• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

BABAKANMADANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh :

Resi Ayu Hanisyah

(107013001027)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

iii

ABSTRAK

Nama : Resi Ayu Hanisyah, Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul- Bogor, 2011

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak duduk dibangku sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis adalah kemampuan dasar seseorang sebagai bekal belajar menulis dijenjang berikutnya. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan paling sukar dalam tingkatan berbahasa.

Pembelajaran menulis seringkali dianggap remeh oleh sebagian siswa, karena mereka menganggapnya membosankan dan mereka pun terkadang merasa kesulitan mengorganisasikan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulis. Pada penelitian ini saya mencoba menerapkan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis khususnya pada penulisan karangan eksposisi. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang dengan jumlah siswa 39 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 20 perempuan.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis memberikan tes dan menyebarkan angket kepada siswa. Disamping itu, penulis melakukan wawancara kepada guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa.

(3)

iv

Alhamdulillah, puji syukur penulis pajatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho dan bimbingan-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor” dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd.) dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini beriskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skrispsi ini, banyak pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dukungan serta arahan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kash yang sedalam-dalamnya, penulis menyampaikan penghargaan kepada semua pihak dan orang-orang yang telah berjasa yaitu:

1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Budi Suci Nurani, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, atas bimbingan, arahan serta bantuannya lah skripsi ini diselesaikan dengan lancar.

(4)

v

5. Ayahanda Ohan Burhan, S.Pd dan Umi Aisyah tercinta. Terima kasih telah memberikan kasih sayang yang tulus. Doa dan restumu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Setiap tetesan keringatmu adalah semangat bagiku.

6. Adik-adikku tersayang yang tampan, terimakasih telah menghilangkan rasa bosan dan penat karena candaan dan keceriaan kalian.

7. Kekasihku Iwan Kurnia Rahmanto, yang selalu menemani di kala suka maupun duka. Terimakasih karena engkau tidak pernah lelah memotivasi, mengarahkan dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman seperjuanganku semua terutama teman-teman PBSI-B yang selalu memberikan dukungan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang perduli terhadap perkembangan dunia pendidikan. Oleh karena itu, penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan usulan bagi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah Swt jualah penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, 15 Desember 2011

(5)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB I

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

G. Tujuan Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

8

A. Hakikat Menulis 8

B. Karangan 11

C. Eksposisi 14

D. Peta Pikiran (Mind Maps) 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

22

A. Tempat dan Waktu Penelitian 22

(6)

vii

C. Persiapan PTK 23

D. Subjek Penelirian 24

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 24

F. Tahapan Intervensi Tindakan 24

G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan 25

H. Data dan Sumber Data 25

I. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data 26

J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 43

K. Teknik Pemeriksaan Studi 43

L. Teknik Analisis Data 44

M. Analisis Data dan Instrumen Hasil angket 44 N. Pengembangan Perencanaan Tindakan 46

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,

INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN

PEMBAHASAN

47

A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang 47

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 48

C. Keadaan Guru, Staff, dan Administrasi 48 D. Deskripsi Data Hasil Pengamatan efek/Hasil Intervensi

Tindakan 53

E. Pemeriksaan Keabsahan Data 58

F. Analisis Data 59

G. Interpretasi Hasil Analisis 88

H. Pembahasan Temuan Penelitian 92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

96

A. Simpulan 96

(7)
(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Pretes 26

Tabel 3.2 Instrumen Postes 27

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian 28

Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa 45

Tabel 4.1 Keadaan Guru 48

Tabel 4.2 Staff dan Administrasi 51

Tabel 4.3 Nilai Pretes 52

Tabel 4.4 Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi 54

Tabel 4.5 Nilai Postes 55

Tabel 4.6 Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi 56

Tabel 4.7 Kategori Pretes 58

Tabel 4.8 Kategori Postes 61

Tabel 4.9 Data Nilai Siswa Beserta Kategori Penilaian

Pada Pretes dan Postes 64

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Siswa 66

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Siswa 67

Tabel 4.12 Data Pretes dan Postes Siswa 69

Tabel 4.13 Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pokok

bahasan menulis sangat menarik minat siswa 75

Tabel 4.14 Saya lebih menyukai menulis karangan eksposisi

dibandingkan dengan jenis karangan lain 76

Tabel 4.15 Menulis eksposisi sangat mudah 76

Tabel 4.16 Saya pernah menulis karangan eksposisi sebelumnya 77

Tabel 4.17 Karangan eksposisi sangat memberikan manfaat bagi

(9)

x

tidak hanya dalam pembelajaran 79

Tabel 4.20 Menulis karangan eksposisi tidak membutuhkan

waktu yang lama 79

Tabel 4.21 Menulis karangan eksposisi membuat siswaantusias

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 80

Tabel 4.22 Saya baru mendengar metode peta pikiran (mind maps) 80

Tabel 4.23 Metode peta pikiran (mind maps) adalah metode yang

sangat menarik. dan menyenangkan 81

Tabel 4.24 Metode peta pikiran (mind maps) membuat pembelajaran

menulis menjadi semakin mudah 81

Tabel 4.25 Peta pikiran (mind maps) tidak membuat pikiran menjadi

buntu 82

Tabel 4.26 Peta pikiran (mind maps) membuat siswa dapat

mengeksplor segala pengetahuannya 83

Tabel 4.27 Peta pikiran (mind maps) sangat fleksibel 83

Tabel 4.28 Peta pikiran (mind maps) mengarahkan siswa untuk

lebih terarah dalam menulis 84

Tabel 4.29 Menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran

sangat membantu saya dalam mengorganisasikan ide-ide

kreatif 84

Tabel 4.30 Saya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran

menulis karangan eksposisi dengan menggunakan

metode peta pikiran (mind maps) 85

(10)

xi

(mind maps) membuat siswa lebih rapi dan terarah dalam

menulis 85

Tabel 4.32 Saya merasa kemampuan menulis karangan eksposisi

mengalami peningkatan setelah mempergunakan

metode peta pikiran (mind maps) 86

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dari empat keterampilan berbahasa lainnya dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam lembaga pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan menulis sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

(12)

2

secara jelas dan menilai gagasanya secara objektif. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu keterampilan menulis harus ditanamkan sejak dini.

Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan suatu kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. Walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing saling melengkapi.

(13)

dicapai siswa. Menurut Smith dalam Suparno, pengalaman belajar menulis siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri.1

Dengan gambaran tersebut berbagai teknik pembelajaran dapat diterapkan untuk menunjang kemampuan menulis siswa. Salah satunya dengan strategi pembelajaran peta konsep atau peta pikiran (mind maps). Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Strategi peta pikiran dilakukan dengan membuat suatu sajian visual tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik dihubungkan satu sama lain. Peta pikiran sendiri bertujuan untuk membantu para siswa menuangkan gagasannya ke dalam tulisan yang lebih berstruktur. Salah satu pengajaran yang dapat diterapkan adalah dalam pembelajaran mengarang, misalnya karangan eksposisi. Dengan penerapan strategi peta pikiran siswa akan lebih mudah dan terarah. Peta pikiran akan membantu siswa membangkitkan ide-ide orisinil dan memacu ingatan secara lebih mudah.2 Siswa tidak akan merasa kesulitan karena strategi peta pikiran sangat menyenangkan dan memacu siswa lebih kreatif. Berkaitan dengan hal itu, penerapan teknik peta pikiran dalam menulis karangan eksposisi diharapkan mampu mengaktifkan kemampuan berpikir siswa dalam pengajaran bahasa. Selain itu, hasil belajar siswa diharapkan meningkat karena dalam proses pembelajarannya siswa digiring untuk memahami suatu konsep dan pengalaman.

Berdasarkan gambaran diatas, peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Atas dasar itulah maka peneliti mengaplikasikanya dalam judul Penerapan Peta Pikiran (mind maps) Sebagai Upaya Peningkatan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang.

Di SMK PGRI Babakanmadang, pemahaman tentang karangan eksposisi ini masih terbatas. Melalui penerapan peta pikiran ini, para siswa dapat dengan

1

Suparno dan Yunus Muhammad, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.4.

2

(14)

4

mudah dalam membuat karangan eksposisi karena topik utama dan penjelas sudah dikonsep dan diarahkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Belum ditemukan strategi pembelajaran menulis yang tepat. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan. 3. Penerapan peta pikiran (mind maps).

4. Menulis eksposisi.

5. Penerapan Peta Pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, penulis membatasi masalah penelitian ini pada “Penerapan Peta Pikiran (mind maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana penerapan peta pikiran (mind maps) terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor?

(15)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

a. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran di kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk:

a. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran (mind maps) pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara efektif melalui peta pikiran (mind maps) dalam peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.

c. Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa setelah diterapkan peta pikiran.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang teknik peta konsep dalam pembelajaran menulis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk siswa, guru dan lembaga pendidikan yag terkait.

a. Bagi Siswa

(16)

6

2) Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif.

3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis.

b. Bagi Guru

1) Diperolehnya teknik pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis karangan eksposisi.

2) Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa dan sastra Indonesia.

3) Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.

4) Membantu memperlancar proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran.

5) Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya.

c. Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait

1) Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.

2) Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.

3) Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbiki proses belajar mengajar umumnya dan pembelajaran menulis karangan khususnya.

4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif.

(17)

G. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana (S1).

(18)

8

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis pada hakikatnya merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan aktif. 1

Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.2

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.3

Jadi menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ber bentuk tulisan sebagai media yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada orang lain.

Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan cara pengungkapan atau penyajian. Keduanya saling mempengaruhi. Substansi sebuah tulisan dan tujuan penulisan akan menentukan cara pengungkapan, apakah lebih bersifat formal atau informal, dan ragam wacana yang akan digunakan, apakah lebih bersifat naratif, ekspositoris, argumentatif, atau persuasif. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Gorys Keraf mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) Mengenal diri sendiri.

(2) Lebih memahami orang lain.

(3) Belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat.

1

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3.

2

M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 16.

3

(19)

(4) Mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur. 4

2. Tahapan Menulis

Secara umum tahapan menulis memiliki 4 tahapan di antaranya, pramenulis, menulis konsep, revisi, dan yang terakhir mengedit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan menulis.

Betty mattix dalam bukunya yang berjudul Reasoning and Writing Well berpendapat bahwa Penilaian situasi retorik dapat dianggap sebagai tahap awal dari proses penulisan. Bagian 1 dari buku ini fokus pada tahap awal penulisan-yang mempertimbangkan situasi retorik, pra-penulisan, dan penyusunan. Bagian 2 fokus pada hal-hal yang muncul selama revisi dan pengeditan.

Cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan menghilangkan segala mitos yang Anda mungkin telah dengar tentang menulis. Selanjutnya Anda akan memiliki kecenderungan untuk melakukan pendekatan " rancangan yang sempurna", yaitu mengharapkan untuk menyempurnakan setiap kalimat saat pertama kali dibuat.

a. Pra-penulisan. Tahap pertama dari menulis adalah pengaturan berbagai ide secara sederhana dalam berbagai bentuk atau macam yang berguna bagi fragmen, daftar, kalimat, atau susunan yang anda buat. Tujuan dari pra-penulisan adalah untuk menangkap dan menyimpan ide-ide yang ada.

b. Penyusunan. Ketika dalam penyusunan, Anda mengubah ide menjadi kalimat dalam cara yang kurang atau agak terorganisir. Tujuan berikutnya adalah membiarkan ide-ide Anda mengembangkan, memperluas, dan membentuk hubungan-hubungan yang ada. Penyusunan adalah tahap utama dalam penemuan dan eksplorasi.

4

(20)

10

c. Revisi. Meskipun revisi diklasifikasikan sebagai tahap ketiga dari menulis, hal itu terjadi setiap saat - berulang kapan saja diperlukan. Selama revisi, tujuan Anda adalah memikirkan kembali, memperbaiki, dan mengembangkan ide-ide yang ada.

d. Mengedit / membaca kembali. Tahap akhir ini membutuhkan pengujian terhadap ide-ide, rincian, kata-kata, tata bahasa, dan tanda baca yang berpengaruh dalam setiap kalimat.5

Sedangkan dalam buku lain, tahapan menulis antara lain.

a. Pramenulis (prewriting)

Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan ditulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh gagasan untuk dituliskan dan memilih tema tulisan.

b. Menulis konsep (drafting)

Tahap ini siswa membuat konsep karangannya dalam bentuk kasar. Dalam tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya. Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal bersifat mekanis. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran yang sudah dibuatnya pada langkah pramenulis.

c. Merevisi (revising)

Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tuisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya. Siswa berkesempatan untuk merevisi kekeliruan yang dibuatnya, baik dalam kekeliruan dalam penenmpatan gagasan, penyususnan tulisan, atau terkait dengan isi tulisan.

5

(21)

d. Mengedit (editing)

Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada waktu menulis draf kasar. Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya. e. Publikasi (publishing)

Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap publikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas.6

B. Karangan

1. Arti Karangan

Kata karangan terdiri atas kata dasar karang dan akhiran –an . di antara arti kata karang ialah : rangkai, susun, gubah, cipta. Karangan berarti : rangkaian, susunan, gubahan, ciptaan, komposisi, karya. Sebagaimana dikatakan di atas, berdasarkan makna katanya, karangan berarti rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatua pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi.7

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.8

Robert Lado dalam wahyu wibowo mengungkapkan bahwa mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang

6

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 119-121.

7

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), h. 228.

8

(22)

12

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.9

Karangan bisa berpuluh-puluh atau beratus-ratus halaman dan ada yang dibagi-bagi menjadi beberapa bab. Akan tetapi, ada karangan dalam bentuk kecil/ bentuk mini yang disebut paragraf. Karangan mengandung satu pikiran utama atau topik yang dinyatakan dalam satu kalimat utama dan dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas, misalnya dua sampai lima kalimat.

Jadi karangan adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang dirangkai dalam satu kesatuan pikiran yang bertujuan untuk mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan ke dalam bentuk tulis.

2. Bentuk Karangan

Penamaan ragam suatu karangan lebih didasarkan atas corak yang paling dominan pada karangan tersebut.

a. Deskripsi (Pemerian)

Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.

b. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)

Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.

9

(23)

c. Eksposisi (Paparan)

Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas apa yang akan disampaikannya.

d. Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)

Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

e. Persuasi

Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosioanal.10

3. Cakupan Karangan

Di muka sudah diketengahkan arti karangan. Berdasarkan hal itu, bila kita membicarakan karangan, ada beberapa hal penting yang perlu dicatat, yaitu: topik (tema), struktur, dan bahasa.

Topik adalah pokok pembicaraan atau inti bahasan. Yang dimaksud struktur adalah penyusunan (pengorganisasian) karangan. Telah dimaklumi

10

(24)

14

bahwa alat utama kerangka adalah bahasa. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, atau kemauan disalurkan melalui bahasa. Dan agar bahasa, sebagai alat pelahir kesan batin, berfungsi sebagaimana mestinya, tuntutan bahasa yang baik dan benar harus dipenuhi, misalnya : kaidah ejaan, kaidah tata bahasa, pilihan kata (diksi), ragam yang sesuai, di samping penguasaan kosa kata.11

4. Bagian Utama Karangan

Karangan yang tersusun lengkap biasanya memenuhi tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah : pendahuluan, isi (tubuh) karangan, dan penutup.

Bagian pendahuluan mengetengahkan hal-hal yang menarik perhatian pembaca tentang masalah yang dibahas dan alasan pembahasan.

Isi (tubuh) karangan adalah rincian atau pengembangan apa yang dinyatakan pada pendahuluan. Bagian penutup diwujudkan dalam satu bab, yaitu kesimpulan dan saran.12

C. Karangan Eksposisi

1. Hakikat Eksposisi

Eksposisi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk menuangkan ide, menjelaskan fakta dan opini. Jenis tulisan ini seringkali digunakan dalam buku teks, artikel majalah, dan laporan penelitian ilmiah (exposition is the type of writing devoted to the exspression of ideas, to explanations of fact and opinion. It is the kind used in textbooks, magazine articles, and reports of scientific research).13

Eksposisi berasal dari kata bahasa inggris exposition yang berarti

“membuka” atau “memulai”. Dan memang karangan eksposisi ini itu

11

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta, FITK UIN, 2004), h. 231.

12

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia,………., h. 232.

13

(25)

merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.14

Eksposisi adalah bentuk karangan yang menyampaikan informasi, menjelaskan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca.15 Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.16

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yag berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca.

Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.

Ciri-ciri tulisan eksposisi adalah sebagai berikut.

1) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan. 2) Tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan

bagaimana.

3) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku. 4) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis.

14

Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.4.

15

Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN , 2004), h. 230.

16

(26)

16

5) Disajikan dengan nada netral, tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.17

2. Langkah-Langkah Penyusunan Eksposisi

Langkah yang kita tempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai berikut:

a. Menentukan topik karangan. b. Menentukan tujuan penulisan.

c. Merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik.18

3. Teknik Pengembangan Eksposisi

Proses kegiatan yang kita laksanakan dalam menulis eksposisi dimulai tatkala kita memikirkan topik karangan. Namun, kegiatan menulis “yang sesungguhnya”, dalam arti mengembangkan tulisan dalam karangan, kita mulai setelah kerangka karangan tersusun dan bahan-bahan penulisan terkumpul. Untuk mengembangkan karangan eksposisi, ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan. Teknik-teknik tersebut adalah:

a. Teknik identifikasi

Teknik identifikasi adalah sebuah teknik pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang diidentifikasi dapat bersifat fisik atau konkret, dapat pula bersifat nonfisik atau abstrak. Kalau kita menggunakan teknik ini, kita harus mengenal dan melacak ciri-ciri objek secara baik. Kemudian,

17

M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 71.

18

(27)

lakukan proses penggambaran atau penjabaran ciri-ciri khusus objek yang akan dipaparkan.

b. Teknik Perbandingan

Pengembangan eksposisi dengan teknik perbadingan ini kita lakukan dengan mengemukakan uraian yang membandingkan antara hal-hal yang kita tulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan ini kita lakukan dengan menunjukkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara keduanya. Hal lain yang digunakan sebagai bandingan tentunya adalah hal yang telah diketahui pembaca. Dengan mengetahui kondisi pembaca kita dapat memperkirakan hal-hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui pembaca. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh pembaca dapat diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang kita sampaikan.

c. Teknik Klasifikasi

Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut. Hubungan yang logis dan jelas ini dapat dilihat ke bawah, ke atas, dan ke samping.

d. Teknik Definisi

(28)

18

e. Teknik analisis

Dalam karangan eksposisi kita menjelaskan sesuatu, memberi keterangan tentang sesuatu, atau kita mengembangkan sebuah gagasan. Supaya eksposisi kita mudah diterima oleh pembaca, karena jelasnya, maka kita gunakan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan teknik analisis. Analisis itu merupakan cara memecahkan suatu pokok masalah. Suatu pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang logis. Cara penganalisisan suatu pokok masalah dapat bermacam-macam cara, sesuai dengan penglihatan dan penalaran kita. Oleh karena itu, teknik analisis dalam karangan eksposisi bisa mengambil bentuk bermacam-macam, antara lain analisis proses, analisis sebab-akibat, analisis bagian, dan analisis fungsional.19

D. Peta Pikiran (Mind Maps)

1. Pengertian Peta pikiran (Mind Maps)

Peta konsep atau Peta Pikiran, pertama kali ditemukan oleh Tony Buzan. Teknik ini didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.20

Pemetaan pikiran atau peta konsep adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.21 Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.22

19

Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.9-5.21.

20

Bobbi DePorter dan Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (New York: Dell Publishing. 1992), h. 153.

21

Mell Silberman, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2009), h. 188.

22

(29)

Pembuatan peta pikiran adalah strategi untuk membuat catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting sebelum menulis, dengan kata lain, menulis ide-ide tentang topik tersebut dan mengembangkan ide-ide sejenis tersebut yang telah diasosiasikan oleh pemikiran penulis (making mind maps is a strategy for note-making before writing, in other words, scribbling down ideas about the topic and developing those ideas as the mind makes associations).23

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peta pikiran adalah proses berpikir kreatif peserta didik dalam menghasilkan ide-ide atau gagasan serta memudahkan dalam mengingat informasi. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini menenangkan, menyenangkan dan kreatif. Pikiran anda tidak akan menjadi mandeg karena mengulangi catatan jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.

Peta pikiran mudah dipelajari dan digunakan, dengan berlatih membuatnya dan kemudian menguasainya, siswa akan dapat segera memperbaiki kemampuan menulis dan mempergunakan waktu secara lebih efektif. Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai cara pikiran siswa masing-masing dalam mengolahnya.

Untuk membuat suatu peta pikiran, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat.

23

(30)

20

Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai dengan cara pikiran siswa mengolahnya, bukannya dalam bentuk garis besar yang kaku. Setiap peta pikiran adalah hasil khas pribadi orang yang membuatnya, tidak ada peta pikiran yang benar atau salah. Peta pikiran adalah teknik yang sangat tepat diterapkan dalam keterampilan menulis, karena dapat membantu siswa mengembangkan gagasan, ide, dan pikiran dalam bentuk tulisan.

2. Unsur-Unsur Peta Pikiran (mind maps)

Pemetaan pikiran adalah pencatatan nonlinier, tetapi tidak semua bentuk pencatatan nonlinier termasuk pemetaan pikiran. Sewaktu mengembangkan dan meneliti teknik ini. Buzan menyadari bahwa ada beberapa keuntungan tertentu yang diperoleh dari tiap unsur pemetaan pikiran.

Unsur-unsur ini adalah :

 Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau

informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman.  Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa peniaian.  Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.  Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.

 Gagasan atau kata kunci dihubungkan ke focus pusat dengan garis.  Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya

sebuah gagasan.

 Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan

merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.24

Menurut Dahar dalam Bobby, peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna.

24

(31)

Manfaat peta pikiran adalah sebagai berikut :

1. Fleksibel.

2. Dapat memusatkan perhatian. 3. Meningkatkan pemahaman. 4. Menyenangkan.25

25

(32)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang pada siswa kelas X. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Agustus sampai November Tahun Akademik 2011-2012.

B. Metode dan Rancangan Siklus PTK

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan atau arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.23 Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK partisipan.

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus pertama pretes dan siklus kedua postes untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam menulis karangan eksposisi melalui teknik peta pikiran (mind maps). Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.

23

(33)

Siklus I

[image:33.595.85.527.77.478.2]

Siklus II

Gambar 1, Siklus Kegiatan PTK24

C. Persiapan PTK

Sebelum PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumen yang akan digunakan uuntuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD). Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar Kerja Siswa, (2) Lembar Pengamatan, (3) Lembar Angket, dan (4) Lembar Evaluasi.

24

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 74.

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II

Refleksi II

Apabila permasalahan belum

terselesaikan

(34)

24

D. Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang terdiri dari 39 siswa dengan komposisi perempuan 20 siswa dan laki-laki 19 siswa.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencanaan tindakan, dan pelaksana tindakan. Peneliti dalam penelitia ini berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMK PGRI Babakanmadang.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari satu siklus yang terdiri dari siklus satu pretes dan siklus satu postes, yang bergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini :

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi dan mengambil data pretes, kemudian merumuskan masalah. b. Bersama guru Bahasa Indonesia yang lain (team teaching)

berkolaborasi menerapkan peta pikiran sebagai solusi pemecahan masalah menulis karangan eksposisi.

c. Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti: pembuatan silabus, rencana pembelajaran, dan lembar kerja siswa.

d. Membuat alat evaluasi, 2. Pelaksanaan /Tindakan

a. Guru menjelaskan rencana kegaiatan yang akan dilakukan.

b. Guru membimbing siswa untuk membuat sebuah karangan eksposisi pada selembar kertas.

(35)

d. Guru memberikan latihan aplikasi konsep dan memberikan tugas yang sama pada pertemuan berikutnya,

e. Memberi tes di akhir siklus sebagai postest. 3. Pengamatan

Peneliti sebagai guru dibantu seorang observer mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil menulis karangan eksposisi siswa.

4. Refleksi

Menganalisis dan mengulas data meliputi hasil tes dan hasil observasi. Analisis data dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi siswa, terutama setelah diterapkan peta pikiran. Jika dari refleksi pada siklus I, terlihat adanya kekurang sempurnaan maka dilakukan perbaikan-perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I pada siklus berikutnya.

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

1. Siswa mampu memahami cara menulis karangan eksposisi. 2. Siswa mampu memahami tentang teknik peta pikiran.

3. Siswa dapat menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi.

4. Siswa dapat menggunakan teknik peta pikiran dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi.

H. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber Data : Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, guru dan peneliti.

(36)

26

I. Instrumen –Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.25

Tes dibagi menjadi tiga, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tes tertulis.

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal (pretes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.26

Teknik tes dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dari penggunaan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Teknik pengumpulan data tes berupa pretes dan postes. Pada waktu pretes, siswa diberikan tugas menulis karangan eksposisi. Pada waktu postes siswa diberi tugas mengembangkan karangan eksposisi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik ini sebagai berikut:

1) Mempersiapkan dan membuat instrumen tes 2) Mengujicobakan tes

3) Mengolah dan menganalisis hasil tes.

25

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 67

26

(37)

Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari:

Tabel 3.1

Intrumen Pretes

Menulis Karangan Eksposisi

(

Pretes

)

Petunjuk

1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit.

Soal

1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “Lingkungan Sekolah SMK PGRI Babakanmadang” dengan memperhatikan:

 Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.  Penggunaan ejaan dan tanda baca.

 Kelogisan isi karangan.  Topik atau ide pokok.  Pemilihan kata.

(38)

28

Tabel 3.2

Instrumen Postes

Menulis Karangan Eksposisi

(

Postes

)

Petunjuk

1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit.

Soal

1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “SENTUL CITY”

dengan memperhatikan:

 Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.  Penggunaan ejaan dan tanda baca.

 Kelogisan isi karangan.  Topik atau ide pokok.  Pemilihan kata.

(39)
[image:39.595.105.525.134.511.2]

Analisis tes dilakukan dengan cara menentukan komponen penilaian pengembangan karangan eksposisi dengan skala untuk masing-masing aspek penilaian. Adapun kriteria penilaian penulisan karangan eksposisi sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian

Teknik Penulisan

Skor Kriteria Penilaian

1-25 Tulisan ditata dengan baik

1-20 Tulisan sudah ditata dengan baik, walaupun ada bagian yang sedikit kurang lengkap

1-15 Kekurangan dalam penataan tulisan seimbang, dengan hal-hal yang sudah baik

1-5 Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan penulisan kacau.

Dukungan Data (Fakta Peristiwa)

Skor Kriteria Penilaian

1-25 Isi karangan sangan sesuai dengan data

1-20 Ada sedikit hal yang tidak sesuai dengan data, walaupun tidak mengurangi isi karangan

(40)

30

Penggunaan Bahasa

Skor Kriteria Penilaian

1-20 Struktur bahasa yag digunakan tidak satupun yang salah

1-15 Terdapat sedikit kesalahan struktur bahasa, tetapi mungkin kekeliruan penulisan

1-10 Masih terdapat kesalahan struktur bahasa

1-5 Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan tulisan kacau

Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Skor Kriteria Penilaian

1-15 Sangat cermat, tidak ada penyimpagan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca

1-10 Sudah cermat, walaupun ada sedikit kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca

1-7 Terdapat cukup banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca

1-5 Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat kacau

Pilihan Kata/Diksi

Skor Kriteria Penilaian

1-15 Kata-kata yang digunakan bervariasi dan penggunaan bentuk karangan sangat tepat

1-10 Kata-kata yang digunakan bervariasi, hanya terdapat sedikit kata-kata yang kurang cocok dan penggunaan bentuk karangan sudah tepat

(41)

2. Instrumen Nontes

Penilaian nontes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat dan kepribadian.27 Dalam instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Lembar observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.28 Lembar observasi ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses pengajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengamati interaksi pembelajaran di kelas.

b) Interviu (interview)

Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan interviu terpimpin atau guided interview , yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur.29

27

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 69.

28

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 127.

29

(42)

32

c) Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadiya, atau hal-hal yang ia ketahui.30 Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan dan lain-lain.31Angket diberikan kepada siswa setelah berakhirnya penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui respon siswa setelah belajar menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran. Respon siswa yang ingin diketahui adalah apakah responnya baik, sedang, atau buruk.

d) Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cetakan ketigabelas, h. 151.

31

(43)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan I

Sekolah : SMK PGRI Babakanmadang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ semester : X/Ganjil

Aspek : Menulis

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit (1 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2011/2012

A. Standar Kompetensi

Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.

B. Kompetensi Dasar

Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

C. Indikator

Karakter siswa yang diharapkan :

- Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.

(44)

34

D. Materi Pembelajaran

Pengertian karangan eksposisi.

Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.

Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi

Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis.

E. Metode

(45)

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendahuluan

- Guru mengucap salam.

- Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.

- Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.

- Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.

Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi. - Siswa mengerjakan karangan secara individu.

- Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema. b. Elaborasi

- Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.

- Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK

PGRI Babakanmadang” selama 35 menit. c. Konfirmasi

- Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.

G. Sumber Belajar

(46)

36

H. Penilaian

Indikator pencapaian kompetensi

Teknik penilaian

Bentuk

instrumen Instrumen/soal Setelah mempelajari

materi ini, siswa diharapkan:

1) Mampu menetapkan topik berdasarkan tema tertentu. 2) Menyusun kerangka

karangan eksposisi. 3) Mengembangkan

kerangka yang telah disusun menjadi sebuah karangan eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

Penugasan Tes uraian

Buatlah karangan eksposisi dengan cermat!

[image:46.595.121.522.79.554.2]

Alat penilaian/pedoman penilaian

Tabel 1

No Nama

Pretes

Jumlah

I II III IV V

(47)

Keterangan

No.

Unsur yang dinilai

Pretes

Skor

Maksimal

Skor siswa

1. Teknik penulisan 25

2. Dukungan data/fakta peristiwa 25

3. Penggunaan bahasa 20

4. Penggunaan ejaan dan tanda

baca 15

5. Pilihan kata/diksi 15

Jumlah 100

Babakanmadang, 17 September 2011

Peneliti

(48)

38

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan II

Sekolah : SMK PGRI Babakanmadang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ semester : X/Ganjil

Aspek : Menulis

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit (1 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2011/2012

A. Standar Kompetensi

Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.

B. Kompetensi Dasar

Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

C. Indikator

Karakter siswa yang diharapkan :

- Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.

(49)

D. Materi Pembelajaran

Pengertian karangan eksposisi.

Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.

Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi

Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis.

E. Metode

- Tanya jawab - Ceramah

(50)

40

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendahuluan

- Guru mengucap salam.

- Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.

- Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.

- Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.

Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi. - Siswa mengerjakan karangan secara individu.

- Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema. b. Elaborasi

- Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.

- Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK

PGRI Babakanmadang” selama 35 menit. c. Konfirmasi

- Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.

G. Sumber Belajar

(51)

H. Penilaian

Indikator pencapaian kompetensi

Teknik penilaian

Bentuk

instrumen Instrumen/soal Setelah mempelajari

materi ini, siswa diharapkan:

4) Mampu menetapkan topik berdasarkan tema tertentu. 5) Menyusun kerangka

karangan eksposisi. 6) Mengembangkan

kerangka yang telah disusun menjadi sebuah karangan eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

Penugasan Tes uraian

Buatlah karangan eksposisi dengan cermat!

[image:51.595.121.522.79.554.2]

Alat penilaian/pedoman penilaian

Tabel 1

No Nama

Pretes

Jumlah

I II III IV V

(52)

42

Keterangan

No.

Unsur yang dinilai

Pretes

Skor

Maksimal

Skor siswa

1. Teknik penulisan 25

2. Dukungan data/fakta peristiwa 25

3. Penggunaan bahasa 20

4. Penggunaan ejaan dan tanda

baca 15

5. Pilihan kata/diksi 15

Jumlah 100

Babakanmadang, 24 September 2011

Peneliti

(53)

J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa, serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian.

Adapun tindakan yang diakukan adalah:

1. Pengambilan data dari berbagai nara sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.

2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, pedoan wawancara, menilai hasil praktik siswa.

3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya.

4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.

(54)

44

L. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.

1. Teknik Kuantitatif

Pada teknik kuantitatif, peneliti menganalisis hasil kuantitatif dari siswa. Adapun yang diperoleh dari peneliti kemudian dikoreksi dengan memberikan nilai. Setelah itu nilai direkap keseluruhannya, untuk dihitung nilai rata-rata.

2. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis teknik pengumpulan data yang berasal dari nontes, yaitu observasi atau pengamatan, angket, dan jurnal untuk mengetahui perubahan-perubahan dan perilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I.

M. Analisis Data dan Intrumen Hasil Analisis

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data. 32 Dari penelitian yang dilakukan data yag terkumpul terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indicator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran (mind maps), dan hasil belajar yag berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:

a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.

b. Menentukan rata-rata keseluruhan siswa mengikuti tes,

1) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal uraian.

32

(55)

2) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus :

Nilai akhir (NA) = Jumlah skor yang didapat siswa X 100

Skor Maksimum

Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan : Nilai rata-rata (X) = Jumlah skor seluruhnya

Jumlah seluruh siswa

c. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai antara pretes ke postes dengan rumus:

Selisih nilai =

Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Persentase peningkatan nilai = X 100 %

Keterangan: N = Jumlah siswa

Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain pretes dan postes dengan menggunakan rumus .

=

Keterangan : ∑ d = ∑

Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefisien t yang akan menunjukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi 5 % pada tingkat kepercayaan 95 %.

Langkah-langkah penggunaan sebagai berikut.

1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes

(56)

46

2) Mencari kuadrat deviasi

∑X²d = ∑

3) Mencari pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %.

4) Menguji signifikan koefisien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika ≥ , hipotesis diterima.

Jika ≤ , hipotesis ditolak.

Keterangan :

Md : mean dari perbedaan pretes dengan postes (postest-pretest) Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑x²d : jumlah kuadrat deviasi N : subjek pada sampel d.b. : ditentukan dengan N-1.33

N. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa, faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

33

(57)

47

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang

(58)

48

B. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah

1. Visi Sekolah

Terwujudnya lulusan yang dapat diserap oleh dunia usaha.

2. Misi Sekolah

1. Melatih peserta didik untuk mampu berkarier.

2. Melatih peserta didik menjadi wirausahawan yang mandiri. 3. Membina siswa agar memiliki mental pekerja.

4. Mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan.

5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi secara optimal melalui kegiatan ekstrakurikuler.

3. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dari program SMK PGRI Babakanmadang adalah:

1. Pembenahan manajerial sekolah.

2. Peningkatan mutu tenaga pendidik (guru). 3. Pemeliharaan fasilitas sekolah.

4. Pemenuhan sarana dan prasarana ruang kelas baru.

C. Keadaan Guru, Staf, dan Administrasi

(59)
[image:59.595.115.519.81.798.2]

TABEL 4.1

Keadaan Guru

PROGRAM NORMATIF

No Nama Guru Pend.

Terakhir Mengajar Mata Diklat

1 Drs. Yuyun Yuniardi S 1 Pend. Agama

2 Umar Nurdin S 1 Pend. Agama

3 Hj. Mursih Sumiarsih, S.Pd I

S 1 PKN

4 Hendra Alamsyah, S.Pd S 1 Penjas

5 Masduki, MM.Pd S II Bahasa Indonesia

6 Drs. Sutoyo, MM.Pd S II Bahasa Indonesia

7 Drs. Saepudin S 1 Seni Budaya

8 Agus Suhendi, S.Pd S 1 Seni Budaya

PROGRAM ADAFTIF

1 Marlina, A.Md S 1 Matematika

2 Rojayana, S Pd S 1 Matematika

3 Titik Astari, SE S 1 KKPI

4 Adam Malik, S. Sos. I S 1 Bahasa Inggris

5 Umar Nurdin S 1 Bahasa Inggris

6 Ade Suparmadi Susanto, S. Pd

S 1

Kewirausahaan

7 Fitri Suisti, SE S 1 Kewirausahaan

(60)

50

9 Muhamad Sirinto, S.Pd. S 1 PLH (Mulok)

10 Drs. Sutoyo, MM.Pd S II PSP Jati Diri

11 Erom Irawan Effendi, MM. Pd

S II

PSP Jati Diri

12 R. Ebudi W

Gambar

Gambar 1, Siklus Kegiatan PTK24
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian
Tabel 1 Pretes
Tabel 1 Pretes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teori kognisi depresi Aaron Beck dan teori depresi menurut pakar psikologis lain sebagai pendukung serta teori semiotika, akan digunakan penulis untuk menjelaskan dan

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat,

Proses ini akan memicu kesamaan persepsi individu terhadap keadilan dan beberapa individu dalam kelompok kerja akan bersetuju tentang persepsi tersebut sehingga

Dengan melihat hasil penelitian mengenai apakah Sikap Positif diinformasikan pada saat berkomunikasi dengan mahasiswa lain di lingkungan kampus Fakiultas Ilmu Sosial dan

Hasil pengujian dan analisa yang ddidapatkan dari 15 orang responden, maka hasil pengujian functionality menyatakan 88% termasuk skor baik untuk pengelolaan

Sesuai dengan SK pada matakuliah PTK yang mengharuskan mahasiswa menyusun laporan PTK dari praktik mini penelitian dalam sendiri dengan responden teman sekelas yang

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan dengan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) dari jumlah neutrofil pada ketiga

Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973 ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten Deli Serdang, dimasukkan ke dalam