• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP IMPLEMENTASI UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG FUNGSI DAN KEWENANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PROSES PENANGKAPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP IMPLEMENTASI UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG FUNGSI DAN KEWENANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PROSES PENANGKAPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

52

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor. 32 Tahun 2004 mengenai fungsi dan

kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan penangkapan

Pekerja Seks Komersial, telah diimplementasikan oleh Pemerintah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta, namun masih terdapat pelanggaran seperti:

a. Masih adanya oknum Satuan Polisi Pamong Praja secara diam-diam

membocorkan rencana operasi penertiban dan penangkapan.

b. Adanya penyalahgunaan kewenangan oleh oknum di lokasi pada saat

penangkapan, diantaranya pemberian uang dalam bentuk suap yang

dilakukan Pekerja Seks Komersial kepada oknum Polisi Pamong Praja.

c. Dalam menjalankan tugasnya petugas Satuan Polisi Pamong Praja sering

melakukan penertiban dan penangkapan secara sewenang-wenang dengan

melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap Pekerja Seks Komersial.

2. Penangkapan Pekerja Seks Komersial, oleh Satuan Polisi Pamong Praja tidak

bertentangan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana karena menurut

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2004 Pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja

mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan

ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

(2)

53

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, menurut penulis bahwa implementasi

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2004 mengenai fungsi dan kewenangan

Satuan Polisi pamong Praja dalam proses penangkapan pekerja seks komersial di

Daerah Istimewa Yogyakarta oleh karena itu penulis meyampaikan saran sebagai

berikut:

1. Hendaknya dalam menjalankan fungsi dan perannya, setiap anggota Pol

PP senantiasa bersikap dan bertindak secara professional, dengan selalu

mengedepankan kearifan dalam bertindak sesuai koridor hukum dan

nilai-nilai moral, serta memperhatikan Hak Azasi Manusia.

2. Sikap dualisme pemerintah terhadap PSK, bahwa disatu sisi pemerintah

melarang dengan tegas dalam peraturan perundang-undangan atas

aktivitas ilegal seksual tersebut. Namun hingga saat ini lokalisasi atau

kegiatan aktivitas seksual tersebut tetap saja berlangsung. Pemerintah

harus bersikap tegas dalam menentukan apakah aktivitas ini dilarang atau

dilegalkan. Penentuan sikap ini sangat dibutuhkan demi kelanjutan

penertiban dan perlindungan hak asasi manusia para PSK itu sendiri. Jika

pemerintah bersikap tegas terhadap segala bentuk aktivitas seksual ilegal

tersebut, maka lokalisasi yang terdapat dikota-kota besar seharusnya

ditutup. Akan tetapi, jika sikap tegas tersebut tidak diambil atas dasar

keuntungan finansial maka sebaiknya dikeluarkan peraturan

(3)

DAFTAR PUSTAKA Literatur:

Anton Tabah,Patroli Polisi,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 1993.

Djenal Hoesen Koesoemahatmadja,Fungsi dan Struktur Pamong Praja, Alumni, Bandung, 1978.

Kamus Hukum, Citra Umbara, Bandung, 2008.

Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.

Kartini Kartono,Pathologi Sosial, Jilid I Edisi Baru CV Rajawali, Jakarta, 1981.

Louis Brown, Sex Slave Sindikat Perdagangan Perempuan diAsia,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005.

Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2008.

Terrence H. Hull, ect al, Pelacuran di Indonesia Sejarah dan Perkembangannya, Pusataka Sinar Harapan, Jakarta 1997.

Zulkarnain, Peradilan Pidana: Penuntun Memahami dan Mengawal Peradilan Pidana bagi Pekerja A nti Korupsi,Yappika, Malang. 2006.

Peraturan Perundang- undangan:

Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Keploisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pamong Praja.

(4)

The Anoted Guide to the Complete UNTrafiking Protocol.

ILO Convention No.29 Concercing Forced Labour(Konvensi ILO No.29 tentang Kerja Paksa).

Website:

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/1E%20Pera %20dan%20Fungsi%20Satpol%20PP.pdf.

www.jogjanews_blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam Calon Daftar Pendek untuk paket pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan

Penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis aktivitas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan mengawalinya dengan membuat rencana pelaksanaan

Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan lereng menggunakan software Geostudio 2012 Slope/W, maka didapatkanlah hasil nilai faktor keamanan pada lereng untuk side wall

Tempurung lutut dibuat dari paduan CoCrMo yang dimodifikasi dengan penambahan unsur nitrogen dengan tujuan menekan pertumbuhan fasa ε dan fasa σ , yang bersifat getas

Tempat yang ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi

Model matematis suatu struktur harus dibangun yang merepresentasikan distribusi spasial massa struktur secara keseluruhan. Perilaku histeresis elemen-elemen struktur harus

Hasil penelitian Dyah (2012), menunjukkan bahwa penggunaan GNT adalah strategi pembelajaran yang bermanfaat. Mencatat penjelasan guru sambil mendengarkan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)