• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, PTK, Kreativitas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, PTK, Kreativitas."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DIRECT INSTRUCTION DISERTAI INVOLVING STUDENTS IN SELF-AND

PEER EVALUATION UNTUKMENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA

PADA MATAKULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) M. Zainudin

Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro Jl. Panglima Polim No. 46 Bojonegoro Jawa Timur

e-mail: zain.akhmad@yahoo.com .

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di program studi pendidikan matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro dengan tujuan untuk membuktikan apakah implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Hasil belajar dinyatakan dalam pemahaman konsep dasar PTK, kemampuan menyusun proposal PTK, serta kemampuan melakukan dan mengkomunikasikan hasil PTK. Data dianalisis dengan membandingkan skor mahasiswa dengan KKM (75) dan peningkatan skor belajar selama 2 siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi

Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK.

Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, PTK, Kreativitas.

ABSTRACT

Classroom Action Research (CAR) is done in mathematics education department Faculty of Natural Science and Mathematics Education, PGRI Bojonegoro Teacher Training Institute has the aim to verify whether the implementation of Direct Instruction Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase the creativity of students in the CAR. Learning outcomes is stated in understanding the basic concepts of CAR, ability to develop CAR proposals , as well as the ability to perform and communicate the results of CAR. Data were analyzed by comparing the scores of students using Minimum Passing Grade (75) and increasing in learning scores for 2 cycles. The results of this research indicates that the implementation of Direct Instruction by Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase the creativity of students in the CAR

Keywords: Direct Instruction with Involving Students in Self-and Peer Evaluation, CAR, Creativity.

Pendahulan

Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika IKIP PGRI

Bojonegoro mempunyai visi menjadi program studi Pendidikan Matematika yang mampu

(5)

menghasilkan tenaga pendidik mata pelajaran matematika yang profesional, mandiri, unggul, dan berkualitas. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menghasilkan lulusan calon tenaga pendidik matematika yang kompeten adalah membekali mahasiswa prodi Pendidikan Matematika dengan matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai langkah untuk mempersiapkan pendidik yang mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman.

Standar Kompetensi (SK) matakuliah PTK adalah setelah selesai mengikuti perkuliahan PTK ini mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika diharapkan dapat melakukan PTK dan melaporkan hasil penelitian.

Perkuliahan PTK ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan melakukan penelitian tentang masalah-masalah pembelajaran matematika di sekolah. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dimiliki mahasiswa

dalam perkuliahan PTK ini adalah mahasiswa mampu memahami konsep dasar PTK; mengidentifikasi masalah dan ide-ide untuk dikembangkan menjadi desain penelitian; menyusun proposal penelitian; terampil melakukan PTK; menyusun laporan PTK; memiliki kepekaan dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar serta melakukan refleksi diri tentang praktik meneliti melalui jurnal refleksi dan portofolio sebagai mahasiswa mandiri.

Penelitian ini merupakan implementasi direct instruction

dengan involving students in self-and

peer evaluation untuk meningkatkan

Kreativitas Mahasiswa pada matakuliah PTK. Rerata hasil belajar murni matakuliah PTK pada pertemuan kedua tahun akademik 2013/2014 adalah 6,0. Rendahnya rerata hasil belajar PTK tersebut merupakan masalah yang urgen karena PTK merupakan ilmu yang harus dikuasai mahasiswa sebagai bekal calon pendidik untuk melakukan penelitian sebagai langkah memperbaiki kualitas pembelajaran. Rendahnya hasil

(6)

6

belajar matakuliah metodologi penelitian juga terjadi pada mahasiswa tahun akademik 2013/2014 yakni rerata hasil belajar tengah semester sebesar 6,5 menjadi dasar untuk melakukan PTK untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

Pembelajaran direct

instruction dengan involving students

in self-and peer evaluation dipilih

sebagai model karena berdasarkan

interview yang dilakukan dengan

beberapa dosen IKIP PGRI Bojoneroro masih 60% dosen yang dalam beberapa perkuliahan menggunakan direct instruction

sebagai model pembelajaran. Modifikasi Direct Instruction dengan

Involving Students in Self-and Peer

Evaluation dilakukan dengan

harapan dapat meningkatan kreativitas dalam menyusun pndahuluan pada proposal penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heni (2012) disimpulkan bahwa pemodifikasian model pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk bekerja sama

dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran tanpa pemodifikasian.

Pembelajaran modifikasi model direct instruction dengan memberikan kesempatan kepada teman sejawat untuk memberi masukan dari hasil kinerja yang dilakukan oleh mahasiswa lain dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui involving students in self-and

peer evaluation yang diadaptasi dari

bagian Assessment for Learning

(Clark, 2005: 1-2). Pemberian kesempatan kepada teman sejawat diharapkan dapat memberi kontribusi positif untuk mengoptimalkan kreativitas mahasiswa.

Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang “baru” (Ruggiero, 1998; Evans, 1991). Pehkonen (1997) mengemukakan bahwa seseorang memerlukan dua model berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat logis. pengertian tersebut menunjukkan

(7)

bahwa berpikir kreatif lebih pada pemikiran yang tiba-tiba muncul, tidak terduga, dan di luar kebiasaan bukan hanya pada pemikiran yang logis.

Kreativitas merupakan hasil berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan “ide baru” yang sesuai dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide-ide, membangun

(generating) ide-ide, dan

menerapkannya (Tatag, 2008: 10). Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran (Pehkonen, 1997).

Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Tourence Test of

Creative Thingking (TTCT)”. tiga

komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan

(orisinilitaas). kefasihan mengacu

pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. fleksibilitas tampak pada

perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah.

Mahmudi (2010), menyatakan bahwa salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah dengan soal terbuka, yaitu soal yang memiliki beragam solusi atau strategi penyelesaian. Sesuai dengan SK pada matakuliah PTK yang mengharuskan mahasiswa menyusun laporan PTK dari praktik mini penelitian dalam sendiri dengan responden teman sekelas yang merupakan lanjutan hasil penyusunan proposal PTK, sehingga konsep dasar dalam penelitian yang disusun mahasiswa merupakan kreativitas dari tugas yang berbentuk soal terbuka. Pemberian soal terbuka yang pada dasarnya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk menyusun proposal dan melakukan PTK sesuai dengan proposal yang disusun diharapkan dapat meningkatkan berpikir kreatif mahasiswa.

Langkah-langkah

pembelajaran direct instruction

(8)

8

peer evaluation pada penelitian ini

mengadaptasi dari langkah-langkah pembelajaran langsung menurut Puspananda (2012) kemudian dimodifikasi dengan sebagai berikut. Tahap 1, Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan mahasiswa. Tahap ini Dosen membahas dan mendiskusikan konsep dasar PTK dengan mahasiswa secara kooperatif. Dosen meminta mahasiswa mengkaji konsep dasar dari berbagai sumber kemudian menyimpulkan konsep-konsep dasar PTK. Mahasiswa pada tahap ini mengkaji konsep dasar PTK dari buku, internet, dan jurnal yang memuat PTK serta mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian mengembangkan rencana pemecahan masalah melalui penelitian.

Tahap 2, mencari informasi dan konfirmasi masalah. Mahasiswa secara individual mencari teori yang dapat dijadikan landasan untuk mendukung pemecahan masalah yang telah dirumuskan serta mencari informasi melalui observasi maupun interview tentang masalah yang dihadapi oleh seorang guru

dalam pembelajaran dan kemungkinan pemecahan masalah serta mendiskusikan argumen mahasiswa yang telah dirumuskan pada tahap 1 dengan guru tersebut. Dosen pada tahap 2 ini memfasilitasi mahasiswa untuk mencari teori dari berbagai sumber yang valid (pustaka, jurnal, maupun prosiding) untuk dijadikan landasan pemecahan masalah dan membimbing serta mendiskusikan dengan mahasiswa tentang pemecahan masalah yang diajukan agar berdaya guna bagi perencanaan dan pelaksanaan PTK.

Tahap 3, Penyusunan proposal. Mahasiswa pada tahap 3 ini menyusun proposal PTK berdasarkan tahap sebelumnya. Proposal PTK kemudian ditukarkan dengan teman sebaya dengan untuk diberi masukan demi penyempurnaan proposal sebelum diserahkan ke dosen untuk direvisi. Dosen dalam tahap ini memfasilitasi mahasiswa untuk memberi masukan pada proposal temannya dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya jika menemui kesulitan atau kebingungan dalam memahami proposal yang diberi masukan.

(9)

Tahap 4, Konfirmasi proposal, mahasiswa pada tahap ini mempresentasikan proposal PTK yang sudah diberimasukan oleh teman sebaya dan dosen sebelum melaksanakannya sedangkan mahasiswa lain memberi masukan tambahan. Dosen pada tahap ini memfasilitasi presentasi proposal PTK dan memberi masukan dari rencana PTK yang akan dilaksanakan.

Tahap 5, pelaksanaan proposal, mahasiswa melakukan simulasi PTK sesuai dengan proposal yang telah disusun dan direvisi di kelas mahasiswa tersebut. Jadi pada PTK yang dilakukan adalah simulasi dan yang menjadi siswa adalah teman sekelas karena pada matakuliah PTK belum mendapatkan bekal micro teaching maupun PPL sehingga untuk memperlancar dan memaksimalkan kemampuan mahasiswa dalam matakuliah PTK, mahasiswa melakukan simulasi dengan teman sebaya.

Tahap 6, penyusunan laporan kinerja. Mahasiswa pada tahap ini menganalisis data, menyusun laporan PTK, dan

mempresentasikan hasil PTK dalam diskusi ilmiah di kelas. Dosen membimbing mahasiswa dalam penyusunan laporan PTK dan memfasilitasi forum diskusi ilmiah di kelas.

Tahap 7, evaluasi projek. Mahasiswa melakukan evaluasi dari PTK yang telah dilakukan sebagai rekomendasi untuk penelitian berikutnya. Dosen membimbing mahasiswa melakukan refleksi dari serangkaian tindakan yang dilakukan dalam melakukan tugas matakuliah PTK tersebut.

Tujuan dilakukan penelitian implementasi Direct

Instruction dengan Involving

Students in Self-and Peer Evaluation

untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK dalam menyusun proposal PTK, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan PTK dan mengkomunikasikan laporan hasil PTK.

METODE

Penelitian Direct Instruction

dengan Involving Students in

(10)

10

meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yakni tahap perencanaa, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro pada semester genap 2013/2014. Materi penelitian meliputi pemahaman konsep PTK, penyususnan proposal PTK, pelaksanaan PTK, penyusunan laporan PTK, Pengkomunikasian hasil PTK.

Data dan instrumen yang dikumpulkan dalam PTK ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar dalam pemahaman konsep PTK, hasil kreativitas mahasiswa dalam menyusun proposal, hasil belajar mahasiswa dalam melakukan dan menyusun laporan hasil PTK serta kemampuan

mahasiswa dalam

mengkomunikasikan laporan PTK dalam diskusi ilmiah di kelas. Data tersebut dikumpulkan dengan

instrumen berupa soal uraian tentang konsep PTK, rubrik penilaian kreativitas mahasiswa dalam penyusunan proposal yang tersusun dari kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas), rubrik penilaian pelaksanaan pembelajaran, rubrik penilaian penyusunan laporan hasil penilaian, rubrik penilaian diskusi ilmiah.

Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis untuk mengetahui tingkat kesesuaian RRP yang dirancang dengan pembelajaran yang dilaksanakan. kreativitas proposal PTK dianalisis untuk mengetahui tingkat kreativitas mahasiswa, dan hasil belajar dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa.

Peningkatan kreativitas mahasiswa didasarkan pada skor kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas) pada data skor kreativitas siklus I dan II. Mahasiswa dikatakan kreatif dalam penyusunan proposal PTK jika memiliki skor sama atau melebihi skor ketuntasan minimal (75). Keberhasilan tidakan dalam meningkatkan kemampuan

(11)

melakukan PTK, menyusun laporan hasil PTK, pengkomunikasian hasil PTK, relatif terhadap skor ketuntasan minimal (75).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Fokus dari direct instruction

dengan involving students in self-and

peer evaluation untuk meningkatkan

pemahaman konsep PTK, kreativitas mahasiswa dalam menyusun proposal, hasil belajar mahasiswa dalam melakukan dan menyusun laporan hasil PTK serta kemampuan

mahasiswa dalam

mengkomunikasikan laporan PTK.

Pertama, pemahaman konsep dasar PTK. Pemahaman konsep dasar PTK diukur dengan tes pemahaman konsep. Materi tes meliputi, definisi termenologi tentang PTK, latar belakang pelaksanaan PTK, identifikasi masalah PTK, perumusan masalah PTK, siklus dalam PTK, indikator keberhasilan dalam PTK.

Mahasiswa menyelesaikan soal pada siklus I dan II. Soal pada siklus I berbeda dengan soal pada siklus II tetapi indikatornya sama.

Hasil tes pemahaman konsep pada siklus I ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Skor Pemahaman Konsep Dasar PTK

Skor Pemahaman Konsep Siklus

I

Pemahaman Konsep Siklus II Terendah Tertinggi Rerata % yang mencapai KKM 48 80 65,07 36,36% 60 94 82,77 72,72% Catatan: Jumlah mahasiswa 44; Skor Ketuntasan Minimal adalah 75.

Rerata pemahaman konsep dasar PTK adalah 65,07 (Tabel 1), rerata ini lebih rendah daripada skor ketuntasan minimal (75), mahasiswa yang memenuhi skor minimal ketuntasan (75) sebanyak 16 mahasiswa (36,36%). Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman konsep dasar PTK masih di bawah skor ketuntasan minimal.

Siklus II digunakan modifikasi prosedur perkuliahan untuk meningkatkan pemahaman konsep dasar PTK dengan

(12)

12

memberikan soal terbuka untuk diselesaikan pada jam di luar kuliah. Hasil Penyelesaian soal di luar jam perkuliahan kemudian direview oleh teman sejawat untuk diperbaiki sebelum diserahkan kepada dosen. Hasil belajar pada siklus kedua berupa soal uraian yang disusun berdasarkan indikator pada silabus. Hasil pemahaman konsep dasar PTK pada siklus II mengalami kenaikan daripada siklus I, yakni reratanya 82,77 dengan persentase mahasiswa yang memperoleh nilai mencapai KKM sebesar 72,72%.

Kedua, kreativitas mahasiswa dalam menyusun proposal. Mahasiswa ditugaskan untuk menyusun proposal PTK pada siklus I dengan tujuan untuk

mengukur kreativitas mahasiswa dalam menyusun proposal PTK yang mencangkup kemampuan dalam menyusun latar belakang, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menelaah pustaka, menetukan metode penelitian dan menentukan indikator keberhasilan.

Penyusunan latar belakang dan identifikasi masalah berdasarkan kreativitas mahasiswa, dapat berasal dari pengalaman pribadi maupun hasil kajian dari beberapa sumber.

Mahasiswa kemudian

mengkonfirmasi hasil penyusunan latar belakan kepada guru yang mereka tentukan sebagai bahan perbaikan dan untuk menguatkan penyusunan proposal.

Tabel 2. Perubahan Skor Kreativitas Proposal PTK

Banyak Mahasiswa

Indikator

Siklus I Siklus II

Fasih Fleksibel Baru Fasih Fleksibel Baru

Nilai < 75 17 22 19 12 14 13

Nilai ≥ 75 27 22 25 32 30 31

Rerata 78,3 70,3 75,2 76,0 79,3 80,3

Catatan: Jumlah mahasiswa 44; Skor Ketuntasan Minimal adalah 75.

Berdasarkan Tabel 2, maka dapat disimpulkan rerata indikator

kreativitas mahasiswa pada aspek kefasihan dan kebaruan di siklus I

(13)

lebih besar 75, tetapi pada aspek fleksibilitas hanya mencapai 7,03; sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus II lebih besar 75 sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Secara keseluruhan mahasiswa mengalami peningkatan kreativitasnya.

Ketiga, kemampuan mahasiswa melakukan dan kemampuan mahasiswa dalam mengkomunikasikan laporan PTK serta menyusun laporan hasil PTK. Pada siklus I mahasiswa ditugaskan mensimulasikan PTK di kelas tempat mahasiswa tersebut kuliah untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan PTK. Data hasil penelitian dipresentasikan untuk didiskusikan di kelas sebelum dianalisis menjadi laporan hasil penelitian.

Rerata gabungan skor kemampuan melakukan PTK, mengkomunikasikan dan menyusun laporan hasil PTK pada siklus I adalah 76,8. Rerata tersebut lebih besar dari skor ketuntasan minimal (75).

Siklus II digunakan modifikasi involving students in

self-and peer evaluation untuk

memperbaiki proposal PTK hasil refleksi pada siklus I sebelum disimulasikan kembali. Proposal ditukarkan dengan teman sebaya sebelum dipresentasikan dan disimulasikan agar proposal dapat masukan dan komentar dari teman sebaya untuk memaksimalkan proposal dan pelaksanaan PTK.

Rerata gabungan skor kemampuan melakukan PTK, mengkomunikasikan dan menyusun laporan hasil PTK pada siklus II adalah 82,8. Rerata tersebut lebih besar dari skor ketuntasan minimal (75).

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

direct instruction dengan involving

students in self-and peer evaluation

dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK.

Peningkatan kreativitas mahasiswa dikarenakan direct

instruction dengan involving students

in self-and peer evaluation

(14)

14

memeberi masukan dari hasil kinerja teman sebelum diserahkan kepada dosen dan dipresentasikan di kelas untuk menyamakan pendapat dan memaksimalkan proposal PTK agar pelaksanaan simulasi penelitian tersebut dapat berlangsung maksimal.

Pembelajaran direct

instruction dengan involving students

in self-and peer evaluation

mengarahkan mahasiswa

membangun pengetahuan. Penegetahuan dibangun melalui tata cara penyususnan latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan indikator keberhasilan dalam suatu PTK, serta pada saat penyusunan laporan yang melibatkan analisis data, uji hipotesis dan simpulan dari hasil penelitian. Kegiatan menyusun proposal dan melaporkan hasil penelitian ini

melibatkan kemampuan

mengonstruksikan pengetahuan. Pembelajaran direct

instruction dengan involving students

in self-and peer evaluation

memngarahkan mahasiswa untuk

dapat berpikir kritis dalam menyusun dan melaporkan hasil penelitian. Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir logis dengan

melibatkan kemampuan

membandingkan,

mengklasifikasikan, membuat hubungan sebab akibat, berpikir deduktif dan induktif, dan memberikan kritik dari hasil kinerja teman yang tertuang dalam proposal PTK untuk diberi masukan demi kesempurnaan proposal tersebut. Berpikir kritis pada pembelajaran Pembelajaran direct instruction

dengan involving students in self-and

peer evaluation dilatihkan kepada

mahasiswa sejak merancang proposal sampai penyusunan laporan hasil penelitian.

Direct instruction dengan

involving students in self-and peer

evaluation membantu mahasiswa

memecahkan masalah dengan pendekatan multidisiplin melalui belajar melakukan analisis data statistik dan teknik menulis laporan yang sebenarnya bukan merupakan kompetensi dari matakuliah PTK.

Direct instruction dengan

(15)

evaluation juga memfasilitasi mahasiswa mengembangkan sikap ilmiah seperti objektif, jujur, bertanggung jawab, berpikir rasional, empiris, sistematis, dan siap menerima kritik dan saran.

SIMPULAN

Direct instruction dengan

involving students in self-and peer

evaluation dapat meningkatkan

kreativitas mahasiswa pada matakuliah PTK. Pembelajaran

Direct instruction dengan involving

students in self-and peer evaluation

juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar dan kemampuan menyusun laporan hasil PTK.

DAFTAR RUJUKAN

Heni, D. M. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif T i p e STAD (Student Team Achievement Division) yang Dimodifikasi dengan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran

Matematika pada Pokok

Bahasan Barisan Dan Deret Aritmetika Serta Geometri Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas XI

SMK Se-Kabupaten

Bojonegoro. Tesis: PPs UNS. 2012.

Puspananda, D. R. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Modified Jigsaw pada Pokok

Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Tingkat Percaya Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri Se-Kabupaten

Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis: PPs UNS. 2012.

Clarke, S. Formative assessment in the secondary classroom. London: Hodder Murray. 2005. Ruggiero, V.R. The Art of

Thinking: A Guide to

Critical and Creative

Thought. New York:

Longman, Addison Wesley Longman, Inc. 1998.

Evans, J.R. Creative Thinking in

the Decision and

Management Sciences.

Cincinnati: South-Western Publishing Co. 1991.

Siswono, T. Y. E. Kumpulan Karya 2005-2007. Surabaya: UNESA press. 2008.

Silver, Edward A. Fostering

Creativity Through

Instruction Rich in

Mathematical Problem

Solving and Thinking in Problem Posing. (Online) 1997 June; 29 (3), Available from:

http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/ publications/zdm ZDM. Accessed on August 6, 2012. Mahmudi, Ali. Mengukur

Kemampuan Berpikir

Matematis. Makalah

Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni sampai 3 Juli. 2010.

(16)

Gambar

Tabel 1. Skor Pemahaman Konsep Dasar PTK
Tabel 2. Perubahan Skor Kreativitas Proposal PTK

Referensi

Dokumen terkait

CWL adala nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap water line dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah panjang maksimum dari tiap water line

Software yang dihasilkan menggunakan bahasa pemrograman Delphi telah mampu untuk melakukan perhitungan economic dispatch yang mempertimbangkan batasan ramp-rate dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari simulasi penerapan sistem lalu lintas satu arah pada simpang 3 Strat A terhadap arus lalu

c) Total utang terhadap total aktiva ( sosan翠 ndetbs nso nsosan翠 nanssssetsss ) Rasio ini menunjukkan risiko solvabilitas jangka panjang perusahaan, dimana hasil

Hasil dari penelitian ini nantinya bisa digunakan oleh Dikti untuk meninjau dan mengevaluasi persebaran dosen di Indonesia dan perguruan tinggi dengan tingkat rasio

Gambaran keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi yang berkaitan dengan interaksi dengan teman-temannya di sekolah yaitu, pada penyandang cerebral

bahwa sehubungan dengan penataan organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Mojokerto berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

UPAYA IBU PESERTA PELATIHAN REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT D ALAM MEMBIMBING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS D I D ESA PAD ALARANG KABUPATEN BAND UNG BARAT.. Universitas