• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

MASA PUBERTAS PADA ANAKNYA DI SD HARAPAN MEDAN

NAMA: RINA TRIANA NIM: 095102039

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Anaknya di SD Swasta Harapan Medan Nama Mahasiswa : Rina Triana

NIM : 095102039

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pembimbing Penguji I

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) (dr. Zulkifli, Msi)

Penguji II

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep)

Penguji III

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK) NIP: 19740505 200212 2 001 NIP: 19530719 198003 2 001 Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana

(3)

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Rina Triana

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya

di SD Swasta Harapan Medan

viii + 37 hal + 7 tabel + 1 skema + 10 lampiran ABSTRAK

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Salah satu pendekatannya adalah ibu mampu memberikan informasi dan bimbingan sikap serta prilaku pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample sebanyak 78 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total sampling. Penelitian ini dilakukan di SD Swasta Harapan Medan. Analisa data dengan chi square. Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 50 orang (64,1%), dan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya adalah baik yaitu sebanyak 61 orang (78,2%). Dapat simpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya (nilai p=0,004). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa untuk meningkatkan upaya mempersiapkan masa pubertas harus dilakukan bersamaan dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. Saran untuk para ibu agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja serta meningkatkan upaya yang harus dilakukan untuk mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

Kata kunci : pengetahuan, kesehatan reproduksi remaja, persiapan pubertas

(4)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas pada Anaknya di SD

Swasta Harapan Medan” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc. SpKK, selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Kepala sekolah SD Swasta Harapan Medan dan seluruh staf pengajar.

5. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan pada yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 14 Desember 2009

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I: PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan ...4

D. Manfaat Penelitian ...4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ...6

A. Pengetahuan ...6

B. Kesehatan Reproduksi ...7

C. Pubertas ...9

D. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ...13

E. Upaya Orang Tua Mempersiapkan Masa Pubertas ...15

BAB III: KERANGKA PENELITIAN ...18

A. Kerangka Konsep ...18

B. Hipotesis ...18

C. Defenisi Operasional ...19

BAB IV: METODE PENELITIAN ...20

A. Desain Penelitian ...20

B. Populasi dan Sampel ...20

C. Tempat Penelitian ...20

D. Waktu Penelitian ...20

E. Etika Penelitian ...20

F. Instrumen penelitian ...21

G. Validitas dan Reliabilitas ...23

H. Prosedur Pengumpulan Data ...23

(7)

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...26

A. Hasil Penelitian ...26

B. Pembahasan ...30

BAB VI: SIMPULAN DAN SARAN ...34

A. Simpulan ...34

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu di SD Swasta Harapan Medan ... 26 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu di SD Swasta

Harapan Medan ... 27 Tabel 5.3 Distribusi frekeunsi responden berdasarkan pekerjaan ibu di SD Swasta

Harapan Medan ... 27 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penghasilan ibu di SD Swasta

Harapan Medan ... 28 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang

kesehatan reproduksi remaja di SD Swasta Harapan Medan ... 28 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan upaya ibu mempersiapkan

masa pubertas pada anaknya di SD Swasta Harapan Medan ... 29 Tabel 5.7 Hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Pernyataan Penelitian Lampiran 2: Format Persetujuan Responden Lampiran 3: Kuesioner

Lampiran 4: Lembar Konsul

Lampiran 5: Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Lampiran 6: Surat Pernyatapan Content Validity Lampiran 7: Data SPSS

Lampiran 8: Master Tabel Lampiran 9: Surat Penelitian

(11)

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Rina Triana

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya

di SD Swasta Harapan Medan

viii + 37 hal + 7 tabel + 1 skema + 10 lampiran ABSTRAK

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Salah satu pendekatannya adalah ibu mampu memberikan informasi dan bimbingan sikap serta prilaku pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample sebanyak 78 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total sampling. Penelitian ini dilakukan di SD Swasta Harapan Medan. Analisa data dengan chi square. Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 50 orang (64,1%), dan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya adalah baik yaitu sebanyak 61 orang (78,2%). Dapat simpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya (nilai p=0,004). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa untuk meningkatkan upaya mempersiapkan masa pubertas harus dilakukan bersamaan dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. Saran untuk para ibu agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja serta meningkatkan upaya yang harus dilakukan untuk mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

Kata kunci : pengetahuan, kesehatan reproduksi remaja, persiapan pubertas

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Data demografi menunjukan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat menujukan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10-19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2007:1).

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Datangnya haid pertama (menarche) dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif bagi remaja perempuan. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi maka akan merasakan pengalaman yang negatif. Kematangan seksual yang terlalu cepat atau lambat juga dapat mempengaruhi kehidupan psikososialnya, yaitu status mereka di dalam kelompok sebayanya.

(13)

pertanyaan-pertanyaan seputar menstruasi, mimpi basah, ukuran buah dada, penis dan lain sebagainya. Selain tertarik kepada dirinya juga muncul perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis, walaupun masih disembunyikan, karena itu mereka menyadari masih terlalu kecil untuk berpacaran.

Setiap tahap perkembangan akan terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu keterampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja mereka dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu: mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua, membentuk identitas untuk tercapainya integritas diri dan kematangan pribadi.

Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri. Erikson mengatakan bahwa pada saat memasuki usia remaja, remaja akan dihadapkan pada suatu pertanyaan yang sangat penting yaitu tentang “Siapa aku?”. Dengan demikian remaja harus berusaha menemukan jawabannya baik untuk dirinya sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya (Soetjiningsih, 2007: 45-48).

Masa remaja adalah masa yang penting karena merupakan masa peralihan kemasa dewasa. Berbagai masalah dan perubahan-perubahan baik fisik, biologik, psikologik maupun sosial, harus dihadapi remaja dalam perjalanan hidupnya menuju masa dewasa. Dalam pada masa itu mereka menjadi tanggungjawab orang tua dan dewasa lainya dalam masyarakatnya sampai dia dewasa dan dapat mandiri (Moersintowarti, 2008: 169).

(14)

orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya serta membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan teknologi menyebabkan banjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi (Moersintowati, 2008:173).

Orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan program pembinaan kesehatan remaja atau siswa, karena orang tua yang paling dekat dengan siswa. Penyuluhan secara langsung melalui media massa, koran, majalah, TV maupun radio, dan ceramah di sekolah.

Program yang dapat diberikan adalah penyuluhan bagi orang tua siswa salah satunya mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Selain orang tua, guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa di sekolah, maka perlu diberikan pelatihan khusus bagi mereka agar dapat membantu melaksanakan berbagai kegiatan tertentu, misalnya: pengamatan (Observasi). Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya : keadaan umum murid, baik keadaan penampilan umum atau kebersihan diri dan kebiasaan perilaku hidup sehat siswa sehari-hari, apakah ada siswa yang prilakunya menyimpang, apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun psikososialnya, dll (Moersintowarti, 2008: 206).

(15)

B. Perumasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya di SD Swasta Harapan Medan?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum:

Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

2. Tujuan Khusus:

a. Mengetahui karakteristik responden.

b. Mengetahui pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja.

c. Mengetahui upaya yang dilakukan ibu mempersiapkan anak memasuki masa pubertas.

d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja

dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya. D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, khususnya dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubertas.

2. Bagi Ibu (Subjek Penelitian)

(16)

3. Bagi Institusi Pendidikan (SD)

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka. 1. Pengetahuan.

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra raba, rasa, penglihatan pendengaran dan penciuman. Karena itu pengetahuan dimungkinkan didapat dari berbagai sumber dan pengalaman. Dalam teori Bloom dikenal adanya enam tingkatan dalam pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur tingkatan kognitif ini dipergunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapmateri atau substansi yang dipelajari. c. Aplikasi (application)

(18)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek atau materi. Evaluasi ini dilaksanakan pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan.

Pengetahuan dapat disimpulkan sebagai pandangan subjek terhadap adanya stimuli yang di indra, kemudian diadopsi oleh subjek yang akan mempengaruhinya dalam bersikap dan mengambil keputusan. Pengetahuan kesehatan sebagai hasil dari pendidikan kesehatan akan berpengaruh pada pelaku kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi.

2. Kesehatan Reproduksi

Menurut UU No 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik mental dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Sumiati 2009 hal 3).

(19)

proses reproduksinya secara sehat dan aman, termasuk mendapat keturunan yang sehat. Kesehatan reproduksi remaja ( Adolescence Reproduksi Health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja (Sujardi, 2002: IX).

Remaja merupakan kelompok usia tertentu yang defenisinya berbeda ditiap negara, bahkan didalam suatu negara tergantung pada sosial budaya dan kondisi lokal masing-masing (Surjadi, 2002, hal X). Remaja didefenisikan sebagai periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mecakup aspek bilogis, kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10-19 tahun (Sumiati 2009:10).

Menurut Soetjiningsih (2002), berdasarkan umur kronologisnya dan berbagai kepentingan, yaitu terdapat berbagai defenisi tentang remaja yaitu:

1. Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah: bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.

2. Menurut UU No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.

3. Menurut UU perburuhan, anak di anggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun.

4. Menurut UU perkawinan No. 1 tahun 1974, anak di anggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

5. Menurut Diknas anak di anggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.

(20)

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

1. Masa remaja awal/dini (Early Adolescence): umur 11-13 tahun. 2. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescece): umur 14-16 tahun. 3. Masa remaja lanjut (Late Adolescence): umut 17-20 tahun.

Yang dimaksud dengan remaja awal (Early Adolescence) adalah masa yang di tandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Remaja pertengahan (Middle Adolescence). Di tandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Remaja akhir ( Late Adolescece). Ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih berlangsung di tempat-tempat lain (Sumiati, 2009:11).

3. Pubertas

Pubertas (puberty) adalah perubahan cepat kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2007: 87).

Pubertas merupakan satu titik dalam masa Adolens adalah waktu seorang anak perempuan mampu mengalami pembuahan/konsepsi yaitu dengan terjadinya menarche/haid pertama (Sayogo, 2006:4).

(21)

Pubertas yaitu waktu seorang anak perempuan mampu mengalami konsepsi yaitu menarche/haid pertama, dan adanya mimpi basah pada anak laki-laki (Moersintoarti, 2008:171).

Hurlock, Monks dan Knoers (2002) menyebutkan bahwa banyak perubahan yang terjadi pada masa pubertas, yaitu:

a. Perubahan Fisik.

Di antara perubahan fisik yang terjadi, yang paling tampak nyata pada masa pubertas adalah meningkatnya tinggi dan berat, serta kematangan seksual. Pada umumnya, lonjakan pertumbuhan yang menandai perubahan pubertas terjadi 2 tahun lebih awal pada anak perempuan dari pada anak laki-laki. Pada anak perempuan hal ini dimulai sekitar usia 10,5 tahun dan berlangsung selama 2,5 tahun. Sepanjang masa tersebut, anak permpuan bertambah tinggi badannya sekitar 3,5 inchi setiap tahun. Pada anak laki-laki lonjakan pertumbuhan dimulai sekitar usia 12,5 tahun dan juga berlangsung selama 2 tahun. Anak laki-laki pada umumnya selama waktu tersebut bertambah tinggi sekitar 4 inchi dalam setahun (Santrock, 2003: 91-92).

Pertumbuhan berat badan menggambarkan jumlah dari berbagai massa jaringan tubuh sehingga secara klinis sulit untuk di interpretasikan. Kenaikan berat badan selama masa pubertas sekitar 50% dari berat dewasa ideal. Di bandingkan dengan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti dari pada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.

(22)

badan hanya sekitar 2 Kg/tahun. Kemudian terjadi akselerasi dan akhirnya mencapai 8 Kg/tahun. Sekitar 95% remaja normal kecepatan kenaikan berat badanya sekitar antara 5,5-10,5 Kg/tahun, sedangkan pada remaja laki-laki, rata-rata kenaikan berat badan sekitar 9 Kg/tahun, dengan 95% rata-rata remaja laki-laki matur mengalami kenaikan berat badan 6-12 Kg/tahun (Soetjiningsih, 2007: 6-7).

Para peneliti menemukan bahwa karakteristik pubertas pada anak laki-laki berkembang dengan urutan sebagai berikut: Perubahan ukuran penis dan testikel, pertumbuhan rambut yang masih lurus didaerah kemaluan, sedikit perubahan suara, ejakulasi pertama (biasanya melalui mimpi basah, masturbasi), rambut kemaluan tumbuh menjadi ikal, mulai masa pertumbuhan maksimum, pertumbuhan rambut ketiak, perubahan suara semangkin jelas dan mulai tumbuh rambut di bagian wajah.

Tiga hal yang paling jelas tampak mengenai kematangan seksual adalah bertambah panjangnya penis, membesarnya testis, dan tumbuhnya rambut wajah. Sedangkan ramaja putri pertumbuhan fisik pada awalnya payudara membesar atau rambut kemaluan mulai tumbuh. Kemudian tumbuh rambut ketiak. Sejalan dengan perubahan tersebut, tinggi badan bertambah dan pinggul menjadi lebih lebar dari pada bahu. Menstruasi pertama datang agak lambat di akhir siklus pubertas. Pada awalnya siklus menstruasi tidak teratur, dan mungkin juga tidak terjadi ovulasi pada setiap menstruasi selama beberapa tahun pertama sesudah menstruasi pertama (Santrock, 2003:92).

4. Karakteristik Masa Remaja.

Hurlock mengemukakan berbagai ciri dari remaja di antaranya adalah: a. Masa remaja adalah masa peralihan.

(23)

juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang di inginkan. b. Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan.

Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap menjadi ambivalen.

c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah.

Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

d. Masa remaja adalah masa mencari identitas.

Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan.

(24)

menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak diantara keluarga.

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.

g. Masa remaja adalah ambang masa dewasa

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semangkin matang berkembang dan berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada prilaku yang di hubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

5. Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang dimiliki ibu tentang aspek-aspek biologis seksualitas yang berkaitan dengan masa remaja dan implikasinya. Menurut Munawaroh pengetahuan itu meliputi :

a. Sistem reproduksi manusia, berisikan anotomi organ reproduksi dan fungsinya. b. Kesehatan reproduksi, mencakup informasi mengenai kurun reproduksi sehat,

perencanaan dan pengaturan waktu reproduksi, serta dampak pada ibu dan bayinya.

c. Penyakit menular dan AIDS, yaitu informasi mengenai jenis penyakit menular seksual (PMS), gejala yang muncul, dan penularan AIDS.

d. Mitos dan fakta seksualitas, berisikan beberapa informasi yang tepat dan tidak tepat yang diterima oleh remaja dari lingkungan disekitarnya.

(25)

Orang tua yang merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja seyogyanya menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Fokus pendidikan yang diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Untuk anak kelas satu SMP yang rata-rata umurnya adalah dibawah 15 tahun maka fokus untuk anak usia 11-13 tahun adalah pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa akil baliq, perubahan fisik, psikis dan tingkah laku dan alat reproduksi baik organ maupun fungsinya, serta mitos dan fakta yang berhubungan. Untuk anak yang lebih besar (14-15 tahun) dapat dibicarakan mengenai masa subur, seks dan kehamilan, akibat kehamilan remaja, dan pengaruh teman/lingkungan terhadap kepribadian (Hastuti, 2003:11).

Selain pembinaan terhadap sasaran langsung/siswa orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan program pembinaan kesehatan remaja/siswa, karena orang tua yang paling dekat dengan siswa. Penyuluhan bagi orang tua siswa mengenai kebutuhan remaja dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung melalui media massa, koran majalah, TV maupun radio, ceramah disekolah.

Program yang diberikan adalah penyuluhan pengetahuan kepada orang tua mengenai:

a. Kebutuhan gizi siswa.

b. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

c. Pengetahuan tentang tumbuh kembang remaja, baik fisik maupun psikososial

remaja.

d. Penyakit yang sering timbul dikalangan siswa.

(26)

f. Pengetahuan tentang pertolongan pertama kecelakaan atau penyakit yang sering

pada siswa.

Mengingat guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa disekolah, maka perlu diberikan pelatihan khusus bagi mereka agar dapat membantu melaksanakan beberapa kegiatan tertentu misalnya:

1. Pengamatan (Observasi). Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya

keadaan umum murid baik keadaan penampilan umum/kebersihan diri dan kebiasaan prilaku hidup sehat siswa sehari-hari, apakah ada siswa yang mempunyai kebiasaan merokok atau prilaku menyimpang lainnya.

2. Deteksi/menemukan anak yang sakit dan bila perlu rujuk ke puskesmas.

3. Apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun

psikososialnya.

4. Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS)/Life skill education (LSE). 5. Sekolah yang mempromosikan kesehatan.

6. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan siswa setiap 6 bulan sekali. 7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan (Visus) setiap 6 bulan sekali.

8. Penyuluhan kesehatan baik secara rutin yang diprogramkan maupun secara insidental bila ada waktu luang didalam sekolah maupun diluar kegiatan sekolah (Moersintowarti, 2008:206-207).

6. Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas

Upaya orang tua dalam mempersiapkan anaknya mengahadapi masa pubertas adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dengan tujuan agar anak siap menghadapi masa pubertas dan permasalahan yang mungkin muncul.

(27)

a. Pembinaan religius

Pembinaan religius sangat diperlukan dalam hal mempersiapkan anak memasuki masa pubertas. Musa (2003) menyebutkan bahwa dalam mempersiapkan diri jalan teraman bagi orang tua adalah berpegang pada landasan agama. Penjelasan yang diberikan kepada anak mengenai kesehatan reproduksi senantiasa di bingkai dalam nuansa moral dan keagamaan.

b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Chairiah (2003) mengatakan bahwa orang tua kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga tidak mampu membekali pengetahuan kesehatan reproduksi secara aktif. Pemahaman orang tua yang keliru tentang kesehatan reproduksi juga mempengaruhi upaya dalam mempersiapkan anak menuju masa pubertas.

c. Interaksi orang tua dan anak.

Interaksi ini terjalin dalam komunikasi. Komunikasi adalah inti suksesnya hubungan orang tua dan anak. Komunikasi di landasi rasa respek terhadap anak, langsung, dan proaktif ( tidak perlu menunggu anak bertanya). Makin luas informasi yang diperoleh, makin besar kesiapan remaja menghadapi masa remaja dengan sebaik-baiknya.

d. Menanamkan konsep diri yang positif.

Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal itu meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri meliputi penilaian diri dan penilaian sosial.

(28)

Salah satu upaya dalam mempersiapkan masa pubertas adalah menciptakan hubungan harmonis dalam keluarga. Hal ini mempermudah interaksi antar anggota keluarga. Dari berbagai studi dan pendapat para ahli memperlihatkan bahwa sikap keterbukaan, perhatian, cinta, dan rasa persahabatan yang di berikan oleh orang tua kepada remaja mampu membina pendidikan reproduksi dalam keluarga.

f. Pengawasan peer group.

Pada masa ini telah terbentuk peer group sesuai dengan tahap perkembangannya, dan anak-anak remaja umumnya percaya pada ucapan teman-temannya tersebut. Orang tua sama-sama dapat menunjukkan otoritas bila persoalan mengenai hal-hal yang prinsip yang tentu saja tetap dengan menggunakan tehnik yang tepat, tanpa prinsip duel sehingga ada pihak yang menang dan kalah.

g. Memfasilitasi tersedianya media massa yang terpercaya.

Salah satu ciri media pengajaran adalah mengandung atau membawa pesan atau informasi kepada penerima. Banyak media massa yang memberikan informasi keliru tentang reproduksi. Begitu juga dengan mudahnya akses terhadap penyedia layanan yang cenderung merusak prilaku seksual remaja.

h. Partisipasi dalam program kesehatan reproduksi remaja dan peer education di sekolah.

(29)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka kosep dari penelitian yang berjudul “Hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas siswa kelas 6 SD Swasta Harapan Medan”.

Variabel Independent Variabel Dependent

B. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

C. Defenisi Operasional N

O

Variabel Defenisi Operasional

(30)

2 Upaya mempersiap kan masa pubertas

Upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas adalah segala usaha yang dilakukan oleh ibu dengan tujuan agar anak siap mengahadapi masa pubertas serta segala permasalahannya

yang mungkin muncul.

Kuesioner Angket Baik:

(7-12)

Kurang:

(0-6)

(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

B. Populasi dan Sampel 1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu siswa Kelas 6 SD Swasta Harapan berjumlah 122 orang.

2) Sampel

Sampel penelitian ini dengan cara total sampling, yaitu keseluruhan dari populasi sebanyak 122 orang. Tetapi yang bersedia mengisi dan mengembalikan kuesioner hanya 78 orang.

a. Kriteria inklusi

1. ibu yang anaknya berusia 11-13 tahun b. Kriteria eksklusi

(32)

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SD Swasta Harapan Medan. Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah belum pernah diteliti pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya. D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai Januari-Mei 2010 E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat izin dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dengan mengajukan penelitian kepada Kepala sekolah SD Swasta Harapan Medan. Peneliti membagi lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan tidak mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan kode pada masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut, dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

F. Instrumen Penelitian

(33)

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner responden. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja. Bagian ini terdiri dari 34 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja, dilakukan penilaian dengan kriteria menggunakan skala yang menyediakan dua alternatif jawaban.

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : - Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 34 Skor terkecil : 0

- Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 34-0 = 34

- Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 34/2 = 17 - Menentukan skor kategori

Cukup = 0 + 17 = 17 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-17 pertanyaan)

Baik = 17 + 17 = 34 (Dari jumlah pertanyaan, responden benar menjawab 18-34 pertanyaan)

(34)

Untuk mandapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : - Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 12 Skor terkecil : 0

- Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 12-0

= 12

- Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 12/2= 6

- Menentukan skor kategori

Kurang = 0 + 6 = 6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan)

Baik = 6 + 6 = 12 (Dari jumlah pertanyaan, responden benar menjawab 7-12 pertanyaan)

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang

dimaksud jika nilai koefisien validitasnya (α ≥ 0,05). Uji validitas akan dilakukan

(35)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kesetabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya lebih

dari 0,5 (α ≥ 0,05) sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada

20 responden di SDN 101745 Medan Helvetia yang mempunyai kriteria sama dengan sampel pada bulan Maret, kemudian data diolah menggunakan SPSS dengan mencari nilai koefisien realibilitas Alpha Cronbach. Untuk pertanyaan pengetahuan didapat nilai alpha cronbach 0,764. Sedangkan pertanyaan upaya nilai alpha cronbach 0,789.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian peneliti meminta izin kepada Kepala Sekola SD Swasta Harapan Medan untuk melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Peneliti membuat persetujuan untuk responden yang akan diteliti dengan menyerahkan lembar persetujuan (informed consent). Selanjutnya, didalam informed consent peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahasiaan identitas responden dapat di jaga dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak dipaksakan.

(36)

mempunyai akses terhadap informasi tersebut, dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

Data diperoleh dari kepala sekolah yaitu jumlah seluruh siswa kelas 6 SD Swasta Harapan Medan. Kemudian kuesioner dibagikan melalui siswa dan dibawa pulang kerumah untuk di isi oleh ibu masing-masing siswa, diberikan waktu 1 minggu untuk diisi setelah itu dikumpul kembali kepada guru bimbingan konseling.

H. Analisis Data

Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisa data yang dilakukan dengan 2 cara yaitu :

a. Analisis Univariat

Yaitu menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik dari subjek penelitian, tingkat pengetahuan, dan upaya yang dilakukan dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubertas.

b. Analisis Bivariat

(37)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di SD Swasta Harapan Medan dengan jumlah responden sebanyak 78 orang. Hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk analisa univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik dari subjek penelitian, tingkat pengetahuan, dan upaya yang dilakukan dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubertas.

(38)

Berikut ini tabel distribusi frekuensi dari karakteristik responden penelitian tersebut.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Karakteristik Demografi Ibu Di SD Swasta Harapan Medan 2010

Karakteristik Frekuensi Persentase %

Umur

(39)

Tabel distribusi frekuensi menurut variabel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Di SD Swasta Harapan Medan

Pengetahuan Frekuensi Persentase %

Kurang Baik

28 50

35,9% 64,1%

Jumlah 78 100

(40)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Upaya Ibu Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

Upaya Frekuensi Persentase %

Kurang Baik

17 61

21,8% 78,2%

Jumlah 78 100

Berdasarkan atas tabel 5.6 diatas dapat dilihat dari 78 responden bahwa sebagian besar upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya adalah baik yaitu sebanyak 61 orang (78,2%).

2. Analisis Bivariat

(41)

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

Pengetahuan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas

Total p* OR

(95% CI) Kurang Baik

n % n % N % 0,004 5,875

(1,6-21,4) Kurang 9 33,3% 18 66,7% 27 100%

Baik 4 7,8% 47 92,2% 51 100% Jumlah 13 16,7% 65 83,3% 78 100% * chi square

Tabel menunjukkan bahwa analisa hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya diperoleh dari 27 orang responden yang berpengetahuan cukup memiliki upaya kurang yaitu 9 responden (33,3%),dan yang berpengetahuan cukup memiliki upaya baik yaitu 18 respnden (66,7%). Sedangkan dari 51 responden yang berpengetahuan baik memilik upaya kurang yaitu 4 responden (7,8%), dan yang berpengetahuan baik memiliki upaya baik 47 (92,2%).

(42)

B. PEMBAHASAN

a. Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi remaja di SD Swasta Harapan Medan.

Berdasarkan atas tabel pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja (tabel 5.1) diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi remaja sebanyak 50 orang (64,1%), sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 28 orang (35,9%) dan upaya responden mempersiapkan masa pubertas pada anaknya sebagian besar baik yaitu sebanyak 61 orang (78,2%), sedangkan yang upayanya kurang yaitu sebanyak 17 orang (21,8%). Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi remaja.

(43)

timbul keringat yang berlebihan pada ketiak, otot membesar dan perubahan suara. Untuk item tanda-tanda kedewasaan pada anak laki-laki jawaban yang benar adalah mimpi basah, timbul jakun, tumbuh rambut kemaluan, tumbuh rambut diketiak dan wajah, kulit lebih kasar, timbul keringat yang berlebihan pada ketiak, otot bertambah besar, dan perubahan suara.

Menurut pendapat Notoadmojdo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh responden tentang kesehatan reproduksi remaja.

Menurut WHO Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dengan demikian kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu mejalani fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman, termasuk mendapat keturunan yang sehat. Kesehatan reproduksi remaja (Adolescence Reproduksi Health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja (Sujardi, 2002).

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Hastuti (2003) tentang pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas 1 SLTPN Martapura Kalimantan Selatan, dimana pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi remaja cenderung pada kategori sangat kurang (37,5%).

(44)

berhubungan dengan akses informasi yang lebih baik dibanding dengan ibu berusia muda, berpendidikan rendah, dan berpenghasilan rendah.

Penelitian Hikmah (2002), karakteristik orang tua SMU yang berupa umur, pendidikan, dan pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan kesehatan reproduksi siswa SMU. Ini karena sumber informasi remaja tentang kesehatan reproduksi remaja umumnya adalah teman sebaya mereka.

b. Upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas pada anaknya di SD Swasta Harapan Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki upaya baik, yaitu dari 78 responden 61 responden (78,2%) diantaranya menunjukkan upaya yang baik dalam mempersiapkan masa pubertas pada anaknya dan 17 responden (21,8%) menunjukkan upaya yang kurang dalam mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.

(45)

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Hastuti (2003) tentang pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas 1 SLTPN Martapura Kalimantan Selatan, dimana upaya orang tua mempersiapkan masa pubertas pada anaknya cenderung pada kategori cukup (34,4%).

c. Hubungan Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya di SD Swasta Harapan Medan.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 terdapat hubungan yang bermakna secara statistik (p<0,05) artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya atau dengan kesimpulan Ho ditolak. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan upaya mempersiapkan masa pubertas dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja bersamaan dengan faktor-faktor lakin yang berpengaruh, seperti halnya karakteristik ibu. Peningkatan variabel pengetahuan ibu saja tanpa ada upaya meningkatkan variabel yang berpengaruh tidak akan secara mutlak meningkatkan upaya ibu dalam mempersiapkan masa pubertas anaknya.

(46)

1. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan tetapi tidak ada mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan asli penelitian secara optimal, namun berbagai kendala yang tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain:

a. Penelitian ini rawan terhadap bias karena dalam pengumpulan data tidak diambil secara langsung oleh peneliti, tetapi meminta bantuan melalui guru bimbingan konseling di SD Swasta Harapan Medan sendiri yang sebelumnya telah dilakukan diskusi untuk pelaksanaan penelitian. Kuesioner dibagikan melalui para siswa kemudian dibawa pulang untuk diisi oleh ibu mereka diberi waktu selama 1 minggu dan setelah itu dikumpul kembali melalui guru bimbingan konseling.

b. Pengisian kuesioner oleh responden tidak diawasi oleh peneliti, sehingga memungkinkan responden untuk menjawab hal yang tidak sebenarnya dari keadaan responden yang bersangkutan.

(47)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi remaja sebanyak 50 orang (64,1%).

2. Sebagian besar responden memiliki upaya yang baik dalam mempersiapkan masa pubertas pada anaknya yaitu sebanyak 61 orang (78,2%).

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan

upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya, karena diperoleh nilai p=0,004.

B. Saran

1. Pihak Sekoah SD Swasta Harapan Medan

Agar dapat melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan reproduksi remaja oleh pihak sekolah kepada orang tua siswa yang diselenggarakan bersamaan dengan saat pertemuan orang tua dengan pihak sekolah misalnya: rapat BP-3, ataupun pertemuan khusus lainnya.

2. Untuk Responden

(48)

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Dianawati, A. (2006). Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Elizabeth, B.H. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Jones, L.D. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: PT Delapratasa Publishing.

Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita I Mengenal Gadis Remaja dan Wanita

Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Moersintowarti. (2008). Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Moersintowarti. (2008). Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatno, D. (2009). Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediacom.

Purwanto, H. (2003). Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Santrock, W.J. (2008). AdolescencePerkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sayogo, S. (2006). Gizi Remaja Putri. Jakarta: FKUI.

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sumiati. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta: Trans Info Media. Surjadi, C., Pratomo, H., Handajani, S.Y. (2002). Kesehatan Reproduksi Narkoba

dan Kota Sehat. Proseding Kongres Nasional IX Epidemiologi.

(50)

Lampiran I

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN Kepada Yth.

Calon Responden Di tempat.

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik USU, yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan

Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya

Mempersiapkan Masa Pubertas pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya. Bersamaan dengan ini, saya mohon kesediaan Ibu/Bapak menanda tangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan yang sebenarnya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama Ibu/Bapak, saya ucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2009

(51)

Lampiran II

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud penelitian maka saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Rina Triana yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas pada Anaknya di SD

Swasta Harapan Medan”.

Dengan persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, Desember 2009

(52)

Lampiran III

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Formulir ini di isi oleh ibu.

2. Untuk pertanyaan identitas dengan pilihan 1,2,3 dan seterusnya maka lingkari salah satunya sesuai keadaan Anda.

3. Untuk pertanyaan dengan pilihan jawaban YA-TIDAK, berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai pilihan Anda.

DI ISI OLEH IBU

Alamat/tempat tinggal ... Jenis kelamin anak Anda yang kelas 6 SD ... Umur anak Anda yang duduk di kelas 6 SD ...

Umur Ayah ... Pendidikan terakhir ayah 1. SD

2. SLTP

3. SMA/ Aliyah/SPK/STM 4. Akademi/Diploma III 5. Sarjana

6. Pasca sarjana

Pekerjaan ayah 1. Pedagang

2. Wiraswasta 3. PNS

(53)

8. Lainnya (sebutkan)... Penghasilan ayah/bulan 1. ≤ Rp.1.000.000

2. Rp.1.000.000-Rp.5.000.000 3. ≥ Rp.5.000.000

Umur ibu ... Pendidikan terakhir ibu 1. SD

2. SLTP

3. SMA/ Aliyah/SPK/STM 4. Akademi/Diploma III 5. Sarjana

6. Pasca sarjana

Pekerjaan ibu 1. Pedagang

2. Wiraswasta 3. PNS

4. TNI/POLRI 5. Pegawai honorer 6. Guru/Dosen 7. Dokter

8. Lainnya (sebutkan)...

Agama yang dianut ibu ... Penghasilan ibu/bulan 1. ≤ Rp.1.000.000

(54)

Bagian I: Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Ya Tidak 1 Apakah bagian tubuh yang disebutkan di bawah ini

merupakan organ yang berhubungan dengan sistem reproduksi (proses kehamilan, persalinan, dan kegiatan seksual) pada seorang wanita?

a. Rahim (peranakan) b. Vagina (liang senggama) c. Pinggul

d. Indung telur e. Klitoris f. Payudara

2 Apakah bagian tubuh yang disebutkan dibawah ini merupakan organ yang berhubungan dengan sistem reproduksi (alat kelamin) pada seorang laki-laki?

a. Penis

b. Testis (Zakar)

c. Scrotum (kantung zakar) d. Jakun (takuk)

(55)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Ya Tidak 5 Apakah yang disebutkan dibawah ini merupakan tanda-tanda

kedewasaan pada anak perempuan? a. Haid

b. Payudara membesar c. Tumbuh rambut kemaluan

d. Tumbuh rambut di ketiak dan wajah e. Kulit lebih kasar

f. Timbul keringat yang berlebihan pada ketiak g. Timbul jerawat

h. Otot bertambah besar i. Perubahan suara

6 Apakah yang disebutkan dibawah ini merupakan tanda-tanda kedewasaan pada anak laki-laki?

a. Mimpi basah b. Timbul jakun/takuk c. Tumbuh rambut kemaluan

d. Tumbuh rambut di ketiak dan wajah e. Kulit lebih kasar

f. Timbul keringat yang berlebihan pada ketiak g. Timbul jerawat

h. Otot bertambah besar i. Perubahan suara

7 Anak yang mengalami akil balig pada usia 9 tahun disebut mengalami pubertas dini/terlalu cepat

8 Anak yang mulai memasuki masa pubertas biasanya senang menyendiri dan emosi menjadi tidak stabil

9 Anak yang mulai memasuki akil balig sebaiknya mengurangi makan

(56)

Bagian II

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anak Remaja

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Ya Tidak 1 Apakah Anda pernah melakukan suatu upaya untuk

mempersiapkan masa pubertas pada anak Anda?

2 Dibawah ini adalah upaya mempersiapkan masa pubertas. Apakah Anda pernah melakukan upaya yang terdapat dibawah ini ?

a. Pembinaan religius (keagamaan)

b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

c. Melarang anak untuk berpacaran d. Interaksi orang tua dengan anak e. Menanamkan konsep diri yang positif

f. Membuat kondisi lingkungan menjadi harmonis g. Pengawasan kelompok bermain

h. Menyediakan fasilitas media massa yang terpercaya i. Berpartisipasi dalam program kesehatan reproduksi

remaja di sekolah

j. Melarang anak untuk keluar rumah

(57)

Lampiran 4

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama : Rina Triana Pembimbing :dr. Arlinda sari wayuni, M.Kes NIM : 095102039 NIP: 132 231 986

Judul KTI : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

Tanggal Materi Anjuran/ Saran Paraf Mahasiswa

Paraf Pembimbing 4/02/2010 - perbaikan

proposal

(58)

Lampiran 5

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(59)
(60)

SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

Nama : Rina Triana NIM : 095102039

Judul KTI : Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di SD Swasta Harapan Medan

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebuttelah melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan pertanyaan 12 soal.

Medan, 7 Maret 2010

(61)

DATA HASIL OLAHAN SPSS

CROSSTABS

/TABLES=k.pengetahuan BY k.upaya /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

k.pengetahuan * k.upaya Crosstabulation

k.upaya

Total kurang:0-6 baik:7-12

k.pengetahuan Kurang:0-17 Count 9 18 27

Continuity Correctionb 6.525 1 .011

Likelihood Ratio 7.874 1 .005

Fisher's Exact Test .008 .006

Linear-by-Linear Association 8.153 1 .004

N of Valid Cases 78

(62)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 6.525 1 .011

Likelihood Ratio 7.874 1 .005

Fisher's Exact Test .008 .006

Linear-by-Linear Association 8.153 1 .004

N of Valid Cases 78

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

k.pengetahuan (cukup:0-17 /

baik:18-34)

5.875 1.606 21.494

For cohort k.upaya =

kurang:0-6

4.250 1.441 12.533

For cohort k.upaya =

baik:7-12

.723 .548 .956

N of Valid Cases 78

GET FILE='C:\Documents and Settings\ACER\My Documents\data rina.sav'.

FREQUENCIES VARIABLES=umur.ayah /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Documents and Settings\ACER\My Documents\data rina.sav

FREQUENCIES VARIABLES=umur.ibu pnddkn.ibu pkrjan.ibu pnghsln.ibu /HISTOGRAM

(63)

pnddkn.ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 1 1.3 1.3 1.3

SMA 21 26.9 26.9 28.2

D3 16 20.5 20.5 48.7

S1 32 41.0 41.0 89.7

S2 8 10.3 10.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pkrjan.ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pedagang 1 1.3 1.3 1.3

wiraswasta 8 10.3 10.3 11.5

PNS 11 14.1 14.1 25.6

guru 6 7.7 7.7 33.3

dokter 3 3.8 3.8 37.2

IRT 49 62.8 62.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

pnghsln.ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <1000.000 27 34.6 34.6 34.6

1000.000-5000.000 38 48.7 48.7 83.3

>5000.000 13 16.7 16.7 100.0

(64)

FREQUENCIES VARIABLES=k.pengetahuan /STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\DOCUME~1\ACER\MYDOCU~1\DATARI~1.SAV

Statistics

k.pengetahuan

N Valid 78

Missing 0

Mean 1.64

Median 2.00

Mode 2

(65)

k.pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cukup:0-17 28 35.9 35.9 35.9

baik:18-34 50 64.1 64.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=k.upaya /STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\DOCUME~1\ACER\MYDOCU~1\DATARI~1.SAV

Statistics

k.upaya

N Valid 78

Missing 0

Mean 1.78

Median 2.00

Mode 2

Sum 139

k.upaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang:0-6 17 21.8 21.8 21.8

baik:7-12 61 78.2 78.2 100.0

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Tabel menunjukkan bahwa analisa hubungan antara pengetahuan ibu tentang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak

Tujuan kedua yaitu Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menghasilkan dua tema yaitu dampak perubahan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja

Perlu adanya komunikasi antara orang tua dengan anak seputar masalah seksual dan pelatihan konseling remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja seperti Peer