NIHONGGO NO KANJI NI OKERU SETTOJI TO SETSUBIJI
NO SHIYOU
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
NIM: 092203032
MELDA FRISKA ARITONANG
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DAITOU AJIA SENTOU NO TOKI NO NIHONG DE
MANANDA INDONESIA GAKUSEI NO JYOUTAI
KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan
OLEH :
092203032
MELDA FRISKA ARITONANG
Pembimbing, Pembaca,
Drs. Nandi, S
Nip. 196008221988031002 Nip. 196208022004011001 Zulnaidi, Ss, M.Hum
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGESAHAN
Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang
studi Bahasa Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Nip. 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis, M.A.
Panitia Ujian:
No. Nama Tanda Tangan
1. Zulnaidi, S.S., M.Hum ( )
2.Drs. Nandi, S ( )
3. Zulnaidi, Ss, M.Hum ( )
Disetujui oleh:
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program studi D III Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Nip. 196708072004011001 Zulnaidi, SS, M. Hum
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kertas karya ini guna untuk melengkapi syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya
ini adalah “Penggunaan Prefiks Dan Sufiks Pada Kanji Bahasa Jepang ”. Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari sempurna, baik dari
pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi
berkat dan bimbingan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini.
Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu terutama
kepada:
1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Nandi,S.S. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
4. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku dosen pembaca yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam
5. Terkhusus kepada kedua orang tua saya tercinta bapak H. Aritonang dan
ibu T. Tarigan (Alm)/F. Simangunsong yang telah bersusah payah
membesarkan dan mendidik saya sampai saat ini, makasih papa dan mama
melda sayang kalian, juga kepada abang-abang melda bang David, bang
Dedi, dan bang Jefry, makasih atas dukungannya yah bang, dan kaka
melda tercinta kak Natalia walaupun cerewet tapi makasih yah kak atas
cerewetnya, karena melda tau itu semua untuk membangun agar bisa
menjadi orang yang sukses.
6. Teman-teman D3 bahasa Jepang stambuk 09 yang selalu menemani
penulis selama masa perkuliahan dan memberikan keceriaan di hari-hari
penulis, terkhusus buat Melfa, Evelyn, Aisyah, Hartono, Wira, Arwin
makasih yah tomodachi sudah menemani melda dalam menyusun ronbun
ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan kertas
karya ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas semua bantuan
yang elah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga kertas
karya ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima
kasih.
Medan, Juli
Melda Friska Aritonang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 2
1.4 Metode Penulisan ... 3
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PREFIKS, SUFIKS DAN KANJI 2.1 Pengertian Prefiks ... 4
2.2 Macam-macam Prefiks ... 4
2.3 Pengertian Sufiks ... 6
2.4 Pengertian Kanji ... 7
BAB III PENGGUNAAN PREFIKS DAN SUFIKS PADA KANJI BAHASA JEPANG 3.1 Prefiks ... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ... 22
4.2 Saran ... 23
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Menurut William A. Haviland. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih
jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar, sedangkan sufiks yaitu sebuah kata
dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih
jelas. Prefiks dan sufiks merupakan hal yang penting dalam komunikasi
sehari-hari untuk memperjelas perkataan atau ungkapan pembicara, yang ditangkap baik
oleh pendengar. Prefiks dan sufiks yang termasuk dalam kategori sistem bahasa
sangat luas dalam bidang ungkapan atau pemakaiannya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi
oleh pemakainya. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai
sarana integrasi dan adaptasi, bahasa salah satu unsur terpenting dalam kehidupan
manusia. Jika kita ingin bersosialisasi dengan baik dengan bangsa lain, kita harus
menguasai bahasa mereka.
Saat ini penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang sangat
diperlukan di Indonesia karena banyaknya investor Jepang yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Selain itu, sudah lama terjalin hubungan kerjasama yang
erat di berbagai bidang antara bangsa Jepang dengan bangsa Indonesia, baik
Namun untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Jepang yang baik, kita
harus memahami struktur dalam kalimat bahasa Jepang dalam bentuk apapun.
Adanya kekurangan pemahaman akan Gramatika bahasa Jepang, dapat
menimbulkan kesulitan dalam menggunakan pola kalimat bahasa Jepang yang
baik dan benar, dapat menimbulkan kerancuan makna, juga dapat berkesan tidak
baik bagi pihak yang menerima informasi.
Dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis kertas
karya dengan judul “Penggunaan Prefiks dan Sufiks Pada Kanji Bahasa Jepang”
untuk kertas karya.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari Kertas Karya ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji
bahasa Jepang.
2. Untuk mengetahui arti dan makna prefiks dan sufiks dalam kanji
bahasa Jepang.
3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang
penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang.
1.3 Pembatasan Masalah
Pada kertas karya ini penulis hanya memfokuskan pembahasan
penggunaan prefiks dan sufiks dalam struktur kanji bahasa Jepang saja, yakni tata
bahasa Jepang. Penulis tidak membahas hal lain, yang tidak berkaitan dengan
judul kertas karya.
1.4Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode
kepustakaan. Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan bahan atau data
dengan membaca buku-buku yang terkait dengan judul kertas karya. Kemudian
data-data tersebut dikumpulkan, dianalisis, dan dituliskan dalam masing-masing
bab.
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANGPREFIKS, SUFIKS DAN KANJI 2.1 PengertianPrefiks
Menurut William A. Haviland. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung
arti lebih jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar. Adapun contoh prefiks
yaitu:
1. Berlari : be– adalah prefiks yang memiliki arti “melakukan”
2. Seekor : se– adalah prefiks yang memiliki arti “satu”
3. Mahakuasa : maha– adalah prefiks yang memiliki arti “paling”
2.2 Macam-macam Prefiks
1. Prefiks di–
Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh: diambil,
diketik, ditulis, dijemput, dan dikelola
2. Prefiks me–
Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti
struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:
1. Melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh: menari,
melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat
2. Membuat jadi atau menjadi. Contoh: menggulai, menyatai, menjelas, meninggi,
3. Mengerjakan dengan alat. Contoh: mengetik, membajak, mengail, mengunci,
mengetam
4. Berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai. Contoh: membujang, menjanda,
membabi buta.
5. Mencari atau mengumpulkan. Contoh: mendamar, merotan
3. Prefiks ber–
Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat,
dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti:
1. Mempunyai. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut
2. Memakai. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana
3. Melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif). Contoh: berhias, bercukur,
bersolek
4. Berada dalam keadaan. Contoh: bersenang-senang, bermalas-malas,
berpesta-ria, berleha-leha
5. Saling, atau “timbal balik” (resiprok). Contoh: bergelut, bertinju
4. Prefiks pe–
Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda
sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal. Pelaku tindakan seperti
tersebut dalam kata dasar. Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah,
penggubah, penatar, penyuruh, penambang.
Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti: membuat jadi
(kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan membuat lebih. Contoh:
pertajam, perkecil, perbesar, perkuat.
6. Prefiks ke–
Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan,
kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke–
bermakna gramatikal yang di…i, atau di…kan, seperti pada kata kekasih dan
ketua
2.3 PengertianSufiks
Menurut William A. Haviland, sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih jelas.
Contoh : Adanya, Andaikan, Tahunan.
Walaupun penggunaannya tidak terlalu banyak seperti penggunaan prefiks,
namun sufiks sangat mudah untuk dipahami.
2.4 PengertianKanji
Kanji adalah Aksara dari Han, (Tionghoa) yang digunakan dalam bahasa Jepang. Huruf kanji 漢字 dibuat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam
bentuk tulisan sehingga bisa dibaca.
Kanji memiliki tiga bagian yang paling mendasar: bentuk, pengucapan dan
arti. Setiap karakter kanji ada yang mempunyai bentuk yang sangat sederhana
puluh sampai tiga puluh goresan seperti pada karakter kanji Kōnotori ( 鸛 )
yang terdiri atas dua puluh delapan goresan. Hampir setiap karakter kanji
memiliki dua pengucapan, yaitu pengucapan China yang biasa disebut On Yomi (音読み) dan pengucapan Jepang yang biasa disebut kun yomi (訓読み), dan tiap-tiap bacaan memungkinkan memiliki banyak makna. Dalam
pengucapan On untuk mengetahui maknanya sangatlah sulit, sedangkan pengucapan Kun untuk mengetahui maknanya sangatlah mudah.
BAB III
PENGGUNAAN “PREFIKS DAN SUFIKS” PADA KANJI BAHASA JEPANG
3.1Prefiks
1. Chou (Super-, Ultra-, Supra-, )
Kata yang dibentuk dengan –chou pada umumnya mengacu pada tingkat ekstrim atau contoh ekstrim dari apa yang disebutkan kata dasarnya
(contoh 1, 2). Dalam kasus-kasus lainnya, namun demikian, kata yang
dibentuk dengan –chou berarti “melampaui” apa yang disebutkan kata dasarnya.
1.Chou–dendou “superkonduksi” Dasar : Dendou “konduksi”
: ちょう–でんどう が 注目 されるように なった
: Chou–dendou ga chuumoku sareru you ni natta
: Superkonduksi telah menjadi pusat perhatian
2.Chou–derakkusu (na) “supermewah” Dasar : Derakkusu (na) “mewah”
: ハワイイにちょう–でらっくす なほてる が 立られた
: Hawaii ni chou–derakkusu na hoteru ga taterareta
: Hotel-hotel supermewah telah dibangun di Hawaii
2. Dai(Besar)
Dampak semantik dengan menambahkan dai– pada kata dasar adalah mirip dengan dampak yang dimiliki Bahasa Indonesia dengan memodifikasi sebuah
beberapa perkecualian, kata dasarnya merupakan sebuah kata benda atau kata
sifat nominal, dan kata dengan dai– masuk dalam katagori yang sama. Cakupan pemakaian dai– bertumpang tindih dengan mei– (tak termasuk), namun mei– hanya ditambahkan pada kata dasar yang merupakan kata benda.
1.Dai–hantai “penentang keras” Dasar : Hantai “penentang”
: 母 は 娘 の 結婚 に 大–はんたい だった
: Haha wa musume no kekkon ni dai–hantai datta
: Ibu dengan keras menentang perkawinan anak perempuan
2.Dai–kouzui “banjir besar”
Dasar : Kouzui “banjir”
: せんきゅうやく-さんじゅうさん 年 の 大–こうずいで
多くさん の 人 がしんだい
: Senkyuuyaku-sanjuusan nen no dai–kouzui de takusan no hito
ga shindai
: Banyak orang tewas dalam banjir besar tahun 1933
3. Fu (Tak, non-, )
Kata dasar yang dibentuk dengan fu– melibatkan penindakan terhadap apa yang disebutkan kata dasarnya. Kata dasarnya berupa kata benda ataupun kata
benda yang menyerupai kata sifat, dan apabila kata dasarnya kata benda, kata
berawalan fu– dapat berfungsi baik sebagai kata benda yang menyerupai kata sifat (contoh 1 dan 2).
1.Fu–antei(na) “tidak stabil”
Dasar : Antei “stabilitas”
: Gyogyou wa totemo fu–antei na shokugyou desu
: Industri perikanan adalah bisnis yang sangat tidak stabil
2.Fu–eisei(na) “tidak terjaga kebersihannya” Dasar : Eisei “sanitasi, kebersihan”
: ふ–えいせい な ので, その レストラン に は
行きたくない
: Fu–eisei na node, sono resutoran ni wa ikitaku nai
: Aku tak mau pergi ke restoran itu karena tidak bersih
4. Hi (non-, tak, bukan, anti, bebas)
Kata yang dibentuk dengan hi– melibatkan penindakan terhadap apa yang ditunjukkan kata dasarnya. Dalam kebanyakan kasus, kata dasarnya adalah
kata benda, namun hi– dapat pula ditambahkan pada kata benda yang dapat berfungsi sebagai kata sifat berakhiran –teki. Apabila kata dasarnya adalah kata benda bebas, kata yang berawal hi– mungkin kata benda bebas atau tidak bebas.
1.Hi–bouryoku “anti kekerasan” (makna bebas) Dasar : Bouryoku “kekerasan”
: がんじ や きんぐ は ひ–ぼうりょく を 主張 しった
: Ganji ya kingu wa hi– bouryoku o shuchou shitta
: Gandi dan King menganjurkan anti kekerasan
2.Hi–bosou (no) “tak dipersenjatai” (makna tidak bebas) Dasar : Bosou “persenjataan”
: 国民 は ひ–ぼそう 中立 を のぞんだ
: Kokumin wa hi–bosou chuuritsu o nozonda
5. Kaku (tiap, masing-masing)
Kata yang dibentuk dengan kaku– mengacu pada masing-masing dan tiap hal dari jenis yang disebutkan kata dasarnya.
1.Kaku–daijin “tiap menteri”
Dasar : Daijin “menteri kabinet” : 書–だいじん が 演説 を する
: Kaku–daijin ga enzetsu o suru
: Tiap menteri memberikan sambutan
2.Kaku–katei “tiap rumah tangga”
Dasar : Katei “rumah tangga”
: 今では 書–かてい に から テレビ がある
: Ima de wa kaku–katei ni kara terebi ga aru
: Sekarang ini ada televisi berwarna di tiap rumah tangga
6. Mi (Belum, tak ter-, )
Kata yang dibentuk dengan mi– berfungsi sebagai pembentuk kata benda apabila diikuti oleh no. Dalam kebanyakan kasus, kata dasarnya mengacu pada perbuatan, dan kata yang berawalan mi– mengacu pada atribut yang berarti belum dipengaruhi oleh perbuatan itu. Kata mi–seinen (no) (belum cukup umur) adalah sebuah perkecualian dalam hal memiliki kata dasar yang
tidak mengacu pada perbuatan.
1.Mi–bunseki (no) “belum dianalisis” Dasar : Bunseki “analisis”
: はくっつ された 金属 は み–ぶんせき の まま に
なっている
: Logam yang telah digalih dari dalam tanah itu tetap belum
teranalisis
2.Mi–kaiketsu (no) “belum terpecahkan”
Dasar : Kaiketsu “pemecahan, penyelesaian” : 基本 問題 すら み–かいけつ の まま です
: Kihon mondai sura mi–kaiketsu no mama desu
: Bahkan permasalahan yang mendasar pun tetap belum
terpecahkan
7. Sai (Lagi-, kembali-, ulang-, )
Kata dasar yang dibentuk dengan sai– mengacu pada pengulangan suatu perbuatan atau kegiatan seperti yang disebutkan kata dasarnya.
1.Sai–chousa “pemeriksaan, investigasi ulang”
Dasar : Chousa “pemeriksaan, investigasi”
: 新しい 傾向 を 調べる ため, せんきゅう ひゃく
はち じゅう きゅう 年 に さい–ちょうさ が
おこなわれた
: Atarashii keikou o shiraberu tame, senkyuu hyaku hachi juu
kyuu nen ni sai–chousa ga okonawareta
: Untuk memastikan trend yang baru, sebuah investigasi ulang
diadakan pada tahun 1988
2.Sai–housou “tayang ulang”
Dasar : Housou “menayangkan”
: あのどらま は いつ かさい–ほうそう されるに
違い ない
: Drama yang populer itu sudah pasti akan ditayangkan ulang
suatu saat
8. Zen (Semua, seluruh)
Kata yang dibentuk dengan zen– mengandung arti semua atau satuan keseluruhan.
1.Zen–bun’ya “semua bidang” Dasar : Bun’ya “bidang”
: この 大学 に は, ぜん–ぶん’や に いい 先生 が
いる
: Kono daigaku ni wa, zen–bun’ya ni ii sensei ga iru
: Universitas ini memiliki guru yang baik di semua bidang
2.Zen–chimu “seluruh tim” Dasar : Chimu “tim”
: おなあ は ぜん–ちむ を 集めて パ–テイ を する
: Onaa wa zen–chimu o atsumete paati o suru
: Si pemilik mengumpulkan seluruh timnya dan mereka
berpesta ria
3.2Sufiks
1. Betsu (Sebagai, menurut)
Kata yang dibentuk dengan –betsu berarti “diklafikasikan menurut” kriteria yang ditunjukkan kata dasarnya. Kata-kata yang berakhiran –betsu pada umumnya digunakan sebagai pembentukan kata benda, baik secara langsung
1.Chiki–betsu (no) “menurut wilayah” Dasar : Chiki “wilayah”
: 人口は 下 ぬおず でちき–べつ にしめされている
: Jinkou wa shita nuo zu de chiki–betsu ni shimesarete iru
: Populasi ditunjukan menurut wilayah pada gambar di bawah
ini
2.Kamoku–betsu(no) “menurut mata pelajaran” Dasar : Kamoku “mata pelajaran”
: 先生 は かもく–べつ の 楽天 を 調べる
: Sensei wa kamoku–betsu no takuten o shiraberu
: Guru memeriksa nilai berdasarkan mata pelajarannya
2. Bu (Bagian, departemen, kelompok, regu atau tim)
Kata dasar dibentuk dengan –bu menunjuk suatu bagian dari kesatuan yang lebih besar. Ini umumnya merupakan bagian dari sebuah tempat atau benda.
Di dalam pemerintahan Jepang, sebuah departemen dengan nama yang
berakhiran –bu merupakan sebuah sub-divisi dari unit yang lebih besar. 1.Engan–bu “daerah pantai, daerah pesisir”
Dasar : Engan “pantai”
: 北 アフリカ の 人口 は えんがん–ぶ に 集中 して
いる
: Kita Afurika no jinkou wa engan–bu ni shuuchuu shite iru
: Populasi Afrika Utara terpusat di sepanjang pantai
2.Kasen–bu “bagian yang digaris bawahi” Dasar : Kasen “garis bawah”
: その 文章 の かせん–ぶ に ちゅうい しよう
: Sono bunshou no kasen–bu ni chuui shiyou
3. Chou (Gaya,karakter)
Kata yang dibentuk dengan –chou mengacu pada gaya atau karakter khas yang ditunjukkan oleh kata dasarnya.
1.Bikutoria–chou “gaya Victoria”
Dasar : Bikutoria “(Ratu) Victoria”
: ビクトリア–ちょう の 大 ていたく が とうく が に
見える
: Bikutoria–chou no dai teitaku ga touku ga ni mieru
: Sebuah rumah besar bergaya Victoria terlihat dari kejauhan
2.Gunpuku–chou “gaya seragam militer” Dasar : Gunpuku “seragam militer”
:布 が きめた 服はぐんぷく–ちょう です
: Saifu ga kimeta fuku wagunpuku–chou desu
: Pakaian yang ditetapkan pemerintah adalah yang bergaya
seragam militer
4. Do (Derajat, tingkat, ke- )
Kata yang dibentuk dengan –do mengacu pada derajat sejauh mana properti yang disebutkan kata dasarnya berada. Dalam cakupan pemakaiannya, apabila
–do bertumpang tindih dengan –sei, –do lebih spesifik. Bahkan pada saat –do
mengacu properti yang memiliki gradasi, sebuah kata dengan –sei dapat digunakan.
1.Kansei–do “ derajat kelengkapan, atau kesempurnaan” Dasar : Kansei “kelengkapan, atau kesempurnaan”
: われわれ は かんせい–ど の 高い 車 を 生産 したい
: Kami ingin memproduksi mobil mewah yang tinggi derajat
kesempurnaannya
2.Juuyou–do “derajat kepentingan”
Dasar : Juuyou (na) “penting”
: コンピウタ– の じゅうよう–ど は ますます 高かく
なって いる
: Konpyutaa no juuyou–do wa masumasu takaku natte iru
: Derajat kepentingan komputer telah meningkatkan secara
pasti
5. Fuu (Gaya, seperti, penampilan)
Kata yang dibentuk dengan –fuu berarti penampakan atau gaya dari apa yang ditunjukkan kata dasarnya.
1.Gakusei–fuu(no) “penampilan seorang pelajar” Dasar : Gakusei “pelajar”
: 犯人は 学生–ふう の 男 です
: Hannin wa gakusei–fuu no otoko desu
: Penjahatnya seorang lelaki berpenampilan pelajar
2.Gendai–fuu(no) “ gaya modern”
Dasar : Gendai “ jaman modern, jaman sekarang”
: 若い 人たち は げんだい–ふうに 手紙 を 横書きに
する
: Wakai hitotachi wa gendai–fuu ni tegami o yokogaki ni suru
: Anak mudah menulis surat dengan cara modern, dari kiri ke
kanan
Kata yang dibentuk dengan –hin mengacu pada objek sebuah jenis seperti yang disebutkan kata dasarnya. Cakupan pemakaian –hin bertumpang tindih dengan –butsu, namun kata yang berakhiran –hin selalu tertujuh pada objek yang dapat dihitung dan telah dibuat atau diproses oleh seseorang.
1.Bijutsu–hin “karya seni”
Dasar : Bijutsu “seni”
: この 画廊に は おおく の びじゅつ–ひん が 並べて
ある
: Kono garou ni wa ooku no bijutsu–hin ga narabete aru
: Banyak karya seni yang digelar di galeri ini
2.Furyou–hin “Barang rusak”
Dasar : Furyou “kerusakan”
: この 工場 は ふりょう–ひん が 少ない 人 で 有名
です
: Kono koujou wa furyou–hin ga sukunai koto de yuumei desu
: Pabrik ini terkenal akan produksinya yang sedikit sekali
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan
sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih jelas dipahami oleh
pembaca dan pendengar.
2. Macam-macam Prefiks diantaranya: Prefiks di–, Prefiks me–, Prefiks ber–, Prefiks pe–, Prefiks per–, Prefiks ke–.
3. Sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu
sehingga maknanya menjadi lebih jelas.
4. Kanji adalah Aksara dari Han, (Tionghoa) yang digunakan dalam bahasa
Jepang.Huruf kanji
漢字
dibuat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu.Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam
bentuk tulisan sehingga bisa dibaca.
5. Prefiks dan sufiks sangat berkaitan, dengan kata lain keduanya saling
berhubungan di dalam menentukan kata dasar yang ingin di gabungkan
6. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang di tambahkan sebuah awalan,
sedangkan sufiks adalah sebuah kata dasar yang di akhirnya di tambahkan
4.2 Saran
Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakai bahasa jepang agar
dapat lebih memahami pengunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa
Jepang, sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat
bahasa jepang, baik dan benar di dalam tulisan maupun percakapan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, T, 2005. Pelajaran Bahasa Jepang – jilid ketiga. Jakarta Pusat :
Evergreen Japanese Course
Martin, Samuel E, 1975. A Reference Grammar of Japanese. Yale University Press
Taniguchi, Goro. 1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.
Jakarta : PT Dian Rakyat.
Timothy J. Vance 2004. Prefiks dan Sufiks Dalam Bahasa Jepang.