• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN (Perancangan Reactor(RE-201))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN (Perancangan Reactor(RE-201))"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK

TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS

35.000 TON/TAHUN

Oleh

ADELIA AYUNINGTYAS

Pabrik Trimetiletilen berbahan baku Metilbuten, akan didirikan di Tarahan, Lampung Selatan. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.

Pabrik direncanakan memproduksi Trimetiletilen sebanyak 35.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah Metilbuten sebanyak 4751,47 kg/jam.

Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 143 orang.

Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 99.701.233.801

Working Capital Investment (WCI) = Rp 19.549.261.530

Total Capital Investment (TCI) = Rp 130.328.410.197

Break Even Point (BEP) = 45,64%

Pay Out Time before Taxes (POT)b = 1,3 tahun

Pay Out Time after Taxes (POT)a = 1,6 tahun

Return on Investment before Taxes (ROI)b = 50,18 % Return on Investment after Taxes (ROI)a = 40,15 %

Discounted Cash Flow (DCF) = 81,39 %

Shut Down Point (SDP) = 33,56 %

(2)

PRARANCANGAN PABRIK

TRIMETHYLETHYLENE

DENGAN PROSES

ISOMERISASI

METHYLBUTENE

MENGGUNAKAN

KATALIS H

2

SO

4

KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

(Perancangan

Reactor

(RE-201))

Oleh

ADELIA AYUNINGTYAS

(Skripsi)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PRARANCANGAN PABRIK

TRIMETHYLETHYLENE

DENGAN PROSES

ISOMERISASI

METHYLBUTENE

MENGGUNAKAN

KATALIS H

2

SO

4

KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

(Perancangan

Reactor

(RE-201))

(Skripsi)

Oleh

ADELIA AYUNINGTYAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Natar, Lampung Selatan pada tanggal 24 Juni 1989, sebagai anak ke enam dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak M. Ali dan Ibu Sumini.

Lulus dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Sidosari pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2007.

(8)

Sebuah Karya kecilku....

Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:

Allah SWT,

Atas kehendak-Nya semua ini ada

Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan

Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.

Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,

doa, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya.

Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan

berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang

yang tidak akan pernah berakhir.

Guru-guruku sebagai tanda hormatku,

terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

(9)

MOTO

Always End the Day With a

Positive Thought..

No Matter How Hard Things

We e, Tomo ow’ a F e h

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan judul “Prarancangan Pabrik Trimethylethylene dengan Proses Isomerisasi

Methylbutene menggunakan Katalis H2SO4, Kapasitas 35.000 Ton/tahun” dapat

diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.

(11)

ii

3. Yuli Darni, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama penyelesaian tugas akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.

4. Darmansyah, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.

5. Heri Rustamaji, S.T., M.Eng., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.

6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

7. Keluargaku tercinta, untuk Ayah, Ibu, Yunda dan Kanda yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dukungan, skripsi ini juga ku persembahkan untuk mereka semoga bisa menjadi pengobat hati yang pilu.

8. Taufan Firdaus, S.T., selaku rekan seperjuangan dalam suka duka yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

9. Yulia Erza, selaku rekan seperjuangan pengerjaan skipsi.

10. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Angkatan 2007 aksel, marga, binur, catur, atung, fath, cindi, indra, muti, norma, andika, sahabat-sahabatku, ika, cici, tya, tika, nanda, kinkin, kakak-kakak dan adik-adik angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikan bantuan dan meluangkan waktu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(12)

Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.

Bandar Lampung, 20 Agustus 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Kegunaan Produk ... 3

C. Analisis Pasar ... 3

D. Lokasi Pabrik ... 6

II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen... 10

B. Pemilihan Proses ... 13

C. Uraian Proses ... 26

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK A. Spesifikasi Bahan Baku ... 30

B. Produk ... 32

IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ... 34

B. Neraca Energi ... 39

V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 45

B. Peralatan Utilitas ... 59

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 77

1. Unit Penyediaan Air... 77

2. Unit Penyediaan Listrik... 99

3. Unit Pengadaan Bahan Bakar... 104

(14)

iii

B. Pengolahan Limbah ... 105

C. Laboratorium ... 109

D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses... 113

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 116

B. Tata Letak Pabrik ... 120

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 129

B. Struktur Organiasi Perusahaan ... 132

C. Tugas dan Wewenang... 136

D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 144

E. Manajemen Produksi ... 145

F. Jumlah Tenaga Kerja ... 148

G. Kesejahteraan Karyawan ... 151

H. Manajemen Produksi... 155

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi... 160

B. Evaluasi Ekonomi... 166

C.Discounted Cash Flow... 169

X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 171

B. Saran ... 171

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI

LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN

LAMPIRAN D UTILITAS

LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data Impor Trimetiletilen ... 2

2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Trimetiletilen ... 14

2.2. Harga Bahan Baku dan Produk ... 14

2.2. Nilai Energi Gibbs dan Energi Pembentukan Standar ... 14

4.1. Neraca Massa Mixing Tank (MT-101)... 34

4.2. Neraca Massa Mixing Point (MP-101) ... 34

4.3. Neraca Massa Reaktor (RE-201) ... 35

4.4. Neraca Massa Centrifuge(CF-301)... 36

4.5. Neraca MassaDistilation Column(DC-301) ... 37

4.6. Neraca Massa Condenser(CD-301)... 38

4.7. Neraca Massa Reboiler(RB-301)... 39

4.8. Neraca EnergiMixing Tank (MT-101) ... 40

4.9. Neraca EnergiHeater(HE-101)... 41

4.10. Neraca EnergiMixing Point (MP-101) ... 41

4.11. Neraca EnergiHeater(HE-101) ... 42

4.12. Neraca Energi Reaktor (RE-201)... 42

4.13. Neraca EnergiCentrifuge(CF-301)... 43

4.14. Neraca EnergiDistilation Column(DC-301) ... 44

5.1. Metilbuten Storage Tank(ST-101) ... 45

5.2. H2SO4Storage Tank(ST-102) ... 46

5.3. Mixing Tank (MT-101) ... 47

5.4. Heater(HE-101) ... 48

5.5. Heater(HE-102) ... 49

(16)

5.7. Centrifuge(CF-301)... 51

5.8. Distilation Column(DC-301) ... 51

5.9. Condenser(CD-301)... 52

5.10.Reboiler(RB-301) ... 53

5.11.Accumulator(AC-301) ... 54

5.12.Process Pump (PP-101) ... 54

5.13.Process Pump (PP-102) ... 55

5.14.Process Pump (PP-103) ... 55

5.15.Process Pump (PP-104) ... 56

5.16.Process Pump (PP-105) ... 56

5.17.Process Pump (PP-201) ... 57

5.18.Process Pump (PP-301) ... 57

5.19.Process Pump (PP-302) ... 58

5.20.Process Pump (PP-303) ... 58

5.21. Bak Sedimentasi (BS-01) ... 59

5.22. Bak Penggumpal (BP-01) ... 59

5.23. Tangki Alum (TP-01) ... 60

5.24. Tangki Soda Kaustik (TP-02) ... 60

5.25. Tangki Klorin (TP-03) ... 61

5.26.Clarifier(CL-01)... 61

5.27. Sand Filter(SF-01) ... 62

5.28.Filter Water Tank (TP-04) ... 62

5.29.Domestic Water Tank (TP-05) ... 63

5.30.Hot Basin(HB-01) ... 64

5.31. Tangki Inhibitor (TP-06) ... 64

5.32. Tangki Dispersant(TP-07) ... 65

5.33.Cooling Tower (CT-01) ... 65

5.34.Cold Basin(CB-01) ... 66

5.35. Tangki Asam Sulfat (TP-08) ... 66

5.36.Cation Exchanger (CE-01) ... 67

5.37.Anion Exchanger (AE-01) ... 67

(17)

vi

5.39. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-01) ... 68

5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-02) ... 69

5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-03) ... 69

5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-04) ... 70

5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-05) ... 70

5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-06) ... 71

5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-07) ... 71

5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-08) ... 72

5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-09) ... 72

5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-10) ... 73

5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-11) ... 74

5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-12) ... 74

5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-13) ... 75

5.45. Tamgki Bahan Bakar (TP-09) ... 75

5.46.Compressor ... 76

6.1. Kebutuhan Air General Uses ... 79

6.2. Kebutuhan Air Pendingin ... 81

6.3. Kebutuhan Air Proses ... 90

6.4. Kebutuhan Penerangan Dalam Bangunan ... 100

6.5. Kebutuhan Penerangan Luar Bangunan ... 101

6.6. Kebutuhan Listrik Alat Proses ... 102

6.7. Kebutuhan Listrik Alat Utilitas ... ... 103

6.8. Mutu Air Limbah ... 106

6.7. Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ... 114

7.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Selatan ... 118

7.2. Perincian Luas Area Pabrik... 128

8.1. Jadwal Kerja Regu Shift... 147

8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 149

8.6. Penggolongan Tenaga Kerja ... 150

9.1. Fixed Capital Investment ... 161

9.2. Manufacturing Cost ... 163

(18)

9.4. Administrative Cost... 164

9.5. Acceptable Persent Return on Investment... 167

9.6. Acceptable Persent Pay Out Time... 168

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Lokasi Pabrik ... 8

2.1. Diagram Alir Proses ... 29

4.1. Laju Alir Neraca Massa MT-101 ... 33

4.2. Laju Alir Neraca Massa MP-101 ... 34

4.3. Laju Alir Neraca Massa RE-201 ... 35

4.4. Laju Alir Neraca Massa CF-301 ... 35

4.5. Laju Alir Neraca Massa DC-301... 36

4.6. Laju Alir Neraca Massa CD-301... 38

4.7. Laju Alir Neraca Massa RB-301... 39

7.1. Lokasi Pabrik ... 120

7.2. Tata Letak Pabrik ... 124

7.3. Tata Letak Alat Proses ... 127

8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 134

9.1. Analisa Ekonomi ... 169

(20)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi di sektor minyak dan

gas bumi, sehingga minyak dan gas bumi dapat dijadikan komoditi penting

untuk pemasukan devisa negara. Di samping itu minyak dan gas bumi dapat

diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan.

Salah satu modal untuk mencapai tujuan tersebut adalah kekuatan sumber daya

alam dan sumber daya manusia. Berdasarkan modal utama tersebut, maka

pengembangan industri diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur

industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

Pengembangan industri yang perlu mendapat perhatian pemerintah adalah

pengembangan industri kimia dasar. Dengan berkembangnya industri ini akan

membuka lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia sehingga dapat

(21)

2

Peningkatan kebutuhan harus diimbangi dengan peningkatan industri, oleh

sebab itu pemerintah telah menggalakkan pembangunan di sektor industri

terutama dalam bidang industri kimia dasar. Salah satu di antaranya adalah

pendirian pabrik trimetiletilen.

Pendirian pabrik trimetiletilen diharapkan mampu merangsang berdirinya

pabrik kimia yang lain dan mampu menyuplai kebutuhan dalam negeri.

Trimetiletilen merupakan bahan kimia yang sangat dibutuhkan didalam negeri

dan untuk memperolehnya harus impor dari Amerika dan Eropa Barat.

Keuntungan lain yang diperoleh adalah :

1. Menurunnya jumlah impor trimetiletilen, berarti menghemat devisa negara

dan dimungkinkan nanti mampu mengekspor trimetiletilen sehingga

menambah devisa negara.

2. Sebagai pemasok bahan baku bagi industri-industri dalam negeri yang

menggunakan trimetiletilen sebagai bahan bakunya.

3. Membuka lapangan kerja sehingga membantu mengatasi masalah

pengganguran.

4. Meningkatkan kesejahteraan penduduk disekitar pabrik.

5. Merangsang dan membantu tumbuh berkembangnya industri yang

(22)

3

B. Kegunaan Produk

Trimetiletilen merupakan salah satu bahan kimia yang dapat digunakan

diberbagai sektor kehidupan antara lain:

 Sebagai bahan baku pabrik isopropen

 Sebagai bahan baku dalam pembuatan karet sintesis

 Sebagai bahan baku pembuatan TAME, ETBE, MTBE.

C. Analisa Pasar

1. Bahan Baku yang Tersedia

Bahan baku trimetiletilen yang berupa metilbuten diperoleh secara impor

dari China. Mengingat kebutuhan akan trimetiletilen yang sangat besar,

maka dapat dipertimbangkan lebih lanjut untuk mendirikan pabrik tersebut.

Pemilihan bahan baku merupakan hal yang penting dalam produksi

trimetiletilen, karena kemurnian produk yang dihasilkan dan desain pabrik

tergantung dari kualitas bahan bakunya. Bahan baku yang digunakan adalah

metilbuten.

Beberap hal yang mendasari pemilihan bahan baku tersebut adalah :

a. Harga bahan baku yang relatif murah dengan tingkat kemurnian 98%

b. Bahan baku tersedia cukup banyak sehingga kelangsungan pabrik serta

(23)

4

Mengingat di Indonesia belum ada pabrik trimetiletilen maka harga produk

Trimetiletilen di Indonesia dijual dengan harga relatif tinggi

2. Kebutuhan Pasar

Saat ini pabrik yang telah memproduksi Trimetiletilen berada di Amerika

dan Eropa barat yaitu Kellog Co.,The M .W. yang mempunyai kapasitas

rancangan sebesar 50.000 ton/tahun dan Arco Technology Inc. dengan

kapasitas rancangan sebesar 15.000 ton/tahun (Industrial Chemical

Engineering Research and Development, 2002).

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

perihal data impor Trimetiletilendi Indonesia, dapat diprediksikan kapasitas

pabrik pada tahun 2017. Data statistik yang diperoleh dari biro statistik,

kebutuhan akanTrimetiletilendi Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Impor Trimetiletilen(Biro Pusat Statistik)

Tahun Jumlah

2004 13131,64

2005 11961,21

2006 14145,31

2007 18901,72

2008 21512,04

2009 21806,38

2010 22000,32

2011 23053,32

2012 26452,12

(24)

5

Peningkatan impor Trimetiletilen dari tahun ke tahun dapat dilihat pada

grafik berikut.

Grafik 1.1 Impor Trimetiletilen pada tahun ke-1 hingga tahun ke-9

Untuk menghitung impor Trimetiletilen tahun berikutnya maka

menggunakan persamaan garis lurus:

y = ax + b

Keterangan : y = kebutuhan imporTrimetiletilen, ton/tahun

x = tahun

b =intercept

a = gradien garis miring

y = 1752x + 10454 R² = 0,91

0 3000 6000 9000 12000 15000 18000 21000 24000 27000 30000

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(25)

6

Diperoleh persamaan garis lurus: y = 1752x + 10454(Ton/tahun)

Dari persamaan di atas maka dapat diketahui bahwa kebutuhan

Trimetiletilendi Indonesia pada tahun 2017 adalah:

y = 1752 (14) + 10454

y = 34.982 ton/tahun

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, maka dipilih pabrik

Trimetiletilendengan kapasitas produksi sebesar 35.000 ton/tahun.

D. Lokasi Pabrik

Secara geografis penentuan letak lokasi suatu pabrik sangat menentukan

kemajuan pabrik tersebut saat produksi dan masa datang. Lokasi pendirian

pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan pabrik,

karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik didalam kegiatan produksi

maupun distribusi produk untuk kelangsungan dari suatu industri baik produksi

sekarang maupun untuk masa yang akan datang seperti, perluasan pabrik,

daerah pemasaran produksi, penyediaan bahan baku dan lain-lain, harus

mendapat perhatian khusus dalam pendirian suatu pabrik. Oleh karena itu

pemilihan lokasi yang tepat dari pabrik akan menghasilkan biaya produksi dan

distribusi yang seminimal mungkin.

Provinsi Lampung sebagai lokasi strategis yang menghubungkan Pulau Jawa

dan Sumatera memiliki peranan sebagai wilayah penyangga industri antara

kedua pulau. Lampung juga memiliki potensi untuk digali serta dikembangkan,

(26)

7

dari tenaga panas bumi. Oleh karena itu, pabrik trimetiletilen direncanakan

untuk didirikan di daerah Katibung, Lampung Selatan.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik

trimetiletilen adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku berupa metilbuten dipasok dari China dan katalis asam sulfat

dari Gersik, Jawa Timur. Kedua bahan tersebut dikirim melalui kapal.

2. Pemasaran

Produk trimetiletilen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,

dimana industri yang menggunakan trimetiletilen merupakan bahan baku

penunjang yang digunakan di bidang industri, terutama industri Pembuatan

Karet Sintetis. Letak geografis pabrik di provinsi Lampung cukup strategis,

karena berdekatan dengan kawasan Jabodetabek yang merupakan pusat

pengembangan nasional dan juga daerah lainnya di Sumatera. Hal ini

merupakan peluang untuk memperluas jaringan pemasaran. Pemasaran

produk tidak lepas dari sistem transportasi yang tersedia di provinsi

Lampung.

3. Transportasi

Sistem transportasi di daerah ini, meliputi pelabuhan dan jalan raya, relatif

(27)

8

Di Provinsi Lampung terdapat Pelabuhan Panjang. Gubernur Lampung

mengatakan bahwa dari segi kelayakan Pelabuhan Panjang telah siap untuk

berstatus sebagai pelabuhan internasional. Selain itu, kantor bea cukai yang

ada telah naik menjadi tingkat madya. Jika Lampung dapat mengimpor

barang secara langsung melalui Pelabuhan Panjang, maka tidak perlu

melalui Pelabuhan Tanjung Priok sehingga secara ekonomi akan

meningkatkan investasi maupun iklim usaha di Lampung (Radar Lampung,

2011). Pada gambar 1.2 dapat dilihat letak lokasi pabrik yang akan didirikan

di daerah Katibung, Lampung Selatan yang cukup dekat dengan Pelabuhan

Panjang.

(28)

9

4. Penyediaan utilitas

Air, listrik dan bahan bakar di daerah ini mudah diperoleh. Kebutuhan air

untuk proses dan keperluan lainnya tersedia dari sumber air di daerah

tersebut baik dari sungai/mata air atau laut. Penyediaan prasarana tenaga

listrik dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan Generator

yang disediakan pabrik. Kemudian penyediaan bahan bakar seperti solar

dapat diperoleh dari PT. Pertamina.

5. Tenaga Kerja

Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Lampung telah menunjukan

kemajuan sehingga dapat diperoleh tenaga kerja trampil maupun ahli.

Tenaga kerja dapat diperoleh juga dari luar daerah jika dibutuhkan.

6. Kondisi Daerah

Iklim daerah Lampung termasuk tropis basah, dengan curah hujan beragam

setiap tahun. Suhu udara beragam antara 20-34°C. Kondisi tanah relatif

masih luas dengan struktur tanah yang kuat. Kecamatan Katibung, Lampung

Selatan direncanakan oleh pemerintah Lampung sebagai kawasan industri

(29)

II. DESKRIPSI PROSES

A. Proses Pembuatan Trimetiletilen

Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena dengan isobutena pada fase uap serta dengan bahan baku metilbutena pada fase cair.

A.1 Trimetiletilen menggunakan bahan baku n-butena pada fasa uap

Reaksi yang terjadi terdiri dari 2 tahap, yaitu isomerisasi n-butena menjadi 2-butena (1), kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-2-butena dengan isobutena (2) :

(1) CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ... (2.1)

CH3 CH3

(2) CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3

(30)

11

Bahan baku yang digunakandalam proses ini adalah n-butena dan isobutena. Sebelum mereaksikan n-butena dengan isobutena, terlebih dahulu n-butena diubah menjadi 2-butena dengan proses isomerisasi yang dapat dilihat seperti persamaan (2.1). Selanjutnya 2-butena direaksikan dengan isobutena yang kemudian akan menghasilkan trimetiletilen dan propilen dengan menggunakan katalis nikel sulfida. Proses yang digunakan adalah proses polimerisasi adisi seperti pada persamaan (2.3).

Reaksi isomerisasi yang n-butena menjadi 2-butena dilakukan pada temperatur 15oC dan tekanan 1 atm. Pemilihan temperatur ini didasarkan kepada jenis katalis yang digunakan, yaitu jenis alkali metal yang dapat bekerja pada suhu 15oC. Pemilihan temperatur rendah juga didasarkan atas kesetimbangan termodinamika yang rendah antara n-butena dengan 2-butena. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi ini adalah 90%

Setelah diperoleh 2-butena dari proses isomerisasi, kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-butena dan isobutena yang berkontak di dalam reaktor pada temperatur 110oC dan tekanan 11 atm. Konversi yang diperoleh pada reaksi polimerisasi adisi ini adalah sebesar 99,5%.

A.2 Trimetiletilen dari metilbutena dengan proses fasa cair

Reaksi pembuatan trimetiletilen dari metilbuten merupakan reaksi isomerisasi:

(31)

12

Isomerisasi adalah suatu proses perpindahan rantai karbon sehingga didapatkan rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Proses isomerisasi ini dapat juga dilakukan pada olefin. Proses pembuatan trimetiletilen merupakan salah satu proses Isomerisasi Olefin (ISOFIN).

Isomerisasi Paraffin dan Naphta merupakan reaksi orde satu, dapat balik, eksotermis dan menggunakan katalis. Dengan menggunakan katalis asam, proses isomerisasi menjadi lebih cepat dan sederhana di dalam perancangan pabrik.

Dalam beberapa proses isomerisasi paraffin, biasanya menggunakan suhu antara 30-36oC pada tekanan 4 atm. Proses isomerisasi dalam skala komersial hanya dapat dilakukan untuk hidrokarbon yang mempunyai jumlah karbon sebanyak 5 dan 6 (C5 dan C6 paraffin). Proses isomerisasi ini menggunakan bahan baku metilbuten. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi metilbuten menjadi trimetiletilen adalah sebesar 95%.

(32)

13

Pada reaksi isomerisasi umumnya di dalam proses menggunakan temperatur yang rendah dan menggunakan fase cair, namun ada beberapa proses isomerisasi yang menggunakan fase gas, misalnya isomerisasi butene, pentan dan heksan. Tetapi untuk isomerisasi dalam fase gas menggunakan temperatur dan tekanan proses yang cukup tinggi. Dalam skala komersial C5 dan C6 paraffin dapat menaikkan angka oktan tinggi dengan titik didih yang lebih rendah. Partikel-partikel dalam gasoline yang mempunyai angka oktan yang tinggi diproduksi dengan catalitik reforming. Produk proses isomerisasi dapat langsung digunakan tanpa harus diolah lagi.

Proses pembuatan trimetiletilen dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1966 sebagai bahan baku isopropen dan mulai dikenalkan secara komersial pada tahun 1968. Reaksi isomerisasi trimetiletilen adalah reaksi reversible, orde satu, endotermis, isothermal dan non adiabatik. Untuk itu katalis yang digunakan adalah asam sulfat.

B. Pemilihan Proses

(33)

14

1. Kelayakan Ekonomi

[image:33.595.158.507.247.388.2]

Tinjauan ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui bruto yang dihasilkan oleh pabrik ini selama setahun dengan kapasitas 35.000 ton/tahun. Berikut ini perbandingan beberapa harga bahan baku dan harga produk pada tahun 2014.

Tabel 2.1 Harga bahan baku dan produk

Bahan Harga dalam $ Harga dalam Rp.

Butena 2072 USD/ton 23.830.072/ton

Isobutena 1370 USD/ton 15.756.370/ton

Nikel Sulfida 20.039 USD/ton 230.468.539/ton

Metilbuten 920 USD/ton 10.580.920/ton

Asam Sulfat 295 USD/ton 3.392.795/ton

Trimetiletilen 1780 USD/ton 20.471.780/ton Sumber: www.alibaba.com, 2013 dan www.icis.com, 2013

*nilai kurs $1 = Rp 11.501 (www.bi.go.id)

A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena : Konversi : 99,5%

Kapasitas : 35.000 ton Trimetiletilen tiap tahun

� � � � � � � � = � � � � � � � � ( � )

�� � � � � � � � � = 35.000.000 �

70,134

(34)

15

Dengan Reaksi :

CH3 CH3

CH2 = CH – CH2 – CH3 + CH2 = C – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3

+ CH2 = CH – CH3 (g) ...(2.4) 1 : 1 : 1 : 1

BM 56,1063 g/mol 56,1063 g/mol 70,134 g/mol 42,0797 g/mol

Mula a b

Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686) Sisa (a-499.044,686)(b-499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686)

Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 99,5% maka dibutukan reaktan sebagai berikut

= 100%

99,5% � 499.044,686 = 501.552,448 : = 1: 1 = 501.552,448

 Mol Butena = 501.552,448 kmol

Butena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen

= mol butena * BM butena

(35)

16

 Mol Isobutena = 501.552,448 kmol

Isobutena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen

= mol Isobutena * BM Isobutena

= 501.552,448 kmol x 56,1063 kgr/kmol = 28.140.252,11 kg

= 28.140,2521 ton

Jumlah katalis (Nikel Sulfida) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 1% dari bahan baku Uap Buten.

 Mol Nikel Sulfida = 1% x 501.552,448 kmol

= 5.015,52 kmol

Nikel Sulfida yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen

= mol Nikel Sulfida * BM Nikel Sulfida = 5.015,52 kmol x 122,823 kg/kmol = 616.021,21 kg

= 616,021 ton

Jumlah harga bahan baku:

= (28.140,2521 ton x $ 2072/ton) + (28.140,2521 ton x $ 1370/ton) = $ 96.858.747,73

Jumlah harga katalis :

(36)

17

Harga produk Trimetiletilen: = (35.000 ton x $ 1780/ton) = $ 62.300.000 /tahun

 Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan + katalis)

= $ 62.300.000 – ($ 96.858.747,73 + $ 12.344.448,82) = $ -46.903.196,55

= (minus) Rp. 539.433.663.500

Harga produksi/kg Trimetiletilen :

= ℎ � ℎ � � ℎ

� �

= $ 96.858.747,73/tahun 35.000.000 kg/tahun

= $ 2,767/ kg = $ 2.767/ ton

= Rp. 31.823,267/ kg ($1 = Rp 11.501)

Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 2.767/ ton, lebih mahal dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.

B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten : Konversi : 95%

(37)

18

� � � � � � � � = 35.000.000 � 70,134

� � � � � � � � = 499.044,686 Dengan Reaksi :

CH3 CH3

CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.5)

1 : 1

BM 70,134 g/mol 70,134 g/mol

Mula a

Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) Sisa (a-499.044,686) (499.044,686)

Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 95% maka dibutukan reaktan sebagai berikut

= 100%

95% � 499.044,686 = 525.310,196

 Mol Metilbuten = 525.310,196 kmol

Metilbuten yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen

= mol Metilbuten * BM Metilbuten = 525.310,196 kmol x 70,134 kg/kmol = 36.842.105,29 kg

(38)

19

Jumlah katalis (H2SO4) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 0,2% dari bahan baku Metilbuten.

 Mol H2SO4 = 0,2% x 525.310,196 kmol

= 1.050,62 kmol

H2SO4 yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen

= mol H2SO4 * BM H2SO4

= 1.050,62 kmol x 98,086 kg/kmol = 103.051,113 kg

= 103,0511 ton

Jumlah harga bahan baku : = 36.842,1053 ton x $ 920/ton = $ 33.894.736,88

Jumlah harga katalis : = 103,0511 ton x $ 295/ton = $ 30.400,075

(39)

20

 Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan+katalis)

= $ 62.300.000 – ($ 33.894.736,88 + $ 30.400,075) = $ 28.374.863,05

= Rp. 326.339.299.900

Harga produksi/kg Trimetiletilen :

= ℎ � ℎ � � ℎ

� �

= $ 33.894.736,88 /tahun 35.000.000 kg/tahun

= $ 0,968/ kg = $ 968/ ton

= Rp. 11.132.968/ kg ($1 = Rp 11.501)

Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 968/ ton, lebih murah hampir 2 kali lipat dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.

2. Kelayakan Teknis

Biasanya kelayakan teknik terhadap suatu reaksi kimia yang di tinjau adalah

energi bebas gibbs (∆G). Untuk reaksi isotermal :

∆G Reaksi = ∑∆Gºf Produk –∑∆Gºf Reaktan

(40)
[image:40.595.132.484.113.261.2]

21

Tabel 2.2 Nilai ΔG°f dan ∆Hºf masing-masing Komponen

Komponen ∆Gºf (kJ/mol) ∆Hºf (kJ/mol) n-Butena (uap)

2-Butena (uap) Isobutena (uap)

59,7 63,61 58,11

20,88 -11,18 -16,91

Metilbuten (cair) 67,2 -51,6

Trimetiletilen (cair) Propilen (uap)

61,6 62,76

-41,0 20,43

A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena :

Reaksi Pada Reaktor I :

CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ...(2.6)

∆HReaksi = (∆Hºf 2-butena) - (∆Hºf n-butena)

= (-11,18) - (20,88)

= -32,06 kJ/mol (eksoterm)

∆GReaksi = (∆Gºf 2-butena) - (∆Gºf n-butena) = (63,61) – (59,7)

(41)

22

Reaksi Pada Reaktor II :

CH3 CH3

CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3

+ CH2 = CH – CH3 ...(2.7)

∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen + ∆Hºf propilen) - (∆Hºf 2-butena + ∆Hºf isobutena)

= (-41 + 20,43) - (-11,18 + (-16,91)) = +7,52 kJ/mol (endoterm)

∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen + ∆Gºf propilen) - (∆Gºf 2-butena + ∆Gºf isobutena) = (74,82 + 62,76) - (63,61 + 58,11)

= +15,86 kJ/mol (non-spontan)

Berdasarkan nilai ∆G0

yang telah didapatkan sebesar +3,61 kJ/mol pada reaktor 1 dan +15,86 kJ/mol pada reaktor 2 menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletilen dapat berlangsung dengan membutuhkan energi yang besar, karena diperoleh nilai ∆G0> 0 (konsumsi energi besar).

B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten :

CH3 CH3

CH2= C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.8)

∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen) - (∆Hºf metilbuten) = (-41) - (-51,6) kJ/mol

(42)

23

∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen) - (∆Gºf metilbuten) = (61,6) - (67,2) kJ/mol

= -5,6 kJ/mol (spontan)

Berdasarkan nilai ∆G0

yang telah didapatkan sebesar -5,6 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletien layak secara komersial, karena diperoleh nilai ∆G0< 0.

[image:42.595.141.513.378.717.2]

Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan trimetiletilen yang telah diuraikan diatas sebagai berikut :

Tabel 2.3. Perbandingan proses pembuatan trimetiletilen

No. Keterangan Jenis Proses

1 2

1. Bahan baku utama Uap butena Metilbutena

2. Katalis Nikel sulfida Asam sulfat

3. Temperatur Operasi T = 15oC T = 110˚C

T=32˚C

4. Tekanan Operasi P = 1 atm P = 11atm

P = 4atm

5.

6.

7.

Konversi

∆Ho

∆Go

(43)

24

Maka dipilihlah proses pembuatan trimetiletilen yang ke 2, yaitu dengan menggunakan bahan baku metilbuten proses fasa cair, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Reaksi berlangsung secara spontan, yang artinya membutuhkan energi yang lebih kecil dibandingkan proses pertama (proses fasa uap) 2. Temperatur reaksi lebih rendah

3. Tekanan operasi lebih rendah 4. Katalis yang digunakan lebih murah

Untuk produksi trimetiletilen dari metilbuten sendiri terdiri dari dua pilihan proses:

1. Proses tanpa Recycle Keuntungan:

 Biaya pemipaan dan pompa kecil karena tidak ada arus yang

dikembalikan lagi ke proses

 Beban di reactor kecil karena umpan masuk selalu fresh sehingga lebih

mudah bereaksi

 Waktu reaksi lebih cepat karena impuritas dalam reactor kecil

Kerugian:

 Karena reaksi bersifat reversible maka konversinya rendah sehingga

kebutuhan bahan baku besar

Working capital lebih mahal

 Kurang aman di lingkungan karena limbah yang dibuang ke alam masih

(44)

25

2. Proses dengan Recycle Keuntungan:

 Biaya bahan baku lebih murah karena umpan yang belum terkonversi

menjadi produk dikembalikan ke reaktor

 Limbah lebih aman dibuang ke lingkungan karena senyawa yang

terbuang non air kecil

 Biaya pengolahan limbah lebih murah

Kekurangan:

 Waktu reaksi lebih lama karena impuritas di dalam reaktor lebih besar

sehingga kecepatan reaksi lebih lambat

 Diperlukan penambahan alat untuk transportasi dan pretreatment sebelum

ke reaktor sehingga diperlukan investasi lebih besar

 Beban di reaktor besar karena umpan adalah campuran dari fresh feed

dan recycle yang mengandung lebih banyak impuritas

(45)

26

C. Uraian Proses

Proses pembuatan Trimetiletilen secara garis besar dibagi menjadi tahap proses yaitu:

1. Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan trimetiletilen adalah metilbuten dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai katalis. Bahan baku metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair.

a. Persiapan Metilbuten

Metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair ditampung terlebih dahulu di tangki penyimpanan

(ST-101) dengan kondisi 1 atm dan 30C, dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-101) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, metilbuten dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju

reaktor.

b. Persiapan Katalis

Katalis yang digunakan ialah Asam Sulfat (H2SO4) 65%. Katalis yang didapatkan dari PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur memiliki konsentrasi 96% w/w dalam fase cair ditampung terlebih dahulu di

(46)

27

Asam sulfat (H2SO4) konsentrasi 96% diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk diencerkan terlebih dahulu dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Dari mixing tank, larutan asam sulfat dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-104) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, asam sulfat dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju

reaktor (RE-201).

2. Tahapan Proses

Didalam reaktor (RE-201) terjadi reaksi isomerisasi metilbuten yang menghasilkan trimetiletilen dengan bantuan katalis asam sulfat. Reaksi yang terjadi dalam reaktor (RE-201) merupakan reaksi isothermal pada suhu 32°C dan tekanan 4 atm. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dengan konversi sebesar 95%.

Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermis, sehingga diperlukan pemanas berupa koil yang dialiri air sebagai media pemanas dengan suhu masuk 40oC untuk menjaga suhu reaksi tetap pada 32°C.

Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah:

CH3 CH3

CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l)

Cairan yang keluar dari reaktor (RE-201) berupa trimetiletilen 95%,

(47)

28

Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari

metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat tersebut kemudian direcycle kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).

3. Pemurnian dan Penyimpanan Produk

Produk keluaran reaktor (RE-201) kemudian diumpankan kedalam Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari

metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat dialirkan diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk dicampurkan dengan asam sulfat baru terlebih dahulu dan diencerkan dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Setelah itu, asam sulfat dialirkan menuju pompa proses (P-104) untuk menaikkan tekanan sampai 4 atm dan heater (HE-102) untuk dipanaskan sampai suhu 32oC yang kemudian akan digunakan kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).

(48)

29

0.013% metilbuten; 0,005% 1-penten; 0,002% asam sulfat dan 0.001% air dialirkan masuk ke tangki penyimpanan (ST-401).

Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Tangki Penyimpanan Produk (ST-401) Heater (HE-101) Reciprocating Pompa (P-101) Tangki Penyimpanan Metilbuten (ST-101) Heater (HE-101) Reciprocating Pompa (P-101) Mixing Tank (MT-101) Tangki Penyimpanan Asam Sulfat (ST-101) Flash Drum (FD-301) Centrifuge (CF-301) Reaktor (RE-201)

(49)

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK

A. Spesifikasi Bahan Baku

1. Bahan Baku Utama :

Metilbuten

Rumuskimia :

CH3

CH2= C – CH2– CH3

Sifat fisis:

Berat Molekul : 70,134

Titik Didih : 31 oC

Titik Leleh : -137 oC

Berat Jenis pada 25 oC : 0,654 gr/cm3

Viskositas pada 25 oC : 0,1822 cP

Kemurnian : 95 % wt

Fasa pada 1atm : cair

(50)

31

Sifat kimia :

a. Metilbuten dapat terisomerisasi menjadi trimetiletilen dengan

katalisator asam sulfat.

Reaksi :

CH3 CH3

H2SO4

CH2= C – CH2– CH3 CH3– C =CH2– CH3

b. Metilbuten dapat terklorinasi menjadi 2-methyl dicloro 2-buten.

Reaksi:

CH3 CCl2

CH2= C – CH2– CH3 + Cl3 CH3– C = CH – CH3

2. Bahan Baku Penunjang :

Asam Sulfat

Rumus Molekul

Massa Molar

Densitas

Kelarutan dalam air

Viskositas

Titik leleh (oC)

Titik didih (oC)

Tekanan uap (mmHg)

: H2SO4

: 98,08 g/mol

: 1,84 g/cm3(cair)

: Larut sepenuhnya

: 26,7 cP(pada 20 °C)

: 10

: 290

(51)

32

B. Spesifikasi Produk

Trimetiletilen

Rumus Kimia :

CH3

CH3– C = CH – CH3

Sifat fisis:

Berat Molekul : 70,134

Titik Didih : 39oC

Titik Leleh : -134oC

Berat Jenis pada25oC : 0, 666 gr/cm3

Viskositas pada 25 oC : 0,2192 cP

Kemurnian : 95 % wt

Fasa pada 1atm : cair

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2014. Standar Gaji Aneka Posisi di Indonesia. Tersedia di http://www.jobloker.com/id/artikel-dunia-kerja/66-standar-gaji-aneka-posisi-di-indonesia Diakses 19 Februari 2014.

Antara News. 2013. Lampung Selatan Bangun Kawasan Industri. Tersedia di

http://www.antaranews.com/berita/366878/lampung-selatan-bangun-kawasan-industri. Diakses 9 April 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di http://www.bps.go.id. Diakses 26 Maret 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013.Tersedia di

http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1. Diakses 18 Februari 2014. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). 2011. Tersedia di

http://www.pom.go.id/webreg/index.php/home/produk/13/row/10/page/1/ord er/4/DESC/search/1/xylitol. Diakses 2 Maret 2013.

Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1955. Introduction to Chemical Engineering. McGraw Hill : New York.

Bank Indonesia (BI). 2014. Tersedia di http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses 17 Februari 2014.

(53)

Cascade Analytical Reagents and Biochemicals. 2013. Tersedia di http://www.cascadebiochems.com/polyols. Diakses 3 April 2013.

Coulson J.M., and J. F. Richardson. 1993. Chemical Engineering 3rd edition. Butterworth-Heinemann : Washington.

Da Silva, Manuel A.V. Ribeiro, dkk. 2013. Thermochemistry of D-xylose (cr). Journal Chem. Thermodynamics.

Doni, 2012. Permen dan Kegunaannya. Tersedia di http://news.cobadulu.com/2012/02/14/permen-dan-kegunaannya/. Diakses 26 Maret 2013.

EBTKE. 2012. Harga Hidrogen Bisa Lebih Murah dari Premium. Tersedia di

http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/energi-baru/hidrogen/494-harga-hidrogen-bisa-lebih-murah-dari-premium.html. Diakses 25 November 2012. Fahid, Rabah, Dr. 2012. Water Treatment, Lecturer 5 : Filtration. Environmental

Engineering Department : Islamic University Of Gaza.

Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd edition. Prentice Hall : New Jersey.

Guangzhou CCM Information Science & Technology Co., Ltd. 2013. Domestic Output of Sugar Alcohol Witnesses Uptrend in Recent Years. Tersedia di http://eshare.cnchemicals.com/publishing/home/2013/02/05/129/domestic-output-of-sugar-alcohol-witnesses-uptrend-in-recent-years.html. Diakses 23 April 2013.

(54)

Honeywell. 2006. Sensors for Test and Measurement. Tersedia di https://measurementsensors.honeywell.com/Pages/default.aspx#ex. Diakses 10 Maret 2014.

Karassik, Igor J., Dkk. 2011. Pump Handbook, 3rd Edition. Mcgraw-Hill Co. : New York.

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York. Legawa, Cahya. 2011. Berbicara Tentang Pemanis Buatan dan Pengganti Gula.

Tersedia di http://catatan.legawa.com/2011/07/berbicara-tentang-pemanis-buatan-dan-pengganti-gula/. Diakses 26 Maret 2013.

Levenspiel, Octave. 1995. Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John Wiley & Sons, Inc. : New York.

Marlin, Thomas. 2000. Process Control, Designing Processes, and Control System for Dynamic Performance 2nd Ed. Tersedia di http://pc-education.mcmaster.ca/default.htm. Diakses 10 Maret 2014.

Maryono. 2014. BI Rate 7,5% Suku Bunga KPR BTN Tetap 11%. Tersedia di http://www.infobanknews.com/2014/02/bi-rate-75-suku-bunga-kpr-btn-tetap-11/. Diakses 6 Maret 2014.

Meggison, Andrew. 2012. Hydrogen Without The High Cost. Tersedia di http://gas2.org/2012/06/04/hydrogen-without-the-high-cost/. Diakses 20 November 2012.

Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 7th edition. McGraw Hill : New York.

(55)

Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book Company : London.

Radar Lampung. 2011. Lampung Buka Gerbang Ekspor Impor. Tersedia di http://www.radarlampung.co.id/read/metro-bisnis/42989-lampung-buka-gerbang-ekspor. Diakses 9 April 2013.

Road, E. Moses, Dr. 2004. Role of Weak Acd Cation Resin in Water Treatment. Ion Exchange (India) Ltd., Mumbai : India.

Satyagraha. 2013. Wamenkeu : Inflasi 2016-2018 di bawah 5%. Tersedia di http://www.antaranews.com/berita/408370/wamenkeu-inflasi-2016-2018-di-bawah-lima-persen. Diakses 18 Februari 2014.

Setiawan, Iwan. 2008. Kontrol PID Untuk Proses Industri. Elex Media Komputindo.

Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.

Stouffer, Keith, Joe Falco, and Karen Kent. 2006. Guide to Supervisory Control

and Data Acquisition (SCADA) and Industrial Control Systems Security. National Institute of Standards and Technology : Gaithersburg.

Sumada, Ketut. 2012. Perancangan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Secara Kimia. 20 April 2012. Tersedia di

http://Ketutsumada.Blogspot.Com/2012/04/Perancangan-Fasilitas-Pengolahan-Air.Html. UPN Veteran : Jawa Timur. Diakses 20 Januari 2014. Tackett, Herbert H., Dkk. 2008. Positive Displacement Reciprocating Pump

Fundamentals-Power And Direct Acting Types. Proceeding Of The

(56)

Thiel, Peta, Dkk. 2006. Activated Carbon Vs Anthracite As Primary Dual Media Filters-A Pilot Plant Study. 69th Annual Water Industry Engineers And

Operators’ Conference Bendigo Exhibition Centre.

Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design and Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New York.

Turton, R.K., 1984. Principles Of Turbomachinery. E & F.N. Spon, London. Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinemann :

Washington.

Wellesley, Mass. 2013. Global Sugar, Sweeteners Market To Hit $97 Billion by 2017. Tersedia di http://www.foodproductdesign.com/news/2013/04/global-sugar-sweeteners-market-to-hit-97-billion.aspx. Diakses 23 April 2013. Whistler, R.L. 1950. Xylan. Hudson, C.S. dan Sidney (eds). Advances in

Carbohydrate Chemistry. Volume 5. General Polysaccharides. Academic Press, New York.

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Data Impor Trimetiletilen (Biro Pusat Statistik)
grafik berikut.
Tabel 2.1  Harga bahan baku dan produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat web Rumah Makan Wong Solo yang dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat umum yang ingin mengetahui

PENARIKAN DAN PENGEMBALIAN DANA PADA BADAN LAYANAN UMUM.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Pada penulisan ilmiah ini penulis membuat aplikasi profile, album, history group musik Larc-en-ciel dengan menggunakan Macromedia Flash MX sebagai alat pengabung elemen-elemen

Perlakuan BAP dengan dua taraf konsentrasi (1 mg/l dan 2 mg/l) dan media (MS dan KC) dengan empat taraf konsentrasi (1, ¾, ½, dan ¼ konsentrasi hara makro dan mikro)

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir

Pada penelitian ini merupakan sebuah pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu “Rancang bangun WSN untuk monitoring suhu dan kelembaban pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi plat elektroda yang paling efektif dalam penggunaan arus listrik serta mempunyai efisiensi paling baik dalam proses elektrokimia batch

Program Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Green School adalah program pendidikan yang diusulkan, dilakukan dan diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat. Program PLH Green