• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hasil terjemahan unsur-unsur prosa sastra dalam kumpulan cerpen AL-'ABARATkarya mustafa lutfi AL-MANFALUTI:studi kasus cerpen kehormatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hasil terjemahan unsur-unsur prosa sastra dalam kumpulan cerpen AL-'ABARATkarya mustafa lutfi AL-MANFALUTI:studi kasus cerpen kehormatan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: YUlli NUrflllllh

NIM.I00024118596

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HlDAYATULLAH JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana sarjana Sastra

OIeh:

YUNINURFALAH

NIM. 100024118596

Di Bawah Bimbingan :

Su IonKa 1 .A

NIP. 1502822400

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Sastr'a Dalam Kumpulan Cerpen "Abarat" Karya Mustafa Lutfi AI-Manfaluti: Studi Kasus Cerpen "Kehonnntan" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 September 2005, Skripsi ini telah diterima scbagai salah SHtu syarat untuk mcmperolch gelnr sarjalla program strata I(S1) pada jurusall tariamah,

Jakarta. 20 September2005 Sidang Mnnaqasyah

l<.etua rv1erangkap Anggnta

Drs. Abdnllah, M.Ag NIP. 150262446

Sekre(aris iVlcnlllgkap Anggot/.l

Anggota

セ Pcmbimbing

'<-.

/',.•

qセ

(4)

Sesunggufil1ya fwyat

itu

liatrya 6erartt'

(]3ifa dlisi efe1l{jan aqiefali

(5)

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagtti tugas akhir, guna mencapai gelar S81jana Strata I pada universitas Islam Negeri Syarif Hidaya.tullah. Skripsi ini berjuclul "Analisis TCljemahan Unsur-unsur Prosa Sastra Dal81TI Kumpulan Cerpen al- 'ahara! Karya Mustafa Lutfi al-Manfaluti: Studi Kasus Cerpen Kehormatan". Shalawat serta salmn senantiasa tercurah kepacla Nabi Muhmnmad SAW, pembawa risalah kebenaran untuk saluruh umat 111anusia di dunia.

Tiada terasa waktu berlalu, perjalanan yang panjangpelllili clengan cobaancla rintangan telah Penulis lalui dengan penuh keikhlasan clan kesabaran bertawakal kepacla Allall SWT. Walauplm demikian, itu senlUall1erupakan langkall awalyang tidak akan mampu menghalangi Penulis dalam menyelesaikanskJripsi ini.

Dengan penuh kesadaran, penulisan ilmiall ini banyak keterbatasan dan kemampuan pengetahU811, sehingga masih banyak terdapat kekurangan.-kekura.ngan. yang penulis miliki clalmn penulisan skripsi ini.

(6)

Abdullah, M. A., selaku Ketua Jurusan, dan Bapak Drs. Ikhwan Azizi, selaku Sekretaris Jurusant・セェ・ュ。ィ UIN SyarifHidayatullah.

2. Bapak Sukron Kamil, M. A., selaku Dosen Pembimbing yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing bahkan mengarahkan Penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis, sehimgga PenUlis sadar bahwa masih banyak yang harus diperbuat untuk hidup ini.

4. Para Pustakawan di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Gandaria, Perpustakaan UI Depok, Perpustakaan Umwn Il11al1

Jama', Perpustakaan Soemantri Brojonegoro Kuningan, yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada Penulis dalamnlertCariinforl11asi data yang Penulis butuhkan.

(7)

6. Suamiku terkasih Effendi, yang sudah begitu sabar memberi semlillgat dan dukungan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulislill skripsi ini.

7. Rekan -rekan Jurusan Terjemah angkatan 2000, khususnya "D'Milkshaker", Oby, Lia, Mayang, Risma, Vita& Encup, atas kesetiaannya dan persahabatan dari dulu hingga sekarang. Semoga persahabatan ini tidak terputus walaupun kita jarang bertemu. Ucapan terima kasih juga Penulis sampaikan kepada rekan-rekan sepeljuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, akal1 tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih Penulis.

Akhirnya kepada Allah jualah Pel1ulis panjatkan Puji serta Syukur yang sebesar-besarnya, semoga anlal dan jasa mereka mendapatkan pahala eli sisi Allah SWT. Ami ..n.

Jakarta, 21 Juli 2005 Pel1ulis

(8)

KATAPENGANTAR... i

DAFTARlSI iv

TRANSLITERASI VI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan"Penelitian... 7

D. Metode Penelitian 7

E. Sistematika Penulisan 8

BAB II KERANGKA TEOm DAN TERJEMAHAN 9

A. Kerangka Teori Cerpen 9

1. Pengertian Cerpen 9

2. Karakteristik Cerpen 12

3. Jenis-jenis Cerpen 13

4. Unsur-unsur Cerpen 16

B. Kerangka Teori TeIjemahan 26

I.Pengertian PeneIjemahan 26

(9)

FATHSEBAGAIPENERJEMAHANNYA 40 A. Biografi AI-Manfaluti dan karya"karyanya... 40

1. Kelahiran dan Perkembangannya 40

2. Cerpen-cerpen al-Manfluti dan Karakteristiknya... 44 3. Pandangan Kritikus terhadap karya al-manfaluti 48 B. Riwayat Hidup Khalifurrahman Fath dan karya-karyanya... 51 BAB IV ANALISIS TERJEMAHAN ARAB --- INDONESIA DALAM

CERPEN "RINTIIIAN JIWA" 57

A. Ringkasan Cerita Pendek "Kehormatan" ;... 57

B. Analisis Bentuk 58

C. Analisis lsi Cerpen 72

BAB V PENUTUP 74

A. Kesimpulan ;... 74

B. Saran-saran ; ;... 75

(10)

Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Agama

dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 158/1987 dan No. 0543b/U/1987 mengenai pedoman transliterasi, maka skripsi ini menggunakamlya sebagai pedoman transliterasi dengan sedikit modifikasi pada sistim penulisan, sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini:

Arab

Latin

Arab

Latin

.

I Tidak

.l:.

t

、ゥャ。ュ「。ョァォ。セ

.

y b ..l2

z

.

W t

t

,

セ s

t

g

e::

J

u

f

C

h

"

q

t

kb セ k

.l d

J

I

z

r-

ID

.) r U n

(11)

(J""

s

l#

y

I..J":>

d

-Dntnk Vokal Panjang dan Vokal Rangkap

il =

a panjang

=

i panjang

a

=

u panjang

'($.... =

al

'J.... =

au

Keterangan

I.

Artikel JI / aI- / ditulis dalam satu bentuk yaitu / al / tanpn membedakan apakah

huruf yang mengikutinya termasuk hurufqamariyah atau syamsiyah.

2. Syaddah ditandai dengan hurufkembar, contoh : ti.;J1 / aI-jannat-u /.

3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus (-), seperti / aI-jannat-u /.

4. / .... / mengapittransliterasi Arab.

(12)

A. Latar Belalmng Masalah

Pertumbuhan sastra di Indonesia selalu diikuti oleh teljemahan atau__ saduran karya-karya asing. Ha litu bisa dilihat dalam sejarah perturnbuhan sastra di Indonesia sejak zaman Indonesia-Hindu sampai pada hari inL Kadang justru terlihat bahwa karya terjemahan mendahului tumbuhnya karya-karya sastra asH.I

Sastra telj<:mahan pada hari-hari ini masih dirasakan kepentingannya terutama oleh lingkungan terbatas para sastrawan saja. Sebabnya jelas bahwa hal itu dibaca scbagai bahan pelajaran kesastrawanannya. Sastra teljell1ahah ternyata kurang digemarioleh pembaca awam yangtidakbennaksud menjadi sastra\vah. Hal initerlihat dari adanya keluhan para penerbit sastratetjemahart s"jakll1asa Balai Pustaka san1pai sekarang.2

Kurang diterbitkannya karya-karya sastra terjemahan .di Indonesia mungkin hanya merugikan bagi para sastrawan yang kurm1g menguasai isecara baik Bahasa asing lainnya. Para pembaca awam yang menguasai Bahasa Asing suka membaca karya sastra dalam bahasa asing daripada terjemahal1,sedangpara pcmbaca awam yang kurang menguasai Bahasa Asing jelas ratacrata.kurahgbaik

JDrs. Jakob Sumardjo,dan saini KM,Apresiasi Kesusastraan,(Jakarta Gramedia,1997). h. 1 \C

(13)

apresiasinya terhadap baeaan bermutu sastra dunia. Akibatnya, mereka kurang bisa menghargai karya-karya teljemahan.3

Menerjemahkan buku-buku sastra dlmia sekarang ini sarTIa artinya dengan memperkaya kesusastraan Indonesia dan mempereepat perkembangarlllya. Maka di samping peneljemahanpermanentyang bekerja lebih tereneana, lebih intensif, sehingga seluruh kesusastraan dunia masuk membanjiri dunia kesusasraan Indonesia.4

Dengan demikian, ー・ョ・セェ・ュ。ィ。ョ karya-karya tulis yang bersifat sastra eukup memiliki kontribusi yang eukup besar bagi khazanah kesusastraan Indonesia. Perlu kita ketahui muneulnya sejarah sastra Indonesia moderen ini clisebabkan oleh persentuhan antara karya sastra Indonesia clengan karya terjemahan luar.

Dalarn hal ini penerjemahan karya sastra masih mengalarni kesulitan. Sementara orang mel11andang bahwa l11eneljemahkarl eerpen atau novel lebih muclah claripada meneljel11ahkan puisi, karena kata-kata yang digtmakanticlak sehemat clan seterpilih kata-kata puisi. Keinclahan clalarn sebuah eerpen atau novel ticlak begitu tergantung pacla pilihan kata, irarna, dan rima, tetapi lebih terletak pacla alur eel·ita dan pengembangan tokoh-tokoh yang aela eli dalarn eerita itu. Pendapat ini memang tielak salah, hanya saja kalau tidak hati-hati bisa teljerUlTIus

)(JIbid.,h. 6

4H. B Jassin,Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia, (Jakarta: Yayasan Sayu, 1981).

(14)

dalam teljemahan kalimat perkalimat, yang kalau dibaca sepintas terlihat bagus dan runtut, tetapi secara keseluruhan tidak membawa pesan seperti yang diamanatkan oleh naskah aslinya.5

Seperti kita ketahui banyak karya-karya sastra sastrawan Arab yang sudah diterjemahkan kedalanl beberapa bahasa, diantaranya adalah ballasa Indonesia, yang dapat dijadikan tolak uknr untuk sastra modem. Salah satunya yaitu cerpen Al- Abanrt karya al-Manfaluif yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Rintihan Jiwa. Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa kesusastraan Arab Modern merupakan sebuall tempat dimana teljadi perubahan-perubahan yang terus menerus, terjadi percobaan-percobaan dan terjadi pemerolehan hasil dari kebangkitan kesusastraan Arab modern bercermin pada suasana hidup yang kontemporer dalanl semua aspek dan manipestasinya yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat dalanl beberapagenre dan gayanya.6

AI-A baral, mcrupakan salah satu kumpulan cerpen karya Mustafa Lut6. Al-Manfaluti yang diteljemahkan oleh KhalifiJrralmlan menjadi "Rinlihan Jiwa".

Sebagaimana kita ketahui Mustafa Lutfi AI-Manfaluti yang kbih dikenal dengan nama Al-Manfaluti, adalall seorang sastrawan yang cukup terkenal pada zammmya. Karymlya cukup banyak terdiri dari essei, cerpen dan terjemahan. Essei dan cerpennya terku111pul dalam dua bukunya, yalmi Naziirat dan

al-5Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasa Teol'i dan PenunLun

Praktis Menetjemahkan, (Yogyakarta:Kanisius, 2003), h. 155

6Males Sutiasumarga, Kesusaslraan Arab:Asal Mula dan Perkembangannya.(Jakarta:Zikrul

(15)

'AbarGt. Keduanya sudah diteljemahkan kedalam bahasa Indonesia. Syaimya tertuang dalam MukhtarZit al-Man/alutl (Pilihan-pilihan al-Manfaluti) dan terjemahannya dari bahasa Peraneis masing-masing berjudul Mqjdulin

(Magdalena), Fi Sabil al-Taj(karena mahkota), al-Syair (Penyair), dan al-Fadila

(Keutamaan).7

Dilihat dari karya-karyanya, al-Manfaluti sendiri Iebih banyak m.ehulis essei daripada eel·pen. Dari 131 judul karyanya yang terdapat dalam al-Nazarat

dan al-Abariit , hanya ada II judul yang berbentukeerpen. Namun, karena tema dan gaya bahasa yang ditampilkan dalalll kesebelas cel-pen tersebut melllpunyai cirri khas tersendiri, ia juga dapat dianggap sebagai pengarang eerpen yang berhasil pada zalllannya.

Skripsi ini akan membahas kumpulan cerpen al-abarm (Rintihan Jiwa) karya al-Manfaluti. Cerpen ini meneoba lIlengungkapkan keadaan masyarakat saat ini. Dengan kehaIusan bahasa dan jalinan kisah yang demikian· memukau-karakteristik aI-Manfaluti- ia seperti menyihir kita untuk merentlhg· serta mempertanyakan diri kita sendiri. Al-Manfaluti juga meneoba menipertanyakan kebiasaan lIlasyarakat yang kerap dijustifikasi dengan ajaran agall1a.,hhkum., tata

7Muhammmad Mahmud Ridwan, "AI-Manfaluli dan k。イケ。セォ。イケ。ョケ。B da]amMagdalena di

(16)

nilai sosial.s Contoh dari teks asli eerpen al-Abarat dan hasil teljemahan KhalifulTahman Fath:

';l

,.,9',,,1\

jセ|

(.)'lip (.)'li

y

セ|N」ZNS

,4i.JjI

L&... Ol>)...."

(.)'ll

y

'-;-.lAj3

YNセセケNNLN||

ャ^|セ|

';lJ

|Naセ

Basil teljemahan Khalifurrahman:

"Pergi berbekal banyak pikiran dan gagasan yang eemerlang, tapi pulang dengall tangan hampa, tak ubahnya kepala area yang hanya dipenuhi nafsu menggelora".10

Dari eontoh hasil terjemahan di atas, penulis berpendapat bahwa penerjemah menggunakan metode peneljemahan bebas, seperti dalam kalimat:

Apabila kalimat tersebut diterjemahkan berdasarkan model teJjemahan kata demi kata, maka hasil terjemahan kalimat di atas adalah:

"Ill. Pergi membawa kepala yang penuh dengan hikman dan pemikiran".ll Penulis melihat bahwa peneljemah lebih mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks bahasa surnber.

8Al-Manfaluthi, Rintihan Jiwa,terjemahan Khalifurrahman darial- 'abarat

(Yogyakarta:Navilla, 200)

, Ibid., h, 39

10Mustafa Lutfi al-Manfaluti, Rintihan Jiwayang diterjemahkan oleh Khalifurrahman Fath,

K

(Yogyakarta: Navilla, 2003), h. 2 \lol'(Y' .

(17)

Contoh lainnya terlihat dalam kalimat:

Khalifl.rrrahman menerjemahkan :

"Tapi pulang dengan tangan hampa, tal ubalmya kepala area yang hanya di penuhi nafsu menggelora".

Dari hasil terjemahan di atas, penulis melihat adanya ketidak sesuaian dengan teks aslinya. Namun penerjemah lebih mengutamakan keindahan kata

.

dan penggunaan diksi yang tepat.

B. Pembatasan dan perumusan masalah

Dalam skripsi ini penulis tidak menganalisis seluruh eerpen yang terdapat dalam kumpulan eerpen Rinlihan Jiwa, namun penuJis hanya menganaJisis salah satu eerpen yang berjudul Kehormatan. Walaupun demikian, penulis berharap semoga satu eerpen ini dapat memberi gambaran dari seluruh eerpen yang terdapat dalam kumpulan eerpen yang berjudul"Rintihan Jiwa".

Dari uraian latar belakang di atas, maka perumusan dan pembatasan masalah dalam penuJisan skripsi ini adalall:

I. Jenis atau terjemahan apa yang digunalmn dalam eerpenKehormatan?

(18)

C.Tujuan Pcnclitian

I. Mengetahui jenis atau model terjemahan cerpenRintihan Jiwa

2. Mengetahui sejauh mana kesesuaian bahasa yang digunakan dalam penerjemahan cerpen tersebut.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teljemahan tersebut.

D. Mctodc J'cnclitian

Metode yang penulis gunakan dalall1 pcnulisan skripsi ini adalah metode Deskriptif yang berusaha menggall1barkan model terjemahan Khalifurrahll1an dalall1 cerpen Rintihan Jiwa karya al-Manfaluthiserta mengfmalisis teljemahan terscbut.

Dalam mempcroleh data, penulis menggunakan lirary research (penelitian/ studi kepustakaan), yaitu dengan l11engumpulkan data-data yang bcrkaitan dengan pcnelitian. Penulis juga menggunakan l11etodc wawaneara langsung kepada Khalifurrahman, untuk mengetahui biografi penerjemah.. Sedangkan dalam menganalisis hasil teIjel11ahan cerpen tcrsebut, penulis l11erujuk pada teori peneljcmahan cerpen dan unsur-unsur cerpen.

(19)

E. Sistemlltikll Penulislln

Sistematika penulisan ini terdiri dad lima bab yang disuSUll sl)bagai bedkut: Bab I berisi pendahuluan. bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika pcnulisan.

Bab II bcrisi kerangka teori fiksi dan terjemahan yang tcrdiri dari pengertian cerpcn, jenis-jenis ccrpen, karakteristik cerpcn, unsur-unsur cerpen, pengertian penerjemahan, jenis-jenis peneljemahan, dan metode penerjemahan.

Bab III berisi biograti al-Manfaluti, karya-karyallya, dan riwayat singkat penelj emah.

(20)

A. KCI'angka Tcori Ccrpcn 1. Pcngcrtian Ccrpcn

Menllrul Wlljlld lisiknya cerpen adalah cerila yang pendek. Tapi lenlang panjang dan pendek orang bisa berdebat. Pendek di sini bisa berarti eerila yang habis dibaca sclama sekitar 10 menit, atau sckilar sctengah jam. Cerita yang dapat dibaea sekali duduk. Atau cerita yang terdiri dari sekitar 500 kala sampai 5000 kata. Bahkan, ada "cerpen" yang lerdiri dari 30.000 kata. Jadi setebal buleu "Layar Terkembang". Akan tetapi, itu pengeeualian. Rata-rata em'pen Indonesia terdiri dari 4 atau lima lembar kertas folio dengan spasi rangkap, Atau paling banyak 20 Iembar,l

Menurul Ajip Rosidi, eerita pendek Indonesia lermasuk short-short storyatau

.,

cerita pendek. Ini disebabkan oIeh karena jumlah lembaran d[m uleuran Iembaran halaman-halaman majalah kita. Tidak seperti ukuran majalah Barat yang tebal dan lebar. Alean tetapi akhir-akhir ini terlihat bahwa eerpen Danarto, Umar Kayam dan Wildan Yatim mencapai ukuran fisik eerpen Barat. Seperti cerpen "Kecubung Pengasihan" karangan Danarto, "Bawuk" karangan Umar Kaymn dan "Doli Sang Pcnjala" oleh Wildan Yatim.2

IJakob Sumardjo,Seluk-Beluk& Petunjuk Menulis Cerita Pendek,(B:mdung:Pustaka

Latifah,2004), h. 7

(21)

Akan tetapi, dengan hanya melihat bentuk fisiknya yang pendek saja, orang belum bisa menetapkan bahwa itu eerpen. Ada jenis eerita yang pendek tapi bukan eel·pen. Yaitu fabel, eerita dengan tokop-tokoh binatang. Pm'abell, yaitu kisah pendek yang diambil dari Kitab Suei.. Cerita Rakyat, yaitu kisah pendek tentang orang-orang atau kejadian-kejadian yang diwariskan tunm temunm seeara lisan. Ada pula eerita pendek yang disebut anekdot, yaitu kisah lueu dan eksentris dari tokoh besar sejarah.

Ciri esensil yang kedua dari eerpen adalah sifat naratifnya, atau sifat eeritanya. Cerita pendek harus berbentuk naratif dan pendek. Jadi, eerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi. Namun, bentuk naratif yang pendek saja belum tentu

eerpen. Dalmn hal ini, sebuah sketsa, berita atau kisah perjalanan juga punya sifat naratif. Dalam jenis-jenis itu ada penurutan yang berurutan dan hidup, tapi jelas berdasarkml hal-hal yang benar ada dan telah terjadi. Jadi, ada nilai aktualitasnya. Sedang sebuah eerpen tidak tergmltung sama sekali pada aktualitasnya. Cerpen adalah

fiksi,jiction, yang bermii eiptaan atau rekaan.3

Sebnall eerpen pada dasarnya menuntut adanya perwatakan jelas pada tokoh eerita. Sang tokoh merupakan ide sentral dm'i eerita; eerita bermula dari smlg tokbh dan berakhir pula pada"nasib" yang menimpa sang tokoh.' Unsur perwatakml lebih dominml daripada unsur eerita itu sendiri. Membaea sebuah eerpen berarti kita berusaha memahmni manusia, bukan sekedar ingin mengetahui bagaimal1a jalan

(22)

ceritanya, beda dengan sebuah novel dimana kedudukan perwataJ<an dan jalan cerita berada dalam satu keseimbangan, ibarat dua sisi dari satu matauang.4

Soal panjang pendek ukuran fisiknya tidak menjadi ukuran yang mutlak; tidaJ< ditentukan bahwa cerpen hams sekian halal11an atau sekian kata, walaupun ia mempunyai kecendemngan untuk berukuran pendek dan pekat. Karena kesingkatannya, maka cenderung tidak memberi kesernpatan bagi cerpennntuk menjelaskan mencantumkan segalanya; kepadanya dituntut menyampaikqn sesuatu

yang tidak kecil kendatipun menggunakan sejumlah kecil bahasa. Dengan· begitu cerpen menyuguhkan' kebenaran yang diciptakan, dipadatkan, digayalcan, dan diperkokoh oleh kemal11puan imajinasi pengarangnya. Jadi,cerpen mernilih cara penampilan cerita yang pekat dan mirip kepada individualitas pengarangllya, tetapi juga mempunyai identitas diri.5

Dari definisi-definisi diatas dapat diambilkesimpulanbahwabelum ada

standar yang jelas mengenai panjang pendeknya cerpen. BelU111 adabatasan yang pasti mengenai panjang pendeknya. Ada cerpen yang hanya bempatigalernbar halan1an saja, tapi ada juga yang san1pai berjul11lah seratushalal11an.Akantetapi, sesuai dengan nal11anya yang "pendek" sudahtentu kependekanmenjadihalyallg penting dalam sebuah cerpen. Cerpen umumnya berkisarantara.tigapuluhsampai dua puluh lembar. Apabila lebih dari itu, ia akaJll11empllnyai bentlJk dan seblllaJllall1, misalnya novelet, novel, dsb.

4M. Atar Semi,Ana/omi 8as/ra, (Padang: Angkasa Raya, tth), h. 34

(23)

Jadi, masalah panjang pendeknya cerpen bukanlah hal yang terpenting, karena ada kriteria lain yang dapat menjadikan snatu cerita bisa disebut cerpen. Hal terpenting dalam cerpen adalah ia berkisah mengenai sebuah irisan saja atau satu sisi saja dari kehidupan manusia yang luas dan penuh misteri.

2. Karakteristik eel'pen

Cerpen dan novel merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, nc>vel clianggap bersinonim dcngan fiksi.6Namun kcduanya mcmpunyai karaktcristik yang bCI'I?cda. Karaktcristik cerpen antal'll lain:

a. Cerita berjalan dan memusat hanya pada beberapa tokoh. Sebuah cerpen biasanya mempunyai tokoh hanya satu atau tiga. Jika tokohnya lebih dari satu, itu fuugsinya hanya sebagai tokoh penunjang saja. Konflik sndah ada ketika cerita dimulai tanpa ada development atau pengembangan cerita yang biasa ada pada novel. Cerpen tidak menekankan pada action seperti halnya cerita detektif, tapi lebih menekankan pada niIai-niiai dan etiket selia hakeket kemanusiaan.1

b. Cerpen karena bentukuya yang pendek, biasanya mempunyai keterbatasan waktu. Ini mempengaruhi para tokohnya yang biasanya menjadi tidal( mengalanli perkembangan watak. Walctu ber1angsungnya cerita juga biasanya relative

singkat. Hal terpenting 1ainnya adalah kepiawaian pengarang dalam menggarap

6Burhan Nurdiyantoro,Teori I'engkajian Fi/rsi,Hyッァケ。ォ。jエ。Lgセェ。ィ mada University Press,J

tho 2003), h. 9

(24)

elemen-elemen cerita dan kemampuannya untuk menggugah emosi pembaca, sehingga karyanya menjadi diterima oleh pembacanya.

c. Umumnya berupa cerita atau narasi (bnkan analisa arg11l11entatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi tapi bisa teljadi kapan saja dan dimana saja)serta relative pendek.8

3.Jellis-jenis Cerpen

Menandakan pembagian atau klasifikasi terhadap (:erita pendek dapat dilakukan dari berbagai sudut pandangan; yang umum adalah:

a. Berdasarkan jumlah kata

Berdasarkan jumlah kata yang dikandung oleh cerita pcndek, maka dapatlah dibedakan dua jenis cerita pendek, yaitu:

1.cerpen yang pendek (short short story) 2. cerpen yang panj ang (long short story)

Yang dimaksud dengan short short story adalah cerita pendek yang j11l111ah kata-katanya pada 11I111mmya di bawah 500 kata, maksim11l11 5000 kata, atau kira-kira 16 halaman kuarto spasi rangkap, yang dibaca rangkap dalam waktu kira-kira seperempat jam.9

Yang dimaksud dengan long short story adalah cerita pendek yang jumlah kata-katanya di antara 5000 sampai 10.000 kata; minimal 5.000 kata dan maksimal

8Jakob Sumardjo, op. cit., h. 10

(25)

10.000 kata, atau kira 33 halaman kuarto spasi rangkap, yang dapat dibaca

kira-kira setengall jam.

b. Berdasarkan ni1ai sastra

Kalau kita banyak membaca cerita pendek, maka talmlal1 kita bal1wa ada diantaranya yang benar-benar bernilai sastra, yaitu memenuhi norma-norma yang dituntut oleh seni sastra, dan di samping itu ada pula beberapa yang tidak bernilai sastra, tetapi lebih ditujukan wltuk menghibur saja..o

Klasifikasi tersebut masing-masing disebut dengan istilah:

.

1. cerpen sastra. Yaitu cerpen yang lebih menekankan pada is; cerita, pada pesan cerita. Cerpen sastra justru mencari bentuk-bentuk baru, Wlgkapan-ungkapan bal'll menyimpang dari cerpen yang sudal1 1convensiona1. Sastra berarti pencarian tel'lls menerus, sehingga menlperkaya :kehidupan. Kadffilg-kadang cerpen sastra juga berbentuk protes sosial. Cerpen jenis ini yang berhasil keluar dengan bobot sastra adalal1 Robohnya Surau Kami yang

ditulis oleh A.A. Navis. Penulis cerpen prates yangtetkenal di luarnegeri ialal1 John Steinbeck, Bernard Malamud, John Updike. Merekapenulis-penulis Amerika.II

Jenis cerpen sastra lain adalal1 cerpen fantasi, artinya cerpen yang sama sekali tak mWlgkin terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi justru dengan memaparkan kejadian fantastis itu kebenaran malal1 tefungkap

10Henry Gllntur Tarigan,op. cil. h. 179

:x...

(26)

dengan cara sejitu-jitunya. Penulis Indonesia yang suka mengarang cerpen demikian adalah Danarto. Untuk mengganlbarkan kebenaran "mistik" yang sebenarnya ia mempergunakan tehnik bercerita yang fantastis begitu. Salah satu contoh cerpen sastra yaitu cerpen yang berjudul "Jejak Tanah" karya Danarto.12

Ccrpcn ini mcngisahkan tcntang pcristiwa aneh yang dnalami satu kcluarga. Ketika sang suami mcninggal, jenazalmya tidak dapat dimakanlkan, karena semasa hidupnya ia pernah menjadikan tanah sebagai barang dagangan sambil menyengsarakan warga miskin yang sudah puluhan tahun tinggal di situ. Oleh sebab itu, tanah

ュ・セッャ。ャH

jenazalmya.13 [image:26.595.78.537.156.670.2]

2. Cerpen hiburan. Biasanya cerpen ini memaparkan cerita yang penuh dengan gambaran dunia mimpi. Persoalan yang dijwnpaioleh tokoh-tokoh cerita selahl berakhir dengan beres dan amat memuaskan. Kaidah moralcerpen hiburan hanya satu: yaitu yang baik diganjar dengan kebahagiaan sedang yang jahat dihukwn kejam. Pendek kata cerpen, ini memberi kesenangan bagi pembacanya dengan jalan cerita yang mudah diikuti, penuh ketegangan. clan tanda tanya, segala rintanga teratasi dan tokoh yangbaik akan mencapai kemenangan serta kebahagiaanl4.

12Ibid

(27)

Cerpen hiburan menghindari kenyataan, sebab kenyalaan hidup memang lebih banyak mengecewakan daripada menyenangkan. Cerpen lriburan tidak perlu hanya bertema percintaan. Ia bisa bertema apa saja: horror, perang pembunuhan, misteri, dan sebagainyal5. Salah satu contohnya adalah cerpen yang beljudul "Pakaian Kebesaran Zigy".

Cerpen ini menceritakan tcntang kebiasaan seorang anak remaja yang gemar memakai t-shirt plus celana pendck. Ia selalu mengenakan pakaian lwbesarannya tcrscbut ke berbagai kescmpatan. Ia tak p(;rnah rnenghiraukan pandangan orang terhadapnya. Hingga suatu hari, ia mengalarni kejadian yang sangat rncrnalukan karena pakaian kebesarannya terscbut 、セuQ iapun tidak mau rnemakainya lagi.16

4.Unsnr-UnsUl' Penting Dalam Cerpen

Novel dan cerpen sebagai karya fiksi rnernpunyai persarnaan, keduanya dibangun oleh W1Sur-unSur pembangun yang sarna, kedunya dibangun dari dna unsur intrinsik dan ekstrinsik.17Unsur ekshinsik adala1I segala rnacanl nnsur yang berada di Inar suatu karya sastra yang iknt rnempengaruhi kehadirankarya sastra tersebnt, misalnya faktor sosial ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut ュ。ウyャャゥᄋ。ォセエN Unsnr intrinsik adala1I. unsur-unsur yang

/5Ibid

16Sanila Deselia,Baju Kebesaran Zigy, Majalah Kawanku, Hjセ。イエ。Z RedaksiKawanku,

2002), h. 96

(28)

membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan gaya bahasa.

a. Unsur 1ntrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya satra hadir sebagai. karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah cerpen berwujud. Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijwnpai, jika kita men1baca sebuah cerpen. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya ballasa, dan lain-lain.18 Dan untuk lebih rind dan kompleks al(an terlihat pada pembicaraan berikut:

1. Plot (alur).

Adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian da1am keseluruhan fiksi. Dengan demikian, alur merupakan perpaduan unSur-W1Sur yang membangun cerita sehingga kerangka utama cerita. Da1arnpengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan

(29)

rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat di dalanmya.19

Kejar.:Iian atau peristiwa dalam cerita dipengaruhi atau clibentuk oleh banyak hal, antm'a lain adalah karakter tokoh, pikiran atau suasana hati sang tokoh, latar (setting), waktu, dan suasana lingkungan. Kejadian atau peristiwa-peristiwa ituhanya berupa pelilaku yang tampak, seperti pembicaraan dan gerak-gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku tokoh yang bersifat nonfisik, seperti perubahan cara berpikir, sikap, kepribadian, dan sebagainya.20

Hubungan antara bagian alur menimbulkan persoalan proporsi; artinya terdapat bagian yang satu diceritakan dalam proporsi yang bcrbeda dengan bagian yang lain. Di samping itu antara bagian itu ada yang dihubungkan dengan ikatan yang kuat dan ada pula yang longgar. Alur yang bagian-bagiannya diikat dengan, erat disebut alur erat, sedangkan yang diikat dengan longgar disebut alur longgar. Biasmlya alur erat ditemui pada cerita yang memiliki junllah pelaku yang lebuh sedikit, karena dengan demikian hubungan antar pelaku menjadi lebih sering dan membentuk jaringan yang lebih rapat.

Pada Wllunmya alur cerita rekaan terdiri dari:

a. Alur buka, yaitu situasi mulai terbentang sebagai suatu kondisi pennulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya.

" Alar Semi,op. cit. ,h. 43

(30)

b. Alur tengah, yaitu kondisi mulai bergerak kea rah kondisi yang mulai memuncak.

c. Alur puncak, yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai Idimaks peristiwa. d. Alur tutup, yaitu kondisi memlIDcak sebelmnnya nmlai menampakkan

pemecahan atau penyesaIan.

Di samping jenis alur seperti di atas yang menekankan. jenis aIur berdasarkan uruta kelompok kejadian, kita dapat pula membagi alur berdasatkan fungsinya, yaitu (I) alur ulama, dan (2) alur sampingan.21

Alur utama adalah alur yang berisi eerita pokok,sedang alur sarripingan adalah alur yang merupakan bingkai cerita: segaIa peristiwa kecil yang rnelingkari peristiwa-peristiwa pokok yang membangun eerita. Sering pula aIur san1pingan ini merupakan eerita yang berada dalam cerita induk.

Alur merupakan tulang punggung suatu cerita. Yang menuntiln kita memaharrii keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalanmya. BHa ada bagiari yang terlepas dari pengamatan tenlu kita tidak dapat menmharrii kemUnclIlahperisliwa atau kejadian yang lain.

Unsur alur yang penting adalah konflik dan klimaks. Konf1ik dalarrifiksi terdiri dari: konflik internal, yaitu pertentangan dua keinginandi daIarri diri se()rangJ()k()h; dan konflik eksternal, yaitu konflik antara satu tokoh dengan tokoh lain, atau antara tokoh dengan lingkungannya. Di antara konflik-konf1ik kecil yang terdapatdaIafu alur cerita, terdapat pula satu konflik sentral. Konfliksentral illi dapat 11lel'Upakall

(31)

konilik internal yang kuat, atau konflik eksternal yang kuat, atau berupa gabungan konflik internal dan konflik eksternal yang sangat besar mempengaruhi tokoh eerita.

Klimaks eerita adalah saat-saat konflik menjadi sangat hebat dan jalan keluar harus ditemukan. Kadang-kadang klimaks utama tidaklah merupalmn kejadian yang sangat mengheraukan, dan kadang-kadang klimaks utama itu sukar diidentifikasi disebabkan bagian-bagian konflik dalam eerita mempunyai klimaks tersendiri. Suatu kenyataan adalah, bahwa bila konflik sentral sebuah eerpen muneu] dalam beberapa penggalan eelita, bolch jadi menimbulkan kesukaran untuk rnenemukan klimaks utama; narnun dengan menemukan salah satu dari klimaks itu merupakan usaha yang cukup berharga, terutama dalanl upaya menemukan kejclasan stl1lktur cerita.22

2.Tema.

Kata tema seringkali disamal(an dengan pengertian topik; padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda. Kata topik berasal dari bahasa Yunani topoi yang berarti tempat. Topik dalanl suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembiearaan, sedangkan tema marupakan tulisan atau karya fiksi. Pickett mcnyebutkan; wujud tema dalam sastra, berpangkal kepada alasan tindak (motif tokoh). 23

Jadi tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang mer!iadi dasar tersebut. Yang menjadi unsur gagasan sentral, yang kita tema tadi adalah topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dieapai oleh pengarang dengarl topiknya tadi.

22Ibid,h. 45

(32)

;

Jadi secara praktis dapat digambarkan dalam skema di bawah ini:

Topik

>

Tema

Tujuan

Jadi dalam peng.ertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca.

Karena ceritanya yang pendek, cerpen hanya berisi ウセエオ tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas.

3. Pcnokohan.

Yaitu pelukisan ganlbaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalim1 sebuah cerita. Penokohan juga menyaran pada tehllik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam cerita tersebut. Yang dimaksud dengan tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umunmya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwnjud binatang atau bel1dayang diinsankan.24

Masalah penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yarig kehadirannya dalam sebuah fiksi sangat penting dan bahkan menentukan; karella

(33)

tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhimya membentuk alur cerita.25

Tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan terterttu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Perwatakan (karakterisasi) dapat diperoleh dengan mernberi gan1baran mengenai tindak-tanduk, ucapan atau sejalan tidaknya antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Prilaku para tokoh dapat diukur melalui tindak-tanduk, ucapan, kebiasaan, dan sebagainya.

Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam novel clan cerpen terbatas, apalagi yang berstatus tokoh utama. Dibanding clengan novel, tokoh-tokoh cerpen lebih lagi terbatas,baik yang menyangkut jumlah maupun clata-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan clengan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi sencliri gan1baran yang lebih lengkap tentang tokoh itu.

Tokoh-tokoh cerita clalarn fiksi clapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penarnaan, cliantaranya clilihat clad segi paranan atau tillgkat pentingnya tokoh clalan1 suatu cerita, acla tokoh yang tergolong penting clan ditarnpilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, tokoh ini disebut tokoh utama(central -character atau main character), dan sebaliknya acla tokoh-tokoh yanghanya dimullculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, tokoh ini disebut tokoh tambahan atau tokoh sampingan(pheripheral character).26

25Ibid

(34)

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritllllllliya dalam snatu novel. atau cerpen yang bersangkutan. la merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang netral keduduhulliya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk penunjang atau pendukung tokoh utan1a.

4. Latar

Disebut juga setting adalah lingkungan tempat peristiwa teJjadi. Termasuk didalam latar ini adalah, tempat atau ru!U1g yang dapat diamati, seperti kampus, di sebuah kapal, di Puskesmas, dan sebagainya. t・イュ。セオォ di dalam unsur latar ini adalah waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah, dan lain-lain. Biasanya latar muncul pada semua bagian atau penggaIan ceriw, dan kebanyakan pembaca tidak terlalu menghiraukan latar ini; karena lebih terpusat padajaIan ceritanya.27

Pelukisan latar cerita untuk novel dan cerpen dilihatsecara kuantitatif terdapat perbedllllll yang l1lenonjol. Cerpen tidak l11el11erlukan detil-detil khusus tentang keadaan latar, misalnya yang l11enyangkut keadaan tel11pat dan sosial. Cerpen hanya mel1lerlukan pelukisan secara garis besar saja, atau ballkan hanya secara implisit, asaI telah l11al11pu l11emberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.

5. Kepaduan.

Novel atau cerpen yang baik haruslah l11el11enuhi kriteria kepaduan, unity.

Artinya, segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukw1g tema utama. Penampilan berbagai peristiwa yang saling menyusul yarlg l1lembentuk plot,

(35)

walau tidak bersifat kronologis, namun haruslah tetap saling herkaitan secara logika, Baik novel maupun cerpen, keduanya, dapat dikatakan menawarkan sebuah dWlia yang padu, NamW1, dua imajiner yang ditampilkan cerpen hanya menyangkut salah satu sisi kecil pengalaman kehidupan saja, sedilllg yang ditawill'kan novel merupalcan dunia dalam skala yang lebih besar dilll kompleks, mencalcup herbagai pengalanlan kchidupan yang dipandang aktual, namun semllanya tclap saling herjalinan,28

6. Gaya Pcnccritaan

Yilllg dimakslldkan di sini adalah tingkah laku pengarang Clalam menggunakan bahasa. Tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amatpenting, Tilllpa bahasa, saslra tidak ada, BetapapW1 dua atau tiga orang pengaJ.'illlg'· mengwlgkapkan suatu tema, alur, karakter, atau latar yangsama, hasil karyamereka akan berbeda bila gaya mahasa mereka berbeda}9

Kekayaan sebuah kata tuliSilll kreatif terletakpada w1su:r"UllSllrballasadan bentuk yang menimbulkan keragamilll dan kompleksitas, serta. interaksi. yaJ.lgbaik antara unsur-unsur tersebut sesamilllya serta dengan dWlia ny:lta yaJ.lg heradadi lingkungan karya itu sendiri.

b, Unsur Ekstinsik

Unsur ekstrinsik adalall unsur-W1sur yangberada di luar karya sastra iill, teiapi seCill'a tidak langslmg mempengill'uhi bangunan atau sistem organisn1ekaryasatra,

'8Ibid,h. 14

(36)

Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi. banglill cerita sebuah karya sastra, naIllun unsur-unsur itu sendil'i tidak ikut menjadi bagian di dalarnnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh (untuk tidak dikatakarl: cukup menentukan) terhadap totalitas b:mgun cerita yang dihasilkan.3o

Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah unsur. Unsur-unsur yang dimaksud (Wellek & Warren,1956:75-135) antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Pendek kata, unsur biografi pengarang akarl turnt menentukan corak karya yang dihasilkarmya. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang (yarlg mencakup proses kreatifnya), psikilogi pembaca,l11allpun penerapan prinsip psikologi dalam karya. KeadaaIl di lingkungan pengararlgseperti ekonomi, politik, daIl sosial juga akarl berpengaruh terhadap karya saslfa,dahhalitu merupakan unsur ekstinsik pula. Unsur ekstrinsik lainnya misalnya pandangan hidup suatu baIlgsa berbagai karya seni yaIlg lain, daIl sebagainya.

(37)

B.KCl"angka Tcori Tcrjcmahan 1. Pcngcrtian Tcrjcmahan

Dalam bidang peneljemahan terdapat istilah Translation dan interpretation

yang diglUlakan dalam konteks yang berbeda-beda, meskipuu kedua istilah itu terfokus pada peralihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Pada umumnya, istilah tranlation mengacu pada peralihan pesan tertulis dan

Iisan. Namun, jika kedua istilah tersebut dibahas secara bersamaan, maka istilah translation menunjukkan pada peralihan pesan tertulis ddall istilah interpretation mengacu hallya pada peralihan peSall lisan. Perlu pula kita bedakan antara penerjemahan dengan terjemahan sebagai padanan dari traslation. Kala peneJjemahall mengandlUlg pengertian proses alih pesan, sedangkan kata terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahall.

Penerjemall dapat diumpamakan "pengemudi" atau "pilot". Ia bertugas menyampaikan pesan penulis yang termuat dalam karya asH kepada pembaca karya terjemahan melalui bahasa pembaca yaIlg dituju. Dan pesan ittl harus benar-benar sampai tujUaIl dalam keadaaIl yaIlg baik daIl memuaskan. Untuk itu peneJjemah sebagai "pengemudi" memerlukaIl "rambu-rambu lalu lintas". Rambu-rambu mendasar penerjemahan adalah arti atau pengertian "menerjemahkan".31

Harimurti Kridalaksana mendefinisikan "menerjemahkan" sebagai berikut :

(38)

"Meneljemahkan adalah memindahkan suatu amanat dari ballasa sumber ke dalam ballasa sasaran dengan pertama-tama, mengungkapkan maknanya dan kedua, menglmgkapkan gaya bahasanya.,,32

J.C.Catford mengartikan, "Penerjemahan adalall penggantian bahan tekstual

dalam satu bahasa (ballasa sumber) dengan bahan tekstual yang sepadan dalam suatu bahasa yang lain (bahasa sasaran)."

Nida dan Taber mcngartikan, "Mcnerjemahkan merupakan kegiatan mcnghasilkan kcmbali dalambahasa penerima terjcmahan yang s,,:dckat-dekatnya dan sewajarnya scpadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya bahasa.,,33

Mary M.F.Massoud mengartikan, menerjemahkan berarti menyusun kembali, dalam bahasa yang barn, seluruh isi teks dalam bahasa sumber sedemikian rnpa sehingga terjemahan akan menyanlpaikan tidak hanya infonnasi yang sama, tetapi juga sesuatu yang bersifat imaginative dan bermuatan emosional dari karya asli, jika

karya asli itu adalah karya seni sastra.34

Pesan yang ingin dialihkan dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa) mempunyai satu kesatuan yang' terdiri dari isi dan bentuk . Bentuk adalah bagian dari struktur bahasa secara lahiriah, sedangkan isi atau makna adalah struktur batin.

32Ibid

33Ibid, h. 8

(39)

Bentuk sebagai struktur permukaan bahasa berfungsi sebagai alat yang menyangkut makna. Kaidah yang menghubungkan isi dan bentuk dalam setiap ballasa bervmiasi, arbiter, dan kompleks, sehingga seorang pene,jemah dituntut untuk mengenal dengan baik kedua bahasa, temtmna bahasa sumber, dan harns menguasainya secara teoritis dan praktis. Yaltu aspek gratis (ejaan), sintaksis, tata bahasa scrta penggunaannya. Di sini terlihat bahwa dalam penerjemahan yang dilakukan dari satu bahasa sasaran, penguasaan bahasa tersebut adalah syarat ideal bagi seorang penmjemah.

.

Terjemahan bertujuan untuk memindahkan makua dan pesan dari bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran. Terjemahan bukan karya asli, nmnun dalmn penerjemahannya harus senantiasa setia pada karya asli. Setia yang dimaksud adalall makna dan pesan yang ingin dismnpaikan dalmn karya asli hams ditmnpilkml kembali ke dalanl teIjemahannya, tidak bokleh menyimpang dari karya asli:nya.35

Kesempurnaml yang hams dilakukan dalmll penerjemahan adalah bentuk dan makna ballasa sumbernya harus ada dalam bahasa sasarmlliya. Kesempumaan itu mempakan gagasan yang sangat idealis dan tidak sepenuhnya tercapai, tetapi harns selalu diusahakan. Dalam hal ini peneljemah memang dapat memilih setia pada kosa kata, stmktur dan tata bahasa, atau gaya teks asli. Kesetiaannya hams dibatasi dengan memperhitungkan konteks dan kewajaran, berdasarkan pemahal11an ballwa bahasa

(40)

yang berbeda mempunyai kebudayaan yang berbeda serta persepsi yang berbeda pula, sebab kesetiaan yang buta dapat merusak hasil terjemahan.

Selain kesetiaan, yang perIu diperhatikan dalam menerjemahkan adalah kesepadanan dan pergeseran. Terjemahan yang baik adalall teJjemahan yang mementingkan kesepadanan isi daripada kesepadanan bentuk. Kesepadanan isi adalah kesebandingan tanggapan masyarakat bahasa sumber yang membaca teks sumber.36

2. Mctodc Pcncrjcmahan

Ada dua pengelompokan metode penerjemahan menurut Newmark37yaitu: a. Metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber, antara lain:

1. Penerjemahan Kata Demi Kata (interIineal)

Dalam metode ini, kata-kata yang terdapat dalam bahasa sumber diteljemaWcan di luar konteks, dan kata-kata yang bersifat kultural diteJjemahkan apa adanya. Menurut Newmark penerjemahan jenis ini biasanya kala-kata dalam teks sasaran langsung diletakkan di bawah versi teks sumber. Umumnya peneljemallan ini dilakukan pada tallapan pra peneJjemallan dan juga pada penerjemahan teks yang sangat sukar dipahami. PeneJjemahan inipun dapat. teJjadi pada tahap awal pengalihan. Terjemahan ini berguna apabila seseorang ingin mengelahui bentuk dan susunan kala dalam bahasa aslinya baris demi

36Zuhridin Suryawinata, "Penelitian Terhadap Terjemahan", dalam Aminuddin, Metode Penelitian Kuali/a/if,(Malang: H1SKI dan YA3, 1993), eet, ke-J, h. 140

(41)

baris tanpa mempelajari lebih dulu bahasa mmber itu. Umumnya jenis teljemahan ini sulit sekali dimengerti maknanya karena kosa katanya dari bahasa sasaran tetapi susunan kata dan kalimatnya mengikuti bahasa sumber. Cara ini banyak diterapkan untuk penerjemahan Kitab Suci, khususnya sebagai

alat bantu Imtuk mereka yang sedang mempelajari bahasa aslinya.38 2. Peneljemahan I-Iarfiah (formal)

Adalah terjemahan tradisional yang mengalih bahasakan naskah dalam bahasa sumber tanpa mengindahkan kekhususan bahasa sasaran. Karena respek penerjemah yang berlebihan kepada bahasa sumber, bentuk bahasa aslinya sedapat mungkin dipertahankan walauptm sering tenlSa janggal maknanya

dalam bahasa sasaran. Teljemahan tradisional ini banyak diterapkan dalanl menerjemahkan kitab-kitab suci, baik Alkitab, Alquran maupun kitab-kitab suci Hindu, Budha, dan lain-lain. Cara penerjemallan ini mengusahal(an padanan setara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam bidang leksikal dan sintaksis; hanya titik beratnya masih pada struktur lahir.39

Metode ini digunakan dengan cara mencarikan padanan konstruksi gramatikal bahasa sumber yang terdekat dalanl bahasa sasaramlya, tetapi ー・ョ・セェ・ュ。ィ。ョ

leksikal dilakukan terpisah dari konteks. 3. Peneljemahan Setia

J8Vero Sudiati dan Aloys Widyamartaya,op. cit. ,h. ]4

(42)

Penerjemahan 1m mencoba menghasilkan· makna kontekstual bahasa sumber dengan dibatasi oleh struktur gramatikalnya. PeneIjemah jenis ini

berpegang teguh pada maksud dan tujuan bahasa sumber, schingga hasil terjcmahmmya kadang-kadmlg terasa kaku dan seringkali asing.

4. Penerjemahan Semantis

Peneljemallan semantik harns memperhatikan unsur estetika teks bahasa sumber dengan mcngkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Selain itu, kata yang sedikit bermuatan budaya dapat ditcrjemankan dengml kata yang

netral.40

5. Pcnerjemahan Komunikatif

Peneljemahan komunikatif mencoba menghadirkan kembali maknq. konseptual yang scdemikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Demikian pula versi ballasa sasaran.

6. Penerjemallan Kesenisastraan

Pencrjemahan jcnis ini, adalah penerjemahan untuk kepentingan kesenian dan kesusastraan, seperti penerjemahan prosa, puisi, drmna, atau opera, cerita bcrgambar, dan film. Pada penerjemahan ini, penerjemahmmya biasanya amat setia pada bahasa sumber. Selain itu, tentn saja padakandlmgan pesan naskah bahasa sumber serta kesan yang ditimbulkan oleh naskah tersebut. Peneljemahannya dituntut untuk manlpu mengungkapkan nuansa dan

(43)

getar rasa yang tertuang dalam bahasa sllillber, biasanya dikemas denganbahasa tersirat; sehingga wajarlah jika masyarakat berpendapat bahwa tidak semua orang dapat melakukan penerjemahan jenis ini karena keterbatasankehlarnpllah

yang dimilikinya.

Diantara berbagai macam metode penerjemahan yang ll1endapatkan pcrhatian dalam pcncrjemahan prosa yaitu penerjemahan kesenisastraan.41

Penerjemahan sastra adalah suatu proses pengalihan kalimat ke kalimat lain, baik dari satu bahasa ke bahasa lain atau dalam satu bahasa ke bahasayang sarna dalam karya sastni dengan proses tanpaperbaikall,yaknihanyadalmll Tarigka menyalin saj a.42

Dalam peneljemahan sastra, apabila BSu terdiri dari dua kalinlat,maka jmnlah kalimat hasil terjemahan tersebut kemllllgkinan sarna dankalaupun bertambah hanya sedikit. Dua kalimat BSu setelah diterjelllahkml,mehjaditiga atau empat kalimat saja. Berbeda dengan saduran, dua kalimat BSu setelah disadur bisa menjadi lima sampai sepuluh kalimat atau bahkan lebih,halini dimaksudkan agar cerita tersebut lebih hidup dari isi cerita' aslinya, tetapi tanpa merusak garis besar cerita.

Ada pula yang disebut dengan karya sastra teIjemahan.. Jikasebuahkarya diterjemahkan, kemudian terjemahannya diperbandingkandengan karyaasJinya,

41 Suhendra Yusuf,Teori Tetjemahan Pengantar ke Arah Pendekalan Unguislik dan

Sosiolinguislik,(Band ling: Mandar Majll, 1994), eet ke-4, h. 16

42Peter Salim,The Contemporary English-Indonesia Diclionwy,(Jakarta: Modem English,

(44)

akan tampak bahwa keduanya tidak benar-benar saling menutupi; ada yang berkurang, ada pula yang bertambah pada terjemahmIDya. Hal ini lebih-Iebih terasa pada teIjemahan sebuah kerya sastra, karena seperti kita ketahui makna karya sastra itu berlapis-Iapis. Jika lapisan terluar telah diterjemahkan dengan baikpun, belumlah merupakan jaminan bahwa lapisan-lapisan yang lain ikut terpindahkan.43

Menurut Nida dan Taber, "Translating must aim primarily at 'reproducing the message'"; jadi, fokus terjemahan ada pada tanggapan si penerimaJpembaca. Pesan pengarang yang terdapat dalmn karya aslinya hmus se:cara utuh ditangkap oleh pembaca terjemahannya. Nmnun, dalam karya sastra, yang penting bukan hm1yaapapesan itu, melainkan jugabagaimanapesan itu dismnpaikan.

Jika l11emperhatikan panjang-pendek karya asli (KA) dan karya terjemal1an (KT), akan tampak perbandingan sebagai berikut:

KA: 242 halmnan maksimal 40 baris KT: 179 halmnm1 l11aksimal40 baris

60 ketukan perbaris 60 ketukan perbaris

Temyata panjang terjel11ahan berkurang 63 halmnan ataulebih kurang 25%. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya:

a. Baik jumlah suku kata l11aupun jumlah huruf per kata dalmn BSa lebih kecil dm'ipada dalmn BSu.

b. Kalil11at terjemahan lebih ringkas dm'ipada aslinya.

43Panuti Sudjiman,Bunga Rampai Stilistika,(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991), cet.

(45)

c. Banyak teljadi pelesapan bagian karangan

b. Metode yang lebih memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran, antara

lain:

I. Adaptasi (saduran)

Metode penerjemahan adaptasi adalah metode penerjemahan yang paling dekat dengan bahasa sasaran. Adaptasi bisa disebut saduran, asalkan penyaduran tidak mengorbankan hal-hal penting dalam bahasa sumber. Misalnya alur, tema, dan karakter.

Metode ini merupakan hasil penerjemahan bebas yang mementingkan pesan atau arnanat, tetapi mengungkapkan dengan kata-kata sendiri. Ada dua jenis adaptasi: (a) karena harns disesuaikan dengan jenis mcdianya, misalnya musik, puisi, drama, film, dan lain-lain. (b) kerena pandangan peneljemah mengenai apa yang dianggapnya paling penting bagi pembaca/ penerima-terjemahan.

2. Penerjemahan Bebas

(46)

naskah berbahasa sumber. 1a boleh melakukan modifikasi kalimat dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secarajelas oleh pembacanya.

3. Penerjemahan 1diomatik

Adalah pengalih bahasaan yang mempertahankan makna yang terkandung dalam bahasa sumber, sekaligus memperhatikan kekhususan hahasa sasaran. Metode peneljemahan ini bertujuan menghasilkan kembali pesan dalam teks bahasa sumber, namun dengan mengganakan kesan akrab dan dengan mencarikan padanan idiomatik yang tidak didapatkan pada versi aslinya, sehingga banyak terjadi distorsi makna. Cara penerjemahan ini sangat serius dalam mencari padanan yang wajar dan terdekat dalam bahasa sasaran yang dapat mengungkapkatl arti dan fungsi yang dimaksud dalam teks bahasa aslinya. Terjemahan ini samgat bermanfaat untuk mengetahui maknalberitalamanat yatlg dimuat dalanl naskah yatlg diterjemahkatl.

Dalam menerjemahkan cerpen atau novel, penerjemah harus berhati-hati karena akan terjerumus ke dalam penerjemahan kalimat per kalimat tanpa melibatkan pesan yang diamanatkan oleh naskah (teks) aslinya, dan itu akan mengakibatkan banyak pesan yang tak tersapaikan44•

Menurut Peter Newmark (1988), masalah-masalah yang menghadang penerjemah dalam menerjemahkan cerpen adalah pengaruh budaya sumber dim pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis aslinya. Dalam hal pengaruh budaya BSa,

(47)

kesulitan ini bisa berupa aturan-aturan BSu, gaya, bahasa, latar dan tema, sedang dalam hal pesan moral, penerjemah bisa menemukan kesulitan dalam hal idiolek dan cilTi-ciri khas penulis.

Untuk mengatasi masalah-masalall tersebut, peneIjemah dapat menggunakan teori menerjemal1kan novel atau cerpen yang diajukan oleh Belloc sebagaimana dikutip oleh Basnett-McGuire yang terdiri dari enanl hal:

a) Penetjemah tidak boleh menenl1tkan langkalmya hanya untuk. menerjemal1kan kata per kata atau kalimat per kalimat saja, tetapi dia harus selalu mempertimbangkan keselmuhan karya, baik karya aslinya maupun karya terjemal1annya. Ini berarti peneIjemah hams menganggap naskall aslinya sebagai satu kesatuan unit yang integral, meskipun saat

ュ・ョ・セェ・ュ。ィォ。ョョケ。 ia mengerjakan bagian per bagian saja.

b) Penerjemah hendaknya menerjema1tkan idiom menjadi idiom pula. Di sini hams diingat bahwa idiom dalam BSu mungkin sekali mempunyai padanan idiom dalam BSa, meskipun kata-kata yang dipergunakan tidak sanla persis. Seperti contoh idiom hitam manis dalam bal1asa Indonesia mempunyai padanan aswad ai-malih dalam bahasa Arab, dan bukan aswad aI-hulwah. Jadi, dalam kasus seperti ini penerjemah perlu mencari padanan dari idiom dari BSu di dalam BSa. Kalau memang tidak ada padanaffi1ya, barulah idiom itu bisa diteIjema1tkan.

(48)

yang dikandung oleh ekspresi tertentu. Bisa saja muatan emosi dalarn ekspresi BSu-nya lebih kuat daripada muatan emosi dari padanannya dalam BSa, atau ekspresi tertentu tcrasa pas dalarn BSu tetapi menjadi janggal dalarn BSa, bila diterjemahkan secara literal. Oleh karenanya, seringkali pcnerjemah prosa fiksi terpaksa menarnbahkan kata-kata yang sebenamya tidak ada dalarn konteks asli untuk menyesuaikan "maksud"nya di dalarn BSa. Akan tetapi, bagaimanapun, sebisa mungkin penerjemah menahan diri untuk tidak cepat menambah atau mengurangi hal-hal dalanl teks aslinya.

d) Penerjemah harus waspada terhadap kata-kata atau struktur yang kelihatannya sarna dalarn BSu dan BSa, tetapi sebenarnya sangat berbeda. e) Penerjemah hendaknya berani mengubah segala sesuatu yang perludiubah

dari BSu ke dalarn BSa dengan tegas. Dalam hal ini makna cerita dalarn BSu dan BSa

f) Meskipun penerjemall harus mengubah segala yang perlu diubah, tetapi Belloc mengatakan bahwa penerjcmah tidak boleh membubuhi cerita aslinya dengan "hiasan-hiasan" yang bisa membuat cerita dalarn BSa itu lebih buruk atau lebih indah sekalipun. TugaspeneJjemahadalall menghidupkan makna cerita tadi, bukan mempercantikllya, apalagi memperburuknya.

(49)

Mengingat arti "menerjemahkan" yang harus ditepati sebagai rambu-rambu kegiatan meneljemahkan sepelii dipaparkan di atas, dapat dikemukakan syarat-syarat untuk menjadi peneljemah yang baik menurut Bathgate:45

1. Peneljemah harus menguasai bahasa sumberdanbahasa sasaran

2. Penerjemah harus memahami denganbaik isi/bahan yWlg akan diteljemahkan. Dengan kata lain, kemampuali peneIjemah sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan.

3. p・ョ・セェ・ュ。ィ harus mampu menulis seem'a baik dmljelas denganberbagai

gaya tulis.

4. Penerjemah harus biasa bekerja dengan teliti dan cenIlat.

5. Penerjemah harus biasa berkonsultasi dcngan orang ymlgahli bilamana ragu-ragu mengenai mii teks atau meligenai peristilahan.

6. Penerjemah mempunyai pengalmuandalammenafsirkan sesuatu.

7. Penerjemah harus berwatak rendah hati dan berinte,gritasdiri. Artinya, penerjemah harus dapat mengukurkemampuannya sendiridahsenang meminta pertimbangan dan orang lain.

Selain itu ciri·ch·i terjemahan yang baik dapat disebutkad sebagai herik.ut46:

a. Mengenai isi karangan. Terjemahanyangbaik setiakcpadaaslil1yadah menyaj ikan kebenm'an, sel uruh kehenllran.Gagasan prihlldi pel1garahg, seperti apapun, tidak boleh masuk ke dalam terjcll1ahan.

(50)

b. Mengenai nada atau mood. Teljemahan yang baik mengungkapkan dengall seksanla semallgat atau suasana karangan asli.

c. Mengenai bahasa Indonesia. Terjemahan yang baik bahasanya tidak terasa sebagai terjemahan, tetapi terbaca sebagai karangan asli yang berbahasa Indonesia sungguh-sungguh:

1. Mudah dimengerti

2.Yang impIisit dijadikan ekspIisit dan yang perIu dije1askan dideskripsikan

3. Mengalir dengan 1ancar dan enak 4. Idiomatis

5. Bercitra rasa seni sastra.

(51)

DAN KHALIFURRAHMAN FATH SEBAGAI PENER.JEMAHNYA

A. Biografi AI-Manfaluthi

1. Kclahiran dan Pcrkcmbangannya

Mustafa Lutfl bin Muhammad

h。セ。ョ

Lutial-Manfalutidilahirkan pada tahun 1873 M di kota Manfaluth, salah satu kota di distrik AsiyUt. lac lahir dari keluarga keturunan asJi Mesir yang terkenal dengan kemuliaan dan kematangan etika. Ia dibesarkan di keluarga yang mempooyai semangat agama dan pengetahuan mendalam di bidang fiqih, keluarganya mewarisi i1mu hukul11 dan syariall, dan kepel11impinan kelompok sufi selanla hampir dua ratus taboo. Ia juga hidup dalal11 lingkungan Islami dan bangga dengan agama Islam, mellsucikan al-Qman, l11emperhatikan i1mu hadits dan menghafalkan sejarah nabi Muharnmad SAW.I

Ketika al-Manfaluti berumm II tahun, ia dikirim ayahhya ke a1'-Azhar untuk belajar. Dia disana selama 10 tahun, tak lama kemudian diabel1emu dengan Syekh Muhammad Abduh yang mengajar tafsir a1-Qman dan kedua kitab Abdul Khohir di bidang i1mu balaghoh yaitu "dalail al I'jaz" dan "asrar al-balaghoh". Ia tertarik dengan Muhanlmad Abduh dan ajaran-ajarannya, hingga membuatnya meninggalkan al-Azhar, pendidikannya, dan tokoh-tokohnya. Karena ia merasa kurang puas dengan

(52)

metode al-Azhar yang membuatnya putus asa.Tidak lama kemudian dill. mulai mengikuti pengajian Muhanlmad Abduh dan ill. mendapatkan. apa yang ill. inginkan,

,

iapun teJpengaruholeh ajaran-ajaran Muhan1illad Abduh.2

Aktifitas kesastrawanannya dimulai ketika ill. menjadi seorang mahasiswa di AI-Azhar. Saat itu ill. pernah menulis puisi yang berisi caci maki terhadap Abbas, penguasa masa itu. Karena puisinya itu, dill. ditangkap dan dipenjara cukup lama. Pengalaman dalam penjara,menyaksikan penderitaan rakyat Mesir di bawah penjajahan Inggris melahirkan tangis getir dan rintih pilu dalanl tuJisan-tulisannya.3

Di masa mudanya, aI-Manfaliltl mulai merasakan babwa dalam dirinya· terdapat keinginan untuk mempel'\iari kesusastraan. Sejak itulah, lambat laun ill. mulai menekuni ilmu-Hmu kesusastraan, baik prosa, puisi, maupun tata bahasa. Di samping itu, iapun gemar membaca kumpuan puisi dari para penyair yang tinggi bahasanya dan tulisan para penulis yang tidak diragukan lagi kemampuannya.

Al-Manfaliiti adalah salah satu pengagum Syekh MUhammad Abduh. Walaupun ill. tidak menekuni bidang agama dan syariat, akan tetapi ill. selalu menghadiri perkuJiahan yang dibimbing oleh Muhannllad Abduh.4 Tujuan sesungguhnya bukan untuk mendaJami Hmu agama, akan tetapi dill. sangat mengharapkan ill11U Adab. Dill. sibuk l11empelajari kitab-kitab !luna di bidang ill11u adab/sastra dan pustaka syair adab masa Abbasiyah, menghafal syair yang pendek

2Ibid

JPengantar redaksi, dalam kumpulan cerpen"Rinlihan Jiwa"karya Mustafa Lutfi yang diterjemahkan oleh Khalifurrahman Fath, (Yogyakarta:Navilla, 2003), h. 253

(53)

maupun yang panjang yang ia dapatkan dari tulisan-tulisan Muhammad Abduh, ia mempelajari dan mengutip darinya. Ia juga membaca tulisim-tulisan Ibnu Muqaffa', Jahiz, Badiu Zanlan al Hamdani dan buku Naqd Adab karya al-Amidi dan Baqilani, Dcngan itu, ia tclah mempersiapkan dirinya untuk menjadi jurnalis yang pintar. Dia lncndapatkan popularitas yang tinggi di al-Azhar karena kecerdasan otalmya dan metodenya yang sangat menarik. Ballkilll Muhan1l11ad Abduh mengakui kecerdasarll1ya, Iapun menerangkan kepada al-Manfaluti bahwa yang paling baik untuk mencapai keberhasilan hidupill1l1ya adalal1 sastra.5

AI-Manfaliiti セャ・ョ、。ー。エォ。ョ banyak manfaat dari pergaulannya dengan Muhammad Abduh dan Saad Basya Zaghul. Saad sangat tertarik dengilll al-Manfalutf dan memilihnya menjadi sekretillis di Kementrian Ptmdidikan dan Kcbudayaan di bawah kcpcmimpinan Saad, Bahkan, ketika Saad pindal1 ke Kcmcntrian Kchakiman dan Hukum, ia mcmbawa al-Manfaluti bersamanya. Akan tetapi, tidak lama kel11udian al-Manfaluti l11cninggalkan pekerjaannya kill'ena Saad sendiri tclah keluill' dmi kabinet kel11entriilll. Al-Manfailltl tcrus l11encrus l11enulis dalam surat kabar sehingga Mesh, mendirikilll Parlel11en pada tahun 1923. Selillljutnya, Saadpul1 memilihnya menjadi ketua kclompok penulis di par'lemcn, Namun, tidak lama kcmudian al-Manfaluti wafat.

Pertumbuhan al-Manfaliiti bersamaan dengan zaman penjajahan Inggris di Mesir. Ia mengalami pergolakan nasional dan pcmberontakan-pemberontakan kebangsaan yang tcrjadi saat itu, seperti rcvolusi Urrobi yaitu pada tahun 1881 M,

(54)

perang dunia peliama (I), revolusi 1919 M, penj ajahan Inggris terhadap Mesir dan reaksi masyarakat Mesir, kejaclian-kejadian sosial dan krisis ekonomi. AI-Manfaluti tidak senang berkecimpung dalam dunia politik secara langsung, akan tetapi ia lebih. senang mengabdi kepada negara dengan cara menn1is tentang hal ihwal manusia dan masyarakat. Hal ini terbukti dengan usahanya dalam menerjemahkan kisah "Fi Sabi1i al-tセB (karena mahkota), yaitu sebuah roman nasional yang penerbitannya berpengaruh besar dalam membangun jiwa nasional dan mengobarkan semangat pemuda meJawan penjl\jah. Pada saat itu, perhubungan Mesir dengan Barat mulai membuahkan hasil di bidang kebudayaan dan kesusastraan.6

Kejadian-kejadian yang terjadi di negaranya sangat berpengaruh terhadap bentuk sastra dan pemikiran-pemikirannya, dimana sastra-sastranya sebagai berikut:

J. Dari sisi bentuk, dia melanjutkan gerakan bayan dan fashall yang dimu1ai 01eh al-Jahiz, dan Abdul I;Iamid, dan lain-lain. Ini yang membuat para uJama allli kritik sastra Arab menganggap al-Manfaluif sebagai guru di bidang ilmu bayan. Sete1ah Muhammad Abduh, dialah orang yang paling terkenal di bidang tersebut.

2. Di sisi konteks, sastra a1-Manfaluti merupakan hasil masanya sendiri dart bentuk dari kejaclia sosial. Kedudukan al-Manfaluti di bidang natsar prosa(naskall sastra Arab), seperti kedudukan al-Barudhi di bidang syair. Kedua tokoh tersebut merupakan tokoh pembaharu sastra Arab.7

6Muhammad Mahmud Ridwan, "AI-Manjalutfdan Kmya-karyanya"dalam Magdalena di

bawah Naungan Pohan Tilia, (Yogyakarta: U.P Indonesia, 1985), cet ke III, h. 16

(55)

Manfalutl memiliki watak seniman dengan citarasasel)rang sastrawan. AI-Manfaluti sendiri tidak pandai dalam berbahasa asing, akan tetapi berkat jasa teman-temannyalah ia manlpu menerjemahkan berbagai buku dari bahasa Prancis. Diantaranya ada yang diterjemahkan kata demi kata laiu terjemahan tersebut

-

-diperbaiki kalimat dan gayanya oleh al-Manfaillti. Mengenai hal ini ia bel'kata: "Saya telah menjaga jiwa asli sepenulmya dan mengikat diri sayasekeras.. kerasnya. Saya tidak menyimpang kecuali membuang beberapakalimat yang tidak penting, menambah beberapa kalimat yang terpaksa saya tambahkankarena keharusan teIjemahan, pengolahan, penyesuaian tu{uan dan maksud·maksud tanpa mengurangi nilai aslinya atau keluar dari batasan".

AI-Manfaluti adalah sastrawan Mesir yang sangat terkenal di Indonesia melalui pengaruhnya atas Abdul Malik Karim Amrullah'(HAMKA). Iaadalah seorang sastrawan yang sastranya bersandar atas refoI'riiasida11l rasional,karena ia termasuk orang yang menganut aliran sastrapemikiran (literature of idea) yang mempunyai dua keistimewaan pokok, yaitu keistimcwmffi bentuk/syakaldan keistimewaan tema. Sastranya merupakan titik pertemuan antm's, sistcll1Arab klasik dan isi kehidupan sosial yang nyata,9

2. Cerpen-cerpen al-Manfaluti dan K;arakteristilrnya

Sebagai seorang sastrawan Arab beraliran klasik yang mel11el1tingkan gaya bahasa yang indah, cenderung mendayu-dayu, tentullya ia tak [uput. dariberbagai

8Muhammad Mahmud Ridwan,op, cit., h. 22

(56)

karya yang meneerminkan kepribadian pengarangnya. Diantara karya-karya

al

-Manfaluti antara lain:

A. Annazllarat : terdiri dari riga jilid dan berisi semua yang teiah disebarkan dalam Harian al-muayyid, terdiri dari kritik sastra, essai sosial, deskripsi dan cerpen.

B. AI-Abarat: merupakan kumpulan eerpemlya sendiri dan teIjemahan.

C. Mukhtarat al-Manfaluti: merupal,an syair-syair pilihan al-Manfaluti dari sastrawan klasik dan pandangan sastranya.

D. Karya-karya terjemahan yang terdiri dari dari Majdulin karya Anfos harbul Farjini, al-Fadilah karya Barnardhi Sanferosiro Nether Gerak, dan as-Syafr karya Edmond Roslan dan Fi Sabll al-Taj.l0

Tidak diragukan lagi, bahwa sastra al-Manfaluti tidaklah berangkat dari nol, tetapi sebagai kelanjutan sastra Arab sebelumnya. Ia adalah pelopor bayan

pada masa kebangkitan. Sebelunmya, prosa Arab bersifat baku dan sastra <Ii al-Azhar dianggap sebagai pekerjaan sia-sia. Sastra al-Maniilluti terbentuk dari beberapa elemenffaktor, pertanla Aqidah al-Islanliyah (daTi a.1-Quran dun hadits)

dan alturals at Araby (khazanah sastra dari masa Jahiliyah, uwal Islam dan abbasiyah), pengaruh tokoh-tokoh terkenal seperti Imam Jamaluddin al-Afgani, Muj1ammad Abduh dan Saad Zaglul. Dan hasil hubungannya dengan kebudayaan asing, khususnya kebudayaan Perancis.

(57)

Adapun faktor-faktor yang membuat sastranya terkenal dengan pesat adalah karena perannya melawan westernisasi (budaya Barat), seruan untuk menghidupkan bahasa Arab 'ammiyah, kemunduran gaya bahasa sastra Arab, serta semangat untuk kembali pada arsiterasi Arab.

Karakteristik atau cirri-ciri dari karya-karya

。ャMm。ョヲ。ャセエゥ

antara lain:II

I. Berkecenderungan rasa yang berbicara pada hal : karyanya adalah karya romantis yang sentimentil yang berisi tangisan sedih dan rasa berkabung. Menurutnya, sastra adalah berbicara dari hati ke hati, bukan hanya berbicara dengarl otak. Metode al-Manfaliiti adalah metode rasa yang menggambarkan khayalan yang mengalahkan realitas, menggunakan

,

lafadz-lafadz majazi dan tidak menganalisis fenomena sosial secar'a

sosiologis, akan tetapi menganalisisnya sejauh menggelitikjiwanya.

2. Berkecenderungan pada moral. Sastra yang menek,mkan rasa di atas berhubwlgan dengan penekanan moral, dimana ia melihat semua fenomena sosial dengan pendekatan moral yang bersandar atas petunjuk dan mengambil hikmahnya. Kadang, kala al-Marlfaluti mengarnbil tema-tema yang bersifat abadi, seperti membicarakan tentang cinta, kewajiban dan" pengorbanan. Oleh karena itu, sastranya tidak terikat waktu/masa, sperti sastra Yunani yang bersifat kekal.

AI-Manfaliiti memiliki beberapa pendapat tentang kesusastraan. Contoh kesusastraan yang bernilai tinggi adalah kesusasatraan yang berbicara tentang

(58)

kebenaran. ArtJnya, bahwa kesusastraan harus timbul dari p(:rasaan hakiki yang dirasakan oleh seorang sastrawan.

Dalam hal ini ia berkata: "seorang penyair dan penulis terbaik menurut pendapatku adalah yang dapat melukiskan dengan sebaik-baiknya hal ihwal dirinya dan alam, dan dapat mengganlbarkan hal-hal itu kepada orang lain dengan gambar!m yang tepat".12

Syaral kedua untuk kesusaslraan yang baik menurul al-Manfaliiti adalah kejelasan. Pengertian kejelasan disini adalah jelasnya pikiran dan bahasa. Semua kata

asing yang pelik hendakdaknya dijauhi, karena zaman dimana kita hidup adalall zaman pergerakan dan kegiatan. Masyarakat pada saat itu lidak suka membuang-buang waktu berdianl diri di hadapan sebuah syair, telapi mereka mencoba memahanli salu baris prosa beserta arti-artinya.

Syarat keliga, yaitu pemakaian kata-kata yang mudah dipaharni dan dibaca oleh umum dan masyarakat zaman sekarang.

Dengan ketiga syarat ini, al-Manfaiuti telah menyesuikan diri dan mempral(lekkan dalam karya-karyanya, sehingga dalam karya-karyanya akan terlihal suatu kebenaran dan kejelasan kata-kata yang mudah dipahami.13

12Mustafa Lulfi al-Manfaluii,al-AbarGt,(Beirul:Maktabah al-Ilmiah al-Radils), h. 90

(59)

3. Pandangan Kritikns Terhadap Kal-ya-karya AI-Manfaln!i

Beberapa kritikus mempunyai pendapat tentang karya·karya al-Manfaluti, diantaranya adalah Thoha Husain, Lutfi Sayyid, Ahmad Husain az-Zayyat dan,

.

Ahmad Hafidz.14

Menurut keempat tokoh diatas, sastra al-Manfaluti sangat tinggi nilainya. Lutfi Sayyid menganggap sisitem al-Manfaluti sebagai buah yang matang untuk ll1asa penulisan sastra pada saat ia hidup, karena ia ll1all1pu menyatukan pell1ikiran tradisional Arab dan modem. Adapun AI-Aqod menganggapllya sebagai munsyi

(penell1u sistell1 penulisan bam) bukan hanya sebagai penulis saja, karena penell1u ll1enurutnya Iebih tinggi daripada sekedar penulis. Adapun Fathi Ridwan ll1enjelaskan peranan al-Manfaluti sebagai tokoh sastrawan Arab yang ll1ampu ll1ell1baca perasaan masyarakat, bukan hanya mell1perhatikan keindahan lafadz. Ia juga melihat ballwa ll1asa sesudah Perang Duma I, layak dijullild sebagai masa al-Manfaluti (ahlul Manfaluti). Hampir tidak ada satu nUllah pun yang tidak memiliki buku atau karya al-Manfaluti, bahkan tidak ada pembaca yang tidak pernah ll1embaca hasi karyanya, baik yang bempa novel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab maupun tulisannya sendiri tentang sastra dan kehidupan sosial dan sastra.

Orang orentalis yang bemama Gibb menganggap sastra al-Manfaluti" sebagai usaha yang cukup berhasil dalam menjawab tuntutan masyarakat luas, yang berarti

(60)

sistem sastranya mendapatkan pengakuan dan penerimaan oleh masyarakat umum. Maim, sastra melalui al-Manfaluti menjadi populis padahal sebelumnya bersifat elitis. Adapun Anwar Al-Jundi berpendapat bahwa al-Manfaluti adalah pembuka warna baru dalam sastra kontemporer karena ia mendirikan aliran dalam bidang penulisan sastra yang mempengaruhi Thaha Husain dan Az-Zayyat.15

AI-Mandur membela al-Manfaluti dan menolak pendapat al-Mazini dengan argumennya:"bagaimanapun sastra al-Manfaluti dapat dianggap sebagai sastra teladan dan sehat, lebih mulia daripada sastra-sastra yang lain, yang biasanya cenderung ke arall seksualitas, balJkan ke arah yang vulgar, sebagaimana yang kita saksikan di c:nlam karya sastra masa kini". Dan kritiknya te:rliadap tuduhan al-Mazini yaitu bahwa terlalu banyak maf'ul mutlak dalam tulisan al-Manfaliiti: menurutnya hal itu bukanlall masalah16

Dalam satra, persoalan tangisan cengeng bukanlah sesuatu yang penting, demikian menurut Profesor Umar Dasuki. Menurutnya yang terpenting adalah perasaan yang benar, Az-Zayyat juga menganggiip bahwa masalah sastra menangis atau tertawa, sastra lemah atau knat adalah pandangan keliru.17

Mallmud Taymw' berpendapat bahwa bahwa tendensi al-Manfaluti adalah romantis, manis dan gayanya mudah, menguasai perasaan dIm memperdayakan dirinya. Akan tetapi, dalam pendahuluan kumpulan cerpeIDlya Syaikh Sayyaid

al-15Ibid

16Ibid,h. 81

(61)

'Abit, ia mengatakan bahwa

。ャMm。ョヲ。ャセエゥ

lebih memusatkan pada gaya dan bahasa daripada eel'ita itu sendiri, khususnya karyanya sendiri. Kendati gaya bercerita

al-m。ョヲ。ャセエゥ indah dan bagus, ia gagal dalam topik eerita dan penokohan. Ia berpidato

dalam eerita-eeritanya. Realita berubah menjadi fantasi. Tokoh-tokohceritanya adalah bayangan, tanpa hakikat.18

AI-MazTni telah menuduh

Gambar

gambaran dunia mimpi. Persoalan yang dijwnpaioleh tokoh-tokoh cerita

Referensi

Dokumen terkait

Pendanaan penyelenggaraan cadangan pangan pemerintah desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran

Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada empat elemen utama yaitu : (1) mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada; (2) membuat suatu siklus material

Luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan literasi keuangan serta terlatihnya pengurus masjid dalam melakukan pencatatan dan penyusunan

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SDN Tandes Lor Surabaya.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga tahap

Dan akhirnya, Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2018 berhasil menerbitkan instrument keuangan green sukuk yang berkonsentrasi pada pembiayaan proyek green sector

Karya ilmiah ((bahasa Inggris bahasa Inggris :: scientific paper  scientific paper ) adalah laporan tertulis dan ) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang

Membaca kritis berarti membaca dengan menganalisis tulisan penulis, lalu mengkritisi menilai baik buruknya suatu bacaan.Penelitian ini bertujuan untuk: 1)

Aplikasi “Dé Java Toucé”merupakan aplikasi berbasis website yang dibangun untuk solusi dalam media promosi pariwisata di Indonesia dengan beberapa fungsionalitas diantaranya