• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (RIS-PNPM) MANDIRI (Studi di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (RIS-PNPM) MANDIRI (Studi di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP KEBERHASILAN RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(RIS-PNPM) MANDIRI

(Studi di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)

(Skripsi)

Oleh

MONALIA SAKWATI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

KEBERHASILAN

RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(RIS-PNPM) MANDIRI

Oleh

Monalia Sakwati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan program RIS-PNPM Mandiri. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat miskin pedesaan yang bermukim di Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran dimana masyarakatnya yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang mandiri. Tipe penelitian ini adalah eksplanatory dengan pendekatan secara kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 40 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan dengan cara analisis tabulasi silang melalui program pengolahan data statistik, yaitu SPSS. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa program RIS-PNPM Mandiri sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan karena kualitas pembangunan infrastruktur lebih baik daripada pembangunan program lain, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang menikmati hasil program tersebut.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF SUCCESSFUL COMMUNITY PARTICIPATION

TO RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT NATIONAL

COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM

(RIS-PNPM) MANDIRI

by

Monalia Sakwati

This study aims to determine the effect of public participation in the success of the RIS-PNPM Mandiri program. This research was conducted at the rural poor who live in the village Trimulyo, District Tegineneng, Pesawaran District where the majority of people livelihood as farmers. With the development of road infrastructure is expected to help the economy of the community in improving the welfare of society and create an independent community. This type of research is explanatory with a quantitative approach. Sample size was 40 respondents. Data collection techniques in this study using questionnaires, interviews, and documentation, while data analysis was done by cross-tabulation analysis through statistical data processing programs, namely SPSS. Based on the research results, it is known that the RIS-PNPM Mandiri program is needed by rural communities because of the quality of infrastructure development better than any other program development, this is evidenced by the many people who enjoy the fruits of the program.

(4)

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP KEBERHASILAN RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(RIS-PNPM) MANDIRI

(Studi di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)

Oleh

MONALIA SAKWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Monalia Sakwati atau yang dipanggil dengan sebutan Mona, ini lahir di Tanjung Karang pada tanggal 28 Juli 1992, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sakroni,S.Sos,M.IP dan Ibu Herawati,S.Pd.

Riwayat pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis, antara lain:

1. TK Kartika Jaya, diselesaikan pada tahun 1998

2. SD Negeri 1 Blambangan Umpu, diselesaikan pada tahun 2004 3. SMP Negeri 7 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2007 4. SMA Unesco Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2010

(9)

MOTO

“Innama Amruhu Idza Arada Sya’ian

An Yaqula Lahu Kun Fayakun”

(QS. Yasin: 82).

Sesungguhnya urusannya-Nya apabila Dia menghendaki

sesuatu hanyalah berkata kepadanya, Jadilah!

Maka jadilah ia”

Manusia hanya bisa berusaha dan berikhtiar,

(10)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta karunianya,

saya dapat menyelesaikan karya tulis kecil ini yang akan saya

persembahkan kepada:

 Kedua Orangtua saya yang telah mendukung dan menerima segala kelebihan dan kelemahan saya dalam menempuh pendidikan ini. Terima kasih atas segala doa yang telah diberikan kepada saya dan dukungannya secara materiil maupun nonmaterial. Kalianlah sumber inspirasiku.

 Adik-adikku tercinta, Rahmanita Sakwati dan Eva Triana Sakwati. Terima kasih sudah menjadi penghibur dan sahabat ketika di rumah. Maaf selama ini belum bisa menjadi kakak yang baik untuk kalian. Semoga kelak aku dapat ikut mengantarkan kalian menuju kesuksesan dan memberikan kebahagiaan bagi ayah dan ibu.

(11)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya di setiap perjalanan hidup dalam menempuh pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Keberhasilan Rural Infrastructure Support to Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RIS-PNPM) Mandiri” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi serta dukungan kepada penulis. Atas segala bantuan yang diterima, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(12)

3. Bapak Drs. I Gede Sidemen, M.Si., selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih banyak atas segala saran dan bimbingan dalam akademik selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Bapak Drs. Ikram, M.Si., selaku pembimbing utama, terimakasih atas segala bimbingan, motivasi dan kepercayaan diri yang bapak berikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Abdul Syani,M.IP. selaku Dosen Pembahas. Terima kasih atas semua masukan serta saran-saran yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

6. Terimakasih banyak kepada seluruh dosen-dosen sosiologi yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasi besar dalam hidup penulis, Ibu Anita, Ibu Paraswati, Ibu Dewi, Ibu Erna, Ibu Vivit, Ibu Yuni, Ibu Endry, Pak Ikram, Pak Syani, Pak Sus, Pak Gede, Pak Bintang, Pak Suwarno, Bung Pay, serta Pak Fahmi. Terimakasih untuk setiap pengetahuan dan motivasi baru yang penulis peroleh setiap harinya selama kuliah.

7. Seluruh staff dan karyawan FISIP Universitas Lampung yang telah membantu keperluan administrasi selama penulis menjadi mahasiswi di FISIP Universitas Lampung.

8. Seluruh keluarga besarku yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan, ayah ibu (terimakasih atas segala doa dan kasih sayangmu yang selalu menjadi kekuatanku), Om bambang dan Bi Tina (terimakasih dukungannya dan doanya).

(13)

Sosiologi, aku bahagia, aku bangga, dan aku bersyukur memiliki kalian semua dalam sejarah hidupku. Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalanan kesuksesan ini. I Love U all...

10.Sosiologi 2010, dari awal hingga akhir perjalanan di kampus hijau ini kita tetap bersama dan pada akhirnya kita satu-persatu keluar dari kampus ini untuk memulai hidup baru dan mengarungi dunia luar. Terimakasih telah mewarnai hidupku di dunia kampus.

11.Teman HMJ Sosiologi Periode 2012-2013 dan Dainers, khususnya Zaqi, Arif, Anisia, Baskara, Nona, Hesti, Panca, Ardi Julianto, Arini, Desti, Sulis, Aji, Pandu, dan Rezika. Selain itu untuk Dainers khususnya Azis, Emmil, Arif, dan Andre. Terimakasih telah memberikan penulis banyak pengalaman dalam berorganisasi dan memberikan banyak pembelajaran artinya kerjasama.

12.Kakak tingkat dan Alumni Sosiologi, khususnya Kak Mares, Kak Boby, Kak Ucok, dan Kak Nino. Terimakasih atas masukan dan sarannya dalam akademik maupun dalam pembuatan skripsi.

13.Adik-adik tingkat Sosiologi 2011 dan 2012, khususnya Tika, Yosi, Vintha, Citra, Andre, Fahri, Fahru, Arif, Imam, Anton, Yudi, dll. Terima kasih atas bantuannya dalam kegiatan internal maupun eksternal. Semangat ya buat skripsinya.

(14)

15.Seluruh pihak yang berperan besar dalam perjalanan penulis mencapai semua ini, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mohon maaf dan semoga skripsi ini dapat diterima di masyarakat. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi untuk seluruh pihak. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya dan senantiasa menjadi orang-orang yang istiqomah berada di jalan-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Januari 2014 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kemiskinan ... 7

1. Definisi Kemiskinan ... 7

2. Jenis-jenis Kemiskinan ... 8

3. Indikator Kemiskinan ... 9

4. Penyebab Kemiskinan ... 10

B. Tinjauan Pemberdayaan ... 11

1. Definisi Pemberdayaan ... 11

2. Indikator Keberdayaan ... 12

C. Tinjauan Partisipasi Masyarakat ... 13

1. Partisipasi Masyarakat ... 13

2. Tahapan Partisipasi Masyarakat ... 14

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 15

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat .. 17

D. Tinjauan RIS-PNPM Mandiri ... 19

1. Definisi RIS-PNPM Mandiri ... 19

2. Tujuan RIS-PNPM Mandiri ... 19

3. Sasaran RIS-PNPM Mandiri ... 20

4. Prinsip RIS-PNPM Mandiri ... 20

5. Organisasi Pelaksana ... 22

6. Indikator Kinerja RIS-PNPM Mandiri ... 23

7. Indikator Keberhasilan RIS-PNPM Mandiri ... 24

E. Kerangka Pemikiran ... 26

(17)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ... 29

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Definisi Konseptual ... 30

D. Definisi Operasional ... 31

E. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi Penelitian ... 34

2. Sampel Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Teknik Pengolahan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 39

1. Pengujian Hipotesis (Uji Chi-Square) ... 39

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Trimulyo ... 41

B. Keadaan Geografi ... 42

C. Keadaan Penduduk ... 44

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 44

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur ... 45

3. Keadaan Penduduk Menurut Agama ... 45

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 46

5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 46

D. Potensi Wilayah ... 47

1. Sarana Pendidikan ... 47

(18)

3. Sarana Perekonomian ... 49

4. Sarana Kesehatan ... 50

E. Program RIS-PNPM Mandiri ... 50

1. RIS-PNPM Mandiri di Desa Trimulyo... 50

2. Visi dan Misi RIS-PNPM Mandiri ... 51

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Identitas Responden ... 53

2. Partisipasi Masyarakat terhadap Keberhasilan Program RIS-PNPM Mandiri ... 59

3. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Keberhasilan Program RIS-PNPM Mandiri ... 84

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 89

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Partisipasi Masyarakat dan Keberhasilan

RIS-PNPM Mandiri ... 33

2. Sampel yang Terpilih di Desa Trimulyo ... 36

3. Distribusi Luas Wilayah Desa Trimulyo Menurut Penggunaan Tanah ... 43

4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 44

5. Distribusi Penduduk Menurut Umur ... 45

6. Distribusi Penduduk Menurut Agama ... 45

7. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 46

8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 46

9. Jumlah Sarana Pendidikan Desa Trimulyo ... 48

10.Jumlah Sarana Ibadah Desa Trimulyo ... 48

11.Jenis dan Jumlah Sarana Perekonomian Desa Trimulyo ... 49

12.Jumlah Sarana Kesehatan Desa Trimulyo ... 50

13.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 54

14.Identitas Responden Menurut Umur ... 54

15.Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 56

16.Identitas Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 57

17.Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 58

18.Partisipasi di Tahap Perencanaan dengan Kesesuaian Bentuk Sarana yang Direncanakan ... 59

(20)

20.Partisipasi di Tahap Perencanaan dengan Memperoleh

Rekomendasi Kebijakan ... 61 21.Partisipasi di Tahap Perencanaan dengan Mempermudah

Transportasi, Menghemat Biaya, dan Mendapatkan

Keuntungan ... ... 63 22.Partisipasi di Tahap Perencanaan dengan Membangun Sistem

Monitoring untuk Program Selanjutnya ... 64 23.Partisipasi di Tahap Pelaksanaan dengan Kesesuaian Bentuk

Sarana yang Direncanakan ... 68 24.Partisipasi di Tahap Pelaksanaan dengan Kesesuaian

Tindakan Aktor yang Terlibat ... 69 25.Partisipasi di Tahap Pelaksanaan dengan Memperoleh

Rekomendasi Kebijakan ... 70 26.Partisipasi di Tahap Pelaksanaan dengan Mempermudah

Transportasi, Menghemat Biaya, dan Mendapatkan

Keuntungan ... ... 71 27.Partisipasi di Tahap Pelaksanaan dengan Membangun Sistem

Monitoring untuk Program Selanjutnya ... 73 28.Partisipasi di Tahap Evaluasi dan Monitoring dengan

Kesesuaian Bentuk Sarana yang Direncanakan ... 76 29.Partisipasi di Tahap Evaluasi dan Monitoring dengan

Kesesuaian Tindakan Aktor yang Terlibat ... 77 30.Partisipasi di Tahap Evaluasi dan Monitoring dengan

Memperoleh Rekomendasi Kebijakan ... 78 31.Partisipasi di Tahap Evaluasi dan Monitoring dengan

Mempermudah Transportasi, Menghemat Biaya, dan

Mendapatkan Keuntungan ... 80 32.Partisipasi di Tahap Evaluasi dan Monitoring dengan

Membangun Sistem Monitoring untuk Program Selanjutnya 81 33.Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Keberhasilan

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ... 27

2. Bentuk Partisipasi di Tahap Perencanaan ... 65

3. Bentuk Partisipasi di Tahap Pelaksanaan ... 74

(22)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, terutama kemiskinan di wilayah perdesaan, baik ditinjau dari indikator jumlah dan persentase penduduk miskin maupun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan itu sendiri. Melalui program PNPM Mandiri angka kemiskinan hingga Maret 2009 sudah mencapai 14,15 % dari jumlah total penduduk atau sekitar 32,55 juta rumah tangga miskin. Angka itu menurun 2,5 juta orang dibandingkan tahun 2008 (www.menkokesra.go.id). Masalah kemiskinan di perdesaan antara lain disebabkan rendahnya pelayanan dan kondisi infrastruktur dalam mendukung pengembangan ekonomi perdesaan, produktivitas, mobilitas dan distribusi hasil-hasil produk pertanian yang merupakan bidang paling banyak digeluti oleh masyarakat.

(23)

2

adanya rasa memiliki di dalam diri masing-masing individu. Sehingga lambat laun, kondisi seperti ini akan membentuk mental masyarakat yang kurang gigih dalam berusaha, bekerja dengan fasilitas apa adanya, kurang perhatian terhadap usaha pengembangan prasarana di lingkungannya, apalagi berpikir tentang orientasi pembangunan berkelanjutan.

Dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan perdesaan, adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana dengan tingkat pelayanan yang handal. Dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum melalui Ditjen Cipta Karya, melaksanakan program Rural Infrastructure Support to PNPM Mandiri (RIS-PNPM Mandiri).

Rural Infrastructure Support Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(24)

3

program RIS-PNPM merupakan faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan program RIS-PNPM Mandiri tersebut.

Berbagai cara tentang strategi pembangunan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan, agar lebih kena pada sasaran dan menyentuh kepentingan dan permasalahan langsung lapisan masyarakat miskin, maka tidak dapat diabaikan persoalan partisipasi masyarakat miskin dalam proses pembangunan yang dijalankan. Melalui partisipasi ini maka lebih dapat diharapkan lapisan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya sebagai konsumen program, tetapi ikut serta menentukan program yang dianggap paling cocok untuk masyarakat miskin (Soetomo, 2008).

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan program pembangunan. Selain itu

sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pembangunan masyarakat lebih memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada fisik

(25)

4

Penelitian ini dilaksanakan di desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu lokasi yang menjadi sasaran dari program RIS-PNPM Mandiri pada tahun 2013. Selain itu desa Trimulyo merupakan salah satu desa yang termasuk sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan di Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan RIS-PNPM Mandiri ini dalam mempermudah akses dari desa satu menuju ke desa lainnya.

(26)

5

tersebut, sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar serta mensejahterakan masyarakat sebagaimana yang diharapkan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu memakmurkan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalahnya yaitu : Apakah ada pengaruh partisipasi masyarakat terhadap tingkat keberhasilan RIS-PNPM Mandiri di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan RIS-PNPM Mandiri di Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

D.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang didapat dari penelitian ini adalah: a. Kegunaan Teoritis

(27)

6

b. Kegunaan Praktis

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Kemiskinan 1. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan didefinisikan banyak arti, tetapi secara umum kemiskinan membicarakan suatu standar tingkat hidup yang rendah. Suparlan (dalam Septiany, 2012) mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

(29)

8

Menurut World Bank (dalam Septiany, 2012), kemiskinan didefinisikan sesuai dengan kondisi Indonesia pada kondisi saat ini (krisis ekonomi akhir 1990-an) diperluas dengan memasukkan semua dimensi kesejahteraan manusia-kecukupan atas pangan, papan dan kenyamanan, mengurangi kerentanan terhadap benturan-benturan dari luar, akses ke dunia pendidikan, kesehatan, perawatan dan sarana-sarana dasar, serta peluang berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik tanpa dibeda-bedakan dengan masyarakat lainnya.

Dari berbagai definisi umum di atas, kemiskinan dapat di kategorikan: Pertama, standar hidup yang rendah dengan penghasilan yang tidak mencukupi. Kedua, kemiskinan tidak hanya mengenai standar hidup yang rendah tetapi juga masalah yang berkaitan dengan ukuran fisiologi, psikologi dan kondisi-kondisi sosial lainnya seperti: keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin, perumahan, pendidikan, kesehatan, benturan-benturan dari luar, sarana-sarana dasar serta peluang berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik tanpa dibeda-bedakan dengan masyarakat lainnya.

2. Jenis-jenis Kemiskinan 2.1. Kemiskinan Relatif

(30)

9

pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada

golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen

lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan/pengeluaran. Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin. Dengan menggunakan definisi ini berarti “orang miskin selalu

hadir bersama kita” (bps.go.id, 2009).

2.2. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin (bps.go.id, 2009).

3. Indikator Kemiskinan

Menurut Cahyono (2011), ada tiga indikator dasar kemiskinan yang digunakan berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, yaitu :

(31)

10

b) Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan melihat seberapa miskin orang miskin itu. Semakin tinggi nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.

c) Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks keparahan kemiskinan menunjukkan semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

4. Penyebab Kemiskinan

(32)

11

B.Tinjauan Pemberdayaan 1. Definisi Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment),

berasal dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide

utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka (Suharto, 2009).

Menurut Suharto (2009), pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang , khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

(33)

12

oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. (Suharto, 2009)

2. Indikator Keberdayaan

Schuler, Hashemi, dan Riley mengembangkan delapan indikator pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks pemberdayaan. Indikator keberdayaan tersebut meliputi sebagai berikut: (Suharto, 2009)

a) Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

b) Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari dan kebutuhan dirinya.

c) Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier.

(34)

13

e) Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya.

f) Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama salah seorang pegawai pemerintah desa/kelurahan, nama anggota DPRD setempat, nama presiden, dan mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum waris.

g) Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes: seseorang dianggap

„berdaya‟ jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes.

h) Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga: memiliki rumah, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.

C.Tinjauan Partisipasi Masyarakat 1. Partisipasi Masyarakat

Secara etimologis, partisipasi berasal dari bahasa latin pars yang artinya bagian dan cepere, yang artinya mengambil, sehingga diartikan

“mengambil bagian”. Dalam bahasa Inggris, participate atau participation

(35)

14

Uphoff, Cohen, dan Goldsmith dalam Swedianti (2011) mendefinisikan partisipasi masyarakat sebagai keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara kerjanya, keterlibatan masyarakat dalam keterlibatan program dan pengambilan keputusan yang telah ditetapkan melalui sumbangan sumber daya atau bekerja sama dalam suatu organisasi, keterlibatan masyarakat menikmati hasil dari pembangunan, serta dalam evaluasi pada pelaksanaan program.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan dari tahap awal sampai ke tahap akhir.

2. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Uphoff, Cohen, dan Goldsmith dalam Swedianti (2011) membagi partisipasi ke dalam beberapa jenis tahapan, yaitu:

a) Tahap perencanaan, ditandai dengan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang merencanakan program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa, serta menyusun rencana kerjanya.

(36)

15

c) Tahap evaluasi dan monitoring, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa bentuk. Menurut Ericson (dalam Slamet, 2003) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu: a) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi

pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan;

b) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut;

(37)

16

Menurut Sutami (2009), adapun bentuk-bentuk partisipasinya meliputi: a) Pikiran, merupakan jenis partisipasi pada level pertama dimana

partisipasi tersebut merupakan partisipasi dengan menggunakan pikiran seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

b) Tenaga, merupakan jenis partisipasi pada level kedua dimana partisipasi tersebut dengan mendayagunakan seluruh tenaga yang dimiliki secara kelompok maupun individu untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

c) Pikiran dan Tenaga, merupakan jenis partisipasi pada level ketiga dimana tingkat partisipasi tersebut dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang sama. Biasanya konteks partisipasi tersebut berada pada suatu lembaga atau partai.

d) Keahlian, merupakan jenis partisipasi pada level keempat dimana dalam hal tersebut keahlian menjadi unsur yang paling diinginkan untuk menentukan suatu keinginan.

e) Barang, merupakan jenis partisipasi pada level kelima dimana partisipasi dilakukan dengan sebuah barang untuk membantu guna mencapai hasil yang diinginkan.

(38)

17

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor internal

Untuk faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. Tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan (Slamet, 2003). Secara teoritis, terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi (Slamet, 2003).

Menurut Plumer (dalam Yulianti, 2004), beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah:  Pengetahuan dan keahlian.

Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebut. Hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada.

 Pekerjaan masyarakat.

(39)

18

untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. Seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.  Tingkat pendidikan dan buta huruf.

Faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada.

 Jenis kelamin.

Sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih menganggap faktor inilah yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan akan mempunyai persepsi dan pandangan berbeda terhadap suatu pokok permasalahan.

 Kepercayaan terhadap budaya tertentu.

Masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta metodologi yang digunakan. Seringkali kepercayaan yang dianut dapat bertentangan dengan konsep-konsep yang ada.

b. Faktor-faktor Eksternal

(40)

19

posisi penting guna kesuksesan program.

D.Tinjauan RIS-PNPM Mandiri 1. Definisi RIS-PNPM Mandiri

Rural Infrastructure Support Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri atau yang dikenal dengan RIS-PNPM Mandiri, merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berada di bawah payung PNPM Mandiri. Program ini berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok melalui partisipasi dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terkait kemiskinan dan ketertinggalan desanya sebagai upaya peningkatkan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. RIS PNPM Mandiri dilaksanakan dengan beberapa penguatan dari pelaksanaan program RIS PNPM Mandiri sebelumnya. (www.pnpm-mandiri.org)

2. Tujuan RIS-PNPM Mandiri

Menurut Pedoman Pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri (2009), Rural Infrastructure Support to Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RIS-PNPM) Mandiri memiliki tujuan yaitu:

1) Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan.

(41)

20

3. Sasaran RIS-PNPM Mandiri

Menurut Pedoman Pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri (2009), sasaran Rural Infrastructure Support to Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RIS-PNPM) Mandiri adalah:

1) Tersedianya infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan;

2) Meningkatnya kemampuan masyarakat perdesaan dalam penyelenggaraan infrastruktur perdesaan;

3) Tersusunnya rencana PJM Pronangkis pada tataran desa;

4) Meningkatnya jumlah penanganan desa tertinggal sejalan dengan RPJMN 2004-2009;

5) Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan di perdesaan;

6) Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.

4. Prinsip RIS-PNPM Mandiri

Menurut Pedoman Pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri (2009), prinsip-prinsip penyelenggaraan Rural Infrastruture Support to Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RIS-PNPM) Mandiri adalah :

a. Acceptable

(42)

21

solusi teknis, penentuan mekanisme pelaksanaan kegiatan dan pengadaan, maupun pada penetapan mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur perdesaan.

b. Transparan

Penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur masyarakat (tranparent) melalui penyediaan media komunikasi dan informasi yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat.

c. Akuntabel

Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam hal ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan pembiayaan, dan ketepatan mutu pekerjaan.

d. Berkelanjutan;

Penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan adanya pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengelolaan infrastruktur dan sarana perdesaan secara mandiri oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat agar dapat harmonis secara sosial, produktif secara ekonomi, dan lestari secara lingkungan.

e. Kerangka Jangka Menengah

(43)

22

5. Organisasi Pelaksana

Menurut Pedoman Pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri (2009) pada tingkat desa, unsur utama pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri adalah :

a. Kepala Desa

Peran utama Kepala Desa adalah memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui RIS-PNPM Mandiri dapat tercapai dengan baik.

b. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)

Menyelenggarakan RIS-PNPM di tingkat desa sesuai dengan pedoman pelaksanaan dan mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur sesuai RKM serta membuat laporan kemajuan pembangunan perminggu dan laporan keuangan perbulan.

c. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Tingkat Desa (PPTD)

Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan infrastruktur pedesaan untuk pengadaan material maupun untuk penyewaan alat berat.

d. Kelompok Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP)

(44)

23

e. Kader Desa (KD)

Di masing-masing lokasi desa sasaran akan disediakan 1 (satu) tenaga Kader Desa. KD berasal dari masyarakat setempat yang mampu mendorong masyarakat untuk melaksanakan kegiatan RIS-PNPM Mandiri sesuai dengan kriteria dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.

Selain itu, ada pula fasilitator masyarakat (FM) yang merupakan unsur pendampingan pelaksanaan program secara langsung di desa. Jumlah fasilitator bervariasi disesuaikan dengan jumlah desa sasaran dengan mempertimbangkan aksesbilitas pendampingan dan kondisi lapangan. Fasilitator masyarakat (FM) mempunyai tugas memfasilitasi masyarakat dalam menyelenggarakan RIS-PNPM Mandiri dan penerapan prinsip-prinsip program.

6. Indikator Kinerja RIS-PNPM Mandiri

Menurut Pedoman Pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri (2009), kinerja pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

(45)

24

b) Terbentuknya lembaga pelaksana program (OMS) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan RIS-PNPM Mandiri, dan mampu mewujudkan peningkatan infrastruktur perdesaan melalui penyusunan PJM Pronangkis dan penyusunan RKM serta pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur perdesaan;

c) Terbentuknya lembaga masyarakat pengelola yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur terbangun.

7. Indikator Keberhasilan RIS-PNPM Mandiri

Menurut Purba (2005), keberhasilan suatu proyek pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:

a. Kesesuaian bentuk sarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dari rencana yang telah ditetapkan berdasarkan hasil rapat atau musyawarah warga masyarakat dan Fasilitator tehnik dalam menentukan sarana yang ada di desa seperti pembangunan infrastruktur jalan yang sesuai dengan panduan teknis suatu program. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang mendesak bagi masyarakat miskin dan diusulkan oleh masyarakat melalui PJM Pronangkis.

b. Kesesuaian tindakan aktor yang terlibat

(46)

masing-25

masing dengan harapan bahwa kinerja suatu organisasi RIS-PNPM Mandiri dapat efektif dan efisien dalam menjalankan suatu program. c. Memperoleh rekomendasi kebijakan/regulasi.

Hasil kebijakan harus memperoleh rekomendasi dari pihak-pihak yang membuat kebijakan seperti pemerintah. Tujuan rekomendasi kebijakan adalah untuk memberikan alternatif kebijakan yaang paling unggul dibanding dengan alternatif kebijakan yang lain. Dimana proses pemilihan alternatif tersebut harus mendasar pada seperangkat kriteria yang jelas dan transparan, sehingga ada alasan yang masuk akal bahwa suatu alternatif kebijakan dipilih atau ditolak.

d. Mempermudah transportasi, menghemat biaya dan mendapatkan keuntungan serta mensejahterakan masyarakat.

Progam RIS-PNPM Mandiri dalam pelaksanaannya tentunya mempunyai sasaran yang dapat dinikmati masyarakat banyak, khususnya masyarakat lokasi proyek tersebut, apabila dikelola sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan yang telah digariskan, sehingga apa yang diharapkan pada poin (d) tersebut terlaksana.

e. Membangun sistem monitoring untuk program pembangunan selanjutnya.

(47)

26

program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. Monitoring dalam hal ini pengawasan diharapkan menjadi suatu social control bagi masyarakat dalam pelaksanaan suatu program yang akan di jalankan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan kualitas yang ditentukan.

E. Kerangka Berpikir

Partisipasi masyarakat dilihat dari tahapan partisipasinya yang dimulai dari tahap perencanaan (Musyawarah Desa I), tahap pelaksanaan (Musyawarah Desa II), tahap menikmati hasil (Musyawarah Desa III), serta tahap monitoring dan evaluasi (Musyawarah Desa IV). Dari beberapa tahapn partisipasi, dilihat juga bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa dari yang berupa uang, tenaga, keahlian, pikiran/ide, barang atau material.

(48)

27

Keterkaitan antar variabel dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran berikut :

(49)

28

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan. Hal tersebut dikarenakan jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori-teori yang relevan, belum melalui fakta-fakta empiris melalui pengumpulan data. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian hipotesis pada penelitian yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian adalah:

 Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis yg menyatakan tidak ada hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y).

Ho : “tidak ada pengaruh partisipasi masyarakat dengan keberhasilan program RIS-PNPM Mandiri”

 Hipotesis Kerja (H1)

Hipotesis yg menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Setiap melakukan penelitian ilmiah perlu ditetapkan metode. Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian sehingga tujuan dapat tercapai. Penentuan metode penelitian sangatlah penting karena dapat membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data penelitian.

Penelitian ini merupakan tipe penelitian kuantitatif eksplanatoris (explanatory/confirmatory research), karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan pengaruh dan hubungan kausal antara variabel-variabel dengan melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

B.Lokasi Penelitian

(51)

30

pendidikan dan pusat perdagangan di Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

C.Definisi Konseptual

Konseptualisasi merupakan proses menjelaskan konsep yang abstrak untuk kemudian mendefinisikannya menjadi definisi konseptual dengan berdasar pada literatur (Martono, 2012).

Untuk memudahkan dalam memahami dan menafsirkan berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini, maka ditentukan konsep-konsep yang digunakan dengan menjelaskannya dalam definisi konseptual berikut:

a) Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan seseorang pada musyawarah desa (MUDES) dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta monitoring pada RIS-PNPM Mandiri. Dari beberapa tahap partisipasi terdapat bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat itu apakah berupa pikiran, tenaga, keahlian, barang, serta uang.

(52)

31

D.Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Partisipasi Masyarakat (X)

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan seseorang pada musyawarah desa dari tahap perencanaan sampai ke tahap evaluasi dan monitoring. Pengukurannya diukur dengan mengakumulasikan skor pada masing-masing bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat yang terlibat. Pengukuran Partisipasi:

a. Tahapan Partisipasi - Tahap perencanaan :

3-4 kali : Skor 2 1-2 kali : Skor 1 - Tahap pelaksanaan :

Ya : Skor 2 Tidak : Skor 1

- Tahap evaluasi dan monitoring : Ya : Skor 2

Tidak : Skor 1 b. Bentuk Partisipasi

(53)

32

- Material : Skor 3 - Pikiran/ide : Skor 2 - Uang : Skor 1

2. Keberhasilan RIS-PNPM Mandiri (Y)

Keberhasilan program merupakan suatu akhir dari proses suatu program yang telah dilaksanakan dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakatnya sehingga program yang telah dibuat itu dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan RIS-PNPM dapat diukur dengan menggunakan empat indikator yaitu kesesuaian bentuk sarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kesesuaian tindakan aktor yang terlibat, memperoleh rekomendasi kebijakan, mempermudah transportasi, menghemat biaya, mendapatkan keuntungan dan mensejahterakan masyarakat serta membangun sistem monitoring untuk program pembangunan selanjutnya.

Pengukuran :

Sub Variabel Skor Ukur

Kesesuaian bentuk sarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Mempermudah transportasi, menghemat biaya,

mendapatkan keuntungan dan mensejahterakan masyarakat

Ya : Skor 2 Tidak : Skor 1 Membangun sistem monitoring untuk program

pembangunan selanjutnya

(54)

33

Tabel 1. Definisi Operasional Partisipasi Masyarakat dan Keberhasilan RIS-PNPM Mandiri

Variabel Sub Variabel Indikator Skor Ukur

Variabel Indikator Skor

Ukur

Keberhasilan RIS-PNPM

Mandiri (Y)

1. Kesesuaian bentuk sarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan 2. Kesesuaian tindakan aktor yang terlibat 3. Memperoleh rekomendasi

kebijakan/regulasi

4. Mempermudah transportasi, menghemat biaya dan mendapatkan keuntungan serta mensejahterakan masyarakat.

(55)

34

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan tahap yang penting guna mengetahui karakteristik dari elemen-elemen yang menjadi objek penelitian yang dikenal dengan istilah populasi. Sugiyono (2007) menyatakan bahwa populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh kepala keluarga Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 1709 KK dari jumlah penduduk 5730 jiwa (Sumber: Data Kecamatan Tegineneng Tahun 2013).

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam mengadakan penelitian, seorang peneliti harus mempertimbangkan segala aspek, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan tenaga, biaya, dan waktu, sehingga harus digunakan metode pengambilan sampel yang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan di atas.

(56)

35

tingkat secara acak) serta Proportional Sampling dengan pertimbangan populasinya yang cukup banyak yaitu sebanyak 1709 KK dari jumlah penduduk 5730 jiwa dan terbagi setiap beberapa wilayah.

Berikut tahap-tahap penentuan dan pengambilan sampel penelitian :

Tahap 1. Menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan peneliti dengan teknik Purposive Sampling. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 40 responden.

Tahap 2. Menentukan wilayah acak yang akan diteliti dengan teknik Multistage Cluster Sampling yaitu dengan memilih 5 RT dari

29 RT yang ada di Desa Trimulyo. Pemilihan tersebut dilakukan dengan menggunakan tabel angka acak (table of random numbers).

Tahap 3. Menentukan jumlah sampel dari setiap RT yang akan diwawancarai dengan teknik Proportional Sampling, maka didapatkan jumlah responden yang akan diwawancarai di setiap RT. Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan 8 responden dari setiap RT.

(57)

36

Berikut tabel sampel yang terpilih di Desa Trimulyo : Tabel 2. Sampel yang terpilih di Desa Trimulyo

RW RT KK Jumlah Sampel

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak cara untuk memperoleh data yang diperlukan. Masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta memiliki kelebihan dan keterbatasan yang berlainan. Seringkali dalam penelitian tidak hanya menggunakan salah satu teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar data yang didapat lebih lengkap atau akurat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik angket (kuisioner), wawancara dan studi pustaka.

1. Kuesioner (angket)

(58)

37

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana, untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi.

3. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan dalam rangka memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, melalui dokumen-dokumen, pemberitaan atau opini media massa, literatur, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan sebagainya.

G. Teknik Pengolahan Data a. Tahap Editing

Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan (kuesioner) ataupun pada wawancara perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan keraguan data.

b. Tahap Koding

(59)

38

pada data dapat dilakukan dengan melihat jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

c. Tahap Tabulating

Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data yang telah diperoleh.

d. Tahap Interpretasi

(60)

39

H.Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabulasi silang melalui program pengolahan data statistik yaitu SPSS Of Windows, data yang terkumpul dimasukkan ke dalam tabel silang untuk dihitung frekuensi dan persentasenya. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami serta diinterpretasikan (Singarimbun, 1989).

1. Pengujian Hipotesis (Uji Chi-Square)

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik.

Seperti diuraikan sebagai berikut ini:

Ho: Tidak ada pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan program RIS-PNPM Mandiri.

Hi: Ada pengaruh partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan program RIS-PNPM Mandiri.

Dengan menggunakan aplikasi SPSS maka dapat diketahui nilai Chi-Square. Selanjutnya nilai Chi-Square akan dibandingkan dengan nilai X²

(61)

40

(62)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Sejarah Singkat Desa Trimulyo

Desa Trimulyo berdiri sejak tahun 1970 dan merupakan pemekaran dari Desa Gedung Gumanti. Desa ini dihuni sejak tahun 1930 yang penduduknya dominan berasal dari daerah Jawa Tengah.

Desa ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami 7 (tujuh) kali pergantian kepala desa. Para kades tersebut adalah:

1. Subroto (1970-1986) 2. Sukemi (1987-1995) 3. Maryono (1996-2002) 4. Jumari (2003-2009)

5. Jumari (2010-meninggal Januari 2014) 6. Kunyi ali (sekarang)

(63)

42

Salah satu pembangunan infrastruktur yang ada di Desa Trimulyo adalah pembangunan infrastruktur jalan yang didanai oleh Program RIS-PNPM Mandiri pada tahun 2013, dan dilanjutkan pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh pemerataan pembangunan yang didanai oleh RIS-PNPM Mandiri.

Selain itu konkret dari kemajuan fisik di Desa Trimulyo adalah dengan tersedianya sarana pendidikan (SD-SMA), sarana olahraga, sarana kesehatan dan sarana perdagangan (pembangunan pasar permanen), karena Desa Trimulyo sebagai ibu kota kecamatan Tegineneng. Desa Trimulyo hingga saat ini terus berusaha membenahi pembangunannya serta meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan umum.

B.Keadaan Geografi

Desa Trimulyo secara administratif terletak di Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran. Jarak desa ini ke kabupaten sekitar 70 KM, dan jarak dari ibu kota kecamatan tidak mempunyai jarak karena Desa Trimulyo merupakan letak ibu kota Kecamatan Tegineneng. Adapun batas-batas administratif Desa Trimulyo yaitu:

(64)

43

Secara keseluruhan wilayah Desa Trimulyo mempunyai luas wilayah 1007 Ha dengan keadaan iklim tropis dan angin lembah nisbi, suhu udara yang cukup panas yaitu antara 23,4 derajat Celcius-31,7 derajat Celcius, serta curah hujan rata-rata 350 mm pertahun.

Dari keseluruhan wilayah Desa Trimulyo seluas 1007 Ha, tanah yang dipergunakan untuk perumahan adalah 164 Ha, sedangkan untuk keperluan lainnya adalah 843 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan tanah di Desa Trimulyo, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(65)

44

C.Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Desa Trimulyo akan peneliti rincikan sebagai berikut menurut jenis kelamin, umur, agama, tingkat pendidikan, dan mata pencahariannya berdasarkan dari data-data sekunder monografi desa yang terdapat pada waktu melakukan penelitian.

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

RW Jumlah KK Penduduk Jumlah

Sumber: Data Monografi Desa Trimulyo, 2010.

(66)

45

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Umur

Kelompok Umur Jumlah % penduduk Desa Trimulyo ada dalam usia produktif.

3. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Agama

(67)

46

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Rendah (SD/sederajat) 1850 32.29

Sedang (SMP/SMA) 3454 60.28

Tinggi (Akademi/Sarjana) 426 7.43

Jumlah 5730 100

Sumber: Data Monografi Desa Trimulyo, 2010.

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Tingkat pendidikan yang ditamatkan merupakan gambaran dari kondisi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Pada tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Trimulyo adalah pada kelompok pendidikan sedang yaitu sebanyak 3454 jiwa atau 60.28 %. Fakta ini mengindikasikan bahwa masih banyak penduduk lainnya yang belum bisa merasakan pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka, karena pada kenyataannya pendidikan tinggi masih hanya dirasakan oleh para penduduk yang keadaan ekonominya lebih baik.

5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah %

PNS 685 11.95

Swasta 583 10.17

Wirawasta/dagang 862 15.04

Petani 2875 50.17

Jasa 725 12.65

Jumlah 5730 100

(68)

47

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Trimulyo lebih banyak bertani dibandingkan dengan jenis mata pencaharian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa banyak penduduk Desa Trimulyo yang tergolong masyarakat miskin.

D.Potensi Wilayah

Guna menunjang terselenggaranya kegiatan pemerintahan pembangunan bagi masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari baik di bidang pendidikan, agama, kesehatan dan perekonomian, maka di Desa Trimulyo telah memiliki fasilitas-fasilitas sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengarahkan kehidupan seseorang agar menjadi lebih baik. Arah pendidikan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta budi pekerti manusia. Selain itu pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap manusia untuk dapat meningkatkan kelangsungan hidupnya.

(69)

48

Tabel 9. Jumlah Sarana Pendidikan Desa Trimulyo Tingkat Pendidikan Negeri Swasta Jumlah

Taman Kanak-kanak (TK) - 2 2

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sarana pendidikan di Desa Trimulyo cukup memadai walaupun tidak adanya sarana pendidikan untuk perguruan tinggi. Hubungan sarana peniikan dengan pembangunan jalan sangat membantu masyarakat dalam akses menuju ke sekolah. Dengan demikian, pembangunan jalan setelah memberikan banyak kemudahan bagi masyarakt dan dapat menghemat biaya serta waktu tempuh.

2. Sarana Peribadatan

Untuk menunjang kegiatan keagamaan diperlukan pula sarana berupa tempat ibadah dari masing-masing pemeluk agama yang ada. Jumlah fasilitas tempat ibadah yang ada di Desa Trimulyo dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Sarana Ibadah Desa Trimulyo Jenis Sarana Ibadah Jumlah

Masjid 9

Mushola / langgar 14

Gereja Katolik 1

Jumlah 24

(70)

49

Tersedianya fasilitas ibadah sesuai data di atas adalah telah memadai bila ditinjau dari jenis agama yang dianut penduduk dan bila dibanding dengan jumlah penduduk.

3. Sarana Perekonomian

Tersedianya sarana perekonomian merupakan hal yang sangat penting dalam membantu kegiatan masyarakat di bidang ekonomi. Fasilitas perekonomian digunakan sebagai salah satu tempat untuk mencari sumber mata pencaharian yang dapat menunjang penghasilan penduduk. Jumlah dan jenis sarana perekonomian yang ada di Desa Trimulyo dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 11. Jenis dan Jumlah Sarana Perekonomian Desa Trimulyo Sarana Perekonomian Jumlah

Pasar 1

Toko/Warung/Kios 62

Restoran/Rumah makan 4

Industri Kerajinan Kayu 7

Industri Anyaman/Keramik 2

Industri Makanan 3

Industri Kecil 20

Jumlah 99

Sumber: Data Monografi Desa Trimulyo, 2010.

(71)

50

desa, seperti dalam pendistribusian barang atau jasa dari satu desa ke desa lainnya. Dengan demikian, biaya dan waktu yang dikeluarkan tidak begitu banyak sehingga kegiatan perekonomian masyarakat menjadi lebih lancar dan hemat biaya. Hal tersebut apat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pada umumnya.

4. Sarana Kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh, maka diketahui pula bahwa bidang kesehatan masyarakat telah ditunjang oleh sarana kesehatan dengan rincian sebagaimana tertera pada Tabel 12. Bila dilihat data kuantitas ini, maka jumlah sarana kesehatan kurang memadai. Sedangkan dari segi kualitas di lapangan prasarana kantor di Puskesmas masih kurang demikian pula tenaga medis dan fasilitas lainnya di Posyandu.

Tabel 12. Jumlah Sarana Kesehatan Desa Trimulyo Sarana Kesehatan Jumlah

Puskesmas Induk 1

Posyandu 6

Jumlah 7

Sumber: Data Monografi Desa Trimulyo, 2010.

E.Program RIS-PNPM Mandiri

1. RIS-PNPM Mandiri di Desa Trimulyo

(72)

51

dana sebesar 250 juta. Berdasarkan dari informasi Kecamatan Tegineneng, anggaran dana tersebut berasal dana APBN dan dikelola oleh daerah. Pembangunan jalan ini bertujuan untuk mempermudah akses desa menuju ke desa lainnya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Trimulyo. Selain pembangunan jalan, masih banyak kebutuhan yang lain seperti pembangunan irigasi, MCK Umum, gedung posyandu, dan gedung PAUD. Hal tersebut dibutuhkan karena masih menumpang di rumah masyarakat.

2. Visi dan Misi RIS-PNPM Mandiri a. Visi RIS-PNPM Mandiri

1. Tersedianya infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan;

2. Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.

b. Misi RIS-PNPM Mandiri

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat perdesaan dalam penyelenggaraan infrastruktur perdesaan;

(73)

52

3. Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan di perdesaan;

4. Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan.

(74)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan pembahasan permasalahan dan hipotesis-hipotesis yang diajukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi pada tahap perencanaan lebih dominan dalam bentuk pikiran /ide yang diberikan masyarakat ketika menghadiri pertemuan yang membicarakan tentang RIS-PNPM Mandiri. Partisipasi masyarakat berupa pikiran disampaikan melalui usulan, saran maupun kritik. Kehadiran responden paling banyak pada tahap perencanaan adalah pada tahap sosialisasi awal dengan intensitas kehadiran sebanyak 1-2 kali.

2. Partisipasi pada tahap pelaksanaan lebih dominan dalam bentuk tenaga (55%) melalui kerja bakti/gotong royong. Pada tahap pelaksanaan ini, banyak masyarakat yang tidak ikut dalam kegiatan ini dikarenakan mereka sibuk dengan pekerjaannya yang mayoritas sebagai petani kebun, namun ada sebagian masyarakat yang ikut membantu pelaksanaan program RIS-PNPM Mandiri di desa mereka dengan bergotong royong.

(75)

89

dikarenakan masyarakat yang bersikap apatis terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka saran dari penulis adalah:

1. Program yang akan dilaksanakan haruslah tepat sasaran, artinya yang menggunakan atau yang memanfaatkan program tersebut cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik, agar pembangunan yang telah dilakukan tidak mubazzir (tidak terpakai).

2. Program yang dilaksanakan harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat bukan keinginan sekelompok orang. Hal ini dikarenakan banyak program hanya kemauan segelintir orang sehingga tidak bermanfaat bagi masyarakat banyak. Akibat tidak dimanfaatkan oleh orang banyak maka program tersebut menjadi terbengkalai dan tidak memiliki nilai manfaat.

(76)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cahyono, Kurniawan Dedy. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kemiskinan. Bogor: Insititut Pertanian Bogor.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta : ANDI.

Karianga, Hendra. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (Persepektif Hukum dan Demokrasi). Bandung: PT Alumni.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Marwoto, Hadi. 2005. Evaluasi Atas Kebijakan Program Beras Bagi Keluarga Miskin Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Panudju, Bambang .1999. Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Penerbit Alumni

Purba, Jhonny. 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Singarimbun, Masri dan Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survay. Jakarta: LP3ES.

Gambar

Tabel
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap
Tabel 1.
Tabel 2. Sampel yang terpilih di Desa Trimulyo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam perencanaan PNPM MP di Desa Sitio II masih rendah dilihat dari kehadiran masyarakat dalam

Dengan kata lain, faktor yang paling mempengaruhi partisipasi responden pada tahap perencanaan pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di desa Sooka Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan sejak tahun 2007 yang dimulai dengan

mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan, (g) demokratis, setiap pengambilan

Tahap ini dimulai di lokasi-lokasi dimana masyarakat sudah pernah melaksanakan program pemberdayaan melalui proses berikut: (i) pelembagaan pengelolaan pembangunan partisipatif

Secara umum, partisipasi masyarakat desa Babalan Lor dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah berpartisipasi dalam keseluruhan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

Beberapa tahapan partisipasi masyarakat dalam penggunaan anggaran dana desa (Add) yaitu; tahap pertama masyarakat dapat berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan

Proses perencanaan yang ada di PNPM Kelurahan Teling Tingkulu melibatkan masyarakat untuk ikut mengambil bagian dalam pertemuan karena masyarakat merupakan suatu alat