• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSEDUR TRANSAKSI DAN EVALUASI PELAYANAN SIMPANAN MUDHARABAH DI BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PROSEDUR TRANSAKSI DAN EVALUASI PELAYANAN SIMPANAN MUDHARABAH DI BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PROSEDUR TRANSAKSI DAN EVALUASI

PELAYANAN SIMPANAN

MUDHARABAH

DI BMT AMANAH

UMMAH SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Disusun untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat –Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Keuangan dan Perbankan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

M. TAUFIQ MUWARDI L NIM F 3607068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN

MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO

M. TAUFIQ MUWARDI L NIM F3607068

Dalam upaya pemberdayaan ekonomi sektor riil, terutama pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah, BMT memfasilitasi para pelaku usaha dengan pemberian tambahan modal melalui produk Pembiayaan Mudharabah. Pemberian fasilitas Pembiayaan Mudharabah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, yakni untuk peningkatan usaha. Dalam pemberian pinjaman tersebut BMT mempunyai suatu sistem operasi tersendiri apakah pembiayaan itu layak diterima atau tidak. Produk-produk pembiayaan BMT berupa Pembiayaan Mudharabah mampu memberikan alternative solusi bagi para pengusaha dalam memanfaatkannya.

Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui diskripsi umum tentang BMT Amanah Ummah Sukoharjo. Selain itu juga untuk mengetahui prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah dan Evaluasi Sistem dan prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo. Ruang lingkup penelitian ini mencakup diskripsi umum tentang BMT Amanah Ummah Sukoharjo, prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah dan Evaluasi Pelayanan serta prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Mengumpulkan dan mengorganisir data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan pembiayaan, wawancara langsung dengan karyawan. Metode pembahasan yang digunakan oleh peneliti adalah model pembahasan Deskriptif yaitu pembahasan menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sistem dan prosedur terhadap Praktik Pemberian Pembiayaan Mudharabah.

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

EVALUASI

SISTEM

PEMBERIAN

PEMBIAYAAN

MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO

Surakarta, Juli 2010

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul:

EVALUASI

SISTEM

PEMBERIAN

PEMBIAYAAN

MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Agustus 2010 Tim Penguji Tugas Akhir:

Johadi, SE (

)

NIP. 360700002 Penguji

Ariyanto Adhi Nugroho, SE ( )

(5)

commit to user

v

Motto

Sesunguhnya, Allah menyukai jika seorang diantara kalian

mengerjakan sesuatu perbuatan, lalu dia menyempurnakannya.

(HR. Baihaqi)

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(QS. Alam Nasrah: 7)

Kita bisa memiliki apa yang kita inginkan, tetapi kita mesti

memperjuangkan agar bisa menikmatinya dengan layak.

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk:

1.

Allah Swt dan Habiballah Muhammad SAW.

2.

Ayahanda dan Ibunda tercinta.

3.

Teman-teman Kuliah D3 Keuangan Perbankan

Angkatan 2007.

4.

Seluruh Karyawan BMT AMANAH UMMAH

SUKOHARJO.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Syukur tiada putus penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, juga Shalawat serta Salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar, Sayyidina Rasulullah Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir di BMT Amanah Ummah Sukoharjo.

Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari relung kalbu yang paling dalam, sudah sepantasnya penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Nurul Istiqomah S.E.,M.Si, selaku Ketua Prodi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ariyanto Adhi Nugroho, SE, selaku Dosen Pembimbing Penulisan Tugas Akhir.

4. Faisal Abdul Haris, S.E, selaku Manajer Utama BMT Amanah Ummah Sukoharjo.

5. Yuliasih Sulistyaningrum, S.E dan segenap Karyawan BMT Amanah Ummah Sukoharjo atas bantuan dalam penulis merampungkan Tugas Akhir ini.

6. Ayahanda, Ibunda, dua adik tercinta (Latif & Fina) serta Keluarga besar kami terima kasih atas segala do’a, cinta, motivasi dan materi.

(8)

commit to user

viii

8. Teman-teman kuliah Prodi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007, Terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan, semoga ikatan silaturrahim kita tetap terjaga.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penulisan Tugas Akhir ini baik bantuan yang bersifat fisik maupun spiritual, dan ijinkan penulis menyebut nama mereka satu demi satu di dalam hati saja.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan hati terbuka demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga sebuah karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wallahul muwafiq ila atwamith thoriq

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2010

(9)

commit to user ix

DAFTAR ISI

JUDUL ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B. Rumusan Masalah C.Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian

1 5 5 6 6 BAB II LANDASAN TEORI

A.Pengertian Sistem dan prosedur B. Baitul Maal Wattamwil

C.Pembiayaan Syariah

(10)

commit to user

x

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian

1. Sejarah BMT Amanah Ummah

2. Visi, Misi dan Moto BMT Amanah Ummah 3. Jenis-Jenis Produk BMT Amanah Ummah B. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah 2. Personalia

3. Job Description C. Aktivitas Magang

1. Lokasi

2. Periode Magang 3. Jadwal

4. Perincian Kegiatan Magang D. Pembahasan

1. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mudharabah pada BMT Amanah Ummah

2. Syarat dan prosedur yang diterapkan BMT Amanah Ummah

3. Hasil Analisis

47 47 49 50 63 64 65 68 74 74 74 75 76 76 76 88 92 BAB IV PENUTUP

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil 55 Tabel 3.2 Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil Tanpa Uang Muka Pada

Simpanan Haji Mabrur 57

Tabel 3.3 Proyeksi Simpanan dan Bagi Hasil Dengan Uang Muka

Pada Simpanan Haji Mabrur 57

Tabel 3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana Berdasarkan Produk

Tahun 2008-2009 62

Tabel 3.5 Sumber Dana Anggota dan Pihak Ketiga Tahun 2006-2009 62 Tabel 3.6 Susunan Pengurus BMT Amanah Ummah tahun 2009 65

Tabel 3.7 Dewan Pegawas 66

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMT 10 Gambar 2.2 Bagan alur penyaluran dana UJKS Koperasi Syariah 16 Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Mudharabah 24 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah ... 64

Gambar 3.2 Diagram Pembiayaan 86

Gambar 3.3 Mekanisme Pembiayaan 87

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Magang Lampiran 3 Surat Ijin Magang

Lampiran 4 Surat Tugas Magang

Lampiran 5 Laporan Kunjungan - Magang Mahasiswa Lampiran 6 Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah Lampiran 7 Lembar Permohonan Pembiayaan

Lampiran 8 Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat dan kesediaan Menjaminkan Lampiran 9 Aqad Pembiayaan Mudharabah

Lampiran 10 Tanda Terima Jaminan Sertifikat Lampiran 11 Slip Penarikan dan Slip Setoran

Lampiran 12 Realisasi Pembiayaan Lampiran 13 Laporan Neraca per 31 Desember 2008

dan Laporan Neraca per 31 Desember 2009 Lampiran 14 Laporan Perhitungan Hasil Usaha per 31 Desember 2008

Lampiran 15 Laporan Perubahan Kekayaaan Bersih per 31 Desember 2009 Lampiran 16 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam perekonomian masyarakat modern. Di dalam sistem ekonomi suatu Negara, uang dan perbankan memiliki peranan penting. Jika kita ingin menguasai secara total perekonomian suatu negara maka harus menguasai sistem perbankannya. Jadi, antara uang dan perbankan tidak dipungkiri lagi merupakan suatu sistem yang penting dalam perekonomian suatu Negara.

Semangat untuk bermuamalah sesuai Syari’at Islam sedikit banyak mempengaruhi lahirnya perbankan dengan konsep syariah, dimana pada setiap transaksinya diharamkan atas riba, gharar, dan maysir. Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternative terhadap haramnya riba atau bunga bank. Bank syariah lahir atas kegelisahan umat islam terhadap persoalan riba,

sekitar tahun 90-an tepatnya setelah Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 yang kemudian direvisi dengan UU No. 10 Tahun 1998, dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank dengan bagi hasil atau Bank Syariah.

(15)

commit to user

2 Kehadiran BMT Syariah ini, diharapkan dapat mematahkan asumsi masyarakat yang masih menganggap bahwa hanya orang kaya saja yang dapat menabung di bank. Hadirnya lembaga keuangan ini diharapkan mampu menjangkau masyarakat paling bawah, dimana para pelaku usaha di Indonesia ini lebih banyak dari pelaku usaha sektor menengah ke bawah daripada pelaku usaha dengan lingkup yang besar. Tujuan dari penggagasnya adalah untuk menampung dana yang begitu besar dan kemudian menyalurkan kembali kepada pengusaha menengah dan kecil.

(16)

commit to user

3 Manusia sebagai Homo Economicus selalu berusaha untuk memenuhi

kebutuhannya yang tak terbatas. Dan kebutuhan manusia itu semakin berkembang, sedangkan kemampuan untuk mencapai kebutuhan itu teramat terbatas. Atas dasar itulah manusia dalam usaha mencukupi kebutuhan ekonominya memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal manusia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, manusia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan.

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi sektor riil, terutama pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah, BMT memfasilitasi para pelaku usaha dengan pemberian tambahan modal melalui produk pembiayaan mudharabah. Pemberian fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, dalam arti luas, yakni untuk peningkatan usaha. Dalam pemberian pinjaman tersebut BMT mempunyai suatu sistem operasi tersendiri apakah pembiayaan itu layak diterima atau tidak. Produk-produk pembiayaan BMT cukup variatif, sehingga mampu memberikan alternative solusi bagi para pengusaha dalam memanfaatkannya.

(17)

commit to user

4 kepada anggotanya. Pelayanan yang baik tentunya akan berpengaruh pada tingkat kesetiaan anggota BMT dan apabila reputasi pelayanan prima BMT terhadap anggota mengenai permohonan pembiayaan maka tidak dipungkiri jumlah anggota BMT akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Bagian dari Pelayanan Prima tidak terlepas dari kinerja sistem pemberian pembiayaan yang diterapkan oleh BMT. Untuk itu BMT juga harus bertanggung jawab secara moral dalam sistem pemberian pembiayaan. Dalam sistem pemberian pembiayaan mencakup, adanya kelengkapan dokumen, adanya jaminan pembiayaan, dilakukannya survei tanpa terkecuali bagi setiap pengajuan pembiayaan, persyaratan yang diberikan BMT jika anggota atau masyarakat menginginkan tambahan dana baik untuk konsumtif atau produktif harus benar-benar diterapkan, tidak hanya karena BMT ingin mencapai target pencairan pembiayaan saja kemudian pihak BMT mengesampingkan hal-hal yang menjadi tahap dan prasyarat pemberian pembiayaan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan sistem dan prosedur yang diterapkan sudah sesuai dengan cita-cita BMT dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil, pelaku usaha mikro kaitannya dengan pelaksanan tahap dan prasyarat pembiayaan yang diterapkan pada BMT tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memutuskan untuk menyusun penelitian dengan judul : “

EVALUASI SISTEM

PEMBERIAN KREDIT MUDHARABAH PADA BMT

(18)

commit to user

5

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana alur dan prosedur pemberian kredit Mudharabah pada BMT Amanah Ummah?

2. Apakah unsur-unsur sistem pengendalian dan prosedur yang diterapkan dalam pemberian kredit mudharabah sudah sesuai dengan standar yang berlaku?

III. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat pada system pengendalian intern yang diterapkan dalam pemberian Pembiayaan Mudharabah KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah) BMT Amanah Ummah.

2. Mengevaluasi sistem dan prosedur pemberian kredit mudharabah pada BMT Amanah Ummah.

IV. Manfaat Penelitian 1. Bagi obyek Penelitian

(19)

commit to user

6 2. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat membantu peneliti dalam memperoleh pemahaman yang jelas mengenai sistem dan prosedur kredit pada BMT Amanah Ummah.

3. Bagi pihak luas

Tulisan ini kiranya dapat dijadikan pembanding dan referensi untuk penyelesaian kasus yang sama.

V. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor pusat BMT Amanah Ummah yang beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 292, Gumpang, Sukoharjo.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian pada BMT, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

(20)

commit to user

7 b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan karyawan BMT Amanah Ummah tentang hal-hal yang berhubungan bidang yang diteliti dalam Tugas Akhir ini.

c. Dokumentasi

Mengumpulkan dan mengorganisir data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan kredit. Data-data yang di dokumentasikan antara lain SOP, struktur organisasi dan lain-lain. 3. Analisis Data

(21)

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pengertian Sistem dan Prosedur

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Sistem adalah suatu jaringan yang di buat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahan. (Mulyadi, 2004) a. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan oraganisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001)

Widjajanto (2001:18) mengartikan sistem pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan perusahaan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Mengamankan aktifasi perusahaan

2) Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi 3) Meningkatkan efisiensi, dan

4) Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi

b.Unsur sistem Pengendalian intern

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut ini: 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

(22)

commit to user

9 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan secara berulang-ulang (Mulyadi, 2010). Sedangkan Cecil Gillisepie dalam Zaki Baridwan (190: 3) mengartikan prosedur sebagai “suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”

(23)

commit to user

10 Menurut Mulyono (1990: 310), jaringan prosedur pemberian kredit dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 2.1

Prosedur Pemberian Kredit

Baitul Maal Wattamwil

1. Sejarah Koperasi Syari’ah di Indonesia

Koperasi Syari’ah atau lebih banyak dikenal orang dengan sebutan BMT (Baitul Maal Wattamwil) pertama kali di pelopori oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi solusi ekonomi bagi perekonomian mikro. Menurut pendapat Saifudin A Rasyid :

“ BMT adalah kelompok swadaya masyarakat yang berupaya

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi

hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dalam

upaya pengentasan kemiskinan.”

Meskipun pada mulanya adalah KSM Syari’ah (Kelompok Swadaya Masyarakat berlandaskan Syari’ah) namun memiliki kinerja layaknya

Prosedur permohonan kredit

Prosedur analisis kredit

Prosedur putusan kredit

Prosedur

pencairan kredit Prosedur

(24)

commit to user

11 sebuah bank. Diklasifikannya BMT sebagai KSM pada saat itu adalah untuk menghindaari jeratan hukum sebagai bank gelap dan adanya program PHBK Bank Indonesia (Pola Hubungan Kerjasama antara Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) hasil kerjasama Bank Indonesia dengan GTZ sebuah LSM dari Jerman.

Dengan adanya undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit harus berbentuk Bank. Maka munculah beberapa LPSM (Lembaga Pengembangan Swadya Masyarakat) yang memayungi KSM BMT. Mereka turut membantu mengembangkan sistem perekonomian Indonesia melalui perannya dengan cara memfasilitasi bantuan dana pembiayaan oleh BMI (Bank Muamalat Indoneisa) yang merupakan satu-satunya Bank Umum Syari’ah pada saat itu.

(25)

commit to user

12 maka disahkan Undang-undang RI Nomor 25 tahun 1992 pada tanggal 12 oktober 1992 “ Tentang perkoperasian” oleh Presiden Soeharto.

BMT yang memilik basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yang sama “ Dari Anggota, Oleh Anggota, Untuk Anggota” maka berdasarkan Undang-undang RI tahun 1993 tersebut berhak menggunakan hukum koperasi, letak perbedaanya dengan koperasi konvensional (nonsyari’ah) salah satunya terletak pada teknis operasionalnya saja, Koperasi Syari’ah mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dalam melakukan usahanya.

(26)

commit to user

13 Jakarta, Jawa Barat, dan Lampung. Dan yang terakhir adalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No: 24/Per/M.KUKM/2007, “Petunjuk Teknis Program Perkuatan Permodalan bagi Koperasi Fungsional.”

Prinsip operasional koperasi secara umum tidak menyimpang dari sudut pandang syari’ah yaitu prinsip gotong royong (ta’awun alal birri) dan bersifat kolektif (berjamaah) dalam membangun kemandirian hidup.

Dengan adanya hubungan semacam ini, maka perlu adanya proses internalisasi terhadap pola pemikiran, tata cara pengelolaan, produk-produk yang diberikan, dan hukum yang diberlakukan harus berlandaskan Syari’ah. Koperasi Syari’ah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syari’at Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Dasar dari konsep operasional Koperasi Syari’ah menggunakan akad Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban.

(27)

commit to user

14

“ …….Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat

siksaannya” . (QS. Al Maidah : 2)

2. Badan Hukum BMT

BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau berbentuk Koperasi.

a. Dalam bentuk KSM

Bila BMT didirikan dalam bentuk KSM, maka BMT akan mendapat sertifikasi operasi dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) yang mendapat pengakuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga pengembangan swadaya masyarakat yang mendukung program hubungan bank dengan KSM. KSM juga dapat berfungsi sebagai prakoperasi dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu supaya BMT bisa menjadi koperasi BMT. Bila para pengurus siap untuk mengelola BMT dengan baik dengan badan hukum koperasi, maka BMT dapat dikembangkan dengan badan hukum koperasi.

b. Dalam bentuk Koperasi

(28)

commit to user

15 1) Sebagai Koperasi Serba Usaha untuk perkotaan

2) Sebagai Koperasi Unit Desa (KUD), dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil tanggal 20 Maret 1995, dimana :

a) Bila di suatu wilayah telah ada KUD dan berjalan dengan

baik, maka BMT dapat menjadi Unit Usaha Otonom (U2O)

atau Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Bila KUD tersebut

belum berfungsi dengan baik, maka KUD tersebut dapat

difungsikan sebagai BMT. Dan pengurus dipilih dalam suatu

rapat anggota.

b) Bila mana di daerah tersebut belum ada KUD, maka dapat

Didirikan KUD BMT. Dalam pendirian KUD diperlukan

(29)

commit to user

16

3. Struktur Organisasi dan Job deskripsi

Adapun Struktur Organisasi BMT dapat dilihat Gambar berikut

Gambar 2.2

Struktur Organisasi BMT

Sedangkan job deskripsi masing-masing struktur dijelaskan sebagai berikut:

a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

.Rapat Anggota Tahunan mempunyai kewenangan/kekuasaan tertinggi di dalam BMT. RAT memiliki tugas sebagai berikut :

1) RAT bertugas menetapkan AD dan ART BMT termasuk bila ada perubahan.

2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha BMT

Manajer Unit Jasa Keuangan Syari’ah

Manajer Unit Sektor Riil Pengurus

RAT

Ketua

Dewan Syari’ah Dewan Pengawas

Sekertaris Bendahara

Manajer BMT

Operasional Marketing

(30)

commit to user

17 3) Mengangkat Pengurus dan dewan syari’ah BMT setiap periode. Juga dapat memberhentikan pengurus bila melanggar ketentuan-ketentuan BMT.

4) Menetapkan Rencana Kerja, anggaran pendapatan dan belanja BMT serta pengesahan laporan keuangan.

5) Melakukan pembagian Sisa Hasil Usaha

6) Penggabungan, peleburan dan pembubaran BMT.

b. Dewan Syari’ah

Dewan Pengawas Syari’ah berwenang melakukan pengawasan penerapan konsep syari’ah dalam operasional BMT dan memberikan nasehat dalam bidang syari’ah. Adapun tugas dari Dewan ini adalah :

1) Membuat pedoman syari’ah dari setiap produk pengerahan dana maupun produk pembiayaan BMT.

2) Mengawasi penerapan konsep syari’ah dalam seluruh kegiatan operasional BMT.

3) Melakukan pembinaan/konsultasi dalam bidang syari’ah bagi pengurus, pengelola dan atau anggota BMT.

(31)

commit to user

18

c. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas dalam Koperasi Syari’ah memilik dua badan Pengawasan yang terdiri atas :

1) Pengawasan pertama disebut Dewan Pengawas Syari’ah (DPS). Dewan pengawas Syari’ah melakukan fungsinya dengan memberikan fatwa kehalalan suatu produk yang dikeluarkan Koperasi Syari’ah sekaligus mengawasi jalannya produk tersebut yang dilakukan oleh pengelola sesuai dengan fatwa-fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN). Bagi Unit Jasa Keuangan Syari’ah, DPS melakukan pengawasan tentang transaksi pembiayaan serta akad yang ddipakai oleh pengeloala UJKS kepada anggota/ masyarakat. Sedangkan bagi Unit Sektor Riil, DPS lebih menekankan pada kehalalan produk yang dihasilkan dan yang dijual baik jenis barangnya maupun timbangan / takarannya.

(32)

commit to user

19 Dewan Pengawas dipiih berdasarkan kemampuan yang dimilikinya dan diusulkan oleh pegurus dalam rapat anggota.

d. Pengurus

Pengurus memiliki wewenang sebagai berikut :

1) Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama BMT.

2) Mewakili BMT di hadapan dan di luar Pengadilan

3) Memutuskan menerima dan pengelolaan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.

4) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan BMT sesuai dengan tanggung jawabnya dan dan keputusan musyawarah anggota.

Adapun tugas dari pengurus adalah : 1) Memimpin organisasi dan usaha BMT.

2) Membuat rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja BMT.

3) Menyelenggarakan rapat anggota pengurus

4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pada rapat umum anggota.

(33)

commit to user

20

e. Manajer BMT

Manejer BMT memimpin jalannya BMT sehingga sesuai dengan perencanaan, tujuan lembaga dan sesuai kebijakan umum yang telah di gariskan oleh dewan pengawas syari’ah. Adapun tugasnya adalah :

1) Membuat rencana pemasaran, pembiayaan, operasional dan keuangan secara periodik

2) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang digariskan oleh dewan pengurus syaria’ah.

3) Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh staffnya.

4) Membuat laporan pembiayaan baru, perkembangan pembiayaan dana, rugi laba secara periodik kepada dewan pengawas syari’ah.

5) Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh staffnya.

6) Membuat laporan periodik kepada manejer berupa : a) Laporan penyuluhan dan konsultasi

b) Laporan perkembangan penerimaan ZIS c) Laporan Keuangan

f. Manajer Unit Jasa Keuangan

Manajer Unit Jasa Keuangan Mempunyai 2 staff dan masing masing staff memiliki tugas masing-masing.

(34)

commit to user

21 2) Staff Marketing, terdiri atas Petugas penghimpunan dana dan

petugas pembiayaan.

g. Manajer unit sektor riil

Manajer unit sektor riil mempunyai 3 staff yaitu: 1) Sektor Pedagangan

2) Sektor Jasa

3) Sektor Industri/ Produksi

7. Penghimpunan dan Penyaluran Dana

a. Jasa Simpanan

Jasa Simpanan yang merupakan produk BMT memiliki keragaman sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang di miliki simpanan tersebut yang juga di sebut tabungan.

Ada beberapa jenis tabungan (simpanan) 1) Tabungan Wadi’ah

Tabungan atau simpanan dengan prinsip wadi’ah adalah titipan dana yang setiap waktu dapat ditarik pemiliknya.

2) Tabungan Mudharabah

(35)

commit to user

22 dapat menutupi kerugian dengan cara lain. Pemilik mendapatkan bagian bagi hasil dari modal tersebut sesuai dengan kesepakatan.

Produk simpanan ini bisa bermacam-macam antara lain : Simpanan Mudharabah biasa, Haji, nikah dst.

b. Pembiayaan

Kegiatan pembiayaan adalah upaya BMT dalam membiayai usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota sesuai dengan kebutuhan usaha-usaha tersebut. Pembiayaan dapat berbentuk :

1) Mudharabah : bagi hasil

2) Musyarakah : bagi hasil besyarikat

3) Murabahah : pemilikan barang jatuh tempo 4) Bai’u Bithaman Ajil : pemilikan barang cicilan. 5) Al Qardhul hasan: pinjaman lunak.

Guna memperkecil risiko pemberian pembiayaan terdapat prinsip yang harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan secara sehat. Secara umum prinsip-prinsip pembiayaan adalah sebagai berikut:

1) Character

2) Capacity.

3) Capital

4) Collateral

(36)

commit to user

23

c. Jasa-jasa

Disamping produk kerja sama dan jual beli, Koperasi Syari’ah juga dapat melakukan Kegiatan jasa layanan antara lain:

1) Jasa Al Ijaroh (Sewa) 2) Jasa Wadi’ah (Titipan) 3) Hawalah (Anjak Piutang) 4) Rahn (Gadai)

5) Wakalah (Perwakilan) 6) Kafalah (Penjaminan) 7) Qard (Pinjaman Lunak)

Pembiayaan Syari’ah

1. Penyaluran Dana UJKS a. Definisi Penyaluran Dana

Penyaluran dana dalam Usaha Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS) adalah suatu transaksi dana kepada anggota/ calon anggota yang tidak termasuk bertentangan dengan syari’at Islam, juga tidak termasuk jenis penyaluran dana yang dilarang secara hukum positif.

Penyaluran dana memiliki fungsi :

1) Meningkatkan daya guna, peredaran dan lalu lintas uang anggota/ calon anggota Koperasi Syari’ah.

(37)

commit to user

24 3) Sebagai Sumber pendapatan terbesar Koperasi Syari’ah.

b. Kebijaksanaan penyaluran dana

UJKS dalam mengelola dana anggota Koperasi Syari’ah harus memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah, oleh karenanya, dalam proses penyaluran secara sehat dan benar serta prosedur komite persetujuan, dokumentasi dan administrasi serta pengawasan penyaluran dana.

Gambar 2.2

Bagan alur penyaluran dana UJKS Koperasi Syari’ah

2. Pengertian Akad dalam Transaksi Syari’ah

Kontrak atau Akad dalam bahasa arab adalah ‘uqud jamak dari ‘aqd, yang secara bahasa artinya, mengikat, bergabung, mengunci, menahan, atau dengan kata lain membuat suatu perjanjian. Di dalam

Ketua DPS

Direktur

Manajer UJKS

Petugas Pembiayaan

Teller/ Kasir Accounting

Anggota/ Calon

Simpanan Berjangka (Mudharabah)

[image:37.595.147.532.242.593.2]
(38)

commit to user

25 Hukum Islam, aqd artinya: “gabungan atau penyatuan dari penawaran

(Ijab) dan penerimaan (qabul)” yang sah sesuai dengan hukum Islam.

Ijab adalah penawaran dari pihak pertama, sedangkan qabul

adalah penerimaan dari penawaran yang disebutkan oleh pihak pertama. Akad Mudharabah adalah perjanjian antara dua pihak yang berbisnis/berinvestasi, dimana satu pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan pihak lainnya sebagai pengelola bisnis (mudharib). Dalam akad Mudharabah secara baku sudah ditetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Akad harus disepakati di muka sebelum kerjasama bisnis/investasi dimulai.

Ada tiga rukun akad yaitu dua pihak mengadakan transaksi, objek transaksi dan sighah/ pernyataan resmi adanya transaksi. Dua belah pihak yang mengadakan transaksi adalah dua pihak yang secara langsung menangani sebuah transaksi Adapun ketiga rukun akad itu adalah:

a. Dua Pihak yang melakukan Transaksi

Dua pihak yang mengadakan transaksi adalah dua pihak yang secara langsung menanganai sebuah transaksi. Agar sebuah akad atau transaksi itu sah maka pihak yang mengadakan transaksi haruslah orang yang dalam sudut panrang fiqh memiliki kapasitas untuk melakukan transaksi.

(39)

commit to user

26 Pertama, rusyd yaitu kemampuan untuk membelanjakan harta dengan baik. Kemampuan ini dimiliki oleh orang yang baligh, bukan anak kecil, dan berakal, bukan orang gila. Disamping itu orang tersebut juga tidak sedang di-hajr. Hajr dalam hal ini adalah hukuman yang ditetapkan oleh hakim terhadap seseorang berupa tidak boleh mengadakan transaksi. Hal ini disebabkan orang tersebut sedang terlilit hutang atau dinilai tidak bisa memegang uang dengan baik.

Kedua, tidak dipaksa. Oleh karena itu transaksi yang diadakan oleh orang dalam kondisi dipaksa itu tidak sah kecuali jika pemaksaan yang dilakukan dalam hal ini memeang bias dibenarkan secara hukum syari’at. Contohnya adalah penghutang yang menunda-nunda untuk melunasi hutangnya tanpa alasan atau orang yang pailit dipaksa oleh pihak pengadilan untuk menjual hartanya dalam rangka melunasi hutang yang menjadi kewajibannya.

Sebuah transaksi itu bersifat mengikat yaitu tidak bisalagi dibatalkan jika tidak mengandung khiyar. Khiyar adalah hak yang dimiliki oleh kedua belah pihak yang mengadakan transaksi untuk melanjutkan transaksi ataukah membatalkannya.

b. Objek Transaksi

(40)

commit to user

27 Agar sebuah transaksi sah maka objek transaksi harus memenuhi kriteria sebagai berikut ini:

1) Barang tersebut adalah barang yang suci (bukan najis) atau terkena najis namun masih memungkinkan untuk dibersihkan. Oleh karena itu, transaksi dengan objek benda najis semisal bangkai tidaklah sah. Demikian pula, jika benda tersebut berlumuran najis dan tidak mungkin untuk dibersihkan.

(41)

commit to user

28 Sedangkan sekarang barang rongsokan termasuk benda yang memiliki nilai jual.

3) Bisa diserahkan. Oleh karenanya, benda yang tidak ada tidaklah dijadikan objek transaksi. Demikian pula benda yang ada namun tidak bisa diserahkan. Benda-benda ini termasuk tidak sah dijadikan sebagai objek transaksi karena mengandung unsur gharar (ketidakjelasan). Sedangkan setiap transaksi yang mengandung gharar itu dilarang menurut syari’ah.

4) Telah dimiliki dengan sempurna oleh orang yang mengadakan transaksi. Karenanya, benda yang tidak bisa dimiliki tidaklah sah dijadikan sebagai objek transaksi.

5) Benda tersebut diketahui dengan jelas oleh orang yang mengadakan transaksi dalam transaksi langsung. Jadi dalam jual beli langsung, benda yang menjadi objek transaksi disyaratkan bendanya telah diketahui secara jelas semisal jual beli mobil tertentu atau rumah tertentu.

(42)

commit to user

29

c. Shigah

Shighah adalah ungkapan yang digunakan oleh pihak yang mengadakan transaksi untuk mengekspresikan keinginannya. Ungkapanya ini berbentuk kalimat-kalimat yang menunjukan terjadinya transaksi. Shigah itu terdiri dari ijab dan qobul.

Menurut mayoritas ulama yang dimaksudkan dengan ijab adalah kalimat yang menunujukkan pemindahan kepemilikan. Sedangkan

qobul adalah kalimat yang menunjukkan sikap menerima pemindahan kepemilikan tersebut. Sehingga yang menjadi tolak ukur ijab adalah jika yang mengeluarkan pernyataan tersebut adalah orang yang bisa memindahkan kepemilikan objek akad. Semisal penjual, dan orang yang menyewakan. Suatu kalimat bernilai qobul jika dikeluarkan orang pemilik baru objek akad semisal, pembeli dan penyewa.

Jadi yang menjadi parameter bukanlah siapa yang pertama kali mengeluarkan pernyataan dan siapa yang nomer dua, namun siapa pihak yang memindahkan kepemilikan dan siapa pihak yang menerima kepemilikan.

3. Al Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah yaitu suatu perjanjian antara BMT

(43)

commit to user

30 pengelola dana (mudharib) yang telah disepakati pada awal dibuatnya perjanjian.

Definisi secara fikih Mudharabah disebut juga Muqaradhah yang berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal (shohibul maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/ pedagang/ pelaku usaha (mudharib) untuk diputar sebagai usaha, sedangkan keuntungan usaha itu dibagi menurut kesepakatan bersama.

“ Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri

(sholat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau

sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang

bersama kamu. Dan Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat

menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia member keringanan

kepadamu, Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran.

Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit

dan orang-orang yang akan berjalan di muka bumi mencari sebagian

karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah,

maka bacalah apayang mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah

Sholat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah

pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk

dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai

balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan

mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

(44)

commit to user

31 Muhamad (2002: 102)

Mudaharabah adalah kerjasama antara pemilik modal atau uang

dengan pengusaha keahlian atau ketrampilan atau tenaga dalam

pelaksanaan unit-unit atau proyek usaha.

Adiwarman Karim (2004: 93)

Al-Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahibul al-maal) mempercayakan sejumlah

modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan dalam panduan kontribusi 100% modal kas dari shahib

al-maal dan keahlian mudharib.

Berdasarkan pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Mudharabah adalah perjanjian kerjasama antara dua dimana pihak pertama

(shahib al-maal) menyediakan 100% modal, sedangkan pihak lainnya

(mudharib) sebagai pemilik keahlian atau ketrampilan menjadi pengelola. Dasar hukum Pembiayaan Mudharabah adalah Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 07/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh).

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Selasa, tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4 April 2000.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH

(QIRADH)

(45)

commit to user

32 1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh

LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayaai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudhaharib atau pengeloa usaha.

3. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan Pengusaha).

4. Mudharib boleh melakukan melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakai bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembianaan dan pengawasan.

5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.

(46)

commit to user

33 atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.

9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.

10.Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.

Rukun dan Syarat Pembiayaan :

1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharab) harus cakap hukum.

2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).

(47)

commit to user

34 c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau asset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:

a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk asset, maka asset tesebut harus dinilai pada waktu akad.

c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:

a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

(48)

commit to user

35 sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.

c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.

b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.

(49)

commit to user

36 Ketiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:

1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.

2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan dengan sebuah kejadian dimasa depan yang belum terjadi.

3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

4. Jika satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Administrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

a. Rukun Al Mudharabah

Menurut Adiwarman Karim (2004: 193) adapun faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:

1) Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha).

2) Objek mudharabah (modal dan kerja) merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku.

3) Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qobul)

(50)

commit to user

37 Rukun dalam akad mudharabah sama dengan rukun dalam akad jual-beli ditambah satu factor tambahan, yakni nisbah keuntungan. Faktor pertama (pelaku) kiranya cukup jelas. Dalam akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksanan usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Persetujuan kedua belah pihak, merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama rela). Disini kedua belah pihak harus harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah, bila kedua belah pihak telah menyetujui perjanjian-perjanjian yang harus dilaksanakan maka membicarakan nisbah

keuntungan. Nisbah keutungan merupakan rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual-beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah.

Adapun rukun dan syarat perjanjian mudharabah secara umum adalah sebagai berikut:

Rukun Mudharabah:

1) Ada Shahibul Maal (bank)

(51)

commit to user

38 sepenuhnya oleh shahibul maal, dan mudharib hanya bertanggung jawab sebatas keahlian yang dimilkinya.

Hak shahibul maal adalah hak untuk mengetahui pencatatan pembukuan kegiatan investasi. Apabila disepakati bersama maka shahibul maal boleh meminta jaminan atas kemungkinan kegagalan usaha kepada mudharib, yaitu berupa sesuatu barang berharga yang tidak punya kaitan langsung dengan investasi yang dijalankan. Shahibul maal juga boleh menetapkan persyaratan-persyaratan tertentu terkait pelaksanaan investasi.

2) Adanya mudharib (nasabah)

Kewajiban mudharib adalah menjalankan usaha yang diamanahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan usaha sebagaimana rencana investasi yang telah dibuat. Mudharib harus mempunyai keahlian dalam bisnis/investasi yang dijalankan. Mudharib juga harus mematuhi syarat yang ditetapkan shahibul maal, serta menyediakan barang jaminan jika sudah disepakati bersama. Hak mudharib adalah kebebasan menjalankan usaha sesuai dengan keahliannya tanpa ada gangguan dari pihak manapun, termasuk shahibul maal.

(52)

commit to user

39 3) Adanya amal (usaha/pekerjaan)

Menyangkut mengenai usaha apa yang akan dijalankan, seberapa besar proyeksi keuntungan yang diperoleh. Pada pembiayaan mudharabah, harus jelas usaha apa yang akan dibiayai. Tentunya usaha yang boleh dibiayai harus sesuai dengan syari’at islam dan tidak diperkenankan memberikan pembiayaan kepada usaha yang diragukan terlebih haram menurut syari’at Islam. Shohibul Maal berhak menolak permohonan pembiayaan apabila usaha yang dijalankan oleh

mudharib dirasa berseberangan dengan syariat Islam. 4) Adanya hasil (bagi hasil/keuntungan)

Bagi hasil adalah penentuan besarnya bagian yang diperoleh masing-masing pihak selama periode operasi investasi. Dalam akad dicantumkan porsi/nisbah masing-masing pihak selama periode operasi investasi. Porsi/nisbah menunjukkan nilai perbandingan hak terhadap keuntungan investasi, seperti 50% untuk shahibul maal dan 50% untuk mudharib. Atau porsi/nisbah lainnya dengan variasi yang disepakati bersama dan diperjanjikan didalam akad mudharabah. Keuntungan yang di bagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan

(53)

commit to user

40 5) Adanya aqad (ijab-qabul)

Akad yaitu perjanjian serah terima antara shahibul maal dengan mudharib setelah kesepakan mengenai nisbah/ bagi hasil telah disetujui oleh kedua belah pihak. Aqad ini berisi tentang ketentuan-ketentuan hak dan kewajiban yang tertulis, baik itu pihak shahibul maal maupun mudharib.

Aqad merupakan hal yang penting karena jika suatu hari nanti timbul resiko-resiko terkait dengan pembiayaan

mudharabah.

b. Landasan Syari’ah

Dari sudut pandang Syari’ah Al-Mudharabah lebih mencerminkan pada tujuan melakukan usaha. Hal tersebut merujuk pada ayat-ayat dan Al-Hadist berikut :

1) Al Qur’an

Dalam menjalankan pembiayaan mudharabah perlu adanya aturan yang melandasi dari kegiatan tersebut, yaitu juga termasuk dalam ayat Al Qur’an sebagai berikut :

(54)

commit to user

41 b) “Apabila telah ditunaikan sholat maka bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT”. (Al Jumuah: 10). Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah SWT menghalalkan umat manusia untuk mencari rizki yang sudah di berikan kepada manusia di bumi.

c) “Tidaklah ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu” (Al Baqarah:198). Surah Al Jumuah: 10 dan Al Baqarah 198 sama-sama mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.

2) Al Hadist

Selain dalam Al Qur’an juga ditegaskan dalam hadist berikut ini :

“ Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin

Abdul Abdul Mutholib jika memberikan dana ke mitra usaha

secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak di

bawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya,

atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang

bersangkutan bertanggung jawab atas dana tesebut.

Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW

(55)

commit to user

42 darikontrak atau perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya antara kedua belah pihak, yaitu antara si pemberi dana (shahibul maal) dengan penerima dana (mudharib).

c. Jenis-jenis Al Mudharabah

Mengacu pada daripada pendapat Adiwarman Karim (2004: 200) secara umum Al-Mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu :

1) Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqoh adalah bentuk kerjasama antara shahibul Maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

2) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah disebut juga dengan istilah restricted

mudharabah atau specified mudharabah adalah kerjasama usaha dimana si mudharib dibatasi dengan jenis usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis usaha.

d. Ketentuan Penyaluran Mudharabah

(56)

commit to user

43 1) Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yang disalurkan oleh Koperasi Syari’ah kepada anggotanya untuk suatu usaha yang produktif.

2) Dalam penyaluran dananya UJKS Koperasi Syari’ah bertindak sebagai Shohibul Maal membiayai 100% kebutuhan dana suatu proyek (usaha). Anggota sebagai mudharib/ pengeloloa usaha tersebut.

3) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

4) Koperasi Syari’ah sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian kecuali jika anggota sebagai pengelola melakukan yang disengaja, atau menyalah perjanjian.

e. Teknis Pelaksanaan Mudharabah

Sebagaimana dikutip dari Nur S. Buchori (2009: 147) Teknis penerapan pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan Mudharabah diberikan dalam bentuk tunai yang dinyatakan jumlahnya atau dalam bentuk barang yang dinyatakan harga perolehannya. Pembiayaan hanya diberikan untuk tujuan yang sudah jelas dan disepakati bersama. Apabila modal diserahkan secara bertahap harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.

2) Pembagian keuntungan dengan metode profit and loss sharing

(57)

commit to user

44

(revenue sharing). Pembagian keuntungan dari pengelolaan dan dinyatakan dalam nisbah yang disepakati. Koperasi syari’ah tidak diperkenankan mengakui pendapatan berdasarkan proyeksi yang dibuat.

3) UJKS Koperasi Syari’ah berhak melakukan pengawasan terhadap usaha anggota. Namun tidak berhak membatasi tindakan pengelola usaha dalam menjalankan usahannya, kecuali sebatas perjanjian usaha yang teah ditetapkan atau yang menyimpang dari aturan syari’at.

4) Untuk pembiayaan jangka waktu sampai dengan satu tahun, pengembalian modal dapat dilakukan pada akhir periode akad atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk dari usaha nasabah. Sementara untuk jangka waktu lebih dari satu tahun penngembalian dilakukan dengan cara angsuran berdasakan aliran kas masuk.

5) Untuk mengantisipasi risiko akibat kelalaian atau kecurangan, Koperasi Syari’ah dapat meminta jaminan dari mudharib.

6) Dokumentasi

a) Formulir pengajuan pembiayaan b) Kelengkapan dokumen pendukung c) Surat persetujuan prinsip

(58)

commit to user

45 e) Tanda terima uang/ barang oleh anggota

f) Akad perjanjian mudharabah

[image:58.595.154.545.241.503.2]

g) Perjanjian pengikatan jaminan h) Proyeksi pendapatan usaha nasabah

Gambar 2.3

Skema Pembiayaan Mudharabah

f. Manfaat dan Resiko Al Mudharabah

1) Mengacu pada pendapat Muhamad (2002: 105) manfaat Al Mudharabah adalah :

a) Bank akan mengalami peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

PERJANJIAN BAGI HASIL

Nisbah x% Nisbah

x% Anggota (mudharib)

PROYEK USAHA

PEMBAGIAN KEUNTUNGA

N

MODAL

(59)

commit to user

46

b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendapatan atau bagi hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e) Prinsip bagi hasil Al Mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungannya yang dihasilkan oleh nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

2) Resiko Al Mudharabah

Resiko yang terdapat dalam Al- Mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi diantaranya (Muhamad,2002: 105) :

(60)

commit to user

47 b) Lalai dan kesalahan yang disengaja.

(61)

commit to user

48

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat BMT Amanah Ummah

Berdirinya BMT Amanah Ummah bermula dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengkonsentrasikan pendidikan Jurusan Syari’ahnya pada Perbankan Islam. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber daya manusia yang memahami praktek Perbankan Islam. Tetapi di sisi lain semangat masyarakat untuk bermumalah sesuai dengan syari’ah agama islam. Ini dapat dilihat dari menjamurnya praktek perbankan yang menerapkan system syari’ah. Melihat hal tersebut Fakultas Agama Islam berinisiatif untuk mendirikan Laboratorium Perbankan Islam sebagai sarana untuk belajar dan berlatih secara nyata tentang praktek Perbankan Islam bagi mahasiswa jurusan syari’ah pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya.

(62)

commit to user

49 BMT UMS diantaranya : Rektor beserta pembantu rejktor, Bendahara UMS, beberapa dekan dan dosen diluar FIAI, kepala Badan Administrasi Umum beserta beberapa orang stafnya, manajer BMT Abidin Banjarsari, manajer BMT Ben Taqwa Purwodadi, dan Direktur Bank Muamalat Indonesia cabang Semarang.

Pada tanggal 5 Oktober 1999 Firman Sofyan Direktur PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Semarang didampingi oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Bapak Prof. Drs. H. Dochak Latief serta Dekan Fakultas Agama Islam UMS selaku Presiden Komisaris BMT UMS meresmikan BMT UMS dengan akta pendirian 195/BH/DK.11.27/XI/1999,dan aspek legalitas 01/PAD/KDK.11/V/2007.

Pada saat pendirian BMT UMS mempunyai dana yang terkumpul sebesar Rp. 32.500.000,- sebagai modal awal. BMT UMS sebagai lembaga keuangan nonbank yang menerapkan system syari’ah juga merambah berbagai lapisan masyarakat dari mahasiswa, dosen, pedagang dan wiraswasta.

(63)

commit to user

50 1) Kantor Pusat : Jl.Slamet Riyadi 292, Gumpang, Kartasura,

Sukoharjo

2) Kantor Kas : Kompleks Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani Pabelan, Kartasura, Sukoharjo

2. Visi, Misi dan Tujuan BMT Amanah Ummah a. Visi

Menjadi lembaga Keuangan yang berkomitmen pada penerapan nilai-nilai syari’ah Islam serta mewujudkan kemakmuran yang berlandaskan rasa keailan dan semangat kebersamaan bagi para pengelola, pengurus, dan anggota pada khususnya dan ummat pada umumnya.

b. Misi

1) Membangun kualitas SDM BMT Amanah Ummah yang kuat secara maknawiyah, aqliyah dan jasadiyah.

2) Membangun BMT Amanah Ummah dengan system manajemen modern yang dilandasi oleh semangat profesionalisme kerja, transparan, kejujuran, serta amanah dan bertanggung jawab. 3) Membangun komitmen pada pemberdayaan ekonomi kecil dan

mikro dengan menggunakan prinsip-prinsip syari’ah Islam. 4) Mewujudkan kesejahteraan bagi para pengelola, dan anggota

(64)

commit to user

51

c. Tujuan

BMT Amanah Ummah bertujuan sebagai laboratorium perbankan syari’ah, memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta meningkatkan kekuatan dan posisi tawar perusahaan kecil kalangan bawah dengan pelaku ekonomi lain.

3. Jenis-jenis Produk BMT Amanah Ummah

BMT Amanah Ummah dalam menjalankan ushanya, menyediakan berbagai jenis produk, ada dua macam produk yaitu simpanan (funding)

dan pembiayaan (financing).

a. Simpanan (funding)

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota calon, calon anggota atau koperasi dalam bentuk simpanan biasa dan simpanan berjangka.

Jenis-jenis simpanan pada BMT Amanah Ummah :

(65)

commit to user

52 professional dan memenuhi aspek-aspek syari’ah. Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :

a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening. b)Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada usaha/produk

yang jelas kehalalannya.

c) Bermakna, karena 2,5% dari bagi hasil yang anda terima turut membantu saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita.

d)Investasi Mudharabah anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas antar jemput.

Ketentuan menjadi nasabah mudharabah sebagai berikut: a) Foto copy KTP/SIM.

b)Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan rekening.

c) Membayar simpanan pokok sebesar Rp 5.000,00. d)Saldo minimum investasi Rp 10.000,00.

e) Biaya tutup rekening Rp2.500,00.

2) Simpanan Wadi’ah adalah simpanan yang berifat dana titipan pihak ketiga dan tidak mendapatkan jasa bagi hasil. Simpanan

(66)

commit to user

53 memberikan jasa bagi hasil kepada pihak ketiga. Bonus diberikan BMT Amanah kepada anggota karena :

a) Anggota telah mengijinkan BMT Amanah Ummah memanfaatkan dananya untuk kegiatan produktif.

b) BMT mendapatkan keuntungan dari investasi usahanya dimana sumber dana berasal dari simpanan wadiah anggota. Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :

a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening. b) Berkah, karena dana anda di investasikan pada usaha/

produk yang jelas kehalalannya.

c) Bermakna, karena 2,5% dari bagi hasil yang anda terima turut membantu saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita.

d) Simpanan Wadiah anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas antar jemput.

(67)

commit to user

54 Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :

a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.

b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada usaha/produk yang jelas kehalalannya.

c) Simpanan Mudharabah berjangka anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas antar jemput.

d) Bagi hasil yang kompetitif dan menguntungkan. Ketentuan menjadi nasabah investasi ini sebagai berikut :

a) Foto copy KTP/SIM.

b) Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan rekening.

c) Membayar simpanan pokok sebesar Rp 5.000,00. d) Saldo minimum investasi Rp 10.000,00.

e) Biaya tutup rekening Rp2.500,00.

(68)

commit to user

55 AmanahUmmah dengan perbandingan 57% untuk nasabah dan 43% untuk BMT Amanah Ummah.

Ketentuan menjadi nasabah As-Syamil sebagai berikut : a) Mengisi formulir keanggotaan.

b) Mengisi formulir pembukaan rekening simpanan As-syamil.

c) Foto copy KTP/Identitas diri.

d) Jangka waktu simpanan : 1 - 15 tahun.

e) Simpanan per bulan Rp. 50.000 dan atau kelipatannya. Manfaat simpanan ini antara lain :

a) Bebas merencanakan masa depan yang lebih baik dan bermartabat.

b) Bagi hasil yang kompetitif lagi menguntungkan.

c) Simpanan anda dikelola dan disalurkan dengan menggunakan prinsip syariah.

d) Insya Allah menambah keberkahan rezeki anda karena dana hanya disalurkan untuk usaha-usaha yang sangat jelas kehalalannya.

(69)

commit to user

56 Proyeksi simpanan dan bagi hasil dapat dilihat pada tebel 3.1 berikut.

Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009

5) Simpanan Haji Mabrur adalah jenis simpanan yang khusus diperuntukan bagi yang berencana menunaikan ibadah haji dimasa akan datang. Dengan proporsi bagi hasil antara nasabah dengan BMT Amanah Ummah dengan perbandingan 60% untuk nasabah dan 40% untuk BMT Amanah Ummah, Simpanan ini menggunakan prinsip Mudharabah Al Mutlaqoh, yaitu anda sebagai pemilik dana atau shahibul maal, sedang BMT Amanah Ummah sebagai pengelola atau mudharib yang akan mengelola atau menginvestasikan dana Anda dalam bentuk pembiayaan kepada usaha-usaha produktif, halal dan Jangka

waktu (Th)

Simpanan

per Bulan Total Simpanan

Perkiraan Bagi Hasil

Total Simpanan dan Bagi hasil

[image:69.595.107.519.155.488.2]

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 600.000 1.200.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000 4.200.000 4.800.000 5.400.000 6.000.000 6.600.000 7.200.000 7.800.000 8.400.000 9.000.000 46.796,69 188.719,00 439.757,25 815.959,32 1.335.733,30 2.020.194,57 2.893.564,02 3.983.624,72 5.322.245,89 6.945.983,78 8.896.771,05 11.222.707,48 13.978.966,98 17.228.837,97 21.044.916,85 646.796,69 1.388.719,00 2.239.757,25 3.215.959,32 4.335.733,30 5.620.194,57 7.093.564,02 8.783.624,72 10.722.245,89 12.945.983,78 15.496.771,05 18.422.707,48 21.778.966,98 25.628.837,97 30.044.916,85 Tabel 3.1

(70)

commit to user

57 sesuai prinsip syariah. Bagi hasil dihitung sesuai dengan pendapatan yang diperoleh BMT Amanah ummah.

Ketentuan menjadi nasabah simpanan haji mabrur sebagai berikut : a) Mengisi formulir keanggotaan.

b) Mengisi formulir pembukaan rekening simpanan haji mabrur. c) Foto copy KTP/identitas diri.

Manfaat simpanan ini antara lain :

a) Bebas merencanakan kapan ibadah haji yang anda inginkan. b) Setoran yang ringan membantu mewujudkan keinginan

menunaikan ibadah haji anda.

c) Simpanan anda dikelola dan disalurkan dengan menggunakan prinsip syariah.

d) Insya Allah menambah keberkahan rezeki anda karena dana hanya. disalurkan untuk usaha-usaha yang sangat jelas kehalalannya.

(71)

commit to user

58 Adapun proyeksi simpanan dengan uang muka dan tanpa uang muka.

Tabel 3.2

Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil Tanpa Uang Muka

[image:71.595.151.515.220.583.2]

Jangka Waktu (Th) Simpanan per Bulan Total Simpanan Perkiraan Bagi Hasil Jumlah Simpanan dan Bagi Hasil 3 4 5 6 685.000 485.000 365.000 290.000 24.660.000 23.280.000 21.900.000 20.880.000 6.325.000 8.329.000 10.286.000 12.392.000 30.985.000 31.609.000 32.186.000 33.272.000 Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009

Tabel 3.3

Proyeksi Simpanan dan Bagi Hasil Dengan Uang Muka

Uang Muka

Jangka Waktu Perkiraan Jumlah Simpanan

dan Bagi hasil

1 2 3 4 5

5.000.000 7.500.000 10.000.000 12.500.000 15.000.000 17.500.000 20.000.000 2.050.000 1.825.000 1.600.000 1.380.000 1.155.000 940.000 725.000 925.000 800.000 680.000 565.000 450.000 325.000 200.000 550.000 460.000 380.000 295.000 210.000 105.000 40.000 360.000 295.000 225.000 160.000 90.000 250.000 195.000 135.000 90.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009

6) Simpanan Qurban adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi individu atau kelompok untuk memperoleh pembelian hewan qurban, dengan proyeksi simpanan tidak ditentukan. Dengan penarikan pada waktu menjelang Hari Raya Idul Adha.

(72)

commit to user

59 a) Simpanan Qurban adalah simpanan yang dirancang khusus

untuk persiapan qurban pada tahun yang diinginkan.

b) Jumlah uang yang disetorkan tetap, misal : 100.000 per bulan selama 1 tahun.

c) Menggunakan aqad wadiah yad dhomanah (titipan).

d) Jumlah yang disetor dan jangka waktu berdasarkan kesepakatan antara anggota dan BMT Amanah Ummah. Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :

a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening. b) Membantu memprogramkan keuangan secara terencana

untuk persiapan ibadah qurban. c) Lebih ringan karena bisa diangsur.

d) Simpanan Anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas antar jemput.

e) BMT Amanah Ummah siap menyalurkan hewan qurban Anda untuk daerah-daerah miskin dan qurban bencana alam.

f) Pengadaan hewan qurban bisa dilakukan sendiri atau oleh BMT Amanah Ummah tergantung permintaan.

(73)

commit to user

60 diperuntukkan bagi mahasiswa atau pelajar. Prinsip simpanan ini sebagai berikut :

a) Simpanan yang setorannya dilakukan secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang diperjanjikan, missal : 2 tahun atau melanjutkan sekolah atau menjelang wisuda. b) Jumlah uang yang disetorkan tetap, misal : 100.000 per

bulan selama 3 tahun

c) Menggunakan aqad mudharabah dengan nisbah 30 % untuk anggota dan 70 % untuk BMT Amanah Ummah. d) Simpanan dana amanah wisuda adalah simpanan

pendidikan.

e) Jumlah yang disetor dan jangka waktu berdasarkan kesepakatan antara anggota dan BMT Amanah Ummah. Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain : a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening. b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada

usaha/produk yang jelas kehalalannya.

c) Membantu memprogramkan keuangan secara terencana untuk persiapan pendidikan

Gambar

Tabel 3.1 Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMT
Struktur Organisasi BMT Gambar 2.2 Perdagangan
Gambar 2.2  Bagan alur penyaluran dana UJKS Koperasi Syari’ah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinyatakan sebagai Pemenang LKS Tingkat Provinsi bidang lomba IT Network Systems Administration dalam tahun 2018 atau yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan bagi peternak di Desa Pesedahan dan Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem bendaknya peternak memperbaiki kelemahan dan

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan memiliki 8 (delapan) kegiatan yaitu: (1)

1) Pemerintah Portugis telah mengakui (pada 7 Mei 1975) prinsip hak untuk merdeka bagi rakyat Timor Timur, sesuai dengan pernyataan Semesta Hak Asasi Manusi dan Piagam PBB. 2)

Dari hasil penelitian ini, maka dibuatlah aplikasi berbasis data warehouse yang mampu mengolah dan menampilkan data menjadi informasi yang rinci, jelas, terintegrasi, historis,

Pada produk handphone sendiri memiliki siklus hidup produk (product live cycle) yang cepat, hal ini dibuktikan dari minat konsumen yang tinggi terhadap produk

Orang Asmat sangat tergantung pada kekuatan roh-roh leluhur dan kekuatan gaib. Para roh leluhur diyakini dapat memberi perhndungan dan kelimpahan hidup. Sebahknya, apabila para roh