• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9

HOMON PANKREAS & TRAKTUS GASTROINTESTINAL

HORMON PANKREAS

Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu :

• Eksokrin, mensekresi enzim-enzim dan ion-ion yang digunakan untuk proses pencernaan ke dalam duodenum

• Endokrin, terdiri dari pulau-pulau Langerhans yang menghasilkan beberapa hormon. Lihat tabel di bawah

Tipe sel Jml relatif Hormon yg diproduksi

A (atau α) 25% glukagon

B (atau β) 70% insulin

D (atau δ) < 5% somatostatin

F Sangat kecil Polipeptida pankreas

1. INSULIN • Struktur

 Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 2 rantai, yaitu rantai A dan rantai B  Rantai A terdiri dari 21 asam amino, rantai B terdiri dari 30 asam amino

 Kedua rantai trsebut dihubungkan oleh jembatan disulfida, yaitu pada A7 dengan B7 dan pada A20 dengan B19. Ada pula jembatan disulfida intra rantai pada rantai A yaitu pada A6 dan A11. Posisi ketiga jembatan tersebut selalu tetap.

 Kadang terjadi substitusi asam amino terutama pada rantai A posisi 8, 9, 10 namun tidak mempengaruhi bioaktivitas rangkaian tesebut.

• Sintesis

a. sintesis pro insulin

 preprohomon insulin merupakan prekursor yang lebih besar

 terdapat rangkaian pra atau rangkaian pemandu dengan 32 asam amino bersifat hidrofobik yang mengarahkan molekul tersebut ke dalam Retikulum Endoplasma kasar.

 Di dalam RE kasar dihasilkan molekul proinsulin yamg memperlihatkan adanya jembatan disulfida pada peptida C rantai A dan peptida C rantai B.

b. sintesis insulin

 molekul proinsulin yang diproduksi oleh RE kasar kemudian diangkut ke aparatus golgi.

(2)

2 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9

 Di aparatus golgi terjadi proteolisis dan pengemasan ke dalam bentuk granul sekretorik. 95% proinsulin diubah menjadi insulin dengan memecah molekul proinsulin pada rantai peptida penghubung sehingga hanya tersisa rantai A dan rantai B beserta jembatan disulfidanya.

 Granul tersebut dibawa ke membran plasma melintasi sitoplasma.

 Dengan adanya rangsangan granul yang telah matur akan menyatu dengan membran plasma dan mengeluarkan isinya ke dalam cairan ekstrasel melalui poses eksositosis

• Sekresi

 Insulin disekresikan sekitar 40-50 unit perhari.  Beberapa unsur yang terlibat antara lain:

a. Glukosa

 Peningkatan konsentrasi glukosa dalam plasma merupakan faktor fisiologis penting dalam sekresi insulin

 Konsentrasi ambang bagi sekresi insulin tersebut adalah kadar glukosa puasa plasma (80-100 mg/dL). Pada ambang tersebut insulin diproduksi minimal.

 Peningkatan rasio ATP/ADP dalam metabolisme glukosa membuat K+ keluar, keadaan ini menyebabkan saluran Ca2+ aktif. Masuknya Ca2+ menyebabkan sekresi insulin.

b. faktor hormonal

Sejumlah hormon mempengaruhi pelepasan insulin :  epinefrin menghambat pelepasan insulin

 agonis β-adrenegik merangsang pelepasan insulin, kemungkinan dengan cara meningkatkan cAMP intrasel.

 Hormon pertumbuhan, kortisol, laktogen plasenta, estrogen, progestin dapat meningkatkan sekresi insulin.

Dapat dilihat ketika pada fase akhir kehamilan insulin meningkat dengan sangat mencolok.

c. preparat farmakologik

Obat yang merangsang sekresi insulin dan paling sering dipakai untuk terapi diabetes pada manusia adalah senyawa sulfonilurea.

 Tolbutamid, dipakai dalam terapi diabetes melitus tipe II (diabetes yang tidak tegantung insulin).

(3)

3 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9 • Peranan insulin dalam metabolisme

a Efek pada tansportasi membran

 Insulin meningkatkan pengangkutan glukosa.

 Mekanisme ini diawali ketika konsentrasi glukosa intasel yang sangat rendah bila dibandingkan dengan ekstrasel.

 Glukosa ekstrasel akan masuk ke dalam sel melalui proses difusi yang difasilitasi dan diperantarai oleh pengangkut glukosa :

GLUT 1 : terdapat dimana-mana, merupakan pengangkut utama di dalam otak GLUT 2 : terdapat di hati

GLUT 4 : terletak di jaringan adiposa, otot jantung dan otot skeletal

 Proses ini dimulai ketika insulin berikatan dengan reseptor yang ada pada membran sel target.

 Ikatan insulin dengan reseptor akan memberikan sinyal bagi pengangkut glukosa untuk keluar dari depot intrasel menuju membran sel.

 Kemudian pengangkut glukosa akan berikatan dengan membran dan akhinya tejadi fusi/menyatu dengan membran plasma

 Kemudian tejadi transpot glukosa ekstrasel ke dalam sel  Insulin memisahkan diri dari rseptornya

 Pengangkut glukosa kembali masuk ke dalam depot intrasel b Efek pada penggunaan glukosa

 Insulin mempengaruhi penggunaan glukosa melalui sejumlah cara dengan mengubah glukosa yang dikonsumsi:

1) 50% diubah menjadi energi (glikolisis) 2) 30-40% diubah menjadi lemak (lipogenesis) 3) 10% diubah menjadi glikogen (glikogenesis)

 Insulin meningkatkan glikolisis hepatik dengan menaikkan aktivitas dan jumlah beberapa enzim yang penting, antara lain glukokinase, fosfofruktokinase dan piruvat kinase.

 Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan dengan demikian secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke dalam plasma.

 Di otot skeletal insulin meningkatkan aliran masuk glukosa melalui pengangkut dan menaikkan kadar enzim heksokinase II yang melakukan fosforilasi dan memulai metabolisme glukosa.

(4)

4 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9

1) menyediakan asetil KoA dan NADPH yang diperlukan bagi sintesis asam lemak

2) mempertahankan kadar normal enzim asetil KoA karboksilase yang mengkatalisis konversi asetil KoA menjadi malonil KoA

3) menyediakan gliserol yang terlibat dalam sintesis triasilgliserol

 Di hati dan otot insulin juga merangsang konversi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat yang akhirnya menjadi glukosa 1 fosfat dan bersatu menjadi glikogen dengan bantuan enzim glikogen sintase.

c Efek terhadap produksi glukosa (glukoneogenesis)

 Pembentukan glukosa dari prekursor nonkarbohidrat melibatkan serangkaian tahapan enzimatik yang dirangsang oleh glukagon, hormon glukokortikoid, dan dalam jumlah kecil oleh angiotensin II dan vasopresin. Insulin menghambat tahapan tersebut.

d Efek tehadap metabolisme glukosa

 Secara umum efek insulin adalah menurunkan glukosa darah. Insulin juga berupaya untuk melawan hormon-hormon lain yang menghambat kerja insulin tersebut, sehingga tercipta mekanisme pengaturan kadar glukosa dalam darah. e Efek tehadap metabolisme lipid

 merangsang lipogenesis

 menghambat lipolisis (pemecahan lemak menjadi asam lemak) di hati dan jaringan adiposa, dengan cara menghambat aktivitas enzim lipase. Karena itu insulin menurunkan kadar asam lemak bebas yang beredar dalam darah

 Insulin juga mempengaruhi kadar kolesterol. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol kadar kolesterol dapat meningkat dan dapat menyebabkan aterosklerosis.

f Efek terhadap metabolisme protein

 Insulin merangsang sintesis protein dan memperlambat penguraian protein  Insulin menstimulasi ambilan asam amino oleh otot.

g Efek terhadap replikasi sel

 Insulin mempengaruhi translasi mRNA dan dengan demikian juga mempengaruhi sintesis protein secara umum pada sejumlah organ yaitu otot, hati dan jaringan adiposa.

• Patofisiologi

 Defisiensi atau resistensi insulin mengakibatkan penyakit Diabetes Melitus, ada 2 tipe DM:

(5)

5 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9

- DM tipe 1 (DM yang bergantung insulin, IDDM : insulin dependent diabetes mellitus)

- DM tipe 2 (DM tidak bergantung insulin, NIDDM : non insulin dependent diabetes mellitus)

Manifestasi utama DM adalah hiperglikemia yang terjadi akibat : - berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel - berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai jaringan - peningkatan produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh hati Gejala utama DM adalah:

- polidipsi

Ditandai dengan rasa haus yang meningkat dan banyak minum. Terjadi karena volume urine yang dikeluarkan meningkat (poliuria) sehingga menyebabkan dehidrasi (hiperosmolaritas)

- poliuria

Merupakan gejala yang ditandai dengan banyaknya volume urine yang dikeluarkan. Terjadi karena diuresis osmotik.

- polifagi

Hal ini dapat dilihat dari rasa lapar yang terus menerus, namun tetap terjadi penurunan berat badan. Kadar glukosa plasma pada orang normal mencapai 120 mg/dL.Bila kadar glukosa plasma mencapai kadar tertentu (pada manusia >80 mg/dL) taraf maksimal reabsorbsi glukosa dalam tubulus renal akan dilampaui dan glukosa akan diekskresikan ke dalam urin (glikosuria). Glikosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar sehingga dapat terjadi penurunan berat badan disertai polifagi

 Tumor pada sel B menyebabkan hiperinsulinisme dan suatu sindrom yang ditandai dengan hipoglikemia berat.

 Leprekaunisme, terjadi karena kurangnya reseptor insulin atau mempunyai reseptor yang cacat. Sindrom ini ditandai dengan berat badan rendah, penurunan massa otot, berkurangnya lemak subkutan, fasies elfin, kenaikan kadar insulin plasma, kematian dini.

(6)

6 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9 2. GLUKAGON

• struktur

 merupakan polipeptida rantai tunggal terdiri dari 29 asam amino  disintesis di dalam sel A pulau Langerhans pankreas

 Disintesis dari molekul prekursor proglukagon yang berukuran jauh lebih besar  Glukagon beredar dalam plasma dalam bentuk bebas, tidak terikat dengan protein

pengangkut.

 Karena tidak terikat dengan protein pengangkut maka usia paruh glukagon dalam plasma singkat (sekitar 5 menit)

 Glukagon diinaktifkan di hati yang mempunyai enzim yang memecah 2 asam amino pertama dari ujung terminal amino.

• sekresi

 Diperkirakan glukosa menghambat sekresi glukagon, mungkin juga diperantarai oleh insulin karena hormon ini menghambat langsung pelepasan glukagon.

 Faktor lain yang mempengaruhi sekresi glukagon antara lain asam amino, asam lemak, serta keton, hormon traktus gastrointestinal dan neurotransmiter.

• mekanisme kerja

 secara umum glukagon melawan kerja insulin  glukagon merangsang glikogenolisis dan lipolisis

 Hati merupakan sasaran utama kerja glukagon. Glukagon terikat dengan reseptor spesifik dalam membran plasma sel hati. Peristiwa ini mengaktifkan enzim adenilil siklase menghasilkan cAMP. Molekul cAMP yang dihasilkan mengaktifkan enzim fosforilase yang meningkatkan laju penguraian dan menghambat kerja enzim glikogen sintase sehingga pembentukan glikogen terhambat.

 kenaikan kadar cAMP merangsang konversi asam amino menjadi glukosa dengan menginduksi sejumlah enzim yang terlibat dalam lintasan glukoneogenik. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan enzim-enzim yang diinduksi atau direpresi oleh insulin dan glukagon

enzim yang diinduksi oleh rasio insulin : glukagon yang tinggi dan direpresi oleh rasio rasio insulin : glukagon yang rendah

glukokinase

enzim pemecah sitrat Asetil KoA karboksilase HMG KoA reduktase

piruvat kinase

6-fosfofrukto-1-kinase

(7)

7 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9

enzim yang diinduksi oleh rasio insulin : glukagon yang rendah dan direpresi oleh rasio rasio insulin : glukagon yang tinggi

glukosa 6-fosfatase

fosfoenolpiruvat karboksikinase (PEPCK) fruktosa 1,6 bisfosfat

 kenaikan kadar cAMP sel adiposa mengaktifkan enzim lipase yang sensitif terhadap hormon tersebut

3. SOMATOSTATIN • Struktur

 merupakan peptida siklik disintesis sebagai prohormon somatostatin yang besar.  disintesis dalam sel D pulau langerhans pankreas

 Prohormon tersebut mula-mula diproses menjadi 28 asam amino dan akhirnya menjadi 14 asam amino

 Selain di di pulau Langerhans somatostatin dijumpai di hipotalamus, jaringan gastrointestinal, dan sistem saraf pusat (mungkin sebagai neurotransmiter)

• Peran

 Somatostatin menghambat sekresi hormon pertumbuhan

 menghalangi ketosis pada kondisi defisiensi akut insulin (menghambat kerja glukagon untuk lipolisis saat kondisi insulin rendah)

 mengurangi pengangkutan nutrien dari traktus gastrointestinal ke dalam sirkulasi darah, karena:

- hormon ini memperpanjang waktu pengosongan lambung

- mengurangi sekresi gastrin, sehingga produksi asam lambung menurun - mengurangi sekresi kelenjar eksokrin pankreas (enzim pencernaan) - mengurangi aliran darah splanknikus

(8)

8 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9 4. POLIPEPTIDA PANKREAS (PP)

• merupakan suatu peptida dengan 36 asam amino • diproduksi oleh sel af pankreas

• Sekresinya ditingkatkan oleh konsumsi protein, puasa, olah raga, serta hipoglikemia akut dan dikurangi oleh somatostatin dan pemberian glukosa intravena

• Fungsi PP masih belum diketahui, mungkin berkaitan dengan kadar glikogen hati dan sekresi gastrointestinal.

(9)

9 | P a g e / b i o k i m i a _ h o r m o n p a n c r e a s 0 9 HORMON GASTROINTESTINAL

• Merupakan hormon pertama yang berhasil diidentifikasi, yaitu Sekretin (tahun 1902) oleh Bayliss dan Starling.

• Hormon peptida gastrointestinal memiliki struktur kimia dan fungsi biologis yang saling tumpang tindih dan sebagian besar terdapat dalam bentuk multipel, hanya sekretin yang terdapat dalam bentuk tunggal

• Peranan hormon gastrointestinal (mekanisme kerjanya tidak banyak diketahui)

Hormon Lokasi Kerja utama

Gastrin antrum, duodenum lambung sekresi asam lambung dan pepsin

Kolesistokinin (CCK) duodenum, jejunum sekresi amilase pankreas

Sekretin duodenum, jejunum sekresi bikarbonat pankreas

GIP (gastric inhibitor polypeptide usus halus meningkatkan pelepasan insulin yang diperantarai

glukosa, menghambat sekresi asam lambung

VIP (vasoactive intestinal polypeptide) pankreas relaksasi otot polos, merangsang sekresi

bikarbonat pankreas

Motilin usus halus mengawali motilitas usus selama pencernaan

Somatostatin lambung, duodenum, pankreas sejumlah efek penghambatan

Polipeptida pankreas pankreas menghambat sekresi bikarbonat dan protein

pankreas

Enkefalin lambung, duodenum, kandung empedu kerja seperti opiat

Zat P seluruh traktus gastrointestinal kerja fisiologis belum pasti

BLI (Bombesin Like Immunoreactivity) lambung, duodenum merangsang pelepasan gastrin dan CCK

Neurotensin ileum kerja fisiologis tidak diketahui

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Förstudien syftar till att undersöka hur ämnet naturlika planteringar utvecklats genom åren, samt även genom samtal med parkansvariga i fem mellansvenska kommuner hur de ser

bahwa dalam rangka pencapaian pembangunan di bidang kesehatan dan peningkatan mutu pelaksanaan program- program kesehatan diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Yogyakarta pada Januari 2009 – Juli 2010 didapatkan bahwa anak dengan riwayat kejang pada keluarga lebih banyak mengalami kejang

Umur dan derajat dehidrasi berpengaruh terhadap lama rawat, dimana anak usia 0-12 bulan lebih lama dirawat dari kelompok umur lainnya dan pasien dengan dehidrasi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh: (1) Data empirik di lapangan tentang kedisiplinan melalui peraturan dalam keluarga siswa Man Kendal (2) Data empirik di lapangan

Nainggolan (2015) dalam penelitian tentang Analisis Dampak Perubahan Tata Guna Lahan DAS Siak Bagian Hulu terhadap Debit Banjir, melakukan analisis tanpa melakukan

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat serta hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang berjudul

Praktik Pengalaman Lapangan 1 (PPL 1) SMK Ibu Kartini, Semarang, Program Studi Pendidikan Tata Busana. Jurusan Teknologi Jasa dan