• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi antar budaya(studi kasus pada pola komunikasi etnis Arab dengan masyarakat pribumi di kelurahan Empang Kota Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi antar budaya(studi kasus pada pola komunikasi etnis Arab dengan masyarakat pribumi di kelurahan Empang Kota Bogor)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

(Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan M:asyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Unlversnas Islam N egeri SYARIF HlDAYATULLAli JAKARTA

Oleh:

ャ|セjhM X ゥヲゥAサLセセ N Bエゥ@ Muhamad Yusup Supandi

105051001903

JURUSAN J(OMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAI(ULTAS ILMU DAKW AH DAN ILMU l(OMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAil

JAKARTA

(2)

KOMUNIKASI ANT ARBUDA YA

(Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwali. Clan Ilmu Komunikasi

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.1)

Disusun Oleh:

Muhamad Yusup Supandi

NIM: 105051001903

Pembimbing:

NJP •. 196212311988031032

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULT AS ILMU DAKW AH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Skripsi yang berjudul "KOMUNIKASI ANT ARBUDA YA (Stu di pad a Pola

Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi, di Kelurahan Empang

Kota llogor)" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

pada tanggal 20 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarja Sosial Islam (S.Sos.I), pada Progaram Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Ketua

セ M セW⦅⦅⦅⦅@

-Drs. Ju mroni, M .Si. NIP. 1963 0515199203

Sidr.ng Munaqasah

Pembimbin,g

Jakarta, 20 September 20 l 0

Sekretaris

/?

Umi Mus ar N IP. 1971061819

1>enguj i I I

'\

Rubiyanal MA NIP. 197308221998032001

Prof. Dr.

aョセャウ@

1 1 1 . : . Ph.Q

(4)

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahawa :

1. Skripsi ini mempakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakaiia.

2. Semua sumber yai1g saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakmia.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima saflksi yang beulaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Agustus 2010

(5)

ABSTRAK

MUHAMAD YUSUP SUPANDI. NIM105051001903

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi, Empang Bogor).

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan. Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh para ahli, bahwa Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi yang dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya. Keterkaitan komunikasi dan budaya telihat pada cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia yang meliputi bagaimana memahami makna, model tindakan dan bagaimana makna serta model-model itu ditafsirkan sebuah kelompok yang berebeda budaya. Dan komunikasi antarbudaya terjadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang membentuk sebuah pola komunikasi.

Adapun identifikasi dan nunusan masalah ini lebih terfokus pada variabel pola komunikasi dalam komunikasi antarbudaya, sebagai cara pembuktian adanya pengaruh budaya pada hubungan komunikasi yang terj adi maka penulis melihat bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi? Bagaimana bahasa yang digunakan dalam pola komunikasi yang yang terjadi antar kedua etnis tersebut? Serta bagaimana prasangka dan stereotip yang tumbuh dari komunikasi yang terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi?

Alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui proses terbentuknya pola komunikasi yang te1jadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor melalui beberapa variabel yang meliputi bahasa, pola komunikasi antarpribadi, pola komunikasi antarkelompok, prasangka, dan stereotip.

Penelitian ini menggunakan rnetode kualitatif, yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis mauptm lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam peudekatan kualitatif, penulis pengumpulkan data dengan cara observasi, interview dan dokurnentasi. Peneliti juga melakukan observasi dengan mengunjungi lokasi Kelmahan Empang sebagai lokasi studi penelitian dan jilga melakukan wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap tepat dalam memberikan infom1asi.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta Alam yang penuh rahaman

dan rahim sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalwat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang membawa

manusia kejalan yang penuh lurus.

Akhirnya selesai juga penulisan skripsi ini aari awal hingga terselesainya penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa dan berkontribusinya dalam

upaya menyelesaikan skripsi ini. Namun karena keterbatasan kata dalam

pengantar, penulis tidak dapat menyebut satu persatu pihak yang telah berjasa.

Tanpa mengurangi rasa terima kasih, izinkanlah penulis menyebut beberapa pihak

untul( mewakili pihak-pihak yang berjasa. Yaitu:

1. Kepada Ayahanda Yakub (aim) semoga Allah SWT yang Maha rahman

rahim memberikan ampunan kepadanya se1ia tempat yang terbaik di sisi-nya.

Amin.

2. Kepada Ibunda Handiyani serta keluarga yang begitu tegar semoga Allah yang

Maha Kuasa selalu menjaga, melindungi se1ta memberikan rizqi dan

kesehatan kepadamu.

3. Kepada segenap pengurns Yayasan Panti Asuhan Amal Assalam saya

ucapkan terima kasih banyak yang telah membesarkan saya dari kecil hingga

¢ besar dan memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan studi hingga

tingkat kuliah dan dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

4. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwal1 dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pembantu Dekan I,

(7)

Rizal LK., MA selaku Pembantu Dekan III, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakruia. terima kasih atas kebij akmmya.

5. Bapak Prof.DR. Andi Faisal Bakti, MA selaku pembimbing yang banyak

mengarahkan dan memberikan pel1mjuk dalam proses penyusunan hingga

selesai.

6. Bapak Drs, Jumroni, M .Si selaku ketua Jurusan !<..PI dan Dra, Umi

Musyarofah, MA selaku sekertaris J urnsan, yang telah ban yak membatu dan mendukung penulis.

7. Seluruh Staf Pengajaar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah bru1yak memberikan ilmunya yang menjadikan modal dasar bagi penulis

dalam menyusun skipsi ini.

8. Seluruh Staf Perpustakaan Faklutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Perpustakan Utama yang telah membantu peneliti dalam megumpulkan

bahan-bahan sebagai rujukan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada seluruh masyarakat Kelurahan Empang kususnya warga RW dua dan

R W dua belas dan para tokoh yakni bapak Umar Tahlib, Taufik Abdul Afif

dan bapak Hidayat dan saudara Y ayan.

10. Kepada ade-ade Panti Asuhan Amal Assalam yang telah memeberikan

semangakat dan inspirasi dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepada semua

pihak ym1g telah memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materil

guna menyelesaikan skripsi ini. Amin.

(8)

DAFTARISI

ABSTRAIC ........ i

J(A TA PEN GANT AR ... ' ... I . . . .• • ii

DAFT AR ISi .......... iv

DAFT AR TABEL ...... ... ...... vi

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... 1

B. Identi:fikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ... 6

C. Ruang Lingkup, Tujuan, dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode dan Bingkai Penelitian ... ... ... ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... ... ... ... ... ... ... ... .16

F. Sistematika Penulisan .. . . ... .. ... .... ... ... .1 7 BAB II LANDASAN KONSEPTUAL A. Komunikasi Antarbudaya ... ... 19

1. Penge1tian Buda ya ... 19

2. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ... .21

3. V ariabel Pola Komunikasi Antarbudaya ... 22

a. Bahasa clan Pesan Verbal.. ... 22

b. Pesan Nonverbal. ... 25

(9)

B. Pengertian Pola Komunikasi ... .. ... .. ... ... .. ... ... .31

1. Pengertian Pola Komunikasi ... ... ... . ... ... ... .31

2. Bentuk Pola Komunikasi ... .. .. ... .. .. ... . ... .. ... ... .33

a. Komunikasi Personal ... .34

b. Komunikasi Kelompok ... .. ... .35

c. Komunikasi Massa ... .. ... .. ... ... .. ... .35

C. Prasangka Sosial dan Stereotip ... ... ... .. ... 36

1. Prasangka Sosial ... ... . .... . .... ... 36

2. Stereotip ... .. ... ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM MASY ARAKAT KELURAHAN E MPANG KOTA BOGOR A. Letak Daerali. ... .. .... .... ... ... ... ... . ... . .. ... . ... 39

B. Demografis Masyarakat ... .... .. .... ... .. ... ... ... .. ... 39

C. Gambaran etnis Arab dan Budayanya .. . .. .... ... . ... .. .. ... .42

1. Sejarah datangnya Etnis Arab ... . ... ... 42

2. Aspek Sosial. ... . ... ... ... . ... 46

3. Aspek Ekonomi. .. ... ... ... ... ... . ... . ... 4 7 4. Aspek Pendidikan ... ... .... .. .. ... . ... ... . .. ... ... ... .. .... .. .48

5. Asp ek l( esenian .... ... ... ... ... ... ... . 48

(10)

B. Pola Komunikasi Antarpribadi Et.nis Arab dengan

Masyarakat Pribumi di Kelurahan Em pang Kota Boger ... 56

C. Pola Komunikasi Kelompok Etnis Arab dengan

Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empaug Ko ta Bogor. ... 57

D. Prasangka Sosial dan Stereotip dalam Pola Komunikasi Etnis

Arab dengan Masyarkat Pribumi di Kelurahan Empang

Ko ta Begor ...

63

E. Kegiatan Keagamaan Yang Dilakukan Dalam Pola

Komunikasi Yang Te1jadi Antara Etnis Arab Dengan

1v1asyarakat Pribu1ni ... 69

F.

Faktor Penghambat dan pendukung te1jadinya Pola Komunikasi

Etnis Arab Dengan Masyarkat Pribumi di Kelurahan Empang Kota

Bogor ... ... ... 71

BAB V PENUTUP

A. l(esimpulan .... . ... . ... ... ... . .. . ... . ... . . .. .. . .. 74

B. Saran-Saran .. . . . ... .... .. ... . .... ... .. . . . .... . . ... 75

DAFTAR PUSTAIU ... ... .... ... ... ... ... ... 76

(11)

keturunan Arab tidaklah lemah. Peranan mereka cukup kuat dalam beberapa

bidang perekonomian, misalnya dalam perdagangan.2

Sedangkan perbedaan dalam hal hubungan dengan tanah airnya.

Disebabkan oleh letaknya yang jauh se1ia kurangnya perhatian atau kontak

dari pengusaha di negeri asal. Golongan Arab di Indonesia kurang te1jalin

hubungan langsung dalarn perkembangan ideologi, politik dan kebudayaan.

Malah karena peran Mekah sebagai pusat Islam, etnis Arab di Indonesia lebih

berorentasi ke Negara Mekah dibanding ke negara asaln.ya yaitu Hadramaut

(Y aman Selatan). Berbeda dengan Cina yai1g lebih mudah memperoleh

ideologi baru dari negeri Cina. Mereka memiliki kesadaran politik yang

tinggi sehingga orentasi kepada kebudayaan leluhumya masih nampak

menonj ol, seperti dalam berbagai macam upacara.3

MMMMセセセ@

Manusia merupakan makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan

lingkunganya, karena bagaimana pun manusia saling membutuhkan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya. Karenanya manusia tidak luput dari aktivitas

komunikasi baik antarpribadi maupun keJompok dengan berbagai latar

perbedaan budaya.

Hubungan individu atau kelompok dari lingkungan kebudayaan yang

berbeda akan mempengaruhi pola komunikasi, karena perbedaan budaya

memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda clan karenanya ikut menentukan

tujuan hidup yang berbeda.4

2 Ibid,

h. 179. 3

(12)

Sehingga kerap kali menemui hambatan-hambatan, seperti bahasa,

nonna dan adat suatu kelompok masyarakat tertentu yang menjadikannya

pedoman oleh mereka dalam bersikap dan berinteraksi, karenanya akan

banyak perbedaan yang muncul, dan perbedaan tersebut jika tidak dipahami

dengan baik akan menjadi kendala dalam proses komunikasi, dapat

menimbulkan konflik yang mengarah pada perpecahan dan berpengaruh pada

keutuhan negara. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai dengan landasan

ideal Panca Sila yaitu sila ke-3 "Persatuan Indonesia." Seperti halnya konflik

yang terjadi di berbagai daerah seperti: di Ambon, Poso dan Kalimantan yang

terjadi dalam kunm 1998-2002, dengan berbagai bentuk kekerasan,

penganiayaan, perusakan, clan pembunuhan. 5

Hal tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor, tetapi salah satu

faktornya adalah karena adanya perbedaan-perbedaan budaya. Dengan

dernikian, komunikasi dalam sebuah hubungan yang multi etnis perlu

dilakukan, sebagai salah satu alternatif dalam menciptakan hubungan yang

harmonis. Dalam masyarakat akan terwujud sebuah kesadaran sebagai satu

komunitas yang berada dalam satu wilayah negara Indonesia, serta dapat

saling menerima clan mengh01111ati perbedaan-perbedaan tersebut.

Melihat peran komunikasi yang begitu penting dalam meciptakan

hubungan harmonis yang multi etnis clan penuh perbedaan budaya, maka

penulis tertarik untuk lebih jauh mengkajinya dalam ruang lingkup

(13)

komunikasi yang terjadi pada golongan etnis asing yakni etnis Arab dengan

etnis asli Indonesia atau masyarakat pribumi.

Adapun penelitian in.i dilakukan di Kelurahan Empang Kota Bogor.

Letaknya dipusat kota, yang manajuga dekat dengan kota besar yaitu Jakarta

Indonesia menjadi pintu gerbang bagi para pendatang dari baik dari dalam

negeri mapun luar negeri seperti Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Asia

Kota Bogor pun menjadi tempat pertemuan berbagai macrun golongan etnis

atau suku bangsa, orang, kebudayaan, sehingga merupakan suatu daerah

srategis bagi tumbuhnya kehidupan barn dan lahirnya suatu kebudayaan barn.

Fungsi kota Boger yang demikian itu menyebabkan kota ini sering disebut

bersifat heterogen karena berkembangnya kehidupan yang pruralitas.

Demikianlah kota Bogor persis dengan kondisi kota pada umunmya, yang

disebutkan oleh Djoko Widagho dkk. 6

Etnis Arab di Indonesia termasuk golongan yang minoritas, di mana

mereka pada dasarnya memiliki pola kebudayaan yang berakar clari Negeri

Arab yang berbecla dengan pola kebudayaan masyarakat pribumi, namun

hampir semua etnis Arab di Indonesia saat ini sudah dilahirkan dan hidup

berdampingan sejak lama di Indonesia sehingga secant langsung telah te1jalin

hubungan komunikasi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi.

Begitupun dengan etnis Arab yang ada di Kelurahan Empang Bogor

terlihat adanya hubungan komunikasi dengan masyarakat pribumi di daerah

(14)

diantaranya perkawinan, kepercayaan, dan perdaganggan yang dilakukan

oleh ke-dua etnis yakni Arab dan masyarakat pribumi.

Hubungan komunikasi yang akan timbul antara etnis Arab yang

mempunyai pola kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat pribumi ialah

hubungan komunikasi antarbudaya yaitu sebuah hubungan komunikasi yang

dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya di Bogar, dimana orang yang terlibat

dalam komunikasi memiliki latar belaka11g budaya yang berbeda.

Karenanya budaya mempunyai hubungan timbal balik dengan

komunikasi, seperti dua sisi dari satu mata uang, yang mana budaya menjadi

bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut

menentukan, memelihara, mengembangkan, atau mewariskrumya. 7

Adanya hubungan komunikasi yang terjalin antara etnis Arab dengan

masyarakat pribumi mendorong penulis untuk lebih jauh mengetahui

gambaran secara jelas mengenai pola komunikasi, penggunaan bahasa,

prasangka dan stereotip yang tumbuh dalam hubungan yang te1jadi serta

.

melihat berbagai bentuk kegiatan yang menunjang terbentuknya hubungan

tersebut. Untuk itu penulis akru1 menyusun penelitian ini dalam bentuk skripsi

[image:14.489.54.437.115.463.2]
(15)

B. ldentifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. ldentifikasi masalah

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yaitu ingin

menggambarkan secara jelas mengenai pola komunikasi yang te1jadi

antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi yang terjadi sejak tinggal di

Indonesia khususnya di daerah Bogor serta menghubungkannya clalam

berbagai konteks kegiatan seperti ekonomi, pendidikan, perkawinan dan

keagamaan, penggunaan bahasa, prasangka dan stereotip.

2. Pembatasan masalah

Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan

yang akan penulis teliti, agar lebih terfokus dan efektif dalam penelitian

ini, penulis membatasi beberapa masalah terkait dengan penelitian.

Pertama terkait dengan masalah tempat penelitian penulis membatasi

wilayah atau tempat yang menjadi objek penelitian yakni hanya terfokus

pada lingkungan

Rw

02 Kelurahan Empang Kecamatan Bogor Selatan,

Kota Bogor. Data yang penulis temukan di lingkungan Rw tersebut

merupakan lingkungan yang paling memiliki jumlah penduduk etnis Arab

paling banyak bermukim.

Kedua, terkait dengan masalal1 bentuk dari pola komunikasi yang

akan penulis teliti terbatas hanya dalam bentuk kornunikasi lisan tidak

meneliti komunikasi dalam bentuk komunikasi massa, karena penulis

(16)

dan kelompok secara langsung dan alan1iah tanpa melibatkan media

massa sebagai sarana komunikasi.

3. Perumusan masalah

Berdasru·kan latarbelakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana pola komunikasi yang te1jadi antara etnis Arab dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?

Berdasru·kan masalah di atas maka yang menjadi pertanyaan tunman

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam pola komunikasi yang

terjadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan

Empang Kota Bogor?

2. Bagaimana pola komunikasi antruvribadi yang te1jadi antara etnis

Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?

3. Bagaimana pola komunikasi antarkelompok yang terjadi antru·a etnis

Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor?

4. Bagaimana prasangka dan stereotip dalam komunikasi yang terjadi

antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Empang

Kota Begor?

5. Bagaima kegiatan keagamaru1 yang dilakukan kedua etnis yakni Arab

(17)

C. Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Ruang lingkup

Ruang lingkup penelitian ini merupakan pola komunikasi yang

te1jadi antara etnis Arab dengan masyarakat pribumi. Adapun pola yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran keseluruhan dari proses

penyampaian pesan baik secara verbal maupun nonverbal dalan1

komunikasi. Adapun pola komunikasi yang terjadi sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor yang meliputi; agama, ekonomi, perkawinan dan

sebagainya hal tersebut dapat dilihat dari dalam bentuk hubungan

komunikasi antarpribadi dan kelompok serta melihat dari bahasa yang

digunakan dan sterotip dan prasangka yang ada.

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah "masyarakat pribumi"

ialah orang yang berasal dari etnis Sunda yang merupakan penduduk asli

yang tinggal di Kota Bogor seperti halnya etnis asli Indonesia lainnya

yaitu: Bugis, Jawa, Betawi, Batak, Banjar, d。ケ。ャセL@ Sasak, Bali, dan

sebagainya.

2. T ujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

I. Untuk mengetahui pola komunikasi yang te1jadi pada etnis Arab dengan masyarakat pribumi melalui variabel pola komunikasi dalam

komunikasi antarbudaya yaitu pada pola komunikasi antarpribadi dan

antarkelompok, penggunaan bahasa, prasangka clan stereotip yang

(18)

2. Penelitian ini disusun dengan harapan agar dapat memberikan usulan

mengenai perlu adanya penelitian-penelitian エ・ョエセュァ@ komunikasi

antarbudaya agar dapat lebih menambah manfaat dalam bidang ilmu

komunikasi.

3. Manfaat penelitian

a. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan scbagai masukan bagi

penelitian selanjutnya, khususnya dalam kajian ilmu komunikasi

antarbudaya.

b. Praktis

Memberikan masukan kepada warga masyarakat untuk mencegah

terjadinya konflik, akibat kesalahpahaman cara pandang dalam

memahami atau menafsirkan sebuah pesan yang digunakan oleh

komunikator yang berbeda budaya.

D. Metoclologi Penelitian

1. Pendekatan, clan konsep penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengglll1akan pendekatan kualitatif

deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara sistematis dan

mendalam situasi atau peristiwa, dan pada penelitian ini tidak mencari

atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

(19)

Metode di atas dimaksudkan agar penulis lebih leluasa dalam

penelitian studi pola komunikasi pada etnis Arab, sehingga dalam

penelitian ini penulisan dapat menggunakan dan mengembangkannya

secara ilmiah. Metode deskriptif tersebut dengan menggunakan

variabel-variabel komunikasi dalam komunikasi antarbudaya sebagai berikut:

a. Pola komunikasi adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses

komunikasi yang terjadi dalam sebuah komunitas baik yang terjadi

secara individu maupun kelompok.

b. Komunikasi antarpribadi ialah komunikasi adalah sebuah proses

komunikasi yang melibatkan dua orang individu dalam berinteraksi.

c. Komunikasi antarkelompok adalah proses komunikasi yang

melibatkan lebih dari dua oamg dalam melakukan sebuah interaksi,

komunikasi kelompok terbagi menjadi bagian kelompok kecil dan

kelompok besar.

d. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan

untuk mengombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan clan

dipahami suatu komunitas.

e. Prasangka diartikan sebagai suatu sikap tidak adil, menyimpang atau

tidak toleran terhadap sekelompok orang.

f. Sterotif sebagai suatu keyakinan bahwa semua anggota kelompok sosial tertentu memiliki karakteristik yang sama. Dengan kata lain

(20)

semua orang yang menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial

menunjukan karateristik yang serupa.

2. Tempat penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah di

Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tepatnya di

lingkungan Rw 02.

3. Teknik penulisan

Penelitian ini menggunakan pedoman penulisan karya ilmiyah

(skripsi, tesis, dan dise1iasi) yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

4. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dengan:

a. Observasi

Obsevasi atau pengamatan langsung merupakan metocle pertama

yang digunakan dalam penelitian, dan mempakan alat pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

langsung gejala yang diselidiki.9

Adapun observasi yang penulis lakukan yakni pada:

1. Pada 10 Juli 2009. Penulis mengunjungi claerah Kelurahan Empang

dan sekitar Mesj id Keramat Empang dengan tujuan untuk

(21)

2. Pada 25 Pebruari 2010. Penulis menghunjung kegiatan Majlis

Ta'lim di Mesjid Keramat Empang (Mesjid Agung) dengan tujuan

memastikan kegiatan pengajian yang sepertia apa yang dilakukan.

3. Pada 27 Januari 2010. Mengamati kegiatan keseharian di

lingkunang Rw 02 dengan tujuan mengetahui suasana dilingkung

tersebut baik dalam hal be1ietangga, jual beli dan pergaulan

kelompok.

4. Pada 4 Maret 2010. Penulis observasi Ice Sekolahan Yayasan Al

Irsyad dengan tujuan mengathui gambaran mengenai keadan di

Lingkung tersebut khususnya siwsa siwi dengan tujuan

memeperoleh infomrnsi mengenai keadan hubungan kedua etnis

yakni Arab dan pribumi di lingkungan pendidikan.

5. Pada 9 Maret 2010. Penulis mengamati acara Maulid yang

merupakan acara rutinan yang diselenggarakan di Kelurahan

Empang Bogor.

6. Pada 2 Maret 2010. Penulis mengamati kegiatan jual beli

disepanjang jalan Empang di kelurahan Empang dengan tujuan

mengetahuai kegiatan dagang yang dilakukan.

b. Wawancara mendalam

Wawancara yaitu pengumpulkan data dengan melakukan proses

(22)

dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka mendengarkan secara

langsung infonnasi-infoimasi.10

Adapun beberapa warga Kelurahan Empang yang penulis

wanwancara ialah:

a. Pada 27 Januari 2010 . Penulis menemui Saudara Ahinad Yani di

Rumahnya dengan harapan mengetahui infonnasi awal mengenai

keadaan di lingkungan Kelurahan etnis Arab

b. Pada 4 Pebruari 2010 . Penulis menemui lbu Maryam di Rumalmya

sala11 satu warga etnis Arab dengan tujuan mengetahui hubungan

antara etnis Arab dengan masyarakat Arab

c. Pada 5 Pebruari 2010 . Penulis menemui Saudara Y ayan Salah

seorang pemuda di lingkuang Keh11rahan Empang Kota Bogor

dengan harapan mengetahui seputar hubungan pergaulan yang

te1jalian antar pemuda.

d. Pada 25 Pebmari 2010 . Penulis menemui Bapak Muhidin salah

seorang tokoh yang merupakan warga mayarakat pribumi dengan

tujuan melihat hubungan clalam pergaulan se1ta pandangan

mengenai etnis Arab dengan Masyrakat pribumi.

e. 27 Pebruari 2010 . Penulis menemui Saudara Rofiuclin Mansyur,

(23)

dengan tujuan mendapatkan infonnasi menganai pergaualan dan

hubungan serta pandangan mengenai masyarakat pribumi.

f. Pada 2 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Umar di Rumhanya, dia merupakan salah satu tok.oh Etnis Arab sekaligus sebagai ketua

Rw 02 dan mewawancarainya dengan tujuan memeperoleh

gambaran mengenai kegiatan serta hubungan antar keclua etnis

dalam berbagai kegiatan sepe1ii keagamaan, kemasyarakatan, dan

stereotip serta berbagai masalah yang te1jadi di Wilayah Rw 02.

g. Pada 3 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Juma salah satu warga

pribumi yang merupakan salah satu pekerja yang pemah beke1ja di

rumah ketunman etnis Arab dengan tujuan memperoleh informasi

menganai hubungan dan pandanganya menganai etnisd Arab

sebagai peke1j a.

h. Pada 4 Maret 2010 . Penulis mewawancara ibu Idah salah, satu

warga pribumi yang memepunyai suami dari keturunan Arab

dengan tujuan mengetahui informasi mengenai hubungan etnis

Arab dengan masyarakat pribumi dalam hal pernikahan dan

kekeluargaan.

i. Pada 4 Maret 2010 . Penulis mewawancara bapak Mahdi Ma'mun

Miskara, dia merupakan salah satu tokoh pendidikan Yayasan Al

[image:23.487.67.437.102.585.2]
(24)

mengetahui hubungan kedua etnis Arab dan pribumi yang terjalin

dalam hal pendidikan

J. Pada 7 Maret 2010 . Penulis memwawancara bapak Dayat di

Rumahnya, dia merupakan salah satu tokoh masyaralcat pribumi

yang mempunyai pergaulan yang baik dengan etnis Arab dengan

tujuan mengetahui informasi mengenai berbagai kebiasaan dan

pandangan mengenai etnis Arab dalam berbagai hal seperti kerja,

jual beli dan faham keagamaan, bahasa yang digunakan.

k. Pada 9 Maret 2010 . Penulis menemui bapak Taufik Abdul Afif

yang merupakan salah satu warga keturunan etnik Arab yang juga

berpropesi sebagai pedagang dengan tujuan mengetahui informasi

mengenai berbagai tradisi dan budaya etnis Arab, kegiatan jua1 beli

serta makanan serta sejarah mengenai keberadaan etnis Arab di

bogor.

c. Dokumentasi

Berkaiatan dengan data Dokumentasi penulis digunakan dalam

penelitian ini ialah berupa buku gambaran demografi dan monografi

serta catatan kependudukan masyarakat Kelurahan Empang khususnya

Iingkungan warga Rw 02, yang penulis peroleh dari Arsip Kelurahan

(25)

5. Pengolahan dan analisa data

Data-data yang diperoleh, kemudian dipelajari, yaitu

jawaban-jawaban responden untuk dianalisis dan dimmuskan untuk memperoleh

data-data akurat. Kemudian memberikan kesimpulan dari hasil analisis

dan penafsiran data, semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan

pendeskripsiannya dalam bentuk pemyataan.

E. Tinjauan pustaka

Dalam kajian ini, peneliti memuat basil penelitian yang sudah ada, dengan

membandingkannya dengan judul yang akan diteliti yaitu "Komunikasi

Antarbudaya (Studi pada pola komunikasi etnis Arab dengan masyarakat

pribumi di Kelurahan Empang, Kota Begor)." Adapun kajian komunikasi

antarbudaya yang pernah diteliti ialah, komunikasi antarbudaya (studi pada

pola komunikasi masyarakat suku Betawi dan Madura di Kelurahan Condet

Batu Ampar) penelitian tersebut diteliti pada tahun 2006, oleh Ahmad Syukri,

S.Sos.I, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jumsan Komunikasi Penyiaran

Islam, UIN S yarif Hidayatullah, pada penelitian terse but dilakukan pad a

masyarakat Betawi dan Tionghoa clan buican pada etnis Arab, kemudian

penelitian yang dilakukan oleh Ali Abdul Rozak yang be1judul Akulturasi

Budaya Betawi Islam dengan Tionghoa (Studi komunikasi antarbudaya pada

kesenian Gambrang Kromong di Setu Babakan, Kelurahan Jaga Karsa), pada

penelitian tersebut hanya mengkaji pada etnis yang sama dan lebih

menekankan pada akulturasi pada kesenian Gambrang Kromong." Sehingga

(26)

antarbudaya (studi kasus pada etnis Arab dan masyarakat pribumi di

Kelurahan Empang Kota Bogor )."Dan peneliti ini diharapan dapat dijadikan

sebagai masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, khususnya

komunikasi antarbudaya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempennudah pembahasan penelitian ini, peneliti berusaha

membuat secara sistematis kedalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub

pembahasan. Adapaun kelima bab tersebut sebagai berikut:

BAB I. Bab ini menjelaskan tentang kerangka dasar dengan memaparkan latar belakang masalal1, yaitu menggambarkan permasalahan yang

terkait dengan etnis Arab di Indonesia, mengidentifikasi

permasalahan yang akan penulis kaji, membatasi ruang lingkup

permasalal1an sehingga penelitian lebih mudah dan terarah serta

fokus terhadap permasalahan yang akan dikaji. Menyusun

permasalahan yang dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi, tinjauan pustaka dan

yang terakhir sistematika penulisan.

BAB II. Pola komunikasi dalam ilmu komunikasi antarbudaya, komunikasi antarbudaya menjelaskan pengertian kebudayaan, dan

komunikasi antarbudaya. Pola komunikasi, membahas berbagai

variabel pola komunikasi dalam komunikasi antarbudaya yang

(27)

BAB III. Gambaran umum masyarakat Empang Kota Bogor, yaitu

membahas gan1baran masyarakat yang dilihat dari beberapa

keadaan yaitu: demogarfi penduduk dan monogarfi yang meliputi

letak daerah, kegiatan ekonomi, pendidikan, mata pencaharian

dan keagamaan. Kemudian menggambarkan Sejarah kedatangan

etnis Arab dan melihat berbagai bidang yang dilakukan oleh etnis

Arab seperti: ekonomi, pendidikan, budaya dan keagamaan.

BAB IV. Bab ini akan memaparkan hasil penelitian Varibel, yaitu pola

komunikasi antarpribadi dan antarkelompok etnis Arab dengan

masyarakat pribumi, kemudian menjelaskan bahasa yang

digunakan dalan1 pola komunikasi yang te1j adi serta melihat apa

yang menjadi prasangka dan stereotip dari kedua etnis yaitu etnis

Arab dan masyarakat.

BAB V. Bab ini berisikan tentang: kesimpulan dan saran serta di diakhiri

dengan daftar pustaka dan lampiran.

(28)

BABU

LANDASAN KONSEPTUAL

A. Komunikasi Antarbudaya

1. Pengertian Budaya

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sangsakerta, yaitu buddayah

bentukjamak dari kata budi yang berarti akal.1

Sedangkan kata kultur berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata colere

yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan

terutama dalam mengembangkan tanah atau petani. Kemudian makna tersebut

mengalami perkembangan menjadi kata culture yang berarti segala aktivitas

manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan

gagasan dan karya manusia yang harns dibiasakan berkarya dengan belajar,

berserta keselurnhan dari hasil budi dan karyanya.2

Kebudayaan juga diartikan sebagai simpanan akumulatif dari

pengetahuan, pengalarnan, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama,

pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau

kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau

generasi. 3

1

Djoko Widagho, I/mu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 17 . 2

(29)

Trenholm dan Jenesen sebagaimana dikutip oleh Dedy Mulyana

mendefinisikan budaya sebagai berikut:

" Budaya adalah seperangkat nilai, kepercayaan, norma, dan adat-istiadat, aturan dan kode yang secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang. Mengikat mereka satu sama lain dan memberi mereka kesadaran bersama. Mereka mengemukakan lebih jauh bahwa budaya adalah jawaban kolektif terhadap pertanyaan-pe1ianyaan mendasar: Siapa kita? Tempat kita dimana? Dan bagaimana kita menjalani kehidupan kita? ... "4

Dari definisi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya

merupakan bagian dari kehidupan manusia, budaya merupakan identitas suatu

kelompok manusrn dan budaya sangat penting sehingga budaya

mempengarhui segala perilaku manuisa itu sendiri.

Peranan kebudayaan menjadi sangat besar dalam kegiatan komunikasi

karena karakteristik kebudayaan antarkomunitas dapat membedakan

kebudayaan lisan dan tertulis yang merupakan kebiasaan suatu komunitas

dalam mengomunikasikan adat istiadatnya. Jacli pesan-pesan, pengetahuan,

kepercayaan, dan perilaku sejak awal tatkala orang tidak bisa menulis dapat

dikomunikasikan hanya dengan kontak antarpribadi langsung atau oleh

pengamatan yang mendalam terhadap peninggalan artifak sehingga informasi

yang paling minimum pun dapat di sebarluaskan.5

Jadi budaya sangat berkaitan dengan komunikasi dengan berbudaya

manusia dapat melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya, sepe1i i

dalam berkomunikasi, ekonomi, politik, sosial, penggunaan bahasa dan lain

sebagainya.

4 Dedv Mulvana. Komunikasi Efektif.<;untu PPndPlrotnn ャNゥョ ャ ョセ@ n,,,/n,,n (

(30)

Wujud dari sebuah kebudayaan secara operasional dapat dilihat dari isi

kebudayaan. Yang meliputi:

1) Perantara dan perlengkapan hid up manusia,

2) Mata pencaharian hidup, 3) Sistem ekonomi,

4) Si stem kemasyarakatan, 5) Bahasa,

6) Sistem fengetahuan, 7) Religi.

2. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi Antarbudaya merupakan perpaduan dari dua suku kata

yakni komunikasi dan budaya. Keterkaitan komunikasi dan kebudayaan itu

telihat pada earn manusia berkomunikasi baik, dengan individu maupun

dengan kelompok yang memiliki perbedaan budaya sehingga dari proses

kom unikasi yang terjacli menunjukkan suatu perbedan ternendiri.

Untuk lebih jelasnya mengenai komunikasi antarbudaya berikut

beberapa pendapat tentang definisi komunikasi antarbudaya, yakni.

a. Menmut Guang-Ming Chen dan William J. Starosta sebagaimana dikutip

oleh Deely Mulyana berpendapat Komunikasi antarbudaya adalah

komunikasi yang terjadi antara produsen pesan clan penerima pesan yang

latar belakang kebudayaannya berbeda. 7

6

(31)

b. Alo Liliweri komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang melibatkan

peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi atau kelompok,

dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang

memengaruhi perilaku komunikasi para peserta. 8

Dari dua definisi di atas nampak jelas bahwa yang menjadi ciri utama

dari suatu komunikasi antarbudaya yaitu adanya komunikator dan komunikan

yang berasal dari budaya yang berbeda dan komunikasi antarbudaya sebagai

komunikasi yang melibatkan komunikator dan penerima pesannya satu sama

lain mempunyai perbedaan budaya.

3. Variabel Pola Komunikasi Antarbudaya

a. Bahasa dan Pesan Verbal

Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya

di muka bumi adalah bahasa dan penggunaannya dalam kehidupan.

Penggunaan bahasa pada binatang bersifat statis, bi.natang dapat merespon

tanda-tanda atau simbol-simbol, dalam komunikasinya binatang tidak

dapat memodifikasi bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai

seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengombinasikan simbol-simbol

tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas .9

8

(32)

Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul "Psikologi Komunikasi"

mende:finisikan bahasa sebagai berikut:

"Bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena. bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata hams disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti ... "10

Dalam studi kebudayaan, bahasa ditempatkan sebagai sebuah

unsur penting selain unsur-unsur lain seperti sistem pengetahuan, mata

pencaharian, adat istiadat, kesenian dan sistem peralatan hidup. Bahkan

bahasa clapat dikategorikan sebagai unsur kebudayaan yang berbentuk

nonmaterial selain nilai, norma dan kepercayaan.

Sebagaimana diketahui, kebudayaan hanya ditemukan dalam

masyarakat sebab hanya manusialah yang dapat mengembangkan

sistem-simbol dan menggunakannya secara lebih baik, apalagi sistem-simbol-sistem-simbol itu

dibentuk dalam kebudayaan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa bahasa merupakan

salah satu unsur penting dari kebudayaan yang berbentuk nonmaterial,

bahasa mencerminkan budaya. Orang yang menggunakan bahasa yang

berbeda juga memiliki cara pandang yang berbeda.

Ba11asa dalam kehidupan manusia adalah sebagai representasi

sebuah kebudayaan, yang dapat memberikan penjelasan tentang

(33)

orang yang menggunakan bahasa tersebut. Orang yang sering mengucap

kata-kata Allah, akhirat, smga dan neraka tentu akan berbeda pandanganya

tentang dunia ini dengan orang-orang yang sering mengucapkan kata-kata

duit, cewek, cimeng, pesta, dan minum, dan seterusnya. 11

Sebagai representasi sebuah budaya, maka kata-kata atau bahasa

tidak selalu sepenuhnya dapat diterjemahkan kedalam kata-kata atau

bahasa lain secara sempuma, akan ada saj a perbedaan ketika suatu kata

atau bahasa tersebut dite1jemahkan ke bahasa lain. Kesulitan

penerjamahan disebabkan oleh keterbatasan dari pada bahasa itu sendiri

antara lain:

1. Kata-kata memiliki lebih dari satu makna,

2. Banyak kata terikat budaya dan tidak d.apat diterjemahkan langsung.

3. Orentasi budaya dapat membuat terjemahan langsung menjadi tidak masuk akal.

4. Suatu budaya mungkin tidak memiliki latarbelakang pengalaman yang memungkinkan tejemahan pengalaman dari budaya lain. 12

Adapun keterkaitan bahasa dalam komunikasi verbal, bahasa

dipandang sebagai suatu wahana penggunaan tanda-tanda atau

simbol-simbol untuk menjelaskan sutu konsep tertentu bahasa memiliki keyakinan

simbolisasi tersebut clan dipandang sebagai upaya manus1a,

mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia,

medium untuk berkomunikasi secara santai dengan diri sendiri maupun

dengan orang lain.13

11

Dedy Mulyana, Komunikasi Efektif Suatu Pendekatcm Lintas Budaya h. 109.

12

(34)

Dalam penggunaannya bahasa dan kebudayaan mempunya1

keterkaitan, yang menyebabkan lahirnya beberapa variasi dalan1 bahasa itu

sendiri, yaitu:

1. Dialek, yaitu vanas1 dalam bahasa di suatu daerah dengan kosa kata yang khas,

2. Aksen, menunjukkan kepemilikan, penyebutan (pronounciation), yaitu tekanan dalam pengucapan yang dapat dibedakan,

3. Jargon, adalah sebuah unit kata-kata atau istilah yang dibagikan atau dipertukarkan oleh mereka yang sama persepsi atau pengalamannya,

4. Argot, yaitu bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok yang luas dalam sebuah kebudayaan untuk menunjukkan posisi mereka yang kuat dalam suatu masyarakat. 14

b. Pesan Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan

pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk

melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan

tertulis atau dengan menggunakan mimik, pantomim, dan bahasa isyarat.15

Ada banyak definisi lainnya mengenai pesan nonverbal dua

diantaranya definisi yang kemukakan oleh :

1. Menmut Lany A. Samovar dan Richard E. Porter yang dikutip oleh Alo Liliweri mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai

komunikasi tanpa kata-kata definisi ini mengandung penge1tian bahwa

14 Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antndm dmm

(35)

komunikasi nonverbal disampaikan dengan tidak menggunakan

kata-kata.16

2. Menurut Eguene Matsol yang dikutip Alo Liliweri, komunikasi

nonverbal merujuk pada variasi bentuk-bentuk komunikasi yang

meliputi bahasa, bagaimana seseorang berpakaian, bagaimana

seseorang melindungi dirinya, menampilkan ekspersi wajah, gerakan

tubuh, suara, naaa, dan kontak mata.17

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa komunikasi pesan

nonverbal ialah semua isyarat yang bukan kata-kata yang mana dalam

penggunaannya telah disepakati bersama oleh para pengguna pesan

nonverbal itu sendiri.

Adapun mengeni perbedaaimya dengan pesan verbal ialah pesan

nonverbal tidak berlaku di segala tempat dan waktu, karena pemaknaan pesan nonverbal di suatu daerah bisa berbeda-beda, dan budayayalah yang

memberikan makna terhadap pesan nonverbal tersebut dan juga pesan

nonverbal ialah pesan yang bersifat eksplisit clan diproses secara kognitif,

sedangkan pesan nonverbal lebih bersifat spontan, ambigu, dan sering

berlangsung cepat.18

16

Alek Ruimonder, dkk., Komunikasi Antarb11adaya, ( Jakarta: Universitas Terbuka DEPNIKNAS, 2001), h. 64-65.

17

(36)

1. Bentuk Pesan Nonverbal.

J alaludin Rakhmat mengelompokan pesan-pesan nonverbal

sebagai berikut:

a. Pesan kinesik yaitu pesan nonverbal yang menggunakan gerakan

tubuh yang berarti, terdiri dari : pesan fasial, pesan gestural, pesan

postural dan artifaktual.19

Adapun penjelasan ketiga pesan tersebut sebagai berikut:

I) Pesan fasial yaitu pesan yang menggunakan mimik muka untuk

menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit

sepuluh kelompok makna: kebabagiaan, rasa terkejut,

ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman,

minat, ketakjuoan, malu, sakit, dan tekacl.20

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan

seperti mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai

malma pesan. Menurut Galoway sebagaimana dikutip Jalaludin

Rakhmat menyebutkan bahwa pesan gestural digunakan untuk

mengungkapkan: mendorong · atau membatasi, menyesuaikan

atau mempertentangkan, 21

3) Postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, postur

seorang prajurit TNI yang sedang berbicara dengan

komandannya tentu akan berbeda dengan postur seorang santri

19 Jalaludin Rakhmflt. p Nセゥ ャュャイ キゥ@

(37)

yang berbicara pada kyai. Adapun makna yang dapat

· disampaikan dari pesan postral adalah:

a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan

terhadap individu yang lain. Postm yang condong ke arah

yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian

positif,

b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri

komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang

yang tinggi hati di depan anda, clan postur orang yang

merendah,

c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional

pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda

tidak beru ah, anda mengungkapkan sikap yang tidak

responsif. 22

4) Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturanjarak dan

ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita

mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

5) Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh,

pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif

menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan

(38)

dengan pesan verbal.24 Adapun kelima fungsi tersebut sebagai

berikut:

a.

b.

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sud ah

disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan

penolakan, saya menggelengkan kepala.

Substitusi, yaitu menggantikan Iambang-lan1bang verbal.

Misalnya tan pa sepatah kata pun kita berkata, kita

menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan

kepala.

c. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang

lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda "memuji' prestasi

teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata "Hebat kau

d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya mak:na pesan

nonverbal. Misalnya, air muka anda. menunjukkan tingkat

penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.

e. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris

bawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya

(39)

B. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pola mengandung a.iii

bentuk (struktm) yang tetap.26 Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer pola

diartikan sebagai model, (rancangan).27

Sedangkan istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicate

yang berruii berbicara, menyampaikru1 pesan, informasi, pikiran, gagasan, dan '

pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan

mengharapkan respons, tanggapan atau ams balik (feed back).28

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pola komunikasi

adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses komunikasi yang terj adi dalam

sebuah komunitas baik yang terjadi secara individu maupun kelompok.

Dengan mengetahui gambaran pada sebuah proses komunikasi maka kita

dapat mengetahui bentuk dari sebuah hublli1gan komunikasi yang te1j adi

Sebelum kita mengetahui bentuk sebuah pola komunikasi apa yang

diterapkan dalam sebuah komunitas baik individu maupun kelomplok maka

kita perlu melihat proses komunikasinya, karena pol.a komunikasi tersebut

26

Departemen Pendidikan Nas ional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 885.

(40)

terlahir dari berbagai proses komunikasi sehingga keduanya tidak dapat

dipisahkan karena menjadi sebuah satu kesatuan. Tanpa kita melihat proses

komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktifitas komunikasi maka tidak dapat

mengetahui pola komunikasi apa yang digtmakannya. Proses komunikasi

terbagi menjadi dua tahap yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara pnmer adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa yang secara

langsung mampu menerjemahkan fikiran atau perasaan komunikator

kepada komunikan.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama. Seperti yang telah dijelaskan di atas pada umumnya bahasa

(41)

lambang mampu mentransmisikan pikiran., ide, pendapat dan

sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang konkrit.

Namun pada akhirnya sejalan dengan berkembangnya

masyarakat berserta peradaban dan kebuclayaan, komunikasi

mengalami kemajuan dengan memadukan lambang bahasa dengan

komunikasi berlambang gambar dan warna. Akan tetapi oleh para ahli

komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efi siensi komunikasi

be1media hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat

informatif.

Menurut mereka yang efeK.tif dan efisien dalam,

menyampaikan pesan persuasive adalah komunikasi tatap muka karena

kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator,

sedangkan dalam proses komunikasinya umpan balik berlangsung

seketika dalam arti kata komunikator mengetahui tanggapan atau

reaksi komunikan pada saat itu juga.

2. Bentuk pola komunikasi

Berkaitan dengan proses komunikasi maka clalam sebuah proses

(42)

komunikasi menurut Jalaludin Rahmat menegaskan bahwa dalam sebuah

proses komunikasi terdapat bentuk-bentuk atau pola yakni.29

a. Komunikasi Persona (Interpersonal Comunication)

K01mmikasi pesona adalah sebuah proses komunikasi yang

melibatkan dua orang individu dalam beiinteraksi. Dalam komunikasi

persona ini terdapat dua bentuk yaitu:

1) Komnikasi lnterpersona (Personal Comunication)

Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses komunikasi yang

melibatkan dua orang individu dalam berinteraksi. Pertama-tama

komunikator menyandi sebuah pesan (decide) kepada komunikannya,

ini berarti dalan1 memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam

lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.

Kemudian sebagai seorang komunikan cliharapkan mampu

menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan tersebut

dalam konteks pengertiannya. Dalam komunikasi interpersonal ini

komunikasi berlangsung satu arah saja, climana seorang komunikator

memberikan sebuah pesan yang telah disesuaikan dengan kapasitas

komunikannya tanpa mengharapkan sebuah umpan balik atau reaksi

dari komunikmmya.

2) Komunikasi Intarpersona (Jntrapersonal communication)

Komunikasi antarpersona adalah sebuah proses komunikasi yang

(43)

te1jadinya komunikasi hampir sama dengan komunikasi intrapersonal

di mana komunikator memberikan sebuah pesan terhadap

ko1mmikannya, namun komunikasi antarpersona ini lebih berisifat

dialogis, di mana sesorang ko1mmikan diharapkan memberikan

jawaban atau reaksi atas pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Umpan balik memegang peranan penting dalam komunikasi ini, sebab

ia menentukan berlanjut tidaknya sebuah komunikasi yang dilancarkan

oleh seorang komunikator. Dalam komunikasi ini dikarenakan

situasinya tatap muka maka tanggapan komunikan dapat segera

diketahui secara langsung.

b. Konmnikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang melibatkan lebih

dari dua orang dalam mdlakukan sebuah interaksi, komunikasi kelompok

terbagi menjadi bagian kelompok kecil dan kelompok besar.

c. Komunikasi massa CMass Comunication)

Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang melibatkan media

massa sebagai sebuah alat dalam melakukan interaksi dalam komunikasi,

media masa bisa beruapa surat kabar, majalah, televisi, radio, film. Sesuai

dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi menggunakan

media massa sudah merupakan sebuah bagian penting karena dengan

begitu mudahnya kita mengakses sebuah infonnasi maka semakin besar

(44)

C. Prasangka Sosial dan Stercotif

1. Prsangka sosial

Prasangka berasal dari kata Latin yaitu praej udicium yang bera1ii

preseden atau suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman

terdahulu. Richadr W. Brislin mengartikan prasangka sosial sebagai suatu

sikap tidak adil, menyimpang atau tidak toleran. terhadap sekelompok

orang.30

Gerungan memberikan penge1iikan bahwa prasangka sosial sebagai

sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu; golongan

ras atau golongan kebudayaan yang berlainan dengan golongan orang yang

berprasangka itu. 31

Dapat difahami bahwa sikap prasangka merupakan sikap membuat

seseorang membatasi terhatlap orang lain dalam pergaulan dan seseorang

akan cenderung menjadi emosional ketika diprasangkai. Tentunya hal itu

sangat menghalangi seseorang untuk dapat melihat kenyataan secara jelas.

Karena, sangat mempengaruhi ca.ra kita memperoscs informasi sosial chm keyakinan kita terhadap orang yang menjadi anggota berbagai kelompok.

Sehinga dari prasangka tersebut dapat melahirkan sikap diskriminasi

terhadap anggota kelompok terentu, karena prasangka berakar dari beberapa

(45)

2. Stereotip

Stereotip adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit

informasi dan membentuk asumsi terhadap mereka, berdasarkan keanggotaan

mereka dalam suatu kelompok.32

Dapat dipahami bahwa sterotip sebagai suatu keyakinan bahwa sernua

anggota kelompok sosial tertentu memiliki karakteristik yang sama. Dengan

kata lain stereotip adalah kerangka berpikir kognitif yang menyatakan bahwa

semua orang yang menjadi bagian dari sebuah kelornpok sosial menunjukkan

karateristik yang serupa. Stereotip sangat mempengaruhi pemikiran sosial.

Sebagai contoh ketika teraktivasi, stereotip mernbuat kita menarik kesimpulan

secara implisit tentang orang lain, kemudian membuat infonnasi yang tidak

konsisten.

Sikap seperti ini seri g kali nampak ketika seseorang menilai orang

lain pada kelompok etnis te1ientu, dan selanjutnya dibawa pada penilaian

terhadap pribadi individu tersebut. Maka dari itu sebenamya ketika seseorang

sedang melakukan kontak antarbudaya dengan individu lain, pada dasarnya

seseorang tersebut sedang berkomunikasi dengan identitas etnis dari inclividu

terse but.

Hal yang menjadi permasalahan utama dalam proses komunikasi

antarbudaya terkait clengan stereotip adalah ketika individu-individu yang

(46)

negatif yang mereka pegang masing-masing, sehingga persepsi mereka tidak

akan berubah.

Stereotip sangat berhubungan erat dengan prasangka sebagai contoh

orang yang memiliki prasangka yang tinggi, berespon lebih cepat terhadap

kata-kata yang berhubungan dengan stereotip daripada orang yang prasangka

yang lebih rendah.

Dari uraian tentang stereotip dan prasangka, perbedaan utama di antara

keduanya adalah jika prasangka merupakan sikap namun kalau stereotip

merupakan keyakinan (belief). Tapi keduanya sama-sama dapat menjadi

positif maupun negative serta akan mempengaruhi persepsi seseorang ketika

(47)
[image:47.489.44.438.113.458.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KELURAHAN El\1PANG

KECAMATAN BOGOR SELATAN KO'f A BOGOR

A. K ondisi Geografis:

Kelurahan Empang merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Boger Selatan. Berdasarkan Data Laporan Monografi Kelurahan

Empang bulan Maret 2009. Luas wilayah Kelurahan Empang sekitar 72 Ha

dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Sungai Cipaku

2.

Sebelah Selatan : Kel. Batu Tulis

3.

Sebelah Barat : Sungai Cisadane

4. Sebelah Timur : Kel. Bondongan

Kelurahan Empang berada pada ketinggian 200-300 M dari permukaan

laut dengan curah hujan rata-rata 3000-4000 mm/thn.

B. Demografis Masyarakat

Kelurahan Empang adalah salah satu kelurahan dari 16 kelurahan di

Bogar Selatan yang mengepalai 116 RT dari 20 RW . Dengan luas w ilayah 79

hektar, tidak heran kawasan pemiagaan yang banyak terdapat warga keturunan

Arab dan merupakan kawasan yang padat penduduk. Pasalnya, menurut

laporan data monografi Kelurahan Empang tahun 2009 memiliki jumlah

(48)

jiwa dan 6.501 wanita dan jumlah kepala keluarga dari keseluruhan penduduk

sebanyak 4.8965 kepala keluarga.

Berdasarkan latar belalcang golongan etnis, di Kelurahan Empang

sekurang-kurangnya terdapat 3 suku etnis meliputi: warga asli pribumi, warga

keturunan dan warga negara asing. Adapun yang menyangkut warga

keturunan sedikitnya terdapat dua suku etnis yakni: Arab dan Cina. Adapun

keadaan jumlal1 penduduk berdasarkan keragaman golongan teresebut sebagai

berikut:

Tabcl III. 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Perbedaan Etnis No Golongan etnis - Laki-laki Perempuan

1 WNI Asli/ Pribumi 6.783 jiwa 6.587 jiwa 2 WNI Keturunan 21.66 jiwa 1.515 jiwa

3 WNA - 12 jiwa

I

Ii

I

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pendnduk Kelurahan

Empang mempunyai penduduk yang beragam etnis yakni masyarakat

pribmni, etnis keturunan dan warga negara asing dan dari ketiga golongan

etnis tersebut paling banyak didominasi oleh warga memiliki yang miliki

status sebagai WNI.

Berdasarkan gambaran tersebut memungkinkan masyarakat Kelurahan

Empang melakukan interalcsi serta melakukan komunikasi antarbudaya baik

(49)

Adapun jumlah etnis Arab berdasarkan data buku penduduk(Detail) di

Kelurahan Empang khususnya pada lingkungan RW 02 dan RW 12 yaitu

[image:49.487.63.437.111.482.2]

sebagai berikut:

Table III. 2

Jumlah penduduk keturunan et nis Arab

di lingkungan RW 02 dan RVV 12

M セ@

\ RW 02

'-ii

No Etnis KK L p ' I L+P

/

Pribumi 64 159 1"77 336

Etnis

1 Arab 86 165 1:39 304

Jumlah

-... 150 324 316 640

RW 12

2 Etnis KK L

-

p L+P

i セ@

Pribumi 33 64 71 135

Etnis

-

Arab 87 183247 374 183254

Jumlah 120 247 264 509

\

Berdasarkan tabel di atas menujukkan bahwa dari 237 KK sebanyak

206 KK merupakan waraga keturunan Arab dan hanya sebagian kecil atau

sekitar 97 mernpakan warga penduduk pribumi dapat disimpulkan bahwa

mayoritas warga penduduk di lingkungan R W 02 dan 12 didominasi oleh

warga keturunan dan hal ini menunjukkan bahwa adanya pembauran etnis

Ara ke dalam masyarkat pribumi.

Mengenai gambaran tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan

Empang Kota Bogor secara keseluruhan dapat di lihat <la.lam tabel sebagai

(50)

N o

1

2

3

4

5

6

[image:50.489.60.436.49.449.2]

7

Tabel III. 3

Jumlah penduduk berdasarlrnn

tingkat pendidikan

Lu lusan pendidikan Jumlah

TK 210 orang

SD/MI 1079 orang

-

ᄋ セ@

SMP/SLTP/MTS N セ@ 4174 orang

セGNGNNN@

SMA/SLT Al Aliyah 5401 orang

Dl-D3 660 orang

Sl-S3 462 orang

SLB ( Khusus) 2 orang

\

'..'

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan

Empang lebih banyak berpendidikan setingkat SLTA. Hal ini salah satunya

dipengaruhi oleh program pemerintah yakni waj ib belajar dua belas tahun.

Adapun gambaran keadaan penduduk berdasarkan keragaman dalam

keyakinan dan kepercayaan yang dianut. Mayoritas penduduk memeluk agama

Islam, kemudian agama Kristen, kemudian Katolik, disusul H indu dan terakhir

agan1a yang paling sedikit pemeluknya yaitu Konghucu.

C. Gambaran umum masyarakat Etnis Ar ab

1. Sejarah Kedatangan Etnis Arab

Masyarak.at Internasional yang berasal dari India, Cina, dan Arab

(51)

.Batavia sekitar abad ke-14, dimana pelabuhan Kalapa pada waktu itu sudah menjadi pusat perdagangan dunia.1

Menurut L.W.C. Van Den Berg, orang-orang Arab yang sekarang

m1 bermukim di Nusantara sebagian besar berasal dari Hadramaut.2

Hadramaut adalah seluruh pantai Arab Selatan dari Aden hingga Tanjung Ras al-hadd.3 Menurut Berg, orang-orang Arab Hadramaut mulai datang secara masal ke Nusantara pada abad ke-18. Persinggahan rnereka yang pertama adalah Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi Ke Palembang dan Pontianak, orang Arab mulai menetap di Jawa setelah tahun 1820, dan koloni-koloni mereka barn tiba di bagian timur Nusantara pada tahun 1870.4

Sedangkan menurut S. Z. Hadisutijpto dalam buku "Sekitar 200 Tahun Sejarah Jakarta" (1 750-1 945) menyatakan bahwa orang-orang Arab yang datang ke Indonesia sebenarnya dimulai pada abad ke- 17, bersama-sama atau hampir bersamaan waktunya dengan orang-orang Belanda. Tetapi memang tidak banyak, kebanyakan orang-orang Arab tersebut berasal dari Hadran1aut, Tanah Arab Bagian Selatan, dan setibanya di Nusantara oleh garis keturnnannya, mereka dipanggil dengan sebutan Sayid atau Syekh. 5

1

Soecljono Ditjosisworo, Asas-Asas Sosiologi, (Bandung: Armico, 1985), h. 79. 2

L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, (Jakarta: Indonesia Netherlands Cooperation In Islamic Studies, 1989), h. I.

3 Ibid, h.

7.

(52)

Menurut L.W.C Van Den Berg "Penduduk Hadramaut dibentuk

dari empat golongan yang berbeda: golongan Sayid, suku-suku, golongan

menengah dan golongan Budak.6

Pertama, Golongan Sayid, menurut L.\V.C. Van Berg bahwa

golongan Sayid adalah ketunman al-Husain, cucu Muha.mad. Mereka

bergelar Habaib (Jamak dari Habib) dan anak perempuan mereka

Habibah. Kata Sayid hanya digunkan sebagai atribut a.tau keterangan, dan

bukan sebagai gelar.

Kedua, suku-suku, menurut Van Berg bahwa Suku-suku (Qabil,

jamak qabilah), adalah bagian yang paling menarik dari populasi

Hadramaut: sebenarnya membentuk kelas yang dominan, dan semua lelaki

dewasanya menyandang Senjata.

Ketiga, golongan menengah adalah penduduk bebas, dari kota

manapun di Desa. Mereka bukan Suku manapun, bukan pula Sayid dan

tidak menyandang Senjata. Di pundak merekalah kekusaan para penguasa

daerah diterapkan. Golongan ini terdiri clari pedagang, pengrajin, petani,

dan pembantu dan yang ke-empat, golongan Budak yaitu budak-budak

belian.7

Sebagian besar orang-orang Arab yang mengembangkan dakwah di

Indonesia berasal dari kalangan I-Iabaib. Mereka sangat dihormati bukan

hanya karena dipandang keturnnan Na.bi yang sudah selayaknya menerima

6

L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, ... , h. 23.

(53)

·-penghormatan, melainkan juga mengingat jasa kelompok ini yang sejak

lama sebagai pen ye bar Islam. 8

Di Indonesia pembauran antara orang-orang Arab dengan

masyarakat pribumi melalui perkawinan, telah dilakukan sejak sebelum

Belanda datang ke Indonesia, pada umumnya perkawinan terjadi antara

perempuan pribumi dengan laki-laki Arab. Mereka bersama keturunannya

menetap di Nusantara dan sekarang rnenjadi orang Indonesia.9

Pembauran melalui jaringan politik bagi keturunan Arab di

Indonesia sudah berlangsung sejak sebelum kemerdekaan. Hal ini ditandai

dengan keterlibatan mereka dalam perjuangan kernerdekaan Indonesia

baik melalui bentuk perjuangan fisik maupun lewat partai politik dan jalan

diplomasi. Bentuk konkrit dari proses asimilasi politik keturunan Arab

pada tanggal 4 oktober 1934. Yakni aksi pemuda keturunan Arab yang

telah menimbulkan reaksi baik dikalangan masyarakat Arab sendiri

maupun para pejabat pemerintah kolonial. Berbeda dengan masyarkat

pribumi yang justru memberikan sambutan yang baik.

Berdasarkan sumpah yang dicetuskan pada tanggal 4 oktober 1934

di dirikanlah PAI yakni partai Arab Indoneisa peristiwa tersebut

mempunyai pengaruh terhadap asimilasi terhadap masyarakat pribumi.

Besamya pengarauh Arab di Indonesia dapat dilihat dari berbagai segi.

Misalnya bahasa Indonesia yang semula ditulis dengan menggunakan

8

L.W.C. Van Den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nuscmtara, ... , h. I.

(54)

huruf Arab dengan berbagai penyesuaian, yang dikenal dengan huruf Arab

melayu, Arab Pegon, atau huruf Arab Jawi dan banyak kata-kata bahasa

Indonesia yang asalnya dari bahasa Arab.

Penduduk golongan etnis Arab yang bermukim di Kelurahan

Empang Kota Bogor sekarang ini merupakan anak cucu dari nenek

moyang mereka yang berasal dari Hadramaut dan adapuJa yang berasal

dari Irak.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kedatangan etnis Arab di

Indonesia, khususnya di Empang telah terjadi sejak masa sebelum

kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan dari mereka berasal dari

Hadramauat. Mereka membaur melalui perkawinan, mengakui Indonesia

sebagai bangsanya, sehingga keturunam1ya yang ada saat ini dikatakan

sebagai orang Indonesia.

Etnis Arab di Bogar mempunyai tradisi budaya tersendiri yang

berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Meskipun budaya

orang Arab di Bogor tidak ada yang murni berasal dari Negeri Arab.

Budaya orang Arab terutama pada generasi kedua (peranakan) telah

te

Gambar

gambaran secara jelas mengenai pola komunikasi, penggunaan bahasa,
gambaran mengenai kegiatan serta hubungan antar keclua etnis
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KELURAHAN El\1PANG
Table III. 2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi antarbudaya etnis Tionghoa dan pribumi di Komplek Puri Katelia Indah Kecamatan Medan Johor Kota Medan dan

Tesis yang berjudul PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM DAKWAH (Studi Komunikasi Dakwah Antara Arab Hadramaut dan Etnis Kaili di Kota Palu, Sulawesi Tengah) ini adalah

Integrasi sosial positif terjalin dengan baik antara Etnis Nusa Tenggara Timur terhadap. masyarakat kelurahan Tegal Panggung Yogyakarta terlihat dari saling

Alasan orang tua etnis Arab di Bangil untuk tetap mempertahankan pola asuhnya dikarenakan adanya faktor agama dan budaya dalam pola asuh yang mereka terapkan dan adanya

Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat pribumi dan imigran adalah diharapkan Untuk terbentuknya stereotipe dengan prasangka masyarakat pribumi yang positif pada

Husein merupakan etnis Arab yang telah menjadi penduduk Desa Besuki sejak lahir mengikuti kedua orang tuanya..

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi antarbudaya etnis Tionghoa dan pribumi di Komplek Puri Katelia Indah Kecamatan Medan Johor Kota Medan dan

Penelitian ini berlatar belakang pada komunikasi antar budaya yang terjadi pada Arab Hadramaut dan etnis Kaili di Kota Palu berupa pertemuan antar budaya yang terdapat