• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reseptor Insulin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Reseptor Insulin"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RESEPTOR INSULIN

Dr. MUTIARA INDAH SARI

NIP: 132 296 973

(2)

DAFTAR ISI

I . PENDAHULUAN.…….……….………...……….…….….……1

II. RESEPTOR HORMON…..…..………..…...………..……….….…1

III. RESEPTOR HORMON INSULIN...………...….….…3

III. A. STRUKTUR DAN FUNGSI ...…….…..…..3

III. B TRANSMISI SINYAL MELALUI RESEPTOR INSULIN ……….…….….5

IV. KELAINAN RESEPTOR INSULIN……...…..…....…….9

V. KESIMPULAN……….……….10

(3)

RESEPTOR INSULIN

I. PENDAHULUAN

Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel

suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan

biokimiawi dan fisiologis yang merupakan respon khas untuk obat tersebut. Setiap

komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat tetapi

umumnya reseptor obat adalah juga reseptor untuk zat-zat endogen yaitu :

neurotransmitor, hormon, autokoid dan sebagainya. 1

Semua reseptor,apakah reseptor bagi molekul polipeptida atau steroid

memiliki sedikitnya dua buah domain fungsional. Domain pengenal (ligand binding

domain) akan menjalankan fungsi reseptor meliputi pengikatan ligand yang sesuai

dan effektor domain. akan meneruskan penghantaran sinyal 1,2,3

II. RESEPTOR HORMON

Zat endogen yang akan berikatan pada reseptor seperti hormon umumnya

berada dalam konsentrasi yang sangat rendah dalam cairan ekstrasel. Yaitu

umumnya berkisar dari 10-15 – 10-9. Oleh karena itu sel yang menjadi sasaran harus

dapat membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil. Derjad

pembeda yang tinggi dihasilkan oleh molekul pengenal yang terikat pada sel

disebut sebagai reseptor.yang dibentuk dari senyawa protein 1,3

Umumnya hormon berikatan secara reversible dengan reseptornya. Kerja

yang ditimbulkan hormon akan terhenti ketika effektor itu terlepas dari reseptornya.

Ikatan ini disebabkan oleh beberapa jenis kekuatan sepeti ikatan ionik; ikatan

hidrogen;hidrofobik dengan mana permukaan hidrofobik pada hormon dan reseptor

berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air ; daya Van Der Waals yang sangat

(4)

Reseptor fisiologik dapat merupakan komponen intraseluler maupun

komponen membran plasma. Reseptor intrasel bekerja dengan cara mengikat ligand

yang sesuai kemudian meneruskan sinyalnya secara langsung sehingga

menimbulkan efek intrasel. Reseptor di membran sel bekerja dengan cara mengikat

ligand yang sesuai kemudian meneruskan sinyalnya ke sel target itu dengan cara

memproduksi molekul pengatur lain (second messenger), yang selanjutnya akan

menimbulkan efek intrasel dengan pengaktifkan sejumlah enzim intraseluler. 2,3,4

Reseptor fisiologik di membran plasma yang berikatan dengan hormon akan

merubah status konfirmasi dari protein reseptor yang akan mengaktivasi proses

pembukaan saluran ion. Adanya influx dari ion akan merubah potensial elektrik

membran dan memungkinkan terjadinya berbagai reaksi komunikasi susulan. Selain

itu adanya transportasi ion akan mengakibatkan aktifasi sistem transduksi terutama

yang melalui jalur kalmodulin, dimana deposisi ion kalsium akan merangsang jalur

transkripsi beberapa protein tertentu 1,3,4,5,7

Sejumlah reseptor di membran plasma bekerja mengatur protein effektor

tertentu dengan perantaraan sekelompok GTP binding protein yang dikenal sebagai

protein G. Yang termasuk kelompok ini ialah reseptor untuk Eikosanoid dan hormon

peptida lainnya. Pengaktifan protein G selanjutnya akan mengatur aktivitas

effektor-effektor spesifik seperti enzim adenilat siklase, fosfolipase A, kanal Ca2+, K+, atau Na+ atau beberapa protein yang berfungsi sebagai transportasi1,3,4,7

Reseptor untuk kebanyakan hormon peptida yang mengatur pertumbuhan,

diferensiasi dan perkembangan juga terdapat pada membran plasma. Umumnya

adalah suatu protein kinase yang mengkatalisis fosforilasi protein target pada

residu tirosin. Ikatan antara ligan dengan reseptor akan mengaktifasi substrat

protein sitosolik dengan cara memfosforilasi asam amino serin atau treonin

(mentransfer ion fosfat dari ATP) melalui aktifitas enzim tirosin kinase yang

tergolong ke dalam enzim protein kinase Kelompok reseptor ini meliputi reseptor

(5)

Gambar. 1 . Efek fisiologis Pengikatan hormon/ ligand pada reseptor Membran sel

(Levy et al . Insulin Receptor Substrates)

III. RESEPTOR HORMON INSULIN

A. STRUKTUR DAN FUNGSI

Telah dibuktikan bahwa reseptor insulin adalah suatu protein kinase yang

merupakan glikoprotein-glikoprotein membran Reseptor insulin ini merupakan suatu

tetramer yang terdiri dari dua sub unit α dan dua sub unit β dalam konfigurasi α2β2. yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Masing-masing subunit glikoprotein ini

mempunyai struktur dan fungsi yang unik. Sub unit α dengan BM 135 kDa berada

seluruhnya di luar sel (ekstraseluler) bertugas untuk mengikat insulin lewat daerah

(domain) yang kaya akan sistein. Sub unit β adalah sub unit dengan BM 95 kDa

merupakan protein transmembran yang merupakan efektor dalam melaksanakan

fungsi skunder yang utama pada reseptor yaitu proses transduksi sinyal. Sub unit β

(6)

teraktivasi pada pengikaatn insulin dengan akibat fosforilasi pada sub unit β itu

sendiri 2,3,4,6

Reseptor insulin secara konstan disintesis dan diuraikan dan usia paruhnya

adalah 7-12 jam. Reseptor ini disintesis dalam sebagai peptida rantai tunggal daalm

retikulum endoplasmik kasar dan dengan cepat mengalami glikosilasi dalam regio

aparatus golgi. Prekursor reseptor insulin manusia mempunyai 1382 asam amino

dan terpecah hingga terbentuk subunit α dan β yang matur. Gen reseptor insulin

terletak pada kromosom 19. Reseptor insulin ini ditemukan pada sebagian besar sel

mamalia dengan konsentrasi sampai 20.000 persel.3

Pada sel lemak, hati dan otot , ikatan insulin pada reseptor-reseptor ini

dikaitkan dengan respon biologik jaringan-jaringan ini terhadap hormon.

Reseptor-reseptor ini mengikat ini mengikat insulin secara cepat, dengan spesifitas tinggi dan

affinitas yang cukup tinggi untuk mengikat dalam jumlah pikomola r 3

(7)

B. TRANSMISI SINYAL MELALUI RESEPTOR INSULIN

Struktur reseptor insulin dan kemampuan insulin yang berbeda untuk

berikatan dengan reseptor mencetuskan berbagai respon biologik Kalau reseptor

insulin berikatan dengan hormon insulin,beberapa peristiwa akan terjadi yaitu:2,

1. Terjadi perubahan bentuk reseptor

2. Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat

3. Reseptor akan mengalami penyatuan(internalisasi)

4. Dihasilkan satu atau lebih sinyal

Perubahan penyesuaian hormon insulin dan reseptor insulin mengaktivasi kinase

tirosin yang terdapat pada sub unit β dari reseptor ini. Sekali diaktivasi, enzim ini

akan mengaktivasi substrat lain 2,3,4

Ikatan insulin pada reseptor insulin terjadi pada sub unit α dari reseptor

insulin Subunit β reseptor insulin yang mempunyai aktifitas tirosin kinase intrinsik

akan mengalami reaksi fosforilasi.(autofosforilasi) pada target protein Kejadian ini

(8)

Gambar 3. Aktivasi Reseptor Tirosin Kinase oleh ligan

(Activation of the tyrosine kinase domains of the insulin receptor / www.biochem.arizona.edu/classes/bioc801/power/lec41 .ppt /)

Sub unit yang terfosforilasi selanjutnya melakukan reaksi fosforilasi terhadap

Insulin reseptor substrat-1 (IRS-1). IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat pada

daerah domain SH2 pada sejumlah protein yang terlibat langsung dalam

pemberian sinyal sitoplasmik yang mengantarai berbagai efek insulin yang berbeda.

Protein-proten ini termasuk fosfolipase C (PLC), protein aktivasi pp21ras GTPase,

PI3 kinase (fosfoinositol 3-kinase). PI3 kinase dapat menghubungkan aktifitas

reseptor insulin dengan kerja insulin melalui pengaktifan sejumlah molekul termasuk

p70 S6 kinase. 3,4,5,6

Aktivasi PI3K menimbulkan fosforilasi pada cincin inositol dari PI pada posisi

D-3 kinase tirosin, juga dipostulasi mengaktivasi enzim-enzim lain pada beberapa

kasus melalui pengikatan pada domain selain SH 3,4,5,6

Enzim-enzim yang mungkin diaktivasi oleh tirosin kinase termasuk glikogen

sintetase fosfatase, yang mengaktivasi glikogen sintetase dengan mengangkat

suatu gugusan fosfat inhibisi; dehidrogenase piruvat; lipase peka hormon. 3,6

Protein lain yang mengandung domain SH2 adalah GRB2 ( protein growth

factor binding protein-2) yang menghubungkan fosforilasi tirosin dengan beberapa

protein. IRS-1 yang terfosforilasi akan mengikat GRB-2 dan protein Son of

sevenless (SOS). Protein SOS sitosolik akan mengaktifasi protein Ras, dimana

protein Ras akan melepaskan gugus GDP dan mengikat gugus GTP.Protein Ras

aktif akan menstimulasi aktifitas tiga protein kinase yang terdiri dari Mitogen

activated protein kinase (MAPK), Mitogen activated protein kinase kinase (Mek), dan

Mitogen activated protein kinase kinase kinase (Raf). MAPK sebagai produk protein

kinase terhilir dalam hirarki kaskade MAP akan mengaktifasi fosforilasi protein faktor

transkripsi yang akan mengaktifkan proses penyandian protein tertentu sebagai

(9)

Gambar 4. Pengantaran sinyal lewat aktivasi reseptor insulin

Proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase yang teraktivasi terutama

juga menyebabkan protein-protein intraseluler seperti glukosa transpoter, transferin,

reseptor lipoprotein density rendah, reseptor faktor pertumbuhan II mirip insulin (IGF

II), untuk berpindah ke permukaan sel. Jika protein-protein yang tersebar

intraseluler berpindah ke permukaan sel pada saat pasca absorbsi sesudah

pemberian makan, maka hal ini akan mempermudah transport zat gizi ke dalam

jaringan sasaran insulin. Hal ini juga dapat membantu pertumbuhan dengan cara

(10)

Gambar 5. Rangkaian sinyal intrasel dari aksi insulin

(Activation of the tyrosine kinase domains of the insulin receptor

/www.biochem.arizona.edu/classes/bioc801/power/lec41 .ppt / )

Cacat genetik distal dari reseptor insulin pada model pengaktifan glukosa transpoter

oleh akibat fosforilasi daerah kinase dari reseptor insulin dapat berakibat resistensi

insulin “post reseptor”. Cacat yang mungkin terjadi adalah antara lain kelainan enzim

yang bertanggung jawab untuk fosforilasi dari protein glukosa transpoter, mutasi dari

glukosa transpoter itu sendiri atau kelainan pada pemrosesan sendiri.2

Activated IRTK HMG CoA reductase

regulatory kinases

Activation of protein phosphatase

Signal transduction

(e.g., phosphorylation of IRS, PLC)

(11)

IV. KELAINAN RESEPTOR INSULIN

Kelainan reseptor insulin dalam jumlah , affinitas atau keduanya akan

berpengaruh terhadap kerja insulin. “Down regulation” adalah suatu fenomena

dimana jumlah reseptor insulin menjadi berkurang sebagai respon terhadap kadar

insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, agaknya karena meningkatnya proses

degradasi insulin intraseluler. Sebaliknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan

insulin dan reseptor akan mengalami peningkatan.disebut sebagai “Up regulation”

2,4,7

Kondisi-kondisi yang disertai kadar insulin tinggi dengan ikatan yang rendah

pada reseptor termasuk keadaan obesitas, asupan karbohidrat yang tinggi, dan

mungkin insulinisasi eksogen kronik yang berlebihan. Kondisi-kondisi yang disertai

kadar insulin rendah dan ikatan pada reseptor yang tinggi termasuk latihan fisik dan

puasa.2,4,7

Adanya kortisol dalam jumlah berlebih juga akan mengurangi kemampuan insulin

untuk terikat pada reseptornya. Belum jelas apakah ini merupakan efek langsung

(12)

-log [agonist] M

(Levy et al . Insulin Receptor Substrates)

V. KESIMPULAN

Pada umumnya reseptor obat adalah juga reseptor untuk zat-zat endogen

yaitu : neurotransmitor, hormon, autokoid dan sebagainya. Reseptor fisiologik dapat

merupakan komponen intraseluler maupun komponen membran plasma. Reseptor

untuk kebanyakan hormon peptida seperti hormon insulin terdapat pada membran

plasma. Merupakan suatu protein kinase yang mengkatalisis fosforilasi protein

target pada residu tirosin.

Reseptor insulin ini merupakan suatu tetramer yang terdiri dari dua sub unit

α dan dua sub unit β dalam konfigurasi α2β2. Sub unit α bertugas untuk mengikat

insulin,. Sub unit β melaksanakan fungsi skunder yaitu proses transduksi sinyal.

Subunit β reseptor insulin yang mempunyai aktifitas tirosin kinase intrinsik akan

mengalami reaksi fosforilasi.(autofosforilasi)

Sub unit yang terfosforilasi selanjutnya melakukan reaksi fosforilasi terhadap

(13)

yang mengaktifan rangkaian reaksi enzim PI3-kinase dan MAP kinase. Rangkaian

reaksi juga mengaktifkan termasuk glikogen sintetase fosfatase, dehidrogenase

piruvat; lipase peka hormon.

Proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase yang teraktivasi terutama

juga menyebabkan protein-protein intraseluler seperti glukosa transpoter, transferin,

reseptor lipoprotein density rendah, reseptor faktor pertumbuhan II mirip insulin (IGF

II), untuk berpindah ke permukaan sel

Kelainan reseptor insulin dalam jumlah , affinitas atau keduanya aakn

berpengaruh terhadap kerja insulin. “Down regulation” adalah suatu fenomena

dimana jumlah reseptor insulin menjadi berkurang sebagai respon terhadap kadar

insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, agaknya karena meningkatnya proses

degradasi insulin intraseluler. Sebaliknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan

insulin dan reseptor akan mengalami peningkatan.disebut sebagai “Up regulation”

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Farmakologi dan Terapi , edisi 4, 2003, 10 -14

2. Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4th.1994,

43 – 49; 54; 748-749

3. Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America

2000 : 521-532; 607-610

4. Larsen, Kronenberg, et al. Williams Textbook of Endocrinology 10th 2003.45-49

5. Komunikasi Sel. Diakses dari /www.unisba.ac.id/doklib/bab_2.htm/ tanggal

(14)

6.Activation of the tyrosine kinase domains of the insulin receptor . from

http//www.biochem.arizona.edu/classes/bioc801/power/lec41 .ppt / at

5 November 2004

7. Levy et al . Insulin Receptor Substrates . from

Gambar

Gambar. 1 . Efek fisiologis Pengikatan hormon/ ligand pada reseptor Membran sel
Gambar 2. Famili Kelompok Reseptor Tirosin Kinase
Gambar 4.  Pengantaran sinyal lewat aktivasi reseptor insulin
Gambar 5. Rangkaian sinyal intrasel  dari aksi insulin
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat serta hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang berjudul

Dfliarapkan dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya variasi jenis yang terdapat antar jenis tegakan maupun di bawah tajuk tegakan yang sejenis, yang pada akhirnya

Hal ini berarti bahwa 33,8% variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel- variabel independen yaitu auditor big four , leverage , growth , nilai absolut dari total

d. Standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Pekerjaan pemeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan

Förstudien syftar till att undersöka hur ämnet naturlika planteringar utvecklats genom åren, samt även genom samtal med parkansvariga i fem mellansvenska kommuner hur de ser

Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aset, Sensitivitas Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Ilham Abdi Laksono STIE Perbanas Surabaya

Praktik Pengalaman Lapangan 1 (PPL 1) SMK Ibu Kartini, Semarang, Program Studi Pendidikan Tata Busana. Jurusan Teknologi Jasa dan

bahwa dalam rangka pencapaian pembangunan di bidang kesehatan dan peningkatan mutu pelaksanaan program- program kesehatan diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan