• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Ukur Konduktivitas Air (Conductivity MeterI ) Digital dengan Sensor Resistif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Alat Ukur Konduktivitas Air (Conductivity MeterI ) Digital dengan Sensor Resistif"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR

(CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF

TUGAS AKHIR

MESTIKA INDAH ALI MANALU

112411042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR

RESISTIF

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR

(CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR

RESISTIF

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MESTIKA INDAH ALI MANALU

No.Induk Mahasiswa : 112411042

Program Studi : D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2014

Diketahui/Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D3 Metrologi Pembimbing

dan Instrumentasi

(Dr. Diana A. Barus, M.Sc) (Drs. Syahrul Humaidi, M.Si

NIP. 196607291992032002 NIP.196506171993031003 )

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir adalah hasil kerja saya sendiri,

kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan

sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirobbil’alamin,

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah

melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta

kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas proyek ini sesuai

waktu yang telah ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada RasulullahSallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu

menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis

Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan semester 6

pada Program Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi Departemen Fisika fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah

PERANCANGAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS AIR (CONDUCTIVITY METER) DIGITAL DENGAN SENSOR RESISTIF

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian,

bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan

kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ayahanda Ali Aman Manalu dan Ibunda D.Simamora,

terima kasih atas pengorbanan, kasih sayang dan kepercayaan yang telah kalian

berikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini

(6)

2. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi

dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

sekaligus pembimbing yang telah banyak membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

3. Ibu Dra,Ratna Askiah Simatupang,M.Si selaku Sekretaris Program Studi D3

Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Alam sekaligus jadi dosen penguji yang mendorong dan menunjang dalam

menyusun laporan T.A

4. Bapak Drs.Syahrul Humaidi selaku Dosen Penguji I yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian laporan ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Metrologi dan

Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini

6. Abang-abangku tercinta Agusman Manalu,Harry Al-Fauzan Manalu,Khairizal

Ali Manalu,Fachrururozi Manalu terima kasih buat dukungannya, doa dan

motivasi yang diberikan dari awal mulai perkuliahan sampai penulisan Tugas

Akhir ini serta buat seluruh keluarga yang telah membantu, mendukung dan

memberikan kelonggaran serta support terhadap pendidikan saya hingga

bisa berkembang seperti sekarang.

7. Seluruh Anggota UKM Robotik UKM Sikonek USU terutama kepada bg

Oki,bg Budi,bg Robby,bg Teguh,bg Reza,bg Arif,bg Hamdan,bg Kharis,Kak

widya dan anggota UKM yang lainnya yang telah memberikan

masukan-masukan,saran-saran,dan ide-ide kreatif kepada penulis dalam menunjang

Tugas Akhir ini.

8. Seluruh Teman-teman D3 Metrologi & Instrumentasi angkatan

2011,semuanya yang telah memberikan kontribusi dan partisipasinya untuk

(7)

Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu

yang bermanfaat bagi pembaca.

Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juli 2014

Hormat Saya,

(8)

ABSTRAK

Pada tugas akhir ini telah dirancang sebuah alat ukur konduktivitas meter untuk

mengetahui suatu konduktivitas larutan atau berbagai jenis air dengan komponen

penyusun yaitu Mikrokntroller,LCD,ATmega8535,Op-Amp,dan sensor

resistif.kelebihan alat ukur ini dibanding dengan alat ukur lain adalah alat ukur

ini mengukur tahanan,mengukur konduktivitas air,dengan berbagai jenis air

dengan menggunakan sensor resitif yang mana berfungsi sebagai sensor yang

bekerja terhadap perubahan hambatan dimana hambatan oleh cairan yang

diberikan kedua kutub pada pelat sensor tersebut.dimana 2 probe lempeng yang

saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan

masuk port ADC pada Mikro dan diubah menjadi data digital.dari hasil

pengujian beberapa sampel diatas maka didapat nilai ADC berbanding lurus

dengan nilai konduktivitasnya.Untuk sampel air mineral(Aqua) memilki

konduktivitas sebesar 0,347 mS/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang

lainnya.

(9)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian air ... 4

2.2 Kualitas air ... 6

2.3 Syarat biologi air ... 7

2.4 Sensor konduktivitas listrik ... 13

2.5 Konduktivitas meter air digital... 14

2.6 Aplikasi konduktivity ... 16

2.6.1 Konduktansi elektrolit lemah dan kuat ... 17

2.6.1 Kalibrasi konduktivitas ... 17

2.7 Mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 19

2.7.1 Komponen penyusun Mikrokontroller ... 19

(10)

2.8.2Data Memory ... 25

2.8.3 EEPROM Data Memory... 26

2.8.4 Status Register (SREG) ... 27

2.8.5 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535 ... 29

2.9. Codevision AVR ... 30

2.10. Defenisi sensor ... 32

2.10.1 Sensor resistif ... 32

2.10.2 Tahanan dan Resistance ... 32

2.11.1 LCD (Liquid Crystal Display) ... 36

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Rancangan system ... 38

3.2 Rancangan Mikrokontroller ATmega8535 ... 39

3.3 Rangkaian Power Supply (PSA) ... 40

3.4 Rangkaian sensor resisitif ... 41

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATmega8535 ... 43

4.2 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA) ... 44

4.3 Pengujian sensor resistif ... 44

4.4 Pengujian LCD ... 45

4.5 Pengujian sistem secara keseluruhan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konduktivitas meter ... 15

Gambar 1.2 Peta Memori Program ... 25

Gambar 1.3 Peta memori data ... 26

Gambar 1.4 EEPROM Data Memory ... 26

Gambar 1.5 Status Register ATmega8535 ... 27

Gambar 1.6 Deskripsi Pin ATmega8535 ... 29

Gambar 1.7 Arsitektur Mikrokontroller ATmega8535 ... 34

Gambar 1.8 Sis tem Minimum ATmega8535 ... 35

Gambar 1.9 LCD 16 x 2 ... 36

Gambar 1.10 Diagram blok ... 38

Gambar 1.11 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 ... 39

Gambar 1.12 Rangkaian PSA ... 40

Gambar 1.13 Rangkaian sensor resistif ... 41

Gambar 1.14 cara kerja sistem flowchart ... 42

Gambar 1.15 Listing program pada ATmega8535 ... 44

Gambar 1.16 Pengujian LCD ... 45

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keputusan Menteri Kesehatan RI ...11

Tabel 1.2 Pengujian Sampel Aquades ...48

Tabel 1.3 Pengujian Sampel Air mineral (Aqua) ...49

Tabel 1.4 Pengujian Sampel air PAM ...50

(13)

ABSTRAK

Pada tugas akhir ini telah dirancang sebuah alat ukur konduktivitas meter untuk

mengetahui suatu konduktivitas larutan atau berbagai jenis air dengan komponen

penyusun yaitu Mikrokntroller,LCD,ATmega8535,Op-Amp,dan sensor

resistif.kelebihan alat ukur ini dibanding dengan alat ukur lain adalah alat ukur

ini mengukur tahanan,mengukur konduktivitas air,dengan berbagai jenis air

dengan menggunakan sensor resitif yang mana berfungsi sebagai sensor yang

bekerja terhadap perubahan hambatan dimana hambatan oleh cairan yang

diberikan kedua kutub pada pelat sensor tersebut.dimana 2 probe lempeng yang

saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan

masuk port ADC pada Mikro dan diubah menjadi data digital.dari hasil

pengujian beberapa sampel diatas maka didapat nilai ADC berbanding lurus

dengan nilai konduktivitasnya.Untuk sampel air mineral(Aqua) memilki

konduktivitas sebesar 0,347 mS/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang

lainnya.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cair

pada tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok

bagi manusia. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu,

namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.

Air bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering

dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum

biasanya berasal dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang

melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih perlu diolah dahulu agar

menjadi air layak minum.

Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi

syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia,biologi dan

radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan

adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air

bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun

modern.Maka dari itu air yang sering kita pakai tersebut haruslah diukur dengan

konduktivitas meter agar dapat mengetahui kualitas air tersebut dengan

(15)

(specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas

listrik sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan

(Total Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya

Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperatur..

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah Tugas Akhir ini dengan

judul “Perancangan Alat Ukur Konduktivitas meter air digital dengan sensor

resistif”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang

maka rumusan masalah dapat ditekankan pada:

a. Bagaimana cara membuat alat ukur Konduktivitas air ?

b. Bagaimana nilai konduktivitas listrik pada air dari berbagai jenis kondisi air

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui cara membuat alat ukur Konduktivita air

2. Untuk mengetahui perbandingan konduktivitas pada Aquades,air

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini, berdasarkan permasalahan pada latar

belakang adalah untuk memberikan kemudahan pada masyarakat untuk mengetahui

tingkat kemurnian dari berbagai jenis air

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih sistematis dan terarah, maka dapat ditentukan beberapa batasan

masalah sebagai berikut:

1. Bahan yang dijadikan objek penelitian adalah Aquades,air mineral(Aqua),air

RO (air suling) & air PAM

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air

menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)

tersedia di bumi.Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di

permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap

air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di

setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin

tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan

air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah

kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan

kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

(18)

Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat

pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73%

dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan

pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang

cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).

Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut

ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan

tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).

Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk

hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang

digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.

Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya

makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja

maupun tidak disengaja.

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari

dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air

tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa

kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang

lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.

Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat

(19)

tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan

hidup manusia.

2.2 Kualitas Air

Standard Kualitas Air

Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai

macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum

didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya,

dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur.

Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan

berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya

dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–

persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan

kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika.

Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat

kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan

serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah

diperoleh landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air

bersih. Demikian pula halnya dengan air yang digunakan sebagai kebutuhan air

bersih sehari-hari, sebaiknya air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standard yang ditetapkan sehingga

menimbulkan rasa nyaman. Jika salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi maka

(20)

mineral, ataupun zat organis/biologis yang dapat mengubah warna, rasa, bau, dan

kejernihan air (Azwar, 1990).

Untuk standart kualitas air secara global dapat digunakan Standar Kualitas Air

WHO. Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan

peraturan tentang syarat-syarat kulaitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia

dan biologi. Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai

pedoman bagi Negara anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota,

dapat pula menetapkan syaratsyarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara

tersebut.

Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang

tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :

· Syarat fisik

· Syarat kimia

· Syarat biologis

· Syarat radioaktif.

Namun pada makalah ini yang akan di bahas hanya syarat biologis dan syarat

radioaktif air.

2.3 Syarat Biologis Air

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air

angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai

dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan

melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa.

(21)

bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri

patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri

patogen (Soemirat, 2000). Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990,

bakteri coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50

MPN.

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:

· Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;

Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar

melalui air.

· Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton

colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat

terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan

oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan

laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most

Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk

pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air

kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.

Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen,

misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman

ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri

(22)

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan

standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi

dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi

serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban

masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang

layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus

memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.

b. Baik dan layak minum.

c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.

d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Adapun Parameter Air Bersih secara Biologi:

 Bakteri

 Binatang

 Tumbuh-tumbuhan

 Protista

 Virus

Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum

sebagai berikut :

 Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air

(23)

 Air Atmosfer

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu

menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain

itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun

bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.

Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

 Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air

permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh

lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan

ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air

minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai

ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia

untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air

rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah

membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air

sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.

 Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone

jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer

(Suyono,1993 :1).

(24)

Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam

hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air

dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain:

unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan

unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan

air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari

air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.

(2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas

air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air

baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih

atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem

penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang

layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran

gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang

(25)

Tabel 1.1 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002

Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis

Paramater Satuan Kadar maksimum

(26)

Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat

bahwa berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya,

maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk

mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas

kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi

baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan

penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air

minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No

907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum

(Depkes, 2002).

Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan

dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia

dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk

melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau

dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:

a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.

b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 –

30 liter / orang perhari.

c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang

(27)

d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total

pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota.

Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan,

selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau

setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah

pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin,

kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih

selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga

semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak

menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada

dimusim hujan.

Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu

sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan

air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13).

atau arus. Sinyal keluaran juga dapat digambarkan sebagai masukan amplitude,

frekuensi, fase atau kode digital (Fraden, 2003: 2).

Pada dasarnya sensor dan tranduser mempunyai definisi sama yaitu menerima

rangsangan (gejala fisis) dari luar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Prose fisis

yang merupakan stimulus atau rangsangan sensor dapat berupa fluk magnetik, gaya,

arus listrik, temperatur, cahaya, tekanan dan proses fisis lainnya. Sensor dan tranduser

(28)

itu sendiri terdiri dari tranduser atau tanpa penguat atau pengolah sinyal yang

terbentuk dalam satu indera (Sinclair, 1988: 9).

2.4 Sensor Konduktivitas Listrik

Konduktivitas listrik adalah pengukuran kemampuan suatu larutan untuk

membawa arus listrik.Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung

sebuah konduktor ,muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus

listrik Sedangkan ion adalah suatu atom unsur yang telah memproleh atau kehilangan

elektron yang akan membuat keadaan negatif atau positif. Sebagai contoh natrium

klorida, terdiri dari ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-) yang terjadi

bersama-sama dalam suatu kristal. Karakteristik sensor kimia ditentukan dari sejauh mana

sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali zat yang ingin

dideteksinya.

Konduktivitas listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat

medan listrik Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik

yang anisotropik.Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau biasa

disebut sebagai resistivitas saja

Nilai konduktivitas elektrik (EC) merupakan cara cepat dan tepat untuk

memperkirakankonsentrasi ion total dalam suatu larutan. Oleh karena setiap

ion memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantar listrik, maka nilai EC

hanya menunjukkan konsentrasi ion totaldalam suatu larutan.Satuan konduktivitas

adalah siemen atau mho (kebalikan dari ohm), karena luaspenampang dasn jarak plat

juga mempengaruhi konduktivitas, maka satuan konduktivitasmenjadi S/cm atau

(29)

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm (Ω) , ρ adalah tahanan spesifik atau

resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), l adalah panjang dalam cm, dan A luas

penampang lintang dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan,

K = 1/ρ

Dimana :

K = Kappa /konduktivitas (µS/cm)

ρ = tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m)

l = panjang dalam cm,

Daya hantar listrik disebut Konduktivitas. Satuannya disingkat Ω-1cm-1.

Konduktivitas digunakan untuk pengukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi

elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas.

Kemampuan mendeteksi zat tersebut meliputi:

Sensitivitas

Sensitivitas yaitu ukuran seberapa sensitif sensor mengenali zat yang

dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi zat meskipun

jumlah zat tersebut sangat sedikit dibandingkan gas disekelilingnya.

2.5 Konduktivitas meter digital

Conductivity atau juga sering disebut dengan konduktivitas merupakan kemampuan dalam menghantarkan listrik oleh suatu benda. Dalam suatu larutan

(30)

menghantarkan listrik yang tentunya sangat bergantung pada banyaknya ion di dalam

larutan tersebut.

Nilai / parameter konduktivitas ini sering dijadikan salah satu parameter dari

kualitas air di dalam suatu industri terutama industri farmasi selain nilai pH, TOC dan

lain sebagainya.Alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur nilai

conductivity dalam suatu larutan disebut dengan conductivity meter. Saat ini dimana

teknologi sudah serba canggih, conductivity meter biasanya sudah build in dengan

alat ukur parameter lain seperti pH, TDS, dll.

Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperatur. Hal ini bisa dibuktikan

sendiri dengan cara mengukur nilai standar tersebut pada suhu yang sudah tertera

disertifikat standar, kemudian mengukur larutan yang sama pada temperatur yang

berbeda.

Ada beberapa brand larutan standar yang memberikan nilai konversi

perubahan nilai conductivity nya (sangat disarankan teman teman membeli larutan yang jenis ini untuk kegiatan kalibrasi conductivity) tetapi ada juga yang tidak memberikan nilai konversinya.

Dalam prakteknya di lapangan, larutan yang diukur nilai konduktivitas nya sangatlah

mudah sekali berubah, sehingga tak jarang pada saat ini banyak sekali perusahaan

lebih suka memakai yang sistem inline (terutama banyak digunakan di industri

(31)

Point penting yang juga diperhatikan terhadap alat ukur conductivity meter

adalah lakukan verivikasi terhadap instrument dengan menggunakan standar solution

paling tidak pada rentang dimana alat ini akan digunakan, karena hampir mirip seperti

pH meter dimana komponen pengukurnya adalah probe / elektroda yang mempunyai

sifat sangat sensitif. Standar conductivity dapat kita temukan di pasaran mulai dari 1

mikrosiemens sampai dengan 112 milisiemens.

Gambar 1.1 Konduktivitas meter

(specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas listrik

sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan (Total

Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya. Pengukuran jumlah ion di dalam

suatu cairan menjadi penting untuk beberapa kasus.

Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya.

Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan

larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan

(32)

Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang

dirangkaikan dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter.

Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya

1 cm). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan

dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere

meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.

2.6.Aplikasi konduktivity

Meskipun kesulitan interpretasi teoritis, pengukuran konduktivitas digunakan

secara ekstensif di banyak industri.Sebagai contoh, pengukuran konduktivitas

digunakan untuk memantau kualitas dalam persediaan air publik, di rumah sakit,

dalam air boiler dan industry yang bergantung pada kualitas air seperti pembuatan bir

. Jenis pengukuran tidak ion-spesifik,kadang-kadang dapat digunakan untuk

menentukan jumlah total padatan terlarut TDS) jika komposisi dari solusi dan

perusahaan perilaku konduktivitas diketahui.

Kadang-kadang, pengukuran konduktivitas dihubungkan dengan metode lain

untuk meningkatkan sensitivitas deteksi jenis tertentu ion. Misalnya, dalam teknologi

air boiler, maka blowdown boiler secara terus-menerus dipantau untuk "konduktivitas

kation", yang merupakan konduktivitas air setelah itu telah melewati resin pertukaran

kation. Ini adalah metode yang sensitif pemantauan anion kotoran dalam air boiler di

hadapan kation kelebihan (yang dari agenalkalizing biasanya digunakan untuk

pengolahan air). Sensitivitas dari metode ini bergantung pada mobilitas tinggi H+

dibandingkan dengan mobilitas kation lain atau anion. Konduktivitas detektor

(33)

2.6.1 Konduktansi elektrolit lemah dan kuat

Pada penelitian ini pengukuran konduktivitas listrik untuk solusi ion dengan

konsentrasi penurunan adalah ekstrapolasi ke nol konsentrasi untuk menentukan

konduktivitas membatasi tiap jenis larutan pada konsentrasi nol. Konduktivitas dari

tiga elektrolit kuat akan digunakan untuk menentukan konduktivitas membatasi suatu

elektrolit lemah, asam asetat. Kemudian rasio dari konduktivitas eksperimental

dengan konduktivitas membatasi akan digunakan untuk menentukan konstanta

kesetimbangan asam asetat. konduktivitas adalah diukur dengan duacara, probe

konduktivitas dan konduktivitas meter.

Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan

untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak

terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya.

Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada.Jumlah

ion yang ada, Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada,

Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi

selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar

dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga. Penghantar logam

disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai

electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan

(34)

Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub

lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya

berkurang bila temperatur naik.

Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia.

Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa

garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan.

Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya.

Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam

larutan.

2.6.2 Kalibrasi konduktivitas

Probe Konduktivitas dapat dengan mudah dikalibrasi pada dua tingkat yang

dikenal,menggunakan salah satu program pengumpulan data-Vernier.

• Pilih rentang pengaturan konduktivitas pada kotak probe: rendah = 0 sampai

200 S,menengah = 0 sampai 2000, S, dan tinggi - 0 sampai 20.000,S.

Catatan: jika kita tidak yakin dengan setting yang akan digunakan, kita mungkin

ingin memuat Vernier kalibrasi yang disimpan untuk satu atau lebih pengaturan untuk

menentukan nilai perkiraan solusi untuk menjadi sampel.

• Zero Kalibrasi Point: Cukup melakukan titik kalibrasi dengan probe dari

cairan atau larutan (misalnya, di udara).Sebuah membaca tegangan yang

(35)

• Standar Solusi Kalibrasi Point: Tempatkan Probe Konduktivitas ke dalam

larutan standar (larutan konsentrasi diketahui), seperti standar natrium klorida

yang disertakan dengan probe kita. Pastikan seluruh lubang memanjang

dengan permukaan elektroda terendam dalam larutan.Tunggu tegangan

ditampilkan untuk menstabilkan. Masukkan nilai dari 2768 ohm larutan

• standar -1 cm -1 pada 25°C. Untuk informasi lebih lanjut mengenai

penyusunan dan menafsirkan solusi standar, lihat bagian berikutnya pada

kalibrasi.Metode kalibrasi adalah cukup mudah, sehingga disarankan

melakukan kalibrasi setiap kali menggunakan probe.Sebagai alternatif, kita

dapat menyimpan kalibrasi dilakukan dengan menggunakan pengaturan

konduktivitas rentang (kisaran setting atau nilai standar dalam nama

kalibrasi), dan kembali itu di kemudian hari.

Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit di

dalam air. Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang

terlarut dalam air, berkaitan dengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus

listrik. Semakin banyak garam-garam yang terlarut semakin baik daya hantar listrik

air tersebut. Air suling yang tidak mengandung garam-garam terlarut dengan

demikian bukan merupakan penghantar listrik yang baik. Selain dipengaruhi oleh

jumlah garam-garam terlarut konduktivitas juga dipengaruh oleh nilai temperatur.

Konduktivitas dapat merujuk pada:

(36)

• Konduktivitas hidrolik , properti kemampuan bahan untuk mengirim air

• Konduktivitas termal, properti intensif bahan yang menandakan

kemampuannya untuk membuat panas

• Konduktivitas Rayleigh,menjelaskan kelakuan apertur mengenai aliran cairan

atau gas

2.7 Mikrokontroler AVR ATMega8535

Mikrokontroler sebagai sebuah “one chip solution” pada dasarnya adalah

rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit- IC) yang telah mengandung secara

lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan

penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen luar tambahan seperti

RAM, ROM, Timer, dan sebagainya untuk sistem mikrokontroler, tambahan

komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan

semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke

dalam IC tunggal mikrokontroler bersangkutan. Dengan alasan itu sistem

mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real Computer On a

Chip-komputer utuh dalam keping tunggal, sedangkan sistem mikroprosesor dikenal

dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer on a Chip-komputer dalam keping

tunggal.

Dengan berbagai macam kelebihan yang dimiliki, dewasa ini mikrokontroler

AVR 8 bit produk perusahaan Atmel adalah salah satu mikrokontroler yang banyak

merebut minat kalangan profesional dan juga cocok dijadikan sarana berlatih bagi

(37)

kemudahan untuk memperoleh mikrokontroler tersebut (berikut papan

pengembangnya) di pasaran dengan harga yang relatif murah.

Secara histories mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke

pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang

sangat terkenal dengan produk mikrokontroler seri AT89S51/52-nya yang sampai

sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Tidak seperti mikrokontroler seri

AT89S51/52 yang masih mempertahankan arsitektur dan set instruksi dasar

mikrokontroler 8031 dari perusahaan INTEL. Mikrokontroler AVR ini diklaim

memiliki arsitektur dan set instruksi yang benar-benar baru dan berbeda dengan

arsitektur mikrokontroler sebelumnya yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.

Tetapi walaupun demikian, bagi para programmer yang sebelumnya telah terbiasa

dengan mikrokontroler seri AT89S51/52, dan berencana untuk beralih ke

mikrokontroler AVR, maka secara teknis tidak akan banyak kesulitan yang berarti,

hal ini dikarenakan selain konsep dan istilah-istilah dasarnya hampir sama,

pemrograman level assembler-nya pun relative tidak jauh berbeda.

Berdasarkan arsitekturnya, AVR merupakan mikrokontroler RISC (Reduce

Instruction Set Computer) dengan lebar bus data 8 bit. Berbeda dengan sistem

AT89S51/52 yang memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali frekuensi oscilator,

frekuensi kerja mikrokontroler AVR ini pada dasarnya sama dengan frekuensi

oscilator, sehingga hal tersebut menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk frekuensi

oscilator yang sama, akan dua belas kali lebih cepat dibandingkan dengan

(38)

Dengan instruksi yang sangat variatif (mirip dengan sistem CISC-Complex

Instruction Set Computer) serta jumlah register serbaguna (general purpose Register)

sebanyak 32 buah yang semuanya terhubung secara langsung ke ALU (Arithmetic

Logic Unit), kecepatan operasi mikrokontroler AVR ini dapat mencapai 16 MIPS

(enam belas juta instruksi per detik) sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk

ukuran mikrokontroler 8 bit yang ada di pasaran sampai saat ini.

Untuk memenuhi kebutuhan dan aplikasi industri yang sangat beragam,

mikrokontroler keluarga AVR ini muncul di pasaran dengan tiga seri utama:

tinyAVR, ClasicAVR (AVR), megaAVR. Berikut ini beberapa seri yang dapat anda

jumpai di pasaran : ATtiny13, AT90S2313, ATmega103, ATtiny22, AT90S2323

ATmega128, ATtiny22L AT90S2333 ATmega16, ATtiny2313 AT90S4414

ATmega162, ATtiny2313V AT90S4433 ATmega168, ATtiny26 AT90S8515

Atmega8535.

Keseluruhan seri AVR ini pada dasarnya memiliki organisasi memori dan set

instruksi yang sama (sehingga dengan demikian jika telah mahir menggunakan salah

satu seri AVR, untuk beralih ke seri yang lain akan relatif mudah). Perbedaan antara

tinyAVR, AVR dan megaAVR pada kenyataannya hanya merefleksikan

tambahan-tambahan fitur yang ditawarkannya saja (misal adanya tambahan-tambahan ADC internal pada

seri AVR tertentu, jumlah Port I/O serta memori yang berbeda, dan sebagainya).

Diantara ketiganya, megaAVR umumnya memiliki fitur yang paling lengkap, disusul

oleh AVR, dan terakhir tinyAVR. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas. berikut

memperlihatkan perbedaan ketiga seri AVR ditinjau dari jumlah memori yang

(39)

Pengisian memory Flash dengan menggunakan saluran SPI ini dapat

dilakukan bahkan ketika chip AVR telah terpasang pada sistem akhir (end system),

sehingga dengan demikian pemrogramannya sangat fleksibel dan tidak merepotkan

pengguna (secara praktis metoda ini dikenal dengan istilah ISP (In System

Programming),sedangkan perangkat lunaknya dinamakan (In System Programmer).

Untuk penyimpanan data, mikrokontroler AVR menyediakan dua jenis

memori yang berbeda : EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) dan SRAM (Static Random Access memory). EEPROM umumnya

digunakan untuk menyimpan data-data program yang bersifat permanen, sedangkan

SRAM digunakan untuk menyimpan data variabel yang dimungkinkan berubah setiap

saatnya. Kapasitas simpan data kedua memori ini bervariasi tergantung pada jenis

AVR-nya. Untuk seri AVR yang tidak memiliki SRAM, penyimpanan data variabel

dapat dilakukan pada register serbaguna yang terdapat pada CPU mikrokontroler

tersebut.

Selain seri-seri diatas yang sifatnya lebih umum, perusahaan Atmel juga

memproduksi beberapa jenis mikrokontroler AVR untuk tujuan yang lebih khusus

dan terbatas, seperti seri AT86RF401 yang khusus digunakan untuk aplikasi wireless

remote control dengan menggunakan gelombang radio (RF), seri AT90SC yang

khusus digunakan untuk peralatan sistem- sistem keamanan kartu SIM

GSM,pembayaran via internet, dan lain sebagainya.Pada rangkaian ini menggunakan

mikrokontroler AVR ATMega8535,

(40)

1. CPU (central processing unit), CPU merupakan pengontrol utama dalam suatu

mikrokontroler, CPU pada mikrokontroler ada yang berukuran 8bit dan 16bit.

CPU akan membaca program yang ada didalam ROM dan melaksanakanya.

2. ROM (read only memory), ROM merupakan suatu memori yang memiliki sifat

yang hanya

dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia

mikrokontroler ROM digunakan program bagi mikrokontroler tersebut, program

tersimpan dalam format biner (0 dan 1) susunan bilangan tersebut bila telah

dibaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.

3. RAM (random acces memory), RAM adalah jenis memori yang selain dapat

dibaca juga dapat ditulisi berulang-kali, RAM hanya memiliki sifat sementara

yang tidak dapat dipertahankan isinya bila catu daya listrik kepadanya

dihilangkan .

4. I/O (input/output), Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan terminal I/O (port I/O), port tersebut disebut sebagai input/output karena pada umumnya port tersebut dapat dipakai sebagai masukan atau keluaran. Sebagai masukan contohnya adalah pada saat

mikrokontroler harus mengawasi sebuah saklar untuk dideteksi apakah saklar

tersebut ditekan atau tidak, sebagai keluaran contohnya adalah pada saat

mikrokontroler menyalakan sebuah LED.

(41)

Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertama kali dikembangkan pada tahun

1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Texhnology yaitu Alf-Egil

Bogen dan Vegard Wollan.

Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama

AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi

pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang

termultipleksi.

Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set instruksinya

dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode pengalamatannya. Pada awal

era industry komputer, bahasa pemrograman masih menggunakan kode mesin dan

bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer

kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah

dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada semakin kompleks dan

membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya

menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi

berukuran 16 bit sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan

MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai dengan 32 bit dan

dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12

periode clock.

Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu

AT90Sxx, ATMega, AT86RFxx, dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan

(42)

ATmega8535 memiliki dua jenis memori yaitu data memory dan program

memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM memory untuk penyimpan

data.

2.8.1 Program Memory

ATmega8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory

untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi

menjadi dua bagian yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot

Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program

yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang

dibuat oleh user. AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum

menjalankan Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat deprogram

dari 128 word sampai 1024 word, tergantung setting pada konfigurasi bit di register

BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application Flash

Section juga sudah aman

(43)

2.8.2 .Data Memory

Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535.

Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register

File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal

data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register

terdiri dari 64 register.

Gambar 1.3 Peta Memori Data

2.8.3. EEPROM Data Memory

ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan

data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register dan control

(44)

Gambar 1.4 EEPROM Data Memory

2.8.4. Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi

yangdilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti

CPUmikrokontroler.

Gambar 1.5 Status Register ATMega 8535

Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat

dijalankan. Bit ini akanclear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware,

setelah program interrupt dieksekusi,maka bit ini harus di set kembali dengan

(45)

Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau

tujuan dalamoperasi bit.

Bit 5 – H: Half Carry Flag

Bit 4 – S : Sign Bit

Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s

Complement OverflowFlag V.

Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag

Digunakan dalam operasi aritmatika

Bit 2 – N : Negative Flag

Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.

Bit 1 – Z : Zero Flag

Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.

Bit 0 – C : Carry Flag

(46)

A. KONFIGURASI PIN AT MEGA 8535

Gambar 1.6 Deskripsi Pin AT Mega 8535

2.8.5 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535  VCC (power supply)

 GND (ground)

 Port A (PA7..PA0)

Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin

Port dapat menyediakanresistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetrisdengan keduanya

sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input

(47)

resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakalasuatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

 Port B (PB7..PB0)

Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang

dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisi

reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

 Port C (PC7..PC0)

Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang

dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisi

reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

 Port D (PD7..PD0)

Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang

(48)

 RESET (Reset input)

 XTAL1 (Input Oscillator)

 XTAL2 (Output Oscillator) AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan A/D Konverter

 AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter.

2.9 Codevision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated

Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain

untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR.CodeVisionAVR dapat dijalankan pada

sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu

menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan

oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil

kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.

File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging

pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR

Studio. IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System

Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program kedalam

chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis.

Software In-System Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel

STK500/AVRISP/AVRProg, Kanda Systems STK200+/300, Dontronics DT006,

Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000

(49)

Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan

komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain

library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk:

• Modul LCD alphanumeric

• Bus I2C dari Philips

• Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor

• Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari

Maxim/Dallas Semiconductor

• Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor

• Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas

Semiconductor

• Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor

• EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor

• SPI

• Power Management

• Delay

2.10.Definisi Sensor

Sensor adalah alat yang dapat menerima rangsangan dan merespon dengan

suatu sinyal elektrik. Rangsangan adalah kuantitas, sifat, atau kondisi yang dirasakan

dan dikonversi ke dalam sinyal elektrik. Tujuan dari suatu sensor adalah untuk

merespon suatu masukan sifat fisis (rangsangan) dan mengkonversikannya ke dalam

(50)

translator dari nilai non eletrik menjadi nilai elektrik. Elektrik artinya sinyal yang

dapat disalurkan, dikuatkan, dan dimodifikasi oleh alat elektronik. Sinyal keluaran

sensor dapat berupa tegangan.

2.10.1 Sensor Resistif

Sebuah sensor resistif adalah transduser atau perangkat elektromagnetis yang

mengubah mekanis berubah seperti perpindahan menjadi sinyal listrik yang dapat

dipantau setelah pengkondisian.Sensor resistif adalah yang paling umum dalam

instrumentasi. Yang paling sederhana sensor resistif adalah potensiometer. Sensor

resistif lainnya termasuk strain gages dan termistor. resistif sensor sering

digabungkan dengan jembatan Wheatstone. Mikrofon karbon yang lebih tua juga

resistif sensor. Latar belakang teoritis untuk semua sensor ini adalah teori resistivitas.

2.10.2 Tahanan dan Resistance

Tahanan adalah hambatan listrik diukur untuk bahan memiliki seragam cross

sectional daerah dan biasanya dinyatakan dalam hal panjang material dan / atau luas

penampang. tahanan adalah resistansi dinyatakan dalam hal panjang dan luas

penampang seperti yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Resistance = (Tahanan X Panjang) / Area

Unit resistivitas adalah ohm-ft atau melingkar mil-ohm-ft.

Hambatan dari material tergantung pada empat faktor:

• Komposisi

• Panjang

(51)

• Cross Sectional Lokasi

Untuk mengubah hambatan material,harus mengubah nilai dari salah satu di

faktor diatas. Ketika panjang dimodifikasi perubahan resistensi langsung. Jika dua

kali lipat material panjang, itu resistensi ganda. Bila luas penampang dimodifikasi

perubahan resistansi memiliki efek terbalik, IE R = k / A. Jika dua kali lipat luas

penampang kawat, resistivitas adalah dipotong setengah. Perubahan komposisi dan

(52)

A. ARSITEKTUR MIKROKONTROLLER AT MEGA 8535

(53)

B. SISTEM MINIMUM AT MEGA 8535

(54)

2.11..LCD (Liquid Crystal Display)

Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan

menggunakan

mikrokontroler, LCD (Liquid Crysral Display) dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi

mikrokontroler.

Gambar 1.9 LCD 16 x 2

Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD ini antara lain:

1. Pin 1 dihubungkan ke Ground.

2. Pin 2 dihubungkan ke Vcc (+5V).

3. Pin 3 dihubungkan ke bagian tengan potensiometer 10K Ohm sebagai pengatur

kontras.

(55)

5.Pin 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high,

+5V) maka LCD berfungsi untuk membaca data, jika pin ini di set ke logika 0

(low, 0V) akan berfungsi untuk menulis data.

6. Pin 6 adalah terminal enable (Enable Signal). Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau pembaca data.

7. Pin 7 – Pin 14 adalah saluran dua arah (bi-directional) data 8 bit dan 4 bit bus

data (untuk 4 bit pin data yang digunakan Pin 11 – Pin 14).

(56)

BAB III

PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Rancangan Sistem

Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:

Sensor Op-Amp Uc ATMEGA8535 LCD

Gambar 1.10 Diagram Block

Fungsi dari Tiap Blok :

1. Blok Sensor : Sebagai input/data ketika dimasukkan kedalam air

2. Pengolah sinyal : Sebagai input/data ketika keluar dari air

3. Blok Mikrokontroller : Mengkonversi data dari sensor

(57)

3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535 dapat dilihat pada

gambar 3.3 di bawah ini :

Gambar 1.11 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGAs 8535

Dari gambar 1.11 Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC

Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini

sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF.

(58)

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif

rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,

Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai

konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah

dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada

kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP

Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.3. Rangkaian Power Supply

(59)

Gambar 1.12 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari 12 volt

pemasukan dan menghubungkan ke regulator IC7805 dan menghasilkan keluaran 5

volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, termasuk ke LCD

,Mikrokontroller,Power supply. kemudian trafo melewati jembatan dioda

menghasilkan Arus DC masuk IC LM 7805 sehingga menghasilkan tegangan fix 5

Volt sedangkan ground dari trafo menjadi satu dengan ground pada regulator.LED

hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan.

Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge penyearah.

IC LM7805 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Jadi dipakai resistor

100 Ω dimana tegangan dari trafo stepdown sebesar 12 V, namun sebuah dioda dapat

menurunkan tegangan sebesar 0.6 V.

3.4. Rangkaian Sensor Resistif

(60)

Dari Probe ke Microkontroller,rangkaian sensor terdiri dari 2 probe lempeng yang

saling berhadapan ditentukan jaraknya.keluaran dari sensor kemudian akan masuk

(61)

3.5.Diagram Alir Flowchart

(62)

BAB IV

ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan

dengan menghubungkan rangkaian ini dengan power supplay sebagai sumber

tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20

dihubungkan dengan LCD. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan

menggunakan voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40

sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada

mikrokontroler ATMega8535.kemudian Atmega 8535 akan memasuki rangkaian

sensor resisitifnya..Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan

menyala dan logika high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam.

Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus menerus. Jika LED

telah berkedip terus – menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka

rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik. Jika program tersebut diisikan

ke mikrokontroler ATMega8535, kemudian mikrokontroller dapat berjalan sesuai

dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller

ATMega8535 telah bekerja dengan baik.

#include <mega8535.h>

(63)

// Alphanumeric LCD functions #include <alcd.h>

Gambar 1.15 Listing program pada ATmega8535

4.2. Pengujian power supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang

dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power

supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka

diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan

apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari +5,03

Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap

komponen yang digunakan nilainya tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala listrik

yang digunakan tidak stabil.

4.3.Pengujian Sensor Resistif

(64)

tembaga dimana pelat 1 berfungsi sebagai transmitter dan pelat 2 sebagai receiver

saat dimasukkan dalam cairan,daya hantar atau konduktivitas cairan akan

berbeda-beda maka akan mempengaruhi tegangan yang mengalir dari transmitter ke receiver.

4.4.Pengujian LCD

Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD sistem. Pengaktifan

LCD ini dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD.

Gambar 1.16 LCD

Untuk menampilkan beberapa karakter tersebut digunakan listing program

sebagai berikut:

LCD :

// Alphanumeric LCD initialization

// Connections are specified in the

// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:

// RS - PORTD Bit 0

// RD - PORTD Bit 1

// EN - PORTD Bit 2

(65)

// D5 - PORTD Bit 4

// D6 - PORTD Bit 5

// D7 - PORTD Bit 6

// Characters/line: 16

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("mesti conductivity");// Place your code here

delay_ms(1000);

lcd_clear();

while (1)

{ temp=read_adc(0);

sprintf(buff,"nilai: %.2f",temp);

lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_puts(buff);

(66)

4.5.Pengujian Sistem secara keseluruhan

Berdasarkan hasil pengujian sistem keseluruhan didapati bahwa saat proses

penyulingan dengan volume air yang berbeda-beda dihasilkan air mineral (aqua) yang

berbeda pula. Dengan perbedaan air sampel yang dihasilkan maka dapat pula diuji

nilai konduktivitas listrik pada air yang berbeda, hal ini sesuai dengan data pada

pengujian sensor konduktivitas listrik. Perbandingan nilai konduktivitas listrik atau

nilai ADC pada air sebelum dilakukan pengujian dan setelah dilakukan pengujian

(67)
(68)
(69)

Tabel 1.4 Pengujian Sampel air PAM

Waktu (Sekon) Nilai ADC

(70)
(71)

Gambar 1.18 Grafik hubungan antara Nilai ADC/Nilai konduktivitas

µs/cm-VS-Waktu(s)

dapat disimpulkan dari penelitian dari beberapa sampel diatas Nilai

tegangan pada grafik yang sama dan waktu yang sama yaitu 90 s yang paling

cepat mengalami penurunan drastis adalah pada sampel Aqua,kemudian air

RO/suling,air PAM dan Aquades.hal ini dikarenkanakan nilai konduktivitas

itu sendiri yang sangat mempengaruhi larutan dalam ion tersebut.diketahui

bahwa nilai konduktivitas yang baik itu berada pada air mineral yaitu 0,347

ms/cm atau 347 µs/cm dibandingkan jenis air yang lainnya.setelah melakukan

pengujian kebeberapa Dinas kesehatan bahwa standar nilai pada alat uji

pembanding konduktvitas air yaitu pada 4 (empat) sampel yang telah diuji

didapat bahwa nilai konduktivitas nya sangat berbeda jauh dengan hasil uji

(72)

sendiri yaitu pada air PAM 130 µs/cm,Aqua 149 µs/cm,Aquades 7 µs/cm,air

(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian serta pembahasan keseluruhan materi pada bab-bab sebelumnya dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mikrokontroler ATMega8535 dapat dibuat sebagai sistem untuk mengukur

Konduktivitas air.

2. Semakin rendah nilai konduktivitas maka semakin rendah pula nilai ADC

yang terbaca pada waktu yang sama yaitu pada 90 sekon. yaitu pada sampel

Aqua 125 µs/cm,kemudian air RO/suling 457 µs/cm,air PAM 347µs/cm dan

Aquades 374µs/cm

3. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan

konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat

memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran

tak berhingga

5.2 Saran

1. Sebaiknya dalam mengambil sampel uji harus memperhatikan jenis air

dengan konduktivitas air yang baik

2. Diharapkan alat ukur konduktivitas dapat berguna dan bermanfaat bagi

masyarakat agar lebih cerdas & selektif dalam memilih air yang ingin

digunakan baik untuk dikonsumsi maupun untuk digunakan untuk keperluan

Gambar

Tabel 1.1 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
Gambar 1.1 Konduktivitas meter
Gambar 1.2  Peta Memori Program
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada alat akur ini, alat pembantu dalam pengukuran tekanan adalah dengan menggunakan sensor pressure gauge seri MPX5700 yang kemudian akan diaplikasikan menggunakan beberapa komponen

Banyak sekali rnetode yang dapat digunakan dalam menentukan nilai kadar air misalnya pengukuran nilai kadar air menggunakan metode oven, destilasi dengan toluene,

Alat ini terdiri dari sensor konduktivitas untuk mendeteksi Air melalui sifat konduktivitas air pada tangki bahan bakar, Mikrokontroller ATMega 8 sebagai kontroler, LCD

Data percobaan dari hasil pengukuran Alat Ukur Kadar Air Pada Biji Kopi dengan Menggunakan Sensor YL-69 Berbasis Arduino yang dibandingkan dengan Grain Moisture Meter dapat

Alat ini terdiri dari sensor konduktivitas untuk mendeteksi Air melalui sifat konduktivitas air pada tangki bahan bakar, Mikrokontroller ATMega 8 sebagai kontroler, LCD

Hasil pengukuran TDS dengan menggunakan sensor konduktivitas dengan tiga bentuk elektroda didapatkan hasil yang paling mendekati nilai pada alat acuan adalah

Robot digunakan untuk menentukan koordinat X, Y dan Z pada pengukuran level air bergerak, dan robot bergerak maju sebagai gerak Y, gerak kekanan atau kekiri sebagai

Alat ini terdiri dari sensor konduktivitas untuk mendeteksi Air melalui sifat konduktivitas air pada tangki bahan bakar, Mikrokontroller ATMega 8 sebagai kontroler, LCD