• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Waktu Pelayanan Dan Profil Pemakai Jalan Tol di Gerbang Tol Balmera (Studi Kasus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Waktu Pelayanan Dan Profil Pemakai Jalan Tol di Gerbang Tol Balmera (Studi Kasus)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISA WAKTU PELAYANAN DAN PROFIL PEMAKAI JALAN TOL DI GERBANG TOL BELMERA

(Studi kasus:Jalan Tol di Gerbang Tol Belmera)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas Dan untuk memenuhi syarat untuk menempuh

Ujian Sarjana Teknik Sipil

040404047

SYAHRIZAL HAMONANGAN NASUTION

Pembimbing

NIP. 19560618 198601 1 001 Ir. INDRA JAYA PANDIA

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK USU 2010

(2)

Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol dan merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang telah ada. Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan efisien pelayanan jasa distribusi guna menujukkan pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan wilayah dengan memperhatikan rencana induk jaringan jalan. Pada suatu sistem jaringan jalan tol kelambatan atau kemacetan sering terjadi di pintu gerbang keluar/masuk, khususnya pada arah yang menghadapi pelayanan pembayaran tol. Oleh sebab itu pengguna jalan tol perlu mendapatkan pelayanan yang baik.

Studi kasus penelitian masalah ini dilakukan pada Gerbang Tol Tanjung Morawa dan Belawan, gerbang tol Tanjung Morawa yang merupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari kota Medan, dan Gerbang Tol Belawan arus kendaraan yang banyak di lalui kendaraan besar (truk) yang akan memasuki atau keluarnya barang untuk menuju kota Medan dan Pelabuhan Belawan. Tugas akhir ini mengevaluasi antrian yang terjadi pada gerbang tol denga tingkat kedatangan kendaraan dan tingkat pelayanan gerbang. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengantasipasi terjadinya antrian panjang dan tingkat kinerja gerbang tol Tanjung Morawa dan gerbang tol Belawan apakah masih memadai untuk melayani pemakainya atau untuk melihat kemampuan pelayanan gerbang tol saat ini dan juga ditahun-tahun mendatang dalam menghadapi lonjakan arus jalan tol.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad dan Karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini baik. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana pada Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah” Analisa Waktu Pelayanan dan Profil Pemakai Jalan Tol di Gerbang Tol Belmera.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasihdan rasa hormat yang tulus kepada:

1. Bapak Ir.Indra Jaya Pandia, yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan waktu Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan MSc, sebagai ketua Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ir. Terunajaya, MSc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Bapak/Ibu Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera

(4)

6. Bapak Giot Hutabarat, Ibu Lamtio Simanjuntak dan seluruh pegawai PT. Jasa Marga yang telah memberikan bantuan dalam pengumpulan data dan survey. 7. Istimewa untuk orang tua tercinta, Palit Hamzah Nasution (Alm) dan

Maimunah Hasibuan yang mencurahkan segenap kasih sayangnya dan segala dukungan yang tidak dapat terbalas oleh Penulis.

8. Untuk kakak penulis Elvi Suriyani Nst dan Fahmi,Hjh Syafridah Hayati Nst dan Hj Panigoran, Siti Habibah Nst, Pikek Hayani Nst, Nur Hakimah Nst, Ahmad Zulkhoir Nst, ke delapan Bere penulis, terima kasih atas cinta dan do’a dan dukungan kepada penulis.

9. Buat sahabat penulis (Mario, Eri, Leo, Syawal, Indra, Tungkir, Gober, Dogol, Emir, Me’en, Mejer, Topan, Dody, Nofrizal, Jora, Inchen, Arsyad, Zul, dan semua teman-teman stambuk 04, 05, 06, 07, 08 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna dan memerlukan perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Desember 2010

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum ...1

I.2 Latar Belakang Permasalahan ...2

I.3 Maksud dan Tujuan Studi ...4

I.4 Pemasalahan ...5

I.5 Pembatasan Masalah ...6

I.6 Manfaat Kajian ...7

I.6.1 Teknik Pengumpulan Data ...8

I.6.7 Tabulasi Data ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Jalan Tol ...10

(6)

Gardu Tol...13

II.4 Tingkat Pelayanan ...15

II.5 Disiplin Antrian ...16

II.5.1 Parameter Antrian ...16

II.5.2 Simulasi Model Antrian ...17

BAB III METODOLOGI, DESKRIPSI WILAYAH DAN PROSEDUR PENELITIAN III.1 Metodologi ...19

III.2 Lokasi Penyajian Data Penelitian ...21

III.3 Waktu Pengumpulan data ...22

III.3.1 Alat yang Digunakan ...23

III.4 Pembangunan Jalan Tol ...23

III.5 Gerbang Tol Belmera ...25

III.6 Gardu Tol Belmera...26

III.7 Profil Pemakai Jalan Tol ...28

BAB IV ANALISA DATA IV.1 Analisa Data ...31

IV.2 Penentuan Jumlah Sampel ...32

IV.3 Sampel Gerbang Tol Tanjung Morawa ...34

IV.4 Sampel Gerbang Tol Belawan ...37

(7)

IV.5.1 Perhitungan Waktu Pelayanan ...42 IV.5.2 Perhitungan Jumlah Pintu Gerbang (Gardu) Gerbang Tol Tanjung Morawa ...44 IV.6 Perhitungan Tingkat Kedatangan (Arrival Rate) Gerbang Tol

Belawan ...57 IV.6.1 Perhitungan Waktu Pelayanan ...58 IV.6.2 Perhitungan Jumlah Pintu Gerbang (Gardu) Gerbang tol

Belawan ...59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

DAFTAR TABEL

 Jumlah Lajur dan Gardu Gerbang Tol ...27

 Jumlah Gardu yang Beroperasi ...27

 Waktu Rata-Rata Service Time Gerbang Tol Tanjung Morawa ...42

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 5

detik/kendaraan ...46

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 6

detik/kendaraan ...48

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 7

detik/kendaraan ...51

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 8

detik/kendaraan ...53

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 9

detik/kendaraan ...55

 Waktu Rata-Rata Service Time Gerbang Tol Belawan ...58

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 5

detik/kendaraan ...62

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 6

detik/kendaraan ...64

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 7

detik/kendaraan ...66

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 8

(9)

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 9

detik/kendaraan ...71

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 10

detik/kendaraan ...73

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 11

detik/kendaraan ...75

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 12

detik/kendaraan ...78

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 13

detik/kendaraan ...80

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 14

detik/kendaraan ...82

 Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 15

detik/kendaraan ...84

 Data Gerbang Tol Tanjung Morawa ...100

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “n” (panjang antrian) ....86

Grafik 4.2 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “q” (panjang antrian) ...87

Grafik 4.3 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “d” (waktu tunggu) ...87

Grafik 4.4 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “w” (waktu antrian) ...88

Grafik 5.0 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “n” (waktu antrian) ...89

Grafik 5.1 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “q” (waktu antrian) ...89

Grafik 5.2 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “d” (waktu antrian) ...90

Grafik 5.3 Hubungan Waktu Pelayanan dengan “w” (waktu antrian) ...90

Grafik 4.5 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem “n” ...91

Grafik 4.6 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem “n” ...91

Grafik 4.7 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem “n” ...92

Grafik 4.8 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem “n” ...92

Grafik 4.9 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem “n” ...92

Grafik 4.8 Nilai “n” dan “q” dengan disiplin antrian FIFO (WP = 10dtk dan =708 kendaraan/jam………..93

(11)

(WP = 10dtk dan =708

(12)

Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol dan merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang telah ada. Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan efisien pelayanan jasa distribusi guna menujukkan pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan wilayah dengan memperhatikan rencana induk jaringan jalan. Pada suatu sistem jaringan jalan tol kelambatan atau kemacetan sering terjadi di pintu gerbang keluar/masuk, khususnya pada arah yang menghadapi pelayanan pembayaran tol. Oleh sebab itu pengguna jalan tol perlu mendapatkan pelayanan yang baik.

Studi kasus penelitian masalah ini dilakukan pada Gerbang Tol Tanjung Morawa dan Belawan, gerbang tol Tanjung Morawa yang merupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari kota Medan, dan Gerbang Tol Belawan arus kendaraan yang banyak di lalui kendaraan besar (truk) yang akan memasuki atau keluarnya barang untuk menuju kota Medan dan Pelabuhan Belawan. Tugas akhir ini mengevaluasi antrian yang terjadi pada gerbang tol denga tingkat kedatangan kendaraan dan tingkat pelayanan gerbang. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengantasipasi terjadinya antrian panjang dan tingkat kinerja gerbang tol Tanjung Morawa dan gerbang tol Belawan apakah masih memadai untuk melayani pemakainya atau untuk melihat kemampuan pelayanan gerbang tol saat ini dan juga ditahun-tahun mendatang dalam menghadapi lonjakan arus jalan tol.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 UMUM

Kendaraan umum merupakan salah satu elemen (sarana) yang penting dalam sistem transportasi di perkotaan. Pesatnya pembangunan dewasa ini, membutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang baik, lancar dan efisien. Yang disebabkan oleh meningkatnya taraf kehidupan ekonomi juga pergerakan dari suatu tempat ketempat lain dengan berbagai macam aktifitas.

Meningkatnya permintaan akan pelayanan lalu lintas kendaraan menyertai pangembangan wilayah Medan metropolitan. Pengaruh ini telah diantisipasi dengan berbagai usaha memperkuat jaringan jalan di wilayah ini. Salah satu antisipasi yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembangunan jalan tol bebas hambatan. Dalam hal ini PT. Jasa Marga harus memberikan keandalan yang lebih tinggi dan menjamin bahwa operasi kendaraan di jalan tol lebih baik dari jalan alternatif.

(14)

sebagai tolak ukur, operasionalnya adalah pelayanan di gardu, waktu tempuh jalan tol dan tingkat kelancaran.

Dalam beberapa tahun ini kemacetan di gerbang jalan tol makin bertambah yang disebabkan oleh profil pemakai jalan di gerbang tol dan bertambahnya volume kendaraan yang tiap tahun terus bertambah. Permasalahan yang timbul di gardu/pintu tol yang sering kita lihat yakni waktu pelayanan dan profil pemakai jalan di gerbang tol yang sering menyebabkan kemacetan (antrian).

Kelancaran lalu lintas di jalan tol dipengaruhi oleh waktu pelayanan (servis time) yang diberikan pada pengemudi saat mereka mengambil tiket di gardu/loket gerbang keluar tol saat membayar administrasi yang dikenakan pada pengguna jalan tol. Besarnya waktu pelayanan yang diberikan tergantung pada profil pemakai jalan tol dan kendaraan yang ada.

I.2 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

(15)

kepada pengguna jalan tol dengan sebaik-baiknya sehingga mereka merasa puas setiap melewati jalan tol sebagai imbalan dari sejumlah uang yang mereka berikan kepada perusahaan.

Kajian mengenai suatu alternatif pengumpulan tol yang mampu memberikan pelayanan secara efektif dalam mengurangi antrian di pintu tol perlu untuk di lakukan. Sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan tidak menimbulkan antrian panjang, memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada pemakai jalan tol serta bersahabat pada lingkungan.

Walaupun telah di usahakan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya tapi pada waktu-waktu tertentu bisa saja terjadi antrian yang panjang misalnya karena cara pembayaran, ukuran dan berat kendaraan, jenis kendaraan dan terjadinya kecelakaan. Waktu pelayanan (service time) tersebut ditinjau saat mengadakan transaksi terhadap pemakai jalan tol yang didukung dengan profil pemakai jalan dan jenis kendaraan yang melalui jalan tol tersebut seperti sedan, taxi, mini bus, bus, pick up, truck kecil, truck besar, trailer dan dump truck, yang juga akan dikaitkan dengan struktur loket yang ada ditiap gardu pada lokasi yang akan diteliti. Dimana, kendaraan ditiap gardu pada lokasi yang akan diteliti.

Dimana kendaraan diatas akan digolongkan dalam beberapa golongan yakni :

Golongan I : Sedan, Jip, Pick up/Truk kecil, dan Bus

Golongan II : Truk dengan 2 (dua) gandar

Golongan III : Truk dengan 3 (tiga) gandar

(16)

Golongan V : Truk dengan 5 (lima) gandar atau lebih

Adapun dua macam perilaku khas pengguna jalan tol, yakni :

1. Jenis kendaraan yang biasanya menyebabkan antrian misalnya ukuran dan muatan kendaraan,tonase.

2. Pengguna jalan tol dengan tidak membayar uang tol dengan uang pas dan kadang uang tersebut tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Bahkan sering kali mencari-cari pecahan tersebut pada saat hendak membayar tol. Sementara itu mereka menuntut pula untuk dilayani dengan baik dan cepat.

Sementara itu petugas tol sebagai penyedia layanan jasa yang memiliki kewajiban moral harus memberikan pelayanan yang prima. Permasalahannya, petugas tidak selalu mudah untuk benar-benar mengerti kebutuhan pengguna jalan tol.

Jadi waktu pelayanan dan interaksi terhadap pengguna jalan tol sangat penting karena hal tersebut akan mempengaruhi kelancaran lalu lintas yang ada sekaligus sebagai daya tarik agar pengguna jalan tol semakin banyak.

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN STUDI

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(17)

2. Menganalisa bagai mana profil (cara pembayaran, jenis mobil,ukuran dan berat kendaraan) pemakai jalan tol agar dapat diantisipasi untuk kelancaran lalu lintas.

3. Menganalisis panjang antrian yang terjadi pada saat mengadakan pelayanan terhadap pemakai jalan.

Maksud dari analisa ini adalah untuk mendapatkan faktor yang paling mempengaruhi waktu pelayanan atau mengantisipasi terjadinya antrian saat pembayaran tol di gardu/loket sehingga dapat diambil suatu cara untuk memperkecil waktu pelayanan yang akan digunakan sesuai dengan profil pemakai jalan tol dan kendaraan yang ada dan ini juga merupakan masukan untuk PT. Jasa Marga pengelola jalan tol.

1.4 PERMASALAHAN

Seiring dengan bertambahnya waktu, dapat dilihat bahwa pemakai jalan tol di Balmera masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari data pertumbuhan volume lalu lintas yang ada setiap tahun, yang menunjukan bahwa peningkatan pertumbuhan volume lalu lintas tidak begitu tinggi.

(18)

Berdasarkan pengamatan, memiliki berbagai kelemahan terutama terjadinya waktu pelayanan yang relatif lama saat melakukan teransaksi oleh pengguna jalan tol sehingga menimbulkan antrian yang panjang,khususnya pada jam sibuk pagi dan sore.

Kajian mengenai suatu alternatif pengumpulan tol yang mampu memberikan pelayanan secara efektif dalam mengurangi antrian di pintu tol perlu untuk di lakukan. Sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan tidak menimbulkan antrian yang panjang, memberikan kualitas pelayanan yang optimal kepada pemakai jalan tol serta besahabat dengan lingkungan.

Yang menjadi hal mendasar dalam mencegah masalah ini yaitu dengan menyeimbangkan antara interval waktu kedatangan (time headway) dengan kemampuan waktu pelayanan (time service) yang dilakukan di pintu tol. Melakukan pengaturan waktu (headway) antar kedatangan kendaraan yang menuju pintu tol merupakan hal yang tidak mungkin di lakukan mengingat distribusi kedatangan tidak beraturan dan tidak terbatas. Oleh karena itu kemungkinan yang dapat di lakukan yaitu dengan mempersingkat waktu pelayanan peda sistem pelayanan di pintu tol.

1.5 PEMBATASAN MASALAH

Waktu pelayanan pintu tol terhadap lalu lintas yang memakai mencakup lingkup pembahasan yang sangan luas, oleh sebab itu dibatasi hanya pada gerbang

keluar (exit) saja:

Adapun gerbang yang akan di tinjau adalah :

(19)

2. Gerbang tol Tanjung Morawa.

Batasan dan asumsi permasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Tinjauan terhadap pintu pelayanan yaitu pintu yang melayani kendaraan. 2. Model antrian

a. Disiplin antrian yang digunakan adalah FIFO (first in first out) b. Jumlah kendaraan yang masuk diasumsikan tidak terbatas.

1.6 MANFAAT KAJIAN

Untuk mengetahui tingkat pelayanan yang diberikan kepada pemakai jalan tol pada saat mengadakan transaksi (membayar tarif tol) di gardu (loket) tol. Untuk mengantisipasi dan mewujudkan tidak terjadinya antrian panjang di pintu tol Belmera, sehingga pengguna jalan dan profil pemakai jalan dapat merasakan keamanan, kenyamanan dalam melakukan perjalanan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan analisa adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur, yaitu analisa yang akan di lakukan dengan menggunakan buku-buku sebagai bahan acuan yang berhubungan dengan pelayanan terhadap jasa pemakai jalan tol.

2. Studi lapangan, yaitu pengambilan data-data dilapangan dengan melakukan survei di garbang tol Belawan, Gerbang tol Tanjung Mulia, Gerbang tol Tanjung Morawa.

(20)

 Data primer, yaitu dengan melakukan survei dilapangan dan mendapatkan data-data yang diperlukan secara langsung dari lapangan.

 Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari studi literatur dari beberapa buku, laporan, majalah, yang pada umumnya diperolek dari PT. Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol.

Dari data primer akan di peroleh :

1. Waktu pelayanan saat mengadakan transaksi 2. Tarif tol yang dikenakan oleh pihak perusahaan 3. Profil pemakai jalan, antara lain :

 Nominal pembayaran dari pengemudi

 Siap/tidak dalam menyediakan tiket dan uang tiket pembayaran tol

 Jenis mobil/kendaraan

 Muatan mobil

4. Antrian yang terjadi dilapangan saat mengadakan survei

Dari data sekunder akan diperoleh :

• Banyaknya volume lalu lintas yang melalui jalan tol

I.6.2 Tabulasi data

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Jalan Tol dan Pintu Tol

Jalan adalah prasarana hubungan darat yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan. Jalan dikelompokkan berdasarkan jalan umun dn jalan khusus. Jalan umum adalah jalan yang peruntukkan untuk jalan lalu lintas untuk umum. Jalan khusus adalah jalan yang termasuk selain jalan umum (info tol, 2005).

Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol dan merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang telah ada. Jalan tol diselenggarakan dengan maksud untuk mempercepat pewujudan jaringan jalan dengan sebagian atau seluruh pendanaan berasal dari pengguna jalan untuk meringankan beban pemerintah.

Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan efisien pelayanan jasa distribusi guna menujukkan pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan wilayah dengan memperhatikan rencana induk jaringan jalan.

(22)

Waktu pelayanan adalah waktu yang diberikan dalam melayani penerima jasa secara efektif dan efesien, dengan waktu cepat dan tepat penerima jasa akan merasa puas. Pertambahan volume lalu lintas yang memakai jalan tol akan menuntut pelayanan yang handal dari pemakai jalan tol tersebut sebagai imbalan dari sejumlah pembayaran tol yang mereka berikan.

Target yang menjadi sasaran pelayanan jasa jalan tol terkadap pemakai jasa adalah kelancaran, keamanan dan kenyamanan. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, ditetapkan sebagai tolak ukur operasionalnya adalah berupa waktu pelayanan di gardu, waktu tempuh jalan tol, tingkat kelancaran, tingkat fasilitas,tingkat keluhan pelanggan dan standar kerataan jalan.

Pada situasi dimana trdapat banyak jalur masuk station dan juga tersedia fsilitas pelayanan, maka asumsi pengguna fasilitas pelayanan tunggal dapat dilakukan asalkan aliran kendaraan terbagi secara merata atau sama di antara fasilitas-fasilitas yang ada (Martin, 1967).

II.2. Pelayanan Jalan Tol

Gerbang tol atau pintu tol adalah tempat pelayanan transaksi tol bagi pemakai tol yang terdiri dari beberapa gardu dan sarana perlengkapan lainnya (info tol, 2005)

Penggunaan gerbang tol diatur sebagai berikut:

(23)

b. Digerbang tol, pengguna wajib menghentikan kendaraannya untuk mengambil atau menyerahkan karcis masuk atau membayar tol

c. Dilarang menaikkan atau menurunkan penumpang,barang dan hewan di gerbang tol (PP No. 15 Th 2005 Pasal 25 ayat 4).

Pelayanan jalan tol terbagi tiga yaitu :

1. Pelayanan transaksi 2. Pelayanan lalu lintas 3. Terhadap pelayanan

1. Pelayanan transaksi

Pelayanan transaksi terlihat jelas pada pengemudi tol karena langsung berhadapan dengan pengemudi. Jadi dengan adanya dinamika dan perkembangan tuntutan dari pemakai jalan tol maka perlu diberikan image yang baik kepada masyarakat mengenai pelayanan saat melakukan transaksi. Terutama dari pihak petugas tol dengan memberikan pembatas-pembatas jalan didepan pintu tol dan layanan terbaik. Sehingga pemakai jalan tol langsung merasakan bagaimana layanan transaksi yang di berikan.

2. Pelayanan lalu lintas

(24)

kecepatan yang dapatdigunakan saat pengguna jalan tol mengalami kesulitan. Juga penanggulan tanah longsor/banjir yang terjadi pada beberapa bagian jalan tol.

3. Layanan terhadap pemeliharaan dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan periodic dan pemeliharaan khusus. Pemeliharaan rutin dilakukan setiap waktu-waktu tertentu terhadap seluruh asset jalan tol. Seperti pengecatan garis-garis pembatas jalan, pembatas-pembatas jalan, pengaspalan jalan-jalan yang rusak.

II.3. Hal-hal yang Berhubungan dengan Waktu Pelayanan di Gardu Tol Gardu tol adalah ruang tempat bekerja pengumpul tol untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada pemakai jalan tol.

a. Pada sistem pengumpulan tol terbuka berfungsi untuk melayani pembayaran tol kepada pemakai jalan tol.

b. Pada sistem pengumpulan tol tertutup befungsi untuk melakukan transaksi.

c. Gardu masuk adalah untuk melayani pembrian karcis tanda masuk kepada pemaki jalan tol.

d. Gardu keluar adalah untuk melayani pembayaran tol kepada pemakai jalan tol.

(info tol, 2005)

(25)

1. Tarip tol

Tarip tol yang dikenakan terhadap pemakai jalan tol sesuai jenis kendaraan dan jarak tempuh kendaraan.

Tarip tol ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

 Penghematan biaya operasi

Biaya operasi kendaraan sangat dipengaruhi oleh waktu perjalanan. Terjadinya kemacetan-kemacetan lalu lintas mengakibatkan naiknya biaya operasi kendaraan, karena bahan bakar yang dipakai menjadi tidak efisien. Unsure waktu juga menjadi bahan pertimbangan,karena setiap pemakai jalan mengertikan secara tersendiri nilai waktu yang digunakan.ketidak lancaran lalu lintas akan memperpanjang waktu.

 Pemakai jalan mempunyai keuntungan dari segi penghematan biaya operasi perjalanan bila dibandingkan jalan lama atau keuntungan dari waktu segi yag hemat. Keuntungan yang diraih pemakai jalan harus dicapai sementara keuntungan pemilik/pengelola jalan juga harus dipenuhi. Tarip tol sebagai akibat pertimbangan pemakai jalan dan pemilik berada pada keuntungan sama dan tidak merugikan salah satu pihak yang berlangsung pada jalan tol. 2. Nominal pembayaran.

Nominal pembayaran dikategorikan terhadap pemakai jalan tol yang membayar dengan uang yang pas atau tidak pas, misalnya dengan memberikan pecahan yang besar saat mengadakan transaksi.

3. Kesiapan dalam pembayaran

(26)

didepan loket pada saat hendak membayar tol. Dan ada juga yang melontarkan pertanyaan, misalnya besarnya tarip tol yang harus dibayar,arah tujuan dan panjang yang ditempuh.

4. Jenis ukuran dan muatan (berat) kendaraan.

Ukuran dan berat kendaraan akan menyebabkan jalannya kendaraan jadi lambat yang disebabkan panjang kendaraan dan berat muatannya. Biasanya, hal ini ternasuk kepada kendaraan truck besar.

II.4 Tingkat Pelayanan

Selain tingkat pelayanan,juga dekenal dengan waktu pelayanan (WP) yang dapat didfenisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh satu tempat pelayanan untuk dapat melayani satu kendaraan atau satu orang biasanya dinyatakan dalam satu menit/kendaraan atau menit/orang, sehingga disimpulkan bahwa :

WP =1/ ………...………(1) Selain itu dikenal juga notasi yang didefenisikan sebagai nisbah antara tingkat kedatangan ( ) dengan tingkat pelayanan ( ) dengan persyaratan bahwa nilai tersebut selalu harus lebih kecil dari 1

= / ………....(2)

(27)

II.5 Disiplin Antrian

Disiplin antrian mempunyai pengertian tentang bagai mana tata cara kendaraan atau manusia mengantri. Jenis antrian yang sering di gunakan dalam transportasi atau arus lalu lintas adalah FIFO (First In First out), FILO (First In Last Out) (Thamin, 2003).

Disiplin antrian FIFO sangat sering digunakan dibidang transportasi dimana orang atau kendaran yang pertama tiba pada suatu tempat pelayanan akan dilayani pertama (Thamin, 2003).

II.5.1. Parameter Antrian

Terdapat 4 (empat) parameter yang selalu digunakan dalam menganalisa antrian yaitu , , dan . Defenisi dari setiap parameter tersebut adalah:

jumlah kendaraan atau orang dalam sistem (kendaraan atau orang dalam per satuan waktu)

= jumlah kendaraan atau orang dalam antrian (kendaraan atau orang dalam per satuan waktu)

(28)

= waktu kendaraan atau orang dalam antrian (satuan waktu)2

Persamaan berikut merupakan persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung , , , , untuk disiplin antrian FIFO.

= /( ………...……...(3)

= ( …………...………...(4)

= 1/( ………..…...………..(5)

= = ………….……….(6)

Beberapa asumsi yang diperlukan dalam penggunaan disiplin antrian FIFO adalah:

a. Persamaan (3) sampai dengan (6) hanya berlaku unuk lajur tunggal dan dengan nilai . Jika nilai , maka diharuskan menambah beberapa lajur tunggal (multi lajur).

b. Jika terdapat lebih dari 1 (satu) lajur (katakan N lajur), maka diasumsikan bahwa tingkat kedatangan ( ) akan membagi dirinya secara merata untuk setiap lajur sebesar , dimana setiap antrian berlajur tunggal akan dapat menggunakan persamaan (3) sampai (6).

c. Kendaraan yang sudah antri pada suatu lajur antrian diasumsikan tidak boleh berpindah antrian ke lajur lain.

d. Waktu pelayanan antar tempat pelayanan diasumsikan relatif sama atau dengan standar deviasi waktu pelayanan antar tempat pelayanan relatif kecil.

II.5.2 Simulasi Model Antrian

(29)
(30)

BAB III

METODOLOGI, DESKRIPSI WILAYAH DAN PROSEDUR PENELITIAN

III.1. Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari tahapan survey lapangan untuk mencari data primer. Survey lapangan yang dilakukan antara lain survey waktu kedatangan kendaraan yang menuju pintu tol dan survey waktu pelayanan. Tujuan survey ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan antrian. Sedangkan data sekunder didapatkan dari pihak pengelola jalan tol, dalam hal ini PT. Jasa Marga, Tbk ataupun mitra kerjanya.

Selanjutnya hasil perhitungan dari data primer diuji dan divalidasi sesuai ilmu statistika untuk kemudian digunakan dalam melakukan kalibrasi ketepatan model antrian yang digunakan nantinya.

Hasil perhitungan kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa teori antrian sederhana atau antrian dan panjang kendaraan akibat antrian digunakan sebagai parameter dalam menentukan efisiensi dari sistem pelayanan yang digunakan. Sedangkan untuk menentukan sistem pelayanan yang paling efisien atau kombinasi pintu yang paling optimal ditentukan berdasarkan parameter nilai waktu.

III.2. Penyajian data

Dalam penyajian data yang dicari dibedakan menjadi dua kriteria sesuai dengan kebutuhan dan pentingnya data yang diperoleh, data yang dimaksud adalah :

(31)

meliputi:

- Volume kendaraan dan waktu antar kedatangan (headway) kendaraan yang hendak memasuki pintu tol pada periode tertentu.

- Waktu pelayanan yang dibutuhkan oleh petugas pengumpulan tol untuk melayani satu kendaraan.

b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber-sumber data dan tetapi tidak diperoleh langsung dari lapangan diperoleh dari pihak terkait (dalam hal ini PT. Jasa Marga Cabang Belmera). Data sekunder ini sifatnya hanya sebagai pelengkap dalam pembahasan dan pemecahan masalah. Data sekunder yang dicari meliputi :

1) Data jumlah pengguna jalan tol pada ruas jalan tol Belmera untuk periode harian, mingguan, bulanan dan tahunan (time series)

2) Volume kendaraan dan waktu antar kedatangan (headway) kendaraan yang hendak memasuki pintu tol pada periode waktu tertentu (time series)

3) Data travel time atau waktu tempuh kendaraan pada setiap ruas di jalan tol Belmera

4) Gambaran umum tentang lokasi penelitian seperti gambar atau sketsa lokasi dan peta lokasi

(32)

III.2. Lokasi Penyajian Data Penelitian

Lokasi dari tempat penelitian adalah gerbang tol Tanjung Morawa dan gerbang tol Belawan. Untuk ruas jalan tol Tanjung Morawa merupakan ruas jalan tol yang mempunyai volume lalu lintas terbesar di Medan, namun penelitian pada ruas jalan tol ini hanya terbatas pada sepotong ruas jalan sebelum pintu tol dimana kendaraan yang lewat belum terpengaruh oleh adanya antrian di pintu tol.

Sedangkan lokasi penelitian berikutnya yaitu pintu tol Belawan, berdasarkan pertimbangan bahwa pintu tol Belawan memiliki panjang antrian yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa pintu tol lain, terutama pada kondisi jam sibuk . Hal ini sering terjadi di Gerbang tol Belawan yang disebabkan oleh Profil pemakai jalan tol(panjang kendaraan,muatan atau tonese kendaraan).

Lokasi pengumpulan data di lapangan sesuai dengan kebutuhan dari data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Lokasi survey I atau titik pengamatan pertama

Lokasi pengumpulan data untuk mencari lama waktu pelayanan dan jumlah pintu tol yang dioperasikan. Tidak ada batasan yang baku bagi lokasi untuk mengukur lamanya waktu yang digunakan oleh petugas pengumpulan tol dan jumlah pintu yang dioperasikan, tetapi pada survey ini diprioritas waktu pelayanan pada saat terjadi jam sibuk, baik pagi maupun sore.

Dilakukan di tempat paling mudah dan paling jelas agar diperoleh hasil pengukuran yang teliti.

(33)

Lokasi untuk mendapatkan data profil pemakai jalan tol dan volume waktu antar kedatangan kendaraan yang menuju pintu tol.

III.3.Waktu Pengumpulan Data

(34)

Untuk data volume harian, mingguan maupun bulanan diperoleh dari data sekunder milik pengelola jalan tol. Pencarian data sekunder diperkirakan membutuhkan waktu selama 2 sampai dengan 3 hari.

III.3.1. Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Handy cam, untuk merekam semua hal yang berkaitan dengan akan diteliti, baik pada survey I maupun survey II.

2. Stop watch, untuk mengukur lama waktu pelayanan dan mengukur lama

periode pengukuran serta akan digunakan dalam mengukur waktu kedatangan antara kendaraan yang menuju pintu tol pada rekaman kamera.

3. Arloji, untuk mengukur waktu pengukuran 4. Alat tulis

III.4. Pembangunan Jalan Tol

Pembangunan jalan tol belmera dimulai tahun 1980 atas persetujuan Gubernur KHD Tingkat 1 Sumatera Utara No. 144 tahun 1980 tanggal 17 Juni 1980 dan selesai dibangun tahun 1986.

Untuk mengelola jalan tol Belmera dibentuk suatu cabang PT. Jasa Marga yang bertugas sebagai penyelenggara tat laksana operatif pengumpulan tol, pelayanan memakai jalan tol.

(35)

1. Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadialn yang dapat di capai dengan cara membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pemakai jlan.

2. Menampung kepadatan lalu lintas pada jalan lama (arteri) yang merupakan jalan penghubung satu-satunya antara Belawan- Medan- Tanjung Morawa, dimana tahun demi tahun menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi sehingga hamper sepanjang jalan sering terjadi kemacetan lalu lintas. Dengan demikian tingkat pelayanan jalan lama Belawan- Medan sudah sangat rendah. 3. Untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang

peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat pelayanannya.

Peranan jalan tol Belmera untuk perkembangan pembangunan adalah :

a. Untuk melayani jasa distribusi utama yang mempunyai spesifikasi bebas hambatan agar dicapai tingkat efisiensi yang maksimal dalam

pembangunan sumber daya.

b. Sebagai pemacu pengembangan wilayah untuk mewujudkan keseimbangan antar daerah.

Pembangunan jalan tol harus memenuhi kriteria tertentu. Adapun syarat-syarat jalan tol adalah sebagai berikut :

(36)

2. Jalan tol harus didesign berdasarkan kecepatan 80 ± 20 km/jam

3. Jumlah jalan masuk ke jalan tol dibatasi secara efiesien dan didesain sedemikian rupa seningga semua jalan masuk terkendali.

4. Spesifikasi jalan tol

• Tidak ada persilangan sebidang dengan jalan lain atau prasarana transportasi lain

• Sekurang-kurangnya terdiri dari dua lajur untuk masing-masing arah

• Lebar bahu jalan yang cukup untuk digunakan sebagai jalur darat

5. Pada setiap jalan tol dilakukan pemagaran untuk keselamatan lalu lintas jalan tol. Pada tempat-tempat yang diperlukan di jembatan/terowongan penyeberangan orang dan hewan.

III.5. Gerbang Tol Belmera

Gerbang tol berfungsi sebagai jalan masuk (tempat pengambilan tiket/entran) dan jalan keluar (tempat pembayaran tarif tol/exit) lalu lintas kendaraan yang menggunakan fasilitas jalan tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa.

(37)

Gerbang tol Belmera yang menggunakan tipe 1/2 Diamond adalah gerbang tol Mabar, dimana arah masuk dengan arah keluar untuk dua arah.

Tipe Full Diamond

Gerbang tol Belmera yang menggunakan tipe full diamond adalah gerbang tol Bandar Selamat.

Tipe Barrier

Gerbang tol Belmera yang menggunakan tipe barrier adalah gerbang tol Belawan, gerbang tol Tanjung Mulia, gerbang tol Tanjung Morawa, dimana arah masuk dan keluar gardu pada satu tempat.

III.6. Gardu Tol BELMERA

Gardu merupakan loket yang dipergunakan untuk mengadakan transaksi antara pengumpul tol dengan pemakai jasa jalan tol. Jumlah gardu yang ada disesuaikan dengan luas jalur perkerasan jalan tol. Banyaknya gardu tol yang dioperasikan/dibuka disesuaikan dengan shift yang telah ditetapkan, namun apabila volume kendaraan lebih banyak daripada yang diduga maka gardu dibuka lebih banyak melayani kendaraan yang datang.

(38)

No Gerbang Jumlah lajur Jumlah gardu tersadia ENT EXT REV Jlh ENT EXT REV Jlh

1 Belawan 4 6 3 15 7 9 0 16

2 Mabar 2 2 2 6 4 4 0 8

3 Tanjung Mulia 1 2 1 4 2 3 1 6

4 Bandar Selamat 4 4 0 8 4 4 8 8

5 Amplas 2 2 0 4 2 2 0 4

6 Tanjung Morawa 2 3 0 5 2 3 1 6

Jumlah Gardu yang beroperasi

No Gerbang Jumlah Gardu Operasional

SHIFT I SHIFT II SHIFT III TOTAL Jlh Grd ENT EXT ENT EXT ENT EXT ENT EXT Operasi

1 Belawan 2 3 2 3 1 2 5 8 13

2 Mabar 2 3 2 2 2 2 6 7 13

3 Tanjung Mulia 2 2 2 2 1 2 5 6 11

4 Bandar Selamat 2 3 2 3 2 3 6 9 15

5 Amplas 2 2 2 2 1 2 5 6 11

(39)

III.7. Profil Pemakai Jalan Tol

Profil pemakai jalan sangat berkaitan dengan sehubungan waktu pelayanan di gerbang tol saat mengadakan transaksi antara lain:

1. Nominal pembayaran.

Nominal pembayaran dikategorikan terhadap pemakai jalan tol yang membayar dengan uang yang pas atau tidak pas, misalnya dengan memberikan pecahan yang besar saat mengadakan transaksi.

2. Kesiapan dalam pembayaran

Pengguna jalan tol kadang-kadang tidak mempersiapkan uang atau tiket tol terlebih dahulu sehingga mencari-cari pecahan atau tiket didepan loket pada saat hendak membayar tol. Dan ada juga yang melontarkan pertanyaan, misalnya besarnya tarip tol yang harus dibayar,arah tujuan dan panjang yang ditempuh.

3. Jenis ukuran dan muatan (berat) kendaraan.

Ukuran dan berat kendaraan akan menyebabkan jalannya kendaraan jadi lambat yang disebabkan panjang kendaraan dan berat muatannya. Biasanya, hal ini ternasuk kepada kendaraan truck besar.

4. Muatan (tonase) kendaraan.

(40)

Flowchart Penelitian berikut:

MULAI

Perumusan Masalah Dan Penentapan Tujuan Dalam Mengevaluasi Pelayanan Gerbang Tol

Menentukan Lokasi Penelitian, yaitu Gerbang Tol Tanjung Morawa

Menginventarisir Data - Data Yang Akan Diperlukan Guna Melakukan Analisis Pelayanan

Gerbang Tol

Pelayanan Baik ?

Memberikan Alternatif Dan Saran Untuk Perbaikan Pelayanan Gerbang Tol

Mengamati Data Hasil Survei

Melakukan Persiapan Dalam Melakukan Survei, Yaitu Syarat Administrasi Dan Perlengkapan

Melakukan Survei Primer Maupun Sekunder

TolMencari Literatur / Studi - studi yang Membahas Permasalahan

Pelayanan Gerbang Tol

Data Hasil Survei Cukup? Tidak

Ya

Mengolah Data Hasil Survei

Tidak

Ya

Selesai

(41)

BAB IV

ANALISA DATA

IV.1. ANALISA DATA

Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat waktu pelayanan yang diberikan kepada pemakai jalan tol pada saat mengadakan transaksi di gerbang tol. Waktu pelayanan (service time) terhadap pengguna jalan tol perlu diketahui untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pelayanan yang baik dapat dilihat pada waktu melakukan transaksi di gerbang tol.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi data jumlah kendaraan yang datang setiap menit selama periode 1 jam dan data lama waktu pelayanan pada setiap kendaraan yang melintas oleh petugas pengumpulan tol. Data sekunder sebagian besar diperoleh dari pihak PT. Jasa Marga Cabang Belmera sesuai dengan lokasi penelitian yang dilakukan yaitu Gerbang tol Tanjung Morawa dan Gerbang tol Belawan yang berada dalam wewenang PT. Jasa Marga Cabang Belmera.

(42)

diketahui untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pelayanan yang baik dapat terlihat dari waktu pelayanan yang diberikan secara singkat dan tepat sehingga tidak akan terjadi antrian yang menggangu.

IV.2. PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

Dari data sekunder dapat diperoleh banyaknya lalu lintas yang keluar melalui gerbang tol Tanjung Morawa dan gerbang tol Belawan adalah:

 Tahun 2008 => Tanjung Morawa = 3.829.862 kenderaan Belawan = 1.846.874 kendaraan

 Tahun 2009 => Tanjung Morawa = 3.744.059 kenderaan Belawan = 1.796.372 kendaraan

Data tersebut di atas akan dijadikan sebagai acuan untuk memperoleh sampel. Maka data yang digunakan adalah data maksimum yaitu pada tahun 2009

1. Tanjung Morawa = 3.744.059 kendaraan 2. Belawan = 1.796.372kendaraan

Tabel IV. 1 Data Maksimum Gerbang Tol Pada Tahun 2009 (Gol, I, II, III, IV, V)

No Gerbang Tol Golongan (Gol) Lalu lintas tahun

1 Tj. Morawa I 2.925.389

II 365.782

III 361.232

IV 42.138

(43)

Jumlah 3.744.059

2 Belawan I 1.045.647

II 104.131

III 399.978

IV 92.033

V 154.583

Jumlah 1.796.372

Pengambilan sampel dengan mengguanakan rumus, Pabundu (1987)

Dimana: n = jumlah sampel

Z = confidence level (tingkat kepercayaan) 1.96 V = variabelitas yang dapat diperoleh dengan rumus:

p = persentase karakteristik C = condifence limit (10%)

Dianggap bahwa level (Z) adalah 95 % dan confidance limit 10 % sedang persentase karakteristik C disesuaikan dengan golongan moda kendaraan yang ada karena ada sampel yang tidak homogen.

IV.3. Sampel Gerbang Tol Tanjung Morawa Golongan I, II, III, IV dan V

(44)

= 41,3 42

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan I sebanyak 67 kendaraan

Golongan II

(45)

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan II sebanyak 34 kendaraan

Golongan III

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan III sebanyak 34 kendaraan

(46)

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan IVsebanyak 5 kendaraan

Golongan V

(47)

Maka, sampel golongan V sebanyak 5 kendaraan

IV.4. Sampel Gerbang Tol Belawan Golongan I, II, III, IV, dan V

Golongan I

32 50

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan I sebanyak 96 kendaraan

(48)

= 24

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan II sebanyak 22 kendaraan

Golongan III

(49)

Maka, sampel golongan III sebanyak 68 kendaraan

Golongan IV

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan IV sebanyak 19 kendaraan

(50)

Jumlah sampel setelah di koreksi

Maka, sampel golongan V sebanyak 30 kendaraan

IV.5. Perhitungan Tingkat Kedatangan (Arrival Rate) Gerbang Tol Tanjung Morawa

Dari data hasil survey arrival rate pada gerbang tol Tanjung Morawa, diketahui bahwa arus pergerakan terbesar ( ) adalah 1190 kendaraan/jam.

Perhitungan Arrival Rate

Tempat : Gerbang tol Tanjung Morawa

Tanggal/hari : 26 nopember 2010 / Jum’at.

Waktu : 08.00 – 12.00 WIB

Tabel IV.2 Data Survei Tingkat Kedatangan Gerbang Tol Tanjung Morawa

No Jam (WIB) Jumlah Kendaraan

(51)

2 09.00-10.00 1243

3 10.00-11.00 1287

4 11.00-12.00 1154

Total 4793

Rumus:

Dimana: N = Banyaknya waktu yang diperlukan (jam)

Maka:

Tingkat kedatangan ( ) dengan tingkat pelayanaan (µ) memiliki persyaratan bahwa nilai tersebut selalu harus lebih kecil dari 1.

= Tingkat kedatangan rata-rata jumlah kendaraan yang hendak masuk

µ = Tingkat pelayanan

IV.5.1 Perhitungan Waktu Pelayanan (Service Time) Tanjung Morawa

Dari data service time pada gerbang tol Tanjung Morawa dengan 3 gardu diperoleh waktu transaksi rata – rata berikut :

(52)

02 5,37

04 3,55

06 4,198

Dengan waktu pelayanan yang diperoleh dari hasil survei dilapangan, perlu diperhitungkan juga kondisi ideal waktu pelayanan pada suatu gerbang tol agar tercapainya optimalisasi kinerja waktu pelayanan pada satu gerbang tol.

Kondisi ideal waktu pelayanan (WP) yang dibutuhkan pada suatu gerbang tol, diperhitungkan dari arus pergerakan terbesar ( ), maka waktu pelayanan yang ideal pada gerbang tol Tanjung Morawa dapat diketahui, yaitu :

= 1190 kend/jam

Diperoleh : µ = 397

Jadi waktu pelayanan yang dibutuhkan adalah

WP = 9,06 detik/kendaraan

Dari tingkat kedatangan = 1190 kendaraan/jam, diperoleh bahwa kondisi ideal waktu pelayanan pada gerbang tol Tanjung Morawa 09 detik perkendaraan, sedangkan dari hasil survei diperoleh waktu pelayanan 5 detik perkendaraan. Data

(53)

IV.5.2. Perhitungan Jumlah Pintu Gerbang (Gardu) gerbang Tol

Tanjung Morawa

Dengan data hasil survey arrival pada gerbang tol Tanjung Morawa, dalam mengendalikan arus pergerakan yang besar dan waktu pelayanan yang sangat singkat, diperhitungkan jumlah gardu yang akan dibutuhkan agar tercapai optimalisasi kinerja pada suatu gerbang tol.

1. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 5 detik/kendaraan

Dengan = 1190 kendaraan/jam ; WP = 5 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

(54)

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 720

= 1190

N = 3

(55)

Tabel IV.3 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 5 detik

2. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 6 detik/kendaraan

Dengan = 1190 kendaraan/jam ; WP = 6 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

(56)

 Dengan waktu pelayanan (WP) 6 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 600

= 1190

(57)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.4 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 6 detik

Jumlah

3. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 7 detik/kendaraan

Dengan = 1190 kendaraan/jam ; WP = 7 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

(58)

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 7 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 515

= 1190

N = 3

(59)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.5 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 7 detik.

Jumlah

4. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 8 detik/kendaraan

(60)

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 8 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 450

= 1190

(61)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.6 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 8 detik

Jumlah

5. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 9 detik/kendaraan

(62)

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 9 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 400

= 1190

(63)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.7 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 9 detik

jumlah pintu tol

kendaraan/

jam kendaraan

dalam

meter kendaraan

dalam

meter detik detik

N m n n q q d w

2 400 1190 -2.522 -10.086 -1.526 -6.103 -18.462 -27.462 3 400 1190 119.000 476.000 39.667 158.667 1080.000 1071.000 4 400 1190 2.902 11.610 0.726 2.902 35.122 26.122 5 400 1190 1.469 5.877 0.294 1.175 22.222 13.222

6. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 10 detik/kendaraan

(64)

N = 3

(Dengan >1, berarti akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

• Maka jumlah gardu tol yang sesuai dengan tingkat kedatangan yang ada sehingga tidak akan terjadi antrian yang sangat panjang adalah sebagai berikut :

N > 3,07

N = 4

Dengan waktu pelayanan (WP) = 10 detik/kendaraan, jumlah gardu tol yang dibutuhkan adalah 4 gardu tol.

IV.6. Perhitungan Tingkat Kedatangan (Arrival Rate) Gerbang Tol Belawan

(65)

Perhitungan Arrival Rate

Tempat : Gerbang tol Belawan

Tanggal/hari : 26 Nopember 2010 / Jum’at.

Waktu : 08.00 – 12.00 WIB

Data Survei Tingkat Kedatangan Gerbang Tol Belawan

No Jam (WIB) Jumlah Kendaraan

1 08.00-09.00 595

2 09.00-10.00 675

3 10.00-11.00 835

4 11.00-12.00 726

Total 2831

Rumus:

Dimana: N = Banyaknya waktu yang diperlukan (jam)

Maka:

(66)

= Tingkat kedatangan rata-rata jumlah kendaraan yang hendak masuk

µ = Tingkat pelayanan

IV.6.1 Perhitungan Waktu Pelayanan (Service Time) Belawan

Dari data service time pada gerbang tol Tanjung Morawa dengan 3 gardu diperoleh waktu transaksi rata – rata berikut :

Gardu Waktu Pelayanan Rata-Rata (dtk)

02 5,37

04 3,55

06 4,198

Dengan waktu pelayanan yang diperoleh dari hasil survei dilapangan, perlu diperhitungkan juga kondisi ideal waktu pelayanan pada suatu gerbang tol agar tercapainya optimalisasi kinerja waktu pelayanan pada satu gerbang tol.

Kondisi ideal waktu pelayanan (WP) yang dibutuhkan pada suatu gerbang tol, diperhitungkan dari arus pergerakan terbesar ( ), maka waktu pelayanan yang ideal pada gerbang tol Tanjung Morawa dapat diketahui, yaitu :

(67)

Diperoleh : µ = 236

Jadi waktu pelayanan yang dibutuhkan adalah

WP = 15,25 detik/kendaraan

Dari tingkat kedatangan = 708 kendaraan/jam, diperoleh bahwa kondisi ideal waktu pelayanan pada gerbang tol Belawan 16 detik perkendaraan, sedangkan dari hasil survei diperoleh waktu pelayanan 5 detik perkendaraan.Data service time dapat

dilihat pada halaman lampiran.

IV.6.2 Perhitungan Jumlah Pintu Gerbang (Gardu) Belawan

Dengan data hasil survey arrival pada gerbang tol Tanjung Morawa, dalam mengendalikan arus pergerakan yang besar dan waktu pelayanan yang sangat singkat, diperhitungkan jumlah gardu yang akan dibutukan agar tercapai optimalisasi kinerja pada suatu gerbang tol.

1. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 5 detik/kendaraan

(68)

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 5 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 720

= 708

(69)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.8 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 5 detik

Jumlah

2. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 6 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 6 detik

(70)

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 6 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 600

= 708

(71)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.9 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 6 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

2 600 708 0.708 2.830 0.720 2.878 14.634 8.634 3 600 708 0.648 2.593 0.216 0.864 9.890 3.890 4 600 708 0.418 1.674 0.105 0.418 8.511 2.511 5 600 708 0.309 1.236 0.062 0.247 7.853 1.853

(72)

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 7 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 7 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 515

= 708

(73)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.10 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 7 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

2 515 708 1.081 4.324 1.099 4.398 22.360 15.370 3 515 708 0.846 3.384 0.282 1.128 12.903 5.913 4 515 708 0.524 2.095 0.131 0.524 10.651 3.661 5 515 708 0.379 1.517 0.076 0.303 9.641 2.651

(74)

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 8 detik

N =3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 8 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 450

= 708

(75)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel.IV.11 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 8 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

(76)

5. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 9 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 9 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 9 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 400

= 708

(77)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 9 detik

Tabel IV.12 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 9 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

(78)

6. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 10 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 10 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 10 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 360

= 708

(79)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.13 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 10 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

2 360 708 29.008 116.033 29.500 118.000 600.000 590.000 3 360 708 1.903 7.613 0.634 2.538 29.032 19.032 4 360 708 0.967 3.869 0.242 0.967 19.672 9.672 5 360 708 0.648 2.593 0.130 0.519 16.484 6.484

(80)

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 11 detik

N =3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 11 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 328

= 708

(81)

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.14 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 11 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

N m n n q q d w

2 328 708 -6.694 -26.777 -6.808 -27.231

(82)

3 328 708 2.565 10.261 0.855 3.420 39.130 28.155 4 328 708 1.172 4.689 0.293 1.172 23.841 12.865 5 328 708 0.760 3.039 0.152 0.608 19.313 8.338

8. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 12 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 12 detik

N = 3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 12 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

Diketahui : µ = 300

(83)

N = 3

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.15 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 12 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

(84)

2 300 708 -3.223 -12.893 -3.278 -13.111 -66.667 -78.667 3 300 708 3.688 14.750 1.229 4.917 56.250 44.250 4 300 708 1.439 5.756 0.360 1.439 29.268 17.268 5 300 708 0.894 3.576 0.179 0.715 22.727 10.727

9. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 13 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 13 detik

N =3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 13 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

(85)

= 708

N = 3

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.16 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 13 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

(86)

N m n n q q d w 2 277 708 -2.260 -9.042 -2.299 -9.195 -46.753 -59.750 3 277 708 5.756 23.024 1.919 7.675 87.805 74.808 4 277 708 1.770 7.080 0.443 1.770 36.000 23.004 5 277 708 1.046 4.183 0.209 0.837 26.588 13.591

10. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 14 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 14 detik

N =3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 14 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

(87)

= 708

N = 3

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV. 17 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 14 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

(88)

2 258 708 -1.813 -7.252 -1.844 -7.375 -37.500 -51.453 3 258 708 10.727 42.909 3.576 14.303 163.636 149.683 4 258 708 2.185 8.741 0.546 2.185 44.444 30.491 5 258 708 1.216 4.866 0.243 0.973 30.928 16.974

11. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 15 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 15 detik

N =3

(Dengan <1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)

Maka dengan kondisi tersebut didapat :

 Jumlah gardu tol (N) yang dibutuhkan adalah N = 3 gardu tol.

 Dengan waktu pelayanan (WP) 15 detik/ kendaraan, jumlah gardu tol yang

dibutuhkan adalah 3 gardu tol.

Pendekatan (Stasiun Berganda)

(89)

= 708

N = 3

Hasil perhitungan sistem berganda secara tabel sebagai berikut:

Tabel IV.18Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 15 detik

Jumlah Pintu Tol

Kendaraan/ Jam

Kendaraan

Dalam meter

Kendaraan

Dalam meter

Detik Detik

(90)

2 240 708 -1.527 -6.107 -1.553 -6.211 -31.579 -46.579 3 240 708 59.000 236.000 19.667 78.667 900.000 885.000 4 240 708 2.810 11.238 0.702 2.810 57.143 42.143 5 240 708 1.439 5.756 0.288 1.151 36.585 21.585

12. Perhitungan gardu tol dengan menggunakan (WP) = 16 detik/kendaraan

Dengan = 708 kendaraan/jam ; WP = 16 detik

N =3

(Dengan >1, berarti tidak akan terjadi antrian kendaraan yang panjang)Maka jumlah gardu tol yang sesuai dengan tingkat kedatangan yang ada sehingga tidak akan terjadi antrian panjang adalah sebagai berikut.

N>3,07

N= 4

(91)

Berikut ini akan diperlihatkan beberapa grafik yang akan menjelaskan dan menyimpulkan hubungan antara waktu pelayanan terhadap atribut atau karakteristik yang digunakan.

Grafik 4.1 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (panjang antrian)

0

1,95 2,953 3,384 4,411 5,756 7,613

(92)

Grafik 4.2 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (panjang antrian)

Grafik 4.3 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (waktu tunggu)

0

0,65 0,864 1,128 1,47 1,919 2,538

4,917

7,438 9,89 12,903 16,822 21,951 29,032

(93)

Grafik 4.4 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (waktu antrian)

Dari grafik diatas (grafik 4.3 dan grafik 4.4) memperlihatkan bahwa waktu antrian dan akan semakin kecil apabila waktu pelayanan semakin kecil, demikian juga sebaliknya waktu menunggu akan semakin besar apabila waktu pelayanan semakin lama (besar).

2,438 3,89 5,913 8,822 12,951 19,032

(94)

Grafik 5.0 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (panjang antrian)

Grafik 5.1 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (panjang antrian)

0

4,907 7,803 13,408 29,75 59,5

(95)

Grafik 5.2 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (waktu tunggu)

Grafik 5.2 Hubungan Waktu Pelayanan dengan (waktu tunggu)

0

Waktu Pelayanan (detik)

(96)

Grafik 4.5 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem

Grafik 4.6 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem

(97)

Grafik 4.7 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem

Grafik 4.8 Perbandingan Jumlah Pintu Vs Rata-Rata Kendaraan dalam Sistem

(98)

Grafik 4.8 Nilai dan dengan disiplin antrian FIFO (WP = 10 detik dan = 708 kendaraan/jam

Grafik 4.9 Nilai dan dengan disiplin antrian FIFO (WP = 10 detik dan = 708 kendaraan/jam

Grafik 5.9 di bawah ini memperlihatkan nilai n dan q untuk disiplin antrian FIFO dengan waktu pelayanan 10 detik dan = 708 kendaraan/jam sedangkan

(99)

grafik 5.11 memperlihatkan nilai d dan w untuk disiplin antrian FIFO dengan waktu pelayanan 10 detik dan = 708 kendaraan/jam. Dari kedua grafik tersebut , jumlah pintu tol optimum untuk kondisi waktu pelayanan 10 detik dan =708 kendaraan/jam adalah 4 (empat) pintu tol. Hal ini dapat dilihat dimana penambahan jumlah pintu tol dari 3 gardu menjadi 4 gardu sangat efektif dalam menurunkan nilai n , q , d ,dan w semakin kecil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan jumlah pintu tol optimum untuk kondisi waktu pelayanan 10 detik dan= 1008 kendaraan/jam adalah sebanyak 4 (empat) pintu tol.

IV.6. Analisis Efektifitas Kebijakan

Selanjutnya, pertanyaan yang perlu didiskusikan pada tahapan ini adalah efektifitas dari setiap kebijakan yang telah diterangkan dalam usaha meminimumkan nilai n , q , d , dan w . Kebijakan yang diambil :

1. Menambah jumlah pintu tol (dari 3 gardu sampai dengan 5 gardu)

2. Mengurangi waktu pelayanan (WP) dari 10 detik menjadi 8 detik.

3. Menerapkan sistem tandem dengan waktu pelayanan 8 detik

(100)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Nopember 20010 pukul 08.00 – 12.00 WIB didapatkan volume kendaraan pada gardu exit gerbang tol Tanjung Morawa = 1190 kendaraan / jam dan gerban tol Belawan =708 kendaraan / jam untuk tahun 2010. Serta berdasarkan hasil survei pada hari yang sama didapatkan waktu pelayanan rata-rata maksimum pada gerbang tol Tanjung Morawa adalah 5.37 detik. 2. Dengan tingkat kedatangan 390 kendaraan/jam per gardu maka Gerbang Tol

Tanjung Morawa tidak lagi memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol dengan gerbang tol sistem tertutup pada gardu exit

yaitu < 300 kendaraan/jam per gardu.

3. Berdasarkan uji distribusi disimpulkan bahwa distribusi kedatangan kendaraan pada gerbang tol Tanjung Morawa mengikuti distribusi Poisson. 4. Untuk tahun 2010 dan tahun 2015 tingkat kedatangan sudah melebihi tingkat

Gambar

Tabel IV.2 Data Survei Tingkat Kedatangan Gerbang Tol Tanjung Morawa
Tabel IV.4 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 6 detik
Tabel IV.5 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 7 detik.
Tabel IV.6 Perhitungan Antrian dengan Waktu Pelayanan (WP) 8 detik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, masalah yang dapat diidentifikasikan adalah Bagaimana pengaruh lama pengeringan dan konsentrasi tapioka

Kurang efektifnya pengendalian mastitis subklinis dengan cara celup puting dapat disebabkan oleh desain alat yang kurang sesuai dengan bentuk puting sapi perah di

Disertasi ini mengangkat pemikiran Dadang Hawari tentang psikoterapi Islam dalam penanggulangan korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan evaluasi pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan bantuan software Ispring Suite Quizmaker yang dapat

(1) Telah berhasil dibuat sistem kunci elektronik pada pintu ruang radiasi berbasis Android dengan kunci berlapis yaitu RFID, PIN, dan sidik jari dengan Arduino

Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pelayanan kendaraan di gerbang tol Banyumanik serta bagaimanakah peran operator gerbang tol setelah

Dengan mengambil suatu parameter antrian, dengan input data tingkat pelayanan didapat jumlah kendaraan yang dapat dilayani untuk tiap gardu yang beroperasi di gerbang tol

Pemasaran produk oleh mitra dilakukan dengan cara tradisional yaitu dijual eceran ke tetangga untuk camilan dengan kemasan plastik biasa dan dijual ke pasar-pasar Malang