• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Kalium Dan Natrium Pada Air Kelapa Hijau (Cocos Nucivera L.Varietas Viridis) Dan Air Kelapa Gading (Cocos Nucivera L.Varietas Eburnia) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Kalium Dan Natrium Pada Air Kelapa Hijau (Cocos Nucivera L.Varietas Viridis) Dan Air Kelapa Gading (Cocos Nucivera L.Varietas Eburnia) Secara Spektrofotometri Serapan Atom"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucivera L.Varietas viridis) DAN AIR KELAPA

GADING (Cocos nucivera L.Varietas eburnia) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

SKRIPSI

OLEH: MINAWATI NIM 050804038

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

▸ Baca selengkapnya: manfaat kelapa cengkir gading

(2)

PENETAPAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucivera L. Varietas viridis) DAN AIR KELAPA

GADING (Cocos nucivera L. Varietas eburnia) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH MINAWATI NIM 050804038

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucivera L. Varietas viridis) DAN AIR KELAPA

GADING (Cocos nucivera L. Varietas eburnia) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

OLEH MINAWATI NIM 050804038

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal: Juni 2011

Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Drs.Syahrial Yoenoes, SU.,Apt Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. NIP 195112061983031001 NIP 195006221980021001

Disetujui Oleh: Drs. Maralaut Batubara, M.Phill.,Apt. Pembimbing II, NIP 195001261983031002

Dra. Sudarmi, M.Si., Apt. NIP 195409101983032001 Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.

NIP 195201041980031002

Dekan,

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasulullah

Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam kehidupan.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan

judul” Penetapan Kadar Kalium dan Natrium Pada Air kelapa Hijau (Cocos

nucivera L. Varietas viridis) dan Air Kelapa Gading (Cocos nucivera L. Varietas eburnia) Secara Spektrofotometri Serapan Atom”.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Aminuddin, S.Pd dan ibunda Asmawati yang telah memberikan cinta

dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik materi

maupun motivasi beserta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti.

2. Bapak Drs.Syahrial Yoenoes, SU.,Apt dan Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si.,

Apt Bapak yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta

saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt yang telah banyak membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

USU Medan, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

(5)

5. Bapak Drs. syafruddin, MS, Apt. Dan Drs Salim Usman M.Si., Apt. selaku

penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada

penulis selama masa perkuliahan.

6. Ibu Dra. Sudarmi, M.Si, Apt selaku Kepala Laboratorium Kimia Farmasi

Kuantitatif Farmasi USU yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk

penulis sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan penelitian.

7. Bapak Masykur,M.Sc. dan Muksalmina MTA di Laboratorium Herbarium

Biologi FMIPA UNIVERSITAS SYIAH KUALA yang telah membantu

penulis dalam mengidentifikasi Kelapa. Bapak Hambali selaku Operator

Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

8. Adik ku tercinta (Hartati), dan Fatimah serta seluruh keluarga yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat.

9. Sahabat-sahabat terbaikku Jack, Sofi, Dinda, Hilma, Vera, Ade, Sri, Risa ,Irma,

meli, fika dan kakak kakak kutercinta kak Ipeh, kak willy, kak mimi, kak

wina, kak yeni, kak Ira serta teman-teman Farmasi Reguler angkatan 2005

terima kasih untuk perhatian, semangat, doa, dan kebersamaannya selama ini.

10. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum

namanya.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.Akhirnya,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2011

Penulis,

(6)

PENETAPAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA

AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucivera L. Varietas viridis) DAN AIR KELAPA GADING (Cocos nucivera L. Varietas eburnia) SECARA

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ABSTRAK

Air Kelapa merupakan salah satu bagian dari tanaman kelapa yang

bermanfaat bagi kesehatan, terutama Air kelapa hijau, yang dapat digunakan

sebagai obat seperti obat demam, demam berdarah, batu ginjal dan hipertensi.

Salah satu zat gizi dalam Air kelapa yang mempunyai kadar tinggi adalah Kalium

yaitu 3120 mg/L, dan Natrium 1050 mg/L. Banyak jenis tanaman kelapa yang

ada, tetapi hanya jenis kelapa tertentu yang sering digunakan sebagai obat yaitu

Air kelapa muda hijau, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa

kadar kalium dan natrium dan apakah ada perbedaan kadar Kalium dan Natrium

Air kelapa hijau yang sering digunakan sebagai obat dan kelapa gading/kuning

yang banyak beredar dipasaran.

Sampel diambil dari kebun kelapa Desa lama Kecamatan Pancur batu Deli

serdang.Kelapa yang dipilih sebagai sampel berdasarkan ketebalan daging

buahnya yaitu ± 2 mm, Penentuan kadar Kalium dan Natrium pada sampel

dilakukan secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri serapan atom pada

panjang gelombang yang berbeda yaitu 769,9 nm untuk Kalium dan 589,6 nm

untuk Natrium.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas kelapa berpengaruh

terhadap kadar Kalium dan Natrium pada Air kelapa. Kadar rata rata Kalium

pada Air kelapa hijau yaitu 2058,1 µ g/ml dan kelapa gading/kuning adalah

1666,4750 µg/ml sementara kadar rata rata Natrium pada Air kelapa hijau

67,4854 µg/ml dan kelapa gading/kuning 16,3126 µg/ml. Kadar Kalium dan

Natrium lebih tinggi pada Air kelapa muda hijau dari pada Air kelapa muda

gading/kuning.

(7)

DETERMINATION THE CONCENTRATION OF SODIUM AND POTASSIUM IN WATER GREEN COCONUT (Cocos nucivera

L. Variety viridis ) AND WATER OIL IVORY (Cocos nucivera L. Variety eburnia) USING ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

ABSTRACT

Coconut water is one part of the coconut trees that are beneficial to health,

especially of green coconut water, which can be used to cure fever, dengue fever,

and kidney stones. One of the nutrients in coconut water is having high levels of

Potassium and Sodium, which is 3120 mg/L, and Sodium 1050 mg/L. many of

palm species that exist, so that there are people who use certain palm species of

plants as medicine is a young green coconut water, the purpose of this study is to

determine how many levels of potassium and sodium differences in levels of

Potassium and Sodium coconut green coconut water that is frequently used as a

medicine and palm ivory nice is used as a natural fresh drinks.

The samples taken from coconut garden Pancur Batu Deli serdang.

chosen as a sample based on the thickness of flesh that is ± 2 mm . Determination

of Potassium and Sodium on samples carried quantitatively atomic

absorption spectrophotometric method different wavelengths of 769,6 nm to589,6

nm for potassium and sodium.

The results showed that the significant effect of coconut varieties to

Potassium and Sodium levels in coconut water. Average levels of Potassium in

green cococnut water is 2058,1 µg/ml and palm invory is 1666.4750 µ g/ml, while

the average levels of sodium in green coconutwater 67.4854 µg/ml and palm ivory

16.3126 µg/ml.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 3

1.5 Manfaat Penelitian... 3

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 4

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 4

2.2 Bahan dan Alat ... 4

2.2.1 Sampel ... 4

2.2.2 Pereaksi ... 4

2.2.3 Alat-alat ... 5

2.3 Pembuatan Pereaksi ... 5

(9)

2.4.1 Sampel ... 5

2.4.1.1 Pengambilan Sampel ... 5

2.4.1.2 Identifikasi Sampel ... 5

2.4.1.3 Penyiapan Sampel... 6

2.4.2 Proses Destruksi ... 6

2.4.3 Analisis Kuantitatif ... 6

2.4.3.1 Penentuan panjang Gelombang Maksimum ... 6

2.4.3.2 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Kalium ... 6

2.4.3.3 Penentuan Linearitas Kurva kalibrasi Natrium ... 6

2.4.4 Penentapan Kadar Kalium Dan Natrium Dalam Sampel ... 7

2.4.5 Analaisis Data Secara Statistik ... 8

2.4.5.1 Penolakan Hasil Pengamatan ... 8

2.4.5.2 Pengujian Nilai Rata-Rata ... 9

2.4.5.3 Pengujian Beda Nilai Rata Rata... 9

2.4.6 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)... 10

2.4.7 Uji Ketepatan (Recovery Test) ... 11

2.4.8 Uji ketelitian (presisi) ... 12

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

3.1 Hasil identifikasi sampel ... 13

3.2 Pemeriksaan Kuantitatif... 13

3.2.1 Linearitas Kurva Kalibrasi kalium Dan Natrium ... 14

(10)

3.3.3 Pengujian Beda Nilai Rata Rata Kadar Logam Kalium

Dan Natrium Pada Sampel... 18

3.4 Uji Validasi... 19

3.4.1 Uji perolehan kembali(Recovery Test) ... 19

3.4.2 Uji Presisi (ketelitian) ... 19

3.6 Batas Deteksi (LOD) dan batas Kuantitasi(LOQ)... .... 20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 21

4.1 Kesimpulan ... 21

4.2 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Harga koefisien penolakan t pada taraf

Kepercayaan 95%... 8

Tabel 2. Hasil penetapan kadar ... 14

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Kalium... 14

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan standar Natrium ... 14

Gambar 3. Kelapa Hijau ... 50

Gambar 4. Kelapa Gading/Kuning ... 50

Gambar 5. Proses Destruksi ... 51

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Proses destruksi logam Kalium dan Natrium ...23

Lampiran 2. Data Hasil pengukuran Larutan Standar Kalium... 24

Lampiran 3 Contoh Perhitungan Persamaan Regresi Logam Kalium... 24

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Natrium …….26

Lampiran 5. Contoh Perhitungan Persamaan Regresi Logam Natrium……26

Lampiran 6. Data Hasil Volum Sampel, Absorbansi, Kadar Rata Rata

dan Kadar Sebenarnya Sampel... 26

Lampiran 7. Contoh Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Kalium Pada

Sampel Air Kelapa Gading/kuning ... 29

Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Logam Kalium Pada Air kelapa Gading/kuning... ... 31

Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Logam Kalium Pada Air kelapa hijau ... 33

Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Air kelapa

Gading/kuning... ... 35

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Logam Natrium Air kelapa

hijau ... 35

Lampiran 12. Pengujian Beda Nilai Rata Rata Kalium Air kelapa Hijau dan Air kelapa gading/kuning ... ... 37

Lampiran 13. Pengujian Beda Nilai Rata Rata Natrium Air kelapa hijau dan

Air Kelapa gading/kuning... ...41

Lampiran 14. Contoh Perhitungan Kadar Kalium Untuk Recovery ... . 43

Lampiran 15. Contoh Perhitungan Kadar Natrium Untuk Recovery ... 44

Lampiran 16. Data % Recovery logam Kalium Air kelapa gading……… . 45

Lampiran 17 Data % Recovery logam Kalium Air kelapa gading…………. 45

(14)

Lampiran 19. Perhitungan Koefisien Variasi (%RSD) Natrium pada Air kelapa

Gading……….46

Lampiran 20. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi Logam (LOQ) Kalium ………. 47

Lampiran 21. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi Logam (LOQ) Natrium………. 48

Lampiran 22. Daftra Komposisi Air kelapa Muda………..49

Lampiran 23. Sampel Kelapa Hijau Dan Kelapa Gading/Kuning... 50

Lampiran 24. Proses Destruksi Sampel ... ... 51

Lampiran 25. Alat Spektofotometri Serspsn Stom ... 52

Lampiran 26. Gambar Hasil Identifikasi Sampel kelapa gading ... 53

Lampiran 27. Gambar Hasil Identifikasi Sampel kelpa hijau ... 54

Lampiran 28. Tabel Distribusi t... 55

(15)

PENETAPAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA

AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucivera L. Varietas viridis) DAN AIR KELAPA GADING (Cocos nucivera L. Varietas eburnia) SECARA

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ABSTRAK

Air Kelapa merupakan salah satu bagian dari tanaman kelapa yang

bermanfaat bagi kesehatan, terutama Air kelapa hijau, yang dapat digunakan

sebagai obat seperti obat demam, demam berdarah, batu ginjal dan hipertensi.

Salah satu zat gizi dalam Air kelapa yang mempunyai kadar tinggi adalah Kalium

yaitu 3120 mg/L, dan Natrium 1050 mg/L. Banyak jenis tanaman kelapa yang

ada, tetapi hanya jenis kelapa tertentu yang sering digunakan sebagai obat yaitu

Air kelapa muda hijau, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa

kadar kalium dan natrium dan apakah ada perbedaan kadar Kalium dan Natrium

Air kelapa hijau yang sering digunakan sebagai obat dan kelapa gading/kuning

yang banyak beredar dipasaran.

Sampel diambil dari kebun kelapa Desa lama Kecamatan Pancur batu Deli

serdang.Kelapa yang dipilih sebagai sampel berdasarkan ketebalan daging

buahnya yaitu ± 2 mm, Penentuan kadar Kalium dan Natrium pada sampel

dilakukan secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri serapan atom pada

panjang gelombang yang berbeda yaitu 769,9 nm untuk Kalium dan 589,6 nm

untuk Natrium.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas kelapa berpengaruh

terhadap kadar Kalium dan Natrium pada Air kelapa. Kadar rata rata Kalium

pada Air kelapa hijau yaitu 2058,1 µ g/ml dan kelapa gading/kuning adalah

1666,4750 µg/ml sementara kadar rata rata Natrium pada Air kelapa hijau

67,4854 µg/ml dan kelapa gading/kuning 16,3126 µg/ml. Kadar Kalium dan

Natrium lebih tinggi pada Air kelapa muda hijau dari pada Air kelapa muda

gading/kuning.

(16)

DETERMINATION THE CONCENTRATION OF SODIUM AND POTASSIUM IN WATER GREEN COCONUT (Cocos nucivera

L. Variety viridis ) AND WATER OIL IVORY (Cocos nucivera L. Variety eburnia) USING ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

ABSTRACT

Coconut water is one part of the coconut trees that are beneficial to health,

especially of green coconut water, which can be used to cure fever, dengue fever,

and kidney stones. One of the nutrients in coconut water is having high levels of

Potassium and Sodium, which is 3120 mg/L, and Sodium 1050 mg/L. many of

palm species that exist, so that there are people who use certain palm species of

plants as medicine is a young green coconut water, the purpose of this study is to

determine how many levels of potassium and sodium differences in levels of

Potassium and Sodium coconut green coconut water that is frequently used as a

medicine and palm ivory nice is used as a natural fresh drinks.

The samples taken from coconut garden Pancur Batu Deli serdang.

chosen as a sample based on the thickness of flesh that is ± 2 mm . Determination

of Potassium and Sodium on samples carried quantitatively atomic

absorption spectrophotometric method different wavelengths of 769,6 nm to589,6

nm for potassium and sodium.

The results showed that the significant effect of coconut varieties to

Potassium and Sodium levels in coconut water. Average levels of Potassium in

green cococnut water is 2058,1 µg/ml and palm invory is 1666.4750 µ g/ml, while

the average levels of sodium in green coconutwater 67.4854 µg/ml and palm ivory

16.3126 µg/ml.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Kelapa merupakan salah satu tanaman yang umumnya terdapat di daerah

tropis. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia

sehingga dianggap tumbuhan serba guna. Tanaman kelapa terdiri atas batang,

akar, daun, bunga dan buah. Buah kelapa terdiri atas kulit luar, kulit dalam, kulit

biji, putih lembaga, dan air (Suhadirman, 1998).

Salah satu bagian dari tanaman kelapa yang bermanfaat adalah Air

kelapa. air kelapa muda banyak dijual sebagai minuman penyegar, selain sebagai

minuman penyegar, air kelapa muda juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu dapat

digunakan sebagai obat demam, demam berdarah, batu ginjal dan hipertensi.

Menurut Balai penelitian dan pengembangan Industri, Departemen perindustrian

(1986) air kelapa merupakan cairan kaya gizi, dan salah satu zat gizinya adalah

Kalium yaitu 3120 mg/L dan Natrium adalah 1050 mg/L (Rendengan, 2009).

Kalium merupakan ion bermuatan positif, terutama terdapat di dalam sel

dan sebanyak 95% Kalium berada di dalam cairan intraseluler. Kalium berperan

dalam pemeliharaan keseimbagan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam

basa. Kebutuhan kalium minimum ditaksir sebanyak 2000 mg/hari. Peranan

Natrium mirip dengan Kalium, Natrium adalah kation utama dalam cairan

ekstraselular. Taksiran kebutuhan Natrium sehari adalah 500 mg/hari (Almatsier,

(18)

Secara umum jenis kelapa dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu

kelapa dalam dan kelapa genjah, salah satu bagian dari kelapa dalam adalah

kelapa hijau (Cocos nucisvera L. Varietas viridis) dimana kelapa ini mulai

berbuah 6-7 tahun atau lebih, buahnya lebih besar dari pada kelapa yang lain,

bagian dalam jika dikupas berwarna kemerah merahan, rasa airnya lebih kurang

manis. Sedangkan salah satu bagian dari kelapa genjah adalah kelapa gading

(Cocos nucisvera L.Varietas eburnia), Kelapa ini mulai berbuah lebih kurang 3-4

tahun, warna kuning kehijauan, bulat dan kecil (Nurul.P, 2007).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat dan artikel, Air

kelapa yang sering digunakan adalah air kelapa hijau (air kelapa muda hijau) dan

terutama digunakan sebagai obat. Harga kelapa hijau lebih mahal dibandingkan

dengan kelapa gading/kuning. Dengan adanya berbagai jenis kelapa kemungkinan

kandungan Kalium dan Natrium mempunyai kadar yang berbeda, oleh karena itu

peneliti melakuka penelitian penentuan kadar Kalium dan Natrium pada Air

kelapa hijau (Cocos nucisvera L. Varietas viridis) dan Air kelapa gading/kuning

(Cocos nucisvera L. Varietas eburnia).

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan kadar Kalium dan Natrium pada air kelapa

hijau dan air kelapa gading?

2. Apakah kadar Kalium dan Natrium pada air kelapa hijau dan air

(19)

1.3 Hipotesis

1. Terdapat perbedaan kadar Kalium dan Natrium pada air kelapa hijau

dan air kelapa gading

2. Terdapat perbedaan kadar kalium dan Natrium pada air kelapa hijau dan

air kelapa gading dengan literatur (Annisa.R., 2010)

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar Kalium dan

Natrium pada air kelapa hijau dan air kelapa gading

2. Untuk mengetahui kadar Kalium dan Natrium yang terdapat pada air

kelapa hijau dan air kelapa gading apakah sesuai dengan literatur

(Annisa.R., 2010)

1.5. Manfaat

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang perbedaan kadar Kalium dan Natrium pada air kelapa hijau dan

air kelapa gading

2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya untuk

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Tanaman Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu anggota tanaman palmae

yang paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Daunnya panjang dapat

mencapai 3-4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian.

Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa dimasukkan ke dalam

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L (Nurul.P, 2007)

Ciri-ciri kelapa yang dapat diamati dari varietas viridis antara lain seperti

mulai berbuah pada umur 6-8 tahun dan setelah ditanam, umur pohon mencapai 50

tahun lebih. Batangnya tinggi sampai mencapai 35 m, pada umumnya tingginya 30 m.

Buahnya berukuran besar, yaitu rata-rata beratnya 2 kg dengan daging buah ½ kg dan

air ½ liter (Warisno,1998)

(21)

merah jingga bila tangkainya dilepas. Warna sabutnya pun kemerah-merahan (Anonim, 2011).

Kelapa gading mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Buahnya kecil-kecil,

beratnya rata-rata 1 kg dan daging buahnya 400 gram. Batang kelapa ini berukuran

kecil dan pangkal batangnya tidak besar, tinggi batang ± 5m. Umur kelapa gading

rata-rata 25 tahun atau lebih (Warisno, 1998).

2.1.1 Air kelapa

Volume air yang terdapat pada kelapa Dalam sekitar ±500 ml, kelapa

gading ± 230 ml. Air kelapa muda termasuk minuman yang alami dan higienis

serta memiliki komposisi gizi yang cukup baik. Oleh karena itu dengan minum

Air kelapa muda selain dapat memenuhi rasa haus juga dapat menyembuhkan

beberapa jenis penyakit, seperti demam, demam berdarah, hipertensi dan batu

ginjal. Ini dikarenakan Air kelapa muda memiliki unsur kalium yang tertinggi.

Oleh karena itu Air kelapa muda berperan penting dalam meningkatkan frekwensi

pembuangan urin (Rindengan, 2004).

Air kelapa sebagai pencegah penyakit gijal karena Air kelapa dapat

terbukti efektif mencegah penyakit ginjal dan mereduksi serta melarutkan semua

jenis batu ginjal (Milla dan Boceta, 1989). Selanjutnya dikemukakan oleh Oslon

et al 1984, dalam Karyadi dan Muhilal (1988) bahwa mengkonsumsi K yang

tinggi dapat menurunkan hipertensi. Dengan cara menyeimbangi kadar Natrium

sehingga tekanan darah kita terjaga (Anonom, 2011).

a. Mineral

Berdasarkan kebutuhan didalam tubuh mineral dapat digolongkan menjadi dua kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro

(22)

sedangkan mineral mikro mineral yang dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari

(Kartasapoetra, 2008).

2.2.1 Kalium

Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang K dan nomor atom 19; berat atom 39,102; titik lebur 36.38

o

C; dan titik didih

759

o

C. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk

golongan alkali tanah. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat

reaktif terutama dalam air , dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan

natrium (Vogel, 1985).

Fungsi dari unsur K di dalam tubuh adalah sebagai berikut :

a. Merupakan unsur anorganik yang penting di dalam intraseluler.

b. Penting dalam transmisi impul-impul syaraf.

c. Penting untuk kontraksi otak.

d. Penting untuk pertumbuhan

Kerja kalium adalah mempertahankan stabilitas membran sel agar sel

dapat berfungsi, seperti syaraf menyalurkan sinyal, otot berkontraksi dan jantung

berdenyut. Kekurangan kalium mengakibatkan gangguan fungsi ini sehingga

kerjanya melemah, demikian juga pada keadaan kelebihan, jantung mengalami

hambatan untuk memompa darah keseluruh tubuh. Pada orang sehat, ginjal

merupakan organ yang membuang kalium yang berlebihan. Kalium adalah

mineral yang terdapat dalam sayur dan buah-buahan (Kartasapoetra, 2008).

2.2.2 Natrium

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5ºC.

Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab. Sumber natrium adalah

(23)

natrium dalam jumlah besar. Fungsi natrium antara lain adalah berperan dalam

menghasilkan tekanan osmotik yang mengatur pertukaran cair an antara sel dan

cair an disekitarnya, untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (Budianto,

2009).

2.3 Persiapan Sampel Untuk Penentapan Mineral

Untuk menentukan kandungan mineral bahan harus dihancurkan atau

didestruksi dulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan kering (dry ashing)

dan pengabuan basah (wet digestion). Pemilihan cara tersebut tergantung pada

sifat zat organic dalam bahan, mineral yang akan dianalisis serta sensitivitas cara

yang digunakan.

Pengabuan basah memberikan beberapa keuntungan. Suhu yang

digunakan tidak dapat melebihi tititk didih larutan dan pada umumnya karbon

lebih cepat hancur dari pada menggunakan cara pengabuan kering. Cara

pengabuan basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk

mendestruksi zat organic pada suhu rendah dengan maksud meghindari

kehilangan mineral akibat penguapan (Apriantono, 1989).

Teknik destruksi basah adalah dengan memanaskan sampel organik

dengan penambahan asam mineral pengoksidasi atau campuran dari asam asam

mineral tersebut. Penembahan asam mineral pengoksidasi dan pemanasan yang

cukup dalam beberapa menit dapat mengoksidasi sampel secara sempurna,

sehingga menghasilkan ion logam dalam larutan asam sebagai sampel anorganik

untuk dianalisis selanjutnya. Destruksi basah biasanya menggunakan HNO3,

(24)

2.4 Analisis Kalium Dan Natrium

Ada dua macam cara analisis kalium yaitu :

1. Analisis kualitatif

Suatu bahan yang mengandung unsur kalium dan natrium akan memberikan

gambaran khas terhadap penambahan reagen tertentu, misalnya dengan pemanbahan

asam pikrat maka akan terbentuk Kristal jarum besar jika terdapat kalium dan jarum

kecil jka terdapat natrium. Kemudian dengan reaksi nyala, jika sampel positif

mengandung kalium, dengan reaksi nyala akan memberikan warna ungu sedangkan

natrium akan meghasilkan warna kuning (Vogel, 1985).

2. Analisa kuantitatif

b. Metode SSA (Spekrofotometri Serapan Atom)

Spektrofotometri Serapan Atom adalah suatu teknik atau metode analisa

kimia bagi penentuan kadar unsur-unsur logam yang terdapat di dalam sampel dengan

kadar yang rendah (ppm, ppb). Dasar analisis pada metode ini adalah absorbs energi

radiasi elektromagnetik oleh atom.

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang digunakan untuk

mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali

mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi

atom-atom logam berbentuk gas yag digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam

dalam sampel (Bender, 1987).

Prinsip dari spektofotometer serapan atom adalah atom atom pada keadaan

dasar mampu menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada

umumnya adalah panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom atom

(25)

gelombang tertentu dilewatkan nyala yang mengandung atom atom yang

bersangkutan maka sebagian cahaya itu akan diserap dan banyaknya penyerapan

akan berbandig lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam

nyala (Bassett, 1994).

Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada absorbsi cahaya

oleh atom. Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,

tergantung pada sifat unsurnya. Dasar analisis menggunakan teknik

spektrofotometri serapan atom adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi

oleh atom analit, maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan

Ada 4 cara pembentukan atom dalam spektrofotometri serapan atom,

yaitu:

1. Dengan menggunakan nyala campuran gas (Flame-AAS).

2. Melalui pembentukan senyawa hidrida diikuti pemanasan.

3. Dengan tanpa nyala untuk analisis merkuri.

4. Menggunakan pemanasan oleh listrik (Electrothermal-AAS atau Graphite

Furnace-AAS) (Rohman, 2007)

(26)

Gambar 1. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom 1. Sumber Sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow

cathoda lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung

suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat dari

logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas

mulia (neon atau argon). Bila antara anoda dan katoda diberi selisih tegangan

yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memacarkan beras-berkas elektron yang

bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi.

Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda

akan bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari

tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan

menjadi bermuatan positif. Ion-ion gas mulia yang bermuatan positif ini

selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi

pula. Pada katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis.

Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini,

unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda. Atom-atom unsur dari

katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron

yang lebih tinggi dan akan memancarkan spektrum pencaran dari unsur yang sama

dengan unsur yang akan dianalisis (Rohman, 2007).

2. Tempat Sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan

dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan

(27)

3. Monokromator

Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang

gelombang yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator terdapat

chopper (pemecah sinar), suatu alat yang berputar dengan frekuensi atau

kecepatan perputaran tertentu (Rohman, 2007).

4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui

tempat pengatoman (Rohman, 2007).

5. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai

pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang

menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi (Rohman, 2007)

2.5.2 Atomisasi Dalam Spektrofotometer Serapan Atom

Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi

panas. Tempratur harus benar benar terkendali dengan sangat hati hati agar proses

atomisasinya sempurna.

Pembentuk atom atom logam gas dalam nyala dapat terjadibila suatu larutan

sampel yang mengandung logam dimasukkan kedalam nyala. Peristiwa ini terjadi

secara singkat setelah sampel dimasukkan kedalam nyala adalah:

1. Peguapan pelarut yang meninggalkan residu

2. Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom atom penyusunnya,

(28)

3. Beberapa atom dapat tereksitasi oleh tingkat energi panas nyala ke

tingkatan energi yang lebih tinggi, dan mencapai kondisi dimana atom

atom tersebut memancarkan energi (Basset,dkk., 1994).

2.5.3 Bahan Bakar dan Bahan Pengoksidasi

Pemilihan bahan bakar dan gas pengoksidasi serta komposisi

perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala (Rohman, 2007). Umumnya

bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana, hidrogen dan asetilen,

sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen dan N2O (Khopkar, 1990).

2.5.4 Gangguan Pada Spektrofotometer Serapan Atom

Gangguan-gangguan (interference) yang ada pada AAS adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis

menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya

dalam sampel (Rohman, 2007).

Menurut Rohman (2007), gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam

AAS adalah sebagai berikut:

1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang dapat mempengaruhi

banyaknya sampel yang mencapai nyala.

Sifat-sifat tertentu matriks sampel dapat mengganggu analisis yakni

matriks tersebut dapat berpengaruh terhadap laju aliran bahan bakar/gas

pengoksidasi. Sifat-sifat tersebut adalah:viskositas, tegangan permukaan, berat

jenis, dan tekanan unsur.

Gangguan matriks yang lain adalah pengendapan unsur yang dianalisis

sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari

(29)

2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah/banyaknya atom yang

terjadi didalam nyala.

Terbentuknya atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas di dalam

nyala sering terganggu oleh dua peristiwa kimia, yaitu :

a. Disosiasi senyawa-senyawa yang tidak sempurna

b. Ionisasi atom-atom di dalam nyala

3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang

dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di

dalam nyala

2.6 Validasi Metode Analisa

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap perameter tertentu pada

prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Beberapa parameter validasi diuraikan di bawah ini.

2.6.1 Uji Perolehan Kembali (Recovery Test)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai

persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan

ditentukan dengan dua cara, yaitu:

a. Metode Simulasi

Metode simulasi (Spiked-placebo recovery) merupakan metode yang

dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu

(30)

hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang

sebenarnya) (Harmita, 2004).

b. Metode penambahan baku

Metode penambahan baku (standard addition method) merupakan metode

yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi

tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode yang akan

divalidasi. Hasilnya dibandingkan dengan sampel yang dianalisis tanpa

penambahan sejumlah analit. Persen perolehan kembali ditentukan dengan

menentukan berapa persen analit yang ditambahkan ke dalam sampel dapat

ditemukan kembali (Harmita, 2004).

Menurut Miller (2005), suatu metode dikatakan teliti jika nilai

recoverynya antara 80-120%. Recovery dapat ditentukan dengan menggunakan

metode standar adisi.

2.6.2 Keseksamaan (presisi)

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau

koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan

derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara

berulang untuk sampel yang homogen. Kriteria seksama diberikan jika metode

memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variansi 2% atau kurang.

(Harmita, 2004).

2.6.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat

(31)

merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

tujuan utama untuk memberikan deskripsi tentang perbedaan kandungan logam

Kalium dan Natrium dalam Air kelapa muda hijau (Cocos nucisvera L. Varietas

viridis) dan Air kelapa muda gading (Cocos nucisvera L. Varietas eburnia)

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu identifikasi sampel dilakukan di

bagian Herbarium Fakultas MIPA Biologi Universitas syiah Kuala, Banda Aceh.

Penyiapan preparasi sampel dilakukan di laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Fakultas Farmasi USU, dan pengukuran sampel dilakukan di Laboratorium Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dilakukan dari bulan Desember 2010 - April 2011.

2.2 Bahan Dan Alat 2.2.1 Sampel

Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah Air kelapa muda hijau

dan Air kelapa muda gading yang diperoleh dari kebun kelapa Desa lama

kecamatan Pancur batu, Deli serdang.

2.2.2 Pereaksi

Bahan yang digunakan semua pro analis keluaran E. Merck kecuali

disebutkan lain yaitu Asam Nitrat 65%, Asam Pikrat , aquabidest (IKA), larutan

(33)

2.2.3 Alat-alat

Spektrofotometer Serapan Atom (GBC Avanta ∑ ) dengan nyala

Propana-asetilen lampu lampu Kalium (GBC Avanta ∑, Australia), dengan nyala

Propana-asetilen lampu Natrium (GBC Avanta ∑ ), kertas whatman 42, neraca analitik

(shimadzu), Hot Plate (shott), pisau stainless, dan alat-alat gelas (pyrex)

2.3 Pembuatan Pereaksi 2.3.1 Larutan HNO3 5N

Larutan HNO3 65% sebanyak 340 ml diencerkan dengan air suling

hingga 1000 ml.

2.3.2 Larutan Asam pikrat 1%

Sebanyak 1 gram asam pikrat dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.

(Ditjen POM, 1979).

2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Sampel

2.4.1.1 Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif

yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana sampel ditentukan atas

pertimbangan bahwa populasi sampel adalah homogen dan sampel yang tidak

diambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang sedang Analisis

(34)

2.4.1.2 Identifikasi sampel

Identifikasi sampel dilakukan oleh bagian Herbarium Fakultas MIPA

Biologi Universitas syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil identifikasi sampel yaitu

kelapa hijau (Cocos nucivera L. varietas viridis) dan kelapa gading/kuning

(Cocos nucivera L. varietas eburnia)

2.4.1.3 Penyiapan Sampel

Masing masing jenis kelapa disiapkan 3 buah, kemudian dibuka mulai

dari sabut bagian atas buah kelapa, sampai Air kelapa bisa dituangkan dan

kemudian diletakkan dalam wadah kaca atau plastik , Air kelapa digabung

menjadi satu bagian berdasarkan jenis varietas kelapa tersebut (Haswell, 1991).

2.4.2 Proses Destruksi Basah Untuk Air kelapa Muda

Sebanyak 5 ml sampel Air kelapa muda dimasukkan ke dalam

erlemeyer lalu ditambahkan 15 mL HNO3(p) dibiarkan selama ± 24 jam

Kemudian didestruksi dengan menggunakan hot plate sampai larutan berubah

menjadi jernih dan uap nitrat habis pada suhu 100°C didinginkan, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 100 ml, dibilas erlemeyer dengan aquabidest sebanyak tiga

kali masing masing ± 5ml, hasil pembilasan disatukan dengan larutan dalam labu

tentukur ditepatkan dengan aquabidest sampai garis tanda. Disaring dengan kertas

saring Whatman no 42, dan 10% larutan pertama dibuang untuk menjenuhkan

kertas saring kemudian larutan selanjutnya ditampung ke dalam botol. Larutan ini

(35)

2.4.3 Pemeriksaan Kualitatif 2.4.3.1 Kalium

2.4.3.1.1 Uji Kristal Kalium dengan Asam Pikrat

Larutan sampel diteteskan 1-2 tetes pada object glass kemudian ditetesi

dengan larutan asam pikrat, dibiarkan ± 5 menit lalu diamati di bawah mikroskop.

Jika terdapat Kalium, akan terlihat kristal berbentuk jarum-jarum besar.

2.4.3.2 Natrium

2.4.3.2.1 Uji Kristal Natrium dengan Asam Pikrat

Larutan sampel diteteskan 1-2 tetes pada object glass kemudian ditetesi

dengan larutan asam pikrat, dibiarkan ± 5 menit lalu diamati di bawah mikroskop.

Jika terdapat Natrium, akan terlihat kristal berbentuk jarum halus (Vogel, 1990).

2.4.4 Pemeriksaan Kuantitatif

2.4.4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang absorbsi maksimum dilakukan berdasarkan

pengaturan alat spektrofotometer serapan atom yang telah distandarisasi, yaitu

panjang gelombang untuk logam Kalium 769,9 nm dan Natrium 589,6 nm.

2.4.4.2 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Kalium

Larutan standar kalium (1000 µg/ml) sebanyak 1,0 ml, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 100 ml, ditambah dengan 10 ml HNO3 5 N, dicukupkan

dengan aquabidest sampai garis tanda. Dari larutan tersebut (10µg/ml)

masing-masing dipipet 10 ml; 15 ml; 20 ml; 25 ml 30 ml; dimasukkan kedalam labu

tentukur 100 ml dan ditambahkan dengan 10 ml HNO3 5 N, diencerkan dengan

(36)

µg/ml; 1,5 µg/ml; 2 µg/ml; 2,5 µg/ml; 3,0 µg/ml, lalu dilakukan pengukuran pada

panjang gelombang 769,9 nm

2.4.4.3.Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Natrium

Larutan standar Natrium (1000 µg/ml) sebanyak 1,0 ml dimasukkan ke

dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan dengan 10 ml HNO3 5 N lalu

diencerkan dengan aquabidest sampai garis tanda. Dari larutan tersebut (10

µg/ml) dipipet 3,0 ml; 6,0 ml; 9,0 ml; 12 ml; 15 ml; kedalam labu 100 ml

diencerkan dengan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 0,3 µg/ml; 0,6 µg/ml; 0,9 µg/ml; 1,2 µg/ml; dan 1,5 µg/ml.

lalu dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 589,6nm.

2.5.4 Penentuan kadar logam kalium dan Natrium dalam Sampel

Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 769,9 nm dan 589,6 nm.

Pengukuran ini dilakukan terhadap keenam sampel perulangan yang telah

didestruksi. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi.

Kadar natrium dapat dihitung dengan rumus :

Kadar (µg/ml) = W CxVxFp

Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml)

V = Volume larutan sampel (ml)

Fp = Faktor pengenceran

(37)

2.5.5 Analisis Statistik

2.5.5.1 Analisis Kadar Secara Statistik

Untuk mengetahui diterima atau tidaknya data penelitian, maka data yang

diperoleh dianalisis secara statistk, dengan cara kadar Kalium dan Natrium yang

diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing 6 larutan sampel, diuji secara

statistik dengan uji t. Data diterima jika t hitung < t tabel pada interval kepercayaan

95% dengan nilai α 0,05 dengan metode standar deviasi dengan rumus :

SD =

( )

1 -n

X -Xi 2

Keterangan : Xi = Kadar sampel

X = Kadar rata-rata sampel

n = jumlah pengulangan

⅀ = jumlah

Untuk mencari t hitung digunakan rumus :

t hitung =

n SD

X X

/ −

Keterangan: X = Kadar sampel

SD = standar deviasi

n = jumlah pengulangan

X = kadar rata rata sampel

2.5.5.2 Rata – Rata Kadar Kalium dan Natrium

Kadar kalium dan natrium ditentukan rata-ratanya secara statistik dengan

taraf kepercayaan 95% dengan rumus sebagai berikut :

(38)

Keterangan : µ = interval kepercayaan

X = kadar rata-rata sampel

t = harga t tabel sesuai dengan dk = ( n-1)

dk = derajat kebebasan α = tingkat kepercayaan SD = standar deviasi

n = jumlah pengulangan (Sudjana, 2002)

2.5.5.3 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata

Sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan

masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi (σ) tidak diketahui sehingga

dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama (σ1 = σ2) atau berbeda (σ1≠ σ2) dengan menggunakan rumus:

Fo = 2 2 2 1

S S

Keterangan : Fo = Beda nilai yang dihitung

S1 = Standar deviasi sampel 1

S2 = Standar deviasi sampel 2

Apabila dari hasilnya diperoleh Fo tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus:

(X1 – X2)

t

o =

Sp √1/n1 + 1/n2

Keterangan : X1 = kadar rata-rata sampel 1

X2 = kadar rata-rata sampel 2

Sp = Simpangan baku

n 1 = Jumlah pengulangan sampel 1

n 2 = Jumlah pengulangan sampel 2

S1 = Standar deviasi sampel 1

(39)

dan jika Fo melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus :

(X1 – X2)

t

o =

S12/n1 + S22/n2

Keterangan : X1 = kadar rata-rata sampel 1

X2 = kadar rata-rata sampel 2

S1 = Standar deviasi sampel 1

S2 = Standar deviasi sampel 2

n 1 = Jumlah pengulangan sampel 1

n 2 = Jumlah pengulangan sampel 2

Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila to yang diperoleh melewati nilai kritis t,

dan sebaliknya.

(Sabri dan Hastono, 2006) 2.5.6 Metode Validasi

2.5.6.1 Uji Perolehan kembali (Recovery Ttest) 2.5.6.1.1 Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar Kalium dan Natrium (1000 µg/ml) sebanyak 1,0 ml

dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan dengan 10 ml HNO3 5

N lalu diencerkan dengan aquabidest hingga garis tanda (konsentrasi 10 µg/ml).

a. Pembuatan Larutan standar 2 µg/ml

Larutan standar kalium (10µg/ml) sebanyak 20 ml dimasukkan kedalam labu

tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan HNO3 5N ditepatkan

sampai garis tanda dengan aquabidest (konsentrasi 2 µg/ml).

b. Pembuatan Larutan standar 0,9 µg/ml

Larutan Standar Natrium (10 µ g/ml) sebanyak 9 ml dimasukkan kedalam labu 100

ml, ditambahkan dengan 10 ml larutan HNO3 5N, ditempatkan sampai garis tanda

(40)

2.5.6.1.2 Prosedur Uji Perolehan kembali (Recovery Test)

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode

penambahan larutan standar (standard addition method). Dalam metode ini, kadar

logam dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan

kadar logam dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan

konsentrasi tertentu (Ermer, 2005). Larutan standar yang ditambahkan yaitu 10 ml

larutan standar Kalium (konsentrasi 2 µg/ml), dan 10 ml larutan standar Natrium

(konsentrasi 0,9 µg/ml).

Sampel yang telah dihomogenkan sebanyak 5 ml ditambahkan dengan

larutan standar Kalium sebanyak 10 ml (konsentrasi 2 µg/ml) kemudian

dilanjutkan dengan prosedur destruksi basah seperti yang telah dilakukan

sebelumnya. Dilakukan langkah kerja yang sama untuk uji perolehan kembali

logam natrium, dengan penambahan larutan baku masing-masing.

Perhitungan uji perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Persen perolehan kembali = − ×100%

A A F

C C C

Keterangan :

CF = konsentrasi total sampel

CA = konsentrasi sampel sebenarnya (awal)

CA = konsentrasi larutan baku yang ditambahkan

(41)

2.5.7 Uji ketelitian/keseksamaan (Precision)

Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara

berulang. Adapun uji ketelitian yaitu koefisien variasi atau Relative Standard

Deviation (% RSD). Harga persentase koefisien variasi (%RSD) ditentukan

dengan rumus:

RSD = x100%

x SD

Keterangan:

Keterangan : X − = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi

RSD = Relative Standard Deviation (Harmita, 2004).

2.5.8 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi atau Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit

dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan,

sedangkan batas kuantitasi atau Limit of Quantitation (LOQ) merupakan kuantitas

terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memberikan kriteria cermat dan

seksama (Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2007).

Batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi (SD) dari

kurva antara respon dan kemiringan (slope) dengan rumus :

SD = 2 ) ( 2 − −

n Yi Y LOD = slope SD x 3

Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus :

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Identifikasi sampel

Berdasarkan hasil identifikasi Jenis kelapa yang diambil sebagai sampel

adalah kelapa hijau (Cocos nucisvera L. Varietas viridis) dan kelapa gading

(Cocos nucisvera L. Varietas eburnea) sampel yang diambil dari kebun kelapa

desa lama kecamatan Pancur batu, Deli Serdang. Kemudian dilakukan identifikasi

terhadap sampel tersebut. Kelapa yang digunakan sebagai sampel adalah kelapa

yang masih muda, diambil berdasarkan ketebalan daging buah kelapa yaitu 2 mm.

Hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2

3.2 Pemeriksaan Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk

mengetahui ada atau tidaknya kalium dan natrium dalam sampel.

No. Sampel Logam Pereaksi Hasil Reaksi Keterangan

1. Air kelapa muda hijau

Kalium Asam

pikrat 1% Kristal Jarum besar +

Natrium

Kristal Jarum kecil +

2. Air kelapa muda gading

Kalium Asam pikrat 1%

Kristal Jarum Besar

+

Natrium Kristal jarum kecil + Keterangan:

+ = mengandung logam

[image:42.595.112.556.443.570.2]

– = tidak mengandung logam

Tabel di atas menunjukkan bahwa Air kelapa muda hijau dan Air

kelapa muda gading mengandung logam kalium dan natrium. Sampel dikatakan

(43)

penambahan asam pikrat dan mengandung natrium jika menghasilkan kristal

jarum halus dapat dilihat pada Lampiran 5 (Vogel, 1979).

3.3 Pemeriksaan Kuantitatif

3.3.1 Linearitas Kurva Kalibrasi Kalium Dan Natrium

Kurva kalibrasi logam Kalium dan Natrium diperoleh dengan cara

mengukur absorbansi dari larutan standar kedua logam pada konsentrasi yang

berbeda-beda. Logam Kalium diukur pada panjang gelombang 769,9 nm dan

Natrium pada panjang gelombang 589,6 nm. Berdasarkan pengukuran kurva

kalibrasi untuk logam kalium dengan rentang konsentrasi 0,5µg/ml sampai 3

µg/ml diperoleh persamaan garis regresi yaitu: Y= 0,2016X . Logam

Natrium pada rentang konsentrasi 0,3 µg/ml sampai 1,5µg/ml persamaan regresi

yang diperoleh adalah y = 0,3851x + 0,0068

Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar kalium dan natrium serta

contoh perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 6

[image:43.595.113.479.526.712.2]

sampai 10 dan, kurva kalibrasi larutan standar kalium dan natrium dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut.

(44)

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Natrium

Berdasarkan gambar kedua kurva kalibrasi di atas diperoleh hubungan

antara konsentrasi logam dan serapannya dengan nilai koefisien korelasi (r)

0,9998 untuk kalium dan untuk natrium sebesar 0,9992. Nilai koefisien korelasi

yang diperoleh dari logam Kalium dan Natrium dapat diterima karena sesui

persyaratan yaitu: Nilai koefisien korelasi (r) terbaik adalah yang mendekati 1.

Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert-Beer yaitu A = abc, dimana nilai

absorbansi (A) berbanding lurus dengan nilai konsentrasi (c) ( Rohman, A. 2007).

3.3.2 Kadar Kalium Dan Natrium Dalam Air kelapa hijau dan Air kelapa gading/kuning.

Penentuan kadar kalium dan natrium dilakukan secara spektrofotometri

serapan atom. Konsentrasi Kalium dan Natrium dalam sampel ditentukan

berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva kalibrasi larutan standar. Analisis

kemudian dilanjutkan dengan perhitungan statistik dengan distribusi t pada taraf

kepercayaan 95% (α = 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut

(45)

dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini, dan contoh perhitungannya dapat dilihat

[image:45.595.112.524.167.311.2]

pada Lampiran 8 samapai 11 sampai 14

Tabel 2

No Sampel Kadar Kalium (µg/ml)

Kadar Natrium (µg/ml)

1 Air kelapa hijau

2058,1 ± 10,7199

67,4854 ± 0,30606

2 Air kelapa gading

1666,4750 ± 21,2447 16,3126 ± 2,8922

Berdasarkan Tabel diatas Air kelapa hijau (Varietas viridis) lebih banyak

megandung Kalium dan Natrium dibandingkan dengan Air kelapa

gading/kuning (Varietas eburnia). Ini menunjukkan bahwa kadar Kalium dan

Natrium pada Air kelapa sangat berpengaruh terhadapa varietas kelapa tersebut.

Menurut Rindengan, (1995) Komposisi nutrisi dari Air kelapa secara

lagsung dipengaruhi oleh jenis Varietas Kelapa dan perbedaan tingkat kemasakan

buah, secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan

pemeliharaan seperti keadaan tanah dan iklim.

Jumlah kalium yang banyak terdapat dalam Air kelapa yang berasal dari

kelapa hijau yang muda. Kadar Kalium Air kelapa tua 312 mg/L, Air kelapa

Muda 3120 mg/L (child, 1964). Unsur mineral dalam Air kelapa termasuk

Kalium dan Natrium berasal dari penyerapan unsur hara tanah oleh akar

(Suhardiono, L 2000). Banyak sedikitnya unsur hara yang diserap dipengaruhi

(46)

3.4.3 Pengujian Beda rata rata

Pengujian beda nilai rata rata bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan

yang signifikan pada rata rata kadar logam Kalium dan Natrium antara Air

kelapa hijau dan Air kelapa gading. Berdasarkan asumsi bahwa sampel berasal

dari varians yang sama maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95%, apa

bila dari hasil diperoleh Fo ≤ FkritisPerhitungan dilanjutkan dengan uji t pada taraf

kepercayaan 5%. Berdasarkan pengujian beda rata rata pada logam Kalium

dengan metode uji ini didapat bahwa kadar kalium pada Air kelapa muda

gading/kuning berbeda dengan kadar Kalium pada Air kelapa muda hijau,

Karena berada pada daerah penolakan, yaitu Fhitung > dari pata Ftabel, dengan nilai

Ftabel = 9,277, Fhitung = 26,5348 kemudian dilanjutkan dengan uji t taraf

kepercayaan 5%, hasil yang didapat berada pada daerah penolakan keritis karena

nilai t hitung lebih besar dari pada ttabel, dengan nilai ttabel = 2,447 dan thitung = 57,6

sehingga disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar kalium

pada Air kelapa muda hijau dan Air kelapa muda gading/kuning. Contoh

perhitungan uji beda rata rata dapat dilihat pada lampiran 15 samapai 16

Sementara Untuk logam Natrium pada uji F hipotesis diterima, yang berarti

ada kesamaan/homogenitas antara logam Natrium pada Air kelapa muda hijau

dan Air kelapa muda gading dengan nilai Ftabel 9,277 dan Fhitung 3,0341

kemudian dilanjutkan dengan uji t pada taraf kepercayaan 5%, hasil yang didapat t

hitung lebih besar dari pada ttabel, sehingga hipotesis ditolak, dengan nilai thitung =

652,8 berarti terdapat perbedaan yang signifikan kadar logam Natrium pada Air

(47)

3.5 Uji Validasi

3.5.1 Uji Perolehan Kembali (Recovery test)

Akurasi prosedur ditentukan dengan uji perolehan kembali menggunakan

metode Adisi dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu

pada sampel yang diperiksa lalu di analisis kembali (Harmita, 2004).

Hasil uji perolehan kembali logam Kalium dan Natrium dalam Air

kelapa Muda setelah penambahan larutan standar untuk logam Kalium memiliki

persen rata rata 104%, selanjutnya logam Natrium 84 %.

Contoh perhitungan dan data dapat dilihat pada Lampiran 17 samapai

20. Persen perolehan kembali tersebut menunjukkan ketepatan kerja pada saat pemeriksaan kadar logam dalam sampel. Karena ketepatan dalam kerja

merupakan validasi dari suatu metode yang sesuai penggunaannya sehingga

menghasilkan data analisis yang tepat.

Persen recovery tersebut menunjukkan ketepatan kerja pada saat

pemeriksaan kadar logam dalam sampel. Menurut Ermer (2005), suatu metode

dikatakan teliti jika nilai recovery antara 80-120%.

3.5.2 Uji Presisi

Pada koefisien Variasi (RSD) memberikan ketelitian yang memuaskan.

Hasil perhitungan Menunjukkan RSD untuk masing masing logam adalah 0,43%

untuk kalium dan 0,23% untuk Natrium, contoh perhitungannya dapat dilihat pada

lampiran 21 dan 22. Hasil ini telah memenuhi batas yang telah ditetapkan yaitu kriteria seksama atau diteliti yang diberikan jika metode memberikan koefisien

Variasi 2% atau kurang (Harmita, 2004).

(48)

3.5.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Berdasarkan hasil perhitungan standar deviasai (SD) yang dilakukan, maka

diperoleh batas deteksi (LOD) untuk logam Kalium dan Natrium masing masing

sebesar 0,1849 µg/ml dan 0,0738 µg/ml, Sedangkan batas kuantitasi (LOQ) dari

hasil perhitungan diperoleh sebesar 0,5604 µg/ml dan 0,2237 µg/ml, cara

perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 23 samapai 24, sementara hasil

pengukuran batas deteksi dan batas kuantitasi untuk sampel Air kelapa

gading/kuning dengan nilai terendah yaitu 1,6373 µg/ml untuk kalium, dan

0,8113 µg/ml untuk natrium, demikian juga untuk sampel Air kelapa hijau

hasil pengukuran batas deteksi dan kuantitasi dengan nilai terendah yaitu 2,0487

untuk kalium, sedangkan untuk natrium 0,6699 µg/ml. Batas deteksi dan batas

kuantitasi umumnya menentukan suatu analisis sampel dimana konsentrasi analit

diketahui dan dengan menetapkan konsentrasi analit terkecil yang dapat dideteksi

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian kadar Kalium pada Air kelapa muda hijau

dengan ketebalan kulit ± 2mm yaitu 2058,1 ± 10,7199 µg/ml dan Natrium

67,4854 ± 0,3060 µg/ml pada Air kelapa muda gading/kuning kadar

kalium1666,4750 ± 21,2447 µg/ml dan Natriumnya 16,3126 ± 2,8922µ g/ml .

2. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan kadar Kalium dan Natrium

pada Air kelapa muda hijau dan Air kelapa muda kuning/gading, kadar

Kalium

dan Natrium pada Air kelapa hijau lebih besar dari pada Kadar Kalium dan

Natrium pada Air kelapa gading/kuning

4.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar memeriksa mineral lain pada

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R. (1987). Food Analysis. Edisi kedua. New York:Avi Book. Hal. 613-615.

Anonim, (2011)

Annisa.R.(2010). Perbedaan kadar kalium pada Air kelapa hijau (cocos viridis) didataran tinggi dan dataran rendah. Undegraduate Theses from

JTPTUNIMUS. Unimus Digital Library Universitas Muhammadiyah

Semarang. Hal 1-3

Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal 228, 235-236.

Bender, G.T. (1987). Principal of Chemical Instrumentation. Philadhelphia:W.B. Sounders Company. Page. 98.

Budianto, A.K. (2009). Dasar Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke IV. Malang: UMM Press. Hal 88

Child,R.(1964). Tropical Agriculture Series. Logman. Group London. Page 77

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hlm. 27, 463

Haswell, S.J. (1991). Atomic Absorption Spectrometry. Amsterdam: Elsevier. page.202

Harmita.(2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol 1 (3): 117-135.

J. Ermer, J. H. McB. Miller. (2005). Method Validation in Pharmaceutical

Analysis. Weinheim : WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. Page.

117 -135

Kartasapotra,G. (2008).Ilmu Gizi Korelasi gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Cetakan VII.Jakarta: rineka Cipta. Hal 94 – 95.

Kemala, D.C.B. (1978).Changes in The Chemical Composition of nut Water and

Kernel during development of coconut. P. 340 -346

(51)

Rendengan,B, (2004). Potensi Buah Kelapa Muda Untuk Kesehatan dan Pengolahannya. Manado:Balai penelitian kelapa dan Palma. Hal 2-4

Rony.p.(1999). Aneka Produk Olahan Kelapa. Cetakan VII. Jakarta: PT.Penebar Swadaya. Hal 1

Suhardiyono,L. (1989). Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.Hal 160-161

Sabri, L. dan Hastono, S.P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Halaman 112-118

Sudjana. (2001). Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung : Tarsito. Hal 167,

206.

Suhadirman, (1999). Bertanam Kelapa Hibrida. Cetakan ke II. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.Hal 15,27

Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah: Saptorahardjo, A. Jakarta: UI-Press. Hal. 283.

Mita.W. (1990). Bertanam Kelapa Kapyor. Cetakan ke III. Jakarta: PT.Peneber Swadaya.Hal 8-9

Nurul.P. (2007). Nyiur Melambai.cetakan I. Bandung: PT sinergi Pustaka Indonesia.Hal 21-29

Warisno. (2003). Budidaya Kelapa Genjah. Yogyakarta: Kanisius IKAPI. Hal 15

Woodroof ,J.G.,( 1979). Cococnut Production, Procesing Products.The Avi Publishing Company, Inc.Wesport,Connectic

Vogel, A. I. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian

I. Penerjemah: Setiono, L., dkk. Jakarta: Kalman Media Pustaka. Hal. 262,

(52)
(53)
(54)

Lampiran 3. Gambar Sampel Kelapa

Gambar 1. Kelapa Hijau (Cocos nucivera L. Varietas vieidis)

[image:54.595.119.385.421.637.2]
(55)

Lampiran 4. Bagan Proses Destruksi Logam Kalium dan Natrium

Dimasukkan kedalam erlemeyer

5 ml

Ditambahkan 15 ml HNO3 (p)

Didiamkan selama ± 24 jam

Didestruksi sampai larutan

berwarna jernih pada suhu 100°C

Didinginkan

Dimasukkan kedalam labu tentukur

100 ml

Ditepatkan dengan aquabidest

sampai garis tanda

Disaring dengan kertas saring

whatman no.42 dengan membuang

10 ml larutan pertama hasil penyaringan

Diuji kualitatif untuk Kalium dan

Natrium dengan penambahan asam

pikrat

Di ukur dengan Spektrofotometer

Serapan atom pada panjang

Gelombang 769,9 untuk Kalium

dan 589,6 nm untuk Natrium. Campuran 3 buah Air

kelapa muda

Sampel + HNO3 (p)

100 ml larutan sampel

Larutan sampel

(56)
[image:56.595.114.502.130.387.2]

Lampiran 5. Hasil Analisi Kualitatif Kalium dan Natriumpada Air kelapa hijau NATRIUM

Gambar 3. Gambar Kristal Kalium dan Natrium dengan penambahan asam pikrat pada sampel Air kelapa Muda hijau

Gambar 4. Gambar Kristal Kalium dan Natrium dengan penambahan asam pikrat pada sampel Air kelapa Muda gading/kuning

[image:56.595.119.502.474.687.2]
(57)

Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kalium

No Konsentrasi (µ g/ml) Absorbansi (A)

1

0.0000 0.0000

2

1.0000 0.2253

3

1.5000 0.3254

4

2.0000 0.4194

5

2.5000 0.5175

6

3.0000 0.6070

No X Y XY X2 Y2

1

0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

2

1.0000 0.2253 0.2253 1.0000 0.0508

3

1.5000 0.3254 0.4881 2.2500 0.1059

4

2.0000 0.4194 0.8388 4.0000 0.1759

5

2.5000 0.5175 1.2938 6.2500 0.2678

6

3.0000 0.6070 1.8210 9.0000 0.3684

10.0000 2.0946 4.6670 22.5000 0.9688

Rerata

(58)

a

a

a

a

a = 0,2016

b - a

b = 0,3491 – (0,2016) ( 1,6667)

b = 0,3491 – 0,3359

b = 0,0131

Maka persamaan regresinya adalah : Y= 0,2016

r

r

r

r

r

(59)

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Natrium

No Konsentrasi (µ g/ml) Absorbansi (A)

1

0.0000 0.0000

2

0.3000 0.1241

3

0.6000 0.2383

4

0.9000 0.3672

5

1.2000 0.4673

6

1.5000 0.5771

No X Y XY X2 Y2

1

0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

2

0.3000 0.1241 0.0372 0.0900 0.0154

3

0.6000 0.2383 0.1430 0.3600 0.0568

4

0.9000 0.3672 0.3305 0.8100 0.1348

5

1.2000 0.4673 0.5608 1.4400 0.2184

6

1.5000 0.5771 0.8657 2.2500 0.3330

4.5000 1.7740 1.9371 4.9500 0.7584

Rerata

(60)

a

a

a

a

a = 0,3851

b - a

b = 0,2957 – (0,3851) ( 0,7500)

b = 0,2957 – 0,288825

b = 0,0068

Maka persamaan regresinya adalah : Y= 0,3851 X

r

r

r

r

r

(61)

Lampiran 8. Data Volume Sampel, Absorbansi, kadar rata rata, kadar

logam Kalium, Natrium, dan kadar sebenarnya pada sampel Air kelapa gading dan Air kelapa hijau.

No

Sampel Logam

Volume

Sampel (ml)

Absorbansi Konsentrasi

(µg/ml)

Kadar sampel (µg/ml)

Kadar sebenarnya

(µg/ml)

1 Air kelapa gading

Kalium 5 0,3478 1,6603 1660,3000

5 0,3497 1,6692 1669,2000

5 0,3495 1,6687 1668,7000 1666,4750±21,2447

5 0,3432 1,6375 1637,5000

5 0,3485 1,6677 1667,7000

5 0,3416 1,6295 1629,5000

Kadar rata -rata 1655,4834

Natrium 5 0,3231 0,8214 16,4280

5 0,3242 0,8253 16,5060

5 0,3192 0,8113 16,2260 16,3126±2,8922

5 0,3222 0,8191 16,3820

5 0,3212 0,8165 16,3300

5 0,3194 0,8118 16,2360

Kadar rata- rata 16,3514

2. Air Kelapa hijau

Kalium 5 0,4381 2,1082 2108,2000

5 0,4273 2,0546 2054,6000 2058,1000 ±10,7199

5 0,4282 2,0591 2059,1000

5 0,4245 2,0606 2060,6000

5 0,4280 2,0581 2058,1000

5 0,4257 2,0467 2046,7000

Kadar rata rata 2064,5600

Natrium 5 0,2666 0,6747 67,4700

5 0,2648 0,6699 66,9999

5 0,2675 0,6769 67,6900

5 0,2710 0,6861 68,6100

5 0,2665 0,6744 67,4400 67,3126± 0,3060

5 0,2661 0,6734 67,3400

(62)

Lampiran 9. Contoh Perhitungan kadar logam Kalium dalam sampel Air kelapa gading.

Misalnya untuk kadar Kalium dalam sampel Air kelapa gading dengan volume 5

ml absorbansi 0,3478

X = Konsentrasi sampel

Y = Absorbansi sampel

Persamaan garis regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah

y = 0,2016x + 0,0131

x =

x = 1,6603 µg/ml

Maka konsentrasi sampel tersebut adalah 1,6603 µg/ml

Kadar = <

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa Air    kelapa muda hijau dan Air
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Kalium
Tabel  2
Gambar 1 . Kelapa Hijau (Cocos nucivera L. Varietas vieidis)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah sepantasnya berbangga karena PKSM ternyata tidak hanya berasal dari profesi petani bidang kehutanan, tetapi sangat beragam.

Pakaian UAS Susulan Sesuai aturan STMIK IKMI Cirebon 3.. Selain Jadwal Diatas tidak ada

Pada hari ini Senin tanggal Tiga bulan September tahun Dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

Sehubungan akan dilaksanakannya Bimbingan Skripsi untuk mahasiswa/I Jurusan Teknik Informatika Angkatan 2011, 2012 dan Konversi, maka kami memberitahukan bahwa syarat

Pada hari ini Senin tanggal Tiga bulan September tahun Dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

[r]

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Penawaran dari perusahaan yang saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara

Jumlah penduduk miskin Kabupaten Seruyan pada periode tahun 2008 – 2012 juga menurun, berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang di atas garis kemiskinan. Pada tahun