• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR KOROSI akhir sispro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR KOROSI akhir sispro"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOROSI

KOROSI PADA PISAU BLENDER

Oleh: Imam Muttaqin

(K2514039)

Dosen Pembimbing: Drs. Ranto, M.T.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, berkat limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah korosi dengan tema korosi pada pisau blender. Makalah ini disusun agar pembaca memiliki pengetahuan tentang proses korosi dan cara pencegahan korosi pada pisau blender. Makalah ini disusun oleh penulis dengan banyaknya rintangan dan kesulitan baik itu dari penyusun sendiri maupun ada faktor lain. Berkat kerja keras serta do’a kepada Allah SWT penulis bisa menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengucapkan terimaksih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ini memuat hal tentang dasar-dasar ilmu korosi, proses korosi, dan cara pencegahannya.

Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga laporan ini bermanfaat.

Surakarta, 4 Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I. PENDAHULUAN...1

A.Pendahuluan...1

B. Rumusan Masalah...2

C.Tujuan...2

BAB II. KAJIAN TEORI...3

A. Pengertian Korosi...3

B. Jenis-Jenis Korosi...3

C. Blender...7

BAB III PROSES KOROSI...9

A .Jenis Korosi Pada Pisau Blender...9

B. Penyebab Korosi...9

C. Mekanisme Korosi...10

D. Potensi Kerugian...12

E. Cara Pencegahan...12

BAB IV PENUTUP...14

A.Kesimpulan...14

B.Saran...14

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi pada era modern seperti saat ini merambah pada segala lini kehidupan termasuk didalmnya adalah perkembangan teknologi peralatan rumah tangga. Keperluan rumah tangga yang awalnya dilakukan secara tradisional mulai bergeser ke arah yang lebih modern seiring berkembangnya teknologi khususnya teknologi elektronik. Beberapa kegiatan rumah tangga dilakukan dengan menggunakan alat-alat elektronik mulai dari mencuci, memasak, membersihkan ruangan, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Salah satu kegiatan rumah tangga yang mendapat pengaruh terbesar dari perkembangan teknologi adalah kegiatan memasak. Perlatan yang digunakan lebih canggih dan maju. Sebagian besar peralatan tersebut berbahan dari logam. Salah satu perkakas masak yang menggunakan logam sebagai bahan pembuatnya adalah pisau blender. Perkembangan zaman juga berdampak pada perkembangan logam itu sendiri. Bukan hanya menyangkut jenis logam yang semakin beragam, teknik pengolahan yang semakin efisien, bahkan hal-hal yang menyangkut kerusakan yang dapat timbul pada logam juga turut diselidiki terutama dicari penyebab dan solusinya, tak terkecuali korosi. Korosi memang menjadi salah satu penyebab utama pada logam dan sejak dulu menjadi musuh utama dalam penggunaan logam. Korosi menyerang hampir segala jenis logam dalam berbagai kondisi lingkungan, tak terkecuali dalam perkakas rumah tangga.

(5)

mengkomsumsi makanan yang dihasilkan dari perkakas tersebut karena korosi mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya bagi tubuh.

Hal tersebut membuat korosi menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar hal-hal berbahaya atau kerusakan yang ditimbulkan akibat korosi bisa diatasi terutama pada masalah yang berakaitan dengan kesehatan manusia. Makalah ini membahas tentang proses korosi yang terjadi pada pisau blender, potensi bahaya yang ditimbulkan, serta cara pencegahan proses korosi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan yang terdapat dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan korosi?

2. Apa saja jenis-jenis korosi?

3. Jenis korosi apa yang terjadi pada pisau blender?

4. Bagaimana mekanisme korosi pada pisau blender dapat terjadi?

5. Bagaimana cara pengendalian dan pencegahan korosi pada pisau blender? C. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui arti umum korosi.

2. Mengetahui jenis-jenis korosi.

3. Mengetahui jenis korosi yang terjadi pada pisau blender. 4. Mengetahui proses terjadinya korosi pada pisau blender.

5. Mengetahui cara mengendalikan dan mencegah korosi pada pisau blender. D. Manfaat Pembuatan Makalah

Manfaat yang penulis harapkan dari pembuatan makalah ini diantaranya :

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian korosi dan penyebabnya. 2. Mahasiswa memahami macam-macam korosi beserta contoh-contohnya. 3. Mahasiswa mampu memahami kasus nyata korosi dalam kehidupan

sehari-hari, salah satunya yaitu yang terjadi pada proses pengkaratan pisau blender.

(6)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 H2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

B. Jenis-Jenis Korosi

(7)

1. Korosi Merata

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Mekanisme korosi merata adalah dengan distribusi seragam dari reaktan katodik di atas seluruh permukaan logam yang terekspose. Pada lingkungan asam (pH < 7), terjadi reduksi ion hidrogen dan pada lingkungan basa (pH > 7) atau netral (pH = 7), terjadi reduksi oksigen. Keduanya berlangsung secara "seragam" dan tidak ada lokasi preferensial atau lokasi untuk reaksi katodik atau anodik. Katoda dan anoda terletak secara acak dan bergantian dengan waktu. Hasil akhirnya adalah hilangnya berat akibat korosi dalam dimensi yang seragam dan serentak

2. Korosi Galvanik

Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.

(8)

(katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumur karat (surface attack) atau serangan karat permukaan.

3. Korosi Celah

Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah biasanya dibatasi pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan permukaan yang bergabung. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata di luar dan di dalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.

4. Korosi Sumuran

(9)

5. Korosi Intergranular

Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Mekanisme korosi intergranular ini diawali dari beda potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425⁰ – 815⁰C karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, di daerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut.

6. Korosi Erosi

Korosi erosi mengacu pada tindakan gabungan yang melibatkan erosi dan korosi dihadapan cairan korosif yang bergerak atau komponen logam yang bergerak melalui cairan korosif, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya suatu logam. Mekanisme korosi ini berasal dari efek mekanik aliran atau kecepatan fluida dikombinasikan dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan hilangnya dari logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film pelindung logam dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan korosif yang mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan komponen terjadi.

7. Selective Lecahing Corrosion

(10)

sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.

8. Korosi Retak Tegang

Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak tegang terjadi akibat tegangan berulang di lingkungan korosif. Mekanisme korosi retak tegang terjadi akibat adanya hubungan dari tiga faktor komponen, yaitu bahan rentan terhadap korosi, adanya larutan elektrolit (lingkungan), dan adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida.

C. Blender

(11)

Blender berbeda dari pengolah makanan food processor). Wadah blender biasanya lebih tinggi dibandingkan wadah food processor dan pisau biasanya dapat dilepas dan diganti-ganti bergantung kepada bahan makanan yang ingin diproses. Blender lebih cocok untuk menyiapkan/mencampur minuman (membuat jus, smoothie, susu kocok, atau menghancurkan es batu), atau menghaluskan bahan makanan yang mengandung banyak air seperti ketika membuat sup kental. Sementara itu, food processor lebih cocok untuk mengiris, mencincang, mencampur, dan menghaluskan bahan makanan yang lebih padat atau kering. Dibandingkan blender, food processor lebih serba guna, karena food processor dapat pula berfungsi sebagai blender.

Blender berbentuk batang dan tanpa wadah disebut immersion blender

(12)

BAB III

PROSES KOROSI PADA BLENDER

Dari berbagai bidang kehidupan yang melibatkan logam didalamnya, hampir semuanya mempunyai potensi untuk mengalami korosi karena korosi merupakan proses alami yang tidak bisa dicegah telebih jika faktor-faktor penyebab korosi pada suatu logam sangat besar, seperti kelembapan udara, lingkungan benda digunakan, dan lain sebagainya.Namun bukan berarti korosi dibiarkan berlangusng begitu saja. Proses korosi bisa dicegah dan dikendalikan.

Pada makalah ini penulis akan membahas tentang korosi yang terjadi pada pisau blender mulai dari penyebab hingga cara pencegahannya.

A. Penyebab dan Jenis Korosi

(13)

blender dan pisau blender itu sendiri. Sedangkan jenis korosi yang kedua yaitu korosi erosi.

Penyebab dari terjadinya dua korosi diatas adalah: 1. Keadaan yang lembab

Kondisi blender dan lingkungan sekitar blender selalu lembab. Ketika selesai pemakaian blender tidak langusng dicuci dan disimpan di tempat yang seharusnya, melainkan direndam dalam tempat pencucuian piring dalam rentang waktu yang relative lama.

2. Zat yang dilarutkan

Maksud zat yang dilarutkan dalam konteks ini yaitu bahan-bahan yang sering diblender pada blender yang diamati oleh penulis. Bahan-bahan tersebut yaitu buah-buahan, kopi, teh, dan produk-produk junk drink.

(14)

3. Gerakan Cairan

Mengacu pada tindakan gabungan yang melibatkan erosi dan korosi dihadapan cairan yang bergerak atau komponen logam yang bergerak melalui cairan, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya suatu logam. Mekanisme korosi ini berasal dari efek mekanik aliran atau kecepatan fluida dikombinasikan dengan aksi cairan menyebabkan percepatan hilangnya dari logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film pelindung logam dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan korosif yang mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan komponen terjadi.

B. Mekanisme Terjadinya Korosi

(15)

untuk reaksi katodik atau anodik. Katoda dan anoda terletak secara acak dan bergantian dengan waktu. Hasil akhirnya adalah hilangnya berat akibat korosi dalam dimensi yang seragam dan serentak.

Pada korosi merata, mekanisme korosi berlangusng secara simple yaitu proses anodik, dimana oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap electron-elektron yang tertinggal pada logam.

Sedangkan proses terjadinya korosi erosi pada kasus ini yaitu korosi terjadi pada permukaan logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung. Logam yang mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar dan tajam. Akibat gesekan antara fluida dengan logam sehingga logam tergerus dengan percepatan atau penambahan keburukan sifat material karena gerakan relatif antara fluida korosif dan permukaan metal. Korosi erosi dibagi menjadi dua tipe yaitu:

Korosi Kavitasi: Akibat adanya benturan gelembung fluida dengan permukaan logam sehingga berakibat luka terhadap permukaan logam tersebut. Fretting Corrosion: Akibat gesekan antara logam dengan logam dan berakibat suhu logam naik dan tergerus sesama logam.

Media Korosif dimakdukan dalam konteks ini yaitu buah-buahan dan minuman yang mengandung asam. Mekanisme Pembentukan Korosi Erosi Proses terjadinya korosi secara umum adalah melalui beberapa tahap berikut: a. Pada tahap pertama terjadi serangan oleh gelembung udara yang

(16)

b. Pada tahap kedua gelembung udara tersebut mengikis dan merusak lapisan peindung.

c. Pada tahap ketiga, laju korosi semakin meningkat, karena lapisan pelindung telah hilang. Logam yang berada di bawah lapisan pelindung mulai terkorosi, sehingga membentuk cekungan, kemudian terjadi pembentukan kembali lapisan pelindung dan logam, menjadi tidak rata. Bila aliran terus mengalir, maka akan terjadi serangan kembali oleh gelembung udara yang terbawa aliran. Serangan ini akan mengikis dan merusak lapisan pelindung yang baru saja terbentuk, rusaknya lapisan pelindung tersebut akan mengakibatkan serangan lebih lanjut pada logam yang lebih dalam sampai membentuk cekungan.

C. Potensi Kerugian akibat Korosi

Kerugian yang ditimbulkan akibat korosi dari kasus diatas adalah memunculkan resiko penyakit karena minuman atau produk yang dihasilkan menggunakan blender terkontaminasi oleh senyawa-senyawa yang terdapat pada bagian pisau blender yang terkorosi.

Dampak lain dari proses korosi tersebut adalah keroposnya bagian bawah blender karena penghubung antara mesin dan pisau berkarat. Hal tersebut menyebabkan kebocoran pada bagian bawah blender sehingga air masuk ke dalam mesin, selain mesin rusak juga menimbulkan maslah lain yaitu tersetrum, hal ini pernah dialami oleh penulis.

Dari segi ekonomi dengan adanya korosi pada pisau blender juga sangat merugikan karena bisa jadi proses home insudtri (misalkan pembuatan roti) berhenti karena perkakas yang digunakan mengalami kerusakan.

D. Pengendalian dan Pencegahan Korosi

(17)

kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industri serta menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga.

Adapun cara penanggulangan korosi pada pisau blender yaitu dengan melakukan perawatan yang rutin terhadap blender setiap selesai pemakaian: 1. Masukkan 1 sdt sabun cair ke dalam gelas blender yang dipakai,

tambahkan air panas hingga setengah tinggi gelas. Nyalakan blender selama 1 menit, kemudian bilas hingga bersih.

2. Cincang 1 buah kulit lemon, tambahkan air hangat hingga setengah tinggi gelas blender. Kemudian, nyalakan blender selama 3 menit, bilas hingga bersih. Tidak hanya bersih, tapi blender Anda kini juga wangi segar lemon.

3. Sebagai desinfektan alami, cuka juga cukup manjur menghilangkan noda membandel pada blender. Masukkan 1 sdm cuka, tambahkan sedikit air panas, lalu biarkan semalaman. Nyalakan blender selama 5 menit dan bilas sampai bersih.

(18)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.

2. Pada pisau blender terjadi korosi merata dan erosi.

3. Korosi menyebabkan kerugian) langsung keselamatan manusia. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan prodektivitas kerja karena mesin tidak bisa beroprasi.

B. Saran

1. Jangan menunggu suatu komponen/material terkorosi lebih dahulu setelah itu baru diganti, namun cegahlah sebelum korosi tersebut terjadi.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Fontana, Mars G. and Grune N. D. 1987. Corrosion Engineering, 2nd Edition. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

http://pariwarapasopati.blogspot.com/2013/07/korosi-galvanik.html?m=1 Diakses pada tanggal 27 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut 10 rad/s, maka kece- patan linier suatu titik yang berjarak 30 cm dari pusat adalah : ….. Sebuah benda

Dari nilai tersebut maka dapat disimpulkan nilai sebesar 0,00 yang menunjukan veriabel- veriabel bebas yaitu nilai tukar rupiah, suku bunga SBI dan tingkat Inflasi secara

Perancangan Ekspresi Wajah Karakter Asih yang Efektif Dalam Menyampaikan Emosi Pada Animasi “Asih dan Anta” Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar

usia dini holistik-integratif dengan mengacu kepada kebijakan yang ditetapkan oleh Gugus Tugas;.  Dalam pelaksanaannya Pemerintah

Penelitian ini berhasil mengungkapkan beberapa faktor pendukung dan faktor – faktor penghambat penyuluh kehutanan dalam upaya memberdayakan masyarakat Desa

(9) Dalam hal telaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) disetujui, maka segera memberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atau denda dan/atau

Sebanyak 14 jenis merupakan ikan asli sungai Serayu bagian hilir sedangkan 2 jenis ikan adalah ikan asing yaitu ikan bawal dan nila merupakan hasil introduksi.. Ikan yang

dari kebutuhan aktual Jumlah yang di dibeli (ROQ) ke pemasok tetap memakai data yang lama (tidak ada koreksi ROQ) Kebutuhan untuk proyek diambil dari stok untuk kebutuhan