• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelimpahan Artropoda musuh alami dan hama pada pertanaman durian (Durio zibethinus L.) di Kebun Wisata Warso Farm, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kelimpahan Artropoda musuh alami dan hama pada pertanaman durian (Durio zibethinus L.) di Kebun Wisata Warso Farm, Bogor"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KELIMPAHAN ARTROPODA MUSUH ALAMI DAN HAMA

PADA PERTANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.)

DI KEBUN WISATA WARSO FARM, BOGOR

ELFRIDA OKTAVIANI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.

(4)
(5)

ABSTRAK

ELFRIDA OKTAVIANI. Kelimpahan Artropoda Musuh Alami dan Hama pada Pertanaman Durian (Durio zibethinus L.) di Kebun Wisata Warso Farm, Bogor. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.

Informasi keanekaragaman dan kelimpahan Artropoda musuh alami dan hama pada pertanaman durian diperlukan sebagai langkah awal dalam penerapan teknik pemanfaatan musuh alami. Penelitian yang dilakukan dari bulan Oktober sampai Desember 2014 ini bertujuan mengeksplorasi dan menginventarisasi Artropoda musuh alami dan hama yang ada pada pertanaman durian di kebun wisata Warso Farm, Bogor. Metode yang dilakukan untuk memantau kelimpahan Artropoda musuh alami dan hama meliputi metode pitfall trap, light trap, penjaringan, dan pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi Artropoda sebagai predator, herbivor, detrivor, parasitoid, dan lainnya pada pertanaman durian secara berturut-turut adalah 52%, 32%, 13%, 1% dan 2%. Keaneragaman Artropoda yang dihitung berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener menunjukkan bahwa keaenakaragam Artropoda terbesar adalah keanekaragaman Artropoda herbivor dengan nilai indeks ragam sebesar 2.645. Secara keseluruhan keanekaragam Artropoda yang ada pada pertanaman durian termasuk dalam kategori sedang.

(6)
(7)

ABSTRACT

ELFRIDA OKTAVIANI. Diversity of Natural Enemies and Pests Arthropod in Durian (Durio zibethinus L.) Plantation at Warso Farm, Bogor. Supervised by DADAN HINDAYANA.

Information of diversity and abundance of natural enemies and pests arthropod on durian plantation are required to implement an effective integrated pest management (IPM) technique. This study, conducted from October to December 2014 considered to explore and identify natural enemies and pest Arthropods in durian plantation at Warso Farm, Bogor. The methods to monitor the abundance of natural enemies and pests arthropod includes: pitfall traps, light traps, net insect, and direct observation. The result showed that the proportions of predators, herbivores, detrivores, parasitoids, and others were 52%, 32%, 13%, 1% and 2% respectively. Diversity of Arthropods calculated based on the Shannon-Wiener diversity index indicates that the largest Arthropod diversity is the diversity of herbivore Arthropod with index value of 2.645. Overall, diversity of Arthropods in durian plantation placed in the medium category.

(8)
(9)

KELIMPAHAN ARTROPODA MUSUH ALAMI DAN HAMA

PADA PERTANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.)

DI KEBUN WISATA WARSO FARM, BOGOR

ELFRIDA OKTAVIANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(10)
(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kelimpahan Artropoda Musuh Alami dan Hama pada Pertanaman Durian (Durio zibethinus L.) di Kebun Wisata Warso Farm, Bogor sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober sampai Desember 2014.

Terimakasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada ayahanda Ngadimin, ibunda Ida Farida, kakak Rina Setyowati serta adik M Farhan Ramhadianto yang telah banyak mencurahkan tenaga, pikiran, dan do’a untuk penulis. Terimakasih kepada Dr Ir Dadan Hindayana selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, arahan, dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Titiek Siti Yuliani, SU selaku dosen penguji yang dengan sabar telah memberi masukan, saran, serta motivasi dalam pelaksanaan tugas akhir penulis. Semoga kebaikan dan perhatian yang telah diberikan memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Terima kasih kepada seluruh staf Warso Farm yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan. Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu, Fajar Wahyu Bachtiyar, Reni Mulyani, Ulfah Hafidzah, Euis Marlina, Eka Pratiwi, Fusna Amaliatul, Khoirunnisa Nasution, serta teman-teman di Proteksi Tanaman angkatan 48 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas semangatnya yang selalu menginspirasi. Semoga penelitian ini bisa memberikan manfaat, terutama bagi perkembangan ilmu pertanian Indonesia.

(14)
(15)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3

Tempat dan Waktu 3

Metode Penelitian 3

Penentuan lokasi penelitian dan tanaman contoh 3

Pengamatan lapangan 3

Identifikasi Artropoda dan analisis data 5

Keanekaragaman Artropoda 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Keadaan Umum Lokasi 6

Artropoda yang Ditemukan pada Tanaman Durian 6

Artropoda Predator 7

Artropoda Herbivor 9

Artropoda Detrivor 12

Artropoda Parasitoid 13

Artropoda Lain 14

Proporsi Artropoda Berdasarkan Metode Pengambilan Contoh 15 Keanekaragaman Artropoda pada Pertanaman Durian 16

Serangan Hama dan Keberadaan Musuh Alami 16

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(16)
(17)

DAFTAR GAMBAR

Metode pengambilan contoh dengan perangkap tanah (Pitfall trap) 3

Metode pengambilan contoh dengan penjaringan 4

Metode pengambilan conoh dengan perangkap lampu (Light trap) 4 Metode pengambilan contoh dengan pengamatan langsung 5

Pengikisan lumut pada batang tanaman durian 6

Proses predasi semut terhadap kutu putih. 7

Serangan penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae) pada buah durian 9

Serangan penggerek batang pada tanaman durian 9

Pengendalian penggerek batang pada tanaman durian 10 Serangan kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada buah durian 10 Serangan rayap (Blattodea: Termittidae) pada tanaman durian 10 Hama Flatidae (Insecta: Hemiptera) pada tanaman durian 12 Proporsi jumlah Artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh 15 Proporsi peran Artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh 15 Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami di pertanaman durian 17

DAFTAR TABEL

Proporsi peran Artropoda keseluruhan 7

Kelimpahan Artropoda predator pada pertanaman durian 8 Kelimpahan Artropoda herbivor pada pertanaman durian 11 Kelimpahan Artropoda detrivor pada pertanaman durian 13 Kelimpahan Artropoda parasitoid pada pertanaman durian 14 Kelimpahan Artropoda lain pada pertanaman durian 14 Keanekaragaman Artropoda berdasarkan peranannya 16 Rata-rata komponen mikroklimat di pertanaman durian Warso Farm 17

DAFTAR LAMPIRAN

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Durian (Durio zibethinus L.) merupakan salah satu komoditas buah yang mendapat prioritas untuk dikembangkan (Khairia et al. 2004) karena memiliki potensi dan peran strategis bagi perekonomian Indonesia. Peran komoditas durian diantaranya dalam penyediaan buah segar, lapangan kerja, serta sebagai penyumbang devisa negara melalui ekspor yang dilakukan ke luar negeri. Nilai ekonomi tinggi pada komoditas durian dibuktikan dengan penyebaran pasar yang luas, mencakup pasar modern, restoran, serta hotel (Sobir dan Napitupulu 2010). Potensi tersebut menyebabkan durian memiliki banyak permintaan pasar terutama di Indonesia.

Produksi durian di Indonesia terbilang fluktuatif. Hal ini dibuktikan dengan produksi durian Indonesia menurut BPS (2013) pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan cukup drastis, dari 888 130 ton pada tahun 2012, menurun menjadi 689 683 ton pada tahun 2013. Penurunan produksi durian dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu fator yang utama adalah keberadaan hama. Menurut Khairia et al. (2004), hama utama pada pertanaman durian adalah hama penggerek batang, penggerek buah dan kutu loncat. Jenis hama lain yang mungkin terdapat pada durian adalah kutu putih, rayap, dan ulat daun. Jenis hama yang termasuk penggerek batang antara lain: Batocera nominator, Xyleutes leuconotus dan Zauzera coffeae. Serangan penggerek batang ini ditandai dengan adanya kotoran dan cairan berwarna kemerah-merahan dari bekas gerekan (lubang) (Khairia et al. 2004). Stadia yang berbahaya pada penggerek batang adalah larva dengan morfologi berwarna merah sampai cokelat keunguan (Kalshoven 1981). Hama penggerek buah yaitu: Tirathaba ruptilinea, Hypoperigea leprosticta dan Dacus dorsalis yang menyebabkan buah menjadi busuk dan akhirnya rontok. Buah durian yang terkena serangan umumnya tidak bisa dikonsumsi. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh penggerek buah dapat mencapai 50%. Hama penting lain adalah hama kutu loncat dari ordo Hemiptera. Kutu Loncat (Allocaridara malayensis) menyerang daun yang masih muda dengan cara mengisap cairannya.

Pengendalian yang umum dilakukan adalah aplikasi pestisida, karena dinilai paling efektif dan efisien dalam mengendalikan hama. Namun, penggunaan pestisida secara terus menerus dapat berdampak negatif bagi ekosistem. Dampak negatif yang ditimbulkan dalam jangka panjang dapat mengurangi keanekaragaman dan kelimpahan serangga, serta berpengaruh pada tanaman budidaya. Oleh karena itu, pendekatan lain yang berwawasan lingkungan perlu diupayakan untuk diterapkan dalam pengendalian hama.

(20)

dapat menekan populasi hama sampai pada tingkat yang tidak merugikan (Untung 2001).

Eksplorasi dan inventarisasi keragaman Artropoda diperlukan sebagai langkah awal dalam penerapan teknik pemanfaatan musuh alami. Untuk memantau komponen agroekosistem khususnya Artropoda perlu dilengkapi informasi jumlah individu (kelimpahan), peranannya pada suatu habitat dan ekosistem, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sampai saat ini, informasi mengenai keragaman khususnya Artropoda musuh alami dan hama pada pertanaman durian di Indonesia belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian untuk melengkapi informasi tersebut perlu dilakukan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan menginventarisasi Artropoda musuh alami dan hama yang terdapat pada pertanaman durian di kebun wisata Warso Farm, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.

Manfaat Penelitian

(21)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober hingga Desember 2014. Pengambilan contoh Artropoda dilakukan di Kebun Wisata Warso Farm, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Identifikasi Artropoda yang ditemukan dilakukan di Laboratorium Ekologi Serangga, dan Laboratorium Taksonomi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Metode Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dan tanaman contoh

Penelitian dilakukan di pertanaman durian Warso Farm, Bogor. Penentuan tanaman contoh diambil sebanyak 10% dari total tanaman durian yang ada, sehingga tanaman contoh yang diperoleh sebanyak 50 tanaman. Tanaman contoh ini ditentukan secara acak.

Pengamatan lapangan

Pengambilan contoh Artropoda dilakukan dengan 4 macam metode, yaitu pitfall trap, light trap, penjaringan, dan pengamatan langsung. Pengamatan dilakukan 1 minggu sekali selama 12 kali pengamatan. Pengamatan lapangan dilaksanakan selama 2 hari setiap minggu. Hari pertama dilakukan pemasangan pitfall trap, light trap, dan pengamatan langsung. Hari kedua dilakukan pengambilan pitfall trap dan dilanjutkan dengan penjaringan. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.

Pitfall trap. Pitfall trap (Gambar 1) atau perangkap tanah adalah perangkap yang dipergunakan untuk mengamati Artropoda yang terdapat pada permukaan tanah. Perangkap ini terbuat dari gelas berbahan plastik dengan ukuran volume 250 ml. Gelas tersebut ditanam di tanah dengan posisi permukaan sejajar dengan permukaan tanah pada 25 titik. Gelas diisi formalin 2% sebanyak 1/3 volume gelas, kemudian ditutup dengan seng (berukuran: panjang 30 cm dan lebar 15 cm) yang berbentuk seperti atap rumah. Formalin digunakan untuk membunuh dan mengawetkan Artropoda yang terperangkap. Artropoda yang terperangkap dalam pitfall trap dibawa ke laboratorium Ekologi Serangga untuk disaring agar terpisah dari tanah dan kotoran yang terbawa. Artropoda kemudian disimpan dalam botol koleksi berisi alkohol 70% untuk diidentifikasi di laboratorium Taksonomi.

(22)

Penjaringan. Metode ini dilakukan untuk memantau Artropoda yang aktif terbang seperti Artropoda ordo Hymenoptera, Diptera dan beberapa Coleoptera. Penjaringan dilakukan dengan mengayunkan jarring serangga sebanyak 5 kali ayunan tunggal pada 25 titik contoh. Artropoda yang didapat kemudian diambil dan dimasukkan kedalam botol koleksi berisi alkohol 70% untuk selanjutnya diidentifikasi di laboratorium.

Gambar 2 Metode pengambilan contoh dengan penjaringan

Light trap. Light trap atau perangkap lampu merupakan metode yang dilakukan untuk memantau Artropoda yang aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya. Cahaya lampu yang dipakai adalah jenis lampu neon yang menghasilkan cahaya putih (Supriatna 2014). Pada bagian bawah light trap disimpan wadah untuk menampung Artropoda yang tertarik cahaya. Wadah tersebut diisi dengan formalin 2% sebanyak 1/3 volume wadah, selain itu wadah diberi cermin agar cahaya lampu terpantul. Pemasangan 2 buah light trap ditempatkan pada pertanaman durian dengan lokasi yang berbeda.

Gambar 3 Metode pengambilan contoh dengan perangkap lampu (light trap)

(23)

Gambar 4 Metode pengambilan contoh dengan pengamatan langsung

Identifikasi Artropoda dan Analisis data

Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Identifikasi dilakukan hingga tingkat famili dengan menggunakan buku acuan identifikasi yaitu Pengenalan Pelajaran Serangga oleh Borror et al. (1996), Hymenoptera of the World: an Identification Guides to Families oleh Goulet dan Huber (1993), dan website www.bugguide.net yang merupakan situs identifikasi Artropoda resmi dari Iowa State University Entomology.

Artropoda dikelompokkan berdasarkan perannya sebagai predator, herbivor, detrivor, parasitoid, dan lainnya. Data yang didapat selanjutnya diolah secara sederhana menggunakan Microsoft Office Excel 2007 Worksheet kemudian dideskripsikan secara kualitatif.

Keanekaragaman Artropoda

Keanekaragaman Artropoda yang didapat dihitung menggunakan indeks

keanekaragaman H’ Shannon-Wiener sebagai berikut:

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-wiener Pi = Proporsi tiap spesies

S = Spesies

Kriteria Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dibagi menjadi 3 yaitu:

H’ < 1 = Keanekaragaman Rendah

1<H’<3 = Keanekaragaman Sedang

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi

Pertanaman durian Warso Farm memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan luasan kurang lebih 8 ha. Pada kebun wisata ini terdapat pertanaman durian, buah naga, dan sisanya ditanami oleh jambu, jeruk, dan tanaman penunjang lain. Menurut Godfray et al. (1997), keanekaragaman spesies serangga berkorelasi dengan keanekaragaman spesies tanaman. Varietas durian yang ditanam di kebun wisata ini beragam antara lain Montong, Kendil, Simas, Petruk dan beberapa varietas lokal.

Teknik budidaya tanaman durian di Warso Farm dilakukan secara konvensional. Durian ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 8x8 m. Usia tanaman durian beragam karena penanaman yang tidak serentak. Beberapa tanaman durian mati karena faktor usia dan harus dilakukan peremajaan. Pemeliharaan terhadap tanaman durian dilakukan dengan penyiangan gulma dan pengikisan lumut. Penyiangan gulma dilakukan bila gulma sudah tsetinggi 10 cm, sedangkan pada piringan tanaman durian dibersihkan dua minggu sekali, menggunakan mesin pemotong rumput. Pengikisan lumut dilakukan agar tanaman durian khusunya batang bersih dan terbebas dari penyakit.

Gambar 5 Pengikisan lumut pada batang tanaman durian

Produktivitas durian Warso Farm ini mencapai 200 buah per pohon pada saat panen raya. Semakin tua umur tanaman durian maka semakin sedikit durian yang dihasilkan. Pembuahan durian ini tidak serentak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia, cuaca seperti angin dan musim kemarau. Sebanyak 30% dari total produksi durian Warso Farm diserang oleh hama seperti penggerek buah, penggerek batang dan kutu putih. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pestisida campuran dengan frekuensi satu bulan sekali pada masa vegetatif, dan dua minggu sekali pada masa generatif.

Artropoda yang Ditemukan pada Tanaman Durian

(25)

Artropoda yang paling banyak ditemukan merupakan Artropoda dari kelas Insecta. Pada kelas Insecta diperoleh 17 ordo, 100 famili, dan 7577 individu.

Artropoda memiliki peran dalam rantai makanan suatu ekosistem. Peran Artropoda diantaranya adalah predator, herbivor, detrivor dan parasitoid. Artropoda predator merupakan Artropoda yang memangsa Artropoda lain sebagai makanannya. Artropoda herbivor merupakan Artropoda yang makanannya berupa tumbuhan, sehingga Artropoda herbivor disebut sebagai hama bila aktivitas makannya tersebut dapat menurunkan nilai ekonomi tanaman. Artropoda detrivor merupakan Artropoda dengan peran merombak bahan organik seperti bangkai hewan, tumbuhan mati, maupun sisa daun yang jatuh. Selain itu, terdapat Artropoda parasitoid yang hidup di dalam tubuh inang untuk memperoleh makanan. Proporsi Artropoda predator, herbivor, detrivor, parasitoid dan lainnya secara berturut-turut adalah 52%, 32%, 13%, 1%, dan 2% (Tabel 1). Jumlah dan peran Artropoda secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 1 Proporsi peran Artropoda keseluruhan Peran Jumlah

Famili (jenis)

Jumlah (individu)

Persentase (%)

Predator 40 4808 52

Herbivor 42 2913 32

Detrivor 18 1248 13

Parasitoid 15 109 1

Lainnya 5 154 2

Total 120 9232 100

Artropoda Predator

Tabel 1 menunjukkan bahwa Artropoda predator memiliki proporsi paling besar dibandingkan peran yang lain. Artropoda predator yang ditemukan termasuk kelompok tungau, serangga, dan laba-laba serta kerabatnya (Tabel 2) dengan jumlah melimpah yaitu sebanyak 40 famili dan 4808 individu.

Artropoda predator yang paling banyak ditemukan pada pertanaman durian Warso Farm adalah semut (Hymenoptera: Formicidae) sebanyak 62% dari total predator. Semut adalah preator yang bersifat generalist dengan kisaran mangsa yang banyak. Keberadaan semut ditemukan di seluruh tanaman contoh durian. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lingkungan pertanaman durian cocok untuk perkembangan semut. Pada pertanaman durian Warso Farm, ditemukan sekelompok semut yang tengah memangsa kutu putih (Gambar 6).

(26)

Tabel 2 Kelimpahan Artropoda predator pada pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Jumlah (individu) Arachnida Acari Laelapidae 10 Arachnida Opiliones Phalangiidae 1

Pisauridae 1 Agelenidae 315 Araneidae 84 Clubionidae 56 Eresidae 192 Gnaphosidae 49 Arachnida Araneae Lycosidae 184

Oxyopidae 37 Pholcidae 15 Salticidae 25 Tetragnathidae 55 Lyniphiidae 1 Cybaeidae 26 Dictynidae 1

Insecta Coleoptera

Staphylinidae 17 Coccinelidae 227 Cicindelidae 1

Insecta Diptera

Mycetophilidae 42 Dolichopodidae 16 Sarcophagidae 4 Syrphidae 48 Tabanidae 3 Insecta Dermaptera Anisolabididae 1

Insecta Ephemeroptera Siphlonuridae 10 Ephemeridae 1

Insecta Hemiptera

Nabidae 18 Antochoridae 2 Reduviidae 54

Insecta Hymenoptera Apidae 10 Formicidae 2999

Insecta Mantodea Mantidae 11 Liturgusidae 1

Insecta Neuroptera Chrysopidae 8 Libellulidae 11

Insecta Orthoptera

Gryllidae 233 Tettigoniidae 32 Gryllacrididae 2 Insecta Thysanoptera Phlaeotripidae 5

(27)

predator. Menurut Supriatna (2014), apabila dilihat dari segi kelimpahan dan kemampuan memangsa, maka Agelenidae dan Coccinelidae predator berpotensi untuk dikembangkan dan dilindungi keberadaannya sebagai musuh alami untuk menekan populasi hama di lapang.

Artropoda Herbivor

Total Artropoda herbivor pada pertanaman durian adalah 42 famili (Tabel 1) yang terdiri dari kelas Arachnida dan Insecta. Proporsinya sebesar 32% dari total Artropoda yang ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Artropoda herbivor pada pertanaman durian cukup berlimpah. Artropoda herbivor yang ditemukan tidak hanya berperan sebagai hama atau pemakan tanaman utama (durian), namun juga pemakan gulma dan rerumputan di sekitar pertanaman.

Herbivor yang termasuk hama utama pada pertanaman durian yang ditemukan yaitu penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang (Coleoptera: Brentidae), kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae), kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae), dan ulat daun (Lepidoptera: Papilionidae). Penggerek buah ditemukan umum ditemukan pada buah yang masih muda, dengan gejala terdapat lubang pada buah durian dan kotoran berawrna hitam. Pengendalian yang dilakukan untuk buah yang masih muda tersebut adalah dengan melakukan eradikasi, agar buah lain tidak terkena penggerek. Buah durian yang sudah masak dan terkena penggerek buah sudah tidak bisa dipasarkan.

Gambar 7 Serangan penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae) pada buah durian Hama penggerek batang dan ulat daun keberadannya tidak mendominasi. Hal ini disebabkan pihak manajemen Warso Farm telah melakukan tindakan yang efisien dalam mengendalikan hama tersebut. Penggerek batang dari ordo Coleoptera menimbulkan gejala yang bermacam-macam bergantung spesiesnya. Namun, secara keseluruhan gejala yang ditimbulkan adalah adanya lubang bekas gerekan dan kotoran atau cairan berwarna kemerah-merahan pada lubang tersebut.

(28)

Gambar 9 Pengendalian penggerek batang pada tanaman durian

Pengendalian terhadap penggerek batang sulit dilakukan karena hama tersebut berada di dalam batang tanaman durian. Serangan penggerek batang pada cabang tanaman yang terdapat buah durian lebih menimbulkan kerugian dibanding serangan penggerek batang pada cabang utama. Durian akan mengalami malformasi sehingga menurunkan nilai estetika. Salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan penggerek batang adalah dengan menutup lubang gerekan dengan kayu atau kapas yang telah dilapisi oleh insektisida, seperti yang dilakukan oleh pihak manajemen Warso farm selama satu minggu seekali pada lubang gerekan.

Gambar 10 Serangan kutu putih (Hemiptera: Pseudooccidae) pada buah durian Tabel 3 menunjukkan bahwa hama yang mendominasi pada pertanaman durian Warso Farm adalah kutu putih dibanding hama utama lainnya. Hama kutu putih dapat menimbulkan kerusakan secara langsung dengan menghisap cairan tanaman. Pada kerusakan berat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menimbulkan kerontokan buah (Khairia et al. 2004). Serangan kutu putih pada buah durian dapat mengurangi nilai estetika karena membuat tampilan durian menjadi tidak menarik (Gambar 10).

(29)

Tabel 3 Kelimpahan Artropoda herbivor pada pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Jumlah (individu) Arachnida Acari Tetranychidae 5 Insecta Thysanoptera Thripidae 5 Insecta Blattodea Termittidae 53

Brentidae 28 Dascilidae 2 Nitidulidae 7 Scolytidae 14 Insecta Coleoptera Lyctidae 2

Chrysomelidae 19 Curculionidae 2 Elateridae 59 Bostrichidae 32 Ptinidae 2 Insecta Collembola Hypogastruidae 904

Insecta Diptera

Agromyzidae 3 Ceccidomyiidae 1 Chloropidae 15 Drosophilidae 166 Sciaridae 17 Tephritidae 2

Insecta Hemiptera

Alydidae 19 Aleyrodidae 176 Pentatomidae 5 Cicadellidae 195 Psyllidae 224 Flatidae 240

Miridae 3

Cicadidae 48 Pseudococcidae 417 Aphididae 31 Totricidae 1 Psychidae 35 Noctuidae 20 Geometridae 7 Insecta Lepidoptera Hesperiidae 28

Limacodidae 6 Lycaenidae 1 Lymantriidae 1 Pyralidae 41 Papilionidae 3 Insecta Orthoptera Acrididae 70

Tetrigidae 5

(30)

hingga akhirnya ukuran daun mengecil (abnormal). Hama yang secara visual sangat terlihat gejala yang ditimbulkannya adalah rayap (Blattodea: Termittidae). Beberapa pohon durian Warso Farm mengalami kematian akibat serangan rayap ini (Gambar 11). Gejala yang ditimbulkan yaitu tanaman mengering, terdapat lubang-lubang jalan masuk rayap, sehingga tanaman menjadi lemah dan mudah roboh.

Gambar 12 Hama Flatidae (Insecta: Hemiptera) pada tanaman durian Herbivor yang keberadaannya melimpah namun bukan merupakan hama utama adalah Flatidae (Insecta: Hemiptera). Flatidae umum ditemukan pada bagian daun tanaman durian. Hama ini merupakan hama sekunder, namun bisa menjadi hama utama bila keberadaannya yang melimpah tidak segera dikendalikan. Pada pengamatan (Tabel 3), herbivor non-hama atau pemakan tumbuhan di sekitar pertanaman durian yang paling banyak ditemukan berasal dari ordo Collembola, yaitu Hypogastruidae. Hypogastruidae merupakan famili yang cukup besar dan mempunyai persebaran yang luas, sehingga keberadaannya dapat dikatakan kosmopolitan (Suhardjono et al. 2012).

Artropoda Detrivor

Artropoda ketiga terbanyak pada pertanaman durian adalah Artropoda yang berperan sebagai pengurai bahan organik (Tabel 1) meliputi kelas Arachnida, Malacostraca, dan Insecta. Total Artropoda detrivor yang ditemukan adalah 18 famili. Tabel c menunjukkan Artropoda detrivor yang dominan pada pertanaman durian adalah famili Entomobryidae (Insecta: Collembola), kemudian Euphthiracaridae (Arachinda: Acari), dan Cylicticidae (Malacostraca: Isopoda) dengan proporsi berturut-turut sebesar 48%, 29%, dan 16% dari total detrivor.

(31)

Tabel 4 Kelimpahan Artropoda detrivor pada pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Jumlah (individu) Arachnida Acari Euphthiracaridae 360 Insecta Blattodea Blattidae 1

Insecta Coleoptera Scarabaeidae 12 Forficulidae 5 Insecta Dermaptera Labiidae 1

Insecta Collembola

Entomobryidae 484 Isotomidae 105 Sminthuridae 3

Insecta Diptera

Stratiomyidae 2 Scathopagidae 1 Milichiidae 1 Phoridae 14 Muscidae 34 Calliphoridae 2 Platypezidae 2 Insecta Mecoptera Panorpidae 5 Insecta Psocoptera Psoquillidae 10 Malacostraca Isopoda Cylisticidae 206

Artropoda Parasitoid

Artropoda yang tergolong parasitoid hanya meliputi kelas Insecta. Sebanyak 12 dari 14 famili atau 86% Artropoda parasitoid berasal dari ordo Hymenoptera (Tabel 5). Hal ini sebanding dengan Poerwitasari (2013) yang menemukan 75% famili dari Hymenoptera berperan sebagai parasitoid pada ekosistem perkebunan teh juga dengan Yaherwandi et al. (2007) yang menemukan hampir 74% famili dari ordo Hymenoptera berperan sebagai parasitoid pada ekosistem padi.

Herlina et al. (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ordo Hymenoptera memiliki kelompok parasitoid yang paling banyak. Parasitoid dapat mengendalikan hama sebelum hama itu merusak sehingga cukup efektif untuk mengendalikan keberadaan hama. Parasitoid paling banyak ditemukan di pertanaman durian adalah famili Encyrtidae, dan Proctotrupidae. Pada ordo Diptera, famili yang paling banyak ditemukan berperan sebagai artropoda parasitoid adalah Conopidae. Proporsi Encyrtidae, Proctotrupidae dan Conopidae pada total Artropoda parasitoid yang ditemukan di pertanaman durian secara berturut-turut sebesar 22%, 17%, dan 17% dari total parasitoid.

(32)

karena itu, keberadaan inang yang cenderung berperan sebagai hama sebenarnya dibutuhkan, namun dalam jumlah yang sesuai. Faktor abiotik yang mempengaruhi keberadaan parasitoid adalah kondisi lingkungan. Parasitoid yang ditemukan pada pertanaman durian hanya sedikit, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang sesuai dengan habitat hidup parasitoid(Untung 2001).

Tabel 5 Kelimpahan Artropoda parasitoid pada pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Jumlah (individu) Pipunculidae 1 Insecta Diptera Conopidae 19

Tachinidae 8 Mymaridae 3 Figitidae 1 Elasmidae 1 Chalcididae 4 Cynipidae 1 Insecta Hymenoptera Braconidae 7 Encyrtidae 24 Eulophidae 7 Eupelmidae 2 Proctotrupidae 19 Ichneumonidae 8 Pteromelidae 4

Artropoda Lain

Artropoda yang termasuk kategori peran lainnya berarti Artropoda tersebut tidak diketahui jelas peranannya pada ekosistem alami (Odum 1993) atau tidak termasuk ke dalam peran predator, herbivor, detrivor maupun parasitoid. Artropoda lain yang ditemukan di pertanaman durian terdiri dari 2 ordo yaitu Acari (Uropodidae), dan ordo Diptera (Culicidae, Tipulidae, Ceratopogonidae, dan Ctenophthalmidae).

Tabel 6 Kelimpahan artropoda lainnya pada pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Jumlah

(individu)

Arachnida Acari Uropodidae 33

Culicidae 52

Insecta Diptera Tipulidae 64

Ceratopogonidae 4 Ctenophthalmidae 1

(33)

Proporsi Artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh

Gambar 13 Proporsi jumlah Artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh Pengamatan langsung, pitfall trap, light trap dan jaring serangga merupakan metode yang digunakan dalam pengambilan contoh Artropoda. Masing-masing metode memiliki kekhususan Artropoda yang diperoleh sehingga Artropoda yang ada di pertanaman durian Warso Farm diketahui secara menyeluruh. Jumlah individu Artropoda yang diperoleh menggunakan metode pengamatan langsung, pitfall trap, light trap, dan jaring serangga secara berturut-turut adalah 5049, 3677, 77, dan 429. Gambar 13 menunjukkan bahwa metode pengamatan langsung dapat memantau Artropoda paling banyak dibanding metode lainnya. Proporsi jumlah Artropoda berdasarkan metode pengambilan sampel dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 14 Proporsi peran Artropoda berdasarkan metode pengambilan sontoh Gambar 14 menunjukkan proporsi peran masing-masing Artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh yang dilakukan. Artropoda predator paling banyak didapatkan dengan pengamatan langsung, kemudian pitfall trap,

55%

40%

1%

4%

Pengamatan Langsung Pitfall trap Light trap Penjaringan

0 1000 2000 3000 4000

Pengamatan langsung Pitfall trap Light trap Penjaringan

individu

(34)

jaring serangga, dan kemudian light trap. Hal ini menunjukkan bahwa predator hidup tidak hanya berada di permukaan tanah, tetapi tinggal di tanaman durian dan adapula yang aktif terbang. Pada pengamatan langsung, predator yang umum ditemukan adalah semut (Hemiptera: Formicidae), sedangkan pada pitfall trap yang umum ditemukan adalah kelompok laba-laba. Artropoda herbivor tidak jauh berbeda dengan artropoda predator, yang banyak tertangkap dengan pengamatan langsung pitfall trap, juga light trap. Contoh herbivor yang tinggal di pertanaman durian adalah kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) dan yang aktif terbang adalah kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae).

Detrivor banyak ditemukan di tanah menggunakan metode pitfall trap. Hal ini sesuai dengan peranannya yaitu merombak bahan organik yang terkandung di dalam tanah. Parasitoid paling banyak ditemukan di penjaringan karena merupakan serangga yang aktif terbang dan umumnya berukuran kecil sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Artropoda lainnya paling banyak terperangkap pada pengamatan langsung karena merupakan serangga yang tinggal di pertanaman durian terutama bagian bawah daun durian (Diptera: Tipulidae).

Keanekaragaman Artropoda pada Pertanaman Durian

Tabel 7 Keanekaragaman Artropoda berdasarkan peranannya pada pertanaman durian Warso Farm, Bogor

Artropoda Nilai indeks ragam

Oktober November Desember

Predator 2.039 1.496 1.341

Herbivor 2.508 2.068 2.645

Parasitoid 2.220 2.174 1.636

Detrivor 1.752 1.445 1.367

Lainnya 1.251 1.136 1.150

Keanekaragaman Artropoda dapat dilihat berdasarkan nilai indeks ragam Shannon Wiener. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 7 menunjukkan nilai indeks ragam Artropoda yang dibagi berdasarkan perannya dalam pertanaman durian. Artropoda herbivor memiliki nilai indeks ragam paling tinggi dibanding artropoda lainnya terutama pada bulan November. Keanekaragaman tersebut dapat terlihat pada jumlah famili yang paling banyak (42 famili) ditemukan. Kenaekaragaman paling rendah terjadi pada Artropoda lainnya. Hal ini terjadi karena hanya sedikit Artropoda yang tidak memiliki peran dalam pertanaman durian. Keanekaragam pada pertanaman durian secara keseluruhan dapat dikatakan sedang. Hal ini cukup baik mengingat keanekaragaman yang rendah mengindikasikan bahwa kondisi ekosistem tersebut tidak stabil, dengan tekanan ekologis yang tinggi (Fithria 2013).

Serangan Hama dan Keberadaan Musuh Alami

(35)

keberadaan Artropoda. Faktor lainnya adalah pada 2 bulan terakhir dilakukan sanitasi kebun yaitu pemangkasan gulma-gulma di pertanaman durian yang dilakukan secara intensif mengingat pertanaman durian yang ada sudah memasuki masa pembuahan. Hilangnya gulma memungkinkan laba-laba yang hidup di permukaan tanah kehilangan tempat berlindung. Young dan Edwards (1990) menyatakan bahwa pergerakan alat perkebunan pada lahan dapat menghancurkan jaring laba-laba dan tempat peletakan jaring.

Gambar 15 Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami di pertanaman durian

Keberadaan hama yang menurun pada bulan November juga disebabkan oleh kondisi cuaca pada bulan tersebut. Tabel 8 menunjukkan curah hujan pada bulan November sebesar 398 mm/bulan. Keberdaan hama kemudian meningkat pada bulan Desember dapat disebabkan oleh berkurangnya musuh alami yang ada.

Tabel 8 Rata-rata komponen mikroklimat di pertanaman durian Warso Farm Cijeruk Bogor (2014)

Parameter Oktober November Desember Temperatur (OC) 26.8 26.3 26.3

Kelembaban (%) 75 83 82

Curah hujan (mm) 170 398 217

Sumber: BMKG

0 500 1000 1500 2000

Oktober November Desember

indi

vidu

(36)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kelimpahan Artropoda terbesar pada pertanaman durian kebun wisata Warso Farm Bogor adalah Artropoda predator. Proporsi peran Artropoda sebagai predator, herbivor, detrivor, parasitoid, dan lainnya berturut-turut adalah 52%, 32%, 13%, 1%, dan 2%. Keaenakaragam Artropoda terbesar adalah Artropoda herbivor dengan nilai indeks ragam sebesar 2.645. Secara keseluruhan keanekaragam Artropoda yang ada pada pertanaman durian termasuk dalam kategori sedang. Faktor yang mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman Artropoda adalah kondisi cuaca serta perlakuan lingkungan pada pertanaman durian.

Saran

(37)

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2013. Produksi buah-buahan menurut provinsi (ton) 2013 [internet]. Diunduh 2014 Mei 2. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_sub yek=55&notab=10.

Borror DJ, Johnson NF, Triplehorn CA. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects. Fithria KD. 2013. Kenakeragaman dan kelimpahan Collembola di kebun botani

UPI [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia.

Godfray HC, Lewis OT, Memmot J. 1997. Studying insect diversity in the tropics. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. 354(1):1811-1824.

Goulet H, Huber JT. 1993. Hymenoptera of the World: an Identification Guide to Families. Canada: Agriculture Canada.

Herlina N, Rizali A, Moerfiah, Sahari B, Buchori D. 2011. Pengaruh habitat sekitar lahan persawahan dan umur tanaman padi terhadap keanekaragaman hymenoptera parasitika. J Entomol. Indones. 8(1):17-26.

Hopkin SP. 1997. Biology of the Springtails: (Insecta: Collembola). Oxford: Oxford University Pr.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.Laan PA van der, penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesia.

Khairia W, Cahyaniati, Desmawati, Issusilaningtyas, Riyadi S, Warastin. 2004. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Buah (Rambutan dan Durian). Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura Direktorat Perlindungan Hortikultura (ID).

Nelly N. 2005. Dinamika interaksi parasitoid Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneumonidae) dan inang Crocidolomia pavonana Zeller (Lepidoptera: Pyralidae) pada kondisi fisiologis dan suhu berbeda [disertasi]. Padang (ID): Universitas Andalas.

Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Ed ke-3. Samingan T, penerjemah. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Press. Terjemahan dari: Fundamentals of Ecology.

Poerwitasari NR. 2013. Keanekaragaman dan kelimpahan arthropoda pada perkebunan the 0-300 meter dari tepi hutan di PTPN VIII Gunung Mas, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sobir, Napitupulu RM. 2010. Sukses Bertanam Durian Unggul. Jakarta ID): Penebar Swadaya.

Suhardjono YR, Louis D, Anne B. 2012. Collembola (Ekorpegas). Purwanto E, editor. Bogor (ID): Vegamedia.

(38)

Untung K.1993. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta (ID): Andi offset.

. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr.

Yaherwandi, Manuwoto S, Buchori D, Hidayat P, Budiprasetyo L. 2007. Kenanekaragaman komunitas Hymenoptera parasitoid pada ekosistem padi. Jurnal HPT Tropika. 7(1):10-20.

(39)
(40)

Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan di pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Peran Jumlah

(individu) Arachnida Acari

Tetranychidae

Arachnida Araneae

Pisauridae

Arachnida Opiliones Phalangiidae Predator 1

Malacostraca Isopoda Cylisticidae Detrivor 206

Insecta Mecoptera Panorpidae Detrivor 5

Insecta Collembola

Entomobryidae Insecta Siphonaptera Ctenophthalmidae Lainnya 1

Insecta Ephemeroptera Siphlonuridae Ephemeridae

Predator Predator

10 1 Insecta Blattodea Blattidae

Termittidae

Detrivor Herbivor

1 53 Insecta Thysanoptera Phlaeotripidae

Thripidae

Predator Herbivor

5 5

(41)

Lanjutan Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan di pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Peran Jumlah

(individu)

Insecta Coleoptera

Brentidae Insecta Dermaptera Anisolabididae

Labiidae

Predator Detrivor

1 1

Insecta Diptera

(42)

Lanjutan Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan di pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Peran Jumlah

(individu)

Insecta Diptera Platypezidae Detrivor 2

Insecta Hemiptera

Alydidae

Insecta Hymenoptera

Apidae

Insecta Lepidoptera

(43)

Lanjutan Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan di pertanaman durian

Kelas Ordo Famili Peran Jumlah

(individu) Insecta Mantodea Mantidae

Liturgusidae

Predator Predator

11 1 Insecta Neuroptera Chrysopidae

Libellulidae

Predator Predator

8 11

Insecta Orthoptera

Acrididae Gryllidae Tetrigidae Tettigoniidae Gryllacrididae

Herbivor Predator Herbivor Predator predator

70 233

5 32

(44)

Tabel Lampiran 2 Hasil pengamatan Artropoda berdasarkan metode yang digunakan

Famili

Metode pengamatan Pengamatan

(45)

Lanjutan Tabel Lampiran 2 Hasil pengamatan Artropoda berdasarkan metode yang digunakan

Famili

Metode pengamatan Pengamatan

(46)

Lanjutan Tabel Lampiran 2 Hasil pengamatan Artropoda berdasarkan metode yang digunakan

Famili

Metode pengamatan Pengamatan

(47)

Lampiran 3 Perhitungan indeks keanekaragaman Artropoda Shannon Wiener

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-wiener Pi = Proporsi tiap spesies

S = Spesies Contoh perhitungan:

Tabel Lampiran 3 Contoh perhitungan Artropoda lainnya pada bulan Oktober

Famili Jumlah Pi Pi x Ln Pi

Uropodidae 10 0.192308 - 0.317050

Culicidae 18 0.346154 - 0.367225

Tipulidae 21 0.403846 - 0.366176

Ceratopogonidae 2 0.038462 - 0.125311

Ctenophthalmidae 1 0.019231 - 0.075985

Total 52 - 1.251747

(48)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada 24 Oktober 1994. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ngadimin, SP dan Ibu Idah Paridah, dengan kakak bernama Rina Setyowati, SPd dan adik bernama Mochammad Farhan Ramhadiyanto. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SM3N 5 Bogor selama dua tahun. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan. Penulis juga mengambil mata kuliah minor Agronomi dan Hortikultura.

(49)

Gambar

Gambar 2  Metode pengambilan contoh dengan penjaringan
Gambar 4  Metode pengambilan contoh dengan pengamatan langsung
Gambar 5  Pengikisan lumut pada batang tanaman durian
Gambar 6  Proses predasi semut terhadap kutu putih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dan Persentase Serangan Hama Penggerek Batang (Ostrinia Furnacalis Guenee ) pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) di Kecamatan

Hama ini menyerang kacang hijau sejak tanaman berumur 35 HST, pada umur ini tanaman memasuki fase generatif awal yang ditandai dengan pembentukan bunga.. Populasi hama ini terus

Pengambilan sampel parasitoid dilakukan dengan mengambil 10 helai daun tanaman padi yang terdapat kelompok telur penggerek batang padi putih ( S. Innotata )