• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOKASI PEMASARAN DAN PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SINGKONG BAPER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH LOKASI PEMASARAN DAN PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SINGKONG BAPER"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 39 PENGARUH LOKASI PEMASARAN DAN PENDAPATAN KONSUMEN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SINGKONG BAPER

Tasya Valery Susanto, Surya Dewi Purnamasari, Leonard Adrie Manafe Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya

Email : leo.adriemanafe@gmail.com

Abstrak : UMKM Singkong Baper bergerak dalam bidang kuliner menjual hasil olahan singkong menjadi keripik. Bumbu basah dicampur dalam keripik dan mempunyai rasa pedas manis dan gurih. Terselenggaranya penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar atau kecilnya keputusan pembelian konsumen Singkong Baper dipengaruhi oleh faktor lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen. Metode kuantitatif dipakai sebagai pendekatan penelitian didukung oleh data primer yang terkumpul dari penyebaran kuesioner responden dan wawancara langsung. Regresi linear berganda digunakan sebagai teknik dalam analisa data dan data diolah dengan bantuan software SPSS 23. Responden yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 100 orang konsumen Singkong Baper Sidoarjo. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa keputusan pembelian konsumen Singkong Baper dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen. Lokasi pemasaran memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan sedangkan pendapatan konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper. Faktor pendapatan konsumen memiliki pengaruh yang lebih dominan ketimbang faktor lokasi pemasaran terhadap keputusan dalam pembelian keripik Singkong Baper.

Kata Kunci : Lokasi Pemasaran; Pendapatan Konsumen; Keputusan Pembelian

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi pengusaha adalah bisnis kuliner. Usaha ini hanya bermodal kecil tetapi tatkala gagasan dan pemilihan strategi yang tepat akan mendatangkan keuntungan. Sehubungan dengan strategi pemasaran, faktor lokasi sangat memiliki pengaruh dalam berusaha. Pemilihan lokasi usaha yang strategis berdampak positif terhadap pendapatan perusahaan yang naik. Sebaliknya, apabila pemilihan lokasi usaha kurang strategis maka pendapatan suatu perusahaan akan terganggu bahkan kerugian bisa menimpanya. Berbicara tentang lokasi usaha memiliki hubungan dengan tingkat kepadatan penduduk suatu kawasan. Apabila tingkat kepadatan penduduk suatu kawasan tinggi seperti kecenderungan lokasi perkotaan maka perusahaan memiliki potensi pasar yang besar dan sebaliknya jika dibandingkan kepadatan penduduk yang jarang yang kebanyakan lokasi pedesaan akan berdampak pada rendahnya pendapatan perusahaan. Sangat jelas omset perusahaan yang dikawasan perkotaan jauh lebih besar dibandingkan omset perusahaan di daerah pedesaan.

Selain pemilihan lokasi usaha yang strategis, pendapatan konsumen merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dalam menghasilkan produk yang dijual. Konsumen mempunyai pertimbangan tersendiri sebelum memutuskan dalam melakukan pembelian suatu produk terkait besar kecilnya pendapatan yang diterima. Beberapa kasus yang terjadi yang dialami perusahaan adalah tidak lakunya produk yang dijual karena ketidakmampuan konsumen terkait pembelian produk yang melebihi jangkauan konsumen. Hal ini juga diperkuat dengan kondisi secara global, dunia saat ini mengalami pandemik Covid 19.

(2)

Page | 40 Masalah terkait harga walaupun tidak seberapa besar selisih tetap konsumen memilih dan mengambil keputusan untuk membeli produk yang harganya relatif murah dan terjangkau.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait dengan topik artikel penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2020). Metode kuantitatif yang digunakan, pembagian kuesioner kepada 232 responden atau pembeli rumah yang terletak di Perumahan Cherry Field Kota Bandung. Penelitian menghasilkan terdapatnya keputusan dalam membeli rumah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, konstruksi bangunan, harga jual rumah, fasilitas yang tersedia, lokasi hunian dan pendapatan pembeli secara sebagian. Keputusan pembelian rumah lebih dominan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kedua, Ferawati (2019) melakukan penelitian terhadap 100 responden Pasar Terong Makasar yang melalukan pembelian beras.

Metode kualitatif menggunakan analisa deskriptif dan metode kuantitatif menggunakan uji C Square. Penelitian menunjukan lokasi rumah tidak memiliki pengaruh dalam mengambil keputusan untuk membeli beras sedangkan faktor pendapatan memiliki pengaruh dalam pembelian beras. Semakin tinggi pendapatan konsumen maka adanya kecenderungan dalam pemilihan dan pengambilan keputusan dalam membeli produk. Ketiga, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lubis (2018) dengan tujuan untuk mengetahui keputusan membeli air mineral isi ulang di Desa Tanjung Harapan A yang dipengaruhi oleh faktor harga produk, jarak lokasi usaha dan tinggi rendahnya pendapatan konsumen. 30 responden dijadikan sample penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian menunjukan bahwa keputusan dalam membeli air isi ulang terbukti dipengaruhi oleh harga produk, jarak lokasi usaha dan tinggi rendahnya pendapatan yang diterima konsumen secara sifnifikan. Terbukti keputusan pembelian air mineral isi ulang dipengaruhi kuatnya faktor jarak lokasi usaha dibandingkan lainnya.

Berdasarkan latar belakang diatas membuat peneliti untuk melakukan suatu penelitian dengan obyek dan subjek penelitian terkait UMKM Singkong Baper yang dirintis oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya dalam Program Kewirausahaan Mahasiswa. Judul penelitian yang diambil adalah “Pengaruh Lokasi Pemasaran dan Pendapatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada UMKM Singkong Baper”. Seberapa besar keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen dan faktor mana yang akan menjadi faktor yang lebih dominan pengaruhnya.

2. KAJIAN TEORITIS

Tinjauan pustaka terkait topik penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konseptual

(3)

Page | 41 Lokasi Pemasaran

Lokasi pemasaran adalah pusat dalam melakukan kegiatan usaha yang meliputi teknik aktifitas usaha, operasional dan manajerial. Keberhasilan suatu usaha salah satunya dipengaruhi oleh faktor penentuan lokasi yang strategis dalam menjaring konsumen dan merupakan investasi jangka panjang perusahaan. Lokasi usaha memiliki peranan penting dalam menentukan strategi bisnis terkait dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan pendapatan yang diterima perusahaan (Heizer, 2015). Penentuan lokasi yang strategis akan mendatangkan keuntungan perusahaan dan kebalikannya kurang tepat lokasi usaha akan memberikan dampak negatif terhadap efektifitas usaha. Terdapat 5 (lima) indikator yang akan diteliti terkait a) lokasi pasar yang mimiliki akses yang mudah terjangkau, b) stand penjualan yang cukup luas dan ruang gerak yang lebar, c) visibilitas tempat lokasi yang jelas dilihat dalam jarak normal, d) lalu lintas yang dilalui banyak orang, e) kenyaman dan keamanan lokasi yang terjamin.

Pendapatan Konsumen

Pendapatan merupakan akumulasi penghasilan yang didapat dari hasil kegiatan atau usaha seseorang dihitung berdasarkan periode yang ditetapkan atau aset/kekayaan yang dimiliki oleh seseorang (Sihotang, 2004). Terdapat 5 (lima) indikator terkait pendapatan konsumen antara lain a) kesesuaian harga dengan kesanggupan dalam membeli, b) dukungan pendapatan yang memadai dalam membeli produk yang dibutuhkan, c) peningkatan akan permintaan produk karena tingginya pendapatan, d) tidak berubahnya harga produk walaupun pembelian meningkat, e) volume penjualan tinggi disebabkan karena peningkatan pendapatan konsumen.

Keputusan Pembelian

Dalam teori perilaku konsumen, keputusan pembelian merupakan bagian yang membahas tentang bagaimana seseorang, kumpulan orang atau organisasi melakukan pemilihan untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa agar keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi (Kotler, 2016). Munculnya keputusan pembelian disebabkan oleh terdapatnya dorongan emosional yang timbul dari internal diri sendiri maupun eksternal diri seseorang. Keputusan pembelian mengalami suatu proses psikologi pokok yang berperan penting terkait pemahaman konsumen yang mendasar dalam membuat keputusan.

Sehubungan faktor keputusan pembelian terdapat 5 (lima) indikator yang diteliti antara lain : a) terdapatnya daya tarik pada suatu produk, b) pembelian suatu produk karena kebiasaan, c) adanya referensi atau rekomendasi dalam melakukan pembelian produk, d) kualitas suatu produk yang tergolong tinggi sehingga muncul keputusan untuk membeli, e) fungsi dan manfaat suatu produk sehingga kepuasan konsumen dapat dirasakan.

3. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian terletak di Jl. Aloha, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dimana merupakan area perbatasan pintu masuk dari Sidoarjo ke Surabaya. Daerah dekat kawasan perkantoran dan pergudangan, dekat dengan pusat pendidikan dan akses menuju bandara Juanda Surabaya.

Metode kuantitatif dipakai sebagai pendekatan dalam melakukan penelitian ini, penggunaan data primer diambil dari hasil penyebaran kuesioner, serta wawancara langsung oleh 100 responden/pembeli. Pengambilan sampling secara random dan melakukan teknik analisa data yaitu regresi berganda menggunakan software SPSS 23.

(4)

Page | 42 Variabel bebas yang diteliti yaitu lokasi pemasaran (X1) dan pendapatan konsumen (X2) sedangkan variabel terikat keputusan pembelian konsumen (Y). Adapun indikator sesuai dengan pertanyaan dalam kuesioner yaitu :

Variabel Lokasi Pemasaran (X1) : a) lokasi pasar yang mimiliki akses yang mudah terjangkau, b) stand penjualan yang cukup luas dan ruang gerak yang lebar, c) visibilitas tempat lokasi yang jelas dilihat dalam jarak normal, d) lalu lintas yang dilalui banyak orang, e) kenyaman dan keamanan lokasi yang terjamin.

Variabel Pendapatan Konsumen (X2) : a) kesesuaian harga dengan kesanggupan dalam membeli, b) dukungan pendapatan yang memadai dalam membeli produk yang dibutuhkan, c) peningkatan akan permintaan produk karena tingginya pendapatan, d) tidak berubahnya harga produk walaupun pembelian meningkat, e) volume penjualan tinggi disebabkan karena peningkatan pendapatan konsumen.

Variabel Keputusan Pembelian (Y) : a) terdapatnya daya tarik pada suatu produk, b) pembelian suatu produk karena kebiasaan, c) adanya referensi atau rekomendasi dalam melakukan pembelian produk, d) kualitas suatu produk yang tergolong tinggi sehingga muncul keputusan untuk membeli, e) fungsi dan manfaat suatu produk sehingga kepuasan konsumen dapat dirasakan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Pengukuran validitas dibuat supaya dapat melihat keakuratan suatu pertanyaan dalam pengisian kuesioner (Ghozali, 2017). Dalam penelitian ini dihasilkan nilai DF (Derajat Kebebasan) sebesar 98 (N-2), menunjukan nilai r(tabel) sebesar 0.196. Validnya suatu pengukuran pertanyaan dalam kuesioner jika nilai r(tabel) < r(hitung).

Tabel 1. Rekapan Uji Validitas X1

Indikator r(hitung) r(tabel) Kesimpulan

X1.1 0.831 0.196 Valid

X1.2 0.668 0.196 Valid

X1.3 0.807 0.196 Valid

X1.4 0.798 0.196 Valid

X1.5 0.849 0.196 Valid

Sumber : Olahan Data SPSS, 2021

Seluruh indikator terkait X1 (lokasi pemasaran) memenuhi syarat valid dalam pengukuran pertanyaan kuesioner, hal ini disebabkan dengan pembuktian nilai r(tabel) lebih kecil dari r(hitung).

Tabel 2. Rekapan Uji Validitas X2

Indikator r(hitung) r(tabel) Kesimpulan

X2.1 0.827 0.196 Valid

X2.2 0.787 0.196 Valid

X2.3 0.817 0.196 Valid

X2.4 0.852 0.196 Valid

X2.5 0.790 0.196 Valid

Sumber : Olahan Data SPSS, 2021

Seluruh indikator terkait X2 (pendapatan konsumen) memenuhi syarat valid dalam pengukuran pertanyaan kuesioner, hal ini disebabkan dengan pembuktian nilai r(tabel) lebih kecil dari r(hitung).

(5)

Page | 43 Tabel 3. Rekapan Uji Validitas (Y)

Indikator r(hitung) r (tabel) Kesimpulan

Y1 0.764 0.196 Valid

Y2 0.585 0.196 Valid

Y3 0.706 0.196 Valid

Y4 0.770 0.196 Valid

Y5 0.797 0.196 Valid

Sumber : Olahan Data SPSS, 2021

Seluruh indikator terkait Y (keputusan pembelian) memenuhi syarat valid dalam pengukuran pertanyaan kuesioner, hal ini disebabkan dengan pembuktian nilai r(tabel) lebih kecil dari r(hitung).

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dibuat supaya dapat melihat teruji kekonsistenan hasil pengukuran variabel penelitian. Jika nilai cronbach’s alpha dibuktikan lebih besar dari 0.6 maka dikatakan reliabel (Ghozali, 2017).

Tabel 4. Rekapan Hasil Uji Reliabilitas Variabel r (α) Kesimpulan

X1 0.848 Reliabel X2 0.873 Reliabel

Y 0.769 Reliabel Sumber : Olahan Data SPSS, 2021

Nilai cronbach’s alpha pada seluruh variabel penelitian (lokasi pemasaran, pendapatan konsumen dan keputusan pembelian) menunjukan angka diatas 0.6 maka terbukti adanya kekonsistenan pengukuran variabel penelitian.

Uji Multikolinearitas

Di suatu model regresi terbukti terdapat atau tidaknya keterkaitan antar variabel bebas maka perlu dibuat uji multikolinearitas (Ghozal, 2017). Apabila multikolinearitas terjadi maka pengaruh parsial masing-masing variabel bebas sulit dipisahkan terhadap variabel terikat.

Deteksi dapat diketahui dari hasil nilai pearson correlation yang tidak melebihi nilai 0.800.

Hasil olahan data SPSS nilai pearson correlation sebesar 0.699 membuktikan bahwa seluruh variabel bebas (lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen) secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan konsumen).

Uji Heterokedastis

Pengujian heterokedastis mempunyai tujuan untuk melihat terdapat atau tidaknya persamaan varian dari residual satu observasi ke observasi lainnya pada suatu model regresi (Sunyoto, 2016). Jika terdapat varian sama maka disebut homokedastis tetapi jika varian berbeda akan disebut heterokedastis. Suatu syarat agar bisa disimpulkan baiknya suatu model regresi jika heterokedastis tidak terjadi. Deteksi dapat diketahui dari besarnya nilai spearman’s rho yang tidak melebihi 0.800.

Hasil olahan data SPSS terlihat nilai spearman’s rho masing-masing variabel bebas (lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen) bernilai 0.800 dan 0.518. Dapat disimpulkan baiknya model regresi karena tidak terjadinya heterokedastis.

(6)

Page | 44 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi mempunyai tujuan untuk melihat terjadi atau tidak terjadinya dalam periode tertentu relasi antara variabel pengganggu dengan variabel terdahulu (Sujarweni, 2015). Autokorelasi dapat dideteksi melalui nilai DW (Durbin-Watson) dimana apabila DW bernilai mendekati angka dua dapat disimpulkan autokorelasi tidak terjadi.

Hasil olahan data SPSS terlihat nilai DW sebesar 2.031 dapat disimpulkan tidak terjadinya autokorelasi tidak terjadi.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas mempunyai tujuan untuk melihat data yang terambil dari suatu populasi penelitian terdistribusi dengan normal atau tidak (Ghozali, 2017). Pendeteksian melalui teknik Normal P-P Plot. Apabila mendekati garis lurus maka distribusi populasi dikatakan normal.

Gambar 2. Normal Probability Plot Chart Gambar 2 diatas menunjukan bahwa residual terletak disekitar garis lurus dan dapat

disimpulkan terpenuhnya uji normalitas.

Analisis Regresi Linear Berganda dan Interpretasi Koefisien Regresi

Berikut rekapan hasil terkait analisa dan koefisien regresi dari olahan data SPSS dapat dilihat dari Tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5. Rekapan Hasil Analisis dan Koefisien Regresi Variabel Bebas Koef.

Reg t(hitung)

Determinasi Sebagian

(r2)

Korelasi Sebagian

(r) Lokasi Pemasaran 0.027 0.288 0.443 0.666 Pendapatan

Konsumen 0.727 7.693 0.654 0.809

Determinasi simultan (R2) = 0.654 Korelasi simultan (R) = 0.809 Konstanta = 3.759

F hitung = 91.849 DW = 2.031

Sumber : Data Olahan SPSS, 2021

(7)

Page | 45 Persamaan Regresi Linear Berganda

Dalam persamaan regresi linear berganda dapat diketahui seberapa besar variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Berdasarkan Tabel 5, persamaan regresi dapat ditulis yaitu Y

= 3.759+ 0.027X1 + 0.727X2. Dari persamaan tersebut dapat dibahas hasil penelitian antara lain:

Konstanta menunjukan nilai 3.759 berarti variabel lokasi pemasaran dan pendapatan diasumsikan tidak berubah maka nilai untuk keputusan pembelian konsumen sebesar 3.759 poin.

Lokasi pemasaran mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0.027 menggambarkan apabila lokasi pemasaran mengalami peningkatan atau penurunan satu satuan maka akan terjadi peningkatan atau penurunan sebesar 2.7% pada keputusan pembelian konsumen.

Sedangkan untuk variabel pendapatan konsumen memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.727 hal ini menggambarkan bahwa apabila pendapatan konsumen mengalami peningkatan atau penurunan satu satuan maka akan terjadi peningkatan atau penurunan sebesar 72.7%

pada keputusan pembelian konsumen. Kedua variabel bebas (lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen) sama-sama mempunyai hubungan positif dan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper.

Koefisien Korelasi Sebagian (r)

Koefisien Korelasi sebagian bertujuan untuk melihat relasi yang terjadi atau tidaknya antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sujarweni, 2015). Dikatakan memiliki hubungan yang kuat jika nilai korelasi sebagian antara 41%-70%, diatas itu berarti memiliki hubungan yang sangat kuat. Tabel 5 menunjukan nilai koefisien korelasi sebagian lokasi pemasaran sebesar 66.6%, ini mengandung arti bahwa lokasi pemasaran memiliki hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan pendapatan konsumen memiliki nilai korelasi parsial sebesar 80.9%, menunjukan sangat kuatnya relasi antara pendapatan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper.

Koefisien Determinasi Sebagian (r2)

Untuk melihat besar dan kecilnya nilai kontribusi dari masing-masing variabel pengaruh maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi sebagian (Sugiyono, 2018). Lokasi pemasaran memiliki koefisien determinasi sebagian sebesar 0.443 menggambarkan 44.3%

variabel lokasi pemasaran memiliki pengaruh terhadap variasi naik atau turunnya keputusan pembelian konsumen dan 55.7% terpengaruh oleh variabel lainnya. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebagian pendapatan konsumen sebesar 0.654 menggambarkan 65.4% variabel pendapatan konsumen memiliki pengaruh terhadap variasi naik atau turunnya keputusan pembelian konsumen dan 34.6% terpengaruh oleh variabel lainnya. Disimpulkan bahwa pendapatan konsumen lebih dominan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper.

Koefisien Korelasi Simultan (R)

Tabel 5 menunjukan nilai koefisien korelasi simultan sebesar 80.9% menggambarkan hubungan antara lokasi pemasaran dan pendapatan terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper sangat kuat.

Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Untuk melihat besar atau kecilnya persentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi simultan.

(8)

Page | 46 Tabel 5 menunjukan koefisien determinasi simultan bernilai sebesar 0.654, menggambarkan bahwa naik atau turunya keputusan pembelian konsumen akan dipengaruhi 65.4% oleh lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen dan 34.634% sisanya adanya pengaruh faktor lain diluar model.

Uji t (Uji Pengaruh Sebagian)

Untuk melihat besar atau kecilnya pengaruh masing-masing variabel bebas secara nyata atau tidak maka perlu dilakukan pengujian sebagian (Ghozali, 2017). Untuk mengetahui nilai t(tabel) perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap nilai DF (Degree of Freedom).

Sehingga dalam penelitian ini nilai DF sebesar 97 (n-2-1). Nilai alfa (α) yang digunakan bernilai 0.05 sehingga nilai t(tabel) dapat diketahui bernilai 1.984. Syarat kriteria Uji t yaitu jika nilai t(tabel) lebih kecil nilai t(hitung), sehingga Ho tidak diterima dan Ha tidak ditolak.

Kebalikannya jika nilai t(tabel) lebih besar nilai t(hitung), sehingga Ho tidak ditolak dan Ha tidak diterima.

Tabel 5 memperlihatkan nilai t(hitung) lokasi pemasaran sebesar 0.288 menunjukan angka tidak lebih besar dari t(tabel) bernilai 1.984, ini mengandung arti Ho tidak ditolak dan Ha tidak diterima artinya adanya pengaruh tetapi tidak signifikan antara lokasi pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper. Sedangkan pendapatan konsumen memiliki nilai t(hitung) sebesar 7.693 menunjukan angka tidak lebih kecil dari t(tabel) 1.984 maka Ho tidak diterima dan Ha tidak ditolak yang mengandung arti bahwa adanya pengaruh signifikan antara pendapatan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper.

Uji F (Uji Pengaruh Simultan)

Seberapa besar atau kecilnya variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas secara bersama-sama maka perlu dilakukan pengujian Uji F (Sugiyono, 2018). Syarat pengujian Uji F adalah Ho tidak diterima dan Ha tidak ditolak jika angka F(hitung) tidak lebih kecil dari F(tabel). Kebalikannya jika angka F(hitung) tidak lebih besar F(tabel) mempunyai arti Ho tidak ditolak sedangkan Ha tidak diterima.

Tabel 5 menunjukan F(hitung) bernilai 91.849 dan F(tabel) bernilai 3.09 (jumlah variabel bebas sebanyak dua dan jumlah penyebut 97). Maka jelas dari perolehan nilai tersebut F(hitung) tidak lebih kecil F(tabel), disimpulkan Ho tidak diterima dan Ha tidak ditolak. Penelitian ini juga menunjukan hasil bahwa keputusan pembelian konsumen Singkong Baper dipengaruhi secara bersama-sama oleh lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Uji t menunjukan keputusan pembelian konsumen Singkong Baper tidak signifikan dipengaruhi oleh lokasi pemasaran. Sedangkan keputusan pembelian konsumen Singkong Baper dipengaruhi signifikan oleh pendapatan konsumen.

2) Uji F menunjukan keputusan pembelian konsumen Singkong Baper dipengaruhi oleh lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen secara bersama-sama dan berarah positif.

3) Koefisien determinasi parsial menunjukan pendapatan konsumen lebih mempunyai pengaruh yang dominan dibandingkan lokasi pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen Singkong Baper.

(9)

Page | 47 Implikasi Penelitian

Penguraian implikasi penelitian ini antara lain :

1) Penentuan lokasi pemasaran yang strategis harus menjadi perhatian manajemen perusahaan agar konsumen Singkong Baper lebih mudah menjangkau stand pemasaran yang telah dibuat.

2) Manajemen perusahaan harus lebih memahami dan mengerti dalam penentuan harga jual produk Singkong Baper yang disesuaikan dengan pendapatan konsumen.

Saran

Penelitian mempunyai keterbatasan yang sekaligus akan menjadi saran khususnya untuk peneliti selanjutnya antara lain:

1) Dari jumlah 100 responden yang dijadikan sampel penelitian secara karakteristik tidak merata, banyak responden berjenis kelamin wanita yang melakukan pembelian, usia lebih banyak di dominan oleh responden usia produktif, sehingga penelitian selanjutnya dapat melakukan penyebaran sampel yang lebih merata dari sisi jenis kelamin dan usia responden.

2) Terdapat dua variabel bebas yang diteliti yaitu lokasi pemasaran dan pendapatan konsumen. Padahal keputusan dalam pembelian suatu produk ditentukan oleh banyak faktor maka penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih banyak faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ferawati, 2019. Pengambilan Keputusan Konsumen Pada Pembelian Beras di Kota Makassar.

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 15 (1). 01-16.

Ghozali, I. 2017. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 23. Semarang : Universitas Diponegoro.

Heizer, Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Amstrong. 2016. Principles of Marketing Sixteenth Edition: Global Edition. England:

Pearson Education Limited.

Lubis, D.P. 2018. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Depot Isi Ulang Berdasarkan Faktor Harga, Pendapatan dan Lokasi (Studi Kasus : Desa Tanjung Harapan A). http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/1709

Sihotang, M. 2004. Konsumsi Masyarakat dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi.

Jakarta: Pustaka Binaan Grafindo.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : Pustaka

Baru Press.

Sunyoto, D. 2016. Metodologi Penelitian Akutansi. Bandung : PT Revika Aditama.

Wulandari, S.T. 2020. Faktor-Faktor Yang Menentukan Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Dan Pemilihan Tipe Rumah Di Perumahan Cherry Field Kota Bandung. E- Proceedings of Management. 7(1). 193-206.

Referensi

Dokumen terkait

Proses afektif terjadi secara alami dalam diri individu dan berperan dalam menentukan intensitas pengalaman emosional. Afektif ditujukan dengan mengontrol kecemasan

Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi pisau berputar yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, menggiling, atau melunakkan bahan

Korelasi antara hepcidin dan sTfR pada penelitian ini dari subjek 28 penderita β -thalassemia trait dapat dilihat pada grafik 4.1 menunjukkankoefisien korelasi positif kuat

Negara tujuan ekspor lainnya adalah Pakistan senilai US$ 43,18 juta (26,24 persen), Tiongkok senilai.. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah No. Sementara itu,

Pokok permasalahan di skripsi ini adalah bagaimana pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan Majelis Hakim dalam menangani kasus pemerkosaan yang marak terjadi pada

Hasil penelitian ini harap ditindaklanjuti oleh Pusat Bahasa, khususnya Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. Sangat disayangkan apabila kerja keras para pembina

Rumusan masalah masalah yang dapat diambil yakni Bagaimanakah Inovasi Administrasi Kepegawaian dengan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) pada Sistem Kenaikan

Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan skor VDS antara analgetik COX-2 dan asam mefenamat pada 30 pasien yang menjalani odontektomi, dengan status ASA I dan II yang