• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Sindanglaya Bandung)

Influence the Completeness of Products and Location on Consumer PurchasingDecisions (A Case Study at Minimarket IndomaretTn6v Branch Sindanglaya Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen Disusun Oleh :

Nurlaela Hidayat

21212015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(5)

v

Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan dan pemiliki segala ilmu. Dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya memberikan kekuasaan, ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Atas Kehendak-Nya jualah Alhamdulillahirabbil’alamin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “PENGARUH KELENGKAPAN PRODUK DAN

LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Minimmarket Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya Bandung)” disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa material maupun spiritual.

1. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

(6)

vi

5. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.

6. Pa Afrizalselaku supervisor Indomarret Tn6v Cabang Sindanglaya Bandung yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dan segala bantuannya kepada penulis.

7. Kedua orangtua tercinta ayah dan ibu yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, September 2016

Penulis,

(7)

viii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR... v

MOTTO ...vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.3.1 Maksud Penelitian... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11

(8)

ix

2.1 Kajian Pustaka... 13

2.1.1 Kelengkapan Produk ... 13

2.1.1.1 Pengertian Kelengkapan Produk ... 13

2.1.1.2 Faktor Penting Pemilihan Produk yang Akan di Jual.14 2.1.1.3 Indikator Kelengkapan Produk ... 15

2.1.2 Lokasi ... 16

2.1.2.1 Pengertian Lokasi... 16

2.1.2.2 Langkah-Langkah Pemilihan Lokasi ... 17

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Lokasi ... 19

2.1.3 Keputusan Pembelian... 21

2.1.3.1 Pengertian Kelengkapan Produk ... 21

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 23

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian………..….26

2.1.3.4 Perilaku Konsumen Setelah Pembelian………. 29

2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian ……….30

2.1.4 PenelitianTerdahulu ... 32

(9)

x

2.2.3 Keterkaitan Kelengkapan Produk dan Lokasi Terhadap

Keputusan Pembelian... 37

2.3 Hipotesis... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian... 41

3.2.1 Desain Penelitian... 42

3.2.2 Operasional Variabel... 45

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 48

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 50

3.2.4.1 Uji Validitas ... 52

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 54

3.2.4.3 Uji MS .………...57

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 58

3.2.5.1 Rancangan Analisis... 58

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 58

(10)

xi

4.2 Pembahasan Penelitian... 75

4.3 Analisis Deskriptif ... 79

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Kelengkapan Produk... 79

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Lokasi ... 89

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 98

4.4 Analisis Verifikatif... 111

4.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 111

4.4.2 Analisis Koelasi ... 114

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 118

4.4.4 Uji Hipotesis ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….126

5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Saran... 127

(11)

Keputusan Pembelian Pada Mini Market Alfamart Jurnal EMBA Vol.1 ISSN

2301-1174

Angelina Rares, Rostinsulu JopieJorie :2015. Pengaruh Harga, Promosi, Lokasi,Citra

Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko

Bengkel Gaoel Manado Town Square. Jurnal EMBA Vol.3 ISSN 2303-1174

Aprih Santoso, Sri Yuni Widowati :2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan

Lokasi terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol.13

ISSN 1410-9859

Buchari Alma :2009. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Christina Widhya Utami.:2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat

Deby Susanti Sudarsono, Dyah Kurniawati :2013. Elemen Ekuitas Merek dalam

Keputusan Pembelian Laptop. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol.1

No.1

Denny Daud :2013. Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya terhadap

Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Pembiayaan Pada PT. Bess Finance

Manado.Jurnal EMBA Vol.1 ISSN 2303-1174

Eko Nur Fuad :2012. Pengaruh Pemilihan Lokasi terhadap Kesuksesan Usaha

Berskala Mikro/Kecil di Komplek Shoping Centre Jepara.

(12)

HendraFure :2013.Lokasi, Keberagaman Peroduk, Harga dan Kualitas Pelayanan

Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca.

Jurnal EMBA Vol.1 ISSN 2303-1174

Hilmi : 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Memilih Restoran Paparon Pizza di Kota Lhokseumawe, Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Vol.9 ISSN 1693-8852

I Made Dangsina Wibawa :2014. Analisis Pengaruh Promosi, Kelengkapan Produk,

Kualitas Pelayanan, Kenyamanan Berbelanja Terhadap Keputusan Pembelian

Pada Waserba Tenera Asahan Jurnal EMBA Vol.1 ISSN 2303-1174

Jackson R.S. Weenas :2013.Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas

Pelayanan Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Conforta.

Jurnal EMBA Vol.1 ISSN 2301-1174

Jeni Raharjani .2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja.Jurnal Studi Manajemen

&Organisasi

Kasmir, Jakfar :2009. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Perdana Media group.

Jakarta

Kotler Philip, Keller Kevin lane : 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 jilid 1

Erlangga.Jakarta

(13)

Mulyadi Raf :2012. PengaruhFaktor-Faktor Memotivasi Konsumen Berbelanja

terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja di Pasar modern Kota Jambi. ISSN

2302-4682

Samdy Sinambow, Irvan Trang :2015. Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Kualitas

Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian PadaTokoKomputer Game Zone

Mega Mal Manado. Jurnal EMBA Vol.3 ISSN 2303-1174

Sarini Kodu : 2013. Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza .Jurnal EMBA Vol.1

ISSN 2303-1174

Sugiyono, 2009,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung

Ujang Suwarman :2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam

Pemasaran.PT Ghalia Indonesia.Bogor

Umi Narimawati. 2008.Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif:Teoridan Aplikasi. Bandung

(14)

Artikel Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi usaha (2014)

diterbitkan oleh www.ayopreneur.com

Artikel Herdyanti Ismi (2013) “Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Perkembangan

Bisnis”

https://herdyantismi.wordpress.com/2013/11/26/pengaruh-lokasi-usaha-terhadap-perkembangan-bisnis/

Artikel Jumlah Minimarket di Bandung Overload (2013) diterbitkan dalam

ekbis.sindonews.com

Artikel Konsekuensi dari Variasi Produk dan Layanan (2009) diterbitkan oleh

www.navinot.com

(15)

1

Bisnis ritel secara umum merupakan kegiatan usaha menjual barang atau

jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Dalam mata rantai

perdagangan bisnis ritel merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu

barang atau jasa dan bersentuhan langsung dengan konsumen. Secara umum

peritel tidak membuat barang dan tidak menjual ke pengecer lain.

Perkembangan dalam bidang industri, jasa dan dagang sangat berperan

penting dalam dunia perekonomian, dimana perekonomian mampu

memberikan perubahanperubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat.

Perubahan kondisi perekonomian Indonesia mengakibatkan terjadinya

peningkatan bisnis ritel atau eceran. Hal ini ditandai dengan banyaknya bisnis

ritel modern yang bermunculan, terutama di kota-kota besar di Indonesia dengan

konsep one stop shoping, yang memenuhi segala kebutuhan berbelanja di suatu

tempat perbelanjaan (Ma’ruf, 2005:24)

Menurut Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar

Henri Hendarta dalam (Bisnis.com Jawa Barat 2010) pada tahun ini sebagian

pengusaha ritel gagal mencapai target penjualan karena semakin tingginya

pertumbuhan gerai ritel. “Pasar memang masih potensial dan masih bisa tumbuh

namun peningkatan jumlah gerai yang lebih tinggi tentu akan membuat

(16)

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Henri

Hendarta mengatakan dalam (Sindonews.com desember 2011), di Kota Bandung

terjadi kompetisi yang sangat sengit karena terdapat 400 minimarket. Persaingan

itu semakin ketat setelah jumlahnya bertambah 20 unit pada 2011. “Ritel

minimarket paling sengit persaingannya karena jumlahnya yang mencapai 400

unit. Banyaknya komoditi baru pun mendukung persaingan itu,” jelas Henri.

Keberadaan minimarket di Kota Bandung pada tahun 2014 sudah tak

terkendali karena jumlahnya sudah melebihi kapasitas maksimal, kini jumlah

minimarket dikota bandung sudah menembus angka 700 unit. Kehadiran

gerai-gerai baru, membuat konsumen memiliki pilihan toko dan produk yang semakin

banyak. Namun di sisi lain, kehadiran gerai baru otomatis akan menambah ketat

persaingan usaha di bidang ritel. Banyaknya persaingan pada bisnis ritel

minimarket ini membuat para pelaku usaha untuk lebih meningkatkan strategi

pada perusahaan mereka agar dapat memberikan yang terbaik untuk

konsumennya.

Setiap konsumen pasti memiliki harapan bahwa tempat berbelanja

yang dikunjungi mampu memberikan kepuasan bagi mereka. Sebagai

contoh yaitu tersedianya keragaman jenis barang dalam kondisi yang baik.

Konsumen akan senang dan menikmati kegiatan berbelanjanya apabila tempat

belanja yang dikunjungi menjual barang yang cukup lengkap, sehingga ada

banyak pilihan untuk membeli barang yang diinginkan.

Keputusan pembeli tidak hanya mengandalkan tersedianya produk yang

(17)

menentukan keberhasilan suatu bisnis. Perusahaan harus memilih lokasi yang

strategis dan sesuai dalam menempatkan tokonya di suatu kawasan/daerah

yang dekat dengan keramaian dan aktivitas masyarakat. Disisi lain para konsumen

dapat dengan mudah untuk melakukan pembelian karena tempat yang strategis

dengan kegiatan masyarakat ataupun dekat dengan tempat tinggal. Sehingga

pembeli tidak akan jauh jauh untuk membeli produk yang diinginkan.

Kesempatan ini dijadikan peluang oleh para pelaku bisnis untuk

menjalankan bisnis di bidang ritel. Indomaret merupakan jaringan minimarket

yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas

penjualan kurang dari 200 M2. Indomaret Tn6v adalah salah satu minimarket yang

berada di Sindanglaya Bandung yang menyediakan jenis produk makanan dan

non-makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.. Tidak hanya

indomaret saja, banyak minimarket yang berlokasi disana, seperti Alfamart, Yomart

, Indomaret Tumi dan Indomaret Fylb yang masing-masing minimarket

membangun strategi dalam menarik kosumen melakukan pembelian pada tokonya.

Adirama Aldi (2012) dalam Sarini Kodu (2015 : 1253) Keputusan

pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu

produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya

dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Indomaret

Tn6v perlu membangun strateginya dengan melakukan perbaikan dan evaluasi

agar mempunyai nilai lebih di banding dengan minimarket yang lainnya.

Berikut adalah data konsumen yang datang dan memutuskan untuk

(18)

Tabel 1.1

Data Konsumen di Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya, Bandung Pada 1 Tahun Terakhir

Sumber ; Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya Bandung

Dari tabel diatas, data konsumen yang datang ke Indomaret Tn6v Sindanglaya

Bandung dari bulan April 2015 sampai bulan Maret 2016 mengalami fluktuatif

naik-turun. Peniliti melakukan survey awal kepada 40 orang responden konsumen

Indomaret Tn6v cabang Sindanglaya Bandung.

Bulan Jumlah Kosumen

April 2015 6942

Mei 2015 7010

Juni 2015 6890

Juli 2015 6302

Agustus 2015 6401

September 2015 6143

Oktober 2015 6021

November 2015 6317

Desember 2015 8143

Januari 2016 8085

Februari 2016 6410

Maret 2016 6211

(19)

Tabel 1.2

Survey awal Kelengkapan Produk

No Pertanyaan Ya Persentase Tidak Persentase 1 Apakah Produk yang dijual di

indomaret Tn6v sindanglaya cukup

bervariasi?

18 45% 22 55%

2 Apakah Produk yang akan dibeli di indomaret Tn6v sindanglaya selalu

tersedia?

19 47.5% 21 52.5%

3 Apakah Produk yang dijual di indomaret Tn6v sindanglaya cukup

lengkap dibanding mini market yang

ada disekitar ?

17 42.5% 23 57.5%

Kelengkapan Produk 54 45% 66 55%

Sumber : Survey awal 2016 (data yang diolah)

Berdasarkan survey awal pada 40 responden bahwa 22 orang (55%)

mengatakan bahwa Produk yang dijual di indomaret Tn6v masih kurang

bervariasi baik dari ukuran dan rasa pada produk makanan. Dan sisanya 18 orang

(45%) mengatakan produk yang dijual di indomaret sindanglaya cukup bervariasi

karena mereka biasanya datang ke indomaret Tn6v hanya untuk sesekali membeli

produk makanan ,minuman dan rokok . Dan sebanyak 21 orang (52.5%)

responden menyatakan produk yang tersedia di indomaret sindanglaya yang akan

di beli tidak selalu tersedia, karena alasan stok habis atau memang tidak tersedia,

dan 19 0rang (47.5%) mengatakan produk yang tersedia di indomaret selalu ada.

Dan sebanyak 23 orang (57.5%) mengatakan produk yang ada di indomaret Tn6v

(20)

mereka, dan sebanyak 17 orang (42.5%) mengatakan produk yang tersedia di

indomaret Tn6v sindanglaya cukup lengkap.

Keputusan pembelian konsumen pada Indomaret Tn6v tidak terlepas

dari ketersediaan barang dan kelengkapan barang yang ditawarkan pada

konsumen. Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan ritel harus memiliki strategi

yang baik untuk meningkatkan kualitas perusahaan mereka agar tidak kalah

saing oleh pesaing pesaing ritel sejenis. Menurut Kotler, (2002: 599) dalam

Mulyadi Raf (2012:67) Konsumen lebih suka toko yang menawarkan berbagai

macam produk dan merek yang banyak, atau banyak pilihan seperti ukuran,

warna, dan gaya, dari pada toko yang hanya menyediakan jenis pilihan yang

hanya sedang-sedang saja.

Tabel 1.3

Survey awal Lokasi

No Pertanyaaan Ya Persentase Tidak Persentase

1 Apakah Lokasi toko Indomaret Tn6v

Sindanglaya sangat strategis? 15 37.5% 25 62.5%

2 Apakah lahan parkir di Indomaret

Tn6v Sindanglaya cukup luas? 17 42.5% 23 57.5%

3 Apakah akses menuju toko indomaret

Tn6v sindanglaya cukup mudah ? 18 45% 22 55%

Lokasi 50 41.6% 70 58.4%

Sumber : Survey awal 2016 (data yang diolah)

Berdasarkan survey awal pada 40 responden bahwa 25 orang (62.5%)

(21)

karena letaknya yang jauh dari jalan raya yang tidak dilalui angkot atau

kendaraan umum, tetapi sisanya sebanyak 15 orang (37.5%) mengatakan bahwa

lokasi Indomaret Tn6v Cabang cukup strategis karena letak tokonya berada

dipinggir jalan yang biasa mereka lewati jika akan beraktifitas. Dan 23 orang

(57.5%) responden menyatakan lahan parkir yang ada di Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya tidak cukup luas bahkan sangat kecil karena lahan parkir yang

tersedia hanya dapat menampung 1 kendaraan mobil dan berberapa motor, dan 17

orang (42.5%) menyatakan bahwa lahan parkir yang tersedia cukup karena

mereka rata-rata hanya menggunakan motor. Dan sebanyak 22 orang (55%)

menyatakan bahwa akses menuju toko Indomaret Tn6v Cabang Sindang laya

cukup sulit karena lokasi yang berada agak jauh dari jalan raya, dan 18 orang

(45%) menyatakan akses menuju toko cukup mudah karena mereka merupakan

penduduk yang tempat tinggalnya tidak jauh dari toko.

Berman dan Evans dalam Ma’ruf ( 2006:113) dalam Hendra Pure (2013:274)

menyatakan bahwa lokasi merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran

eceran, pemilihan lokasi yang tepat dan strategis pada sebuah gerai atau toko akan

lebih sukses dibandingkan dengan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis.

Minimarket telah menjadi pilihan orang untuk melakukan pembelanjaan

kebutuhan sehari-hari, masyarakat yang menginginkan tempat berbelanja yang

mudah dijumpai , memiliki lahan parkir yang luas dan aman dan juga kemudahan

akses menuju tempat berbelanja menjadi ukuran penting konsumen dalam

melakukan pembelian pada sebuah toko/ tempat baik untuk melakukan

(22)

Tabel 1.3

Survey awal Keputusan Pembelian

No Pertanyaan Ya Persentase Tidak Persentase

1 Apakah anda sering melakukan pembelian kebutuhan sehari-hari di

Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya?

19 47.5% 21 52.5%

2 Apakah anda akan selalu melakukan pembelian di Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya?

19 47.5% 21 52.5%

Keputusan Pembelian 38 37.5% 42 62.5%

Sumber : Survey awal 2016 (data yang diolah)

Berdasarkan survey awal pada 40 responden bahwa 21 orang (52.5%)

mengatakan bahwa mereka tidak sering melakukan belanja kebutuhan sehari hari

di Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya karena biasanya mereka melakukan

pembelian seperti minuman/makanan dalam skala yang kecil/sedikit dan hanya

sesekali, tetapi sisanya sebanyak 19 orang (47.5%) mengatakan responden sering

datang ke Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya untuk membeli keperluan sehari

hari mereka. Dan sebanyak 21 orang (52.5%) responden menyatakan tidak akan

selalu berbelanja di Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya, karena rata-rata mereka

berbelanja bulanan rutin di supermarket dan minimarket lainnya yang

menyediakan produk lebih lengkap dari Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya dan

sisanya sebanyak 19 orang (47.5%) menyatakan mereka akan selalu berbelanja ke

Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya untuk membeli beberapa produk yang

mereka butuhkan.

(23)

dan Dyah Kurniawati(2013:20) keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua

atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya konsumen memiliki

pertimbangan khusus untuk melakukan pembelian. Dengan tingkat

keterjangkauan lokasi dan kelengkapan produk yang tersedia akan membuat

konsumen memutuskan untuk berbelanja disini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengambil judul penelitian : “Pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Minimarket Indomaret Tn6V

Cabang Sindanglaya Bandung”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelumya, maka identifikasi

masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Produk yang tersedia di toko Indomaret Tn6v Sindanglaya masih kurang

lengkap jika dibandingkan dengan pesaing yang ada disekitarnya.

2. Lokasi toko Indomaret Tn6v Sindanglaya yang masih kurang strategis dan

fasilitas tempat parkir yang masih kurang luas.

3. Keputusan konsumen untuk selalu melakukan pembelian di Indomaret

Tn6v Sindanglaya berkurang dikarenakan banyak mini market sejenis

didaerah tersebut yang menjadi pertimbangan konsumen.

1.2.2 Rumusan Masalah

(24)

rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen dengan Kelengkapan Produk yang ada di

Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya

2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Lokasi toko Indomaret Tn6v

Cabang Sindanglaya

3. Bagaimana Keputusan Pembelian konsumen pada Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya

4. Seberapa besar pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen pada Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya secara parsial dan simultan

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah membangun wawasan bagi para pelaku

usaha retail supaya dapat lebih mengetahui bagaimana pengaruh kelengkapan

produk dan harga terhadap keputusan pembelian sehingga dapat mengetahui

manfaatnya guna dapat mengembangkan usaha mereka lebih baik lagi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen dengan Kelengkapan Produk

yang ada di Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai Lokasi toko

(25)

3. Untuk mengetahui Keputusan Pembelian konsumen pada Indomaret

Tn6v Cabang Sindanglaya

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kelengkapan Produk dan

Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Indomaret Tn6v

Cabang Sindanglaya secara parsial dan simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan berguna bagi

semua pihak yang berhubungan dengan topik yang penulis angkat, dan

diharapkan bisa menjadi referensi untuk menghasilkan data yang lebih

sempurna lagi. Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut.

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pihak perusahaan

untuk dijadikan suatu acuan atau evaluasi dan bahan pemikiran dalam

merancang strategi usaha dalam Kelengkapan Produk dan Lokasi yang

mempengaruhi Keputusan Pembelian kosumen.

2. Bagi pembaca

Dengan adanya hasil penelitian ini, pembaca dapat mengetahui informasi

tentang bagaimana pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi terhadap

Keputusan Pembelian konsumen.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Kegunaan penelitian ini dalam bidang pengembangan ilmu adalah dapat

(26)

wawasan serta memperluas pengetahuan yang ada terutama pembelian tidak

terencana dan untuk melihat sejauh mana terdapat kesesuaian antara teori yang

ada dan kenyataan yang sesungguhnya.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan bertempat di

Minimarket Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya Bandung

1.5.2 Waktu Penelitian

No. Uraian

Waktu Kegiatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survey Tempat

Penelitian 2 Melakukan

Penelitian 3 Mencari Data

4 Membuat

Proposal 5 Seminar

6 Revisi

7 Penelitian Lapangan 8 Bimbingan

(27)

13

2.1.1 Kelengkapan Produk

2.1.1.1 Pengertian Kelengkapan Produk

Menurut Tjiptono (2008) dalam I Made Dangsina Wibawa (2014) produk

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Sedangkan menurut Kotler

(2005) dalam I Made Dangsina Wibawa (2014) Produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Menurut Philip Kotler (2002 : 347) dalam Muhammad Wahyu Ali A. H,

Handoyo Djoko.W, Sari Listyorini (2013:3) kelengkapan produk adalah

tersedianya semua jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki, dipakai atau di

konsumsi oleh konsumen yang dihasilkan oleh suatu produsen. Produk di beli

oleh konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan tertentu atau memberi manfaat

tertentu, karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk (tangible

features), tetapi juga aspek non fisik (intangible features) seperti citra dan jasa

yang dapat di lihat. Dapat disimpulkan bahwa Kelengkapan produk adalah

macam-macam produk dalam artian kelengkapan produk mulai dari merk, kualitas

serta ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko.

Ma’ruf, 2005:135 Kelengkapan produk adalah kegiatan pengadaan

(28)

makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain atau

kombinasi) untuk di sediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang

sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.

Menurut Utami (2010:162) kelengkapan produk adalah kelengkapan

produk yang menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan

juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Penyediaan kelengkapan

produk (product assortment) yang baik tidak hanya akan menarik minat tetapi

dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja. Hal ini

memungkinkan mereka menjadi pelanggan yang setia dan pada akhirnya dapat

mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.

Dari pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kelengkapan produk adalah tersedianya jenis produk yang sesuai dengan usaha

yang dijalani yang ditawarkan kepada konsumen untuk dimiliki, dipakai atau di

konsumsi setiap saat di toko.

2.1.1.2 Faktor Penting Pemilihan Produk Yang Akan di Jual

Menurut Gilbert (2003:113) dalam Alreza Anan Hafidzi (2013:19)

Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh suatu toko atau department store dalam

memilih produk yang dijualnya yaitu variety, width or breath, depth, consistency

dan balance.

a. Variety (variasi)

Kelengkapan produk yang dijual dapat mempengaruhi pertimbangan

(29)

b. Width (lebar)

Tersedianya produk-produk pelengkap dari produk utama yang

ditawarkan. Contohnya pada toko roti juga menyediakan berbagai macam

minuman.

c. Depth (Panjang)

Merupakan macam dan jenis karakteristik dari suatu produk. Misalnya

baju yang dijual di Department Store tidak hanya dari 1 merek saja tetapi juga

tersedia merek-merek lainnya.

d. Consistency (konsistensi)

Produk yang sudah sesuai dengan keinginan konsumen harus tetap dijaga

keberadaanya dengan cara menjaga kelengkapan. Kualitas dan harga dari produk

yang dijual.

e. Balance (keseimbangan)

Berkaitan erat dengan usaha untuk menyesuaikan jenis dan macam-macam

produk yang dijual dengan pasar sasarannya. Jenis produk pengecer pun harus

cocok dengan harapan konsumen, disamping itu pilihan produk menjadi unsur

penting dalam ajang persaingan diantara pengecer. Oleh karena itu, pengecer

harus menyusun strategi produk yang berbeda beda.

2.1.1.3 Indikator Kelengkapan Produk

Raharjani (2005:8) dalam Alreza Anan Hafidzi (2013:20) mengemukakan

variabel kelengkapan produk meliputi keragaman barang yang dijual di pasar

swalayan dan ketersediaan barang-barang tersebut di pasar swalayan. Indikator

(30)

1. Keragaman produk yang dijual

2. Variasi produk yang dijual

3. Ketersediaan produk yang dijual

4. Macam merek yang tersedia

Indikator kelengkapan produk yang digunakan Pujiastuti (2009) dan

Hafidzi (2013) dalam I Made Dangsina Wibawa (2014) :

a. Kelengkapan variasi bentuk barang yang ditawarkan.

b. Kelengkapan variasi ukuran barang yang ditawarkan.

c. Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan sehari-hari.

d. Produk yang ditawarkan berkualitas

e. Ketersediaan produk yang dijual

f. Macam merek yang tersedia

2.1.2 Lokasi

2.1.2.1 Pengertian Lokasi

Menurut Buchari (2003:103) dalam Angelina Rares, Rotinsulu Jopie Jorie

(2015 : 594) mengemukakan bahwa lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi

atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa

yang mementingkan segi ekonominya.

Swasta dan Irawan (2003:339) dalam Angelina Rares, Rotinsulu Jopie

Jorie (2015 : 594) mengemukakan bahwa lokasi adalah letak atau toko pengecer

(31)

Berman & Evans dalam Ma;ruf (2006 : 113) dalam Hendra Fure

(2013:274) mengemukakan Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam

bauran eceran, pemilihan lokasi yang tepat dan strategis pada sebuah gerai atau

toko akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang

strategis.

Menurut Ujang Suwarman (2004:280),”Lokasi merupakan tempat

usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang

dan berbelanja”. Sedangkan pengertian Lokasi menurut Kasmir (2009:129) yaitu

”Tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk

memajangkan barang barang dagangannya”.

Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) ”Lokasi adalah tempat perusahaan

beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan

barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah tempat

perusahaan melakukan kegiatan usaha untuk menghasilkan barang dan jasa, dan

juga tempat untuk memajangkan barang dagangnnya.

2.1.2.2 Langkah-Langkah Pemilihan Lokasi

Menurut Buchari Alma (2009:106) Ada dua langkah yang perlu

diperhatikan dalam memilih sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani

Artinya perusahaan harus memikirkan secara matang usaha yang

(32)

Contohnya ; Toko yang menjual alat tulis memiliki target pasar

yaitu pelajar dan pegawai kantoran

2. Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut.

Setelah memilih target pasar yang akan dituju selanjutnya

perusahaan memilih lokasi yang berada disekitar masyarakat yang

menjadi target pasar perusahaan.

Contohnya ; Toko yang menjual alat tulis memilih lokasi yang dekat

dengan sekolahan dan daerah perkantoran karena sesuai dengan

target pasarnya yaitu pelajar dan pegawai kantornya.

Menurut Buchari Alma (2009:107) Untuk menentukan lokasi yang

strategis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Karakteristik demografi konsumen

Yaitu keadaan/ struktur penduduk berdarkan usia, jenis kelamin,

tempat tinggal dan sebagainya yang akan berpengaruh terhadap bentuk,

mutu dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual.

2. Kondisi ekonomi setempat

Kondisi ekonomi ini dapat diukur dengan melihat nilai hasil

pertanian/peternakan,di masyarakat mencerminkan kesempatan kerja,

pendapatan dan pertumbuhan penduduk setempat.

3. Keadaan penduduk dan penghasilan

(33)

lokasi penduduk yang mempunyai pendapatan tetap, apalagi bila

jumlahnya besar.

4. Persaingan

Banyaknya toko berlokasi pada tempat pusat perbelanjaan akan

menarik banyak konsumen. Bagi pengusaha yang kreatif, adanya

persaingan akan menjadi tantangan yang menarik dan membangkitkan

ambisinya untuk mengatasi para pesaing.

5. Iklim sosial dan perdagangan

Dalam memilih lingkungan masyarakat tertentu untuk mendirikan

usaha bisnis, maka perusahaan juga mempertimbangkan, apakah di

lingkungan tersebut baik pula untuk rumah tinggal. Faktor ini akan

sangat menunjang keberhasilan usahanya.

2.1.2.3 Faktor – Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Lokasi

Menurut (Tjiptono, 2007) dalam Eko Nur Fuad (2015 : 61) menyatakan

ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan secara cermat dalam

pemilihan lokasi usaha :

1. Akses

Lokasi yang mudah dijangkau atau dilalui sarana transportasi umum.

2. Visibilitas

Lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lalu lintas (traffic), dimana terdapat dua hal yang perlu

(34)

a. Banyaknya orang yang melintasi daerah tersebut bisa

memberikan besar terjadinyaimpulse buying

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi

hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam

kebakaran dan ambulans.

4. Tempat parkir yang luas dan aman

5. Ekspansi, yaitu tersedia tanah/ tempat yang cukup luas untuk

keperluan perluasan usaha dikemudian hari

6. Lingkungan, yaitu kondisi lingkungan sekitar yang mendukung produk

yang ditawarkan. Misalnya usaha fotocopy yang berdekatan dengan

sekolah, kampus atau perkantoran.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi

warnet, perlu dipertimbangkan apakah daerah yang sama sudah banyak

berdiri warnet.

8. Peraturan pemerintah, misalnya adanya larangan untuk berjualan produk

makanan di kawasan tertentu, larangan usaha reparasi (bengkel) kendaraan

berm otor di daera h pem ukima n penduduk.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam menentukan lokasi

perusahaan harus mempertimbangkan beberapa aspek yang mendukung bagi

aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan. Dalam penelitian ini lokasi

merupakan hal yang penting bagi kelangsungan usaha ritel. Untuk itu penulis

mengacu kepada penelitian Eko Nur Fuad (2015 : 61). Indikator dalam penelitian

(35)

Karena sesuai dengan kebutuhan objek penelitian.

Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan berbagai aspek yang tentunya

diarahkan untuk mendorong penjualan dan memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

Lupiyoadi (2001) dalam Aprih Santoso, Sri Yuni Widowati (2011 : 183)

menyatakan lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan harus bermarkas

dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang

mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat

penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan

konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyampaian jasa tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana

tertentu seperti telepon, komputer, ataupun surat. Dalam hal ini lokasi

menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antar kedua belah pihak

(36)

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong, (2006: 226) dalam Denny Daud (2013 : 53)

Keputusan pembelian adalah suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Assauri (2004:79) dalam Sandy Sinambow dan Irvan Trang (2015 : 302)

Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian

yang mencakup penentuan apa yang akan di beli atau tidak melakukan pembelian

dan keputusan itu di peroleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Swasta dan Irawan (2008:145) dalam Sandy Sinambow dan Irvan Trang

(2015 : 302) mengemukakan keputusan konsumen adalah motif atau dorongan

yang timbul terhadap sesuatu dimana pembeli melakukan pembelian

disebabkan adanya kebutuhan dan keinginan.

Winardi (2010:200) dalam Jackson R.S. Weenas (2013 : 610) menyatakan

keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses

evaluasi.

Peter dan Olson (2009:162) dalam Jackson R.S. Weenas (2013 : 610)

menyatakan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang

dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan

memilih salah satu di antaranya.

Adirama Aldi (2012) dalam Sarini Kodu (2015 : 1253) Keputusan

pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu

(37)

dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan

pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari

sejumlah keputusan yang terorganisir .

Berkowitz dalam Tjiptono dan Irawan (2012:82) dalam Angelina Rares,

Rotinsulu Jopie Jorie (2015 : 595) mengemukakan bahwa keputusan pembelian

merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan

tentang produk dan jasa yang hendak dibeli.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian merupakan proses pengambilan keputusan dala, menentukan pilihan

tentang produk atau jasa yang akan di beli.

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:234-244) dalam Jackson R.S. Weenas

(2013 : 610) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian

sebagai berikut :

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Keterangan:

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau Mengenali

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan membeli

(38)

kebutuhan. Pengenalan kebutuhan dapat diartikan sebagai persepsi atas

perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai

untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. pemasar perlu

mengidentifikasi stimulus yang paling sering menimbulkan minat konsumen

pada suatu produk tertentu.

b. Pencarian Informasi

Pencarian merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang

tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Beberapa

pencarian tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang

dimiliki, kemudahan dalam memperoleh informasi tambahan, nilai yang

diberikan kepada informasi tambahan, serta kepuasan yang diperoleh

konsumen.

Sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu:

1. Sumber pribadi, keluarga, dan teman.

2. Sumber komersial, iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara,

pengemasan, dan demonstrasi.

3. Sumber umum, media massa, organisasi ranting konsumen.

(39)

c. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan

disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kompleksitas

yang diikuti konsumen dalam mengambil keputusan untuk dikonsumsi.

Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3) Konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dalam

memuaskan kebutuhan.

4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang

atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan

perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya

d. Keputusan Membeli

Setelah menentukan kepercayaan terhadap suatu merek, maka

konsumen membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli produk yang

paling disukai. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian yaitu:

1. Sikap atau Pendirian Orang Lain.

Pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai seseorang

(40)

a) Intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif merek

yang disukai konsumen.

b) Motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan orang lain. Preferensi

seseorang terhadap suatu merek akan terus meningkat jika orang lain

juga menyukai merek yang sama.

2. Situasi yang Diantisipasi

Konsumen dalam hal ini membentuk suatu maksud pemberian atas dasar

faktor-faktor seperti adanya pendapatan keluarga yang diharapkan, harga

yang diharapkan serta manfaat yang diharapkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,

melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus

memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan

pemakain produk pasca pembelian.

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami ketidaksesuaian

karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar

hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga

terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak

berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca

(41)

pasca pembelian, dan pemakaina produk pasca pembelian.

2.1.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:154) dalam Hilmi (2010) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam

pembeliannya dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

1. Faktor budaya

Merupakan faktor penentu yang paling mendasar atas keinginan

dan perilaku seseorang yang termasuk didalamnya nilai-nilai hakiki,

persepsi, preferensi serta perilaku yang dipelajari orang yang bersangkutan

dari keluarga serta menelusuri pergeseran cultural yang mungkin

mengungkap cara-cara baru untuk melayani para konsumen. Sub

kultur terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras dan daerah geografis.

Banyak sub kultur yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar

sering merancang produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Kelas

sosial adalah sub kultur yang para anggotanya memiliki prestise sosial

yang sama atas dasar kesamaan pola jabatan, pendapatan, pendidikan,

kekayaan serta variabel lainnya.

2. Faktor Sosial

Juga mempengaruhi perilaku pembeli, kelompok preferensi,

seseorang, keluarga, teman akrab, oraganisasi dan asosiasi

profesional sangat mempengaruhi pilihan produk atau merek. Posisi

seseorang dalam tiap kelompok ditentukan oleh peran dan status,

(42)

mencerminkan potensi produk untuk menjadi “simbol status” namun

demikian, simbol status ini berlainan bagi kelas sosial dan juga berbeda

menurut daerah geografisnya.

3. Faktor Pribadi/Individu

Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perilaku pembeli yang

mencakup ;

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Orang-orang dewasa biasannya mengalami perubahan atau

transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan

jasa tertentu.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang

dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan

dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang),

kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan

lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan

(43)

menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi

dengan lingkungan. Gaya hidup mencerminkan sesuatu

e. Faktor Kejiwaan

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh empat faktor

psikologis utama, yaitu motivasi, pandangan pembelajaran,

kepercayaan dan sikap.

2.1.3.4 Perilaku Konsumen Setelah Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2009: 243-244) dalam Hilmi (2010)

atribut-atribut perilaku konsumen setelah pembelian terdiri dari:

1. Kepuasan Pasca Pembelian

Kepuasan pasca pembelian adalah fungsi dari beberapa

sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang

dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk

lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika

ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebhi

harapan maka pembeli akan sangat puas. Perasaaperasaan itu

akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali

produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk

(44)

2. Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan

mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Apabila

konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkan kemungkinan

yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut.

3. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai

dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi

penjualan adalah tingkat konsumsi produk yang semakin cepat

oleh pembeli dalam mengonsumsi produk, semakin cepat mereka

bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi.

Satu peluang potensial untuk meningkatkan frekuensi penggunaan produk

adalah ketika persepsi konsumen atas penggunaan mereka berbeda dari realitas.

Konsumen bisa gagal menggantikan produk dengan rentang kehidupan yang

relatif singkat dalam satu cara yang tepat waktu, karena untuk mempercepat

penggantian adalah mengikat tindakan mengganti produk dengan satu liburan

tertentu, peristiwa khusus, atau satu waktu dalam setahun.

2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller dalam Deby Susanti Sudarsono dan Dyah

(45)

a. Kemantapan pada sebuah produk

Dalam melakukan pembelian, konsumen akan memilih salah satu dari

beberapa alternatif yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu,

harga yang terjangkau, dan faktor-faktor lain yang dapat memantapkan

keinginan konsumen untuk membeli produk apakah produk tersebut

benar-benar ingin digunakan atau dibutuhkan.

b. Kebiasaan dalam membeli produk

Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu

melekat di benak mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari

produk tersebut. Oleh karena itu, konsumen akan merasa tidak nyaman jika

mencoba produk baru dan harus menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung

memilih produk yang sudah biasa digunakan.

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Dalam melakukan pembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat

yang sesuai dengan sebuah produk, mereka pasti akan merekomendasikan

produk produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produk lain.

d. Melakukan pembelian ulang

Kepuasan konsumen dalam menggunakan sebuah produk akan menyebabkan

konsumen melakukan pembelian ulang produk tersebut. Mereka merasa

produk tersebut sudah cocok dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan

(46)

Menurut Kotler dan Keller dalam Deby Susanti Sudarsono dan Dyah

Kurniawati, (2013:20) proses pengambilan keputusan pembelian yang akan

dilakukan oleh konsumen yaitu :

a. Pengenalan kebutuhan : ketika konsumen mengenali adanya masalah

atau kebutuhan. Kebutuhan itu akan digerakkan oleh rangsangan dari

dalam maupun dari luar dirinya.

b. Pencarian informasi: tahap ini merupakan tahapan yang merangsang

konsumen untuk mencari informasi lebih banyak mengenai suatu produk.

c. Evaluasi alternatif: pada tahapan ini konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek alternatif dalam menentukan peringkat produk untuk

dipilih.

d. Keputusan pembelian: keputusan pembelian dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan

persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Sedangkan faktor eksternal

adalah sikap orang lain dan situasi yang tak terduga.

e. Perilaku pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian

produk pasca pembelian.

Berdasarkan penjelasan tersebut keputusan pembelian merupakan hal yang

penting bagi kelangsungan usaha ritel. Untuk itu dalam penelitian ini penulis

mengacu kepada Menurut Kotler dan Keller dalam Deby Susanti Sudarsono dan

Dyah Kurniawati (2013:20). Indikator dalam penelitian ini yaitu pengenalan

(47)

perilaku pasca pembelian. Karena sesuai dengan kebutuhan objek penelitian.

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang terdahulu berhubungan dengan keputusan pembelian telah relatif

banyak dilakukan. Meski demikian, penelitian tersebut memiliki variasi yang

berbeda, seperti penggunaan variabel independen yang berbeda, lokasi

penelitian berbeda, dan tahun yang berbeda.

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Kelengkapan

Produk , Lokasi dan keputusan pembelian antara lain :

(48)

(2014) Produk, Kualitas A Study of Lagos Metropolis

On the basis of the findings of that, there is a positive

(49)

8 Armin ( Study kasus pada konsumen

Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota

besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan pereknomian serta perubahan

teknologi dan arus informasi pun semakin cepat. Banyaknya persaingan pada

bisnis ritel minimarket ini membuat para pelaku usaha untuk lebih meningkatkan

strategi pada perusahaan mereka agar dapat memberikan yang terbaik untuk

konsumennya.

Semakin pesatnya pertumbuhan bisnis ritel semakin banyak pula

usaha-usaha ritel di setiap kota di Indonesia terutama Bandung. Sering kita jumpai

banyak minimarket yang ada di kota bandung yang lokasinya berdekatan antara

minimarket satu dengan minimarket lainnya.

Indomaret Tn6v adalah salah satu minimarket yang ada di Sindanglaya

Bandung. Tidak hanya Indomaret Tn6v yang beralamat disini ada juga minimarket

sejenis lainnya seperti Alfamart, Yomart , Indomaret Tumi dan Indomaret Fylb

(50)

untuk datang berbelanja pada tokonya.

Ukuran yang digunakan untuk mengukur variabel kelengkapan produk

(X1) adalah keragaman produk yang dijual, variasi produk yang dijual,

ketersediaan produk yang dijual dan macam merek yang tersedia yang

mengacu pada Raharjani (2005:8) dalam I Made Dangsina Wibawa (2014),

sedangkan ukuran yang dipakai untuk mengukur variabel lokasi (X2) adalah

akses, vasibilitas, tempat parkir yang luas, dan perasaingan yang mengacu pada

Tjiptono, 2007 dalam Eko Nur Fuad (2015 : 61) dan untuk mengukur variabel

keputusan pembelian (Y) yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian yang

mengacu pada Kotler dan Keller dalam Deby Susanti Sudarsono dan Dyah

Kurniawati, (2013:20)

2.2.1 Keterkaitan Kelengkapan Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Jeni Raharjani (2005:6), berpendapat bahwa konsumen cenderung

memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap

menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang yang ditawarkan

oleh penjual. Ketersediaan barang dalam suatu pasar swalayan meliputi variasi

merk yang banyak, tipe dan ukuran kemasan barang yang dijual,

macam-macam rasa dari suatu produk yang akan dibeli. Bagi sebuah pasar swalayan

kelengkapan barang dagangan merupakan faktor yang penting untuk menarik

konsumen. Meskipun harga jual lebih tinggi dari pasar swalayan lainnya,

(51)

menarik para pengunjung. Semakin lengkap sebuah pasar swalayan maka

semakin memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga

konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka.

2.2.2 Keterkaitan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian

Loundon dan Bitta dalam Susanta (1999: 469) dalam Mulyadi Raf

(2012:68) Lokasi toko memiliki pengaruh yang nyata terhadap pilihan

konsumen untuk melakukan pembelian. Pada umumnya, konsumen akan

memilih toko yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Lokasi toko merupakan

hal yang kritis bagi kelangsungan hidup toko yang bersangkutan, yang juga perlu

diperhatikan mengenai lokasi adalah letaknya yang strategis baik dari segi

transportasi yang menggambarkan mudahnya lokasi tersebut dijangkau,

misalnya ketersediaan sarana angkutan umum.

2.2.3 Keterkaitan Kelengkapan Produk dan Lokasi Terhadap Keputusan

Pembelian

D Converse (1958 : 29) dalam Buchari Alma (2009:109) menyatakan

bahwa konsumen umumnya tertarik untuk berbelanja ke toko yang lokasi nya

mudah dijangkau dan mempunyai banyak jenis barang dagangan dan persediaan

barang dagangan. Karena dengan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki

barang bermutu dan lengkap dengan harga bersaing, dan pemilihan lokasi yang

strategis dapat menimbulkan minat beli konsumen dan keberhasilan dalam

menentukan lokasi akan memberikan kontra prestasi terhadap perusahaan yaitu

(52)

Keputusan pembelian

3. Tempat parkir yang luas dan aman 4. Perasaingan Menurut (Tjiptono, 2007) dalam Eko Nur Fuad (2015 : 61)

semata-mata hanya mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga yang

wajar dan kualitas yang baik sesuai dengan yang diharapkan tetapi juga cenderung

melihat beberapa aspek pendukung seperti lokasi toko, kelengkapan jenis

produk, bahkan ada yang mengarahkan pada pembelian untuk mendapatkan

diskon penjualan atau penjualan yang berhadiah.

Jeni Raharjani (2005:6)

D Converse (1958 : 29) dalam Buchari Alma (2009:109)

Loundon dan Bitta dalam Susanta (1999:469) dalam Mulyadi Raf (2012:68)

Gambar 2.2

Skema Paradigma Pemikiran Kelengkapan produk (X1)

1. Keragaman produk yang dijual

2. Variasi produk yang dijual

3. Ketersediaan produk yang dijual

4. Macam merek yang tersedia

(53)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2007:73) ”Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variable yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.

Oleh Karena itu Hipotesis yang diajukan adalah:

 Hipotesis Utama

Adanya pengaruh kelengkapan produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian

konsumen secara parsial maupun simultan

 Sub Hipotesis

H1: Kelengkapan produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

H2: Lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Keterangan:

- Kelengkapan Produk (X1)

- Lokasi (X2)

(54)

40

Sugiyono (2012:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang

berjudul : “Pengaruh Kelengkapan Produk dan Lokasi terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Minimarket Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya Bandung”.

Didalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti.

Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

 Variabel Independent (Variabel Bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (Variabel Tidak

Bebas). Variabel Independent (Variabel X1) dalam penelitian ini adalah

Kelengkapan Produk dan (Variabel X2) Lokasi

 Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independent (variabel bebas). Variabel dependent (Variabel

Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.

Kelengkapan Produk dan Lokasi merupakan faktor penyebab, sedangkan

(55)

dilakukan pada konsumen yang melakukan pembelian di Indomaret Tn6v

Sindanglaya, Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2012:3) pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif .

Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel

mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel

lainnya. (Sugiyono, 2012:21). Sedangkan metode verifikatif yaitu memeriksa

benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa

perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang

serupa dengan kehidupan. (Masyhuri, 2008:45).

Untuk menjelaskan hubungan variabel yang ada dalam penelitian ini

diterangkan dalam bentuk pola pikir yang dianggap mencerminkan jenis dan

jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian dan teori.

Dengan menggunakan metode penelitian, maka akan diketahui hubungan

yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah

statistika yang cocok, untuk itu dalam penelitian ini analisis menggunakan

(56)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Menurut Sangadji dan Sopiah

(2010:288), pengertian desain penelitian yaitu: “Rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti

alam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih

luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Menetapkan permasalahan

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar

penelitian, selanjutnya menetapkan judul “Pengaruh kelengkapan

produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini

identifikasi masalahnya yaitu:

a. Produk yang tersedia di toko Indomaret Tn6v Sindanglaya masih

kurang lengkap jika dibandingkan dengan pesaing yang ada

disekitarnya.

b. Lokasi toko Indomaret Tn6v Sindanglaya yang masih kurang strategis

dan fasilitas tempat parkir yang masih kurang luas.

c. Keputusan konsumen untuk selalu melakukan pembelian di Indomaret

Tn6v Sindanglaya berkurang dikarenakan banyak mini market sejenis

(57)

3. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari

jawabannya melalui pengumpulan data. Maka rumusan masalahnya

adalah; (1) Bagaimana tanggapan konsumen dengan Kelengkapan Produk

yang ada di Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya. (2) Bagaimana

tanggapan konsumen mengenai lokasi toko Indomaret Tn6v Cabang

Sindanglaya.

(3) Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Indomaret Tn6v

Cabang Sindanglaya. (4) Seberapa besar pengaruh Kelengkapan Produk

dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Indomaret

Tn6v Cabang Sindanglaya secara parsial dan simultan

4. Menetapkan tujuan penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tanggapan

konsumen dengan Kelengkapan Produk yang ada di Indomaret Tn6v

Cabang Sindanglaya. (2) Untuk mengetahui tanggapan konsumen

mengenai Lokasi toko Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya. (3) untuk

mengetahui Keputusan Pembelian konsumen pada Indomaret Tn6v

Cabang Sindanglaya. (4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Kelengkapan Produk dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen pada Indomaret Tn6v Cabang Sindanglaya secara parsial dan

(58)

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan

teori. Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini ialah: (1)

Kelengkapan produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. (2)

Lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian

yang digunakan.).

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui

observasi, kuesioner, wawancara, dan studi literature.

8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini ialah

menggunakan (Regresi Berganda).

9. Melaporkan pelaporan hasil penelitian. Akan disajikan dalam tabel 3.1

dibawah.

Unit Analisis Time Horizon

T-1

Descriptive Descriptive

dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian di Indomaret Tn6v

Sindanglaya Bandung

Konsumen yang melakukan pembelian di Indomaret Tn6v

Sindanglaya Bandung

Konsumen yang melakukan pembelian di Indomaret Tn6v

Sindanglaya Bandung

Konsumen yang melakukan pembelian di Indomaret Tn6v

Sindanglaya Bandung

(59)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalsasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel

yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel penelitian yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat),

Sugiyono (2009:59).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas, Sugiyono (2009:59).

Sesuai dengan judul yang diambil penulis yaitu; “Pengaruh Kelengkapan

Produk dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian”, maka variabel dalam

penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel independent (X1) dalam penelitian ini adalah Kelengkapan

Produk

2. Variabel independent (X2) dalam penelitian ini adalah Lokasi

3. Variabel dependent (Y) daam penelitian ini adalah Keputusan

Pembelian

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada

(60)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel penelitian

Variabel Konsep Indikator Ukuran Nomor

Kuisioner

Lokasi (X2) Lokasi adalah tempat

(61)
(62)

3.2.3 Sumber dan Tehnik Penentuan Data

3.2.3.1Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok,

yaitu :

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:171) data primer merupakan “Sumber

data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui

perantara”. Sumber penelitian primer diperoleh para peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara

individu mauapun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),

kejadian atau keiatan, dan hasil pengujian. Yang digunakan dalam pengumpulan

data primer yaitu: metode survei (wawancara dan kuesioner)”..

Menurut Sugiyono, (2012:193) adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini berfungsi sebagai

pelangkap data primer. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan mauapun tidak dipublikasikan

Sementara untuk data sekunder diambil dari perpustakaan dan penelitian

terdahulu.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu

yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2012:297) tentang

(63)

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah konsumen yang melakukan

pembelian pada minimarket Indomaret Tn6v Sindanglaya Bandung. Populasi dari

penelitian ini adalah jumlah rata-rata per hari konsumen yang datang sebulan

terakhir yaitu pada bulan Maret sebanyak 207 orang. Pemilihan jumlah populasi

ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam

penelitian.

2 Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),

maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu karena obyek

dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam

penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran

kuesioner adalah konsumen di Indomaret Tn6v Sindanglaya Bandung.

Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) Husein Umar (2004:78)

(64)

67,42

Jadi Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam

penelitian ini ditetapkan menjadi 67 konsumen Indomaret Tn6v Sindanglaya

Dengan menggunakan metode deskriftif, maka minimal tingkat kesalahan

dalam penentuan anggota sampel yang harus di ambil adalah 10% dari jumlan

populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran

sampel dengan tingkat kesalahan 10% adalah sebanyak 67,42 responden dan

dibulatkan menjadi 67 responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (FieldResearch)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang

menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer

yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan

pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2Survey awal Kelengkapan Produk
Tabel 1.3Survey awal Lokasi
Tabel 1.3Survey awal Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, artinya semakin tinggi persepsi konsumen terhadap lokasi, maka akan semakin kuat mendorong

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai Pengaruh Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mak Yung Coffee

dibatasi untuk mengetahui analisis pengaruh kualitas pelayanan , dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada hotel Ibis Padang.. 1.6

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh lokasi, kelengkapan produk dan harga terhadap pembelian ulang konsumen (studi kasus di Swalayan

Skripsi berjudul; Pengaruh kualitas produk, harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan pembelian konsumen Quick Chicken Jalan Jawa Jember; telah diuji dan disahkan

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PRODUK TERHADAP SIKAP SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN INDOMARET SE- KOTA

PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ANGKRINGAN PODJOEG DI BATAM GABRIEL TOBERTO NIM 180461201092 Skripsi Ini Disusun Sebagai Salah Satu

TUGAS AKHIR PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KEDAI DIMSUM TUMAN SURABAYA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III