• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM PERDATA LENGKAP UII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUKUM PERDATA LENGKAP UII"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM

PERDATA

(2)

ISTILAH PERDATA

 Istilah perdata pertama kali dikemukakan oleh Prof. Djoyo diguno, beliau mengambil dari

bahasa Jawa yaitu kata PERDOTO yang artinya perselisihan atau pertengkaran.

 Perdata  terjemahan burgerlijkrecht pada masa kependudukan Jepang

(3)

PENGERTIAN HUKUM PERDATA

 Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum perdata

adalah hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain dalam hubungan keluarga dan pergaulan

masyarakat.

 Hukum dalam hubungan keluarga hukum tentang

orang hukum keluarga

 Hukum dalam pergaulan masyarakat hukum

benda hukum perikatan

(4)

HUKUM PERDATA MATERIIL DAN FORMIL

 Apeldoorn Inleiding tot de studie van het

Nederlandse recht, “hukum perdata

materiil” “hukum perdata formil”

 Hukum perdata materiil = yang mengatur

kepentingan-kepentingan perdata (hukum perdata)

 Hukum perdata formil = yang mengatur hukum

mengenai pertikaian-pertikaian perdata atau dengan kata lain: cara mempertahankan

(5)

Hukum perdata di Indonesia

hukum tertulis hukum tidak tertulis

• peraturan perundang-undangan • Traktat

• Yurisprudensi • doktrin.

(6)

 Peraturan perundang-undangan =

o Algemen Bepalingen van Wetgeving (AB) Stb. 1847 Nomor 23,

tertanggal 30 April 1847.

o KUHPerdata (BW) 1848 kokordansi o KUHD Stb. 1847 Nomor 23

o Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Agraria mencabut

ketentuan dalam buku II KUHPerdata mengenai hak atas tanah kecuali hipotek.

o Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan ketentuan buku I KUHPerdata mengenai perkawinan tidak berlaku secara penuh.

o Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

tas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan tanah.

o Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia.

(7)

CONTOH KASUS PERDATA

 Aldi merupakan mahasiswa FH UII yang berasal dari Bengkulu.

Selama berkuliah di FH UII ia menyewa sebuah rumah di daerah Tamsis yang dekat dengan kampus.

 Pak Yusron ingin membuka usaha percetakanan karena ia tidak

mempunyai modal, ia datang ke rumah Pak Yono untuk

membuka usaha percetakan bersama dengan nama Firma Yono Yusron, dengan masing-masing memasukan modal RP.

35.000.000,00.

 Tuan Amir dan Nyonya Antin sedah menikah selama 15 tahun

dan telah dikarunia 1 orang putra yaitu Anggi. Karena sudah merasa tidak cocok lagi Tuan Amir dan Nyonya Antin

(8)

SEJARAH BW

(

BURGERLIJK

(9)

SEJARAH BW DI EROPA

kurang lebih abad 5 SM, Prancis ditaklukan Julius Caesar

Kaisar Justinianus  Corpus Iuris Civilis (524-565)

Revolusi Prancis oleh Napoleon

Bonaparte

• 1807 Code Napoleon

(kodifikasi hukum perdata Prancis) • 1808 Code De

Commerce (hukum dagang)

1 Maret 1811 Code De Commerce dan

Code Napoleon

diberlakukan di Belanda

1838 BW (Burgerlijk Wetboek) dan WVK

(Wetboek van

koophandle) dinyatakan berlaku.di Belanda

(10)

SEJARAH BW DI INDONESIA

SEBELUM MERDEKA

1 Mei 1848, Belanda memberlakukan BW di

Indonesia

(concordantie principle / concordantie beginsel) , asas konkordansi adalah ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku

di negeri Belanda diberlakukan pula terhadap penduduk Eropa yang tinggal di

Hindia Belanda.

Pasal 163 IS (Indische Staatsregelin) Pasal 131 IS

(11)

PENGGOLONGAN PENDUDUK HINDIA

BELANDA

 Golongan Eropa, meliputi :

 orang Belanda

 orang yang berasal dari Eropa orang Jepang

 tidak trmasuk orang Belanda atau Eropa lainnnya, tetapi taat pada hukum yang

asasnya sama dengan asas BW

 anak-anak orang-orang Belanda, Eropa dan Jepang baik yang sah maupun yang

disyahkan oleh undang-undang berlaku asas konkordansi

 Golongan Timur Asing (vreemde oosterlingen) :

 golongan Tionghoa dikenakan hampir seluruh ketentuan BW (Staatsblad

1917-129, 1 Maret 1917)

 golongan bukan Tionghoa (Arab, India, Pakistan, dsb) berlaku BW untuk harta

kekayaan (vermogensrecht), hukum orang dan keluarag (personen en

familierecht) dan hukum waris (erfrecht) tetap tunduk pda hukum negara sendiri (Staatsblad 1924-556, 1 Maret 1925)

 Golongan Bumiputera : orang Indonesia yang tidak beragama kristen berlaku

(12)

PENUNDUKAN DIRI

 Penundukan diri sepenuhnya pada hukum perdata

 Penundukan diri sebagian pada hukum perdata barat yang

diberlakukan terhadap orang Timura Asing bukan Tionghoa

 Penundukan diri untuk perbuatan tertentu pada hukum perdata

barat, yang berlaku hanya ketentuan yang mengatur dan yang berhubungan dengan perbuatan tersebut.

 Penundukan anggapan atau penundukan diri diam-diam pada

hukum perdata barat. Seorang bumi putera yang melakukan perbuatan hukum yang tidak dikenal dalam hukum adat

SAAT INI

Tidak ada penggolongan penduduk Undang-undang Nomor 12 Tahun

2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(13)

BW SETELAH KEMERDEKAAN RI

 Berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD

1945 yang menentukan semua peraturan yang ada hingga saat Indonesia merdeka masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut

Undang-undang ini.

 Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1945 tanggal

10 Oktober 1945 yang berbunyi segala badan

negara dan peraturan-peraturan yang ada sampai berdirinya Negara republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, selama belum diadakan yang baru menurut UUD masih berlaku asal tidak

(14)

BW SETELAH KEMERDEKAAN RI

Tidak diterima karena merupakan produk Belanda yang tidak sesuai dengan jiwa dan

kepribadian penduduk Indonesia

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963 tertanggal 5

(15)

ALASAN BW MASIH BERLAKU

Ketentuan-ketentuan itu tidak dianggap tidak berlaku

oleh MA

Ketentuan itu masih merupakan hukum yang hidup

dalam masyarakat

Ketentuan itu tidak bertentangan dengan keadilan, jiwa

dan dasar kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia

Belum ada UU atau ketentuan lain yang menyebutDie normatieve krazt des faktischen perilaku yang

diulang-ulang lama-lama menjadi norma atau aturan

Res judicator pro veretate habitur setiap putusan

(16)

BW YANG BERSIFAT MEMAKSA

DAN PELENGKAP

 Hukum yang bersifat memaksa (dwingend recht) adalah

peraturan-peraturan hukum yang tidak boleh

dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang berkepentingan, terhadap peraturan-peraturan hukum

mana orang-orang yang berkepentingan harus tunduk dan mentaatinya.

 Hukum yang bersifat memaksa (dwingend recht) adalah

peraturan-peraturan hukum yang tidak boleh

dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang berkepentingan, terhadap peraturan-peraturan hukum

(17)

SISTEMATIKA BW

Bagian I Hukum Perorangan (personenrecht)

Berisikan peraturan yang mengatur

kedudukan orang dalam hukum, hak dan kewajiban serta akibat hukumnya.

Bagian II Hukum Keluarga (familierecht)

Berisikan peraturan yang mengatur hubungan antara orang tua dengan anaknya, hubungan suami istri serta hak dan kewajiban masing-masing.

Bagian III Hukum Harta Kekayaan (vermogensrecht)

Berisikan peraturan yang mengatur kedudukan benda dalam hukum, yaitu berbagai hak-hak kebendaan.

Bagian IV Hukum Waris(erfrecht)

Berisikan peraturan yang mengatur benda-benda yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia

Buku I Tentang Orang (personen an familie recht atau van personen)

Berisikan hukum perorangan dan hukum keluarga

Buku II Tentang Benda ( zakenrecht atau van zaken)

Berisikan hukum harta kekayaan dan hukum waris

Buku III Tentang Perikatan (verbintenissenrecht atau van verbintenissen)

Berisikan hukum perikatan yang lahir dari UNDANG-UNDANG dan dari persetujuan dan perjanjian

Buku IV Tentang Pembuktian dan

Daluwarsa (bewijsrecht en verjaring atau van bewijs en verjaring)

Berisikan peraturan tentang alat bukti dan kedudukan benda akibat

lampau waktu.

(18)
(19)

HUKUM ORANG

 Hukum orang  personenrecht (Belanda), personal law

(Inggris)

 Peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum,

peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak dan

kewajiban untuk bertindak sendiri, melaksanakan hak-haknya

itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan itu Subekti

 Keseluruhan peraturan hukum mengenai keadaan

(hoedanigheden) dan wewenang (bevoegheden) kamus

(20)

SUBJEK HUKUM

 Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat

memperoleh hak dan kewajiban dari hukum

(21)

MANUSIA SEBAGAI SUBJEK

HUKUM

 Manusia sebagai subyek hukum dimulai sejak lahir dan baru berakhir apabila mati atau meninggal dunia.

 Pasal 2 BW, yang menentukan sebagai berikut:

 Anak yang ada dalam kandungan seorang

perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak

menghendakinya.

 Mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tak pernah

(22)

KEWENANGAN BERHAK SUBJEK

HUKUM

 Kewarganegaraan

 Tempat tinggal

 Kedududkan atau jabatan

(23)

DOMISILI

 Domisili adalah tempat, di mana hukum

menganggap seseorang setiap waktu

(24)

DOMISILI

Domisili yang sebenarnya (

de eigenlijke

of algemene woonplaats

) :

 Domisili bebas atau sukarela atau berdiri

sendiri.

 Domisili yang terikat atau wajib atau lanjutan

Domisili yang ditentukan atau dipilih

(25)

CACATAN SIPIL

 Cacatan sipil adalah suatu lembaga

yang bertujuan mengadakan pendaftaran, pencatatan serta

pembukuan yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya serta member

kepastian hukum yang

sebesar-besarnya atas peristiwa kelahiran,

(26)

KECAKAPAN BERTINDAK

 Pasal 1329 BW  setiap orang adalah

cakap untuk melakukan perbuatan

hukum (membuat perikatan-perikatan), kecuali jika ia oleh undang-undang

(27)

ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK

(

Pasal 1330 KUHPerdata)

anak yang belum dewasa

orang yang ditaruh di bawah pengampuanperempuan yang telah kawin dalam hal-hal

yang ditentukan undang-undang dan pada umumnya semua orang yang oleh undang-undang dilarang untuk membuat

persetujuan tertentu

Orang yang dilarang oleh undang-undang

(28)

PENDEWASAAN

 Pendewasaan (hanslichting) yaitu suatu

tindakan hukum yang menjadikan seseoang yang belum dewasa

(minderjarigheid) boleh dinyatakan

dewasa atau diberikan kepadanya hak kedewasaan tertentu, agar dapat

(29)

PENDEWASAAN

 Pendewasaan penuh (sempurna) diperuntukan

bagi anak yang belum genap berusia 20 tahun dan mempunyai kedudukan hukum penuh

sama dengan orang dewasa namun dalam setiap perbuatan hukum harus mendapat persetujuan dari orang tua atau walinya.

 Pendewasaan terbatas diperuntukan bagi

anak yang belum genap berusia 18 tahun

(30)

PENGAMPUAN

 Pengampuan ialah keadaan seseorang

(curandus) karena pribadinya dianggap

tidak cakap atau di dalam segala hal tidak cakap untuk bertindak sendiri (pribadi) di dalam lalu lintas hukum

 Orang yang di taruh di bawah

(31)

PERMOHONAN PENGAMPUAN

 Keluarga sedarah

 Keluarga semenda dalam garis

menyimpang sampai derajat keempat

 Suami terhadap istri dan sebaliknya

 Diri sendiri

(32)

PERWALIAN

 Perwalian oleh suami atau istri yang

hidup terlama

 Perwalian yang ditunjuk oleh ayah atau

ibu dengan suatu testamen atau akte khusus

(33)

BADAN USAHA

Badan Usaha Perorangan

Badan Usaha yang Berbentuk Persekutuan

Persekutuan Perdata (Burgerlijk Maatschap, Partnership)Persekutuan dengan Firma (Firm)

Persekutuan Komanditer (Limited Partnership) / CV

Badan Usaha Berbadan Hukum (Korporasi)

Perseroan Terbatas (PT), termasuk Perusahaan

Perseroan (Persero)

Koperasi

Perusahaan Umum (Perum); danPerusahaan Daerah

(34)

BADAN HUKUM

 Badan hukum adalah rekayasa manusia

untuk membentuk suatu badan hukum yang memiliki status, kedudukan,

(35)

BADAN HUKUM DENGAN MANUSIA

 Badan hukum = manusia

 Mempunyai harta kekayaan

 Dapat melakukan perbuatan hukum

 Dapat digugat dan menggugat dalam

pengadilan

 Badan hukum manusia

(36)

CIRI SUBTANTIF BADAN

HUKUM

 Terbatasnya Tanggung Jawab

Perpetual Succession

 Memiliki Kekayaan Sendiri

 Memiliki Kewenangan Kontraktual serta

(37)

TEORI BADAN HUKUM

 Teori Fictie dari Friedrich Carl von Savigny berpendapat

bahwa hanya manusia yang mempunyai kehendak dan badan hukum semata-mata buatan negara saja. Badan

hukum hanyalah fiksi, sesuatu yang sesungguhnya tidak ada atau tidak riil tetapi orang menghidup-kannya dalam

bayangan.

 Teori Organ dari Otto van Gierke sama halnya manusia

menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan

hukum, suatu badan yang membentuk kehendaknya dengan perantaraan alat-alat atau organ-organ badan tersebut.

Leer van het ambtelijk vermogen yang dipelopori oleh Holder

dan Binder, mengajarkan tentang harta kekayaan yang

(38)

TEORI BADAN HUKUM

 Teori kekayaan bersama, dikemukan oleh Rudolf van Jering

menganggap badan hukum sebagi kumpulan manusia.

Badan hukum adalah konstruksi yurudis dan bersifat abstrak.

 Teori Harta Kekayaan Bertujuan dikemukan oleh A. Brinz dan

Van der Heijden, hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum. karena itu, hak-hak yang diberi kepada suatu badan hukum pada hakikatnya hak-hak dengan tiada subjek hukum.

 Teori Kenyataan Yuridis (juridishe Realiteitsleere) diajarkan

(39)

SYARAT BADAN HUKUM

 Syarat materiil :

 Memiliki kekayaan yang terpisah;

 Mempunyai tujuan bersama yang bersifat stabil;

 Mempunyai kepentingan sendiri

 Mempunyai organisasi yang teratur (adanya pengurus dari

badan itu).

 Syarat Formil : Adanya pengesahan dari Pemerintah

 didirikan dengan akta notaries

 didaftarkan di kantor panitera pengadilan negeri setempat

 dimintakan pengesahan anggaran dasar ( AD ) kepada

menteri kehakiman dan HAM

(40)

BADAN HUKUM MENURUT

MACAMNYA

Badan hukum orisinil (asli) yaitu Negara

Badan hukum yang tidak orisinil (tidak murni) yaitu

badan hukum yang berwujud perkumpulan berdasar ketentuan Pasal 1653 KUHPerdata :

Badan usaha yang didirika oleh kekuasaan umum (zadelijk

lichaam op openbaar gezag ingesteld). Contoh: provinsi, bank yang didirikan oleh Negara

Badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum (zadelijk

lichaam op openbaar gezag erkend). Contoh : perseroan (venootschap)

Badan hukum yang diperkenankan atau diperbolehkan

karena diizinkan (zadelijk lichaam als geoorloofd toegelsten)

Badan hukum untuk dimaksud atau tujuan tertentu (zadelijk

(41)

BADAN HUKUM MENURUT

JENISNYA

 Badan hukum pubik. Badan hukum

public dibedakan menjadi : badan

hukum public yang mempunyai teretorial yaitu Negara dan badan hukum publik yang tidak mempunyai teretoril yaitu Bank Indonesia.

 Badan hukum privat/perdata : perseroan

(42)

BADAN HUKUM MENURUT

SIFATNYA

 Korporasi (corporatie) adalah gabungan (kumpulan

orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-samasebagai suatu subyek hukum tersendiri. Karena itu, korporasiini merupakan badan hukum yang beranggota, tetapimempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban sendiri yangterpisah dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban paraanggotanya. Misalnya: PT, koperasi dan sebagainya.

 Yayasan (stichting) adalah harta kekayaan

yangditersendirikan untuk tujuan tertentu yaitu

(43)

PERBUATAN HUKUM BADAN

HUKUM

 Badan hukum tidak berjiwa  melakukan

perbuatan hukum melalui organnya

( manusia merupakan wakil badan hukum yang bertindak untuk dan atas nama badan hukum bukan untuk kepentingan diri sendiri)

 Organ yayasan : pengurus, pengawas, pembina

 Organ Perseroan Terbatas : direksi, komisaris,

RUPS

 Organ Koperasi : Pengurus, pengawas, Rapat

(44)

PERBUATAN HUKUM BADAN

HUKUM

 Pasal 1655 KUHPerdata menyebutkan bahwa para pengurus badan hukum, bila tidak ditentukan lain dalam akta

pendiriannya, dalam surat perjanjian atau dalam reglemen berkuasa untuk bertindak demi dan atas nama badan hukum itu, untuk mengikatkan badan hukum itu kepada pihak ketiga atau sebaliknya, dan untuk bertindak dalam sidang Pengadilan baik sebagai

(45)

PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR

TENTANG BADAN HUKUM

 Stb. 1870 No. 64 tentangpengakuan badan hukum  Stb. 1927 No. 156tentang Gereja dan

Organisasi-organisasi Agama

 Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang

UsahaPerasuransian

 Undang-undang No. 25Tahun 1992 tentang Perkoperasian  Undang-undang No. 12 Tahun 1998tentang Perbankan

 dan Undang-undang No. 16Tahun 2001 tentang Yayasan  Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang

PerseroanTerbatas

(46)
(47)

YAYASAN

 Yayasan adalah badan hukum yang

terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai

tujuan tertentu di bidang sosial,

(48)

PENGATURAN TENTANG YAYASAN

 kata yayasan  Pasal 365, 899, 900, 1680 KUHPerdata dan Rv

Pasal 6 ayat 3, dan pasal 236, namun dalam pasal-pasal tersebut tidak terdapat definisi ataupun aturan yang jelas tentang yayasan.

 Sementara Belanda sudah mempunyai Wet Op

Stichtingen sejak tahun 1956, yayasan di Indonesia selama ini hanya merujuk pada Yurisprudensi

putusan Hoogerechtshof tahun 1884 dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 27 Juni 1973 No. 124/Sip/1973.

 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

(49)

SYARAT MENDIRIKAN YAYASAN

 Syarat materiil pembentukan yayasan adalah :

 Penunjukan suatu tujuan tertentu  Penunjukan suatu organisasi

 Harus terdapat pemisahan hart kekayaan.

 Syarat formil yang harus dipenuhi pendiri yayasan

adalah :

 Didirikan oleh satu orang atau lebih. Dapat juga

berdasarkan surat wasiat.

 Didirikan dengan akta notaries dengan bahasa Indonesia.

Penandantanganan akta pendirian di hadapan notaries.

(50)

KEWENANGAN PEMBINA

 Pembina adalah Organ Yayasan yang mempunyai

kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas :

1) keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

2) pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas;

3) penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan;

4) pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan

(51)

KEWENANGAN PEMBINA

 Anggota Pembina tidak boleh mer

dan/atau anggota Pengawas. Pembina mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun untuk

melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan

(52)

KEWENANGAN PENGURUS

 Pengurus adalah Organ Yayasan yang

melaksanakan kepengurusan Yayasan

 Pengurus Yayasan bertanggung jawab penuh

atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan dan tujuan Yayasan serta berhak mewakili

Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan

 Pengurus menempati kedudukan sentral dalam

mengendalikan Yayasan dan hal ini memberikan tanggung jawab yang besar, baik kedalam

(53)

KEWENANGAN PENGAWAS

 Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas

melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.

 Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1

(54)

WAKAF

 Kata wakaf berasal dari bahasa Arab waqfa (fiil madi)-yaqilu (fiil mudari) waqfan (isim

Masdar) yang berarti berhenti atau berdiri.  Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan

selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

(55)

PENGATURAN WAKAF

 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

tentang Wakaf,

 KHI dan

 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun

(56)

UNSUR-UNSUR WAKAF

 Wakif

 Nazhir

 Harta Benda Wakaf

 Ikrar Wakaf

 Peruntukan harta benda wakaf

(57)

WAKIF

 Wakif  pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

 Wakif meliputi: perseorangan, organisasi dan badan hukum

 Wakif perseorangan hanya dapat melakukan wakaf apabila

memenuhi persyaratan: a. dewasa

b. berakal sehat

c. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum dan d. pemilik sah harta benda wakaf

 Wakif organisasi  dapat melakukan wakaf apabila memenuhi

ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang

bersangkutan

 Wakif badan hukum  dapat melakukan wakaf apabila memenuhi

(58)

NAZIR

 pihak yang menerima harta benda

wakaf dari Wakif untukdikelola dan dikembangkan sesuai dengan

peruntukannya.

 Nazir meliputi :

a. Perorangan b. Organisasi

(59)

SYARAT NAZIR

perorangan

a. warga Negara Indonesia b. beragama Islam

c. dewasa d. amanah

e. mampu secara jasmani dan rohani

f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

Syarat tambahan : Nazhir harus bertempat tinggal di kecamatan tempat letak benda yang diwakafkan , Nazhir harus didaftarkkan pada Kantor Urusan

(60)

SYARAT NAZIR ORAGNISASI dan

NAZIR BADAN HUKUM

 Pengurus oraganisasi yang

bersangkutan memenuhi

persyaratan nazir perorangan

 Organisassi yang bergerak di

bidang sosial, pendidikan,

(61)

TUGAS NAZIR

a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf

b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi

dan peruntukkannya

c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf

(62)

HARTA BENDA WAKAF

 harta benda yang memiliki daya

tahan lama dan/atau manfaat

jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah

(63)

HARTA BENDA WAKAF

 Adapun harta benda wakaf meliputi:

a. benda tidak bergerak b. benda bergerak

 benda yang tidak bergerak:

a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.

b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah

c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan

(64)

HARTA BENDA WAKAF

 Benda bergerak  harta benda yang tidak

bisa habis karena dikonsumsi : a. uang;

b. logam mulia; c. surat berharga; d. kendaraan;

e. hak atas kekayaan intelektual; f. hak sewa; dan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

(65)

IKRAR WAKAF

 pernyataan kehendak dari wakif untuk

mewakafkan benda miliknya.

 Ikrar wakaf dinyatakan secara lisan dan/atau

tulisan oleh Wakif kepada Nadzir dengan

(66)

PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF

a. sarana dan kegiatan ibadah;

b. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

c. bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;

d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan

(67)

JANGKA WAKTU WAKAF

Jangka waktu wakaf dalam UU tersebut

dirumuskan berbeda dengan ketentuan

(68)

HUKUM

(69)

PLURALISME HUKUM PERKAWINAN

 orang Indonesia asli menganut hukum adat.

 Orang Indonesia asli yang beragama Islam menggunkan

hukum agama Islam yang telah diterima oleh hukum adat.

 orang Indonesia Asli yang beragama Kristen menggunakan

Huwelijks Ordonnantie Christen Indonesia tinggalan jaman Hindia Belanda Staatsblad 1933 Nomor 74.

 orang Eropa dan Warganegara Indonesia keturunan Eropa

dan yang disamakan dengan mereka dan orang Timur Asing Cina dan warganegara Indonesia keturunan Cina

menggunakan BW

 orang-orang Timur Asing lain-lainnya dan keturunan Timur

Asing lainnya menggunakan hukum Adat mereka.

 Untuk Perkawinan Campuran berlaku Regelment op de

(70)

PENGATURAN HUKUM PERKAWINAN

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

 PP Nomor 9 Tahun 1975

 Kompilasi Hukum Islam dengan Inpres

Nomor 1 Tahun 1991

 Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang

(71)

PERKAWINAN dan PERJANJIAN

 Persamaan : adanya kesepakatan

 Perbedaan :

 perkawinan tunduk pada ketentuan UU (bersifat

memaksa)

 perjanjian, sepakat membuat perjanjian  bebas

(72)

PENGERTIAN PERKAWIAN

 ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

(73)

ASAS PERKAWINAN

 tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal merupakan tujuan dari perkawinan.

Untuk mencapai tujuan tersebut suami dan istri perlu untuk saling membantu dan melengkapi satu sama lain baik

secara materiil ataupun secara spiritual.

 Sahnya perkawinan, menentukan bahwa perkawinan harus

dilaksanakan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan harus dilakukan pencatatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 azas monogamy, ketentuan ini dapat disimpangi karena

ada pngecualian apabila agama atau kepercayaan yang dianut mengizinkannya dan suami diijinkan oleh istri.

(74)

ASAS PERKAWINAN

 prinsip perkawinan. Setiap orang yang telah menikah harus mempunyau

kematangan jiwa dan raganya. Kematangan tersebut dalam UUP diindikasikan dengan batasan umur. Mereka yang dianggap telah matang untuk melangsungkan perkawinan adalah 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi lak-laki

 Keseimbangan hak dan kedudukan suami istri. Suami istri mempunyai

kedudukan dan keseimbangan dalam sebuah perkawinan dan pergaulan masyarakat. Setiap persoalan harus dimusyawarahkan karena tidak ada yang mempunyai posisi yang lebih tinggi di salah satu pihak.

 Mempersukar terjadinya perceraian. Perceraian yang ingin dilakukan

oleh suami istri harus berdasarkan alasan dan tata cara yang telah ditentukan undang-undang serta harus dilakukan di depan Pengadilan.

 Jaminan kepastian hukum. perkawinan yang dilangsungkan sebelum

(75)

SYARAT SYAH

PERKAWINAN

 Perkawinan di dasarkan persetujuan kedua mempelai.

 Adanya izin kedua orang tua atau wali bagi calon mempelai yang

belum berusia 21 tahun.

 pria berumur 19 tahun dan wanita 16 tahun

 tidak terkena larangan perkawinan.

 tidak terikat perkawinan dgn orang lain, apabila terikat, harus

mendapat izin dari istri pertama dan diizinkan pengadilan untuk kawin lagi.

 bagi suami istri yang telah bercerai lalu kawin lagi satu sama lain

dan bercerai lagi untuk kedua kalinya, agama dan kepercayaan mereka melarang mereka kawin kembali untuk ketiga kalinya.

 Tidak berada dalam waktu tunggu bagi calon mempelai wanita yang

janda

 tidak melanggar tata cara pelaksanaan perkawinan yang diatur

(76)

LARANGAN PERKAWINAN

 berhubungan darah dalan garis keturunan lurus ke bawah atau ke

atas;

 berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu

antara saudara, antara seorang dengan seorang saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya;

 berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan

ibu/bapak tiri;

 berhubungan susuan, anak susuan, saudara dan bibi/paman

susuan;

 berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau

kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang;

 yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau praturan lain

(77)

PENCEGAHAN

PERKAWINAN

Pihak yang dapat mencegah perkawinan :

 keluarga dalam garis lurus keatas dan

kebawah

 saudara

 Wali

 wali nikah

 pengampu dari salah satu calon mempelai

 pihak-pihak yang berkepentingan

(78)

ALASAN PENCEGAHAN PERKAWINAN

 Tidak terpenuhinya syarat-syarat perkawinan

 salah seorang dari calon mempelai berada di bawah

pengampuan, sehingga dengan perkawinan tersebut nyata-nyata mengakibatkan kesengsaraan bagi calon mempelai yang lain

 Salah satu calon memepelai masih mempunyai ikatan

perkawinan dengan pihak lain.

 Calon mempelai sudah pernah bercerai sebanyak tiga kali

dan calon mempelai wanita belum melakukan perkawinan dengan pria lain.

 Perkawinan yang akan dilangsungkan tidak sesuai dengan

(79)

PERJANJIAN KAWIN

 Perjanjian kawin (huweslijkse

voorwaarden) adalah perjanjian tertulis

yang dibuat pada waktu atau sebelum kedua belah pihak (suami istri)

melangsungkan pernikahan, atas

persetujuan bersama yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan,

(80)

SYARAT PERJANJIAN

KAWIN

 Dibuat dan diajukan oleh kedua belah pihak sebelum

perkawinan dilangsungkan

 Diajukan secara tertulis, yang kemudian disahkan oleh

pencatat perkawinan yang dimuat dalam akta perkawinan

 Tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum,

agama dan kesusilaan

 Perjanjian tersebut dimulai berlaku sejak perkawinan

dilangsungkan

 Sedangkan untuk pihak ketiga baru berlaku mulai hari

pendaftannya di Pengadilan Negeri

 Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat

(81)

LARANGAN DARI PERJANJIAN KAWIN

 Mengurangi hak suami baik sebagai suami maupun sebagai

kepala (persatuan) rumah tangga.

 Menyimpang dari hak-hak yang timbul dari kekuasaan sebagai

orang tua

 Mengurangi hak-hak yang diperlukan UU kepada yang hidup

terlama

 Melepaskan haknya sebagai ahliwaris menurut hukum dalam

warisan anak-anaknya atau keturunannya

 Menetapkan bahwa salah satu pihak menanggung hutang lebih

banyak dari pada bagiannya dalam keuntungan. apabila hal ini dilanggar maka apa yang diperjanjikan itu dianggap sebagai tidak tertulis, sehingga masing-masing akan menerima ½

(82)

MACAM PERJANJIAN

KAWIN

 Perjanjian percampuran laba rugi (gemeenscap van winst

en verlies), yaitu selruh pendapat yang diterima suami istri yang didapatkan secara cuma-cuma (hibah atau warisan) dan penghasilan yang mereka terima akan menjadi milik bersama begitu pula semua kerugian atau pengeluaran menjadi tanggungan bersama.

 Perjanjian pencampuran penghasilan (gemeenschap van

vruchten en inkomsten), yaitu yang terjadi dalam perjanjian ini hanya persatuan penghasilan saja. Penghasilan yang diterima oleh masing-masing pihak menjadi harta bersama tetapi untuk pengeluaran atau kerugian yang diperoleh

(83)

TAKLIK TALAK

 perjanjian yang diucapkan calon

(84)

ISI TAKLIK TALAK

Taklik talak berisi ketentuan bahwa jika sewaktu-waktu suami istri :

 meninggalkan istri dua tahun berturut-turut

 tidak memberi nafkah wajib kepada istri tiga bulan lamanya  menyakiti badan/jasmani istri

 membiarkan (tidak mempedulikan) istri enam bulan

lamanya maka jika istri, sebagai istri tidak ridla (ikhlas) dan mengadukannya ke Pengadilan Agama atau petugas yang diberi hak mengurus pengaduan, dan pengaduannya

(85)

PERJANJIAN PERKAWINAN DAN

TAKLIK TALAK

PERAJANJIAN PERKAWINAN

 perjanjian kawin bisa dirubah

sesuai dengan kehendak kedua belah

 isi perjanjian kawin dapat

meliputi hal apa saja asal tidak bertentangan dengan hukum dan kesusilaan dan tidak merupakan syarat

putusnya talak/cerai

 dibuat atas kesepakatan

kedua belah pihak (calon suami dan isteri).

TAKLIK TALAK

 perjanjian taklik talak tidak

dapat dicabut kembali dan diubah

 berisi hal-hal tertentu, juga

merupakan syarat jatuhnya talak jika perjanjian

tersebut sudah diucapkan tetapi kemudian tidak

dilaksanakan

 isinya telah ditetapkan

(86)

HARTA BERSAMA DALAM

PERKAWINAN (UUP)

Harta yang diperoleh setelah

pernikahan

HARTA BERSAMA

(87)

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

 Suami-isteri memikul kewajiban untuk menegakkan rumah tangga yang

menjadi sendi dasar susunan masyarakat.

 Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan

suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

 Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.  Suami adalah Kepala Keluarga dan isteri ibu rumah tangga.

 Suami-isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap yang

ditentukan oleh suami-isteri bersama.

 Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati,

setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

 Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

 Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.

 Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

(88)

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG

TUA DAN ANAK

 Tentang kewajiban timbal balik antara orang

tua dan keluarga sedarah dengan anak.

 Kekuasaan atas diri anak

 Kekuasaan terhadap perbuatan hukum. anak

yang belum cakap berbuat hukum dalam

melakukan perbuatan hukum diwakilkan oleh orang tuanya.

 Kekuasaan orang tua terhadap harta benda

(89)

BERAKHIRNYA KEKUASAAN O

TERHADAP ANAK

Meninggalnya orang tua tersebut

Putusnya perkawinan kedua orang

tua

Di pecat kekuasaan orang tua

Dilepaskannya orang tua dan

kekuasaan orang tua

Sampai anak berusia dewasa

(90)

PUTUSNYA

PERKAWINAN

 Kematian

 Perceraian

(91)

PERCERAIAN

 Cerai talak adalah perceraian yang dijatuhkan oleh seorang suami kepada istrinya yang

perkawinannya dilaksanakan menurut agama islam

 Cerai gugat adalah perceraian yang dilakukan oleh seorang istri yang melakukan perkawinan menurut agama islam dan oleh seorang suami atau seorang istri yang melangsungkan

(92)

ALASAN PERCERAIAN

 Salah satu pihak berbuat zina atau pemabuk, pemadat dan lain

sebagainya yang sukar disembuhkan

 Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dan tanpa alasan yang

sah atau karena hal lain diluar kemauannya

 Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung

 Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyaan berat yang

membahayakan pihak lain

 Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

menyebabkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri

 Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ad harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

 suami melanggar taklik talak

 peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

(93)

AKIBAT PERCERAIAN

 Akibat perceraian pada anak dan istri . Bapak dan

ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata berdasarkan

kepentingan anak

 Akibat perceraian terhadap harta kekayaan. Harta

bawaan masing-masing tetap dikuasai dan menjadi hak masing-masing. Harta bersama apabila terjadi perceraian diatur menurut hukumnya masing-masing

 Akibat perceraian terhadap status para pihak. Kedua

(94)

PEMBATALAN

PERKAWINAN

 Pembatalan perkawinan dilakukan karena

(95)

ALASAN PEMBATALAN

PERKAWINAN

 Pembatalan perkawinan dapat diajukan

apabila salah satu pihak masih terikat perkawinan dengan orang lain dan

apabila perkawinan tersebut

(96)

PIHAK YANG DAPAT

MEMBATALKAN PERKAWINAN

 keluarga dalam garis lurus keatas

masing-masing pihak

 suami atau istri

 pejabat yang berwenang selama

perkawinan belum diputuskan

 Pejabat yang ditunjuk pasal 16 ayat 2

UUP dan orang yang berkepentingan hukum secara langsung terhadap

(97)

SYARAT PEMBATALAN

PERKAWINAN

 Masih adanya ikatan perkawinan dengan seseorang

 Perkawinan yang dilangsungkan dimuka pegawai pencatat

perkawinan yang tidakberwenang, wali nikah yang tidak sah, atauyang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh duaorang saksi, namun hal ini gugur apabila mereka telah hidup

bersama sebagai suamiistri yang dapat memperlihatkan akta perkawinan yang dibuat pegawai pencatatyang tidak berwenang dan perkawinan ituharus diperbarui agar sah

 Perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang

melanggar hukum

 Pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah

(98)

AKIBAT PEMBATALAN

PERKAWINAN

 Anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan

tersebut tetap merupakan anak yang sah.

 Suami atau istri yang bertindak dengan itikad

baik, kecuali terhadap harta bersama bila pembatalan perkawinan didasarkan atas adanya perkawinan lain yang lebih dahulu.

 Orang-orang ketiga lainnya tidak termasuk

dalam point 1 +2 sepanjang mereka

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.3. Kondisi Eksisting Kampung Kauman Dengan Sarana Dan Prasarananya Sumber: hasil analisis, 2019.. Setelah tahap observasi maka penelitian ini memasuki tahap mapping

Perkembangan usahatani PHT kapas di Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa dengan menerapkan teknik pengendalian yang direkomendasikan, para petani kooperator (petani PHT)

Perancangan sistem alarm yang dapat diketahui secara langsung (real time) dan sistem pelacakan posisi kendaraan dapat menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan untuk

Kalatalouden toimialojen kokonaistuotot olivat 964 miljoonaa euroa, mikä on viisi miljoonaa euroa enemmän kuin vuonna 2017.. Koko kalatalouden ja- lostusarvo kasvoi

Tujuan pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk menguji pengaruh dari pengadopsian XBRL terhadap asimetri informasi pada perusahaan perbankan di

Secara keseluruhan nilai penyimpangan antara 2,26 – 36,85 %, berarti perbedaan antara pengukuran dan model cukup kecil (Tabel 1). Perbandingan antara hasil sedimen pengukuran

undang yang berlaku di Indonesia merupakan bentuk inkonsistensi negara terhadap ideologi dan konstitusi negaranya sendiri.Dalam Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945

Puji syukur kepada Yesus Kristus atas segala talenta dan karunia yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum denag judul “ Penyidikan