ANALYSIS OF WORKING CAPITAL CREDIT ACCEPTANCE
OF CONNECTION WITH OBTAINING SHU AT KOPERASI
PETERNAK SUSU BANDUNG UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Diploma
Jenjang D3 Program Studi Keuangan Dan Perbankan
Oleh : Nomi Andriyani
21508009
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Dampaknya Terhadap Perolehan SHU Pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara.Dibawah Bimbingan : Trustorini Handayani, SE., M.Si,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penerimaan kredit pada KPSBU,untuk mengetahui perkembangan perolehan SHU pada KPSBU dan untuk mengetahui Seberapa besar dampak penerimaan kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha pada KPSBU.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.Untuk mempelajari hubungan yang ada diantara variable-vaiable sehingga dari hubungan yang ada dapat ditaksir nilai dari perolehan SHU jika penerimaan kredit dapat diketahui atau sebaliknya maka digunakan analisis regresi linear sederhana.Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara penerimaan kredit modal kerja(Variable X) dengan perolehan SHU (Variable Y),maka digunakan pendekatan koefisien korelasi product moment.
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara penerimaan kredit dengan perolehan SHU.Kategori koefisien korelasi ini termasuk dalam kategori hubungan kuat dan positif yang artinya bahwa penerimaan kredit memilki dampak dalam meningkatkan perolehan SHU pada KPSBU.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penerimaan kredit pada KPSBU setiap tahunnya mengalami fluktuasi.Perolehan SHU pada KPSBU tiap tahunnya selalu meningkat.Saran yang penulis berikan adalah koperasi perlu terus berupaya untuk meningkatkan lagi perolehan SHU pertahunnya.
dan salam semoga tercurah kepada junjunan Nabi Besar Muhammad
SAW.Beserta seluruh keluarganya, sahabatnya dna akhirnya kepada kita semua
selaku keturunannya hingga di akhir jaman nanti.
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya,sehingga atas izin da
kehendaknya,laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan,walaupun masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satusyarat
kelulusan pendidikan Diploma 3 Program Studi Keuangan dan Perbankan d
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM ).Dalam proses penyusunan laporan
kerja praktek ini tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi,hal ini disebabkan
keterbatasan kemampuan penulis dan keterbatasan waktu.
Dalam hal ini penulis merasa yakin bahwa dengan
bantuan,pengarahan,bimbingan,dan dorongan yang didapatkan penulis selama
penyusuna laporan ini,sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Tugas Akhir
ini dengan baik.Oleh karena itu,pada kesempatan itu,pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih,kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM).
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas
bantuan kepada penulis.
4. Linna Ismawati, SE.,MSi. Selaku Ketua Program Studi Keuangan dan
Perbankan Universitas Komputer Indonesia selaku dosen penguji yang
telah memberikan kemudahan dalam sidang.
5. Ibu Rahma,SE.,MM. selaku dosen penguji yang telah memberikan
kemudahan dalam sidang.
6. Ibu Windi Novianti,SE.,MM selaku Dosen Wali Jurusan Keuangan
dan Perbankan Kelas KP_1.
7. Seluruh Dosen dan Staf Sekretariat Program Studi Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang
telah membekali penulis dengan berbagai ilmu.
8. Bapak Usep, selaku Pimpinan KPSBU mengijinkan penulis untuk
penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini.
9. Bapak Komarudin, selaku Karyawan bagian akuntansi yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memperoleh
data.dan staf Koperasi Peternak Susu Bandung Utara, terima kasih atas
segala bantuannya.
10. Mama,Papa, dan adikku yang selalu memberikan dorongan dan do’a serta bantuan baik moril maupun materil dan kasih sayang yang tak
Laporan Tugas Akhir ini.
12. Teman-teman kelas KP-1 angkatan 2008 yang selalu bersama-sama
mendapatkan dan mengerjakan tugas yang sama.
13. Teman-teman di Komplek Sespim yang membuat inspirasi dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
14. Terima kasih untuk Mas Diaz Pelangi yang sudah membantu penulis
dalam membuat Tugas Akhir ini,akhirnya selesai juga.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan selama
ini, semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT,
Amien.
Akhir kata penulis sampaikan, semoga Laporan Penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan membutuhkannya,
khususnya bagi penulis dan kita semua pada umumnya.
Bandung, Juli 2011
Penulis
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa perekonomian dari waktu
ke waktu selalu mengalami perubahan,hal ini juga berpengaruh terhadap
persoalan dunia usaha yang semakin hari semakin memerlukan penanganan dan
pemikiran yang serius untuk mencapai hasil memerlukan penanganan dan
pemikiran yang serius untuk mencapai hasil yang optimal,namun semua itu tidak
akan terlaksana sepenuhnya apabila tidak didukung oleh modal yang cukup.
Keterbatasan modal merupakan hambatan yang dialami oleh setiap
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun untuk membiayai
usahanya.Kebutuhan dana ini diperlukan baik untuk perusahaan yang baru berdiri
maupun perusahaan yang sudah berjalan,salah satu jalan untuk mendapatkan dana
atau tambahan dana yaitu melalui kredit yang diberikan oleh bank.Dengan adanya
bantuan permodalan berupa kredit,maka setiap perusahaan akan dapat
meningkatkan produksi.
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan sangat
penting untuk meningkatkan perekonomian bangsa ini.Sebagai lembaga keuangan
Bank mempunyai usaha pokok yaitu menerima simpanan dana masyarakat dan
menyalurkannya jasa finansial berupa pembelian barang dan jasa giro uang
kertas,uang logam adalah asset keuangan yang dapat dijadikan sebagai instrument
dan melancarkan perdagangan,produksi,jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang
kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat
banyak.Selain itu,bank juga memberikan bermacam-macam jenis
kredit,diantaranya kredit modal kerja,dan kredit investasi,dan lainnya.
Salah satu perusahaan yang menerima pinjaman berupa kredit modal kerja
adalah Koperasi Peternak Susu Bandung Utara ( KPSBU ).Koperasi Susu
Peternak Bandung Utara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
peternak susu dalam meningkatkan produksinya koperasi peternak susu bandung
utara membutuhkan modal yang cukup.
Modal yang cukup dapat membantu perusahaan dalam melakukan
berbagai kegiatan produksi. Proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan
tidak selamanya berjalan begitu saja tanpa mempunyai arah dan tujuan yang jelas
dan ingin dicapai. Seperti yang telah disebutkan keuntungan atau laba yang
optimal merupakan tujuan awal dari perusahaan. “SHU didefinisikan “pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan” (Sitio (2001: 87).
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara memperoleh kredit pinjaman dari
bank,jenis kredit yang diberikan oleh bank yaitu kredit modal kerja. “kredit modal
kerja adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya”(Kasmir,2002:109).Dengan adanya modal pinjaman dari
bank Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dapat meningkatkan usahanya
usahanya.Dengan diberikannya modal pinjaman berupa kredit tersebut diharapkan
perusahaan dapat meningkatkan dan mengembangkan produksinya.
Menurut pendapat (Ahmad, 2000: 7 bahwa semakin bertambahnya kredit
maka semakin besar pula modal kerja yang diperlukan sehingga mempunyai
dampak pada pendapatan atau dengan kata lain laba yang diperoleh akan
optimal.Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis yang terjadi pada
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara bahwa penerimaan kredit terkadang tidak
pula mempengaruhi jumlah perolehan sisa hasil usaha seperti terlihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.1
Perkembangan Penerimaan Kredit dan Perolehan SHU
Tahun Penerimaan Kredit SHU
2006 1.423 1.204
2007 91 1.208
2008 2.518 1.240
2009 838 1.245
2010 3.873 1.348
(Sumber: Bidang Keuangan KPSBU)
Berdasarkan tabel diatas jumlah penerimaan kredit dan perolehan SHU
penurunan ditahun 2007 dan ditahun 2009,sedangkan perolehan sisa hasil usaha
tiap tahunnya selalu meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mencoba untuk
mengadakan suatu penelitian pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara
dengan menuangkan hasil penelitian yang berjudul :“ANALISIS PENERIMAAN KREDIT MODAL KERJA HUBUNGANNYA DENGAN PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI PETERNAK SUSU BANDUNG UTARA DI LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT “.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi dari masalah ini bahwa penerimaan kredit terkadang tidak pula
mempengaruhi jumlah perolehan sisa hasil usaha,penerimaan kredit mengalami penurunan ditahun 2007 dan ditahun 2009,sedangkan perolehan sisa hasil usaha
tiap tahunnya selalu meningkat.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan jumlah penerimaan kredit pada Koperasi Peternak
Susu Bandung Utara periode 2006 sampai dengan 2010.
2. Bagaimana perkembangan perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Peternak
3. Seberapa besar dampak penerimaan kredit terhadap perolehan sisa hasil usaha
pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara periode 2006 sampai dengan
2010.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh
data,informasi sehingga dapat menganalisis dampak penerimaan kredit modal
kerja terhadap perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penerimaan kredit modal kerja
pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara periode 2006 sampai dengan
2010.
2. Untuk mengetahui perkembangan jumlah perolehan sisa hasil usaha pada
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara periode 2006 sampai dengan 2010.
3. Untuk mengetahui besarnya dampak penerimaan kredit terhadap jumlah
perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan maksud dan tujuan dalam penelitian ini sangat diharapkan
adanya sesuatu nilai guna dari hasil penelitian ini yang dapat memberikan suatu
manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan juga mampu
memberikan sumbangan praktis yaitu:
Menambah bahan-bahan informasi dari berbagai permasalahan yang
terdapat dalam ilmu pengetahuan Hukum Perdata Dagang, khususnya mengenai
kegiatan dunia perbankan. Selain itu,mudah-mudahan pembahasan ini dapat
menambah masukan atau saran-saran bagi Koperasi Peternak Susu Bandung Utara
bahwa dampaknya penerimaan kredit modal kerja terhadap perolehan SHU.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1) Pengembangan ilmu
Sebagai pedoman untuk menambah daftar ilmu pengetahuan dan juga bisa
dijadikan dasar atau acuan untuk mengembangkan ilmu dan juga sebagai bahan
untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut dimasa yang akan datang.
2) Peneliti Lain
Diharapkan menjadi bahan masukan atu revisi bagi peneliti lain yang akan
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menambah variable yang belum
penulis teliti atau tidak bisa penulis teliti.
Dalam penelitian ini,penulis berharap hasil penelitian mampu memberikan
pengetahuan mengenai seberapa besar dampak penerimaan kredit terhadap
perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara di
Lembang Kabupaten Bandung Barat.Penelitian ini juga menambah serta
mempertajam daya pikir dan memperluas pandangan serta wawasan penulis
terutama dalam hal pemahaman kredit modal kerja dan perolehan SHU.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara (KPSBU) berlokasi di Komplek Pasar Panorama Lembang.
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Keterangan bulan
Maret April Mei Juni Juli 1 Penelitian pendahuluan
2 Pengajuan Usulan Penelitian
3
Pengumpulan Data
4 Pengolahan dan Analisis Data
5
2.1KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Koperasi
2.1.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya
untuk menjalankan suatu usaha berdasarkan atas asas kekeluargaan.Pengertian
koperasi secar etimologi berasal dari kata cooperation ,co berarti bersama dan
operation artinya bekerja atau berusaha.jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama dan usaha berbersama-sama-bersama-sama untuk kepentingan berbersama-sama.
Menururt Rudiyanto (2006:2) menyatakan bahwa : “ Koperasi adalah
badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumberdaya ekonomi para anggotanya,atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatakan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya.Dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional.”
Sedangkan Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1
(2002:2) koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut:
“ Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
Badan Hukum Koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asa
kekeluargaan.”
Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai
organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan
tersebut dalam UU tersebut telah tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran
koperasi Indonesia sebagai berikut:
Dalam fungsinya sebagai badan usaha,maka koperasi tetap tunduk pada
prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi.Khusus
yang menyangkut aspek perkoperasian,ada 6 aspek dasar yang menjadi
pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha yaitu:
a. Status dan motif anggota koperasi
b. Kegiatan usaha
c. Permodalan Koperasi
d. Manajemen Koperasi
e. Organisasi Koperasi,dan
f. Sistem pembagian keuntungan ( Sisa Hasil Usaha ).
2.1.1.2 Prinsip Koperasi
Tata kehidupan dalam organisasi koperasi mengatur bagaimana hubungan
di antara anggota dan pengurus koperasi.Tata kehidupan ini secara prinsip diatur
oleh prinsip-prinsip koperasi.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 5
merinci ada 7 (tujuh)prinsip koperasi indonesia,yaitu:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
6. Pendidikan perkoperasian.
7. Kerjasama antar koperasi.
2.1.1.3 Jenis-Jenis Koperasi
Berdasarkan Pasal 2,PP 60/1059 ada 7 jenis koperasi,yaitu :
1. Koperasi Desa
2. Koperasi Pertanian
3. Koperasi Peternakan
4. Koperasi Perikanan
5. Koperasi Kerajinan/Industri
6. Koperasi Simpan Pinjam,dan
7. Koperasi Konsumsi
Fokus laporan penelitian ini adalah mengenai Koperasi Peternakan.
Koperasi sejenis ini didirikan untuk
2.1.2 Koperasi Peternakan
2.1.2.1Pengertian Koperasi Peternakan
Koperasi Peternakan, adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari pengusaha-pengusaha serta buruh peternakan yang kepentingan serta mata
pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha peternakan yang
bersangkutan dan menjalankan usaha-usaha yang ada sangkut-pautnya secara
langsung dengan usaha peternakan mulai dari pemeliharaan sampai pada
2.1.2.2 Bidang Usaha Koperasi Peternak Susu Bandung Utara
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara bergerak di bidang usaha dan
pelayanan. Bidang usaha terdiri dari: produksi susu dan pertokoan (waserda).
Sedangkan pelayanan terdiri dari: pelayanan peternakan dan pelayanan
keuangan.Pelayanan peternakan meliputi kesehatan hewan dan IB, pakan
konsentrat, pembibitan sapi, dan program sapi bergulir mandiri.Pelayanan
keuangan meliputi perkreditan dan pelayanan poliklinik. Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara berusaha untuk menyejahterakan anggotanya dengan memasarkan
susu segar yang berasal dari peternak secara langsung ke masyarakat.
2.1.3 Tinjauan Tentang Kredit 2.1.3.1Pengertian Kredit
Dalam arti yang luas kredit diartikan sebagai kepercayaan.Begitu pula
dalam bahasa Latin kredit berarti ”credere” artinya percaya.Maksud dari percaya
dari si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit
yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian
.Sedangkan si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu.
Menurut Suhardjono dalam buku Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan
Menengah, menyatakan bahwa :
“Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
Adapun pengertian kredit menurut Undang-Undang Pokok Perbankan
No.10 Tahun 1998:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Teguh Pudjo Mulyono dalam buku Manajemen Perkreditan Bagi
Komersial, menyatakan bahwa:
“Kredit adalah suatu penyerahan uang atu tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan bunga jumlah imbalan atau pembagian hasil
keuntungan”.(2001:12)
Dari ketiga kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kredit adalah
kepercayaan (Trust) untuk menyerahkan sejumlah uang untuk memberikan fasilitas jaminan yang akan menimbulkan kewajiban pinjaman.Adanya
persetujuan (Kesepakatan) antara kreditur dan debitur yang terutang dalam suatu
perjanjian pinjam meminjam secara tertulis. Adanya kewajiban pihak peminjam
untuk melunasi hutang pokoknya. Unsur jangka waktu tertentu yang telah
disepakati. Unsur resiko yang mungkin timbul karena kelainan debitur.
2.1.3.2Unsur-Unsur Kredit
Dalam pengertian kredit tersebut diatas terkandung unsur kredit itu
sendiri,yaitu unsur:
Merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan(baik berupa uang,barang atau jasa)benar-benar diterima kembali di
masa yang akan datang sesuai kangka waktu kredit.
2. Kesepakatan
Merupakan suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati
kedua belah pihak.
4. Resiko
Adanya tenggang waktu,maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu
resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit.
5. Balas jasa
Dalam bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian
suatu kredit (bunga).
2.1.3.3Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri.Dalam praktiknya
tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan,hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
2. Membantu usaha nasabah,Membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana,baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah,membantu pemerintah dalam berbagai bidang.
Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
suatu fungsi yang sangat luas.Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.Kemudian juga dapat
memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga,suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan
uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran uang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya,sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barangn yang beredar.
Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat.Kredit dapat pula membantu mengekspor barang
dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,dengan memperoleh kredit
nasabah dapat memperbesar atau memperluas usahanya.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik,terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.Pemberian
kredit oleh negara lain akan meningkatakan kerja sama di bidang
lainnya,sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
2.1.3.4 Jenis-jenis Kredit
Beragam jenis usaha,menyebabkan beragam pula kebutuhan akan
dana.Kebutuhandana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi
beragam.Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan
nasabah.Berikut jenis-jenis kredit:
1. Dilihat dari segi kegunaanya
a. Kredit investasi
b. Kredit Modal kerja
a. Kredit Produktif
b. Kredit Konsumtif
c. Kredit Perdagangan
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
b. Kredit jangka menengah
c. Kredit jangka panjang
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
b. Kredit tanpa jaminan
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian
b. Kredit peternakan
c. Kredit industri
d. Kredit pertambangan
e. Kredit pendidikan
f. Kredit profesi
g. Kredit perumahan
2.1.4 Kredit Modal Kerja
2.1.4.1Pengertian Kredit Modal Kerja
Salah satu usaha dari bank adalah memberikan fasilitas kredit kepada
nasabah. Kredit modal kerja merupakan salah satu dari jenis-jenis kredit yang
Menurut Kasmir (2002:109)“kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan
untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya”
Sedangkan Menurut(Suhardjono,2003:287)“Kredit modal kerja adalah
fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
perusahaan yang pada umumnya berjangka waktu pendek, maksimal satu tahun.
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit modal kerja adalah
sejumlah dana yang dipergunakan untuk membiayai operasional suatu perusahaan
mulai dari pengadaan bahan baku/bahan penolong/bahan setengah jadi,membiayai
tenaga kerja dan biaya overhead,proses produksi barang sampai dengan barang
tersebut dijual atau dengan kata lain sejumlah dana/kas yang tertanam dalam
aktiva lancar yang dipergunakan untuk menjalankan aktifitas suatu perusahaan.
2.1.5 Tinjauan Tentang SHU 2.1.5.1Pengertian SHU
Sisa Hasil Usaha pada koperasi pada hakekatnya sama dengan keuntungan
pada badan usaha seperti Perseroan Terbatas dan dapat didefinisikan sebagai
pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak.
Dalam perusahaan koperasi,laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU
).menurut teori laba,tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda
Berdasarkan UU UU No. 25/ 1992 dalam Sitio (2001: 87), tentang
perkoperasian, Bab IX Pasal 45
“Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota. Besarnya pemupukan
modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sisa hasil usaha adalah
pendapatan yang diperoleh koperasi dikurangi dengan biaya-biaya serta kewajiban
finansial lainnya. Setelah sisa hasil usaha dikurangi dengan cadangan dahulu, dan
selanjutnya dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa yang dilakukan oleh
masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
SHU tiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal
dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dengan
pengertian ini, juga dijelaskan bahwa adanya hubungan linear antara transaksi
usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya,semakin besar
transaksi (usaha dan modal)anggota dan koperasinya,maka semakin besar pula
2.1.5.2 Persamaan SHU
Persamaan (SHU=TR – TC) tersebut, maka akan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya – biaya koperasi
sehingga terdapat selisih yng disebut SHU positif.
SHU positif berarti konstribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi
melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan terebut dikembalikan
oleh koperasi kepada para anggotanya (pasal 45 ayat 2 UU No. 25 / 1992).
2. Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil dari pada jumlah biaya– biaya
koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus.
SHU negatif berarti konstribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk
biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan konstribusi
anggota tersebut ditutup dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari
penyisihan SHU yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan (pasal 21 ayat 2 UU No. 25 1992).
3. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya – biaya koperasi
sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang.
SHU nihil atau berimbangan, di mana pengeluaran biaya dan pendapatan
koperasi seimbang. Dalam hal ini koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar
dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi
harus bekerja dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal
Sisa hasil usaha yang selalu berkembang adalah sisa hasil usaha yang dari
tahun ke tahun terjadi peningkatan. Sisa hasil usaha pada koperasi bersumber dari
anggota dan non anggota, maka sisa hasil usaha ini juga akan dibagikan kembali.
Pembagian sisa hasil usaha untuk anggota sesuai dangan jasa masing –
masing anggota. Jadi pembagian sisa hasil usaha harus sesuai dengan partisipasi
anggota, baik itu terhadap modal, transaksi dan usaha koperasi yang lainnya.
2.1.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi SHU:
1. Faktor dari dalam yaitu :
a. Partisipasi Anggota
Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena
tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar.
b. Jumlah Modal Sendiri
SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari
simpanan wajib, simpanan pokok,dana cadangan dan hibah.
c. Kinerja Pengurus
Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan
oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan
dalam Anggaran Dasar serta Undang-Undang perkoperasian maka hasil
yang dicapai juga akan baik.
d. Jumlah unit usaha yang dimiliki
Setiap koperasi pasti memiliki unit usa, hal ini juga menentukan seberapa
e. Kinerja Manajer
Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh
koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.
f. Kinerja Karyawan
Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota
koperasi.
2. Faktor dari luar yaitu :
a. Modal pinjaman dari luar
Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di
dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya
harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.
b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi
c. Pemerintah
Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak
koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya
berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.
Pada dasarnya terdapat hubungan yang erat antara modal,dan tingkat
perolehan SHU koperasi. Jika koperasi mampu menghimpun modal yang cukup
besar untuk membiayai usahanya serta dapat mengelolanya secara efektif dan
efisien, maka koperasi itu akan tumbuh dan berkembang, sehingga nantinya
2.1.6 Analisis Penerimaan Kredit Modal Kerja Dampaknya Terhadap Perolehan SHU
Besar kecilnya kredit yang diterima oleh koperasi peternak susu bandung
utara sangat berpengaruh terhadap perolehan SHU,karena apabila modal yang
dimiliki oleh koperasi cukup koperasi peternak susu bandung utara dapat
mengembangkan usahanya,apabila usahanya berkembang maka akan
mendapatkan perolehan laba yang sangat besar.
Menurut pendapat Teguh Pudjo Mulyono (2001:73) bahwa dengan adanya
kredit,maka akan meningkatkan tingkat pendapatan.Pendapat ini didasarkan atas
pandangan bahwa dengan tersedianya kredit modal usaha yang diberikan Bank
maka kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil usaha yang lebih tinggi.Pada
dasarnya pemenuhan modal koperasi berasal dari modal sendiri dan modal
pinjaman yang digunakan untuk menjalankan usaha koperasi dalam upaya
memperoleh SHU pada setiap akhir periode.
Hal ini juga dudukung pula oleh (Kamaruddin Ahmad, 2000: 7) yang
menyatakan :
Dengan adanya penyaluran kredit modal kerja bahwa semakin
bertambahnya kredit yang disalurkan maka semakin besar pula modal kerja yang
diperlukan sehingga mempunyai dampak pada pendapatan yang diperoleh akan
optimal.Dari pengertian diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit yang
diterima akan berpengaruh terhadap perolehan laba SHU itu sendiri,karena jika
tidak didukungnya modal yang cukup usaha tersebut kecil kemungkinan akan
2.2Kerangka Pemikiran
Modal merupakan satu masalah yang paling penting di dalam menjalankan
suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara memperoleh kredit pinjaman dari bank,jenis kredit yang diberikan oleh
bank yaitu kredit modal kerja.”Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang
dipergunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan yang pada
umumnya berjangka waktu pendek, maksimal satu tahun”
(Suhardjono,2003:287)“.
Dengan adanya modal pinjaman dari bank,Koperasi Peternak Susu
Bandung Utara dapat meningkatkan usahanya sehingga diharapkan dapat pula
meningkatkan jumlah perolehan sisa hasil usahanya.Tersedianya modal yang
cukup akan sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan besarnya
volume usaha,demikian sebaliknya kurangnya modal bisa menghambat
kelancaran kegiatan usaha. Dengan menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka
diharapkan kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan perolehan SHU.SHU merupakan “pendapatan yang diperoleh
dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan” (Sitio (2001: 87).
Menurut pendapat (Kamaruddin Ahmad, 2000: 7).bahwa semakin
bertambahnya kredit yang maka semakin besar pula modal kerja yang diperlukan
sehingga mempunyai dampak pada pendapatan yang diperoleh akan
sendiri tanpa dibebani biaya bunga, sedangkan modal pinjaman merupakan modal
dari kreditur yang dibebani biaya bunga.
Maka disini sangat jelas bahwa kredit modal kerja berpengaruh terhadap
perolehan SHU,oleh karena itu penulis menetapkan kerangka pemikiran
penelitian sebagai berikut:
perolehan SHU pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara.
H1 : ρ≠ 0,artinya penerimaan kredit modal kerja berpengaruh terhadap perolehan
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan topik
penulisan dalam rangka menyusun laporan.Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian,adapun objek
penelitian yang penulis teliti pada tugas akhir ini adalah dampaknya penerimaan
kredit modal kerja terhadap perolehan SHU.
Adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono ( 2005-32 ),adalah
sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek
atau kegiatan yang mempunyai variable tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Dalam hal ini penulisan melakukan penelitian untuk mengumpulkan data
atau bahan yang dijadikan dalam penyusunan tugas akhir yang berjudul “ Analisis
Penerimaan Kredit Modal Kerja Dampaknya Terhadap Perolehan Sisa Hasil
Usaha“.
3.2 Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,
dapat digunakan untuk menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan
didapat suatu kebenaran atas data yang diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan
untuk membuat deskripsi secara sistematik, aktual dan akurat mengenai
fakta-fakta,sifat-sifat serta pengaruh antar fenomena yang diteliti, sedangkan metode
verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan
tujuan untuk memverifikasikan kebenaran hasil penelitian sebelumnya, serta
kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada analisis data numeric
(angka).
Pengertian metode deskriptif menurut Umi Narimawati (2008:21), yaitu :
“Metode yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui
pengungkapan berupa narasi, grafik, maupun gambar.”
Pengertian metode verifikatif menurut Umi Narimawati (2008:21), yaitu :
“Metode pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik.“
Pengertian data Kuantitatif menurut Sugiyono (2006:13), yaitu :
“Data yangberbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.”
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif adalah metode
yang berisi mengungkapkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data yang aktual, yakni dengan menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasikannya Sedangkan penelitian verifikatif adalah suatu jenis
pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui analisis variabel (X) yaitu
kredit terhadap variabel (Y) yaitu laba malalui alat analisis statistik.
3.2.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu bentuk
pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan,memaparkan suatu keadaan
atau suatu masalah,dimana data yang diambil dianalisis kebenarannya (Sugiyono).
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara
dimana data yang diteliti adalah data mengenai kredit modal kerja dan perolehan
SHU.Dari penelitian ini penulis diharapkan dapat menganalisis mengenai
bagaimana dampaknya penerimaan kredit modal kerja terhadap perolehan SHU.
Penulis dalam menyusun tugas akhir ini menggunakan analisis
deskriptif,data tersebut diperoleh dan dianalisis dengan dasar teori yang ada
sehingga memberikan suatu gambaran yang cukup jelas.Selanjutnya diteliti
kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut dan atas
kesimpulan tersebut dianjurkan saran untuk perbaikan yang diharapkan menjadi
bahan dan pertimbangan bagi koperasi,Adapun untuk keperluan analisis penulis
menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data mengenai perkembangan penerimaan kredit modal
kerja pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara periode tahun 2006 sampai
2. Mengumpulkan data-data mengenai perkembangan perolehan SHU pada
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara periode tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010.
3. Selanjutnya penulis mengambil kesimpulan dari data-data yang telah dianalisis
tersebut,sehingga dapat diambil suatu saran untuk perbaikan yang diharapkan
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak koperasi.
3.2.2 Operasionalisasi Variable Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini yang berjudul adalah analisis penerimaan
kredit modal kerja dampaknya terhadap perolehan SHU.Operasional Variable
dalam penelitian didasarkan menurut Sugiyono (2010:38).
“Variable penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya.
Operasional Variable yang digunakan penulis adalah dengan
membandingkan penerimaan modal kerja terhadap perolehan SHU
Selain itu variable yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.Kredit Modal kerja sebagai variable X
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variable Penelitian
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Adapun Data-data yang penulis gunakan adalah:
1. Data Primer,yaitu data atau segala informasi yang diperoleh dan didapat
oleh penulis langsung dari sumber pertama,baik individu atau sekelompok
bagian dari objek penelitian.Seperti hasil wawancara atau observasi
langsung pada objek yang diteliti data hal ini koperasi.
2. Data sekunder ,yaitu merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram atu segala
informasi yang berasal dari literatur yang da hubungannya dengan
teori-teori mengenai topik penelitian.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu harus mengidentifikasikan
dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah populasi tersebut
memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel
tersebut.Adapun teknik penentuan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek yang
ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasikan suatu
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan pengertian populasi menurut Andi Supangat
(2007:3),menyatakan bahwa:
“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian
(penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan adalah data realisasi
penerimaan kredit dan data perolehan laba Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara selama 5 tahun yaitu dari tahun 2006-2010.
2. Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara
(hipotesis),maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu.
Dikarenakan obyek sebagai populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008:73), menyatakan
bahwa:”Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan
sebuah penelitian.”Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:81),
yaitu:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi
Dari pengertian yang telah dikemukan diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang akan dijadikan pengamatan dalam sebuah penelitian.
3. Teknik Pengambilan Sampel (Teknik Sampling)
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang
banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Menurut Sugiyono (2010:81) pengertian teknik sampling adalah sebagi berikut:
“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”
Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik
sampling yang dapat digunakan. Teknik yang digunakan penulis sesuai dengan judul adalah nonprobability sampling.
Adapun pengertian nonprobability sampling menurut Sugiyono (2010:84) adalah sebagai berikut:
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.”
Jenis nonprobability yang akan digunakan oleh penulis adalah sampling purposive. Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85) yaitu:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.”
Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti
1) Merupakan data keuangan terbaru yang dapat mewakili yaitu data
realisasi pemberian KPSBU.
2) Data yang diambil adalah selama 5 periode dari tahun 2006-
2010,dikarenakan terjadinya suatu fenomena pada lima tahun terakhir.
3) Sampel yang diambil sebanyak lima periode karena sudah dianggap
representatif untuk dilakukan penelitian.
Kriteria-kriteria tersebut dipilih agar sampel yang akan diambil
benar-benar mencerminkan kondisi yang terjadi di Koperasi Peternak Susu Bandung
Utara.
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil penulis
dalam penelitian ini adalah data penerimaan kredit dan perolehan SHU selama 5
periode yaitu dari tahun 2006-2010 Koperasi Peternak Susu Bandung Utara.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan,maka penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Yaitu pengumpulan data melalui beberapam teori dari buku-buku yang
literature lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Yaitu pengumpulan data secara langsung pada objek penelitian untuk
a) Wawancara,yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara
secara langsung dengan bagian Keuangan pada bagian kredit di
koperasi dan staf lainnya dalam koperasi,yang bisa memberikan
keterangan yang dibutuhkan.
b) Observasi,yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung pada koperasi.
c) Dokumentasi,yaitu mengumpulkan data dan menganalisis data-data yang penting tentang koperasi , terutama yang berhubungan dengan
penerimaan kredit modal kerja dan perolehan SHU.
3.2.5 Rancangan Analisis
Penulisan dalam menyusun Tugas Akhir ini menggunakan analisis
deskriptif dan analisis verifikatif,data tersebut diperoleh dan dianalisis dengan
dasar teori yang ada sehingga memberikan suatu gambaran yang cukup
jelas.Selanjutnya diteliti kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil; analisis
tersebut .Dan atas kesimpulan tersebut dilanjutkan saran untuk perbaikan yang
diharapkan dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi koperasi.Adapun untuk
keperluan analisis penulis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis perkembangan jumlah penerimaan kredit pada Koperasi
Peternak Susu Bandung Utara periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
2. Menganalisis perkembangan perolehan SHU pada Koperasi Peternak Susu
3. Menganalisis seberapa besar dampak penerimaan kredit modal kerja terhadap
perolehan SHU pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara tahun 2006
sampai dengan tahun 2010.
Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk
penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data
dilapangan.
1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa
yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk
selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan bagaimana perkembangan penerimaan kredit modal kerja
dan perolehan SHU.
2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode kuantitatif
1. Analisis Kuantitatif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
variabel Y (perolehan SHU) yang dikumpulkan melalui kumpulan data dari
KPSBU yang akan diolah dengan menggunakan uji statistik.
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis berikut :
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel
dependent (Y). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh kredit modal kerja terhdap perolehan
SHU. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Sumber : Sugiyono (2010:188)
Keterangan :
Y’ = nilai yang diprediksikan
a = konstanta atau bila harga X = 0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih
dahulu a dan b. Menurut Sugiyono harga a dan b dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Y’= a + bX
= ∑X
2 ∑Y − (∑X)(∑XY)
Keterangan :
a = konstanta (nilai Y pada saat nol)
b = koefisien regresi
n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel
X = nilai variabel independent
Y = nilai variabel dependent 3. Analisis Korelasi Pearson
Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya
hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta
mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat
hubungan antara pelaksanaan penerimaan kredit modal kerja terhadap perolehan SHU. Dengan formulasi sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel
X = variabel bebas (independent)
Y = variabel terikat (dependent)
=
n. ∑XY − ∑X (∑Y)n. ∑X2− (∑X)²
�= � ∑ − ∑ ∑
Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1, dimana:
a. Apabila r ≤ +1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat
kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik
sebesar 1 atau sebaliknya.
b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau
tidak ada hubungan sama sekali.
c. Apabila r ≥ -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan
berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun
sebesar 1 atau sebaliknya.
Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis
menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010:184)
4. Koefisien Determinasi
Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan koefisien penentu, karena
berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pelaksanaan penerimaan kredit
modal kerja terhadap perolehan SHU, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Jonathan (2006:42)
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
3.2.5.1Uji Hipotesis
Bentuk hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis
asosiatif, karena pada penelitian ini menanyakan hubungan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2010:69) menjelaskan hipotesis asosiatif sebagai
berikut :“Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih.”
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah korelasi antara penerimaan
kredit modal kerja terhadap perolehan SHU dengan menggunakan pengujian
statistik. Langkah-langkah pengujian hipotesis ini dimulai dengan menetapkan
hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai
statistik, penetapan tingkat signifikan, penetapan kriteria pengujian dan penarikan
kesimpulan.
Langkah-langkah dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan Hipotesis
Langkah-langkah dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut:
A. Hipotesis Penelitian
H0 : penerimaan kredit modal kerja tidak berpengaruh terhadap
perolehan SHU pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara.
H1 : penerimaan kredit modal kerja berpengaruh terhadap perolehan
SHU pada Koperasi Peternak Susu Bandung Utara.
B. Hipotesis Statistik
Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian
diatas, maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk
uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk
ditolak dan hipotesis alternatif (H1) yaitu hipotesis penulis yang
diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut:
Ho : ρ = 0, penerimaan kredit modal kerja tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap perolehan SHU pada Koperasi
Peternak Susu Bandung Utara.
H1: ρ ≠ 0, penerimaan kredit modal kerja berpengaruh yang signifikan
terhadap perolehan SHU pada Koperasi Peternak Susu
2. Uji Statistik
Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi, maka dapat
menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut:
r √ n-2 t =
√1- r²
Sumber: Sugiyono (2010:184) Keterangan:
t : nilai uji t
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Riduwan dan
Sunarto (2007:83)mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian
terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini:
“Kaidah pengujian:
Jika t hitung≥ t table, maka tolak H0 artinya signifikan dan
t hitung≤ t table, maka terima H0artinya tidak signifikan.”
Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum, dengan ketentuan pencarian ½α = 0,025 dan
3. Menggambar daerah penerimaan dan penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan
kriteria sebagai berikut :
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
b. Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Sekitar tahun 1800an sapi perah diperkenalkan oleh bangsa Belanda
kepada masyarakat Lembang. Jumlah peternak sapi perah semakin lama semakin
bertambah. Bertambahnya jumlah peternak di daerah Lembang membuat semakin
sadar akan pentingnya kebutuhan memasarkan produk susu yang dihasilkan.
Meskipun banyak industri dan ada yang menampung hasil susu segar dari
peternak, harga yang ditetapkan masih belum memuaskan dan hanya
menguntungkan sebelah pihak. Oleh karena itu, didirikanlah Koperasi Peternak
Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. KPSBU Lembang didirikan oleh 35
orang peternak pada tanggal 8 Agustus 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan
menjadi model koperasi dalam menyejahterakan anggota.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang semakin
berkembang dengan meningkatnya produksi susu yang dihasilkan dari tahun ke
tahun. Peningkatan itu turut didorong upaya pengembangan susu segar dengan
adanya kerjasama dari PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) yang menampung
pasokan dari KPSBU Lembang sejak tahun 2002. Tercatat hingga sekarang
sekitar 6.351 peternak menjadi anggota KPSBU. Pada umumnya sapi yang
Pada saat ini,KPSBU menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia.
KPSBU menempati urutan pertama sebagai koperasi susu terbaik dan merupakan
leader, baik dari segi manajemen, pengembangan organisasi, maupun kualitas
produk di Jawa Barat. Keberhasilan KPSBU dapat terukur dengan diberikannya
penghargaan Indonesia Cooperative Award dari Kementrian Negara Koperasi dan
UKM serta Majalah SWA pada tahun 2006. Pada tanggal 13 Juli 2008 KPSBU
Lembang diresmikan oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjadi KPSBU
Jabar.
4.1.1.1 Visi dan Misi KPSBU Jabar
KPSBU Jabar mempunyai visi yaitu menjadi koperasi susu terdepan di
Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Untuk mencapai visi tersebut KPSBU
Jabar memiliki misi misi yang mendukung.
Misi-misi KPSBU Jabar adalah :
a. Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan
dengan manajemen yang berkomitmen.
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui
pendidikan,pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.
4.1.1.2 Bidang Usaha
KPSBU Jabar bergerak di bidang usaha dan pelayanan. Bidang usaha
terdiri dari: produksi susu dan pertokoan (waserda). Sedangkan pelayanan terdiri
meliputi kesehatan hewan dan IB, pakan konsentrat, pembibitan sapi, dan
program sapi bergulir mandiri.Pelayanan keuangan meliputi perkreditan dan
pelayanan poliklinik.KPSBU Jabar berusaha untuk menyejahterakan anggotanya
dengan memasarkan susu segar yang berasal dari peternak secara langsung ke
masyarakat dengan harga Rp 3450,00/liter pada tahun 2008 dan sekarang dengan
harga Rp 3650,00/liter serta mengolah susu menjadi produk yoghurt Freshtime
dengan lima rasa yang berbeda yaitu melon, durian, anggur, moka dan strawberi.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi KPSBU Jabar terdiri dari pengurus dan badan
pengawas. Pengurus bertujuan mengelola koperasi yang dibantu oleh para
karyawan, sedangkan badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan koperasi. Untuk mendukung pelayanan yang efektif
dan efisien, koperasi dipimpin oleh dua manajer yaitu manajer operasional dan
manajer keuangan.Rapat Anggota Tahunan (RAT) memegang kekuasaan tertinggi
dalam organisasi koperasi. RAT dilaksanakan satu tahun sekali yang berisi
laporan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya,43
menetapkan kebijakan umum dan membuat rencana kerja. Struktur organisasi
4.1.3 Deskripsi Tugas
A. Rapat Anggota
Rapat anggota tahunan merupakan suatu alat kelengkapan organisasi
koperasi disamping pengurus, juga merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata
kehidupan koperasi. Dalam rapat anggota tahunan disampaikan
pertanggungjawaban pengurus, badan pemeriksa dan kepada para anggota tentang
hasil pelaksanaan kerja setiap tahunnya sertas tiap anggota berhak atas satu suara.
Rapat anggota dilaksanakan dalam rangka menetapkan hal–hal sebagai berikut :
1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Menetapkan rencana kerja anggaran belanja dan anggaran pendapatan
untuk tahun yang akan dating.
3. Mengangkat atau memberhentikan pengurus.
4. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
periode yang lalu.
5. Mengawasi jalannya organisasi perusahaan (KPSBU).
B. Pengurus Koperasi
Pengurus merupakan salah satu alat kelengkapan organisasi koperasi dan
merupakan wakil dari para anggota, yang bertugas untuk memimpin jalannya
kegiatan koperasi. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
Sesuai dengan ketentuan anggaran dasar koperasi, susunan pengurus
sekurang-kurangnya tiga orang, yaitu: Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT), maka susunan pengurus KPSBU
periode 2001-2005 adalah :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
Adapun fungsi-fungsi dari pengurus tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ketua
a. Melaksanakan kebijaksanaan umum koperasi seperti yang telah
diputuskan oleh rapat anggota.
b. Memimpin/mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas anggota
pengurus lainnya dan seluruh karyawan dalam kegiatan sehari-hari.
c. Bertanggungjawab atas pengamanan barang inventaris KPSBU.
d. Menyusun rencana bidang pendidikan/pelatihan bagi karyawan/wati
serta anggota koperasi.
2. Sekretaris
a. Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku organisasi KPSBU.
b. Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip-arsip buku keputusan
rapat anggota, buku keputusan dari rapat pengawas serta surat-surat
masuk dan keluar.
c. Menyusun laporan organisasi untuk kepentingan rapat anggota
d. Memelihara tata kerja pengurus dan karyawan, merancang
peraturan-peraturan khusus serta peraturan-peraturan dan ketentuan koperasi lainnya.
e. Mengkoordinir kelancaran bidang organisasi.
f. Mengadakan hubungan kerja dengan bendahara dalam hal
pembiayaan atau pembayaran honor, gaji dan lainnya.
g. Mengkoordinir serta memonitor semua kegiatan Komisaris Daerah
(Risda) diwilayah kerja KPSBU.
h. Menampung usul, keluhan kritik anggota peternak yang berkaitan
dengan aspek organisasi, usaha, permodalan dan teknis peternakan
untuk dibahas dalam rapat pleno pengurus.
i. Memonitor keadaan populasi sapi dan produksi sapi.
j. Bersama-sama Risda, Manajer Pelayanan dan Teknis (Peltek) dan
SDM serta tim penyuluh/Pembina, mengadakan pembinaan
perkoperasian kepada anggota.
k. Menghadiri rapat-rapat Risda dan kelompok.
l. Memonitor keadaan inventaris keadaan anggota koperasi serta
memonitor laporan kegiatan dan kelancaran kerja.
m. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pendistribusian makanan
ternak.
n. Mengawasi pengunaan/penertiban bangunan, kendaraan dan
personalnya.
a. Menyusun Anggaran Biaya/Budget dan rencana kerja bersama
pengurus lainnya.
b. Mencari sumber dana dan mengunakan dana secara berdaya guna,
hasil guna serta pengembalian dana tersebut harus sesuai dengan
prosedur.
c. Mengatur dan mengawasi penggunaan modal koperasi.
d. Mengadakan pemupukan modal/dana dari simpanan anggota maupun
dari luar dengan syarat ringan lunak dan tidak memberatkan koperasi.
e. Mengatur dan mengawasi pengeluaran uang agar tidak melampaui
Rencana Anggaran Belanja yang telah disahkan oleh rapat anggota.
f. Menyiapkan data, informasi bidang keuangan dan akuntansi dalam
rangka penyusunan laporan keuangan (Neraca/Laba/Rugi), maupun
untuk kepentingan lainnya.
g. Secara berkala mengadakan pengecekan langsung terhadap jumlah
kas/uang tunai dan persediaan barang.
h. Menandatangani Giro/Cheque pengambilan uang bersama-sama ketua
dan sekretaris.
i. Menandatangani dan mengesahkan bukti penerimaan serta bukti
pengeluaran kas, faktur pembelian dan dokumen lainnya.
C. Pengawas
Pengawas adalah wakil-wakil anggota untuk melakukan dan
rapat anggota dari kalangan anggota koperasi, adapun tugas pengawas adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
2. Melakukan laporan tertulis tentang hasil-hasil pengawasan terhadap rapat
anggota.
3. Meneliti catatan yang ada dikoperasi
D. Kepala Unit QC (Quality Control)
Bertanggungjawab atas :
1. Kelancaran pelaksanaan rencana kerja dan pengendalian Rencana dan
Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) Unit QC.
2. Kelancaran proses pemeriksaan penerimaan kualitas susu.
3. Kelancaran proses pemeriksaan kualitas susu yang akan dipasarkan.
4. Peningkatan kualitas susu.
5. Keamanan data kualitas, harga dan data pemasaran.
6. Kelancaran penyegelan tangki susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
7. Pengarsipan.
Berwenang terhadap :
1. Pengawasan sistem pemeriksaan susu.
2. Pendelegasian tugas serta pengawasan kinerja para staf Unit QC.