PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR
(CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF
TUGAS AKHIR
MESTIKA INDAH ALI MANALU
112411042
PROGRAM STUDI DIPLOMA III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR
RESISTIF
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR
(CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR
RESISTIF
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MESTIKA INDAH ALI MANALU
No.Induk Mahasiswa : 112411042
Program Studi : D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2014
Diketahui/Disetujui Oleh
Ketua Program Studi D3 Metrologi Pembimbing
dan Instrumentasi
(Dr. Diana A. Barus, M.Sc) (Drs. Syahrul Humaidi, M.Si
NIP. 196607291992032002 NIP.196506171993031003 )
PERNYATAAN
PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir adalah hasil kerja saya sendiri,
kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan
sumbernya.
Medan, Juli 2014
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas proyek ini sesuai
waktu yang telah ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada RasulullahSallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu
menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan semester 6
pada Program Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi Departemen Fisika fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah
PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian,
bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ayahanda Ali Aman Manalu dan Ibunda D.Simamora,
terima kasih atas pengorbanan, kasih sayang dan kepercayaan yang telah kalian
berikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini
2. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi
dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
sekaligus pembimbing yang telah banyak membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
3. Ibu Dra,Ratna Askiah Simatupang,M.Si selaku Sekretaris Program Studi D3
Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam sekaligus jadi dosen penguji yang mendorong dan menunjang dalam
menyusun laporan T.A
4. Bapak Drs.Syahrul Humaidi selaku Dosen Penguji I yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian laporan ini.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Metrologi dan
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini
6. Abang-abangku tercinta Agusman Manalu,Harry Al-Fauzan Manalu,Khairizal
Ali Manalu,Fachrururozi Manalu terima kasih buat dukungannya, doa dan
motivasi yang diberikan dari awal mulai perkuliahan sampai penulisan Tugas
Akhir ini serta buat seluruh keluarga yang telah membantu, mendukung dan
memberikan kelonggaran serta support terhadap pendidikan saya hingga
bisa berkembang seperti sekarang.
7. Seluruh Anggota UKM Robotik UKM Sikonek USU terutama kepada bg
Oki,bg Budi,bg Robby,bg Teguh,bg Reza,bg Arif,bg Hamdan,bg Kharis,Kak
widya dan anggota UKM yang lainnya yang telah memberikan
masukan-masukan,saran-saran,dan ide-ide kreatif kepada penulis dalam menunjang
Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Teman-teman D3 Metrologi & Instrumentasi angkatan
2011,semuanya yang telah memberikan kontribusi dan partisipasinya untuk
Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu
yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal’alamin
Medan, Juli 2014
Hormat Saya,
ABSTRAK
Pada tugas akhir ini telah dirancang sebuah alat ukur konduktivitas meter untuk
mengetahui suatu konduktivitas larutan atau berbagai jenis air dengan komponen
penyusun yaitu Mikrokntroller,LCD,ATmega8535,Op-Amp,dan sensor
resistif.kelebihan alat ukur ini dibanding dengan alat ukur lain adalah alat ukur
ini mengukur tahanan,mengukur konduktivitas air,dengan berbagai jenis air
dengan menggunakan sensor resitif yang mana berfungsi sebagai sensor yang
bekerja terhadap perubahan hambatan dimana hambatan oleh cairan yang
diberikan kedua kutub pada pelat sensor tersebut.dimana 2 probe lempeng yang
saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan
masuk port ADC pada Mikro dan diubah menjadi data digital.dari hasil
pengujian beberapa sampel diatas maka didapat nilai ADC berbanding lurus
dengan nilai konduktivitasnya.Untuk sampel air mineral(Aqua) memilki
konduktivitas sebesar 0,347 mS/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang
lainnya.
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian air ... 4
2.2 Kualitas air ... 6
2.3 Syarat biologi air ... 7
2.4 Sensor konduktivitas listrik ... 13
2.5 Konduktivitas meter air digital... 14
2.6 Aplikasi konduktivity ... 16
2.6.1 Konduktansi elektrolit lemah dan kuat ... 17
2.6.1 Kalibrasi konduktivitas ... 17
2.7 Mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 19
2.7.1 Komponen penyusun Mikrokontroller ... 19
2.8.2Data Memory ... 25
2.8.3 EEPROM Data Memory... 26
2.8.4 Status Register (SREG) ... 27
2.8.5 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535 ... 29
2.9. Codevision AVR ... 30
2.10. Defenisi sensor ... 32
2.10.1 Sensor resistif ... 32
2.10.2 Tahanan dan Resistance ... 32
2.11.1 LCD (Liquid Crystal Display) ... 36
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Rancangan system ... 38
3.2 Rancangan Mikrokontroller ATmega8535 ... 39
3.3 Rangkaian Power Supply (PSA) ... 40
3.4 Rangkaian sensor resisitif ... 41
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATmega8535 ... 43
4.2 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA) ... 44
4.3 Pengujian sensor resistif ... 44
4.4 Pengujian LCD ... 45
4.5 Pengujian sistem secara keseluruhan ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Konduktivitas meter ... 15
Gambar 1.2 Peta Memori Program ... 25
Gambar 1.3 Peta memori data ... 26
Gambar 1.4 EEPROM Data Memory ... 26
Gambar 1.5 Status Register ATmega8535 ... 27
Gambar 1.6 Deskripsi Pin ATmega8535 ... 29
Gambar 1.7 Arsitektur Mikrokontroller ATmega8535 ... 34
Gambar 1.8 Sis tem Minimum ATmega8535 ... 35
Gambar 1.9 LCD 16 x 2 ... 36
Gambar 1.10 Diagram blok ... 38
Gambar 1.11 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 ... 39
Gambar 1.12 Rangkaian PSA ... 40
Gambar 1.13 Rangkaian sensor resistif ... 41
Gambar 1.14 cara kerja sistem flowchart ... 42
Gambar 1.15 Listing program pada ATmega8535 ... 44
Gambar 1.16 Pengujian LCD ... 45
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keputusan Menteri Kesehatan RI ...11
Tabel 1.2 Pengujian Sampel Aquades ...48
Tabel 1.3 Pengujian Sampel Air mineral (Aqua) ...49
Tabel 1.4 Pengujian Sampel air PAM ...50
ABSTRAK
Pada tugas akhir ini telah dirancang sebuah alat ukur konduktivitas meter untuk
mengetahui suatu konduktivitas larutan atau berbagai jenis air dengan komponen
penyusun yaitu Mikrokntroller,LCD,ATmega8535,Op-Amp,dan sensor
resistif.kelebihan alat ukur ini dibanding dengan alat ukur lain adalah alat ukur
ini mengukur tahanan,mengukur konduktivitas air,dengan berbagai jenis air
dengan menggunakan sensor resitif yang mana berfungsi sebagai sensor yang
bekerja terhadap perubahan hambatan dimana hambatan oleh cairan yang
diberikan kedua kutub pada pelat sensor tersebut.dimana 2 probe lempeng yang
saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan
masuk port ADC pada Mikro dan diubah menjadi data digital.dari hasil
pengujian beberapa sampel diatas maka didapat nilai ADC berbanding lurus
dengan nilai konduktivitasnya.Untuk sampel air mineral(Aqua) memilki
konduktivitas sebesar 0,347 mS/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang
lainnya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cair
pada tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok
bagi manusia. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu,
namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.
Air bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering
dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum
biasanya berasal dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih perlu diolah dahulu agar
menjadi air layak minum.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi
syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia,biologi dan
radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan
adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air
bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun
modern.Maka dari itu air yang sering kita pakai tersebut haruslah diukur dengan
konduktivitas meter agar dapat mengetahui kualitas air tersebut dengan
(specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas
listrik sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan
(Total Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya
Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperatur..
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah Tugas Akhir ini dengan
judul “Perancangan Alat Ukur Konduktivitas meter air digital dengan sensor
resistif”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang
maka rumusan masalah dapat ditekankan pada:
a. Bagaimana cara membuat alat ukur Konduktivitas air ?
b. Bagaimana nilai konduktivitas listrik pada air dari berbagai jenis kondisi air
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara membuat alat ukur Konduktivita air
2. Untuk mengetahui perbandingan konduktivitas pada Aquades,air
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini, berdasarkan permasalahan pada latar
belakang adalah untuk memberikan kemudahan pada masyarakat untuk mengetahui
tingkat kemurnian dari berbagai jenis air
1.5 Batasan Masalah
Agar penelitian lebih sistematis dan terarah, maka dapat ditentukan beberapa batasan
masalah sebagai berikut:
1. Bahan yang dijadikan objek penelitian adalah Aquades,air mineral(Aqua),air
RO (air suling) & air PAM
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi.Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap
air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di
setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin
tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan
air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah
kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat
pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73%
dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan
pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang
cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut
ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan
tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk
hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang
digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.
Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya
makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja
maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari
dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air
tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa
kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang
lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan
hidup manusia.
2.2 Kualitas Air
Standard Kualitas Air
Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai
macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum
didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya,
dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur.
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan
berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya
dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–
persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika.
Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat
kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan
serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah
diperoleh landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air
bersih. Demikian pula halnya dengan air yang digunakan sebagai kebutuhan air
bersih sehari-hari, sebaiknya air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,
jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standard yang ditetapkan sehingga
menimbulkan rasa nyaman. Jika salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi maka
mineral, ataupun zat organis/biologis yang dapat mengubah warna, rasa, bau, dan
kejernihan air (Azwar, 1990).
Untuk standart kualitas air secara global dapat digunakan Standar Kualitas Air
WHO. Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan
peraturan tentang syarat-syarat kulaitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia
dan biologi. Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai
pedoman bagi Negara anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota,
dapat pula menetapkan syaratsyarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara
tersebut.
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang
tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :
· Syarat fisik
· Syarat kimia
· Syarat biologis
· Syarat radioaktif.
Namun pada makalah ini yang akan di bahas hanya syarat biologis dan syarat
radioaktif air.
2.3 Syarat Biologis Air
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air
angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai
dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan
melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa.
bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri
patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri
patogen (Soemirat, 2000). Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990,
bakteri coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50
MPN.
Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
· Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar
melalui air.
· Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton
colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat
terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan
oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most
Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk
pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air
kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen,
misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman
ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan
standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi
dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi
serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang
layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Adapun Parameter Air Bersih secara Biologi:
Bakteri
Binatang
Tumbuh-tumbuhan
Protista
Virus
Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum
sebagai berikut :
Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air
Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain
itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.
Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan
ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air
minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai
ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air
rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah
membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air
sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
(Suyono,1993 :1).
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air
dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain:
unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan
unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan
air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari
air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
(2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas
air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air
baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih
atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem
penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang
layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran
gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang
Tabel 1.1 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Paramater Satuan Kadar maksimum
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat
bahwa berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya,
maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk
mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas
kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi
baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan
penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air
minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum
(Depkes, 2002).
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan
dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia
dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau
dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 –
30 liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total
pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota.
Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan,
selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau
setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah
pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin,
kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih
selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga
semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak
menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada
dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu
sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan
air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13).
atau arus. Sinyal keluaran juga dapat digambarkan sebagai masukan amplitude,
frekuensi, fase atau kode digital (Fraden, 2003: 2).
Pada dasarnya sensor dan tranduser mempunyai definisi sama yaitu menerima
rangsangan (gejala fisis) dari luar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Prose fisis
yang merupakan stimulus atau rangsangan sensor dapat berupa fluk magnetik, gaya,
arus listrik, temperatur, cahaya, tekanan dan proses fisis lainnya. Sensor dan tranduser
itu sendiri terdiri dari tranduser atau tanpa penguat atau pengolah sinyal yang
terbentuk dalam satu indera (Sinclair, 1988: 9).
2.4 Sensor Konduktivitas Listrik
Konduktivitas listrik adalah pengukuran kemampuan suatu larutan untuk
membawa arus listrik.Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung
sebuah konduktor ,muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus
listrik Sedangkan ion adalah suatu atom unsur yang telah memproleh atau kehilangan
elektron yang akan membuat keadaan negatif atau positif. Sebagai contoh natrium
klorida, terdiri dari ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-) yang terjadi
bersama-sama dalam suatu kristal. Karakteristik sensor kimia ditentukan dari sejauh mana
sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali zat yang ingin
dideteksinya.
Konduktivitas listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat
medan listrik Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik
yang anisotropik.Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau biasa
disebut sebagai resistivitas saja
Nilai konduktivitas elektrik (EC) merupakan cara cepat dan tepat untuk
memperkirakankonsentrasi ion total dalam suatu larutan. Oleh karena setiap
ion memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantar listrik, maka nilai EC
hanya menunjukkan konsentrasi ion totaldalam suatu larutan.Satuan konduktivitas
adalah siemen atau mho (kebalikan dari ohm), karena luaspenampang dasn jarak plat
juga mempengaruhi konduktivitas, maka satuan konduktivitasmenjadi S/cm atau
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm (Ω) , ρ adalah tahanan spesifik atau
resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), l adalah panjang dalam cm, dan A luas
penampang lintang dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan,
K = 1/ρ
Dimana :
K = Kappa /konduktivitas (µS/cm)
ρ = tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m)
l = panjang dalam cm,
Daya hantar listrik disebut Konduktivitas. Satuannya disingkat Ω-1cm-1.
Konduktivitas digunakan untuk pengukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas.
Kemampuan mendeteksi zat tersebut meliputi:
• Sensitivitas
Sensitivitas yaitu ukuran seberapa sensitif sensor mengenali zat yang
dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi zat meskipun
jumlah zat tersebut sangat sedikit dibandingkan gas disekelilingnya.
2.5 Konduktivitas meter digital
Conductivity atau juga sering disebut dengan konduktivitas merupakan kemampuan dalam menghantarkan listrik oleh suatu benda. Dalam suatu larutan
menghantarkan listrik yang tentunya sangat bergantung pada banyaknya ion di dalam
larutan tersebut.
Nilai / parameter konduktivitas ini sering dijadikan salah satu parameter dari
kualitas air di dalam suatu industri terutama industri farmasi selain nilai pH, TOC dan
lain sebagainya.Alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur nilai
conductivity dalam suatu larutan disebut dengan conductivity meter. Saat ini dimana
teknologi sudah serba canggih, conductivity meter biasanya sudah build in dengan
alat ukur parameter lain seperti pH, TDS, dll.
Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperatur. Hal ini bisa dibuktikan
sendiri dengan cara mengukur nilai standar tersebut pada suhu yang sudah tertera
disertifikat standar, kemudian mengukur larutan yang sama pada temperatur yang
berbeda.
Ada beberapa brand larutan standar yang memberikan nilai konversi
perubahan nilai conductivity nya (sangat disarankan teman teman membeli larutan yang jenis ini untuk kegiatan kalibrasi conductivity) tetapi ada juga yang tidak memberikan nilai konversinya.
Dalam prakteknya di lapangan, larutan yang diukur nilai konduktivitas nya sangatlah
mudah sekali berubah, sehingga tak jarang pada saat ini banyak sekali perusahaan
lebih suka memakai yang sistem inline (terutama banyak digunakan di industri
Point penting yang juga diperhatikan terhadap alat ukur conductivity meter
adalah lakukan verivikasi terhadap instrument dengan menggunakan standar solution
paling tidak pada rentang dimana alat ini akan digunakan, karena hampir mirip seperti
pH meter dimana komponen pengukurnya adalah probe / elektroda yang mempunyai
sifat sangat sensitif. Standar conductivity dapat kita temukan di pasaran mulai dari 1
mikrosiemens sampai dengan 112 milisiemens.
Gambar 1.1 Konduktivitas meter
(specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas listrik
sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan (Total
Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya. Pengukuran jumlah ion di dalam
suatu cairan menjadi penting untuk beberapa kasus.
Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya.
Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan
larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan
Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang
dirangkaikan dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter.
Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya
1 cm). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan
dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere
meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.
2.6.Aplikasi konduktivity
Meskipun kesulitan interpretasi teoritis, pengukuran konduktivitas digunakan
secara ekstensif di banyak industri.Sebagai contoh, pengukuran konduktivitas
digunakan untuk memantau kualitas dalam persediaan air publik, di rumah sakit,
dalam air boiler dan industry yang bergantung pada kualitas air seperti pembuatan bir
. Jenis pengukuran tidak ion-spesifik,kadang-kadang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah total padatan terlarut TDS) jika komposisi dari solusi dan
perusahaan perilaku konduktivitas diketahui.
Kadang-kadang, pengukuran konduktivitas dihubungkan dengan metode lain
untuk meningkatkan sensitivitas deteksi jenis tertentu ion. Misalnya, dalam teknologi
air boiler, maka blowdown boiler secara terus-menerus dipantau untuk "konduktivitas
kation", yang merupakan konduktivitas air setelah itu telah melewati resin pertukaran
kation. Ini adalah metode yang sensitif pemantauan anion kotoran dalam air boiler di
hadapan kation kelebihan (yang dari agenalkalizing biasanya digunakan untuk
pengolahan air). Sensitivitas dari metode ini bergantung pada mobilitas tinggi H+
dibandingkan dengan mobilitas kation lain atau anion. Konduktivitas detektor
2.6.1 Konduktansi elektrolit lemah dan kuat
Pada penelitian ini pengukuran konduktivitas listrik untuk solusi ion dengan
konsentrasi penurunan adalah ekstrapolasi ke nol konsentrasi untuk menentukan
konduktivitas membatasi tiap jenis larutan pada konsentrasi nol. Konduktivitas dari
tiga elektrolit kuat akan digunakan untuk menentukan konduktivitas membatasi suatu
elektrolit lemah, asam asetat. Kemudian rasio dari konduktivitas eksperimental
dengan konduktivitas membatasi akan digunakan untuk menentukan konstanta
kesetimbangan asam asetat. konduktivitas adalah diukur dengan duacara, probe
konduktivitas dan konduktivitas meter.
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan
untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak
terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya.
Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada.Jumlah
ion yang ada, Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada,
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi
selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar
dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga. Penghantar logam
disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai
electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan
Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub
lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya
berkurang bila temperatur naik.
Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia.
Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa
garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan.
Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya.
Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam
larutan.
2.6.2 Kalibrasi konduktivitas
Probe Konduktivitas dapat dengan mudah dikalibrasi pada dua tingkat yang
dikenal,menggunakan salah satu program pengumpulan data-Vernier.
• Pilih rentang pengaturan konduktivitas pada kotak probe: rendah = 0 sampai
200 S,menengah = 0 sampai 2000, S, dan tinggi - 0 sampai 20.000,S.
Catatan: jika kita tidak yakin dengan setting yang akan digunakan, kita mungkin
ingin memuat Vernier kalibrasi yang disimpan untuk satu atau lebih pengaturan untuk
menentukan nilai perkiraan solusi untuk menjadi sampel.
• Zero Kalibrasi Point: Cukup melakukan titik kalibrasi dengan probe dari
cairan atau larutan (misalnya, di udara).Sebuah membaca tegangan yang
• Standar Solusi Kalibrasi Point: Tempatkan Probe Konduktivitas ke dalam
larutan standar (larutan konsentrasi diketahui), seperti standar natrium klorida
yang disertakan dengan probe kita. Pastikan seluruh lubang memanjang
dengan permukaan elektroda terendam dalam larutan.Tunggu tegangan
ditampilkan untuk menstabilkan. Masukkan nilai dari 2768 ohm larutan
• standar -1 cm -1 pada 25°C. Untuk informasi lebih lanjut mengenai
penyusunan dan menafsirkan solusi standar, lihat bagian berikutnya pada
kalibrasi.Metode kalibrasi adalah cukup mudah, sehingga disarankan
melakukan kalibrasi setiap kali menggunakan probe.Sebagai alternatif, kita
dapat menyimpan kalibrasi dilakukan dengan menggunakan pengaturan
konduktivitas rentang (kisaran setting atau nilai standar dalam nama
kalibrasi), dan kembali itu di kemudian hari.
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit di
dalam air. Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang
terlarut dalam air, berkaitan dengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus
listrik. Semakin banyak garam-garam yang terlarut semakin baik daya hantar listrik
air tersebut. Air suling yang tidak mengandung garam-garam terlarut dengan
demikian bukan merupakan penghantar listrik yang baik. Selain dipengaruhi oleh
jumlah garam-garam terlarut konduktivitas juga dipengaruh oleh nilai temperatur.
Konduktivitas dapat merujuk pada:
• Konduktivitas hidrolik , properti kemampuan bahan untuk mengirim air
• Konduktivitas termal, properti intensif bahan yang menandakan
kemampuannya untuk membuat panas
• Konduktivitas Rayleigh,menjelaskan kelakuan apertur mengenai aliran cairan
atau gas
2.7 Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler sebagai sebuah “one chip solution” pada dasarnya adalah
rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit- IC) yang telah mengandung secara
lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan
penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen luar tambahan seperti
RAM, ROM, Timer, dan sebagainya untuk sistem mikrokontroler, tambahan
komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan
semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke
dalam IC tunggal mikrokontroler bersangkutan. Dengan alasan itu sistem
mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real Computer On a
Chip-komputer utuh dalam keping tunggal, sedangkan sistem mikroprosesor dikenal
dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer on a Chip-komputer dalam keping
tunggal.
Dengan berbagai macam kelebihan yang dimiliki, dewasa ini mikrokontroler
AVR 8 bit produk perusahaan Atmel adalah salah satu mikrokontroler yang banyak
merebut minat kalangan profesional dan juga cocok dijadikan sarana berlatih bagi
kemudahan untuk memperoleh mikrokontroler tersebut (berikut papan
pengembangnya) di pasaran dengan harga yang relatif murah.
Secara histories mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke
pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang
sangat terkenal dengan produk mikrokontroler seri AT89S51/52-nya yang sampai
sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Tidak seperti mikrokontroler seri
AT89S51/52 yang masih mempertahankan arsitektur dan set instruksi dasar
mikrokontroler 8031 dari perusahaan INTEL. Mikrokontroler AVR ini diklaim
memiliki arsitektur dan set instruksi yang benar-benar baru dan berbeda dengan
arsitektur mikrokontroler sebelumnya yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Tetapi walaupun demikian, bagi para programmer yang sebelumnya telah terbiasa
dengan mikrokontroler seri AT89S51/52, dan berencana untuk beralih ke
mikrokontroler AVR, maka secara teknis tidak akan banyak kesulitan yang berarti,
hal ini dikarenakan selain konsep dan istilah-istilah dasarnya hampir sama,
pemrograman level assembler-nya pun relative tidak jauh berbeda.
Berdasarkan arsitekturnya, AVR merupakan mikrokontroler RISC (Reduce
Instruction Set Computer) dengan lebar bus data 8 bit. Berbeda dengan sistem
AT89S51/52 yang memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali frekuensi oscilator,
frekuensi kerja mikrokontroler AVR ini pada dasarnya sama dengan frekuensi
oscilator, sehingga hal tersebut menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk frekuensi
oscilator yang sama, akan dua belas kali lebih cepat dibandingkan dengan
Dengan instruksi yang sangat variatif (mirip dengan sistem CISC-Complex
Instruction Set Computer) serta jumlah register serbaguna (general purpose Register)
sebanyak 32 buah yang semuanya terhubung secara langsung ke ALU (Arithmetic
Logic Unit), kecepatan operasi mikrokontroler AVR ini dapat mencapai 16 MIPS
(enam belas juta instruksi per detik) sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk
ukuran mikrokontroler 8 bit yang ada di pasaran sampai saat ini.
Untuk memenuhi kebutuhan dan aplikasi industri yang sangat beragam,
mikrokontroler keluarga AVR ini muncul di pasaran dengan tiga seri utama:
tinyAVR, ClasicAVR (AVR), megaAVR. Berikut ini beberapa seri yang dapat anda
jumpai di pasaran : ATtiny13, AT90S2313, ATmega103, ATtiny22, AT90S2323
ATmega128, ATtiny22L AT90S2333 ATmega16, ATtiny2313 AT90S4414
ATmega162, ATtiny2313V AT90S4433 ATmega168, ATtiny26 AT90S8515
Atmega8535.
Keseluruhan seri AVR ini pada dasarnya memiliki organisasi memori dan set
instruksi yang sama (sehingga dengan demikian jika telah mahir menggunakan salah
satu seri AVR, untuk beralih ke seri yang lain akan relatif mudah). Perbedaan antara
tinyAVR, AVR dan megaAVR pada kenyataannya hanya merefleksikan
tambahan-tambahan fitur yang ditawarkannya saja (misal adanya tambahan-tambahan ADC internal pada
seri AVR tertentu, jumlah Port I/O serta memori yang berbeda, dan sebagainya).
Diantara ketiganya, megaAVR umumnya memiliki fitur yang paling lengkap, disusul
oleh AVR, dan terakhir tinyAVR. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas. berikut
memperlihatkan perbedaan ketiga seri AVR ditinjau dari jumlah memori yang
Pengisian memory Flash dengan menggunakan saluran SPI ini dapat
dilakukan bahkan ketika chip AVR telah terpasang pada sistem akhir (end system),
sehingga dengan demikian pemrogramannya sangat fleksibel dan tidak merepotkan
pengguna (secara praktis metoda ini dikenal dengan istilah ISP (In System
Programming),sedangkan perangkat lunaknya dinamakan (In System Programmer).
Untuk penyimpanan data, mikrokontroler AVR menyediakan dua jenis
memori yang berbeda : EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) dan SRAM (Static Random Access memory). EEPROM umumnya
digunakan untuk menyimpan data-data program yang bersifat permanen, sedangkan
SRAM digunakan untuk menyimpan data variabel yang dimungkinkan berubah setiap
saatnya. Kapasitas simpan data kedua memori ini bervariasi tergantung pada jenis
AVR-nya. Untuk seri AVR yang tidak memiliki SRAM, penyimpanan data variabel
dapat dilakukan pada register serbaguna yang terdapat pada CPU mikrokontroler
tersebut.
Selain seri-seri diatas yang sifatnya lebih umum, perusahaan Atmel juga
memproduksi beberapa jenis mikrokontroler AVR untuk tujuan yang lebih khusus
dan terbatas, seperti seri AT86RF401 yang khusus digunakan untuk aplikasi wireless
remote control dengan menggunakan gelombang radio (RF), seri AT90SC yang
khusus digunakan untuk peralatan sistem- sistem keamanan kartu SIM
GSM,pembayaran via internet, dan lain sebagainya.Pada rangkaian ini menggunakan
mikrokontroler AVR ATMega8535,
1. CPU (central processing unit), CPU merupakan pengontrol utama dalam suatu
mikrokontroler, CPU pada mikrokontroler ada yang berukuran 8bit dan 16bit.
CPU akan membaca program yang ada didalam ROM dan melaksanakanya.
2. ROM (read only memory), ROM merupakan suatu memori yang memiliki sifat
yang hanya
dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia
mikrokontroler ROM digunakan program bagi mikrokontroler tersebut, program
tersimpan dalam format biner (0 dan 1) susunan bilangan tersebut bila telah
dibaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.
3. RAM (random acces memory), RAM adalah jenis memori yang selain dapat
dibaca juga dapat ditulisi berulang-kali, RAM hanya memiliki sifat sementara
yang tidak dapat dipertahankan isinya bila catu daya listrik kepadanya
dihilangkan .
4. I/O (input/output), Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan terminal I/O (port I/O), port tersebut disebut sebagai input/output karena pada umumnya port tersebut dapat dipakai sebagai masukan atau keluaran. Sebagai masukan contohnya adalah pada saat
mikrokontroler harus mengawasi sebuah saklar untuk dideteksi apakah saklar
tersebut ditekan atau tidak, sebagai keluaran contohnya adalah pada saat
mikrokontroler menyalakan sebuah LED.
Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertama kali dikembangkan pada tahun
1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Texhnology yaitu Alf-Egil
Bogen dan Vegard Wollan.
Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama
AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi
pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang
termultipleksi.
Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set instruksinya
dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode pengalamatannya. Pada awal
era industry komputer, bahasa pemrograman masih menggunakan kode mesin dan
bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer
kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah
dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada semakin kompleks dan
membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya
menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi
berukuran 16 bit sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan
MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai dengan 32 bit dan
dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12
periode clock.
Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu
AT90Sxx, ATMega, AT86RFxx, dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan
ATmega8535 memiliki dua jenis memori yaitu data memory dan program
memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM memory untuk penyimpan
data.
2.8.1 Program Memory
ATmega8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory
untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi
menjadi dua bagian yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot
Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program
yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.
Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang
dibuat oleh user. AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum
menjalankan Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat deprogram
dari 128 word sampai 1024 word, tergantung setting pada konfigurasi bit di register
BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application Flash
Section juga sudah aman
2.8.2 .Data Memory
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535.
Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register
File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal
data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register
terdiri dari 64 register.
Gambar 1.3 Peta Memori Data
2.8.3. EEPROM Data Memory
ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan
data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register dan control
Gambar 1.4 EEPROM Data Memory
2.8.4. Status Register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi
yangdilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti
CPUmikrokontroler.
Gambar 1.5 Status Register ATMega 8535
• Bit 7 – I : Global Interrupt Enable
Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat
dijalankan. Bit ini akanclear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware,
setelah program interrupt dieksekusi,maka bit ini harus di set kembali dengan
• Bit 6 – T : Bit Copy Storage
Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau
tujuan dalamoperasi bit.
• Bit 5 – H: Half Carry Flag
• Bit 4 – S : Sign Bit
Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s
Complement OverflowFlag V.
• Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag
Digunakan dalam operasi aritmatika
• Bit 2 – N : Negative Flag
Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.
• Bit 1 – Z : Zero Flag
Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.
• Bit 0 – C : Carry Flag
A. KONFIGURASI PIN AT MEGA 8535
Gambar 1.6 Deskripsi Pin AT Mega 8535
2.8.5 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535 VCC (power supply)
GND (ground)
Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin
Port dapat menyediakanresistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetrisdengan keduanya
sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input
resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakalasuatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang
RESET (Reset input)
XTAL1 (Input Oscillator)
XTAL2 (Output Oscillator) AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan A/D Konverter
AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter.
2.9 Codevision AVR
CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated
Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain
untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR.CodeVisionAVR dapat dijalankan pada
sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu
menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan
oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil
kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.
File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging
pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR
Studio. IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System
Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program kedalam
chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis.
Software In-System Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel
STK500/AVRISP/AVRProg, Kanda Systems STK200+/300, Dontronics DT006,
Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000
Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan
komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain
library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk:
• Modul LCD alphanumeric
• Bus I2C dari Philips
• Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor
• Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari
Maxim/Dallas Semiconductor
• Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor
• Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas
Semiconductor
• Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor
• EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor
• SPI
• Power Management
• Delay
2.10.Definisi Sensor
Sensor adalah alat yang dapat menerima rangsangan dan merespon dengan
suatu sinyal elektrik. Rangsangan adalah kuantitas, sifat, atau kondisi yang dirasakan
dan dikonversi ke dalam sinyal elektrik. Tujuan dari suatu sensor adalah untuk
merespon suatu masukan sifat fisis (rangsangan) dan mengkonversikannya ke dalam
translator dari nilai non eletrik menjadi nilai elektrik. Elektrik artinya sinyal yang
dapat disalurkan, dikuatkan, dan dimodifikasi oleh alat elektronik. Sinyal keluaran
sensor dapat berupa tegangan.
2.10.1 Sensor Resistif
Sebuah sensor resistif adalah transduser atau perangkat elektromagnetis yang
mengubah mekanis berubah seperti perpindahan menjadi sinyal listrik yang dapat
dipantau setelah pengkondisian.Sensor resistif adalah yang paling umum dalam
instrumentasi. Yang paling sederhana sensor resistif adalah potensiometer. Sensor
resistif lainnya termasuk strain gages dan termistor. resistif sensor sering
digabungkan dengan jembatan Wheatstone. Mikrofon karbon yang lebih tua juga
resistif sensor. Latar belakang teoritis untuk semua sensor ini adalah teori resistivitas.
2.10.2 Tahanan dan Resistance
Tahanan adalah hambatan listrik diukur untuk bahan memiliki seragam cross
sectional daerah dan biasanya dinyatakan dalam hal panjang material dan / atau luas
penampang. tahanan adalah resistansi dinyatakan dalam hal panjang dan luas
penampang seperti yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Resistance = (Tahanan X Panjang) / Area
Unit resistivitas adalah ohm-ft atau melingkar mil-ohm-ft.
Hambatan dari material tergantung pada empat faktor:
• Komposisi
• Panjang
• Cross Sectional Lokasi
Untuk mengubah hambatan material,harus mengubah nilai dari salah satu di
faktor diatas. Ketika panjang dimodifikasi perubahan resistensi langsung. Jika dua
kali lipat material panjang, itu resistensi ganda. Bila luas penampang dimodifikasi
perubahan resistansi memiliki efek terbalik, IE R = k / A. Jika dua kali lipat luas
penampang kawat, resistivitas adalah dipotong setengah. Perubahan komposisi dan
A. ARSITEKTUR MIKROKONTROLLER AT MEGA 8535
B. SISTEM MINIMUM AT MEGA 8535
2.11..LCD (Liquid Crystal Display)
Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan
menggunakan
mikrokontroler, LCD (Liquid Crysral Display) dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi
mikrokontroler.
Gambar 1.9 LCD 16 x 2
Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD ini antara lain:
1. Pin 1 dihubungkan ke Ground.
2. Pin 2 dihubungkan ke Vcc (+5V).
3. Pin 3 dihubungkan ke bagian tengan potensiometer 10K Ohm sebagai pengatur
kontras.
5.Pin 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high,
+5V) maka LCD berfungsi untuk membaca data, jika pin ini di set ke logika 0
(low, 0V) akan berfungsi untuk menulis data.
6. Pin 6 adalah terminal enable (Enable Signal). Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau pembaca data.
7. Pin 7 – Pin 14 adalah saluran dua arah (bi-directional) data 8 bit dan 4 bit bus
data (untuk 4 bit pin data yang digunakan Pin 11 – Pin 14).
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1 Rancangan Sistem
Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:
Sensor Op-Amp Uc ATMEGA8535 LCD
Gambar 1.10 Diagram Block
Fungsi dari Tiap Blok :
1. Blok Sensor : Sebagai input/data ketika dimasukkan kedalam air
2. Pengolah sinyal : Sebagai input/data ketika keluar dari air
3. Blok Mikrokontroller : Mengkonversi data dari sensor
3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535
Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535 dapat dilihat pada
gambar 3.3 di bawah ini :
Gambar 1.11 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGAs 8535
Dari gambar 1.11 Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari
seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC
Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini
sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF.
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,
Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai
konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah
dihubungkan ke komputer melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada
kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP
Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena
mikrokontroler tidak akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Power Supply
Gambar 1.12 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari 12 volt
pemasukan dan menghubungkan ke regulator IC7805 dan menghasilkan keluaran 5
volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, termasuk ke LCD
,Mikrokontroller,Power supply. kemudian trafo melewati jembatan dioda
menghasilkan Arus DC masuk IC LM 7805 sehingga menghasilkan tegangan fix 5
Volt sedangkan ground dari trafo menjadi satu dengan ground pada regulator.LED
hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan.
Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge penyearah.
IC LM7805 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Jadi dipakai resistor
100 Ω dimana tegangan dari trafo stepdown sebesar 12 V, namun sebuah dioda dapat
menurunkan tegangan sebesar 0.6 V.
3.4. Rangkaian Sensor Resistif
Dari Probe ke Microkontroller,rangkaian sensor terdiri dari 2 probe lempeng yang
saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan masuk
3.5.Diagram Alir Flowchart
BAB IV
ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan rangkaian ini dengan power supplay sebagai sumber
tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20
dihubungkan dengan LCD. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan
menggunakan voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40
sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada
mikrokontroler ATMega8535.kemudian Atmega 8535 akan memasuki rangkaian
sensor resisitifnya..Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan
menyala dan logika high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam.
Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus menerus. Jika LED
telah berkedip terus – menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka
rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik. Jika program tersebut diisikan
ke mikrokontroler ATMega8535, kemudian mikrokontroller dapat berjalan sesuai
dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller
ATMega8535 telah bekerja dengan baik.
#include <mega8535.h>
// Alphanumeric LCD functions #include <alcd.h>
Gambar 1.15 Listing program pada ATmega8535
4.2. Pengujian power supply
Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang
dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power
supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka
diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan
apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari +5,03
Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap
komponen yang digunakan nilainya tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala listrik
yang digunakan tidak stabil.
4.3.Pengujian Sensor Resistif
tembaga dimana pelat 1 berfungsi sebagai transmitter dan pelat 2 sebagai receiver
saat dimasukkan dalam cairan,daya hantar atau konduktivitas cairan akan
berbeda-beda maka akan mempengaruhi tegangan yang mengalir dari transmitter ke receiver.
4.4.Pengujian LCD
Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD sistem. Pengaktifan
LCD ini dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD.
Gambar 1.16 LCD
Untuk menampilkan beberapa karakter tersebut digunakan listing program
sebagai berikut:
LCD :
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTD Bit 0
// RD - PORTD Bit 1
// EN - PORTD Bit 2
// D5 - PORTD Bit 4
// D6 - PORTD Bit 5
// D7 - PORTD Bit 6
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("mesti conductivity");// Place your code here
delay_ms(1000);
lcd_clear();
while (1)
{ temp=read_adc(0);
sprintf(buff,"nilai: %.2f",temp);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(buff);
4.5.Pengujian Sistem secara keseluruhan
Berdasarkan hasil pengujian sistem keseluruhan didapati bahwa saat proses
penyulingan dengan volume air yang berbeda-beda dihasilkan air mineral (aqua) yang
berbeda pula. Dengan perbedaan air sampel yang dihasilkan maka dapat pula diuji
nilai konduktivitas listrik pada air yang berbeda, hal ini sesuai dengan data pada
pengujian sensor konduktivitas listrik. Perbandingan nilai konduktivitas listrik atau
nilai ADC pada air sebelum dilakukan pengujian dan setelah dilakukan pengujian
Tabel 1.4 Pengujian Sampel air PAM
Waktu (Sekon) Nilai ADC
Gambar 1.18 Grafik hubungan antara Nilai ADC/Nilai konduktivitas
µs/cm-VS-Waktu(s)
dapat disimpulkan dari penelitian dari beberapa sampel diatas Nilai
tegangan pada grafik yang sama dan waktu yang sama yaitu 90 s yang paling
cepat mengalami penurunan drastis adalah pada sampel Aqua,kemudian air
RO/suling,air PAM dan Aquades.hal ini dikarenkanakan nilai konduktivitas
itu sendiri yang sangat mempengaruhi larutan dalam ion tersebut.diketahui
bahwa nilai konduktivitas yang baik itu berada pada air mineral yaitu 0,347
ms/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang lainnya.setelah melakukan
pengujian kebeberapa Dinas kesehatan bahwa standar nilai pada alat uji
pembanding konduktvitas air yaitu pada 4 (empat) sampel yang telah diuji
didapat bahwa nilai konduktivitas nya sangat berbeda jauh dengan hasil uji
sendiri yaitu pada air PAM 130 µs/cm,Aqua 149 µs/cm,Aquades 7 µs/cm,air
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian serta pembahasan keseluruhan materi pada bab-bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mikrokontroler ATMega8535 dapat dibuat sebagai sistem untuk mengukur
Konduktivitas air.
2. Semakin rendah nilai konduktivitas maka semakin rendah pula nilai ADC
yang terbaca pada waktu yang sama yaitu pada 90 sekon. yaitu pada sampel
Aqua 125 µs/cm,kemudian air RO/suling 457 µs/cm,air PAM 347µs/cm dan
Aquades 374µs/cm
3. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan
konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat
memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran
tak berhingga
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam mengambil sampel uji harus memperhatikan jenis air
dengan konduktivitas air yang baik
2. Diharapkan alat ukur konduktivitas dapat berguna dan bermanfaat bagi
masyarakat agar lebih cerdas & selektif dalam memilih air yang ingin
digunakan baik untuk dikonsumsi maupun untuk digunakan untuk keperluan