• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJUANGAN ADITYAWARMAN DI KERAJAAN DHARMASRAYA NUSANTARA TAHUN 1339-1376

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERJUANGAN ADITYAWARMAN DI KERAJAAN DHARMASRAYA NUSANTARA TAHUN 1339-1376"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PERJUANGAN ADITYAWARMAN DI KERAJAAN DHARMASRAYA NUSANTARA

TAHUN 1339-1376

Oleh Charles Robenta

0913033078 Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program StudiPendidikanSejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERJUANGAN ADITYAWARMAN DI KERAJAAN DHARMASRAYA NUSANTARA

TAHUN 1339-1376 Oleh

Charles Robenta

Pada masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi, Adityawarman diangkat sebagaiWreddhamantri, atau perdana menteridi Kerajaan Majapahit.Pada tahun 1339 Masehi, Adityawarman menjadi utusan Majapahit untuk menaklukan Kerajaan Dharmasraya.Kerajaan Dharmasraya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan terdahulu yaitu Singasari. Akan tetapi setelah runtuhnya Kerajaan Singasari dengan otomatis wilayah kekuasaan yang ada di seberang Tanah Jawa sulit dikendalikan,bahkan Kerajaan Majapahit sebagai penerus dari Kerajaan Singasari juga belum mampu mengendalikannya. Dengan demikian maka wilayah kekuasaan Singasari di Sumatra berhasil dikuasai oleh Kesultanan Aru-Barumun yang ada di bagian Utara Sumatra. Maka penaklukan ke Sumatera dilakukan untuk merebut kembali Kerajaan Dharmasraya yang merupakan wilayah kekuasaan Majapahit dari KesultananAru-Barumun.

Rumusanmasalahdalampenelitianiniadalah: BagaimanakahProses Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376. Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian historis.Variabel dalam penelitian iniadalah variable tunggal yaitu perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik kepustakaan dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data Kualitatif.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

(7)

1. Kerajaan Dharmasraya ... 26

1.1. Asal Usul Adityawarman ... 29

1.2. Sosok Adityawarman ... 30

1.3. Awal Karir ... 32

1.3.1. karier di Majapahit... 32

2. Proses Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339- 1376... 37

2.1 Persiapan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya ... 37

2.1.1. Peroses Persiapan Penaklukan dan Taktik Strategi Perang ... 38

2.2 Pelaksanan Aditywarman Dalam Pembebasan Kerajaan Dharmasraya dari Kesultanan Aru Barumun Serta Penaklukan Kerajaan... 39

2.2.1. Perluasan Kerajaan Dharmasraya... 41

2.2.2.Pengangkatan Aditywarman dari Raja Bawahan Menjadi Raja ... 44

2.2.3. Tugas Raja Bawahan ... 51

2.2.4. Faktor Yang Mendorong Aditywarman Melepaskan Diri Dari Bawah Naungan Kerajan Majaphit ... 52

2.2.5. Mendirikan Kerajaan Baru yang Mandiri ... 53

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerajaan Dharmasraya adalah kerajaan yang terletak di Sumatera, berdiri

sekitar abad ke-11 Masehi.Lokasinya terletak di Selatan Sawahlunto,

Sumatera Barat sekarang, dan di Utara Jambi. Kerajaan Dharmasraya

merupakan sebuah Kerajaan yang dianggap penting dikarenakan memiliki

wilayah yang berada dalam jalur perdagangan di Selat Malaka dan memiliki

tambang emas.Eksistensi kerajaan tersebut selalu diakui oleh berbagai

Kerajaan di Semenanjung Melayu dan sekitarnya.Pada perkembangannya,

Kerajaan Dharmasraya berhasil ditaklukan oleh Kerajaan Singasari pada saat

Ekspedisi Pamalayu yang dicetuskan oleh Raja Sri Kertanegara.

Adityawarman erat kaitannya dengan Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan

oleh Kerajaan Singasari.Ketika para pasukan tentara Kerajaan Singasari telah

menyelesaikan tugasnya,mereka membawa pulang dua putri Melayu yang

bernama Dara Petak dan Dara Jingga.Pararaton menjelaskan sebagai berikut:

(9)

Dari perkawinan itu lahirlah Adityawarman yang memiliki darah Melayu dari

ibunya. Hubungan antara Adityawarman dengan Jayanagara adalah saudara

sepupu sesama cucu Raja Melayu dari Kerajaan Dharmasraya.Hubungan

kekeluargaan yang begitu dekat, maka ketika Jayanagara menjadi Raja,

Adityawarman dikirim sebagai duta besar Majapahit untuk Cina selama dua

kali yaitu pada tahun 1325 dan 1332 Masehi. Pengiriman Adityawarman

sebagai utusan Majapahituntuk mengusahakan perdamaian antara Majapahit

dengan bangsa Mongol, pasca terjadinya perselisihan dan peperangan pada

masa Singasari dan zaman Raden Wijaya.

Pada masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi, Adityawarman diangkat

sebagai Wreddhamantri, atau perdana menteridi Kerajaan

Majapahit.Kedudukan Adityawarman di Majapahit lebih tinggi dari Gajah

Mada pada waktu itu.Pada saat pelantikan Gajah Mada menjadi Patih

Amangkubhumi Kerajaan Majapahit, beliau mengucapkan sumpah yang

bernama Sumpah Palapa. Sumpah Palapa berisi tentang wilayah-wilayah di

Nusantara yang akan disatukan di bawah kekuasaan Majapahit. Salah satu

wilayah yang akan disatukan yaitu Kerajaan Dharmasraya di Sumatera.

Sumpah Palapa Gajah Mada berbunyi sebagai berikut:

Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, Lamun kalah ring Gurung, ring Seran, Tangjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasek, samana ingsun amukti palapa”.

(10)

“Jika telah berhasil menundukkan Nusantara, saya baru akan istirahat.Jika Gurun,Seran,Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, telah tunduk, saya baru akan istirahat” (Slamet Muljana, 2005: 249).

Pelaksanaan Sumpah Palapa Gajah Mada ini di awali dengan menaklukan

Kerajaan Dharmasraya. Untuk melaksanakan penaklukan tersebut, Ratu

Tribhuwanattunggadewi mengutus panglima Kerajaan Majapahit untuk

menjalankan penaklukan ke Sumatera. Kerajaan Dharmasraya merupakan

wilayah kekuasaan Kerajaan terdahulu yaitu Singasari, tetapi setelah

runtuhnya Kerajaan Singasari dengan otomatis wilayah kekuasaan yang ada

di seberang Tanah Jawa sulit dikendalikan. Kerajaan Majapahit sebagai

penerus dari Kerajaan Singasari juga belum mampu mengendalikannya,

dengan demikian wilayah kekuasaan Singasari di Sumatera berhasil dikuasai

oleh Kesultanan Aru-Barumun yang ada di bagian Utara Sumatera.

Dalam menjalankan misi penaklukan/ perluasanseorang panglima perangatau

Menteri kerajaan mebutuhkan namanyaperjuangan.Perjuanganmerupakan

suatu usaha yang penuh kesukaran dan bahaya, dilakukan dengan kekuatan

fisik maupun mental untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Moedjanto bahwa perlawanan atau reaksi rakyat di Nusantara

mempunyai ciri-ciri, yaitu: perlawanan/ perjuangan bersifat kedaerahan atau

lokal, yang menggantungkan pada tokoh kharismatik.Sementara perjuangan

setelah tahun 1900, mempunyai ciri, yakni: perjuangan bersifat nasional,

strategi perjuangan diplomasi, serta perjuangan dengan organisasi

modern(Moedjanto, 1988: 25). Menurut Slamet Muljana perjuangan

(11)

proses dalam menjalankan perjuangan serta berusaha sekeras-kerasnya untuk

melaksanakan cita-citanya, dan untuk mencapai tujuan yang tinggi .seperti

seorang perajurit yang mengumpulkan jasa dengan mempertaruhkan jiwanya

untuk memenangkan dalam peperangan (Slamet Muljana, 1983: 138)

Faktor yang mendorong Kerajan Majapahit untuk menguasai Kerajaan

Dharmasraya, dikarenakan Dharmasraya terletak di daerah strategis yang

merupakan tempat bertemunya perdagangan asing di Selat Malaka yang ingin

mencari rempah-rempah, lada pada saat itu merupakan komoditi yang sangat

laris untuk di perdagangkan, tetapi tidak hanya lada yang menjadi komoditi

dalam perdangangan saat itu melainkan lilin lebah, gading, tanduk burung

enggang, kayu gaharu, damar kayu tusam, dan tanduk badak juga menjadi

komoditi yang sangat laris di pasar (Uli Kozok, 2006: 21).

Mengandalkan kekuatan militer pasukan tentara Majapahit, Adityawarman

memimpin pasukannya melakukan penaklukan ke Sumatera yang dilakukan

dalam bentuk serangan militer. Adityawarman berusaha keras untuk

mencapai keinginan untuk menjadikan penguasa di Sumatera. Dilihat dari

garis keturunan, Adityawarman adalah cucu raja Kerajaan Dharmasraya yang

bernama Tribuanaraja Mauliwarmadewa. Atas dasar itu, Adityawarman

berhak atas tahta Kerajaan Dharmasraya. Kemudian timbul keinginannya

untuk mendirikan Kerajaan yang mandiri.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji

lebih terkait mengenai Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya

(12)

B. Analisis Data

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

yang dapat diidentifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor penyebab perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya

Nusantara tahun 1339-1376.

2. Bentuk perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara

tahun 1339-1376.

3. Proses perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara

tahun 1339-1376.

2. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas, maka masalah dalam

penelitian ini akan dibatasi pada ProsesPerjuangan Adityawarman di

Kerajaan Melayu Nusantara tahun 1339-1376.

3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalahBagaimanakah Proses

Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-

1376 ?

C.Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian.

(13)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Proses Perjuangan

Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari

penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada:

1. Peneliti sebagai syarat seorang mahasiswa dalam meyelesaikan

perkuliahan pendidikan sejarah untuk mendapatkan gelar sarjana.

2. Mahasiswa pendidikan sejarah maupun pada pihak-pihak yang

membutuhkan supaya bertambahnya wawasan ilmu pengetahuan

mengenai perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya

Nusantara tahun 1339-1376.

3. Guru sejarah hendaknya mampu menyajikan materi tentang sejarah

Kerajaan Melayu, khususnya perjuangan Adityawarman di Kerajaan

Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian : Kerajaan Melayu

2. Subjek Penelitian : Perjuangan Adityawarman

3. Tempat Penelitian :Perpustakaan Umum, Perpustakaan Daerah.

4. Waktu Penelitian : Tahun 2013

5. Temporal : Tahun 1339 hingga Tahun 1376

(14)

REFERENSI

Slamet muljana. 1983. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Intiidayu Press: Jakarta. Halaman 176

Slamet muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). LkiS: Yogyakarta. Halaman 249

Amir Sjarifoedin. 2011. Minangkabau: Dari Dinasti Iskandar Zulkainain Sampai Tuanku Imam Bonjol. PT. Gria Media Prima: Jakarta. Halaman 211.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

A. Tinjauan Pustaka

1.Konsep Perjuangan

Perjuangan merupakan suatu usaha yang penuh kesukaran dan bahaya,

dilakukan dengan kekuatan fisik maupun mental untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Menurut Moedjanto bahwa perlawanan atau reaksi rakyat di

Nusantara mempunyai ciri-ciri, yaitu: perlawanan/ perjuangan bersifat

kedaerahan atau lokal, yang menggantungkan pada tokoh

kharismatik.Sementara perjuangan setelah tahun 1900, mempunyai

ciri, yakni: perjuangan bersifat nasional, strategi perjuangan

diplomasi, serta perjuangan dengan organisasi modern (Moedjanto,

1988: 25).

Perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan,

peperangandan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai

kemerdekaan. Perjuangan mempunyai arti luas, sehingga apa yang

dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan

(16)

Menurut Slamet Muljana perjuangan seseorang harus berusaha

sekeras-kerasnya untuk melaksanakan cita-citanya, dan untuk

mencapai tujuan yang tinggi seperti seorang perajurit yang

mengumpulkan jasa dengan mempertaruhkan jiwanya untuk

memenangkan dalam peperangan (Slamet Muljana, 1983: 138)

Meskipun demikian, dalam perjalanan sejarah umat manusia,

munculnya perjuangan pahlawan bukan terbatas dari hasil perjuangan

fisik namun juga melalui usaha atau kegiatan di bidang pemikiran

dalam rangka mengadakan perubahan besar untuk kepentingan umum,

sehingga muncul Pahlawan-pahlawan (Uka Tjandrasasmita, 1983:20).

Selanjutnya C.S.T. Kansil dan Julianto dalam bukunya sejarah “perjuangan pergerakan kebangsaan Indonesia menyatakan,

perjuangan adalah usaha perintis yang mengantarkan sebuah bangsa kedepan suatu gerbang kemerdekaan dengan segala bentuk pengorbanan- pengorbanannya” (C.S.T. Kansil, 1984: Halaman 1). Sedangkan menurut G.S.Diponolo, “Perjuangan adalah mengadu

kekuatan fisik atau mental untuk mencapai tujuan” (G.S.Diponolo,

1975: Halaman 234).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat dikatakan bahwa dalam

penelitian ini perjuangan diartikan sebagai usaha yang dilakukan

dengan penuh pengorbanan dan bahaya baik dalam bentuk peperangan

maupun diplomasi dalam pencapaian tujuan agar sesuai dengan

(17)

2. Konsep Melayu

Melayu merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut orang-orang

yang mendiami wilayah di sepanjang Pesisir Semenanjung Melayu.

Menurut pendapat Marsden Wiliam yang mengartikan Melayu

merupakan sebutan orang-orang Malayo atau Melayu yang dipakai

untuk membedakan mereka dari penghuni pulau Sumatra lainnya.

Meskipun istilah tersebut juga digunakan untuk menyebut penduduk

pantai di Semenanjung dan banyak pulau lain disekitarnya (Marsden

Wiliam, 2008: 44).

Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu

berasal dari Sumatera.Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan

bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan

Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian

menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 SM hingga

1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang keIndonesia

sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM (Tanahimpian, Diakses pada 26

Maret 2013 ).

Menurut pendapat Slamet Muljana, istilah Melayu berasal dari kata

Malaya yang dalam bahasa Sanskerta bermakna “bukit”. Melayu

merupakan nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama

ibukotanya (Slamet Muljana, 2005: 62).Berdasarkan keterangan Abu

Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi Persia, yang

pernah mengunjungi Asia Tenggara pada tahun 1030 dan menulis

(18)

Hindia) yang menyatakan bahwa ia mengunjungi suatu negeri terletak

pada garis khatulistiwa pulau penghasil emas yakni Pulau Sumatra

(wikipedia, Diakses pada 3 Maret 2013).

Menurut pendapat Uli Kozok, Pupuh 13 Negarakrtagama, yang selesai

dikarang pada tahun 1365, mencatat 24 negaradi “Bumi Malayu” yang

mengakui kedaulatan Majapahit mulai dari Barus dan Lamuri(Aceh)

di utara sampai Lampung di Selatan Pulau Sumatra. Sudah jelas

bahwa "Bumi Malayu" di sini merujuk kepada Sumatra secara

keseluruhan dan bukan kepada kerajaanMalayu Adityawarman (Uli

Kozok, 2006: 17).

Berdasarkan pendapat yang diuraikan oleh beberapa para ahli di atas

dapat dikatakan bahwa Melayu merupakan sebutan untuk orang-orang

yang mendiami wilayah di sepanjang Pesisir Semenanjung Melayu

namun dalam segi sejarah Melayu bermaknakan sebagai “bukit”.

Serta seluruh wilayah yang berada di Pulau Sumatra dari Lamuri

(Aceh) di utara sampai Lampung di Selatan Pulau Sumatra disebut

dengan Melayu. Namun peneliti hanya membahas mengenai wilayah

kekuasan Adityawarman tidak membahas wilayah Melayu secara

keseluruhan dari Aceh sampai Lampung.

3. Konsep Nusantara

Nusantara merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan

Wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatra sampai

(19)

abad (abad 12 hingga abad 16) untuk menggambarkan konsep

kenegaraan yang dianut Majapahit (wikipedia, Diakses pada 23

Januari 2013: 1).

Nusantara adalah area yang tidak mencerminkan kebudayaan Jawa, tetapi termasuk ke dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka menikmati otonomi yang cukup luas dan kebebasan internal, dan Majapahit tidak merasa penting untuk menempatkan birokratnya atau tentara militernya di sini akan tetapi, tantangan apa pun yang terlihat mengancam ketuanan Majapahit atas wilayah itu akan menuai reaksi keras. Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan koloni di Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya(Padma Sanjaya, Diakses pada 19 Agustus 2013: 1).

Nusantara adalah suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan

kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak

diantara samudera Pasifik dan Samudera Hindia (Indonesia) serta

diantara benua Asia dan benua Australia (Tontowi Amsia, 2008: 5).

Sedangkan dalam rangkaian dari NUSA dan ANTARA yang diartikan

sebagai tanah air Indonesia yaitu kesatuan wilayah perairan, persatuan

dan gugusan NUSANTARA dan DWIPANTARA yang berarti

”Pulau-pulau yang diantara benua” Sedangkan pengertian benua pada

zaman kuno adalah (Benua) zaman modern disebut benua Asia dan

(20)

Berdasarkan faham “posisi anatar yang bersifat dunia” adalah

perwujudan Nusantara (kepulauan) yang memiliki posisi yang bersifat

dunia. Dengan kata lain nusantara adalah suatu negara kepulauan yang

menduduki posisi silang (Tontowi Amsia, 2008: 8).

Menilik dari segi sejarah, kata “Nusantara” pertama kali tertulis dalam

literatur berbahasa Jawa sekitar abad ke-12 sampai 16.Penggunaan kata “Nusantara” semakin dikenal ketika Patih Amangkubumi

Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada mengucapkan Sumpah Palapa pada tahun 1258 Saka (1336 M).kata “Nusantara” bermakna daerah yang

berada di luar pengaruh kebudayaan Jawa atau berada di seberang Jawadwipa (Pulau Jawa), terpisah oleh laut, dan menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit (Bugiskha, diakses pada 07 May 2013).

Berdasarkan pendapat yang diuraikan oleh beberapa para ahli di atas

dapat katakan bahwa yang dimaksud dengan Nusantara adalah nama

pulau pulau atau gugusan yang membentang dari Sabang sampai

(21)

B. Kerangka Pikir

Tribhuwanatunggadewi naik tahta menjadi Raja Majapahit dan

mundurnya Aria Tadah menjadi patih Amangkubhmi, Pada tahun 1334

Gajah Madadiangkat menjadi Patih Amangakubumi oleh TribuwanatunggadewiAtas jasayang diberikannya kepada Majapahit selama ini, saat upacara pengangkatannya sebagai patih Amangkubhmi.

Gajah Mada menyatakan program politiknya yang berisikan tentang perluasan wilayah kekuasaan Majapahit di Nusantara tidak terkecuali

untuk penaklukan wilayah di Sumatra. Pengiriman pasukan ke Sumatra

untuk menaklukan Kerajaan Dharmasraya atau Kerajaan yang ada di

Melayu, hasil pengiriman pasukan Majapahit ke Melayu akan

memperluas pengaruh Jawa di Sumatra.

Adityawarman yang dilahirkan dengan mewarisi darah Melayu dari

ibunya Darah Jingga dan Jawa dari bapaknya Mahesa Anabrang, menjadi

tokoh yang dipilih Majapahit, terutama Gajah Mada untuk melanjutkan

dan mengembangkan hubungan persahabatan antara Kerajaan Majapahit

dan Kerajaan Dharmasraya di tanah Melayu pada saat itu sebagai

perluasan kekuasaan di Nusantara.

Adityawarman diutus untuk menaklukan kerajaan dharmasraya yang

dikuasai oleh kesultanan aru barumun dan melakukan berbagai

penaklukan di sumatera atau tanah melayu serta sebagai Uparaja atau

Raja bawahan Majapahit untuk wilayah taklukan di Sumatra, perjuangan

(22)

Kerajaan Dhrmasraya dengan bantuan pasukan yang di bawa dari

Kerajaan Majapahit paman Adityawarman dapat menerima

Adityawarman menjadi Raja bawahan di Kerajaan Dharmasraya Akan

tetapi saat Kerajaan Majapahit gagal menaklukan Kesultanan Samudra

Pasai kemudian timbul keinginannya Adityawarman untuk mendirikan

(23)

Persiapan Mengadakan persiapan

pasukan dan merancang taktik serta strategi pertempuran

Pelaksanaan Melakukan berbagai penaklukan kerajaan yang ada di Melayu seperti:

 Kesultanan Aru Barumun

 Kesultanan Kuntu Kampar

 Kerajaan Silo

 Kerajaan Minangkabau dan lain-lain

C. Paradigma

Perluasan Wilayah Kekuasaan Majapahit di Nusantara

Mendirikan Kerajaan baru yang Mandiri

Garis Kegiatan

(24)

REFERENSI

Moedjanto. 1988. Indonesia Abad ke-20. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 25 Susanto Tirtoprojo.1982.Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. PT

Pembangunan: Jakarta. Halaman 7

Slamet Muljana. 1983. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Intiidayu Press: Jakarta. Halaman 138

Uka Tjandrasasmit. 1983. Beberapa Saran untuk Penggarisan Pola Penulisan Biografi Pahlawan Nasional. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional: Jakarta. Halaman 20

Marsden Wiliam. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu: Jakarta. Halaman 44

Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). LKiS: Yogyakarta. Halaman 62

Uli Kozok. 2006. Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Tertua. Yayasan Naskah Nusantara: Jakarta. Halaman 17

Tontowi Amsia. 2008. Perspektif Kewiraan dalam Ketahanan Nasional. Universitas Lampung: Bandar Lampung. Halaman 5

Ibid. Halaman 5 Ibid. Halaman 8

Internet

http://tanahimpian.info/index. php/. diakses pada 26 maret 2013

(25)

III. METODE PENELITIAN

Metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut

menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut Winarno Surahkmad, metode

adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya

untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat

tertentu (Winarno Surakhmad, 1982: 121).

Sedangkan menurut Husin Sayuti menegaskan bahwa metode merupakan cara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan

(Husin Sayuti, 1989: 32).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah

cara kerja yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis, karena penelitian ini mengambil objek dari peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa lalu.Menurut Louis Gottschalk, metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu(Louis Gottschalk,

1986: 32). Menurut Hadari Nawawi, mengatakan bahwametode penelitian historis

adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau

peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan

yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarangmaupun

(26)

hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang

akan datang (Hadari Nawawi, 2001: 79).

Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas, maka metode historis adalah suatu cara

dalam proses mengumpulkan, menganalisa, dan memahami data-data historis,

serta diinterprestasikan secara kritis untuk dijadikan bahan dalam penulisan

sejarah untuk merekonstruksi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan metode historis adalah:

1. Heuristik, yakni kegiatan menyusun jejak-jejak masa lampau.

2. Kritik sejarah, yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk maupun isi.

3. Inteprestasi, yakni menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh.

4. Historiografi, menyimpulkan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah (Nugroho Notosusanto, 1984: 84).

Berdasarkan langkah penelitian historis seperti di atas, maka

langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah :

1. Heuristik: peneliti mencoba mencari serta mengumpulkan data-datayang

diperlukan dan berhubungan denganpenelitianyang sedang dilakukan.

2. Kritik: setelah data terkumpul, kegiatan penelitian selanjutnyaadalah

melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah didapat untuk menguji

apakah data tersebut valid atau tidak serta layak menunjang kegiatan

penelitian yang dilakukkan. Jenis kritik yang dilakukan dengan kritik ekstern

dan kritik intern. Kritik ekstern adalah mengkritik dengan melihat apakah

data yang didapat itu asli atau palsu. Kritik intern adalah mengkritik yang

bertujuan untuk meneliti kebenaran isi data dari sumber data yang sudah

(27)

3. Interpretasi: Peneliti melakukan penafsiran terhadap data-data yangtelah

didapatkannya dan selanjutnya berusaha untuk melakukan analisis data atau

peneliti mulai melakukan pembentukan konsep dan generalisasi sejarah.

4. Historiografi :Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalahmelakukan

penyusunan atau penulisan dalam bentuk laporan hingga menjadi sebuah

konsep sejarah yang sistematis.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, maka metode historis adalah suatu cara

dalam mengumpulkan, menganalisa dan memahami data-data historis, serta

diinterpretasikan secara kritis untuk dijadikan bahan dalam penulisan sejarah

untuk merekonstruksi fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah merupakan konsep dari gejala yang bervariasi

yaitu objek penelitian. Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian

atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti (Suharsimi Arikunto, 1989: 78).

Menurut Hadari Nawawi, variabel adalah himpunan sejumlah gejala yang

memiliki beberapa aspek atau unsur didalamnya yang dapat bersumber dari

kondisi objek penelitian, tetapi dapat pula berada di luar dan berpengaruh

pada objek penelitian (Hadari Nawawi, 1996: 55). Variabel adalah obyek

penelitian/atribut, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan oleh

(28)

Dalam penelitian ini digunakan variabel tunggalProses Perjuangan

Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376.

B. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, hal ini dilakukan

untuk memperoleh data yang diinginkan lebih akurat.Teknik pendukung

dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Tehnik Kepustakaan

Menurut Koentjaraningrat studi pustaka adalah suatu cara pengumpulan

data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat

diruangan perpustakaan, misalnya koran, catatan-catatan, kisah-kisah

sejarah, dokumen, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian

(Koentjaraningrat, 1997: 8).

Menurut pendapat lain teknik studi kepustakaan dilaksanakan dengan cara

mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh dari perpustakaan yaitu

dengan mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti (Nawawi,1993: 133).

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari buku–

buku dalam usaha untuk memperoleh beberapa teori maupun argumen

(29)

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui sumber

tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, teori,

dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain, yang berhubungan dengan

masalah yang akan di teliti (Nawawi, 1993: 134).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan , transkrip, majalah,

surat kabar, agenda, dan sebagainya(Suharsimi Arikunto, 1989: 188).

Dalam hal ini seorang peneliti dalam mengumpulkan data tidak hanya

terbatas pada literatur tetapi juga melalui pembuktian atau mencari data

lain yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, gambar arkeologi dan lain sebagainya.

3. Teknik Analisis Data

Data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan

demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kualitatif yaitu data yang berupa fenomena-fenomena

yang terjadi yang dikumpulkan dalam bentuk laporan dan karangan para

sejarahwan sehingga memerlukan pemikiran dalam menyelesaikan

(30)

Langkah–langkah dalam mengalisis data dalam suatu penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan kemudian dituangkan dalam bentuk

laporan, selanjutnya adalah proses mengubah rekaman data ke dalam

pola, kategori dan disusun secara sistematis. Proses pemilihan,

pemusatan perhatian, pengabstrakan dan transpormasi data dari

lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian berlangsung. Fungsi

dari reduksi data ini adalah untuk menajamkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisir sehingga interpretasi

bisa ditarik. Data yang direduksi akan memberikan gambaran mengenai

hasil pengamatan yang mempermudah peneliti dalam mencari kembali

data yang diperoleh jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah penampilan data sekumpulan data yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dari pengambilan tindakan.

Bentuk penyajiannya antara lain dengan cara memasukkan data ke

dalam sejumlah matrik, grafik, dan bagan yang diinginkan atau bisa

juga hanya dalam bentuk naratif saja.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data direduksi, dimasukan kedalam bentuk bagan, matrik, dan

grafik, maka tindak lanjut peneliti adalah mencari konfigurasi yang

(31)

REFERENSI

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito: Bandung. Halaman 121.

Husin Sayuti. 1989. Pengantar metodologi Riset. Fajar Agung: Jakarta. Halaman 32.

Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah(penerjemah Nugroho Notosusanto). Universitas Indonesia Press: Jakarta. Halaman 32.

Nugroho notosusanto. 1984.

Suharsimi Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta: Jakarta.Halaman 78.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 2001. Penelitian Terapan. Gajah Mada Press: Yogyakarta. Halaman 55

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.Halaman 60. Suharsimi Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. RINEKA CIPTA: Jakarta. Halaman 78

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia: Jakarta. Halaman 8.

(32)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data- data yang diuraikan dalam hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mengambil kesimpulan Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara, yakni menjadi raja bawahan Kerajaan Majapahit di Melayu, membebaskan Kerajaan Dharmasraya dari Kerajaan Aru Barumun serta berhasil memperluas Kerajaan Dharmasraya diantaranya menaklukan Kerajaan Silo, Minangkabau dan Kesulatanan Kuntu Kampar.

Peluang Adityawarman menjadi raja di Kerajaan Dharmasraya lebih besar dari pada menjadi raja Kerajaan Majapahit, didukung dengan kegagalan Kerajaan Majapahit memusnahkan Kesultanan Aru Barumun, Kesultanan Samudra Pasai dan semua itu merupakan titik awal berdirinya Kerajaan Pagaruyung.

(33)

B. Saran

Perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara merupakan perjuangan yang penuh dengan pengorbanan. Oleh sebab itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru sejarah hendaknya mampu menjelaskan tokoh yang berperan penting dalam peristiwa Perjuangan Adityawarman mendirikan Kerajaan Pagaruyung.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Sumberbuku

Amsia,Tontowi. 2008. Perspektif Kewiraan dalam Ketahanan Nasional. Universitas Lampung: Bandar Lampung. Tebal Halaman 122

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. RINEKA CIPTA:Jakarta. Tebal Halaman 274

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. RinekaCipta: Jakarta. Tebal Halaman 266

Bayu Adji, Krisna. 2013.Majapahit (Menguak Majapahit Berdasarkan Fakta Sejarah): Yogyakarta.Araska. Tebal halaman 170

C.S.T. Kansil dan Julianto. 1990. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia(Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Erlangga: Jakarta. Tebal Halaman 160

Djoko, Irwan Nugroho. 2011. Majapahit Peradapan Maritim Ketika Nusantara Menjadi Pengendali Pelabuhan Dunia. Jakarta: Suluh Nusantara Bakti. Tebal Halaman 422

Dt. Batuah, Ahmad. 1956. Tambo Minangkabau Dan Adatnja. Dinas Penerbit Balai Pustaka: Djakarta. Tebal Halaman 188

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah (penerjemah Nugroho Notosusanto). Universitas Jakarta:Indonesia Press. Tebal Halaman 225

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Tebal Halaman 506

Kozok, Uli. 2006. Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Tertua. Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara. Tebal Halaman 120

Marsden, Wiliam. 2008. Sejarah Sumatra. Jakarta:Komunitas Bambu. Tebal Halaman 594

(35)

Muljana, Slamet. 1981. Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi. Yayasan Idayu:Jakarta. Tebal Halaman 352

. .1983. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit.Inti idayu Press: Jakarta. Tebal Halaman 367

. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit).LKiS.Yogyakarta. Tebal Halaman 275

. 1979. Nagarakretagama Dan Tafsir Sejarahnya. Tiga Serangkai: Solo. Tebal Halaman 346

Nawawi, Hadari. 1995 Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press: Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 2001. Penelitian Terapan. Gajah Mada Press: Yogyakarta. Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu

Pengalaman). Jakarta:Inti Idayu Prees.Tebal Halaman 551

Pinuluh, Esa Damar. 2010. Pesona Majapahit. Bukubiru: Jogjakarta. Tebal Halaman 208

Sayuti, Husin. 1989. Pengantar metodologi Riset. Jakarta:Fajar Agung. Tebal Halaman 184

Sjarifoedin, Amir. 2011. Minangkabau: Dari Dinasti Iskandar Zulkainain Sampai Tuanku Imam. Jakarta Timur:PT Gria Media Prima.Tebal Halaman 381 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.Tebal Halaman 456 Surakhmad,Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:Tarsito. Tebal

Halaman 365

Tamburaka, Rustam E dan Roeslan Abdul Gani.1999. Pengantar Ilmu Sejarah,Teori Filsarat Dan IPTEK.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tebal Halaman 247

Tjandrasasmit, Uka a. 1983.“Beberapa Saran untuk Penggarisan Pola Penulisan Biografi Pahlawan Nasional”.Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional: Jakarta.

(36)

Sumber lain:

1. file:///D:/559-Sejarah-Minangkabau-Bag-1.htm (Pandaisikek, diakses 28 Mei 2013: 1).

2. file:///D:/Tambo-Adat-Minang-Kabau.htm(Ardian Ulvan, Diakses 06 Juni2013: 3).

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung (Wikipedia, diakses 09 Juni 2013: 1)

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Adityawarman(Wikipedia, diakses 09 Juni 2013: 1)

5. http://www. strategi-perang-raja-di-jawa (Radhite, diakses 8 Januari 2014: 1 )

6. http://www.indralasmana.co.cc/2010/09/kerajaan-pagaruyung (Indralasmana, diakses 11 Juni 2013: 1)

7. http://Tokoh Sejarah Majapahit.Blogspot.Com(Lanang Dawan, diakses 11 Juni 2013: 1 ).

8. file:///D:/307-Asal-Mula-Nama-Nagari-Minangkabau(Samsuni, diakses 20 Juni 2013: 1).

9. http:// Bugiskha. Wordpress.com // ( Bugiskha, diakses pada 07 Mei 2013: 1)

10.http//.wikipedia.org/wiki/Nusantara/ (Wikipedia, diakses pada 23 Januari 2013: 1 ).

11.http:/id.wikipedia.org/ Kerajaan Melayu/ (Wikipedia, diakses pada 3 Maret 2013: 1 ).

12.http:// tanahimpian. Info/index.php/ (diakses pada 26 Maret 2013: 1 ). 13.https:// Angku.Sutan.Mangalobihi/posts/ (Sutan Mangalobihi, diakses 15

Juli 2013: 1 ).

14. http://news.indonesianvoices.com/index.php/sejarah-nusantara/56-nusantara-melayu-kediri-singasari-majapahit-pamalayu (Heri Hidayat Makmun, diakses 20 Juli 2013: 1).

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Keterangan : Peta Wilayah Sumatra dan Tanah Melayu Pada Saat Abat 14

(42)

Keterangan: Peta Kekuasaan Adityawarman di Dharmasraya dan Pemindahan Pusat Kerajaan Pagaruyung.

(43)
(44)

Peta Kekuasan Rantau Kerajaan Dharmasraya

Keterangan: Peta Kekuasan Kerajaan Rantau atau Perluasan Kerajaan Dharmaseraya Semasa Adityawarman Menjadi Raja Bawahan

(45)
(46)
(47)

Keterangan: Arca Bhairawa yang diyakini sebagai Patung Adityawarman di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta

(48)

Keterangan: patung batu pāduka Amoghapāśa sebagai salah satu

perwujudan Lokeswara sebagaimana disebut pada prasasti Padang Roco.

(49)

Keterangan: Pada bagian lapik (alas) arca mendapat tambahan

pahatan aksara padabagian belakang patung untuk menyatakan bahwa patung ini melambangkan dirinya Adityawarman.

(50)

Prasasti Peninggalan Aditywarman

Prasasti Kuburajo yang Merupakan Peninggalan Adityawarman Semasa Menjadi Raja di Melayu

Prasasti Pagaruyung I (Bukit Gombak I) yang Berisikan Puji Pujian Untuk

Adityawarman

(51)

Keterangan: (Batu Bersurat atau Prasasti Raja Adityawarman) Karena ditulis diatas batu, masyarakat Minangkabau menyebutnya dengan nama “batu basurek”.

Gambar

Gambar. 1
Gambar. 2
Gambar. 3
Gambar. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Bentuk Perjuangan Gajah Mada dalam perluasan wilayah kekuasaan Majapahit di Nusantara Tahun 1336- 1364.. Metode

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dan selama merancang website e-commerce rumahkubagus.com sebagai media informasi properti, maka penulis mengambil kesimpulan :

Dari pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kebijakan penal dalam penanggulangan tindak pidana perdagangan orang

Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian pada karyawan perusahaan daerah air

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan penulis pada penyajian data dan analisis data diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kinerja guru dalam peningkatan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai Kemitraan UNFPA dan Kelompok Perjuangan

Akan tetapi Gajah Mada tetap pada pendiriannya untuk menjadikan Kerajaan Sunda Galuh sebagai taklukkan, maka saat rombongan dari Kerajaan Sunda Galuh tiba di