ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK
TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS
35.000 TON/TAHUN
Oleh
ADELIA AYUNINGTYAS
Pabrik Trimetiletilen berbahan baku Metilbuten, akan didirikan di Tarahan, Lampung Selatan. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi Trimetiletilen sebanyak 35.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah Metilbuten sebanyak 4751,47 kg/jam.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 143 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 99.701.233.801
Working Capital Investment (WCI) = Rp 19.549.261.530
Total Capital Investment (TCI) = Rp 130.328.410.197
Break Even Point (BEP) = 45,64%
Pay Out Time before Taxes (POT)b = 1,3 tahun
Pay Out Time after Taxes (POT)a = 1,6 tahun
Return on Investment before Taxes (ROI)b = 50,18 % Return on Investment after Taxes (ROI)a = 40,15 %
Discounted Cash Flow (DCF) = 81,39 %
Shut Down Point (SDP) = 33,56 %
PRARANCANGAN PABRIK
TRIMETHYLETHYLENE
DENGAN PROSES
ISOMERISASI
METHYLBUTENE
MENGGUNAKAN
KATALIS H
2SO
4KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Perancangan
Reactor
(RE-201))
Oleh
ADELIA AYUNINGTYAS
(Skripsi)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
PRARANCANGAN PABRIK
TRIMETHYLETHYLENE
DENGAN PROSES
ISOMERISASI
METHYLBUTENE
MENGGUNAKAN
KATALIS H
2SO
4KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Perancangan
Reactor
(RE-201))
(Skripsi)
Oleh
ADELIA AYUNINGTYAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Natar, Lampung Selatan pada tanggal 24 Juni 1989, sebagai anak ke enam dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak M. Ali dan Ibu Sumini.
Lulus dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Sidosari pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2007.
Sebuah Karya kecilku....
Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:
Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.
Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,
doa, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya.
Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan
berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang
yang tidak akan pernah berakhir.
Guru-guruku sebagai tanda hormatku,
terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
MOTO
Always End the Day With a
Positive Thought..
No Matter How Hard Things
We e, Tomo ow’ a F e h
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan judul “Prarancangan Pabrik Trimethylethylene dengan Proses Isomerisasi
Methylbutene menggunakan Katalis H2SO4, Kapasitas 35.000 Ton/tahun” dapat
diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
ii
3. Yuli Darni, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama penyelesaian tugas akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.
4. Darmansyah, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
5. Heri Rustamaji, S.T., M.Eng., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.
7. Keluargaku tercinta, untuk Ayah, Ibu, Yunda dan Kanda yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dukungan, skripsi ini juga ku persembahkan untuk mereka semoga bisa menjadi pengobat hati yang pilu.
8. Taufan Firdaus, S.T., selaku rekan seperjuangan dalam suka duka yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
9. Yulia Erza, selaku rekan seperjuangan pengerjaan skipsi.
10. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Angkatan 2007 aksel, marga, binur, catur, atung, fath, cindi, indra, muti, norma, andika, sahabat-sahabatku, ika, cici, tya, tika, nanda, kinkin, kakak-kakak dan adik-adik angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikan bantuan dan meluangkan waktu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.
Bandar Lampung, 20 Agustus 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR... viii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Kegunaan Produk ... 3
C. Analisis Pasar ... 3
D. Lokasi Pabrik ... 6
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen... 10
B. Pemilihan Proses ... 13
C. Uraian Proses ... 26
III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK A. Spesifikasi Bahan Baku ... 30
B. Produk ... 32
IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ... 34
B. Neraca Energi ... 39
V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 45
B. Peralatan Utilitas ... 59
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 77
1. Unit Penyediaan Air... 77
2. Unit Penyediaan Listrik... 99
3. Unit Pengadaan Bahan Bakar... 104
iii
B. Pengolahan Limbah ... 105
C. Laboratorium ... 109
D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses... 113
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 116
B. Tata Letak Pabrik ... 120
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 129
B. Struktur Organiasi Perusahaan ... 132
C. Tugas dan Wewenang... 136
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 144
E. Manajemen Produksi ... 145
F. Jumlah Tenaga Kerja ... 148
G. Kesejahteraan Karyawan ... 151
H. Manajemen Produksi... 155
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi... 160
B. Evaluasi Ekonomi... 166
C.Discounted Cash Flow... 169
X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 171
B. Saran ... 171
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D UTILITAS
LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data Impor Trimetiletilen ... 2
2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Trimetiletilen ... 14
2.2. Harga Bahan Baku dan Produk ... 14
2.2. Nilai Energi Gibbs dan Energi Pembentukan Standar ... 14
4.1. Neraca Massa Mixing Tank (MT-101)... 34
4.2. Neraca Massa Mixing Point (MP-101) ... 34
4.3. Neraca Massa Reaktor (RE-201) ... 35
4.4. Neraca Massa Centrifuge(CF-301)... 36
4.5. Neraca MassaDistilation Column(DC-301) ... 37
4.6. Neraca Massa Condenser(CD-301)... 38
4.7. Neraca Massa Reboiler(RB-301)... 39
4.8. Neraca EnergiMixing Tank (MT-101) ... 40
4.9. Neraca EnergiHeater(HE-101)... 41
4.10. Neraca EnergiMixing Point (MP-101) ... 41
4.11. Neraca EnergiHeater(HE-101) ... 42
4.12. Neraca Energi Reaktor (RE-201)... 42
4.13. Neraca EnergiCentrifuge(CF-301)... 43
4.14. Neraca EnergiDistilation Column(DC-301) ... 44
5.1. Metilbuten Storage Tank(ST-101) ... 45
5.2. H2SO4Storage Tank(ST-102) ... 46
5.3. Mixing Tank (MT-101) ... 47
5.4. Heater(HE-101) ... 48
5.5. Heater(HE-102) ... 49
5.7. Centrifuge(CF-301)... 51
5.8. Distilation Column(DC-301) ... 51
5.9. Condenser(CD-301)... 52
5.10.Reboiler(RB-301) ... 53
5.11.Accumulator(AC-301) ... 54
5.12.Process Pump (PP-101) ... 54
5.13.Process Pump (PP-102) ... 55
5.14.Process Pump (PP-103) ... 55
5.15.Process Pump (PP-104) ... 56
5.16.Process Pump (PP-105) ... 56
5.17.Process Pump (PP-201) ... 57
5.18.Process Pump (PP-301) ... 57
5.19.Process Pump (PP-302) ... 58
5.20.Process Pump (PP-303) ... 58
5.21. Bak Sedimentasi (BS-01) ... 59
5.22. Bak Penggumpal (BP-01) ... 59
5.23. Tangki Alum (TP-01) ... 60
5.24. Tangki Soda Kaustik (TP-02) ... 60
5.25. Tangki Klorin (TP-03) ... 61
5.26.Clarifier(CL-01)... 61
5.27. Sand Filter(SF-01) ... 62
5.28.Filter Water Tank (TP-04) ... 62
5.29.Domestic Water Tank (TP-05) ... 63
5.30.Hot Basin(HB-01) ... 64
5.31. Tangki Inhibitor (TP-06) ... 64
5.32. Tangki Dispersant(TP-07) ... 65
5.33.Cooling Tower (CT-01) ... 65
5.34.Cold Basin(CB-01) ... 66
5.35. Tangki Asam Sulfat (TP-08) ... 66
5.36.Cation Exchanger (CE-01) ... 67
5.37.Anion Exchanger (AE-01) ... 67
vi
5.39. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-01) ... 68
5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-02) ... 69
5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-03) ... 69
5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-04) ... 70
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-05) ... 70
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-06) ... 71
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-07) ... 71
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-08) ... 72
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-09) ... 72
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-10) ... 73
5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-11) ... 74
5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-12) ... 74
5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-13) ... 75
5.45. Tamgki Bahan Bakar (TP-09) ... 75
5.46.Compressor ... 76
6.1. Kebutuhan Air General Uses ... 79
6.2. Kebutuhan Air Pendingin ... 81
6.3. Kebutuhan Air Proses ... 90
6.4. Kebutuhan Penerangan Dalam Bangunan ... 100
6.5. Kebutuhan Penerangan Luar Bangunan ... 101
6.6. Kebutuhan Listrik Alat Proses ... 102
6.7. Kebutuhan Listrik Alat Utilitas ... ... 103
6.8. Mutu Air Limbah ... 106
6.7. Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ... 114
7.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Selatan ... 118
7.2. Perincian Luas Area Pabrik... 128
8.1. Jadwal Kerja Regu Shift... 147
8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 149
8.6. Penggolongan Tenaga Kerja ... 150
9.1. Fixed Capital Investment ... 161
9.2. Manufacturing Cost ... 163
9.4. Administrative Cost... 164
9.5. Acceptable Persent Return on Investment... 167
9.6. Acceptable Persent Pay Out Time... 168
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Lokasi Pabrik ... 8
2.1. Diagram Alir Proses ... 29
4.1. Laju Alir Neraca Massa MT-101 ... 33
4.2. Laju Alir Neraca Massa MP-101 ... 34
4.3. Laju Alir Neraca Massa RE-201 ... 35
4.4. Laju Alir Neraca Massa CF-301 ... 35
4.5. Laju Alir Neraca Massa DC-301... 36
4.6. Laju Alir Neraca Massa CD-301... 38
4.7. Laju Alir Neraca Massa RB-301... 39
7.1. Lokasi Pabrik ... 120
7.2. Tata Letak Pabrik ... 124
7.3. Tata Letak Alat Proses ... 127
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 134
9.1. Analisa Ekonomi ... 169
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi di sektor minyak dan
gas bumi, sehingga minyak dan gas bumi dapat dijadikan komoditi penting
untuk pemasukan devisa negara. Di samping itu minyak dan gas bumi dapat
diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan.
Salah satu modal untuk mencapai tujuan tersebut adalah kekuatan sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Berdasarkan modal utama tersebut, maka
pengembangan industri diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur
industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.
Pengembangan industri yang perlu mendapat perhatian pemerintah adalah
pengembangan industri kimia dasar. Dengan berkembangnya industri ini akan
membuka lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia sehingga dapat
2
Peningkatan kebutuhan harus diimbangi dengan peningkatan industri, oleh
sebab itu pemerintah telah menggalakkan pembangunan di sektor industri
terutama dalam bidang industri kimia dasar. Salah satu di antaranya adalah
pendirian pabrik trimetiletilen.
Pendirian pabrik trimetiletilen diharapkan mampu merangsang berdirinya
pabrik kimia yang lain dan mampu menyuplai kebutuhan dalam negeri.
Trimetiletilen merupakan bahan kimia yang sangat dibutuhkan didalam negeri
dan untuk memperolehnya harus impor dari Amerika dan Eropa Barat.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah :
1. Menurunnya jumlah impor trimetiletilen, berarti menghemat devisa negara
dan dimungkinkan nanti mampu mengekspor trimetiletilen sehingga
menambah devisa negara.
2. Sebagai pemasok bahan baku bagi industri-industri dalam negeri yang
menggunakan trimetiletilen sebagai bahan bakunya.
3. Membuka lapangan kerja sehingga membantu mengatasi masalah
pengganguran.
4. Meningkatkan kesejahteraan penduduk disekitar pabrik.
5. Merangsang dan membantu tumbuh berkembangnya industri yang
3
B. Kegunaan Produk
Trimetiletilen merupakan salah satu bahan kimia yang dapat digunakan
diberbagai sektor kehidupan antara lain:
Sebagai bahan baku pabrik isopropen
Sebagai bahan baku dalam pembuatan karet sintesis
Sebagai bahan baku pembuatan TAME, ETBE, MTBE.
C. Analisa Pasar
1. Bahan Baku yang Tersedia
Bahan baku trimetiletilen yang berupa metilbuten diperoleh secara impor
dari China. Mengingat kebutuhan akan trimetiletilen yang sangat besar,
maka dapat dipertimbangkan lebih lanjut untuk mendirikan pabrik tersebut.
Pemilihan bahan baku merupakan hal yang penting dalam produksi
trimetiletilen, karena kemurnian produk yang dihasilkan dan desain pabrik
tergantung dari kualitas bahan bakunya. Bahan baku yang digunakan adalah
metilbuten.
Beberap hal yang mendasari pemilihan bahan baku tersebut adalah :
a. Harga bahan baku yang relatif murah dengan tingkat kemurnian 98%
b. Bahan baku tersedia cukup banyak sehingga kelangsungan pabrik serta
4
Mengingat di Indonesia belum ada pabrik trimetiletilen maka harga produk
Trimetiletilen di Indonesia dijual dengan harga relatif tinggi
2. Kebutuhan Pasar
Saat ini pabrik yang telah memproduksi Trimetiletilen berada di Amerika
dan Eropa barat yaitu Kellog Co.,The M .W. yang mempunyai kapasitas
rancangan sebesar 50.000 ton/tahun dan Arco Technology Inc. dengan
kapasitas rancangan sebesar 15.000 ton/tahun (Industrial Chemical
Engineering Research and Development, 2002).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
perihal data impor Trimetiletilendi Indonesia, dapat diprediksikan kapasitas
pabrik pada tahun 2017. Data statistik yang diperoleh dari biro statistik,
kebutuhan akanTrimetiletilendi Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Impor Trimetiletilen(Biro Pusat Statistik)
Tahun Jumlah
2004 13131,64
2005 11961,21
2006 14145,31
2007 18901,72
2008 21512,04
2009 21806,38
2010 22000,32
2011 23053,32
2012 26452,12
5
Peningkatan impor Trimetiletilen dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
grafik berikut.
Grafik 1.1 Impor Trimetiletilen pada tahun ke-1 hingga tahun ke-9
Untuk menghitung impor Trimetiletilen tahun berikutnya maka
menggunakan persamaan garis lurus:
y = ax + b
Keterangan : y = kebutuhan imporTrimetiletilen, ton/tahun
x = tahun
b =intercept
a = gradien garis miring
y = 1752x + 10454 R² = 0,91
0 3000 6000 9000 12000 15000 18000 21000 24000 27000 30000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6
Diperoleh persamaan garis lurus: y = 1752x + 10454(Ton/tahun)
Dari persamaan di atas maka dapat diketahui bahwa kebutuhan
Trimetiletilendi Indonesia pada tahun 2017 adalah:
y = 1752 (14) + 10454
y = 34.982 ton/tahun
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, maka dipilih pabrik
Trimetiletilendengan kapasitas produksi sebesar 35.000 ton/tahun.
D. Lokasi Pabrik
Secara geografis penentuan letak lokasi suatu pabrik sangat menentukan
kemajuan pabrik tersebut saat produksi dan masa datang. Lokasi pendirian
pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan pabrik,
karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik didalam kegiatan produksi
maupun distribusi produk untuk kelangsungan dari suatu industri baik produksi
sekarang maupun untuk masa yang akan datang seperti, perluasan pabrik,
daerah pemasaran produksi, penyediaan bahan baku dan lain-lain, harus
mendapat perhatian khusus dalam pendirian suatu pabrik. Oleh karena itu
pemilihan lokasi yang tepat dari pabrik akan menghasilkan biaya produksi dan
distribusi yang seminimal mungkin.
Provinsi Lampung sebagai lokasi strategis yang menghubungkan Pulau Jawa
dan Sumatera memiliki peranan sebagai wilayah penyangga industri antara
kedua pulau. Lampung juga memiliki potensi untuk digali serta dikembangkan,
7
dari tenaga panas bumi. Oleh karena itu, pabrik trimetiletilen direncanakan
untuk didirikan di daerah Katibung, Lampung Selatan.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik
trimetiletilen adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku berupa metilbuten dipasok dari China dan katalis asam sulfat
dari Gersik, Jawa Timur. Kedua bahan tersebut dikirim melalui kapal.
2. Pemasaran
Produk trimetiletilen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
dimana industri yang menggunakan trimetiletilen merupakan bahan baku
penunjang yang digunakan di bidang industri, terutama industri Pembuatan
Karet Sintetis. Letak geografis pabrik di provinsi Lampung cukup strategis,
karena berdekatan dengan kawasan Jabodetabek yang merupakan pusat
pengembangan nasional dan juga daerah lainnya di Sumatera. Hal ini
merupakan peluang untuk memperluas jaringan pemasaran. Pemasaran
produk tidak lepas dari sistem transportasi yang tersedia di provinsi
Lampung.
3. Transportasi
Sistem transportasi di daerah ini, meliputi pelabuhan dan jalan raya, relatif
8
Di Provinsi Lampung terdapat Pelabuhan Panjang. Gubernur Lampung
mengatakan bahwa dari segi kelayakan Pelabuhan Panjang telah siap untuk
berstatus sebagai pelabuhan internasional. Selain itu, kantor bea cukai yang
ada telah naik menjadi tingkat madya. Jika Lampung dapat mengimpor
barang secara langsung melalui Pelabuhan Panjang, maka tidak perlu
melalui Pelabuhan Tanjung Priok sehingga secara ekonomi akan
meningkatkan investasi maupun iklim usaha di Lampung (Radar Lampung,
2011). Pada gambar 1.2 dapat dilihat letak lokasi pabrik yang akan didirikan
di daerah Katibung, Lampung Selatan yang cukup dekat dengan Pelabuhan
Panjang.
9
4. Penyediaan utilitas
Air, listrik dan bahan bakar di daerah ini mudah diperoleh. Kebutuhan air
untuk proses dan keperluan lainnya tersedia dari sumber air di daerah
tersebut baik dari sungai/mata air atau laut. Penyediaan prasarana tenaga
listrik dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan Generator
yang disediakan pabrik. Kemudian penyediaan bahan bakar seperti solar
dapat diperoleh dari PT. Pertamina.
5. Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Lampung telah menunjukan
kemajuan sehingga dapat diperoleh tenaga kerja trampil maupun ahli.
Tenaga kerja dapat diperoleh juga dari luar daerah jika dibutuhkan.
6. Kondisi Daerah
Iklim daerah Lampung termasuk tropis basah, dengan curah hujan beragam
setiap tahun. Suhu udara beragam antara 20-34°C. Kondisi tanah relatif
masih luas dengan struktur tanah yang kuat. Kecamatan Katibung, Lampung
Selatan direncanakan oleh pemerintah Lampung sebagai kawasan industri
II. DESKRIPSI PROSES
A. Proses Pembuatan Trimetiletilen
Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena dengan isobutena pada fase uap serta dengan bahan baku metilbutena pada fase cair.
A.1 Trimetiletilen menggunakan bahan baku n-butena pada fasa uap
Reaksi yang terjadi terdiri dari 2 tahap, yaitu isomerisasi n-butena menjadi 2-butena (1), kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-2-butena dengan isobutena (2) :
(1) CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ... (2.1)
CH3 CH3
(2) CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3
11
Bahan baku yang digunakandalam proses ini adalah n-butena dan isobutena. Sebelum mereaksikan n-butena dengan isobutena, terlebih dahulu n-butena diubah menjadi 2-butena dengan proses isomerisasi yang dapat dilihat seperti persamaan (2.1). Selanjutnya 2-butena direaksikan dengan isobutena yang kemudian akan menghasilkan trimetiletilen dan propilen dengan menggunakan katalis nikel sulfida. Proses yang digunakan adalah proses polimerisasi adisi seperti pada persamaan (2.3).
Reaksi isomerisasi yang n-butena menjadi 2-butena dilakukan pada temperatur 15oC dan tekanan 1 atm. Pemilihan temperatur ini didasarkan kepada jenis katalis yang digunakan, yaitu jenis alkali metal yang dapat bekerja pada suhu 15oC. Pemilihan temperatur rendah juga didasarkan atas kesetimbangan termodinamika yang rendah antara n-butena dengan 2-butena. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi ini adalah 90%
Setelah diperoleh 2-butena dari proses isomerisasi, kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-butena dan isobutena yang berkontak di dalam reaktor pada temperatur 110oC dan tekanan 11 atm. Konversi yang diperoleh pada reaksi polimerisasi adisi ini adalah sebesar 99,5%.
A.2 Trimetiletilen dari metilbutena dengan proses fasa cair
Reaksi pembuatan trimetiletilen dari metilbuten merupakan reaksi isomerisasi:
12
Isomerisasi adalah suatu proses perpindahan rantai karbon sehingga didapatkan rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Proses isomerisasi ini dapat juga dilakukan pada olefin. Proses pembuatan trimetiletilen merupakan salah satu proses Isomerisasi Olefin (ISOFIN).
Isomerisasi Paraffin dan Naphta merupakan reaksi orde satu, dapat balik, eksotermis dan menggunakan katalis. Dengan menggunakan katalis asam, proses isomerisasi menjadi lebih cepat dan sederhana di dalam perancangan pabrik.
Dalam beberapa proses isomerisasi paraffin, biasanya menggunakan suhu antara 30-36oC pada tekanan 4 atm. Proses isomerisasi dalam skala komersial hanya dapat dilakukan untuk hidrokarbon yang mempunyai jumlah karbon sebanyak 5 dan 6 (C5 dan C6 paraffin). Proses isomerisasi ini menggunakan bahan baku metilbuten. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi metilbuten menjadi trimetiletilen adalah sebesar 95%.
13
Pada reaksi isomerisasi umumnya di dalam proses menggunakan temperatur yang rendah dan menggunakan fase cair, namun ada beberapa proses isomerisasi yang menggunakan fase gas, misalnya isomerisasi butene, pentan dan heksan. Tetapi untuk isomerisasi dalam fase gas menggunakan temperatur dan tekanan proses yang cukup tinggi. Dalam skala komersial C5 dan C6 paraffin dapat menaikkan angka oktan tinggi dengan titik didih yang lebih rendah. Partikel-partikel dalam gasoline yang mempunyai angka oktan yang tinggi diproduksi dengan catalitik reforming. Produk proses isomerisasi dapat langsung digunakan tanpa harus diolah lagi.
Proses pembuatan trimetiletilen dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1966 sebagai bahan baku isopropen dan mulai dikenalkan secara komersial pada tahun 1968. Reaksi isomerisasi trimetiletilen adalah reaksi reversible, orde satu, endotermis, isothermal dan non adiabatik. Untuk itu katalis yang digunakan adalah asam sulfat.
B. Pemilihan Proses
14
1. Kelayakan Ekonomi
[image:33.595.158.507.247.388.2]Tinjauan ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui bruto yang dihasilkan oleh pabrik ini selama setahun dengan kapasitas 35.000 ton/tahun. Berikut ini perbandingan beberapa harga bahan baku dan harga produk pada tahun 2014.
Tabel 2.1 Harga bahan baku dan produk
Bahan Harga dalam $ Harga dalam Rp.
Butena 2072 USD/ton 23.830.072/ton
Isobutena 1370 USD/ton 15.756.370/ton
Nikel Sulfida 20.039 USD/ton 230.468.539/ton
Metilbuten 920 USD/ton 10.580.920/ton
Asam Sulfat 295 USD/ton 3.392.795/ton
Trimetiletilen 1780 USD/ton 20.471.780/ton Sumber: www.alibaba.com, 2013 dan www.icis.com, 2013
*nilai kurs $1 = Rp 11.501 (www.bi.go.id)
A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena : Konversi : 99,5%
Kapasitas : 35.000 ton Trimetiletilen tiap tahun
� � � � � � � � = � � � � � � � � ( � )
�� � � � � � � � � = 35.000.000 �
70,134
15
Dengan Reaksi :
CH3 CH3
CH2 = CH – CH2 – CH3 + CH2 = C – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3
+ CH2 = CH – CH3 (g) ...(2.4) 1 : 1 : 1 : 1
BM 56,1063 g/mol 56,1063 g/mol 70,134 g/mol 42,0797 g/mol
Mula a b
Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686) Sisa (a-499.044,686)(b-499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686)
Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 99,5% maka dibutukan reaktan sebagai berikut
= 100%
99,5% � 499.044,686 = 501.552,448 : = 1: 1 = 501.552,448
Mol Butena = 501.552,448 kmol
Butena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol butena * BM butena
16
Mol Isobutena = 501.552,448 kmol
Isobutena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Isobutena * BM Isobutena
= 501.552,448 kmol x 56,1063 kgr/kmol = 28.140.252,11 kg
= 28.140,2521 ton
Jumlah katalis (Nikel Sulfida) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 1% dari bahan baku Uap Buten.
Mol Nikel Sulfida = 1% x 501.552,448 kmol
= 5.015,52 kmol
Nikel Sulfida yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Nikel Sulfida * BM Nikel Sulfida = 5.015,52 kmol x 122,823 kg/kmol = 616.021,21 kg
= 616,021 ton
Jumlah harga bahan baku:
= (28.140,2521 ton x $ 2072/ton) + (28.140,2521 ton x $ 1370/ton) = $ 96.858.747,73
Jumlah harga katalis :
17
Harga produk Trimetiletilen: = (35.000 ton x $ 1780/ton) = $ 62.300.000 /tahun
Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan + katalis)
= $ 62.300.000 – ($ 96.858.747,73 + $ 12.344.448,82) = $ -46.903.196,55
= (minus) Rp. 539.433.663.500
Harga produksi/kg Trimetiletilen :
= ℎ � ℎ � � ℎ
� �
= $ 96.858.747,73/tahun 35.000.000 kg/tahun
= $ 2,767/ kg = $ 2.767/ ton
= Rp. 31.823,267/ kg ($1 = Rp 11.501)
Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 2.767/ ton, lebih mahal dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.
B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten : Konversi : 95%
18
� � � � � � � � = 35.000.000 � 70,134
� � � � � � � � = 499.044,686 Dengan Reaksi :
CH3 CH3
CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.5)
1 : 1
BM 70,134 g/mol 70,134 g/mol
Mula a
Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) Sisa (a-499.044,686) (499.044,686)
Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 95% maka dibutukan reaktan sebagai berikut
= 100%
95% � 499.044,686 = 525.310,196
Mol Metilbuten = 525.310,196 kmol
Metilbuten yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Metilbuten * BM Metilbuten = 525.310,196 kmol x 70,134 kg/kmol = 36.842.105,29 kg
19
Jumlah katalis (H2SO4) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 0,2% dari bahan baku Metilbuten.
Mol H2SO4 = 0,2% x 525.310,196 kmol
= 1.050,62 kmol
H2SO4 yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol H2SO4 * BM H2SO4
= 1.050,62 kmol x 98,086 kg/kmol = 103.051,113 kg
= 103,0511 ton
Jumlah harga bahan baku : = 36.842,1053 ton x $ 920/ton = $ 33.894.736,88
Jumlah harga katalis : = 103,0511 ton x $ 295/ton = $ 30.400,075
20
Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan+katalis)
= $ 62.300.000 – ($ 33.894.736,88 + $ 30.400,075) = $ 28.374.863,05
= Rp. 326.339.299.900
Harga produksi/kg Trimetiletilen :
= ℎ � ℎ � � ℎ
� �
= $ 33.894.736,88 /tahun 35.000.000 kg/tahun
= $ 0,968/ kg = $ 968/ ton
= Rp. 11.132.968/ kg ($1 = Rp 11.501)
Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 968/ ton, lebih murah hampir 2 kali lipat dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.
2. Kelayakan Teknis
Biasanya kelayakan teknik terhadap suatu reaksi kimia yang di tinjau adalah
energi bebas gibbs (∆G). Untuk reaksi isotermal :
∆G Reaksi = ∑∆Gºf Produk –∑∆Gºf Reaktan
21
Tabel 2.2 Nilai ΔG°f dan ∆Hºf masing-masing Komponen
Komponen ∆Gºf (kJ/mol) ∆Hºf (kJ/mol) n-Butena (uap)
2-Butena (uap) Isobutena (uap)
59,7 63,61 58,11
20,88 -11,18 -16,91
Metilbuten (cair) 67,2 -51,6
Trimetiletilen (cair) Propilen (uap)
61,6 62,76
-41,0 20,43
A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena :
Reaksi Pada Reaktor I :
CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ...(2.6)
∆HReaksi = (∆Hºf 2-butena) - (∆Hºf n-butena)
= (-11,18) - (20,88)
= -32,06 kJ/mol (eksoterm)
∆GReaksi = (∆Gºf 2-butena) - (∆Gºf n-butena) = (63,61) – (59,7)
22
Reaksi Pada Reaktor II :
CH3 CH3
CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3
+ CH2 = CH – CH3 ...(2.7)
∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen + ∆Hºf propilen) - (∆Hºf 2-butena + ∆Hºf isobutena)
= (-41 + 20,43) - (-11,18 + (-16,91)) = +7,52 kJ/mol (endoterm)
∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen + ∆Gºf propilen) - (∆Gºf 2-butena + ∆Gºf isobutena) = (74,82 + 62,76) - (63,61 + 58,11)
= +15,86 kJ/mol (non-spontan)
Berdasarkan nilai ∆G0
yang telah didapatkan sebesar +3,61 kJ/mol pada reaktor 1 dan +15,86 kJ/mol pada reaktor 2 menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletilen dapat berlangsung dengan membutuhkan energi yang besar, karena diperoleh nilai ∆G0> 0 (konsumsi energi besar).
B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten :
CH3 CH3
CH2= C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.8)
∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen) - (∆Hºf metilbuten) = (-41) - (-51,6) kJ/mol
23
∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen) - (∆Gºf metilbuten) = (61,6) - (67,2) kJ/mol
= -5,6 kJ/mol (spontan)
Berdasarkan nilai ∆G0
yang telah didapatkan sebesar -5,6 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletien layak secara komersial, karena diperoleh nilai ∆G0< 0.
[image:42.595.141.513.378.717.2]Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan trimetiletilen yang telah diuraikan diatas sebagai berikut :
Tabel 2.3. Perbandingan proses pembuatan trimetiletilen
No. Keterangan Jenis Proses
1 2
1. Bahan baku utama Uap butena Metilbutena
2. Katalis Nikel sulfida Asam sulfat
3. Temperatur Operasi T = 15oC T = 110˚C
T=32˚C
4. Tekanan Operasi P = 1 atm P = 11atm
P = 4atm
5.
6.
7.
Konversi
∆Ho
∆Go
24
Maka dipilihlah proses pembuatan trimetiletilen yang ke 2, yaitu dengan menggunakan bahan baku metilbuten proses fasa cair, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Reaksi berlangsung secara spontan, yang artinya membutuhkan energi yang lebih kecil dibandingkan proses pertama (proses fasa uap) 2. Temperatur reaksi lebih rendah
3. Tekanan operasi lebih rendah 4. Katalis yang digunakan lebih murah
Untuk produksi trimetiletilen dari metilbuten sendiri terdiri dari dua pilihan proses:
1. Proses tanpa Recycle Keuntungan:
Biaya pemipaan dan pompa kecil karena tidak ada arus yang
dikembalikan lagi ke proses
Beban di reactor kecil karena umpan masuk selalu fresh sehingga lebih
mudah bereaksi
Waktu reaksi lebih cepat karena impuritas dalam reactor kecil
Kerugian:
Karena reaksi bersifat reversible maka konversinya rendah sehingga
kebutuhan bahan baku besar
Working capital lebih mahal
Kurang aman di lingkungan karena limbah yang dibuang ke alam masih
25
2. Proses dengan Recycle Keuntungan:
Biaya bahan baku lebih murah karena umpan yang belum terkonversi
menjadi produk dikembalikan ke reaktor
Limbah lebih aman dibuang ke lingkungan karena senyawa yang
terbuang non air kecil
Biaya pengolahan limbah lebih murah
Kekurangan:
Waktu reaksi lebih lama karena impuritas di dalam reaktor lebih besar
sehingga kecepatan reaksi lebih lambat
Diperlukan penambahan alat untuk transportasi dan pretreatment sebelum
ke reaktor sehingga diperlukan investasi lebih besar
Beban di reaktor besar karena umpan adalah campuran dari fresh feed
dan recycle yang mengandung lebih banyak impuritas
26
C. Uraian Proses
Proses pembuatan Trimetiletilen secara garis besar dibagi menjadi tahap proses yaitu:
1. Persiapan bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan trimetiletilen adalah metilbuten dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai katalis. Bahan baku metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair.
a. Persiapan Metilbuten
Metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair ditampung terlebih dahulu di tangki penyimpanan
(ST-101) dengan kondisi 1 atm dan 30C, dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-101) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, metilbuten dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju
reaktor.
b. Persiapan Katalis
Katalis yang digunakan ialah Asam Sulfat (H2SO4) 65%. Katalis yang didapatkan dari PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur memiliki konsentrasi 96% w/w dalam fase cair ditampung terlebih dahulu di
27
Asam sulfat (H2SO4) konsentrasi 96% diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk diencerkan terlebih dahulu dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Dari mixing tank, larutan asam sulfat dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-104) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, asam sulfat dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju
reaktor (RE-201).
2. Tahapan Proses
Didalam reaktor (RE-201) terjadi reaksi isomerisasi metilbuten yang menghasilkan trimetiletilen dengan bantuan katalis asam sulfat. Reaksi yang terjadi dalam reaktor (RE-201) merupakan reaksi isothermal pada suhu 32°C dan tekanan 4 atm. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dengan konversi sebesar 95%.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermis, sehingga diperlukan pemanas berupa koil yang dialiri air sebagai media pemanas dengan suhu masuk 40oC untuk menjaga suhu reaksi tetap pada 32°C.
Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah:
CH3 CH3
CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l)
Cairan yang keluar dari reaktor (RE-201) berupa trimetiletilen 95%,
28
Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari
metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat tersebut kemudian direcycle kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).
3. Pemurnian dan Penyimpanan Produk
Produk keluaran reaktor (RE-201) kemudian diumpankan kedalam Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari
metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat dialirkan diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk dicampurkan dengan asam sulfat baru terlebih dahulu dan diencerkan dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Setelah itu, asam sulfat dialirkan menuju pompa proses (P-104) untuk menaikkan tekanan sampai 4 atm dan heater (HE-102) untuk dipanaskan sampai suhu 32oC yang kemudian akan digunakan kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).
29
0.013% metilbuten; 0,005% 1-penten; 0,002% asam sulfat dan 0.001% air dialirkan masuk ke tangki penyimpanan (ST-401).
Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Tangki Penyimpanan Produk (ST-401) Heater (HE-101) Reciprocating Pompa (P-101) Tangki Penyimpanan Metilbuten (ST-101) Heater (HE-101) Reciprocating Pompa (P-101) Mixing Tank (MT-101) Tangki Penyimpanan Asam Sulfat (ST-101) Flash Drum (FD-301) Centrifuge (CF-301) Reaktor (RE-201)
III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK
A. Spesifikasi Bahan Baku
1. Bahan Baku Utama :
Metilbuten
Rumuskimia :
CH3
CH2= C – CH2– CH3
Sifat fisis:
Berat Molekul : 70,134
Titik Didih : 31 oC
Titik Leleh : -137 oC
Berat Jenis pada 25 oC : 0,654 gr/cm3
Viskositas pada 25 oC : 0,1822 cP
Kemurnian : 95 % wt
Fasa pada 1atm : cair
31
Sifat kimia :
a. Metilbuten dapat terisomerisasi menjadi trimetiletilen dengan
katalisator asam sulfat.
Reaksi :
CH3 CH3
H2SO4
CH2= C – CH2– CH3 CH3– C =CH2– CH3
b. Metilbuten dapat terklorinasi menjadi 2-methyl dicloro 2-buten.
Reaksi:
CH3 CCl2
CH2= C – CH2– CH3 + Cl3 CH3– C = CH – CH3
2. Bahan Baku Penunjang :
Asam Sulfat
Rumus Molekul
Massa Molar
Densitas
Kelarutan dalam air
Viskositas
Titik leleh (oC)
Titik didih (oC)
Tekanan uap (mmHg)
: H2SO4
: 98,08 g/mol
: 1,84 g/cm3(cair)
: Larut sepenuhnya
: 26,7 cP(pada 20 °C)
: 10
: 290
32
B. Spesifikasi Produk
Trimetiletilen
Rumus Kimia :
CH3
CH3– C = CH – CH3
Sifat fisis:
Berat Molekul : 70,134
Titik Didih : 39oC
Titik Leleh : -134oC
Berat Jenis pada25oC : 0, 666 gr/cm3
Viskositas pada 25 oC : 0,2192 cP
Kemurnian : 95 % wt
Fasa pada 1atm : cair
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2014. Standar Gaji Aneka Posisi di Indonesia. Tersedia di http://www.jobloker.com/id/artikel-dunia-kerja/66-standar-gaji-aneka-posisi-di-indonesia Diakses 19 Februari 2014.
Antara News. 2013. Lampung Selatan Bangun Kawasan Industri. Tersedia di
http://www.antaranews.com/berita/366878/lampung-selatan-bangun-kawasan-industri. Diakses 9 April 2013.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di http://www.bps.go.id. Diakses 26 Maret 2013.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013.Tersedia di
http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1. Diakses 18 Februari 2014. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). 2011. Tersedia di
http://www.pom.go.id/webreg/index.php/home/produk/13/row/10/page/1/ord er/4/DESC/search/1/xylitol. Diakses 2 Maret 2013.
Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1955. Introduction to Chemical Engineering. McGraw Hill : New York.
Bank Indonesia (BI). 2014. Tersedia di http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses 17 Februari 2014.
Cascade Analytical Reagents and Biochemicals. 2013. Tersedia di http://www.cascadebiochems.com/polyols. Diakses 3 April 2013.
Coulson J.M., and J. F. Richardson. 1993. Chemical Engineering 3rd edition. Butterworth-Heinemann : Washington.
Da Silva, Manuel A.V. Ribeiro, dkk. 2013. Thermochemistry of D-xylose (cr). Journal Chem. Thermodynamics.
Doni, 2012. Permen dan Kegunaannya. Tersedia di http://news.cobadulu.com/2012/02/14/permen-dan-kegunaannya/. Diakses 26 Maret 2013.
EBTKE. 2012. Harga Hidrogen Bisa Lebih Murah dari Premium. Tersedia di
http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/energi-baru/hidrogen/494-harga-hidrogen-bisa-lebih-murah-dari-premium.html. Diakses 25 November 2012. Fahid, Rabah, Dr. 2012. Water Treatment, Lecturer 5 : Filtration. Environmental
Engineering Department : Islamic University Of Gaza.
Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd edition. Prentice Hall : New Jersey.
Guangzhou CCM Information Science & Technology Co., Ltd. 2013. Domestic Output of Sugar Alcohol Witnesses Uptrend in Recent Years. Tersedia di http://eshare.cnchemicals.com/publishing/home/2013/02/05/129/domestic-output-of-sugar-alcohol-witnesses-uptrend-in-recent-years.html. Diakses 23 April 2013.
Honeywell. 2006. Sensors for Test and Measurement. Tersedia di https://measurementsensors.honeywell.com/Pages/default.aspx#ex. Diakses 10 Maret 2014.
Karassik, Igor J., Dkk. 2011. Pump Handbook, 3rd Edition. Mcgraw-Hill Co. : New York.
Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York. Legawa, Cahya. 2011. Berbicara Tentang Pemanis Buatan dan Pengganti Gula.
Tersedia di http://catatan.legawa.com/2011/07/berbicara-tentang-pemanis-buatan-dan-pengganti-gula/. Diakses 26 Maret 2013.
Levenspiel, Octave. 1995. Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John Wiley & Sons, Inc. : New York.
Marlin, Thomas. 2000. Process Control, Designing Processes, and Control System for Dynamic Performance 2nd Ed. Tersedia di http://pc-education.mcmaster.ca/default.htm. Diakses 10 Maret 2014.
Maryono. 2014. BI Rate 7,5% Suku Bunga KPR BTN Tetap 11%. Tersedia di http://www.infobanknews.com/2014/02/bi-rate-75-suku-bunga-kpr-btn-tetap-11/. Diakses 6 Maret 2014.
Meggison, Andrew. 2012. Hydrogen Without The High Cost. Tersedia di http://gas2.org/2012/06/04/hydrogen-without-the-high-cost/. Diakses 20 November 2012.
Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 7th edition. McGraw Hill : New York.
Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book Company : London.
Radar Lampung. 2011. Lampung Buka Gerbang Ekspor Impor. Tersedia di http://www.radarlampung.co.id/read/metro-bisnis/42989-lampung-buka-gerbang-ekspor. Diakses 9 April 2013.
Road, E. Moses, Dr. 2004. Role of Weak Acd Cation Resin in Water Treatment. Ion Exchange (India) Ltd., Mumbai : India.
Satyagraha. 2013. Wamenkeu : Inflasi 2016-2018 di bawah 5%. Tersedia di http://www.antaranews.com/berita/408370/wamenkeu-inflasi-2016-2018-di-bawah-lima-persen. Diakses 18 Februari 2014.
Setiawan, Iwan. 2008. Kontrol PID Untuk Proses Industri. Elex Media Komputindo.
Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.
Stouffer, Keith, Joe Falco, and Karen Kent. 2006. Guide to Supervisory Control
and Data Acquisition (SCADA) and Industrial Control Systems Security. National Institute of Standards and Technology : Gaithersburg.
Sumada, Ketut. 2012. Perancangan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Secara Kimia. 20 April 2012. Tersedia di
http://Ketutsumada.Blogspot.Com/2012/04/Perancangan-Fasilitas-Pengolahan-Air.Html. UPN Veteran : Jawa Timur. Diakses 20 Januari 2014. Tackett, Herbert H., Dkk. 2008. Positive Displacement Reciprocating Pump
Fundamentals-Power And Direct Acting Types. Proceeding Of The
Thiel, Peta, Dkk. 2006. Activated Carbon Vs Anthracite As Primary Dual Media Filters-A Pilot Plant Study. 69th Annual Water Industry Engineers And
Operators’ Conference Bendigo Exhibition Centre.
Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design and Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New York.
Turton, R.K., 1984. Principles Of Turbomachinery. E & F.N. Spon, London. Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinemann :
Washington.
Wellesley, Mass. 2013. Global Sugar, Sweeteners Market To Hit $97 Billion by 2017. Tersedia di http://www.foodproductdesign.com/news/2013/04/global-sugar-sweeteners-market-to-hit-97-billion.aspx. Diakses 23 April 2013. Whistler, R.L. 1950. Xylan. Hudson, C.S. dan Sidney (eds). Advances in
Carbohydrate Chemistry. Volume 5. General Polysaccharides. Academic Press, New York.