KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
(Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan M:asyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Unlversnas Islam N egeri SYARIF HlDAYATULLAli JAKARTA
Oleh:
ャ|セjhM X ゥヲゥAサLセセ N Bエゥ@ Muhamad Yusup Supandi
105051001903
JURUSAN J(OMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAI(ULTAS ILMU DAKW AH DAN ILMU l(OMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAil
JAKARTA
KOMUNIKASI ANT ARBUDA YA
(Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwali. Clan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.1)
Disusun Oleh:
Muhamad Yusup Supandi
NIM: 105051001903
Pembimbing:
NJP •. 196212311988031032
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULT AS ILMU DAKW AH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi yang berjudul "KOMUNIKASI ANT ARBUDA YA (Stu di pad a Pola
Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi, di Kelurahan Empang
Kota llogor)" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada tanggal 20 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarja Sosial Islam (S.Sos.I), pada Progaram Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Ketua
セ M セW⦅⦅⦅⦅@
-Drs. Ju mroni, M .Si. NIP. 1963 0515199203
Sidr.ng Munaqasah
Pembimbin,g
Jakarta, 20 September 20 l 0
Sekretaris
/?
Umi Mus ar N IP. 1971061819
1>enguj i I I
'\
Rubiyanal MA NIP. 197308221998032001
Prof. Dr.
aョセャウ@
1 1 1 . : . Ph.Q
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahawa :
1. Skripsi ini mempakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakaiia.
2. Semua sumber yai1g saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakmia.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima saflksi yang beulaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Agustus 2010
ABSTRAK
MUHAMAD YUSUP SUPANDI. NIM105051001903
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi, Empang Bogor).
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan. Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh para ahli, bahwa Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi yang dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya. Keterkaitan komunikasi dan budaya telihat pada cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia yang meliputi bagaimana memahami makna, model tindakan dan bagaimana makna serta model-model itu ditafsirkan sebuah kelompok yang berebeda budaya. Dan komunikasi antarbudaya terjadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang membentuk sebuah pola komunikasi.
Adapun identifikasi dan nunusan masalah ini lebih terfokus pada variabel pola komunikasi dalam komunikasi antarbudaya, sebagai cara pembuktian adanya pengaruh budaya pada hubungan komunikasi yang terj adi maka penulis melihat bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi? Bagaimana bahasa yang digunakan dalam pola komunikasi yang yang terjadi antar kedua etnis tersebut? Serta bagaimana prasangka dan stereotip yang tumbuh dari komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi?
Alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui proses terbentuknya pola komunikasi yang te1jadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor melalui beberapa variabel yang meliputi bahasa, pola komunikasi antarpribadi, pola komunikasi antarkelompok, prasangka, dan stereotip.
Penelitian ini menggunakan rnetode kualitatif, yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis mauptm lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dalam peudekatan kualitatif, penulis pengumpulkan data dengan cara observasi, interview dan dokurnentasi. Peneliti juga melakukan observasi dengan mengunjungi lokasi Kelmahan Empang sebagai lokasi studi penelitian dan jilga melakukan wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap tepat dalam memberikan infom1asi.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta Alam yang penuh rahaman
dan rahim sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Shalwat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang membawa
manusia kejalan yang penuh lurus.
Akhirnya selesai juga penulisan skripsi ini aari awal hingga terselesainya penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa dan berkontribusinya dalam
upaya menyelesaikan skripsi ini. Namun karena keterbatasan kata dalam
pengantar, penulis tidak dapat menyebut satu persatu pihak yang telah berjasa.
Tanpa mengurangi rasa terima kasih, izinkanlah penulis menyebut beberapa pihak
untul( mewakili pihak-pihak yang berjasa. Yaitu:
1. Kepada Ayahanda Yakub (aim) semoga Allah SWT yang Maha rahman
rahim memberikan ampunan kepadanya se1ia tempat yang terbaik di sisi-nya.
Amin.
2. Kepada Ibunda Handiyani serta keluarga yang begitu tegar semoga Allah yang
Maha Kuasa selalu menjaga, melindungi se1ta memberikan rizqi dan
kesehatan kepadamu.
3. Kepada segenap pengurns Yayasan Panti Asuhan Amal Assalam saya
ucapkan terima kasih banyak yang telah membesarkan saya dari kecil hingga
¢ besar dan memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan studi hingga
tingkat kuliah dan dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwal1 dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pembantu Dekan I,
Rizal LK., MA selaku Pembantu Dekan III, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakruia. terima kasih atas kebij akmmya.
5. Bapak Prof.DR. Andi Faisal Bakti, MA selaku pembimbing yang banyak
mengarahkan dan memberikan pel1mjuk dalam proses penyusunan hingga
selesai.
6. Bapak Drs, Jumroni, M .Si selaku ketua Jurusan !<..PI dan Dra, Umi
Musyarofah, MA selaku sekertaris J urnsan, yang telah ban yak membatu dan mendukung penulis.
7. Seluruh Staf Pengajaar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah bru1yak memberikan ilmunya yang menjadikan modal dasar bagi penulis
dalam menyusun skipsi ini.
8. Seluruh Staf Perpustakaan Faklutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakan Utama yang telah membantu peneliti dalam megumpulkan
bahan-bahan sebagai rujukan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada seluruh masyarakat Kelurahan Empang kususnya warga RW dua dan
R W dua belas dan para tokoh yakni bapak Umar Tahlib, Taufik Abdul Afif
dan bapak Hidayat dan saudara Y ayan.
10. Kepada ade-ade Panti Asuhan Amal Assalam yang telah memeberikan
semangakat dan inspirasi dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepada semua
pihak ym1g telah memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materil
guna menyelesaikan skripsi ini. Amin.
DAFTARISI
ABSTRAIC ........ i
J(A TA PEN GANT AR ... ' ... I . . . .• • ii
DAFT AR ISi .......... iv
DAFT AR TABEL ...... ... ...... vi
DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... 1
B. Identi:fikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ... 6
C. Ruang Lingkup, Tujuan, dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metode dan Bingkai Penelitian ... ... ... ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... ... ... ... ... ... ... ... .16
F. Sistematika Penulisan .. . . ... .. ... .... ... ... .1 7 BAB II LANDASAN KONSEPTUAL A. Komunikasi Antarbudaya ... ... 19
1. Penge1tian Buda ya ... 19
2. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ... .21
3. V ariabel Pola Komunikasi Antarbudaya ... 22
a. Bahasa clan Pesan Verbal.. ... 22
b. Pesan Nonverbal. ... 25
B. Pengertian Pola Komunikasi ... .. ... .. ... ... .. ... ... .31
1. Pengertian Pola Komunikasi ... ... ... . ... ... ... .31
2. Bentuk Pola Komunikasi ... .. .. ... .. .. ... . ... .. ... ... .33
a. Komunikasi Personal ... .34
b. Komunikasi Kelompok ... .. ... .35
c. Komunikasi Massa ... .. ... .. ... ... .. ... .35
C. Prasangka Sosial dan Stereotip ... ... ... .. ... 36
1. Prasangka Sosial ... ... . .... . .... ... 36
2. Stereotip ... .. ... ... 37
BAB III GAMBARAN UMUM MASY ARAKAT KELURAHAN E MPANG KOTA BOGOR A. Letak Daerali. ... .. .... .... ... ... ... ... . ... . .. ... . ... 39
B. Demografis Masyarakat ... .... .. .... ... .. ... ... ... .. ... 39
C. Gambaran etnis Arab dan Budayanya .. . .. .... ... . ... .. .. ... .42
1. Sejarah datangnya Etnis Arab ... . ... ... 42
2. Aspek Sosial. ... . ... ... ... . ... 46
3. Aspek Ekonomi. .. ... ... ... ... ... . ... . ... 4 7 4. Aspek Pendidikan ... ... .... .. .. ... . ... ... . .. ... ... ... .. .... .. .48
5. Asp ek l( esenian .... ... ... ... ... ... ... . 48
B. Pola Komunikasi Antarpribadi Et.nis Arab dengan
Masyarakat Pribumi di Kelurahan Em pang Kota Boger ... 56
C. Pola Komunikasi Kelompok Etnis Arab dengan
Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empaug Ko ta Bogor. ... 57
D. Prasangka Sosial dan Stereotip dalam Pola Komunikasi Etnis
Arab dengan Masyarkat Pribumi di Kelurahan Empang
Ko ta Begor ...
63
E. Kegiatan Keagamaan Yang Dilakukan Dalam Pola
Komunikasi Yang Te1jadi Antara Etnis Arab Dengan
1v1asyarakat Pribu1ni ... 69
F.
Faktor Penghambat dan pendukung te1jadinya Pola KomunikasiEtnis Arab Dengan Masyarkat Pribumi di Kelurahan Empang Kota
Bogor ... ... ... 71
BAB V PENUTUP
A. l(esimpulan .... . ... . ... ... ... . .. . ... . ... . . .. .. . .. 74
B. Saran-Saran .. . . . ... .... .. ... . .... ... .. . . . .... . . ... 75
DAFTAR PUSTAIU ... ... .... ... ... ... ... ... 76
keturunan Arab tidaklah lemah. Peranan mereka cukup kuat dalam beberapa
bidang perekonomian, misalnya dalam perdagangan.2
Sedangkan perbedaan dalam hal hubungan dengan tanah airnya.
Disebabkan oleh letaknya yang jauh se1ia kurangnya perhatian atau kontak
dari pengusaha di negeri asal. Golongan Arab di Indonesia kurang te1jalin
hubungan langsung dalarn perkembangan ideologi, politik dan kebudayaan.
Malah karena peran Mekah sebagai pusat Islam, etnis Arab di Indonesia lebih
berorentasi ke Negara Mekah dibanding ke negara asaln.ya yaitu Hadramaut
(Y aman Selatan). Berbeda dengan Cina yai1g lebih mudah memperoleh
ideologi baru dari negeri Cina. Mereka memiliki kesadaran politik yang
tinggi sehingga orentasi kepada kebudayaan leluhumya masih nampak
menonj ol, seperti dalam berbagai macam upacara.3
MMMMセセセ@
Manusia merupakan makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan
lingkunganya, karena bagaimana pun manusia saling membutuhkan guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Karenanya manusia tidak luput dari aktivitas
komunikasi baik antarpribadi maupun keJompok dengan berbagai latar
perbedaan budaya.
Hubungan individu atau kelompok dari lingkungan kebudayaan yang
berbeda akan mempengaruhi pola komunikasi, karena perbedaan budaya
memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda clan karenanya ikut menentukan
tujuan hidup yang berbeda.4
2 Ibid,
h. 179. 3
Sehingga kerap kali menemui hambatan-hambatan, seperti bahasa,
nonna dan adat suatu kelompok masyarakat tertentu yang menjadikannya
pedoman oleh mereka dalam bersikap dan berinteraksi, karenanya akan
banyak perbedaan yang muncul, dan perbedaan tersebut jika tidak dipahami
dengan baik akan menjadi kendala dalam proses komunikasi, dapat
menimbulkan konflik yang mengarah pada perpecahan dan berpengaruh pada
keutuhan negara. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai dengan landasan
ideal Panca Sila yaitu sila ke-3 "Persatuan Indonesia." Seperti halnya konflik
yang terjadi di berbagai daerah seperti: di Ambon, Poso dan Kalimantan yang
terjadi dalam kunm 1998-2002, dengan berbagai bentuk kekerasan,
penganiayaan, perusakan, clan pembunuhan. 5
Hal tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor, tetapi salah satu
faktornya adalah karena adanya perbedaan-perbedaan budaya. Dengan
dernikian, komunikasi dalam sebuah hubungan yang multi etnis perlu
dilakukan, sebagai salah satu alternatif dalam menciptakan hubungan yang
harmonis. Dalam masyarakat akan terwujud sebuah kesadaran sebagai satu
komunitas yang berada dalam satu wilayah negara Indonesia, serta dapat
saling menerima clan mengh01111ati perbedaan-perbedaan tersebut.
Melihat peran komunikasi yang begitu penting dalam meciptakan
hubungan harmonis yang multi etnis clan penuh perbedaan budaya, maka
penulis tertarik untuk lebih jauh mengkajinya dalam ruang lingkup
komunikasi yang terjadi pada golongan etnis asing yakni etnis Arab dengan
etnis asli Indonesia atau masyarakat pribumi.
Adapun penelitian in.i dilakukan di Kelurahan Empang Kota Bogor.
Letaknya dipusat kota, yang manajuga dekat dengan kota besar yaitu Jakarta
Indonesia menjadi pintu gerbang bagi para pendatang dari baik dari dalam
negeri mapun luar negeri seperti Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Asia
Kota Bogor pun menjadi tempat pertemuan berbagai macrun golongan etnis
atau suku bangsa, orang, kebudayaan, sehingga merupakan suatu daerah
srategis bagi tumbuhnya kehidupan barn dan lahirnya suatu kebudayaan barn.
Fungsi kota Boger yang demikian itu menyebabkan kota ini sering disebut
bersifat heterogen karena berkembangnya kehidupan yang pruralitas.
Demikianlah kota Bogor persis dengan kondisi kota pada umunmya, yang
disebutkan oleh Djoko Widagho dkk. 6
Etnis Arab di Indonesia termasuk golongan yang minoritas, di mana
mereka pada dasarnya memiliki pola kebudayaan yang berakar clari Negeri
Arab yang berbecla dengan pola kebudayaan masyarakat pribumi, namun
hampir semua etnis Arab di Indonesia saat ini sudah dilahirkan dan hidup
berdampingan sejak lama di Indonesia sehingga secant langsung telah te1jalin
hubungan komunikasi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi.
Begitupun dengan etnis Arab yang ada di Kelurahan Empang Bogor
terlihat adanya hubungan komunikasi dengan masyarakat pribumi di daerah
diantaranya perkawinan, kepercayaan, dan perdaganggan yang dilakukan
oleh ke-dua etnis yakni Arab dan masyarakat pribumi.
Hubungan komunikasi yang akan timbul antara etnis Arab yang
mempunyai pola kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat pribumi ialah
hubungan komunikasi antarbudaya yaitu sebuah hubungan komunikasi yang
dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya di Bogar, dimana orang yang terlibat
dalam komunikasi memiliki latar belaka11g budaya yang berbeda.
Karenanya budaya mempunyai hubungan timbal balik dengan
komunikasi, seperti dua sisi dari satu mata uang, yang mana budaya menjadi
bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut
menentukan, memelihara, mengembangkan, atau mewariskrumya. 7
Adanya hubungan komunikasi yang terjalin antara etnis Arab dengan
masyarakat pribumi mendorong penulis untuk lebih jauh mengetahui
gambaran secara jelas mengenai pola komunikasi, penggunaan bahasa,
prasangka dan stereotip yang tumbuh dalam hubungan yang te1jadi serta
.
melihat berbagai bentuk kegiatan yang menunjang terbentuknya hubungan
tersebut. Untuk itu penulis akru1 menyusun penelitian ini dalam bentuk skripsi
[image:14.489.54.437.115.463.2]B. ldentifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. ldentifikasi masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yaitu ingin
menggambarkan secara jelas mengenai pola komunikasi yang te1jadi
antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang terjadi sejak tinggal di
Indonesia khususnya di daerah Bogor serta menghubungkannya clalam
berbagai konteks kegiatan seperti ekonomi, pendidikan, perkawinan dan
keagamaan, penggunaan bahasa, prasangka dan stereotip.
2. Pembatasan masalah
Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan penulis teliti, agar lebih terfokus dan efektif dalam penelitian
ini, penulis membatasi beberapa masalah terkait dengan penelitian.
Pertama terkait dengan masalah tempat penelitian penulis membatasi
wilayah atau tempat yang menjadi objek penelitian yakni hanya terfokus
pada lingkungan
Rw
02 Kelurahan Empang Kecamatan Bogor Selatan,Kota Bogor. Data yang penulis temukan di lingkungan Rw tersebut
merupakan lingkungan yang paling memiliki jumlah penduduk etnis Arab
paling banyak bermukim.
Kedua, terkait dengan masalal1 bentuk dari pola komunikasi yang
akan penulis teliti terbatas hanya dalam bentuk kornunikasi lisan tidak
meneliti komunikasi dalam bentuk komunikasi massa, karena penulis
dan kelompok secara langsung dan alan1iah tanpa melibatkan media
massa sebagai sarana komunikasi.
3. Perumusan masalah
Berdasru·kan latarbelakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana pola komunikasi yang te1jadi antara etnis Arab dengan
masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?
Berdasru·kan masalah di atas maka yang menjadi pertanyaan tunman
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam pola komunikasi yang
terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan
Empang Kota Bogor?
2. Bagaimana pola komunikasi antruvribadi yang te1jadi antara etnis
Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?
3. Bagaimana pola komunikasi antarkelompok yang terjadi antru·a etnis
Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?
4. Bagaimana prasangka dan stereotip dalam komunikasi yang terjadi
antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang
Kota Begor?
5. Bagaima kegiatan keagamaru1 yang dilakukan kedua etnis yakni Arab
C. Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini merupakan pola komunikasi yang
te1jadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi. Adapun pola yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran keseluruhan dari proses
penyampaian pesan baik secara verbal maupun nonverbal dalan1
komunikasi. Adapun pola komunikasi yang terjadi sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang meliputi; agama, ekonomi, perkawinan dan
sebagainya hal tersebut dapat dilihat dari dalam bentuk hubungan
komunikasi antarpribadi dan kelompok serta melihat dari bahasa yang
digunakan dan sterotip dan prasangka yang ada.
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah "masyarakat pribumi"
ialah orang yang berasal dari etnis Sunda yang merupakan penduduk asli
yang tinggal di Kota Bogor seperti halnya etnis asli Indonesia lainnya
yaitu: Bugis, Jawa, Betawi, Batak, Banjar, d。ケ。ャセL@ Sasak, Bali, dan
sebagainya.
2. T ujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
I. Untuk mengetahui pola komunikasi yang te1jadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi melalui variabel pola komunikasi dalam
komunikasi antarbudaya yaitu pada pola komunikasi antarpribadi dan
antarkelompok, penggunaan bahasa, prasangka clan stereotip yang
2. Penelitian ini disusun dengan harapan agar dapat memberikan usulan
mengenai perlu adanya penelitian-penelitian エ・ョエセュァ@ komunikasi
antarbudaya agar dapat lebih menambah manfaat dalam bidang ilmu
komunikasi.
3. Manfaat penelitian
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan scbagai masukan bagi
penelitian selanjutnya, khususnya dalam kajian ilmu komunikasi
antarbudaya.
b. Praktis
Memberikan masukan kepada warga masyarakat untuk mencegah
terjadinya konflik, akibat kesalahpahaman cara pandang dalam
memahami atau menafsirkan sebuah pesan yang digunakan oleh
komunikator yang berbeda budaya.
D. Metoclologi Penelitian
1. Pendekatan, clan konsep penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengglll1akan pendekatan kualitatif
deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara sistematis dan
mendalam situasi atau peristiwa, dan pada penelitian ini tidak mencari
atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat
Metode di atas dimaksudkan agar penulis lebih leluasa dalam
penelitian studi pola komunikasi pada etnis Arab, sehingga dalam
penelitian ini penulisan dapat menggunakan dan mengembangkannya
secara ilmiah. Metode deskriptif tersebut dengan menggunakan
variabel-variabel komunikasi dalam komunikasi antarbudaya sebagai berikut:
a. Pola komunikasi adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses
komunikasi yang terjadi dalam sebuah komunitas baik yang terjadi
secara individu maupun kelompok.
b. Komunikasi antarpribadi ialah komunikasi adalah sebuah proses
komunikasi yang melibatkan dua orang individu dalam berinteraksi.
c. Komunikasi antarkelompok adalah proses komunikasi yang
melibatkan lebih dari dua oamg dalam melakukan sebuah interaksi,
komunikasi kelompok terbagi menjadi bagian kelompok kecil dan
kelompok besar.
d. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan
untuk mengombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan clan
dipahami suatu komunitas.
e. Prasangka diartikan sebagai suatu sikap tidak adil, menyimpang atau
tidak toleran terhadap sekelompok orang.
f. Sterotif sebagai suatu keyakinan bahwa semua anggota kelompok sosial tertentu memiliki karakteristik yang sama. Dengan kata lain
semua orang yang menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial
menunjukan karateristik yang serupa.
2. Tempat penelitian
Adapun tempat yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah di
Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tepatnya di
lingkungan Rw 02.
3. Teknik penulisan
Penelitian ini menggunakan pedoman penulisan karya ilmiyah
(skripsi, tesis, dan dise1iasi) yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
4. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dengan:
a. Observasi
Obsevasi atau pengamatan langsung merupakan metocle pertama
yang digunakan dalam penelitian, dan mempakan alat pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
langsung gejala yang diselidiki.9
Adapun observasi yang penulis lakukan yakni pada:
1. Pada 10 Juli 2009. Penulis mengunjungi claerah Kelurahan Empang
dan sekitar Mesj id Keramat Empang dengan tujuan untuk
2. Pada 25 Pebruari 2010. Penulis menghunjung kegiatan Majlis
Ta'lim di Mesjid Keramat Empang (Mesjid Agung) dengan tujuan
memastikan kegiatan pengajian yang sepertia apa yang dilakukan.
3. Pada 27 Januari 2010. Mengamati kegiatan keseharian di
lingkunang Rw 02 dengan tujuan mengetahui suasana dilingkung
tersebut baik dalam hal be1ietangga, jual beli dan pergaulan
kelompok.
4. Pada 4 Maret 2010. Penulis observasi Ice Sekolahan Yayasan Al
Irsyad dengan tujuan mengathui gambaran mengenai keadan di
Lingkung tersebut khususnya siwsa siwi dengan tujuan
memeperoleh infomrnsi mengenai keadan hubungan kedua etnis
yakni Arab dan pribumi di lingkungan pendidikan.
5. Pada 9 Maret 2010. Penulis mengamati acara Maulid yang
merupakan acara rutinan yang diselenggarakan di Kelurahan
Empang Bogor.
6. Pada 2 Maret 2010. Penulis mengamati kegiatan jual beli
disepanjang jalan Empang di kelurahan Empang dengan tujuan
mengetahuai kegiatan dagang yang dilakukan.
b. Wawancara mendalam
Wawancara yaitu pengumpulkan data dengan melakukan proses
dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka mendengarkan secara
langsung infonnasi-infoimasi.10
Adapun beberapa warga Kelurahan Empang yang penulis
wanwancara ialah:
a. Pada 27 Januari 2010 . Penulis menemui Saudara Ahinad Yani di
Rumahnya dengan harapan mengetahui infonnasi awal mengenai
keadaan di lingkungan Kelurahan etnis Arab
b. Pada 4 Pebruari 2010 . Penulis menemui lbu Maryam di Rumalmya
sala11 satu warga etnis Arab dengan tujuan mengetahui hubungan
antara etnis Arab dengan masyarakat Arab
c. Pada 5 Pebruari 2010 . Penulis menemui Saudara Y ayan Salah
seorang pemuda di lingkuang Keh11rahan Empang Kota Bogor
dengan harapan mengetahui seputar hubungan pergaulan yang
te1jalian antar pemuda.
d. Pada 25 Pebmari 2010 . Penulis menemui Bapak Muhidin salah
seorang tokoh yang merupakan warga mayarakat pribumi dengan
tujuan melihat hubungan clalam pergaulan se1ta pandangan
mengenai etnis Arab dengan Masyrakat pribumi.
e. 27 Pebruari 2010 . Penulis menemui Saudara Rofiuclin Mansyur,
dengan tujuan mendapatkan infonnasi menganai pergaualan dan
hubungan serta pandangan mengenai masyarakat pribumi.
f. Pada 2 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Umar di Rumhanya, dia merupakan salah satu tok.oh Etnis Arab sekaligus sebagai ketua
Rw 02 dan mewawancarainya dengan tujuan memeperoleh
gambaran mengenai kegiatan serta hubungan antar keclua etnis
dalam berbagai kegiatan sepe1ii keagamaan, kemasyarakatan, dan
stereotip serta berbagai masalah yang te1jadi di Wilayah Rw 02.
g. Pada 3 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Juma salah satu warga
pribumi yang merupakan salah satu pekerja yang pemah beke1ja di
rumah ketunman etnis Arab dengan tujuan memperoleh informasi
menganai hubungan dan pandanganya menganai etnisd Arab
sebagai peke1j a.
h. Pada 4 Maret 2010 . Penulis mewawancara ibu Idah salah, satu
warga pribumi yang memepunyai suami dari keturunan Arab
dengan tujuan mengetahui informasi mengenai hubungan etnis
Arab dengan masyarakat pribumi dalam hal pernikahan dan
kekeluargaan.
i. Pada 4 Maret 2010 . Penulis mewawancara bapak Mahdi Ma'mun
Miskara, dia merupakan salah satu tokoh pendidikan Yayasan Al
[image:23.487.67.437.102.585.2]mengetahui hubungan kedua etnis Arab dan pribumi yang terjalin
dalam hal pendidikan
J. Pada 7 Maret 2010 . Penulis memwawancara bapak Dayat di
Rumahnya, dia merupakan salah satu tokoh masyaralcat pribumi
yang mempunyai pergaulan yang baik dengan etnis Arab dengan
tujuan mengetahui informasi mengenai berbagai kebiasaan dan
pandangan mengenai etnis Arab dalam berbagai hal seperti kerja,
jual beli dan faham keagamaan, bahasa yang digunakan.
k. Pada 9 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Taufik Abdul Afif
yang merupakan salah satu warga keturunan etnik Arab yang juga
berpropesi sebagai pedagang dengan tujuan mengetahui informasi
mengenai berbagai tradisi dan budaya etnis Arab, kegiatan jua1 beli
serta makanan serta sejarah mengenai keberadaan etnis Arab di
bogor.
c. Dokumentasi
Berkaiatan dengan data Dokumentasi penulis digunakan dalam
penelitian ini ialah berupa buku gambaran demografi dan monografi
serta catatan kependudukan masyarakat Kelurahan Empang khususnya
Iingkungan warga Rw 02, yang penulis peroleh dari Arsip Kelurahan
5. Pengolahan dan analisa data
Data-data yang diperoleh, kemudian dipelajari, yaitu
jawaban-jawaban responden untuk dianalisis dan dimmuskan untuk memperoleh
data-data akurat. Kemudian memberikan kesimpulan dari hasil analisis
dan penafsiran data, semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan
pendeskripsiannya dalam bentuk pemyataan.
E. Tinjauan pustaka
Dalam kajian ini, peneliti memuat basil penelitian yang sudah ada, dengan
membandingkannya dengan judul yang akan diteliti yaitu "Komunikasi
Antarbudaya (Studi pada pola komunikasi etnis Arab dengan masyarakat
pribumi di Kelurahan Empang, Kota Begor)." Adapun kajian komunikasi
antarbudaya yang pernah diteliti ialah, komunikasi antarbudaya (studi pada
pola komunikasi masyarakat suku Betawi dan Madura di Kelurahan Condet
Batu Ampar) penelitian tersebut diteliti pada tahun 2006, oleh Ahmad Syukri,
S.Sos.I, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jumsan Komunikasi Penyiaran
Islam, UIN S yarif Hidayatullah, pada penelitian terse but dilakukan pad a
masyarakat Betawi dan Tionghoa clan buican pada etnis Arab, kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Ali Abdul Rozak yang be1judul Akulturasi
Budaya Betawi Islam dengan Tionghoa (Studi komunikasi antarbudaya pada
kesenian Gambrang Kromong di Setu Babakan, Kelurahan Jaga Karsa), pada
penelitian tersebut hanya mengkaji pada etnis yang sama dan lebih
menekankan pada akulturasi pada kesenian Gambrang Kromong." Sehingga
antarbudaya (studi kasus pada etnis Arab dan masyarakat pribumi di
Kelurahan Empang Kota Bogor )."Dan peneliti ini diharapan dapat dijadikan
sebagai masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, khususnya
komunikasi antarbudaya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempennudah pembahasan penelitian ini, peneliti berusaha
membuat secara sistematis kedalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub
pembahasan. Adapaun kelima bab tersebut sebagai berikut:
BAB I. Bab ini menjelaskan tentang kerangka dasar dengan memaparkan latar belakang masalal1, yaitu menggambarkan permasalahan yang
terkait dengan etnis Arab di Indonesia, mengidentifikasi
permasalahan yang akan penulis kaji, membatasi ruang lingkup
permasalal1an sehingga penelitian lebih mudah dan terarah serta
fokus terhadap permasalahan yang akan dikaji. Menyusun
permasalahan yang dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi, tinjauan pustaka dan
yang terakhir sistematika penulisan.
BAB II. Pola komunikasi dalam ilmu komunikasi antarbudaya, komunikasi antarbudaya menjelaskan pengertian kebudayaan, dan
komunikasi antarbudaya. Pola komunikasi, membahas berbagai
variabel pola komunikasi dalam komunikasi antarbudaya yang
BAB III. Gambaran umum masyarakat Empang Kota Bogor, yaitu
membahas gan1baran masyarakat yang dilihat dari beberapa
keadaan yaitu: demogarfi penduduk dan monogarfi yang meliputi
letak daerah, kegiatan ekonomi, pendidikan, mata pencaharian
dan keagamaan. Kemudian menggambarkan Sejarah kedatangan
etnis Arab dan melihat berbagai bidang yang dilakukan oleh etnis
Arab seperti: ekonomi, pendidikan, budaya dan keagamaan.
BAB IV. Bab ini akan memaparkan hasil penelitian Varibel, yaitu pola
komunikasi antarpribadi dan antarkelompok etnis Arab dengan
masyarakat pribumi, kemudian menjelaskan bahasa yang
digunakan dalan1 pola komunikasi yang te1j adi serta melihat apa
yang menjadi prasangka dan stereotip dari kedua etnis yaitu etnis
Arab dan masyarakat.
BAB V. Bab ini berisikan tentang: kesimpulan dan saran serta di diakhiri
dengan daftar pustaka dan lampiran.
BABU
LANDASAN KONSEPTUAL
A. Komunikasi Antarbudaya
1. Pengertian Budaya
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sangsakerta, yaitu buddayah
bentukjamak dari kata budi yang berarti akal.1
Sedangkan kata kultur berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata colere
yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
terutama dalam mengembangkan tanah atau petani. Kemudian makna tersebut
mengalami perkembangan menjadi kata culture yang berarti segala aktivitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harns dibiasakan berkarya dengan belajar,
berserta keselurnhan dari hasil budi dan karyanya.2
Kebudayaan juga diartikan sebagai simpanan akumulatif dari
pengetahuan, pengalarnan, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama,
pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau
kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau
generasi. 3
1
Djoko Widagho, I/mu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 17 . 2
Trenholm dan Jenesen sebagaimana dikutip oleh Dedy Mulyana
mendefinisikan budaya sebagai berikut:
" Budaya adalah seperangkat nilai, kepercayaan, norma, dan adat-istiadat, aturan dan kode yang secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang. Mengikat mereka satu sama lain dan memberi mereka kesadaran bersama. Mereka mengemukakan lebih jauh bahwa budaya adalah jawaban kolektif terhadap pertanyaan-pe1ianyaan mendasar: Siapa kita? Tempat kita dimana? Dan bagaimana kita menjalani kehidupan kita? ... "4
Dari definisi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya
merupakan bagian dari kehidupan manusia, budaya merupakan identitas suatu
kelompok manusrn dan budaya sangat penting sehingga budaya
mempengarhui segala perilaku manuisa itu sendiri.
Peranan kebudayaan menjadi sangat besar dalam kegiatan komunikasi
karena karakteristik kebudayaan antarkomunitas dapat membedakan
kebudayaan lisan dan tertulis yang merupakan kebiasaan suatu komunitas
dalam mengomunikasikan adat istiadatnya. Jacli pesan-pesan, pengetahuan,
kepercayaan, dan perilaku sejak awal tatkala orang tidak bisa menulis dapat
dikomunikasikan hanya dengan kontak antarpribadi langsung atau oleh
pengamatan yang mendalam terhadap peninggalan artifak sehingga informasi
yang paling minimum pun dapat di sebarluaskan.5
Jadi budaya sangat berkaitan dengan komunikasi dengan berbudaya
manusia dapat melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya, sepe1i i
dalam berkomunikasi, ekonomi, politik, sosial, penggunaan bahasa dan lain
sebagainya.
4 Dedv Mulvana. Komunikasi Efektif.<;untu PPndPlrotnn ャNゥョ ャ ョセ@ n,,,/n,,n (
Wujud dari sebuah kebudayaan secara operasional dapat dilihat dari isi
kebudayaan. Yang meliputi:
1) Perantara dan perlengkapan hid up manusia,
2) Mata pencaharian hidup, 3) Sistem ekonomi,
4) Si stem kemasyarakatan, 5) Bahasa,
6) Sistem fengetahuan, 7) Religi.
2. Pengertian Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi Antarbudaya merupakan perpaduan dari dua suku kata
yakni komunikasi dan budaya. Keterkaitan komunikasi dan kebudayaan itu
telihat pada earn manusia berkomunikasi baik, dengan individu maupun
dengan kelompok yang memiliki perbedaan budaya sehingga dari proses
kom unikasi yang terjacli menunjukkan suatu perbedan ternendiri.
Untuk lebih jelasnya mengenai komunikasi antarbudaya berikut
beberapa pendapat tentang definisi komunikasi antarbudaya, yakni.
a. Menmut Guang-Ming Chen dan William J. Starosta sebagaimana dikutip
oleh Deely Mulyana berpendapat Komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi yang terjadi antara produsen pesan clan penerima pesan yang
latar belakang kebudayaannya berbeda. 7
6
b. Alo Liliweri komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang melibatkan
peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi atau kelompok,
dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang
memengaruhi perilaku komunikasi para peserta. 8
Dari dua definisi di atas nampak jelas bahwa yang menjadi ciri utama
dari suatu komunikasi antarbudaya yaitu adanya komunikator dan komunikan
yang berasal dari budaya yang berbeda dan komunikasi antarbudaya sebagai
komunikasi yang melibatkan komunikator dan penerima pesannya satu sama
lain mempunyai perbedaan budaya.
3. Variabel Pola Komunikasi Antarbudaya
a. Bahasa dan Pesan Verbal
Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya
di muka bumi adalah bahasa dan penggunaannya dalam kehidupan.
Penggunaan bahasa pada binatang bersifat statis, bi.natang dapat merespon
tanda-tanda atau simbol-simbol, dalam komunikasinya binatang tidak
dapat memodifikasi bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai
seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas .9
8
Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Komunikasi"
mende:finisikan bahasa sebagai berikut:
"Bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena. bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata hams disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti ... "10
Dalam studi kebudayaan, bahasa ditempatkan sebagai sebuah
unsur penting selain unsur-unsur lain seperti sistem pengetahuan, mata
pencaharian, adat istiadat, kesenian dan sistem peralatan hidup. Bahkan
bahasa clapat dikategorikan sebagai unsur kebudayaan yang berbentuk
nonmaterial selain nilai, norma dan kepercayaan.
Sebagaimana diketahui, kebudayaan hanya ditemukan dalam
masyarakat sebab hanya manusialah yang dapat mengembangkan
sistem-simbol dan menggunakannya secara lebih baik, apalagi sistem-simbol-sistem-simbol itu
dibentuk dalam kebudayaan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa bahasa merupakan
salah satu unsur penting dari kebudayaan yang berbentuk nonmaterial,
bahasa mencerminkan budaya. Orang yang menggunakan bahasa yang
berbeda juga memiliki cara pandang yang berbeda.
Ba11asa dalam kehidupan manusia adalah sebagai representasi
sebuah kebudayaan, yang dapat memberikan penjelasan tentang
orang yang menggunakan bahasa tersebut. Orang yang sering mengucap
kata-kata Allah, akhirat, smga dan neraka tentu akan berbeda pandanganya
tentang dunia ini dengan orang-orang yang sering mengucapkan kata-kata
duit, cewek, cimeng, pesta, dan minum, dan seterusnya. 11
Sebagai representasi sebuah budaya, maka kata-kata atau bahasa
tidak selalu sepenuhnya dapat diterjemahkan kedalam kata-kata atau
bahasa lain secara sempuma, akan ada saj a perbedaan ketika suatu kata
atau bahasa tersebut dite1jemahkan ke bahasa lain. Kesulitan
penerjamahan disebabkan oleh keterbatasan dari pada bahasa itu sendiri
antara lain:
1. Kata-kata memiliki lebih dari satu makna,
2. Banyak kata terikat budaya dan tidak d.apat diterjemahkan langsung.
3. Orentasi budaya dapat membuat terjemahan langsung menjadi tidak masuk akal.
4. Suatu budaya mungkin tidak memiliki latarbelakang pengalaman yang memungkinkan tejemahan pengalaman dari budaya lain. 12
Adapun keterkaitan bahasa dalam komunikasi verbal, bahasa
dipandang sebagai suatu wahana penggunaan tanda-tanda atau
simbol-simbol untuk menjelaskan sutu konsep tertentu bahasa memiliki keyakinan
simbolisasi tersebut clan dipandang sebagai upaya manus1a,
mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia,
medium untuk berkomunikasi secara santai dengan diri sendiri maupun
dengan orang lain.13
11
Dedy Mulyana, Komunikasi Efektif Suatu Pendekatcm Lintas Budaya h. 109.
12
Dalam penggunaannya bahasa dan kebudayaan mempunya1
keterkaitan, yang menyebabkan lahirnya beberapa variasi dalan1 bahasa itu
sendiri, yaitu:
1. Dialek, yaitu vanas1 dalam bahasa di suatu daerah dengan kosa kata yang khas,
2. Aksen, menunjukkan kepemilikan, penyebutan (pronounciation), yaitu tekanan dalam pengucapan yang dapat dibedakan,
3. Jargon, adalah sebuah unit kata-kata atau istilah yang dibagikan atau dipertukarkan oleh mereka yang sama persepsi atau pengalamannya,
4. Argot, yaitu bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok yang luas dalam sebuah kebudayaan untuk menunjukkan posisi mereka yang kuat dalam suatu masyarakat. 14
b. Pesan Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan
pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan
tertulis atau dengan menggunakan mimik, pantomim, dan bahasa isyarat.15
Ada banyak definisi lainnya mengenai pesan nonverbal dua
diantaranya definisi yang kemukakan oleh :
1. Menmut Lany A. Samovar dan Richard E. Porter yang dikutip oleh Alo Liliweri mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai
komunikasi tanpa kata-kata definisi ini mengandung penge1tian bahwa
14 Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antndm dmm
komunikasi nonverbal disampaikan dengan tidak menggunakan
kata-kata.16
2. Menurut Eguene Matsol yang dikutip Alo Liliweri, komunikasi
nonverbal merujuk pada variasi bentuk-bentuk komunikasi yang
meliputi bahasa, bagaimana seseorang berpakaian, bagaimana
seseorang melindungi dirinya, menampilkan ekspersi wajah, gerakan
tubuh, suara, naaa, dan kontak mata.17
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa komunikasi pesan
nonverbal ialah semua isyarat yang bukan kata-kata yang mana dalam
penggunaannya telah disepakati bersama oleh para pengguna pesan
nonverbal itu sendiri.
Adapun mengeni perbedaaimya dengan pesan verbal ialah pesan
nonverbal tidak berlaku di segala tempat dan waktu, karena pemaknaan pesan nonverbal di suatu daerah bisa berbeda-beda, dan budayayalah yang
memberikan makna terhadap pesan nonverbal tersebut dan juga pesan
nonverbal ialah pesan yang bersifat eksplisit clan diproses secara kognitif,
sedangkan pesan nonverbal lebih bersifat spontan, ambigu, dan sering
berlangsung cepat.18
16
Alek Ruimonder, dkk., Komunikasi Antarb11adaya, ( Jakarta: Universitas Terbuka DEPNIKNAS, 2001), h. 64-65.
17
1. Bentuk Pesan Nonverbal.
J alaludin Rakhmat mengelompokan pesan-pesan nonverbal
sebagai berikut:
a. Pesan kinesik yaitu pesan nonverbal yang menggunakan gerakan
tubuh yang berarti, terdiri dari : pesan fasial, pesan gestural, pesan
postural dan artifaktual.19
Adapun penjelasan ketiga pesan tersebut sebagai berikut:
I) Pesan fasial yaitu pesan yang menggunakan mimik muka untuk
menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit
sepuluh kelompok makna: kebabagiaan, rasa terkejut,
ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman,
minat, ketakjuoan, malu, sakit, dan tekacl.20
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan
seperti mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai
malma pesan. Menurut Galoway sebagaimana dikutip Jalaludin
Rakhmat menyebutkan bahwa pesan gestural digunakan untuk
mengungkapkan: mendorong · atau membatasi, menyesuaikan
atau mempertentangkan, 21
3) Postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, postur
seorang prajurit TNI yang sedang berbicara dengan
komandannya tentu akan berbeda dengan postur seorang santri
19 Jalaludin Rakhmflt. p Nセゥ ャュャイ キゥ@
yang berbicara pada kyai. Adapun makna yang dapat
· disampaikan dari pesan postral adalah:
a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan
terhadap individu yang lain. Postm yang condong ke arah
yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian
positif,
b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri
komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang
yang tinggi hati di depan anda, clan postur orang yang
merendah,
c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional
pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda
tidak beru ah, anda mengungkapkan sikap yang tidak
responsif. 22
4) Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturanjarak dan
ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita
mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
5) Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh,
pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif
menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan
dengan pesan verbal.24 Adapun kelima fungsi tersebut sebagai
berikut:
a.
b.
Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sud ah
disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan
penolakan, saya menggelengkan kepala.
Substitusi, yaitu menggantikan Iambang-lan1bang verbal.
Misalnya tan pa sepatah kata pun kita berkata, kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.
c. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang
lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda "memuji' prestasi
teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata "Hebat kau
d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya mak:na pesan
nonverbal. Misalnya, air muka anda. menunjukkan tingkat
penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris
bawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya
B. Pola Komunikasi
1. Pengertian Pola Komunikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pola mengandung a.iii
bentuk (struktm) yang tetap.26 Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer pola
diartikan sebagai model, (rancangan).27
Sedangkan istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicate
yang berruii berbicara, menyampaikru1 pesan, informasi, pikiran, gagasan, dan '
pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan
mengharapkan respons, tanggapan atau ams balik (feed back).28
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pola komunikasi
adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses komunikasi yang terj adi dalam
sebuah komunitas baik yang terjadi secara individu maupun kelompok.
Dengan mengetahui gambaran pada sebuah proses komunikasi maka kita
dapat mengetahui bentuk dari sebuah hublli1gan komunikasi yang te1j adi
Sebelum kita mengetahui bentuk sebuah pola komunikasi apa yang
diterapkan dalam sebuah komunitas baik individu maupun kelomplok maka
kita perlu melihat proses komunikasinya, karena pol.a komunikasi tersebut
26
Departemen Pendidikan Nas ional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 885.
terlahir dari berbagai proses komunikasi sehingga keduanya tidak dapat
dipisahkan karena menjadi sebuah satu kesatuan. Tanpa kita melihat proses
komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktifitas komunikasi maka tidak dapat
mengetahui pola komunikasi apa yang digtmakannya. Proses komunikasi
terbagi menjadi dua tahap yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara pnmer adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa yang secara
langsung mampu menerjemahkan fikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Seperti yang telah dijelaskan di atas pada umumnya bahasa
lambang mampu mentransmisikan pikiran., ide, pendapat dan
sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang konkrit.
Namun pada akhirnya sejalan dengan berkembangnya
masyarakat berserta peradaban dan kebuclayaan, komunikasi
mengalami kemajuan dengan memadukan lambang bahasa dengan
komunikasi berlambang gambar dan warna. Akan tetapi oleh para ahli
komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efi siensi komunikasi
be1media hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat
informatif.
Menurut mereka yang efeK.tif dan efisien dalam,
menyampaikan pesan persuasive adalah komunikasi tatap muka karena
kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator,
sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung
seketika dalam arti kata komunikator mengetahui tanggapan atau
reaksi komunikan pada saat itu juga.
2. Bentuk pola komunikasi
Berkaitan dengan proses komunikasi maka clalam sebuah proses
komunikasi menurut Jalaludin Rahmat menegaskan bahwa dalam sebuah
proses komunikasi terdapat bentuk-bentuk atau pola yakni.29
a. Komunikasi Persona (Interpersonal Comunication)
K01mmikasi pesona adalah sebuah proses komunikasi yang
melibatkan dua orang individu dalam beiinteraksi. Dalam komunikasi
persona ini terdapat dua bentuk yaitu:
1) Komnikasi lnterpersona (Personal Comunication)
Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses komunikasi yang
melibatkan dua orang individu dalam berinteraksi. Pertama-tama
komunikator menyandi sebuah pesan (decide) kepada komunikannya,
ini berarti dalan1 memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam
lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian sebagai seorang komunikan cliharapkan mampu
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan tersebut
dalam konteks pengertiannya. Dalam komunikasi interpersonal ini
komunikasi berlangsung satu arah saja, climana seorang komunikator
memberikan sebuah pesan yang telah disesuaikan dengan kapasitas
komunikannya tanpa mengharapkan sebuah umpan balik atau reaksi
dari komunikmmya.
2) Komunikasi Intarpersona (Jntrapersonal communication)
Komunikasi antarpersona adalah sebuah proses komunikasi yang
te1jadinya komunikasi hampir sama dengan komunikasi intrapersonal
di mana komunikator memberikan sebuah pesan terhadap
ko1mmikannya, namun komunikasi antarpersona ini lebih berisifat
dialogis, di mana sesorang ko1mmikan diharapkan memberikan
jawaban atau reaksi atas pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Umpan balik memegang peranan penting dalam komunikasi ini, sebab
ia menentukan berlanjut tidaknya sebuah komunikasi yang dilancarkan
oleh seorang komunikator. Dalam komunikasi ini dikarenakan
situasinya tatap muka maka tanggapan komunikan dapat segera
diketahui secara langsung.
b. Konmnikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang melibatkan lebih
dari dua orang dalam mdlakukan sebuah interaksi, komunikasi kelompok
terbagi menjadi bagian kelompok kecil dan kelompok besar.
c. Komunikasi massa CMass Comunication)
Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang melibatkan media
massa sebagai sebuah alat dalam melakukan interaksi dalam komunikasi,
media masa bisa beruapa surat kabar, majalah, televisi, radio, film. Sesuai
dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi menggunakan
media massa sudah merupakan sebuah bagian penting karena dengan
begitu mudahnya kita mengakses sebuah infonnasi maka semakin besar
C. Prasangka Sosial dan Stercotif
1. Prsangka sosial
Prasangka berasal dari kata Latin yaitu praej udicium yang bera1ii
preseden atau suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman
terdahulu. Richadr W. Brislin mengartikan prasangka sosial sebagai suatu
sikap tidak adil, menyimpang atau tidak toleran. terhadap sekelompok
orang.30
Gerungan memberikan penge1iikan bahwa prasangka sosial sebagai
sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu; golongan
ras atau golongan kebudayaan yang berlainan dengan golongan orang yang
berprasangka itu. 31
Dapat difahami bahwa sikap prasangka merupakan sikap membuat
seseorang membatasi terhatlap orang lain dalam pergaulan dan seseorang
akan cenderung menjadi emosional ketika diprasangkai. Tentunya hal itu
sangat menghalangi seseorang untuk dapat melihat kenyataan secara jelas.
Karena, sangat mempengaruhi ca.ra kita memperoscs informasi sosial chm keyakinan kita terhadap orang yang menjadi anggota berbagai kelompok.
Sehinga dari prasangka tersebut dapat melahirkan sikap diskriminasi
terhadap anggota kelompok terentu, karena prasangka berakar dari beberapa
2. Stereotip
Stereotip adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit
informasi dan membentuk asumsi terhadap mereka, berdasarkan keanggotaan
mereka dalam suatu kelompok.32
Dapat dipahami bahwa sterotip sebagai suatu keyakinan bahwa sernua
anggota kelompok sosial tertentu memiliki karakteristik yang sama. Dengan
kata lain stereotip adalah kerangka berpikir kognitif yang menyatakan bahwa
semua orang yang menjadi bagian dari sebuah kelornpok sosial menunjukkan
karateristik yang serupa. Stereotip sangat mempengaruhi pemikiran sosial.
Sebagai contoh ketika teraktivasi, stereotip mernbuat kita menarik kesimpulan
secara implisit tentang orang lain, kemudian membuat infonnasi yang tidak
konsisten.
Sikap seperti ini seri g kali nampak ketika seseorang menilai orang
lain pada kelompok etnis te1ientu, dan selanjutnya dibawa pada penilaian
terhadap pribadi individu tersebut. Maka dari itu sebenamya ketika seseorang
sedang melakukan kontak antarbudaya dengan individu lain, pada dasarnya
seseorang tersebut sedang berkomunikasi dengan identitas etnis dari inclividu
terse but.
Hal yang menjadi permasalahan utama dalam proses komunikasi
antarbudaya terkait clengan stereotip adalah ketika individu-individu yang
negatif yang mereka pegang masing-masing, sehingga persepsi mereka tidak
akan berubah.
Stereotip sangat berhubungan erat dengan prasangka sebagai contoh
orang yang memiliki prasangka yang tinggi, berespon lebih cepat terhadap
kata-kata yang berhubungan dengan stereotip daripada orang yang prasangka
yang lebih rendah.
Dari uraian tentang stereotip dan prasangka, perbedaan utama di antara
keduanya adalah jika prasangka merupakan sikap namun kalau stereotip
merupakan keyakinan (belief). Tapi keduanya sama-sama dapat menjadi
positif maupun negative serta akan mempengaruhi persepsi seseorang ketika
BAB III
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KELURAHAN El\1PANG
KECAMATAN BOGOR SELATAN KO'f A BOGOR
A. K ondisi Geografis:
Kelurahan Empang merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Boger Selatan. Berdasarkan Data Laporan Monografi Kelurahan
Empang bulan Maret 2009. Luas wilayah Kelurahan Empang sekitar 72 Ha
dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Sungai Cipaku
2.
Sebelah Selatan : Kel. Batu Tulis3.
Sebelah Barat : Sungai Cisadane4. Sebelah Timur : Kel. Bondongan
Kelurahan Empang berada pada ketinggian 200-300 M dari permukaan
laut dengan curah hujan rata-rata 3000-4000 mm/thn.
B. Demografis Masyarakat
Kelurahan Empang adalah salah satu kelurahan dari 16 kelurahan di
Bogar Selatan yang mengepalai 116 RT dari 20 RW . Dengan luas w ilayah 79
hektar, tidak heran kawasan pemiagaan yang banyak terdapat warga keturunan
Arab dan merupakan kawasan yang padat penduduk. Pasalnya, menurut
laporan data monografi Kelurahan Empang tahun 2009 memiliki jumlah
jiwa dan 6.501 wanita dan jumlah kepala keluarga dari keseluruhan penduduk
sebanyak 4.8965 kepala keluarga.
Berdasarkan latar belalcang golongan etnis, di Kelurahan Empang
sekurang-kurangnya terdapat 3 suku etnis meliputi: warga asli pribumi, warga
keturunan dan warga negara asing. Adapun yang menyangkut warga
keturunan sedikitnya terdapat dua suku etnis yakni: Arab dan Cina. Adapun
keadaan jumlal1 penduduk berdasarkan keragaman golongan teresebut sebagai
berikut:
Tabcl III. 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Perbedaan Etnis No Golongan etnis - Laki-laki Perempuan
1 WNI Asli/ Pribumi 6.783 jiwa 6.587 jiwa 2 WNI Keturunan 21.66 jiwa 1.515 jiwa
3 WNA - 12 jiwa
I
IiI
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pendnduk Kelurahan
Empang mempunyai penduduk yang beragam etnis yakni masyarakat
pribmni, etnis keturunan dan warga negara asing dan dari ketiga golongan
etnis tersebut paling banyak didominasi oleh warga memiliki yang miliki
status sebagai WNI.
Berdasarkan gambaran tersebut memungkinkan masyarakat Kelurahan
Empang melakukan interalcsi serta melakukan komunikasi antarbudaya baik
Adapun jumlah etnis Arab berdasarkan data buku penduduk(Detail) di
Kelurahan Empang khususnya pada lingkungan RW 02 dan RW 12 yaitu
[image:49.487.63.437.111.482.2]sebagai berikut:
Table III. 2
Jumlah penduduk keturunan et nis Arab
di lingkungan RW 02 dan RVV 12
M セ@
\ RW 02
'-ii
No Etnis KK L p ' I L+P
/
Pribumi 64 159 1"77 336Etnis
1 Arab 86 165 1:39 304
Jumlah
-... 150 324 316 640
RW 12
2 Etnis KK L
-
p L+Pi セ@
Pribumi 33 64 71 135Etnis
-
Arab 87 183247 374 183254Jumlah 120 247 264 509
\
Berdasarkan tabel di atas menujukkan bahwa dari 237 KK sebanyak
206 KK merupakan waraga keturunan Arab dan hanya sebagian kecil atau
sekitar 97 mernpakan warga penduduk pribumi dapat disimpulkan bahwa
mayoritas warga penduduk di lingkungan R W 02 dan 12 didominasi oleh
warga keturunan dan hal ini menunjukkan bahwa adanya pembauran etnis
Ara ke dalam masyarkat pribumi.
Mengenai gambaran tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan
Empang Kota Bogor secara keseluruhan dapat di lihat <la.lam tabel sebagai
N o
1
2
3
4
5
6
[image:50.489.60.436.49.449.2]7
Tabel III. 3
Jumlah penduduk berdasarlrnn
tingkat pendidikan
Lu lusan pendidikan Jumlah
TK 210 orang
SD/MI 1079 orang
-
ᄋ セ@SMP/SLTP/MTS N セ@ 4174 orang
セGNGNNN@
SMA/SLT Al Aliyah 5401 orang
Dl-D3 660 orang
Sl-S3 462 orang
SLB ( Khusus) 2 orang
\
'..'
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan
Empang lebih banyak berpendidikan setingkat SLTA. Hal ini salah satunya
dipengaruhi oleh program pemerintah yakni waj ib belajar dua belas tahun.
Adapun gambaran keadaan penduduk berdasarkan keragaman dalam
keyakinan dan kepercayaan yang dianut. Mayoritas penduduk memeluk agama
Islam, kemudian agama Kristen, kemudian Katolik, disusul H indu dan terakhir
agan1a yang paling sedikit pemeluknya yaitu Konghucu.
C. Gambaran umum masyarakat Etnis Ar ab
1. Sejarah Kedatangan Etnis Arab
Masyarak.at Internasional yang berasal dari India, Cina, dan Arab
.Batavia sekitar abad ke-14, dimana pelabuhan Kalapa pada waktu itu sudah menjadi pusat perdagangan dunia.1
Menurut L.W.C. Van Den Berg, orang-orang Arab yang sekarang
m1 bermukim di Nusantara sebagian besar berasal dari Hadramaut.2
Hadramaut adalah seluruh pantai Arab Selatan dari Aden hingga Tanjung Ras al-hadd.3 Menurut Berg, orang-orang Arab Hadramaut mulai datang secara masal ke Nusantara pada abad ke-18. Persinggahan rnereka yang pertama adalah Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi Ke Palembang dan Pontianak, orang Arab mulai menetap di Jawa setelah tahun 1820, dan koloni-koloni mereka barn tiba di bagian timur Nusantara pada tahun 1870.4
Sedangkan menurut S. Z. Hadisutijpto dalam buku "Sekitar 200 Tahun Sejarah Jakarta" (1 750-1 945) menyatakan bahwa orang-orang Arab yang datang ke Indonesia sebenarnya dimulai pada abad ke- 17, bersama-sama atau hampir bersamaan waktunya dengan orang-orang Belanda. Tetapi memang tidak banyak, kebanyakan orang-orang Arab tersebut berasal dari Hadran1aut, Tanah Arab Bagian Selatan, dan setibanya di Nusantara oleh garis keturnnannya, mereka dipanggil dengan sebutan Sayid atau Syekh. 5
1
Soecljono Ditjosisworo, Asas-Asas Sosiologi, (Bandung: Armico, 1985), h. 79. 2
L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, (Jakarta: Indonesia Netherlands Cooperation In Islamic Studies, 1989), h. I.
3 Ibid, h.
7.
Menurut L.W.C Van Den Berg "Penduduk Hadramaut dibentuk
dari empat golongan yang berbeda: golongan Sayid, suku-suku, golongan
menengah dan golongan Budak.6
Pertama, Golongan Sayid, menurut L.\V.C. Van Berg bahwa
golongan Sayid adalah ketunman al-Husain, cucu Muha.mad. Mereka
bergelar Habaib (Jamak dari Habib) dan anak perempuan mereka
Habibah. Kata Sayid hanya digunkan sebagai atribut a.tau keterangan, dan
bukan sebagai gelar.
Kedua, suku-suku, menurut Van Berg bahwa Suku-suku (Qabil,
jamak qabilah), adalah bagian yang paling menarik dari populasi
Hadramaut: sebenarnya membentuk kelas yang dominan, dan semua lelaki
dewasanya menyandang Senjata.
Ketiga, golongan menengah adalah penduduk bebas, dari kota
manapun di Desa. Mereka bukan Suku manapun, bukan pula Sayid dan
tidak menyandang Senjata. Di pundak merekalah kekusaan para penguasa
daerah diterapkan. Golongan ini terdiri clari pedagang, pengrajin, petani,
dan pembantu dan yang ke-empat, golongan Budak yaitu budak-budak
belian.7
Sebagian besar orang-orang Arab yang mengembangkan dakwah di
Indonesia berasal dari kalangan I-Iabaib. Mereka sangat dihormati bukan
hanya karena dipandang keturnnan Na.bi yang sudah selayaknya menerima
6
L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, ... , h. 23.
·-penghormatan, melainkan juga mengingat jasa kelompok ini yang sejak
lama sebagai pen ye bar Islam. 8
Di Indonesia pembauran antara orang-orang Arab dengan
masyarakat pribumi melalui perkawinan, telah dilakukan sejak sebelum
Belanda datang ke Indonesia, pada umumnya perkawinan terjadi antara
perempuan pribumi dengan laki-laki Arab. Mereka bersama keturunannya
menetap di Nusantara dan sekarang rnenjadi orang Indonesia.9
Pembauran melalui jaringan politik bagi keturunan Arab di
Indonesia sudah berlangsung sejak sebelum kemerdekaan. Hal ini ditandai
dengan keterlibatan mereka dalam perjuangan kernerdekaan Indonesia
baik melalui bentuk perjuangan fisik maupun lewat partai politik dan jalan
diplomasi. Bentuk konkrit dari proses asimilasi politik keturunan Arab
pada tanggal 4 oktober 1934. Yakni aksi pemuda keturunan Arab yang
telah menimbulkan reaksi baik dikalangan masyarakat Arab sendiri
maupun para pejabat pemerintah kolonial. Berbeda dengan masyarkat
pribumi yang justru memberikan sambutan yang baik.
Berdasarkan sumpah yang dicetuskan pada tanggal 4 oktober 1934
di dirikanlah PAI yakni partai Arab Indoneisa peristiwa tersebut
mempunyai pengaruh terhadap asimilasi terhadap masyarakat pribumi.
Besamya pengarauh Arab di Indonesia dapat dilihat dari berbagai segi.
Misalnya bahasa Indonesia yang semula ditulis dengan menggunakan
8
L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nuscmtara, ... , h. I.
huruf Arab dengan berbagai penyesuaian, yang dikenal dengan huruf Arab
melayu, Arab Pegon, atau huruf Arab Jawi dan banyak kata-kata bahasa
Indonesia yang asalnya dari bahasa Arab.
Penduduk golongan etnis Arab yang bermukim di Kelurahan
Empang Kota Bogor sekarang ini merupakan anak cucu dari nenek
moyang mereka yang berasal dari Hadramaut dan adapuJa yang berasal
dari Irak.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kedatangan etnis Arab di
Indonesia, khususnya di Empang telah terjadi sejak masa sebelum
kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan dari mereka berasal dari
Hadramauat. Mereka membaur melalui perkawinan, mengakui Indonesia
sebagai bangsanya, sehingga keturunam1ya yang ada saat ini dikatakan
sebagai orang Indonesia.
Etnis Arab di Bogar mempunyai tradisi budaya tersendiri yang
berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Meskipun budaya
orang Arab di Bogor tidak ada yang murni berasal dari Negeri Arab.
Budaya orang Arab terutama pada generasi kedua (peranakan) telah
te