Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK AKIBAT PENGOLAHAN TANAH
DAN PEMBERIAAN PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
OLEH :
SRI NATALLIA KETAREN 040303018 / ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK AKIBAT PENGOLAHAN TANAH
DAN PEMBERIAAN PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
OLEH :
SRI NATALLIA KETAREN 040303018 / ILMU TANAH
Skripsi Merupakan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
( Ir.Posma Marbun, MP ) ( Ir.Razali, MP
2 0 0 8
)
Ketua Anggota
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Atas berkat dan Anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Adapun judul dari skripsi ini yaitu “Perubahan Beberapa Sifat Kimia
Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.” Yang merupakan salah satu syarat untuk
dapat gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Posma Marbun, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Razali, MP
selaku Anggota Komisi pembimbing. Dan tak lupa kepada semua pihak yang
telah banyak memberikan masukan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2008
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.
Nama : Sri Natallia Ketaren
Nim : 040303018
Departemen : Ilmu Tanah
Program Studi : Konservasi Tanah dan Air
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
(Ir. Posma Marbun, MP) (Ir. Razali, MP) Ketua Anggota
Mengetahui :
(Dr. Ir. Abdul Rauf, MP) Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N 2 0 0 8
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.“ yang bertujuan untuk mengetahui perubahan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik. Penelitian ini dilakukan di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo pada bulan Febuari sampai Mei 2008. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan, dengan faktor pertama yaitu pengolahan tanah yang terdiri dari 3 taraf yaitu control/no tillage (To), pengolahan minimum (T1), dan pengolahan maksimum (T2) dan faktor kedua pemberian pupuk organik
yang terdiri dari 5 taraf yaitu control (Po), pupuk kandang lembu (P1), pupuk
kandang ayam (P2), limbah sayuran (P3), kompos mabar (P4). Data yang diperoleh
dianalisa dengan menggunakan analisa sidik ragam dan tingkat signifikasinya dengan Uji Jarak Duncan (UJD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah Andisol dan produksi basah tanaman sawi pada sistem pertanian organik. Pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh nyata menaikkan pH, N-total, P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik. Sedangkan interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata meningkatkan P-tersedia tanah Andisol dan produksi berat basah tanaman sawi (Brassica juncea L.).
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Entitle research “The Change of Several Andisol Soil Chemical Property on The Organic Agriculture System Effluence of Soil Preparation and Organic Fertilizing” that purpose to know the cChange of several Andisol soil chemical property on the organic agriculture system effluence of soil preparation and organic fertilizing. This research conducted in Desa Lingga, Simpang Empat, Karo on Febuary until May 2008. This research used Random Device Group Methode (RDG) factorial consist of two treatments and three restartings, with first factor that is soil preparation that cosist of three treatments that is No Tillage (To),
Minimum Tillage (T1), and Maximum Tillage (T2) and the second factor is
organic fertilizing that consists of five treatments thai is Control (Po), manure of
cow (P1), manure of chicken (P2), vegetables waste (P3), mabar`s compost (P4).
The data has obtained analyzed by using analysis of Sidik Manner and Significant level with Ducan Mean Range Test (DMRT).
Result of research indicated that treatment of soil preparation have an effect on significant to increase Andisol soil C-organic and the wet production of mustard (Brassica juncea L). on the organic agriculture system. Giving of mabar compost have an effect on significant to increase pH, N-total, P-Supply of Andisol soil on the organic agriculture system. While interation of soil preparation and organic fertilizing have an effect on significant to increase Andisol soil P-supply and the production of wet weight of mustard (Brassica juncea L.)
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sri Natallia Ketaren, lahir di Medan 19 Januari 1986, putri kedua dari
pasangan Ayahanda M.Ketaren dan Ibunda N.Br.Ginting merupakan putri kedua
dari lima bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah di tempuh penulis adalah :
1. SD Methodiht 4 Medan lulus tahun 1998
2. SLTP Dharma Pancasila Medan lulus tahun 2001
3. SMU Dharma Pancasila Medan lulus tahun 2004
4. Masuk USU tahun 2004 melalui jalur SPMB di Fakultas Pertanian
Departemen Ilmu Tanah dengan minat studi Fisika dan Konservasi Tanah
dan Air
Adapun kegiatan yang pernah diikuti penulis pada masa perkuliahan
adalah :
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Anggota Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA).
3. Asisten Kartografi dan Ilmu Ukur Tanah pada tahun 2005-2008.
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
5. Asisten Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Methodist
Indonesia (UMI) tahun 2008.
6. Asisten Pedologi Regional pada tahun 2008.
7. Membuka Klinik Tanaman di Pajak Singa Kecamatan Kabanjahe
Kabupaten Karo.
8. Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat
(PKM-MM) Tingkat Nasional tahun 2008.
9. Penulis melakukan penelitian di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo.
10.Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli 2008 di
PTP.Nusantara II (Persero) Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau Tanjung
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Atas berkat dan Anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Adapun judul dari skripsi ini yaitu “Perubahan Beberapa Sifat Kimia
Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.” Yang merupakan salah satu syarat untuk
dapat gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Posma Marbun, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Razali, MP
selaku Anggota Komisi pembimbing. Dan tak lupa kepada semua pihak yang
telah banyak memberikan masukan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Medan, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesa Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Umum Andisol ... 4
Sifat Kimia Tanah ... 5
Pengolahan Tanah ... 9
Pupuk Organik ... 10
Pupuk Kandang ... .... 10
Limbah Sayuran ... .... 12
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Pertanian Organik ... .... 14
Syarat TumbuhTanaman Sawi ... .... 14
BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
Bahan dan Alat ... 16
Pelaksanaan Penelitian ... 17
Metode Penelitian ... 20
Parameter yang Diamati ... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pH Tanah ... 22
C-organik Tanah (%) ... 23
N-total Tanah (%) ... 27
P-tersedia Tanah (ppm) ... 28
Produksi Berat Basah ... 30
Pembahasan ... 33
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 38
Saran ... 38
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Beberapa Jenis Pupuk Kandang... 12
Tabel 2. Nilai Rataan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 22
Tabel 3. Nilai Rataan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah ... 24
Tabel 4. Nilai Rataan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 25
Tabel 5. Nilai Rataan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 27
Tabel 6. Nilai Rataan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan pemberian Pupuk Organik .. 29
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 23
Gambar2. Hubungan Antara Pengolahan Tanah Terhadap Perubahan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 25
Gambar 3. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 26
Gambar 4. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik... 28
Gambar 5. Hubungan Antara Interaksi Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 30
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Analisa Beberapa Jenis Pupuk Organik ...
Lampiran 2. Data Hasil Analisa Awal Tanah Andisol Desa Lingga ...
Lampiran 3. Bagan Penelitian ...
Lampiran 4. Kriteria Penilaian Unsur Hara Dalam Tanah BPP Medan 1982 ....
Lampiran 5. Data Pengamatan pH Tanah ...
Lampiran 6. Data Analisa Sidik Ragam pH Tanah ...
Lampiran 7. Data Pengamatan C-organik Tanah ...
Lampiran 8. Data Analisa Sidik Ragam C-organik Tanah ...
Lampiran 9. Data Pengamatan N-total Tanah ...
Lampiran 10. Data Analisa Sidik Ragam N-total Tanah ...
Lampiran 11. Data Pengamatan P-tersedia Tanah ...
Lampiran 12. Data Analisa Sidik Ragam P-tersedia Tanah ...
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 14. Data Analisa Sidik Ragam Berat Basah Tanaman Sawi ...
Lampiran 15. Peta Daerah Penelitian...
Lampiran 16. Peta Jenis Tanah ...
Lampiran 17. Foto Penelitian ...
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan menanami tanah
dengan tanaman yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan
kegiatan ini merupakan campur tangan manusia terhadap tanaman dan daur
hidupnya.
Sayuran merupakan produk pertanian yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam bentuk mentah (tanpa diolah). Bahan-bahan kimia sintesis yang
dipergunakan sebagai pupuk maupun pestisida dalam sistem pertaniannya ikut
terkonsumsi. Bahan kimia tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia
karena bahan tersebut bersifat sulit terurai. Salah satu produk pertanian dari
kelompok sayur-sayuran yang mempunyai prospek baik dan nilai ekonomis yang
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
lumayan, sehingga memiliki kelayakan diusahakan di Indonesia
(Kariada dan Sukada, 2000).
Penggunaan pupuk organik di masa yang akan datang semakin besar. Hal
ini disebabkan oleh semakin mahalnya pupuk kimia, semakin menurunnya tingkat
kesuburan tanah, dan semakin tingginya kesadaran manusia akan bahaya residu
pupuk kimia terhadap kesehatan manusia. Pupuk organik yang berkualitas yang
dapat digunakan adalah melalui penggunaan pupuk kandang, pemanfaatan sisa
panen dan kompos. Pemanfaatan pupuk organik ini dapat meningkatkan
kesuburan lahan, aerasi, sifat fisik, sifat kimia, dan biologi tanah menjadi lebih
baik. Bahan sisa panen atau limbah organik lainnya harus dimanfaatkan kembali
ke lahan pertanian agar lestari berproduksi sehinggga sistem pertanian
berkelanjutan dapat terwujud atau dapat dikatakan dengan sistem pertanian
organik.
Pertanian organik merupakan teknik pertanian yang tidak menggunakan
bahan kimia, tetapi memakai bahan-bahan organik. Dengan pemakaian bahan
organik, akan dapat mengurangi ketergantungan akan bahan dari luar karena
bahan organik umumnya terdapat di lingkungan sekitar pertanian. Selain itu
lingkungan hidup di pertanian organik lebih bersih dan lebih sehat
(Hutapea, 2007).
Tan (1965) dalam Munir (1996) menyebutkan bahwa Andisol di Sumatera
Utara yang terjadi di daerah dataran di kaki gunung Sibayak terbentuk pada
kondisi iklim tropika basah sehingga kandungan humus pada Andisol di Sumatera
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
rasionya rendah, kadar P rendah karena terfiksasi kuat dan sukar mengalami
peptisasi.
Pengolahan tanah merupakan suatu langkah untuk memperbaiki sifat fisik
tanah, mengendalikan gulma, dan mengolah sisa – sisa tanaman. Pengolahan
tanah yang berlebihan pun dapat merusak tanah dan menurunkan produksi
tanaman, hal ini dikarenakan ketika dilakukannya pengolahan tanah maka seluruh
isi yang terkandung di dalamnya akan terombak. Untuk tanah Andisol yang
memiliki nilai BD 0,85 g/cm3 maka pengolahan tanah yang dilakukan adalah
minimum ataupun tanpa olah tanah (TOT), hal ini dikarenakan sifat – sifat fisik
tanah Andisol sudah baik untuk budidaya pertanian (Munir, 1996).
Berdasarkan uraian-uraian masalah tersebut diatas maka penulis
merasakan perlunya dilakukan suatu penelitian mengenai perubahan beberapa
sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah
dan pemberian pupuk organik.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perubahan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada
sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.
Hipotesa Penelitian
- Pengolahan tanah meningkatkan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada
sistem pertanian organik
- Pemberian pupuk organik meningkatkan beberapa sifat kimia tanah
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
- Interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik
meningkatkan beberapa sifat tanah Andisol pada pertanian organik.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai bahan masukan dan informasi dalam mengetahui peruabhan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Andisol
Andisol merupakan tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam dengan
epipedon mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik, bulk density (kerapatan
lindak) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari
60% terdiri dari abu vulkanik vitrik, cindes atau bahan pyroklastik lain
(Hardjowigeno, 2003).
Data analisis tanah Andisol dari berbagai wilayah, menunjukkan bahwa
Andisol memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat (30-65% liat), sampai
berlempung kasar (10-20%). Reaksi tanah umumnya agak masam (5,6-6,5).
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
bawahnya umumnya rendah, dengan nisbah C/N tergolong rendah (6-10).
Kandungan P dan K potensial bervariasi sedang sampai tinggi, umumnya
kandungan lapisan atas lebih tinggi dari pada lapisan bawahnya. Dengan demikian
potensi kesuburan alami Andisol termasuk sedang sampai tinggi
(Pusat Penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005)
Andisol mempunyai beberapa sifat kimia yang penting. Liat memiliki
mautan permanen yang rendah dan muatan tergantung pH yang tinggi. Keracunan
aluminium jarang terjadi. Andisol mempunyai kemampuan untuk memfiksasi
fosfat dan mengikat air yang lebih tinggi. Presentase karbon cenderung relatif
lebih tinggi dibandingkan tanah-tanah mineral lainnya (Wada, 1980).
Tingginya kadar bahan organik di Andisol diyakini disebabkan oleh
adsorbsi molekul organik oleh alofan dan imogolit. Alofan dan Imogolit memiliki
komposisi kimia yang beragam, tergantung kepada variasi rasio molar SiO2 / AlO3
dan kandungan air. Alofan mampu berikatan dengan humus tanah dengan ikatan
kompleksasi membentuk khelasi Al dalm alofan dengan membentuk kompleks
yang cukup resisten. (Lahuddin dan Mukhlis, 2006).
Sifat Kimia Tanah
pH Tanah
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH
kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besarnya kisaran
nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni yaitu :
HOH → H+ + OH
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia
umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0-5,5 sehingga tanah dengan pH
6,0-6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak
masam (Hardjowigeno, 2003).
Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikatator kesuburan kimiawi
tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah. pH optimum
untuk ketersediaan unsur hara adalah sekitar 7,0, karena pada pH ini semua unsur
makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum
sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan
(Hanafiah, 2005).
C-Organik
Bahan organik adalah jumlah total substansi yang mengandung karbon
organik di dalam tanah, terdiri dari campuran residu tanaman dan hewan dalam
berbagai tahap dekomposisi, tubuh mikroorganisme dan hewan kecil yang masih
hidup maupun yang sudah mati (Schnitzer, 1991).
Sumber bahan organik dapat berasal dari kotoran hewan bahkan dari
tanaman dan limbah, misalnya pupuk kandang dan limbah pertanaman, hijauan
tanaman, rerumputan dan limbah agroindustri. Tanah yang dibenahi dengan bahan
organik mempunyai struktur tanah yang baik dan tanah yang berkecukupan bahan
organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih banyak daripada tanah yang
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
mengandung unsur hara makro N, P, K dan hara mikro yang diperlukan tanaman
(Murbandono, 2000).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju
proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan
organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan,
sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan
suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K, dan S
(Hanafiah, 2005).
Beberapa sifat baik dari peranan bahan organik terhadap kesuburan tanah
antara lain : (1) mineralisasi bahan organik akan melepaskan unsur hara tanaman
secara lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur hara mikro lainnya) tetapi dalam
jumlah yang relatif kecil, (2) meningkatkan daya menahan air, sehingga
kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak, (3) memperbaiki
kehidupan mikroorganisme tanah (Purnomo, 2006).
Penggunaan bahan organik untuk pupuk tanaman sudah lama dilakukan
manusia. Bahan organik yang telah umum dijadikan pupuk antara lain : kotoran
hewan, pupuk hijau atau sampah organik. Pelepasan unsur hara pada pupuk
organik jelas berbeda dengan pupuk kimia. Pelepasan unsur hara ini akan semakin
baik dengan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan untuk
penguraian bahan organik yang mengandung unsur hara yang bisa diserap
tanaman ini banyak berada di lapisan dangkal. Kehidupan mikroorganisme sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
- Kelembaban dan temperatur tanah
- Kandungan udara dalam tanah
- Tingkat keasaman tanah (Isnaini, 2006).
Unsur Hara N
Sebagian besar nitrogen dalam tanah bergabung dengan bahan organik.
Dalam bentuk ini nitrogen dilindungi dari pembebasan cepat oleh mikroba,
setahun hanya 2-3% dimineralisir dalam keadaan biasa. Separuh nitrogen organik
diketahui dalam bentuk senyawa amino. Nitrogen yang didapat oleh tanah yang
diusahakan dari bahan-bahan sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk buatan garam
yang diendapkan dan nitrat yang diendapkan. Selain itu ada fiksasi N yang
dilakukan oleh mikroorganisme tanah tertentu (Hanafiah, 2005).
Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pengikatan oleh
mikroorganisme tanah dari nitrogen dari udara, pupuk dan air hujan. Nitrogen
didalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu protein (bahan organik),
senyawa-senyawa amino, ammonium (NH4+) dan NO3. Perubahan-perubahan
bentuk nitrogen dalam tanah dari bahan organik melalui beberapa proses yaitu :
aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi, dimana proses tersebut dibantu oleh
mikroorganisme tanah (Hardjowigeno, 2003).
Perubahan amonium menjadi nitrat berlangsung dengan proses enzimatik
yang dibantu oleh bakteri nitrosomonas dan nitrobacter. Kemasaman yang
optimum untuk proses nitrifikasi pada pH 6,5-8,0 dan pH lebih kecil dari 5,0 dan
lebih besar dari 8,0 prosesnya akan terhambat (Hasibuan, 2004).
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Secara umum dapat dikatakan, bahwa bahan organik memperbesar
ketersediaan fosfat tanah, melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan
asam-asam organik dan CO2. Gas CO2 larut dalam air membentuk asam karbonat yang
mampu melapukkan beberapa mineral tanah. Asam-asam organik seperti asam
sitrat, tartrat, malat dan asam malonat akan menghasilkan anion yang akan
membentuk senyawa komplek yang sukar larut sengan Al dan Fe. Dengan
demikian diharapkan konsentrasi ion Al, Fe dan Ca yang bebas dalam larutan
tanah berkurang jumlahnya (Nyakpa, dkk, 1989).
P tersedia dalam tanah dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat
diekstraksi oleh air dan asam sitrat. P menjadi tidak tersedia dan tidak larut
disebabkan fiksaasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al, Fe, Mg ataupun Ca
yang banyak larut, membentuk senyawa komplek dan tidak larut. Sistem tanah
umumnya mengandung 0,10-0,25% P2O5 dan jarang melebihi 0,50%. Pada tubuh
tanah yang telah berkembang, ketersediaan P ini dikendalikan oleh faktor-faktor :
a) komposisi pelikan tanah, b) pH tanah, c) kandungan liat, d) kandungan bahan
organik, e) kelengasan tanah, f) temperatur tanah, g) tata udara tanah
(Sarief, 1993).
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah setiap perubahan mekanik terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman (Baver, 1956). Menurut Hakim, dkk (1986) bahwa tujuan pengolahan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
pertumbuhan tanaman, membenamkan sisa – sisa tanaman, memberantas dan
membongkar tanaman pengganggu (gulma) (Lumban Toruan, 2002).
Pengolahan tanah kemungkinan mempengaruhi struktur lapisan oleh ke
arah yang menguntungkan ataupun merugikan. Pengolohan tanah pada kondisi
kelewat basah/ tergenang akan merusak struktur remah (terutama tanah dengan
kandungan lempung tinggi), mengolah tanah dalam keadaan terlalu kering juga
akan merusak struktur tanah (tanah pasiran) (Sutanto, 2005).
Pengolahan tanah terbatas menghasilkan kandungan C-organik lebih tinggi
dari pada pengolahan tanah biasa. Kandungan N-total juga memperlihatkan
kecenderungan yang sama dengan C-organik (Santoso dan Sibuea, 1984).
Pengolahan tanah minimum adalah cara mengolah tanah dengan
melaksanakan pengolahan tanah seminimal mungkin sedangkan pengolahan tanah
TOT (tanpa olah tanah) merupakan kegiatan yang sama sekali tidak melakukan
pengolahan tanah, semua kegiatan pengolahan tanah yang telah diuraikan di atas
mengikuti kaedah konservasi (Sutanto, 2002b).
Pupuk Organik
Pupuk Kandang
Pupuk kandang mempunyai kandungan yang lengkap yaitu mengandung
unsur hara makro dan mikro yang angat dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur
hara dalam pupuk kandang ini berbeda-beda tergantung pada jenis hewan,
makanan hewan, umur hewan, kesehatan hewan serta pemeliharaan dan
pengolahan kotoran sebelum digunakan. Kandungan unsur hara kotoran hewan ini
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
dekomposisi. Proses ini dapat menghilangkan kandungan nitrogen, fosfat atau
kalsium dalam jumlah yang besar, bahkan mencapai setengah kadar semula
(Isnaini, 2006).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju
proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan
organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan,
sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan
suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K, dan S
(Hanafiah, 2005).
Pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian, dengan demikian
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang
banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga
mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses
penguraiannya sehingga lama mengeluarkan panas misalnya pada sapi, kerbau
dan babi. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal dengan istilah pupuk panas dan
pupuk dingin, pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Salah satunya adalah kotoran ayam,
pada pupuk dingin terjadi sebaliknya (Novizan, 2002).
Nilai pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan
organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas
mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang
mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan kimia tanah.
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
bentuk praktek pertanian organik. Pada umumnya bahan-bahan ini mengandung
N, P, K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara mikro
esensial. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri
dan biota tanah. Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik
dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian pemberian yang
berkesinambungan membantu dalam membangun tanah, terutama dalam jangka
panjang (Sutanto, 2002b).
Menurut Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam
atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar dari pada jenis
ternak lain.
Tabel 1 . Kandungan Beberapa Jenis Unsur Hara Beberapa Jenis Pupuk Kandang
Jenis Ternak N (%) P2O5(%) K2O(%)
Ayam 1,7 1,9 1,5
Sapi 0,3 0,2 0,3
Kuda 0,4 0,2 0,3
Domba 0,6 0,3 0,2
Sumber : Hardjowigeno 2003
Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat pengolahan
sebelum benih atau bibit tanam. Sebagai pupuk dasar pupuk kandang
diaplikasikan secara sebar merata diseluruh permukaan tanah kemudian tanah
dibajak dan digaru, selain pupuk dasar pupuk kandang dapat juga sebagai pupuk
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Limbah Sayuran
Sumber utama bahan organik tanah yaitu bagian atas tanaman seperti
daun, duri, serta sisa tanaman lainnya termasuk rerumputan, gulma, dan limbah
pascapanen (jerami dan daun-daunan). Bahan organik yang ditambahkan
tergantung pada sifat bahan, pertanamaan, aras produksi, dan situasinya.
Penambahan dari hutan alam lebih kecil dibandingkan limbah panen. Semua
sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa
organik. Kandungan air 20-90% dari berat basah tanaman, tergantung pada organ
tanaman dan umur. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur
mikro kurang lebih 1-10% berat kering. Kandungan mineral pada daun tanaman
muda sangat tinggi (Sutanto, 2002a).
Contoh limbah lain tanaman adalah daun, tangkai, jerami palawija, dan
tanaman perkarangan. Sebelum digunakan sebagai bahan baku kompos, sebaiknya
bahan-bahan ini dicacah terlebih dahulu untuk memudahkan proses pengomposan.
Kandungan air limbah sangat bervariasi, dari yang terebdah hingga yang tinggi.
Demikian pula zat hara yang terkandung di dalamnya. Setelah proses
pengomposan selesai bahan yang tidak ikut terurai dapat digunakan kembali
dalam proses pengomposan selanjutnya. Hal ini disebabkan proses pengomposan
yang tidak berjalan merata atau kandungan lignin yang terdapat dibagian tanaman
tersebut belum dirombak oleh mikroba (Djaja, 2008).
Kompos
Pupuk organik dapat meningkatkan pH tanha (menetralkan Al dengan
membentuk kompleks Al-organik) dan juga dapat menyumbangkan unsur mikro
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia
dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan
yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan
kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki
nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama,
sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena
menguap selama proses perombakan berlangsung (Anonimous, 2004).
Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan
mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang
dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik
disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah
pertanian, kotoran hewan/ternak dan sebagainya (Marbandono, 2000).
Komponen kompos yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimiawi tanah
adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Humus yang mengandung asam humat atau jenis asam
lainnya yang dapat melarutkan zat besi (Fe) dan aluminium (Al) akan lepas dan
diserap oleh tanaman. Selain itu humus merupakan penyangga kation yang dapat
mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan untuk tanaman
(Djuarnani, dkk, 2005).
Pertanian Organik
Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
alamiah. Pengertian lain, pertanian organik adalah sistem pertanian yang tidak
mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia
tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan lain sebagainya
( Hutapea, 2007 ).
Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Sawi dapat di tanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan
tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di
ladang, atau di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk
tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di
sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup
untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7
(Kariada dan Sukadana, 2000).
Kandungan air tanah yang baik untuk budidaya tanaman sawi adalah pada
kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5-4. Dengan demikian lahan tanaman
sawi memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase). Sawi
tidak dapat hidup dengan baik pada tanah yang berlebihan air atau tergenang.
Umumnya sawi tumbuh baik di daerah dataran pada ketinggian 1000-2000 m dpl
Sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu
tanah harus memiliki drainase yang baik dengan pH 6-7. Sawi dapat ditanam di
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
rendah. Sawi juga bisa ditanam pada saat musim kemarau asalkan airnya cukup
tersedia untuk penyiraman (Nazaruddin, 1999).
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo dengan titik koordinat N 03o07’06” dan E 98o28’05” dan
ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut dan di analisis di
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian yang dilaksanakan pada
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Lahan Andisol Desa Lingga sebagai media tumbuh tanaman sawi
( Brassica juncea L.)
- Pupuk Kandang Lembu sebagai pupuk organik
- Pupuk Kandang Ayam sebagai pupuk organik
- Limbah sayuran sebagai pupuk organik
- Kompos mabar sebagai pupuk organik
- Biji tanaman sawi hijau sebagai tanaman indikator
- EM-4 sebagai biokator fermentasi pupuk organik
- Air sebagai bahan pelarut
- Daun pepaya, daun sirsak, daun sirih, tembakau, bawang merah, bawang
putih, mengkudu, brotowali, jeringau, jahe sebagai pestisida organik
- Bawang merah, bawang putih, lengkuas, tembakau, dan kunyit sebagai
fungisida nabati.
- Bahan-bahan lainnya yang menunjang penelitian.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- GPS (Global Position System) sebagai alat untuk menentukan koordinat
daerah penelitian.
- Cangkul, sekop, plastik, goni sebagai alat untuk mengambil sampel tanah
- Timbangan sebagai alat untuk menimbang
- Meteran sebagai alat untuk mengukur jarak lahan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
- Alat-alat laboratorium lainnya untuk keperluan analisis
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut :
- Persiapan dan Pengolahan Lahan
Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari beberapa tanaman, rumput, dan
sampah-sampah lainnya. Pengolahan lahan dilakukan dua kali yaitu tanah
dicangkul sampai kedalaman lebih kurang 20 cm, digemburkan dan diratakan.
Lahan percobaan dibagi menjadi 3 blok, setiap blok terdapat 15 unit percobaan,
sehingga terdapat 45 plot unit percobaan, tiap plot mempunyai ukuran 2 m x 2 m
dengan jarak blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm.
- Analisa Awal Analisa Tanah
Sampel tanah pada kedalaman 0-20 cm lalu dikompositkan. Tanah
dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Lalu dilakukan analisa
awal (pH, C-org, N-total, dan P-tersedia).
Analisa Pupuk Organik
Analisa pada pupuk organik (pupuk kandang ayam, pupuk kandang lembu,
limbah sayuran, kompos mabar) diukur rasio C-organik dan N-total.
- Pengecambahan Biji Sawi
Untuk mengecambahkan biji sawi digunakan media berisi kompos. Biji
sawi ditaburkan merata diatas media. Dilakukan penyiraman dua kali sehari.
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
a. Bahan-bahan yang telah disiapkan yaitu daun pepaya, daun sirsak, daun sirih, tembakau, bawang merah, bawang putih, mengkudu, brotowali, jeringau, jahe
ditumbuk/digiling halus.
b. Larutkan EM 4 dan gula merah kedalam air sebanyak 1 liter.
c. Larutan tersebut difermentasikan selama 4 hari
d. Setelah difermentasikan kemudian disaring, hasil larutan ini sebagai pestisida nabati
e. Sisa ampasnya dapat ditaburkan di lahan pertanaman. - Pembuatan Fungisida Nabati
a. Bahan-bahan yang telah disiapkan yaitu bawang merah, bawang putih,
lengkuas, tembakau, dan kunyit ditumbuk/digiling halus.
b. Larutkan EM 4 dan gula merah kedalam air sebanyak 1 liter.
c. Larutan tersebut difermentasikan selama 4 hari.
d. Setelah difermentasikan kemudian disaring, hasil larutan ini sebagai fungisida
nabati.
e. Sisa ampasnya dapat ditaburkan di lahan pertanaman.
- Aplikasi Perlakuan
Perlakuan Pengolahan Tanah
Lahan yang telah dibersihkan kemudian diberi aplikasi pengolahan tanah
sesuai dengan perlakuan. Pada perlakuan To = tanpa ada pengolahan tanah/no
tillage, T1 = pengolahan tanah minimum dengan sekali olah yaitu lahan/tanah
dicangkul kasar kemudian dicangkul halus dan tanah diratakan dalam waktu 2
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
dicangkul kasar kemudian dicangkul halus dan tanah diratakan sebanyak 3 kali
dalam waktu 2 minggu sebelum masa tanam.
Perlakuan Pupuk Organik
Lahan yang telah diberi aplikasi pengolahan tanah kemudian dilakukan
aplikasi pupuk kandang lembu, ayam, limbah sayuran dan kompos mabar sesuai
dengan dosis perlakuan dan dinkubasi selama 2 minggu kemudian di analisis
(pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia).
- Penanaman Kecambah
Penanaman dapat dilakukan setelah bibit di persemaian memiliki daun 4-5
helai ( ± 1 minggu). Sebelum kecambah dicabut terlebih dahulu media persemaian
disiram hingga cukup basah. Lalu bibit dipindahkan ke dalam tanah,
masing-masing petak tanah ditanam 35 bibit dengan jarak tanam 30 x 40 cm.
- Pemeliharan Tanaman
Tanaman dipelihara dari gangguan hama dan gulma. Penyiraman
dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore). Pestisida yang digunakan yaitu pestisida
organik. Penyemprotan dilakukan 2 x seminggu pada sore hari.
- Pemanenan
Tanaman dapat dipanen setelah berumur 21 hari, sebelum tanamn
berbunga. Tanaman yang berbunga ditandai oleh daun-daun bagian bawah yang
mulai menguning.
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu pengolahan tanah dan pupuk
organik dengan 3 ulangan, faktor perlakuannya sebagai berikut :
I. Faktor Pengolahan Tanah ( T )
- To = Tanpa pengolahan
- T1 = Pengolahan Tanah Minimum
- T2 = Pengolahan Tanah Maksimum
II. Faktor Pupuk Organik ( P )
- Po = Tanpa Pupuk
- P1 = Pupuk Kandang Lembu = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )
- P2 = Pupuk Kandang Ayam = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )
- P3 = Limbah Sayuran = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )
- P4 = Kompos Mabar = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )
Sehingga didapat kombinasi perlakuan yaitu :
PoTo P1To P2To P3To P4To
PoT1 P1T1 P2T1 P3T1 P4T1
PoT2 P1T2 P2T2 P3T2 P4T2
Dari kombinasi diatas maka diperoleh ( 3 x 5 ) x 3 = 45 unit percobaan.
Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yijk = µ+ i + αj + k + (α )jk +
∑
ijkYijk = Hasil pengamatan pada satuan percobaan pada perlakuan ke-i,
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik pada ulangan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
µ = Nilai rerataan perlakuan
i = Pengaruh ulangan ke-i
αj = Pengaruh kedalaman olah ke-j
k = Pengaruh pemberian pupuk organik ke-k
Eijk = Pengaruh interaksi kedalaman olah ke-j dan pemberian pupuk
organik ke-k.
∑
ijk = Pengaruh galat ulangan ke-i, kedalaman olah dan pemberianpupuk organik ke-k.
Parameter yang Diamati
1. Pengukuran pH tanah dengan metode elektrometri
2. Analisis C-Organik dengan metode Blacky-Walky
3. Analisis Nitrogen tanah ( N-total) dengan metode Kjeldhal
4. Analisis Fosfor tersedia tanah ( P-tersedia) dengan metode Bray II
5. Produksi Berat Basah Tanaman Sawi/plot (g)
HASIL DAN PEMBAHASAAN
Hasil
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009 5.26
Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa
pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah pada
sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik, serta interaksi
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap
perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik.
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik
terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Rataan Perubahaan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik.
Perlakuan Rataan
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik kompos mabar
berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah dibandingkan tanpa pupuk
yaitu dari 5,26 menjadi 6,41. Pemberian pupuk organik kompos mabar berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
T
Gambar 1. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik
Terhadap Perubahan pH Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai pH tanah berbeda pada pemberian
beberapa jenis pupuk organik. Nilai pH tanah yang tertinggi terdapat pada
perlakuan kompos mabar yaitu sebesar 6,41 dan yang terendah pada perlakuan
tanpa pupuk yaitu sebesar 5,26.
Perlakuan pengolahan tanah serta interaksi pengolahan tanah dan
pemberian pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan pH tanah
Andisol pada sistem pertanian organik.
C-organik Tanah
Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dan
interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata
terhadap perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik.
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pengolahan tanah terhadap
perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Rataan Perubahaan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah
Perlakuan Rataan
Tanpa Pengolahan 4,26 B
Pengolahan Tanah Minimum 4,97 A
Pengolahan Tanah Maksimum 4,75 A
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengolahan tanah
minimumberpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar C-organik tanah
dibandingkan tanpa pengolahan yaitu dari 4,26% menjadi 4,97%.
Hubungan antara pengaruh pengolahan tanah terhadap perubahan
C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
4.26
C-organik Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai C-organik tanah berbeda pada
perlakuan pengolahan tanah. Nilai C-organik tanah yang tertinggi terdapat pada
perlakuan pengolahan tanah minimum yaitu sebesar 4,97% dan yang terendah
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009 4.17
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik
terhadap perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Rataan Perubahaan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan Rataan
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik limbah sayuran
berpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar C-organik tanah dibandingkan
tanpa pupuk yaitu dari 4,17% menjadi 5,21%. Pemberian pupuk organik limbah
sayuran berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk.
Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan
C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Pupuk Organik
Gambar 3. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap
Perubahan C-organik Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai C-organik tanah berbeda pada
pemberian beberapa jenis pupuk organik. Nilai C-organik tanah yang tertinggi
terdapat pada perlakuan limbah sayuran yaitu sebesar 5,21% dan yang terendah
pada perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 4,17%.
Interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik tidak
berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada
sistem pertanian organik
N-Total Tanah (%)
Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa
pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan N-total tanah pada
sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik, serta interaksi
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik
terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Rataan Perubahaan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberiaan Pupuk Organik.
Perlakuan Rataan
Tanpa Pupuk 0,39 B
Pupuk Kandang Lembu 0,44 AB
Pupuk Kandang Ayam 0,51 A
Limbah Sayuran 0,46 AB
Kompos Mabar 0,54 A
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik kompos mabar
berpengaruh sangat nyata meningkatkan N-total tanah dibandingkan tanpa pupuk
yaitu dari 0,39% menjadi 0,54%. Pemberian pupuk organik kompos mabar
berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk.
Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Pupuk Organik
Gambar 4. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap
perubahan N-total tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai N-total tanah berbeda pada
pemberian beberapa jenis pupuk organik. Nilai N-total tanah yang tertinggi
terdapat pada perlakuan kompos mabar yaitu sebesar 0,55% dan yang terendah
pada perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 0,39%.
Perlakuan pengolahan tanah serta interaksi pengolahan tanah dan
pemberian pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan N-total
tanah Andisol pada sistem pertanian organik.
P-tersedia (ppm)
Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 12) menunjukkan bahwa
pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan P-tersedia tanah
pada sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik serta interaksi
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap perubahan P-tersedia tanah pada sistem pertanian organik.
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik
terhadap perubahan P-tersedia tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Rataan Perubahaan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.
Perlakuan Pengolahan Tanah
Tanpa
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan pengolahan tanah
minimum dan pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat nyata
meningkatkan P-tersedia tanah dibandingkan tanpa pengolahan dan tanpa pupuk
yaitu dari 16,80 ppm menjadi 93,89 ppm.
Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan
P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
T
Gambar 5. Hubungan Antara Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk
Organik Terhadap Perubahan P-tersedia Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai P-tersedia tanah berbeda pada
interaksi pemberian beberapa jenis pupuk organik dan pengolahan tanah. Nilai
P-tersedia tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi pengolahan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
terdapat pada perlakuan tanpa pengolahan dan tanpa pupuk yaitu sebesar
16,80 ppm.
Dari hasil pengamatan maka interaksi perlakuan pemberian pupuk organik
dan pengolahan tanah yang memberikan nilai maksimal terhadap perubahan
P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik yaitu pengolahan tanah
minimum dan pupuk organik kompos mabar.
Produksi Berat Basah (g)
Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik dan
interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat
nyata terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik.
Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pengolahan tanah dan
pemberian pupuk organik terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem
pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Rataan Produksi Berat Basah Tanaman Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.
Perlakuan Pengolahan Tanah
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
T
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan antara pengolahan
tanah minimum dan pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat
nyata meningkatkan produksi berat basah tanaman sawi dibandingkan tanpa
pengolahan dan tanpa pupuk yaitu dari 195,12 g/plot menjadi 3326,67 g/plot.
Kombinasi perlakuan antara pengolahan tanah minimum dan pemberian pupuk
organik kompos mabarberbeda nyata dengan kombinasi perlakuanlainnya
Hubungan antara interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik
terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik dapat dilihat
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Kombinasi Perlakuan
Gambar 6. Hubungan Antara Interaksi Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk
Organik Terhadap Produks i Tanaman Sawi pada Sistem Pertanian Organik.
Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai produksi berat basah tanaman
sawi berbeda pada interaksi pemberian beberapa jenis pupuk organik dan
pengolahan tanah. Nilai produksi berat basah tanaman yang tertinggi terdapat
pada perlakuan pengolahan tanah minimum dan kompos mabar yaitu sebesar
3326,67 g/plot dan yang terendah pada perlakuan pengyaitu sebesar 195,12 g/plot.
Dari hasil pengamatan maka interaksi perlakuan pemberian pupuk organik
dan pengolahan tanah yang memberikan nilai maksimal terhadap produksi berat
basah yaitu pengolahan tanah minimum dan pupuk organik kompos mabar.
Pembahasaan
pH Tanah
Pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan
pH tanah Andisol pada sistem pertanian organik. Dari hasil penelitian dapat
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
pH tertinggi terdapat pada perlakuan kompos mabar sebesar 6,41 hal ini
disebabkan karena kompos mabar merupakan pupuk organik yang dapat
meningkatkan pH tanah. Bahan organik yang terkandung di dalam kompos mabar
dapat menghasilkan asam-asam humat dan fluvat yang dapat membentuk senyawa
kompleks dengan Al3+ di dalam larutan tanah yang menyebabkan Aldi dalam
tanah menjadi berkurang sehingga pH tanah meningkat. Hal ini sesuai dengan
literatur Indriani (2000) yang menyatakan bahwa pupuk organik dapat
meningkatkan pH tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks
Al-organik).
Pengolahan tanah dan interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk
organic berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah Andisol pada
sistem pertanian organik.
C-organik Tanah
Pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata
terhadap C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik.
Pengolahan tanah meningkatkan C-organik tanah yang dapat dilihat dari
perlakuan tanpa pengolahan tanah sebesar 3,49% dan meningkat pada perlakuan
pengolahan minimum sebesar 5,76% ini merupakan kriteria sangat tinggi menurut
BPP Medan 1982 (lampiran 4). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
perlakuan T1 menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
Hal ini sesuai dengan literatur Santoso dan Sibuea (1984) yang menyatakan
bahwa pengolahan tanah terbatas menghasilkan kandungan C-organik lebih tinggi
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik
berpengaruh nyata meningkatkan kadar C-organik tanah Andisol. Nilai C-organik
tanah tertinggi terdapat pada perlakuan limbah sayuran sebesar 5,21% sedangkan
yang paling rendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk hal ini dikarenakan
limbah sayuran lebih banyak mengandung C-organik yaitu sebesar 46,08%
merupakan kriteria sangat tinggi menurut BPP Medan 1982 (lampiran 4). Bahan
organik yang terkandung pada limbah sayuran merupakan makanan
mikroorganisme dalam tanah. Peningkatan ini terjadi karena pupuk organik yang
diberikan ke dalam tanah merupakan pupuk yang banyak menyuplai bahan
organik sedangkan bahan organik erat kaitannya dengan peningkatan karbon di
dalam tanah (C-organik) sehingga dengan memberikan pupuk organik maka
berpengaruh terhadap peningkatan C-organik dalam tanah hal ini sesuai dengan
literatur Purnomo (2006) yang menyatakan bahwa peranan pupuk organik
terhadap kesuburan tanah antara lain memperbaiki kehidupan mikroorganisme
tanah.
Interaksi perlakuan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik
berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian
organik.
N-total Tanah
Pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap N-total tanah
Andisol pada sistem pertanian organik. Dapat dilihat dari perlakuan tanpa pupuk
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
merupakan kriteria sangat tinggi menurut BPP Medan 1982 (lampiran 4). Apabila
pupuk organik di aplikasikan ke dalam tanah akan dapat meningkatkan N-total di
dalam tanah karena pupuk organik merupakan makanan bagi mikroorganisme
tanah yang sebahagian terdapat mikroorganisme pengikat N.
Peningkatan nitrogen dalam tanah dalam hal penyerapan oleh tanaman
berhubungan dengan pH tanah yang pada keadaan pH lebih kecil dari 5,0 dan
lebih besar dari 8,0 maka proses nitrifikasi akan terhambat. Hal ini sesuai dengan
literatur Hasibuan (2004) yang menyatakan bahwa perubahan ammonia menjadi
nitrat berlangsung dengan proses enzimatik yang dibantu oleh bakteri
Nitrosomonas dan Nictrobacter sedangkan kehidupan kedua mikroorganisme
tersebut dipengaruhi oleh pH tanah. Kemasaman tanah yang optimum untuk
proses tersebut (nitrifikasi) berkisar antara pH 6,0-8,0.
Pengolahan tanah dan interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk
organik berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah Andisol pada sistem
pertanian organik.
P-tersedia Tanah
Pemberian pupuk organik dan Interaksi pengolahan tanah dan pemberian
pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia tanah Andisol pada
sistem pertanian organik. Hal ini dapat dilihat dari perlakuan kombinasi tanpa
pengolahan dan tanpa pupuk sebesar 22,28 ppm meningkat pada perlakuan
pengolahan minimum dengan kompos mabar sebesar 93,96% yang merupakan
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
Peningkatan P-tersedia di dalam tanah dipengaruhi oleh interaksi
pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik. Dimana pengolahan tanah
minimum, tanah hanya di olah sekali saja sehingga kondisi fisik tanah tetap
terjaga yaitu aerasi, kelembaban dan temperatur tanah baik. Hal ini menyebabkan
kehidupan mikroorganisme tanah juga tetap terjaga sehingga mikroorganisme
tanah tetap dapat berperan dalam penguraian pupuk organik. Hal ini sesuai dengan
literatur Isnaini (2006) yang menyatakan bahwa kehidupan mikroorganisme
sangat dipengaruhi oleh kelembaban, temperatur, dan kandungan udara dalam
tanah. Pupuk organik kompos mabar merupakan pupuk organik yang dapat
memperbesar ketersediaan fosfat di dalam tanah melalui hasil dekomposisinya
yang menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Asam-asam organik ini akan
menghasilkan anion yang akan membentuk senyawa kompleks yang sukar larut
dengan Al dan Fe sehingga diharapkan konsentrasi ion Al, Fe, dan Ca bebas
dalam larutan tanah berkurang jumlahnya. Hal ini sesuai dengan literatur
Nyakpa, dkk (1989) yang menyatakan bahwa pupuk organik memperbesar
ketersediaan fosfat di dalam tanah.
Pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap P-tersedia tanah
Andisol pada sistem pertanian organik.
Produksi Berat Basah Tanaman
Pengolahan tanah dan pemberiaan pupuk organik serta interaksi
pengolahan tanah dan pemberiaan pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi berat basah tanaman. Dari hasil penelitian dapat dilihat
Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.
USU Repository © 2009
pengolahan dan tanpa pupuk sebesar 195,12 g dan produksi berat basah tanaman
tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi pengolahan tanah minimum dan
kompos mabar sebesar 3326,12 g. Pengolahan tanah minimum mempengaruhi
struktur lapisan olah tanah ke arah yang menguntungkan yaitu memperbaiki
kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanamanan. Kompos
mabar merupakan pupuk organik dimana kandungan haranya lebih lengkap
dibandingkan pupuk organik lainnya. Komponen kompos mabar yang
berpengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah kandungan humusnya. Humus
dalam kompos mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman hal ini
sesuai dengan literatur Djuarnani, dkk (2005) yang menyatakan bahwa humus
merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai