UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG
TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
DI KABUPATEN ACEH SINGKIL
KERTAS KARYA
O L E H
SARIPAH BERUTU
082204072
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI NON GELAR DIII PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG
TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI
KABUPATEN ACEH SINGKIL
OLEH
SARIPAH BERUTU
082204072
Dosen Pembimbing
Dosen Pembaca
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya
: UPAYA PENGEMBANGAN
PANTAI CEMARA INDAH
GOSONG TELAGA SEBAGAI
SALAH SATU OBJEK WISATA DI
KABUPATEN ACEH SINGKIL
Oleh
: Saripah Berutu
NIM
: 082204072
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 19511013 197603 1 001
PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
Ketua,
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari Kertas Karya ini adalah “Upaya Pengembangan Pantai
Cemara Indah Gosong Telaga Sebagai Salah Satu Objek Wisata di Kabupaten
Aceh Singkil”.
Adapun maksud dari penulisan Kertas Karya ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi D-III Pariwisata
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Kertas Karya ini penulis menyadari banyaknya bantuan yang
diberikan oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril, masukan ataupun saran,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budayas
Universitas Sumatera Utara.
2. Arwina Sufika, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi D III
Pariwisata Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Nurcahaya Bangun, M.Si selaku Dosen Pembimbing.
5. Kedua orang tua penulis tercinta yang selalu memberikan kasih
sayang, doa serta dukungan kepada penulis. Ayahanda Sallam Berutu
serta Ibunda Nurminem Manik.
6. Seluruh teman-teman Usaha Wisata 2008, Shabrina, Liza, Lily dan
yang lainnya yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan Kertas Karya ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
Kertas Karya ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang membangun guna untuk perbaikan dan penyempurnaan
Kertas Karya ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini. Semoga Kertas Karya ini
dapat memberikan masukan serta manfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
ABSTRAKSI... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1
1.2Rumusan Masalah... 7
1.3Tujuan Penulisan... 7
1.4Manfaat Penulisan... 8
1.5Metode Pengumpulan Data... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepariwisataan... 10
2.2 Pengertian Wisatawan... 13
2.3 Pengertian Objek Wisata... 13
2.4 Jenis-Jenis Wisata Menurut Objeknya... 15
2.5 Upaya Pengembangan Kepariwisataan... 15
2.5.1 Pengertian Pengembangan Kepariwisataan... 15
2.5.2 Upaya-Upaya Pengembangan Kepariwisataan... 16
2.6 Motivasi Kunjungan Wisata... 17
2.7 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan... 18
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH SINGKIL
3.1 Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil... 21
3.2 Letak Geografis, Tofografi, dan Batas Administratif... 23
3.3 Iklim... 25
3.4 Penduduk dan Mata Pencaharian... 25
3.5 Sarana dan Prasarana... 28
3.6 Potensi-Potensi di Kabupaten Aceh Singkil... 30
3.6.1 Potensi Perkebunan... 30
3.6.2 Potensi Perikanan... 32
3.6.3 Potensi Pariwisata... 32
3.7 Potensi-Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil... 32
3.8Kunjungan Wisatawan... 39
BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KABUPATEN ACEH SINGKIL 4.1 Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil... 41
4.1.1 Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil... 42
4.2 Potensi Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 44
4.3 Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 46
4.4 Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 51
BAB V PENUTUP... 52
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI
Kabupaten Aceh Singkil memiliki banyak objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan dalam dunia kepariwisataan. Salah satu objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Pantai Cemara Indah Gosong Telaga yang terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara, ini dapat dilihat dari potensi-potensi yang dimiliki dan keadaan alamnya yang masih alami. jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola dengan baik, diyakini dapat meningkatkan arus kunjungan wisatawan dan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan tentunya akan menambah Devisa negara. Untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan suatu upaya pengembangan kawasan wisata. Dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga ini, harus ditangani dan dikelola dengan baik, serta kerja sama oleh beberapa pihak yang terkait, seperti Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Instansi lainnya guna mendapatkan hasil yang optimal. Dengan adanya pengembangan tersebut, maka akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di daerah tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi yang cukup
besar di bidang kepariwisataan. Apabila diukur dari melimpahnya potensi sumber
daya alam dan budaya yang ada, indonesia dengan core product wisata yang beragam
mulai dari seni budaya yang melimpah, keaneka ragaman hayati dari laut hingga
eksotisme daratan yang spektakuler tersebar diseluruh pulau-pulau Indonesia,
maka layaklah Indonesia menyandang posisi sebagai negara terkaya dan terindah
di seluruh dunia (Wikipedia,2004).
Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia terutama menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan
yang semula hanya dinikmmati oleh segelintir oleh orang-orang yang relatif kaya
pada abad ke-20, kemudian seiring dengan berjalannya waktu pariwisata menjadi
kebutuhan orang-orang banyak untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari
dan sekarang kegiatan ini telah menjadi hak azasi manusia. Pariwisata dapat
menciptakan suasana kehidupan yang bersifat aktif dan kehidupan yang sehat jasmani
dan rohani. Melalui Pariwisata kita dapat menyelami kebudayaan, adat istiadat,
cara hidup suku/bangsa lain, menikmati serta mengagumi keindahan objek wisata
yang ada. Fungsi wisata pada saat ini tidak lagi terbatas pada kegiatan piknik/santai
aktif, rekreasi pasif, hiburan, kontak sosial dan sebagainya. Kegiatan wisata ini
terjadi tidak hanya di negara maju tetapi juga dirasakan pula di negara berkembang
seperti Indonesia yang memiliki potensi kepariwisataan cukup besar.
Kepariwisataan itu sendiri menjadi salah satu sektor penting ketika
pemerintah melihat bahwa pariwisata merupakan sektor yang dapat menambah
pemasukan devisa Negara yang dapat diandalkan, akan tetapi hal ini tidak dapat
diwujudkan dengan hanya mengandalkan keindahan alam atau pun keanekaragaman
budayanya saja. Kerja sama antar pemeritah dengan masyarakat sangat diperlukan
sehingga kepariwisataan tersebut dapat dipertahankan dan semakin maju.
Pembinaan dari berbagai pihak dengan tujuan pemeliharaan dan pengembangan
Daerah Tujuan Wisata (DTW) tentunya sangat diperlukan.
Industri pariwisata baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkannya Inpres
(Instruksi Presiden) Republik Indonesia No. 9 tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969,
Bab 2 Pasal 3 yang berbunyi bahwa : “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di
Indonesia bersifat pada suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan
bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat
dan negara”.
Intruksi Presiden ini dengan jelas mengatakan bahwa pengembangan industri
pariwisata Indonesia merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat
dan negara melalui kunjungan para wisatawan sehingga dapat mwnghasilkan
sekaligus dapat menambah devisa negara. Sekarang pemerintah telah mencanangkan
Sektor Pariwisata kini telah menjadi salah satu tumpuan dan andalan
pembangunan Negara. Selain itu sektor pariwisata pun diharapkan dapat
menggerakkan ekonomi rakyat karena dianggap sektor yang paling lengkap
sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini
dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism
development (Masterplan Aceh Singkil,2009).
Upaya pengembangan Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang
berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah. Pengembangan
sektor pariwisata akan menjangkau berbagai tingkat provinsi, tingkat kabupaten,
tingkat kawasan atau cluster, ataupun tingkat objek wisata. Menurut UU No. 26 tahun
2007 tentang penataaan ruang, penentuan struktur ruang pariwisata harus disesuaikan
dengan tata ruang kawasan atau cluster yang telah ditetapkan untuk pariwisata.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak antara 20- 60 lintang utara dan
950- 980 lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut.
Sampai dengan juli 2003 provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dibagi menjadi
16 kabupaten dan 4 kota terdiri dari 216 kecamatan, 642 mukim dan 5.750 desa serta
11 kelurahan. Luas wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 57.365.57 km2
dengan hutan mempunyai lahan terluas yaitu mencapai 39.615.76 km2 diikuti lahan
petanian kecil seluas 3.135,22 km2. sedangkan lahan pertambangan mempunyai luas
terkecil yaitu 4,42 Km2. Lokasi kuasa alam/objek wisata alam di Provinsi Nanggroe
kawasan terluas mencapai 7.926,75 km2. Yang hamparannya terletak di 3 Kabupaten
yaitu Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara. Sedangkan
kawasan terkecil adalah kawasan hutan dengan fungsi khusus pelatihan gajah.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu Provinsi yang memiliki
banyak objek wisata yang berpotensi selain alamnya, Nanggroe Aceh Darussalam
juga memiliki beberapa etnis suku, budaya, adat istiadat, dan kesenian dengan ciri
khas tersendiri yang dapat dibanggakan serta dapat meningkatkan jumlah wisatawan
yang berkunjung. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Singkil.
Kabupaten Aceh Singkil adalah sebuah kabupaten yang berada di ujung
barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Indonesia. Aceh Singkil
merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya
berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Letak geografis Kabupaten
Aceh Singkil antara 2002’_ 2027’30”LU 970 dan 97004’_ 970 45’00” BT dengan luas
daerah : 2.187Km2.
Batas-batas kabupaten Aceh Singkil adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pemko Subulussalam
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tapanuli Tengah/Pak-Pak Bharat
Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah daratan dan kepulauan.
Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak.
Ibu kota Aceh Singkil adalah Singkil.
Kabupaten Aceh singkil merupakan kabupaten yang berpotensi besar
untuk dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata berkelas dunia. Lembah yang
dialiri sungai bening pegunungan dan bukit menghijau dengan Air terjun, gugusan
pulau-pulau dan terumbu karang dengan aneka biota laut. Hutan rawa yang
menyimpan flora dan fauna yang langka, yang semuanya menjadikan Kabupaten ini
sebagai Daerah Tujuan Wisata yang lengkap. Namun, kekayaan alam yang
dimiliki ini ibarat permata yang agak memudar dan perlu diasah agar mengkilap,
sehingga mengagumkan bagi setiap yang melihatnya. Polesan dari pemerintah sangat
diharapkan agar layak dijual kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil mengalami pertumbuhan akhir-akhir ini setelah
sempat mengalami penurunan yang sangat jauh terkait dengan kebijakan pemerintah
beberapa waktu lalu dengan keberadaan wilayah yang tidak kondusif.
Salah satu potensi wisata yang mulai dikembangkan adalah potensi wisata
bahari Pantai Cemara Indah Gosong Telaga. Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
terletak di desa Gosong Telaga kecamatan Singkil Utara, lokasi pantai cemara adalah
19,5 Km, berjarak 3,5 Km dari lokasi bandara Syekh Hamzah Fansury. Akses jalan
menuju lokasi objek wisata ini kurang baik, kondisi jalannya yang berbatu-batu dan
fatal. Potensi Pantai Cemara ini adalah keindahan alamnya, hamparan pasir putih
yang cukup luas, pemandangan sunset, danau bakau yang unik dan menarik,
di sepanjang pantai terdapat pepohonan cemara. Pada jalan masuk objek wisata ini
telah dibangun gerbang masuk. Tempat pembayaran retribusi bagi pengunjung yang
masuk ke lokasi tersebut juga sudah ada, selain itu juga terdapat fasilitas pendukung
seperti: panggung untuk kegiatan hiburan, area bermain anak, musholla, gazebo atau
tempat berlindung dari panas matahari berupa gubuk, kantin dan tempat ganti pakaian
yang kurang berfungsi secara baik. Fasilitas lain seperti listrik belum dibangun/masuk
ke objek wisata ini, penyediaan kamar mandi/toilet juga belum ada dibangun bagi
wisatawan untuk membersihkan badan setelah mandi-mandi di pantai. Pantai ini
bersih dan indah, biasanya digunakan pengunjung bermain di pinggiran pantai dan
ada juga yang santai sambil menikmati gelombang dan riak air laut. Wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata ini masih wisatawan lokal dan luar daerah kabupaten
Aceh Singkil, sedangkan untuk wisatawan mancanegara belum ada yang berkunjung
ke objek wisata ini. Hal ini disebabkan minimnya fasilitas-fasilitas penunjang
pariwisata yang disediakan dan akses jalan menuju lokasi wisata ini masih kurang
baik. Pengunjung pantai cemara biasanya ramai pada hari minggu dan puncak
pengunjung paling banyak biasanya pada hari libur nasional atau liburan panjang
(holiday). Maka, jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola secara maksimal
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
objek wisata di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil ini karena
belum dikembangkan secara maksimal. Sehingga penulis membuat judul :
“Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga sebagai salah satu
objek wisata di Kabupaten Aceh Singkil”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah
yang akan diangkat dalam kertas karya ini adalah :
1. Bagaimana potensi wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
2. Bagaimana upaya-upaya pengembangan Pantai cemara Indah Gosong
Telaga
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan objek wisata
Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Tujuan khusus adalah untuk menjawab masalah yang dipaparkan dalam rumusan
masalah yaitu :
1. Untuk mengetahui potensi wisata Pantai cemara Indah Gosong Telaga
2. Untuk mengetahui upaya pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan
b. Tujuan umum yaitu untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar
Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
a. Manfaat teoritis penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu kepariwisataan, khususnya wisata alam, baik dari segi
bentuk maupun strategi pengembangan.
b. Manfaat praktis penulisan diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai
pengambil kebijakan, bagi para pelaku pariwisata serta bagi masyarakat sebagai
pemilik daerah objek wisata tersebut dalam pembangunan kepariwisataan di
daerahnya. Dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam dunia kepariwisataan
baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, diharapkan juga
potensi-potensi kepariwisataan yang ada di suatu daerah yang menjadi suatu
objek dan daya tarik wisata seperti ligkungan alam, budaya serta kehidupan
masyarakat setempat dapat berjalan seimbang dan tetap terjaga keberlanjutannya
dengan kualitas yang dapat dibanggakan dan pada akhirnya dapat memberikan
Di atas semua itu, penulisan ini diharapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat setempat karena keterlibatan masyarakat setempat dalam pengembangan
kepariwisataan tidak hanya akan memberikan keuntungan secara ekonomis namun
dapat meningkatkan kesadaran wisata dan kualitas hidup masyarakat. Perkembangan
yang baik pasti akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat setempat
dan bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam memberdayakan potensi
kepariwisataannya yang sesuai dengan keadaan daerahnya masing-masing.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk keabsahan isi laporan ini, penulis mempersiapkan data dan keterangan
yang akurat yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tehnik yang digunakan oleh
penulis untuk mengumpulkan data ini adalah:
1. Field Research, yaitu melaksanakan penelitian langsung ke lapangan
dengan mengamati (foto) serta melakukan wawancara terhadap tokoh-tokoh
masyarakat setempat.
2. Library Research, yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber tertulis
yang relevan dengan objek penulisan baik berupa buku, majalah, surat kabar,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kepariwisataan
Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakat kiri-kira abad ke-18,
khususnya setelah revolusi industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal dari
dilaksanakannya kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat
tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggalnya sehari-hari dengan
suatu alasan apapun selain melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah
atau gaji. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata pariwisata dan
kepariwisataan, kedua kata ini memiliki pengertian berbeda, yaitu :
Secara Etymologis, “Pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta terdiri dari dua suku
kata yaitu masing-masing kata “Pari” dan “Wisata”.
1. Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.
2. Wisata, berarti perjalanan, atau dapat pila diartikan bepergian.
Atas dasar itu, maka kata “pariwisata” seharusnya diartikan sebagai
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke
tempat lain. Pada hakikatnya pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
Ada beberapa definisi pariwisata menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut :
1. Hunziker dan Kraft (1942)
Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari
adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal
menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.
2. Prof. Hans. Buchi
Pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
3. Undang-undang No. 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
di bidang ini.
4. Undang-undang No. 10 Tahun 2009
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah (Bab I, Pasal I, Ayat 3).
5. World Tourism Organization (WTO)
Pariwisata adalah berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya
6. Prof. Salah wahab (dalam Yoeti, 1987: 106)
Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun di luar negeri, meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di tempat memperoleh pekerjaan tetap.
7. Drs. A. Yoeti (1987: 103)
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata. Menurut Dr. R. Gluckmann kepariwisataan adalah :
“Keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara
waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia
yang tinggal di tempat itu (dalam Yoeti, 1982: 117)”.
Sedangkan menurut Herman V. Schulalard seorang ahli ekonomi bangsa
Austria, kepariwisataan adalah :
“Sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya oarang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara (Yoeti, 1987: 105)”.
Jadi, kesimpulannya adalah pariwisata merupakan kegiatan melakukan
perjalanan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bersenang-senang.
Sedangkan kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
2.2 Pengertian Wisatawan
“...Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist) jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang di kunjungi. Apabila kurang dari dari 24 jam maka mereka di sebut Pelancong (exutsionist) (yoeti,1982:134)”.
Pengertian-pegertian wisatawan menurut Forum Internasional Komisi Liga
Bangsa-bangsa (Economic commission of the league of nations) pada tahun 1937
yaitu, sebagai berikut :
1. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, agama, olahraga dan lain-lain).
2. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan dan lain-lain.
Definisi wisatawan menurut the International Union of office Travel Organization
(IUOTO) pada tahun 1954 yaitu :
“Any person who travels to a country other than that in which she/he has his/her usual residence but outside his/her usual environment for period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the axcersice of an activity remunerated from whitin the country visited”.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2009 mengatakan , wisatawan adalah
“...orang yang melakukan wisata/berwisata”.
2.3 Pengertian Objek Wisata
“Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya,
serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai
Daya tarik wisata (tourist attraction) adalah yaitu segala sesuatu yang menjadi
daya tarik orang untuk mengunjungi suatu daaerah tertentu.
Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan Bab I
Pasal 1, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
Daya tarik wisata terdiri dari :
a. Daya tarik wisata merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.
b. Daya tarik hasil karya manusia yaitu hasil karya manusia yang berwujud museum peninggalan bersejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Menurut Marioti (dalam Yoeti,1996: 172), ada tiga hal yang dapat menarik
orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata yaitu :
1. Hasil ciptaan manusia (man-made supply)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah benda-benda bersejarah, keagamaan, dan kebudayaan (Historical, Religius, Cutural) misalnya monument berejarah, museuum, galeri, perpustakaan, handicraft, kesenian rakyat, acara tradisional, pameran, dan sebagainya.
2. Tata cara hidup masyarakat (The way of life)
Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang sangat penting untuk ditawarkan kepada wisatawan. Hal seperti ini terbukti dan dijadikan sebagai event-event yang dapat dijual kepada wisatawan melalui biro-biro perjalanan.
3. Benda-benda yang tersimpan di alam semesta yang dalam istilah pariwisata di sebut natural amenitis, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Bentuk tanah dan pemandangan (Land configuration and Land scape). Tanah yang datar (Plains), lembah pegunungan (Scenic mountain), pantai (Beaches), dan sebagainya.
b. Iklim, misalnya cuaca cerah (Clean air), cahaya matahari (Sunny day), kering (Dry), sejuk (Mild), panas (Hot), hujan (Wet), dan sebagainya. c. Hutan belukar (The sylvan elements), misalnya hutan yang luas (Large
forest), banyak pepohonan (Trees).
d. Fauna dan Flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (Uncommon vegetation), burung-burung (Birds), ikan (Fish), binatang buas (Wild life), cagar alam (National park), dan sebagainya.
2.4 Jenis-jenis wisata menurut objeknya
Jenis-jenis objek wisata menurut Drs. A. Yoeti (1983) sebagai berikut :
a. Wisata Budaya
Yaitu jenis wisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah.
b. Wisata kesehatan
Yaitu jenis wisata kesehatan , tujuan orang-orang melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit atau berobat seperti mandi di sumber air panas.
c. Wisata olah raga
Yaitu jenis wisata olah raga, orang-orang melakukan perjalanan ini dengan tujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.
d. wisata agama
Yaitu jenis wisata yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama Katolik, ke Mekah bagi orang beragama Islam untuk menunaikan Haji dan Umroh.
e. Wisata politik
Yaitu suatu perjalanan yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara, seperti Parade 1 Mei di Tiongkok, 1 Oktober di Rusia, 17 Agustus di Indonesia, dan sebagainya.
f. Wisata alam
Yaitu jenis wisata yang dilakukan untuk melihat atau menyaksikan dan menikmati keindahan alam, flora dan fauna yang beranekaragam.
2.5Upaya pengembangan kepariwisataan
2.5.1 Pengertian Pengembangan kepariwisataan
Beberapa pengertian pengembangan kepariwisataan, sebagai berikut:
1. MasterPlan Pengembagan Kawasan Wisata Aceh Singkil, (2009: 5-12).
Pengembangan kepariwisataan adalah salah satu kegiatan yang berimplikasi
pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah.
2. Mink H. Stavenga (1997 : 27)
Pengembangan kepariwisataan adalah kegiatan dalam peningkatan mutu
kepariwisataan dengan tujuan meningkatkan arus wisatawan ke suatu objek
wisata yang dikembangkan itu.
3. Drs. A. Yoeti (1983:25)
Pengembangan kepariwisataan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata dengan cara membangun sarana dan prasarana pariwisata sebagai pendukung utama dalam peningkatan kualitas suatu objek wisata.
2.5.2 Upaya-upaya Pengembangan Kepariwisataan
Adapun upaya-upaya pengembangan kepariwisataan adalah sebagai berikut:
1. Membangun serta memugar objek-objek wisata yang ada dengan pendekatan
sosial budaya. Hal ini dilakukan karena kehadiran pariwisata mungkin
merupakan sesuatu hal yang baru bagi masyarakat di sekitar objek wisata
yang akan dikembangkan, sehingga masyarakat dapat turut terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan pariwisata.
2. Mengadakan pendekatan dibidang konservasi lingkungan hidup dan
meningkatkan program sadar wisata pada masyarakat di sekitar objek wisata.
3. Meningkatkan pembangunan fisik, sarana dan prasarana serta
fasilitas-fasilitas di kawasan wisata.
4. Pemerintah mengadakan kebijaksanaandalam pembangunan kepariwisataan
yaitu dengan menyelenggarakan pembinaan pariwisata dengan tetap
5. Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dan manajemen serta
meningktkan kreatifitas pengembangan ide usaha kawasan wisata.
6. Meningkatkan kegiatan promosi dan pendidikan kepariwisataan serta
meningkatkan mutu dan kelancaran pelayanan.
2.6 Motivasi kunjungan Wisata
Menurut MacIntos (dalam yoeti, 1983: 85), motivasi kunjungan wisata dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Physical motivations
Hal ini banyak hubungannya dengan hasrat untuk mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, berolah raga, atau pemeliharaan kesehatan agar kegairahan bekerja timbul kembali.
b. Cultural motivations
Motivasi ini erat hubungannya dengan keinginan pribadi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata agar dapat melihat dan mengetahui negara lain, penduduknya, tata cara hidupnya serta adat istiadatnya yang berbeda dengan negara lainnya.
c. Interpersonal motivations
Disini motivasinya didorong oleh keinginan seseorang untuk mengunjungi sanak-keluarganya, kawan-kawan, atau ingin menghindarkan diri dari lingkungan kerja, ingin mencari teman-teman baru dan lain-lain.
Secara singkat motivasi ini erat hubungannya dengan keinginan untuk melarikan diri dari kesibukan rutin sehari-hari.
d. Status and presige motivations
2.7Sarana dan Prasarana kepariwisataan
Menurut Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1983: 194), Sarana kepariwisataan
adalah semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan,
tetapi hidup dan kehidupannya tidak selamanya tergantung pada wisatawan.
Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sarana pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstruktures)
Yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Biro perjalanan wisata - Perusahaan Angkutan umum - Hotel dan Akomodasi lainnya - Restauran, Bar dan Rumah Makan - Objek dan Atraksi wisata.
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementary Tourism Superstruktures) Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan berbagai fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan di tempat yang dikunjungi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Lapangan golf - Lapangan tenis - Kolam renang - Daerah perburuan - Permainan Bowling - Selancar
- Berlayar
- Permainan bilyard
3. Sarana penunjang kepariwisataan ( Supporting Tourism Superstruktures)
Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah semua fasilitas penunjang yang diperlukan wisatawan khususnya tourist bussiness, yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok juga membuat para wisatawan betah tinggal di daerah itu lebih lama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Night club - Casino - Steambath
Prasarana kepariwisataan (Tourism Infrastruktures) adalah semua fasilitas
yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian
rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya
(Yoeti,1983: 186).
Prasarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Prasarana Umum ( General infrastruktures)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi perekonomian, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
- Sistem penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik
- Jaringan jalan raya dan jembatan - Airport, seaport, terminal dan stasiun - Alat angkutan
- Telekomunikasi
2. Kebutuhan Masyarakat Banyak ( Basic needs of civilized life)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
- Rumah Sakit - Apotik - Bank - Kantor Pos
- Administration Office ( Pemerintahan Umum seperti : Polisi, Pengadilan, dan lain-lain).
2.8 Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Untuk meningkatkan potensi daya tarik wisata di suatu daerah diperlukan
usaha untuk mengembangkan daya tarik wisata dan membangun objek wisata yang
sudah ada, maupun usaha untuk menciptakan objek wisata dan daya tarik wisata baru.
Misalnya dengan cara menggariskan kebijaksanaan pengembangan pariwisata jangka
panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi
Menurut Drs. Oka A. Yoeti (1996: 178), hal yang terpenting agar usaha
pengembangan sekaligus pengelolaan obyek dan daya tarik wisata dapat menarik dan
memotivasi untuk berkunjung adalah dengan terpenuhinya tiga syarat utama yang
harus dimiliki objek wisata, yaitu:
a. Something to do, yaitu sesuatu kegiatan yang dapat dilakukan.
b. Sometthing to see, yaitu sesuatu hal yang dapat dilihat.
c. Something to buy, yaitu sesuatu yang dapat dibeli.
Terdapat beberapa hal yang merupakan prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam usaha pengembangan objek dandaya tarik wisata sesuai dengan UU No. 9
Tahun 1990, antara lain :
a. Mampu mendorong peningkatan dan perkembangan kehidupan ekonomi,
sosial dan budaya dalam masyarakat.
b. Memperhatikan nilai-nilai agama, adat-istiadat serta pandangan nilai-nilai
yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
c. Memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH SINGKIL
3.1 Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Aceh Singkil merupakan sebuah kabupaten yang berada di ujung
barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Indonesia. Aceh Singkil
merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada
di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua
wilayah yaitu daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten
Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Aceh Singkil terletak di Singkil.
Kabupaten Aceh Singkil terletak di jalur barat Sumatera yang
menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga, namun demikian jalurnya sangat
bergunung-gunung dan perlu dilakukan banyak perbaikan akses jalan agar
keterisolasian wilayah dapat teratasi. Sebelum Kabupaten Aceh Singkil terbentuk,
wilayah Singkil dahulu merupakan daerah yang sangat terpencil dikarenakan kondisi
alamnya yang masih berupa rawa-rawa dan hutan belantara yang sangat sulit untuk
didatangi karena keterbatasan jalur transportasinya.
Jalur transportasi yang dahulu ada hanya melalui jalur laut, itu pun harus
ditempuh berhari-hari lamanya dari kota Sibolga untuk dapat mencapai kota Singkil.
Sedangkan dari daerah pedalaman untuk sampai ke kota Singkil harus melalui jalur
dengan terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999
(Unadang-undang No. 14 tahun1999), dan pelantikan Makmur Syah Putra, SH
sebagai pejabat Bupati Kabupaten Aceh Singkil, tanggal 27 April 1999 oleh Menteri
Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, di Jakarta.
Pada awal pembentukannya, kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 4 kecamatan
yaitu: kecamatan Singkil, kecamatan Pulau Banyak, kecamatan Simpang Kiri,
kecamatan Simpang Kanan. Peresmian Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal
14 Mei 1999 oleh Gubernur Provinsi Daerah stimewa Aceh di Lapangan
Sultan Daulat Singkil. Maka sejak saat itu lambat laun wilayah Aceh Singkil
menjadi semakin berkembang seiring dengan terbentuknya Kabupaten Aceh singkil.
Tahap demi tahap pembangunan di wilayah Aceh Singkil mulai berjalan dengan
dibangunnya sarana transportasi jalan, perkantoran dan pelabuhan. Berbagai sarana
dan prasarana mulai dibangun dan dibenahi, ini terlihat dengan dibangunnya jalan
Singkil-Rimo-Subulussalam sehingga memudaahkan masyarakat untuk berhubungan
ke kota Singkil sebagai ibu kota kabupaten.
Setelah jalan Singkil-Rimo-Subulussalam dibuka, maka tanah ini menjadi
andalan mendatangkan uang. Daerah yang semulanya hutan belantara kini berubah
menjadi daerah yang produktif dan berkembang, yang semula merupakan daerah
buangan setelah dibuka menjadi daerah bilangan. Tata ruang masih merupakan
kendala yang sangat berat dihadapi oleh kabupaten Aceh Singkil yang belum lama
Aceh Singkil untuk mensejajarkan dirinya dengan kabupaten-kabupaten lain di
provinsi Aceh. Berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan mulai banyak dibangun,
begitu juga dengan fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan yang
merupakan sarana vital bagi masyarakat umum. Beberapa sektor juga mulai dibenahi
seperti sektor pariwisata dengan mengandalkan Pulau Banyak sebagai tujuan utama
wisata dii Aceh Singkil.
Sektor perkebunan juga berkembang pesat, dengan banyaknya pembukaan
lahan-lahan Perkebunan Kelapa Sawit oleh perusahaan-perusahaan swasta untuk
menanamkan investasinya di wilayah Aceh Singkil. Bukan hanya lahan perkebunan
yang dibuka, tetapi pabrik-pabrik pengolahan minyak kelapa sawit juga dibangun
perusahaan-perusahaan swasta tersebut, diantaranya adalah PT Socfindo, PT Uber
Traco, PT Astra, PT Asdal, PT Delima Makmur dan lain-lain. Sektor perikanan juga
semakin digalakkan dengan memperbanyak kapal-kapal penangkap ikan bagi nelayan
dimana merupakan mata pencaharian penduduk di sepanjang pesisir wilayah pantai
Aceh Singkil. Ke semua sektor yang berhasil dibangun ini akhirnya semakin
mempercepat gerak roda pembangunan di kabupaten Aceh Singkil.
3.2 Letak Geografis, Tofografi, dan Batas Administratif
Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari dari kabupaten induk,
kabupaten Aceh Selatan dengan letak geografis 2002’ – 20 27’ 30” 970 dan 97004’- 970
Batas-batas administratif kabupaten Aceh Singkil adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pemerintah Kota Subulussalam
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tapanuli Tengah/ Pak – Pak Bharat
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kbupaten Aceh Selatan
Seiring perputaran waktu dan untuk pemenuhan aspirasi masyarakat kabupaten
Aceh Singkil terjadi beberapa kali pemekaran. Pada tahun 2000 kabupaten
Aceh Singkil memiliki 6 kecamatan yang semula hanya memiliki 4 kecamatan,
kecamatan Simpang Kanan dimekarkan menjadi kecamatan Simpang Kanan dan
Gunung Meriah, kecamatan Simpang Kiri dimekarkan menjadi kecamatan
Simpang Kiri dan Rundeng. Kemudian pada tahun 2001 dimekarkan lagi menjadi
11 kecamatan, pada tahun 2002 dimekarkan lagi menjadi 13 kecamatan, dan pada
tahun 2006 kabupaten Aceh Singkil di mekarkan lagi menjadi 15 kecamatan.
Saat ini jumlah dan luas wilayah kabupaten Aceh Singkil telah berkurang
disebabkan pemekaran Pemko Subulussalam pada tahun 2007. Sebanyak 5
kecamatan harus berpisah dengan kabupaten induk dan berada dalam wilayah Pemko
Subulussalam yaitu: Kecamatan Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Longkip dan
Sultan Daulat. Sekarang Kabupaten Aceh Singkil hanya memiliki 10 kecamatan
yaitu: Kec. Singkil, Singkil Utara, Kuala Baru, Pulau Banyak, Gunung Meriah,
Simpang Kanan, Kota Baharu, Suro Makmur, dan Danau Paris. Saat ini Kabupaten
3.3Iklim
Berdasarkan data pengamatan temperatur yang tercatat di Singkil bahwa
suhu/temperatur udara bulanan hampir merata dengan perbedaan tidak begitu besar,
yaitu temperatur udara berkisar antara 29,60C – 33,20C. Kelembaban udara bulanan
berkisar antara 97 – 100% dengan kelembaban maksimum terjadi pada bulan
Juli – September dan November – Desember. Kecepatan angin bulanan berkisar
antara 50,3 – 79,1 km/hari serta penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar antara
3 – 6 jam/hari.
3.4Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Kabupaten Aceh Singkil merupakan multi etnik karena berbagai
suku hidup berbaur di kabupaten ini. Suku-suku yang mendominasi adalah suku
Pak-pak, Aceh, Minang, Jawa dan Nias. Etnis Pak-pak merupakan etnis paling
banyak di Kabupaten Aceh Singkil, etnis Pak-pak banyak terdapat di Kecamatan
Suro Makmur, Simpang kanan, Gunung Meriah, Danau Paris. Bahkan bisa dikatakan
di masing-masing kecamatan ini 90% penduduknya didominasi suku Pak-pak.
Ada pun marga-marga Pak-pak yang pada umumnya di kabupaten Aceh Singkil
yaitu marga Manik, Berutu, Bancin, Tumangger, Cibro, marga Berutu merupakan
paling banyak jumlahnya dari pada marga lain. Etnis Aceh banyak terdapat di
Kecamatan Kuala Baru, di kecamatan ini hampir keseluruhan didominasi etnis Aceh,
sebagian kecil lagi etnis Aceh juga terdapat di kecamatan Singkil, Gunung Meriah,
rata-rata penduduknya merupakan suku Jawa yang bekerja sebagai pekerja
perkebunan dan pedagang. Selain itu juga terdapat di kecamatan Gunung Meriah,
Singkil dan Singkil Utara yang tak lain juga bekerja sebagai pedagang dan pekerja
perkebunan. Etnis Minang pada umumnya terdapat di daerah pesisir kecamatan
Singkil dan Singkil Utara. Sedangkan etnis Nias banyak terdapat di wilayah
kepulauan kabupaten Aceh Singkil yaitu di Pulau Banyak, hampir keseluruhan
masyarakatnya bersuku Nias. Selain etnis tadi ada juga etnis lain yang berdiam di
kabupaten Aceh Singkil, separti Bugis dan Arab, tetapi populasinya relatif kecil.
Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Aceh Singkil adalah 102.213 jiwa, yang terdiri dari 51.638 orang laki-laki
dan 50.575 orang perempuan. Dari hasil Sp 2010 tersebut terlihat bahwa persentase
penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Gunung Meriah yaitu sebesar 29,7% dan
diikuti oleh kecamatan Singkil sebesar 15,88%. Sedangkan kecamatan dengan
persentase penduduk paling kecil adalah kecamatan Kuala Baru yaitu sebesar 2,13%.
Dengan luas wilayah kabupaten Aceh Singkil sekitar 2.187 KM2 dan jumlah
penduduk yang mendiami sebesar 102.213 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Aceh Singkil adalah sebanyak 46 orang per kilo meter persegi. Kecamatan
yang paling tinggi kepadatan penduuknya adalah kecamatan Gunung Meriah yaitu
sebanyak 141 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah
Dilihat dari jumlah penduduk maupun angka kepadatan penduduk,
maka kecamatan Gunung Meriah memiliki jumlah penduduk serta kepadatan
penduduk tertinngi di kabupaten Aceh Singkil. Hal ini tidak lepas oleh geografisnya
yang berada di tengah kabupaten serta faktor ekonomi kecamatan Gunung Meriah
yang merupakan pusat perdagangan.
Tabel 3.4.1
Luas wilayah dan penduduk Kabupaten Aceh Singkil per kecamatan Tahun 2010
penduduk Laki-laki Perempuan
Kepadatan
Pada umumnya mata pencaharian warga Aceh Singkil adalah Petani dan
Nelayan. Karena potensi hutan yang kaya, banyak para pemilik modal dari medan
menanamkan modal untuk membuka Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Gerak ekonomi
semakin semarak dengan perkembangan pertokoan di beberapa tempat seperti kota
Subulussalam, Rimo, Rundeng, dan Singkil sendiri. Menjamurnya pasar tradisional
yang dibuka pada hari tertentu (disebutkan pekan atau onan) tumbuh di banyak
tempat. Perkembangan ini menjadikan peralihan mata pencaharian yang digeluti
warag Aceh Singkil menjadi pedagang.
3.5 Sarana dan Prasarana
a. Pelabuhan Laut
Untuk angkutan laut, Kabupaten Aceh Singkil memiliki dua pelabuhan yaitu
pelabuhan Singkil dan pelabuhan Pulau Banyak.
b. Pelabuhan Udara
Kabupaten Aceh Singkil memiliki satu Bandara yaitu Bandara Syekh Hamzah
Fansyuri, penerbangan yang ada di Bandara ini dengan tujuan Banda Aceh dan
Medan, masing-masing 2 penerbangan dalam satu minggu. Jenis pesawat yang
melayani penerbangan ini adalah pesawat Cassa berkapasitas 20 seat.
c. Terminal dan Sarana Angkutan
Di Kabupaten Aceh Singkil terdapat Terminal yang ditujukan untuk melayani
transportasi darat, saat ini terminal yang telah beroperasi dan sudah selesai
d. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2010, Sarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil Rumah
Sakit, Puskesmas, Posyandu, Balai Pengobatan dan tempat praktek-praktek Dokter
atau Bidan.
Tabel 3.5
Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan Tahun 2010
3.6Potensi-potensi di Kabupaten Aceh Singkil
3.6.1 Potensi Perkebunan
A. Kelapa Sawit
Perkembangan perkebunan rakyat khususnya kelapa sawit di Kabupaten Aceh
Singkil merupakan bagian dari usaha pengembangan PKS skala kecil di Provinsi
(DAI, 2009). Perkembangan perkebunan kelapa sawit skala kecil ini telah diusahakan
oleh rakyat sejak tahun1990-an yang tersebar di Kabupate Bireuen, Aceh Utara,
Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, kota Langsa dan
Subulussalam.
Di kabupaten Aceh Singkil terdapat 7 perusahaan perkebunan kelapa sawit,
yaitu PT. Socfindo, PT. Telaga Zam-zam, PT. Lembah Bakti berlokasi di kecamatan
Gunung Meriah/Singkil Utara, PT. Jaya Bahari Utama di kecamatan Danau Paris, dan
PT. Uber Traco di kecamatan Kota baharu/Singkohor dengan luas konsesi/ ijin
prinsip 40.843,30 Ha. Sedangkan luas yang sudah ditanami mencapai 28.021 Ha
(68,72%) dengan produksi sebesar 64.617 ton minyak sawit (palm oil), 13,231 ton
menjadi inti/biji sawit (palm kernel oil). Sebagian perusahaan perkebunan sawit
ini merupakan usaha petungan antara investor dalam negeri dengan Malaysia.
Selain usaha perkebunan sawit, terdapat usaha perkebunan rakyat seluas 13.869 Ha
dengan produksi 96.210 ton TBS.
Perkebunan sawit saat ini tersebar di semua kecamatan di kabupaten Aceh
Singkil. Perkebunan sawit yang terluas terdapat di kecamatan Suro makmur, Simpang
B. Kelapa
Perkebunan kelapa yang adadi kabupaten Aceh Singkil adalah kelapa hibrida
dan kelapa dalam dengan luas 5.076 Ha dan perkebunan yang terluas terdapat di
Kecamatan Pulau Banyak dengan luas 3.851 Ha (75.86% dari seluruh luas lahan
kelapa di Kabupaten Aceh Singkil). Produksi kelapa yang tercatat di kabupaten Aceh
Singkil adalah 2.308 ton atau produktivitas sebesar 0,45 ton/Ha.
C. Jenis Perkebunan Lainnya
Jenis Perkebunan yang lainnya di kabupaten Aceh Singkil adalah kemiri
dengan luas tanam 48 Ha, coklat dengan luas 462 Ha, karet seluas 3.858 Ha, pinang
seluas 785 Ha dan cengkeh seluas 535 Ha. Perkebunan kemiri yang terluas terdapat di
kecamatan Suro Makmur dengan luas 15 Ha dan produksi sebanyak 7 ton.
Perkebunan coklat (Cacao) yang terluas terdapat di Pulau Banyak dengan luas 160
Ha dan produksi 4 ton, di Suro Makmur seluas 88 Ha dengan produksi 18 ton.
Perkebunan karet tersebar di kecamatan Kota Baharu seluas 968 Ha dengan produksi
799 ton, di kecamatan Simpang Kanan seluas 856 Ha dengan produksi 636 ton,
Suro Makmur seluas 724 Ha dengan produksi 235 ton. Perkebunan pinang yang
terluas terdapat di kecamatan Kota Baharu seluas 317 Ha dengan produksi 203 ton,
di kecamatan Singkohor seluas 183 Ha dengan produksi 101 ton. Perkebunan cengkeh
3.6.2 Potensi Perikanan
Kegiatan Perikanan di kabupten Aceh Singkil adalah tambak/kolam, budidaya
laut dan penangkapan ika di perairan laut. Lahan-lahan budidaya tambak/kolam
adalah 75.290 Ha dengan produksi sebanyak 24.070 ton atau produktivitas sebesar
0,51ton/Ha, bududaya ikan laut (ikan gurapu, kakap, lobster) sebanyak 0,71 ton,
produksi ikan laut sebanyak 7.122,7 ton. Selain itu, di kabupaten Aceh Singkil
terdapat budidaya rumput laut sebanyak 2,01 ton/Ha. Banyaknya pulau dan terumbu
karang di Kabupaten Aceh Singkil sehingga memiliki potensi dalam ikan karang yang
lebih berpotensi sebagai ikan hias.
3.6.3 Potensi Priwisata
Kabupaten Aceh Singkil termasuk salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang memiliki potensi cukup besar bagi
pengembangan kawasan wisata. Kabupaten Aceh Singkil memiliki keindahan dan
kekayaan alam seperti panoranma alam, air terjun, jeram sungai, danau, rawa, pantai
dan laut serta kekayaan flora dan fauna. Potensi alam ini memberi dukungan untuk
pengembangan kegiatan wisata seperti rekreasi (pasif dan aktif), penjelajah (Trail),
studi dan riset tentang alam.
3.7 Potensi-Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
Sesuai karakteristik wilayah, kabupaten Aceh Singkil kaya akan potensi
pariwisata. Beberapa potensi pariwisata di kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada
Tabel 3.6
Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
No Kecamatan Objek Wisata Keterangan
1. Singkil Utara • Pantai Cemara Indah
• Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil
Sumber: Dinas Pariwisata Aceh Singkil 2010
1. Pantai Cemara
Terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara, lokasi Pantai
Cemara adalah 19,5 Km arah timur ditempuh dengan kendaraan selama lebih
kurang 25 menit dari kota Singkil dan berjarak 3,5 Km dari lokasi Bandara Udara
Syekh Hamzah Fansury dan dapat ditempuh dengan kendaraan selama lebih kurang
10 menit. Kondisi pantai cemara terdiri atas hamparan pasir putih. Disepanjang tepi
pantai dan terdapat pepohonan cemara pada jalan masuk objek wisata ini telah
Tempat pembayaran retribusi bagi pengunjung yang masuk ke lokasi tersebut
juga sudah ada. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti panggung untuk
kegiatan hiburan, area bermain anak, mushalla, gazebo atau tempat berlindung dari
panas berupa gubuk, kantin tempat makan atau minum yang dimiliki penduduk
setempat dan tempat ganti pakaian. Pantai ini bersih dan indah dan biasanya
digunakan pengunjung bermain di pinggiran pantai dan ada juga panggung santai
sambil menikmati pemandangan gelombang dan riak air laut. Pengunjung Pantai
Cemara biasanya ramai pada hari minggu dan puncak pengunjung paling banyak
biasanya pada hari libur nasional atau libur panjang.
2. Danau Paris
Danau Paris teletak di Kecamatan Danau Paris, dan berjarak lebih kurang
75 Km dari kota Singkil dan dapat ditempuh dengan perjalanan kendaraan lebih
kurang 1,5 jam. Objek wisata sedikit jauh ke jalan lintas 6 Km, dan dapat dicapai dari
simpang kantor camat dengan kendaraan sepeda motor dan lama perjalanan 25 menit,
kondisi sekitar Danau Paris ini terdapat pepohonan liar, ada rawa, keadaan airnya
kurang jernih berwarna sedikit gelap dan biasanya pengunjung datang untuk
memancing ikan, air danau ini tidak dapat dipergunakan untuk mandi. Pada objek
wisata Danau Paris ini belum ada fasilitas pendukung, jalan akses ke lokasi objek
wisata ini masih kurang baik dan sedikit terjal, berbukit-bukit dan jauh dari
3. Makam Syekh Abdurrauf As Singkil.
Syekh Abdurrauf As Singkili merupakan salah satu ulama besar pada
zamannya. Kemansyuran namanya masih dikenang hingga saat ini. Di Bumi Aceh
maupun Sumatera Barat. Makam Syekh Abddurrauf As Singkili terletak di Desa
Kilangan, Kecamatan Singkil atau berjarak 2 Km dari kota Singkil. Makam ini
terletak tepat disamping Sungai singkil yang sangat lebar. Makam ini banyak
dikunjungi oleh peziarah, dari Aceh Singkil, bahkan dari luar Aceh dan mancanegara.
4. Danau Bungara
Danau Bungara terletak di Kecamatan Kota Baharu. Dan memiliki
pemandangan cukup indah, dikelilingi oleh pohon-pohon dengan kondisi yang masih
alami. Danau bungara ini sudah dikenal masyarakat sekitar, dan ramai dikunjungi
terutama pada akhir minggu dan hari besar lainny. Kondisi Danau Bungara masih
belum memiliki fasilitas penunjang pariwisata, sarana dan prasarana pariwisata masih
kurang, dan kondisi jalan akses menuju daerah wisata ini masih rusak, dan melalui
perkebunan rakyat.
5. Ujung Lolok
Ujung Lolok merupakan salah satu pulau kecil di Kecamatan Pulau Banyak
dan terletak di sebelah tenggara Pulau Tuangku. Ujung Lolok memiliki potensi wisata
yang tinggi seperti pemandangan alam yang indah dan masih alami. Kondisi pantai
pasir putih sangat indah dan menarik, perairan pantai cukup luas serta landai sehingga
sangat cocok untuk rekreasi pantai. Ujung Lolok juga selalu disinggahi kapal asing
selain itu alam bawah lautnya juga menyimpan kekayaan alam yang besar, laut yang
jernih dilengkapi dengan karang dan taman laut yang sangat indah serta cocok untuk
melakukan kegiatan diving. Namun, saat ini sarana transportasi laut untuk
mendukung olahraga pantai ke pulau-pulau sekitarnya dari dan ke Pulau Balai
sebagai pusat pelayan kecamatan masih kurang memadai.
Amenitas (Akomodasi dan Restoran) masih sangat minim, yang ada hanya
akomodasi Mr Dean/Friska. Dermaga yang khusus melayani kapal-kapal asing/pesiar
yang akan berkunjung ke Ujung Lolok belum tersedia.
6. Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil
Pulau Palambak merupakan salah satu pulau di Kecamatan Pulau Banyak,
memiliki pantai pasir putih yang terbentang luas dan panjang. Kondisi hutan alam di
Pulau Palambak sangat terjaga (terkonservasi). Pulau Palambak menyimpan potensi
taman laut berupa kekayaan bawah laut yang beraneka dan lestari. Kekayaan bawah
laut Pulau Palambak kurang diinformasikan sehingga kunjungan wisatawan ke lokasi
ini juga masih rendah. Fasilitas untuk wisatawan yang datang berkunjung ke Pulau
Palambak sudah dipersiapkan oleh Pemda dan masyarakat.
7. Pulau Tuangku
Pulau Tuangku adalah Pulau terbesar yang terdapat di Kepulauan Banyak
yang berhadapan dengan Samudera Hindia atau di sebelah barat Pulau Sumatera.
Pulau Tuangku memiliki potensi keindahan alam yang indah dan mempesona dimana
kondisi alamnya masih alami dan terjaga dengan baik. Namun fasilitas yang ada
8. Pulau Bangkaru
Pulau Bangkaru merupakan salah satu objek wisata yang sangat menakjubkan.
Bahkan di pulau ini kita dapat melihat Penyu-penyu bertelur. Mungkin ini merupakan
pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Menurut buku “An Insigth Into Aceh
(2007), Bangkaru merupakan pulau Magic dimana setiap malam sepanjang tahun,
kita dapat melihat penyu hijau menetaskan telur-telurnya. Panjang penyu ini lebih
dari 1 meter dan beratnya sekitar 250 kg. Kadang-kadang pada akhir bulan dalam
setahun terdapat juga penyu berbulu, beratnya melebihi 500 kg (Acehpedia,2007).
Hal lain yang dapat dinikmati disini ialah keindahan pantainya, snorkeling,
dan tracking. Di pulau bangkaru tidak ada pemukiman penduduk, tetapi ada
pemondokan milik Yayasan Pulau Banyak sebagai akomodasi untuk Konservasi
Alam, dan diawasi oleh Mahmud Bangkaru sebagai pemerhati lingkungan.
9.Pulau Tailana
Pulau Tailana merupakan salah satu pulau di Kecamatan Pulau Banyak,
memiliki pantai pasir putih yang indah dan jernih. Kondisi alam Pulau Tailana masih
terjaga keasriannya, dan terisolasi dari pemukiman penduduk, terkondisi hanya untuk
aktivis wisatawan. Pulau Tailana memiliki potensi laut yang tinggi, yaitu dengan
taman laut dan terumbu karang yang indah, sehingga menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Kondisi pelayanan terhadap wisatawan masih sangat minim.
Akomodasi sudah ada, namun Pulau Tailana masih jarang dikunjungi wisatawan,
karena belum dikenal dan minimnya informasi terhadap potensi dan kegiatan di
10. Rawa Singkil
Rawa Singkil terletak di desa Kuala Baru Kecamatan Kuala Baru.
Rawa Singkil ini termasuk dalam kawasan konservasi bagian dari Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL), dengan luas sekitar 1.100 ha. Rawa ini banyak menyimpan
binatang air dan melata, Pelestarian rawa Singkil ini perlu dijaga untuk keseimbangan
dalam lingkungan hidup. Meskipun saat ini belum ada fasilitas yang memadai bagi
wisatawan yang berkunjung masuk ke Rawa singkil ini, namun berbagai fauna seperti
buaya,burung, ikan dan fauna lainnya yang hidup di sekitar objek wisata ini akan
memberikan kepuasan bagi wisatawan minat khusus.
11. Danau Anak Laut
Danau Anak Laut terletak di Desa Gosong Telaga Timur Kecamatan Singkil
Utara. Danau Anak Laut ini berada di kota Singkil dan dapat ditempuh dengan
perjalanan kendaraan kurang lebih 50 m dari sisi jalan lintas, untuk menempuh objek
wisata ini dengan berjalan kaki.
Kondisi sekitar anak laut ini terdapat pepohonan alami, ada rawa dan
keadaan airnya berwarna sedikit gelap seperti halnya air danau rawa dan tidak
digunakan untuk mandi. Memancing ikan adalah kegiatan yang sering dilakukan
pengunjung. Pada pagi hari kita dapat melihat pemandangan sunrise dan sunset
pada sore hari. Objek wisata Danau Anak Laut ini dapat juga terlihat dari tepi
12. Air Terjun Lae Petal
Air Terjun Lae Petal terletak di Kecamatan Suro Makmur, lokasi objek wisata
ini dekat ke jalan lintas Singkil-Subulussalam. Objek wisata ini dapat dicapai dari
simpang Lae Petal dengan berjalan kaki selama 15 menit. Kondisi sekitar air terjun
ini terdapat pepohonan liar yang tumbuh alami dan batu-batuan pada aliran sungai.
Pada objek wisata ini terdapat 3 titik air terjun yang bervariasi dengan
ketinggian mencapai 6-15 meter. Keadaan airnya jernih, dingin dan suatu
pemandangan yang menarik apabila dilihat dari bawah. Di objek wisata ini juga
terdapat bunga raflesia.
Di lokasi objek wisata ini belum ada fasilitas pendukung dan jalan menuju lokasi ini
masih kurang baik.
13. Air Terjun Lae Munto
Air Terjun Lae Munto terletak di desa Kuta Tinggi kecamata Simpang Kanan,
Objek wisata ini dekat ke jalan raya. Keadaan airnya sangat jernih berwarna biru
kehijau-hijauan, pada objek wisata ini belum terdapat fasilitas pendukung yang
memadai dan jalan menuju ke lokasi ini kurang baik dan terjal. Melihat kondisi jalan
seprti ini, objek wisata ini dikemas untuk wiatawan minat khusus.
3.8 Kunjungan Wisatawan
Objek wisata Kabupaten Aceh Singkil banyak dikunjungi wisatawan, baik itu
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Kabupaten Aceh Singkil diantaranya berasal dari Asia, Eropa,
Aceh Singkil selama 7 (tujuh) Hari. Jumlah kunjungan wisatawan akhir-akhir ini
mengalami pertumbuhan, setelah sempat mengalami penurunan akibat adanya
kebijakan pemerintah dengan keberadaan wilayah yang tidak kondusif (aman).
Kunjungan wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada
Tabel 3.7 berikut ini :
DATA TERAKHIR PENERIMAAN DAERAH DARI OBJEK WISATA (WISNUS/LOKAL)
Sumber : Pengelola Pantai Cemara Indah 2010
DATA TERAKHIR PENERIMAAN DAERAH DARI OBJEK WISATA (WISMAN)
Jumlah 9.758.700 9.758.700
BAB IV
UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
DI KABUPATEN ACEH SINGKIL
4.1 Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
Program Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil harus
ditetapkan agar asset atraksi alam dan budaya dapat dipertahankan keberadaannya
dan kualitasnya. Ini dapat dilaksanakan dengan beberapa program yang dilandasi oleh
konsep perencanaan sebagai berikut :
1. Penetapan progaram pengembangan Orientasi Daerah Tujuan Wisata (ODTW)
kawasan Pulau Banyak, Kawasan Pantai, dan lain-lain, sebagai kawasan
konservasi sangat membantu dalam mengembangkan wisata minat khusus dan
ekowisata.
2. Mempertahankan daerah pedesaan dengan sosial, ekonomi, dan budaya dengan
kondisi arsitektur terpadu dengan alamnya, pembangunan fasilitas sesuai dengan
syariat islam, sehingga modernisasi yang berkembang tidak merusak nilai tatanan
sosial budaya yang ada.
3. Mempertahankan karakter alami daerah dengan pertanian lahan kering, pola
pertanian ini mempunyai daya tarik untuk wisatawan.
4. Mempertahankan daerah sungai dan area air terjun harus dilaksanakan
dengan memantapkan kawasan sempadan sungai yang lebarnya sekitar
5-15 meter dari tepi sungai atau area air terjun. Hal ini merupakan cara
untuk mempertahankan public space, di samping melaksanakan program
4.1.1 Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil
Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil yaitu melalui pembagian
beberapa cluster atau ruang kawasan pengembangan, konsep cluster lebih pada
pengembangan sub wilayah masing-masing ODTW yang relatif saling berdekatan
dan memiliki akses atau jalur yang dapat dikelompokkan secara keruangan maupun
secara tematik.
Pengembangan melalui konsep cluster merupakan upaya mengaitkan dan
merangkai ODTW dalam satuan ruang yang disebut satuan kawasan, sehingga
memberikan fokus perencanaan yang lebih memperlihatkan karakteristik, tema, dan
dinamika pengembangan pariwisata masing-masing cluster. Pengembangan suatu
cluster harus memperhatikan pertuumbuhan antar- cluster, sehingga dapat
menghindari kecenderungan pengabaian pada kawasan pinggiran. Jika setiap cluster
memiliki tema tertentu maka diharapkan dapat menarik kerja sama antar suatu
instansi dan masyarakat untuk menggali potensi dan memecahkan masalah yang ada
pada setiap cluster tersebut.
Masing-masing cluster memiliki pusat pelayanan di Ibukota Kecamatan
yang dianggap dapat melayani kebutuhan pengembangan wisata dan wisatawan.
Isu strategi pengembangan tiap-tiap cluster berdasarkan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats), analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan dan
pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Setelah melalui analisis, terbentuklah beberapa cluster pengembangan pariwisata
di Kabupaten Aceh Singkil.
Adapun cluster yang ada di Kabupaten Aceh Singkil, yaitu :
1. Cluster : Pulau Banyak
Tema : Wisata Alam
Dukungan Tema : Wisata Surfing, Diving, dan Kayaking
Pusat pelayanan : Kota Singkil
2. Cluster 2 : Pantai Cemara Indah, Pantai Anak Laot, dan
Makam Syekh H.
Tema : Wisata Alam Dan Budaya
Dukungan Tema : Atraksi Wisata
Pusat Pelayanan : Kota Singkil
3. Cluster 3 : Air Terjun dan Danau
Tema : Adventure
Dukungan Tema : Alam Petualangan
Pusat Pelayanan : Kec. Simpang Kanan
Untuk mencapai sasaran pembangunan dan pengembangan pariwisata Aceh
Singkil, maka arah kebijakan pembangunan dan pengembangan pariwisata oleh
Departemen Pariwisata sebagai salah satu stakeholders/pemangku pembangunan
1. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata.
2. Meningkatkan efektivitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam
pembangunan dan pengembangan pariwisata.
3. Memantapkan kerjasama dalam dan luar negeri di bidang pariwisata.
4. Memantapkan manajemen pembangunan dan pengembangan pariwisata.
4.2 Potensi Pantai Cemara Indah Gosong Telaga di Kabupaten Aceh Singkil
Pantai Cemara Indah Gosong Telaga adalah objek wisata hamparan pantai
yang panjang, terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara Kabupaten
Aceh Singkil. Lokasi Pantai Cemara adalah 19,5 Km, berjarak 3,5 Km dari lokasi
Bandara Syekh Hamzah Fansury. Potensi Pantai Cemara Indah ini adalah keindahan
alamnya, hamparan pasir putih yang cukup luas, pemandangan sunset di sore hari,
danau bakau yang unik dan menarik di sekitar pantai, di sepanjang pantai terdapat
pepohonan cemara yang rindang. Pantai ini bersih dan indah, biasanya digunakan
pengunjung bermain di pinggiran pantai dan ada juga yang bersantai sambil
menikmati gelombang dan riak air laut.
Pada jalan masuk ke objek wisata ini telah dibangun gerbang masuk. Tempat
pembayaran retribusi bagi penunjung yang masuk ke lokasi tersebut juga sudah ada,
selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti: panggung untuk kegiatan hiburan,
area bermain anak-anak, musholla, gazebo atau tempat berlindung dari panas
Fasilitas lain seperti listrik belum dibangun/masuk ke objek wisata ini,
penyediaan kamar mandi/toilet juga belum ada dibangun bagi wisatawan untuk
membersihkan badan setelah mandi-mandi di pantai. Wisatawan yang berkunjung ke
objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga ini masih terbilang wisatawan lokal
dan dari luar daerah Kabupaten Aceh Singkil, sedangkan untuk wisatawan
mancanegara masih sangat jarang berkunjung ke objek wisata ini. Hal ini disebabkan
minimnya fasilitas-fasilitas pariwisata yang disediakan.
Akses jalan menuju lokasi objek wisata ini masih kurang baik, kondisi
jalannya yang berbatu-batu liar, sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke objek
wisata ini mengalami kesulitan jika menggunakan kendaraan. Untuk saat ini, jalan
yang sudah dibangun dan beraspal baru mencapai 500 Meter, dan pemerintah daerah
akan terus melakukan pembenahan dan pembangunan secara bertahap.
. Pengunjung Pantai Cemara Indah biasanya ramai pada hari minggu dan
puncak pengunjung paling banyak biasanya pada hari libur Nasional atau libur
panjang (Holiday). Jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola secara maksimal
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar
serta tentunya menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada khususnya dan
menambah devisa bagi negara pada umumnya. Sektor pariwisata merupakan salah
satu tumpuan dan andalan pembangunan negara. Untuk mewujudkan itu, kerjasama
antar pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan sehingga pariwisata