipotesis ... 74

1. Regresi Linier Sederhana... 74

1.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 74

1.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 77

2. Regresi Linier Multiple... 79

2.1Pengujian Hipotesis Ketiga ... 79

F. Pembahasan ... 84

1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (X1) terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y) ... 84

2. Pengaruh Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y) ... 85

3. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2)terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke- Perguruan Tinggi (Y) ... 86

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 88

B. Saran ... 89

(7)

1

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal – hal tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan latihan fisik, mental dan moral bagi individu agar manjadi manusia yang berbudaya. Dengan pendidikan, setiap individu diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai pemimpin dibumi serta menjadi warga negara yang berarti dan bermanfaat bagi suatu negara. Juga tak kalah penting dari itu pendidikan merupakan salah satu cara yang elegan untuk memotong mata rantai kemiskinan.

(8)

2 Minat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi hendaknya selalu dipupuk sejak siswa mulai memasuki sekolah menengah atas karena pada

dasarnya minat itu akan tumbuh melalui serangkaian proses. Minat itu harus senantiasa dipupuk melalui berbagai cara, misalnya dengan cara memberikan informasi yang terkait tentang perguruan tinggi, adanya pendekatan efektif yang bisa dilakukan oleh keluarga maupun pihak sekolah juga lingkungan sekitar yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Seperti yang diungkapan Djojohadikusumo (2000: 219) bahwa pendidikan umum ditingkat menengah merupakan jalur persiapan pendidikan universitas.

SMA Negeri 1 Talang Padang adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang berlokasi di Desa Banjarsari, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus. Bila dilihat dari letaknya sekolah ini sangat nyaman untuk proses pendidikan karena suasananya yang asri, diapit kaki Gunung Alif dan areal persawahan, jauh dari hiruk pikuk keramaian dan lalu lintas sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif. SMA Negeri 1 Talang padang mengganti Images sekolah menjadi “Kampus Hijau Beriman“ yang memiliki nilai-nilai dasar bertaqwa, disiplin, jujur, bertanggung jawab, kerja keras dan peduli. Kurikulum yang

diterapkan di SMA Negeri 1 Talang Padang ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengembangkan sistem pendidikan yang bertumpu pada IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan Teknologi).

(9)

3 praktiknya tidak semua siswa SMA Negeri 1 Talang Padang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, menunjukkan bahwa minat siswa lulusan SMA Negeri 1 Talang Padang yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi masih rendah. Berikut ini merupakan data jumlah siswa lulusan SMA Negeri 1 Talang Padang pada lima tahun terakhir yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

Tabel 1. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.

Tahun Jumlah Persentase

Alumni Melanjutkan 2007

2008 2009 2010 2011

220 224 238 219 204

90 97 112 108 101

40,90 % 43,30 % 47,05 % 49,31 % 49,50 % Sumber: TU SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus

(10)

4 Diduga sangat kuat mempengaruhi minat siswa untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang ada didalam diri siswa yaitu inteligensi atau kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Kemampuan akademik siswa bisa dilihat dari prestasi belajar siswa maupun hasil tes inteligensi (IQ). Proses belajar

disekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intellegence Quotient (IQ) yang tinggi, kerena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (2000: 529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, kenyataannya bahwa dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Talang Padang ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai inteligensi tinggi tetapi mempunyai prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada sebagian siswa yang mempunyai inteligensi rendah tetapi dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi.

Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang, melainkan ada faktor lain yang mempengaruhi.

Asumsi dasar terkait dengan IQ adalah semakin tinggi IQ siswa maka semakin tinggi pula minat siswa melanjutkan studi kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang memiliki hasil tes IQ yang

(11)

5 memiliki hasil test IQ rendah maupun rata-rata, tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk bersaing mendapatkan kursi di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri. Keragaman hasil test IQ siswa dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang menurut strata skor IQnya.

No Jumlah siswa kelas XII IPA

dan IPS

Kelas interval skor IQ

Jumlah Prosentase

1. 236 Siswa 140 – keatas 120- 139 110- 119 90-109 80-89 70-79 50-69 30-49 30- kebawah 0 9 31 189 7 0 0 0 0 0% 3,81% 13,13% 80,08% 2,97% 0% 0% 0% 0%

Jumlah 236

Sumber : TU SMA Negeri 1 Talang Padang

(12)

6 Selain kecerdasan intelektual (IQ) terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi minat belajar siswa yaitu kecerdasan emosional atau Emotional Intellegence (EQ). Konsep ini muncul dari beberapa penelitian, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk mengantarkan orang menuju kesuksesan.

Menurut Goleman (2000: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan – kekuatan lain diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerjasama.

Bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalamai stres. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional tinggi.

Berdasarkan penelitian pendahuluan, peneliti menemukan kurangnya pengetahuan siswa bahwa bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dapat mengantarkan mereka menuju kesuksesan, melainkan terdapat kecerdasan emosional yang menurut penelitian para ahli juga dapat mengantarkan mereka pada puncak kesuksesan. Peneliti juga melihat siswa yang memilki IQ tinggi cenderung lebih tertutup dengan lingkungan sekitar dan kurang bisa menerima perbedaan. Hal ini terjadi karena kurang berkembangnya kecerdasan emosional yang dapat

(13)

7 Saat ini banyak anak yang pandai secara intelektual, tetapi gagal secara

emosional. Mungkin itulah salah satu penyebab mengapa di SMA Negeri 1 Talang Padang masih terjadi kenakalan remaja yaitu kebiasaan-kebiasaan negatif yang sering dilakukan oleh siswa disaat istirahat atau setelah selesai sekolah, dimana sangat meresahkan orang tua dan pihak sekolah, karena jelas-jelas melanggar atau tidak mentaati tata tertib sekolah seperti perkelahian antarsiswa, merokok, juga siswa yang membolos pada saat jam pelajaran berlangsung. Dalam upaya mengatasi perilaku negatif siswa tersebut, SMA Negeri 1 Talang Padang Kabupaten Tanggamus memberikan banyak pilihan kegiatan

ekstrakurikuler yang terprogram dan sesuai dengan kebutuhan sekolah, hal ini diharapkan selain dapat mengembangkan kemapuan fisik dan intelektual juga dapat mengembangkan tingkat kecerdasan emosional siswa.

Sekolah juga merupakan tempat dimana siswa belajar berinteraksi dengan orang lain. Sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral, cinta kasih, nilai demokratis, menghargai perbedaan, berlapang dada menerima

kenyataan, dan menjauhkan diri dari nilai-nilai kekerasan. Sekolah harus meningkatkan kecerdasan emosional (psikologis) yang berpengaruh terhadap faktor Akhlak (tingkah laku) siswa agar dapat mencapai tingkat mutu pendidikan.

(14)

8 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut.

1. Rendahnya minat siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang yang memiliki hasil test IQ rata-rata tidak cukup percaya diri sehingga mengurangi minat mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Kurangnya pengetahuan siswa bahwa bukan hanya kemampuan intelektual saja yang menjadi penentu kesuksesan melainkan ada kecerdasan emosional ( Emotional Quotient ) yang juga dapat mengantarkan siswa untuk

melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang pandai secara intelektual, tetapi gagal secara emosional.

5. Banyaknya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang yang terlibat kenakalan remaja dan tidak mematuhi tata tertib sekolah.

(15)

9 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional

(X2) dan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual (Intellegence Quetient) siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional ( Emotional Quetient ) siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual ( Intellegence Quetient ) dan kecerdasan emosional (Emotional Quetion) siswa terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1 Talang Padang tahun pelajaran 2012/2013.

E. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

(16)

10 2. Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan emosional (EQ) terhadap minat

siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan faktor kecerdasan mana yang lebih mempengaruhi.

F. Kegunaan

Penulisan skripsi ini mempunyai kegunaan yaitu,

1. kegunaan teoritis, yaitu sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu pendidikan.

2. kegunaan praktis yaitu,

a. memberikan informasi kepada sekolah, Universitas dan pembaca pada umumnya akan pengaruh IQ dan EQ untuk meningkatkan minat siswa melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

b. sebagai bahan informasi untuk mengetahui bagaimana minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus.

c. sebagai informasi bagi sekolah dan guru untuk lebih memperhatikan fakktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(17)

11 G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Subjek Penelitian

Seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang yang masih mengikuti pendidikan.

3. Tempat Penelitian

SMA Negeri 1 Talang Padang di Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.

4. Waktu Penelitian

(18)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel lain yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis penelitian, dan hipotesis penelitian ini merupakan kesimpulan sementara dari penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan membahas teori-teori tentang kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi. Teori-teori tersebut merupakan teori yang menjadi landasan penelitian ini.

1. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu rasa lebih suka pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat (Slameto 2003: 180).

Dalyono (2005: 76), juga menyatakan bahwa minat diartikan sebagai “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

(19)

13

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Djaali (2008: 121), menyatakan bahwa Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. sedangkan menurut Arikunto (2003: 21) minat merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa disamping dipengaruhi oleh faktor lain. Minat atau kesenangan belajar siswa merupakan suatu kondisi paikologis dalam diri siswa yang mampu mempengaruhi siswa dalam belajar.

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung mengahasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2005 : 57-57).

Seseorang yang mempunyai minat pada suatu obyek, dia akan tertarik dengan obyek tersebut. Biasanya orang tersebut akan selalu mengikuti perkembangan informasi tentang obyek tersebut. Minat pada suatu obyek akan mendorong seseorang untuk mencari tahu dan mempelajari obyek tersebut dan dia akan mengikuti aktivitas yang berhubungan dengan obyek tersebut.

(20)

14

dikatakan bahwa indikator dari minat antara lain adanya perasaan senang, adanya keinginan, adanya perhatian, adanya ketertarikan, adanya kebutuhan, adanya harapan, adanya dorongan dan kemauan.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan studi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi. Aktivitas yang dilakukan di perguruan tinggi adalah belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini berarti sama-sama aktivitasnya adalah belajar, maka faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dalam penelitian ini disamakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Syah (2011: 132-139) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut.

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi aspek :

a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti: mata dan telinga.

b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti: intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor ini meliputi:

a. Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman. b. Lingkungan non sosial, seperti: rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor ini meliputi:

(21)

15

Slameto (2010: 54) menggolongkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Internal adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu,

a. faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.

b. faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, kesiapan.

c. faktor kelelahan. 2. Faktor Eksternal

a. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Sukmadinata (2003: 162-165), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.

1. Faktor-faktor dari dalam diri individu yang menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah. Jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Sedangkan kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, penguasaan siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu. Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik gurunya, temannya, orang tuanya maupun orang-orang yang lainnya. Hal lain yang ada pada diri individu adalah ketenangan dan

ketentraman psikis, motivasi belajar, keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas, dan lain-lain. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.

(22)

16

dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, hubungan siswa dengan teman-temannya, dengan guru dan staf sekolah yang lain, suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kurikuler. Lingkungan masyarakat, meliputi latar belakang pendidikan, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya.

b. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya.

Hadi (2008 : 133) berpendapat, pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah dan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik maupun kemampuan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi dan dapat berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi.

(23)

17

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan yang mengandung unsur perasaan senang, keinginan, perhatian, ketertarikan, kebutuhan, harapan, dorongan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi.

3. Kecerdasan Intelektual / Intellegence Quotient (IQ)

Pada teori ini akan diuraikan mengenai kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna sehingga dapat memecahkan masalah.

a. Pengertian kecerdasan intelektual

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain. Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan inteligensi. Istilah ini dipopulerkan kembali pertama kali oleh Francis Galton, seorang ilmuwan dan ahli matematika yang terkemuka dari Inggris. Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam Winkel, 2000: 20).

Hagenhan dan Oslon mengungkapkan pendapat Piaget tentang kecerdasan yang didefinisikan sebagai suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya perhitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup

berhubungan dengan lingkungan secara efektif. Sebagai suatu tindakan,

(24)

18

Dalam pengertian ini, kecerdasan terkait dengan kemampuan memahami

lingkungan atau alam sekitar, kemampuan penalaran atau berfikir logis, dan sikap bertahan hidup dengan menggunakan sarana dan sumber-sumber yang ada.

Feldam mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan memahami dunia,

berfikir secara rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan (Feldam dalam Winkel, 2000: 251).

Raven dalam Winkel (2000 : 66) memberikan pengertian yang lain. Ia

mendefinisikan inteligensi sebagai kapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional, Inteligensi lebih difokuskan kepada kemampuannya dalam berpikir.

Istilah inteligensi digunakan dengan pengertian yang luas dan bervariasi, tidak hanya oleh masyarakat umum tetapi juga oleh anggota-anggota berbagai disiplin ilmu. Eysenck dalam Winkel (2000: 26) menyebutkan bahwa ada berbagai macam pengukuran inteligensi dan setiap tes IQ yang digunakan akan disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan dari penggunaan tes inteligensi tersebut.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian yang telah dikemukakan, jelaslah bahwa inteligensi pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen.

b. Teori-Teori tentang intellegensi

(25)

19

1. Teori Uni Factor

Stem (1991) memperkenalkan suatu teori tentang inteligensi yang disebut “

uni factor theory”, merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Karena reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan suatu masalah adalah bersifat umum. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar.

2. Teori Two Factor

Spearman (1904) mengenalkan teori yang disebut “Two Kind of Factors Theory” mengembangkan teori inteligensi berdasarkan suatu faktor mental

umum yang diberi kode “g” serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanda “s” .

Faktor “g” mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap

tingkah laku mental individu, sedangkan faktor-faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan.

3. Teori Multi- Factors

Menurut E.L. Thomdike (1991), teori ini tidak berhubungan dengan konsep general ability ( “g” factor). Menurut teori ini, inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan- hubungan neural inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Ketika seseorang dapat menyebutkan sebuah kata, menjumlahkan bilangan, atau melakukan pekerjaan, itu berarti bahwa ia dapat melakukan itu karena terbentuknya koneksi-koneksi didalam sistem syaraf akibat belajar atau latihan. 4. Teori Primary Mental Abilities

LL. Thurstone telah berusaha menjelaskan tentang organisasi intellegensi yang abstrak, ia dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik-teknik statistik khusus membagi inteligensi menjadi tujuh kemampuan primer yaitu, a. kemampuan numerikal/ matematis

b. kemampuan verbal, atau berbahasa

c. kemampuan abstraksi berupa visualisasi atau berfikir d. kemampuan menghubungkan kata-kata

e. kemampuan membuat keputusan f. kemampuan mengenal atau mengamati g. kemempuan mengingat

Menurut teori “Primari Mental Abilities” ini, inteligensi merupakan penjelmaan dari ketujuh kemampuan primer tersebut.

5. Teori Sampling

Menurut Thomson (1916) intellegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman yang terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya. Masing-masing bidang hanya terkuasai sebagian saja dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia. Intellegensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai

kemampuan atau pengalaman dunia nyata.

c. Pengukuran dan jenis-jenis test intellegensi

(26)

20

kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang (Moustafa dan Miller, 2003: 5).

Pengukuran lain yang termasuk penting seperti kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap (Moustafa dan Miller, 2003:5 ).

Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes inteligensi, yaitu, a) Test inteligensi individual, beberapa diantaranya,

1. stanford-Binet Intellegence Scale

2. wechsler-Bellevue Intellegence Scale (WBIS) 3. wechler- Intellegence Scale for Children (WISC) 4. wechler- Ault Intellegence Scale (WAIS)

5. wechler Preschool and Primary Scale of Intellegence (WPPSI) b) Test intellegensi kelompok, beberapa diantaranya,

1. pithner Cunningham Primary Test 2. the california test of mental maturity 3. the henmon-nelson test mental ability 4. otis – lennon mental ability test 5. progressive Matrices

(27)

21

Tabel 3. Klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual manusia menurut strata skor IQnya.

Kelas interval skor IQ Klasifikasi 140 – keatas

120- 139 110- 119 90-109 80-89 70-79 50-69 30-49

30- kebawah

Genius (luar biasa)

Very superior (amat cerdas) Superior (cerdas)

Normal (average) Dull (bodoh)

Border line (batas potensi) Morron (debiel)

Embicile (embisiel) Idiot

Sumber: Woodworth dan Marquis, (2000 : 154)

3. Kecerdasan emosional / Emotional Quotient (EQ)

a. Pengertian Kecerdasan Emosi

Penggunaan istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun

1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan

kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai “himpunan bagian dari

kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. (Shapiro dalam Ginanjar, 2001: 8).Salovey dan Mayer didalam bukunya Handbook Emotional Intelligence training, prime consulting , 2000 :11 juga mengemukakan

bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan

(28)

22

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat

menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Salovey (2000) juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam lima wilayah utama yaitu,

a. kemampuan mengenali emosi diri b. mengelola emosi diri

c. memotivasi diri sendiri d. mengenali emosi orang lain

e. kemampuan membina hubungan dengan orang lain.

Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman (2000 : xiii) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan

mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang positif maupun negatif. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif. Goleman juga mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan

berfikir, berempati dan berdo’a. ( Daniel Goleman, 2000: 45)

b. Dasar dan Pengukuran Kecerdasan Emosi

(29)

23

Goleman (2000 : 42-43) juga mengemukakan lima kecakapan dasar dalam kecerdasan Emosi, yaitu,

a. mengenali Emosi Diri (Self awareness)

merupakan kemampuan sesorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan Aplikasi kompetensi Emotional Intelligence efeknya serta

menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis, atau kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu mengkaitkannya dengan sumber penyebabnya.

b. mengelola Emosi (Self management)

yaitu merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap kata hati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan sehari-hari.

c. motivasi diri (Self Motivation)

motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

d. mengenali emosi orang lain (Empathy)

empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, dan menimbulkan hubungan saling percaya serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu.

e. membina hubungan dengan orang lain ( Effective Relationship)

(30)

24

B. Hasil Penelitian yang Relevan

[image:30.595.110.520.210.709.2]

Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini. Hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Penelitian yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian

1. R.A Fabiola Meirnayati Trihandini, S.Psi (2005)

Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang)

ketiga variabel independen (kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Dengan Fhitung >Ftabel dengan taraf

signifikansi 0,05 yaitu 18.405> 16.405

2. Novrida Listiyani (2006)

Hubungan Antara

Kecerdasan Emosional dan Tingkat Partisipasi Dalam Kepengurusan OSIS dengan peningkatan prestasi belajar pengurus OSIS SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006.

Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan peningkatan prestasi belajar pengurus OSIS SMA Negeri 9 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006. Yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh R2= 0,577 pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh Thitung sebesar

0,753>Ttabel sebesar 0,339, ini

berarti Thitung>Ttabel.

4. Dwi Jayanti (2010)

Pengaruh Intelligence Quetient, Iklim Sekolah dan Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

(31)

25

C. Kerangka pikir

Di zaman ini Pendidikan Tinggi sangatlah penting bagi kita semua. karena semakin maju zaman akan semakin maju pula tingkat pendidikan yang harus kita capai. Pendidikan juga termasuk di dalamnya adalah perguruan tinggi, merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan sekaligus kualitas bangsanya. Prestasi belajar merupakan tolak ukur dari suatu pendidikan. Pendidikan dikatakan berhasil apabila individu atau siswa meraih prestasi yang baik, begitu pula apabila prestasi siswa rendah maka dapat dikatakan bahwa proses pendidikan yang telah dilakukan belum berhasil.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, salah satunya adalah kecerdasan emosional yang diduga memiliki hubungan dengan kesuksesan seseorang karena kecerdasan emosional akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis seorang siswa dimana psikologis termasuk faktor intern yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang meliputi motivasi dan sikap

seseorang.

[image:31.595.197.501.581.722.2]

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y

Kecerdasan Intelektual (X1)

Minat siswa melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (Y) Kecerdasan

(32)

26

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 2002 : 69)

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh kecerdasan intelektual siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh kecerdasan emosi siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa

(33)

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

instrument, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan intelektual/ Intellegence Quotient (IQ) dan kecerdasan emosional/ Emotional Quotient

terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang tahun ajaran 2012/2013.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

(34)

28 keadaan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini juga peneliti mengukur sejauh mana pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) siswa terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa

yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiyono,2010: 27)

Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2010:117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(35)
[image:35.595.114.511.139.299.2]

29

Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Laki – Laki Perempuan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3 XII IPA 4 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4

10 5 13 9 15 14 15 12 22 26 18 23 16 9 13 16 32 31 31 32 31 21 28 28

Jumlah 93 143 236

Sumber: TU SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jika sebuah sampel yang besarnya n ditarik dari sebuah populasi finit/terbatas yang besarnya N sedemikian rupa, sehingga tiap unit dalam sample mampunyai peluang yang sama untuk dipilih, maka prosedur sampling dinamakan sampel random sederhana (simple random sampling) (nazir, 2003:279).

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin, yaitu

=

2. .

2

1 +1 ( 2. .2 −1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

(36)

30 d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto,2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah

p = 93

236 = 0,3940; (Proporsi untuk siswa laki-laki)

q = 1 – 0,3940 = 0,606; (Proporsi untuk siswa perempuan)

2. . =1,962 x 0,3940 x 0,606 = 0,9172

2 = 0,052 = 0,0025

=

0,9172 0,0025

1 +236 1 (0,91720,0025−1)

= 366,88

1 + 1,5502=

366,88

2,5502= 143,86 144

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 144 siswa. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat

(37)

31 3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan Simple Random Sampling dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil alokasi perhitungannya.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional. hal ini dilakukan dengan cara:

[image:37.595.117.513.357.681.2]

Jumlah sampel tiap kelas = X jumlah tiap kelas

Tabel 6. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa (Sampel)

1 XII IPA 1

144

236× 32 = 19,52 20

2 XII IPA 2

144

236× 31 = 18,91 19

3 XII IPA 3

144

236× 31 = 18,91 19

4 XII IPA 4

144

2 36 32 = 19,52 20

5 XII IPS 1

144

236× 31 = 18,91 19

6 XII IPS 2

144

236× 21 = 12,81 13

7 XII IPS 3

144

236× 28 = 17,08 17

8 XII IPS 4

144

236× 28 = 17,08 17

(38)

32 C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2011:60) Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kecerdasan intelektual (X1) dan kecerdasan emosional (X2).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

a. Definisi Konseptual Variabel 1. Kecerdasan Intelektual (X1)

Galton dalam Winkel, (2000 : 20).mendefinisikan Inteligensi yaitu kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.

2. Kecerdasan Emosional (X2)

(39)

33 kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”. Didalam bukunya Handbook Emotional Intelligence training, prime consulting,( 2000 :11) Salovey dan Mayer juga

mengemukakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual.

3. Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan yang mengandung unsur perasaan senang, keinginan, perhatian, ketertarikan, kebutuhan, harapan, dorongan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi.

b. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau propert yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang diamati dan dapat diukur.

1. Kecerdasan intelektual

(40)

34 2. Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta bagaimana membina hubungan dengan orang lain.

3. Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi adalah perasaan senang dan harapan yang mendorong siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus SMA.

[image:40.595.114.518.458.746.2]

Berdasarkan definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 7. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Konsep Variabel

Indikator Skala

Pengukuran Kecerdasan

Intelektual (X1)

Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang meliputi kemampuan logis-matematis, berbahasa (lingustik) dan mengenali pola ruang secara akurat ( Spasial).

1. Kemampuan seseorang dalam mengolah angka dan menganalisa berbagai permasalahan secara logis. 2. Kemampuan menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan suatu kejadian, membangun kepercayaan dan mengungkapkan ekspresi diri.

3. Kemampuan membentuk suatu gambaran tentang tata ruang didalam pikiran, imajinatif dan kreatif.

(41)
[image:41.595.112.532.118.716.2]

35 Tabel 8. Indikator dan Sub Indikator Variabel (Tabel Lanjutan)

Variabel Definisi Operasional

Variabel

Indikator Variabel

Sub Indikator Skala

1. Kecerdasan Emosional

(X2)

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta bagaimana membina hubungan dengan orang lain a.Mengenal i emosi diri b.Mengelol a emosi c.Memotiv asi diri d.Mengenal i emosi orang lain e. Membin a hubunga n dengan orang lain

1. Mensyukuri diri sebagaimana adanya 2. Bertindak dengan

mendengarkan perasaan (suara hati) 3. Mengetahui alasan

pasti saat emosi positif maupun emosi negatif terjadi dalam diri

1. Mengambil hikmah dari suatu peristiwa 2. Memaafkan diri dan

belajar dari kesalahan dimasa lalu

3. Ikhlas menerima apapun yang

diberikan oleh Tuhan 1. Mempunyai impian

yang kuat untuk menjadi orang yang sukses dimasa depan 2. Pantang menyerah

dan selalu bangkit apabila gagal 3. Mencari solusi dari

setiap masalah yang dihadapi

1. Memahami perasaan orang lain (Empati) 2. Gemar membantu

orang lain

1. pribadi yang pandai bergaul

(42)
[image:42.595.121.538.119.754.2]

36 Tabel 9. Indikator dan Sub Indikator Variabel (Tabel Lanjutan)

Variabe l Definisi Operasiona l Variabel Indikator Variabel

Sub Indikator Skala

1.Minat Siswa Melanj utkan Studi ke Pergur uan Tinggi (Y) Minat Siswa Melanjutka n Studi ke Perguruan Tinggi adalah perasaan senang dan harapan yang mendorong siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus SMA. a. Perasaan senang atau tidak senang bila diterima diperguru an tinggi. b. Harapan dari dalam diri untuk melanjutk an studi ke pergurua n tinggi c. Dorongan dari orangtua, keluarga, guru, maupun rekan-rekan siswa untuk melanjutk an studi ke pergurua n tinggi d. persiapan yang dilakukan siswa untuk mengikut i ujian seleksi masuk pergurua n tinggi

1. Senang mencari informasi tentang perguruan tinggi

2. Tertarik membahas soal-soal test masuk

perguruan tinggi 3. Senang bila diterima

diperguruan tinggi sesuai dengan jurusan yang diminati

1. Memiliki cita-cita yang tinggi untuk terus belajar 2. Mengharap mendapatkan

pekerjaan yang baik setelah lulus dari perguruan tinggi

1. Mendapatkan dukungan dari orangtua dan keluarga untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2. Mendapatkan dukungan dari guru dan rekan-rekan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 1. Menambah intensitas

belajar

2. Membahas soal-soal test masuk perguruan tinggi dari tahun-tahun yang lalu

(43)

37

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut.

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010 : 199).

Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kecerdasan emosional siswa dengan menggunakan skala interval.

2. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:310)

(44)

38 3. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data terkait keadaan sekolah, jumlah siswa, hal-hal yang berkaitan dengan inteligensi siswa yang kaitannya dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruang tinggi.

4. Interview (Wawancara)

(45)

39 F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrument harus memenuhi persyaratan yang baik. Instrument yang baik dalam suatu penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

ketepatan suatu instrument. Untuk mengukur tingkat validitas dalam penelitian ini digunakan rumus Korelasi Product Moment yang menyatakan hubungan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total dan beberapa

sumbangan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus Korelasi Product Moment, adalah:

r

xy =

2 2



2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N           Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel ∑ = Skor rata-rata dari X dan Y ∑ = jumlah skor item X

∑ = jumlah skor total (item) Y

Kriteria pengujian, apabila r hitung r tabel dengan taraf signifikansi 0,05

maka item soal tersebut adalah valid dan sebaliknya jika r hitung r tabel

(46)

40 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas

menggunakan rumus alpha. Karena data yang akan di ukur berupa data kontinum atau data berskala sehingga menghendaki gradualisasi penilaian, jadi rumus yang tepat digunakan adalah rumus alpha, dengan bentuk rumus sebagai berikut.

11 = −

1 1− ∑ �2

�2

Keterangan : 11 =

=

�2 =

�2 =

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05,

maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel

maka alat ukur tersebut tidak reliable (Arikunto, 2009:109)

Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi c. Antara 0,400-0,600 :sedang d. Antara 0,200-0,400 :rendah

(47)

41 G. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diproleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Alasannya

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, karena datanya berbentuk interval yang disusun berdasarkan distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval. Dalam uji Kolmogorof Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue. Kelebihan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji normalitas yang lain adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Jadi uji Kolmogorov-Smirnov, sangat tepat digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini.

Rumus uji Kolmogorov-Smirnov, adalah sebagai berikut. Syarat Hipotesis yang digunakan :

H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Statistik Uji yang digunakan :

= ; = 1,2,3…

Dimana :

Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari distribusi

(48)

42 Sn(Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n

Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogorof Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan

keputusan dalam uji ini adalah:

Jika D ≤ D tabel maka Terima H0

Jika D > D tabel maka Tolak H0

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai Kolmogorof Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian juga sebaliknya. Dalam

perhitungan menggunakan software komputer keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat menggunakan nilai signifikansi (Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya.

(Sugiyono, 2010:156-159).

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data populasi bervarians homogen

(49)

43 Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α

yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.

1. Terima Ho apabila nilai significancy > 0,05

2. Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123)

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak. Untuk uji keberartian regresi linier multiple menggunakan statistik F, dengan rumus:

= 2

2

Keterangan:

2 =

2 =

Sedangkan untuk uji kelinieran regresi linier multiple menggunakan statistik F dengan rumus:

= 2

2

Keterangan: 2 =

(50)
[image:50.595.114.494.116.405.2]

44 Tabel 10. Ringkasan Anova keberartian dan kelinieran regresi

Sumber: (Sujana, 2005:332)

Kriteria uji keberartian dan kelinieran regresi:

a. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-)(1,n-2) maka koefisien arah regresi berarti, sebaliknya

apabila Fhitung ≤ Ftabel (1-)(1,n-2) maka koefisien arah regresi tidak berarti

b. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-)(k-2,n-k-1) maka regresi berpola linier, sebaliknya apabila

Fhitung ≤ Ftabel (1-)(k-2,n-k-1) maka regresi tidak berpola linier.

(Sudjana, 2005:332)

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, Sumber Varians

(SV)

Dk Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat Tengah (KT)

Fhitung

Total N 2/ 2/ -

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

n-2

= ( )

= −

(∑ 2)/ ) ( 2)/

2 = ( )

2 =∑( − Ŷ) 2

−2

Sreg2 Ssis2

Tuna cocok

Kekeliruan

k-2

n-k

JK (TC)

JK (E)

2 = ( )

−2

2 = ( ) −

(51)

45 maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan mengakibatkan

(Sudarmanto, 2005:137)

1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.

2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat berarti.

3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu,

(52)

46 2. menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga

koefisien sebagai berikut.

r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n          Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor butir soal Y = Skor total

n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72). Rumusan hipotesis yaitu:

H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen.

Hi : terdapat hubungan antar variabel independen.

Kriteria pengujian sebagai berikut.

1. Apabila koefisien signifikansi < α maka terjadi multikolinearitasdi antara variabel independennya.

2. Apabila rhitung < rtabeldengan dk = n dan α = 0,05 maka H0 ditolak sebaliknya

jika rhitung > rtabel maka H0 diterima.

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya Autokorelasi dapat

mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson.

xy

(53)

47 Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki autokorelasi (Sudarmanto, 2005: 143).

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian rank korelasi spearman (spearman’s rank correlation test) Koefisien korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut :

Dimana d1= perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik

yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank. Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut: asumsikan

Yi = β0 + β1Xi + ui

Langkah 1 cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau dapatkan residual ei.

Langkah II dengan mengabaikan tanda ei, yaitu dengan mengambil nilai

mutlaknya ei , meranking baik harga mutlak ei dan Xi sesuai

dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi spearman

        

1 6 1 2 2 N N d

rs i

        

1 6 1 2 2 N N d
(54)

48 Langkah III dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi

Ps adalah 0 dan N > 8 tingkat penting (signifikan) dari rs yang

disempel depan diuji dengan pegujian t sebagai berikut:

Dengan derajat kebebasan = N-2

I. Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan analisis regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu:

bX a Yˆ  

Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus:

a = Yˆ -bX

a =

 

 

 

  X X n. XY X X Y 2 2

b =

  

(55)

49 Keterangan:

Ỷ = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen ( 1, 2)

(Sugiyono,2010: 188).

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika thitung

>Ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (Sugiyono,2010: 184).

2. Regresi Linier Multiple

Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), untuk menguji hipotesis ketiga variabel

tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu:

Y

ˆ

a

b

1

x

1

b

2

x

2

keterangan:

a = Konstanta

b1- b

2 = Koefisien arah regresi

X1- X2 = Variabel bebas

= Variabel terikat

(56)

50 b1 =



 









 

2

2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 X X X X X X X Y X X      

Y

b2 =



 





 

2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 X X X X X X Y X X X Y

  (Sugiyono,2009: 204)

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan rumus:

JKreg dicari dengan rumus:

= 1 1 + 2 2 +…. + Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

JKres = Jumlah kuadrat residu

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel >

Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k – 1

dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel.

(57)
(58)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan intelektual terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa kelas SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

(59)

89 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Minat Siswa Melenjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013” maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik.

Hendaknya menumbuhkan minat belajar yang tinggi dalam dirinya. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki minat belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, minat belajar siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik. Terus belajar dan pandailah mengelola emosi diri, kecerdasan intelektual dapat mengantarkan siswa pada kesuksesan tapi ingatlah bahwa kecerdasan emosional harus diutamakan bagi terciptanya generasi bangsa yang pandai dan berakhlak mulia.

2. Guru dan pihak sekolah.

Hendaknya dapat mengembangkan kecerdasan emosional sejak dini karena EQ dapat berkembang melalui proses pembelajaran secara terus-menerus. Pihak sekolah hendaknya pula memperhatikan kedua kecerdasan yang dimiliki anak didik yakni IQ dan EQ. Pemerataan pengajaran dan pendidikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memantau dan mengarahkan siswa untuk tekun belajar dan juga selalu memberikan arahan juga sosialisasi yang

(60)

90 ketertarikan terhadap perguruan tinggi yang pada akhirnya minat siswa untuk melanjutkan

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Talang Padang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta
Tabel 2. Klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual siswa kelas XII SMA Negeri 1 Talang Padang menurut strata skor IQnya
Tabel 3. Klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual manusia menurut strata skor IQnya
Tabel 4. Hasil Penelitian yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil penelitian Jawale 24 tahun 2010 yang mengevaluasi aktivitas larvasida pada ekstrak metanol daun Cestrum nocturnum yang mengandung steroid

Problem yang sering dirasakan adalah apabila alat yang ingin dipakai tidak dapat dilayani (beban tersedia untuk tiap grup terlampau kecil).Untuk mengatasinya, maka di

Untuk tidak membingungkan para pembaca pada penelitian ini pendidikan dan pelatihan di singkat dengan (Diklat), Diklat disini yang di maksud adalah proses

dari perubahan hatinya. Dalam kajian pendidikan karakter, pendapat di atas memberikan informasi yang menegaskan bahwa olahhati paling berfungsi mempengaruhi terjadinya

Bank Tabungan Negara yang salah satu aktivitas usahanya adalah menghimpun dana pihak ketiga telah berupaya seoptimal mungkin agar alokasi penyaluran dana pihak

Jual beli ikan dengan sistem jatahan yang dilakukan di pemancingan di Desa Silado yaitu penyerahan barang (objek jual beli yaitu ikan lele) tidak kepada tangan

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S

Pihak Indonesia menyadari prinsip di mana investor Belanda harus mendapatkan hak yang sama dan tidak diskriminatif dibandingkan dengan investor lokal, perlakuan lokal