• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gajah Mada Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gajah Mada Medan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA

DAN KINERJA KARYAWAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI

CABANG GAJAH MADA MEDAN

OLEH

DITA ASTARI PUTRI 080502020 MANAJEMEN

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... ...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja...

12

b. Dampak Stres Kerja terhadap Karyawan...

16

c. Dampak Stres Kerja terhadap Perusahaan...

17

d. Strategi Manajemen Stres Kerja...

17

2.1.2 Kinerja Karyawan 18

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja...

18

b. Penilaian

Kinerja...

19

c. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja...

19

d. Tujuan Penilaian

(3)

Motivasi...

3.8 Metode Pengumpulan

Data...

3.10.1 Metode Analisis

Deskriptif...

41

3.10.2 Metode Analisis

Jalur...

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Perusahaan...

45

4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri...

45

4.1.2 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada

Medan...

47

(4)

Gajah Mada

Medan...

60

4.1.4 Produk yang Dihasilkan Oleh PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada

Medan...

60

4.1.5 Penghargaan yang Diperoleh Oleh PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada

Medan...

4.2.1.1 Analisis Deskripsi Atas Variabel...

67

a. Penjelasan Atas Variabel Waktu Kerja...

67

b. Penjelasan Responden Atas Variabel Beban Kerja...

69

c. Penjelasan Responden Atas Variabel Sikap Pimpinan... ...

70

d. Penjelasan Responden Atas Variabel Motivasi Kerja... ...

72

e. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Karyawan...

4.2.2.1 Pengujian Hipotesis

Pertama...

77

a. Persamaan Regresi

Sederhana...

77

b. Koefisien Determinasi... 78

c. Uji Parsial (t-test)... 79

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua... 80

a. Persamaan Regresi Linier Berganda... 80

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan... ...

5.2

Saran... ...

87

(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul Hal

1.1 Perolehan Laba dan Presentase Laba PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada

Medan...

4

1.2 Target Pembiayaan tiap Karyawan Marketing per Bulan...

6

1.3 Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Februari

2012... ...

8

1.4 Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Maret

2012...

9

3.1 Operasionalisasi Variabel

Penelitian...

32

3.2 Instrumen Skala

Likert...

34

3.3 Pembagian Karyawan Berdasarkan Divisi 35

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Stres Kerja...

38

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja...

39

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan...

40

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel...

41

4.1 Identitas

Responden...

65

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian...

66

4.3 Penjelasan atas Variabel Waktu Kerja...

67

4.4 Penjelasan atas Variabel Beban Kerja...

69

4.5 Penjelasan atas Variabel Sikap Pimpinan...

70

4.6 Penjelasan atas Variabel Motivasi Kerja...

72

4.7 Penjelasan atas Variabel Kinerja Karyawan...

(7)

4.8 Hasil Uji Regresi Hipotesis

I...

77

4.9 Nilai Koefisien

Determinasi...

78

4.10 Hasil Uji Parsial

(t-test)...

79

4.11 Nilai Koefisien Regresi

Berganda...

80

4.12 Nilai Koefisien

Determinasi...

82

4.16 Hasil Uji Parsial

(t-test)...

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Judul Ha

l

2.1 Kerangka

Konseptual...

28

4.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada

Medan...

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Ha

l

Daftar

Pustaka... Kuesioner

... Tabel

(10)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh stres kerja yang terdiri dari beban kerja, waktu kerja dan sikap pemimpin terhadap motivasi karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan dan sejauh mana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

(11)

ABSTRACT

The formulation of the problem in this study is the extent of job stress that consisting of the amount of work, working hours, and leader’s figure on work motivation at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan, and the extent of job stress on employee performance at Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of job stres on work motivation and to investigate and analyze the effect of job stress on employee performance at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan.

The hypothesis in this study is that job stress and work motivation affect the performance of employee at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan. Primary data collection is done through questionnaire distributed to all employees of PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan.

(12)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh stres kerja yang terdiri dari beban kerja, waktu kerja dan sikap pemimpin terhadap motivasi karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan dan sejauh mana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

(13)

ABSTRACT

The formulation of the problem in this study is the extent of job stress that consisting of the amount of work, working hours, and leader’s figure on work motivation at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan, and the extent of job stress on employee performance at Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of job stres on work motivation and to investigate and analyze the effect of job stress on employee performance at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan.

The hypothesis in this study is that job stress and work motivation affect the performance of employee at PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan. Primary data collection is done through questionnaire distributed to all employees of PT Bank Syariah Mandiri, Gajah Mada branch-office Medan.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, manajemen memegang peranan penting dalam segala kegiatan

yang dijalankan suatu organisasi. Manajemen yang baik merupakan salah satu

syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Organisasi

pada dasarnya merupakan suatu wadah dimana orang-orang berkumpul dan

bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam mencapai tujuannya, organisasi harus mampu mengatur seluruh

sumber daya yang terdapat di dalamnya. Salah satu sumber daya organisasi yang

membutuhkan perhatian dan pengaturan khusus adalah sumber daya manusia.

Sebuah organisasi harus mengatur dan memfasilitasi karyawannya dengan baik

untuk menunjang kinerja dan produktivitas organisasi. Suasana kerja yang tidak

nyaman dan penuh konflik di dalam organisasi dapat menjadi pemicu

menurunnya motivasi kerja, yang akan berdampak pada menurunnya kinerja

karyawan.

Produktivitas organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stres kerja karyawan. Dari

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas organisasi tersebut,

tingkat stres kerja karyawan merupakan salah satu faktor penting yang harus

(15)

cenderung berperilaku agresif, mudah marah, tertekan dan tidak mampu

bekerjasama dengan baik, serta menunjukkan kinerja yang rendah.

Menurut Gitosudarmo (2000 : 60), terdapat dua kategori penyebab

timbulnya stres dalam organisasi, yaitu faktor yang bersumber dari luar dan dari

individu itu sendiri. Penyebab stres dari luar dibedakan menjadi stres yang

bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi, sedangkan penyebab

stres yang berasal dari individu itu sendiri meliputi kebutuhan, umur, kepribadian,

tujuan dan kondisi kesehatan.

Perusahaan yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan

standar yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya, dengan

tujuan untuk menunjukkan kemampuan bersaing di tengah persaingan bisnis yang

ketat dan dalam usahanya untuk menjadi perusahaan yang terdepan dibandingkan

kompetitor. Namun, target dan standar yang ditetapkan perusahaan justru dapat

menimbulkan stres bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani

karyawan, dan justru dapat menurunkan motivasi dan kinerja karyawannya.

Sejak beberapa tahun terakhir, perbankan syariah menjadi salah satu pasar

yang menjanjikan dalam bidang ekonomi, terutama di negara dengan penduduk

yang mayoritas beragama Islam seperti Indonesia. Jasa bank syariah bebas

digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan agama, dan perbedaannya

dengan bank konvensional adalah kegiatan operasional dan produk-produk bank

syariah dilandasi oleh hukum Islam.

Menurut survey yang dilakukan Marplus Insight, pada tahun 2012 Bank

(16)

setelah sebelumnya pada tahun 2011 berhasil menduduki urutan pertama sebagai

bank syariah terbaik dalam indeks loyalitas nasabah. Posisi ini mengukuhkan

BSM sebagai bank syariah papan atas untuk kategori tingkat loyalitas nasabah.

Kekuatan modal dan back up jaringan bank induk menjadi nilai lebih Bank

Syariah Mandiri dibandingkan dengan bank syariah lain.

PT. Bank Syariah Mandiri awalnya didirikan pada tahun 1973 dengan

nama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Pada tahun 1999, Bank

Susila Bakti berusaha keluar dari dampak krisis moneter yang tengah berlangsung

dengan melakukan merger dan mengundang investor asing.

Pada saat yang sama, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)

menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli

1999. Kebijakan penggabungan tersebut menempatkan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti, yang kemudian

dikonversi dari bank konvensional menjadi bank syariah.

PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi tanggal 1

November 1999 dengan tujuan untuk membangun Indonesia yang lebih baik

melalui idealisme usaha yang berpadu dengan nilai-nilai rohani.

Prestasi yang berhasil dicetak oleh Bank Syariah Mandiri tentu tidak lepas

dari hasil kinerja karyawannya dalam memenuhi target dan standar yang

ditetapkan perusahaan. Karyawan dalam suatu organisasi haruslah mampu

(17)

untuk menyediakan fasilitas dan kebijakan yang dapat mendorong motivasi kerja

karyawannya untuk dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

PT Bank Syariah Mandiri memiliki lebih dari 630 cabang yang tersebar di

seluruh Indonesia, dan memiliki 4 cabang di Medan. Salah satu cabang yang

menujukkan kinerja yang cukup baik di Medan adalah PT Bank Syariah Mandiri

cabang Gajah Mada yang baru didirikan pada tahun 2010 lalu.

Tabel 1.1

Perolehan Laba dan Presentase Laba PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan

Tahun Perolehan Laba Presentase

2010 Rp. (403.878.128,95) -

2011 Rp. 2.495.172.477,76 618%

Sumber : PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan (data diolah)

Dari Tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa PT Bank Syariah Mandiri

cabang Gajah Mada Medan mengalami defisit laba sebesar Rp. (403.878.128,95)

pada awal tahun pembukaannya yakni tahun 2010, dikarenakan banyaknya biaya

yang dibutuhkan dalam mendirikan dan menyediakan fasilitas yang dapat

menunjang kegiatan operasional cabang tersebut. Namun pada tahun 2011, PT

Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan berhasil memperoleh laba yaitu

sebesar Rp. 2.495.172.477,76, dengan presentase kenaikan laba sebesar

618% dibandingkan dengan tahun 2010.

Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan perolehan laba pada

tahun-tahun berikutnya, karyawan PT Bank Syariah Mandiri diharapkan dapat

terus mempertahankan motivasi kerja dan kinerjanya, terlepas dari segala macam

faktor pembangkit stres yang dapat timbul dalam usaha perusahaan dalam

(18)

Jumlah jam kerja yang berlebihan dapat berperan dalam meningkatnya

tingkat stres kerja yang dialami karyawan. Karyawan PT Bank Syariah Mandiri

cabang Gajah Mada Medan bekerja kurang lebih selama 9 jam setiap harinya,

yakni dimulai pada pukul 08.00 tepat hingga pukul 17.00, pada hari operasional

Senin hingga Jumat.

Waktu istirahat yang diberikan perusahaan pada karyawan operasional

setiap harinya yaitu sekitar 1 jam pada jam makan siang. Karyawan operasional

yang ingin beribadah dapat menggunakan waktu break shalat secara bergantian

dengan karyawan lain, agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan pelanggan.

Perusahaan tidak menetapkan waktu istirahat bagi karyawan bagian marketing,

karena karyawan marketing bebas mempergunakan jam kerja dan jam

istirahatnya untuk mencari calon pembiayaan selama mereka dapat memenuhi

target yang telah ditetapkan perusahaan.

Beban kerja yang diterima karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri

cabang Gajah Medan berbeda-beda, namun secara umum karyawan bagian

marketing merupakan karyawan dengan beban kerja yang cukup berat. Bagian

marketing terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Account Officer (AO), Pelaksana

Marketing Support (PMS) Funding dan Syariah Funding Executive (SFE). Tiap

karyawan di bagian tersebut memiliki target pembiayaan yang harus dapat

dipenuhi setiap bulannya. Target pembiayaan adalah jumlah target penyaluran

dana atau kredit yang harus disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,

baik dari segi produktif maupun konsumtif. Karyawan yang gagal memenuhi

(19)

targetnya pada bulan tersebut akan dibebankan pada bulan berikutnya hingga

karyawan mampu memenuhi targetnya

Tabel 1.2

Target Pembiayaan Tiap Karyawan Bagian Marketing per Bulan Bagian

Marketing

Jumlah Karyawan

Target Pembiayaan per Karyawan per bulan

Total Target

2 Rp 1.500.000.000 Rp 3.000.000.000

Account Officer 1 Rp 2.500.000.000 Rp 2.500.000.000

Total Target Pembiayaan Rp 5.900.000.000

Sumber : PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan (data diolah)

Target perusahaan yang cukup menuntut serta tenggat waktu yang

diberikan perusahaan pada karyawan bagian marketing merupakan salah satu

faktor pembangkit stres yang potensial pada karyawan PT Bank Syariah Mandiri

cabang Gajah Mada Medan.

Robbins (2008 : 372) menyatakan tuntutan peran berkaitan dengan tekanan

yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang

dimainkannya di dalam organisasi. Hal tersebut menciptakan ekspektasi yang sulit

untuk dipenuhi oleh karyawan, karena banyaknya beban yang dialami ketika

karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada waktu yang ada. Beban

yang dirasakan karyawan dalam memenuhi target yang dianggap terlampau berat

dapat memperbesar kemungkinan stres kerja karyawan.

Salah satu faktor pembangkit stres potensial bagi karyawan di dalam suatu

(20)

Gajah Mada Medan melaksanakan rapat karyawan setiap minggunya agar tetap

dapat memonitor perkembangan yang ada, serta mendengarkan feedback dari

karyawan. Selain rapat mingguan yang selalu diadakan pada hari Senin, setiap

pagi pimpinan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan juga selalu

memberi arahan dan bimbingan pada karyawan agar tetap mengingat nilai-nilai

perusahaan dan memberi kinerja yang baik.

Sikap pimpinan yang mengedepankan sistem sharing feedback dari

karyawan dan terus menerus memberi dorongan kepada karyawan dengan tujuan

memotivasi dan memberikan stres ringan agar karyawan menunjukkan kinerja

yang lebih baik dapat dipersepsikan berbeda oleh karyawan. Stres ringan dapat

mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik, namun di sisi lain karyawan dapat

merasa tertekan dan bahkan dapat menurunkan kinerjanya.

Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti

untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress

yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor (Rivai, 2009).

Karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan selalu

mengadakan doa bersama setiap pagi sebelum memulai operasional. Semua

karyawan dari tiap-tiap bagian perusahaan diwajibkan untuk hadir lebih awal

untuk mengikuti doa pagi bersama tanpa terkecuali. Karyawan PT Bank Syariah

Mandiri cabang Gajah Mada Medan dituntut untuk menunjukkan keuletan dan

motivasi yang tinggi untuk tidak terlambat dalam mengikuti salah satu kegiatan

(21)

Tabel 1.3

Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Februari 2012

Sumber: PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan (data diolah)

Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa 46,67% dari jumlah keseluruhan

pegawai mengalami keterlambatan doa pagi bersama pada bulan Februari 2012.

Tabel tersebut juga menunjukkan kurangnya motivasi karyawan untuk datang

lebih awal dan mengikuti rutinitas yang diwajibkan perusahaan.

Tabel 1.4

Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Maret 2012

Bagian Jumlah

Pegawai

Sumber: PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan (data diolah)

Pada tabel 1.4 sebelumnya dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah

karyawan yang terlambat secara keseluruhan, dari 46,67% menjadi 31,1%. Namun

frekuensi keterlambatan karyawan masih menunjukkan kurangnya motivasi

karyawan dalam mengikuti kewajiban perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

(22)

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan pada PT.

Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres

kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah

Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada PT. Bank

Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan sebagai masukan bagi

pimpinan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah ketenagakerjaan

yang berhubungan dengan stres pekerjaan sehingga dapat melakukan

antisipasi agar kinerja karyawan meningkat.

b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut dalam melakukan

penelitian di masa mendatang mengenai pengaruh stres kerja terhadap

motivasi kerja dan kinerja karyawan.

c. Bagi peneliti

Sebagai bahan pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Stres Kerja

Menurut Robbins (2007 : 368), stres adalah suatu kondisi dinamis dimana

seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang

terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya

dipandang tidak pasti dan penting.

Definisi stres menurut Luthan (Manurung, 2011 : 8) adalah suatu

tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu

dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau

peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik

seseorang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stres sangat bersifat

individual dan dapat berpengaruh negatif bila individu tersebut tidak memiliki

daya tahan mental yang lebih kuat dibanding beban yang dihadapinya. Tingkat

stres tiap individu berbeda, tergantung dari penilaian terhadap situasi dan persepsi

individu itu sendiri terhadap situasi yang dihadapi.

Menurut Robbins (2008 : 369) stres sendiri tidak mesti buruk, meskipun

biasanya dibahas dalam konteks negatif. Stres juga memiliki nilai positif yakni

sebuah peluang ketika menawarkan potensi hasil. Dewasa ini, para peneliti

(24)

tugas dan tanggung jawab), beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan yang

menghalangi karyawan mencapai tujuan (misalnya politik kantor dan birokrasi).

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Menurut Robbins (2003 : 38), faktor-faktor penyebab stres karyawan

antara lain:

a. Balas jasa yang cenderung terlalu rendah.

b. Waktu dan peralatan kerja kurang memadai.

c. Masalah keluarga.

d. Konflik antar pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.

e. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.

f. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan secara umum

menurut Gitosudarmo (2000 : 46) terbagi ke dalam dua bagian, yakni faktor dari

individu itu sendiri dan faktor dari luar individu. Penyebab stres yang bersumber

dari individu antara lain nilai, kebutuhan, tujuan, kesehatan, umur dan

kepribadian.

Penyebab stres dari luar dibedakan menjadi penyebab stres dari dalam

perusahaan dan dari luar perusahaan. Penyebab stres individu dari dalam

perusahaan adalah faktor pekerjaan, lingkungan fisik, kelompok kerja dan karir,

sedangkan penyebab stres individu dari luar perusahaan adalah masyarakat, faktor

keluarga dan faktor keuangan.

Berdasarkan penelitian, faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres dalam

(25)

intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan

dalam pekerjaan serta struktur dan iklim organisasi.

1. Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

a. Tuntutan Fisik : kondisi fisik dalam pekerjaan berpengaruh

terhadap kondisi psikologis seorang karyawan. Kondisi fisik yang

kurang baik dapat menjadi pembangkit stres (stressor). Sebagai

contoh, penerangan yang minim dapat menimbulkan gangguan

sementara atau tetap pada mata karyawan, dan dapat menimbulkan

stres yang mengakibatkan ketidakseimbangan psikologisnya.

Dampak psikologis dari penerangan yang minim dalam jangka

waktu yang lama adalah mengurangi toleransi karyawan terhadap

pembangkit stres yang lain, dan dapat menurunkan motivasi kerja.

b. Tuntutan Tugas: sebuah penelitian menunjukkan bahwa shift kerja

pada malam hari bisa menjadi sumber utama dari stres bagi

karyawan (Munandar, 2001:383-389). Karyawan dengan shift

malam lebih cenderung mengeluh kelelahan dan gangguan perut

dibandingkan dengan karyawan dengan shift pagi. Hal ini

merupakan dampak dari waktu shift dengan kebiasaan makan yang

mungkin menyebabkan gangguan perut.

2. Peran Individu dalam Organisasi

Dalam organisasi, setiap karyawan telah memiliki perannya

masing-masing sesuai dengan tugasnya seperti yang diharapkan atasan. Namun

(26)

tanpa menimbulkan masalah. Fungsi peran yang berjalan dengan kurang

baik dapat menimbulkan konflik peran dan ambiguitas peran, yang tentu

dapat menjadi pembangkit stres.

a. Konflik peran : konflik yang timbul jika karyawan mengalami

pertentangan-pertentangan seperti:

1) Tugas-tugas yang harus ia lakukan bukan merupakan bagian dari

pekerjaan dan tanggung jawabnya.

2) Tuntutan tugas yang harus dijalankan bertentangan dengan

keyakinan dan nilai-nilai pribadinya.

3) Pertentangan antara tugas-tugas yang harus dilakukan dengan

tanggung jawab yang dimilikinya.

b. Ambiguitas peran: situasi dimana karyawan tidak memiliki

pengetahuan dan informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya secara

baik, misalnya karena tujuan, tanggung jawab, dan prosedur kerja yang

tidak jelas.

3. Pengembangan Karir

Salah satu manfaat pengembangan karir adalah untuk memuaskan

kebutuhan karyawan, sekaligus memberi kesempatan-kesempatan bagi

karyawan untuk tumbuh dan memberi kebutuhan akan penghargaan

individual. Karyawan yang diberi kesempatan untuk maju dan berkembang

cenderung memiliki tingkat stres yang rendah dan lebih termotivasi dalam

(27)

4. Hubungan dalam Pekerjaan

Hubungan kerja yang tercipta di dalam organisasi memberikan andil besar

terhadap tingkat stres karyawan. Hubungan kerja yang kurang harmonis

dapat mengurangi kepercayaan antar rekan kerja, sehingga dapat

menciptakan ketegangan di dalam organisasi. Hal ini dapat menjadi

pembangkit stres dan membuat karyawan merasa tertekan, sehingga

mengurangi motivasinya dalam bekerja.

5. Struktur dan Iklim Organisasi

Kebutuhan karyawan untuk mencapai aktualisasi diri melalui perannya di

dalam organisasi sangatlah besar. Pengakuan dan apresiasi perusahaan atas

prestasi yang dicapai karyawannya dapat berhubungan dengan suasana

hati dan psikologis karyawan tersebut. Semakin besar peluang untuk

berpartisipasi dalam kemajuan organisasi, tingkat stres karyawan

cenderung semakin rendah karena merasa diperhitungkan dan perannya

diakui.

6. Tuntutan dari Luar Organisasi

Kategori pembangkit stres ini meliputi unsur-unsur seperti situasi atau

peristiwa di luar organisasi yang dapat menjadi stressor bagi karyawan.

Misalnya masalah finansial, masalah keluarga, kesehatan, konflik di dalam

keluarga yang bertentangan dengan kewajibannya terhadap organisasi,

(28)

7. Ciri-ciri Individu

Secara umum, tiap individu memliki tingkat toleransi yang berbeda-beda

dalam menanggapi stres, tergantung bagaimana persepsi yang dimilikinya.

Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis, dan bentuk perilaku terhadap stres tiap

individu ditentukan pula oleh kepribadian, nilai-nilai yang dianut, sikap,

kebutuhan, pengalaman dari masa lalu, serta keadaan kehidupan dan

kecakapan individu tersebut.

b.Dampak Stres Kerja terhadap Karyawan

Menurut Cox ( dalam Manurung, 2011 : 20 ) terdapat empat konsekuensi

yang dapat ditimbulkan stres terhadap karyawan, yaitu:

1. Pengaruh psikologi, dimana individu menjadi gelisah, agresif, lesu,

depresi, bosan, mudah kehilangan kesabaran, kecewa, dan memiliki harga

diri yang rendah.

2. Pengaruh perilaku, dimana individu mengonsumsi alkohol secara

berlebihan, berkurangnya nafsu makan atau bertambahnya nafsu makan,

menyalahgunakan obat-obatan, serta menurunnya semangat untuk

berolahraga yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit.

3. Pengaruh kognitif, dimana individu tidak mampu mengambil keputusan,

berkurangnya konsentrasi dan cenderung peka terhadap ancaman.

4. Pengaruh fisiologis, dimana individu mengalami gangguan kesehatan

fisik, baik dari penyakit yang telah diderita sebelumnya, atau timbulnya

(29)

c. Dampak Stres Kerja terhadap Perusahaan

Stres yang dialami karyawan dapat menimbulkan berbagai perilaku negatif

terhadap organisasi, seperti menurunnya kinerja atau meningkatnya

ketidakhadiran kerja. Schuller ( dalam Manurung, 2011 : 19 ) mengidentifikasi

beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja karyawan terhadap

organisasi:

1. Mengganggu kenormalan aktivitas bekerja

2. Menurunnya produktivitas kerja

3. Terjadinya kekacauan berupa hambatan, baik di dalam manajemen

maupun operasional

4. Menurunnya keuntungan perusahaan akibat ketidakseimbangan

produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk kesejahteraan

karyawan.

d. Strategi Manajemen Stres Kerja

Pendekatan terhadap stres kerja menurut Mangkunegara (2002: 157-158)

juga dapat dilakukan melalui dukungan sosial, meditasi, biofeedback, dan

program kesehatan pribadi:

1. Pendekatan dukungan sosial: organisasi melakukan aktivitas yang

bertujuan untuk memberi kepuasan sosial kepada karyawan, misalnya

dengan humor atau bermain game.

2. Pendekatan melalui meditasi: karyawan melakukan meditasi dengan

(30)

kerja otot. Meditasi dapat dilakukan selama dua periode dengan waktu

masing-masing periode 15 menit.

3. Pendekatan biofeedback: karyawan diberikan bimbingan medis oleh dokter

atau psikolog untuk meredakan atau menghilangkan stres yang dialami.

4. Pendekatan kesehatan pribadi: organisasi memeriksa kondisi kesehatan

dan pengaturan gizi karyawan secara kontinyu.

2.1.2 Kinerja Karyawan

Menurut Sulistiyani (2003 : 223), kinerja merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerja seseorang.

Sedangkan pengertian kinerja menurut Bernardin dan Russel (Sulistiyani, 2003 :

223-224), kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai

tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Lawler and Poter (dalam Moh As’ad, 2003) menyatakan bahwa kinerja

adalah "succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari

perbuatan-perbuatannya.

Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja

karyawan selama periode waktu tertentu untuk memenuhi tujuan yang telah

(31)

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 82) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:

1. Kemampuan karyawan

2. Motivasi,

3. Dukungan yang diterima,

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

b. Penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setiawan (2001 : 227), penilaian kerja adalah

penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi,

dan karyawannya berdasarkan standar, sasaran dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

merupakan sebuah sistem untuk mengukur hasil kerja karyawan secara berkala

untuk mendapatkan umpan balik yang bersifat konstruktif yang dibutuhkan

organisasi dalam mencapai tujuannya.

c. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja

Hingga saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli mengenai

karakteristik pengukuran kinerja. Namun sebagai pembanding, terdapat beberapa

karakteristik pengukuran kerja menurut ahli:

Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah

(32)

1. Relevan (relevance), dimana terdapat kaitan yang erat antara standar untuk

pekerjaan tertentu dengan tujuan organisasi, dan terdapat keterkaitan yang

jelas antara elemen-elemen kritis suatu pekerjaan yang telah diidentifikasi

melalui analisis jabatan dengan dimensi-dimensi yang akan dinilai dalam

form penilaian.

2. Sensitivitas (sensitivity), yaitu adanya kemampuan sistem penilaian kinerja

dalam membedakan pegawai yang efektif dan pegawai yang tidak efektif.

3. Reliabilitas (reliability), yang berarti konsistensi penilaian. Artinya

sekalipun instrumen tersebut digunakan oleh dua orang yang berbeda

dalam menilai seorang karyawan, hasil penilaiannya akan cenderung sama.

4. Akseptabilitas (acceptability), yang artinya pengukuran kinerja yang

dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya.

5. Praktis (practicality), yang berarti instrumen penilaian yang disepakati

mudah dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses penilaian

tersebut.

Dalam sebuah organisasi, penilaian kinerja merupakan hal yang penting

dalam pengelolaan karyawan. Oleh sebab itu organisasi harus mampu menetapkan

sistem penilaian kinerja sedemikian rupa agar dapat mendeteksi kinerja

karyawannya, apakah telah memenuhi harapan atau karyawan belum mampu

mencapai kinerja yang diharapkan.

d. Tujuan Penilaian Kinerja

Alwi ( 2001 : 187 ) menyimpulkan secara teoritis tujuan penilaian kinerja

(33)

evaluatif (evaluation) dan penilaian kinerja yang bersifat membangun

(development)

Penilaian kinerja yang bersifat evaluatif memiliki hasil sebagai berikut:

1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi.

2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision.

3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.

Sedangkan tujuan penilaian kinerja yang bersifat membangun memiliki

hasil sebagai berikut:

1. Organisasi dapat mendeteksi prestasi riil yang dicapai karyawan.

2. Organisasi dapat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan karyawan

yang menghambat kinerja.

3. Organisasi dapat mengidentifikasi prestasi-prestasi yang

dikembangkan demi tercapainya tujuan organisasi.

e. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja yang dilakukan secara tepat menurut Mulyadi dan

Setiawan (2001 : 416) adalah:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien dengan memotivasi

karyawan.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan,

misalnya kompensasi, promosi, transfer atau pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

(34)

4. Memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai cara atasan dalam

menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan, baik berupa penghargaan

ekstrinsik maupun intrinsik.

2.1.3 Motivasi

Motivasi menurut Robbins (2008 : 222) adalah suatu proses yang

menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.

Tiga elemen utama dalam motivasi adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Intensitas yang berhubungan dengan seberapa besar usaha seseorang, tidak akan

mendapatkan hasil kerja yang diharapkan kecuali dikaitkan dengan arah yang

telah ditetapkan organisasi. Dimensi ketekunan merujuk pada berapa lama

seseorang bisa mempertahankan usahanya.

Berdasarkan para ahli, motivasi juga bisa didefinisikan sebagai alasan

yang mendasari perbuatan seorang individu, walaupun beberapa orang

mengartikan motivasi sebagai semangat yang dimiliki oleh seorang individu

dalam mencapai tujuannya.

a. Teori-teori Motivasi

Teori dan pendapat ahli mengenai motivasi hingga saat ini sudah sangat

banyak, namun berikut adalah teori motivasi yang menjadi dasar berkembangnya

teori-teori yang ada saat ini dan masih digunakan dalam menjelaskan motivasi

(35)

1. Teori Abraham Maslow

Dalam teori yang terkenal dengan nama Teori Hierarki Kebutuhan ini,

Abraham Maslow membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manusia

terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu:

a. Fisiologis: meliputi rasa haus, lapar, berlindung, dan kebutuhan fisik

lainnya.

b. Rasa aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan

emosional.

c. Sosial: meliputi kebutuhan akan kasih sayang, penerimaan,

persahabatan, dan kepemilikan.

d. Penghargaan: meliputi faktor penghargaan internal seperti otonomi,

hormat diri, pencapaian; dan faktor penghargaan eksternal seperti

pengakuan, status dan perhatian.

e. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai

kecakapannya, yang meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi dan

pemenuhan diri sendiri.

2. Teori Douglas McGregor

McGregor menyatakan dua pandangan nyata mengenai manusia:

pandangan pertama pada dasarnya negatif, disebut Teori X, dan yang

kedua pada dasarnya positif, disebut Teori Y.

Menurut Teori X, asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:

a. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa

(36)

b. Karena tidak menyukai pekerjaannya, karyawan harus dipaksa,

dikendalikan, dan diancam dengan hukuman agar dapat mencapai

tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah

formal bila memungkinkan.

d. Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain

terkait pekerjaan dan hanya menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan negatif mengenai sifat manusia pada

Teori X, McGregor menyebutkan empat asumsi positif yang disebut Teori

Y:

a. Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan.

b. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai

berbagai tujuan.

c. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung

jawab.

d. Karyawan mampu membuat keputusan inovatif yang diedarkan ke

seluruh populasi, bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi

manajemen.

3. Teori Frederick Herzberg

Teori yang dinamakan Teori Dua Faktor ini merupakan teori yang

mengubungkan faktor-faktor intrinsik dengan kepuasan kerja, sementara

(37)

Faktor-faktor intrinsik yang dapat mendorong kepuasan kerja, yaitu

kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, dan pencapaian. Sementara itu,

faktor-faktor ekstrinsik yang mengakibatkan ketidakpuasan kerja misalnya

pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan organisasi dan kondisi kerja.

4. Teori David McClelland

Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuatan,

dan hubungan adalah tiga kebutuhan penting yang membantu menjelaskan

motivasi.

a. Kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai

standar-standar dan berusaha keras untuk berhasil.

b. Kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain

berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku

sebaliknya.

c. Kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan

antarpersonal yang ramah dan akrab.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang penulis gunakan ialah penelitian milik Azhar

Susanto dengan judul “Pengaruh Stres Kerja terhadap Motivasi dan Kinerja

Karyawan pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh stres

kerja terhadap motivasi kerja pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan dan

(38)

Jiwasraya (Persero) Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah stres kerja dan motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Medan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan

kepada karyawan bagian umum PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan metode

analisis jalur. Hasil analisis jalur diperoleh hasil bahwa stres kerja yang dialami

oleh karyawan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan memiliki pengaruh yang

positif terhadap kinerja karyawan. Hasil uji signifikansi parsial (uji t)

menunjukkan bahwa stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Medan.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2007 : 47), kerangka konseptual adalah gambaran

berpikir tentang hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang akan disusun

dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Untuk dapat mencapai tujuannya, organisasi membutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan menunjukkan kinerja yang baik. Salah satu usaha

(39)

yang baik adalah dengan mengantisipasi tingkat stres yang dapat dialami

karyawan selama masa bekerja.

Stres kerja yang dialami karyawan merupakan faktor penting yang harus

diantisipasi organisasi dalam menjaga motivasi kerja dan kinerja karyawan.

Antisipasi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya tingkat perputaran

(turnover) karyawan dan menurunnya produktivitas bahkan pemasukan organisasi

karena kinerja karyawan tidak sesuai harapan. Stres kerja yang berlebihan akan

berdampak pada menurunnya motivasi karyawan untuk bekerja, sehingga

efektivitas dan efisiensi kerja tidak tercapai.

Mengenai motivasi kerja, menurut Spector (2003), tingkat beban kerja

yang diberikan kepada karyawan akan menimbulkan stres pada diri karyawan,

dimana stres tersebut nantinya akan berhubungan dengan tinggi rendahnya

motivasi kerja karyawan tersebut, dengan contoh apabila karyawan diberikan

beban kerja yang terlalu tinggi akan mengalami stres kerja yang berkepanjangan

dan kelelahan secara emosional yang kemudian berhubungan dengan motivasi

kerja yang rendah.

Menurut Gibson (2001: 280), stres dalam penampilan optimal adalah

kondisi stres yang positif karena dapat mendorong karyawan untuk bekerja pada

tingkatan yang lebih tinggi sedangkan stres yang terlalu sedikit dan terlalu banyak

beban adalah kondisi stres yang negatif karena dapat menyebabkan menurunnya

kinerja karyawan.

Oleh karena itu, organisasi perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang

(40)

yang tepat, organisasi dapat meminimalisir tingkat stres karyawan agar motivasi

karyawan untuk memberikan hasil kerja yang baik bagi organisasi bisa terjaga

atau bahkan meningkat.

Motivasi menurut Edwin (dalam Hasibuan, 2003) merupakan suatu

keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara

berhasil, sehingga keinginan pegawai dan tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam

penelitian ini, tujuan organisasi yang dimaksud secara umum adalah kinerja

karyawan yang baik.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan, maka model kerangka

konseptual dapat digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Spector (2003), Hasibuan (2003), Gibson (2001) (data diolah)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis

dari penelitian ini adalah:

a. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT.

Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan.

b. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank

Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Stres Kerja

(X)

Motivasi Kerja (Z)

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi dengan menggunakan

studi dokumentasi dan kuesioner. Penelitian eksplanasi merupakan proses

pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan subjek dan

objek penelitian saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri yang berlokasi di

Jl. Gajah Mada No. 7, Medan. Waktu penelitian mulai bulan Maret 2012 sampai

dengan Juni 2012.

3.3 Batasan Operasional

a. Variabel independen (X) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung

pada variabel lain, dimana:

X = Stres Kerja

b. Variabel Z yaitu variabel yang berpengaruh dan dipengaruhi variabel

independen dan variabel dependen terhadap faktor yang diamati, dimana:

Z = Motivasi Kerja

c.Variabel Dependen (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain, dimana:

(42)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini

variabel yang diteliti dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu variabel bebas

(independent variable), variabel moderator, dan variabel terikat (dependent

variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

a. Stres kerja (X)

Menurut Robbins (2003 : 38), stres kerja adalah kondisi dinamis seorang

individu yang dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan

sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting

dan tidak menentu. Dengan mengetahui sumber potensial penyebab stres,

organisasi bisa mendapat pemahaman mengenai stres kerja.

Sumber-sumber potensial stres kerja tersebut ialah:

1. Waktu Kerja

Karyawan dituntut untuk selalu berhasil menyelesaikan tugas dan

tanggung jawabnya dalam periode waktu yang diberikan organisasi.

Oleh karena itu, tak jarang karyawan merasa dikerjar oleh waktu dalam

mencapai target kerja.

2. Beban Kerja

Beban kerja merupakan situasi dimana karyawan menghadapi

(43)

relatif singkat, sehingga karyawan merasa tertekan dan tidak mampu

menyelesaikan tugasnya dengan sesuai harapan..

3. Sikap Pimpinan

Sikap pemimpin dalam memberikan pengarahan pada karyawan

merupakan hal yang sangat penting dan dapat memberi dampak yang

berarti bagi karyawan. Dalam kondisi kerja yang penuh tekanan, para

karyawan dapat bekerja lebih baik jika pemimpin mampu

mengarahkan dan menuntun karyawan dengan cara yang efektif.

b. Motivasi Kerja (Z)

Menurut Edwin (dalam Hasibuan, 2003), motivasi merupakan suatu

keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja

secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi

dapat tercapai.

c. Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Robbins (2003 : 155), ada tiga indikator penentu kinerja

karyawan di dalam organisasi, yaitu:

1. Kualitas, yaitu standar baik tidaknya mutu yang harus dihasilkan

organisasi. Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran

tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaian keluaran

organisasi.

2. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

Pengukuran kuantitatif meliputi perhitungan keluaran dari proses atau

(44)

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai atau tidaknya dengan waktu yang telah

ditetapkan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu

penyelesaian suatu kegiatan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Variabe

l

Definisi Operasional Sub

Variabel

Indikator Skala

Pengukuran

1. Stres

Kerja (X)

suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.

1.Waktu

1.Waktu istirahat 2.Jumlah jam

Suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi dapat tercapai

kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerja seseorang

1.Kuantitas kerja 2.Kualitas kerja 3.Disiplin 4. Inisiatif 5. Integritas diri 6.Kerja sama

Skala Likert

(45)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert, yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial, dimana

di dalam fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang

disebut sebagai variabel penelitian yang akan diuji dan setiap jawaban dari

pertanyaan pengujian akan diberi skor atau nilai (Sugiyono, 2007 : 86).

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini akan dilakukan dengan

memberikan lima alternatif jawaban kepada responden seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral / Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2007

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari subjek maupun objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 115). Populasi dalam

(46)

Mada Medan yang berjumlah 45 orang dengan pembagian berdasarkan divisi

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pembagian Karyawan Berdasarkan Divisi

Bagian/Divisi Jumlah

Unit Pembiayaan Mikro 2

Back Office/operasional 1

Marketing 21

Marketing funding 1

Operasional 20

Jumlah 45

Sumber: PT Bank Syariah Mandiri (data diolah)

Populasi yang diteliti berasal dari semua divisi yang ada pada PT Bank

Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan untuk mengetahui dan meneliti

secara keseluruhan mengenai stres kerja yang dialami karyawan dan dampaknya

terhadap motivasi dan kinerja.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2007 : 74), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini

adalah semua populasi yang ada dan penarikannya diambil secara sensus yaitu

100% dari jumlah populasi. Adapun alasan dilakukannya penarikan sampel secara

sensus adalah karena kecilnya jumlah populasi yang ada di tempat dimana

(47)

3.7 Jenis Data

a. Data primer

Data primer adalah data mengenai penyebab dan gejala-gejala stres kerja,

motivasi kerja dan kinerja karyawan. Data tersebut diperoleh melalui hasil proses

penilaian karyawan yang menjadi populasi kuesioner penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder meliputi data mengenai sejarah perusahaan, struktur

organisasi dan uraian mengenai perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah

dan literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Teknik ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden untuk dijawab, kemudian ditentukan skor dengan Skala Likert dari

jawaban pertanyaan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan meninjau dokumen-dokumen serta

catatan yang ada, misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan jumlah

karyawan. Studi dokumentasi juga dapat dilakukan dengan meninjau jurnal,

internet, data literatur, majalah dan sumber-sumber lain yang dapat mendukung

(48)

c. Wawancara (Interview)

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang tidak terstruktur

dengan cara berdiskusi dengan pihak-pihak yang diperlukan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dinyatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

1. Jika > , maka pernyataan dinyatakan valid

2. Jika < , maka pernyataan dinyatakan tidak valid

Nilai r adalah 0,361

Dalam penelitian ini disebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang berisi 20 pertanyaan yang menyangkut pengaruh stres kerja terhadap

motivasi kerja dan kinerja karyawan. Pengujian validitas dilakukan pada 30 orang

yang bertempat di PT Bank Syariah Mandiri cabang Ringroad dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

versi 17.00.

Menurut Umar (2007), “Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur”. Butir-butir pertanyaan

(49)

sampel penelitian. Ketentuan apakah suatu butir instrumen valid atau tidak adalah

melihat nilai probabilitas koefisien korelasinya.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Stres Kerja

No Pernyataan

Corrected Item

1. Perusahaan sebaiknya

memberikan waktu istirahat lebih dari 1 jam

0,931 0,000 Valid

2. Bapak/ibu merasa kesulitan dengan jam kerja selama 8 jam sehari

0,701 0,000 Valid

3. Perusahaan sebaiknya

memberikan uang lembur bila karyawan bekerja lebih dari 7 jam

0,740 0,003 Valid

4. Beban kerja yang diterima sangat berpengaruh pada fisik bapak/ibu

0,639 0,016 Valid

5. Beban kerja yang diterima sangat berpengaruh terhadap mental bapak/ibu

0,822 0,000 Valid

6. Tenggat waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan belum sesuai dengan banyaknya beban kerja

0,792 0,000 Valid

7. Pimpinan dapat menjelaskan tujuan perusahaan kepada karyawan secara efektif

0,887 0,000 Valid

8. Pimpinan dapat menjadi

teladan bagi karyawan secara keseluruhan

0,753 0,006 Valid

9. Pimpinan dapat

menciptakan perubahan yang signifikan dalam perusahaan

0,849 0,002 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian instrumen dari

(50)

dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel stres kerja

yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja

No. Pernyataan

Corrected Item

1. Bapak/ibu merasa puas

dengan gaji yang diberikan perusahaan

0,906 0,000 Valid

2. Bapak/ibu memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan

0,792 0,001 Valid

3. Bapak/ibu dapat bekerja

sama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan

0,635 0,000 Valid

4. Rekan kerja sering

memberikan bantuan dalam bekerja

0,758 0,000 Valid

5. Bapak/ibu menerima pujian dari pimpinan apabila dapat menyelesaikan tugas dengan baik

0,866 0,000 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel

motivasi kerja memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel motivasi kerja

(51)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan

No. Pernyataan

1. Banyaknya pekerjaan yang Bapak/ibu terima dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan

0,579 0,071 Valid

2. Bapak/ibu selalu

mementingkan kualitas dalam menyelesaikan pekerjaan

0,864 0,005 Valid

3. Bapak/ibu harus selalu hadir tepat waktu dalam bekerja

0,950 0,000 Valid

4. Bapak/ibu mempunyai

inisiatif yang tinggi bila menerima pekerjaan baru

0,867 0,003 Valid

5. Bapak/ibu memiliki

integritas yang tinggi terhadap perusahaan.

0,683 0,047 Valid

6. Bapak/ibu mampu bekerja

dalam tim dengan baik

0,539 0,000 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 diperoleh hasil pengujian instrumen dari variabel kinerja

karyawan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kinerja karyawan

yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan dengan

menggunakan pengukur Cronbach Alpha. Cronbach Alpha adalah salah satu

koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan (Sugiyono, 2007 : 111). Skala

(52)

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Variabel Cronbach’s

Alpha

N Of Items

Keterangan

1. Variabel Stres Kerja

2. Variabel Motivasi Kerja

3. Variabel Kinerja Karyawan

0.946

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha 0,8 atau diatasnya adalah baik.

Berdasarkan output yang diperoleh pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien

reliabilitas pada semua variabel adalah lebih besar dari 0,8. Maka

variabel-variabel yang digunakan pada instrumen tersebut adalah reliabel untuk digunakan

dalam penelitian.

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Umar (2007 : 23) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah analisis

yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada

sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan

menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang

diteliti.

3.10.2 Metode Analisis Jalur

Peneliti menggunakan metode analisis jalur untuk meneliti karena terdapat

(53)

ini menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.00 agar hasil yang

diperoleh lebih terarah.

Persamaan struktural pertama:

dimana:

= Motivasi Kerja

= Stres Kerja

= Koefisien jalur ke

= Koefisien jalur variabel

Persamaan struktural kedua:

dimana:

= Kinerja Karyawan

= Motivasi Kerja

= Stres Kerja

= Koefisien jalur ke

= Koefisien jalur ke

= Koefisien jalur variabel

Dalam penelitian ini data yang ada diuji dalam beberapa tahap yaitu:

1. Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan

(54)

a. , artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas yaitu stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui

motivasi kerja.

b. , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas yaitu stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui

motivasi kerja.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika

Ha diterima jika

2. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti yaitu

stres kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y) melalui motivasi kerja (Z). Dalam

output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Tabel Model Summary dan

tertulis R Square. Besarnya R Square berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1

(satu). Jika R Square semakin kecil atau mendekati 0 (nol), maka hubungan antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) semakin lemah. Sebaliknya, apabila

R Square semakin besar atau mendekati angka 1 (satu), maka hubungan kedua

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri mulai berdiri sejak tahun 1999, sebagai salah

satu dampak akibat pasca krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997-1998.

Pada masa tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil

tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis dan berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)

menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli

1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Selanjutnya, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim

(56)

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank

Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang

memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,

Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Hingga saat ini, PT Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu

perbankan syariah yang sudah cukup berprestasi dan dipandang bonafide.

Perusahaan tersebut telah mengalami perkembangan yang relatif pesat dan

kompetitif di antara pesaingnya, serta telah mampu mendapat kepercayaan dan

menjaga brand-image yang baik di mata masyarakat.

4.1.2 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah

Mada Medan

Menurut Robbins (2008 : 214), struktur organisasi adalah

penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan

(57)

organisasi bagi sebuah perusahaan, yaitu spesialisasi kerja, departementalisasi,

rantai komando, rentang kendali, stralisasi dan desentralisasi, serta formalisasi.

Faktor-faktor utama yang diidentifikasi menentukan perancangan struktur

suatu organisasi adalah:

a. Strategi yang digunakan organisasi

Struktur suatu organisasi harus mengikuti strategi yang dijalankan organisasi

tersebut, dan harus dapat dimodifikasi untuk menampung dan mendukung

perubahan signifikan dalam pelaksanaan strategi organisasi.

b. Ukuran organisasi

Ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya.

Semakin besar ukuran sebuah organisasi, maka struktur organisasi yang

digunakan juga akan semakin kompleks dan harus mampu

mengkoordinasikan setiap sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi

secara tepat.

c. Teknologi

Istilah teknologi mengacu kepada cara sebuah organisasi mengubah input

menjadi output. Teknologi yang digunakan perusahaan untuk memproduksi

barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.

d. Lingkungan

Lingkungan yang selalu berubah akan turut memengaruhi struktur sebuah

organisasi, baik dari segi pesaing, peraturan pemerintah, ataupun preferensi

(58)

Struktur organisasi yang tepat akan turut menunjang performa perusahaan

karena mencerminkan pembagian dan pengkoordinasian tugas, serta

menggambarkan sistematika pelaporan, sehingga akan memudahkan karyawan

dalam mengetahui tanggung jawab pekerjaan pada masing-masing bagian yang

terdapat di dalam organisasi. Struktur organisasi pada PT Bank Syariah Mandiri

(59)

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN GAJAH MADA TAHUN 2012

Sumber: PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan (2012)

KEPALA CABANG

Teller Pelaksana Admin Pembiayaan

Pelaksana D & C

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Perolehan Laba dan Presentase Laba PT Bank Syariah Mandiri cabang
Tabel 1.3 Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Februari
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

• To provide economic and social benefits need creative people need more opportunities for wider participation, should be provided opportunities together for creative production and

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan tepung ampas kelapa difermentasi Aspergillus niger dan Ragi Tape memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas daging kelinci

Dari kajian literatur yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya diketahui bahwa pentingnya penelitian ini adalah kita bisa melihat tingkat

Tindakan Kekerasan pada Anak dalam Keluarga, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Penabur. Jakarta: BPK

Krisis di Sudan Perjuangan Rakyat Sudan Selatan Menuntut Kemerdekaan Tahun 1956-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. KRISIS DI SUDAN : PERJUANGAN RAKYAT

This book is written to popularise the idea that an understanding of microbial ecology is an essential prerequisite in designing good aquacultural systems. The author argues,

Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi atau memulihkan polutan logam berat yaitu dengan menggunakan tanaman tertentu yang dapat menyerap dan mengakumulasi logam

Pendaftaran harus dilakukan oleh direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi atau dapat diwakilkan dengan membawa tanda pengenal dan surat tugas dari