S
STUDI ANALISA SIMULASI TENTANG KORELASI
IMPREGNASI SILIKA (SiO
2) TERHADAP NILAI
KALOR BAKAR DAN KUAT TEKAN SERTA
KARAKTERISTIK BRIKET ARANG
STUDI ANALISA SIMULASI TENTANG KORELASI
IMPREGNASI SILIKA (SiO
2) TERHADAP NILAI
KALOR BAKAR DAN KUAT TEKAN SERTA
KARAKTERISTIK BRIKET ARANG
TEMPURUNG KELAPA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Fisika pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
HAFNI SUSANTI
077026007/FIS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : STUDI ANALISIS SIMULASI TENTANG
KORELASI IMPREGNASI SILIKA (SiO2)
TERHADAP NILAI KALOR BAKAR DAN KUAT
TEKAN SERTA KARAKTERISTIK BRIKET
ARANG TEMPURUNG KELAPA
Nama Mahasiswa : Hafni Susanti
Nomor Pokok : 077026007
Program Studi : Fisika
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc) Ketua
(Drs. Nasir Saleh, M.Eng.Sc) Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc)
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Juni 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc
Anggota : 1. Drs. Nasir Saleh, M.Eng.Sc
2. Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc
3. Drs. Anwar Dharma Sembiring, MS
ABSTRAK
Dari data penelitian pengaruh penambahan silika (SiO2) dengan konsentrasi mulai dari 0,1% sampai 1,0% pada briket arang tempurung kelapa secara eksperimen dilakukan simulasi komputasi numerik dengan menggunakan Matlab versi 6.1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara penambahan SiO2 terhadap kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar karbon serta kalor bakar dan kuat tekan dari briket arang tempurung kelapa secara analisis simulasi komputasi numerik menggunakan Matlab. Dari hasil perbandingan simulasi dan eksprimen kadar air, kadar abu, kadar volatil dan kuat tekan berbanding lurus dengan penambahan konsentrasi SiO2 menunjukkan korelasi positif, sedangkan kadar karbon dan kalor bakar berbanding terbalik dengan penambahan konsentrasi SiO2 menunjukkan korelasi negatif. Hasil simulasi komputasi numerik dari korelasi impregnasi silika (SiO2) terhadap kalor bakar dan kuat tekan serta karakteristik briket arang tempurung kelapa menunjukkan data fluktuasi untuk poin-poin yang diberikan. Hasil simulasi komputasi numerik menggunakan Matlab menyebabkan terjadi fluktuasi hasil yang diberikan dari eksperimen.
Kata Kunci: Analisis Simulasi, Impregnasi, Arang Tempurung Kelapa, Briket, Matlab.
ABSTRACT
From the reseach data of the effect of the increase in silica (SiO2) in the
caloric and pressure power of the charcoal briquette of coconut shell analytically in a numeric computation simulation using Matlab. Based on the comparison, it can be found that the simulation and experiment of the water, dust, and volatile contents and the pressure power was aproportional to the increase in concentration of SiO2
showing a positive correlation where as the carbon and heat caloric was inverse to the increase in concentration of SiO2 showing a negative correlation. The result of the
numeric computation simulation of the correlation between the impregnation of silica (SiO2) and the heat calorie and the pressure power and the characteristic of charcoal
briquette of coconut shell showed the fluctuated data of the points offered. The result of the numeric compuation simulation using Matlab caused the fluctuating results as indicated by the experiment.
Keywords: Simulation Annalysis, Impregnation, Charcoal of Coconut Shell, Briquette, Matlab.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan karena berkat keyakinan, kesehatan, dan kesempatan yang telah diberikan-Nya membuat tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan selesainya tesis ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Rektor Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Sains.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami mengikuti pendidikan Program Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, Ketua Program Studi Ilmu Fisika,
Drs. Nasir Saleh, M.Eng, Sc, Sekretaris Program Studi Ilmu Fisika beserta seluruh
Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc selaku Pembimbing Utama yang dengan penuh perhatian dan telah memberikan dorongan dan bimbingan, demikian juga kepada Bapak Drs. Nasir Saleh, M.Eng, Sc selaku Pembimbing Lapangan yang dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing kami hingga selesainya penelitian ini.
Kepada Nenenda almh. Siti Rahmah, Ayahanda Alm. Ali Umar, dan Ibunda Hanimah, suamiku Ir. Ichdal Ferziv, anak-anakku Hafich Ghifari dan Anida Naifa, adikku Asrul Effendi serta seluruh keluargaku tersayang yang memberikan semangat dan dorongan bagi kami dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Fisika Universitas Sumatera Utara.
Yang tak terlupakan atas kesabarannya untuk membimbing dan mengajari kami dalam metode simulasi Ibu Herlina Harahap, M.Si.
Kawan-kawan Program Studi Ilmu Fisika Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami, Pegawai Administrasi Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memperlancar administrasi selama penulis menempuh pendidikan, dan berbagai pihak yang banyak membantu kami yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati, tulisan ini masih mempunyai kekurangan, namun penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi dan untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2009
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap berikut Gelar : Hafni Susanti, SPd Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 9 Desember 1968
Alamat Rumah : Jalan Laksana Gang Bunga No. 1 Medan
Telepon/Faks/HP : (061) 7353752
Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 1 Medan
Alamat Kantor : Jl. T. Cik Ditiro No. 1 Medan
Telepon/Faks : (061) 4511765
DATA PENDIDIKAN
SD : SD Swasta Al.Ulum Medan Tamat : 1981
SMP : SMP Swasta Al.Ulum Medan Tamat : 1984
SMA : SMA Negeri 6 Medan Tamat : 1987
Diploma-3 : FMIPA USU Medan Tamat : 1990
Strata-1 : FMIPA UNM Tamat : 1999
Strata-2 : Program Studi Ilmu Fisika Tamat : 2009
DAFTAR ISI 2.2.4. Kadar Air dan Abu Karbon Aktif... 2.3. Briket Arang... 2.4. Silika... 2.5. Komputasi... 2.5.1. Metode Analitik dan Metode Numerik... 2.5.2. Komputer... BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21
3.5.1. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air... 3.5.2. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu... 3.5.3. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Volatil... 3.5.4. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Karbon... 3.5.5. Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan... 3.5.6. Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor Bakar... 3.6. Pemrograman... 3.7. Algoritma... 3.7.1. Algoritma Program Kadar Air... 3.7.2. Algoritma Program Kadar Abu... 3.7.3. Algoritma Program Kadar Volatil... 3.7.4. Algoritma Program Kadar Karbon... 3.7.5. Algoritma Program Kuat Tekan... 3.7.6. Algoritma Program Kalor Bakar... 3.8. Flowchart...
3.8.1. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air...
3.8.2. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu.
3.8.3. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar
Volatil... 3.8.4. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar
Karbon... 3.8.5. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan.
3.8.6. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor
Bakar...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 43 4.1. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Air... 4.2. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Abu... 4.3. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Volatil... 4.4. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Karbon... 4.5. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kuat Tekan... 4.6. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kalor Bakar...
Nomor Judul Halaman
2.1 Syarat Mutu Karbon Aktif ... 11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Karbon Aktif ... 10
2.2 Briket Tempurung Kelapa... 12
3.1 Contoh Simbol Flowchart... 35
3.2 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air... 37
3.3 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu... 38
3.4 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Volatil... 39
3.5 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Karbon... 40
3.6 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan... 41
3.7 Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor Bakar... 42
4.1.a Grafik Kadar Air vs Konsentrasi dengan Simulasi... 43
4.1.b Grafik Kadar Air vs Konsentrasi dengan Eksperimen... 44
4.2.a Grafik Kadar Abu vs Konsentrasi dengan Simulasi... 45
4.2.b Grafik Kadar Abu vs Konsentrasi dengan Eksperimen... 45
4.3.a Grafik Kadar Volatil vs Konsentrasi dengan Simulasi... 46
4.3.b Grafik Kadar Volatil vs Konsentrasi dengan Eksperimen... 47
4.4.a Grafik Kadar Karbon vs Konsentrasi dengan Simulasi... 48
4.4.b Grafik Kadar Karbon vs Konsentrasi dengan Eksperimen... 48
4.5.a Grafik Kuat Tekan vs Konsentrasi dengan Simulasi... 49
4.5.b Grafik Kuat Tekan vs Konsentrasi dengan Eksperimen... 50
4.6.a Grafik Kalor Bakar vs Konsentrasi dengan Simulasi... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan meningkatnya secara pesat pembangunan pada segala bidang yang
mengakibatkan pula meningkatnya kebutuhan akan energi, sementara cadangan
energi seperti minyak bumi, dan gas alam yang tersedia di perut bumi semakin
menipis, oleh karena itu kita dituntut untuk memikirkan sumber energi alternatif yang
dapat diperbaharui.
Salah satu sumber alternatif yang dapat diperbaharui adalah pemanfaatan
limbah tempurung kelapa yang diolah menjadi briket arang, karena selama ini
penggunaan tempurung kelapa hanya sebagai arang biasa dan belum dipergunakan
secara optimal, sementara sediaan tempurung kelapa cukup banyak terdapat
di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara dan dapat diperbaharui.
Tempurung kelapa banyak juga dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu pada
industri kerajinan tangan, tepung tempurung, arang, arang aktif adalah didasarkan
pada sifat-sifatnya yang merupakan bahan padatan amorf yang berpori (Keake, et. al,
1955).
Briket tempurung kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku
tempurung kelapa yang sudah diolah menjadi briket dan diharapkan menjadi bahan
Adapun komposisi arang tempurung kelapa terdiri atas unsur C = 81,9%;
H = 5,5%; N = 3,1%; O = 9,5% dan pH = 6,7 sedang karbon tempurung dapat disebut
karbon polar atau karbon non polar, hal ini dibedakan dari banyaknya gugus karbonil
(C = O) yang melekat pada karbon Laine, et.al, 1999). Karbon polar biasanya terjadi
jika karbonisasi (proses pengarangan) karbon di bawah suhu 700oC.
Pada pembuatan briket arang, maka arang polar yang sering digunakan karena
material arang polar akan merekat dengan binder atau perekat yang bersifat polar.
Pembriketan atau briquetting terhadap suatu material merupakan cara untuk
mendapatkan bentuk dan ukuran yang dikehendaki agar dapat dipergunakan untuk
keperluan tertentu. Pembriketan ini lazim dilakukan terhadap coke, peat, garam,
arang dan bahan mineral lainnya. Pembuatan obat dalam bentuk tablet ataupun katalis
dalam bentuk pellet termasuk juga dalam cara briquetting (Sudrajat, R. 1993).
Karbon merupakan material berpori-pori di mana pori-porinya semakin besar
setelah dilakukan aktivasi fisik atau kimia, pori-pori karbon yang besar diduga
menurunkan nilai kalor bakar dari briket (4000-5000) kal/g (Hartoyo, et.al, 1996).
Komputer adalah hasil produk teknologi tinggi yang akhir-akhir ini telah
banyak dijumpai, dipakai, dan dimanfaatkan pada berbagai bidang kegiatan
laboratorium fisika atau bidang lainnya. Pemakaian komputer ini lebih meningkat lagi
setelah diproduksinya berbagai jenis komputer yang harganya relatif murah.
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pemakaian komputer di
laboratorium-laboratorium masih terbatas untuk pengetikan atau pengolahan data tertentu, dengan
segi akademis, masih banyak dijumpai tenaga pengajar dan mahasiswa yang masih
enggan dalam menggunakan komputer, sedangkan komputer adalah sebagai alat
bantu utama pengembangan fisika komputasi (Zarlis, 2007).
Kemajuan komputer digital telah membuat bidang metode numerik
berkembang secara dramatis. Tentu saja alasan utama penyebab kemajuan ini adalah
perkembangan komputer itu sendiri, baik dari segi kapasitas, kecepatan maupun
akurasinya.
Sejalan dengan itu, perangkat lunak (software) semakin berkembang dan
beragam sesuai dengan fungsinya masing-masing. Di pasaran terdapat banyak
program aplikasi komersil yang langsung dapat digunakan. Contoh program aplikasi
itu adalah Matlab yang diproduksi oleh The Math Works, Inc.
Matlab adalah salah satu dari sekian banyak perangkat lunak perhitungan.
Perangkat lunak ini belum begitu populer untuk penelitian dengan menggunakan
metode numerik dibandingkan dengan lainnya, padahal Matlab versi pertama telah
dikomersilkan sejak tahun 1970 (Ramza, et.al, 2007).
Tertarik dengan penggunaan komputer dan masalah dari pengaruh
penambahan silika (SiO2) terhadap nilai kalor bakar dan kuat tekan briket arang
tempurung kelapa inilah yang mendorong penulis untuk meneliti secara simulasi
komputasi dari korelasi antara impregnasi silika (SiO2) terhadap nilai kalor bakar dan
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian pengaruh penambahan silika pada briket arang tempurung kelapa
secara eksprimen terdiri atas beberapa tahap pengerjaan, mulai dari karbonisasi,
penggilingan, pengayakan, kemudian diimpregnasi sampai penganalisaan. Semua
hasil analisa dirangkum dari beberapa pengujian dari beberapa sampel. Semakin
banyak pengujian, maka hasil penelitian semakin akurat. Akan tetapi pembuatan
sampel sampai penganalisaan membutuhkan waktu dan biaya yang relatif besar.
Untuk mengatasi hal ini dipilih alternatif lain, yaitu komputasi numerik.
Dalam hal ini penulis meneliti untuk melihat korelasi penambahan silika
(SiO2) terhadap nilai kalor bakar dan kuat tekan serta karakteristik briket arang
tempurung kelapa yang terdiri dari: kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar
karbon secara simulasi komputasi numerik dengan bahasa pemrograman Matlab.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara penambahan SiO2
terhadap kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar karbon serta kalor bakar dan
kuat tekan dari briket arang tempurung kelapa secara analisis simulasi komputasi
numerik menggunakan Matlab.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan program komputer yang dapat digunakan
berbagai data. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Alternatif
Akhir-akhir ini masalah kebutuhan energi menjadi salah satu topik
pembicaraan yang sangat hangat di Indonesia, terutama setelah langkanya tersedianya
bahan bakar minyak tanah, solar, dan premium, sehingga sukar untuk
mendapatkannya di pasar, hal ini tentu berpengaruh terhadap sistem perekonomian
kita secara umum.
Pemerintah Republik Indonesia tak henti-hentinya menyerukan kepada rakyat
agar hemat menggunakan sumber energi, jika kita tidak mentaati anjuran pemerintah
ini maka akibatnya dapat mengancam kehidupan anak cucu kita dimasa yang akan
datang.
Dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Naerobi 1981 dalam
pembahasan masalah sumber energi menyimpulkan bagaimana pentingnya
penggunaan kayu bahan bakar dan arang sebagai sumber energi bagi sebagian besar
penduduk dunia (Warman, 2005).
Konsumsi kayu bakar di Indonesia pada tahun 1981 diperkirakan mencapai
dua per tiga ton perkapita pertahun, maka konsumsi total akan mencapai 100 juta ton
dan terbanyak di dunia terbanyak di pulau Jawa, yaitu sebesar 60 juta ton. Dengan
lajunya konsumsi energi tersebut dapat membahayakan kelestarian hutan dan
penyelamatan hutan dan lingkungan hidup mengandung multi dimensi, maka perlu
dicari sumber-sumber energi alternatif yang kompetitif untuk pengganti sumber
bahan bakar minyak. Lajunya kebutuhan energi ini disebabkan karena lajunya
pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi (Sudrajat, 1993).
Berdasarkan pemakaian, energi alternatif dapat digolongkan atas dua
golongan:
1. Energi alternatif jangka pendek, yaitu energi biomassa yang menurut istilah
Herman Johannes, briket biomassa, energi surya, energi mikrohidro dan energi
angin.
2. Energi alternatif jangka panjang yaitu energi gelombang laut.
Kedua bentuk energi alternatif ini sudah digunakan guna penghematan energi
fosil dan kayu bakar. Dari banyak pendayagunaan energi alternatif ini, briket arang
karbon mempunyai kaitan yang sangat erat dengan program pemerintah untuk
lingkungan hidup yang sehat. Pembuatan briket arang ini perlu dikembangkan
di perkotaan dengan memanfaatkan sampah-sampah di kalangan petani kelapa,
sehingga upaya penyediaan sumber energi alternatif lebih terpenuhi (Warman, 2005).
2.2. Karbon
Karbon merupakan suatu bahan padatan yang berpori dan mempunyai tiga
bentuk alotrop; intan, grafit, dan karbon amorf. Sungguh menakjubkan bahwa satu
elemen tunggal seperti karbon, dapat muncul dalam dua bentuk kristal yang sangat
salah satu material paling keras, banyak dimanfaatkan sebagai media abrasi dan alat
pemotong. Grafit digunakan sebagai pelumas padat dan alat tulis (mata pensil).
Elemen ini sekarang digolongkan ke dalam kelompok keramik tahan panas karena
kekuatannya pada temperatur tinggi serta ketahanannya yang sangat baik terhadap
kejutan termal. Intan dan grafit mempunyai struktur atom karbon murni yang sifatnya
sangat berbeda sedangkan karbon amorf meliputi sejumlah besar senyawaan yang
bagian terbesarnya adalah karbon dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai intan atau
grafit, termasuk di dalamnya karbon aktif dan karbon hitam karena sifat-sifatnya
lebih banyak menunjukkan senyawa amorf (Smallman, 1999).
Karbon diperoleh dari hasil pembakaran bahan-bahan yang mengandung
karbon dengan udara terbatas pada suhu tinggi, arang bukan merupakan karbon murni
tetapi masih mengandung hidrokarbon dari abu yang terabsorbsi pada permukaannya
dan besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam arang tergantung pada bahan
bakunya dan cara pembuatannya.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah batubara, tempurung kelapa,
residu petrokimia, kayu bakar, cangkang kelapa sawit, tongkol jagung dan bahan
hidrokarbon lainnya (Supeno, 1994).
Alotrop adalah keberadaan suatu zat dalam dua atau lebih bentuk yang
berbeda ini secara termodinamika berbeda, sehingga masing-masing memiliki sifat
Pada umumnya karbon didapati masih dalam keadaan mengikat unsur-unsur
lain misalnya hidrogen, oksigen dan komponen mineral non organis dan karbon juga
dapat dibedakan menurut jenis dan penggunaannya, yaitu:
1. Karbon keras (hard charcoal) banyak digunakan sebagai reduktan pengolah biji
logam, metalurgi, karbon aktif, serbuk hitam dan karbon disulfida.
2. Karbon sedang (moderete charcoal) digunakan sebagai bahan bakar, obat-obatan
dan lain sebagainya.
3. Karbon lunak (soft charcoal) digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
karbon aktif dan briket karbon (Warman, 2005).
2.2.1. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah karbon amorf yang telah mendapat perlakuan dengan uap
atau panas sampai mempunyai afinitas yang kuat sekali sehingga mempunyai daya
serap yang sangat baik sekali terhadap warna, bau, rasa, zat-zat beracun dan zat kimia
lain.
Karbon aktif tidak dapat dikarakterisasi secara khas dengan strukturnya atau
dengan cara analisis kimia tertentu, sehingga untuk membedakan tiap jenis karbon
aktif dapat ditentukan dari sifat absorbsi dan sifat katalistiknya, sifat-sifat inilah yang
menunjukkan kualitas dari suatu karbon aktif (Hossler, 2001).
Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai karbon
aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar
saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan
adsorbsi karbon aktif itu sendiri (..., 2009a).
Gambar 2.1. Karbon Aktif
2.2.2. Struktur Karbon Aktif
Karbon aktif termasuk ke dalam karbon kristal mikro yang strukturnya adalah
struktur intan/grafit yaitu susunan atom karbon tersusun secara teratur satu di atas
lainnya.
Transformasi sempurna pembentukan kristal karbon yang terjadi,
karena adanya residu-residu berupa rantai dan cincin hidrokarbon, senyawa-senyawa
fenol, asam dan aldehida yang tetap tertinggal pada permukaan kristal dan terikat
secara kimia (Hossler, 2001).
2.2.3. Pori-pori Karbon Aktif
Karbon aktif mempunyai permukaan yang terdiri dari dinding berpori,
pori-pori permukaan ini hanya dapat dimasuki oleh molekul-molekul yang mempunyai
Pori-pori karbon aktif memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, bentuknya
berupa silinder, empat persegi panjang dan bentuk-bentuk yang lain, sementara
ukurannya berkisar antara 10 s/d 10.000 Angtrom, macam-macam ukuran yang
terdapat ini disebut distribusi ukuran pori yang bergantung kepada jenis bahan dan
metode aktivasi yang digunakan pada pembuatan karbon tersebut.
Berdasarkan besar porinya, karbon aktif dapat di bagi menjadi 4 jenis:
1. Karbon makropori : jari-jari porinya > 25 nm
2. Karbon mesopori : jari-jari porinya 1 s/d 25 nm
3. Karbon mikropori : jari-jari porinya 0,4 s/d 1 nm
4. Karbon submikropori : jari-jari porinya < 0,4 nm (Woodroof, 1970).
2.2.4. Kadar Air dan Abu Karbon Aktif
Jumlah kadar air dan kadar abu yang dikandung karbon aktif merupakan
parameter yang sangat penting dalam menentukan kualitas karbon tersebut, kualitas
karbon komersial menurut Standar Industri Indonesia (SII) No. 0258-79 yang
dikeluarkan Departemen Perindustrian (1979) dapat kita lihat pada tabel.
Tabel 2.1. Syarat Mutu Karbon Aktif
Jenis Uji Syarat (%)
Kadar air Maksimal 10
Kadar abu Maksimal 2,5
Bagian yang tidak mengarang Tidak ternyata
2.3. Briket Arang
Briket arang dapat dibuat dari campuran bubuk arang ditambah dengan suatu
bahan pengikat lalu dicetak dan dipres pada cetakan dan setelah itu dikeringkan, sifat
fisis yang penting dari briket arang ini adalah nilai kalor bakar dan kuat tekannya,
kuat tekan yang memadai diperlukan untuk mencegah agar briket arang ini tidak
pecah pada waktu pengangkutannya.
Pembriketan terhadap suatu material merupakan cara untuk mendapatkan
bentuk dan ukuran yang dikehendaki agar dapat dipergunakan untuk keperluan
tertentu, pembriketan biasanya lazim dilakukan terhadap coke, peat, garam arang dan
mineral lainnya (Sudrajat, 1993).
Gambar 2.2. Briket Tempurung Kelapa
2.4. Silika
Silika (SiO2) adalah keramik temperatur tinggi yang banyak digunakan dalam
kemurniannya rendah pada temperatur 1450oC dan dengan demikian
mengkonversikan sedikitnya 98,5% bagiannya menjadi campuran tridimit dan
kristobalit yang bentuknya lebih “terbuka” dan kurang padat.
Istilah konversi ekivalen dengan istilah konversi untuk transformasi yang
karakternya dapat disusun ulang, melibatkan pemutusan dan penggabungan kembali
ikatan interatomik. Perubahan zat padat ini umumnya lambat dan akibatnya struktur
kristal seringkali tertahan dalam kondisi metastabil pada temperatur di luar rentang
stabilitas nominal (Warman, 2005).
Transformasi dari satu modifikasi ke modifikasi lain hanya mencakup
perpindahan ikatan dan reorientasi arah ikatan, disebut inversi. Karena rentang
perubahan ini terbatas, perubahan umumnya akan berlangsung cepat dan bersifat
reversibel, namun demikian volume yang menyertai mungkin cukup besar.
2.5. Komputasi
2.5.1. Metode Analitik dan Metode Numerik
Persoalan yang melibatkan model matematika seringkali muncul dalam
berbagai ilmu pengetahuan, seperti dalam Fisika, Kimia, Ekonomi, atau pada bidang
rekayasa (engineering), seperti Tehnik sipil, Tehnik Mesin, Tehnik Elektro, dan
sebagainya. Seringkali model matematika itu muncul dalam bentuk yang tidak ideal
alias rumit. Model yang rumit ini bisa saja diselesaikan dengan metode analitik, tetapi
menjemukan), atau mungkin tak dapat diselesaikan karena belum ada bentuk rumus
aljabar yang baku. Bila metode analitik ini tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi
persoalan masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik.
Perbedaan utama antara metode numerik dan metode analitik terletak pada
dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk
angka. Sedangkan dengan metode analitik biasanya menghasilkan solusi dalam
bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi
untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka (Munir, 2006).
Metode numerik adalah suatu teknik penyelesaian yang diformulasikan secara
matematis dengan cara operasi hitungan/aritmatik dan dilakukan secara
berulang-ulang dengan bantuan komputer atau secara manual. Dengan menganalisis suatu
permasalahan yang didekati dengan menggunakan metode numerik, umumnya
melibatkan angka-angka dalam jumlah banyak dam melewati proses perhitungan
matematika yang cukup rumit. Perhitungan secara manual akan memakan waktu yang
panjang dan lama. Namun dengan munculnya berbagai software komputer, masalah
tersebut dapat diatasi dengan mudah. Sebuah model matematika secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai sebuah formulasi atau persamaan yang mengekperesikan
suatu sistem atau proses dalam istilah matematika (Setiawan, 2006).
Banyak model matemetika yang tidak dapat diselesaikan secara eksak
sehingga alternatif penyelesaiannya adalah melalui solusi numerik yang merupakan
hampiran bagi solusi eksak. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan hasil antara solusi
Adanya error dalam pendekatan secara numerik dapat diminimalisasi dengan
mengambil selang interval perhitungan yang lebih kecil (Setiawan, 2006).
2.5.2. Komputer
Komputer adalah produk berteknologi tinggi. Komputer berperan besar dalam
perkembangan bidang numerik. Sejalan dengan perkembangan komputer itu sendiri
yang tiap generasinya menghadirkan keunggulan, seperti waktu dan memori telah
membuat ruang untuk penelitian dengan menggunakan metode numerik semakin
terbuka luas (Bobbin, 2008).
Bahasa yang digunakan untuk penulisan program disebut bahasa
pemrograman (programming language). Bahasa pemrograman komputer senantiasa
berkembang secara evolusi sejalan juga dengan perkembangan perangkat keras
komputer. Hingga saat ini telah dikenal ada lima generasi bahasa pemrograman
komputer, yaitu: (Zarlis, et.al, 2005)
1. Generasi 1, yaitu bahasa mesin.
2. Generasi 2, yaitu bahasa rakitan.
3. Generasi 3, yaitu bahasa prosedural.
4. Generasi 4, yaitu bahasa non prosedural.
5. Generasi 5, yaitu bahasa kecerdasan buatan.
2.5.3. Perangkat Lunak Komputer
Berbagai perangkat lunak untuk keperluan komputasi numerik telah
diciptakan, mulai dari subroutine dalam bahasa FORTRAN yang tersedia dalam
(Differential Equation Package), EISPACK (Matrix Eigensystem Routines),
ITPACCK (Iterative Methods), LINPACK (Linear Algebra Package), hingga ke
pustaka fungsi seperti IMSL, NAG. dan SL/MATH. Sejalan dengan berkembangnya
teknologi informasi maka sistem komputasi numerik juga ikut berkembang, terutama
ketika perangkat lunak matematis bermunculan (Suarga, 2007).
2.5.4. Matlab (Matrix Laboratory)
Matlab (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan
komputasi numerik, merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan yang
dibentuk dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matriks.
Matlab merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh The MathWork,
Inc, dan merupakan perangkat lunak yang paling efisien untuk perhitungan numerik
berbasis matriks. Dengan demikian jika dalam perhitungan, permasalahan dapat
diformulasikan ke bentuk format matriks, maka Matlab merupakan perangkat lunak
terbaik untuk penyelesaian (Arhami dan Desiani, 2005).
Suatu bahasa pemrograman haruslah memenuhi beberapa kriteria (Gracia,
1994), diantaranya:
a. Kemampuan (powerfull): kemampuan menyusun dan menangani tipe data yang
berbeda (seperti, bilangan kompleks), dan tersedianya rumus-rumus standar.
b. Kejelasan (clean): mudah untuk dibaca, mudah untuk digunakan dan mudah
c. Grafik (graphics): tidak hanya grafik yang biasa tetapi juga grafik tingkat tinggi
(seperti, counter plot).
d. Portabel (portable): dapat dipakai pada operating system seperti IBM PCs,
Machintosh ataupun Unix wokstation.
Kriteria dari beberapa bahasa pemrograman ditunjukkan pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2 Standar Bahasa Pemrograman (Garcia, 1994)
Bahasa
Pemrograman Kemampuan Kejelasan Grafik Portabel
Basic C- B+ B- B-
Fortran B C+ C- C+
Pascal C+ B C B-
C B+ B- C B-
Sym Manipulator C+ B- A- B+
Masing-masing penilaian adalah sebagai berikut: 60-64 = C- ; 65-69 = C ;
70-74 = C+ ; 75-79 = B- ; 80-84 = B ; 85-89 = B+ ; 90-94 = A- dan 95-100 = A. Nilai
untuk Matlab adalah antara B+ dan A- dari keempat kategori.
Matlab adalah lingkungan komputasi numerik dan bahasa pemrograman.
Dikelola oleh Math Works, Matlab memungkinkan mudah matriks manipulasi,
plotting fungsi data, implementasi algoritma, penciptaan antarmuka pengguna, dan
interfacing dengan program bahasa lain. Walaupun hanya angka yang menggunakan
komputer aljabar kemampuan. Tambahkan paket, Simulink, menambah grafis
multidomain simulasi dan model berbasis desain untuk sistem embedded dan dinamis
(..., 2009c).
Matlab merupakan suatu perangkat lunak pemrograman perhitungan dan
analisis yang banyak digunakan dalam semua area penerapan matematika baik bidang
pendidikan maupun penelitian pada universitas dan industri. Dengan Matlab,
perhitungan matematis yang rumit dapat diimplementasikan dalam program dengan
lebih mudah.
Matlab dapat digunakan untuk:
1. Matematika dan komputasi.
2. Pengembangan algoritma.
3. Pengumpulan data.
4. Pemodelan, simulasi, prototipe.
5. Analisis data dan eksplorasi dan visualisasi.
6. Rancang bangun grafis.
7. Pengembangan aplikasi termasuk membangun Graphical User Interface (GUI).
Ringkasnya MATLAB secara khusus dirancang unruk bekerja dengan
sekumpulan data tertentu sebagai vektor, matriks, dan gambar (Perangin-angin,
2006).
Matlab merupakan singkatan dari MATriks LABoratory dan berarti perangkat
lunak ini dibuat berdasarkan vektor-vektor dan matrik-matrik. Hal ini mengakibatkan
juga merupakan perangkat yang tepat untuk menyelesaikan persamaan aljabar dan
diferensial dan juga untuk integrasi numerik.
Matlab (Matrix laboratorium ilmu pidato) adalah sistem perangkat lunak
interaktif untuk komputasi numerik dan grafis, eigenvalues komputasi dan
eigenvectors, factoring matrices, dan sebagainya. Selain itu, memiliki berbagai
kemampuan grafis, dan dapat diperpanjang melalui program-program yang ditulis
dalam pemrograman sendiri. Banyak program-program seperti itu datang dengan
sistem; sejumlah Matlab ini memperluas kemampuan untuk nonlinear masalah,
seperti nilai awal dari solusi untuk masalah persamaan differensial biasa.
Matlab dirancang untuk memecahkan masalah angka, yaitu pada aritmatika
terbatas. Sehingga menghasilkan perkiraan daripada solusi tepat, dan tidak boleh
dengan sistem simbolis (SCS) seperti Matematicha atau Maple. Harus dipahami
bahwa hal ini tidak membuat Matlab lebih baik atau lebih buruk daripada SCS;
adalah dirancang untuk berbagai tugas dan karena itu tidak secara langsung
berimbang (..., 2009d).
2.5.4.1.Perbedaan matlab dengan perangkat lunak pemrograman lain
Terdapat perbedaan yang signifikan antara Matlab dengan perangkat lunak
pemrograman lainnya (C/C++, Visual Basic, Java, dan lain-lain). Perbedaan yang
utama antara keduanya dapat dilihat dari tiga faktor yaitu tujuan penggunaannya, fitur
yang disediakan dan orientasi hasil masing-masing.
Ditinjau dari segi penggunaannya, perangkat lunak pemrograman biasanya
sedangkan Matlab digunakan spesifik sebagai alat bantu komputasi untuk
bidang-bidang ilmiah (pendidikan, riset penelitian akademis, riset penelitian industri, dan
lain-lain) yang membutuhkan library program perhitungan dan tools disain dan
analisis sistem matematis.
Ditinjau dari segi fiturnya, bahasa pemrograman umumnya hanya merupakan
alat bantu membuat program, sedangkan Matlab dalam perangkat lunaknya selain
membuat program juga terdapat fitur lain yang memungkinkan Matlab sebagai tools
untuk disain dan analisis matematis dengan mudah.
Ditinjau dari segi orientasi hasilnya, perangkat lunak pemrograman lain lebih
berorientasi sebagai program untuk menghasilkan solusi program baru yang
eksekusinya cepat, reliable dan efektif terhadap berbagai kebutuhan. Sedangkan
Matlab lebih berorientasi spesifik untuk memudahkan penuangan rumus perhitungan
matematis. Dalam hal ini dengan Matlab maka pembuatan program matematis yang
kompleks bisa menjadi lebih singkat waktunya namun bisa jadi eksekusi program
Matlab ini jauh lebih lambat dibandingkan bila dibuat dengan perangkat lunak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pemilihan Data dan Perangkat Lunak
3.1.1. Pemilihan Data
Pemilihan data/pengambilan data diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Warman, Aditia (2005). Data yang diperoleh ini ditabelkan pada
Lampiran A.1.
3.1.2. Pemilihan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dipilih pada penelitian ini adalah Matlab version
6.1.0.450 Release 12.1, May, 18, 2001. Matlab merupakan bahasa pemrograman
dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi, juga kemampuan visualisasi yang
baik dan pemrograman (Sugiharto, 2006).
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komputer Program Studi
Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
3.3. Variabel dan Parameter
3.3.1. Variabel
Variabel yang diperhitungkan melalui simulasi yaitu konsentrasi impregnasi
antara 0,1 sampai 1,0%.
3.3.2. Parameter yang Digunakan
Parameter yang digunakan pada analisis ini, meliputi:
1. Korelasi konsentrasi terhadap kadar air,
2. Korelasi konsentrasi terhadap kadar abu,
3. Korelasi konsentrasi terhadap kadar volatil,
4. Korelasi konsentrasi terhadap kadar karbon,
5. Korelasi konsentrasi terhadap kuat tekan,
6. Korelasi konsentrasi terhadap kalor bakar.
3.4. Komputasi Numerik
Regresi adalah teknik pencocokan kurva untuk data berketelitian rendah.
Contoh data yang berketelitian rendah adalah data hasil pengamatan, percobaan
di laboratorium atau data statistik. Data seperti ini disebut data hasil pengukuran.
Galat yang dikandung data berasal dari ketidaktelitian alat ukur yang dipakai,
kesalahan membaca alat ukur (paralaks), atau karena kelakuan sistem yang diukur.
Untuk data hasil pengukuran, pencocokan kurva berarti membuat fungsi hampir
(regresi) titik-titik data, kurva fungsi tidak perlu melalui semua titik data tetapi dekat
Satu cara untuk melakukan pencocokan kurva adalah dengan
meminimumkan ketidaksesuaian antara titik-titik data dengan kurva.
Sebuah teknik untuk melaksanakan tujuan ini dinamakan regresi kuadrat
terkecil (Chapra dan Canale, 2006).
3.5. Korelasi Konsentrasi
3.5.1. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air
Hubungan Kadar air dengan konsentasi penambahan SiO2 secara geometris
sebagai berikut:
Kr aCb……… (3.1)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
log Kr = log a + b log C……….. (3.2)
Analog dengan persamaan linear
y = a + bx ………. (3.3)
Dengan:
y = log Kr
a = log a
x = log C
Untuk memperoleh konstanta a dan b digunakan metode kuadrat terkecil melalui
Dengan cara yang sama untuk sifat-sifat lainnya.
3.5.2. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu
Hubungan Kadar abu dengan konsentasi penambahan SiO2 secara geometris
sebagai berikut:
Ku aCb……… (3.4)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
logKu logablogC……….. (3.5)
3.5.3. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Volatil
Hubungan Kadar volatil dengan konsentasi penambahan SiO2 secara
geometris sebagai berikut hubungan kadar volatil dengan pertambahan konsentrasi
penambahan SiO2 secara geometris sebagai berikut:
Kv aCb……… (3.6)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
3.5.4. Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Karbon
Hubungan Kadar karbon dengan konsentasi penambahan SiO2 secara
geometris sebagai berikut:
Kk aCb………. (3.8)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
logKk logablogC……… (3.9)
3.5.5. Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan
Hubungan Kuat Tekan dengan konsentasi penambahan SiO2 secara geometris
sebagai berikut:
PaCb……… (3.10)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
logPlogablogC……… (3.11)
3.5.6. Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor Bakar
Hubungan Kalor bakar dengan konsentasi penambahan SiO2 secara geometris
sebagai berikut:
Kb = a Cb………....……….(3.12)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
3.6. Pemrograman
Dalam metode komputasi, data-data eksprimen diolah dengan perangkat lunak
komputer PC, yaitu Matlab. Program simulasi yang dirancang akan digunakan untuk
menganalisa korelasi konsentrasi impregsinasi Silika (SiO2) terhadap karakterisasi
dan sifat fisis briket tempurung kelapa.
Pada proses perancangan program simulasi dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Identifikasi persoalan yag meliputi antara lain: masalah yang akan disimulasi,
input dan output yang diperlukan.
2. Membuat struktur cara penyelesaiannya.
3. Memilih metode penyelesaiannya.
4. Membuat flowchart.
5. Memilih bahasa pemrograman.
6. Menerjemahkan algoritma ke dalam bahasa pemrograman.
7. Pengoperasian program (Zarlis dan Handrizal, 2007b).
3.7. Algoritma
Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun
secara sistematis dan logis. Kata logis merupakan kata kunci algoritma yang dapat
Penyajian algoritma secara garis besar bisa dalam 2 bentuk penyajian yaitu
tulisan dan gambar. Algoritma yang disajikan dalam bentuk tulisan yaitu dengan
struktur bahasa tertentu (misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris) dan
pseudocode. Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat digunakan untuk
menggambarkan algoritma yang dikomunikasikan kepada pemrogram. Algoritma
memiliki beberapa ciri sebagai berikut (Suarga, 2006):
1. Algoritma memiliki awal dan akhir. Suatu algoritma harus berhenti setelah
mengerjakan serangkaian tugas atau dengan kata lain suatu algoritma memiliki
langkah yang terbatas.
2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak memiliki arti
ganda (not ambiguous).
3. Memiliki masukan (input).
4. Memiliki keluaran (out put).
5. Algoritma harus efektif, bila diikuti benar-benar akan menyelesaikan persoalan.
Perancangan suatu program yang terstruktur dan terkendali sangat diperlukan.
Untuk itu perlu dilakukan perancangan algoritma dan flowchart sehingga dapat
memperjelas langkah-langkah dalam membuat program secara utuh (Chapra dan
3.7.1. Algoritma Program Kadar Air
Algoritma untuk menentukan kadar air adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Kr = kadar air.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kadar air.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kadar air.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kadar air dan logaritma konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kadar air kuadrat.
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
2. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.7.2. Algoritma Program Kadar Abu
Algoritma untuk menentukan kadar abu adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Ku = kadar abu.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kadar abu.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kadar abu.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kadar abu dan logaritma konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kadar abu kuadrat.
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
3. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.7.3. Algoritma Program Kadar Volatil
Algoritma untuk menentukan kadar volatil adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Kv = kadar volatil.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kadar volatil.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kadar volatil.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kadar volatil dan logaritma konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kadar volatil kuadrat.
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
2. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.7.4. Algoritma Program Kadar Karbon
Algoritma untuk menentukan kadar karbon adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Kk = kadar karbon.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kadar karbon.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kadar karbon.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kadar karbon dan logaritma konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kadar karbon kuadrat.
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
2. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.7.5. Algoritma Program Kuat Tekan
Algoritma untuk menentukan kuat tekan adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Pa = kuat tekan.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kuat tekan.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kuat tekan.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kuat tekan dan logaritma
konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kuat tekan kuadrat.
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
2. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.7.6. Algoritma Program Kalor Bakar
Algoritma untuk menentukan kalor bakar adalah sebagai berikut:
INPUT
1. n = jumlah data eksprimen.
2. C = konsentrasi impregnasi silika.
3. Kb = kalor bakar.
PROSES
1. Kalkulasi logaritma kalor bakar.
2. Kalkulasi logritma konsentrasi.
3. Lakukan perulangan untuk n data.
4. Kalkulasi total logaritma kalor bakar.
5. Kalkulasi total logaritma konsentrasi.
6. Kalkulasi total perkalian logaritma kalor bakar dan logaritma konsentrasi.
7. Kalkulasi total logaritma kalor bakar kuadrat
8. Kalkulasi koefisien a dan b.
OUTPUT
1. Untuk memperoleh hasil, tekan tombol Enter.
2. Untuk menggambarkan grafik, digunakan fungsi plot sebagai berikut: plot
3.8. Flowchart
Flowchart adalah pernyataan visual atau grafis suatu algoritma. Flowchart
menggunakan deretan balok dan anak panah, yang masing-masing menyatakan
operasi atau langkah tertentu dalam algorima (Chapra dan Canale, 1994).
Tujuan utama dari penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu
tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan
menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahapan penyelesaian masalah yang
disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat (Sutedjo dan Michael, 2000).
Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan
pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Di samping itu
flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang
bekerja dalam tim suatu proyek.
Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer,
yaitu:
1. Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file dalam suatu media
menjadi file di dalam media lain, dalam suatu sistem pengolahan data.
2. Flowchart program yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses secara mendetail
di dalam suatu program.
Dalam pembuatan flowchart tidak ada rumus atau patokan yang bersifat
dengan komputer. Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu
pemrogram dengan yang lainnya. Secara garis besar setiap pengolahan selalu terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Input,
2. Proses pengolahan, dan
3. Output (Zarlis dan Handrizal, 2007a).
Berikut ini merupakan beberapa contoh simbol flowchart yang disepakati oleh
dunia pemrograman:
Gambar 3.1. Contoh Simbol Flowchart
Flowchart dibuat dengan dasar penjelasan sebagai berikut: Mulai (start)
dengan koneksi konstanta a dan b. Karena a dan b masih sama dengan 0 (nol) maka
perhitungan akan dilakukan dengan memasukkan jumlah data. Inisialisasi digunakan
untuk menghitung total. Untuk jumlah data (for i=1-n), memasukkan data eksprimen Pemberian nilai awal
Proses alternatif
Menyatakan keputusan
Proses Input dan Output data
Awal dan akhir proses Keterangan
Penghubung dalam satu halaman
Penghubung pada
dan rumus. Perulangan dilakukan sebanyak jumlah data. Setelah perhitungan selesai,
koefisien korelasi a dan b dihitung dengan rumus yang telah dimasukkan. Setelah a
dan b dihitung, buka kembali koneksi. Karena a dan b tidak lagi sama dengan 0 (nol)
maka perhitungan numerik dapat dilakukan dengan memasukkan jumlah data, rumus
dan nilai konsentrasi masing-masing data. Setelah perulangan selesai, selanjutnya
tutup koneksi. Berikut ini adalah flowchart untuk kadar air, kadar abu, kadar volatil,
3.8.1. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air
Gambar 3.2. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Air
3.8.2. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu
Gambar 3.3. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Abu
F
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai kadar abu. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai kadar abu hasil simulasi dan grafik.
3.8.3. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Volatil
Gambar 3.4. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Volatil
F
3.8.4. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Karbon
3.8.5. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan
Gambar 3.5. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kadar Karbon
T
Gambar 3.6. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kuat Tekan
F Pa = a * pangkat (Ci,b)
Cetak Pa
Hitung Pa lagi
End
Xtot = Xtot + log (Ci)
XYtot = XYtot + log (Ci)* log (Pai)
X2 tot = X2 tot + log (Ci)* log (Ci)
E o F
log a = (Ytot * X2 tot – X tot * XYtot) / n*X2tot – pangkat (Xtot, 2)
a = log lnv(log a)
b = (n*XYtot – X tot *Ytot) / (n*X2tot – pangkat (Xtot, 2)
Update nilai a dan b
T
3.8.6. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor Bakar
Gambar 3.7. Flowchart Korelasi Konsentrasi terhadap Kalor Bakar
T
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai kalor bakar. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai alor bakar hasil simulasi dan grafik.
F T
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil komputasi numerik kadar air, kadar abu, kadar volatil, kadar karbon,
kuat tekan dan kalor bakar untuk konsentrasi penambahan SiO2 (0,1% s/d 1,0%)
dan hal ini dapat dilihat pada lampiran, untuk hasil analisa simulasi komputasi
numerik sebagai berikut:
4.1. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Air
Hasil komputasi numerik kadar air untuk konsentrasi penambahan SiO2 (0,1
s/d 1,0)% diperlihatkan pada Gambar 4.1.a dan Gambar 4.1.b.
Gambar 4.1.b. Grafik Kadar Air vs Konsentrasi dengan Eksperimen
Dari gambar kedua grafik terlihat semakin bertambah konsentrasi SiO2, maka
nilai kadar air cenderung meningkat secara linear. Bila dibandingkan grafik hasil
eksperimen dengan grafik hasil perhitungan secara simulasi numerik tidaklah terlalu
berbeda. Di mana hasil korelasi grafik kadar air vs konsentrasi dengan simulasi dan
grafik kadar air vs konsentrasi pada eksperimen terjadi fluktuasi. Bila diperhatikan
dengan seksama dari gambar grafik di atas terlihat kedua grafik menunjukkan
korelasi positif yaitu hubungan antara konsentrasi SiO2 dengan kadar air sebanding
yaitu bertambahnya konsentrasi penambahan SiO2 dikuti dengan meningkatnya kadar
4.2. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Abu
Hasil komputasi numerik kadar abu untuk konsentrasi pengimpreg SiO2 (0,1
s/d 1,0)% diperlihatkan pada Gambar 4.2.a dan Gambar 4.2.b.
Gambar 4.2.a. Grafik Kadar Abu vs Konsentrasi dengan Simulasi
Nilai kadar abu semakin meningkat secara linear seiring dengan
bertambahnya konsentrasi penambahan SiO2. Bila dibandingkan grafik hasil
eksperimen dengan grafik hasil komputasi secara numerik tidaklah terlalu berbeda.
Dimana hasil korelasi grafik kadar abu vs konsentrasi dengan simulasi dan
grafik kadar abu vs konsentrasi pada eksperimen terjadi fluktuasi. Bila diperhatikan
lihat kedua grafik menunjukkan korelasi positif yaitu hubungan antara konsentrasi
SiO2 dengan kadar abu sebanding dimana bertambahnya konsentrasi SiO2 dikuti
dengan meningkatnya kadar abu.
4.3. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Volatil
Hasil komputasi numerik kadar volatil untuk konsentrasi pengimpreg SiO2
(0,1 s/d 1,0)% diperlihatkan pada Gambar 4.3.a dan Gambar 4.3.b.
Gambar 4.3.b. Grafik Kadar Volatil vs Konsentrasi dengan Eksperimen
Dari grafik terlihat semakin bertambah nilai konsentrasi SiO2, nilai kadar
volatil cenderung meningkat secara linear. Bila dibandingkan grafik hasil eksperimen
dengan grafik hasil komputasi secara numerik tidaklah terlalu berbeda. Di mana hasil
korelasi grafik kadar volatil vs konsentrasi dengan simulasi dan grafik kadar volatil
vs konsentrasi pada eksperimen terjadi fluktuasi. Bila diperhatikan dengan seksama
dari gambar grafik di atas terlihat kedua grafik menunjukkan korelasi positif yaitu
hubungan antara konsentrasi SiO2 dengan kadar volatil sebanding yaitu bertambahnya
konsentrsi penambahan SiO2 dikuti dengan meningkatnya kadar volatil.
4.4. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kadar Karbon
Hasil komputasi numerik kadar karbon untuk konsentrasi pengimpreg SiO2
Gambar 4.4.a. Grafik Kadar Karbon vs Konsentrasi dengan Simulasi
Gambar 4.4.b. Grafik Kadar Karbon vs Konsentrasi dengan Eksperimen
Dari grafik terlihat semakin besar konsentrasi penambahan SiO2 nilai kadar
karbon cenderung menurun secara linear. Bila dibandingkan grafik hasil eksperimen
dengan grafik hasil komputasi secara numerik tidaklah terlalu berbeda. Di mana hasil
vs konsentrasi pada eksperimen terjadi fluktuasi Bila diperhatikan dengan seksama
dari gambar grafik di atas terlihat kedua grafik menunjukkan korelasi negatif yaitu
hubungan antara konsentrasi SiO2 dengan kadar karbon berbanding terbalik
maksudnya dengan bertambahnya konsentrsi penambahan SiO2 dikuti dengan
pengurangan nilai kadar karbon.
4.5. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kuat Tekan
Hasil komputasi numerik kuat tekan untuk konsentrasi pengimpreg SiO2 (0,1
s/d 1,0)% diperlihatkan pada Gambar 4.5. a dan Gambar 4.5.b.
Gambar 4.5.b. Grafik Kuat Tekan vs Konsentrasi dengan Eksperimen
Dari kedua grafik terlihat semakin besar nilai konsentrasi, nilai kuat tekan
cenderung meningkat secara linear. Bila dibandingkan grafik hasil eksperimen
dengan grafik hasil komputasi secara numerik tidaklah terlalu berbeda. Di mana hasil
korelasi grafik kuat tekan vs konsentrasi dengan simulasi dan grafik kuat tekan vs
konsentrasi pada eksperimen terjadi fluktuasi. Dari gambar grafik di atas terlihat
kedua grafik menunjukkan korelasi positif yaitu hubungan antara konsentrasi SiO2
dengan kuat tekan sebanding yaitu bertambahnya konsentrsi penambahan SiO2 dikuti
dengan meningkatnya kuat tekan.
4.6. Analisis Hasil Komputasi Numerik Kalor Bakar
Hasil komputasi numerik kalor bakar untuk konsentrasi pengimpreg SiO2 (0,1
Gambar 4.6.a. Grafik Kalor Bakar vs Konsentrasi dengan Simulasi
Gambar 4.6.b. Grafik Kalor Bakar vs Konsentrasi dengan Eksperimen
Dari grafik terlihat semakin meningkat konsentrasi nilai kalor bakar cendrung
dengan simulasi dan grafik kalor bakar vs konsentrasi pada eksperimen terjadi
fluktuasi. Bila diperhatikan dengan seksama dari gambar grafik di atas terlihat kedua
grafik menunjukkan korelasi negatif yaitu hubungan antara konsentrasi SiO2 dengan
kalor bakar berbanding terbalik maksudnya dengan bertambahnya konsentasi
penambahan SiO2 diikuti dengan penurunan nilai kalor bakar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa korelasi secara simulasi komputasi numerik
konsentrasi penambahan silika SiO2 terhadap karakterisasi dan sifat-sifat fisis briket
tempurung kelapa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar air, kadar abu, kadar volatil dan kuat tekan meningkat dengan penambahan
konsentrasi SiO2 menunjukkan korelasi positif.
2. Kadar karbon dan kalor bakar menurun dengan penambahan konsentrasi SiO2
menunjukkan korelasi negatif.
3. Hasil simulasi komputasi numerik dari korelasi impregnasi silika (SiO2) terhadap
kalor bakar dan kuat tekan serta karakteristik briket arang tempurung kelapa
menunjukkan data fluktuasi untuk poin-poin yang diberikan.
4. Hasil komputasi numerik menggunakan Matlab menyebabkan terjadi fluktuasi
dengan hasil yang diberikan dari eksperimen.
5.2. Saran
1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan regresi nonlinear,
interpolasi polinom atau lainnya.
2. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan penggunaan input data berupa
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, M. Desiani, A. 2005. Pemrograman Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Bobbin, 2008. Komputasi Numerik untuk Analisis Karakteristik Keramik PSZ dengan
Aditif MgO,CaO Berbasis Matlab. Tesis Pasca Sarjana USU. Medan.
Chapra, S.C. Canale, R. P. 1994. Numerical Method for Engineer, 2nd Edition (Edisi Indonesia). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Departemen Perindustrian. 1997. Standar Industri Indonesia, Standar Cara-cara
Analisis dan Syarat Mutu Barang Departemen Perindustrian.
Garcia, A.L, 1994. Method for Phisics. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Hartoyo, Ando, J dan Roliadi, H. 1996. Pembuatan Briket Arang dari Lima Jenis
Kayu Indonesia. Report No. 103. Pusat Penelitian Hasil Hutan.
Hartanto, T. W., Prasetyo, A. 2004. Analisis Desain Sistem dengan Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hossler, J. W. 2001. Active Carbon. Buletin PD II-LIPI. Jakarta.
Keake, Hilda, F.G, Luwingkewes, Meiske S. Y. 1995. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Cara Pemanasan Tinggi, Majalah Ilmiah BIMN
No.7.
Laine, J. Calafat, A. Labady, M. 1999. Preparation and Characterization of Activated
Carbon From Coconut Shell Impregnated with phosphoric Acid, Carbon
Vol.27. No.2, pp.19-29.
Munir, R. 2006. Metode Numerik. Penerbit lnformatika. Bandung.
Peranginangin, K. 2006. Pengenalan Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Ramza, H. Dewanto, Y. 2007. Teknik Pemrograman Menggunakan Matlab. PT. Grasindo. Jakarta.
Smallman, R. E. Bishop, R. J. 1999. Metalurgi Fisika Modern dan Rekayasa
Material. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Suarga. 2006. Algoritma Pemrograman. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Suarga, 2007. Fisika Komputasi Solusi Problema Fisika dengan Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sudrajat, R. 1993. Pengaruh Beberapa Pengolahan terhadap Sifat Arang Aktif. Jurnal
Penelitian Hutan, Vol. 2.
Sugiharto, A, 2006. Pemrograman GUI dengan Matlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Supeno, M. 1987. Efek Termal Nyala Pada Pembuatan Arang Tempurung Kelapa
terhadap Sifat Fisik Arang Tempurung Kelapa. Universitas Sumatera Utara
Medan.
Sutedjo, B. Michael, A. N. 2007. Algoritma dan Teknik Pemrograman. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Woodroof. 1970. Pembuatan Arang Aktif dengan Cara Destilasi Kering Tempurung
Kelapa II. Balai Penelitian Kimia Bogor.
Warman, A. 2005. Tesis Analisis Pengaruh Impregnasi SiO2 terhadap Nilai Kalor
Baker dan Kuat Tekan Briket Arang Tempurung Kelapa.
Zarlis, M. Handrizal. 2007a. Algoritma dan Pemrograman Teori dan Praktik
dalam Pascal. USU Press. Medan.
________. 2007b. Bahasa Pemrograman Konsep dan Aplikasi dalam C ++. USU Press. Medan.
Zarlis, M. 2007. Pemodelan Gerakan Berdimensi Satu Tinjauan Metode Komputasi dalam Fisika in Pidato Pengukuhan Guru Besar USU. Medan.
Zarlis, M. Sembiring, R.W. Siregar, L. Firdaus, M. 2005. Pengantar Teknologi
Informasi. USU. Medan.
________. 2009a. Karbon Aktif. http//en.wikipedia.org/wiki/Karbon aktif., diakses tanggal17 januari 2009, jam 11: 48 PM.
________. 2009c. MATLAB. http//en.wikipedia.org/wiki/MATLAB, diakses pada tanggal 19 Februari 2009, jam 11:20 PM.
________. 2009d. Pendahuluan. http://www.math.mtu. diakses pada tanggal 20 Februari 2009, jam 8.11 AM.