ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK Propil Asetat
DARI Asam Asetat DAN PROPANOL DENGAN SULPHURIC ACID SEBAGAI KATALIS
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN (Prancangan Reaktor-202 (RE-201)
Oleh Timbo Sibarani
Propil Asetat , yang memiliki rumus kimia CH3COOC3H7, banyak digunakan dalam industri pelarut sintesis sebagai pelarut. Selain itu Propil Asetat dimanfaatkan sebagai Selulosa, yaitu suatu bahan tambahan dalam pembuatan bahan cat/tinta.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tinta di Indonesia, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan Propil Asetat. Sehingga pembangunan pabrik Propil Asetat sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri di dalam negeri. Propil Asetat dihasilkan dengan cara mereaksikan Asam Asetat dan Propanol dengan bantuan katalis asam sulfat di dalam Reaktor CSTR pada suhu 90 oC dan tekanan 1 atm dengan konversi 75%. Hasil keluaran dari Reaktor dialirkan ke dalam Netralizer dengan memasukan NaOH yang berfungsi menetralisasi kandungan asam sulfat. Produk Propil Asetat dipisahkan dari komponen-komponen lain hasil dari reaksi dengan mengumpankan ke dalam dekanter. Hasil bawah dekanter dialirkan ke UPL dan hasil atas dekanter dimurnikan di dalam Menara Distilasi sehingga dihasilkan Propil Asetatdengan kemurnian 98%. Kapasitas produksi pabrik yang dirancang sebesar 30.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di daerah kawasan industri Tuban yang terletak di Jawa Timur. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 146 orang dengan bentuk Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan dengan struktur organisasi line and staff.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 71.314.334.437,285
Working Capital Investment (WCI) = Rp 290.022.477.004,60
Total Capital Investment (TCI) = Rp 343.755.687.573,277
Break Even Point (BEP) = 27 %
Shut Down Point (SDP) = 38 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 1,294 tahun Pay Out Time after taxes (POT)a = 1,567 tahun Before taxes Return on Investment (ROI)b = 27,166 % After taxes Return on Investment (ROI)a = 13,933 % Discounted cash flow (DCF) = 29,7346 %
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Analisis Pasar ... 2
C. Kapasitas Perancangan ... 3
D. Lokasi Pabrik ... 5
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis Proses Berdasarkan Bahan ... 7
B. Pemilihan Proses ... 9
C. Uraian Proses ... 17
III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK A. Bahan Baku Utama ... 19
B. Bahan Baku Pembantu ... 20
C. Produk ………...….21
IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ... 23
B. Neraca Energi ... 27
V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 31
B. Peralatan Utilitas ... 45
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 66
1. Unit Penyediaan Air ... 66
2. Unit Penyediaan Steam ... 83
3. Unit Penyediaan Listrik ... 84
4. Unit Penyediaan Bahan Bakar ... 84
5. Unit Penyediaan Udara tekan ... 85
B. Laboratorium .. ... 85
VII. TATA LETAK PABRIK
A. Lokasi Pabrik ... 91
B. Tata Letak Pabrik ... 94
C. Prakiraan Areal Lingkungan ... 95
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Organisasi ... 98
B. Struktur Organisasi ... 98
C. Penggolongan Jabatan ... 103
D. Sistem Pengupahan ... 105
E. Rencana Kerja ... 106
F. Kesejahteraan Karyawan ... 109
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi ... 110
B. Evaluasi Ekonomi ... 113
C. Angsuran Pinjaman ... 116
D. Discounted Cash Flow ... 116
X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 117
B. Saran ... 117
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk
selalu melakukan inovasi-inovasi dan berkreasi dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Pola inipun diterapkan dalam dunia perindustrian khususnya
industri kimia. Industri kimia sangat diperlukan karena hampir setiap kebutuhan
primer maupun sekunder dari manusia dipasok dan dihasilkan dari proses sektor
ini. Maraknya industri kimia dewasa ini, secara otomatis akan meningkatkan
kebutuhan bahan - bahan penunjang guna menjamin kelangsungan proses
produksinya. Bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam industri kimia
sangat beragam dan salah satu yang paling banyak digunakan dan cukup
menjanjikan adalah Propil Asetat.
Penggunaan produk Propil Asetat dalam dunia perindustrian sangat luas, antara
lain :
1. Sebagai pelarut coating dan tinta cetak (printing link) pada industri percetakan
2. Sebagai pelarut selulosa dan lemak, pada industri lem karet
3. Sebagai pelarut resin sintesis, pada industri thinner
2
Mengingat banyaknya penggunaan produk Propil Asetat ini pada dunia industri,
maka secara otomatis keperluan dari produk ini akan semakin meningkat dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah pemakaian produk dari
industri-industri pengguna Propil Asetat. Atas dasar pertimbangan inilah dirasa
perlu untuk membuat prarancangan pabrik Propil Asetat yang diharapkan dapat
menutupi kebutuhan Propil Asetat untuk masa yang akan datang.
B. Analisis Pasar
1. Harga bahan baku dan produk
Harga dari bahan baku dan produk pada pabrik Propil Asetat adalah
seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Harga bahan baku dan produk
Bahan Baku dan Produk Harga ($/kg)
CH3COOH (99%) 0,1
C3H7OH (85-99%) 1
CH3COOC3H7 (98%) 3
3
2. Kebutuhan pasar dan daya saing produk
Kebutuhan dunia terhadap produksi Propil Asetat terus meningkat dari
tahun ke tahun. Diperkirakan untuk tahun-tahun berikutnya kebutuhan
industri di Indonesia akan terus meningkat. Oleh karena itu, produksinya
mempunyai nilai jual yang baik, baik di dalam maupun luar negeri.
C. Kapasitas Perancangan
Kebutuhan Propil Asetat di Indonesia setiap tahun terus meningkat seiring
dengan laju pembangunan di berbagai bidang industri yang semakin pesat.
Berikut adalah data impor Propil Asetatmenurut Badan Pusat Statistik dari tahun
2008 – 2012 yang terlihat pada table 1.2
Tabel 1.2 Jumlah impor Propil Asetat di Indonesia (2008 – 2012)
Tahun Tahun ke Jumlah Impor (ton)
2008 1 7.639
2009 2 8.586
2010 3 11.055
2011 4 12.991
2012 5 15.654
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Tahun 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.2 maka dapat dibuat regresi linier yang
4
Gambar 1.1 Jumlah impor Propil Asetat di Indonesia setiap tahun
Persamaan garis hasil regresi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut:
y = 2035x + 5062
Pada tahun 2016 saat pembuatan pabrik Propil Asetat, diperkirakan impor
sebanyak 27.447 ton/tahun.
Tabel 1.3 Produsen Asam Asetat di Indonesia
Pabrik Kapasitas (Ton/Tahun)
Indo acidatama, PT 20.000
Indo alkohol, PT 4.500
Sarasa nugraha, PT 9.000
Admitra prima lestari, PT 18.000
Sumber . (http://Kemenprin.go.id)
Berdasarkan hasil perhitungan dan daftar produsen dari pabrik propil asetat maka
kapasitas rancangan pabrik Propil Asetat yang akan didirikan pada tahun 2016
sebesar 30.000 ton/tahun sangat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dalam
5
1. Selain dapat memenuhi kebutuhan propil asetat dalam negeri, pabrik propil
asetat ini juga diharapkan dapat membantu perekonomian Indonesia dengan
mengekspor produk tersebut ke luar negeri, khususnya ke negara-negara
ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina, mengingat
kebutuhan akan propil asetat di negara-negara tersebut yang cenderung
meningkat setiap tahunnya. Berikut ini adalah data kebutuhan propil asetat di
empat negara besar di ASEAN tersebut:
Negara Tahun Jumlah Kebutuhan Propil Asetat
rata-rata (Ton/tahun)
Malaysia 1998-2008 1103,577
Thailand 1998-2006 760,070
Filipina 2000-2012 266,727
Vietnam 2001-2007 415,567
Jumlah total kebutuhan 4 negara per
tahun 2543,94214
Sumber: http://data.un.org/
2. Dari aspek bahan baku, kebutuhan asam asetat dapat terpenuhi untuk
6
D. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik didirikan di daerah Tuban, Jawa Timur berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Letak daerah
Daerah pendirian pabrik merupakan kawasan perindustrian yang jauh dari
pemukiman penduduk, sehingga masyarakat tidak terganggu oleh limbah dan
polusi yang ditimbulkan oleh pabrik dan memiliki struktur tanah yang kering
sehingga tidak produktif, akan tetapi sangat cocok apabila digunakan untuk
pembangunan proyek.
2. Faktor keamanan
Daerah ini merupakan daerah yang aman, baik ditinjau secara alamiah seperti
tekstur tanah, kerawanan gempa, maupun secara sosial politik seperti
terjadinya kerusuhan.
3. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga penyediaan tenaga kerja
tidak begitu sulit diperoleh. Tenaga kerja yang berpendidikan menengah atau
kejuruan dapat diambil dari daerah sekitar pabrik. Sedangkan untuk tenaga
kerja ahli dapat didatangkan dari kota lain.
117
X. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap
Prarancangan Pabrik Propil Asetat dari Asam Asetat dan propanol dengan
kapasitas 30.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 27,933 %.
2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 1,567 tahun.
3. Break Even Point (BEP) sebesar 45 % dimana syarat umum pabrik di
Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi. Shut Down Point (SDP)
sebesar 13 %, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik
harus berhenti berproduksi karena merugi.
4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 29,7346 %, lebih
besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih
memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.
B. SARAN
Pabrik Propil Asetat dari Asam Asetat dan propanol dengan kapasitas 30.000
ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi proses maupun
DAFTAR PUSTAKA
, “Statistik Perdagangan Luar Negeri (Impor)”, jilid 1, Biro Pusat
Statistik, Jakarta.
, “Statistik Perdagangan Dalam Negeri (Ekspor)”, jilid 1, Biro Pusat
Statistik, Jakarta.
Aries, R.S. and Newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”,
McGraw-Hill Book Company Inc., New York.
Brown, G.G., 1973, “Unit Operations”, 13rd ed., Charles E. Tuttle Co., Tokyo.
Brownell, L.E. and Young, E.H., 1959, “Process Equipment Design”, 1st ed.,
Wiley EasternLimited, New Delhi.
Coulson, J.M. and Richardson, J.F., 1983, “Chemical Engineering”, vol.6,
Pergamon Press, Oxford.
Evans, F.I.,1979, “Equipment Design Hand Book for Refineries and Chemical
Proses Plant ”, Vol .2, John Willey and Sons, Inc., New York.
Faith, W.L.,Keyes, D.B., and Clark’s, R.L., 1957, “Industrial Chemical, 2nd ed.,
Groggin, P.H., 1958, “Unit Process in Organic Chemitry”, 5th ed., McGraw – Hill
BookCompany, Kogakusha.
Himmelblau, D. M., “ Prinsip Dasar dan Kalkulasi dalam Teknik Kimia ”, Jilid 2,
187-189, PT Prenhalindo, Jakarta.
Holland, F. A. and Chapman, F. S., 1966, “Liquid Mixing and Processing in
Stired Tang”, 1st ed., Reinhold Publishing Co – Chapman & Hall, Ltd.,
London.
Kern, D.Q., 1988, “Process Heat Transfer”, McGraw-Hill Book Company Inc.,
New York.
Kirk, R.E., and Othmer, D.F, 1979, “Encyclopedia Of Chemical Engineer’s Hand
Book”, Vol VIII, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York.
Lorch, W., 1981, “Handbook of Water Purification”, McGraw – Hill Book
Company, UK.
Ludwig, E.E., 1979, “Applied Process Design for Chemical and Petrochemical
Plants”, Vol.1,2,3. 2nd ed., Jhon Wiley and Sons Inc., New York.
McCabe.W.L. and Smith.J.C., 1985, Operasi Teknik Kimia, Erlangga, Jakarta.
Mc. Ketta, J.J., 1976, “ Encyclopedia of Chemical Processing and Petrochemical
Plant”, Vol VIII, Marcel Dekker Inc., New York.
Perry, R.H. and Green, D., 1984, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 6th
Petters, M.S. and Timmerhous, K.D.,1991, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineers”, 3th ed., McGraw-Hill Book Company, Singapore.
Powell, S.T., 1954, “Water Conditioning For Industry”, McGraw – Hill Book
Company Inc., New York.
Smith, J. M., 1981, “Chemical Engineering Kinetics”, 3rd ed., McGraw - Hill Book Co – Kogakusha Ltd., Tokyo.
Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1959. “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”, 2nd ed., McGraw-Hill Book Company Inc. London.
Treyball, R.E., 1981, “Mass Transfer Operation”, 3th ed., McGraw – Hill Book
Company Inc., Tokyo.
Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley & Sons Inc, New York.
Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Company. New
York
Wallas. S.M., 1988, Chemical Process Equipment, Butterworth Publishers,
Stoneham USA.
www. matche.com, 2012
LAMPIRAN
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Kapasitas Produksi : 30.000 ton/tahun
Operasi : 330 hari/tahun
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Proses : Kontinyu
Kapasitas Produksi :
: 3.787,8788 kg/jam 36,642 kmol/jam
Bahan Baku : Asam Asetat dan Propanol
Produk : Propil Asetat 98%
Komposisi bahan baku pada fresh feed : Asam Asetat
Tabel A.1. Komposisi Asam Asetat
Komposisi Fraksi Massa (%)
Asam Asetat 99
Air 1
Propanol
Tabel A.2. Komposisi Propanol
Komposisi Fraksi Massa (%)
Propanol 99,8
Komposisi Katalis H2SO4 (Asam Sulfat)
Tabel A.3. Komposisi H2SO4
Komposisi Fraksi Massa
(%)
Asam Sulfat 98
Air 2
Komposisi Produk : Propil Asetat
Tabel A.4. Komposisi Propil Asetat
Komposisi Fraksi Massa (%)
Propil Asetat 98
Air 2
Sedangkan berat molekul masing-masing komponen yang terlibat pada proses produksi
propyl acetate tertera pada tabel berikut :
Tabel A.5. Berat Molekul Komponen-komponen yang Terlibat Komponen Rumus Kimia Berat Molekul (kg/kgmol)
Asam Asetat CH3COOH 60
Propanol C3H7OH 60
Asam Sulfat H2SO4 98
Natrium Hidroksida NaOH 40
Dinatrium Sulfat Na2SO4 142
Air H2O 18
Secara umum, persamaan neraca massa adalah sebagai berikut :
Perhitungan neraca massa pada masing-masing alat adalah sebagai berikut :
1. Reaktor I (R-01)
Tugas : Mereaksikan Asam Asetat (CH3COOH) dengan Propanol (C3H7OH) menjadi Propyl Asetat (CH3COOC3H7).
Gambar A.1. Aliran Masssa Reaktor (R-201) Neraca Massa total :
F1 + F2 + F3 Keterangan :
Aliran 1, 2, 3 = aliran dari tangki Asam Asetat, Propanol dan H2SO4 Tabel A.6. Komposisi yang masuk Reaktor
R-01
Aliran 1, 2, 3
Stoikiometri reaksi : Konversi = 75 %
Asam Asetat yang bereaksi = 40,5197 kmol
= 40,5197 kmol x = 1.231,1796 kg Asam Asetat yang sisa = 10,1226 kmol
= 10,1226 kmol x = 967,355 kg Propanol yang bereaksi = 40,5197 kmol
= 40,5197 kmol x = 1.231,1796 kg Propanol yang sisa = 10,1226 kmol
= 10,1226 kmol x = 967,355 kg
Tabel A.7. Komposisi yang keluar Reaktor
generasi out konsumsi
komponen kg/jam kmol/jam
aliran 5
(kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
As. Asetat 0 0 604.954 10.0825 1814.8606 30.2476
Propanol 0 0 604.954 10.0825 1814.8606 30.2476
Propil Asetat 3085.2630 30.2476 3085.263 30.2476 0 0
Air 544.4581 30.2476 573.848 31.8804 0 0
H2SO4 0 0 4.839 0.0493 0 0
2. Netralizer (N-01)
Fungsi : Menetralkan katalis Asam Sulfat dengan Natrium Hidroksida Reaksi :
H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
Gambar A.2 Aliran Massa Netralizer (N-301)
Dimana :
F6 : Umpan masuk Netralizer F4 : NaOH dari tangki NaOH F7: Larutan keluar dari Netralizer
Netraliser merupakan tempat netralisasi H2SO4 menggunakan NaOH Reaksi yang terjadi di netraliser : H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O NaOH yang digunakan berasal dari tangki.
Stoikiometri Reaksi :
1 H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2H2O
Mula : 0,04 0,098
Bereaksi : 0,04 0,098 0,04 0,098 Sisa : 0 0 0,04 0,098
N-01
Aliran 6Tabel A. 8. Neraca massa total netralizer
4. Decanter ( DE-01)
Fungsi : Memisahkan produk yang keluar dari netralizer dengan prinsip perbedaan densitas dan kelarutan
Gambar A.3. Aliran massa di Dekanter (DE-301)
Keterangan:
F7 = Aliran umpan masuk ke dekanter F8 = Produk atas
F9 = Produk bawah ke UPL
Neraca massa total
Massa masuk – Massa keluar + Generasi – Konsumsi = Akumulasi F10 – (F11 + F12) 0 – 0 = 0
F10 = F11 + F12
DE-01
Aliran 7 Aliran 8
AC - 301 CD-301
RB- 301
12 13
14 15
16 17
8
Propil Asetat dan propanol merupakan fase ringan dimana akan berada di atas
sedangkan dinatrium sulfat dan asam asetat merupakan fase berat yang akan berada
di bawah dan air merupakan pembatas antara fraksi berat dan ringan
Tabel.A.9. Massa massa total Dekanter DE-01
5. Menara Distilasi (MD -01)
Fungsi : Memisahkan metanol dan air dari komponen beratnya berdasarkan perbedaan titik didih.
Neraca Massa total :
F8 = F10 + F11
Keterangan :
Aliran 8 (F8) = Laju alir bahan masuk menara destilasi (kg/jam) Aliran 10 (F10) = Laju alir bagian atas menara destilasi (kg/jam) Aliran 11 (F11) = Laju alir bagian bawah menara destilasi (kg/jam)
Dipilih : Light key = propanol
Heavy key = air
Menentukan kondisi operasi MD-01
Umpan dalam kondisi cair jenuh. Untuk menentukan temperatur umpan maka perlu ditrial temperatur bubble point feed pada tekanan operasi 1 atm. Tekanan uap tiap
komponen dihitung dengan menggunakan persamaan Riedel:
log10(P) = A + B/T + C LogT + DT + ET2 (Yaws, 1996) keterangan:
A, B, C,D,E = konstanta
P = tekanan uap komponen i (mmHg)
T = temperatur (K)
Konstanta untuk tiap – tiap komponen dapat dilihat pada Tabel A.13 berikut:
Tabel A.10. Konstanta Tekanan uap
A B C D E
Propanol 30.674 -3429.5 -7.2152 0.00E+00 0.00E+00 Propil Asetat 43.055 -3469.2 -12.217 2.47E-10 3.75E-06 Air 29.8050 -3152.2000 -7.3037 0.0000 0.0000
(sumber: Yaws)
Menentukan Temperatur Bubble point feed
Pada keadaan bubble point, yi = (Ki x xi) = 1. Dengan cara trial T pada tekanan
1,01 atm hingga yi = 1 maka akan diperoleh temperatur bubble point feed. Dengan
Tabel A.11. Hasil trial untuk penentuan bubble point feed
Komponen kmol/jam xF Log P Pi (mmHg) Pi (atm) Ki=Pi/p yf = Ki . Zf α = Ki/K HK Propanol 10.0826 0.0991 3.1825 1,522.1520 1.9788 1.9788 0.1961 1.287680898 Propil Asetat 10.0826 0.0991 3.0726 1,182.0879 1.5367 1.5367 0.1523 1 Air 30.2477 0.8018 2.7956 624.5378 0.8119 0.8119 0.6510 0.528334528
Total 50.4128 1.0000 0.9994
P = 1,01 atm
T trial = 116,6501oC (389,8001K)
Menentukan Temperatur Dew point distilat
Pada keadaan dew point, xi = (yi/Ki) = 1. Dengan cara trial T pada tekanan 1,01
atm hingga xi = 1 maka akan diperoleh temperatur dew point distilat. Dengan
menggunakan program solver-excel maka diperoleh hasil seperti pada Tabel A.15. berikut.
Tabel A.12. Hasil trial untuk penentuan dew point distilat
Komponen kmol/jam xF Log P Pi (mmHg) Pi (atm) Ki=Pi/p yf = Ki . Zf α = Ki/K HK Propanol 10.0826 1.0000 2.8862 769.4862 1.0003 1.0003 1.0003 0.650955139 Propil Asetat 0.0000 0.0000 3.0726 1,182.0879 1.5367 1.5367 0.0000 1 Air 0.0000 0.0000 2.7956 624.5378 0.8119 0.8119 0.0000 0.528334528
total 10.0826 1.0000 1.0003
P = 1,01 atm
T trial = 97,5275oC (370,6775K)
Menentukan Temperatur Bubble point bottom
Pada keadaan bubble point, yi = (Ki x xi) = 1. Dengan cara trial T pada tekanan
1,01 atm hingga yi = 1 maka akan diperoleh temperatur bubble point bottom. Dengan
Tabel A.13. Hasil trial untuk penentuan bubble point bottom
Komponen kmol/jam xF Log P Pi (mmHg) Pi (atm) Ki=Pi/p yf = Ki . Zf α = Ki/K HK Propanol 0.0000 0.0000 3.2430 1,749.7462 2.2747 2.2747 0.0000 1.480216673 Propil Asetat 4.0306 0.1100 3.1109 1,290.7911 1.6780 1.6780 0.1846 1.091958635 Air 32.6116 0.8900 2.8480 704.7562 0.9162 0.9162 0.8154 0.596196099
total 36.6422 1.0000 1.0000
P = 1,01 atm
T trial = 120,8722oC (394,0222K)
Volatilitas relatif rata – rata ( avg) ditentukan dengan persamaan :
bottom top
avg α α
α (Geankoplis, 1993)
keterangan :
avg = Volatilitas relatif rata – rata
top = Volatilitas relatif pada distilat bottom = Volatilitas relatif pada bottom
Dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh nilai avg sebagai berikut: Tabel A.14. Nilai avg tiap komponen
Komponen a top a bottom a avg
Propanol 0.650955139 1.480216673 0.9816
Propil Asetat 1 1.091958635 1.0450
Air 0.528334528 0.596196099 0.5612
Untuk menentukan distribusi komponen maka digunakan metode Shiras (Treybal pers. 9.164) dengan persamaan sebagai berikut :
Komponen LK dan HK akan berada diantara nilai -0,01 ≤ (
F x
D x
F j
D j
,
, ) ≤ 1,01
Tabel A.15. Distribusi Komponen
Komponen Xj D Xj F hasil keterangan
Propanol 1 0.099099099 1,0000 Terdistribusi Propil Asetat 0 0.099099099 1,0000 Terdistribusi Air 0 0.801801802 1,0000 Terdistribusi
Berdasarkan perhitungan neraca massa pada masing-masing komponen, maka dapat disusun tabel neraca massa komponen sebagai berikut :
Tabel A.16. Neraca massa MD-301
Komponen BM Arus masuk MD 1 Arus keluar MD 1
F 9 F10 (Distilat) F13 (Bottom)
Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam
Propanol 60 4.1667 250 4.1667 250 4.03065E-07 2.41839E-05
Propil Asetat 102 12.5000 1275 0 0 12.5000 1275
Air 18 16.1311 290.3594 3.26116E-07 5.87009E-06 16.1311 290.359
total 32.7977 1815.3594 4.030647394 241.8388299 28.6311 1565.3594
Neraca Massa Condensor
Fungsi : Mengkondensasikan produk atas DC-301
Menentukan Rasio Refluks Minimum (Rm)
Untuk menentukan Rm digunakan persamaan sebagai berikut :
i D i i x,
Rm + 1 (Coulson vol.6, 1989)
keterangan :
Rm = rasio refluks minimum
mencari nilai
Nilai ditentukan dengan metode trial and error dengan menggunakan persamaan
berikut :
i F i i x,
1 – q (Coulson vol.6, 1989)
keterangan :
xi,F = fraksi mol komponen i pada umpan
karena umpan masuk pada keadaan bubble point maka q = 1, sehingga:
i F i i x,
0
Nilai ditrial hingga
i F i i x,
0. Nilai harus berada di antara nilai
volatilitas relatif komponen LK dan HK. Dengan menggunakan program solver-excel maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel A.17. Hasil trial nilai = 8,493
Komponen avg xi,F avg . xi,F ( )
,
i F i i x
Propanol 2,594 0,0499 0,1295 -0,035
Propil Asetat 1,000 0,9494 0,9494 -0,118
H2O 2,292 0,000 0,0013 0,071
TOTAL 1,000 0.0000
Menghitung Rm
Rm dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
i D i
i x, Rm + 1
Tabel A.18. Hasil Perhitungan Rm
Komponen avg xi,D avg . xi,D
) (
,
i D i i x
Propanol 2,594 0,9699 2,5161 -0,306
Propil Asetat 1,000 0,0185 0,0185 -0,001
H2O 2,292 0,0116 0,0267 0,714
TOTAL 1,0000 1,0210
Maka :
i D i i x,
Rm + 1
1,0210 = Rm + 1
Rm = 0, 0210
Menentukan R operasi
R operasi berkisar antara 1,2 – 1,5 Rm (Geankoplis, 1993) diambil R operasi = 1,5 x Rm
R operasi = 1,5 x 0, 0210 R operasi = 0,0315
Neraca massa pada CD-301 :
V = L + D ,dimana R = L/D, maka: V = RD + D
V = D(R+1)
= 4,1667 kmol/jam x (0,0315 + 1) = 4,2979 kmol/jam
L = R x D
= 0,0315 x 4,1667 kmol/jam = 0,1312 kmol/jam
keterangan :
V = umpan vapor masuk CD-301, kmol/jam
Tabel A.19. Komposisi liquid refluks
Komponen L (Kmol/jam) L (Kg/jam) xL
Propanol 0,1312 1,8972 0,9699
Propil Asetat 0,0011 0,2190 0,0185
H2O 0,0007 0,0128 0,0116
Total 0,1330 2,1289 1,0000
Tabel A.20. Komposisi Distilat
Komponen D (kmol/jam) D (kg/jam) xD
Propanol 4,1667 60,2279 0,9699
Propil Asetat 0,0370 6,9514 0,0185
H2O 0,0226 0,4063 0,0116
Total 4,2263 67,5855 1,0000
Komposisi umpan vapor CD-301 (V = L + D):
Tabel A.21. Komposisi Vapor umpan kondensor
Komponen V (Kmol/jam) V (Kg/jam) yV
Propanol 4,2979 257,874 0,9699
Propil Asetat 0,0370 7,1704 0,0185
H2O 0,0233 0,4191 0,0116
Total 4,3582 2 1
Maka Neraca Massa CD-301 adalah: Tabel A.22. Neraca Massa CD-301
Komponen
Masuk Keluar
Destilasi Atas Liquid Refluk Kondensor Bawah
Kmol/Jam kg/Jam Kmol/Jam kg/Jam Kmol/Jam kg/Jam
Propanol 4,297 257,874 0,1312 7,872 4,166 250,002
Propil Asetat 0,000 0,000 0,001 0,219 0,000 0,000
H2O 0,023 4,19E-01 0,001 0,013 0,023 0,406
TOTAL 4,320 257,874 4,320 257,874
Neraca Massa Reboiler
Fungsi : menguapkan sebagian liquid keluaran DC-301 L* = F + L
keterangan :
L* = aliran masuk RB-301
F = aliran feed = 50,4128 kmol/jam
L = aliran refluks = 0,1330 kmol/jam Maka :
L* = 28,4981 kmol/jam + 0,1330 kmol/jam = 28,6311 kmol/jam
Liquid keluar dari RB-301 = komposisi bottom DC-301
= 36,6422 kmol/jam.
Uap yang keluar RB-301 = V*, dimana: V* = L* - B
= 50,4128 kmol/jam – 36,6422 kmol/jam = 13,7706 kmol/jam Komposisi umpan RB-301:
Tabel A.23. Komposisi umpan RB-301
Komponen L*
(Kmol/jam) L* (Kg/jam) xL*
Propanol 0,0020 0,0637 5,26E-05
Propil Asetat 50,4128 7332,7359 0,99994
H2O 1,2E-04 2,2E-03 3,24E-06
Total 50,4128 7332,8017 1
Komposisi liquid keluar RB-301 = Bottom DC-301:
Tabel A.24. Komposisi Bottom
Komponen B (Kmol/jam) B (Kg/jam) xB
Propanol 0,0019 0,0603 0,0001
Propil Asetat 36,642 6944,437 0,9999
Total 36,6422 6944,499 1,0000
Komposisi uap yang keluar RB-301: Tabel A.25. Komposisi Vapor
Komponen (Kmol/jam) V* V* (Kg/jam) yV*
Propanol 0,0001 0,0034 5,26E-05
Propil Asetat 13,7705 1.404,540 0,99994
H2O 6,48E-06 1,17E-04 3,24E-06
Total 13,7706 1.404,540 1
Neraca Massa RB-301:
Tabel A.26. Neraca Massa RB-301
Komponen
Masuk Keluar
Destilasi Bawah Uap RB RB Bawah
Kmol/Jam kg/Jam Kmol/Jam kg/Jam Kmol/Jam kg/Jam
Propanol 0,002 0,012 0,000 0,003 0,002 0,060
Propil Asetat 50,412 5.142,024 13,770 1.404,540 36,642 3.737,484
H2O 1,22E-04 2,20E-03 0,000 0,000 0,000 0,002
Jumlah 50,412 5.142,024 13,770 1.404,540 36,642 3.737,484
TOTAL 50,412 5.142,024
LAMPIRAN
PERHITUNGAN NERACA ENERGI
Basis perhitungan : 1 Jam
Satuan : kilo Joule (kJ) Temperatur referensi (Treff) : 25 oC (298,15 K)
Bahan Baku : Asam Asetat dan Propanol Produk : Propil Asetat 98%
Neraca Energi:
{(Energi masuk ) – (Energi keluar) + (Generasi energi) – (Konsumsi energi)} = {Akumulasi energi}
(Himmelblau,ed.6,1996)
Data yang digunakan
Kapasitas Panas Cairan 3
Tabel B.1. Data konstanta A, B, C, D untuk Cp cair dalam (KJ/Kmol.K)
Komponen A B C D
Asam Asetat -18,944 1,0971 -2,89E-03 2,93E-06 Propanol 88,081 0,4022 -1,30E-3 1,97E-6 Asam Sulfat 2,60E+01 7,03E-01 -1,39E-03 1,03E-06 Propil Asetat 91,591 7,82E-01 -2,43E-04 3,33E-06 H2O 92,053 4,00E-01 -2,11E-04 5,35E-06
Kapasitas Panas Cairan
Tabel B.2. Data konstanta A, B, C, D untuk Cp padatan dalam(KJ/Kmol.K)
Komponen A B C D E
Fungsi : Menaikkan temperatur propanol dari Tanki Propanol (T-101) dari
temperatur 30 oC menjadi temperatur 90 oC, agar siap untuk diumpankan ke dalam Reaktor (R-01) melalui pertukaran panas steam.
Aliran 1 : Propanol fresh dari Tanki Propanol (T-01)
Aliran out : Propanol keluaran Heater (HE-101) yang akan diumpanan ke Reaktor
a. Panas masuk
Aliran 1 (propanol keluaran ST-101)
Tabel B.3. Panas masuk propanol dari ST-101
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam)
Propanol 36.642 723.267 26,502.133
H2O 1.234 377.486 465.722
Total 37.876 1,100.753 26,967.855
b. Panas keluar
Aliran out (propanol keluar HE-101) T2 = 90 °C = 363,15 K
Tabel B.4. Panas keluar HE-101
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam) Propanol 36.642 9,744.418 357,057.389
H2O 1.234 4,888.787 6,031.521
Total 37.876 14,633.205 363,088.910
T
Treff CpdT
T
c. Menghitung Jumlah Steam yang Digunakan Beban panas heater
∆Hsteam = ∆Hout –∆Hin
= (363.088,910 – 26.967,855) KJ/Jam = 336.121,055 KJ/Jam
Steam yang digunakan adalah jenis saturated steam pada P = 10.722,0212
kPa dan T = 316,131 °C, dengan data sebagai berikut:
Hvap = 2.756,700 kJ/kg (enthalpi saturated vapour) Hliq = 675,500 kJ/kg (enthalpi saturated liquid)
= 2.081,200 kJ/kg
Jumlah steam yang dibutuhkan:
steam steam s
Q
m = 161,503kg/jam
kJ/kg 2.081,200
kJ/jam 5
336.121,05
Tabel B.5. Neraca Energi Total HE-101
Aliran Energi Masuk (kJ/jam)
Aliran Energi Keluar(kJ/jam) ∆Hin 26.967,855 ∆Hin 363.088,910
∆Hsteam 336.121,055
Jumlah 363.088,910 Jumlah 363.088,910 TOTAL 363.088,910 363.088,910
2. Neraca Energi di Heater 02 (HE-102)
Fungsi : Menaikkan temperatur propanol dari Tanki Asam Asetat (ST-102) dari
temperatur 30 oC menjadi temperatur 90 oC, agar siap untuk diumpankan ke dalam Reaktor (R-201) melalui pertukaran panas steam.
Aliran 2 : Asam Asetat fresh dari Tanki Propanol (ST-101)
Steam Out Steam in
Aliran out : Asam Asetat keluaran Heater (HE-102) yang akan diumpanan ke
Reaktor (R-201)
a. Panas masuk
Aliran 2 (Asam asetat keluaran ST-102)
Tabel B.6. Panas masuk asam asetat dari ST-102
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam) Asam asetat 36.642 645.189 23,641.184
H2O 0.245 377.486 92.398
Total 36.887 1,022.676 23,733.582
b. Panas keluar
Tabel B.7. Panas keluar HE-102
c. Menghitung Jumlah Steam yang Digunakan Beban panas heater
∆Hsteam = ∆Hout –∆Hin
= (319,048.102– 23,733.582) KJ/Jam = 295.314,520 KJ/Jam
Steam yang digunakan adalah jenis saturated steam pada P = 10.722,0212
kPa dan T = 316,131 °C, dengan data sebagai berikut:
Hvap = 2.756,700 kJ/kg (enthalpi saturated vapour) Hliq = 675,500 kJ/kg (enthalpi saturated liquid)
= 2.081,200 kJ/kg
Jumlah steam yang dibutuhkan:
steam steam s
Q
m = 141,896kg/jam
kJ/kg 2.081,200
kJ/jam 0 295.314,52
Tabel B.8. Neraca Energi Total HE-102
Aliran Energi Masuk (kJ/jam)
Aliran Energi Keluar(kJ/jam) ∆Hin 23.733,582 ∆Hin 319.048,102
∆Hsteam 295.314,520
Jumlah 319.048,102 Jumlah 319.048,102 TOTAL 319.048,102 319.048,102 Komponen ni,
(kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam) Propanol 36.642 8,674.453 317,851.467
H2O 0.245 4,888.787 1,196.634
Total 36.887 13,563.240 319,048.102
T
3. Neraca Energi di Heater 03 (HE-301)
Fungsi : Menaikkan temperatur produk dari Decanter (D-01) dari temperatur 50
oC menjadi temperatur 100 oC, agar siap untuk diumpankan ke dalam Menara Distilasi (MD-01) melalui pertukaran panas steam.
Aliran 9 : propanol,propil asetat, dan air fresh dari Decanter (D-01)
Aliran out : propanol,propil asetat, dan air keluaran Heater (HE-03) yang akan
diumpanan ke Menara Distilasi (MD-01)
a. Panas masuk
Aliran 9 (propanol,propil asetat,air keluaran MD-301)
Tabel B.9. Panas masuk produk dari MD-301
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam) Propanol 4.1667 3.656,201 14.736,857 Propil Asetat 12.5000 4.985,025 162.569,641
H2O 16.1311 1.883,020 48.278,056
Total 32.7977 10.524,246 225.584,554
b. Panas keluar
kJ/jam
propil n CpdT
kJ/jam
Tabel B.10. Panas keluar HE-301
c. Menghitung Jumlah Steam yang Digunakan Beban panas heater
∆Hsteam = ∆Hout –∆Hin
= (694.368,856– 225.584,554) KJ/Jam = 468.784,301KJ/Jam
Steam yang digunakan adalah jenis saturated steam pada P = 10.722,0212
kPa dan T = 316,131 °C, dengan data sebagai berikut:
Hvap = 2.756,700 kJ/kg (enthalpi saturated vapour) Hliq = 675,500 kJ/kg (enthalpi saturated liquid)
= 2.081,200 kJ/kg
Jumlah steam yang dibutuhkan:
steam
Tabel B.11. Neraca Energi Total HE-301 Komponen ni,
(kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H
(kJ/jam) Propanol 4.1667 11.321,039 45.631,118 Propil Asetat 12.5000 15.456,400 504.057,969
H2O 16.1311 5.643,038 144.679,768
Total 32.7977 32.420,477 694.368,856
T
Aliran Energi Masuk (kJ/jam)
Aliran Energi Keluar(kJ/jam) ∆Hin 225.584,554 ∆Hin 694.368,856
∆Hsteam 468,784.301
Jumlah 694.368,856 Jumlah 694.368,856 TOTAL 694.368,856 694.368,856
4. Neraca panas di sekitar Reaktor (R-201)
Fungsi : Mereaksikan Asam asetat dengan Propanol sehingga akan terbentuk produk
propil asetat
Fungsi : Mereaksikan Asam Asetat dengan propanol menjadi Propil Asetat dalam kondisi isothermal dengan menggunakan katalis H2SO4.
Gambar B.3 Aliran panas di sekitar Reaktor
Dimana μ ∆H1 = Laju alir panas umpan propanol dari Heater (HE-01) (kJ/jam)
∆H2 = Laju alir panas umpan asam asetat dari Heater(HE-02 (kJ/jam)
∆H3 = Laju alir panas umpan H2SO4 yang keluar dari T-03 (kJ/jam)
∆Hpendingin in = Laju alir panas air pendingin masuk (kJ/jam)
∆Hpendingin out = Laju alir panas air pendingin keluar (kJ/jam)
∆Hcooling in
∆H4
∆H1
∆H2
R-201 ∆H3
∆Hcooling out
a. Menghitung panas reaksi
Reaksi yang terjadi di Reaktor:
Neraca panas umum di Reaktor:
(Pers. 8.2, Fogler., H. Scott, 3rd Ed)
Diasumsikan steady state maka akumulasi = 0 sehingga,
Karena sangat kecil dibandingkan dengan maka dapat diabaikan.
Reaktor dioperasikan secara isotermal maka = 0 sehingga,
dimana:
Panas pembentukan standar (∆HoRx 298,15 K)
Data ∆Ho
Rx masing-masing komponen pada keadaan standar (298,15 K):
ΔHfo CH3COOH(l) = -435.257 kJ/kmol
ΔHfo C3H7OH (l) = -301.0315 kJ/kmol
ΔHfo H2SO4(l) = -811.51 kJ/kmol
ΔHfo CH3COOC3H7 (l) = -466.257 kJ/kmol
ΔHfo H2O (l) = -286.944 kJ/kmol (Perry, 1997)
∆Ho
Rx 298,15 K = ΔHfo C3H7OH (l) x mol C3H7OH (l) = -301.0315 kj/kmol x 42.72 kmol = -8931.325588 kj
298
363.
363
298.
= ΔHfo (CH3COOC3H7 (l) + H2O(l)) - ΔHfo (CH3COOH(l) + C3H7OH (l))
Tabel B.12 Perhitungan ∆HoRx 298,15 K Komponen ΔHf
o
(kJ/kmol)
∆Ho
Rx 298,15 K
(kJ)
CH3COOH -435.257
-8931.325588
C3H7OH -301.0315
-6177.063984
H2SO4 -811.51 0
CH3COOC3H7 -466.257
-9567.435043
H2O -286.944
-5887.993276
Total
-347.0387472
∆H reaktan
Perubahan entalpi reaktan dari 363.15 K ke 298,15 K dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut :
ΔHR =
CpReaktan dT
Hasil perhitungan perubahan entalpi reaktan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel B.13 Perhitungan ∆Horeaktan
Komponen ∆H
o reaktan
(kJ/kmol)
n (kmol) ∆H reaktan
(kJ)
CH3COOH 8674.452844 36.64224973 317851.4674
C3H7OH 9744.417759 36.64224973 357057.389
H2SO4 9382.482538 20.51965985 192525.3502
Total 73.28449947 674908.8564
∆H produk
Perubahan entalpi produk dari 298,15 K ke 363.15 K dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut:
ΔHP =
Hasil perhitungan perubahan entalpi produk dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel B.14 Perhitungan ∆Hoproduk
Komponen ∆H
o produk
(kJ/kmol)
n (kmol) ∆H produk
(kJ)
CH3COOC3H7 13300.38955 20.51965985 272919.4694
H2O 4888.78746 20.51965985 100316.2558
Total 41.0393197 373235.7252
Sehingga : ∆Hreaksi = ∆H
o
Rx 298,15 K + ∆Hoproduk - ∆Horeaktan
= (-347.0387472+ 373235.7252- 674908.8564) = -302020.17 kj/jam
b. Menghitung Jumlah Cooling Water yang Digunakan
Karena kondisi operasi temperatur harus dijaga tetap pada 90 ºC sedang reaksi di reaktor merupakan reaksi eksotermis yang melepas panas, Maka panas berlebih tersebut harus diserap atau disebut panas serap.
Qserap = Qin + Qreaksi + Qout Qserap = 4428.17008 + - 4428.17008+ 302020.17 Qserap = 302020.17 kJ/jam
Qserap merupakan beban panas yang diterima pendingin untuk mendinginkan reaktor agar suhu tetap terjaga pada 90 ºC adalah 302020.17 kJ/jam
Menghitung jumlah air pendingin
Untuk menjaga agar temperatur di reaktor tetap 90 oC maka dibutuhkan dibutuhkan pendingin yang harus ditransfer ke sistem. Media pendingin yang digunakan adalah cooling water, yaitu masuk pada T = 30 oC (303,15
K) dan keluar pada 45 oC (318,15 K) .
Maka jumlah cooling water yang dibutuhkan adalah:
maka Cp H2O dT = 1.129,668 kJ/kmol
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan adalah:
m cooling water =
dT Cp
Q
O H2
=
kJ/kg 5265.5517
kJ/jam 76749
. 21651
= 1032.439404 kg/jam
Jadi dibutuhkan cooling water sebanyak 1032.439404 kg dalam 1 jam operasi.
Tabel B.15 Neraca Energi Total Reaktor
Aliran Panas Input (kJ/jam) Panas Output (kJ/jam)
Umpan 4428.17008 0
Produk 0 4428.17008
Cooler 21651.76749 323671.9375
Panas generasi 302020.17 0
Total 328100.1076 328100.1076
4. Neraca Energi di Cooler (CO-301)
Fungsi : Untuk mendinginkan keluaran Reaktor dari temperatur 90 oC menjadi 50oC sehingga siap untuk diumpankan di Netralizer.
Aliran 6 : Aliran keluaran RE-02
a. Panas Masuk
Aliran 6 (Umpan yang berasal dari keluaran RE-02)
Tabel B.16. Panas Masuk Cooler
b. Panas Keluar
Aliran out (Keluaran CL-01) Tout = 50 °C = 323,15 K
Tabel B.17. Panas Keluar Cooler
Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol)
∆H (kJ/jam) Asam Asetat 4.031 3,263.173 13,152.710
Propanol 4.03E+00 3,656.201 14,738.146 Asam Sulfat 0.045 3,544.321 159.027 Propil Asetat 27.720 4,985.025 138,184.195
Air 34.095 1,883.020 64,201.767 Total 69.921 8,802.395 92,092.623
c. Menghitung Jumlah Cooling Water yang Digunakan Beban pendingin
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H (kJ/jam)
Asam Asetat 4.031 8,674.453 34,963.683
Propanol 4.03E+00 9,744.418 39,279.748
Asam Sulfat 0.045 9,382.483 420.974
Propil Asetat 27.720 13,300.390 368,684.962
Air 34.095 4,888.787 166,683.720
Total 69.921 45,990.530 610,033.087
T
Treff CpdT T
∆Hcooling water = ∆H21–∆H20
= (92,092.623- 610,033.087) kJ/Jam = -517,940.464 kJ/Jam
Maka dapat diketahui jumlah panas yang harus diserap pendingin sebesar 517,940.464 kJ/Jam
Menghitung jumlah air pendingin
Untuk menjaga agar temperatur di cooler tetap 50 oC maka dibutuhkan dibutuhkan pendingin yang harus ditransfer ke sistem. Media pendingin yang digunakan adalah cooling water, yaitu masuk pada T = 30 oC (303,15
K) dan keluar pada 45 oC (318,15 K) Cp air = 4,181 kJ/kg.K
Maka jumlah cooling water yang dibutuhkan adalah:
T in = 30 oC (303,15 K) T out = 45 oC (318,15 K) maka Cp H2O dT = 1.129,668 kJ/kmol
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan adalah:
m cooling water =
dT Cp
Q
O H2
=
kJ/kg 1.129,668
kJ/jam 446
1.226.073,
= 8,259.678kg/jam
Jadi dibutuhkan cooling water sebanyak 8,259.678 kg dalam 1 jam operasi.
Tabel B.18. Neraca Energi Total CO-301 Aliran Energi Masuk
(kJ/jam)
Aliran Energi Keluar (kJ/jam)
∆H6 610,033.087 ∆H7 92,092.623
∆Hcw 517,940.464
Jumlah 610,033.087 Jumlah 610,033.087
TOTAL 610,033.087 610,033.087
6. Neraca Energi di Netralizer (NE-301)
Reaktan Produk ∆Ho
F Aliran 7 : Aliran keluaran dari Cooler (CO-301)
Aliran 4 : Aliran keluaran dari Tanki NaOH (ST-301)
Aliran 8 : Aliran keluaran NE-01 yang akan diumpankan ke Dekanter (DE-301)
Reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk yang dioperasikan secara adiabatis (Q=0).
Dalam menghitung neraca energi di Netralizer digunakan langkah perhitungan
seperti berikut:
∆Htotal = ∆HR + ∆H298 + ∆HF = 0 a. Panas Masuk
Aliran 7 (Keluaran CL-01)
T21 = 90 °C = 363,15 K
Tabel B.19. Panas masuk NE-301
Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol)
Asam Asetat 4.031 3,263.173 13,152.710 Propanol 4.03E+00 3,656.201 14,738.146 Asam Sulfat 0.045 3,544.321 159.027 Propil Asetat 27.720 4,985.025 138,184.195
Air 34.095 1,883.020 64,201.767 Total 69.921 8,802.395 92,092.623
Aliran 4 (Keluaran ST-301) T4 = 30 °C = 300 K
Tabel B.20. Panas masuk NE-301
Komponen ni,
b. Panas Reaksi 298,15 Reaksi :
Data entalpi standar pada 25°C = -33.073,4284 kJ/Jam
c. Panas keluar
∆H25 = - (∆Hin + ∆Hreaksi) = 207.863,563 kJ/Jam
Tabel B.21. Panas keluar NE-301
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol)
∆H (kJ/jam) Asam asetat 1,884 1.465,493 2.760,997
Propanol 1,884 6.484,699 12.217,209
Asam sulfat 35,832 5.338,866 191.301,723
H2O 0,986 1.368,082 1.349,404
Propil asetat 0,028 2.758,637 78,529
Na2SO4 0,114 1.368,082 155,700
Total 40,729 18.783,860 207.863,563
Tabel B.22. Neraca Energi Total NE-301 Aliran Energi Masuk
(kJ/jam)
Aliran Energi Keluar (kJ/jam)
∆H7 170.511,041 ∆H298 33.073,428 ∆H8 207.863,563
∆H4 4.279,094
Jumlah 174.790,135 Jumlah 33.073,428 Jumlah 617.863,563
TOTAL 617.863,563 617.863,563
7. Neraca Energi di Decanter (DE-301)
Fungsi : Memisahkan fase ringan dan fase berat yang keluar dari Reaktor dengan prinsip perbedaan densitas dan kelarutan yang rendah.
DE-301 ∆H8
∆H9
∆H10
T
Aliran 8 : Umpan masuk dari NE-01
Aliran 9 : Keluaran Decanter (DE-301) Atas
Aliran 10 : Keluaran Decanter (DE-301) Bawah
a. Panas masuk
Aliran 8 (Keluaran NE-01) T8= 323,15 K (50 OC)
Tabel
B.23.
Nerac
a
Panas Masuk DE-301
Komponen
BM N Cp dT ∆H
(kg/kmol) Kmol kj/kmol kj/jam
Asam asetat 60 0,0285 2758,6374 0,078528922
Propanol 60 1,8840 1465,4933 2,76099744
Asam Sulfat 98 1,8840 6482,7497 12,21353644
Propil Asetat 102 35,8319 5338,8661 191,3017233
H2O 18 0,9863 2550531,9587 2515,71055
Na2SO4 142 0,1138 4054605,5627 461,4518803
Total 50,6300 6621183,2679 3183,5172
b. Panas Keluar
Aliran 10(Keluaran DE-301)
Tabel B.24. Neraca Panas Keluaran DE-301 Aliran Bawah
Tabel B.25. Neraca Energi Keluaran DE-01 Aliran Atas
Propil Asetat 102 12.5000 5338,8661 191,3017
H2O 18 16.1311 2550531,9587 57,8613
Total 32.7977 2566577,7052 251,9241
Tabel B.26. Neraca Energi Total DE-301
Panas Masuk (kj) Panas Keluar (kj)
Propil Asetat 102 0,0000 5338,8661 0,0000
8. Neraca Panas di Destilasi
Fungsi : Memisahkan komponen yang keluar dekanter atas dasar perbedaan titik didih.
Aliran 9 : aliran masuk ke menara distilasi (MD-01) Aliran 11 : aliran masuk ke condenser (Cd-301) Aliran 14 : aliran masuk ke reboiler (Rb-301)
Tabel B.27 Konstanta tekanan uap
Komponen A B C
Propanol 8,09126 1543,89 239,096 Propil Asetat 7,70841 2379,23 209,14
Tabel B.28. Panas Masuk
Komponen ni, (kmol/jam) (kJ/kmol)
(kJ/jam)
Propanol 4.1667 8.442,628 15.905,954
Propil Asetat 12.5000 29.993,454 1.074.722,490
H2O 16.1311 7.451,736 169,050
Total 32.7977 45.887,817 1.090.797,494
b. Panas distilat
Tabel B.29. Perhitungan Panas Distilat
Komponen ni, (kmol/jam)
(kJ/kmol) (kJ/jam) Propanol 1,882 10.267,377 19.324,448 Propil asetat 3,58E-02 36.147,578 1.295,236
H2O 2,26E-02 8.937,628 201,723
Total 1,941 55.352,583 20.821,408
c. Panas liquid refluks
Tabel B.30. Perhitungan ∆H liquid refluks
Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol) (kJ/jam) propanol (LK) 0,059 5.342,737 316,754 Propil Asetat
(HK) 1,13E-03 19.231,444 21,707
H2O 7,1E-04 4.831,549 3,435
Total 0,061 29.405,730 341,896
d. Menghitung beban Condensor (CD-301)
Enthalpi Penguapan ( Hvap) dihitung dengan persamaan: Hvap = A.(1 - (T/Tc))n
Dimana:
Hvap : enthalpi penguapan, kJ/mol Tc : temperatur kritis, K
T : suhu operasi, K A,n : konstanta
Tabel B.31. Data Entalpi Penguapan
Komponen A Tc N
Propanol 52,723 512,58 0,377
Propil asetat 85,511 766 0,34
H2O 52,053 647,13 0,321
Tabel B.32.Panas Penguapan
Komponen Hvap
(kJ/mol) kJ/kmol Fraksi(kmol/jam) kJ/Jam
propanol (LK) 3,733 3.733,498 1,941 7.248,242
Propil asetat
(HK) 24,566 24.565,807 3,69E-02 907,967
H2O 13,273 13.272,959 2,32E-02 309,009
Total 41,572 41.572,264 2,002 8.465,218
T
Menghitung jumlah air pendingin ∆Hvapor = ∆H condenser + ∆H distilat + ∆H refluks
∆H condenser = ∆H vapor– (∆H distilat + ∆H refluks)
∆H condenser = 8.465,218– (20.821,408 + 341,896)
∆H condenser = -12.698,085 kJ/jam
Menghitung jumlah air pendingin
Untuk menjaga agar temperatur di condenser tetap 143,15 oC maka dibutuhkan dibutuhkan pendingin yang harus ditransfer ke sistem. Media pendingin yang digunakan adalah cooling water, yaitu masuk pada T = 30
oC (303,15 K) dan keluar pada 45 oC (318,15 K) Cp air = 4,181 kJ/kg.K Maka jumlah cooling water yang dibutuhkan adalah:
T in = 30 oC (303,15 K) T out = 45 oC (318,15 K) maka Cp H2O dT = 1.129,668 kJ/kmol
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan adalah:
m cooling water =
Jadi dibutuhkan cooling water sebanyak 202.329,753 kg dalam 1 jam
Tabel B.33. Perhitungan Qbottom
Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol) (kJ/jam)
propanol 0,002 18.127,261 34,152
Propil asetat 3,58E+01 60.886,845 2.179.509,759
H2O 1,16E-04 14.923,920 1,729
Total 35,798 93.938,026 2.179.545,640
f. Menghitung beban Reboiler (RB-01) ∆H in = ∆H out
∆H umpan +∆H reboiler = ∆Hbottom + ∆H distilat ∆H condenser
∆Hreboiler = (∆Hbottom+ ∆H distilat ∆H condenser) –∆H umpan
= 1.096.871,468 kJ/jam
Steam yang digunakan adalah jenis saturated steam pada P = 3347,8 kPa dan T
= 240°C, dengan data sebagai berikut:
Hvap = 2802,2 kJ/kg (enthalpi saturated vapour) Hliq = 1037,6 kJ/kg (enthalpi saturated liquid)
= 1764,6 kJ/kg
Jumlah steam yang dibutuhkan:
steam
Tabel B.34. Neraca panas total DC-301
Panas Masuk (kJ/jam)
Panas Generasi (kJ/jam)
Panas Konsumsi (kJ/jam)
13.Neraca Panas di Cooler-302 (CO-302)
Fungsi : Untuk mendinginkan keluaran bottom Menara Destilasi dari temperatur
100oC menjadi 35oC sehingga siap untuk disimpan di Storage Tank.
Aliran in : Aliran keluaran bawah Menara Destilasi
Aliran out : Aliran keluaran Cooler yang akan disimpan di tangki penyimpanan.
a. Panas Masuk
Aliran in (Produk keluaran Bawah DC-301) Suhu dari menara distilasi = 100 oC = 490,542 K
Tabel B.35. Panas Masuk Cooler
Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol)
(kJ/jam)
Propanol 0,002 18.127,261 34,152
Propil Asetat 3,58E+01 60.886,845 2.179.509,759
H2O 1,16E-04 14.923,920 1,729
Total 35,798 93.938,026 2.179.545,640
b. Panas Keluar
Aliran out (Produk Propil Asetat keluaran CO-302) T35 = 35°C = 308,15 K
∆Hr
CO-302
∆HpT
4
Tabel B.36. Panas keluar Cooler
c. Menghitung Jumlah Cooling Water yang Digunakan Beban pendingin
∆Hcooling water = ∆H 35–∆H 34
= -2.074.578,804 KJ/Jam
Maka dapat diketahui jumlah panas yang harus diserap pendingin sebesar 2.074.578,804 kJ.
Menghitung jumlah air pendingin
Untuk menjaga agar temperatur Propil Asetat 35 oC maka dibutuhkan dibutuhkan pendingin yang harus ditransfer ke sistem. Media pendingin yang digunakan adalah cooling water, yaitu masuk pada T = 30 oC (303,15
K) dan keluar pada 45 oC (318,15 K) Cp air = 4,181 kJ/kg.K Maka jumlah cooling water yang dibutuhkan adalah:
T in = 30 oC (303,15 K) T out = 45 oC (318,15 K) maka Cp H2O dT = 1.129,668 kJ/kmol
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan adalah: Komponen ni,
(kmol/jam) (kJ/kmol)
(kJ/jam)
Propanol 0,002 803,655 1,154
Propil Asetat 3,58E+01 3.632,312 104.965,235
Total 35,798 4.490,427 104.966,836
T
m cooling water =
dT Cp
Q
O H2
=
kJ/kg 1.129,668
kJ/jam 804
2.074.578,
= 33.083,635 kg/jam
Jadi dibutuhkan cooling water sebanyak 33.083,635 kg dalam 1 jam
operasi.
Tabel B.37. Neraca Energi total CO-302
Panas Masuk (kJ/jam)
Panas Generasi (kJ/jam)
Panas Konsumsi
(kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam) ∆H
reboiler 2.179.545,640 ∆H produk 104.966,836
∆Hcooling water 2.074.578,804
Jumlah 2.179.545,640 Jumlah Jumlah Jumlah 2.179.545,640
LAMPIRAN
SPESIFIKASI PERALATAN
Spesifikasi peralatan proses pabrik Propil Asetat dengan kapasitas 30.000 ton/tahun
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Storage tank C3H7OH (ST-101)
Fungsi : Menyimpan Bahan Baku Propanol cair.
Tipe Tangki : Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan
atap (head) berbentuk torispherical flanged and dished
head.
Bahan : Carbon Steel SA-203 Grade C
Kondisi Operasi
Temperatur desain = 50 oC Temperatur fluida = 300C
Tekanan = 1 atm
ST-101
Gambar C.1. Tangki penyimpan Propanol C3H7OH
Siang hari, diperkirakan temperatur dinding tangki mencapai 50 oC. Perancangan akan dilakukan pada temperatur tersebut dengan tujuan untuk menjaga temperatur fluida di dalam tangki. Yaitu untuk menghindari adanya transfer panas dari dinding tangki ke fluida. Oleh karena temperatur dinding tangki pada siang hari diperkirakan mencapai 50 oC, dan apabila dinding tangki tidak dirancang sesuai kondisi tersebut, maka akan terjadi transfer panas dari dinding tangki ke fluida yang menyebabkan tekanan uap fluida semakin besar. Semakin tinggi tekanan uap, maka perancangan dinding tangki akan semakin tebal. Dimana semakin tebal dinding tangki, maka transfer panas dari dinding ke fluida akan semakin kecil, sehingga dapat diabaikan.
Berikut adalah perhitungan tekanan fluida pada temperatur 50 oC.
Dengan cara trial tekanan pada temperatur 50 oC, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Menentukan Temperatur dan Tekanan Penyimpanan
Tabel C.1. Konstanta Tekanan Uap Masing-masing komponen
Komponen A B C D E
C3H7OH 30,6740 -3429,5000 -7,2125 0 0
H2O 29,8605 -3.152,2000 -7,3037
2,4247E-09 1,8090E-06 Sumber : Yaws, Carl L.
Dengan cara trial tekanan pada temperatur 50 oC, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel C.2. Hasil perhitungan tekanan fluida di dalam tangki
Kompone
n Kg/Jam
Kmol/Ja
m Zi
Log Po
Po (mmHg)
Ki=Po/ P
2 4 8 4 H2O 4,4059 0,2448 0.0066
1,911 4
81,53967 7
64,397 1
0,427319 9
Total 2423,9409 36,8870 1 72,3407
T = 50 oC
P = 0,0016 atm
Sehingga desain tangki dilakukan pada kondisi: T = 50 oC
P = 1 atm + 0.0016 atm = 1,0016 atm
= 14,7202 psi
b. Menghitung densitas campuran
Tabel C.8. Konstanta Densitas Masing-masing Komponen
Komponen A B Tc n
C3H7OH 0,2768 0,2720 536,7100 0,2494
H2O 0,3471 0,2740 647,1300 0,2857
Sumber : Yaws, Carl L.
Dengan T = 50 oC = 323,15 K
Tabel C.3. Perhitungan Densitas Campuran
Komponen Kg/Jam Kmol/Jam wi ρ (kg/m3) wi/ρ
C3H7OH 2419,814 40,6422 0,9980 792,8065 0,0013
H2O 4,4059 0,2448 0,0020 1018,2706 0
Total 2423,9409 40,8870 1 0,0013
liquid =
liquid = 792,8065 kg/m3 = 49,5151 lb/ft3 c. Menghitung Kapasitas Tangki
Jumlah C3H7OH = 2419,814 kg/jam x 24 jam x 15 hari = 871.133,0399 kg
=
= 499.1743 m3 = 233.369,5697 ft3
Over Design = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991,hal. 37)
Vtangki = (100/20) x Vliquid = (100/20) x 499,1743 m3 = 249.5871 m3
= 88.272,4223 ft3
d. Menentukan Rasio Hs/D
Vtangki = Vshell + Vtutup
= ¼ π D2 H + 0,000049 D3+ ¼ π D2 sf
Atangki = Ashell + Atutup
= (¼ π D2+ π D H) + 0,84β D2
Keterangan :
D = diameter tangki, in
sf = straight flange, in (dipilih sf = 3 in)
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :
D Hs
Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang paling
kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada Tabel C.10.
berikut.
Tabel C.4. Hasil Trial Hs/D Terhadap Luas Tangki
trial H/D D (ft) H (ft) A (ft2) Vsilinder , ft3 Vhead, ft3 Vsf, ft3 Vtotal (ft3) 1 0.4 60.33371965 24.13348786 10494.57473 68962.0163 18596.02499 714.38095 88272.422 2 0.5 56.84248283 28.42124141 10329.72393 72087.3032 15551.022 634.09707 88272.422 3 0.6 54.04130657 32.42478394 10253.74495 74335.87 13363.41143 573.14083 88272.422 4 0.62 53.54386244 33.19719471 10245.88877 74712.0125 12997.77177 562.638 88272.422 5 0.64 53.06426081 33.96112692 10239.99565 75068.1974 12651.62104 552.60385 88272.422 6 0.66 52.60141054 34.71693096 10235.9009 75405.9755 12323.44096 543.00577 88272.422 7 0.68 52.15431342 35.46493312 10233.45641 75726.741 12011.86702 533.81421 88272.422 8 0.7 51.72205411 36.20543787 10232.52862 76031.7505 11715.66948 525.00229 88272.422 9 0.71 51.51122308 36.57296839 10232.5953 76178.706 11572.98536 520.73095 88272.422 10 0.72 51.30379143 36.93872983 10232.99679 76322.1397 11433.7371 516.54551 88272.422 11 0.73 51.09966434 37.30275497 10233.71979 76462.177 11297.80203 512.44323 88272.422 12 0.74 50.89875073 37.66507554 10234.75157 76598.9375 11165.06324 508.4215 88272.422 13 0.76 50.50621721 38.38472508 10237.69367 76863.0787 10908.73382 500.6098 88272.422 14 0.78 50.12553003 39.09791342 10241.73278 77115.4138 10663.91689 493.09162 88272.422 15 0.8 49.75607713 39.8048617 10246.78659 77356.7189 10429.85367 485.84969 88272.422 16 0.9 48.05878425 43.25290582 10284.85695 78420.6625 9398.491625 453.26817 88272.422 17 1 46.57184401 46.57184401 10339.32103 79293.9329 8552.835527 425.65382 88272.422 18 1.1 45.25348537 49.77883391 10405.2678 80023.666 7846.860271 401.89605 88272.422
Dari tabel diatas terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu 0,6-0,8.
Sehingga untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,7. D = 51,7221 ft
= 620,6646 in = 15,7651 m
Dstandar = 60 ft (720 in) H = 36,2054 ft
= 11,0354 m
Hstandar = 36 ft (432 in) Cek rasio H/D :
Hs/D = 30/43
= 0,6977 (Memenuhi)
e. Menentukan Jumlah Courses
Lebar plat standar yang digunakan :
L = 6 ft (Appendix E, item 2, Brownwll & Young)
Jumlah courses =
= 3 buah
f. Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki
Vshell = ¼ π D2 H
= ¼ π (45 ft)2.30 ft = 102.453,0840 ft3
Vdh = 0,000049 D3
= 0,000049 (60)3 = 10,5840 ft3
Vsf = ¼ π D2 sf
Vtangki baru = Vshell + Vdh + Vsf
= 101.736 + 10.584 + 706,5
= 102.453,084 ft3 = 15.434,7163 m3 Vruang kosong = Vtangki baru - Vliquid
= 102.453,084 – 70.617,9387
= 31.835,1462 ft3
Vshell kosong = Vruang kosong– (Vdh + Vsf)
= 31.835,1462 – (10.584 + 706,5) = 31.118,0622 ft3
Hshell kosong =
=
= 11,0113 ft
Hliquid = Hshell– Hshell kosong = 30 – 11,0113
= 24,9887 ft
g. Menenetukan Tekanan desain
Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini karena
tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik dari
permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling besar
adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan persamaan :
Menentukan tekanan hidrostatis
camp = 999,0738 kg/m3 = 62,3700 lb/ft3
Phidrostatis =
=
= 8,5925 psi
Pabs = 8,5925 psi + 14,7202 psi = 23,3127 psi
Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. Tekanan desain pada
courses ke-1 (plat paling bawah) adalah:
Pdesain = 1,1 x Pabs
= 1,1 x 23,3172 psi
= 25,6439 psi = 6,205 atm
Berikut ini adalah tabel perhitungan tekanan desain untuk setiap courses :
Tabel C.5. Tekanan Desain Masing-masing Courses
Courses H (ft) HL (ft) P
hid (psi) Pabsolut(psi)
Pdesain (psi)
1 20 24,989 8,592 23,317 25,643
2 14 12,183 5,277 19,830 21,613
3 8 6,183 2,678 15,231 18,755
h. Menentukan Tebal dan Panjang Shell
Tebal Shell
Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :
ts = (Brownell & Young,1959.hal.256)