• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi ImageJ untuk Menghitung Perubahan Luas Inti Eritrosit Bebek Akibat Larutan Hipotonis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi ImageJ untuk Menghitung Perubahan Luas Inti Eritrosit Bebek Akibat Larutan Hipotonis"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI

IMAGE-J

UNTUK MENGHITUNG PERUBAHAN

LUAS INTI ERITROSIT BEBEK AKIBAT LARUTAN

HIPOTONIS

RENDI RIFANO

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi ImageJ untuk Menghitung Perubahan Luas Inti Eritrosit Bebek Akibat Larutan Hipotonis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam skripsi dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RENDI RIFANO. Aplikasi ImageJ untuk Menghitung Perubahan Luas Inti Eritrosit Bebek Akibat Larutan Hipotonis. Dibimbing oleh MOKHAMAD FAHRUDIN dan KOEKOEH SANTOSO.

Pemberian larutan hipotonis dan hipertonis akan mengakibatkan perubahan pada sel darah, seperti perubahan luas inti sel darah merah. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan luas inti eritrosit akibat pemberian larutan hipotonis secara kuantitatif menggunakan imageJ. Sampel darah diencerkan dengan larutan NaCl konsentrasi 0.6%, 0.7%, 0.8%, dan 0.9%. Sampel darah dibuat preparat ulas dan diwarnai dengan giemsa kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 920 kali. Gambar eritrosit diambil menggunakan kamera Dino-Eye dan diolah menggunakan imageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas inti eritrosit yang dipapar pada NaCl konsentrasi 0.9% adalah 21.99±2.62 µm2, pada konsentrasi NaCl 0.8% inti eritrosit mengecil menjadi 20.43±2.73 µm2 (p>0.05), pada konsentrasi NaCl 0.7% inti sebesar 17.12±2.70 µm2 (p<0.05), dan pada konsentrasi NaCl 0.6% inti eritrosit menjadi 14.89±2.36 µm2 (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian larutan hipotonis terhadap eritrosit bebek mengakibatkan luas inti eritrosit bebek mengecil.

Kata kunci: Dino-Eye, eritrosit bebek, imageJ, inti eritrosit , larutan hipotonis

ABSTRACT

RENDI RIFANO. The Usage of ImageJ Software in Measurement of Duck Red

Blood Cell’s Nucleus Size in Hypotonic Solution. Under the guidance of Dr Drh

MOKHAMMAD FAHRUDIN and Dr Drh KOEKOEH SANTOSO.

Exposure of blood to hypertonic or hypotonic solution would change the shape of blood cells. The aim of this research is to quantitavely measure the change of red blood cell’s (erythrocyte) nucleus size after exposuring to hypotonic solution using imageJ software. Blood sample was diluted in several concentration NaCl solution 0.6%, 0.7%, 0.8%, and 0.9%. Blood smear was stained with giemsa axe and then observed under microscope with 920 times magnification. Erythrocyte image was taken using Dino-Eye camera and processed using imageJ software. Result of this research showed that erythrocyte’s nucleus size in NaCl solution with 0.9% concentration was 21.99±2.62 µm2, in 0.8% concentration was 20.43±2.73 µm2 (p>0.05), 0.7% concentration was 17.12±2.70 µm2 (p<0.05), and 0.6% concentration was 14.89±2.36 µm2 (p<0.05). It was concluded that the exposure of duck’s eritrocyte to hypotonic solution caused the shrink of its nucleus.

Keywords: Dino-Eye, duck’s red blood cell, hypotonic solution, imageJ, red

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

APLIKASI

IMAGE-J

UNTUK MENGHITUNG PERUBAHAN

LUAS INTI ERITROSIT BEBEK AKIBAT LARUTAN

HIPOTONIS

RENDI RIFANO

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah fisiologi darah, dengan judul Aplikasi ImageJ untuk Menghitung Perubahan Luas Inti Eritrosit Bebek Akibat Larutan Hipotonis .

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Erinasman dan Ibunda Farita atas doa, motivasi serta kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis, serta kepada Ayuni Zahara dan Oci Farini yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Drh Mokhamad Fahrudin dan Dr Drh Koekoeh Santoso selaku dosen pembimbing serta Prof Dr Drh I wayan Teguh Wibawan, MSi selaku dosen pembimbing akademik dan tidak lupa pula penulis sampaikan kepada teman seperjuangan Etri Mardaningsih dan Anisa Rahma. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada staf Laboratorium Fisiologi yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Semoga karya ilmiah ini bermamfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Hasil 4

Pembahasan 4

SIMPULAN DAN SARAN 7

Simpulan 7

Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

LAMPIRAN 10

(10)

DAFTAR TABEL

1 Luas inti eritrosit bebek akibat larutan hipotonis (µm2) 6

DAFTAR GAMBAR

1 Red, green, and blue (RGB) 5

Greyscale 5

2 Biner hitam putih 5

Eritrosit yang diberi label 5

3 Hubungan antara tekanan osmotik dan luas inti eritrosit bebek 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Metode perhitungan luas eritrosit menggunakan imageJ 10

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Darah merupakan unsur berupa cairan yang berperan penting dalam mekanisme kerja tubuh sebagai medium atau transportasi berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Umur sel darah merah pada hewan adalah 25-140 hari (Guyton 1986). Komposisi darah hewan sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah (Pearce 2005). Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit merupakan salah satu komponen darah yang jumlahnya paling banyak di dalam darah dan berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh (Jambhekar 2011).

Menurut Sacher dan Pherson (2004), eritrosit unggas memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan eritrosit mamalia dan ukurannya bervariasi tergantung pada spesies. Eritrosit unggas berbentuk oval dan memiliki inti (nukleus) yang membedakannya dengan eritrosit hewan mamalia. Bentuk eritrosit ini disesuaikan dengan proses fisiologis tubuh unggas, antara lain dengan tingkat fleksibelitas eritrosit untuk bergerak dengan kecepatan tinggi dalam memenuhi kebutuhan panas tubuh unggas (Sara 2013). Ukuran eritrosit unggas dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh penyakit darah, keracunan logam, dan pemberian larutan yang tidak isotonis dengan cairan darah. Pemberian larutan hipotonis akan menyebabkan sel menggembung sampai terjadi hemolisis dan larutan hipertonis menyebabkan sel mengerut. Kondisi sel seperti itu bisa digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit. Hambatan dalam menganalisis darah adalah waktu koagulasi darah yang cepat dan jarak tempat pengambilan sampel dari laboratorium yang jauh. Pada waktu pengamatan Sacher dan Pherson (2004), banyak sel darah yang telah beku, rusak, dan terkontaminasi mikroba sehingga hasil analisis kurang tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu perkembangan teknologi untuk memudahkan menganalisis sampel darah.

(12)

2

Perumusan Masalah

Eritrosit unggas akan menggembung jika terpapar larutan hipotonis karena terjadi perbedaan tekanan osmotik antara ekstraseluler dengan intraseluler sehingga air sebagai pelarut akan masuk ke intraseluler melalui membran. Fenomena ini perlu dibuktikan dapat terjadi pada inti sel, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon inti eritrosit terhadap pemberian larutan hipotonis yang dihitung secara kuantitatif menggunakan imageJ.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pemberian larutan hipotonis terhadap ukuran luas inti eritrosit bebek yang dihitung secara kuantitatif menggunakan imageJ.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi pengaruh larutan hipotonis terhadap luas inti eritrosit bebek dan mengetahui kegunaan imageJ dalam menganalisis perubahan luas inti eritrosit bebek.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai April 2014. Pengambilan sampel darah bebek serta pengamatan pengaruh larutan hipotonis terhadap luas inti eritrosit bebek dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bebek manila (Cairina moschata), larutan natrium klorida (NaCl) (Darmstadt, Germany) dengan konsentrasi 0.6%, 0.7%, 0.8%, dan 0.9%, metanol (Avon Product Inc, USA), giemsa (cGMP co, USA), tisu, kapas, minyak emersi (VWR International), antikoagulan ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) (BDH, England), alkohol 70% (Ciubros Farma, Indonesia), aquades, dan xylol (Recochem USA).

Alat

(13)

3 (tipe Nikon YS 100, Nikon Instrument inc, Japan), kamera Dino-Eye (tipe AM4023X, AnMo Electronic Co, Taiwan) yang memiliki resolusi 1.3 megapixel, imageJ (versi 1.46r, NIH, USA), laptop (Toshiba, Satellit L645, China), dan mikrometer objektif untuk kalibrasi.

Prosedur Penelitian

Pengambilan sampel darah bebek dan pembuatan preparat ulas dengan pewarnaan giemsa

Pada penelitian ini digunakan sampel darah tiga ekor bebek (Cairina moschata) masing-masing diambil melalui vena brachialis. Sebelum dilakukan pengambilan darah, bulu yang ada di sekitar pembuluh darah dicabut dan diusap dengan alkohol 70% untuk menghindari kontaminasi. Setelah itu pembuluh darah ditusuk menggunakan jarum ukuran 26G (Amanu dan Riyanto 2004). Apabila darah sudah keluar, pipet eritrosit ditempelkan pada pembuluh darah kemudian darah dihisap sampai angka satu dan diencerkan menggunakan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda (0.6%, 0.7%, 0.8% dan 0.9%). Pengenceran dilakukan dengan menghisap NaCl sampai angka 101. Darah berada di dalam larutan NaCl selama 10 menit dan selanjutnya dibuat preparat ulas.

Darah yang telah diencerkan diteteskan pada ujung kaca objek dan dengan kaca objek lainnya darah ditarik ke belakang hingga darah merata dan didorong ke depan dengan kemiringan 300 sampai didapatkan ulasan yang tipis dan rata agar memperoleh gambar yang bagus. Setelah itu preparat ulas difiksasi dalam metanol selama 10 menit dan dikeringkan. Preparat dimasukkan ke dalam pewarnaan giemsa 10% selama 45 menit, dibilas dengan aquades, dan preparat dikeringkan beberapa menit sampai terlihat kering (Carascalo 2013).

Pengambilan gambar eritrosit

Pengamatan preparat ulas darah diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Komputer yang telah dilengkapi dengan software DinoCapture dihubungkan dengan mikroskop melalui kamera Dino-Eye sehingga gambaran sel darah dapat dilihat pada komputer. Perbesaran gambar yang diamati pada layar komputer adalah 920 kali (perbesaran lensa objektif 40 kali dan perbesaran digital Dino-Eye 23 kali). Setelah menemukan gambar eritrosit yang jelas, maka gambar tersebut difoto menggunakan DinoCapture. Gambar yang diambil disimpan pada komputer (Alfitri et al. 2013).

Perhitungan luas inti eritrosit menggunakan sofware imageJ

(14)

4

Analisis Data

Pada penelitian ini, perhitungan kuantitatif pengaruh larutan hipotonis terhadap luas inti eritrosit bebek dilakukan dengan menggunakan imageJ versi 1.46r. Perhitungan rata-rata luas inti eritrosit menggunakan Microsoft Excell 2007 (Microsoft, USA). Data yang telah diperoleh diuji dengan ANOVA satu arah menggunakan SPSS 14.0 (versi 14.0 Softonic Co, Spain). Hasil uji ANOVA berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Hubungan antara tekanan osmotik dan luas inti eritrosit dihitung menggunakan regresi linear sederhana. Data disajikan dalam bentuk rerata dan standar deviasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eritrosit unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips yang terdiri atas membran sel, sitoplasma, dan inti sel (Kusumawati 2004). Bagian terluar eritrosit dilindungi oleh membran sel sebagai pembatas materi ekstraseluler dengan sitoplasma (Poomcokrak dan Neatpisarnvanit 2008). Membran sel terdiri dari dua lapisan yakni lipid bilayer dan sitoskleton (Smith 1987). Keutuhan sebuah membran dipertahankan oleh adanya interaksi hidrofobik. Membran sel memiliki sekumpulan protein yang tertanam pada cairan matriks lipid bilayer. Membran ini membatasi kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar, oleh karena itu membran sel bersifat selektif permeabel untuk menentukan bahan-bahan yang bisa masuk ke luar dan ke dalam sel. Substansi yang terdapat di antara inti sel dan membran plasma disebut sitoplasma yang terdiri atas sitosol, organel, dan inklusi sitoplasma. Sitoplasma berperan dalam metabolisme tubuh, menjamin berlangsungnya pertukaran zat, dan mendukung terhadap struktur internal sel. Sitoplasma digunakan sebagai tempat jaringan filamen protein yang disebut sitoskeleton untuk membantu mampertahankan bentuk dan konsistensi sel (Alim 2013)

Inti sel terdiri dari beberapa bagian, yaitu membran inti, nukleoplasma, kromatin dan nukleolus. Membran inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi inti sel dengan sitoplasma dan memberi struktur rangka inti (Setiowati dan Deswanti 2007). Membran inti tersusun dari dua lapis phospholipid yang hanya permeabel terhadap molekul kecil non polar. Nukleoplasma merupakan cairan inti sel yang tersusun dari protein, enzim, asam inti, air, larutan fosfat, gula ribose (pentose), nukleotida, dan asam nukleat. Fungsi utamanya adalah untuk bertindak sebagai media suspensi untuk organel inti. Fungsi lainnya termasuk pemeliharaan bentuk dan struktur nukleus dan transportasi ion, molekul, dan zat-zat lainnya yang penting untuk metabolisme dan fungsi sel. Nukleolus merupakan suatu komponen inti sel yang terdiri dari filamen, butiran-butiran, dan secara kimiawi nukleolus terdiri atas AND, ARN, dan protein sebagai sintesa ARN ribosom (Cooper dan Hausmann 2004).

(15)

5 eritrosit. Perubahan ukuran inti eritrosit akibat pemberian larutan NaCl dengan konsentrasi berbeda-beda dapat diamati dengan menggunakan pengolahan gambar digital imageJ. Pengolahan gambar umumnya diterapkan untuk melakukan pemodifikasian, pengubahan, penggabungan maupun perbaikan kualitas gambar. Gambar yang ditampilkan oleh pengolahan gambar menggunakan imageJ dalam bentuk gambar red, green, and blue (RGB). Gambar RGB adalah sebuah gambar yang terdiri dari warna pokok, seperti merah, hijau, dan biru untuk membentuk warna lain. Pada imageJ, gambar RGB akan diubah menjadi gambar greyscale yang merupakan derajat keabuan suatu objek untuk memudahkan dalam konversi gambar menjadi gambar biner hitam putih (Hidayat et al. 2013). Gambar ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 A. Red, green, and blue (RGB), B. Greyscale

Gambar greyscale diubah menjadi gambar biner hitam putih untuk memisahkan latar depan dengan latar belakang. Gambar biner hitam putih dianalisis menggunakan analyze particle sesuai dengan parameter yang akan dihitung, yaitu luas inti eritrosit. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk deskripsi tekstual yang menampilkan luas inti eritrosit sesuai dengan urutan eritrosit yang telah dinomori (dilabel). Gambar biner hitam putih dan eritrosit yang telah dilabel dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 A. Biner hitam putih, B. Eritrosit yang telah dilabel

Berdasarkan hasil analyze particle pada Gambar 2B diperoleh luas inti eritrosit sebagaimana yang tercantum pada Tabel 1.

A B

(16)

6

Tabel 1 Luas inti eritrosit bebek akibat larutan hipotonis (µm2)

Bebek Konsentrasi NaCl (%)

Keterangan: superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf (p<0.05).

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian NaCl 0.9% rata-rata luas inti eritrosit bebek adalah 21.99±2.62 µm2. Luas ini, hampir sama berbeda nyata pada konsentrasi 0.7% dan 0.6%. Pada konsentrasi 0.6% dan 0.7% inti eritrosit terlihat lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi 0.8% dan 0.9%. Hal itu dikarenakan pada kondisi hipotonis cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel sehingga sel menggembung dan menyebabkan terganggunya integritas membran dan inti sel (Wolve 1993).

Inti sel pada eritrosit yang rusak mengalami pengecilan melalui tiga tahap, yaitu piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Pada tahap piknosis inti sel terlihat lebih bundar, ukuran lebih kecil dan gelap. Pada karioreksis inti sel mengalami fragmentasi menjadi kecil dan tersebar sedangkan kariolisis inti sel mengalami lisis dan tidak terlihat sehingga rongga kosong dibatasi membran inti (Adhika et al. 2007). Peristiwa pengecilan inti eritrosit terjadi akibat desakan dari cairan yang terakumulasi di dalam sitoplasma sehingga inti mengalami perubahan yang mungkin dipulihkan, yaitu pembengkakan kromatin yang kemudian menempel pada membran inti dan anak inti. Perubahan ini bila tidak pulih akan diikuti pengerutan inti menjadi masa keriput yang padat, batasnya tidak teratur, dan berwarna gelap sehingga terjadi piknosis. Pada tahap piknosis akan terjadi penggumpalan DNA menjadi massa solid (Robbins dan Kumar 1995).

(17)

7

Grafik pengaruh konsentrasi NaCl terhadap luas inti eritrosit bebek

Gambar 3 Hubungan antara tekanan osmotik dan luas inti eritrosit bebek. Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa adanya hubungan positif antara penurunan tekanan osmotik dengan penurunan luas inti eritrosit. Hubungan kedua peubah tersebut digambarkan sebagai suatu garis lurus (Mattjik dan Sumertajaya 2006). Pada penelitian ini, konsentrasi NaCl merupakan peubah bebas dan luas inti sel darah merah sebagai peubah tak bebas. Korelasi yang dihasilkan oleh data penelitian pada bebek satu memiliki nilai regresi (R2) adalah 0.505 dengan persamaan garis y= -1.73 + 26.9x. Hal ini menunjukkan setiap terjadi perubahan tekanan osmotik sebesar satu satuan akan menyebabkan luas menurun sebesar 26.9 µm2. Nilai regresi yang dihasilkan oleh data bebek dua adalah 0.62 dan memiliki persamaan garis y= -2.82 + 28.0x. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan tekanan osmotik sebesar satu satuan akan menyebabkan luas menurun sebesar 28.0 µm2. Bebek tiga memiliki nilai regresi 0.409 dengan persamaan garis y= -5.04 + 18.8x. Arti persamaan garis tersebut adalah setiap terjadi perubahan tekanan osmotik sebesar satu satuan akan menyebabkan luas menurun sebesar 18.8 µm2.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian larutan hipotonis terhadap eritrosit bebek mengakibatkan luas inti eritrosit mengecil. Penurunan tekanan osmotik memiliki korelasi yang linear terhadap penurunan luas inti eritrosit.

Saran

(18)

8

DAFTAR PUSTAKA

Adhika A, Atmadja WL, Achmad S, Tohardi T. 2007. Gambaran anatomi, mikroskopis, dan molandialdehida pada hati mencit setelah pemberian minyak kelapa sawit bekas menggoreng. JKM. 7(1): 15-25.

Alfitri N, Hendrick, Yondri S, Anggraini T dan Efrizon 2013. Deteksi pestisida pada tomat dengan pengolahan citra menggunakan mikroskop digital. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013. Teknik Politeknik Negri Padang; Padang, Indonesia. Padang (ID). [diunduh 2014 Juni 24]. Tersedia pada: www.politekniknegripadang.ac.id.

Alim T. 2013. Sitoplasma [internet]. [diunduh 2014 September 4]. Tersedia pada:www.biologi-sel.com.

Amanu S, Riyanto B. 2004. Kejadian infeksi bakteri Mycoplasma gallisepticum pada kalkun, itik, entok, dan angsa di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. J. Sain vet. 22 (1).

Calin G. 2014. Diameter Erythtocyte of Chickens [internet]. [diunduh 2014 September 02]. Tersedia pada: books.google.co.id.

Carascalo MV. 2013. Perbedaan Hasil Pewarnaan Giemsa dan Wright terhadap Morfologi Eritrosit dan Kualitas Cat pada Preparat Darah Apus [internet]. [diunduh 2014 Agustus 27]. Tersedia pada: http://digilib.unimus.ac.id. Cooper GM, Hausmann R.E. 2004. The Cell A Molecular Aproach, 3th ed.

Washington (US): ASM Pr.

Guyton. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta (ID): Gajah Mada Pr. Hidayat A, Alfitri N, Hendrick, Ramiati, dan Bakhtiar B. 2013. Aplikasi

pengolahan citra mikroskop untuk pendeteksi kandungan formalin pada tahu menggunakan kamera CCD (Charge Couple Device) Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013. Teknik Elektro Politeknik Negri Padang; Padang, Indonesia, Padang (ID). [diunduh 2014 juni 24]. Tersedia pada: www.politekniknegripadang.ac.id.

Horne M. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa Ed ke-2. Jakarta (ID): EGC.

Jambhekar ND. 2011. Red blood classification using image processing. Science Research Reporter. 1 (3): 151-154.

Kusumawati D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta (ID): Gajah Mada Pr.

Mallo PY, Somphe SRUA, Narasiang BS, Bahrun. 2012. Rancang bangun alat ukur kadar hemoglobin dan oksigen dalam darah dengan sensor oximeter secara non-invasive [internet]. [diunduh 2014 Juli 4]. Tersedia pada: Unsrat.ac.id.

Mattjik AA, Sumertajaya M. 2006. Perancangan Percobaan: dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Bogor (ID): IPB Pr.

Pearce E. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta (ID): Gramedia. Poomcokrak J, Neatpisarnvanit C. 2008. Red Blood Cells Extraction and Country.

Bangkok (TH):Thai BME.

Reinking L. 2007. ImageJ Basic [internet]. [diunduh 2014 Agustus 27]. Tersedia pada: www.melville.ch.cam.ac.uk.

(19)

9 Sacher RA, Pherson RA. 2004. Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratoriun

Ed-11. Jakarta (ID): EGC.

Sara U. 2013. Pengaruh Pemberian Pb di Dalam Ransum Anak Itik Terhadap Jumlah Retikulosit dan Bentuk Abnormal Eritrosit [Internet]. [Diunduh 2014 Agustus 27]. Tersedia pada: Repository.unhas.ac.id.

Setiowati T, Deswanti F. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta (ID): Azka pr.

Smith JE. 1987. Erythrocyte membrane: structure, function, and pathophysiology. Vet Pathol. 24:471-476.

Warni E. 2012. Penentuan morfologi sel darah merah (eritrosit) berbasis pengolahan citra dan jaringan syaraf tiruan [internet]. [diunduh 2014 Juli 5]. Tersedia pada: Journal.Unhas.ac.id.

(20)

10

Lampiran 1 Metode perhitungan luas eritrosit menggunakan imageJ a. Kalibrasi gambar dengan skala mikrometer

1. Gambar RGB yang telah disimpan dibuka menggunakan icon open pada menu file

2. Gambar RGB diubah menjadi gambar greyscale

(21)

11 4. Gambar hitam-putih diolah menggunakan analyze particle

5. Hasil analyze particle tercantum di dalam tabel

Lampiran 2 Hasil analisis statistika

ANOVA

Model Sum of sq df Mean Square F Sig.

1 Regression .047 1 .047 37.861 .025(a)

Residual .003 2 .001

Total .050 3

VAR001

N Subset for alpha = .05 1 2 3

Duncan(a) .60 3 14.8900

.70 3 17.1233

.80 3 20.4267

.90 3 21.9867

Sig. 1.000 1.000 .110

Analisis regresi: Luas bebek 1 dan NaCl

The regression equation is

Luas bebek 1 = - 1.73 + 26.9 NaCl

(22)

12

S = 3.05704 R-Sq = 50.5% R-Sq(adj) = 49.2%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 363.02 363.02 38.84 0.000 Residual Error 38 355.13 9.35

Total 39 718.14

Analisis regresi: Luas bebek 2 dan NaCl 2

The regression equation is

Luas bebek 2 = - 2.82 + 28.0 NaCl 2

Predictor Coef SE Coef T P Constant -2.817 2.693 -1.05 0.302 NaCl 2 27.983 3.551 7.88 0.000

S = 2.51111 R-Sq = 62.0% R-Sq(adj) = 61.0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 391.52 391.52 62.09 0.000 Residual Error 38 239.62 6.31

Total 39 631.14

Analisis regresi: Luas bebek 3 dan NaCl 3

The regression equation is

Luas bebek 3 = -5.04 + 18.8 NaCl 3

Predictor Coef SE Coef T P Constant 5.039 2.785 1.81 0.078 NaCl 3 18.845 3.673 5.13 0.000

(23)

13 Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 177.57 177.57 26.33 0.000 Residual Error38 256.28 6.74

(24)

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rendi Rifano. Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Oktober 1992 di daerah Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Erinasman dan Farita. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Gambar

Gambar 1 A.   Red, green, and blue (RGB), B. Greyscale
Grafik pengaruh konsentrasi NaCl terhadap luas inti eritrosit bebek

Referensi

Dokumen terkait

Kita harus ke Gereja karena sebagai anak-anak Tuhan, orang-orang yang sudah percaya pada Tuhan kita harus beribadah dengan sesama anak Tuhan lainnya untuk saling menguatkan,

Simpulan dari kelayakan usaha produksi kokonbaik tanpa pengembangan dan dengan pengembangan pada Rumah Sutera milik Bapak Tatang yaitu berdasarkan hasil analisis

(1) Penyerahan penyelenggaraan jalan khusus kepada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf a, diusulkan oleh penyelenggara jalan

gösterdiklerini hatırlarım, ama amaç devlet adına iyi şeyler yapacağı idi. gerçekten bu dönemde ilçe merkezinde güvenlik konusunda güzel gelişmeler oldu. Sorgu ekibi

Mencuci tangan dengan sabun  adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

Jadwal pemberian perlakuan Pada saat pemeliharaan broiler, pemberian vaksin merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan sistem imun terhadap suatu

Dalam hal pewarisan, sesuai dengan adat batak yang diberikan harta warisan adalah anak laki-laki, perempuan tidak mendapat warisan meskipun ia kawin dengan pria suku

Pengangkatan, pernindahan dan pemberhentiarr pegawai l. ldrra) dari jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 5 (iima) JariLami,ran Keputl. rsan ini. Mgngangkat Pegawai