• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN STOPING BOLA LAMBUNG DENGAN BANTUAN ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA CABANG SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII A SMP N 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN STOPING BOLA LAMBUNG DENGAN BANTUAN ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA CABANG SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII A SMP N 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN STOPING BOLA LAMBUNG DENGAN BANTUAN ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA CABANG

SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII A SMP N 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

DIMAS PRABOWO

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memperbaiki keterampilan gerak dasar stoping bola lambung pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 dengan penggunaan modifikasi alat bola plastik, bola yang terbuat dari plastik yang diisi dengan batu dan bola plastik yang dibalut dengan ban dalam mobil.

Metodelogi yang digunakan adalah Metode Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 10 laki-laki dan 14 perempuan. Sedangkan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar stopping.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan penggunaan alat bantu bola plastik diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 29,17%,

sedangkan tingkat efektivitas 26,5% itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu kantong plastik yang di bentuk menjadi bola diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 54,17%, sedangkan tingkat efektivitas 42,72% itu berarti tindakan belum efektif. pada siklus ke ketiga psikomotor dengan penggunaan alat yang dimodifikasi bola plastik yang dibalut dengan ban dalam mobil keberhasilan ketuntasan belajar 91,67%, dengan perhitungan tingkat efektivitas 82,18%. Hasil perhitungan telah meningkat lebih dari 50% itu artinya tindakan sudah meningkat.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Bekasi Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 28 April 1991. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Taufik Rasyidin dan Ibu Suwarti.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK Cendrawasi tamat pada tahun 1997, melanjutkan Sekolah Dasar di SDS Bhakti Ibu Lampung Selatan tamat tahun 2003, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP AL-Kautsar Bandar Lampung tamat pada tahun 2006 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Penenghan Lampung Selatan 2009.

(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibu yang sangat penulis sayangi

kepada Bapak yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis

berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Abang Awal KurniawanAdek ku Haryy Prambudi, Adek ku Salman Alfarizi

Ramadhan yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan

motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha

menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(8)

MOTO

Hari Mu adalah Hari ini.

Anggaplah sekan-akan kita dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga.

Maka, Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari ini.

Persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari ini.

Majulah Tanpa Harus Menjatuhkan Orang Lain.

Nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagian.

(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Stopping Bola Lambung Dengan Bantuan Alat Yang DimodifikasiPada Siswa Kelas VII-A di SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd selaku Pembimbing pertama sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembimbing kedua yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis

6. Bapak Drs. Surisman , Spd. M.Pd selaku Pembahas yang juga telah

memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis 7. Bapak /Ibu Dosen dan karyawan Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

(10)

10. Sahabat terbaik-ku Mahyudi Dwi Septian, Dedy Alfatony, Sigit Raharjo, Dian Syuriadi, Khairul Rahman,Fahmi Iskandar, Robi Shandra, Joedika Permadi, Rino Anugrah, Tedy Afri Suhendri dan Teman-teman Fans Club Pena Real Madrid de Indonesia Region Lampung, Bang Vde, Bang Yoga, Bang Ali, Bang Jayus yang menjadi motifator selama ini dan terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian.yang telah menjadi motivator, inspirator, dan penyemangat selama ini, terimakasih atas semua doa, dukungan dan bantuannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Febuary 2015 Penulis

(11)
(12)
(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 1. Tes Awal Psikomotor Per Siklus ………. 50 Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Geraak Dasar Stopping

Siklus 1 ……….. ... ……… 50 Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Geraak Dasar Stopping

Siklus 2 ……….. ... ……… 52 Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Geraak Dasar

Stopping Siklus 3 ………..……… 52 Tabel 5. Hasil latihan gerak Dasar Stopping Bola Meningkat Secara

Nyata Pada Siklus 3 ………...……… ... 52 Tabel 6. Deskripsikan Efektifitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus ... ……….. 53 Tabel 7. Tes Awal Kognitif Per Siklus ... ……….. 55 Tabel 8. Rekapitulasi Analisis Kognitif Hasil Pembelajaraan Geraak Dasar

Stopping Siklus 1……… 55

Tabel 9. Rekapitulasi Analisis Kognitif Hasil Pembelajaraan

Geraak Dasar Stopping Siklus 2 ………... 56 Tabel10. Rekapitulasi Analisis Kognitif Hasil Pembelajaraan

Geraak Dasar Stopping Siklus 3 ………... 57 Tabel11. Hasil Latihan Gerak Kognitif Dasar Stopping Bola Meningkat

Secara Nyata Pada Siklus Ketiga.………... 57 Tabel12. Deskripsikan Efektifitas Pembelajaran Pada

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. Halaman

Lampiran 1. Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar Stopping. ... 75

Lampiran 2. Data Hasil Tes Siklus I Keterampilan Gerak Dasar Stopping. ... 76

Lampiran 3. Data Hasil Tes Siklus II Keterampilan Gerak Dasar Stopping.. ... 77

Lampiran 4. Data Hasil Tes Siklus III Keterampilan Gerak Dasar Stopping ... 78

Lampiran 5. Hasil Test Awal Kemampuan Kognitif Gerak Dasar Stoping 79

Lampiran 6. Data Hasil Tes Siklus I Keterampilan Kognitif Gerak Dasar Stopping. ... 80

Lampiran 7. Data Hasil Tes Siklus II Keterampilan Kognitif Gerak Dasar Stopping.. ... 81

Lampiran 8. Data Hasil Tes Siklus III Keterampilan Kognitif ... Gerak Dasar Stopping ... 82

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Stopping siklus ... 83

Lampiran 10. Indikator penilaian (Instrument) ... 93

Lampiran 11. Dokumentasi ... 97

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. Halaman

Gambar 1. Bola Plastik Yang Di Dalamnya Diisi Plastik

dan batu kecil. ... 29

Gambar 2. Bola yang Terbuat Dari Plastik Kantung Asoy Yang di Dalamnya Berisi Krikil Dan Kertas. ... 29

Gambar 3. Bola Yang Terbuat Dari Plastik Kantung Asoy Yang Di Balut Dengan Karet Ban Dalam Mobil. ... 30

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 36

Gambar 5. Presentase Ketuntasan Belajar Psikomotor ... 53

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan jasmani bukan saja mengembangkan dan membangitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral spritiual. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang di lakukan secara sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

(17)
(18)

aspek yang diberikan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasaan.

Pendidikan jasmani dalam kurikulum selalu mengalami perkembangan mulai dari kurikulum 1994, kurikulum 1999, kurikulum KBK 2004, kurikulum KTSP , dan kurikulum 2013. Pemerintah saat ini sedang gencar menggalakan kurikulum 2013 yang disebut kurikulum berkarakter. Kurikulum 2013 lebih berorientasi pada karakteristik kompetensi sikap (menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, menghargai, mengamalkan), keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji), pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, menciptakan) serta menggunakan pendekataan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. (Kurikulum 2013, 2013: 15).

(19)

diajarkan di sekolah baik ditingkat sekolah dasar hingga kejenjang sekolah menengah pertama.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti yang dilakukan di SMP N 8 Bandar Lampung, pada kelas VIII A bahwasanya pada saat pembelajaran materi sepakbola siswa kurang menguasai tehnik-tehnik dalam permainan sepakbola khusus nya dalam tenhik dasar controlling bola lambung. Siswa saat melakukan controlling bola lambung mudah terlepas karna tidak tepat jatuh pada kaki bagian dalam. Ketidaktepatan jatuhnya bola disebabkan siswa mengalami kesulitan bahkan takut penyebab lain diduga karena siswa jarang melakukan latihan controlling bola lambung. Permasalahan pada siswa puteri yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaraan sepakbola, para siswa puteri menggangap bahwa permainan sepakbola diperuntukan pada siswa putera saja. Padahal tuntutan kurikulum dan kompetesi dasar semua siswa wajib tuntas dalam proses materi pembelajaran. Permasalahan lain guru dalam memberikan materi kurang bervariasi/monoton sehingga siswa merasa bosan.

(20)

alat ini merupakan bentuk variasi proses pembelajaran guna mengatasi kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Modifikasi alat dalam penelitian ini yaitu dengan memodifikasi bola, bola yang di gunakan adalah bola yang terbuat dari plastik yang didalam nya terdapat krikil, bola plastik anak-anak yang didalam nya berisi krikil dan plastik yang, dan bola terbuat dari plastik yang didalam nya terdapat krikil dankulit luar nya di balut dengan ban dalam mobil. Selain itu dengan cara memodifikasi bola dalam proses ini pembelajaran akan lebih menarik karna metode ini merupakan metode pembelajaran yang baru diterapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Stopping Bola Lambung Dengan Bantuan Alat yang di Modifikasi Pada Siswa Kelas VIII A SMP N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Siswa kelas VIII A belum bisa menguasai materi pembelajaran stopping bola.

2. Stopping bola yang dilakukan sering tidak tepat jatuh di kaki siswa. 3. Siswa mengalami ragu-ragu pada saat melakukan stopping sehingga bola

sering lepas dari kaki.

4. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi atau bersifat monoton sehingga siswa mengalami kebosanan.

(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah dengan memodifikasi bola berupa bola plastik diisi plastik dan batu kecil dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar Lampung?

2. Apakah dengan modifikasi bola yang terbuat dari plastik (bola plastik) dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar lampung.

3. Apakah dengan memodifikasi bola berupa bola yang terbuat dari kantung plastik yang dibalut ban dalam mobil dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar Lampung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah di kemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah dengan modifikasi bola plastik diisi palstik dan batu kecil dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar lampung.

2. Untuk mengetahui apakah dengan modifikasi bola yang terbuat dari plastik (bola plastik) dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar lampung.

(22)

keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar lampung.

E. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:

1. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pembelajaran yang baik dan efektif untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola lambung.

2. Siswa - siswi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagis siswa-siswi SMP N 8 Bandar Lampung dalam rangka mengembangkan keterampilan gerak dasar stopping bola lambung.

3. Guru

Penelitian ini diharapkan Hasil Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran yang dimodifikasi danSebagai bahan masukan guru dalam memlilih alternatif materi pembelajaraan yang dimodifikasi.

4. Bagi sekolah

(23)

untuk lebih memberi dukungan dalam proses pembelajaran penjas dengan melakukan penambahan alat dan fasilitas olahraga.

F. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka penelitian membatasi makna dalam istilah yang digunakan. Adapun makna yang dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang dimaksud, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI 1990: 995).

2. Peningkatan adalah sebuah proses atau cara untuk meningkatkan usaha atau kegiatan, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI, 1990: 951).

3. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. Gerakan dasar tersebut meliputi gerakan lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. (Suharsimi Arikunto, 2008: 123).

4. Stopping adalah cara menerima bola dengan diberhentikan (Sulistianta, 2013: 14).

5. Modifikasi alat adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, (Lutan, 2008: 2).

(24)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SMP N 8 Bandar Lampung. 2. Objek penelitian yang diamati adalah keterampilan gerak dasar stopping

bola lambung pada siswa kelas VIII A SMP N 8 Bandar Lampung. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VIII A SMP N 8

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Jasmani

Menurut Sukintaka yang dikutip Muhajir (2007: 30) bahwa Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan melalui aktivitas jasmani untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan Engkos Kosasih (2005: 4) mengatakan bahwa Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ialah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia yang berupa sikap tindak dan karya untuk diberi bentuk isi dan arah menuju kebulatan kepribadian sesuai dengancita-cita kemanusiaan.Begitu juga menurut Harsuki (2003: 5), Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematik untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya.

(26)

Depdiknas yang dikutip Munandi (2009: 35) adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

B. Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani. Aktivitas jasmaniyang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan olahraga hanya sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Secara umum tujuan pendidikan digolongkan menjadi tiga ranah/domain yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup tujuan berkenaan dengan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman, konsep, keterampilan berfikir, analisis, dan evaluasi. Ranah afektif mencakup tujuan berkenaan dengan nilai rasa, sikap, apresiasi, nilai sosial. Ranah psikomotor mencakup tujuan berkenaan dengan keterampilan gerak,sikap tubuh, kebugaran jasmani, dan kondisi fisik.

(27)

9 tujuan pendidikan jasmani jangka panjang adalah untuk menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan sehat lahir dan batin.

C. Pengertian Belajar

Belajar adalah adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha (Purwanto, 2011: 84). Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh manusia. Pendapat lain Winkel (2006: 53) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interkasi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan– perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.

Selanjutnya Suryabrata (2002: 203) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli tentang belajar, yaitu:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan.

2) Bahwa perubahan itu pada dasarnya adalah di dapatkannya kecakapan baru.

(28)

Kegiatan belajar sendiri tidak dapat di paksakan dari seseorang kepada orang lain, belajar harus di lakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar di atas, dapat di katakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang di timbulkan oleh suatu pengalaman dan mempegaruhi oleh lingkungan. Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang di lakukan individu.

D. Perkembangan Keterampilan Motorik

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki pergerakan yang tinggi. Pergerakan yang dilakukaan manusia terjadi dari lahir hingga meninggal dunia. Menurut Wuest & Bucher (2009: 64) motorik merupakan proses konsekuensi yang terjadi sepanjang hidup, yang dapat diartikan bahwa sepanjang makhluk hidup bernyawa pasti akan mengalami gerak Gerak atau juga dikenal dengan motorik terjadi akibat adanya koordinasi antara organ-organ pada tubuh. Pada manusia gerak terjadi melalui rangsangan yang diterima saraf yang dikirim ke otak dan otak memerintahkan pada otot untuk bergerak.

Menurut Ariyani dan Rini (2009: 12) “motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan spinal cord”.

(29)

Kemampuan motorik pada individu dapat ditingkatkan dengan berbagai macam aktivitas.Salah satu aktivitas yang efektif adalah pembelajaran motorik yang terkoordinasi melalui aktivitas jasmani.

Aktivitas jasmani dianggap efektif untuk mengajarkan gerak dikarenakan pada kegiatan jasmani manusia belajar konsep gerak dan bentuk gerak yang baik sehingga gerak yang tercipta menjadi efektif dan memiliki keindahan. Menurut Magill (2007: 247) belajar gerak adalah perubahan kemampuan seseorang untuk melakukan keterampilan yang harus disimpulkan dari peningkatan yang relatif permanen dalam kinerja sebagai hasil dari praktek atau pengalaman. Menurut Rahyubi (2012: 208) pembelajaran motorik diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan melalui gerak tubuh atau bagian tubuh yang spesifik untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh.

Pembelajaran gerak baik dilakukan dari usia dini. Pembelajaran yang dilakukan dari usia dini dengan memanfaatkan aktivitas jasmani akan membentuk gerakan yang baik, efektif, dan memberikan efek senang. Hasil tersebut akan diperoleh karena aktivitas jasmani dirancang dan dilaksanakan secara terprogram, terukur dan tidak bersifat memaksa sehingga tidak akan membebani pelakunya.

(30)

motorik baik dikombinasikan dengan aktivitas jasmani karena gerak pada aktivitas jasmani telah terprogram, terukur, dan memberikan efek senang.

1. Konsep Gerak

Gerak suatu benda dapat diamati melalui perubahan posisi dan perpindahan kedudukannya. Perubahan posisi yang dimaksud contohnya menekuk siku dan berjongkok, sedangkan perpindahan kedudukan atau tempat contohnya berjalan dan berlari. Mengenai gerak, Mahendra dan

Ma’mun (2006: 59) menjelaskan :

Dalam kamus bahasa Inggris kata gerak diterjemahkan sebagai sinonim

dari kata “motor” dan “movement”. Sesungguhnya pengertian kedua kata

ini berbeda. “Movement” adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari

luar dan mudah diamati, sedangkan “motor” adalah gerak yang bersifat

internal atau dari dalam, konstan, dan sukar diamati.

Sugianto (2003: 30) menjelaskan, “Bergerak adalah lawan dari diam; diam berarti tidak bergerak terhadap sekitarnya, sedangkan bergerak adalah bila

kedudukannya di dalam ruang dan waktu berubah.” Lebih lanjutSugianto

(2003: 49) mengemukakan, “Gerakan manusia dapat kita amati karena adanya perubahan posisi dari tubuh atau anggota tubuh dalam ruang dan waktu. Semua bentuk gerakan terjadi oleh karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya. Gaya di sini tidak lain adalah kontraksi otot.”

(31)

mengubah kedudukan pada suatu tempat karena alasan tertentu.” Smith

(1968) yang dikutip oleh Dwijowinoto (2003: 143) mengemukakan,

“Kemampuan gerak seseorang yang khas adalah hasil dari interaksi yang

kompleks dari pengaruh keturunan dan lingkungan.”. Adatiga unsur yang

menyebabkan terjadinya gerakan, yaitu: tulang sebagai alat penggerak, otot sebagai sumber penggerak dan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Otot merupakan sumber gerak yang dapat disamakan dengan motor listrik, karena mengubah tenaga kimia menjadi tenaga mekanis sehingga menyebabkan terjadinya gerakan tubuh. Oleh karena itu otot sering dimisalkan sebagai motor dari tubuh manusia. Tulang-tulang dari kerangka dan persendian merupakan satu kesatuan alat gerak yang memiliki kemungkinan gerak (range of motion) tertentu. Artinya tulang-tulang sebagai alat gerak dapat melakukan suatu gerakan sesuai dengan persendiannya dan kontraksi ototnya.

Berkaitan dengan pengertian gerak tersebut di atas, perlu dijelaskan pula mengenai gerak yang efisien. Dwijowinoto (2003: 142) menjelaskan, “Gerakan yang efisien adalah gerakan yang menopang keberhasilan

penampilan olahraga.

Sugianto (2003: 32) mengemukakan, “Berlari atau berenang dengan kecepatan yang tetap (artinya tidak mengubah-ubah kecepatan) lebih efisien daripada berlari atau berenang dengan selalu mengubah-ubah

kecepatan.” Lebih lanjut Sugianto (2003: 33) menyatakan, “Dari sudut

(32)

sedang/optimum (relatif), akan dapat dikontrol dan dikuasai serta mencapai hasil yang lebih baik.

2. Klasifikasi Gerak

Dilihat dari segi ruang dan jarak, gerakan dapat dibagi menjadi gerakan lokomotor dan non lokomotor. Mahendra dan Ma’mun (2006: 59) bahwa, “Gerakan lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya

perpindahan tempat seperti berjalan, berlari, melompat, melangkah, skipping, dan sliding. Gerakan non lokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan perpindahan tempat, seperti bertepuk tangan, melenting, berputar, dan meliukkan badan.

Supandi dan Seba (2003: 44) mengkategorikan gerakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:Gerakan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi ruang atau jarak (space) dan dari sistem otot. Dilihat dari segi ruang dan jarak (space) gerakan dibagi atas: 1) gerakan lokomotor dan 2) gerakan nonlokomotor. Ditinjau dari sistem otot gerakan dapat dibagi tiga, yaitu: 1) fleksi, 2) ekstensi, dan 3) rotasi. Fleksi adalah gerakan kontraksi otot yang menyebabkan gerakan membengkok. Ekstensi adalah gerakan meluruskan atau membentangkan yang berlawanan dengan fleksi. Rotasi adalah gerakan berputar pada satu sumbu.

Selanjutnya Gallahue (2002: 379) menyatakan, “Classify movement into the categories of locomotion, manipulation, and stability.” Sedangkan

(33)

gerakan manusia dalam tiga tipe, yaitu: “1) Gerakan translasional yaitu

gerakan yang berpindah-pindah tempat, 2) Gerakan rotasional yaitu gerakan berputar pada sumbu, 3) Gerakan oskilasional yaitu gerakan berayun.”

Gerakan refleks dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: Refleks bersyarat (conditional reflex) dan refleks tak bersyarat (unconditional reflex). Giriwijoyo (2002: 78) menjelaskan, “Refleks adalah gerakan involunter yang sangat cepat dan sangat efisien yang hanya akan melibatkan komponen saraf dan otot yang benar-benar diperlukan untuk gerakan itu.” Refleks bersyarat adalah gerakan-gerakan refleks yang terjadi karena suatu latihan, sedangkan refleks tak bersyarat adalah gerakan refleks yang terjadi secara otomatis tanpa melalui proses latihan. Gerakan dasar fundamental merupakan pola gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih kompleks.

(34)

3. Fase-fase Gerak

Arikunto (2007: 133) membagi fase-fase belajar motorik dalam 3 fase, yaitu:

a. Fase belajar motorik tingkat pertama yaitu perkembangan penguasaan koordinasi secara kasar.

b. Fase belajar motorik tingkat kedua yaitu perkembangan penguasaan koordinasi halus.

c. Fase belajar motorik tingkat ketiga yaitu penstabilan kemampuan koordinasi halus, kemampuan automatisasi, dan transfer kemampuan berbagai situasi dan kondisi.

Masing-masing fase perkembangan seperti yang dikemukakan diatas ditinjau berdasarkan tingkat keterampilan seseorang dalam memecahkan atau melaksanakan tugas-tugas gerakan olahraga. Pada fase pertama, jika dilihat dari sudut kemampuan koordinasi, maka fase belajar motorik tingkat pertama memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Arikunto(2007: 145) sebagai berikut:

1. Pada fase belajar tingkat pertama, individu yang belajar baru mampu memperlihatkan sruktur dasar garakan.

2. Penguasaan irama gerakan bagi individu yang masih ada pada fase belajar tingkat pertama ini masih sangat belum sempurna.

(35)

4. Secara sederhana luas gerakan dapat diartikan sebagai besarnya ruangan yang terpakai oleh bagian tubuh atau tubuh secara keseluruhan dalam pelaksanaan suatu gerakan.

5. Kelancaran gerakan adalah aliran gerakan, secara sederhana dapat diartikan sebagai kontinyuitas jalannya suatu gerakan.

6. Kecepatan gerakan.

E. Permainan Sepakbola

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat terpopuler di dunia. Tetapi siapa pencipta nya sampai sekarang masih menjadi perdebatan, hal ini di sebabkan gerakan dalam sepak bola merupakan gerakan alami manusia/gerakan sehari-hari yang di lakukan tanpa di sadari seperti berlari dan menendang.

Permainan sepakbola sekarang ini melalui proses yang panjang dan perlu dikaji. Larangan permainan sepakbola di inggris hanya berlangsung sementara saja. Ternyata masyarakat tetap antusias melakukan, bahkan para mahasiswa di inggris turut berpatisipasi. Pada abad ke 19 larangan permainan sepakbola dicabut, karena pemerintah inggris menyadari bahwa dengan permainan tersebut dapat dipakai untuk menyehatkan masyarakat.

1. Pengertian Sepakbola

(36)

gawangnyasendiriagartidakkemasukkan,(Sarumpaet,2002:5). Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya yang terdiri darisebelas pemain termasuk seorangpenjaga gawang. Permainanboleh dilakukandenganseluruhanggotatubuh selain tangan, kecuali penjaga gawang diperbolehkan menggunakan (Soekatamsi, 2004: 3). Menurut Remmy Muchtar (2002: 27) teknik sepakbola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain.Pemain yang memiliki fisik dan mental yang lebih dapat melakukan gerakan terampil ketika dalam permainan.Pada saat dalam permainan, pemain yang mampu berlari beberapa meter dalam suatu pertandingan, hampir menyamai kecepatan sprinter dan dapat menghadapi perubahan situasi permainan dengan cepat. Kemampuan pemain untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan dilapangan sepakbola (Joseph, 2009: 7).

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh selain tangan kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan, dan permainan ini mengutamakan kerjasama tim serta berusaha untuk memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan.

(37)

sebanyak-banyaknya. Pada saat permainan sedang berlangsung pemain harus mempunyai gerakan tubuh yang lentur dan mempunyai kecepatan, mental yang bagus .

2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Menurut Remmy Muchtar (2002: 27) teknik sepakbola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain. Menurut Herwin (2004: 21) permainan sepakbola mencakup dua kemampuan dasar gerak atau teknik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pemain meliputi:

a. Gerak atau teknik tanpa bola

Selama dalam permainan sepakbola, seorang pemain harus mampu berlari dengan langkah pendek maupun panjang, karena harus merubah kecepatan lari.Gerakan lainnya seperti berjalan,berjingkat, melompat, meloncat, berguling, berputar, berbalik, berbelok dan berhenti tiba-tiba.

b. Gerak atau teknik dengan bola

Untuk mampu bermain sepakbola dengan baik,seorang pemain dituntut untuk menguasai bola dengan sebaik-baiknya ketika menerima bola, kemampuan gerak dengan bola ini meliputi: 1) Pengenalan bola dengan bagian tubuh (ball feeling). 2) Menendang bola(passing).

(38)

menendang bola kegawang(shooting). 4) Menggiring bola(dribbling).

5) Kontrol bola.

6) Menyundul bola (heading) untuk bola lambung atau bola atas.

7) Gerak tipu (feinting) untuk melewati lawan.

8) Merebut bola (tackling/ sheilding) saat lawan menguasai bola.

9) Melempar bola (throw-in) bila bola keluar lapangan untuk menghidupkan permainan.

Menurut Sucipto, dkk.(2000: 17) untuk bermain sepakbola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stopping), menggiring (dribbling), menyundul(heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goalkeeping).

a. Menendang (Kicking)

(39)

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 17) Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan.

Pemainyang memilikiteknikmenendangdenganbaik, akan dapat bermain secara efisien.Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang(shootat the goal) dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 17-21) Dilihat dari perkenaan bagian kaki kebola, menendang dibedakan beberapa macam, meliputi:

1) Menendang dengan kaki bagian dalam (instep) pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing).

2) Menendang dengan kaki bagian luar (outside) pada umumnyateknik menendang dengan kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing).

3) Menendang dengan pungung kaki(instep) pada umumnya teknik menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang(shooting at the goal).

(40)

b. Mengontrol B ola(controling) atau Stopping

Menurut Herwin (2004: 40), yang harus diperhatikan dalam teknik mengontrol, menerima,dan menguasai bola.Antara lain adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap lajunya bola selalu harus dilakukan oleh pemain,baik saat bola melayang ataupun bergulir.

2) Gerakan menahan lajunya bola dengan cara menjaga stabilitas dan keseimbangan tubuh, dan mengikuti jalannya bola (sesaat bersentuhan antara bola dengan bagian tubuh).

3) Pandangan selalu tertuju pada bola saat menerima bola, setelah bola dikuasai, arahkan bolauntuk gerakan selanjutnya seperti mengoper bola atau menembak bola.

Menurut Sucipto,dkk. (2000: 22) Mengontrol bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunakannya bersamaan dengan teknik menendang bola.tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang padaumumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha dan dada.

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 22-27) bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah sebagai berikut:

(41)

b) Mengontrol bola dengankaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ketanah dan bola di udara sampai setinggi paha.

c) Mengontrol bola dengan kaki bagian luar mengontrol bola dengan kaki bagian luar pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ketanah dan bola di udara sampai setinggi paha.

d) Mengontrol bola dengan punggung kaki pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ketanah dan bola di udara sampai setinggi paha.

e) Mengontrol bola dengan telapak kaki mengontrol bola dengan telapak kaki pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah dan bola di udara sampai setinggi paha.

f) Mengontrol bola dengan paha.

g) Mengontrol bola dengan paha pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola di udara sampai setinggi paha.

h) Mengontrol bola dengan dada mengontrol bola dengan paha pada umumnya digunakan untuk mengontrol bola di udara sampai setinggi dada.

(42)

1. Posisi badan segaris dengan datang nya bola dan posisi kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk

2. Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan garis dengan datang nya bola.

3. Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam/mata kaki.

4. Kaki penghenti mengikuti arah bola dan kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah badan (terkuasai).

5. Pandangan mengikuti jalannya bola sampai bola berhenti. 6. Kedua lengan dibuka di samping menjaga kesimbangan.

F. Alat Bantu

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

(43)

terhadapsiswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 25-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pemebelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujaun pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga.

(44)

dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti : gambar, bagan, dan grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitup panjang, lebar, dan tinggi (seperti benda asli, alat tiruan sederhana, dan barang contoh).

Dalam penelitian tindakan ini alat bantu yang akan digunakan adalah: 1. Bola plastik anak-anak.

2. Bola yang terbuat dari plastik yang di dalam nya terisi kerikil dan kertas. 3. Bola plastik di bungkus karet ban dalam mobil

Gambar 1. Bola plastik yang di dalamnya diisi plastik dan batu kecil.

- Anak

(45)

Gambar 3. Bola yang terbuat dari plastik kantung asoy yang di balut dengan karet ban dalam mobil.

Penggunaan alat bantu diatas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran pendidikan jasmani dikatakan berhasil apabila :

1. Jumlah Waktu Aktif Berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak.

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif. 3. Prosespembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.

4. Guru penjasorkes terlihat langsung dalam proses pembelajaran.

G. Kerangka Pikir

(46)

Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola terbuat dari plastik, bola pastik anak-anak ysng di dalamnya terisi gumpalan kertas, krikil, dan palastik yang di gumpal dibentuk menyerupai bola yang dibalut dengan ban dalam mobil.yang sudah dimodifikasi yang relatif lebih ringan dan mudah. Pada siklus pertama menggunakan bola plastik anak-anak yang di dalamnya berisi plastik asoy dan krikil, pada siklus yang ke dua bola yang terbuat dari plastik yang dibentuk menyerupai bola, dan pada siklus yang ke tiga menggunakan plastik dimana plastik tersebut dibakut dengan ban dalam mobil. Hal ini dapat memeberin kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar seperti yang diharpkan, karenan anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan dasar menerimbola atau stopping bola.

(47)

H. Penelitian yang Relevan

Dalam hal ini penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Capricorni Hutapea (2013).Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Shooting Pada Permainan Sepak Bola Melalui Gaya Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa hasil belajar Shooting bola dengan ujung kaki bagian dalam pada siklus I sebesar 67.5%, kemudian meningkat menjadi 87.5% pada siklus II. Hasil belajar nilai rata-rata Shooting bola dengan ujung kaki bagian dalam siswa siklus I secara keseluruhan masih mencapai 72.5%. Kemudian pada siklus II berdasarkan hasil refleksi ternyata membawapeningkatan menjadi 80%.

(48)

3. Ardiansyah Padang.(2013) Judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Pada Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan Media Gawang Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Yayasan Pendidikan Sabilina Tembung Tahun Ajaran 2012/2013. hasil penelitian yang diperoleh bahwa hasil belajarpassing bola dengan kaki bagian dalam pada siklus I sebesar 60% kemudian meningkat menjadi 35 siswa (87.5%) tuntas dan 5 siswa (12,5%) yang tidak tuntas pada siklus II. Hasil belajar passing bola dengan kaki bagian dalam siswa siklus I secara keseluruhan masih mencapai 72.25%. Kemudian pada siklus II berdasarkan hasil refleksi ternyata membawa peningkatan menjadi 80,2%.

I. Hipotesis

Semua istilah hipotesis dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo

(sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan

pernyataan sementara yang masih lemah kebenaran nya. Maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1973: 18 dan Tuckman, 1982: 5). Selanjut nya Sudjana (2002: 219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai satu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu yang sering di tuntut untuk melakukan pengecekan nya.

(49)

1. Apakah dengan memodifikasi bola berupa bola yang terbuat dari plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar Lampung ?

2. Apakah dengan memodifikasi bola berupa bola karet dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar stopping bola pada siswa SMP N 8 Bandar Lampung ?

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Peneletian

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menurut Arikunto Suharsin (2002: 136) metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecah masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “di coba sambil berjalan”

dalam menditeksi dan memecahkan masalah. (Suharsimi Arikunto 2008:82).

Jadi jenis ini salah satu yang nyata dimana antar guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut.. Adapun ciri–ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan–perkembangan baru yang lebih kuat.

(51)

Skema Pelaksanaan Tindakan

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Muhajir, 1997). Keterangan gambar :

SI : Siklus I SII : Siklus II SIII : Siklus III 1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan dan juga instrument untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji ketelaksanaan rancangan.

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas.

(52)

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan, ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil lebih baik dari sebelumnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian:

SMP N 8 Bandar Lampung. 2. Pelaksanaan penelitian:

Penelitian dilaksanakan selama satu bulan (September 2014).

C. Subjek Penelitian

(53)

D. Persiapan Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran direncanakan terbagi atas 3 siklus. Adapun yang akan dijadikan penelitian tindakan kelas adalah menggunakan alat yang di modifikasi dapat meningkatkan keterampilan stopping bola lambung.

2. Tindakan

Tindakan penelitian ini terdiri dari siswa, guru dan teman sejawat yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Siswa, gunanya untuk mendapatkan data yang hasil belajar dan aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.

b. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan bantuan alat yang di modifikasi pada keterampilan gerak dasar stopping bola lambung.

3. Observasi

Teknik yang digunakan yaitu : a. Teknik

(54)

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Penerapan terakhir adalah refleksi hasil dari siklus dari PTK.

4. Refleksi

Data hasil pengamatan hasil belajar siswa selanjutnya dilakukan analisis data sebagai kajian untuk melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui perkembangan yang diperoleh dari penerapan alat yang di modifikasi pada gerak dasarstopping bola lambung pada siklus I, II, dan III.

E. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan dari empat komponen pokok yang menunjukkan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Hubungan keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali keasal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang digambarkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Rencana

(55)

2) Menyiapkan peralatan bola yang terbuat dari plastik untuk proses pembelajaran, seperti bola yang sudah di modifikasi dan bola asli.

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

2) Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan stopping bola lambung yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru, lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang di contohkan.

c. Pelaksanaan Pada Siklus Pertama :

1) Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.

(56)

maju untuk mempraktekkan gerakanstopping bola dengan bantuan guru didepan (memgamgkat kaki satudari sikap berdiri siap, dibantu oleh guru).

3) Sikap Akhir : Posisi badan kedepan teman yang melakukan bola lambung sedangkan posisi kaki menerima bola atau stoppingdengan tumpuan berat badan pada kaki yang menginjak

tanah.

4) Setiap siswa melakukan gerakan stopping atau menerimabola yang dilambungkan sebanyak3 kali pengulangan.

5) Di berikan pengulangan gerakan stopping atau menerima bola yang dilambungkan secara berurutan.

6) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes instrumen stopping bola lambung.

7) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

d. Observasi

(57)

e. Refleksi

1) Dari data hasil observasi dapat disimpulkan. 2) Merencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus Kedua

a. Rencana

1) Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

2) Menyiapkan perlatan bola yang terbuat dari karet gelang yang sudah dimodifikasi untuk proses pembelajaran.

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

(58)

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukanstopping atau menerima bola yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru, lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang di contohkan.

c. Pelaksanaan Pada Siklus Kedua.

1) Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.

2) Pelaksanaan : Siswa berpasangan dengan jarakpada sap 1 dan 2 mundur dan sap 3 dan 4 seperti sap 1 dan 2 memberi jarak lalu maju untuk mempraktekkan gerakanstopping bola dengan memakai kaki bagian dalam dengan bantuan guru didepan (mengamatkan kaki satudari sikap berdiri siap, dibantu oleh guru).

3) Sikap Akhir : Posisi badan kedepan temand yang melakukan bola yang dilambungkan sedangkan posisii kaki menerima atau stopping bola dengan menggunkan kaki bagian dalamdengan tumpuan berat badan pada kaki yang menginjak tanah.

4) Setiap siswa melakukan gerakan stopping atau menerima bola yang dilambungkan sebanyak 3 kali pengulangan.

(59)

6) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes instrument stopping bola.

7) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

d. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan. Penilaiam stopping bola lambung menggunakan bola sesungguhnya.

e. Refleksi

1) Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.

2) Jika siswa belum mencapai ketuntasan maka dilakukan siklus selanjutnya.

3. Siklus Ketiga

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

(60)

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan kedua.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

2) Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan stopping yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru, lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang dicontohkan.

c. Pelaksanaan pada Siklus Ketiga :

1) Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.

(61)

3) Sikap Akhir : Posisi badan kedepan temand yang melakukan bola yang dilambungkan sedangkan posisi kaki menerima atau stopping bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dengan tumpuan berat badan pada kaki yang menginjak tanah.

4) Setiap siswa melakukan gerakan stopping atau menerimabola yang dilambungkan sebanyak3 kali pengulangan.

5) Di berikan pengulangan gerakan stopping atau menerima bola yang dilambungkan secara berurutan.

6) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes instrument stopping.

7) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

d. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan. Penilaiam stopping bola lambung menggunakan bola sesungguhnya.

(62)

F. Instrumen Penelitian

Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (2007: 58) Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) disetiap siklusnya.

Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikasi dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gera dasar stopping bola bentuk indikatornya: (1) Sikap Awal (2) Sikap Pelaksanaan (3) Sikap Akhir, (Soekatamsi 2005: 102).

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentse Keberhasilan

� = �

�× 100% (Subagio dalam Surisman, 1997) Keterangan :

(63)

Efektivitas

=

� �−��

��

100%

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

E = Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn = Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi = Rerata tes awal

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian, pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasul penelitian tindakan dengan alat bantu pembelajaran sebagai berikut:

1 Bola plastik yang dimana bola dalam tersebut telah disi plastik siswa dapat mepermudah dalam melakukan pembelajaran gerak dasar stopping kearah bola yang dilambungkan berpasangan.

2 Modifikasi bola plastik dimana bola tersebut telah diisi dengan batu krikil siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar stopping kearah kaki bagian dalam.

(65)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran bagi:

1. Siswa

Hendaknya siswa belajar dan memperbanyak intensitas latih agar mendapat hasil yang maksimal.

2. Guru

Menambah metode pembelajaran yang inovatif agar terciptanya siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar.

3. Peneliti

(66)

Arikunto, Suharsimi . 2010, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi kelima. Jakarta Rineka Cipta.

. (2008). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bumi. Arikunto, Suharsimi, 2008. Belajar Motorik. Jakarta :PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi, 2007. Belajar Motorik. Jakarta: PT. Rine Cipta.

Ariyani, R.D. & Rini, S.N. (2009). Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 4-5 tahun di tk Aisyiyah bustanul athfal 7 semarang. Jurnal Keperawatan, 1, 235-524.

Arsyad, Azhar. 2005, edia Pembelajaran,ed. I, cet. 6, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dwijowinoto, Kasio. 2003. Dasar-dasar IlmiahKepelatihan. (Pate, Rusel, R, Mc Clenaghan,Bruce, dan Rotella, Robert, terjemahkan). IKIP Semaramg Press (karya asli diterbitkan 1984).

Kerlinger. 2003. Metode penelitian. Jakarta: Erlangga

Engkos, Kosasih. 2005. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akamedika Pressindo C.V.

Giriwiryo, Y. S. Santoso. 2002. Ilmu Faal Olahraga. FPOK-IKIP . Bandung. Hamzah, Amir. 2008. Media Audio-viisual. PT. Gramedia: Jakarta

Harsuki, 2003. Perkembangan olahraga terkini kajian para pakar. Jakarta: koni. Herwin. 2004. Keterapilan Sepakbola Dasar. Diklat. Yogyakarta: FIK UNY. Debdiknas. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Lutan, Rusli, dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan

(67)

Magill, R.A. (2007). Motor learning and control: Concepts and applications (8�ℎ ed.). New York: McGraw-Hill.

Muhajir 2009: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga. Munandi, Y. 2009: Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Belajar. Remmy Muchtar. 2002. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media.

Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media.

Sarumpaet. Dkk. 2002. Permainan Bola besar: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Proyek Pebinaan Tenaga Pendidikan.

Sisdiknas. 2003. Kurikulum 2013. Kemdiknas Tentang Kurikulum 2013. Sisdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 4, Tahun 1950, tentang Sistem

herwin.

Soekatamsi. 2004. Permainan Sepakbola. Solo: Tiga Serangkai

Soekatamsi. 2005. Permainan Sepakbola. 1 Jakarta: Departemen perndidikan dan Kebudayaan.

Sucipto. 2000. Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Sugianto, 2003. Keterampilan Gerak Dasar. Universitas Terbuka. Supandi dan Seba. 2003. Teori Belajar Motorik. Bandung. FPOK.

Suryabrata. 2002. Psikologis Pendidikan Olahraga. Jakarta PT Raja Gravindo Persada.

Winkel, 2006. Psikologs Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Wuest, D.A. & Bucher, C.A. (2009). Foundation of physical education, exercise,

(68)
(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel                                                                                                                               Halaman
Gambar 1. Bola plastik yang di dalamnya diisi plastik dan batu kecil.
Gambar 3. Bola yang terbuat dari plastik kantung asoy yang di balut dengan karet ban dalam mobil
Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Muhajir, 1997).

Referensi

Dokumen terkait

PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER).. MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lama perendaman dan konsentrasi enzim proteolitik berpengaruh terhadap kadar protein dan organoleptik daging kambing, kadar

This research aims to investigate whether or not the language skills materials in “The Bridge English Competence 2” textbook are compatible with indicators in language skills of

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan

Adapun orang yang diundang oleh allah untuk melaksanakan puasa hanyalah orang-orang yang beriman, selain orang yang beriman tidak mendapatkan undangan allah

Keterkaitan antara temuan dalam penelitian ini dengan penelitian yang relevan adalah terdapat perbedaan yang tidak jauh sebab penelitian yang relevan yang

Proses pembelajaran sebelum penelitian hanya 4 siswa (19%) yang mampu mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, kemudian peneliti menerapkan metode bermain peran meningkatkan